editorial Para pembaca yang kami hormati, Tak dipungkiri, Indonesia adalah negara yang dikaruniai potensi sumber energi yang sangat luar biasa. Potensi ini membawa Indonesia dalam tataran penting dunia internasional, khususnya mengenai pengelolaan sumber-sumber energi terbarukan. Dari sekian banyak potensi sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia, salah satu yang cukup signifikan perkembangannya adalah energi biomassa. Sejak beberapa kurun waktu silam, rangkaian kerja sama dengan berbagai pihak terus diintensifkan guna mengembangkan sumber energi ini. Hasilnya dirasakan cukup signifikan, dimana selama dasawarsa terakhir, implementasi energi yang bersumber pada biomassa terus bertumbuh secara berkelanjutan. Tentu saja potensi ini harus terus dikembangkan, sehingga dapat memberi manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat luas, baik dalam skala nasional maupun internasional. Untuk itu, dalam edisi ketiga ESDM Mag, kami mencoba mengupas ragam informasi mengenai energi yang bersumber dari biomassa. Selaras, dalam edisi ini pula kami mengetengahkan pemikiran Jero Wacik selaku Menteri ESDM mengenai pentingnya sinergi pengelolaan energi. Hal ini diimplementasikan secara nyata oleh beliau melalui ragam kebijakan dan juga himbauan-himbauan yang senantiasa dilontarkannya dalam berbagai kesempatan. Dipercaya sepenuhnya, penanganan dan pengelolaan energi menuntut peran serta aktif dari seluruh lapisan, seperti pemerintah selaku regulator kebijakan, pihak swasta, para pelaku di bidang energi dan juga masyarakat luas. Sinergi strategis ini harus senantiasa dibangun dengan semangat kebersamaan yang terus bertumbuh. Kesamaan visi dan misi terhadap pengelolaan energi, baik dalam skala nasional, regional maupu internasional, merupakan keniscayaan dalam menggapai kesuksesan penanganan energi yang hakiki dan berkelanjutan. Mendampingi kedua informasi tersebut di atas, redaksi juga menghadirkan berbagai informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Silahkan simak pula rangkaian kilas berita mengenai kegiatan-kegiatan penting yang terjadi selama bulan Mei 2012 di berbagai Direktorat yang bernaung di bawah Kementerian ESDM. Sebagai penutup, kami mengharapkan sajian ESDM MAG senantiasa dapat memenuhi kebutuhan informasi seputar masalah energi para pembaca sekalian. Dengan demikian, kepedulian terhadap pengelolaan energi nasional akan semakin mengakar kuat pada diri kita semua. Akhir kata, selamat membaca! Redaksi
KESDM
Penanggung Jawab Sekretaris Jenderal Pengarah Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Keuangan, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Sosial Kemasyarakatan, Kepala Biro Hukum dan Humas, Pardamean Ronitua H., Buntje Harbunangin Redaktur Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Kepala Bagian Penelaahan Hukum, Kepala Bagian Bantuan Hukum, Kepala Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Kepala Subbagian Peliputan dan Hubungan Media Editor Indra Tauhid Cahyandaru, Dian Eka Puspitasari, Vagunaldi, Dian Lorinsa, Arid Riza Abadi, Laksono Nur Brahmantyo Desainer Grafis Bambang Wijiatmoko, Pandu Satria Jati Fotografer Judhi Purdhiyanto, Arief Suryadi, Tursilowulan Wahyu Hastuti Sekretariat Hari Budiono, Lufti Ekaputra Setiadi, Bunga Adi Mirayanti, Subhana Nurhidayat, Safii, Khoiria Oktaviani Alamat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral - Jl. Medan Merdeka Selatan No.18, Jakarta 10110, Tromol Pos : 1344/ JKT 10013, Tel. / Faks. (021) 344 0649 , email.
[email protected]
3
contents
18
28 • Menteri ESDM Membuka Pameran Lukisan Bertajuk Art Energy • Menteri ESDM Membuka The 36Th IPA Convention And Exhibition • Menteri ESDM Mendampingi Presiden Melakukan Kunjungan Kerja Di Yogyakarta • Pasokan Gas Untuk Wilayah Kabupaten Bituni • Penghematan Energi Secara BesarBesaran • Meningkatkan Program CSR • Lapangan Gas Kepodang Dan Lapangan Bukit Tua Siap Berproduksi 12 sajian utama Biomassa Bahan Organik Sarat Kegunaan
3 editorial 6 surat pembaca 7 kolom Saatnya Masyarakat Bangun dari Mimpi 8 lensa • Peresmian Program Listrik Pedesaan (PROLISDES)
4
16 beranda • Pengelolaan Energi Secara Sinergis • Komitmen Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan 20 sosok Direktur Jenderal Ketenagalistrikan KESDM Jarman Tidak Lagi Byar Pet 22 profil unit Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi
62 24 energi mix • Instalasi Listrik Sederhana Investasi Tanpa Disadari • Pembangkit Listrik Dengan Energi Alternatif 28 wacana • Selamatkan Energi Listrik di Indonesia Melalui Earth Eour • Car Free Day, Mampu Menghemat Stock Minyak 34 regulasi • Gerakan Nasional Penghematan Energi • Empat Peraturan Menteri ESDM : Pelaksanaan Gerakan Nasional Penghematan Energi • Jual Beli Listrik Lintas Negara 38 migas • ICP Maret 2012 Capai US$ 128,14 per Barel • Insentif Menarik Bagi Investor Migas Laut Dalam • Permintaan Minyak Dunia Akan Menguat • Pemerintah Rencanakan Konversi Minyak • Tanah ke LPG 3 Kg di Lima Provinsi • LNG Perdana Untuk Domestik Dikapalkan
16 • Pertamina – KAI Tandatangani Perjanjian Jual Beli BBM dan Pelumas • Pertamina EP Temukan Cadangan Migas di Struktur Piretrium 42 lpe • 2012, PLN Bakal Tambah 3.455 MW dari Program 10.000 MW Tahap I • Sinar Matahari Bisa Buat Subsidi Listrik Turun • Kualitas Pasokan Listrik Pelabuhan Ditingkatkan • Waduk Dilengkapi Pembangkit Listrik • Pembangkit Listrik di Jawa Bebas BBM 2012 • Sistem Kelistrikan Jawa-BaliSumatera akan Terhubung
• Pembangunan PLTP Baturraden • Mineral Jarang Sebagai Energi Alternatif Masa Depan • Mengembangkan PLTM Di Daerah Mamuju • Mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu • Tiga BUMN Produksi Solar Cell • PLTS Terbesar Hadir Di Morotai • Target Pemanfaatan Energi Panas Bumi • Kerja Sama Indonesia Dan Selandia Baru Di Bidang Panas Bumi • Memanfaatkan Energi Laut
46 minerba • Rencana Pajak Ekspor Tambang • Produksi Timah Ditargetkan Naik
54 badan geologi • Gempa Aceh, Kementerian ESDM Berangkatkan Tim Tanggap Darurat • Museum Geologi Pamerkan Fosil Gajah Purba • Jalur Pendakian Gunung Rinjani Tertutup Tanah Longsor • Gempa Embusan Gunung Semeru Sudah 139 Kali • 2020, Jakarta-Bali Terancam Defisit Air Bersih
48 ebt • Rumah Kedua Bagi Jero Wacik • 100 Persen Energi Baru Terbarukan • 4500 MW Dari PLTP Di Tahun 2015
58 balitbang • Pilot Project PLTG Landfill Di Bali • Workshop Determining The Potensial For CCS
45 irjen • Pelatihan di Kantor Sendiri Mengenai Peraturan Reklamasi dan Pasca Tambang
60 teknologi • Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Sebagai Salah Satu Solusi Krisis Energi Di Indonesia • Teknologi Seismik 3D Sebagai Upaya Peningkatan Energi 64 lingkungan CSR Sebagai Strategi Perusahaan 66 potensi • Mengintip Peluang Investasi Infrastruktur Migas • Energi Gelombang Laut Bermanfaat Sebagai Energi Hijau 70 keselamatan • Menjadi Bagian Dari Health Safety Environment • Mencermati Bahaya Aktivitas Pertambangan 76 GLOSSARY
5
kolom
surat Pembaca PEMASANGAN CONVENTER KIT Saya membaca dari salah satu surat kabar jika mobil yang ada di lingkungan Kementerian ESDM telah dipasang conventer kit. Dan saya pun tertarik untuk memasangnya di kendaraan saya. Sebagai informasi kendaraan saya adalah Mitsubishi Galant V6 tahun 1999. Mungkin bisa diberikan informasi pemasangan converter kit tersebut di seputaran Jakarta. Terima kasih. Indra Wijaya Pondok Labu – Jakarta Selatan
Answer Bpk Indra Wijaya Yth, Terima kasih atas atas keinginan Bapak yang akan memasang conventer kit di kendaraannya. Dan untuk lokasi pemasangan conventer kit tersebut akan kami beritahukan lebih lanjut. Terima kasih. Salam redaksi
JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH Saya membaca dari salah satu surat kabar jika di kota Cirebon akan dilakukan pemasangan jaringan gas bumi untuk rumah. Dan saya tertarik untuk memasangnya. Apa saja persyaratannya jika ingin memasang jaringan gas bumi tersebut ke rumah saya? Terima kasih. Andrianto Harjamukti Cirebon
ANSWER Bpk Andrianto Yth, Terima kasih atas pertanyaannya. Memang benar di kota Cirebon akan dibangun jaringan gas rumah tangga. Daerah Pak Andrianto termasuk dalam pembangunan jaringan tersebut yaitu Kalijaga, Argasurya dan Harjamukti. Dan untuk persyaratannya akan kami beritahukan lebih lanjut. Terima kasih. Salam redaksi
Untuk kritik, saran maupun artikel dapat dikirimkan ke:
6
MOBIL DINAS PEMERINTAH GUNAKAN BBG Seiring dengan akan digulirkannya konversi BBM ke BBG, saya ingin sedikit memberikan saran. Bagaimana jika semua mobil dinas pemerintah menggunakan bahan bakar gas (BBG) ketimbang pertamax. Karena selain harganya lebih murah juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat akan amannya menggunakan bahan bakar alternatif ini. Sehingga ke depannya masyarakat juga dapat tertarik untuk menggunakan energi alternatif ini. Semoga konversi BBM ke BBG ini dapat diterima dengan baik. Terima kasih. Yuni Fitri Lebak Bulus - Jakarta Selatan
ANSWER Ibu Yuni Fitri Yth, Terima kasih atas sarannya. Untuk di lingkungan Kementerian ESDM sudah ada beberapa kendaraan dinas yang telah menggunakan BBG, termasuk kendaraan dinas Wamen ESDM. Salam redaksi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Medan Merdeka Selatan No.18, Jakarta 10110, Tromol Pos : 1344/JKT 10013 Tel. / Faks. (021) 344 0649, email.
[email protected]
Saatnya Masyarakat Bangun dari Mimpi Dewasa ini masih cukup kuatnya pandangan di tengah masyarakat yang mengganggap Indonesia adalah negara kaya minyak. Padahal, pada kenyataannya, Indonesia boleh dibilang sedang berada di ambang krisis energi. Berdasarkan data pemerintah per 1 Januari 2012, cadangan minyak mentah Indonesia hanya sekitar 3,9 miliar barel. Bandingkan dengan Arab Saudi yang memiliki cadangan minyak mentah sebanyak 256 miliar barel.
K
eprihatinan terhadap pan dangan yang menyesatkan itu memang cukup berasalasan. Sejak di sekolah dasar dulu kita sering dicekoki dengan katakata “Indonesia adalah negara kaya”. “Tongkat dan kayu ditanam saja akan tumbuh menjadi tanaman”, begitulah salah satu bait dari lagu Koes Plus yang sering dikutip oleh para guru kita, untuk menggambarkan Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Cekokan yang berbau indoktrinasi itu hasilnya mulai terasa sekarang. Menjadi tak mudah untuk mengubahnya. Itu diindikasikan dari penolakan masyarakat ketika pemerintah hendak menaikan harga BBM. Masyarakat tak bisa terima jika BBM harus naik. Masyarakat merasa, ia berhak mendapatkan BBM dengan harga murah, sebagai warga yang hidup di negara kaya sumberdaya alam, termasuk BBM. Karena itu, pandangan yang mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan minyak bumi inilah yang harus dirubah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, dalam beberapa kesempatan selalu menghimbau, “Indonesia me mang masih memiliki minyak tapi bukan berarti minyak tersebut untuk dihabiskan begitu saja. Sumber daya alam ini harus dijaga untuk anak cucu. Karenanya, perlunya kesadaran bahwa sumber daya alam terutama energi fosil bukanlah kekayaan yang terus tumbuh dan bertambah, tetapi ketersediaannya sangat terbatas dan suatu saat akan habis,” pesannya.
Energi alternatif jadi prioritas Bagaimana dengan energi alternatif? Inilah yang kini tengah ramai diperbincangkan oleh sejumlah pakar energi, tentang Indonesia yang mulai melirik pada pengembangan energi alternatif. Tapi yang perlu disadari masyarakat, ramainya perbincangan soal energi alternatif itu, juga bisa sebagai cerminan bahwa kita tak bisa lagi hidup pada mengandalkan energi fosil. Energi alternatif kita sejauh ini memang sangat kaya. Indonesia disebut-sebut punya potensi menjelma menjadi Timur Tengah-nya biofuel dunia. Indonesia mempunyai 40% total potensi panas bumi dunia yang mencapai 27.000 MW. Selain itu, dengan hutan yang masih lumayan luas, dukungan geografis sebagai negara tropis, Indonesia masih menyimpan potensi energi lainnya, seperti air, matahari dan angin. Untuk pengembangan energi panas bumi misalnya, sejauh ini pemerintah sudah bergerak. Melalui Pertamina, saat ini pemerintah sudah mengembangkan potensi panas bumi di berbagai wilayah Tanah Air. Salah satunya melalui pusat pengembangan panas bumi di Kamojang, Garut. Di Kamojang, Pertamina mampu menghasilkan energi panas bumi sebesar 1.194 MW dan ditargetkan angka tersebut berubah menjadi 1.889 MW pada tahun 2014 serta menjadikan Indonesia sebagai penghasil energi panas bumi terbesar di dunia. Ke depan, pengembangan energi alter natif memang makin menjadi pilihan. Kondisi ini didorong oleh semakin tidak
menentunya harga minyak mentah dunia serta ancaman pemanasan global, membuat berbagai negara berlombalomba mengembangkan sumber energi alternatif itu. Selain murah, energi alternatif juga ramah lingkungan hingga pemanfaatannya pun diyakini semakin meningkat. Namun yang perlu diketahui, upaya pengembangan energi alternatif di Indonesia, tak sekencang angin yang berhembus di sini yang berpotensi bisa dikembangkan sebagai penghasil energi angin. Kendalanya, lagi-lagi persoalan dana. Itu sebabnya, pemerintah berupaya merasionalisasi harga BBM bersubsidi, harapannya, agar dana yang tersedia bisa digunakan untuk membangun dan mengembangkan energi alternatif dan bukan malah terkuras habis hanya untuk membiayai subsidi. Dengan gambaran buram itu, masihkah kita berpikir jika Indonesia kaya akan minyak? Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini, mengatakan bahwa Indonesia memang sudah tidak lagi kaya akan minyak. Saat ini saja kita telah menjadi net importer minyak. Namun, yang penting, kata Rudi, kita jangan sampai menjadi importir energi. “Indonesia jangan sampai pada net impoter energi. Kita sudah masuk pada net importer minyak, iya. Tapi kita tidak boleh masuk pada net importer energi,” ujarnya. Saat ini penggunaaan energi migas sudah sampai 65 persen. Dan dari 65 persen itu, harus dapat diturunkan karena kebutuhan 65 persen tersebut tidak akan mampu dipenuhi terus seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia. Ini berarti energi yang dibutuhkan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, solusinya adalah mencoba untuk menggeser ke diversifikasi yang lain selain daripada migas.
7
lensa
Peresmian Program Listrik Perdesaan (PROLISDES) Pada tanggal 12/5/2012 dilakukan peresmian Program Listrik Perdesaan (Prolisdes) seluruh Indonesia Tahun Anggaran 2011 dan Pemanfaatan Air Tanah dari Sumur Bor di Propinsi Bali. Acara yang dilakukan di Museum Gunung Api Batur, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali, diresmikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik yang didampingi oleh Sekjen ESDM Waryono Karno, Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, Dirjen EBTKE Kardaya Warnika, Kepala Badan Geologi R. Sukhyar, Dirut PLN Nur Pamudji, dan Sekretaris Daerah Bali I Made Jendra. Dalam sambutannya, Jero Wacik mengajak kepada Pemerintah Daerah, perguruan tinggi, koperasi dan lembaga sosial kemasyarakatan untuk turut berpartisipasi aktif mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan untuk listrik
Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Plenary Hall, Jakarta, Menteri ESDM Jero Wacik didampingi Dirjen Migas Evita H. Legowo, Kepala BP Migas R. Priyono, dan Presiden IPA Elizabeth Proust, membuka The 36th Indonesian Petroleum Assosiation (IPA) Convention and Exhibition (23/05/2012).
perdesaan, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu Jero Wacik juga menekankan pentingnya gerakan penghematan (BBM, listrik dan air) secara besar-besaran oleh semua lapisan masyarakat. “Saya menghimbau semua pihak untuk melakukan penghematan besar-besaran dalam setiap aspek kehidupannya. Hal ini menjadi penting mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah untuk subsidi energi,” ujar Jero Wacik.
Di kesempatan ini pula dilakukan Serah Terima Aset Museum Gunung Api dari Pemda Bangli kepada Badan Geologi. Selain itu juga diserahkan bantuan dari Kementerian ESDM kepada Pemda Bangli berupa Lampu Hemat Energi dan bantuan simbolis Pemanfaatan Air Tanah dari Sumur Bor.
Menteri ESDM Membuka Pameran Lukisan Bertajuk Art Energy Menteri ESDM Jero Wacik membuka pameran lukisan serta peluncuran buku berjudul “Art Energy”. Art Energy menjadi tajuk pameran lukisan kilang minyak dan gas Pertamina yang melibatkan 7 orang pelukis putra bangsa diantaranya KP Hardi Danuwijaya, Odji Lirungan, Yoes Rizal, Lim Hui Yung, Yahya TS, Ivan Hariyanto, dan Joned. Para pelukis tersebut telah turun langsung ke lapangan dalam membuat sketsa kilang dan pengeboran minyak langsung di tempat.
Menteri ESDM Jero Wacik sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap untuk ke depan dapat dilaksanakan kembali dengan mengusung tema energi baru dan terbarukan.
8
“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengapresiasi kegiatan seni dan budaya yang mengangkat sisi humanis dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sektor migas. Saya akan mengajak stakeholder sektor ESDM untuk peduli dengan seni dan budaya, sehingga tidak hanya memikirkan yang ‘keras-keras’ saja, memikirkan dollar saja,
Menteri ESDM Membuka The 36Th IPA Convention And Exhibition
tapi juga memikirkan keindahan hidup ini,” ujar Menteri ESDM, Jero Wacik. Ditambahkan pula oleh Jero Wacik jika melalui acara seperti ini tentunya akan mendorong para seniman untuk menggambarkan sisi seni dari sebuah kilang minyak, dan penyelenggaraan yang akan datang dapat dilanjutkan dengan pameran serupa dengan tema energi baru terbarukan.
akan timpang, begitu sebaliknya jika industri migas berjalan sendiri tanpa memikirkan rakyat juga tidak dapat berjalan. “Jadi, sesuai tema konvensi ‘Working Together to Meet Indonesia’s Energy Needs’, kerjasama antara pemerintah dengan industri migas harus terus ditingkatkan,” tegasnya.
Dalam kata sambutannya Menteri ESDM meneruskan pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dihadapan 3000 pelaku industri yang hadir dalam acara tersebut. Pesan Presiden yang pertama, pemerintah dan industri harus bekerja sama, pemerintah harus mengerti kebutuhan industri migas, dan industri harus share kebutuhan pemerintah,” ujar Menteri Jero Wacik.
kepada energi. “Pada sisi ini, Indonesia beruntung memiliki sumber energi yang banyak, oleh karena itu tugas kita adalah mengelola dengan benar sehingga dapat memberikan kontribusi untuk bangsa maupun untuk kepentingan dunia,” kata Jero Wacik. Menurut Jero Wacik, kedua hal inilah yang harus kita jabarkan dalam mengelola industri migas nasional.
Pesan Presiden yang kedua, lanjut Jero Wacik, dunia makin tergantung
Jero Wacik menuturkan, apabila Pemerintah berjalan sendiri maka
Dalam kesempatan tersebut Presiden IPA, Elizabeth Proust mengatakan jika acara seperti ini merupakan salah satu misi bagi pengembangan industri minyak dan gas Indonesia. “Konvensi dan pameran ini diharapkan dapat mempromosikan dan menarik investasi ke Indonesia. Pameran juga menampilkan teknologi terbaru untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan teknis dan non-teknis dalam industri migas di Indonesia,” ujarnya.
Menteri ESDM Mendampingi Presiden Melakukan Kunjungan Kerja Di Yogyakarta Belum lama ini Menteri ESDM mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta selama 2 hari. Dalam kunjungan kerja tersebut Presiden akan bertemu dengan CEO British Petroleum di Istana Negara Yogyakarta. Selain itu juga akan bertemu dengan Tim Riset Rancang Bangun (Engineering Design) untuk mengetahui road map pengembangan mobil listrik nasional serta menerima Gubernur DI Yogyakarta dan Gubernur Jawa Tengah yang memaparkan Ketahanan Pangan dan Kemiskinan. British Petroleum merupakan pengelola gas Tangguh di Papua Barat, dan pada tanggal 24/5/2012 telah
menandatangani MoU kesepakatan pemanfaatan gas Tangguh sebanyak 230 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara dengan 1,7 juta ton per gas alam cair (LNG). Pemanfaatan gas tersebut dipergunakan untuk kelistrikan di Kabupaten Bintuni, Papua Barat yang penyalurannya akan dimulai tahun depan. Ini merupakan sejarah baru,
dimana telah terjadi kesepahaman dalam pengalokasian gas tersebut untuk pasar dalam negeri dimana dalam kontrak awal menyatakan jika gas tangguh hanya untuk pasar ekspor.
9
lensa
Pasokan Gas Untuk Wilayah Kabupaten Bituni Belum lama ini dilakukan penandatanganan MoU antara PT PLN (Persero) dengan BP Indonesia (24/05/2012). MoU ini berisikan kesepakatan pemanfaatan gas Tangguh sebanyak 230 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara dengan 1,7 juta ton per gas alam cair (LNG) untuk kelistrikan di wilayah Kabupaten Bintuni, Papua Barat. Selain itu BP Indonesia juga akan menambah nilai investasi sebesar US$ 11 miliar, untuk memulai fase ke-3 pengembangan lapangan Tangguh. Acara penandatangan ini dilakukan di kantor Kementerian ESDM dan disaksikan oleh Menteri ESDM, Jero Wacik serta didampingi oleh Dirjen Migas Evita H. Legowo, Dirjen
Ketenagalistrikan Jarman dan Kepala BP Migas R. Priyono. “Baru saja saya menyaksikan penandatanganan MoU antara BP dan PLN, untuk pasokan gas sebesar 230 juta kaki kubik per hari bagi kelistrikan Bintuni,” ujar Jero Wacik dalam kata sambutannya. Diungkapkan oleh Jero Wacik jika ini merupakan sebuah sejarah baru dimana dalam kontrak awal bahwa gas tangguh diperuntukan bagi pasar ekspor, namun kemudian bisa disepakati bahwa sebagian gas tangguh diperuntukkan bagi pasar domestik. Semua itu berkat pembicaraan yang intens antara Pemerintah dengan pihak BP. “Penandatangan hari ini menjadi sebuah sejarah baru. Hari ini kita membuktikan, bila kita rajin berkoordinasi, maka gas Tangguh akhirnya dapat dimanfaatkan pula untuk domestik, terima kasih BP Indonesia,” imbuh Jero Wacik.
Untuk penyaluran gas tersebut akan dimulai tahun depan yang akan dipergunakan untuk membangkitkan listrik berkapasitas 4 MW . “Selanjutnya, bila Bintuni semakin berkembang, maka secara bertahap dan seterusnya jika memang diperlukan, BP akan menyediakan gas tersebut hingga 75 MW,”pungkas Jero Wacik.
Berdasarkan perhitungan yaitu pertambahan jumlah kendaraan roda dua dan empat maka jumlah kebutuhan BBM bersubsidi berkisar 47 juta KL. Sedangkan kuota BBM bersubsidi 2012 ditetapkan sebesar 40 juta KL. Kekurangan jumlah tersebut harus dilawan dengan melakukan penghematan energi secara besar-besaran. Demikian disampaikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik dalam kata sambutannya dalam acara acara Listrik Pedesaan Seluruh Indonesia dan Pemanfaatan Air Tanah di Propinsi Bali (12/05/2012).
Dalam pemaparannya Menteri ESDM mengatakan, pada tahun 2011 lalu volume BBM bersubsidi mencapai 41,7 juta KL. Jumlah itu melebihi kuota yang ditetapkan sebesar 40 juta KL. Sementara untuk tahun ini dengan pertambahan kendaraan roda empat dan roda dua yang terbilang pesat, maka kebutuhan BBM bersubsidi diperkirakan
10
Menurut Jero Wacik, salah satu cara yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan gerakan konversi BBM ke bahan bakar gas secara besar-besaran. Secara perlahan rakyat akan didorong untuk
Program CSR
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya Menteri ESDM Jero Wacik mengajak para investor untuk meningkatkan program Corporate Social Responsibility (CSR).
