Edisi 158 – 2 November 2011
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba
Edisi 158 – 2 November 2011 BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Dartar Isi [1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
5
[5] OPINI
6
[6] INSPIRATIONAL STORY
8
[7] KELUARGA
9
[8] RUANG KESEHATAN
11
[9] ARTIKEL ROHANI
13
[10] KESAKSIAN
15
[11] PROFIL
19
[12] MOTIVATIONAL WORDS
21
[13] PALAKAT
22
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Ratahan Refli Ompi, Kotamobagu Maikel Makarewa
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 2
Edisi 158 – 2 November 2011
HUJAN TURUN LAGI Oleh : Yoshen Danun Tidak terasa, kita sudah memasuki bulan mendekati penghujung tahun. Musim hujan sudah mulai turun di beberapa bagian Indonesia, khususnya yang di bagian Utara dan sekarang sudah mecapai pulau Jawa. Musim kemarau yang berlangsung hampir 6 bulan yang menyebabkan terjadinya krisis air, khususnya di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Karena itu orang mengharapkan agar hujan segera turun. Datangnya hujan, memang menyelesaikan masalah krisis air, petani bisa mulai bercocok tanam, dam-dam dipenuhin air, sehingga turbin pembangkit listrik bisa berjalan kapasitas penuh kembali. Di sisi lain, hujan kemudian membawa mala petaka, karena menyababkan banjir yang membawa bencana alam. Saat Tim BAIT berkunjung ke Palu beberapa minggu lalu, terjadi banjir besar di Donggala, sehingga KKR yang sedianya dimulai tanggal 15 Oktober, ditunda karena rumah-rumah anggota dilanda banjir bandang, bahkan peralatan KKR yaitu amplifier tersapu air dari salah satu rumah anggota. Terpaksa KKR ditunda minggu berikutnya. Di Jakarta dan kota-kota besar yang berada di dekat pantai, selalu bermasalah bila musim hujan datang. Bahkan kota Bandung yang tidak ada pantai, juga tenggelam dengan banjir. Pertanyaannya, apakah hujan itu baik. Tenju jawabnya baik, karena sangat dibutuhkan umat manusia. Namun oleh ulah manusialah yang membuat alam berobah, terjadi pemanasan global, kayu-kayu pada ditebangi, sehingga hujan di hulu sebentar saja, membuat banjir bandang. Ini akibat tidak adanya lagi pohon yang menahan humus dan menyerap air hujan. Air hujan langsung lari ke sungai dan membawa bencana di tempat yang dilalui, khususnya di hilir. Jadi keserakahan manusia, kembali menjadi petaka bagi umat manusia juga. Berbeda dengan hujan Roh Kudus. Kita tetap merindukan, dan berharap akan segera turun. Berapapun derasnya hujan roh itu, tidak akan membuat orang yang menerima kebanjiran, bahkan akan membuat bertambah dalam semangat pelayanan kepada Tuhan. Karena itu mintalah kepada Tuhan senantiasa agar dicurahkan hujan berkat bagi kita, bagi orang lain. Biarlah kita senantiasa meyenandungkan Lagu Sion No 247, AKU DENGAR HUJAN BERKAT.Aku dengar hujan berkat, Turun atas umat-Mu, Pada jiwaku yang penat, Brikanlah berkat itu, Padaku, padaku, Curahkanlah berkat-Mu dan seterusnya. Biarlah kehadiran BAIT ini ke tengah-tengah saudara dan keluarga, bisa menjadi hujan berkat tersendiri yang kita nikmati melalui tulisan-tulisan renungan, artikel rohani dan kesehatan dan berita-berita kemajuan pekerjaan Tuhan. Kalaupun ada sahabat yang berduka, sakit atau dalam kesusahan, itu juga menjadi berita untuk saling mendoakan satu sama lain. Doa orang benar akan dijawab oleh Tuhan sesuai keridlan-Nya. Marilah kita tetap bersemangat untuk menerbitkan BAIT Bulletin ini setiap minggu, agar jiwajiwa yang haus dan rindu berita-berita rohani akan terpenuhi selalu. Kepada Pdt. Sony Syafirudin, Edwin Tenda dan Marcel Tombeng yang baru begabung ke Redaksi BAIT, kami ucapkan Selamat Datang dan kehadiran anda di BAIT merupakan “darah segar” yang diimfuskan ke tubuh BAIT sehingga aka tetap sehat sampai MARANATHA. Tuhan memberkati pelayanan kita semua.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edisi 158 – 2 November 2011
Oleh : Pdt. Bayu Kaumpungan
G
ereja Advent terkenal dengan pekabaran Hari Sabatnya yang kuat dan alkitabiah. Dimana mana seorang Advent dapat dikenali salah satunya adalah melalu penurutannya kepada hari Sabat. Bahkan Hari Sabat merupakan pilihan yang harus diambil oleh setiap orang sebelum kedatangan yang kedua kali. Tetapi tahukah saudara bahwa Hari Sabat memilik seorang saudara tiri? Ya, Sabat memiliki seorang saudara yang seringkali terlupakan dan tidak mendapatkan perhatian sebesar hari Sabat. Dan saudara tiri itu adalah keluarga. Mungkin saudara bertanya – Tanya “bagaimanakah mungkin Keluarga merupakan saudara tiri dari hari Sabat?” dan sebelum saya disebut sebagai “guru sesat” , saya harus mengklarifikasi bahwa istilah “saudara tiri” ini merupakan ungkapan yang saya buat sendiri. Jadi bukanlah sebuah teologia baru yang harus anda terima. Tetapi istilah “saudara tiri” ini saya pakai karena lembaga keluarga juga merupakan elemen yang juga ditabishkan di taman Eden. Dua lembaga ini (Sabat dan Keluarga) merupakan lembaga di mana perhatian khusus diberikan. Allah memberkati dan menguduskan. Sabat, tetapi kemudian 1 pasal setelah pernyataan Allah tentang Sabat (Kej 2;1-3) adalah sepenuhnya menceritakan tentang pengantin yang pertama, yaitu Adam dan Hawa. Bahkan seluruh buku Kejadian merupakan kompilasi cerita tentang Keluarga. Mulai dari keluarga Adam, Henokh, Nuh, Abraham, sampai
Bejana Advent Indonesia Timur
kepadan Yakub dan 12 anaknya, seluruh buku Kejadian tidak menceritakan banyak hal lain selain keluarga. Kesepuluh hukum Allah pun dituliskan dengan cara yang unik. Hanyalah hukum Sabat dan Keluarga yang dituliskan dengan kata “ingatlah” (Hukum Sabat) dan “hormatilah” (Hukum Keluarga) sementara hukum hukum yang lain dimulai dengan kata “jangan” bagi anda yang pernah belajar Struktur Ibrani anda segera akan tahu bahwa ini bukanlah kebetulan belaka. Struktur seperti ini kita kenal dengan nama “chiastic inclusio” yang menekankan inti dari seluruh pembicaraan tersebut ada di tengah – tengah dari paragraph atau pasal tersebut. Elemen keluargapun tidak pernah hilang dari cerita perjanjian Lama selanjutnya. Tuhan menggunakan istilah “cemburu” setiap kali bangsa Israel menyembah ilah lain. Tuhan mengatakan bahwa Israel telah “berzinah” dengan menyembah ilah lain. Istilah berzinah datang dari hubungan suami istri yang telah ternoda oleh pihak ketiga. Sekali lagi istilah keluargalah yang dipakai di dalam ekspresi ini. Bahkan setelah masuk ke dalam perjanjian Baru, elemen keluargapun tidak hilang dari Alkitab. Yesus memulai pelayanannya bukan dengan mengadakan KKR Akbar, atau Kelas Alkitab namun melainkan dengan mengunjungi acara Pernikahan. Sesuatu yang erat hubungannya dengan Keluarga. Banyak perumpamaan Yesus pun memakai gambaran keluarga. 5 Dara yang pintar sedang menunggu
