Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
EDUCATION AS A PRODUCTION FUNCTION OF HUMAN RESOURCES PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU FUNGSI PRODUKSI SUMBER DAYA MANUSIA Oleh : Dedy Ahmad Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI Email :
[email protected]
Abstrak. Manusia sebagai salah satu faktor produksi perlu mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mampu melaksanakan rangkaian kegiatan yang berhubungan den gan sasaran dan tujuan yang ingin di capai oleh suatu organisasi/institusi. Pengetahuan da n keterampilan tersebut hanya akan diperoleh melalui suatu proses pendidikan. Pendekatan tingkat pengembalian dari hasil pendidikan (rate of return approach), mengung kap bahwa penghasilan orang berpendidikan berasal dari investasi pendidikan, dan karena n ya menilai penghasilan dianggap sebagai produk pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses produksi bagi sumber daya manusia yang mengharapkan untuk mempunyai bekal pe ngetahuan dan keterampilan untuk menunjang pertumbuhan perekonomian bagi bangsanya di masa yang akan datang. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pe ndekatan kualitatif, dimana pembahasan kajian ini menggunakan bentuk desk study. Pendidi kan dapat dipandang sebagai suatu fungsi produksi bagi pembangunan sumber daya manusi a, karena dengan mengikuti proses pendidikan manusia akan mempunyai pengetahuan, kete rampilan, dan keahlian sesuai dengan apa yang diharapkannya. Hal tersebut merupakan suat u investasi bagi diri manusia itu sendiri untuk dapat tumbuh dan berkembang secara totalita s dalam rangka pembangunan dalam berbagai aspek kepentingan hidup baik untuk pribadin ya maupun secara nasional dan internasional. Kata Kunci : Fungsi Produksi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Human Investment Abstract. As one of production factors, man has to manage to have knowledge and skills. That way, the power to accomplish a series of activities relating to aims and goals of an organization can be achieved. The knowledge and skills aformentioned are gained through a merely process of education. The rate of return approach as a result of the process reveals that an income of an educated man derives from educational institution, and therefore measuring one's income is considered as a product of education. A set of education proves to be a process of production fir human resources expecting to an entity of knowledge and skills to support economic growth for the nation in years to come.The method of this research is decription method. Keywords : Production Function, Economic Growth, Human Investment
1.
PENDAHULUAN
nufaktur) untuk dijadikan acuan dalam
Pembangunan suatu bangsa tidak b
membangun masyarakatnya agar dapat
isa hanya memfokuskan pada bidang-bi
hidup tumbuh dan berkembang untuk m
dang yang sifatnya materil (Industri Ma
ampu bertahan seiring dengan perubaha
105 Pendidikan Dipandang Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
n-perubahan dalam berbagai sektor keh
i/institusi. Pengetahuan dan keterampila
idupan.
n tersebut hanya akan diperoleh melalui
Pendidikan dapat dikatakan sebaga
suatu proses pendidikan.
i sebuah produksi karena berhubungan d
Cohn (1979:3), mengemukakan def
engan proses transformasi dari input ya
inisi ekonomi pendidikan sebagai suatu
itu sumber daya manusia dan sumber-su
kegiatan mengenai bagaimana manusia
mber bersifat fisik lainnya, menjadi kel
dan masyarakat memilih, dengan atau t
uaran (output) yang berupa bertambahn
anpa uang, untuk memanfaatkan sumbe
ya pengetahuan, dimana hasil dari prose
rdaya produktif yang langka untuk men
s pendidikan bagi seseorang akan mem
ciptakan bebagai jenis pelatihan, penge
berikan nilai tambah, baik untuk kesena
mbangan pengetahuian, keterampilan, p
ngan maupun sebagai investasi.
ikiran, watak dan lain-lain, terutama me
Berkenaan dengan hal tersebut, dal
lalui sekolah formal dalam suatu jangka
am dunia pendidikan yang dilihat dari s
waktu dan mendistribusikanya, sekaran
udut pandang ekonomi berfokus pada s
g dan kelak, di kalangan masyarakat. In
umber daya manusia sebagai penggerak
tinya, ekonomi pendidikan berkaitan de
dan pelaksana atau pengatur dan yang d
ngan
iatur dalam menjalankan suatu proses p
1.
Proses pelaksanaan pendidikan
roduksi dalam pendidikan untuk menun
2.
Distribusi pendidikan di kalang
jang pertumbuhan ekonomi.
an individu dan kelompok yang
Dilihat dari sudut pandang ekonom i pendidikan, proses pendidikan tersebu
memerlukan 3.
Biaya yang dikeluarkan oleh ma
t seharusnya mengacu kepada kebutuha
syarakat atau individu untuk keg
n di masa yang akan datang untuk dapat
iatan pendidikan dan jenis kegi
menopang pembangunan manusia yang
atan apa yang dibutuhkan.
akan berdampak pada peningkatan pere
Berkenaan dengan hal tersebut, dal
konomian. Manusia sebagai salah satu f
am proses pendidikan memerlukan seju
aktor produksi perlu mempunyai penget
mlah sumber daya lainnya disamping te
ahuan dan keterampilan untuk mampu
naga kerja (manusia), yaitu lahan dan m
melaksanakan rangkaian kegiatan yang
odal. Lahan yang dimaksud disini adala
berhubungan dengan sasaran dan tujuan
h merupakan suatu arena atau tempat ya
yang ingin di capai oleh suatu organisas
ng dapat dijadikan sarana dan prasana u
106 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
ntuk melaksanakan proses pendidikan y
mpilan untuk menunjang pertumbuhan
ang mampu menciptakan hasil pendidik
perekonomian bagi bangsanya di masa
an yang sesuai dengan harapan masyara
yang akan datang.
kat pengguna pendidikan.
1.
Sedangkan modal, dapat berupa ua
Konsep Pendidikan Sebagai F ungsi Produksi Sumber Daya
ng atau sumber daya manusia yang me
Manusia
mpunyai kualitas tertentu sesuai dengan
Berdasarkan Pendekatan Residu
kebutuhan dalam meningkatkan proses
al terhadap industri pendidikan, yait
pendidikan yang mampu untuk mencipt
u menghitung sumbangan-sumbang
akan hasil proses pendidikan berkualita
an dari faktor modal, input tenaga k
s. Proses pendidikan dapat dikatakan se
erja, dan sumber-sumber fisik kepad
bagai suatu proses produksi yang akan
a pertumbuhan produksi. Dan apapu
menciptakan atau membentuk manusia
n sisa keuntungan yang tertinggal (r
untuk mempunyai pengetahuan dan ket
esidu) dianggap berasal dari "faktor
erampilan yang nantinya akan dibutuhk
manusia". Sejumlah studi yang men
an di dalam kehidupannya untuk memp
ggunakan pendekatan ini, menunjuk
eroleh kehidupan yang layak sesuai kei
kan bahwa sebagian besar pertumbu
nginan yang diharapkannya
han dalam produksi di negara-negar
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
a industri selama separuh abad terah
agar pembahasannya lebih terfokus sesu
ir tidak dapat ditrangkan oleh input
ai dengan judul yang telah ditetapkan p
modal fisik, output per orang/jam, a
erlu dirumuskan pembahasannya, yaitu
tau sumber daya alam. Namun, bagi
sebagai berikut : "Bagaimana pendidika
an yang utama tersebut ternyata har
n sebagai fungsi produksi sumber daya
us dianggap disebabkan oleh faktor
manusia untuk mendukung pertumbuha
sumber daya manusia (SDM) yang t
n ekonomi suatu bangsa?"
erdidik.