Penghematan Energi Secara Besar-Besaran
mencapai 47 juta KL, sedangkan kuota tetap sebesar 40 juta KL. Agar kuota tersebut dapat terpenuhi serta menghemat anggaran negara, maka harus dilakukan upaya penghematan energi secara besar-besaran.
Meningkatkan
menggunakan bahan bakar gas yang harganya relatif lebih murah dan bersih bagi lingkungan. Ditambahkan oleh Jero Wacik jika pada tahun 2013 mendatang , kendaraan roda empat keluaran terbaru sudah akan dilengkapi dengan mesin yang dapat menggunakan bahan bakar gas. Sementara itu untuk pembangkit listrik yang baru dilarang menggunakan BBM, namun harus menggunakan gas atau energi terbarukan lainnya.
Lapangan Gas Kepodang Dan Lapangan Bukit Tua Siap Berproduksi
“Bagi perusahaan migas dan tambang yang sudah berproduksi, bisa mendorong mengurangi kemiskinan melalui CSR, yang perlu terus ditingkatkan,” ujar Jero Wacik pada konferensi pers pembukaan Konvensi dan Konferensi IPA ke-36 di Jakarta Convention Center (23/05/2012). Ditambahkan pula oleh Jero Wacik jika yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga lingkungan bagi perusahaan migas dan tambang (pro environtment). “Jangan merasa rugi untuk menjaga lingkungan (reklamasi). Saya lihat di migas relatif agak baik,” imbuh Jero Wacik. Dalam kesempatan itu pula Jero Wacik juga menyampaikan 2 filosofi yakni filosofi gamelan dan berfikir positif. Kedua filosofi tersebut yang mendasari hubungan Pemerintah dengan para pelaku industri migas dan pertambangan. Dijelaskan oleh Jero Wacik jika gamelan akan harmonis bila tersambung antar keinginan para pemainnya. “Harus bisa tersambung antara keinginan pemerintah dengan keinginan saudara-saudara sekalian pelaku industri migas dan pertambangan,”ujarnya. Menteri Jero Wacik juga mengajak para investor di bidang energi untuk berpikir positif, sehingga dapat menumbuhkan rasa saling percaya antara pemerintah dan investor. Salah satu dukungan yang dilakukan pemerintah terhadap investor adalah mempercepat semua proses karena industri migas memerlukan kecepatan. “Industri migas memerlukan kecepatan. Satu hari terlambat, uang besar yang dirugikan. Satu hari bisa dipercepat, banyak keuntungan yang bisa diperoleh pengusaha dan negara,” pungkasnya.
Mulai tahun 2014 lapangan Gas Kepodang (WK Muriah) serta Lapangan Bukit Tua (WK Ketapang) telah siap untuk berproduksi. Lapangan Gas Kepodang (WK Muriah) akan mengalirkan gas 116 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) sedangkan Lapangan Bukit Tua (WK Ketapang) akan mengalirkan 50 juta MMSCFD gas dan 20.000 barel minyak per hari. Demikian disampaikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik pada konferensi pers di Kementerian ESDM Jakarta usai menerima paparan CEO Petronas, yang juga pengelola kedua lapangan gas tersebut, Dato’ Shamsul Azhar Abbas (09/05/2012). “Setelah dilakukan penghitungan ulang oleh pihak Petronas, Kepodang dan Ketapang dijadwalkan akan siap berproduksi pada Oktober 2014, maju dari rencana sebelumnya April 2015,” ujar Menteri Jero Wacik. Sementara itu terkait dengan masalah pada pipa Kepodang, pihak Bakrie telah mengirimkan surat kepada Menteri ESDM yang menyatakan kesediaannya untuk menyelesaikan proyek pipa bersamaan dengan Petronas siap memulai produksinya. Sementara itu, CEO Petronas sendiri berjanji untuk memantau secara langsung perkembangan kedua proyek dengan datang sendiri ke Indonesia, setidaknya sekali dalam 3 bulan. “Kami memberikan perhatian penuh agar gas siap dialirkan pada 2014,” ujar Dato’ Shamsul Azhar Abbas. Lapangan Gas Kepodang memiliki luas wilayah sebesar 2.778 km2 dan berlokasi di lepas pantai Jawa Timur yang berjarak 180 km Timur Laut Semarang. Sedangkan Lapangan Bukit Tua (Wilayah Kerja/WK Ketapang) terletak di Jawa Timur sebelah utara Pulau Madura, dengan luas area sekitar 3.322 km2, dan berjarak sekitar 100 km dari wilayah industri Surabaya.
11
sajian utama
Biomassa
Bahan Organik
Sarat
Kegunaan Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang beraneka ragam. Satu lagi hasil alam yang bisa dijadikan sumber energi, yakni biomassa. Pengembangan biomassa bisa menggantikan sumber energi fosil yang saat ini menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.
B
i o m a s s a adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesa, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Namun, biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi. Multiguna Biomassa merupakan bahan yang potensial untuk menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat melalui suatu proses konversi baik secara fisik, kimiawi, biologis, ataupun enzimatis. Selain
12
digunakan untuk tujuan primer seperti serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai bahan energi (bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya. Pemanfaatan biomassa akan menghasilkan berbagai macam bahan bakar yang dapat dijadikan penyeimbang energi fosil diantaranya briket, biooil dan biogas. Sampah pun bisa dimanfaatkan menjadi biomassa. Sampah yang dapat dijadikan biomassa adalah sampah organik. Contohnya ialah sampah atau limbah pertanian dan perkebunan (onggol jagung, sekam padi, tandan kelapa sawit dan lain-lain), sampah rumah tangga (sayur-sayuran, buah-buahan dan lainlain), sampah perkantoran seperti kertas dan banyak lagi. Di samping itu, biomassa juga bisa dihasilkan dari limbah perkebunan kelapa sawit, baik limbah padat maupun limbah cair.
Selain itu, biomassa bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik. Salah satu contoh penggunaan biomassa sebagai pembangkit listrik adalah pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO). Proses pengolahan Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi CPO memerlukan uap air dan juga listrik untuk menggerakkan mesin. Listrik ini diperoleh dari pembangkit listrik tenaga uap. Uap airnya diperoleh dari memanaskan air dengan tungku berbahan bakar sabut dan tempurung biji sawit. Pabrik gula tebu juga bisa menggunakan biomassa untuk sumber energi. Ampas tebu berupa batang yang airnya telah diambil tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk merebus air gula, tetapi juga untuk pembangkit listrik guna menggiling tebu. Ramah Lingkungan Di samping sarat manfaat, biomassa juga ramah lingkungan. Pemanfaatan biomassa, misalnya, dapat mengurangi efek gas rumah kaca. Penggunaan biomassa akan membuat sampah
organik yang dapat menghasilkan gas metana dapat dimanfaatkan. Alhasil, gas metana yang menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca dapat diminimalisir. Tambah pula, pemanfaatan biomassa akan mengurangi penggunaan energi fosil yang menyumbang gas-gas rumah kaca terbesar saat ini. Lahan kosong juga tidak terbengkalai karena dapat digunakan untuk menanam tumbuhtumbuhan yang dapat menghasilkan biodiesel seperti jarak pagar, kelapa sawit dan lain-lain. Biomassa juga bisa melindungi keber sihan air dan tanah. Sampah yang tertimbun akan mengeluarkan cairan yang berbahaya dan diserap oleh tanah dan mencemari air tanah. Padahal, sebagian masyarakat masih menggunakan air tanah untuk konsumsi maupun kebutuhan lain. Jika dijadikan biomassa, sampah langsung dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Volume sampah yang tertimbun akan berkurang. Air dan tanah pun akan terlindungi kebersihannya. Selain sampah, pemanfaatan biomassa dapat mengurangi volume limbah organik. Pasalnya, sampah hasil olahan pabrik dapat dimanfaatkan untuk biogas.
13
sajian utama
Di belakangnya terdapat residu kayu lapis dan irisan kayu/veneer, residu penebangan, residu kayu ulin, residu kelapa dan sampah pertanian lain (kurang dari 20 GJ/ tahun). Jika potensi ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal, maka akan memecahkan permasalahan energi yang terjadi selama ini. Potensi limbah pabrik minyak kelapa sawit juga besar. Sebuah studi yang dilakukan Asia Development Bank (ADB) dan Golder Associate (2006) memperkirakan, potensi biomassa dari limbah pabrik minyak kelapa sawit di Indonesia sekitar 230.530 tera joule (TJ) per tahun. Produksi listrik potensial yang dapat dihasilkan adalah sekitar 4.243.500 mega watt per jam (mwh) per tahun.
Tidak hanya itu, polusi udara dapat ditekan bila menggunakan biomassa. Pemanfaatan biomassa menjadi biogas, biodiesel, atau briket merupakan bahan bakar yang sedikit menghasilkan gasgas berbahaya sebagai pemicu polusi udara. Potensi Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tak terbarukan. Proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika sumber energi ini digunakan secara terus menerus, maka akan mengalami kelangkaan yang akhirnya berakibat pada krisis energi. Oleh sebab itu, penggunaan energi dari bahan bakar fosil harus diseimbangkan dengan sumber energi terbarukan.
14
Sejumlah pakar berpendapat, peng gunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan merupakan jalan keluar dari ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat cadangan gas alam Indonesia mencapai sekitar tiga triliun meter kubik. Jumlah ini diperkirakan akan habis kurang dari 50 tahun lagi. Cadangan batubara sekitar empat milyar ton dan diperkirakan akan habis kurang dari 20 tahun lagi. Lebih parah adalah cadangan minyak bumi Indonesia, yakni sekitar tiga milyar barrel. Jumlah ini diperkirakan akan habis sekitar 10 tahun lagi. Jika biomassa digunakan sebanyak 20% atau lebih dari total sumber energi, maka dapat memperpanjang ketersediaan bahan bakar fosil. Biomassa bisa menjadi cadangan energi yang efektif selagi masih mencari atau mengeksplorasi lokasi bahan bakar fosil yang masih ada. Biomassa bisa dijadikan penyeimbang dan meminimalisir ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Biomassa dapat diolah menjadi biogas sebagai penyeimbang gas alam, biooil sebagai penyeimbang
minyak, atau briket sebagai penyeimbang batubara serta gas. Selain itu, keterdapatan dan pengolahannya dapat dilakukan dengan sederhana maupun perseorangan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang besar untuk biomassa. Hal ini karena Indonesia banyak ditumbuhi oleh tumbuhtumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai biomassa, baik saat masih hidup maupun sudah mati. Tahun 2000 lalu, studi yang dilakukan sebuah lembaga riset di Jerman (Zentrum for rationale Energianwendung und Umwelt-ZREU) mengestimasi, potensi biomassa Indonesia sebesar 146,7 juta ton per tahun. Sumber utama dari energi biomassa berasal dari residu padi. Potensinya mencapai kurang-lebih150 giga joule (GJ) per tahun. Berikutnya diikuti kayu rambung/kayu karet (120 GJ/ tahun), residu gula (78 GJ/tahun) dan residu kelapa sawit (67 GJ/tahun).
Kelapa sawit masih menjadi determinan dominan untuk mengolah biomassa. Menteri ESDM Jero Wacik mendorong pelaku usaha agar dapat membangun pembangkit listrik biomassa sebanyak mungkin. Sebab, selain ramah lingkungan, biomassa juga dapat menggantikan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar minyak yang berbiaya tinggi.
pirolisis, gasifikasi dan karbonisasi, maka sampah yang tidak berguna tersebut bisa menjadi sesuatu yang berguna, yaitu briket. Briket ini dapat dijadikan bahan bakar kompor. Atau, sampah ini dijadikan biooil yang dapat menggerakan motor seperti bensin. Selain itu, pemamfaatan sampah sebagai biomassa dapat digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik biomassa. Sampah-sampah organik seperti tandan kelapa sawit jika dimanfaatkan dengan menggunakan pirolisis, akan mendapatkan gas methane. Gas ini dapat digunakan untuk menggerakan turbin. Keuntungan-keuntungan penggunaan biomassa akan tercapai jika biomassa dimanfaatkan. Pemamfaatan biomassa tidak harus mematikan penggunaan energi fosil, namun sebagai penyeimbang penggunaan energi fosil yang ada saat ini. Kelangkaan energi fosil dapat diperlambat. Dan, semakin banyak pilihan sumber energi yang digunakan, diharapkan akan makin membuat kehidupan bertambah baik.
“Kita akan dorong semua perkebunan kelapa sawit untuk membangkitkan listrik sendiri sehingga lebih efisien dan tidak tergantung PLN,” ujar Jero Wacik. Jero Wacik menuturkan, 70 persen bahan baku pembangkit biomassa ini adalah cangkang sawit. Menurutnya, bila semua perkebunan tidak mengekspor cangkang kelapa sawit melainkan memanfaatkannya untuk pembangkit listrik biomassa, maka kekurangan listrik dapat teratasi. Pemanfaatan biomassa dari sampah juga dapat menyelesaikan permasalahan sampah yang terjadi saat ini. Selama ini, kita menganggap sampah sesuatu yang tidak berguna dan sering dibakar secara percuma atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Padahal, jika sampah ini diolah dengan teknologi biomassa seperti
15
beranda
Pengelolaan Energi
Secara Sinergis Sebagai orang nomor satu di jajaran Kementerian ESDM, Jero Wacik memahami sepenuhnya bahwa pengelolaan energi, khususnya di Indonesia, bukanlah semata-mata tanggung jawab dari kementerian yang dipimpinnya. Dengan pandangan serta pemikiran yang jauh ke depan, Jero Wacik meyakini bahwa masalah yang senantiasa menjadi topik hangat di seluruh pelosok dunia ini, merupakan tanggung jawab kita bersama. Oleh karenanya, beliau senantiasa mendukung dan memberi appresiasi terhadap langkah-langkah strategis pengelolaan energi di tanah air. Sekaligus, dirinya tidak jemu menghimbau seluruh pihak terkait untuk dapat bersama-sama meningkatkan kerjasama sinergis dalam pengelolaan sumber-sumber energi di Indonesia demi kepentingan bersama.
K
Pelarangan dan himbauan sebagaimana yang disampaikan Jero Wacik ini sejatinya merupakan pintu pertama yang membuka partisipasi masyarakat luas dalam pengelolaan energi nasional secara bijaksana. Aparat pemerintah, yang juga merupakan abdi masyarakat, beliau dorong untuk memberi suri tauladan secara nyata. Demikian pula halnya dengan masyarakat yang memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik. Mereka diajak untuk memberikan sumbangsih nyata dalam pengelolaan energi secara bijaksana, yaitu dengan menggunakan energi sebagaimana mestinya. Terbukti, bahwa peran sekecil apa pun tentunya dapat memberi dampak yang cukup signifikan terhadap penanganan energi nasional. Hal ini lah yang sejatinya menjadi pemikiran strategis Jero Wacik dalam ragam kebijakan yang diimplementasikannya.
onsistensi Jero Wacik dalam menggalang kepedulian seluruh lapisan masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif mengelola energi nasional, salah satunya tampak jelas pada momentum peresmian Program Listrik Perdesaan (Prolides) seluruh Indonesia Tahun Anggaran 2011 di Museum Gunung Api Batur, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Dalam kegiatan yang telah berlangsung pada Sabtu 12 Mei 2012 ini, Jero Wacik mengajak kepada Pemerintah Daerah, perguruan tinggi, koperasi dan lembaga sosial kemasyarakatan untuk turut berpartisipasi aktif mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan untuk listrik perdesaan, terutama di daerahdaerah terpencil. “Saya juga berpesan agar infrastruktur listrik perdesaan ini dijaga dengan baik untuk kepentingan bersama,” tegasnya. Tak lupa Jero Wacik menekankan pentingnya gerakan penghematan BBM, listrik dan air secara besar-besaran oleh semua lapisan masyarakat. “Saya menghimbau semua pihak untuk melakukan penghematan besar-besaran dalam setiap aspek kehidupannya,” ujar Jero Wacik menegaskan himbauannya kepada masyarakat luas terhadap upaya penanganan masalah energi secara sinergis tersebut.
16
Nasional Penghematan energi dan sikap Pemerintah untuk menjalankan APBN-P 2012 secara efisien. “Ada empat peraturan Menteri ESDM yang sudah kami keluarkan dalam rangka program penghematan energi. Yang pertama adalah program tentang pelarangan BBM bersubsidi untuk mobil Dinas Pemerintah, Pemda, BUMN dan BUMD. Mulai tanggal 1 Juni berlaku untuk Jabodetabek , mobil Pemerintah dilarang memakai BBM bersubsidi”, terang Jero Wacik. Hal ini selaras dengan himbauan terhadap kalangan menengah ke atas untuk hanya menggunakan BBM non subsidi yang memang diperuntukan bagi mereka yang patut menerimanya.
Mendukung hal tersebut, ragam kebijakan lainnya pun terus didorong Jero Wacik dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat luas terhadap penggunaan energi secara bijaksana. Salah satu contohnya adalah larangan kepada seluruh jajaran aparat pemerintahan pengguna
mobil dinas untuk menggunakan BBM bersubsidi. Jero Wacik mengungkapkan, larangan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil dinas (BUMN) atau BUMD merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden sebagai gerakan
Tidak hanya dari sisi pengguna, Jero Wacik pun membuat berbagai terobosan strategis tentang pengolahan sumber daya mineral dan baru bara. Hal tersebut tercermin dari RUU Minerba yang tengah digodok oleh para wakil rakyat di gedung Parlemen. Undangundang ini mewajibkan pengusaha mengolah dan memurnikan bahan galian tambang dalam negeri sebelum diekspor. Aturan yang berlaku efektif tahun 2014 ini menuntut semua stakeholder pertambangan tanah air untuk berorientasi jangka panjang.
Hal ini, menurut pemikiran jangka panjang Jero Wacik akan sangat mendukung ketersediaan bahan galian bagi generasi selanjutnya. Melalui RUU Minerba inilah tampak jelas bahwa sinergi dan kerjasama dari para pengusaha dalam pengelolaan energi, khususnya dari sisi mineral dan batu bara, hendak diwujudkan secara nyata. “Ke depan, saya akan minta kepada gubernur dan bupati agar selalu melibatkan masyarakat bila mau menambang. Agar tercipta kesejahteraan,” Jero Wacik dalam sebuah kesempatan. Di sisi lain, Jero Wacik juga menuturkan bahwa kebutuhan batubara nasional ke depan akan meningkat. Dalam energy mix tahun 2011, minyak bumi masih 49,7%, batubara 24%, gas 20% dan energi baru terbarukan 5,7%. Namun pada 2025 energy mix untuk minyak turun 23%, gas tetap 20%, batubara meningkat 30,7% dan energi baru terbarukan sebesar 25,9% Oleh karenanya, Menteri ESDM mengajak pengusaha batubara untuk mengembangkan pemanfaatan batubara menjadi produk yang lebih ramah lingkungan, seperti gasifikasi batubara. “Kami juga mengajak pengusaha batubara turut serta berinvestasi dalam pengembangan energi baru terbarukan karena Pemerintah Indonesia menyiapkan pengembangan energi ke arah tersebut,” tandasnya. Kontribusi pihak swasta secara sinergis dalam pengelolaan energi nasional juga sempat disinggung oleh
Jero Wacik, yaitu dalam membahas program konversi BBM ke BBG. Secara tegas, Jero Wacik mengungkapkan harapannya agar semua pihak terkait program konversi BBM ke BBG ikut mensukseskan program ini. Program konversi ditengarainya memerlukan dukungan semua pihak, bukan hanya bidang Kementerian ESDM. Terkait hal terebut, Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengatakan Jero Wacik menyampaikan pemikirannya, bahwa untuk menyukseskan persiapan pelaksanaan program konversi BBM ke BBG, sudah sepatutnya perhubungan darat, perindustrian, ESDM bergerak bersama-sama. “Sebetulnya kami bergerak berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Tapi di sini kami mohon swasta ikut bergerak,” kata Evita di acara Rakernas I Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) di Gedung Medco, Jakarta, Kamis 31 Mei 2012 lalu. Dari ragam paparan di atas tampak nyata bahwa gerakan yang dilakukan Jero Wacik untuk mensinergikan ragam kegiatan pengelolaan energi nasional senantiasa terus bergulir. Diyakini, semakin banyak pihak yang berpartisipasi dengan penuh kesadaran dan ditempuh melalui koridor-koridor kebijakan yang tepat, maka pengelolaan energi di Indonesia tentunya akan semakin trengginas dan mampu mencapai sasaran strategis yang didambakan bersama.
17
beranda di ESDM untk mengkaji kemungkinan meningkatkan harga listrik berbahan bakar sampah,” jelas Jero. Tujuannya, masih menurut Jero, adalah untuk meminimalisir ragam permasalahan sampah di perkotaan, dan sekaligus menjadikannya bermanfaat untuk peningkatan produksi listrik. “Apabila harga listrik berbahan bakar sampah mampu menarik perhatian banyak pihak, maka orang tentunya akan berlombalomba mengumpulkan sampah, sehingga sampah tidak lagi menjadi persoalan di berbagai kota,” imbuhnya.
Komitmen Pengembangan
Energi Baru dan Terbarukan Salah satu komitmen yang dipegang teguh Jero Wacik dalam menjalankan peranan pentingnya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral adalah mengembangkan energi baru dan terbarukan. Komitmen ini selaras dengan amanah yang beliau terima dari Susilo Bambang Yudhoyono saat melantiknya menjadi orang nomor satu di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
S
aya sangat serius mengem bangkan energi baru dan terbarukan,” tegas Jero Wacik dalam berbagai kesempatan. Hal ini tentu bukan pepesan kosong belaka. Keseriusan Jero Wacik ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa dari waktu ke waktu ketersediaan energi fosil, yang dewasa ini masih mendominasi pemenuhan energi dalam skala nasional maupun internasional,
18
semakin tergerus dan terus menipis. Ironisnya, kondisi ini belum diantisipasi dengan pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara optimal. Saat ini, pada kenyataannya, peranan energi baru dan terbarukan masih semata-mata “dilirik” sebagai sebuah energi alternatif. Tak pelak, latar belakang inilah yang tentunya mendorong semangat putra kelahiran Pulau Dewata tersebut untuk menggerakkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Dengan mantap, Jero Wacik menegaskan bahwa beliau dan seluruh jajaran yang berada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan terus berupaya secara maksimal untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. “Ini merupakan salah satu tugas langsung dari Bapak Presiden, yaitu untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan ini,” ungkapnya. Semangat pemanfaatan dan juga pengembangan energi baru dan terbarukan ini merupakan wujud pemahaman mendalam Jero Wacik terhadap besarnya ketersediaan jenis sumber energi tersebut di Indonesia. Semangat sekaligus komitmen ini
sebelumnya telah implementasikan melalui beberapa regulasi. Salah satunya adalah regulasi yang mewajibkan penggunaan energi terbarukan, misalnya jenis bahan bakar nabati (BBN). Regulasi ini termaktub dalam Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga BBN Sebagai Bahan Bakar Lain. Selaras, di bawah koordinasi langsung Jero Wacik, pemerintah tengah mempersiapkan kewajiban pemasangan pembangkit tenaga surya pada gedunggedung (termasuk pusat perbelanjaan) dan penerangan jalan umum. Jero menyampaikan bahwa Dewan Energi Nasional (DEN) telah menetapkan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai dalam konteks ini, yaitu meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 menjadi sedikitnya 26 persen dari keseluruhan bauran energi (energy mix) nasional Indonesia. Dalam upaya mendorong pengembangan sumber energi ini, Jero Wacik senantiasa berupaya menciptakan iklim yang baik bagi para pelaku usaha di bidang energi baru dan terbarukan. Salah satu
contohnya adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri tentang harga energi baru dan terbarukan. Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan kegairahan dan ketertarikan pengusaha dalam pengembangan jenis energi ini. Peningkatan harga, diyakini oleh Jero mampu meningkatkan pengembangan energi baru dan terbarukan secara lebih optimal. Sampah adalah salah satu elemen energi baru dan terbarukan pembentuk energi listrik yang patut dicermati. “Saya telah meminta Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Secara nasional, guna memperlancar proses perizinan bagi usaha energi baru dan terbarukan yang bersifat lintas kementerian, Jero Wacik dengan lugas mengaku telah melakukan koordinasi antar kementerian. “Saya telah membicarakannya dengan Menteri Keuangan untuk mempercepat penerbitan penerbitan jaminan yang diperlukan pengusaha bumi,” sebutnya. “Saya juga menandatangani kesepakatan dengan Menteri Kehutanan untuk pengurusan perijinan pengembangan panas bumi di areal hutan yang meliputi 28 lokasi panas bumi,” sambungnya. Dengan penuh semangat, Jero Wacik mengingatkan bahwa Indonesia tidak bisa lagi menunda pengelolaan sumber energi baru dan terbarukan. Terlebih, ketika sumber energi fosil makin terbatas cadangannya di perut bumi, dan sekaligus kerap menimbulkan masalah lingkungan di permukaan bumi, maka pilihan untuk meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan adalah sebuah langkah yang bijaksana.
Apakah Energi Baru dan Terbarukan Itu? Meski telah banyak diperbincangkan, sejatinya masih banyak pihak yang belum memahami secara tepat apa yang dimaksud dengan energi baru dan terbarukan. Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru, baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan, antara lain gas metana batu bara, batu bara tercairkan, batu bara tergaskan, nuklir dan nitrogen. Sedangkan yang disebut sebagai sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.
