EDISI 211 – 8 Nopember 2012
1
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya Indonesia 2012 EDISI 211 – 8diNopember Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali
PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, pdtm. Raynald Makalew Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Medan Hartoyo Tismail
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Pengurus BAIT – Daftar Isi Rumah Baru & Internet Streaming
Editorial Rumah Baru TV Streaming Sadar& & Berjagalah Renungan Budaya Milenium Sadar & Berjagalah
Opini David & Telphone Umum Budaya Milenium
Cerita Anak-Anak MENGANTISIPASI MASA KESUKARAN BESAR Sekolah Yang Membingungkan
Inspirational Story David & Telp. Umum
ORANG-ORANG WALDENSES
Artikel Rohani Masa Kesukaran Besar Tulisan Roh Nubuat Rusa & Air Mengalir
Sekolah Yang Membingungkan
Ragam Rusa Aneka & AirBerita Mengalir Palakat - Berita
2
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Rumah Baru dan TV Internet Streaming BAIT Ministry Perkembangan teknologi informasi dan komputer sangat pesat, sehinggaterjadi perubahan global yang sangat signifikan. Paradigma manusia terusberubah dan pengetahuan terus berkembang setiap detik.Dampak teknologi informasi dan komputer melanda dunia penginjilan dijagat raya ini. Dahulu para pekabar injil harus menggunakan mediapembelajaran yang rumit dimana materialnya dapat diangkut dengan beberapakontainer, namun sekarang hanya menggunakan laptop dan LCD projektor dalamsatu tas tenteng semuany pasti beres. Dahulu KKR (Kebaktian KebangunanRohani ) untuk gereja Advent untuk menerangkan 24 Doktrin harusmenggunakan waktu selama 40 malam, sekarang hanya dengan seminggu KKRsudah selesai. Dahulu untuk penginjilan harus berkunjung dari satu rumahke rumah yang lain dan satu kampung ke kampung yang lain namun sekarang hanya dengan menggunakan gadget kita sudah bisa menginjil ke seluruh dunia lewat internet (cyberspace). Perintah untuk memberitakan injil atau yang sering disebut dengan AmanatAgung Yesus Kristus adalah perintah Yesus yang terakhir yang tertulis dalam Matius 28:19-20. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Kudan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlahmereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Tak bisa dipungkiri, tanda-tanda nubuatan dan pena inspirasi telahmenunjukan posisi kita sekarang ini ada di penghujung dari akhir zaman.Setanpun tidak diam dengan kondisi dunia yang sudah kasif ini. ― Sadarlah dan berjaga-jagalah Lawanmu, si Iblis , berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya‖ 1Petrus 5:8. Dengan adanya teknologi streaming, maka perintah agung itu terasa lebihringan untuk dilaksanakan. Streaming adalah proses pengiriman datakontinu alias terus-menerus yang dilakukan secara broadcast melaluiinternet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada gadget ataukomputer (klien). Paket-paket data yang dikirimkan telah dikompresi untukmemudahkan pengirimannya melalui internet. Mengapa disebut streaming? Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses streamingbisadiibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputuskecuali jika sumber mata airnya mengering. Dalam Alkitab dicatat ―Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir" Amos 5:24. Di usia yang ke-5, BAIT Ministry melahirkan satu produk baru yakni TVdengan teknologi Internet Streaming dengan nama domain http://www.tv.baitonline.org dan dapat diakses darimana saja di seanterodunia ini. Pada puncak acara KKR Keluarga Bahagia oleh Team BAIT sedunia danHUT BAIT ke-5 di Kota Kotamobagu, produk ini telah diluncurkan dengan baikdan disaksikan oleh pemirsa di seluruh dunia yang sempat menonton secara live walau terdapat perbedaan waktu. Teknologi sakti mandraguna ini (internet streaming) tentu dapat mengimbangi kekuatan dan kecepatan setan yang adalah mahkluk roh yangmemiliki kecepatan tinggi diatas kecepatan cahaya atau Konstanta dalamfisika bernilai 299.792.458 meter per detik. Eksistensi teknologi ini jugamengimbangi kekuatan mahluk roh yang bisa hadir dimana-mana dalam waktuyang sama dengan segala muslihatnya. Teknologi, sejatinya adalah netral, tergantung si pengguna teknologi itu mau menggunakannya pada hal yang positif atau sebaliknya. Layaknya keris yang dibuat oleh Empu Gandring untuk tujuan positif, tergantung sipengguna untuk apa kris itu digunakan. Teknologi dapatdigunakan oleh manusia untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan atau digunakanoleh setan dan agen-agenya untuk membinasakan manusia. ―Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, danmeteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akanmenyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah." Daniel 12:4. Kita sekarang ini berada di akhir zaman, dimana Materai Kitab yangtertutup telah terbuka dan penemuan terus berkembang serta pengetahuanterus bertambah sambil kita menjalankan perintah agung dari Yesus danmendapat jaminan bahwa Yesus akan menyertai kita sampai ahir zaman maka tim BAIT Ministry telah mengambil komitmen untuk tetap menginjil melaluidunia maya (cyberspace) hingga MARANATHA Tuhan datang. BAIT Ministry, pada usia ke-5 tampil dengan wajah baru dan tetap komit menyajikan kontenkonten rohani bagi para pembaca setia Buletin BAIT (http://buletin.baitonline.org) dan pemirsa TV BAIT (http://www.tv.baitonline.org). Terbitan minggu ini Buletin BAIT akan menampilkan berbagai artikel dan berita yang sudah tentu akan membangun iman kerohanian kita. Pdtm. Davy Politon dari Makasar memberikan renungan bagi kita dengan judul Sadar dan Berjagalah. Jack Kussoy dari USA memaparkan Opini mengenai Budaya Milenium Masih ada artikel lainnya yang layak anda baca. Silahkan disimak.