Page 4
Edisi 158 – 2 November 2011 sang mempelai (gambaran keluarga), Anak yang Hilang (keluarga lagi), Tuan tanah dan hamba yang tidak setia (lagi lagi tentang keluarga, bahkan Yesus mau agar kita memanggil Tuhan sebagai Bapa dan bukan panggilan lain. Bahkan sampai di akhir Alkitab, saat sang Penebus akan datang kembali Alkitab menggambarkan dia sebagai Mempelai pria yang menjemput Pengantin wanitaNya (Gereja) dan hari sukacita itu digambarkan sebagai “Pernikahan sang Anak Domba” dan lagi lagi istilah keluargalah yang dipakai. Dengan begitu kita bisa lihat bahwa elemen Keluarga adalah sangat penting di dalam kehidupan spiritualitas kita. Namun sayang sekali seringkali elemen ini “menjadi anak tiri”. Mungkin karena keluarga tidak punya sensasi seperti hari Sabat, ataupun juga keluarga bukanlah menjadi bagian dari Nubuatan di dalam kitab Daniel atau Wahyu. Sementara kita semua menanti akan keluarnya Undang Undang yang menentang Hari Sabat, mungkin tidak banyak yang menanti keluarnya undang undang menentang Keluarga. Tulisan saya kali ini bukanlah berusaha meninggikan keluarga seperti Hari Sabat. Tetapi keyakinan saya yang pasti bahwa bilamana Setan berusaha merusak dua lembaga Allah di Taman Eden maka lembaga lain yang akan diserang habis – habisan oleh Setan selain hari Sabat tidak lain dan tidak bukan adalah keluarga. Dan tidak sulit melihat bagaimana kerasnya Setan bekerja menghancurkan lembaga Allah yang satu ini. Tidak sedikit permasalahan keluarga yang kita bisa lihat baik di dalam lingkungan gereja Lokal kita masing masing, maupun secara Global. Puluhan bahkan ratusan orang orang muda “berguguran” dari gereja kita dan orang orang tua mereka yang sedih luar biasa melihat anak2 mereka yang terkasih meninggalkan Gereja dan bahkan iman mereka. Gereja kita bahkan telah mencanangkan “Hari Pencegahan Pelecehan” (Abuse Prevention Day) karena akhirnya Gereja mengakui bahwa tindakan pelecehan/tindak kekerasan baik fisik maupun emosional (Physical and Emotional Abuse) terjadi di dalam banyak keluarga Adventist. Tidak sedikit anggota gereja yang harus didisiplin bahkan dikeluarkan dari keanggotaan jemaat oleh karena skandal dan perzinahan. Tidak sedikit yang terus melakukannya secara sembunyi sembunyi sementara terus aktif dan melayani di Gereja mereka masing masing. Kalaupun tidak bercerai, banyak anggota Jemaat yang secara fisik bertahan tetapi secara emosional dan spiritual bercerai, dan satu satunya alasan
Bejana Advent Indonesia Timur
mereka bertahan di dalam tali pernikahan adalah demi anak anak mereka. Dan sulitnya lagi seringkali masalah keluarga bukanlah sesuatu yang gampang untuk dilihat atau dideteksi. Seringkali demi kehormatan dan harga diri, banyak keluarga yang menyembunyikan kesulitan mereka terutama dari pihak gereja. Mereka tidak mau orang orang gereja, apalagi Pendeta tau kalau keluarga mereka dirundung Krisis dan masalah. Banyak keluarga yang dapat dengan setia datang ke Gereja setiap Sabat, bahkan sangat aktif dalam pelayanan sementara itu memenuhi hubungan keluarga mereka dengan pertengkaran, perselisihan, dan bahkan diikuti dengan kekerasan. Saya bahkan mendengarkan kisah dari satu kawan pendeta saya yang secara tidak sengaja berada di tempat parkir gereja mereka dan mendengarkan pembicaraan dari salah satu anggota gerejanya. Dia mendengar sang ibu mengatakan kepada dua anaknya “Nanti kalo sudah di dalam gereja, kalian berdua harus bisa mempertunjukkan sama orang orang kalo kalian sedang senang dan bahagia. Jangan sampe mama liat kalian sedih apalagi menceritakan tentang kejadian tadi pagi saat mama dipukul oleh bapak kalian. Mengerti?” Beruntung kawan pendeta saya ini mengkonfrontir sang ibu dan sekarang mereka menjalani proses konseling. Tetapi berapa banyak dari keluarga lain yang juga punya masalah sama yang tidak terdeteksi oleh siapapun? Renungan saya kali ini hanyalah sekedar mengingatkan para pembaca dan juga saya sendiri untuk melihat kembali kepada keluarga kita sendiri dan adalah waktunya bagi kita untuk membangun benteng bagi satu lembaga lain yang juga diberkati oleh Tuhan di Eden dan itu adalah keluarga. Tidak sedikit Kisah yang anda pernah dengar bagaimana seorang evangelist handal yang menobatkan ratusan orang tetapi tiba tiba jatuh oleh karena skandal atau keretakan di dalam rumah tangga mereka. Tidak sedikit pendeta pendeta yang luar biasa, mampu memimpin gereja dan institusi lainnya dengan sukses tetapi anak2 mereka sendiri tercerai berai dan “hilang” dari gereja, atau bahkan terjebak kasus Narkoba dan sebagainya. Paulus mengamarkan Timotius di dalam 1 Tim 3:4-5 betapa pentingnya keutuhan keluarga menjadi indicator kepemimpinan seseorang. Dan peringatan ini bukanlah untuk membebani individu tertentu di dalam Gereja melainkan sebaliknya Paulus sangatlah paham akan gencarnya serangan Setan terhadap keluarga.
Page 5
Edisi 158 – 2 November 2011 Oleh karena itu apakah yang harus kita lakukan? Saya sendiri bukanlah seorang ahli dalam hal ini tetapi Alkitab memberikan gambaran yang mudah. Kembali Paulus menuliskan kepada gereja di Efesus, Pasal 5, 6 dari surat Efesus menuliskan bagaimana hubungan Suami, Istri, dan anak2 berdasarkan kehendak Tuhan. BIlamana saya dapat rangkumkan di dalam satu kalimat, itu akan menjadi “cinta yang memilih”. Sebagaimana Allah memilih untuk mencintai kita, kita juga dapat memilih untuk mencintai keluarga kita sendiri. Cinta kita bukanlah didasarkan oleh perasaan semata, atau prinsip melainkan kita memilih untuk mencintai pasangan kita apa adanya. Oleh karena itu mulailah hari ini dengan mencintai keluarga kita apa adanya. Bacakan surat surat cinta yang pernah anda tulis buat istri atau suami anda. Habiskan waktu dengan
anak2 anda gantinya terus terusan memandang layar computer dan Internet, hidupkanlah kasih itu di dalam keluarga anda. Bagi para pembaca yang masih merupakan lajang/single, bukan berarti anda tidak dapat menikmati kehidupan keluarga juga. Anda masih punya orang tua, dan sanak saudara. Bahkan bilamana mereka semua tidaklah bagian dari anda, keluarga Gereja bisa menjadi tempat dimana kasih ini disebarkan. Ellen White suka menggunakan istilah bahwa “keluarga merupakan surge kecil di dunia” dan oleh karena itu adalah penting menciptakan surga ini di dalam keluarga kita. Dan satu kali kelak keluarga ini akan menjadi sempurna di saat kedatangan Yesus yang kedua kali.