19
sosok
Tidak Lagi
Byar Pet
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan KESDM Jarman
Krisis energi telah menjadi isu global beberapa tahun terakhir. Krisis energi berimplikasi terhadap berbagai kebutuhan manusia. Salah satunya adalah ketersediaan listrik.
K
eberlangsungan berbagai bentuk aktivitas di masyarakat dan sektor industri nasional sa ngat tergantung kepada tersedianya energi listrik. Sektor ketenagalistrikan mempunyai pe ranan yang sangat strategis dalam upaya menyejahterakan masyarakat dan mendorong berjalannya roda perekonomian nasional.
Partisipasi Sebagai salah satu stakeholder kelistrikan, Direktur Jenderal Ketenaga listrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Jarman menaruh perhatian terhadap ketersediaan salah satu elemen penting negeri ini. Meski krisis energi masih mengintai, Jarman memastikan, saat ini tidak ada lagi pemadaman bergilir seperti tiga atau empat tahun lalu. Tidak seperti beberapa tahun silam yang kekurangan pasokan listrik, Jarman menyatakan, pasokan listrik di Indonesia saat ini sudah terpenuhi. Jika masih ada pemadaman
20
listrik, ia menegaskan, hal tersebut terjadi karena masalah teknis seperti gangguan strafo maupun transmisi dari penyedia tenaga listrik. Untuk menghindari gangguan teknis penyebab pemadaman, Jarman mengajak masyarakat untuk memperhatikan jaringan listrik di lingkungannya masing-masing. Masyarakat harus lebih memperhatikan keamanan dan standar dari alat-alat listrik yang dipakai di rumah. “Saya mengharapkan partisipasi masya rakat untuk rela apabila PLN memotong dahan pohon yang tersangkut jaringan listrik,” ungkapnya. Masyarakat, lanjut Jarman, juga diharapkan dapat menyampaikan pengaduan konsumen listrik kepada Direktorat Jendral Ketenagalistrikan jika dirugikan oleh penyedia tenaga listrik. Ia menyampaikan, pemerintah telah menentukan standar pelayanan untuk penyedia tenaga listrik dan telah menegur kecurangan-kecurangan yang terjadi.
Hemat Jarman menyatakan, KESDM akan terus berkomitmen dan menyebarluaskan kampanye hemat listrik. Penghematan pemakaian listrik diantaranya akan dilaksanakan melalui pengendalian konsumsi listrik pada bangunan gedung negara, BUMN, BUMD dan BHMN. Penghematan ini juga akan diterapkan pada rumah tinggal pejabat. “Penghematan di rumah pejabat dilakukan antara lain dengan menggunakan lampu hemat energi, pengaturan daya pencahayaan maksimal dan memanfaatkan cahaya alam,” jelas Jarman.
Program KESDM lainnya adalah listrik perdesaan yang didanai oleh APBN untuk melistriki daerah-daerah yang terisolasi.
Listrik. Jarman mengungkapkan, aturan ini ditargetkan dapat menghemat listrik sebanyak 20%. Penghitungan tersebut dihitung dari pemakaian rata-rata enam bulan sebelum dikeluarkannya regulasi itu. Peraturan ini juga wajib dicapai paling lama enam bulan sejak berlaku efektif.
“Untuk remote area terutama pulaupulau terluar di mana tidak ada sumber energi lain, kita mengharapkan dapat dipakai solar cell,” ujar pria yang dilantik menjadi Dirjen Ketenagalistrikan KESDM pada 2011 tersebut.
Tidak hanya instansi pemerintah, Jarman mengajak semua pihak untuk menghemat listrik. Di rumah masingmasing, penghematan dapat dilakukan dengan mematikan lampu ruangan jika tidak dipergunakan, mengurangi pengggunaan lampu hias, atau menggunakan lampu hemat energi sesuai dengan peruntukannya. Masih menurut Jarman, penghematan dapat dilakukan dengan mengatur suhu dan kelembaban relatif sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Ruang kerja, misalnya, sebaiknya diatur dengan suhu berkisar antara 24° C s/d 27° C dengan kelembaban relatif antara 55% s/d 65%. Untuk ruang transit (lobi, koridor), suhu berkisar antara 27° C s/d 30° C dengan kelembaban relatif antara 50% s/d 70%. Begitu pula untuk pengaturan operasi AC sentral. “Tiga puluh menit sebelum jam kerja berakhir, unit kompresor AC dimatikan. Pada saat jam kerja berakhir, unit fan AC dimatikan,” ujarnya. Jarman menyatakan, penghematan energi adalah masalah perubahan mindset atau perilaku. “Hal ini (perubahan sikap) hanya bisa dilaksanakan jika diingatkan terus menerus. Kita bisa menghemat listrik tanpa mengurangi produktivitas dan kenyamanan,” tegasnya.
Pelaksanaan penghematan listrik lainnya adalah menghemat penerangan jalan umum, lampu hias dan papan reklame. Cara penghematannya dilakukan melalui pengaturan waktu menyala dari media penerangan tersebut.
Program Sebagai Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman menyampaikan sejumlah pencapaian yang melibatkan direktorat pimpinannya. Salah satu program itu adalah percepatan pembangunan pembangkit 10.000 mega watt (MW) tahap I dan II.
Penghematan listrik ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 13 tahun 2012 Tentang Penghematan Pemakaian
Jarman memaparkan, Indonesia saat ini membutuhkan tambahan pembangkit listrik berdaya 4 ribu MW tiap tahunnya
Selain itu, pemerintah juga masih berusaha meningkatkan rasio elektrifikasi (masyarakat yang mendapat listrik). Jarman berharap, rasio elektrifikasi yang sekarang sekitar 67% pada tahun 2014 nanti akan mencapai 80%.
hingga 2014 mendatang untuk mengimbangi pertumbuhan industri yang terus berkembang. “Untuk kebutuhan pembangkit listrik di Asia, Indonesia berada di urutan ketiga di bawah China dan India. Dengan gambaran tersebut, kita membutuhkan industri yang bisa memenuhi kebutuhan dari pasar yang sangat tinggi,” tambahnya. Untuk pembangkit listrik dengan kapasitas sampai 10 MW, Jarman meneruskan, sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Namun untuk kapasitas yang lebih besar masih menggunakan komponen campuran dari dalam dan luar negeri. “Berbeda dengan pembangkit dengan kapasitas di atas 100 MW, kita masih harus mengimpor,” urainya. Kebutuhan akan pembangkit listrik tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Khusus kawasan timur Indonesia, pembangkit listrik dengan kapasitas 7-10 MW sangat dibutuhkan karena di daerah itu permintaan listrik masih sedikit. “Permintaan di wilayah Indonesia bagian timur masih sedikit untuk saat ini. Tetapi, bila permintaan meningkat, tentu saja kapasitasnya juga akan ditingkatkan,” tuturnya.
“Artinya, setiap tahun harus ditambah kira-kira 2,4 juta sambungan pelanggan baru,” jelasnya. Meski masih bersumber dari bahan bakar minyak (BBM), Jarman menyatakan akan menurunkan ketergantungan terhadap BBM sebagai sumber listrik. Tahun depan, pemakaian BBM untuk kebutuhan setrum tersebut diharapkan berkurang 27% dibandingkan tahun ini. Ia menjelaskan, konsumsi BBM untuk pembangkit tahun ini mencapai 7,31 juta kilo liter (kl). Tahun depan, konsumsi BBM diharapkan bisa menjadi 5,76 juta kl. Tahun ini, porsi pemakaian BBM untuk pembangkit listrik mencapai 13,83% dari total pembangkit. Tahun depan, porsi pemakaian BBM untuk kebutuhan pembangkit listrik dipatok hanya 9,7%. Di Pulau Jawa sendiri, pemerintah berharap tidak lagi memakai bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik mulai Juni 2012. “Tahun depan kami target pemakaian BBM menjadi single digit,” kata Jarman. Agar program-program itu terealisasi, Jarman mengundang pihak swasta untuk berpartisipasi dalam investasi ketenagalistrikan di Indonesia. Sebab, masih dibutuhkan banyak pendanaan untuk meningkatkan infrakstruktur listrik.
21
profil unit
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (Ditjen LPE) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Ditjen LPE terdiri dari 4 unit kerja, yakni: Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan; Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan; Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan; dan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan.
D
itjen Ketenagalistrikan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Ketenagalistrikan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Ditjen Ketenagalistrikan menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain perumusan kebijakan di bidang ketenagalistrikan; pelaksanaan kebijakan di bidang ketenagalistrikan; penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang ketenagalistrikan; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang ketenagalistrikan; serta pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
primer dan energi terbarukan dengan memperhatikan keekonomiannya, menjaga kesinambungan ketersediaan energi nasional yang berkelanjutan (security of supply); Mengutamakan pemanfaatan Sumber Energi Setempat (SES) dan Energi Terbarukan (ET) untuk pembangkit tenaga listrik, mendorong pemanfaatan dan penguaaan teknologi yang efisien Energi Terbarukan (ET) dan konservasi energi, serta mendorong terciptanya budaya hemat energi, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penggunaan energi terbarukan dan konservasi energi. Guna mengetahui sejauh mana target yang harus dicapai, maka Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi mengeluarkan beberapa
kebijakan, yakni Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik; Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer untuk Pembangkitan Tenaga Listrik; Kebijakan Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial; Kebijakan Lindungan Lingkungan; Kebijakan Standarisasi, Keamanan serta Pengawasan; dan Kebijakan Penanggulangan Krisis Penyediaan Tenaga Listrik. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik sekaligus penanggulangan kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, maka Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyusun ”Master Plan” Pembangunan Ketenagalistrikan tahun
2010 sampai dengan 2014. Isinya, antara lain mengenai kondisi sistem ketenagalistrikan, rencana penambahan infrastruktur ketenagalistrikan dan kebutuhan investasinya.
Master Plan ini adalah merupakan perencanaan ketenagalistrikan jangka pendek dengan rentang cakrawala 5 (lima) tahun ke depan yang merupakan bagian dari kombinasi dua perencanaan nasional, yaitu Rencana Umum Ketenaga listrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Sehingga, dapat memberikan informasi dalam pembangunan dan pengembangan sektor ketenagalistrikan selama lima tahun ke depan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pelaku usaha lainnya.
Dalam tugasnya, Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi memiliki visi guna terwujudnya industri ketenagalistrikan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui pendayagunaan sumber daya energi yang optimal, pelayanan universal dengan kualitas tinggi, andal, sehingga memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat. Juga, guna terwujudnya penyediaan dan pemanfaatan energi yang efisien, bersih, andal, dan harga yang terjangkau dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sesuai visi tersebut, maka misi yang diemban oleh Ditjen LPE dengan mengambil beberapa langkah penting. Antara lain, menyelenggarakan pembangunan sarana penyediaan dan penyaluran tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik daerah dan nasional; melaksanakan pengaturan usaha penyediaan dan usaha penunjang tenaga listrik; melaksanakan pengaturan keselamatan ketenagalistrikan dan lindungan lingkungan; dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, juga memanfaatkan seoptimal mungkin sumber energi
22
23
energi mix listriknya. Kedua, pembagian grup berdasarkan wilayah. Pembagian grup listrik berdasarkan wilayah lebih hemat dalam pemakaian kabel dari pada pembagian berdasarkan beban listrik, seperti beban lampu, stop kontak, alat elektronik beserta dengan kebutuhan watt-nya. Ketiga, dekatkan saklar dan stop kontak. Posisi saklar dan stop kontak diusahakan berdekatan. Tujuannya agar dalam satu pipa conduct dapat dimasukkan dua instalasi sekaligus, yakni saklar dan stop kontak. Untuk mencegah kebocoran arus listrik, sebaiknya sambungan antara kabel satu dan lainnya memakai model tikus. Sementara itu, untuk menjaga alat-alat elektronik dari petir dan arus listrik bocor, maka gunakan arde pada kotak PLN. Keempat adalah dekatkan kotak panel dan meteran. Jenis kabel yang digunakan untuk fungsi ini harganya mahal. Untuk itu, bila semakin pendek kabel yang digunakan,
maka biaya yang dikeluarkan akan makin murah. Kiat kelima adalah menyesuaikan ukuran kabel dengan daya. Pilihan ukuran kabel perlu disesuaikan dengan beban daya di rumah dan fungsi instalasi listriknya. Misalnya, untuk fitting lampu dipakai ukuran kabel 2 mm x 1,5 mm. Sedangkan untuk stop kontak, Anda bisa menggunakan kabel dengan ukuran 3 mm x 2,5 mm. Untuk rumah kecil dengan daya terpasang 900 watt, idealnya ukuran kabel 1,5 mm. Jika daya terpasang 900 watt dan voltase PLN 220 volt, arus pada kabel listrik adalah 4 ampere. Menilik tabel penampang kabel, kabel dengan penampang 1,5 mm sudah cukup untuk dipakai di rumah tersebut. Keenam, fitting lampu jenis outbow. Daya sebar cahaya tipe outbow lebih luas dibandingkan dengan fitting lampu. Misalnya, untuk penerangan satu kamar ukurannya 3 m x 4 m dibutuhkan 1 titik
lampu outbow. Sedangkan jika memakai jenis down light inbow dibutuhkan dua titik lampu. Ketujuh adalah hindari kebocoran listrik. Beberapa penyebab kebocoran listrik adalah kurang sempurnanya teknik penyambungan kabel, isolator kabel terkelupas, saklar tidak berfungsi optimal dan sistem arde kurang sempurna. Ini harus dicermati agar penyebab kebocoran listrik tidak terjadi. Lakukanlah pemeriksaan rutin, minimal setahun sekali untuk memastikan apakah instalasi listrik masih layak untuk digunakan atau perlu direhabilitasi. Pergunakan peralatan rumah tangga elektronik yang disesuaikan dengan daya tersambung, kapasitas dan kemampuan kabel instalasi listrik yang terpasang. Agar lebih aman, jika ingin memasang, merehabilitasi atau memeriksa instalasi listrik, sebaiknya menggunakan jasa instalator yang resmi.
Instalasi Listrik Sederhana
Investasi Tanpa Disadari Hemat listrik tidak melulu soal pilihan jenis lampu atau penggunaannya. Hemat listrik berawal dari instalasi listrik yang hemat pula. Alih-alih hemat, pemasangan instalasi listrik yang keliru malah bisa membahayakan properti atau keselamatan diri Anda.
Standar Dirjen Ketenagalistrikan KESDM Jarman menyatakan, Ditjen Ketenagalistrikan bersama stakeholders terkait telah membuat gambar instalasi listrik sederhana untuk rumah tinggal berikut material yang diperlukan. Instalasi listrik ini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 8 tahun 2007 yang antara lain membahas mengenai keselamatan umum instalasi listrik. Gambar ini bisa dijadikan acuan untuk pemasangan instalasi listrik untuk rumah tinggal dengan luas bangunan 20 m2 s/d 25 m2 , 36 m2 dan 45 m2. Pemasangan instalasi listrik tegangan rendah juga harus memenuhi SNI 040225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000/Amd 2006). Aturan ini diperkuat melalui Peraturan Menteri ESDM No. 8 Tahun 2007. Daftar SNI wajib dan merek produk yang telah bersertifikat SNI dapat dilihat dalam website www.djlpe.esdm.go.id.
24
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Disamping itu, untuk menjamin instalasi listrik yang dipasang telah memenuhi kesesuaian standar yang berlaku, maka dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Hasil pengujian itu tertera pada Sertifikat Laik Operasi. Meski begitu, acuan di atas tidak mengikat. Setidaknya, masyarakat diberi pengetahuan tentang standar instalasi listrik dan material apa saja yang digunakan untuk instalasi listrik di rumahnya. Tentunya, dengan mengetahui harga material setempat, maka masyarakat dapat terhindar dari biaya pemasangan instalasi listrik yang di luar kepatutan.
Kiat Bila Anda hendak merencanakan pemasangan instalasi listrik di rumah, ada baiknya simak kiat berikut ini. Pertama adalah minimalkan pembagian grup listrik. Semakin sederhana dan minim pembagian grup, makin hemat pula pemakaian
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
25
energi mix
Pembangkit Listrik Dengan Energi Alternatif Dewasa ini hampir seluruh negara di dunia masih banyak bergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas. Begitu pula di Indonesia, bahan bakar fosil digunakan oleh 95 persen penduduk maupun pelaku industri.
26
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
P
adahal seperti kita ketahui jika bahan bakar jenis ini ikut ‘berkontribusi’ terhadap total emisi energi CO2. Tidak itu saja, melambungnya harga minyak dunia ditambah lagi dengan cadangan minyak yang semakin menipis, membuat kita berpaling untuk mendapatkan energi lain yang tidak saja ramah lingkungan namun juga mempunyai jumlah yang cukup besar. Energi tersebut, salah satunya adalah penggunaan energi air. Untuk membangkitkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). PLTMH adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran, mempunyai ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran
maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya pembangkit listrik jenis ini dibangun berdasarkan adanya ketersediaan air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang mencukupi. Mikro Hidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan “energi putih”. Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam serta ramah lingkungan. Dengan teknologi yang semakin berkembang membuat energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya pada daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik.
energi), turbin dan generator. PLTMH mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada prinsipnya, pembangkit jenis ini memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Hidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai Mikro Midro. Dengan demikian, sistem pembangkit listrik tenaga Mikro Midro ini cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
Selain itu faktor geografis (tata letak sungai) juga berpengaruh, tinggi jatuhan air bisa didapatkan dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat ke dalam rumah pembangkit yang pada umumnya Dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikro hidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.
Berikut beberapa keuntungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro : 1. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ini hanya memerlukan biaya yang relatif murah karena penggunaan energi alam. 2. Konstruksinya yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil. Pengoperasiannya dapat dilakukan oleh penduduk daerah setempat dengan sedikit pelatihan. 3. Tidak menimbulkan pencemaran. 4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi untuk pertanian ataupun perikanan. 5. Mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air selalu terjaga.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) juga dapat memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar. Sebagai contoh, ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik sebesar 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan Mikro Hidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berdampak pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikro hidro. Ini juga yang menjadi salah satu keunggulan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan Mikro
Oleh karena itu sebagai sumber energi yang terbilang potensial membuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ini juga dapat dijadikan untuk melestarikan lingkungan, misalnya disepanjang daerah aliran sungai (DAS). Selain dari memberikan penerangan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. (dari berbagai sumber).
Secara teknis, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
27
wacana
Banyak cara dan upaya untuk dapat menghemat energi. Listrik termasuk salah satu energi yang sangat penting dan perlu dilakukan penghematan. Salah satu bentuk upaya penghematan listrik yang dapat dilakukan secara serentak yaitu melalui Earth Hour.
E
arth Hour dalam kata bahasa Indonesia berarti Jam Bumi, adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai World Wildlife Fund). Earth Hour sendiri diadakan setiap hari Sabtu di akhir bulan Maret, dimana pada hari tersebut WWF meminta untuk mematikan lampu dan energi listrik lainnya sekitar satu jam di seluruh dunia.
Selamatkan Energi Listrik di Indonesia Melalui Earth Hour 28
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap perubahan iklim di bumi. Earth Hour pertama kali digagas oleh WWF dan The Sydney Morning Herald pada tahun 2007 ketika 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Setelah Sydney, banyak kota-kota lain di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada tahun 2008.
Earth Hour merupakan sebuah kampanye global guna mengajak semua penduduk bumi baik individu, komunitas, pelaku bisnis, maupun pemerintah kota untuk bersamasama peduli pada upaya penurunan emisi karbondioksida yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Utamanya, kampanye Earth Hour mengajak kita untuk menghemat listrik dengan mematikan lampu dan peralatan listrik selama satu jam. Logo Earth Hour berupa angka 60 dengan ilustrasi permukaan bumi dan latar belakang hitam. Sejak penyelenggaraan tahun 2011 ditambahkan tanda plus (+) di belakang angka 60. Angka 60 pada logo ini mempunyai arti 60 menit fokus pada tindakan mengurangi emisi CO2. Tanda “+” berarti kegiatan Earth Hour tidak hanya dilakukan selama 60 menit saja, namun diikuti dengan perubahan
gaya hidup sehari-hari yang lebih ramah lingkungan.
Sejarah Earth Hour Global dan Indonesia Sejarah Earth Hour dimulai pada 2007 di kota Sydney, Australia. Saat itu WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett bekerja sama untuk melakukan kampanye pengurangan gas rumah kaca di kota tersebut. Tahun berikutnya, 2008, Earth Hour menjadi kampanye global yang diikuti oleh 37 kota di 30 negara di seluruh dunia dengan partisipan mencapai 50 juta orang. Pada tahun-tahun berikutnya partisipan semakin meningkat dan kampanye Earth Hour semakin meng-global. • Tahun 2009 diikuti oleh 4.000 kota di 88 negara dengan 1 milyar partisipan. • Tahun 2010 diikuti oleh 4.616 kota di 128 negara dengan 1,5 milyar partisipan. • Tahun 2011 diikuti oleh 5.251 kota di 135 negara dengan 1,8 milyar partisipan. Indonesia sendiri mengikuti Earth Hour untuk pertama kali pada tahun 2009 dengan DKI Jakarta sebagai kota yang ikut berpartisipasi. Selanjutnya pada tahun 2010 diikuti oleh tiga kota (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta), pada 2011 diikuti oleh 10 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Manado, Makasar, dan Sorowako). Dan, pada tahun 2012 ini diikuti oleh 18 kota, yaitu Jakarta, Bogor, Banda Aceh, Bekasi, Tangerang, Solo, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Sidoarjo, Semarang, Malang, Surabaya, Banjarmasin, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Makassar.
Earth Hour dilaksanakan setiap hari Sabtu di minggu ketiga bulan Maret setiap tahunnya tepat pada jam 20.30 – 21.30 waktu setempat. 1. Tahun 2007, dilaksanakan tanggal 31 Maret 2007. 2. Tahun 2008, dilaksanakan tanggal 29 Maret 2008. 3. Tahun 2009, dilaksanakan tanggal 28 Maret 2009. 4. Tahun 2010, dilaksanakan tanggal 27 Maret 2010. 5. Tahun 2011, dilaksanakan tanggal 26 Maret 2011. 6. Tahun 2012, dilaksanakan tanggal 31 Maret 2012.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
29
wacana Hari Sabtu di minggu ketiga bulan Maret dipilih menjadi waktu pelaksanaan Earth Hour dengan pertimbangan bahwa Bulan Maret merupakan bulan dengan cuaca bersahabat, karena hampir di seluruh bagian bumi, akhir Maret merupakan waktu peralihan musim. Baik dari musim dingin ke musim semi maupun dari musim penghujan ke musim kemarau. Hari Sabtu merupakan akhir pekan yang umumnya digunakan sebagai waktu untuk berkumpul bersama keluarga, saudara, dan sahabat. Pukul 20.3021.30 wib, biasanya makan malam telah usai dan merupakan saat yang tepat untuk berkumpul maupun berdiskusi santai.