Lucky Mangkey, Redaksi
3
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Selama
bertahun-tahun saya melayani jemaat, satu hal yang sangat saya sadari dan sering diabaikan oleh jemaat itu sendiri adalah ―Cara kita menghadapi dan merespon segala peristiwa yang terjadi‖. Setelah akhirakhir ini bergelut dengan ilmu pengetahuan yang menyangkut cara kerja otak manusia dan mengumpulkan beberapa film dari Discovery Channel, BBC dan bahkan buku-buku yang berkaitan dengan hal tersebut...tidak ada sumber yang lebih sempurna mengungkapkan apa yang ditulis dan dikemas oleh mereka dibanding dengan ‗ada tertulis‘(Alkitab). Coba analisa tulisan rasul Paulus dalam II Timotius 3:16.17, ―Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Fungsi ini tidak banyak disadari oleh kebanyakan Orang Kristen bahkan oleh kita sendiri yang mengaku memiliki pengetahuan lebih dari sisi Teologis Mengapa karena tanpa sadar kita menganggap bahwa menjadi anggota GMAHK itu sudah mendapat jaminan keselamatan yang lebih pasti dibanding yang lain.. tapi jangan lupa, bahwa dalam hal inipun tanpa sadar kita telah membuka celah yang dimasuki oleh Iblis untuk mempengaruhi pola piker kita sehingga saat
kita tidak menyadarinya, maka kita tidak lagi berjaga-jaga dan lengah untuk selanjutnya. Itulah sebabnya mengapa saya lebih concern mengarahkan pola pikir terlebih dahulu baru kemudian memotivasi jemaat untuk tetap waspada dan berjaga-jaga serta menegaskan hal ini: ―jangan beri kesempatan kepada iblis‖ memasuki pikiran kita terlebih dahulu! Bahkan orang yang rutin membaca Alkitab belum tentu memiliki kewaspadaan yang tinggi menghadapi godaan iblis dalam bentuk yang bervariasi jika ia tidak benar-benar menggunakan Alkitab (Firman Tuhan) yang dibacanya sebagai penuntun dan pedoman serta prinsip hidupnya setelah ia membacanya! Jika kita membahas tentang penurutan maka hal tersebut melibatkan pertimbangan yang diproses dalam pikiran yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan yang juga adalah hasil dari proses dalam pikiran..itulah sebabnya jika apa yang kita pikirkan bertolak belakang dengan tindakan kita, kesimpulannya sangat sederhana...itu bukan penurutan dan jika penurutan itu tidak bisa dilihat dalam tindakan/perilaku kehidupan maka jelaslah itu bukan iman!!! Karena iman tanpa penurutan/perbuatan = mati..jika kita mengklaim kita orang Kristen namun kita tidak menghidupkan kehidupan kekristenan yang seharusnya maka kita adalah seorang ateis!!! ..Anda terkejut??? Mungkin ungkapan ini telah saya sampaikan sekian lama, saat saya secara rutin mencari bukubuku baru di toko buku kembali ditegaskan dalam sebuah buku yang baru terbit dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ―Christian Atheist‖ (Mengakui keberedaanNya namun hidup seakan-akan DIA tidak ada).