Adapun maksud dari penulisan ini a
Bank Dunia (2002:3-12) menu
dalah memberikan penjelasan yang berk
njukkan kontribusi pendidikan, sec
enaan dengan pendidikan merupakan se
ara relatif terhadap pertumbuhan ek
buah proses produksi bagi sumber daya
onomi dengan tingkat variasi yang
manusia yang mengharapkan untuk me
beragam. Di kawasan Amerika Uta
mpunyai bekal pengetahuan dan ketera
ra, persentase kontribusi per tahun
107 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
cukup tinggi, yakni 25,0 persen di
erpendidikan ‘lebih' dengan peghas
Amerika Serikat dan 15 persen di K
ilan orang yang berpendidikan ‘kur
anada. Sementara di kawasan Erop
ang'. Maka perbedaan-perbedaan d
a yang tertinggi mencapai 14,0 pers
alam penghasilan itulah (sesudah d
en di Belgia dan 12,0 persen di Ing
iukur dengan analisa "cost benefit")
gris; namun ada juga yang amat ke
, dinyatakan sebagai prosentase ke
cil seperti di Jerman dan Yunani, m
untungan investasi dalam pendidik
asing-masing 2,0 persen dan 3,0 pe
an, baik untuk perorangan maupun
rsen. Adapun di kawasan Amerika
untuk masyarakat secara keseluruh
Latin, persentase tertinggi mencapa
an. Pengukuran dengan analisis cos
i 16,5 persen di Argentina, 6,0 pers
t benefit itu hampir tanpa kecuali m
en di Honduras, dan yang paling re
enunjukkan bahwa dari sudut produ
ndah yakni hanya 0,8 persen di Me
ktivitas, keuntungan dari pengeluar
ksiko. Sedangkan di kawasan Asia,
an pendidikan sama tingginya, dan
juga terbilang relatif tinggi yakni 1
bahkan lebih tinggi dengan keuntun
5,9 persen di Korea Selatan, 14,7 d
gan investasi di bidang lainnya.
i Malaysia, dan 10,5 persen di Filip
Jenis-jenis analisis ekonomi te
ina. Kecuali di Jepang yang hanya
ntang pendidikan menunjukan pent
3,3 persen. Demikian pula di kawa
ingnya peranan pendidikan dalam p
san Afrika seperti Ghana, Nigeria, d
ertumbuhkan ekonomi nasional sua
an Kenya, masing-masing 23,2 per
tu bangsa. Analisa seperti ini juga c
sen, 16,0 persen, dan 12,4 persen.
ondong untuk menampilkan bebera
Pendekatan tingkat pengembal
pa bukti yang menyarankan bahwa
ian dari hasil pendidikan (rate of r
pendidikan adalah satu di antara sy
eturn approach), mengungkap bah
arat-syarat utama untuk mencapai t
wa penghasilan orang berpendidika
ahap pertumbuhan mandiri yang be
n berasal dari investasi pendidikan,
rkelanjutan (self sustaining growth)
dan karenannya menilai penghasila
yang dianggap sangat penting di ne
n dianggap sebagai produk pendidi
gara-negara yang sedang berkemba
kan. Konsekuensi ekonomi dari pe
ng. Bahkan untuk mencapai nilai p
ndidikan dipelajari dengan memba
enuh dari investasi dalam modal rii
ndingkan penghasilan orang yang b
l, investasi dalam pendidikan dipan
108 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
dang faktor sangat vital mengingat
ampuan dalam memanfaatkan tekn
modal riil itu harus didukung oleh i
ologi demi kemajuan ditingkat sosi
nvestasi yang cukup dalam pendidi
al dan ekonomi. Karena manfaatny
kan.
a yang begitu luas dan dapat meres Analisis Bank Dunia juga men
ap ke berbagai bidang, maka invest
unjukkan bahwa investasi di bidang
asi pendidikan seyogyanya harus m
pendidikan dapat memberi keuntun
enjadi perhatian pemerintah dan m
gan ekonomi yang relatif tinggi seb
asyarakat. Proses pengetahuan dan
agaimana terlihat dalam social rate
keterampilan melalui pendidkan bu
of return. Bahwa hasil yang diperol
kan merupakan bentuk konsumsi se
eh atau keuntungan ekonomi yang
mata-mata, akan tetapi merupakan
didapat itu lebih besar dibandingka
investasi (Human invesment). Nila
n ongkos yang dikeluarkan. Pengal
i modal manusia (Human Capital) s
aman di negara-negara sedang berk
uatu bangsa tidak hanya ditetukan o
embang memperlihatkan, bahwa ra
leh jumlah populasi penduduk atau
ta-rata rate of return modal manusi
tenaga kerja kasar (Labour Intesif),
a (human capital) itu lebih tinggi d
tetapi sangat ditentukan oleh tenag
ibandingkan dengan modal fisik (p
a kerja intelektual (Brain intensif).
hysical capital). Hal ini menunjukk
Smith (1776:15) pakar ekonomi kla
an bahwa investasi di bidang pendi
sik mengakui bahwa pendidikan da
dikan akan membuat suatu bangsa
n pelatihan akan dapat meningkatk
menjadi lebih produktif, karena aku
an pengetahuan dan keahlian yang
mulasi pengetahuan dan peningkata
pada gilirannya dapat meningkatka
n keterampilan, yang pada gilirann
n produktifitas kerja. Ia mengataka
ya dapat meningkatkan kesejahtera
n bahwa kesejahteraan dan kekayaa
an masyarakatnya. Dengan melihat
n suatu bangsa sangat tergantung k
data tersebut dapat dikatakan bahw
epada keunggulan intelegensia dan
a investasi di bidang pendidikan m
intelektual.
empunyai makna sangat positif, unt
Investasi sebagai konsep umu
uk mendorong pembangunan ekon
m dapat diartikan sebagai upaya un
omi suatu negara.