OPINI
Oleh : Redaksi BAIT
D
alam bahasa Ingris, nama-nama hari memang diambil dari nama-nama dewa, dan itu bukan hanya hari sabtu atau hari minggu saja tetapi hari-hari yang lain juga. Sunday = "sun" day, Monday = "moon" day, Tuesday = "Tiwe's" day, Wednesday "Woden's" day, Thursday = "Thor's" day, Friday = "Frie's" day, Saturday = "Saturn's" day. Dalam berbagai bahasa lainnya, nama-nama hari mengandung arti yang berbeda. Dalam Alkitab sebenarnya Allah tidak pernah memberikan nama kepada hari-hari, yang diberikan adalah
Bejana Advent Indonesia Timur
urutan hari. Dalam Alkitab hanya ada dua hari yang mempunyai nama yaitu hari keenam yang disebut ”hari persiapan” dan hari ketujuh sebagai ”hari sabat”. Dalam kitab Kejadian pasal satu dijelaskan mengenai penciptaan dunia dengan urut-urutan harinya. “Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Pasal pertama Kitab Suci menyatakan cara Allah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya adalah hanya dengan “Berfirman.” Pada hari yang pertama Allah menjadikan terang. Kata “hari yang pertama” dalam bahasa Ibraninya adalah: “yom Echad,”
Page 6
Edisi 158 – 2 November 2011 sementara dalam bahasa Arabnya: “yom Ahad.” Itulah sebabnya dalam penanggalan kita, hari pertama diberi nama “hari Ahad,” yang artinya “hari Pertama.” Begitulah seterusnya sampai hari keenam. Setelah dalam waktu enam hari lamanya Allah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, kemudian untuk mengenang karya ciptaNya itu, Allah membuat sebuah monumen peringatan penciptaan. Monumen penciptaan itu tidaklah dijadikannya dari batu, kayu atau logam, monumen peringatan penciptaan itu tidaklah juga ditempatkan di puncak pegunungan yang paling tinggi ataupun di tubir laut yang paling dalam sekalipun. Itulah sebabnya tidak pernah ada iklan wisata yang mengatakan: Ikuti wisata rohani ke tempat didirikannya monumen peringatan penciptaan. Disamping itu, monumen dalam bentuk benda dapat rusak dimakan usia ataupun dirusakkan oleh manusia. Tetapi di dalam hikmat kebijaksanaanNya yang teramat tinggi, Allah memilih membuat monumen peringatan penciptaan dalam bentuk sekeping waktu. Ia tambahkan satu hari lagi kepada pekan penciptaan itu, yaitu hari yang ketujuh. Hari ketujuh ini dijadikan oleh Allah sebagai monumen peringatan penciptaan yang telah dibuatnya selama 6 hari. Monumen yang terbuat dari sekeping waktu ini tidak dapat dirusakkan ataupun dihancurkan oleh siapapun. Tidak perlu kita pergi ke sesuatu tempat tertentu untuk melihatnya, tetapi monumen penciptaan itu dapat dirasakan dan dirayakan dimanapun manusia itu berada di Bumi ini. Dimana saja kita berada, bilamana hari ketujuh, hari Sabat, hari Sabtu itu tiba, kita dapat mengenang Allah dan karya ciptaNya. Hari ketujuh ini berbeda dari hari-hari penciptaan lainnya: ada tiga berkat istimewa yang ditambahkan oleh Allah pada hari itu: Allah berhenti pada hari ketujuh itu, Allah memberkati hari ketujuh itu, Allah menguduskan hari ketujuh itu. Hari ketujuh inilah yang disebutkan dalam perintah hukum keempat sebagai “hari Sabat,” yang artinya sederhana saja: “hari perhentian,” karena “sabat” artinya “berhenti.” Pada hari ketujuh itu Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya, lalu Ia memberkati hari itu dan menguduskannya. Kata “menguduskan” artinya, mengasingkan untuk suatu tujuan yang suci. Jadi hari ketujuh, atau hari Sabat itu adalah satu hari yang diasingkan Allah untuk suatu tujuan yang suci.
Bejana Advent Indonesia Timur
Dalam Perjanjian Baru dijelaskan juga hari ketujuh adalah hari sesudah kematian Yesus, hari pada saat Yesus beriistirahat dalam kuburan hal ini sejalan juga dengan pengertian hari perhentian atau hari istirahat. Dalam Ibrani 4 : 9 dikatakan bahwa ”masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. ” Jadi Sabat hari ketujuh itu adalah hari yang dikhususkan Allah untuk berhenti dari pekerjaan rutin kita (Kej. 2 : 2-3) dan Allah menjanjikan berkat yang melimpah terutama berkat keselamatan bagi mereka yang setia dalam penyucian sabat hari ketujuh (Yesaya 58:13, 14). Konsep ”sekedar” berbakti dengan konsep berbakti, menyucikan, menguduskan sesuatu hari sangatlah berbeda. Kita bisa saja berbakti setiap hari bahkan memang seperti itulah seharusnya bahwa kita harus berbakti setiap saat kepada Tuhan namun untuk hari yang dikhususkan untuk berhenti dan disucikan, Tuhan sudah mengkhususkan satu hari yaitu hari sabat, hari ketujuh. Jadi Advent tidak berbakti pada hari Sabtu karena dewa Saturnus. Jauh sebelum umat manusia mengenal dewa Saturnus Manusia telah bersabtu atau bersabat (yaitu bersama dengan Allah di taman Eden.). Advent berbakti pada hari sabtu karena Allah berhenti pada hari itu dari segala kegiatannya dan memberkati hari itu dan menyucikannya dan Allah perintahkan manusia untuk menyucikan hari itu. Sebagian orang yang mungkin menuduh mereka yang ”menyucikan” hari minggu menyembah dewa Matahari ”mungkin” karena melihat sejarah upacara keagamaan kekafiran yang menyembah dewa Matahari. Bagi yang mengaku sebagai umat Allah, tentu yang terbaik adalah apapun yang kita lakukan berpatokan pada ajaran Alkitab. Saling menuduh bukanlah hal yang bijaksana bagi seorang umat Allah. Bila Alkitab menyatakan supaya kita menyucikan hari minggu maka terlepas dari apakah hari itu juga diperingati sebagai hari peringatan dewa Matahari maka kita harus menyucikan hari minggu, hari pertama itu namun bila diperintahkan untuk menyucikan hari sabat, hari ketujuh maka tentu kita harus menuruti perintah Allah itu dan sampai saat ini tidak ada satu ayatpun yang menyatakan bahwa penyucian hari sabat seperti yang Allah perintahkan sudah diganti dengan hari yang lain. Ini berarti hari sabat diperingati, disucikan dan juga kita berbakti di hari itu bukan karena dewa Saturnus tetapi karena perintah Allah untuk menyucikan hari itu dan untuk menjadikan hari itu hari kenikmatan, hari yang mulia, hari kita merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Pencipta kita.***
Page 7
Edisi 158 – 2 November 2011
Oleh : B. Sampouw
K
etika itu Ernest masih kecil. Ibunya sedang menyulam sehelai kain. Ernest yang sedang bermain dilantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ibu lakukan. Ibu menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi, Ernest memberi tahu ibunya bahwa yang dia lihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan senyum memandangi Ernest dan berkata dengan lembut, “Anakku, lanjutkan permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini. Nanti setelah selesai, engkau akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.” Ernest heran mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih yang begitu semrawut menurut pemandangannya. Beberapa saat kemudian, Ernest mendengar suara ibu memanggil, “Anakku, mari ke sini dan duduklah di pangkuan ibu.” Waktu duduk dipangkuan ibu, Ernest heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit. Sungguh indah sekali. Ernest hampir tidak percaya melihatnya
Bejana Advent Indonesia Timur
karena dari bawah yang dia lihat hanyalah benangbenang yang ruwet. Kemudian ibu berkata, “Annakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola. Ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, kita melihat ke atas dan bertanya kepada Bapa sorgawi. “Bapa, apa yang Engkau lakukan?” Dia menjawab, “ Aku sedang menyulam kehidupanmu.” Dan kita menjawab, “Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah.” Kemudian Bapa menjawab, “Anakku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi. Suatu saat nanti Aku memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuan-Ku. Kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku.”
Page 8
Edisi 158 – 2 November 2011
Inspirasi : Untuk Direnungkan : Kalau anda pernah membuat kruistik ada hal yang aneh yaitu bagian atas dan bawahnya bertolak belakang. Yang satu indah, yang lain semrawut. Sudahkah anda mengizinkan Tuhan menata hidup anda sehingga menjadi indah ditanganNya? Untuk Dilakukan : “Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. “ Yeremia 29 : 11
Saat anda memasuki terowongan yang gelap, jika anda terus berjalan, percayalah, cahaya terang menanti anda di depan. Demikianalah dengan hidup ini, terkadang gelap yang dilalui dan kita mulai mengeluh mengapa? Hidup ini beginil! Tuhan, yang kita lihat yang gelap, tetapi ingat dibalik gelap pasti ada terang asal kita berharap pada-Nya. Izinkan Tuhan menata hidup kita, maka klak yang indah kita temui di hari besok asal kita sabar. Karena semua yang kita hadapi adalah indah pada waktunya, Tuhan mempunyai rancangan yang indah untuk setiap umatnya. “Indah pada Waktunya”.