Tujuan dan Manfaat Earth Hour merupakan momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat bahwa terjadinya perubahan iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sehingga, selain diperlukan penggunaan sumber energi terbarukan pun dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup yang hemat energi. Dengan kampanye Earth Hour, diharapkan akan semakin banyak individu, rumah tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim. Selain itu diharapkan juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan. Langkah kecil yang dilakukan dengan cara mematikan lampu dan peralatan listrik selama 1 jam ini ternyata mempunyai dampak yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh bila 10 persen saja dari penduduk kota Jakarta berpartisipasi dalam Earth Hour akan mampu menghemat listrik hingga 300 MW. Listrik sebesar itu setara dengan konsumsi listrik untuk 900 desa, mematikan 1 pembangkit listrik, mengurangi beban biaya listrik sebesar Rp. 200 juta, atau mengurangi emisi karbondioksida hingga 267 ton. Selain itu, pengurangan emisi CO2 sebesar itu juga setara dengan ketersediaan oksigen untuk 534 orang. Yang menjadi target utama dalam kampanye Earth Hour, termasuk di Indonesia, yaitu untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi; dan berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal
30
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
pada lingkungan. Selain itu, juga untuk mengangkat semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka. Beberapa kebijakan-kebijakan yang mendukung Earth Hour di Indonesia, antara lain : 1. Undang-Undang no.30 Tahun 2007 mengenai Energi 2. Instruksi Presiden no.5 tahun 2006 mengenai kebijakan efisiensi energi 3. Instruksi Presiden no.5 tahun 2005 mengenai efisiensi energi 4. Instruksi Presiden no.2 tahun 2008 mengenai efisiensi energy dan air 5. Peraturan Gubernur no.70 tahun 2009 mengenai konservasi energi 6. Instruksi Gubernur DKI Jakarta no.73 tahun 2008 tentang implementasi energi dan efisiensi air 7. Kebijakan Gubernur DKI Jakarta no.33 tahun 2008 tentang kriteria pemanfaatan energi dalam bangunan berpendingin udara 8. Peraturan Pemerintah lainnya mengenai Perubahan Iklim dari Departemen terkait dan Dewan Nasional Perubahan Iklim. Konsumsi energi Listrik di Indonesia terfokus di Jawa - Bali atau sebesar 78% dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional. Hal ini dikarenakan, sebanyak 68% konsumennya berada di pulau Jawa-Bali, sehingga bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi yang lebih kecil. Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 29.605 GWH atau 23% total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Pendistribusiannya ke beberapa sektor terbagi menjadi rumah
tangga 33%; bisnis/perkantoran serta gedung komersial 30%; sektor industri 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang); gedung pemerintahan 3%; dan fasilitas publik dan sektor sosial 4%. Sehingga, total keseluruhan konsumsi listrik sebesar 29.605 GWH atau sama dengan 26,4 juta ton CO2 (Riset DJLPE 2004-2006 tentang emisi CO2 dari produksi listrik: 0,891/MWh). Dengan mematikan lampu-lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 1 jam dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta, serta mendukung program efisiensi energi yang diinisiasi pemerintah pada pukul 17.00 22.00. Diharapkan pada 5 tahun mendatang kampanye Earth Hour dapat menjadi kampanye tahunan di kota-kota besar di Jawa & Bali yang konsumsi listriknya tertinggi di Indonesia. Kemudian, terjadi perubahan gaya hidup hemat energi di kotakota tersebut, Indonesia mengembangkan inisiatif bangunan hemat energi dan ramah lingkungan, serta Indonesia mengembangkan sumber listrik baru terbarukan di daerahdaerah yang sejauh ini belum mendapat akses listrik. Semoga dengan timbulnya kesadaran pada setiap lapisan masyarakat untuk menghemat listrik, maka mampu memberikan sumbangsih dan dukungan terhadap ketahanan energi nasional kita. Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, tetapi juga harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain.
matikan 2 buah lampu pada malam hari sudah cukup membantu ESDMMAG • edisi 03 | 2012
31
wacana
Car Free Day,,
Mampu Menghemat Stok Minyak
K
egiatan hari bebas kendaraan bermotor (car free day) telah menjadi tren yang dilaksanakan pada kota-kota di wilayah Indonesia. Car Free Day diinspirasi oleh kesadaran akan menipisnya cadangan sumber daya alam, khususnya minyak bumi serta meningkatnya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor adalah kegiatan yang bertujuan mensosialisasikan kepada masyarakat agar menurunkan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor, sehingga mampu menghemat bahan bakar minyak (BBM). Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi. Car Free Day merupakan budaya baru bagi
32
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
masyarakat sebagai ajang bersosialisasi dengan teman maupun keluarga dan juga sebagai sarana memelihara kesehatan jasmani yang bebas dari polusi. Kegiatan Car Free Day berupaya mengurangi pencemaran udara yang telah tercemari oleh asap kendaraan bermotor. Berdasarkan beberapa penelitian oleh kalangan ahli lingkungan, terukur setelah kegiatan Car Free Day, bahwa gas polutan turun secara signifikan ,diantaranya CO berkurang 67%, NO berkurang 80% dan debu berkurang 34%. Kegiatan Car Free Day selain berdampak positif bagi lingkungan ternyata mempunyai tujuan khusus untuk memasyarakatkan olahraga. Tema penting dalam hari bebas kendaraan bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor di rumah dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tidak bermotor ataupun menggunakan kendaraan
umum untuk perjalanan panjang. Sejarah Car Free Day International Telah dimulai sejak jaman krisis minyak di tahun 70an di Amerika dan dilaksanakan di beberapa kota eropa pada awal 90an. Acara Car Free Day International mulai diselenggarakan di kota-kota Eropa pada tahun 1999 yang merupakan proyek percontohan kampanye Uni Eropa ”Kota tanpa Mobil” (”In Town Without My Car”), dan kampanye ini terus berlanjut hingga kini dalam ventuk Minggu Mobilitas Eropa (European Mobility Week).
dan sesudah pelaksanaan Car Free Day. Hasil pengukuran akan menjadikan advokasi kebijakan dan kampanye pentingnya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi menghemat BBM.
Dalam setiap Car Free Day selalu diadakan promosi penggunaan alat transportasi alternatif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi seperti angkutan umum, sepeda, dan fasilitas pejalan kaki.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, Car Free Day lahir di Surabaya sebagai Kota pertama kali di Indonesia yang menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bertema “Segar Suroboyoku Rek”.
Car Free Day telah dilaksanakan di lebih dari 1500 kota di 40 negara melalui penutupan sebuah penggal jalan untuk kemudian mengisinya dengan berbagai kegiatan, seperti festival jalanan, bazar, parade sepeda, dan kegiatan lainnya. Penutupan jalan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kembali berjalan kaki di jalan-jalan yang biasanya dijejali oleh kendaraan pribadi.
Sedangkan sejak 2002, Jakarta menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006. Kegiatan tersebut pertama kali dilaksanakan oleh koalisi LSM Lingkungan sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik. Menurut teori Berger dan Neuhaus (1977), LSM Lingkungan tersebut dijadikan sebagai Institusi Mediasi yang berfungsi menyalurkan kepentingan warga dan media resolusi terhadap kualitas udara dengan tujuan utama kampanye mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sebagai sumber utama pencemaran udara di Jakarta.
Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Namun demikian, kendaraan angkutan umum masih bisa melintasi jalan tersebut. Untuk memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti petunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut.
Untuk mengetahui hasil yang lebih nyata, kegiatan ini perlu di lengkapi dengan pengukuran kualitas udara dan kualitas suara serta lalu lintas kendaraan selama
Melihat kegiatan Car Free Day yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, Car Free Day juga memberikan manfaat yang banyak dan berdampak pula pada kualitas udara yang kotor oleh transportasi darat, dan mampu mempertahankan keseimbangan dan ketahan energi minyak. Sehingga, minyak yang tersedia saat ini mampu bertahan lebih lama dan lebih hemat dalam penggunaan.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
33
regulasi
GERAKAN NASIONAL
PENGHEMATAN ENERGI “Pelat merah lebih mudah pengawasannya, sedangkan untuk kendaraan pelat hitam akan dibagi kupon BBM non subsidi,” Jero Wacik.
D
alam upaya pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan upaya penghematan energi, Pemerintah yang dalam hal ini Kementerian ESDM mempersiapkan berbagai kebijakan yang nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Peraturan Menteri/Keputusan Menteri. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari pidato Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono terkait lima langkah Gerakan Nasional Penghematan BBM dan
34
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Listrik. Adapun lima langkah kebijakan dalam rangka penghematan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik tersebut, selanjutnya akan diterapkan dengan pengawasan ketat dan terukur. Lima langkah tersebut yaitu, pengendalian sistem distribusi di setiap SPBU, pengendalian ini kita lakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, pelarangan BBM bersubsidi bagi mobil pemerintah, BUMN, dan BUMD, ketiga, pelarangan penggunaan BBM Bersubsdi bagi kendaraan perkebunan dan pertambangan, keempat, konversi BBM
ke BBG untuk transportasi dan yang terakhir penghematan penggunaan listrik dan air di kantor-kantor Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD serta penghematan penerangan jalan-jalan. Selain itu untuk mendukung hal tersebut, Kementerian ESDM juga menerbitkan empat Peraturan Menteri sekaligus sebagai tindaklanjut pidato SBY tentang pelaksanaan gerakan nasional penghematan energi. Keempat Peraturan Menteri tersebut akan mulai berlaku 1 Juni 2012. Menurut Menteri ESDM Jero Wacik, selain mengatur tentang mekanisme penghematan BBM bersubsidi dan upayaupaya hemat energi, peraturan menteri
tersebut juga akan mengatur tentang sanksi dan pengawasan pelaksanaan kebijakan tersebut. “Sanksinya macam-macam, mulai dari sanksi administrasi. Untuk aturan terkait penghematan yang dilakukan oleh Pemerintah, pengawasannya melalui Sekjen masing-masing,” ujar Jero Wacik. Pengawasan penggunaan BBM non subsidi di lingkungan Pemerintah, lanjut Jero Wacik, akan dilakukan melalui kupon BBM non subsidi. “Pelat merah lebih mudah pengawasannya, sedangkan untuk kendaraan pelat hitam akan dibagi kupon BBM non subsidi,” imbuhnya. Terkait hal tersebut Kementerian ESDM juga menyelenggarakan sosialisasi Gerakan
Nasional Penghematan BBM dan Listrik yang diperuntukkan bagi para para Pejabat dilingkungan Kementerian ESDM, Sekretaris Jenderal dan Sekretaris Menteri Kementerian dan lembaga negara serta Kepala Pemerintahan non Kementerian dan Sekretaris perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Jero Wacik mengungkapkan, pihaknya akan segera memanggil Sekretaris Jenderal (Sekjen) di setiap Kementerian karena mereka yang akan menjadi penanggung jawab melakukan pengawasan. “Sekjen akan saya kumpulkan semua untuk tindak lanjutnya,” pungkasnya.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
35
regulasi
JUAL BELI LISTRIK LINTAS NEGARA Belum lama ini Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2012. PP ini memberikan kewenangan pada badan usaha milik Negara (PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)), badan usaha milik daerah, koperasi, dan badan usaha swasta yang memperoleh izin penjualan tenaga listrik lintas negara atau izin pembelian tenaga listrik lintas negara untuk melakukan penjualan atau pembelian tenaga listrik lintas negara.
P Empat Peraturan Menteri ESDM :
Pelaksanaan Gerakan Nasional Penghematan Energi
P
ertama adalah Permen ESDM No.12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan BBM. Aturan itu melarang kendaraan dinas menggunakan Premium mulai 1 Juni 2012 untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Sementara itu wilayah yang berada diluar daerah yang disebutkan tadi, akan dimulai sejak 1 Agustus 2012. Sedangkan untuk mobil barang yang digunakan dalam kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan solar bersubsidi mulai 1 September 2012. Kedua adalah Permen ESDM No.13 Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik. Mulai 1 Juli, penghematan
36
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
listrik ditargetkan sebesar 20% dihitung dengan membandingkan pemakaian listrik rata-rata 6 bulan sebelum berlakunya Permen ini, dan/atau pemakaian listrik mencapai kriteria minimal efisien. Bangunan gedung negara, BUMN, BUMD, dan BHMN wajib menghemat listrik. Caranya diantaranya dengan menggunakan AC hemat energi, mematikan AC jika ruangan tidak digunakan, mengatur suhu ruang kerja antara 24-27 derajat celcius, menggunakan lampu hemat energi, mematikan lampu jika tidak digunakan, hingga mengoperasikan lift dengan pemberhentian setiap 2 lantai. Ketiga adalah Permen ESDM No.14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi. Aturan itu berisi bagi pengguna energi yang lebih besar atau sama dengan 6.000 setara ton minyak per tahun wajib melakukan
manajemen energi. Laporan pelaksanaan manajemen energi disampaikan pertama kali pada Januari 2013 untuk laporan sejak permen ini diterbitkan hingga Desember 2012. Keempat adalah Permen ESDM No.15 Tahun 2012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah. Pada bangunan gedung negara, BUMN, BUMD, dan BHMN wajib melakukan penghematan penggunaan air tanah dengan target 10% dihitung dengan membandingkan penggunaan air tanah rata-rata 6 bulan sebelum berlakunya permen ini. Cara menghemat penggunaan air tanah diantaranya dengan melakukan menggunakan air sesuai kebutuhan, menghindari pemborosan air, hingga memanfaatkan peralatan yang bisa menghemat penggunaan air. Aturan ini mulai berlaku sejak 1 Juli 2012.
T Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dapat mengajukan permohonan izin kepada Menteri ESDM secara tertulis dan tentunya dilengkapi dengan persyaratan yang telah ditentukan. Sementara itu berkaitan dengan izin penjualan tenaga listrik lintas Negara akan diberikan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. Mengenai harga, pembelian tenaga listrik lintas negara harus memperhitungkan nilai keekonomian dan memperoleh persetujuan Menteri dengan mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri secara tertulis.
Penjualan dan pembelian listrik lintas negara Penjualan listrik lintas Negara dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2012 dapat dilakukan dengan 3 syarat. Yang pertama jika kebutuhan listrik setempat dan wilayah sekitarnya telah terpenuhi. Kedua, harga jual listrik tidak mengandung subsidi. Ketiga, tidak mengganggu mutu dan keandalan penyediaan listrik setempat. Dalam penjelasan PP tersebut “Yang dimaksud dengan ‘setempat’ adalah sistem tenaga listrik di wilayah tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘wilayah sekitar’ adalah sistem tenaga listrik yang berbatasan dengan sistem tenaga listrik di suatu wilayah tersebut.” Untuk pembelian listrik lintas Negara dalam PP tersebut dinyatakan dalam pasal 9
dapat dilakukan dengan 6 syarat. Pertama, jika kebutuhan listrik setempat belum terpenuhi. Kedua, hanya sebagai penunjang pemenuhan kebutuhan listrik setempat. Ketiga, tidak merugikan kepentingan negara dan bangsa yang terkait dengan kedaulatan, keamanan, dan pembangunan ekonomi. Keempat, untuk meningkatkan mutu dan keandalan penyediaan tenaga listrik setempat. Kelima, tidak mengabaikan pengembangan kemampuan penyediaan listrik dalam negeri. Dan yang keenam, tidak menimbulkan ketergantungan pengadaan listrik dari luar negeri. Penjelasan dari pasal tersebut yaitu yang dimaksud ‘belum terpenuhi’ adalah jika cadangan kapasitas kurang dari 30% dari beban puncak. Sementara itu yang dimaksud ‘sebagai penunjang’ adalah pembelian listrik itu tidak merupakan suplai utama dari sistem tenaga listrik di wilayah setempat. Sedangkan dengan ‘tidak menimbulkan ketergantungan’ artinya jika suplai listrik dari luar negeri terputus, sistem tenaga listrik setempat masih bisa difungsikan. Sementara itu bagi setiap pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang melanggar ketentuan dan persyaratan yang sudah ditentukan akan dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan kegiatan sementara; dan/ atau pencabutan izin usaha penyediaan tenaga listrik. Sanksi administratif tersebut diberikan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. (dari berbagai sumber).
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
37
migas
ICP Maret 2012 Capai US$ 128,14 per Barel Harga rata-rata minyak mentah Indonesia bulan Maret 2012 berdasarkan perhitungan Formula ICP (Indonesian Crude Price) mencapai US$ 128,14 per barel, naik sebesar US$ 5,97 per barel dari US$ 122,17 per barel pada bulan Februari 2012. Sementara harga Minas/SLC mencapai US$ 131,50 per barel, naik US$ 6,87 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 124,63 per barel.
M
enurut Tim Harga Minyak Indonesia, peningkatan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah ekspor minyak mentah Iran bulan Maret 2012 dilaporkan turun hingga 300.000 barel per hari sebagai imbas konfrontasi Iran dengan negara-negara Barat akibat isu nuklir. Meskipun demikian, konfrontasi dinilai agak mereda setelah Iran bersedia melanjutkan negosiasi program nuklirnya dan Presiden AS Barack Obama menyatakan akan melanjutkan upaya-upaya diplomatik dan tidak akan mengedepankan upaya militer atas Iran.
38
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Selain itu, Pemerintah AS dan Inggris membantah adanya kesepakatan kedua negara untuk melepaskan cadangan minyak strategisnya dalam rangka mengendalikan tingginya harga minyak saat ini. Faktor lainnya adalah proyeksi produksi minyak mentah dari negara-negara Non OPEC (Organization of The Petroleum Exporting Countries) tahun 2012 menunjukkan penurunan dibandingkan proyeksi produksi bulan sebelumnya. Berikut publikasi IEA (International Energy Agency), EIA (Energy Information Administration) dan OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) bulan Maret 2012: • IEA merevisi produksi minyak mentah Non OPEC tahun 2012 menjadi sebesar 53,45 juta barel per hari atau turun
0,19 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. • EIA merevisi produksi minyak mentah Non OPEC tahun 2012 menjadi sebesar 52,46 juta barel per hari atau turun 0,08 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. • OPEC merevisi produksi minyak mentah Non OPEC tahun 2012 menjadi sebesar 52,90 juta barel per hari atau turun 0,20 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan juga oleh isu terjadinya ledakan pipa di Arab Saudi. Isu itu menimbulkan kekhawatiran atas terganggunya pasokan minyak mentah dari produsen minyak terbesar kedua dunia tersebut. Penyebab harga minyak naik juga karena terus membaiknya ekonomi AS dan upaya komprehensif penyelesaian krisis hutang Zona Eropa, yakni membaiknya pasar tenaga kerja selama tiga bulan berturut-turut. Penyebab lainnya ialah pertumbuhan penjualan dan meningkatnya konsumsi di AS serta suksesnya rencana penyelesaian hutang dengan kreditor swasta. Persetujuan parlemen atas paket bail-out kedua untuk menanggulangi krisis hutang Yunani juga mendorong pertumbuhan harga minyak dunia. Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh hal-hal tersebut, juga dipengaruhi oleh terus meningkatnya konsumsi minyak di Jepang. Faktor selanjutnya adalah masih relatif tingginya permintaan produk minyak dari China dan India. Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak metah utama di pasar internasional pada bulan Maret 2012 dibandingkan bulan februari 2012 sebagai berikut: • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 3,95 per barel dari US$ 102,26 per barel menjadi US$ 106,21 per barel. • Brent (ICE) naik sebesar US$ 5,48 per barel dari US$ 119,06 per barel menjadi US$ 124,54 per barel. • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 6,52 per barel dari US$ 126,05 per barel menjadi US$ 132,57 per barel. • Basket OPEC naik sebesar US$ 5,55 per barel dari US$ 117,48 per barel menjadi US$ 123,03 per barel.
Insentif Menarik Bagi Investor Migas Laut Dalam Insentif lain yang sedang diupayakan pemerintah adalah pembebasan dari pajak bumi dan bangunan (PBB).
U
ntuk menarik investor mengembangkan laut dalam, pemerintah menawarkan bagi hasil yang menarik. Untuk minyak, bagi hasilnya dapat mencapai 65% untuk pemerintah dan 35% bagi investor. Sedangkan untuk gas, dapat mencapai 60% bagi pemerintah dan 40% investor. Bagi hasil ini jauh lebih besar dibanding bagi hasil minyak yang biasa, yaitu 85% untuk pemerintah dan 15% bagi investor, serta
Selain bagi hasil, insentif lain yang diberikan pemerintah adalah pembebasan bea masuk. Berikutnya, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tidak berkewajiban menyampaikan komitmen pasti berupa pemboran eksplorasi pada tiga tahun pertama. KKKS hanya diwajibkan melaksanakan survei seismik. Kontraknya pun dibatasi maksimal tiga tahun. Apabila hasil survei tidak menemukan prospek yang siap dibor, maka kontrak diakhiri. Insentif lain yang sedang diupayakan pemerintah adalah pembebasan dari pajak bumi dan bangunan (PBB). Pengenaan PBB terhadap kegiatan offshore, dinilai akan memberatkan KKKS. Insentif ini tengah dalam pembicaraan antara Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.
gas sebesar 70% untuk pemerintah dan 30% bagi investor. Besaran split ini, jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, tergantung pada kondisi geologi yang ada serta besaran data yang diberikan pemerintah.
“Kami sedang memikirkan sarana apa yang terbaik untuk mengatasi hal ini (PBB), terutama terkait dengan eksplorasi di offshore. Kita sudah mulai bicara dan salah satu memang kemungkinan penyelesaiannnya dengan PMK (Peraturan Menteri Keuangan-Red). Tapi ini masih dalam pembicaraan. Belum selesai, tapi tanda-tanda pengertiannya sudah ada,” jelas Evita.
Permintaan Minyak Dunia Akan Menguat
I
nternational Energy Agency (IEA) memprediksi, permintaan minyak dunia sepanjang tahun ini akan menguat, walaupun permintaan sedikit melambat pada kuartal pertama dikarenakan tekanan krisis hutang Eropa. Dalam Oil Market Report yang dirilis 12 April 2012, IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada akhir kuartal keempat akan mencapai 91,2 juta barel per hari (bph).
“Permintaan rata-rata tahun 2012 akan meningkat 800.000 barel menjadi 89,9 juta bph,” kata laporan tersebut. Angka tersebut 20.000 barel berkurang dari perkiraan bulan lalu. Untuk kuartal pertama dan kedua 2012, permintaan minyak dunia diprediksi hanya akan mencapai 89,1 juta bph dan
88,7 juta bph, atau melambat dibanding kuartal keempat 2011 yang mencapai 89,8 bph. Menurut IEA, pemotongan perkiraan pertumbuhan itu dikarenakan menyesuaikan berkurangnya pasokan minyak dari Iran akibat embargo. Embargo minyak Iran direncanakan akan berlaku mulai Juli mendatang terkait pengembangan nuklir di Iran. Kepala Divisi Pasar Minyak IEA David Fyfe mengungkapkan, gangguan besar permintaan minyak dunia pada tahun ini secara signifikan menggambarkan lemahnya ekonomi Eropa. Perkiraan pertumbuhan permintaan tersebut dipangkas setelah International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4% pada Januari lalu menjadi 3,3%.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
39
migas
Pemerintah Rencanakan Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 Kg di Lima Provinsi
P
rogram konversi tahun 2012 direncanakan akan dilaksanakan untuk daerah yang belum terkonversi di lima propinsi, yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Pada tahun 2012, pemerintah akan mendistribusikan paket perdana LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 kg sebesar 800.000 paket dan isi ulang LPG 3 kg sebesar 3,61 juta metrik ton sesuai dengan kesepakatan dengan Komisi VII DPR. Program konversi minyak tanah ke LPG telah dilakukan pemerintah sejak 2007. Hingga 31 Mei 2011, telah dibagikan 50.503 paket perdana dan isi ulang LPG sebanyak 6.099.000 metrik ton. Program Konversi Minyak Tanah ke LPG dilakukan dalam rangka diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, khususnya minyak tanah, dimulai Tahun 2007. Saat ini, program itu sudah mencakup
ribu paket, 15.078 ribu paket (2008), 24.355 ribu paket (2009), 4.715 ribu paket (2010), 2.379 ribu paket (hingga bulan Mei 2011) dan tahun 2012 direncanakan akan didistribusikan paket perdana sebanyak 800 ribu paket.
Penghematan yang didapatkan akumulatif sejak tahun 2007 hingga 30 April 2011 adalah Rp 45,3 triliun. Perinciannya ialah tahun 2007 (Rp 0,6 triliun), 2008 (Rp 9,2 triliun), 2009 (Rp 12,8 triliun), 2010 (Rp 15,6 triliun) dan Rp 7,2 triliun (hingga April 2011).
seluruh Jawa, seluruh Bali, sebagian besar Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pemerintah sejak awal digulirkannya program konversi Minyak Tanah ke LPG tahun 2007 telah mendistribusikan sebanyak 50.503 ribu paket perdana. Perinciannya adalah tahun 2007 didistribusikan 3.976
Program pengalihan minyak tanah ke LPG dilakukan pemerintah antara lain untuk mengefisienkan anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah. Selain itu, program ini sekaligus mengurangi penyalahgunaan minyak tanah bersubsidi karena LPG lebih aman dari penyalahgunaan.
LNG Perdana Untuk Domestik Dikapalkan “Hari ini sangat fenomenal bagi penggunaan gas domestik, khususnya LNG. Kita harap hal ini akan menjadi awal dari terciptanya keseimbangan dalam pemanfaatan energi di Indonesia,” ujar Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Evita Legowo saat melepas pengapalan perdana di Bontang, Kalimantan Timur.
I
ndustri minyak dan gas bumi Indonesia memasuki sejarah baru dengan dimulainya pengapalan Liquefied Natural Gas (LNG) yang pertama untuk kebutuhan domestik. Kapal tanker LNG Aquarius, yang akan mengangkut LNG dari Bontang, Kalimantan Timur, ke floating storage and regasification unit (FSRU) di Jawa Barat, memulai pengapalan LNG perdana pada hari Rabu (25/4).
40
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Gas yang digunakan PT Badak NGL untuk menghasilkan LNG dipasok dari Blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie. Sampai dengan 21 April 2012, PT Badak NGL telah melakukan 8.085 pengapalan LNG yang sepenuhnya diekspor dan hasilnya sepenuhnya menjadi pemasukan negara. Pengapalan kali ini merupakan pengapalan perdana untuk kebutuhan domestik. PT Badak NGL akan memasok LNG sebesar 11,27 juta ton selama 11 tahun untuk PT
Nusantara Regas sebagai bentuk dukungan program pemerintah dalam program diversifikasi energi. Kapal LNG Aquarius adalah kapal tanker yang mengangkut LNG pertama dari kilang PT Badak NGL Bontang ke Osaka, Jepang, pada tanggal 1 Agustus 1977. Kini, kapal yang sama akan mengangkut LNG ke FSRU yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas di Jawa Barat. Gas hasil regasifikasi FSRU Jawa Barat tersebut nantinya akan disalurkan ke pembangkit listrik milik PLN melalui jaringan pipa offshore sepanjang kurang lebih 15 kilometer. Evita mengatakan pemanfaatan LNG untuk domestik ini merupakan salah satu contoh pergeseran paradigma industri hulu migas. “Industri hulu migas saat ini tidak hanya menjadi pemasok devisa negara, tetapi engine pendukung economic growth,” ujar Evita.
Pertamina – KAI Tandatangani Perjanjian Jual Beli BBM dan Pelumas
P
transportasi darat melalui kereta api.”
ertamina dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengadakan penandatangan perjanjian jual beli BBM industri sebanyak kurang lebih 170.000 kiloliter (KL) dan pelumas sebanyak 2.100 KL selama lima tahun. Kerjasama ini akan mendorong kemampuan armada dan kehandalan operasional PT KAI dalam peningkatan layanan kepada masyarakat. Di sisi lain, kerja sama ini berpotensi untuk menghasilkan tambahan revenue sekitar Rp 800 milyar/pertahun untuk Pertamina. Perjanjian ini berlaku meliputi seluruh wilayah PT KAI Pulau Sumatra (Divisi Regional I sampai III) dan Pulau Jawa (Daerah Operasi I sampai VIII) melibatkan kurang lebih 20 terminal BBM Pertamina di lokasi Depo PT KAI berada. Perjanjian ditandatangani oleh President Director & CEO Pertamina Karen Agustiawan dan Direktur Utama KAI Ignasius Johan.