tuk meningkatkan daya nilai tamba
Pendidikan meningkatkan kem
h barang ataupun jasa dikemudian h
109 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
ari dengan mengorbankan nilai kon
g persamaan kesempatan (PBB,199
sumsi sekarang (Cohn, 1879:34). In
3), Konferensi Dunia tentang pendi
vestasi dalam bidang sumber daya
dikan kebutuhan khusus (UNESCO
manusia (SDM) memiliki konsep y
,l994) yang melahirkan pernyataan
ang tidak jauh dengan konsep inves
SALAMANCA tentang pendidikan
tasi, dimana manusia juga dapat dia
INKLUSI lebih dari cukup untuk b
nggap sebagai suatu entitas yang ni
icara. Berbagai deklarasi tersebut, b
lainya bisa berkembang dikemudia
agi Indonesia sepertinya tidak mem
n hari melalui suatu proses pengem
bawa perubahan yang berari. Semu
bangan nilai seperti peningkatan si
anya sepertinya masih memprihatin
kap, perilaku, wawasan, keahlian d
kan. Gambaran data yang dipunyai
an keterampilan manusia dimana ni
belum cukup untuk dijadikan infor
lai-nilai tersebut merupakan subjek
masi yang akurat sebagai bahan me
dari konsepsi SDM atau ‘'Human
mbuat kebijakan. Memang, data ten
Capital''. Pengembangan SDM dap
tang pendidikan di negara kita juga
at dilakukan melalui pendidikan da
sangat miskin, sehingga bisa dime
n pelatihan pada berbagai jenjang d
ngerti bila kebijakan pendidikan ku
an jalur, sumber daya manusia itu b
rang menyentuh permasalahan sebe
ernilai jika kemampuan, keterampil
narnya. Apalagi diharapkan pada u
an dan pengetahuan yang dimiliki s
paya memecahkan masalah-masala
esuai dengan kebutuhan hidup dan
h pendidikan di daerah dan pelosok
sektor pembangunan yang member
-pelosok negeri. Kerangka Aksi D
ikan keuntungan, baik kepada indiv
akar (KAD) yang diadopsi pada Fo
idu atau masyarakat.
rum Pendidikan Dunia (Dakar, Sine
Besarnya perhatian duania terh
gal 26-28 April 2000) meminta pem
adap pendidikan, bisa kita simak da
erintah agar memastikan bahwa tuj
ri pernyataan yang tertuang dalam
uan-tujuan dan target-target Pendid
Deklarasi HAM (PBB, 1948), Kon
ikan Untuk Semua (PUS) dapat ter
vensi Hak Anak (PBB, l989), Konf
capai pada Tahun 2015). Sebagai a
erensi Dunia (Thailand, l990) telah
nggota UNESCO Indonesia telah b
menyepakati Pendidikan Untuk Se
ersepakat dengan target PUS 2015,
mua; Aturan standard dunia tentan
sehingga diperlukan kerjasama seri
110 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
us semua pihak.
enggunakan metode deskriptif deng
Pada pendekatan korelasi men
an pendekatan kualitatif, dimana pe
ggunakan perbandingan antar nega
mbahsan kajian ini menggunakan b
ra dengan menghubungkan sejumla
entuk desk study. Hal tersebut dilak
h petunjuk kegiatan pendidikan den
ukan karena berangkat dari permasa
gan sejumlah petunjuk kegiatan ek
lahan dalam lingkungan peristiwa y
onomi. Harbison dan Myers (1964:
ang telah maupun sedang berlangsu
24) misalnya menyelidiki hubunga
ng dan bisa diamati serta diverifikas
n natara proporsi pendidikan forma
i secara nyata pada saat berlangsung
l dengan pendapatan nasional per k
nya penulisan kajian ini.
apita di 75 negara. Hasil-hasilnya m enunjukkan korelasi yag tinggi pad
2.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a semua tingkatan pendidikan. Pad
1. Pendidikan Sebagai Fungsi Pr
a tingkatan pendidikan menengah d
oduksi Sumber Daya Manusia
an pendidikan tinggi korelasi itu le
Untuk Mendukung Pertumbu
bih tinggi daripada di tingkatan pen
han Ekonomi Suatu Bangsa
didikan rendah. Boman dan Anders
Penegasan tentang proses produ
on (1965:56) yang juga membuat p
ksi pendidikan dipandang sebagai s
erbandingan antara pendapatan nas
uatu asumsi, bahwa pendidikan aka
ional dan tingkatan pendidikan di s
n menghasilkan keluaran (output) su
ejumlah negara, menyarankan bah
mber daya manusia/tenaga kerja yan
wa meskipun ada korelasi posisif a
g produktif akibat adanya interaksi a
ntara tingkat atau penyebaran pend
ntara pihak departemen dan dosen d
idikan dan tingkat pertumbuhan ek
engan mahasiswa sebagai input, dal
onomi, hubungan itu tidak pasti, tet
am prosesnya semua komponen ters
api fleksibel.
ebut saling berinteraksi dan mengga
Metodologi Penelitian
li setiap unsur-unsur yang ada dalam
Kajian ini terkait dengan hasil p
setiap input hal ini terjadi karena set
enelitian yang telah dilakukan oleh
iap komponen input tersebut memili
beberapa peneliti sebelumnya dan h
ki kompetensi, pengetahuan, dan ke
asil temuan empiris yang terjadi dila
terampilan yang memadai. Sumber
pangan. Oleh karena itu kajian ini m
daya manusia (Tenaga kerja) terdidi
111 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
k dengan kualitas yang memadai me
ak akan menerima manfaat bagi per
rupakan faktor determinan bagi pen
tumbuhan ekonomi. Karena, pendid
ingkatan kapasitas produksi, sehing
ikan akan memperlambat terjunnya
ga memberikan stimulasi bagi pertu
kaum muda ke dalam penduduk akti
mbuhan ekonomi, tenaga kerja yang
f berproduksi, bahkan mungkin aka
terdidik tersebut semula berasal dari
n berarti pengurangan dalam besarn
hasil proses pendidikan yang mamp
ya investasi produktif. Tetapi dalam
u mengantisipasi kebutuhan untuk p
jangka panjang, hasil perluasan pro
erkembangan zaman. Jadi nilai ekon
duksi pendidikan ini akan menerima
omi pendidikan itu terletak pada su
manfaat dengan meningkatnya juml
mbangannya dalam menyediakan at
ah orang muda yang terdidik dan ter
au memasok tenaga-tenaga kerja ter
latih dengan baik. Ini lambat-laun a
didik, terampil, berpengetahuan, da
kan merubah struktur intelektual da
n berkompetensi tinggi sehingga leb
n vokasional penduduk. Keterampil
ih produktif. Lebih dari itu, pendidi
an yang lebh tinggi dari pada pendu
kan dapat mengembangkan visi dan
duk aktif akan memungkinkan peni
wawasan tentang kehidupan yang m
ngkatan teknik-teknik produksi dan
aju di masa depan, serta menanamk
pertumbuhan ekonomi yang mantap
an sikap mental dan etos kerja tingg
.
i. Kedua hal tersebut, secara psikolo
Apabila proses pendidikan dipa
gis, akan melahirkan energi yang da
ndang sebagai suatu investasi dan n
pat mendorong dan menggerakkan k
egara memungkinkan menanam mo
erja-kerja produktif untuk mencapai
dal dalam pembangunan pendidikan
kemajuan di masa depan. Tenaga ke
, maka pandangan pendidikan dapat
rja terdidik akan berpengaruh lebih s
menyumbang kepada pertumbuhan
ignifikan lagi bila disertai penguasa
ekonomi tidak dapat dibantah. Tetap
an teknologi, untuk mencapai apa y
i yang belum jelas ialah apakah bela
ang disebut dengan keunggulan kom
nja pendidikan mengikuti atau mend
petitif (competitive excellence).