4
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 Sadarlah, jika kita menganggap bahwa kita telah diselamatkan namun kehidupan kita tidak menunjukkan kepastian agar orang lain melihatnya, maka kita benar-benar tidak memiliki kesadaran penuh dan berjaga-jaga sehubungan dengan Iman kita yang selalu harus dibentuk dan dibina serta bertumbuh menuju kesempurnaan...dan kita harus memulai meningkatkan kesadaran kita dengan rutin merenungkan FirmanNYA serta berjaga-jaga dengan persiapan firman itu telah tersimpandalam pikiran agar apapun tindakan dan respon kita menghadapi godaan,kita telah diperlengkapi dengan segala perbuatan baik dan cara merespon dengan baik pula. Nasihat untuk menutupi hal ini cukup sederhana namun powerful, Filipi 4:8,9: ―Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. . Semoga ini mencerahkan pikiran kita dan berjuanglah setiap hari dengan Firman Allah dan lawanlah iblis sertqa jadilah pemenang setiap hari agar kita disempurnakan untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Tuhan memberkati.. ***
5
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Kebudayaan
adalah satu aspek kehidupan yang kebanyakan kita tidak pusingkan. Budaya, culture, atau kultuur, adalah bagian dari hidup sehari-hari, kita lahir dan dibesarkan dalamnya, dan tetap ada disana bila kita selesai dengan hidup ini. Secara sadar kita tidak bikin apa-apa dengan itu, dan itu juga tidak mengapaapakan kita. Begitu sikap kita umumnya, tapi sesungguhnya kultur ikut membentuk kita dan kita ikut membentuk kultur. Kebudayaan mencakup sifat dan kualitas komunitas manusia, tradisi, kebiasaan, tingkah-laku, tindak-tanduk, kepercayaan, nilai-nilai dan pandangan hidup dari kelompok sosial, etnis atau umur di suatu lokasi. Itu mencakup karakter, moral, seni, hobby, makanan dan segala hal ihwal kelompok dan sekelilingnya. Budaya merujuk pada ciri interaksi komunitas, apakah itu bangsa, suku, rumpun, atau kelompok dan adalah peri kehidupan suatu komunitas dalam pandangan komunitas itu sendiri dan menurut pandangan orang diluar kelompok itu. Kebudayaan erat hubungannya dengan peradaban. Begitu erat hubungan itu sehingga ada yang berpikir kebudayaan adalah bagian dari peradaban, sementara lainnya berpendapat peradaban itu bagian dari kebudayaan. Dengan istilah peradaban, civilization, kita mengartikan taraf kehidupan menurut patokan karakteristik tertentu, yakni cara manusia hidup dan mempertahankan hidup.
Bagaimana ia berpakaian, makan, cari makan, dimana ia tinggal dan jenis tempat tinggalnya, dengan siapa ia bergaul, dan bagaimana ia berhubungan dengan sesamanya. Dari cara komunitas itu mencari nafkah, bekerja, perkakas yang digunakan dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain, kita menilai tinggi-rendahnya peradaban. Kelompok yang tenteram dan nyaman dalam satu komunitas kita sebut peradaban tinggi, sedang kelompok yang berkebun pindah-pindah dan menyendiri agar tidak diganggu—dijadikan mangsa—oleh pihak lain, kita golongkan itu peradaban rendah. Lain dengan budaya. Ada budaya yang dinilai baik, bagus dan artistik, ada yang kurang disenangi, tapi itu kita terima apa adanya. Tidak ada budaya rendah atau tinggi. Peradaban tidak pernah statis melainkan terus berobah, dinamis, berkembang seiring kemajuan zaman, sedang budaya hampir tidak pernah berobah; kalau toh berobah prosesnya makan waktu lama. Kita kenal budaya Asia, Barat, Minahasa, Jawa, dll., tapi jarang, mungkin tidak pernah dengar budaya Kristen, Advent dan semacamnya. Budaya Israel atau Yahudi sering disebut karena ada bangsa dan sukunya, tapi budaya agama jarang sekali disebut. Namun, Apa dan Bagaimana Kultur Kristen perlu dipikirkan. Rasul Petrus menulis: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” 1 Petrus 2:9. Kepada siapa Petrus menulis? Pasal 1 ayat 1, kepada orang-orang Kristen Yahudi yang