Oleh : Pdt. J Runtu
A
msal 17:22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” kita berharap rumah adalah tempat yang menyenangkan. Ibu harus menjadikan suasana di rumah penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan, sehingga anak akan senang berada di rumah. Istri akan menyiapkan keadaah dirumah tempat yang senang dan tentram sehingga suami pulang kerja merasa nyaman ada di rumah. Baik anak maupun suami
Bejana Advent Indonesia Timur
akan ingin cepat-cepat tiba di rumah karena sampai disana mereka akan mendapatkan ketenangan. Sehubungan dengan ayat yang kita kutip diatas, banyak wanita bingung mengapa keluarganya sering sakit. Padahal setiap hari diberikan susu, setiap hari minum jus sayur atau buah. Pokoknya urusan gizi sangat diperhatikan. Bisa saja ini terjadi karena para wanita hanya berkonsentrasi kepada pertumbuhan fisik anak tanpa memperhatikan emosi dan hubungan batiniah. Setiap hari anak akan mendengar ocehan yang tidak sedap didengar hanya agar sang anak mau makan. Terjadi pagi hari, siang hari maupun malam hari. Demikian juga, suami disambut di rumah dengan situasi dimana anak dan ibu berbantah-bantahan hanya karena masalah konsumsi fisik. Suasana rumah yang
Page 9
Edisi 158 – 2 November 2011
senantiasa membuat emosi negative cenderung akan melemahkan kondisi tubuh, sebaliknya suasana rumah yang tenang dan tentram membuat emosi positif sehingga kekebalan tubuh terpelihara baik, sekalipun asupan makanan tidak terlalu bergizi. “Kata-kata yang baik, ceria dan memotivasi akan terbukti lebih efektif daripada kebanyakan obat penyembuh, ini akan menimbulkan keberanian dalam hati yang remuk dan tawar hati.” EGW, , Karakter dan Kepribadian, halaman 194 “Orang-orang yang mengaku pengikut Kristus boleh memiliki banyak kualitas yang baik dan berguna; tetapi kebanyakan tabiat mereka dirusak oleh sifat menghakimi dengan kasar, tidak ramah, cerewet dan mencari-cari kesalahan. Suami atau istri yang suka mencurigai dan tidak mau percaya, menciptakan perselisihan dan percekcokan dalam rumah tangga. Tak seorangpun dari mereka memelihara kata-kata lembut, dan tersenyum hanya kepada orang asing saja, sementara dalam rumah tangga menunjukkan sikap mudah marah, dengan demikian mengusir kedamaian dan kepuasan.” EGW, , Karakter dan Kepribadian, halaman 192
Bejana Advent Indonesia Timur
“Pernahkah kamu menunjukkan kekasaran ... dalam lingkaran keluarga ? Jika kamu menunjukkan ketidakbaikan dalam rumah tanggamu, tidak peduli seberapa tinggi profesimu, engkau melanggar hukum taurat Allah.” EGW , Karakter dan Kepribadian, halaman 193 Memang banyak factor yang akan mempengaruhi kondisi tubuh. Pola hidup akan membuat perbedaan satu dengan yang lain. Pola hidup yang baik akan membuat kesehatan yang baik, sementara pola hidup yang tidak baik akan membuat kondisi tubuh lemah. Tetapi ingat bahwa salah satu pola hidup yang baik adalah “ hati yang gembira” dan pola hidup yang tidak baik adalah “semangat yang patah”. “Di bawah pengaruh kelemahlembutan, kebaikan hati dan kehalusan, suatu keadaan diciptakan yang akan menyembuhkan dan bukan membinasakan.” EGW, Pikiran, Karakter dan Kepribadian, halaman 185. Mari kiita jadikan suasana di rumah adalah yang membuat “hati yang gembira” “Home sweet home” ***
Page 10
Edisi 158 – 2 November 2011
Oleh : dr.Machnizar
B
erkaitan dengan renumerasi yang diterima personil TNI, sudah selayaknya bagi personil yang sadar, hal ini merupakan amanat untuk memperbaiki dirinya dan meningkatkan profesional kerjanya sehingga seharusnya dapat lebih baik dari yang sebelumnya, lebih maju, lebih profesional, terfokus, efektif dan efisien tentunya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban masing-masing personil.
Stress Meningkatkan Bekerja
Kinerja
Seseorang
Dalam
Terdengar tidak umum, bahwa stress dapat meningkatkan kinerja seseorang....benarkah itu?......tentunya untuk mengatakan itu benar, kita harus melihat kenyataan yang ada......contoh seseorang yang akan menghadapi ujian nasional mengatakan “saya stress nih, ujian nasional tinggal 2 minggu lagi”...akhirnya ia belajar sungguh-sungguh dan hasilnya memuaskan namun ada juga yang berkata sama, ia malah menjadi uring-uringan dan menyalurkan stresnya itu pada kegiatan yang tidak bermanfaat, akhirnya hasil ujiannya tidak bagus......dua fenomena ekstrim tersebut, membuat kita
Bejana Advent Indonesia Timur
berpikir.......Ooo...ternyata stress dapat berdampak positif dapat juga negatif. Benar sekali ada dua dampak yang diakibatkan oleh stress, yaitu dampak positif dan dampak negatif, lalu kita bertanya apa sih yang dimaksud dengan stress yang berdampak positif atau negatif itu? bahasa yang mudah bila stress berdampak positif maka akan menguntungkan orang tersebut dan berdampak negatif apabila merugikan orang tersebut. Untuk mengenal lebih jauh tentang hal ini mari kita lihat definisinya, stress adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis dan biasanya stress bukan dikaitkan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan........teori awal mengatakan demikian, namun dengan perkembangan ilmu jiwa yang terus maju secara dinamis....ternyata gangguan fisikpun (penyakit) dapat menimbulkan tekanan psikologis dan mengakibatkan stress bahkan sebaliknya ada penyakit fisik yang ditimbulkan karena pengaruh psikologis dan sekarang lebih dikenal di dunia kedokteran dengan nama penyakit psikosomatik pada penyakit dalam atau gangguan psikologis yang menyebabkan gangguan fisik menurut kaidah DSM IV pada Psikiatri. Mungkin pemahaman dari kata-kata… “Didalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat atau didalam tubuh yang kuat
Page 11
Edisi 158 – 2 November 2011 terdapat jiwa yang sehat” harus diperluas sehingga nantinya pemahaman itu tetap selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Segala sesuatu yang menyebabkan stress dinamakan stresor....misal masalah kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan, masalah sosial yang dihadapi seseorang, kecelakaan, bencana alam sampai keadaan sehari-hari yang menyebabkan ketidaknyamanan (misalnya: menghadapi kemacetan lalulintas, dimarahi atasan, pekerjaan dll). Nah stresor ini …..bila mengenai seseorang, dapat menyebabkan stress baik yang berdampak negatif (yang merugikan orang tersebut) atau sebaliknya dapat berdampak positif (yang menguntungkan orang tersebut)........uniknya, tidak semua orang yang mengalami stresor yang sama menimbulkan dampak yang sama.