Untuk masa mendatang KAI dan Pertamina akan mengembangkan kerja samanya dalam skema sinergi BUMN, baik menyangkut angkutan transportasi BBM, kerjasama pemanfaatan lahan dan pembelian BBM dan pelumas.
Dalam sambutannya, Karen mengatakan, “Kami berharap, langkah kami berupaya memberikan layanan terbaik kepada pelanggan khususnya PT KAI akan sejalan dan mendukung pernyataan Menteri Negara BUMN untuk pengoptimalan pelayanan
“Tentu saja, Pertamina juga berharap bahwa kerjasama yang telah berlangsung ini akan semakin berkembang di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan dukungan dari PT KAI agar proses transformasi di tubuh Pertamina berjalan semakin baik ke depan. Begitupun sebaliknya, Pertamina akan berupaya maksimal untuk bersinergi dengan BUMN lain termasuk PT KAI agar mampu bersama-sama memajukan dan mengembangkan bisnis di antara BUMN ke depan, dengan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip GCG dan komersial yang baik” demikian disampaikan Karen.
Pertamina EP Temukan Cadangan Migas di Struktur Piretrium
P
ertamina EP kembali menemukan cadangan gas bumi di area PAFE Pagardewa, Sumatera Selatan. Penemuan tersebut dibuktikan melalui Uji Kandungan Lapisan (UKL) pada sumur eksplorasi Piretrium (PRT)-1 telah menghasilkan total gas dan kondensat sebesar 15,35 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan 577 barel kondensat per hari yang berasal dari Formasi Lahat dan Formasi Air Benakat. Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam menegaskan, bahwa penemuan cadangan ini menambah keberhasilan penemuan cadangan di sejumlah struktur pada Proyek Area Fokus Eksplorasi (PAFE) Pagardewa. “Kami bersyukur atas penemuan cadangan yang dihasilkan dari struktur Piretrium. Seperti beberapa keberhasilan penemuan cadangan di wilayah PAFE
Pagardewa sebelumnya, penemuan ini telah memberikan kontribusi terhadap penambahan cadangan migas di Indonesia,” ujarnya.
ditindaklanjuti dengan kegiatan PoP (Put on Production). Kegiatan lainnya saat ini, yaitu menyiapkan POD untuk struktur-struktur eksisting Pagardewa-Karangdewa dan Tasim-Prabumenang.
Struktur Piretrium terletak di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, sekitar 2 km sebelah Barat Laut struktur Prabumenang atau 3 km sebelah Tenggara struktur Tasim. Sampai pertengahan April 2012, kegiatan Eksplorasi di area PAFE Pagardewa telah melakukan pemboran empat sumur wildcat dan delineasi. Selain target utama reservoir Formasi Baturaja, beberapa sumur diantaranya telah membuktikan penerapan konsep eksplorasi target dangkal pada reservoir batupasir Formasi Air Benakat (ABF) yang telah terbukti juga di sumur Piretrium-1, Lavatera-1 dan Kuang-E24. Kegiatan Eksplorasi di area PAFE Pagardewa bertujuan untuk penambahan cadangan migas dan beberapa hasil pemboran segera
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
41
lpe
Sinar Matahari Bisa Buat Subsidi Listrik Turun
P
ada tanggal 9 Maret 2012 lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan, pemerintah sedang berupaya mengurangi subsidi listrik. Salah satu caranya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dan meningkatkan pemakaian sumber bahan bakar lainnya dalam menghasilkan listrik. Jero Wacik menyebutkan, selama menggunakan listrik itu mayoritas menggunakan BBM bahan bakar, seperti solar dan bensin, maka cost-nya antara 36
sen sampai 40 sen dollar per kWh (kilo Watt hour). Sementara itu, jika menggunakan bahan bakar gas untuk menghasilkan listrik, maka biayanya sekitar 7 sen per kWh. Sedangkan, dengan batu bara bisa 6 sen per kWh, dan geotermal bisa 6-9 sen per kWh.
Memang pada awalnya investasi untuk tenaga surya akan besar. Meskipun demikian, tenaga surya tetap lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan BBM. Kalau itu dilakukan, maka subsidi PLN akan drop secara drastis. Selain itu, pada pembangkit listrik yang baru tidak menggunakan BBM. Pilihan sumber bahan bakar hanya gas, batu bara, air, panas bumi, matahari, dan ampas tebu.
“Jika menggunakan tenaga matahari sudah disiapkan besar-besaran itu 10 tahun pertama 23 sen per kWh. Setelah 10 tahun berikutnya itu hanya 3-4 sen per kWh. Murah sekali, karena tidak membeli dan setiap hari dianugerahi oleh Tuhan,” tambah Jero.
Kualitas Pasokan Listrik Pelabuhan Ditingkatkan
2012, PLN Bakal Tambah 3.455 MW dari Program 10.000 MW Tahap I Sepanjang tahun 2012, PT PLN (Persero) berencana mengoperasikan sejumlah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang tercatat dalam Program Percepatan 10.000 MW Tahap I. Tambahan kapasitas terpasang diprediksi sebesar 3.455 megawatt (MW).
P
ada tangal 11 April, Direktur Konstruksi PLN, Nasri Sebayang mengungkapkan bahwa PLTU yang diperkirakan sudah dapat beroperasi tahun ini antara lain, PLTU Pelabuhan Ratu – Jawa Barat 700 MW, PLTU Pacitan – Jawa Timur 630 MW, serta PLTU Paiton 660 MW untuk wilayah Jawa. Sedangkan di wilayah Sumatera, PLTU yang akan beroperasi antara lain PLTU Nagan Raya- NAD 220 MW, PLTU Kepri – Tanjung Balai Karimun 14 MW, PLTU Tarahan Baru -Lampung 200 MW, PLTU Teluk SirihSumatera Barat 224 MW, PLTU Bangka Belitung 3 (60 MW), PLTU Bangka Belitung 4 (16,5) MW.
42
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Untuk wilayah Indonesia Timur, PLTU yang akan beroperasi adalah PLTU Asam-Asam – Kalimantan Selatan 130 MW, PLTU Bima – NTB 20 MW, PLTU Ende – NTT 14 MW, PLTU Kupang – NTT 33 MW, PLTU Amurang – Sulawesi Utara 50 MW. Selain itu juga, PLTU Kendari – Sulawesi Tenggara 20 MW, PLTU Barru – Sulawesi Selatan 100 MW, PLTU Tidore – Maluku Utara 14 MW, PLTU Holtekamp – Papua 20 MW, serta PLTU Ambon – Maluku 15 MW. Nasri Sebayang menyatakan, bahwa keseluruhan proyek 10.000 MW yang masuk pada FTP-I ini sudah dapat beroperasi paling lambat pada tahun 2014. “Nantinya, yang
terakhir beroperasi adalah PLTU Adipala – Jateng dengan kapasitas 1×660 MW, dikarenakan kontraknya baru ditandatangani pada akhir tahun 2010 dan konstruksinya baru dimulai 2011 lalu,“ ujarnya. Keterlambatan beberapa proyek 10.000 MW Tahap I ini disebabkan oleh beberapa kendala, seperti adanya ketidaksiapan dalam penyediaan lahan atau tanah, termasuk kendala dalam pembebasan lahannya, serta persoalan lain adalah masalah efektifitas kontrak yang ada kaitannya dengan pendanaan. Dalam hal ini, meski kontrak sudah ditandatangani namun baru bisa efektif bila loannya sudah ada, LC-nya sudah dibuka atau sudah ada pembayaran uang muka. PLN tidak lagi sekedar mengejar proyek PLTU cepat selesai, tapi kualitasnya tidak bagus. Untuk mengutamakan kualitas ini, PLN memulainya dengan melakukan pengawasan yang lebih diperketat mulai dari mesin-mesin yang dibuat di pabriknya, dimana pekerjaan konstruksinya hingga pada saat uji coba. PLN mengaku akan berusaha untuk mempercepat penyelesaian proyek 10.000 MW Tahap I ini semaksimal mungkin, sepanjang kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan, serta proses dan prosedurnya juga sesuai dengan yang telah dicantumkan dalam kontrak.
P
T PLN (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) sepakat bersinergi, dalam memenuhi kebutuhan listrik di kawasan pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lain yang dikelola Pelindo II. Hal ini untuk meningkatkan mutu pasokan listrik pelabuhan. Sinergi ini ditandai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak pada tanggal 12 April di Jakarta. Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, dengan Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino. Menurut Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN, Bambang Dwiyanto, dengan adanya nota kesepahaman itu, maka kedua pihak akan segera melakukan kajian bersama.
Kajian itu meliputi aspek finansial, teknis, komersial, legalitas dan aspek lain. Hal itu berkaitan dengan rencana kerja sama penyaluran dan penjualan tenaga listrik, untuk pelanggan di wilayah kerja pelabuhan yang dikelola pihak Pelindo
II. Sinergi dua BUMN itu juga akan ditindaklanjuti, dengan membentuk tim bersama untuk mempersiapkan rencana kerjasama, berkordinasi dengan pihak-pihak terkait, menyiapkan perangkat hukum dan menyiapkan perjanjian kerjasama.
Waduk Dilengkapi Pembangkit Listrik
P
royek pengendali banjir Waduk Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, dilengkapi dengan instalasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebagai antisipasi ketidakpastian PLN menyuplai listrik ke waduk. Hal itu disampaikan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Isprasetya Basuki, pada 25 April 2012 lalu, saat mendampingi Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto meninjau
proyek waduk di Jatibarang, Gunungpati, Semarang. Isprasetya menyatakan, bahwa pemasangan instalasi listrik berkapasitas 1.5 MW dibangun dan dikelola mandiri oleh BBWS Pemali Juana. Energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini, nantinya akan memenuhi keperluan internal operasi dan pemeliharaan Waduk Jatibarang tersebut.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
43
lpe
Irjen
Pembangkit Listrik di Jawa Bebas BBM 2012 Pada tanggal 20 April 2012, Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ir. Jarman M.Sc, mengatakan “Mulai pertengahan tahun 2012 ini kami berusaha agar semua pembangkit listrik di Jawa tidak lagi memakai BBM (bahan bakar minyak).
H
al ini akan dicapai melalui pengoperasian terminal terapung penerima gas Teluk Jakarta pada akhir Mei”.
dihentikan setelah PLTU Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah, beroperasi. PLTGU Tambaklorok akan dihidupkan lagi setelah ada gas dan permintaan listrik bertambah.
Mengacu pada rencana yang telah ditetapkan, terminal terapung penerima gas (floating storage regasification unit/ FSRU) Teluk Jakarta akan memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang serta PLTGU Tanjung Priok yang selama ini memakai BBM karena kekurangan gas. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Unit 3 yang berlokasi di Teluk Naga, Tangerang, Banten, juga akan segera beroperasi tahun ini.
Sejumlah pembangkit di luar Jawa masih akan memakai BBM untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Hal ini seiring dengan pertumbuhan permintaan listrik secara nasional sebesar 9% per tahun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%. Sehingga, membutuhkan tambahan daya sekitar 5.000 megawatt per tahun.
Pada Januari lalu, pengoperasian PLTGU Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, yang sebelumnya memakai BBM, sudah
sebanyak 7,46 juta kiloliter sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012, atau turun dibandingkan dengan realisasi BBM tahun lalu, yakni 11,36 juta kiloliter. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah harus mengendalikan konsumsi BBM agar volume BBM bersubsidi tidak melampaui kuota 40 juta kiloliter. Tanpa adanya pengendalian, maka volumenya dapat melonjak sebanyak 43-44 juta kiloliter. Pengendalian konsumsi BBM bersubsidi itu diharapkan akan membatasi lonjakan defisit APBN-P 2012, agar berada pada kisaran 2,6% hingga 2,8% terhadap produk domestik bruto.
Konsumsi BBM untuk pembangkit listrik di Jawa tahun 2011 hampir 5 juta kiloliter. Jika pertengahan tahun ini pembangkit di Jawa bebas BBM, maka penghematan konsumsi BBM tahun ini diperkirakan mencapai 3 juta kiloliter. Secara nasional, pemerintah akan menjaga volume BBM untuk pembangkit
Sistem Kelistrikan Jawa-Bali-Sumatera Akan Terhubung Sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera yang sekarang masih terpisah, direncanakan akan saling terhubung dalam satu jaringan interkoneksi.
P
LN tengah mengembangkan proyek interkoneksi SumateraJawa melalui sistem transmisi kelistrikan yang disebut teknologi Tegangan Tinggi Arus Searah (High Voltage Direct Current/HVDC). Menurut Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN pada 8 April 2012 lalu, bawasannya PLN akan mulai menawarkan tender pembangunan proyek interkoneksi Sumatera-Jawa kepada para kontraktor yang berpengalaman mengerjakan proyek-proyek kelistrikan.
44
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013 dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2017. Dengan proyek ini ke depan akan dimungkinkan untuk menyalurkan energi listrik dari sejumlah pembangkit yang ada di Sumatera Selatan ke Jawa maupun dari pembangkit di Jawa ke Sumatera untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera maupun Jawa-Bali. Sistim interkoneksi yang akan dibangun dirancang untuk mampu menyalurkan daya 3.000 MW dari Sumatera ke Jawa-Bali maupun sebaliknya. Saat ini, juga sedang
dirintis pembangunan PLTU Mulut Tambang batubara berkalori rendah dengan kapasitas total 3.000 MW di kawasan pertambangan batubara Sumatera Selatan. Sementara ini, di Jawa juga tengah dibangun pembangkit dalam program Fast Track Program (FTP) 1 serta pembangkit swasta berupa PLTU batubara dengan kapasitas di atas 10.000 MW yang akan memperkuat sistem Jawa.
Pelatihan di Kantor Sendiri Mengenai Peraturan Reklamasi dan Pasca Tambang Pada tanggal 23 April 2012 lalu, Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan Pelatihan di Kantor Sendiri yang bertempat di gedung Inspektorat Jenderal KESDM.
P
elatihan yang mengusung tema mengenai “Peraturan Reklamasi dan Pasca Tambang Pelaksanaan” ini diisi oleh paparan narasumber dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral Batubara yang diwakili oleh Kepala Seksi Lindungan Lingkungan Batubara Dr. Lana Saria, S.Si, M.Si. Pelatihan yang digelar selama satu hari ini turut dihadiri oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal Drs. Iman Rochendi AK, M.M.; Inspektur II Drs Winarno; Inspektur I Satry Nugraha, S.H., L.LM.; dan Inspektur III Drs. Sudjoko Harsono Adi, M.M serta seluruh Auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal. Dalam paparannya, Lana Saria menjelaskan mengenai Dasar Hukum, Tata Laksana, Sanksi, dan Ketentuan Peralihan terkait peraturan reklamasi dan pasca tambang. Peraturan tersebut
Prinsip yang harus diperhatikan dalam reklamasi dan pasca tambang adalah Lindungan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Konservasi Mineral dan Batubara. termuat di antaranya pada UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008. Disebutkan bahwa berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, kegiatan pertambangan harus
mempertimbangkan keseimbangan daya dukung lingkungan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam reklamasi dan pasca tambang adalah Lindungan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Konservasi Mineral dan Batubara. Hal ini dipertegas lagi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Perijinan Lingkungan bahwa IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi wajib melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah mengaturnya dengan mewajibkan perusahaan untuk menyediakan jaminan reklamasi dan pasca tambang yang akan digunakan untuk menjamin pemulihan lahan pasca tambang sesuai peruntukannya. Adapun fungsi reklamasi dan pasca tambang adalah fungsi lingkungan, fungsi ekosistem dan fungsi sosial.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
45
minerba
Rencana Pajak Ekspor Tambang
A
sosiasi Pertambangan Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah untuk memberlakukan pajak ekspor tambang pada tahun depan. Sebab, pemberlakuan pajak itu bisa memperburuk iklim investasi tambang jika tidak disertai perubahan besaran pajak dalam kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia Syahrir AB, pada 12 April 2012, di Jakarta, rencana pengenaan pajak ekspor tambang tersebut seharusnya dikoordinasikan antar kementerian dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Rencana pajak ekspor tambang itu dinilai bagus untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pertambangan. Dalam Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral
dan batubara, pasal 169 c disebutkan, penerimaan negara tidak boleh turun. Artinya, pemerintah harus betul-betul terarah dan teliti membuat aturan pajak yang membuat penerimaan negara tidak turun. Namun, sebelum aturan itu diberlakukan, pihaknya mengusulkan agar pemerintah dan perusahaan pertambangan melaksanakan renegosiasi kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (KK/PKP2B). Sebagai contoh, pajak badan yang dikenakan pada perusahaan pemegang KK berkisar 37-45%. Padahal dalam Undang Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang penerimaan negara disebutkan bahwa pajak badan hanya 25%. Jika pajak badan yang dikenakan pada pemegang KK/PKP2B tidak diturunkan agar sesuai dengan undang undang dan masih akan ditambah dengan pajak baru, hal itu akan sangat merugikan perusahaan pemegang kontrak.
Produksi Timah Ditargetkan Naik PT Timah (Persero) menargetkan produksi timah tahun ini mencapai 45.000 ton. Hal itu berarti ada kenaikan sekitar 20% dibandingkan dengan realisasi produksi komoditas tambang itu pada tahun sebelumnya.
tingkat konsumsi tahun 2011 yang sebesar 350.000 ton. Produksi logam timah tahun ini akan turun akibat penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada September 2012. Dengan demikian, pasokan bijih timah ke luar negeri dari penambangan ilegal dapat ditekan semaksimal mungkin. Guna merespons situasi pasar saat ini dan harga logam timah dunia yang tidak stabil, manajemen PT Timah berinisiatif menerapkan strategi penjualan yang tidak berfokus pada peningkatan kuantitas penjualan atau kinerja volume penjualan. Manajemen akan berfokus pada kinerja kualitas penjualan. Upaya yang akan dilakukan adalah memacu penjualan produk yang memiliki nilai tambah lebih, mengurangi penjualan yang bersifat komitmen atau kontrak, serta meningkatkan penjualan pada konsumen pengguna akhir.
D
irektur Utama PT Timah, Sukrisno, pada 20 April lalu, memproyeksikan bahwa pertumbuhan pendapatan usaha berada di atas 15%. Hal ini ditopang oleh kenaikan produksi timah perseroan itu dengan harga timah 23.000 dollar AS per metrik ton, meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 19.000 dollar AS per metrik ton. Diperkirakan, konsumsi logam timah dunia pada tahun ini akan naik sebesar 5-6% dari
46
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
47
ebt
Rumah Kedua Bagi Jero Wacik Pada tanggal 24 April 2012 yang lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Jero Wacik genap berusia 63 tahun.
H
ari spesial tersebut, dirayakan oleh seluruh pejabat dan staf di lingkungan Kementerian ESDM di Kantor KESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan No.18, Jakarta. Dalam kata sambutannya, Pria kelahiran Singaraja, Bali ini menuturkan setiap merayakan hari kelahirannya tersebut selalu memiliki kesan tersendiri. “Hari ini saya merayakan ulang tahun saya tepat bersamaan dengan hari jadi Aosiasi Pemboran Minyak dan Gas Bumi Indonesia (APMBI),”seloroh Jero Wacik. Jero menuturkan dirinya tidak mengharapkan hadiah yang mewah dari bawahannya. Jero berbagi kisah selama menduduki kursi sebagai orang nomor satu di Kementerian ESDM, dirinya merasakan kehangatan dari seluruh anak buahnya bahkan kantor KESDM bagaikan rumah kedua. “Walaupun
Pada tahun 2020 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) membidik target pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 20 persen.
M
enurut Direktur PLN, Nur Pamudji saat ini kontribusi EBT dalam bauran energi mix untuk pembangkit listrik perseroan listrik negara tersebut baru sekitar 11 persen. “EBT bukan sekedar energi alternatif bahan bakar fosil tetapi harus menjadi penyangga pasokan energi utama,”ujar Nur Pamudji seperti dikutip dari Siaran Pers-nya di Jakarta (23/04/2012).
48
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
4500 MW Dari PLTP Di Tahun 2015 ”Alasan lain dengan adanya listrik panas bumi dapat meringankan subsidi listrik tahun ini saja subsidi listrik sudah mencapai Rp97 triliun,”ungkap Jero Wacik.
T baru 6 bulan saya merasakan kehangatan, jadi kebayang kalau sudah 3 tahun atau ketika nanti saya meninggalkan tempat ini untuk bertugas di tempat lain,”ujar Jero Wacik. Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Jero Wacik menjadi Menteri ESDM untuk 3 tahun mendatang menggantikan Darwin Zahedy Saleh pada 18 Oktober 2011 lalu. Sebelum diangkat menjadi Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral, Beliau menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata sejak 21 Oktober 2004. Setelah menjadi anggota DPR selama kurang dari 1 bulan, Beliau kembali dipercaya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Jero Wacik juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat. Pria kelahiran Singaraja, Bali 24 April 1949 ini lulus sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974 dan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1983.
ahun 2015 yang akan datang pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang beroperasi sebesar 4500 Megawatt (MW). “Kami targetkan hingga 2015 PLTP yang beroperasi mencapai 4500 MW,”ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kardaya Warnika di Jakarta (17/04/2012). Pemerintah saat ini gencar mendorong pengembangan panas bumi, salah satunya
dengan cara melakukan tender wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi diantaranya enam di pemerintah daerah dan satu di pemerintah pusat.”Ada enam WKP yang sedang dalam proses lelang di daerah dan satu di pusat,”papar Kardaya. Pada bulan Juli yang akan datang PLTP Ulubelu di Lampung dengan kapasitas 2x55 Megawatt (MW) akan beroperasi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Jero Wacik di kesempatan yang sama juga mengatakan jika Indonesia harus serius mengembangkan
Pembangunan PLTP Baturraden
Di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturraden.
100 Persen
Energi Baru Terbarukan Hal ini disebabkan karena bahan bakar fosil seperti minyak dan batubara cadangannya akan semakin berkurang atau habis dan harganya cenderung semakin meningkat sementara disisi lain teknologi EBT semakin maju dan harganya cenderung semakin menurun. Menurut Nur Pamudji, guna mendorong dan memfasilitasi pengembangan EBT, maka dipilih salah satu pulau yang akan dilistriki dengan 100 persen EBT yaitu pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dipilihnya pulau Sumba karena di pulau tersebut tersedia begitu banyak sumber EBT serta kebutuhan listrik disini belum begitu besar. “Saat ini di kabupaten Sumba Barat Daya
sudah ada Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Lokomboro existing 800 kilo Watt (kW). PLN sedang membangun perluasan (extention) PLTMH Lokomboro 2x500 kW dan di bawahnya akan dibangun lagi cascading (turunan) 2x200 kW, satu unit PLTMH extention akan segera beroperasi,” papar Nur Pamudji. Dengan memilih mikro hidro sebagai energi baru terbarukan menjadikan pulau Sumba sebagai iconic island yaitu 100 persen kebutuhan listriknya akan dipenuhi dengan EBT. Selain mikro hidro, daerah ini juga sedang dikembangkan pemanfaatan energi matahari yang jumlahnya berlimpah.
D
ari sekitar 22.194 hektar areal yang akan dibangun di atas kawasan hutan, pembangunan infrastruktur hanya membutuhkan 137,5 hektar.
Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Banyumas Anton Adi Wahyono kerusakan hutan akibat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden takkan signifikan. ”Apalagi, ada penggantian lahan hutan sesuai
perundangan sebanyak dua kali luas hutan yang ’dikorbankan’,” ujar Anton. Namun hingga kini eksploitasi WKP masih terganjal izin prinsip dari Kementerian Kehutanan. Baturraden memiliki kapasitas energi panas bumi dengan cadangan terduga 175 megawatt (MW). Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, panas bumi Baturraden layak dikembangkan sebagai salah satu solusi pemenuhan energi di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
panas bumi penyebabnya adalah semakin hari harga minyak semakin mahal dengan demikian otomatis harga listrik juga menjadi mahal. ”Alasan lain dengan adanya listrik panas bumi dapat meringankan subsidi listrik tahun ini saja subsidi listrik sudah mencapai Rp97 triliun,”ungkap Jero Wacik. Di Indonesia kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi (PLTP) meningkat sebesar 37 Megawatt (MW) dari sebelumnya 1189 MW menjadi 1226 MW. Penambahan kapasitas tersebut berasal dari mulai beroperasinya PLTP Lahendong unit 4 dengan kapasitas 20 MW, sedangkan PLTP unit Darajat dengan pengupayaan optimalisasi turbinturbin pembangkit yang ada mengalami kenaikan 15 MW dari sebelumnya 255 MW menjadi 270 MW. Sementara itu PLTP Salak dengan upaya yang sama dilakukan seperti halnya PLTP Darajat, yang semula total kapasitas terpasangnya 375 MW meningkat 2 MW menjadi 377 MW.
Tidak itu saja, pembangunan PLTP dengan nilai investasi total Rp 6,5 triliun ini menyimpan beberapa manfaat, antara lain mendukung sektor industri komersial seperti pariwisata dan perhotelan, pertanian, serta perkebunan dan peternakan. Ditambah lagi pengembangan panas bumi Baturraden juga akan menghasilkan potensi pendapatan daerah. Untuk WKP Panas Bumi Baturraden pengembangannya dilakukan oleh PT Sejahtera Alam Energy (SAE). Dan rencananya di tahun 2017 energi listrik dari hasil eksploitasi tenaga panas bumi di lereng Gunung Slamet akan mulai diproduksi dan dijual. Proyek ini termasuk bagian percepatan pembangkit 10.000 MW tahap II dengan estimasi kapasitas daya listrik 2 x 110 MW. Petto Rashido, General Manager PT SAE, mengaku optimis izin prinsip Kemenhut akan keluar tahun ini. ”Kami telah mulai membuat desain teknis kawasan dengan metode pengeborannya serta menyiapkan tim ahli dari akademisi untuk menyusun analisis mengenai dampak lingkungan,”pungkas Petto.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
49
ebt
Mineral Jarang Sebagai
Energi Alternatif Masa Depan Dewasa ini kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat, hal ini membuat para ilmuwan tidak hanya mencari sumber energi yang berasal dari air dan minyak, namun juga menyangkut sejumlah elemen mineral jarang (rare earth oxides) yang mempunyai tinggi.