ahului pertumbuhan ekonomi? Den
Dalam jangka pendek, proses pr
gan demikian, walaupun pengetahu
oduksi pendidikan akan banyak men
an tentang sumbangan yang erat dar
ghabiskan biaya yang tinggi, dan tid
i industri pendidikan kepada pertum
112 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
buhan ekonomi masih belum mema
ertiban masyarakat, baik dari aspek
dai, namun cukup bukti sejarah yan
individu, sosial, maupun ekonomi.
g menunjukkan bahwa pendidikan d
Diakui bahwa menghitung biaya ya
apat membantu secara berarti kepad
ng dikeluarkan untuk pendidikan da
a meningkatnya daya produksi, sehi
lam arti luas, sukar dikalkulasikan s
ngga dapat membangkitkan pertum
ecara matematika sebab setiap pend
buhan ekonomi yang dalam jangka
idikan yang didapat oleh seseorang
panjang sangat memperbesar kesem
dibiayai oleh orang yang mendapatk
patan kerja. Pendidikan juga menin
an pendidikan, masyarakat dan nega
gkatkan mobilitas tenaga kerja sehin
ra. Demikian pula dengan keuntung
gga akan menghilangkan penghalan
an yang didapatkan karena seseoran
g-penghalang pertumbuhan ekonom
g yang mendapatkan pendidikan, su
i.
lit dihitung keuntungannya, tetapi d Pendidikan dan operasionalnya t
idak terlepas dari biaya. Biaya pend
apat dirasakan oleh individu yang m endapatkan pendidikan.
idikan yang di keluarkan oleh peme
Kita akui bahwa sumber daya m
rintah, masyarakat maupun orang tu
anusia (SDM) yang berkualitaslah y
a (keluarga) untuk menghasilkan pe
ang akan bersaing dengan negara-ne
ndidikan atau pun membeli pendidi
gara lain dalam berbagai bidang, kh
kan bagi karyawan atau anaknya ha
ususnya ilmu pengetahuan dan tekn
rus dipandang sebagai investasi. Ua
ologi, untuk memacu produktivitas
ng yang di keluarkan di bidang pend
SDM. Pendidikan menjadikan SDM
idikan sebagai investasi pada period
lebih bisa mengerti dan siap dalam
e tertentu, dimasa akan datang harus
menghadapi perubahan di lingkunga
mendapatkan penghasilan/keuntun
n kerja. Tidaklah heran, kiranya apa
gan (benefit) atau manfaat, baik dal
bila negara yang memiliki pendudu
am bentuk uang (finansial) maupun
k dengan tingkat pendidikan yang le
non finansial. Dalam bentuk uang s
bih tinggi akan mempunyai tingkat
ebagai balas jasa atau produktifitas t
pertumbuhan ekonomi yang lebih p
enaga kerja dan bentuk non finansia
esat.
l berupa nilai-nilai, seperti meningk
Tugas berat ‘Sektor Pendidikan'
atkan kesehatan, keamanan atau ket
yang dihadapi dewasa ini sebenarny
113 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
a telah disinyalir oleh Coomb (The
ikan yang patut diupayakan ialah m
World Educational Crisis, 1968:7-9
ereformasi basis pendidikan yang b
) yang mengemukakan bahwa krisis
erorientasi pada prioritas pendidika
yang melanda dunia pendidikan kar
n investatif tanpa meninggalkan pen
ena muncul ketidakseimbangan pera
didikan yang bersifat konsumtif. De
n. Namun apakah krisis moneter jug
ngan demikian pelayanan pendidik
a berpengaruh pada perkembangan
an dan pelatihan pada setiap jenis, j
dunia pendidikan di Indonesia dan
enjang dan jalur pendidikan, sudah s
masih relevan dengan apa yang disi
emestinya meliputi seluruh kompon
nyalir Coomb? Sinyalemen Coomb
en kebutuhan, keinginan dan harapa
menganggap bahwa krisis pendidika
n bangsa dan menyentuh langsung s
n disebabkan oleh empat faktor: Per
endi-sendi kehidupan masyarakat. D
tama, 'the increase in popular aspir
ari sudut pandang pembangunan ek
ations for education', yang ditandai
onomi, boleh saja dibedakan antara
oleh tumbuh kembangnya sekolah-s
pendidikan yang menambah kemam
ekolah dan universitas di mana-man
puan berproduksi (investasi) dengan
a; Kedua, 'the acute scarsity of the r
pendidikan yang tidak (konsumtif).
esources', yang ditandai oleh kurang
Keduanya sangat dibutuhkan dalam
responsifnya sistem pendidikan terh
pembangunan masyarakat. Memang
adap kebutuhan masyarakat secara
benar, pada umumya orang memand
menyeluruh; Ketiga, 'the inherent in
ang pendidikan sebagai jembatan ke
nertia of educational system', yang d
jenjang pekerjaan atau karier. Artiny
itandai oleh mengapa pendidikan se
a, tekanan-tekanan sosial dan politik
lalu terlambat berantisipasi untuk m
terhadap pendidikan itu didorong ol
enyesuaikan diri terhadap hal-hal di
eh motivasi ekonomi. Karena itu, da
luar dunia pendidikan; Keempat, 'th
ri sudut pandang pembangunan ekn
e innertia of sociaties themselves', h
omi, pendidikan untuk maksud-mak
al-hal seperti sikap tradisional, 'pres
sud produksi mempunyai prioritas y
tige and incentive pattern' menghal
ang tinggi.
angi optimasi upaya meningkatkan t
2. Strategi Ekonomi Pendidikan
enaga kerja pembangunan. Dengan demikian, proses pendid
Yang Perlu Diterapkan Dalam Upaya Meningkatkan Mutu P
114 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
endidikan
ong untuk menampilkan beberapa b
Pendekatan tingkat pengembalia
ukti yang menyarankan bahwa pend
n dari hasil pendidikan (rate of retu
idikan adalah satu di antara syarat-s
rn approach), mengungkap bahwa p
yarat utama untuk mencapai tahap p
enghasilan orang berpendidikan ber
ertumbuhan mandiri yang berkelanj
asal dari investasi pendidikan, dan k
utan (self sustaining growth) yang d
arenannya menilai penghasilan dian
ianggap sangat penting di negara-ne
ggap sebagai produk pendidikan. K
gara yang sedang berkembang. Bah
onsekuensi ekonomi dari pendidika
kan untuk mencapai nilai penuh dar
n dipelajari dengan membandingkan
i investasi dalam modal riil, investa
penghasilan orang yang berpendidik
si dalam pendidikan dipandang fakt
an ‘lebih' dengan peghasilan orang y
or sangat vital mengingat modal riil
ang berpendidikan ‘kurang'. Maka p
itu harus didukung oleh investasi ya
erbedaan-perbedaan dalam penghas
ng cukup dalam pendidikan.