Banyak faktor yang berpengaruh pada diri seseorang, sehingga stresor itu berdampak positif atau negatif, diantaranya beratringannya stresor itu sendiri pada orang yang bersangkutan dan kemampuan (kuat atau lemahnya) orang tersebut menghadapi stresor yang dialami. Faktor lain seperti pendidikan, usia, pengalaman, wawasan, kematangan, kesadaran dan lain-lain....bila dijelaskan menjadi tidak fokus karena akan meluas. Lalu bagaimana agar setiap stresor yang dialami oleh seseorang diupayakan selalu berdampak positif pada orang tersebut? Disinilah pentingnya dokter jiwa yang mumpuni, tidak saja menguasai ilmunya, tapi juga berwawasan luas, memahami sejarah dan kultur budaya serta berketuhanan YME. Hal ini penting di negara kita, yang memiliki beragam kultur budaya dan agama yang berbeda-beda, semua itu tentunya dalam koridor NKRI harga mati. Dokter jiwa seyogyanya dapat masuk ke segala bidang dan kesegala aspek kehidupan, baik dari lapisan masyarakat bawah sampai lapisan masyarakat atas. Tapi apa yang terjadi,
Bejana Advent Indonesia Timur
realitanya di masyarakat kita tanpa kita sadari telah tertanam stigma bahwa bila seseorang berobat atau dikonsulkan ke dokter jiwa....mendapat stigma yang tidak menyenangkan (contoh: wah sudah gila dia atau saya tidak gila dok, kenapa dikonsulkan ke dokter jiwa?)....yang lebih parah lagi dokter jiwa dianggap sebagai paranormal (contoh: wah dokter bisa baca saya ya...)., Padahal jika kita bercermin dengan perkembangan jaman saat ini ....hidup tidak produktif pun atau kepemimpinan yang tidak efektif bahkan hubungan kerja yang tidak sehat antara seseorang dengan kerjaannya/ teman sekerja dapat dikonsultasikan ke dokter jiwa. Sehingga tindakan preventif lebih diutamakan daripada kuratif. Konkritnya, apa yang dapat dilakukan tiap individu agar tiap stresor berdampak positif bagi dirinya?, .....yang pertama tentu sebagai orang yang beragama kita memohon kepadaNYA, langkah kedua mengenal dirinya sendiri, langkah ketiga belajar dari sejarah yang terdahulu serta kultur budaya yang ada. Tiga hal ini, apabila dijabarkan lebih lanjut akan sangat luas, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Khusus untuk mengenal diri tentunya banyak versi yang akan menjelaskan, tapi sekali lagi yang kita butuhkan adalah hal konkrit/nyata yang dapat dijelaskan dengan logika. Psikiatri Angkatan Darat telah menggunakan alat psikometri MMPI-2 untuk membantu menjelaskan hal ini. Dengan MMPI-2 ini diharapkan orang dapat lebih mengenal dirinya. Orang yang mengenal dirinya tentu paham dimana kelebihannya, kekurangannya, potensi yang dimilikinya, kemampuan adaptasinya serta segala hal yang diperlukan utuk membuat stresor yang dihadapinya menjadi berdampak positif. Akhirnya dengan mengenal dirinya seseorang dapat mengolah stress yang dihadapinya menjadi sesuatu yang berdampak positif dan diharapkan menjadi modal awal untuk terus maju meningkatkan kinerjanya. Langkah selanjutnya dapat anda diskusikan dengan dokter jiwa anda. ***
Page 12
Edisi 158 – 2 November 2011
ARTIKEL
Diterjemahkan Oleh : Pdt Kalvein Mongkau Lanjutan …
Pasal 4. HUBUNGAN DENGAN DARAH DI DALAM HUKUM-HUKUM DIET MAKANAN
P
erikop utama di dalam Imamat 17, dan sub perikop di Ulangan 12, mengangkat tema utama yang diucapkan dalam Kejadian 9, bahwa manusia, tidak boleh memakan darah dari daging yaki dari hewan makanan daging tersebut. Pernyataan utama ini, dalam Imamat 17:10-14, dibaca sebagai berikut: 17:10. "Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang makan darah apapun juga Aku sendiri akan menentang dia dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. 17:11 Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. 17:12 Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel: Seorangpun di antaramu janganlah makan darah. Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah. 17:13 Setiap orang dari orang Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu, yang menangkap dalam perburuan seekor binatang atau burung yang boleh dimakan, haruslah mencurahkan darahnya, lalu menimbunnya dengan tanah. 17:14 Karena darah itulah nyawa segala makhluk. Sebab itu Aku telah berfirman kepada orang Israel: Darah makhluk apapun janganlah kamu makan, karena darah itulah nyawa segala makhluk: setiap orang yang memakannya haruslah dilenyapkan. Ada beberapa keistimewahan yang patut dicatat dari perikop ini. Terutama, itu semua adalah mencakup sifat alami dari penerapan terhadap perundang-undangan ini. Tiga kali berselang diterapkan di perikop ini yakni terhadap “setiap orang dari bangsa Israel” dan “setiap orang orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka.” Malahan di dalam hukum-hukum makanan haram dan halal tidak ada rujukan kepada non Israel yang dipengaruhi oleh perundang-undangan tersebut. Darah apapun yang dimakan di negeri umat Allah, apakah dimakan oleh seorang Israel ataupun oleh seorang non Israel secara khusus dan secara tegas dilarang oleh perundang-undangan ini. Empat kali berselang dikatakan bahwa kehidupan dari daging yang ada di dalam darah dan inilah alasannya mengapa darah tidak harus dimakan dengan daging. Itu juga dikatakan bahwa darah diberikan pada Hari Raya Pendamaian bangsa Israel, oleh karena itu darah tidak boleh dimakan oleh manusia. Di dalam bagian akhir dari perikop ini ada referensi kepada hewan perburuan, yang harus ditipekan “yang boleh dimakan.” Ini kedengarannya bagaikan referensi samarsamar bagi hukum-hukum hewan-hewan haram dan halal, walaupun hal yang khusus itu, tidak dieja secara lebih lanjut. Dengan demikian manusia harus berburu hewan-hewan yang halal untuk dimakan, dan ketika hewan-hewan halal itu diambil darahnya maka darah itu tidak boleh dimakan ketika daging itu hendak dimakan. Keistimewahan lebih luas yang sama disebutkan di sini yang dirujuk kepada pemberlakuan di dalam Ulangan 12:16 and 23-25. Jadi Ulangan kembali pada tipe perundang-undangan yang sama ini. Larangan melawan pengkonsumsian darah dari makanan hewan halal.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 13
Edisi 158 – 2 November 2011
Pasal 5 PERIKOP-PERIKOP PERJANJIAN BARU Maksud kami menguji perikop-perikop ini bukanlah untuk melengkapinya tetapi paling tidak untuk bahan illustratif. Sejumlah ayat di Perjanjian Baru sudah dirusakkan oleh pertanyaan apakah Orang-orang Kristen harus atau tidak hrus menggunakan makanan-makanan haram yang mana sudah ditahbiskan kebenarannya oleh standar-standar Alkitab Perjanjian Lama? Berikut ini adalah tinjauan ringkas ayat-ayat tersebut yang sudah menerima perhatian paling luas di dalam perkaitan ini. Sebelum memulaikan sebuah pengujian/penyelidikan dari ayat-ayat tersebut, secara khusus, betapapun, beberapa ucapan umum mungkin dibuat terhadap kaitan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan serangan terhadap pengajaran Perjanjian baru. A. Kaitan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di dalam Pokok Bahasan ini Walaupun itu secara khusus di dalam Imamat bahwa perundang-undangan diberikan yang mana sudah membedakan dagingdaging haram dan halal hal itu tidak berarti bahwa mengidentifikasi pengajaran ini hanya sekedar bagi upacara seremonial atau ritual keagamaan saja, sebagaimana yang sudah ditelaah di atas di bagian Perjanjian Lama. Perbanding terhadap hukum-hukum lain tersebut sudah pasti telah dirusakkan di sini. Imamat 19:29, contohnya, melarang membuat anak-anak perempuan mengadakan pelacuran-pelacuran, Imamat 19:31 memberi amaran-amaran melawan bersepakat dengan arwah-arwah atau roh-roh yang yang dikenal yang sudah mati, dan Imamat 18:23, melarang mengadakan hubungan seksual dengan binatang-binatang, atau berkomunikasi dengan roh-roh yang sudah mati, mereka kemudian harus taat kepada semua instruksi di dalam Imamat. Dengan kata lain, hanya karena daging-daging haram dan halal di dalam disebutkan di Imamat, maka adalah tidak cukup beralasan untuk membebaskan orang Kristen dari memelihara hukum-hukum tersebut. Paling tidak beberapa tipe perundang-undangan ditemukan di dalam Imamat masih mengikat orang-orang Kristen walaupun daging-daging haram dan halal tersebut ditemukan di antara hukumhukum Imamat. Imamat 19:29 disebutkan di atas mengenai roh-roh yang dikenal juga menerima penjelasan tambahan Perjanjian Baru. Yesus berhadapan dengan roh-roh yang haram/najis (Yunani, akathartos) pada sejumlah kesempatan (Markus 1:23-26; 3:11, 30; 5:2, 8, 13, dst.) dari dari hal ini jelas bahwa kita masih harus jangan melakukan apa-apa dengan mereka. Jikalau seseorang menyerap tesis bahwa Perjanjian Baru menghapuskan pembedaan antara haram dan halal maka kesimpulan kita dapat ambil bahwa semua “roh-roh haram (najis) termasuk makanan-makanan haram, menjadi halal di era Kristen. Tetapi oleh karena itu hal ini akan berarti bahwa tidak akan ada lagi roh-roh najis, ini tidak lagi akan menjadi faktor kejahatan di dunia. Sayang sekali, ini bukanlah kasusnya, dan larangan melawan mereka yang bersepakat dengan roh-roh yang dirasa atau dikenal baik atau roh-roh najis itu hanya berlaku sah bagi orang Kristen sebab itu bukan sah di zaman Perjanjian Lama.