P
ara ilmuwan ahli mulai mencari langkah alternatif untuk menciptakan solusi dari ketergantungan terhadap mineral jarang. Karena seperti telah diketahui jika China menguasai 95 persen dari total produksi dunia untuk mineral jarang ini. Dan beberapa waktu yang lalu China telah melakukan pembatasan ekspor mineral jarang tersebut.
Mark Johnson, Direktur Program di Advance Research Projects Agency-Energy (ARPA-E) Amerika Serikat menuturkan, pihaknya tengah terlibat menyusun proposal riset alternatif mineral jarang tersebut. Ada tujuh belas elemen mineral jarang yang telah berhasil ditemukan. Elemen-elemen
Mengembangkan PLTM Di Daerah Mamuju Dalam usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan BBM bagi pembangkit listriknya maka salah satu cara yang dilakukan PT PLN (Persero) adalah dengan mengoptimalkan Pusat Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM).
D
i kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, PLN saat ini tengah mengembangkan 4 Unit PLTM dengan total kapasitas 8,1 Mega Watt (MW). Keempat unit PLTM itu adalah PLTM Balla (2x350 kilo Watt/kW) yang sudah beroperasi pada tahun 2011 lalu, disusul PLTM Kalukku (2x700 kW) yang resmi beroperasi pada pertengahan April ini, kemudian, PLTM Bone Hau (2 x 2000 kW) yang akan beroperasi pada akhir bulan April ini dan PLTM Budong-budong (2 x 1000 kW) pada Agustus 2012 mendatang.
50
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Dari pengoperasian 4 Unit PLTM tersebut, diperkirakan akan mampu mengurangi penggunaan BBM sebanyak 64 ribu liter per hari atau setara dengan 21 juta liter dalam setahun, dengan potensi nilai penghematan yang bisa diperoleh PLN berkisar Rp. 200 milyar per tahun. Semua ini tentunya akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengoperasian sistem kelistrikan yang lebih efisien di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat. Sistem kelistrikan di Mamuju, Sulawesi Barat sampai dengan Maret 2012
ini disebut ‘jarang’ tapi sebenarnya mereka sangat dapat ditemukan, biasanya tercecer dalam jumlah-jumlah kecil. Logam mineral jangka tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi, tetapi berbentuk senyawa kompleks. Untuk mendapat unsurnya, perlu dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut. Para ilmuwan saat ini tengah fokus memecah elemen ini ke dalam magnet permanen dengan kekuatan yang bisa dimanfaatkan bagi mesin jet hingga generator listrik. Mineral jarang sendiri bukan magnet, namun jika dipadukan dengan komponenkomponen magnetik konvensional semisal besi, mereka menghasilkan magnet yang amat kuat. Di Indonesia unsur mineral jarang ini cukup banyak tersedia seperti di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah. Mineral monasit dan senotim di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, dan di Rirang Kalimantan Barat. memiliki beban puncak sekitar 12 MW. Diperkirakan, hampir 67 % kebutuhan listrik di Mamuju dapat dipasok dengan energi air yang jauh lebih murah dibanding menggunakan BBM. Oleh sebab itu, PLN akan terus mengembangkan pemanfaatan potensi air yang yang banyak tersedia di Ibukota propinsi Sulawesi Barat itu melalui pengembangan PLTM. PLN menargetkan di tahun 2014 nanti, sistem kelistrikan Mamuju dan kota-kota di sekitarnya 100% listriknya bisa di pasok dari pembangkit listrik non BBM.
Mengembangkan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Belum lama ini PLN tengah melakukan kajian untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB).
R
encana pengembangan energi alternatif ini diawali dengan melakukan survey lokasi yang paling memungkinkan bagi pengembangan proyek percontohan PLTB di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Ada 3 lokasi yang di survey yaitu 2 lokasi terletak di Pulau Timor yakni Desa Aeu’ut, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Desa Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), sedangkan 1 lokasi lagi bernama Humbapraing di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba.
Pada kesempatan survey lapangan itu, Dirop PLN Indonesia Timur Vickner Sinaga berharap upaya PLN untuk mengembangkan PLTB ini bisa secepatnya dilaksanakan meski dalam skala yang kecil lebih dulu. “Sehingga nantinya kalau PLTB itu berhasil dikembangkan, diharapkan
dapat menarik pihak lain atau swasta untuk ikut mengembangkan PLTB ini”, ujar Vickner. Potensi angin di propinsi Nusa Tenggara Timur sangat besar karena topografi daratan berbukit dan ladang savana. Untuk wilayah Indonesia Timur, PLN telah berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), seperti di Pulau Morotai, Pulau Sebatik, Pulau Miangas dan beberapa daerah lainnya. Tidak itu saja, PLN juga mengoptimalkan ketersediaan air yang berlimpah di beberapa daerah di Indonesia Timur dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Mini hidro (PLTM), seperti di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, telah dikembangkan 4 Unit PLTM dengan total kapasitas 8,1 megawatt (MW), yakni PLTM Balla (2x350 kilo Watt), PLTM Kalukku (2x700 kilo Watt), PLTM Bone Hau (2 x 2000 kilo Watt) dan PLTM Budong-budong (2x1000 kilo Watt). Mengembangkan pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan itu merupakan bagian dari keseriusan PLN dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada BBM.
Tiga BUMN Produksi Solar Cell Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membentuk usaha patungan memproduksi solar cell. Dan selanjutnya ketiga BUMN tersebut tidak hanya memenuhi pasar lokal tetapi juga bisa diekspor.
D
emikian dikatakan oleh Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widayatin di Jakarta (19/4/2012). “Solar cell ini adalah future energi primer yang akan berlanjut karena dikasih gratis dari Tuhan. Kenapa enggak kita mulai. Yang kita mulai cuma 10 persen dari merakit saja,” ujar Sumaryanto. Dikatakan oleh Sumaryanto jika Indonesia sanggup memproduksi solar cell karena mempunyai bahan baku, yakni pasir kuarsa, yang berlimpah. Disebutkan jika Indonesia mempunyai pasir kuarsa hingga 75 miliar ton. “Jadi ke depan kita harus berani investasi itu dan kita harus ekspor solar cell itu,” tegas Sumaryanto. Disebutkan oleh Sumaryanto
untuk memproduksi solar cell diperlukan tiga BUMN dengan bentuk usaha patungan. Tiga BUMN tersebut yakni PLN, Wijaya Karya (Wika), dan Jasa Marga. Sekarang ini Wika masih dalam tahap merakit solar cell yang dibeli dari luar. Dengan kata lain, Wika hanya menikmati 10 persen nilai tambah di hilirnya. Oleh karena itu Indonesia perlu mandiri dengan memproduksi sendiri solar cell. Investasi yang dibutuhkan senilai 30 juta dollar AS untuk menghasilkan produk yang bisa menghasilkan listrik 10 megawatt ini. “Kita mau kita mandiri, kalau mandiri kita ekspor solar cell itu. Karena apa? Kita kita memiliki kuarsa sebanyak 75 miliar ton,” pungkas Sumaryanto.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
51
ebt
PLTS Terbesar Hadir Di Morotai
Kabupaten Kepulauan Morotai, Provinsi Maluku Utara kini dapat menikmati layanan listrik. Masyarakat disanan mendapatkan listrik dari pembangkit listrik ramah lingkungan yaitu PLTS hybrid berkapasitas 600 kilo Watt peak (kWp).
P
LTS Morotai merupakan PLTS berkapasitas terbesar yang di operasikan PLN selama ini, demikian disampaian oleh Manajer Senior Komunikasi Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Bambang Dwiyanto, dalam siaran pers di Jakarta (15/4/2012). PLTS Morotai yang berlokasi di Daruba, Morotai diresmikan pengoperasian oleh Direktur Operasi Indonesia Timur PLN, Vickner Sinaga dengan disaksikan para pimpinan daerah dan warga masyarakat Pulau Morotai. “Ini adalah PLTS terbesar
yang pernah dioperasikan PLN, dan diharapkan dapat ikut mendorong perekonomian masyarakat di Kabupaten
Target Pemanfaatan
Energi Panas Bumi
Kepulauan Morotai. Karena itu, sepatutnya seluruh masyarakat pulau Morotai ikut menjaga instalasi kelistrikan ini,” ujar Vickner Sinaga. Dengan dioperasikannya PLTS ini maka PLN mampu mengurangi penggunaan BBM setiap harinya rata-rata dengan 800 liter atau setara dengan penghematan senilai Rp 2,5 milyar per tahun. Sejauh ini PLN terus mengembangkan energi terbarukan, dengan memanfaatkan potensi matahari dan membangun Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau-pulau terluar Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak. Ditambahkan oleh Vickner Sinaga bahwa PLN akan terus membangun dan meningkatkan pelayanan kelistrikan di seluruh Indonesia, dengan mengedepankan pembangunan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi alternatif nonBBM, terutama di kawasan timur Indonesia. memantapkan sinerginya dengan PGE, dan pemda setempat tempat beradanya PLTP, bisa memiliki satu pemahaman dengan pemerintah pusat. “Kami harap juga ada kebijakan fiskal berupa pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor,” imbuh Slamet Rhiady. PGE mengelola PLTP dengan kapasitas terpasang sebesar 292 MW yang terdiri dari PLTP Kamojang 200 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTP Sibayak 12 MW. Adapun tahun ini, akan ada 2 PLTP diperkirakan bisa beroperasi, pertama PLTP Ulubelu unit 1 55 MW pada Juli 2012 dan unit 2-nya juga 55 MW pada Desember 2012.
Hingga tahun 2016 PT Pertamina Geothermal Energy memasang target agresif pemanfaatan panas bumi hingga 1.932 MW dengan menanamkan investasi sekitar US$3,6—US$4 miliar.
U
ntuk mencapai target tersebut perlu dilakukan beberapa upaya akselerasi dan dukungan dari pemerintah, seperti harga jual listrik dari panas bumi yang berdasarkan lokasi daerah. “Kami inginkan untuk proyek baru, tolong dilihat bahwa di hulu ini masih penuh risiko.
52
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Tapi kami dengar akan keluar permen baru, itu akan sangat bantu sekali kalau ditetapkan berdasarkan lokasi, di Jawa sekian, Kalimantan sekian, dan seterusnya,” ujar Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Slamet Riadhy. Diharapkan pula agar pemerintah dapat mempercepat perizinan terkait PLTP. Selanjutnya, PLN sebagai single buyer bisa
Indonesia memiliki potensi 40% panas bumi dunia atau ekivalen 28.000 MW. Keunggulan energi panas bumi diantaranya potensi ini sangat berlimpah di Indonesia. Selain itu, panas bumi lokasinya bertepatan dengan kebutuhan energi itu sendiri, yakni di Jawa dan Sumatra. Selanjutnya, panas bumi merupakan energi yang bersih dan ramah lingkungan. “Panas bumi juga bersifat long term dengan reservoir management, tidak terpengaruh oleh perubahan iklim, bisa mengurangi ketergantungan energi fosil, dan bisa meningkatkan perekonomian daerah,” pungkas Slamet.
Kerja Sama Indonesia Dan Selandia Baru Di Bidang Panas Bumi
Jenis kerja sama yang disepakati, diantaranya, pembangunan laboratorium panas bumi yang dioperasikan bersama, penelitian bidang geologi, geofisika, dan cadangan regional bersama, bantuan implementasi penanganan kadar korosi (acid brine) di lapangan Lahendong, Sulawesi Utara, yang berkapasitas 20 megawatt. Selain itu juga bantuan peningkatan mutu sumber daya manusia PGE yang meliputi pelatihan dan pendidikan lanjutan di Universitas Auckland serta memfasilitasi kerja sama antara perusahaan panas bumi Indonesia dan Selandia Baru. ”Ini untuk mempercepat merealisasikan semua proyek pengembangan panas bumi, antara lain di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara,” ujar Jero Wacik.
Dalam rangka mengembangkan sejumlah wilayah kerja panas bumi di Indonesia PT Pertamina Geothermal Energy sepakat bekerja sama dengan Geothermal New Zealand.
H
al ini mendorong kapasitas anak usaha Pertamina itu dalam kegiatan eksplorasi dan produksi di beberapa wilayah kerja panas bumi. Kerjasama tersebut dituangkan dalan nota kesepahaman yang ditandatangani Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE) Slamet Riadhy dengan Steering Committee of Geothermal New Zealand (GEONZ) Mike Allen. Penandatanganan yang disaksikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser ini dilakukan di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta (17/04/2012).
Memanfaatkan Energi Laut
D
i Indonesia dari semua energi baru terbarukan yang ada, hanya energi gelombang dan arus laut yang hingga kini belum tergarap. Meskipun potensi pembangkitan listrik dari energi ini sangat besar. Survei potensi yang dilakukan Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) menunjukkan potensi energi laut dalam skala praktis mencapai 49.000 MW. Dengan potensi terbesar ada di darah Bali, Nusa Tenggara, dan Riau. Dari potensi itu, yang siap dimanfaatkan dalam jangka pendek sebesar 6.000 MW.
Dan untuk mendorong pembangunan pembangkit energy jenis ini, pemerintah diharapkan mendorong proyek uji coba pembangkit listrik tenaga energi laut sebesar 1 megawatt (MW). Selain itu, PLN sedang mengkaji pembangunan pembangkit 2 MW dari gelombang atau arus pasang surut air laut. Di dunia, pembangkit listrik dari energi baru terbarukan ini akan mencapai 303 gigawatt pada tahun 2030 mendatang. Dengan sebagian besar pembangkit itu berada di wilayah Eropa. Penggunaan dari pembangkit listrik jenis ini dampak ekologi targetnya dapat mengurangi 2,1 triliun ton CO2.
Indonesia dan Selandia Baru sama-sama memiliki potensi panas bumi yang besar. Menurut data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Indonesia 29.000 megawatt electrical (MWe) atau 40 persen dari total potensi dunia. Namun hingga saat ini baru tereksploitasi 1.226 MWe atau 4,2 persen dari jumlah total potensi panas bumi. Sedangkan Selandia Baru sudah lebih dulu memanfaatkan potensi panas bumi. Pada tahun 2009, sekitar 35 persen kebutuhan energi Selandia Baru dihasilkan dari energi terbarukan, tenaga air dan panas bumi. Untuk energi panas bumi menyumbang 70 persen dari total pasokan listrik di negara Selandia Baru. Sementara itu untuk wilayah Asia, Korea Selatan dapat dijadikan contoh karena negeri ini telah membangun pembangkit listrik dari gelombang laut hingga kapasitas 254 MW dan arus laut sebesar 50 MW.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
53
badan geologi
Gempa Aceh, Kementerian ESDM Berangkatkan Tim Tanggap Darurat Gempa bumi dan Tsunami. Keberangkatan tim tersebut untuk melakukan penyelidikan dan penelitian. “Pasca gempa Aceh, Rabu, (11/4), pukul 15:38:29 WIB, PVMBG segera memberangkatkan Tim Tanggap Darurat Gempabumi dan Tsunami ke lokasi terdampak,” ujar Kepala PVMBG Surono.
P
asca gempa 8,5 Scale Richter (SR) di Aceh, Rabu (11/4), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), memberangkatkan Tim Tanggap Darurat
Selain gempa utama, pada hari kejadian juga tercatat 16 gempa susulan. Gempa itu menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan air laut di sejumlah wilayah. Menurut Surono, gempa tersebut berpusat di sebelah barat Zona Subduksi Sunda, pada daerah outer rise. Baik gempa bumi pertama maupun gempa bumi kedua memiliki mekanisme sesar mendatar dengan arah pergerakan utara-selatan. Karena
Museum Geologi Pamerkan
Fosil Gajah Purba
mekanisme sumber gempabumi adalah sesar mendatar, maka potensi terjadinya tsunami tidak besar. “Gempabumi pertama tidak memicu terjadinya tsunami, sedangkan gempabumi kedua menyebabkan kenaikan muka air laut di Meulaboh, Sabang dan Telukdalam-Nias,” sambung Surono. Selanjutnya, Surono merekomendasikan, masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami dengan tetap mewaspadai terjadinya gempa susulan. Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa sangat dirasakan hingga di Sumatera Barat. “Di Bengkulu, tepatnya di Kota Bengkulu, gempa terasa sedang. Di Kabupaten Mukomuko, gempa tidak dirasakan,” terangnya.
M
useum Geologi Bandung akan memamerkan fosil gajah purba stegodon yang diperkirakan berusia 800 ribu tahun dan fosil pygmy stegodon yang diperkirakan berusia 900 ribu tahun. Fosil gajah purba itu berhasil ditemukan tim peneliti gabungan Museum Geologi Bandung dan Wologong University di daerah Mata Menge, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2011. “Seluruh fosil masih dalam proses reparasi dan restorasi di Museum Geologi Bandung. Hingga saat ini sudah 90% dari fosil-fosil gajah purba tersebut direparasi,” ungkap peneliti Museum Geologi Iwan Kurniawan,. di Bandung, Jumat (13/4). Dikatakan Iwan, fosil tersebut ditemukan dalam satu kawasan di daerah Matamenge dan Tangitalo, Flores, dengan kedalaman 30 hingga 100 cm. Selain fosil gajah purba, ditemukan pula fosil komodo, burung, buaya, dan tikus besar atau betu. Fosil yang direparasi di museum jumlahnya mencapai ratusan. Bahkan ada di
54
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Jalur Pendakian
Gunung Rinjani Tertutup Tanah Longsor
S
ebagian jalur pendakian Gunung Rinjani, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), tertutup tanah longsor. Akibatnya, para pengunjung belum bisa mencapai Danau Segara Anak dan puncak gunung. “Jalur pendakian sudah dibuka sejak tanggal 1 April, namun tidak bisa mencapai Danau Segara Anak, apalagi puncaknya, karena jalurnya tertutup tanah longsor,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Agus Budiono. Seperti biasa, jalur resmi pendakian ke Gunung Rinjani dibuka untuk umum setiap tahun pada April hingga Desember. Pendakian Gunung Rinjani pun telah masuk dalam kalender pariwisata nasional. Pemprov NTB memasukkan kegiatan pendakian Gunung Rinjani atau ‘Rinjani Race’ dalam agenda pariwisata tahunan
antaranya adalah fosil gajah purba secara utuh, sehingga tidak menyulitkan untuk direkonstruksi. “Rencananya, fosil gajah purba ini akan dipamerkan pada saat HUT museum, 16 Mei mendatang,” ujarnya. Iwan menyebutkan, temuan fosil di Flores 80% adalah fosil gajah purba. Seluruh fosil berwarna putih karena tertutup oleh abu gunung api. Iwan bercerita, pihaknya akan melakukan penggalian besar-besaran dengan luasan 1 hektar di daerah Pajawa (Matamenge). “Bahkan penggalian pun dilakukan di Boaleza (40 m²) dan Tangitalo (160 m²),” tukasnya. Penelitian dan penggalian fosil menuju ke arah manusia yang pernah hidup di kawasan tersebut. Ini ditandai dengan penemuan artefak sebanyak 2.908 buah, berupa perkakas batu dan lainnya. Bahkan di daerah Wolosege ditemukan perkakas batu yang diperkirakan berusia 1 juta tahun yang lalu.
sejak 2008 untuk mendukung pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara satu juta orang di akhir 2012. Agus menambahkan, sejumlah wisatawan mancanegara sudah mencoba mendaki Gunung Rinjani itu sejak dibuka 1 April lalu, namun hanya sampai di Pos III. Dari posisi itu, masih harus mendaki untuk mencapai puncak, dan menurun ke kawasan Danau Segara Anak. Namun, jalur menuju Danau Segara Anak dan puncak gunung tertutupi tanah longsor saat musim hujan Januari hingga Maret lalu. Kini, jalur itu masih berbahaya jika dilintasi. “Pegangan di tebing menuju Danau Segara Anak terlepas akibat tanah longsor beberapa hari lalu. Pengunjung pun takut melewati longsoran itu,” ujarnya. Dengan demikian, pengunjung TNGR belum bisa melakukan pendakian hingga puncak atau mencapai Danau Segara Anak hingga longsoran itu dibenahi. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk bersamasama membenahi tanah longsor itu, agar pendakian Gunung Rinjani yang diminati banyak wisatawan mancanegara dapat kembali normal,” lanjut Agus. TNGR merupakan kawasan wisata andalan NTB yang telah dikenali dunia internasional karena pada 2004 menerima penghargaan
dunia yakni ‘World Legacy Award’ dari National Geographic sebagai daerah wisata yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata. Pada 2008, TNGR termasuk tiga finalis ‘Tourist for Tourism Award’ untuk kategori ‘Destination Award’ yang diselenggerakan oleh World Tourist and Tourism Council yang bermarkas di London, Inggris. Kawasan TNGR di Kabupaten Lombok Barat seluas 12.360 hektar meliputi dua kecamatan dengan 15 desa, Lombok Tengah seluas 6.824 hektar yang mencakup dua kecamatan tersebar pada lima desa dan Kabupaten Lombok Timur pada tujuh kecamatan yang tersebar pada 17 desa dengan luas kawasan 22.146 hektar. Salah satu pesona unggulan TNGR adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Untuk mengunjungi Danau Segara Anak, dapat melalui dua jalur resmi, yakni jalur pendakian Senaru dengan waktu tempuh 7-10 jam berjalan kaki karena jaraknya kurang lebih delapan kilometer. Jalur lainnya melalui Sembalun dengan waktu tempuh relatif sama yakni 8-10 jam. Pengunjung yang sudah berada di Danau Segara Anak masih membutuhkan waktu 4-5 jam untuk menggapai puncak Gunung Rinjani melalui jalur pendakian yang ditetapkan, namun melewati kawasan hutan.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
55
badan geologi
Gempa Embusan Gunung Semeru Sudah 139 Kali Gempa embusan yang dikeluarkan Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang Jawa Timur mencapai 139 kali, Senin (16/4).
A
ktivitas gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu selama beberapa hari terakhir didominasi oleh gempa embusan yang berjumlah di atas 100 kali. “Data terbaru yang kami terima hari ini dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat bahwa aktivitas Semeru masih didominasi oleh gempa embusan, yakni sebanyak 139 kali,” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Hariyanto. Menurut dia, secara visual di puncak Semeru cuaca mendung, angin tenang, dengan suhu udara sekitar 24 derajat celcius. “Data seismograf menunjukan, bahwa aktivitas Semeru juga mengalami tiga kali gempa tektonik jauh, satu kali gempa
vulkanik dalam dan delapan kali gempa tremor dengan status masih Siaga,” paparnya. BPBD Lumajang, kata dia, menerima laporan setiap hari dari PPGA Semeru tentang aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. Hariyanto mengakui, aktivitas Gunung Semeru selama beberapa hari terakhir didominasi oleh gempa embusan dan jumlahnya di atas 100 kali. “Kami
selalu
menyampaikan
informasi
tentang aktivitas Semeru kepada camat dan kepala desa yang memiliki wilayah di lereng Gunung Semeru, sehingga mereka tetap waspada terhadap peningkatan status Siaga Semeru,” ia menjelaskan. BPBD sudah melakukan sosialisasi di sejumlah desa yang berada di lereng Semeru terkait dengan peningkatan status gunung api itu dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). “Enam kecamatan yang berada di lereng Semeru adalah Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Tempursari dan Pasrujambe,” ia menjabarkan. Hariyanto mengimbau, warga tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang meresahkan terkait dengan aktivitas Gunung Semeru karena BPBD selalu berkoordinasi dengan camat atau kepala desa untuk memberikan informasi yang valid.
2020, Jakarta-Bali Terancam Defisit Air Bersih
P
ulau Jawa dan Bali berada di ambang mengkhawatirkan dari sisi ketersediaan air. Sebab, kedua pulau padat di Indonesia itu diprediksi akan mengalami defisit air pada 2020 mendatang saat musim kemarau. Menurut Prigi Arisandi, pengamat Air Surabaya, kebutuhan air di kedua pulau itu pada 2020 mendatang sekitar 44,1 miliar meter kubik. Namun, pada saat yang sama, ketersediaan air di Jawa-Bali hanya sekitar 25,3 miliar meter kubik. Sementara di wilayah Jawa Timur, ketersediaan air per tahun dan per kapitanya sudah mencapai 1.750 meter kubik. Padahal, standar kebutuhan air per tahun per kapita sebanyak 2.000 meter kubik. Hal tersebut menurut Prigi disebabkan karena jumlah kerusakan daerah aliran sungai serta pencemaran air yang terus meningkat. Terlebih, jumlah konsumsi air terus meningkat per tahunnya. Di sungai Brantas, volume air untuk 10 tahun mendatang masih relatif aman. Namun, kondisi tersebut tetap dikhawatirkan karena kualitas airnya yang terus menurun. Terlebih terjadi di aliran sungai di Surabaya. “Untuk itu, dibutuhkan model pengelolaan air lintas sektor, wilayah dan kepentingan untuk menyelamatkan air,” imbuhnya.