6
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 terusir dari Yerusalem dan tersebar di seluruh Asia Kecil, dan semua orang percaya, umat pilihan di seluruh dunia. Ada bangsa, kalau begitu mesti ada budayanya. Nah, budaya macam apa yang mesti ada dan terlihat di kalangan umat Tuhan zaman kita? Budaya terlihat dalam hidup sehari-hari. Dalam gereja, potluck atau makan bersama, kumpulan gereja lainnya, kegiatan penginjilan, di pekerjaan dan dalam pergaulan sehari-hari, dimana-mana. Sungguh, budaya itu tampak dalam hubungan interaksi satu dengan yang lain dimanapun, di rumah, gereja, masyarakat, pekerjaan, dan pasar. Budaya suatu komunitas ditentukan oleh individu-individu dalam komunitas itu. Dan, karakter atau tabiat masing-masing anggota kelompok membentuk budaya secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa aspek budaya praktis untuk kita simak. Good citizenship, warga yang baik. Patuh peraturan, membantu pemerintah, menggenapi kewajiban, tertib, dan bergaul baik dengan tetangga. Lebih dari sekedar common courtesies, sopan santun, tapi itikad baik dan rasa memiliki bersama. Menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan umum, dan melestarikan lingkungan. Orang Kristen mesti menjadi contoh bukan hanya dalam kehidupan rohani tapi juga dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di luar rumah. Menjadi warga yang baik, apakah motivasinya? Bukan untuk mendapatkan penghargaan atau pujian. Menjadi terang dunia bukan hanya membawa kabar Injil kepada orang yang belum kenal Tuhan, tetapi juga mempraktekkan moral terpuji yang boleh diteladani orang lain. Pada saat yang sama, menghindarkan tindakan tidak terpuji yang mungkin membawa nama buruk bagi gereja. Bagaimana anda menyapa orang lain, apakah anda kenal orang itu atau tidak, di pintu gereja, di toko, bis, kantor pos, tempat manapun. Tingkah-laku itu lahir dari tabiat. Moral Kristen bertentangan dengan perilaku anti-sosial. Anti-sosial terlihat dalam tingkah laku yang tidak mengindahkan, bahkan, menolak norma dan standar sosial yang mengatur masyarakat hidup bersama secara damai. Orang anti-sosial dapat menyakiti orang lain tanpa rasa bersalah atau sesal. Ini bukan sifat yang wajar bagi homo sapiens, manusia yang adalah mahluk berakal budi, tapi menjurus ke homo homini lupus, manusia itu serigala bagi sesamanya. Sekali lagi, tabiat atau karakter membentuk budaya. Tapi masaalah ada di mana-mana, begitu juga orangorang ―bermental masaalah.‖ Mereka yang disebut warga teladanpun sesungguhnya dari hari ke hari bergumul dengan impulse atau dorongan anti-sosial. Lebih dari itu, old habits never die, itu alasan yang sering dikemukakan. Reaksi kita mestinya don’t curse the darkness, but light a candle, tidak usah mengutuk kegelapan, pasang saja lilin. Bila sekeliling anda orang-orang hidup dengan praktek tidak-adil, anarki dan degradasi moral, tidak usah teriak protes, tapi bertindaklah lurus, bersih dan pertahankan prinsip anda. “Kebutuhan dunia yang terbesar adalah kebutuhan atas manusia . . . manusia yang tidak dapat diperjualbelikan . . . yang berani menyebut dosa itu dosa . . . yang akan berdiri di atas yang benar meskipun langit runtuh . . . .” Demikian antara lain petikan buku Education oleh E.G. White.