B. Serangan Umum Terhadap Pengajaran Perjanjian Baru. Perhatian Perjanjian Baru terhadap kesucian manusia di dalam pengertian holistik (dimensi keseluruhan = fisik, mental dan rohani) konsisten dengan Perjanjian Lama itu. Di dalam tulisannya mengenai “pengajaran,” “khotbah,” dan “penyembuhan,” Kristus melayani keperluan-keperluan fisik, mental dan rohani manusia. Di dalam cara yang sama Paulus mengindikasikan pentingnya bahwa “rohani, jiwa, dan tubuh seseorang, terpelihara…tak bercacat cela pada kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita” (1 Thess 5:23). Petrus menasihati, "tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (1 Pet 1:15-16). Itu mungkin signifikan untuk mencatat bahwa Petrus mengutip dari Imamat 11:44, 45, yang disediakan di perikop Perjanjian Lama itu sebagai motivasi untuk pemeliharaan hukum-hukum diet makanan dari pasal itu. Perjanjian Baru secara khusus mengungkapkan perkaitannya bagi kesehatan tubuh. Johanes mengungkapkan kerinduan bahwa Gayus boleh “menjadi sehat” (3 Yoh. 2) Paulus menerapkan kepada orang-orang percaya di Roma untuk mempersembahkan “tubuh mereka sebagai persembahan yang kudus, berkenan kepada Allah.” (Rom 12:1). Berbicara di dalam konteks sebuah penerapan melawan ajaran kebakaan jiwa, ia mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus bahwa tubuh mereka adalah “kaabah Roh Kudus” dan keharusan mereka untuk “memuliakan Allah dengan tubuh” (1 Kor 6:20). Dia kemudian menasihati mereka di dalam konteks yang lain, “jika engkau makan, jika engkau minum, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Kor 10:3 1). Secara jelas penekanan terhadap kesehatan tubuh ini, juga, sejalan dengan roh, harus termasuk apa yang dimasukan ke dalam tubuh sebagai makanan. Karena orang Kristen yang sedang berusaha mengikuti praktek-praktek dan tujuan-tujuan pada standar ini, hanyalah yang terbaik yang dapat dilakukan dan termasuk maknan-makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh. Sebagai kelas makanan yang lebih rendah oleh standar Perjanjian Lama, seseorang yang hendak mengharapkan sudut pandang yang lebih luas ini dari Perjanjian Baru untuk mencakupkan sebuah pandangan yang menegaskan pembedaan antara daging haram dan halal dari hewan-hewan sebagai makanan. Bersambung …..
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 14
Edisi 158 – 2 November 2011
Oleh : Ramon Tengkano
B
agi kebanyakan dari kita Rarandam bukanlah suatu tempat yang sering terdengar di telinga. Bahkan bagi masyarakat kabupaten Bitung, Sulawesi Utara, pun nama ini tidak diketahui oleh banyak orang kecuali mereka yang sering bertandang ke pulau Lembeh, yaitu pulau yang terletak di seberang laut dari pelabuhan Bitung. Rarandam adalah suatu perkampungan kecil di pulau Lembeh berpenduduk hanya 50 kepala keluarga saja. Menjangkau kampung yang sejuk dan teduh ini bisa dilakukan dengan menggunakan perahu trayek dari pelabuhan Bitung, yang terjadwal sehari dua kali, pagi dan sore. Keberadaan Rarandam yang terpencil, tersembunyi dibalik suatu teluk indah dan dikelilingi laut yang jernih dengan banyak soft coral sesungguhnya adalah suatu tempat yang ideal bagi wisatawan dan penyelam. Namun perkembangan infrastruktur pariwisata dan perekonomian belum merambah
Bejana Advent Indonesia Timur
pesat ke Rarandam sehingga tidak sedikit penduduk masih merindukan modernisasi.
Walaupun demikian moral dan etika yang baik tercermin dari ramahnya sapaan terhadap pendatang. Kepala desa menyatakan bahwa mayoritas penduduk, yaitu 90 persen adalah penganut agama Kristen. Gereja Masehi Advent Hari
Page 15
Edisi 158 – 2 November 2011 Ketujuh (GMAHK) sendiri memiliki beberapa jemaat di pulau Lembeh, diantaranya di Pintu Kota, Kelapa Dua dan Mawali. Jarak tempuh jemaat-jemaat ini dari Rarandam adalah kurang lebih 2 km. Dengan berjalan kaki melalui jalan yang belum seluruhnya di aspal ini bisa menempuh 30 menit. Kendaraan roda dua dengan mudah menjangkau tempattempat di Lembeh, sedangkan mobil tidak pernah terlihat lalu-lalang. Walaupun jemaatjemaat GMAHK tersebut belum dikategorikan sebagai jemaat yang memiliki pertumbuhan pesat, pekabaran Advent sudah terdengar di Rarandam sendiri sebelum gereja kita didirikan. Perkumpulan Advent Rarandam, yang kini dinamakan gereja RAMP (Rarandam Adventist Mission Post) dimulai sekitar bulan Juli. Pertemuanpertemuan diprakarsai oleh misionaris Novri Kasehung dengan jumlah anggota awal kira kira 8 orang. Dengan pertolongan Tuhan pertemuan-pertemuan berjalan secara rutin ditengah cercaan dan fitnahan “aliran sesat” yang dilontarkan oleh beberapa anggota masyarakat. Hal ini memang sudah biasa terdengar disaat GMAHK membentuk perkumpulan dimana pun. Namun seperti Yesus pun menerima fitnahan, umatNya juga harus menerima penolakan yang sama.
RARANDAM ADVENTIST MISSION POST Pada bulan Agustus, berkat pertolongan Tuhan sebidang tanah pun terbeli. Sebidang tanah kebun yang banyak ditanami pala dan kelapa Tuhan berikan kepada kami. Kami senang melihat antusiasme anggota-anggota perkumpulan yang sudah rindu ingin belajar lebih dalam lagi mengenai kebenaran, dan memiliki suatu tempat ibadah sederhana yang khusus dibuat untuk Advent.
Kerja bakti pun berlangsung sedikit demi sedikit antara anggota-anggota perkumpulan. Tidak ada yang menerima upah gaji, tidak ada yang menerima imbalan untuk pekerjaan yang mereka berikan untuk bersama. Simpatisan dan anggota perkumpulan pun bertambah.Dengan bantuan gergaji mesin chainsaw, kayu-kayu yang terkumpul cukup untuk membuat satu bangunan semi permanen. Puji Tuhan jumlah pohonpohon kelapa cukup banyak di kebun tersebut. Begitu juga pasir yang tersedia dan batu-batuan untuk membuat fondasi, sehingga yang diperlukan hanyalah semen, seng, tripleks dan paku. Setelah beberapa minggu bekerja mendirikan bangunan, akhirnya perkumpulan RAMP mulai menggunakan bangunan beratap tersebut untuk mengadakan kebaktian setiap malam dan Sabat. Genset yang kemudian dibeli membantu memberi daya penerangan dan memungkinkan DVD player boleh dipasang, dan proyektor dioperasikan. MINGGU BELAJAR, MELAYANI DAN MENYEMBUHKAN Tidak terduga jumlah kursi yang dibeli, 25 buah, semua terisi selama Bible Week yang kami adakan dari tanggal 15-22 Oktober 2011. Tikar pun akhirnya kami gunakan untuk menampung anak-anak duduk dilantai. Dukungan dari beberapa misionaris yang datang dari Manado, Amala Laloan, Reinmer, Kres dan Benaya Yunus sekeluarga dari sidang Kairagi 2, dan sdr. Alfrets Yunus dari Jakarta pun datang, memberi pelayanan masyarakat seperti test tekanan darah, membuat obat-obatan seperti kapsul daun Neem, arang aktif, juice jeruk bali dan ramuan-ramuan sederhana lainnya.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 16
Edisi 158 – 2 November 2011 Begitu gemburnya penerimaan anggota-anggota lama dan baru akan ajaran-ajaran Alkitab dan PRESENT TRUTH mereka bahkan siap menjadi vegetarian karena sadar kesehatan. Tuhan sungguh bekerja di perkumpulan RAMP dengan cara mengizinkan beberapa orang sakit disembuhkan secara instant dengan pekabaran kesehatan yang mudah, gratis, dan dapat dilakukan sendiri. Hanya satu kunci yang kami tekankan kepada masyarakat sekitar: tinggalkan makanan daging dan ikan seluruhnya dan kembali kepada makanan Eden. Hal ini tidaklah mudah mengingat ikan adalah makanan pokok bagi masyarakat pesisir dan untuk membeli sayuran sementara harus menyebrang pulau ke pelabuhan Pateten, Bitung. Namun dengan pertolongan Tuhan, hukum kesehatan dan hukum moral senantiasa bisa dituruti karena mereka terhindar dari segala macam penyakit, Kel 15:26.