56
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Sementara itu, pakar tanggap bencana Jawa Timur yang juga Dosen ITS Surabaya, Amien Widodo mengungkapkan, keadaan bencana seperti banjir dan tanah longsor merupakan efek dari pola air. Menurut Amien, penebangan hutan secara besar-besaran menyebabkan banjir di wilayah Indonesia. Pasalnya, penebangan hutan menyebabkan peningkatan intensitas erosi tanah permukaan. Air permukaan akan mengerosi tanah dan membawanya ke badan sungai yang mengakibatkan pendangkalan. Jika sudah terjadi pendangkalan, volume air yang tertampung sungai menjadi sangat sedikit. Jika volume air hujan berlimpah, maka air dari sungai akan keluar dan mengakibatkan banjir. Hal itu merupakan efek jangka panjang berkurangnya sumber mata air karena penebangan hutan besarbesaran. Terlebih, hutan yanng mengalami penebangan terbesar adalah hutan resapan. Selain itu, kehilangan sumber mata air akan mengakibatkan hilangnya sumber aliran sungai. Akibat jangka pendeknya adalah kekeringan yang akan melanda wilayah di Indonesia yang sudah sedikit sumber mata airnya. Untuk itu, Amien mengharapkan sikap pemerintah untuk menjaga ketahanan air seperti ketahanan energi dan pangan. Dengan mengalokasikan anggaran untuk
antisipasi kekeringan hanyalah bersifat sementara. Untuk itu dibutuhkan aturan yang tegas terkait masalah ini. “Salah satunya dengan membuat resapan mutlak, yaitu daerah yang dikhususkan untuk menjadi hutan,” terangnya seperti dikutip dari Republika Online, Minggu (22/4). Amien meneruskan, dengan tetap menjaga keberadaan hutan, sama artinya juga menyelamatkan gunung, air, tanah, biomassa, ekosistem dan masa depan bangsa Indonesia. Penyediaan air bersih telah menjadi isu internasional yang sangat penting. Pada sisi lain penyediaan air bersih juga telah menjadi industry yang diminati oleh para korporasi internasional untuk turut berkontribusi dan mencicipi segarnya bisnis penyediaan air bersih. Sekjen Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Bernardus Djonoputro menyampaikan dalam Global Water Summit 2012 belum lama ini, kebutuhan air bersih perkotaan akan meningkat pesat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk perkotaan yang sudah melewati angka 50% dari total jumlah penduduk. Fenomena metropolizing, transformasi kota kecil-menengah menjadi kota besar yang terjadi dengan sangat cepat menuntut ketersediaan air bersih yang memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
57
balitbang
Pilot Project
PLTG Landfill Di Bali
H
ampir di kota-kota besar di seluruh dunia mempunyai masalah yang sama yaitu sampah. Begitu juga di Indonesia, banyak masalah yang timbul dari sampah seperti menumpuknya sampah di jalanjalan protokol, serta munculnya konflik antara Pemerintah Daerah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA). Namun di beberapa Negara maju seperti Denmark, Swiss, Amerika Serikat ataupun Perancis, telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Semua itu dengan mempergunakan sentuhan teknologi, sampah dapat menjadi sumber energi listrik. Begitu pula dengan yang dilakukan Kementerian ESDM dalam mengembangkan pengolahan sampah untuk menghasilkan energi terbarukan. Caranya adalah dengan mengoptimalkan keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Di daerah Sinagaraja, Bali terdapat Pilot Project PLTG Landfill Bengkala. Dana beberapa
58
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Workshop
waktu yang lalu Kepala Badan Litbang ESDM Bambang Dwiyanto didampingi Sekretaris Badan, Kepala Pusat Litbang Teknologi KEBTKE dan Kepala Pusat Litbang Teknologi Minerba, serta pejabat dan peneliti di lingkungan Badan Litbang ESDM mengunjungi tempat tersebut untuk melihat secara langsung proses pemanfaatan sampah menjadi energi listrik (13/4/2012). Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bengkala, Singaraja merupakan tempat pembuangan sampah dari masyarakat Kota Singaraja dan sekitarnya dengan daya tampung tidak kurang 165 ton sampah per hari. TPST Bengkala, Singaraja diperkirakan dapat menghasilkan potensi energi listrik hingga 2 MW. Sampai akhir Desember 2011, TPST Bengkala ini telah menghasilkan kapasitas kurang lebih 100 kW dari blok sanitary landfill 2. Dipilihnya TPST Bengkala untuk proyek percontohan karena pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA Bengkala sudah memakai sistem Full Sanitary Land
Asian Development Bank (ADB).
Determining The Potensial For CCS Fill. Penelitian tentang pemanfaatan gas metana dari sistem Landfill ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pemanfaatan sampah untuk pembangkit listrik dengan biaya yang relatif murah serta menggunakan komponen dalam negeri sebanyak mungkin. Pilot project yang dibangun dan dikembangkan oleh P3TKEBTKE ini diharapkan dapat dipakai sebagai percontohan untuk TPA sampah lainnya di Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu dilaksanakan workshop mengenai “Determining The Potential for Carbon Capture and Storage in South East Asia: Indonesia Case Study” (25/04/2012).
W
orkshop yang dilaksanakan di Hotel JW Marriot ini bertujuan untuk adalah berbagi pengetahuan mengenai hasil penelitian pada potensi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di Indonesia dan mengidentifikasi kemungkinan proyek percontohan untuk CCS / EOR. Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah
satu teknologi yang tengah disoroti mampu memfasilitasi transisi menuju carbon neutral world. Kepala Badan Litbang ESDM Bambang Dwiyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan hasil tindak lanjut Nota Kesepahaman (MoU) Pemerintah RI – Kementerian ESDM dan Bappenas dengan
Penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) memiliki peran penting dalam mengurangi gas rumah kaca (GRK). Sebagai bagian dari portofolio teknologi rendah karbon, CCS diperlukan untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang konsisten dengan membatasi suhu diproyeksikan meningkat sampai 2° C pada tahun 2050, seperti yang direkomendasikan oleh Panel Antar pemerintah PBB untuk Perubahan Iklim (IPCC). Di kesempatan ini pula ada beberapa poin yang disoroti oleh Bambang Dwiyanto terkait dengan relevansi CCS untuk Indonesia. Pertama, penyebaran CCS di Indonesia sejalan dengan kebijakan energi nasional dan Pemerintah yang tidak mengikat komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi negara 26%. Kedua, penerapan CCS dalam hubungannya dengan EOR akan meningkatkan keamanan energi kita sementara pada saat yang sama juga mengurangi emisi GRK.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
59
teknologi
Pembangkit Listrik Sebagai Salah Satu Solusi Krisis Energi Di Indonesia Krisis Energi Kini Telah Menjadi Suatu Masalah Yang Paling Hangat Diperbincangkan Oleh Masyarakat Dunia, Termasuk Indonesia. Bagaimana Tidak, Jika Menurut Sebuah Penelitian, Indonesia, Bangsa Yang Termasuk Dalam Anggota Opec, Organisasi Pengekspor Minyak Dunia, Dalam 10 Tahun Lagi Akan Kehabisan Stok Bahan Bakar Minyak.
60
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
D
an, Dalam 30 Tahun, Bahan Bakar Gas Yang Kini Menjadi Pilihan Pemerintah Untuk Menanggulangi Masalah Krisis Energi Lewat Program Konversi Minyak Tanah Ke Gas, Juga Akan Habis. Tentunya jika tidak ada persiapan untuk menghadapi krisis ini, bukan tidak mungkin masyarakat dunia, terutama Indonesia yang negaranya sampai saat ini belum melakukan tindakan nyata dalam mempersiapkan krisis energi, akan menjadi masyarakat yang terisolasi. Mempunyai uang untuk membeli energi, tetapi tidak ada energi yang dapat di beli. Sebenarnya, para Ilmuwan di Indonesia telah menemukan berbagai macam solusi yang dapat diaplikasikan di Indonesia. Namun, sampai saat ini belum ada atau masih sangat sedikit yang telah benar-
benar di aplikasikan. Solusi yang paling memungkinkan untuk diterapkan saat ini di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin). PLT Angin ini, pada prinsipnya memanfaatkan angin yang tersedia di alam. PLT Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Ini dilakukan untuk menstabilkan keadaan listrik yang terpengaruh saat kecepatan angin berubahubah. Angin yang dapat di manfaatkan untuk PLT Angin ini adalah angin yang termasuk pada
Tenaga Angin, kelas angin nomor 3 (berkecepatan 1219,5 km/jam) sampai dengan kelas angin nomor 8 (berkecepatan 61,6-74,5 km/jam). Kelas angin nomor 3 dapat ditandai dengan adanya asap bergerak mengikuti arah angin dan kelas angin nomor 8 ditandai dengan ujung pohon melengkung, dan hembusan angin terasa di telinga. Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km, merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. PLT Angin dapat dimaksimalkan pemberdayaannya disekitar pantai di Indonesia. Namun, tidak semua pantai dan daerah dapat dijadikan PLT Angin, karena perlu dipilih daerah yang memiliki topografi dan keadaan angin yang stabil. Sampai saat ini, kapasitas total yang terpasang diseluruh Indonesia kurang dari 800 kilowatt. Terdapat lima unit kincir angin pembangkit listrik berkapasitas 80 kilowatt yang sudah dibangun. Pada tahun 2007 yang lalu, telah ditambah tujuh unit kincir pembangkit berkapasitas sama di
empat lokasi, yaitu Pulau Selayar, Sulawesi Utara, Nusa Penida Bali, serta Bangka Belitung. Selain digunakan di daerah pesisir pantai, PLT Angin juga dapat digunakan di daerah pegunungan dan daratan. Saat ini kapasitas total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin untuk Indonesia dengan estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s / 12 Km/jam, 6.7 knot/jam turbin skala kecil lebih cocok digunakan, di daerah pesisir, pegunungan, dataran. Salah satu daerah yang cocok untuk dijadikan PLT Angin adalah daerah Sidrap. Daerah ini memiliki topografi yang menunjang, datarannya luas dan memiliki kecepatan dan stabilitas angin yang ideal. Selain untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai
PLT Angin dapat dimaksimalkan pemberdayaannya disekitar pantai di Indonesia. 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Saat ini, Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan, pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara global mencapai 170 GigaWatt. Meskipun energi yang dihasilkan tidak sebesar energi yang berasal dari batu-bara ataupun nuklir, tetapi PLT Angin merupakan solusi yang paling murah dan rendah risiko untuk di terapkan di Indonesia. sehingga, dengan diberdayakannya PLT Angin di Indonesia, akan menjadi salah satu sumber energi alternafif dalam menyambut datangnya masa krisis energi yang sebenarnya.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
61
teknologi
Teknologi Seismik 3D
Sebagai Upaya Peningkatan Energi
Pencitraan seismik refleksi didasarkan pada prinsip bahwa energi akustik (gelombang suara) akan terpental, atau “mencerminkan” dari antarmuka antara lapisan dalam bawah permukaan bumi. Prinsip ini analog dengan proses suara manusia bergema dari dinding bangunan. Sebuah survei seismik 3D lebih mampu secara akurat pencitraan tercermin gelombang, karena menggunakan beberapa titik pengamatan. Sebuah grid geophone dan titik sumber gempa dikerahkan sepanjang permukaan dari situs dalam survei 3D. Teknik seismik ini dikembangkan oleh industri eksplorasi minyak. Saat ini cadangan minyak baru sangat jarang berada tanpa menggunakan pencitraan 3D. Survei 3D memberikan “point-to-point” sampling dari sebuah situs dalam 3 dimensi yang menghasilkan jutaan titik data diskrit (volume sampel numerik dan spasial yang tiada bandingnya oleh teknik investigasi lingkungan lainnya). Para geoscientist umumnya menyenangi kumpulan data seismik 3D. Mengapa data seismik 3D lebih disenangi? Alasannya
Energi sangat penting untuk pembangunan, sehingga permasalahannya perlu dipahami dan diselesaikan dengan baik oleh para ahli di bidangnya maupun anggota masyarakat lainnya.
S
aat ini, energi di Indonesia sangat bergantung kepada bahan bakar fosil. Namun kebergantungan kita terhadap BBM (bahan bakar minyak) serta impor minyak yang makin lama makin besar mengakibatkan makin sulitnya energi lain berkembang. Saat ini pemerintah sedang mencari solusi energi alternatif selain BBM, misalnya gas bumi dan panas bumi. Untuk meningkatkan produksi tambang minyak dan gas bumi cara yang ditempuh adalah dengan melakukan survey pada lapisan tanah di bawah permukaan bumi di darat maupun lautan. Survey ini menggunakan teknologi yang disebut Seismik 3 Dimensi (3D).
Jenis pengambilan data seismik dapat dipisahkan dalam dua kategori, yakni akuisisi data seismik 2D dan 3D. Teknologi seismik 2D diperkirakan mulai berkembang pada tahun 1920-an dimana kerjasama antara perusahaan Seismos dan Gulf berhasil menemukan Kubah Orchard di pantai Texas
62
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
adalah kondisi aktual dari subsurface berupa tiga dimensi (subsurface are three dimension) merupakan cara pencitraan yang lebih baik untuk merekam roman bawah permukaan (better imaging way to record subsurface feature), memperoleh informasi lebih dari segala sudut pandang untuk memciptakan suatu gambaran bawah permukaan (more information from all directions to build subsurface image), solusi untuk masalah rekonstruksi seismik 2D sejak penggunaan asumsi reflektor datar di bawah permukaan bumi (solution to 2D seismic reconstruction problem since an assumption of flat reflector beneath the earth), dan lain sebagainya. Apabila teknologi seismik 3D digunakan untuk proses ekplorasi maka akan berhubungan dengan masalah stuktur (structure), pendefinisian sesar (fault definition), stratigrafi (stratigraphy), pembebasan lahan (land sales), penawaran konsesi penambangan (concession offerings), waktu berakhirnya penambangan (expiring lands), konversi seismik dari kawasan waktu ke kedalaman (time to depth
conversion), dan pembiayaan bank yang berhubungan dengan besarnya pinjaman modal, suku bunga bank, dan jatuh tempo pinjaman (Bank financing). Sedangkan, teknologi seismik 3D yang dipakai untuk proses eksploitasi akan berhadapan dengan masalah karakterisasi reservoir (reservoir characterization), pemantauan tumbuh-kembangnya reservoir (reservoir monitoring), pengeboran horisontal (horizontal drilling) dan inversi (inversion). Aspek-aspek tersebut yang digunakan untuk bahan pertimbangan, penilaian dan pengambilan keputusan dalam melakukan suatu kegiatan pengambilan data seismik 3D. Hal ini mengingat begitu mahalnya biaya survei 3D, maka diperlukan suatu pengambilan keputusan yang tepat dan akurat. Dengan meningkatkan tingkat keberhasilan pengeboran, teknologi seismik 3D dapat membantu biaya perusahaan minyak dan gas yang lebih rendah, meningkatkan produksi dan mengurangi dampak permukaan untuk mengurangi gangguan lingkungan.
pada tahun 1924. Ladang ini menghasilkan minyak secara komersial, sehingga dicatat sebagai keberhasilan teknologi seismik untuk eksplorasi minyak bumi. Penelitian tentang teknologi seismik berjalan terus dan menghasilkan teknologi seismik refleksi sebagai teknologi komersial. Pada tahun 1970-an perusahaan minyak menjadi pasar terbesar yang memanfaatkan super komputer, sehingga mampu mengolah data seismik secara lebih banyak dan lebih cepat. Hal ini ternyata diikuti dengan perkembangan teknologi seismik yang mengarah pada teknologi seismik 3D, sehingga diperkirakan pada tahun 1980an lahirlah teknologi terbaru dalam dunia akuisisi seismic, yaitu akuisisi data seismik 3D. Teknologi seismik 3D ini diyakini sebagai terobosan teknologi di generasi masa kini. Teknologi ini menjadikan evolusi yang tadinya hanya teknologi eksplorasi saja menjadi teknologi ekplorasi dan pengembangan (development) dari ladang migas.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
63
lingkungan Citra
CSR Sebagai
Strategi Perusahaan Seiring isu pemanasan global, tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi sekadar tren sosial. Lebih jauh, CSR dapat dijadikan sinergi dari upaya yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan ekonomi perusahaan sekaligus bukti nyata kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Permasalahan lingkungan hidup merupakan salah satu subjek yang tidak bisa berdiri sendiri. Isu lingkungan berkaitan dengan persoalan-persoalan lain seperti kemiskinan, good corporate governance, ekonomi dan sosial. Maka, penanganannya membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun kelompok atau komunitas masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup. Pelaku usaha dapat mengubah “label”–oleh sebagian pihak–sebagai pihak pencemar atau perusak lingkungan. Labelisasi ini makin mengental bila berbicara tentang pelaku usaha di bidang energi. Melalui CSR, pelaku usaha dapat menempatkan dirinya sebagai mitra dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sayangnya, sebagian perusahaan masih menganggap CSR sebagai bagian dari biaya atau tindakan reaktif untuk mengantisipasi penolakan masyarakat atau lingkungan sekitar. Padahal, CSR bisa dijadikan sebagai bagian dari upaya brand building dan peningkatan corporate image. Pola berpikir seperti ini perlu dikembangkan. Perusahaan bisa menerapkan strategi CSR sebagai bagian rencana kerja, bukan sebagai tindakan reaktif bila tersangkut masalah lingkungan. Lebih penting lagi, citra perusahaan makin positif bila perusahaan tersebut berkomitmen menjalankan strategi CSR secara berkesinambungan. Dalam konsep sustainable development, keberlanjutan sebuah kehidupan tidak hanya bersandar pada kepentingan ekonomi dan sosial saja, namun juga kepentingan lingkungan hidup.
Sinergi CSR dan strategi perusahaan? Kedengarannya kedua hal tersebut saling bertentangan. Di satu sisi, tujuan korporasi menghasilkan keuntungan ekonomi untuk
64
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
para pemegang saham. Di sisi lain, CSR dianggap bertujuan nonekonomi. Pendapat di atas tak selalu benar. Michael Porter, Clayton Christensen, dan Rosabeth Moss Kanter (ketiganya dari Harvard Business School) berhasil membuktikannya. Menurut mereka, program-program CSR yang disinergikan dengan strategi perusahaan akan memberikan dampak jauh lebih besar kepada masyarakat dan perusahaan itu sendiri dibandingkan upaya-upaya CSR yang ala kadarnya. Ketiganya berpendapat, hanya dengan menjadikan CSR sebagai bagian dari strategi perusahaan, program-program CSR tersebut bisa langgeng. Hal ini dikarenakan strategi perusahaan terkait erat dengan program CSR. Perusahaan tidak akan menghilangkan program CSR tersebut meski dilanda krisis, kecuali ingin mengubah strateginya secara mendasar. Sementara pada kasus-kasus CSR pada umumnya, begitu perusahaan dilanda krisis, program CSR akan “dipangkas” terlebih dahulu. Sebenarnya, CSR bisa dijadikan sarana untuk berinvestasi bagi perusahaan. Perusahaan perlu menyadari keberlangsungan dirinya tergantung juga pada kondisi
lingkungan dan masyarakat sekitar. Berkaitan dengan konsep pengembangan masyarakat (community development), perusahaan dapat menerapkan strategi CSR yang produktif atau memberdayakan masyarakat. Caranya, sebagai contoh, menggelar pendidikan atau pelatihan bagi masyarakat sekitar. Dari pengembangan pengetahuan dan keterampilan tersebut, bukan tidak mungkin menghasilkan calon karyawan bagi perusahaan bersangkutan. Contoh konkret membuktikan, karyawan yang direkrut dari kegiatan semacam ini lebih loyal terhadap perusahaan. Belum lagi citra positif yang terbentuk juga merupakan investasi perusahaan. Sinergi antara CSR dan strategi perusahaan terbukti sangat mungkin dilakukan. Pelaku usaha dapat memulai mengomunikasikan kegiatan CSR mereka melalui penyelarasan kebijakan, penyusunan perencanaan strategis, pelaksanaan mekanisme, pengawasan, pendokumentasian hingga evaluasi pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengindentifikasi beberapa langkah prioritas. Penerapan CSR yang tepat dapat menghasilkan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan dan sekaligus perusahaan itu sendiri.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
65
potensi
Mengintip Peluang
Investasi Infrastruktur Migas
P
emerintah akan memberikan perhatian serius untuk mengembangkan infrastruktur minyak dan gas (migas) bagi pasar domestik. Pembenahan infrastuktur migas saat ini sangat penting agar distribusi migas nasional berjalan dengan efisien dan efektif untuk melayani kebutuhan di setiap wilayah.
Minim Sayangnya, peluang investasi infrastruktur migas belum dilirik banyak investor. Risiko dan return investasi yang lama dinilai sebagai salah satu penghambat minat investasi pengusaha dalam pembangunan infrastruktur migas masih minim. Hal ini terlihat, misalnya, pada bahan bakar minyak (BBM). “Investor hanya berminat membangun SPBU yang nilai investasinya 15-20 miliar
66
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
per unit. Sedangkan minat investasi ke kilang, tangki dan depo masih minim,” kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi. Padahal dalam regulasi yang ditetapkan pemerintah, pengusaha dan investor diwajibkan membangun infrastruktur hilir migas. Jika tidak merealisasikannya, bakal ada sanksi. Tetapi dalam praktiknya, para investor hanya menyewa sarana dan prasarana. Menurut Eri, dengan tumbuhnya investasi infrastruktur hilir migas, maka akan mendorong berkembangnya distribusi BBM bersubsidi. Tetapi faktanya perusahaan yang berinvestasi tidak memiliki minat besar untuk menciptakan nilai tambah melalui pembangunan infrastruktur.
Minimnya investasi infrastruktur diakui anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim. Menurutnya, kegiatan usaha penyediaan infrastruktur gas bumi seperti jaringan pipa transmisi dan distribusi membutuhkan biaya investasi yang besar dan masa pengembalian yang cukup lama. Sementara itu, Ketua Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI) Sudarto mengakui, 70% proyek infrastruktur minyak dan gas di Indonesia masih dikuasi kontraktor asing. Hal tersebut terjadi karena untuk mengerjakan proyek tersebut dibutuhkan modal yang sangat besar serta teknologi yang digunakan terbilang canggih “Karena modal yang sangat besar dan teknologi tinggi dalam pengerjaan proyek infrastruktur tersebut,” tutur Sudarto.
sini lain, kebutuhan dalam negeri sudah sangat mendesak. Maka, KESDM berencana meningkatkan percepatan pembangunan sarana dan prasarana bidang migas serta minerba pada tahun 2013 mendatang. Dalam baseline KESDM tahun 2013, total usulan anggaran sebesar Rp 35,1 triliun. Sebanyak Rp 12,8 triliun dari angka itu merupakan new initiative. Namun, masih menurut Sudarto, kontraktor lokal telah menguasi 100% proyek infrastruktur sipil, kecuali untuk proyek yang mendapatkan bantuan dari pihak asing. Proyek-proyek itu seperti proyek jembatan Tayan yang mendapat pinjaman China, jalan tol Akses Tanjung Priok dari Jepang dan lainnya.
Genjot Terbatasnya infrastruktur (akses) berakibat potensi gas harus diekspor. Padahal di
Sementara itu, formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) memproyeksikan, investasi di sektor migas tahun ini mencapai USD 20,925 miliar atau sekitar Rp195 triliun tahun ini. Angka ini naik ketimbang tahun lalu sebesar USD13,9 miliar (Rp 130 triliun). Kepala BPMIGAS R Priyono menyatakan, realisasi investasi yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi fakta yang cukup menggembirakan dan
menumbuhkan optimisme di masa depan. “Kunci pengembangan industri hulu migas adalah investasi,” kata Priyono. Selain itu, potensi penanaman modal infrastruktur pun masih terbuka di Indonesia. “Pertumbuhan ekonomi global kan melambat hingga 2,5% sedangkan Indonesia di atas 6%. Sangat mungkin investasi mengalir dengan baik ke dalam negeri,” kata Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan. Berdasarkan analisa ini, maka dapat dikatakan bahwa aliran investasi di Indonesia masih cukup baik meski agak melamban. Menurutnya, sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan stimulus pembangunan infrastruktur di Indonesia karena jika kondisi global melamban, otomotis investasi swasta juga melambat.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
67
potensi bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik batu bara menghasilkan gas karbon dioksida dalam jumlah banyak. Sebenarnya, sumber daya berkelanjutan dan ramah lingkungan saat ini banyak tersedia, salah satu teknologi berkelanjutan itu adalah “Daya Kinetik Ombak”, yaitu sebuah teknologi yang sudah diterapkan atau dikembangkan di beberapa negara.
Energi Gelombang Laut
Bermanfaat Sebagai Energi Hijau Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) mengusulkan Indonesia untuk mulai membangun pilot project energi arus laut dan gelombang laut dengan kapasitas minimal masing-masing 1 Megawatt (MW) pada 2014.