ilan itulah (sesudah diukur dengan a
Analisis Bank Dunia juga menu
nalisa "cost benefit"), dinyatakan se
njukkan bahwa investasi di bidang p
bagai prosentase keuntungan invest
endidikan dapat memberi keuntunga
asi dalam pendidikan, baik untuk pe
n ekonomi yang relatif tinggi sebag
rorangan maupun untuk masyarakat
aimana terlihat dalam social rate of
secara keseluruhan. Pengukuran den
return. Bahwa hasil yang diperoleh
gan analisis cost benefit itu hampir t
atau keuntungan ekonomi yang dida
anpa kecuali menunjukkan bahwa d
pat itu lebih besar dibandingkan ong
ari sudut produktivitas, keuntungan
kos yang dikeluarkan. Pengalaman d
dari pengeluaran pendidikan sama ti
i negara-negara sedang berkembang
ngginya, dan bahkan lebih tinggi de
memperlihatkan, bahwa rata-rata ra
ngan keuntungan investasi di bidang
te of return modal manusia (human
lainnya.
capital) itu lebih tinggi dibandingka
Jenis-jenis analisis ekonomi tent
n dengan modal fisik (physical capi
ang pendidikan menunjukan penting
tal). Hal ini menunjukkan bahwa in
nya peranan pendidikan dalam pertu
vestasi di bidang pendidikan akan m
mbuhkan ekonomi nasional suatu b
embuat suatu bangsa menjadi lebih
angsa. Analisa seperti ini juga cond
produktif, karena akumulasi penget
115 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
ahuan dan peningkatan keterampila
ktifitas kerja. Ia mengatakan bahwa
n, yang pada gilirannya dapat menin
kesejahteraan dan kekayaan suatu b
gkatkan kesejahteraan masyarakatn
angsa sangat tergantung kepada keu
ya. Dengan melihat data tersebut da
nggulan intelegensia dan intelektual
pat dikatakan bahwa investasi di bid
.
ang pendidikan mempunyai makna s
Investasi sebagai konsep umum
angat positif, untuk mendorong pem
dapat diartikan sebagai upaya untuk
bangunan ekonomi suatu negara.
meningkatkan daya nilai tambah bar
Pendidikan meningkatkan kema
ang ataupun jasa dikemudian hari d
mpuan dalam memanfaatkan teknol
engan mengobankan nilai konsumsi
ogi demi kemajuan ditingkat sosial
sekarang (Cohn, 1879:21-24). Inves
dan ekonomi. Karena manfaatnya y
tasi dalam bidang sumber daya man
ang begitu luas dan dapat meresap k
usia (SDM) memiliki konsep yang t
e berbagai bidang, maka investasi p
idak jauh dengan konsep investasi, d
endidikan seyogyanya harus menjad
imana manusia juga dapat dianggap
i perhatian pemerintah dan masyara
sebagai suatu entitas yang nilainya b
kat. Proses pengetahuan dan ketera
isa berkembang dikemudian hari me
mpilan melalui pendidikan bukan m
lalui suatu proses pengembangan ni
erupakan bentuk konsumsi semata-
lai seperti peningkatan sikap, perila
mata, akan tetapi merupakan invest
ku, wawasan, keahlian dan keteram
asi (Human invesment). Nilai moda
pilan manusia dimana nilai-nilai ter
l manusia (Human Capital) suatu ba
sebut merupakan subjek dari konsep
ngsa tidak hanya ditetukan oleh jum
si SDM atau ‘'Human Capital''. Pen
lah populasi penduduk atau tenaga k
gembangan SDM dapat dilakukan m
erja kasar (Labour Intesif), tetapi sa
elalui pendidikan dan pelatihan pad
ngat ditentukan oleh tenaga kerja in
a berbagai jenjang dan jalur, sumber
telektual (Brain intensif). Adam Sm
daya manusia itu bernilai jika kema
ith (1776:56) pakar ekonomi klasik
mpuan, keterampilan dan pengetahu
mengakui bahwa pendidikan dan pe
an yang dimiliki sesuai dengan kebu
latihan akan dapat meningkatkan pe
tuhan hidup dan sektor pembanguna
ngetahuan dan keahlian yang pada g
n yang memberikan keuntungan, ba
ilirannya dapat meningkatkan produ
ik kepada individu atau masyarakat.
116 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
Pendidikan dan operasionalnya t
annya, tetapi dapat dirasakan oleh in
idak terlepas dari biaya atau monete
dividu yang mendapatkan pendidika
r. Biaya pendidikan yang di keluark
n.
an oleh pemerintah, masyarakat ma
Besarnya perhatian dunia terhad
upun orang tua (keluarga) untuk me
ap pendidikan, bisa kita simak dari p
nghasilkan pendidikan atau pun me
ernyataan yang tertuang dalam Dekl
mbeli pendidikan bagi karyawan ata
arasi HAM (PBB, 1948), Konvensi
u anaknya harus dipandang sebagai
Hak Anak (PBB, l989), Konferensi
investasi. Uang yang di keluarkan d
Dunia (Thailand, l990) telah menye
i bidang pendidikan sebagai investa
pakati Pendidikan Untuk Semua; A
si pada periode tertentu, dimasa aka
turan standard dunia tentang persa
n datang harus mendapatkan pengh
maan kesempatan (PBB,1993), Kon
asilan/keuntungan (benefit) atau ma
ferensi Dunia tentang pendidikan ke
nfaat, baik dalam bentuk uang (fina
butuhan khusus (UNESCO,l994) ya
nsial) maupun non finansial. Dalam
ng melahirkan pernyataan SALAM
bentuk uang sebagai balas jasa atau
ANCA tentang pendidikan INKLUS
produktifitas tenaga kerja dan bentu
I lebih dari cukup untuk bicara. Ber
k non finansial berupa nilai-nilai, se
bagai deklarasi tersebut, bagi Indon
perti meningkatkan kesehatan, keam
esia sepertinya tidak membawa peru
anan atau ketertiban masyarakat, ba
bahan yang berari. Semuanya sepert
ik dari aspek individu, sosial, maup
inya masih memprihatinkan. Gamba
un ekonomi. Diakui bahwa menghit
ran data yang dipunyai belum cukup
ung biaya yang dikeluarkan untuk p
untuk dijadikan informasi yang akur
endidikan dalam arti luas, sukar dik
at sebagai bahan membuat kebijaka
alkulasikan secara matematika seba
n. Memang, data tentang pendidikan
b setiap pendidikan yang didapat ol
di negara kita juga sangat miskin, se
eh seseorang dibiayai oleh orang ya
hingga bisa dimengerti bila kebijak
ng mendapatkan pendidikan, masya
an pendidikan kurang menyentuh pe
rakat dan negara. Demikian pula de
rmasalahan sebenarnya. Apalagi dih
ngan keuntungan yang didapatkan k
arapkan pada upaya memecahkan m
arena seseorang yang mendapatkan
asalah-masalah pendidikan di daera
pendidikan, sulit dihitung keuntung
h dan pelosok-pelosok negeri. Kera
117 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
ngka Aksi Dakar (KAD) yang diado
ksanakan dalam kerangka Negara K
psi pada Forum Pendidikan Dunia (
esatuan Republik Indonesia (NKRI)
Dakar, Sinegal 26-28 April 2000) m
yang berdasarkan Pancasila. Dalam
eminta pemerintah agar memastikan
NKRI tersebut diperlukan adanya se
bahwa tujuan-tujuan dan target-targ
macam nation character building s
et Pendidikan Untuk Semua (PUS) d
ehinga setiap warga negara mengeta
apat tercapai pada Tahun 2015). Seb
hui hak dan kewajibannya serta me
agai anggota UNESCO Indonesia te
miliki jiwa patriotisme, religius, dan
lah bersepakat dengan targer PUS 2
lebih mementingkan kepentingan na
015, sehingga diperlukan kerjasama
sional daripada kepentingan pribadi
serius semua pihak.