Benar, kemampuan kita terbatas untuk menangkal, menghindarkan atau memperkecil ―kerusakan‖ akibat tindakan atau situasi yang tidak baik di sekeliling kita. Dan menjadi pahlawan itu ada risikonya. Tapi, itu tidak boleh menjadi alsan untuk bersikap pasif dan tidak berbuat sesuatu. See nothing, say nothing,and do nothing attitude berarti menerima atau setuju dengan hal-hal dan kejadiankejadian sekitar anda. Lebih khusus buat kita zaman ini, budaya macam apa yang mewarnai pergaulan kita sesama umat Tuhan. Bagaimana hubungan kita satu dengan yang lain di dalam dan di luar gereja, di mata sesama umat dan di mata masyarakat umum? Bukan hanya kata-kata yang diucapkan dan pekabaran yang kita sampaikan, tapi tegur sapa antar saudara, dan bagaimana rasa persaudaraan itu di dalam hati masing-masing. Sejujurnya, perasaan apa yang ada dalam hati dan pikiran saya kalau bertemu seseorang di gereja, atau bila nama saudara itu disebut dalam percapakan; apakah saya menganggap dia itu saudara atau musuh, sahabat atau saingan, apakah teman seperjuangan dalam peperangan iman, atau lawan dalam adu pengaruh dan perebutan kedudukan. Apakah saya sengaja mencari compatriot dan berkomplot dengan teman-teman se ide untuk melawan kelompok lain dalam gereja? Budaya yang mesti dimiliki umat Tuhan tidak lain adalah budaya kasih. 1 Tesalonika 3:12; ―Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami mengasihi kamu.‖ Budaya kasih itulah yang Tuhan mau kita miliki. Tingkah laku kasih yang lahir dari kasih dalam hati. Ini membawa damai, rasa tenteram, dan memadamkan kemarahan, kecemburuan dan kebencian. Itu tidak saja membawa persatuan, itu juga mendatangkan berkat Tuhan. Kasih mendorong kita untuk membantu dan membangun orang lain. Kita bersuka melihat orang lain maju. Tabiat Kristen mesti mencerminkan budaya millennium, yang tidak laib adalah “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri” (Galatia 5:2223). Budaya ini mesti kita miliki sekarang sementara kita bersiap diri untuk kedatangan Tuhan. Selama millennium, seribu tahun, kita akan tinggal dalam satu komunitas yang baru bersama Tuhan dan banyak orang lain. Hanya mereka yang sudah menghidupkan budaya kasih di bumi ini dapat diterima dan tinggal dalam budaya millennium di Kerajaan Tuhan. Bagaimana mereka yang mendambakan surga tapi terus berhantam dengan orang lain, punya masalah dengan saudara-saudara se iman, dan berharap kalau Tuhan datang nanti problemnya akan teratasi? “Banyak orang menipu diri dengan berpikir bahwa karakter akan dirobah pada kedatangan Kristus nanti, tapi tidak ada perobahan hati waktu Ia datang. Kita mesti bertobat dari cacat-cacat tabiat, dan melalui anugrah Kristus kita mesti mengalahkan itu selagi pintu kasihan masih terbuka. Disini, saat ini, adalah tempatnya kita menyesuaikan diri untuk menjadi keluarga di atas.” Adventist Home, h. 319.
7
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 Ini masalah serius. Kita tidak boleh terus hidup dengan tabiat yang bermasalah dan berharap bahwa bila Yesus datang nanti tabiat kita akan dirobah oleh Yesus. Pada kedatangan Yesus Kedua Kali, TUBUH jasmani kita yang fana, lemah dan penyakitan ini akan diobahkan menjadi mulia. Tubuh yang sudah hancur dalam tanah kuburan pun akan hidup lagi, dibentuk kembali oleh tangan malaikat. Tetapi tabiat kita akan tetap apa adanya. Karakter kita mesti disucikan oleh Tuhan sekarang ini, selagi kita hidup. Kalau tunggu nanti Yesus datang, itu sudah terlambat. Bagimana itu dapat terjadi? Kita mesti bergumul dengan setiap kelemahan dan kebiasaan buruk kita, sambil memohon pertolongan surga. Jadi, penting, bukan iseng-iseng, kita merenungkan budaya yang kita sedang hidupkan sekarang, karena itu menentukan apa kita sedia untuk ber-emigrasi ke Dunia
Baru. Kepada umat Tuhan dahulu kala Nabi Musa berpesan, “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya,” Ulangan 7:6. Kita mesti menjadi umat yang kudus, dipilih Allah menjadi umat kesayangan-Nya. Tabiat cakar-cakaran dan sikut-menyikut mesti kita tinggalkan, karena itu tidak sesuai dengan budaya umat pilihan dan kesayangan Allah. Budaya Millennium ternyata bukan optional, boleh pilih mau atau tidak, tapi mandatory, keharusan. Semoga Tuhan menolong kita menghidupkan budaya millennium sekarang ini dengan keluarga dan kenalan-kenalan dan bersama saudara-saudara se-iman di gereja. Siapa tahu kita akan bertetangga di Kerajaan Millennium nanti.¤
David kuliah di Fakultas Perdagangan di Arlington, USA. Kehidupan kampusnya, sangat mengandalkan kiriman dana bulanan secukupnya dari orangtuanya. Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini keluarganya tidak mengirimi David uang. Di kantong David hanya tersisa 1 keping dolar saja. David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh uangnya, yaitu sekeping uang logam itu, ke telepon.