G
una merealisasikan pilot project tersebut, maka perlu diterapkan teknologi dua arah (double tracts strategy). Pertama, dengan cara percepatan pemerataan akses energi, kemudian, Kedua, pengurangan ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM). Yang dimaksud dengan percepatan pemerataan akses energi yaitu dengan masih terbatasnya akses listrik untuk 80 juta penduduk di daerah kepulauan, terpencil atau perbatasan, sehingga energi laut dapat menjadi salah satu pilihan namun dengan tetap mempertimbangkan sumber energi lain untuk penyediaan listrik yang memadai. Sedangkan, yang dimaksud pengurangan ketergantungan pada BBM, yaitu dimana
68
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
subsidi yang mencapai 15 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan harga energi laut yang kompetitif terhadap BBM. Berangkat dari kenyataan tersebut, pengembangan energi laut skala menengah dan besar menjadi salah satu solusi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki berbagai jenis lingkungan perairan yang khas. Karena itu berbagai jenis lingkungan perairan tersebut dapat mengakomodasi berbagai jenis teknologi yang berkembang di dalam maupun luar negeri. Disamping itu, kapasitas nasional dan tingkat kandungan dalam negeri energi laut relatif besar yang bisa memberikan multflier effect dengan menciptakan industri,
lapangan kerja dan perekonomian. Dengan potensi seperti ini, pemerintah selayaknya segera membuat pilot project dengan skala yang memadai, baik jenis arus, gelombang maupun panas laut dalam rangka memenuhi Undang-undang No.17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional dan Undang-undang Energi No.30 Tahun 2007. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), untuk energi laut yang terdiri dari arus pasang surut, gelombang dan panas laut terdapat sumber daya energi laut Indonesia terbagi menjadi potensi teoritis sebesar 749.000 MW, potensi teknis 49.000 MW dan potensi praktis 43.000 MW. Saat ini, dampak pemanasan global terasa di seluruh penjuru dunia sehingga perubahan iklim menjadi perhatian utama setiap orang. Mereka juga sangat memperhatikan tentang krisis lingkungan yang terutama terjadi karena disebabkan oleh pembakaran bahan
Sebagai contoh, perusahaan Finlandia Energi-AW menghasilkan alat energi ombak yang disebut WaveRoller, yang tergantung pada gelombang dasar laut untuk menghasilkan tenaga listrik. Inspirasi teknologi hijau ini ditemukan pada tahun 1993 ketika pendiri perusahaan dan penyelam professional, Rauno Koivusaari, sedang menyelam di Lautan Baltik. Ketika ia menemukan kapal rusak, hampir saja ia tertabrak oleh pintu yang bergerak menutup dan membuka dikarenakan gerakan gelombang air di dasar laut. Melihat kejadian ini membuat Mr. Koivusaari berpikir untuk memproduksi energi dengan memanfaatkan gelombang dasar laut, dan rasa penasarannya itu mendorongnya untuk menciptakan Energi-AW. Pendekatan Energi-AW menggunakan “gelombang dasar” atau gerakan air di bawah permukaan laut. Untuk melakukan ini, WaveRoller (Gulungan Ombak) atau beberapa plat diletakkan di dasar laut sehingga bergerak maju dan mundur. Gaya gelombang laut pada alat itu akan menghasilkan energi yang dapat kita hubungkan dengan pompa piston, sehingga dengan generator listrik di darat energi itu dapat diubah menjadi energi listrik.
megawatt dari WaveRoller di perariran Portugal dalam kurun waktu dua tahun ini. Telah diperkirakan bahwa energi ombak ini mempunyai kemampuan menyumbang 10 persen dari keseluruhan kebutuhan listrik secara global tanpa menghasilkan emisi CO2. Lebih lanjut, gelombang dasar yang terjadi dekat pantai yang digunakan oleh WaveRoller merupakan sumber energi yang mudah didapatkan di mana-mana, karena terdapat di sepanjang garis pantai. Kerajaan Inggris merupakan salah satu negara yang memanfaatkan energi abadi yang ramah lingkungan ini. Sebuah perusaahan Inggris, Marine Current Turbines Limited (MCT) sedang dalam proses untuk memasang 12 megawatt sistem energi ombak Seagen di Stangford Lough di Pantai Irlandia Utara. Sistem ini terdiri atas 20 turbin kembar yang panjangnya 20 m dan dipancakan pada sumbu vertikal pada lempeng laut. Kecepatan ombak di daerah ini menyebabkan turbin itu berputar dengan kecepatan 10 sampai 20 kali per menit, sehingga para ahli mengatakan bahwa hal ini tak akan berpengaruh terhadap hewanhewan laut. Proyek ini dijadwalkan akan selesai sebelum musim panas 2008, dan jika berhasil maka perusahaan ini berencana untuk membuat pembangkit energi ombak di sepanjang pantai Inggris, sehingga diharapkan pada akhirnya dapat memenuhi 15 hingga 20 persen kebutuhan negara itu terhadap teknologi yang hijau. Sebagai peserta yang ikut menandatangani Protokol Kyoto, Inggris telah mengeluarkan undang-undang
agar dapat membuat langkah yang sesuai dengan hal itu. Sebuah proyek energi kinetik ombak yang lain di Atlantik juga terdapat di New York, AS, yaitu Roosevelt Island Tidal Energy (RITE), yang saat ini telah membangkitkan 1.000 kilowatt energi hijau setiap hari. RITE diakui sebagai pembangkit energi kinetik ombak aliran bebas yang pertama. Proyek ini masih dalam fase uji coba tetapi setelah selesai diharapkan telah terpasang 200 turbin di dasar Sungai Timur sehingga dapat membangkitkan energi listrik sebesar 10 megawatt untuk penduduk Kota New York. Sebelum tahun 2013, sekitar 25% energi yang digunakan di kota itu dihasilkan oleh energi ombak. Dalam masa-masa genting perubahaan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia dalam menimbulkan pemanasan global, adalah sangat penting agar kita menggunakan semua daya kita untuk mengurangi emisi CO2. Tentu saja agar kita dapat memenuhi keinginan manusia untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap energi yang berasal dari bahan bakar fosil, maka kita harus mulai menggunakan alternatif sumber energi berkelanjutan. Pemecahan bagi masalah pemanasan global sudah ada, akan tetapi perlu diimplementasikan dalam skala yang luas oleh semua pemerintah dan negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, marilah kita membuat suara hati kita terbuka dan melakukan perubahan sebelum semuanya terlambat.
Menurut perusahaan itu, teknik gulungan ombak ini berbeda dengan teknologi kelautan yang lain karena teknologi ini tidak terlihat, tidak menimbulkan polusi suara dan tidak terpengaruh oleh badai yang mungkin terjadi. Energi-AW juga menyatakan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat WaveRoller tidak mencemari lingkungan. Misalkan, mereka menggunakan minyak yang dibuat dari tanaman pada peralatan hidrolik yang digunakan pada sistem generator ombak yang inovatif ini. Perusahaan ini telah melakukan uji coba di Pantai Peniche, Portugal, dengan target utamanya adalah menghasilkan energi 10
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
69
keselamatan
Menjadi Bagian Dari
Health Safety Environment
Health-Safety-Environment (HSE) adalah suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. HSE adalah sebuah sikap pola pikir, dan perilaku seseorang yang jika bertindak akan selalu berpijak pada kondisi yang sehat, selamat serta bersahabat dengan lingkungannya. Selain itu HSE juga merupakan sebuah budaya serta kebiasaan hidup yang sudah menjadi bagian kehidupan yang selalu memperioritaskan kesehatan, keselamatan dan lingkungan.
S
ementara itu didalam sebuah perusahaan, Health-SafetyEnvironment (HSE) menjadi salah satu bagian dari manajemen. Di suatu perusahaan , manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE. Sedangkan tugasnya adalah merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan seluruh program HSE. Untuk program HSE biasanya disesuaikan dengan tinggi rendahnya tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai contoh, HSE untuk bidang pekerjaan pertambangan akan berbeda dengan HSE Migas. Di sebuah perusahaan, HSE distrukturkan secara sistematis sebagai satu sistem manajemen sebuah organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai suatu sistem, tentunya ini adalah panduan dan aturan main bagi semua jajaran baik team manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi yang ada dalam organisasi maupun perusahaan.
Bahkan pada beberapa perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE ini dengan Sistem Manajemen Sekuriti (Security) dan/atau Mutu (Quality). Bahkan ada yang mengintegrasikan dengan semua aspek, spt. HR, Finance, Marketing dll, sehingga terkadang nama sebuah sistem tidak lah terlalu penting,
70
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
karena yang essential adalah refleksi dari sistem itu sendiri dalam implementasinya. Ada beberapa definisi dari HSE (health-safety-environment) yaitu, HSE adalah suatu kondisi dimana unsur kesehatan, keselamatan dan lingkungan dimana kita berada selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Kedua, HSE merupakan sebuah sikap mental, pola pikir, ataupun perilaku seseorang yang bila bertindak/beraktifitas selalu berpijak pada kondisi yang sehat, selamat dan bersahabat dengan lingkungan hidupnya. Ketiga, HSE adalah suatu budaya maupun kebiasaan hidup yang telah melekat ataupun menjadi bagian kehidupan sehari-hari dimana selalu memprioritaskan kesehatan, keselamatan dan lindung lingkungan. Sementara itu tujuan orientasi HSE adalah memberikan informasi serta pedoman HSE kepada seluruh karyawan dan karyawan rekanan pada suatu perusahaan. Semua ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat menimpa diri sendiri, rekan kerja, aset perusahaan dan lingkungan. HSE bukan merupakan suatu standard, tapi dalam penerapannya perlu diadopsi beberapa standar yang digunakan. Seperti misalnya untuk sektor minyak dan gas, ada beberapa standart tentang HSE (health, safety, environment) yang dipergunakan, yaitu : API RP 750 (tentang Process Safety Management), OSHA CPR 119.10. 110 (tentang Process Safety Management), OHSAS 18001 (tentang Occupational Health and Safety), Kepmenaker tentang SMK3, NFPA (National Fire Protection Association), NEC (National Electrical Code), LSC (Life Safety Code), ISO 14001 (Sistem Manajemen Environment). Oleh karena itu HSE harus dijalankan sesuai bidang pekerjaan yang kita jalani. Karena sebagai seorang manusia kita merupakan sebuah subyek yang tidak ternilai atau tak tergantikan oleh apapun, serta dapat hidup lebih lama, sehat dan bermanfaat. Selain itu juga agar manusia dapat melindungi lingkungan hidup, karena bumi dan isinya merupakan suatu keseimbangan/ keharmonisan hidup. (dari berbagai sumber).
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
71
keselamatan
Mencermati Bahaya Aktivitas Pertambangan
K
eselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pertambangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan selama proses kerja. Keselamatan kerja bisa terwujud bila tempat kerja itu aman. Tempat kerja aman itu bebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan meninggal dunia. Kesehatan kerja dapat direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat. Tempat kerja bisa dianggap sehat kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
72
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
Berbagai aktivitas kerja di lingkungan pertambangan mengandung risiko yang bisa mengancam manusia dan lingkungan kerja. Jika bahaya-bahaya tersebut tidak diperhatikan dan ditanggulangi dengan baik, maka akan mengakibatkan timbulnya kecelakaan pada manusia maupun kerusakan peralatan serta lingkungan. Bahaya-bahaya yang berpotensi timbul antara lain debu tambang (mine dust), kebisingan, getaran dan lain-lain. Debu tambang merupakan katagori pertama yang mengakibatkan pencemaran lingkungan kerja. Akibat debu tambang diantaranya penyakit alat pernafasan atau
keracunan pada organ tubuh, kerusakan peralatan/mesin dan kecelakaan tambang. Untuk kebisingan, dampaknya dapat terasa tidak dalam waktu seketika. Bahaya yang dapat muncul dari kebisingan antara lain kehilangan pendengaran (tuli), penyempitan arteri (pembuluh darah), peningkatan rate detak jantung dan arus adrenalin ke dalam darah, gangguan syaraf dan sebagainya. Selain itu, kebisingan juga berdampak buruk lain seperti mengurangi konsentrasi kerja dan daya kerja, menghambat komunikasi dan pembicaraan, atau mengganggu masyarakat sekitarnya.
Tempat kerja bisa dianggap sehat kalau bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
Aktivitas kerja di pertambangan tidak luput dari pengaruh getaran dari alat-alat yang digunakan. Getaran-getaran itu bisa menghasilkan frekwensi dan amplitudo rendah atau tinggi. Getaran itu merambat melalui telinga dan dapat menjalar ke sejumlah anggota tubuh lain dari pekerja. Di samping bahaya-bahaya di atas, bekerja di pertambangan juga mengandung risiko lain. Risiko itu dapat berasal dari bahaya pada peralatan yang tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat, tidak aman, tidak tertutup atau terlindungi. Bahaya lainnya ialah dari lingkungan. Lingkungan yang becek, licin, gelap, berdebu, mengandung
gas beracun, atau instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuh) bisa pula membahayakan. Pekerja juga dapat menjadi sumber bahaya. Bahaya dari pekerja antara lain tidak memakai APD (alat pelindung diri) standar, tidak memperhatikan petunjuk, atau tidak peduli K3. Bahaya lain yang perlu diwaspadai adalah kebakaran, ledakan dan hubungan arus listrik. Dalam jangka panjang, pekerjaan pertambangan juga bisa berdampak negatif bagi lingkungan sekitar. Dampakdampak itu diantaranya pencemaran terhadap air (erosi, larutnya unsur-unsur
logam berat (leaching), pencemaran udara, perubahan kontur tanah hingga perubahan alur sungai. Pekerjaan pertambangan memang rentan terhadap berbagai bahaya. Maka, perhatian ekstra perlu diberikan dalam penerapan K3. Peraturan perundangan yang mengakomodir K3 perlu ditegakkan. Para pemilik usaha tambang juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lokasi kerja. Tak kalah penting, para pekerja pun perlu menyadari bahaya yang mungkin timbul bagi diri, orang lain dan lingkungan kerjanya.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
73
!"#$$%&' A - Acid mine water (air asam tambang) Air tambang yang mengandung asam sulfat lemah yang dihasilkan dari reaksi organik atau anorganik dari material yang mengandung pirit dengan air dan oksigen - Acidizing (Pengasaman) Proses pemasukan asam ke dalam formasi gamping yang mengandung minyak dan gas bumi untuk memperbaiki permeabilitas agar memudahkan pengaliran minyak dan gas bumi kedalam lubang sumur. - Adit (terowongan buntu) Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi. - Age (Umur) Zaman Geologi Suatu jangka waktu sejarah bumi yang diciptakan oleh bentuk kehidupan yang penting/ dominant/ kejadian tertentu. - Agglomerate (gumpalan) Butiran padat yang saling bergumpal dengan kuat sebagai produk proses aglomerasi B - Banka drill (bor bangka) Bor tumbuk manual dipergunakan untuk mengambil percontoh atau menguji cebakan aluvial yang terdapat pada kedalaman 30 35 m. - Barometer (barometer) Alat untuk mengukur tekanan absolut udara - Base rock (batuan dasar) Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang - Basin (cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. - Basin (Cekungan) Daerah cekungan yang luas terdiri atas batuan sediment dan yang karena konfigurasinya dapat merupakan tempat tampungan minyak. C - Caking coal (batubara muai) Batubara yang mempunyai sifat mengembang jika dipanaskan - Calorie (kalori) "Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat; 1 kalori = 4.19 joule" - Calorie (Kalori) Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 C dari 14,5 C menjadi 15,5 C - Calorific Value (Nilai Panas) (lihat heating value) - Cap Rock (batuan tudung) Formasi (lapisan batuan) yang berada langsung diatas batuan reservoir dan sifatnya kedap fluida. D - Dead Oil (Minyak Mati) Minyak bumi yang pada dasarnya tidak mengandung gas lagi. - Dead Weight Ton (DWT) (Ton Bobot Mati) Berat air dalam ukuran ton yang dipindahkan oleh bagian badan kapal yang tercelup di dalam air dalam keadaan muatan penuh dikurangi berat kapal. - Dead well (Sumur Mati) Sumur yang tidak berproduksi. - Depletion (Economic) Deplesi (ekonomi) penurunan nilai ekonomi reservoir minyak/ gas bumi akibat pengambilan volume. - Development Well (Sumur Pengembangan) Sumur yang dibor didaerah yang telah terbukti mengandung minyak atau gas dengan tujuan mendapatkan produksi yang diinginkan. F - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau
kesamping). - Fault (sesar/ Patahan) Lapisan batuan yang terputus dan bergeser dari posisi semula (Keatas, kebawah atau kesamping). - Feedstock (Bahan baku) Bahan utama yang dimasukkan kedalam pabrik untuk diolah lebih lanjut. - Ferrite( ferit) Bahan bersifat magnetik yang terdiri atas oksida-oksida logam; salah satu logam bervalensi tiga" - Ferro-silicon (ferosilikon) "Paduan besi silikon dengan kadar Si bervariasi antara 25 - 95 % umumnya digunakan sebagai bahan deoksidasi pada (proses) pencetakan barang dari logam baja; tembaga; atau perunggu." G - Gallon (Galon Amerika) Satuan ukuran isi yang besarya sama dengan 231 in3 atau 3.785 liter. - Garnerite (garnerit) Bijih nikel dengan berat jenis 2,3-2,8 dan mengandung nikel lebih dari 24% - Gas Cap (Tudung Gas) Gas bebas yang berada diatas minyak dalam reservoir. - Gas Cap Drive (Dorongan Tudung Gas) Tekanan tudung gas yang mendorong minyak masuk ke dalam sumur melalui pori-pori batuan. - Gas Injection (Injeksi Gas) Gas alam yang dimasukkan ke dalam reservoir melalui sumur injeksi agar tekanan reservoir tersebut dapat dipertahankan. H - Halite (halit) Mineral garam dengan rumus kimia NaCl, mempunyai system kristal kubus. - Hard coal (batubara tua) Jenis batubara yang mempunyai nilai kalor lebih tinggi dari 5200 kkal/kg - Heat Exchanger (Alat Pertukaran Panas) Alat pengalih panas satu fluida ke fluida lain, atau peralatan yang berupa susunan pipa yang memindahkan panas dari fluida panas ke fluida yang lebih dingin dengan menghantarkannya lewat dinding pipa. - Heating value (Nilai Panas) Banyaknya panas yang terjadi pada pembakaran sempurna dari sejumlah satu satuan berat atau satuan volume bahan bakar. - Heavy Ends (Fraksi Berat) Bagian minyak bumi yang bertitik didih tinggi hasil proses destilasi. I - Igneus rock ( batuan beku) Batuan yang berasal dari pembekuan magma - Illuminating Oil (Minyak Lampu) (lihat burning oil) - Indonesian mining jurisdiction (wilayah hukum pertambangan Indonesia) Wilayah seluruh kepulauan Indonesia, tanah di bawah perairan dan paparan benua (continental shelf) kepulauan Indonesia. - Inertinite (inertinit) Kelompok maseral batu bara yang bila di bakar bersifat lembam (inert) artinya tidak menampakkan sifat plastisitas atau hanya menunjukkan sedikit kecenderungan aglunitas/melekat selama pengkokasan, terdiri atas makrinit, semifusit fusinit dan skleroti... - Injection/ input Well (Sumur injeksi) Sumur untuk memasukkan fluida ke dalam reservoir dibawah tanah.
media air - Joint (Batang) Satuan yang dipakai untuk menghitung banyaknya pipa dalam suatu rangkaian, rata-rata berukurn 6 - 9 meter. K - Kaolin (kaolin) Jenis lempung yang sebagian besar terdiri dari mineral kaolinit, bila dibakar berwarna putih atau keputih-putihan digunakan sebagai bahan dasar keramik dan penggunaan lainnya. - Kerosene (Minyak tanah/ kerosin) Jenis minyak yang lebih berat dari fraksi bensin dan mempunyai berat jenis antara 0.79 dan 0.83 pada suhu 15C, dipakai untuk lampu dan kompor. - Kick (tendangan) Kenaikan tekanan secara mendadak pada kolom Lumpur pengeboran yang disirkulasikan karena tekanan yang lebih tinggi dalam formasi yang sedang dibor, harus cepatcepat dikuasai untuk mencegah semburan liar. - Killed steel (baja tuntas) Baja yang telah mengalami proses deoksidasi, sehingga tidak terjadi pelepasan gas pada saat pembekuan - Kinematik Viscosity (Viskositas Kinematik). Nilai hasil bagi viskositas mutlak dengan kerapatan (berat jenis) pada suhu saat pengukuran viskositas, dinyatakan dengan satuan metric (Strokes dan sentistrokes). L - Laterization (laterisasi) Pelapukan selektif pada kondisi tropis yang menyebabkan pengayaan mineral tertentu - Leaching (pelindian) Pengambilan mineral berharga dengan cara melarutkan pelarut tertentu pada bijih - Leasing (kontrak sewa) System penyewaan barang modal dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian tertulis. - Life of mine (umur tambang ) Waktu yang dihitung dari jumlah cadangan dibagi dengan produksi tambang pertahun - Light Ends/ Light (Fraksi Ringan) Produk cair yang pertama-tama keluar dari kolom suling minyak. M - Magma (magma) Lelehan silikat pijar, air dan gas dalam larutan, mengandung berbagai unsir kimia pembentuk batuan yang berada dalam perut bumi. - Major Company (Perusahaan minyak Transnasional) Perusahaan yang pada taraf internasional berperan aktif pda semua tahap kegiatan industri minyak dan gas bumi secara besar-besaran. - Map scale (skala peta) Perbandingan jarak antara 2 titik di peta dengan jarak mendatar dua tempat yang sebenarnya di lapangan. - Matte (mat) Senyawa logam dengan belerang yang merupakan produk antara dalam suatu proses ektraksi pirometallurgi - Mechanical Octane Number (Angka Oktan Mekanis) Perubahan kebutuhan angka oktan akibat perubahan rancang mesin, seprti ruang bakar, manifold, pewaktuan katup, dan pendinginan.
J
N
- Jet bit (Pahat Jet) Pahat bor yang mempunyai lubang khusus yang memungkinkan lumpur pengeboran dapat disemprotkan dengan kecepatan tinggi kearah formasi yang sedang dibor. - Jet Perforating (Pelubangan jet) Pembuatan lubang yang menembus selubung sumur dengan menggunakan bahan peledak unutk mendapatkan pelubangan ynag dalam dan terarah agar fluida mengalir ke dalam sumur melalui lubang tersebut. - Jig (jig) Alat yang digunakan untuk memisahkan mineral berat dari yang ringan dengan prinsip gravitasi dan gerak isap-tekan dalam
- Naphtha (Nafta) Sulingan minyak bumi ringan dengan titik didih akhir yang tidk melebihi 220C - Natural coke (kokas alam) Cebakan batubara yang mengalami proses pengubahan secara alamiah oleh adanya suatu sumber panas yang menyebabkan terbentuknya kokas karena hilangnya sebagian besar zat terbang. - Natural Gas (Gas Bumi) Semua jenis hidrokarbon berupa gas yang dihasilkan dari sumur mencakup gas tambang basah, gas pipa selubung, gas residu setelah ekstraksi hidrokarbon cair dan gas basah, dan gas nonhidrokarbon
yang tercampur secara alamiah. - Natural Gasoline (Bensin Alam) Campuran hidrokarbon yang terkondensasi dari gas bumi dan yang distabilkan untuk mendapatkan trayek didih yang cocok untuk dipadukan dengan bensin kilangan, juga dipakai sebagai bahan pelarut. - Net calorie value (nilai kalor bersih) Panas pembakaran batubara dikurangi dengan panas untuk penguapan kandungan air. O - Ocean coal (batubara laut) Batubara yang terletak di bawah dasar laut - Octane Number (Angka Oktan) "Angka yang menunjukkan nilai antiketuk relative bensin dan kecenderungan bahan bakar cair untuk berdetonasi; ditujunjukkan oleh persentase volume iso oktan dalam campurannya dengan normal heptana yang mengakibatkan intensitas ketukan yang sama dalam... - Offshore Drilling (Pengeboran lepas pantai). Pengeboran yang dilakukan di laut atau di danau besar. - Oil Base Mud (Lumpur Dasar Minyak) Lumpur pengeoran dengan padatan lempung yang teraduk di dalam minyak yang dicampur dengan 1 sampai dengan 5 persen air. - Oil In Place (Minyak di tempat) jumlah minyak bumi yang diperkirakan ada dalam reservoir dan belum pernah diproduksi. P - Packer (Penyekat) Alat semacam sumbat yang dapat mengembang untuk memisahkan ruangan annulus diantara rangkaian pipa dan selubung. - Pan (dulang) Alat prospeksi tradisional untuk mencuci mineral berat rombakan seperti emas, kasiterit, dan intan - Paraffin (Parafin) Hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka. - Paraffin Base Crude Oil (Minyak Bumi Parafinik). Minyak bumi yang hidrokarbonnya terdiri atas parafin. - Paraffin Destilate (Sulingan Parafin) Sulingan minyak bumi yang mengandung kristal lilin sebelum proses pengawalilinan yang menghasilkan lilin parafin dan minyak parafin. Q - Quaicksand (pasir apung) Pasir yang jenuh air, sehingga mudah bergerak atau berpindah - Quarry (kauri) Sistem penambangan terbuka khusus untuk bahan galian industri seperti penambangan batu gamping, batu pualam., andesit, dan granit. R - Ramp (jalur angkut) Lubang bukaan pada tambang bawah tanah, benbentuk sprial yang menghubungkan beberapa daerah produksi sebagai prasarna pengangkutan. - Ration (nisbah) Perbandingan antara dua besaran yang dapat dinyatakan dalam angka - Reclamation (reklamasi) Upaya mengembalikan fungsi lingkungan hidup di bekas daerah pertambangan menjadi daerah yang berdaya guna. - Recovery ( Perolehan) Jumlah volume Hidrokarbon yang telah dihasilkan atau diperkirakan dapat dihasilkan dari suatu reservoir. - Recycling (Gas) Injeksi Gas ulang Memompakan kembali gas yang diproduksikan kedalam reservoir untuk meningkatkan perolehan minyak. S - SAE. (Society of Automotive Engineers) Number (Angka SAE). Angka retensi dalam system klasifikasi minyak lumas dinyatakan dalam angka SAE 5W, 10W, 20W, 30W, 40W dan seterusnya yang merupakan angka petunjuk bahwa angka yang lebih tinggi berkorelasi dengan kekentalan yang lebih tinggi pada suhu retensi.
ESDMMAG • edisi 03 | 2012
75
Mari Wujudkan Swasembada Energi yang Berkelanjutan