atau golongan. Dalam hal ini pendid
Oleh karena itu, agenda pendidi
ikan mempunyai peran yang sangat
kan di Indonesia dewasa ini, berken
strategis. Dengan demikian, hal yan
aan dengan tantangan dalam aspek k
g patut diantisipasi adalah bagaiman
epentingan nasional, mutu pendidik
a otonomi daerah dapat mengamank
an, efisiensi manajemen, pemerataa
an program-program pendidikan ya
n, peran serta masyarakat, dan akun
ng memberikan peluang kreativitas
tabilitas.
dan keragaman daerah, tetapi semua
Dalam aspek kepentingan nasio nal, hal pertama yang perlu diantisip
nya mengarah kepada kepentingan n asional.
asi adalah pelaksanaan wajib belajar
Dalam aspek peningkatan mutu,
9 tahun. Kondisi kabupaten/kota san
berkenaan dengan urgensi pemberia
gat bervariasi ditinjau dari segi kem
n otonomi daerah, yang salah satuny
ampuan untuk melaksanakan otono
a adalah untuk menghadapi persing
mi daerah. Tantangannya adalah bag
an global. Krisis ekonomi yang tida
aimana melalui otonomi daerah di m
k kunjung selesai telah mengakibatk
asing-masing kabupaten/kota dapat
an angka pengangguran yang semak
menjamin wajib belajar 9 tahun dap
in meningkat, konon telah mencapai
at dituntaskan, sementara potensi da
40 juta, sehingga pendidikan perlu b
n kemampuan daerah berbeda-beda.
erperan aktif mengatasi masalah pen
Hal kedua, berkaitan dengan penyel
gangguran ini. Dari dalam bidang p
enggaraan otonomi daerah yang dila
endidikan itu sendiri, diketahui terd
118 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
apat 88,4% lulusan SLTA tidak mel
aan justru meningkat karena bertam
anjutkan ke Pendidikan tinggi, dan 3
bahnya struktur organisasi daerah y
4,4% lulusan SLTP tidak melanjutk
ang menambah lebih banyak person
an ke SLTA. Mereka perlu mendapa
il pemerintahan tetapi tidak mampu
t perhatian agar tidak menambah ju
melaksanakan otonomi daerah. Hal i
mlah angka pengangguran yang sud
ni dapat dijadikan pelajaran, mengin
ah sedemikian besar. Kondisi-kondi
gat di Indonesia selama 32 tahun m
si inilah yang diharapkan dapat dise
enganut sistem pengelolaan yang sa
lesaikan melalui pendidikan. Setida
ngat sentralistik berpotensi munculn
knya ada tiga kemampuan dasar yan
ya problem-problem efisiensi penge
g diperlukan agar masyarakat Indon
lolaan seperti yang dipaparkan di at
esia dapat ikut dalam persingan glo
as.
bal, yaitu: kemampuan manajemen,
Dalam aspek pemerataan, berke
kemampuan teknologi, dan kualitas
naan dengan peningkatan aspirasi m
manusianya sendiri. Mutu yang diin
asyarakat diperkirakan juga akan m
ginkan bukan hanya sekedar memen
eningkatknya pemerataan mempero
uhi standar lembaga, atau standar na
leh kesempatan pendidikan. Tetapi i
sional semata-mata, tetapi harus me
ni akan membutuhkan ongkos yang
menuhi standar internasional.
tinggi, dengan semakin tingginya ja
Dalam aspek efisiensi manajem
rak antar daerah dalam pemerataan f
en, berkenaan dengan keterbatasan s
asilitas pendidikan, yang pada poten
umber pendanaan dalam pelaksanaa
sial memunculkan ketimpangan dal
n pendidikan. Dengan pelaksanaan o
am perolehan mutu pendidikan. Tan
tonomi daerah diharapkan dapat me
pa intervensi manajemen, anggota m
ningkatkan efisiensi pengelolaan (te
asyarakat dari daerah kabupaten/kot
chnical efficiency) maupun efisiensi
a yang kaya dengan umlah pendudu
dalam mengalokasikan anggaran (ec
k yang relatif sedikit, akan dapat me
onomic afficiency). Pengalaman di b
nikmati fasilitas pendidikan yang ja
eberapa negara seperti di Papua Ne
uh lebih baik dari anggota masyarak
w Guinea dan Jamaica (Fiske, 1996
at pada daerah kabupaten/kota yang
:18) menunjukkan bahwa dengan pe
miskin. Dan apabila kesempatan pe
laksanaan otonomi daerah, pembiay
ndidikan ini juga mempengaruhi ke
119 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
sempatan untuk memperoleh pengh
lan keputusan yang menyangkut pel
asilan, maka dalam jangka panjang
ayanan jasa pendidikan semakin dek
akan berpotensi meningkatnya juran
at dengan masyarakat yang dilayani
g kesenjangan ekonomi antar daerah
nya, sehingga akontabilitas layanan
. Pangalaman pelaksanaan di Chili
tersebut bergeser dari yang lebih be
menunjukkan bahwa meningkatnya
rorientasi kepada kepentingan peme
angka putus sekolah dikarenakan or
rintah pusat kepada akontabilitas ya
ang tua tidak mampu membiayai lan
ng lebih berorientasi kepada kepenti
gsung pendidikan anaknya, sementa
ngan masyarakat. Hal ini menuntut l
ra opportunity costs meningkat. Pen
ebih besar partisipasi masyarakat da
galaman ini mirip yang terjadi deng
n orang tua dalam pengambilan kep
an kondisi di Indonesia.
utusan tentang pelaksanaan pendidi
Dalam aspek peran serta masyar
kan di daerah masing-masing.