KESEMBUHAN-KESEMBUHAN DENGAN RAMUAN SEDERHANA Pada hari senin tanggal 17 Oktober, seorang bernama sdr. Yoseph (58thn) datang dari pulau Siau ke Rarandam. Dengan digotong dari perahu, dia dalam keadaan sakit parah, berbulan-bulan tidak dapat bangun dari tempat tidur, bahkan duduk sejenak pun menjadi suatu usaha yang melelahkan. Dengan suara yang parau dan lemah pun dia mengaku bahwa penyakit yang memakan 25kg berat badannya selama empat bulan terakhir sangat mengkhawatirkan, sehingga tidak lagi dia memiliki harapan hidup. Saat kami datangi beliau sorenya, keluarganya mengaku bahwa penyakit paru-paru lah yang dideritanya. Antara TBC, asma dan pneumonia mereka tidak mengerti jelas. Yang pasti paru-paru sdr. Yoseph tidak lagi berfungsi normal. Beliau kami berikan ramuan sederhana kunyit, bawang putih dan jeruk nipis yang dicampur dan diperas. Sarinya yang sebanyak dua sendok makan pun kami berikan kepadanya sebelum maghrib hari itu, kemudian kami baringkan dia tidur.
Bejana Advent Indonesia Timur
Esok harinya saat kami semua berkunjung, beliau sudah terduduk rapih di ruang tamu dan merasa sangat lega di paruparunya. Dosis berikut yang kami berikan bersama ucapan syukur kepada Tuhan lalu diminumnya juga. Dua puluh empat jam sejak pertama kali kami berikan obat tersebut sdr. Yoseph dapat berjalan di dalam rumahnya tanpa kesulitan apa pun! Dengan semangat baru dia menyatakan bahwa dia memuji Tuhan dan siap menurut segala perintahNya, termasuk meninggalkan ikan bakar dan seafood makanan favoritnya. Dia bahkan berjanji akan mengikuti perkumpulan Advent bila dia sanggup berjalan dari rumahnya ke tempat perbaktian. Hari ketiga, sdr. Yosep lengah dan kembali menyantap ikan bakar kesukaannya. Langsung malam itu juga dia mengaku nafasnya kembali sesak dan hilang. Inilah kesempatan Tuhan berbicara kepadanya membuktikan benarnya Yohanes 8:1-11 “dosamu diampuni, jangan kau perbuat lagi.” Saat sadar, dia meneguhkan janjinya karena dia memiliki semangat hidup yang sangat tinggi. Puji Tuhan kesembuhan kembali diberikan kepadanya dan kami terus berdoa karena kondisinya kembali berangsur pulih. Pada hari Kamis tanggal 20 Oktober, kami mendapat telepon dari kampung sebelah, Mawali. Ada seorang ibu yang sudah terbaring berbulan bulan karena kista yang diderita dan infeksi saluran kencing (UTI—Urinary Tract Infection). Sudah begitu banyak obat-obatan yang dikonsumsi dan uang dikeluarkan membuat sang suami putus asa. Kami pun mendatanginya dengan membawa jeruk bali dan arang aktif yang sudah kami kemas dalam kapsul. Pukul 16 kami berikan 40 butir kapsul arang untuk dimakan selama sehari dan setengah jeruk bali yang kami juice seluruhnya kecuali biji. Dengan resep canggih yang kami berikan juga (tinggalkan protein hewani) ibu Alex bersemangat mengikuti dengan penuh iman. Keesokan harinya saat kami ingin memastikan kesehatannya dan membawa sebotol segar jeruk bali dan arang kapsul, ternyata beliau kami temui sedang membersihkan halaman dengan sapu lidi. Dia sudah sembuh! Tuhan itu baik. Dia pun berjanji akan rajin pergi ke gereja, dan punya kerinduan untuk mendengarkan pekabaran
Page 17
Edisi 158 – 2 November 2011 Advent. Suaminya pun sangat heran; penyakit istrinya hilang begitu saja seakan suatu lelucon saja.
Seorang anak usia 4 tahun sedang bermain mendampingi ayahnya yang sedang bekerja memotong kayu-kayu untuk bangunan gereja kami. Kami perhatikan ada luka bernanah di pipi dan telinganya yang sangat memprihatinkan. Saat kami dekati, kami lihat ternyata luka serupa ditemukan juga di seluruh badannya. Ibunya yang ada bersama dengan dia mengatakan berbagai obat sudah diberikan rupanya tidak ada yang cocok. Si anak sangat sukar tidur malam karena lukanya yang ada dimana-mana bergesekan dengan tempat tidur membuatnya menderita. Suhu badan yang selalu panas rupanya karena infeksi yang berlarut-larut. Di kebun gereja kami terdapat pohon Kayu Bugis (Neem) yang daunnya sangat pahit dan baik untuk segala macam penyakit, menurunkan demam dan infeksi. Bahkan baik untuk penyakit seperti diabetes, ginjal, dan lain-lain. Kami ambil segenggam daun tersebut dan kami tumbuk dalam tempurung kelapa dengan batu bulat, dan setelah halus kami bubuhi di bagianbagian yang luka ditambah dengan doa dan resep manjur: Jangan makan daging, ikan, terasi, permen dan kue-kue. Keesokan harinya sang ayah datang dengan senyuman bahwa anaknya bisa tidur pulas karena tidak demam dan lukanya sudah kering. ANGGOTA-ANGGOTA PERKUMPULAN DIBAPTISKAN Begitu baiknya Tuhan memberikan kebahagiaan kepada kami yang bekerja bagiNya, dengan memberikan jiwa-jiwa yang baru untuk kerajaan surga. Tentu mereka sendiri dan malaikat-malaikat lebih berbahagia lagi! Jiwa-jiwa yang baru ini menyaksikan begitu baik Tuhan memberikan kesembuhan jasmani apabila kita menuruti perintahNya, dan tentunya Tuhan juga akan memberikan kesembuhan rohani bagi mereka yang merindukannya. Akhir dari minggu belajar dan melayani kami mengadakan panggilan, dan ada 5 orang yang dibaptiskan hari sabat. Kami mengundang pendeta kordinator daerah Bitung timur, pdt.
Bejana Advent Indonesia Timur
Elisa Djami yang dengan setia melayani kapan saja. Bertepatan dengan acara baptisan Sabat siang itu, saya dan istri sendiri sedang berada di gereja Pioneer, Tondano untuk berkhotbah disana. Namun selesainya di Pioneer kami bergegas kembali ke Lembeh. Saat itu ada bersama kami seorang simpatisan perkumpulan RAMP yang non-Advent, yang memang tinggal di Tondano sehingga Sabat pagi itu kami ajak dia berbakti di Pioneer bersama. Sepulangnya dari Tondano ke Bitung, kami berbincang banyak memberikan penjelasan atas apa yang mungkin menjadi kebimbangannya. Setibanya di Bitung, diatas perahu, dia menyatakan kerinduannya untuk ikut dibaptiskan hari itu juga, walaupun saat itu menunjukkan pukul 5 sore. Pendeta Djami yang masih di Rarandam pun kami hubungi, dia pun siap membaptiskan lagi walaupun baju yang kering tinggal yang dia sedang kenakan. Setibanya kami di Rarandam, anggotaanggota RAMP pun menyambut kami dan langsung mengadakan pembaptisan bagi satu lagi anak Tuhan, sdr. Berly Kainama.