―Sudah tahu, mengapa masih tidak mengirim uang?‖ David baru saja hendak melontarkan pertanyaan tersebut dengan penuh kekesalan kepada sang ibu. Namun, mendadak ia merasakan perkataan ibunya mengandung kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tidak beres. Ia cepat-cepat bertanya, ―Mama, apa yang telah terjadi di rumah?‖
―Halo, apa kabar?‖ telepon telah tersambung. Ibu David yang berada ribuan kilometer jauhnya berbicara. David dengan nada agak terisak berkata, ―Mama, saya tidak punya uang lagi. Sekarang saya bingung karena kelaparan.‖ Ibu David berkata, ―Anakku tersayang, Mama tahu.‖
8
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 Ibu David berkata, ―Anakku, Papamu terkena penyakit berat. Sudah lima bulan ini. Penyakit papamu tidak saja telah meludeskan seluruh tabungan, bahkan ia telah kehilangan pekerjaannya, sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini kami tidak mengirimimu uang lagi. Mama sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepadamu, tetapi kamu sudah dewasa, sudah saatnya mencari nafkah sendiri.‖
Tidak lama kemudian, petugas pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu. Ia berkata kepada David, ―Saya telah memperoleh izin dari atasan yang mengatakan uang tersebut untuk Anda. Perusahaan kami saat ini tidak mempunyai cukup tenaga. Kami tidak ingin demi beberapa dolar mengirim petugas kesana.‖
Ibu David berbicara sampai di situ. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu. Di ujung telepon lainnya, air mata David juga tak hentinya menetes. Ia berpikir keras. ―Kelihatannya aku harus Drop out dan pulang kampung.‖ Ujarnya dalam hati. David berkata kepada ibunya, ―Mama, jangan bersedih. Aku sekarang juga akan mencari pekerjaan. Aku pasti akan menghidupi kalian.‖
―Hore!‖ David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu sah menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama menghitungnya. Total berjumlah 9 dolar 50 sen. Uang sejumlah ini cukup bagi David untuk bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya saat liburan nanti. Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.
Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujub keliling. Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai. Jika ia memiliki uang, 8 atau 10 dolar saja, David mampu bertahan hingga liburan tiba. Kemudian ia akan menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja menghasilkan uang. Akan tetapi, sekarang 1 sen pun ia tak punya. Mau tak mau ia harus Drop out. Pada detik ketika David mengatakan ―Sampai jumpa‖ kepada ibunya dan meletakkan gagang telepon, perasaannya sungguh luar biasa sakit karena prestasi kuliahnya sangat bagus. Selain itu ia juga menyukai kehidupan di kampus Fakultas Perdagangan Arlington tersebut. Sesudah meletakkan gagang telepon, pesawat telepon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh. David dengan terkejut dan terbelalak menyaksikan banyak keping dolar menggerojok keluar dari alat itu. David berjingkrak kegirangan. Ia segera menjulurkan tangan untuk menampung uang tersebut. Sekarang, bagaimana menyikapi uang tersebut? Hati David masih merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri, tentu 100% boleh. Pertama, tidak ada yang tahu. Kedua, dirinya betul-betul sedang membutuhkan. Namun setelah bolak-balik dipertimbangkan, David merasa tidak patut memilikinya. Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batin yang hebat, David memasukkan salah satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon. Mendengar penuturan David, petugas pelayanan umum berkata, ―Uang itu milik perusahaan telepon. Uang itu harus segera dikembalikan ke dalam mesin telepon.‖ Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam itu. Tetapi, ketika uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus-menerus memuntahkannya kembali. Sekali lagi David menelepon, dan petugas pelayanan umum berkata, ―Saya juga tidak tahu harus bagaimana. Sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan.‖ Nada bicara David yang sendirian dan tiada yang menolong, memancarkan getaran kesepian dan kuyu. Petugas pelayanan umum itu sangat dapat merasakannya. Menilik perkataan dari ujung telepon, ia merasakan seorang asing yang bermoral baik sedang perlu dibantu.