akat, berkenaan dengan filosofi dibe
Upaya menyikapi beberapa tant
rikannya otonomi kepada daerah. Pe
angan tersebut, secara politis telah
ranserta masyarakat dalam pendidik
membuatan suatu keputusan monu
an dapat berupa perorangan, kelomp
mental yang menetapkan anggaran p
ok, atau lembaga industri atau lemb
endidikan minimal 20 persen dari A
aga-lembaga kemasyarakatan lainny
PBN dan APBD sebagaimana dipap
a. Namun, perlu diantisipasi bahwa
arkan pada jawaban bagian pertama
peranan masyarakat tersebut cender
. Namun sampai saat ini keputusan p
ung terbatas pada lingkup kabupate
olitis tersebut dilihat dari pendekata
n/kota yang bersangkutan. Karena it
n cost and benefit masih berada pad
u, perlu juga intervensi kebijakan na
a point of no return. Sekalipun pada
sional yang dapat menerapkan subsi
tahun 2003, anggaran pendidikan se
di silang supaya peranserta masyara
sungguhnya-menurut salah seorang
kat dalam sistem desentralisasi tidak
anggota Komisi VI DPR-sudah men
memperlebar jurang ketimpangan p
capai 17,9 persen atau 2,1 persen la
emerataan fasilitas pendidikan antar
gi untuk mewujudkan posisi peruba
daerah.
han Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945. P
Aspek terahir ialah dalam akunt
ersentase ini diperoleh dari besarny
abilitas. Melalui otonomi, pengambi
a anggaran Depdiknas plus anggara
120 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
n pendidikan pada departemen/instit
N, industri pendidikan harus dibang
usi lain, serta alokasi APBD untuk p
un di atas wawasan penyiapan para
endidikan. Namun, perhitungan ang
pelaku konomi yang andal dalam as
ka-angka seperti ini cenderung telah
pek keahlian, profesionalitas, serta k
kehilangan wawasan (lose sight) dal
emampuan untuk menghasilkan kar
am kaitan dengan fungsi anggaran p
ya yang dapat diandalkan. Ini sungg
endidikan dalam kerangka penguata
uh beralasan karena sampai saat ini
n daya saing bangsa. Oleh karena it
industri pendidikan dituding belum
u, pengelolaan anggaran pendidikan
dapat menghasilkan pelaku ekonom
, bukan sekadar sebagai kumpulan h
i atau pengusaha yang jangankan m
itungan angka dan persentase, namu
emiliki kemampuan bersaing di era
n harus dipandang sebagai sarana a
global, untuk survive saja mereka a
mpuh untuk perwujudan kemakmur
mat boros subsidi bantuan likuiditas
an bangsa di masa depan.
Bank Indonesia, yang nyaris melulu
Kita akui bahwa sumber daya m
hlantakkan ekonomi sejak masa kris
anusia (SDM) yang berkualitaslah y
is sampai sekarang. Jika dirunut ke
ang akan bersaing dengan negara-ne
belakang, "kegagalan" pelaku ekono
gara lain dalam berbagai bidang, kh
mi konglomerasi kita disebabkan ol
ususnya ilmu pengetahuan dan tekn
eh perlakuan birokrasi yang meman
ologi, untuk memacu produktivitas
jakan. Kemudahan bantuan modal s
SDM. Namun, masih banyak kalang
erta perlindungan monopoli pasar d
an yang belum berkenan dengan isi
alam negeri telah menggiring merek
perubahan Pasal 31 Ayat (3) UUD 1
a menjadi jago-jago kandang yang "
945 itu. Alasannya, ekonomi Indone
gagah" di dalam negeri, tetapi "loyo
sia yang masih "morat-marit" belum
" dalam percaturan internasional. W
memerlukan prioritas pada sektor p
ajah perindustrian kita juga buruk k
endidikan, tetapi pada sektor-sektor
arena orientasi yang berjangka pend
ekonomi untuk dapat memacu prod
ek, yaitu industri rakitan produk tek
uktivitas dunia usaha.
nologi asing, yang untuk mengopera
Keberatan para pelaku ekonomi
sionalkannya saja harus menyewa p
menyiratkan keinginan, jika anggar
ekerja asing. Sampai dengan tahun 1
annya mencapai seperlima dari APB
997, misalnya, kita harus "mengimp
121 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
or" sedikitnya 60.000 tenaga kerja a
dikan SDM lebih bisa mengerti dan
sing yang telah memboroskan devis
siap dalam menghadapi perubahan d
a negara tidak kurang dari enam mil
i lingkungan kerja. Tidaklah heran,
yar dollar (AS) atau lima kali lipat d
kiranya apabila negara yang memili
ari anggaran pendidikan pada saat it
ki penduduk dengan tingkat pendidi
u.
kan yang lebih tinggi akan mempun Kewajiban berat yang dibebank
an kepada "Kereta Pendidikan" men
yai tingkat pertumbuhan ekonomi y ang lebih pesat.
jadikan pendidikan itu sendiri kebin
Tugas berat ‘Kereta Pendidikan'
gungan menentukan apa yang haru
yang dihadapi dewasa ini sebenarny
s dikerjakannya. Karena, di satu sisi
a telah disinyalir oleh Coomb (The
upaya pendidikan harus berfungsi s
World Educational Crisis, 1968:14)
ebagai pengawet kebudayaan negar
yang mengemukakan bahwa krisis y
a yang sekaligus berorentasi pada p
ang melanda dunia pendidikan kare
erkembangan dan keterwujudan ke
na muncul ketidakseimbangan pera
mampuan manusia atau Human Cap
n. Namun apakah krisis moneter jug
acity Depelopment (HCD) yang me
a berpengaruh pada perkembangan
miliki daya saing dan bermoral. Ole
dunia pendidikan di Indonesia dan
h sebab itu, pendidikan menuntut m
masih relevan dengan apa yang disi
anajemen yang bersifat populis, arti
nyalir Coomb? Sinyalemen Coomb
nya pendidikan harus disediakan bu
menganggap bahwa krisis pendidika
at masyarakat secara merata (equali
n disebabkan oleh empat faktor: Per
ty) dan menjadi aspirasi masyarakat
tama, 'the increase in popular aspir
. Di sisi lain lagi, upaya pendidikan
ations for education', yang ditandai
harus dinyatakan dalam "kebijakan
oleh tumbuh kembangnya sekolah-s
ekonomi", sebab pendidikan mempe
ekolah dan universitas di mana-man
ngaruhi secara langsung pertumbuh
a; Kedua, 'the acute scarsity of the r
an ekonomi suatu bangsa. Hal ini bu
esources', yang ditandai oleh kurang
kan saja karena pendidikan berpeng
responsifnya sistem pendidikan terh
aruh terhadap produktivitas, tetapi j
adap kebutuhan masyarakat secara
uga akan berpengaruh terhadap ferti
menyeluruh; Ketiga, 'the inherent in
litas masyarakat. Pendidikan menja
nertia of educational system', yang d
122 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
itandai oleh mengapa pendidikan se
n mampu bertahan sebagai barang e
lalu terlambat berantisipasi untuk m
konomi apabila upaya pendidikan d
enyesuaikan diri terhadap hal-hal di
apat memuaskan kebutuhan., dia ter
luar dunia pendidikan; Keempat, 'th
hindar dari produksi massal, murah
e innertia of sociaties themselves', h
dan terdapat dimana-mana, tetapi su
al-hal seperti sikap tradisional, 'pres
kar karena kedudukan upaya pendi
tige and incentive pattern' menghal
dikan berada sejajar dengan pengad
angi optimasi upaya meningkatkan t
aan sandang, pangan, papan dan kes
enaga kerja pembangunan.
ehatan.