Belum cukup kegembiraan, esok harinya, hari minggu, dua pasang dari anggota RAMP melangsungkan pernikahan di Rarandam. seorang ibu dan anaknya berusia 14 tahun menyerahkan diri untuk dibaptis juga. Kembali pendeta Djami yang baik hati pun menyambutnya dengan semangat walaupun hanya berpakaian batik untuk menghadiri pesta perkawinan. Setelah baptisan pun ia terpaksa pulang dengan basah di badan.
Page 18
Edisi 158 – 2 November 2011 Semua yang dibaptiskan akhir pekan itu berjumlah 8 orang. Hati kami bersyukur melihat begitu semangat menyala-nyala untuk mencari Tuhan. Mereka pun berjanji akan setiap hari berkumpul untuk menggali kebenaran melalui alkitab dengan bacaan-bacaan Roh Nubuat. Puji Tuhan beberapa buku-buku sudah tersedia dan mereka sedang menyelesaikan buku “Kebahagiaan Sejati.” Perkumpulan RAMP berkomitmen untuk menjalankan tugas mereka memenangkan seluruh pulau Lembeh untuk Tuhan. Melalui kesehatan jasmani dan rohani mereka akan melayani siapa saja yang mereka temui. Kami juga berencana bersamasama merambah ke pulau Siau dalam waktu dekat agar terang Tuhan segera disampaikan juga disana sebelum kedatanganNya yang sudah dekat. Maranatha!
Dilahirkan di RS. Gunung Wenang Manado pada hari selasa tanggal 3 January 1984, anak yang pertama dari Kel. Pdt. Christian Sompotan-Manueke, yang saat itu sementara bertugas di Tanawangko. Menghabiskan masa kecil dengan berpindah pindah tempat mengikuti tugas dari orang tua yang bekerja sebagai pengerja mission. Mulai dari Tanawangko, Rerer, Falabisahaya, Sorong, Kaima dan Bitung. Anak pertama dari 2 bersaudara ini menghabiskan bangku pendidikan di berbagai tempat SD sempat berpindah pindah
Bejana Advent Indonesia Timur
sekolah mulai dari SDA Rerer, SDA Kaima, SDA Sorong, dan akhirnya tamat di SDA Bitung, demikian halnya dengan SMP, berpindah di 2 sekolah SMP Advent Bitung dan tamat di SMP Labor Unklab, rupanya berpindah pindah sekolah sudah merupakan hal yang biasa dan pengalaman tersendiri, bertemu dengan teman baru dan guru yang baru adalah bagian dari kehidupan dimasa sekolah dari Dale Sompotan, di bangku SMU Dale tak tanggung-tanggung berpindah 3 kali, kelas 1 di SMU Advent Bitung, Kelas 2 di SMU Advent Klabat Manado dan Kelas 3 tamat di SLA Tompaso II pada
Page 19
Edisi 158 – 2 November 2011 tahun 2002. Puji Tuhan, pengalaman berpindah pindah sekolah menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh dan mudah bergaul dengan siapa saja, banyak teman dan sahabat, kenalan guru hal ini terjadi sebagian besar disebabkan oleh karna tugas dan pelayanan dari orang tua yang berpindah pindah tempat.
Masuk kuliah di Universitas Klabat, mengambil jurusan Filsafat dan tamat pada tahun 2006, pengalaman semasa kuliah malang melintang diberbagai organisasi-organisasi kemahasiswaan dan pelayanan gerejani, semuanya menjadi bekal untuk terjun dimasyarakat dalam pelayanan kepada jemaat jemaat nantinya.
Tahun terakhir kuliah mengambil mata kuliah Pastoral Ministry dan mendapat bagian Lab. Church atau praktek di jemaat Batukota Manado, selepas tamat langsung bekerja sebagai Volunteer di jemaat tersebut sejak tamat bulan Mei 2006 hingga mendapat panggilan pada bulan Agustus tahun yang sama untuk memperkuat jajaran administrator 1000 Missionary Movement Indonesia yang bertempat di samping SLA Tompaso II, setelah menyelesaikan tugas disana hanya lebih kurang 2 bulan dalam menata website dan promosi
Bejana Advent Indonesia Timur
campus Dale Sompotan mendapat panggilan untuk bertugas di Konfrens Jawa Kawasan Timur pada bulan Oktober 2011. Berpindah pelayanan ke tempat yang baru dengan budaya yang baru merupakan tantangan tersendiri, mendapat tugas di Jemaat Eben-Haezer Kediri sebagai Penginjil Sukarela (PS), hingga kemudian merintis cabang sekolah sabat Banaran dan mengorganisir cabang ini menjadi Jemaat Banaran menjadi Jemaat yang ke-66 di Konfrens Jawa Kawasan Timur. Seiring dengan itu ditetapkan Sdr. Dale Sompotan ini menjadi Intern di Konfrens dimana dia bekerja pada bulan April 2010. Pekerjaan Tuhan di Kediri diselesaikan dengan hasil akhir 45 jiwa sudah dibawa untuk Tuhan.
Setelah sebelumnya menjadi Gembala untuk 2 Jemaat maka Sejak bulan September 2010 mendapatkan tugas yang baru menjadi Gembala Jemaat untuk 3 Jemaat, masing masing Jemaat Caruban-Madiun, Saradan-Madiun dan Ngawi. Merupakan tantangan tersendiri mengingat jarak tempuh masing masing jemaat cukup jauh. Dalam beberapa bulan tugas rupanya pekerjaan Tuhan diwilayah ini cukup menjanjikan kemajuan tak heran berbagai terobosan baru dibuat lewat KKR dan membaptis jiwa jiwa baru dan membuka ladang ladang baru hingga saat ini sudah membuka dan merintis 3 ladang baru yaitu Karangjati, Kedunggalar dan Cepoko, tempat yang terakhir dirintis bersama Medical Missionary. 2 ladang baru yang pertama dalam waktu dekat akan diorganisir sebagai Cabang Sekolah Sabat. Pernah mengadakan KKR diberbagai bagai tempat baik seorang diri maupun bersama Tim, mulai dari Batukota Manado, Kediri, Blitar, Bantengan-Blitar, Batam, Manado dan SaradanMadiun. Menikah dengan Fransisca Debby Muntu, wanita asal Tondano tapi lahir dan besar di Surabaya, anak dari Kel. Kol. (Purn) F. Muntu-Sangari, menikah pada tanggal 9-09-2009 di Surabaya, dan saat ini sudah memiliki seorang anak laki laki titipan Tuhan yang diberi nama Sabbathian Joachim Sompotan, yang lahir di Surabaya pada tanggal 29 January 2011.
Page 20
Edisi 158 – 2 November 2011 keuangan jemaat ke arah yang lebih baik, serta banyak berkecimpung di dunia maya (internet) baik sebagai layouter untuk beberapa majalah Elektronik seperti BAIT, KADNET, juga bersama dengan beberapa rekan Pendeta mendirikan OMEGA (Online Majalah Elektronik Gembala Advent). Maupun berperan mendirikan beberapa milis dan grup seperti Milis Pendeta Advent dan Grup East Java Conference, komunitas terbesar warga Konfrens Jawa Kawasan Timur.
Sangat mencintai keluarga dan pekerjaannya menyukai belajar Alkitab dan menuntun orang lain jalan keselamatan, gemar melawat dan melayani jiwa jiwa yang lapar dan haus akan kebenaran, suka mengatur dan menata administrasi dan
Hobby berolaraga seperti futsal, badminton dan berenang bersama keluarga, diwaktu senggang suka memainkan piano dan mendengarkan musik klasik serta gemar membaca buku apa saja. Motto dalam hidup adalah Practice makes perfect serta ayat kesayangan Matius 28:19-20. Harapan satu satunya Pdtm. Dale Sompotan adalah apabila Yesus datang pada kali yang kedua dapat masuk ke dalam kerajaan surga bersama dengan keluarga dan orang orang lain untuk hidup kekal selama-lamanya. Demikian profil dari Pdtm. Dale Sompotan untuk kepujian dan kemuliaan nama Tuhan.***
Bersambung ke Part 2
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 21