Berdasarkan paparan tersebut, d
Dengan demikian, strategi pendi
apat disimpulkan bahwa terdapat hu
dikan yang patut diupayakan ialah m
bungan erat antara proporsi populas
ereformasi basis pendidikan yang b
i di semua tingkatan pendidikan for
erorientasi pada prioritas pendidika
mal dengan GNP per kapita. Tetapi
n investatif tanpa meninggaglkan pe
korelasi kuantitatif ini tidak bisa dia
ndidikan yang bersifat konsumtif. S
rtikan sebagai hubungan sebab akib
ebagaimana kita ketahui, bahwa pen
at. Karena sangat naif jika penamba
didikan dalam kehidupan masyarak
han X persen dalam biaya pendidika
at modern merupakan kebutuhan da
n harus membawa kenaikan Y perse
sar manusia. Dengan demikian pel
n dalam pendapatan nasional. Selain
ayanan pendidikan dan pelatihan pa
pendidikan formal ada faktor-faktor
da setiap jenis, jenjang dan jalur pen
lain yang bisa mempengaruhi pertu
didikan, sudah semestinya meliputi
mbuhan ekonomi, seperti SDA, situ
seluruh komponen kebutuhan, keing
asi moneter internasional, stabilitas
inan dan harapan bangsa dan menye
politik, teknologi, dan lainnya. Yang
ntuh langsung sendi-sendi kehidupa
jelas ialah, laju pertumbuhan ekono
n masyarakat. Dari sudut pandang p
mi berpengaruh timbal balik dengan
embangunan ekonomi, boleh saja di
pendidikan sebagai upaya investas
bedakan antara pendidikan yang me
i yang berupa peningkatan kemamp
nambah kemampuan berproduksi (i
uan tenaga kerja yang juga berlaku s
nvestasi) dengan pendidikan yang ti
ebagai sarana pendukung laju pertu
dak (konsumtif). Keduanya sangat d
mbuhan ekonomi. Upaya pendidika
ibutuhkan dalam pembangunan mas
123 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
yarakat. Namun dalam prtakteknya,
gai emerging priority sebenarnya meruj
pada saat kebutuhan, keinginan dan
uk pada kondisi fungsi dan peran pendi
harapan bangsa ditarik dengan "Ker
dikan itu sendiri. Merujuk jiwa Teori H
eta Pendidikan" sangat sulit dipisah
uman Capital, pada awalnya mengangg
kan anatara kepentingan seseorang s
ap bahwa unsur manusia dipakai sebaga
ebagai produsen dari kepentinganny
i faktor untuk menggerakkan laju pertu
a sebagai konsumen. Memang bena
mbuhan ekonomi. Pada perkembangan s
r, pada umumya orang memandang
elanjutnya, khususnya dalam global eco
pendidikan sebagai jembatan ke jen
nomy posisi manusia tersebut menjadi ti
jang pekerjaan atau karier. Artinya, t
dak jelas lagi posisinya. Telah terjadi pe
ekanan-tekanan sosial dan politik te
rimbangan dari natural resources ke kn
rhadap pendidikan itu didorong olh
owledge based resources. Karena itu, d
motivasi ekonomi. Karena itu, dari s
alam pertumbuhan ekonomi nasional, k
udut pandang pembangunan eknomi
nowledge dapat dianggap infrastruktur d
, pendidikan untuk maksud-maksud
alam pertumbuhan ekonomi nasional. D
produksi mempunyai prioritas yang
alam kenyataannya tidak terbatas pada i
tinggi.
nfrastruktur semata-mata, tetapi telah m
3. SIMPULAN DAN SARAN
emasuki proses manajemen dengan men
Pendidikan dapat dipandang sebaga
ggunakan infrastruktur teknologi sebag
i suatu fungsi produksi bagi pembangun
ai manifestasi dari knowledge. Jadi unsu
an sumber daya manusia, karena denga
r knowledge ini sekaligus juga menjadi i
n mengikuti proses pendidikan manusia
nstrumen dalam Human Resources Dev
akan mempunyai pengetahuan, keteram
elopment (HRD).
pilan, dan keahlian sesuai dengan apa y
Karena itu sudah tidak terelakan la
ang diharapkannya. Hal tersebut merup
gi (indispensable) bahwa cara-cara pen
akan suatu investasi bagi diri manusia it
gelolaan pendidikan harus berubah. Tug
u sendiri untuk dapat tumbuh dan berke
as pendidikan bukan hanya sekedar me
mbang secara totalitas dalam rangka pe
ncetak SDM yang high quality dan prof
mbangunan dalam berbagai aspek kepe
essional dalam arti terbatas, tetapi harus
ntingan hidup baik untuk pribadinya ma
sudah berubah menjadi institusi knowle
upun secara nasional dan internasional.
dge producing enterprise. Berdasarkan
Penegasan tentang pendidikan seba
pemikiran tersebut, modernisasi manaje
124 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia
Edutech, Tahun 14, Vol.1, No.1 Februari 2015
men pendidikan sudah tak terelakan lag
onomic Development, Chichago:
i (indispensable). Tetapi dalam pelaksan
Aldine.
aan modernisasi manajemen pendidikan
A World Bank Policy Research Report.
, paling tidak ada tiga persyaratan untuk
(2002). Globalization, Growth, an
itu, yaitu (1) political decision, (2) polit
d Poverty, New York: Oxford Uni
ical commitment, dan (3) political actio
versity Press.
n. Political decision, artinya sudah m emiliki keberanian politik dalam menga ntisipasi apa yang harus diperankan ole h Pendidikan dalam menghasilkan sum
Cohn, Elchanan. (1979). The Economic of Education, Revised Edition, Ca mbridge, Massachusetts: Ballinge r Publishing Co.
ber daya yang mampu meningkatkan pe
Coombs, Philip H., (1968). The World E
rtumbuhan perekonomian. Political Co
ducational Crisis: A Systems Anal
mmitment, diperlukan untuk mendukun
ysis, London: Oxford University.
g boundary system aktivitas manajemen yang dinamis dengan segala lapisan ma syarakat. Political Action, merujuk tunt utan keberanian politik dari institusi ya
Fiske, John. (1996). Media Matters: Ev eryday Culture and Political Cha nge. Minneapolis: University of Minnesota Press
ng bersangkutan untuk meninggalkan c ara-cara manajemen konvensional deng
Harbison F., and C.A. Myers. (1964). E
an melaksanakan pola-pola kolaboratif
ducation, Manpower, and Econom
melalui bentuk-bentuk agreement dan b
ic Growth: Strategies of Human R
erani bersaing dengan external organiza
esources Development, New York
tions.
: McGraw-Hill Book Co. Smith, Adam. (1776). An Inquiry into th
4.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, C. Arnold and Marie Jean Bo
e Nature and Causes of the Wealth of N ations. London: Methuen & Co., Ltd.
wman. (1965). Education and Ec
125 Pendidikan Sebagai Suatu Fungsi Produksi Sumber Daya Manusia