Dalam sekejap liburan telah tiba, David memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket. Pada hari tersebut, David menjumpai bos perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. Si bos supermarket memberi tahu David bahwa ia boleh datang bekerja setiap saat, tidak hanya saat liburan. Ketika kuliah tidak terlalu sibuk, ia juga boleh bergabung. Bos supermarket merasa David tulus dan jujur. Terlebih ia adalah orang yang seksama membenahi gudang, dan mutlak bisa dipercaya. David bekerja dengan sangat giat. Bosnya sangat menghargainya dan juga merasa kasihan. Si bos memberinya upah dobel. Sesudah menerima gaji, David mengirim seluruh gajinya kepada sang ibu. Saat itu David sudah mendapat informasi bahwa ia berhasil memperoleh beasiswa untuk satu semester berikutnya. Sesudah 1 bulan, uang itu dikirim kembali ke David. Sang ibu menulis dalam suratnya, ―Penyakit Ayahmu sudah agak sembuh. Aku juga telah mendapat pekerjaan dan bisa mempertahankan hidup. Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan.‖ Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski menahan lapar, orangtuanya tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu. Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang air mata, sulit menenangkan gejolak hatinya. Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David membuka perusahaan. Tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $100.000. Ia tidak bisa melupakan kejadian di telepon umum. Ia menulis surat kepada perusahaan telepon tersebut, ―Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya ialah perusahaan Anda secara tak sengaja telah membantu dana US$9,50 kepada saya. Perbuatan amal ini, telah membuat saya batal menjadi pemuda Drop out dan menuju kondisi miskin. Peristiwa itu juga telah memberi saya energi tak terhingga, mendorong saya setiap saat tidak lupa untuk berjuang. Kini saya mempunyai uang. Saya ingin menyumbang balik sebanyak US$10.000 kepada perusahaan Anda sebagai rasa terima kasih saya.‖
9
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 Bos perusahaan telepon yang bernama Bill membalasnya dengan surat yang dipenuhi antusiasme, ―Selamat atas kesuksesan kuliah dan usaha Anda yang telah berkembang. Kami kira, uang tersebut sangat patut kami keluarkan. Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembnalikan dengan $10.000, melainkan uang itu telah membuat seseorang memahami petuah tentang prinsip tertinggi kehidupan.‖ Setelah 20 tahun berlalu, bagaimana dengan David? Di kota Chicago, Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai bilik telepon umum. Itu adalah gedung perusahaan ADDC. Davidlah pendiri perusahaan ADDC dan presiden direkturnya. Selain itu juga David adalah salah satu penyumbang tersebar untuk badan amal.
Inspirasi Untuk Direnungkan : Tidaklah mengherankan jika Tuhan meminta kita untuk setia dalam perkara-perkar kecil dan memaksudkannya sebagai uang. Jika kita setia dalam hal keuangan, Tuhan akan mempercayakan kepada kita hal-hal lain yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Untuk Dilakukan : “Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.” Mazmur 25 : 21 Kejujuran yang paling agung justru muncul saat ego kita hancur. Selama hati kita benar, pikiran kita benar serta jujur dan tulus, dalam kehidupan ini, kita tidak perlu kuatir ketika mendapat tantangan berat dalam hidup. Percayalah Tuhan mengetahui rintihan hati, kepedihan dan kehancuran hati kita. Tuhan tidak pernah menutup dua jalan bagi umatnya yang berseru kepadanya, ketika pintu satu tertutup pasti pintu yang lain terbuka, entah bagaimana caranya! Itulah cara Tuhan menjawab doa kita bila kita meminta kepadaNya dengan tulus. Orang jujur dan tulus disenangi orang lain. Kejujuran dan berperinsip dalam hidup tidak bisa dinilai dengan materi. Ketika hidup ini susah, kita sering bertanya kepada Tuhan, Tuhan mengapa hidupku begini? Dalam Habakuk 2 : 20 berkata: Berdiam dirilah kamu dihadapan hadiratku. Ini artinya ketika ada permasalahan, serahkan kepada Tuhan, karena bagi Tuhan pasti ada jalan keluar. “God knows the best”
10
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Oleh : Pdtm. Kalvein Mongkau Lan jutan ….. Di dalam terang ungkapan kasih Kristen yang tulen, Paulus menguraikan prinsip-prinsip kesalehan praktis yang dapat diprektekkan di masa damai maupun pada masa kesukaran di jaman di mana ia hidup dan juga di akhir zaman, dengan ungkapanungkapan sebagai berikut: 12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkaraperkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi
kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Roma 12:9-21). Miniatur Praktis Masa Kesukaran Secara Lokal. Beberapa minggu tepatnya pada acara puncak kegiatan Sail Banda yang diikuti oleh peserta dari manca negara telah diadakan pencanangan daerah Maluku sebagai daerah yang aman bebas dari kerusuhan dan pertikaian etnis dan agama sebagaimana yang dikemukakan oleh gubernur Karel Rahalu di hadapan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri kabinet Indonesia bersatu jilid 2 (seperti yang diberitakan dalam siaran langsung TVRI nasional tanggal 1 Agustus 2010 di panggung kehormatan yang dibuat di dermaga pelabuhan Yos Sudarso Ambon). Pencanangan itu turut disaksikan dan didengar oleh para tamu dari beberapa negara sahabat yang turun dari beberapa kapal perang yang turut berlayar dari Banda dan berlabuh di pelabuhan Yos Sudarsi, Ambon bahwa Maluku menjadi daerah yang aman untuk dikunjungi oleh wisatawan asing dan domestik. Namun sepertinya kerusuhan Maluku tidak dapat dilupakan begitu saja dari dalam ingatan mereka yang masih hidup dan luput dari maut pada saat mereka mengenang kembali kerusuhan berbau SARA(Suku Agama dan Ras) di Maluku sejak itu pecah pertama kali pada tanggal 19 Januari 1999, telah menggetarkan jiwa dan raga serta menyebabkan hilangnya ratusan bahkan ribuan ribu nyawa penduduk sipil dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berlatar belakang agama Kristen dan Islam dari dua kubu yang bertikai. Komentar salah satu penduduk Maluku, yang ketika kerusuhan itu adalah mahasiswa dan asisten dosen Universitas Pattimura (UNPATI) yang adalah anggota gereja Advent bernama James Hukom, saat beliau
11
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 diwawancarai oleh penulis pada bulan Oktober 2002 bahwa sekitar bulan Juni 2000 kampus UNPATI diserang dan dibakar oleh 30 ribu massa beragama muslim. James sendiri menyelamatkan diri dari asrama UNPATI lari terbirit-birit dan ia berenang dari tanjung dekat kampus dan menyusuri air yang membelah teluk Ambon dan tiba dengan selamat di sekitar kampung Galala. Rumah dari saudara Joutje Nusawakan, anggota jemaat GMAHK pioneer Ambon, sempat dihantam mortir tapi anehnya peluru mortir itu tak meledak padahal pelurut itu sempat masuk ke ruangan rumahnya saat ia dan keluarganya lagi ibadah buka Sabat di sekitar tahun 2001, beliau sendiri sempat lolos dari kerumunan massa yang berhamburan di jalan Batumerah di daerah muslim. Sehingga selaku perawat di rumah sakit umum daerah Maluku, saudara Joutje Nusawakan telah memperlakukan dengan rasa kasih sayang dan manusiawi para pasien asal muslim selaku korban-korban kerusuhan. Gereja MAHK jemaat pioneer Ambon sendiri sempat dibabat oleh tembakan senjata-senjata kaliber berpeluru besar dari pihak muslim karena di kompleks gereja ini sempat menjadi persembunyian para pengungsi Kristen beberapa minggu tapi gereja itu tidak sempat rubuh ataupun dibakar. Kecuali gereja MAHK jemaat Mangga Dua, Ambon, karena api dari rumah tetangga sempat dibawa angin maka itu menyulut kebakaran di bagian belakang gereja tersebut. Pdt. Dominggus Wairata sempat lolos dari tembakan senapan mesin yang datang dari arah speedboat yang bermesin dua yang menghantam speed mereka cuma bermesin satu saat ia sedang menumpang speedboat menyusuri teluk Ambon menuju Galala untuk mengadakan upacara perjamuan kudus di GMAHK jemaat Galala. Namun istrinya sempat terserang stroke saat suami istri ini berpapasan dengan konvoi pasukan perusuh yang dimotori oleh jihad yang datang dari arah Wayame sekitar tahun 2001. Beruntung ada salah satu orang dari rombongan itu mengenali pendeta Wairata sebab ia pernah bersekolah di SMA Advent Wayame, jadi dia langung berteriak mengatakan jangan apa-apakan kedua orang ini sebab mereka orang baik-baik, saya kenal dong dua itu beta pun‘k bekas guru (sebab pendeta Wairata pernah jadi kepaka sekolah di SLA Wayame dimana memiliki siswa dari komunitas mulim sebelum terjadi kerusuhan di Maluku). Menjelang pertengahan tahun 2004 yang lalu, penulis dan keluarga juga sempat mengalami betapa ngerinya kerusuhan di tengah-tengah perang saudara pelagandong di Maluku sekalipun dalam durasi yang sudah tidak terlalu lama. Pada tanggal 25 April 2004 sempat pecah kembali kerusuhan di Ambon dimana pusat kerusuhan, penembakan dan pembakaran berada di sekitar pelabuhan Yos Sudarso hingga ke kelurahan Wainitu bawah. Kerusuhan itu berlangsung hebat selama dua minggu. Di kampung Jawa dekat dok Pertamina Wayame yang tidak jauh dari tempat tinggal penulis yakni di perumnas BTN Wayame, sempat terjadi pembunuhan dari pihak muslim terhadap seorang pendeta Pantekosta yakni Pdt. Manopo saat ia sedang menuju arah bandara dan dijegat oleh massa muslim dan membunuhnya. Untunglah tempat tinggal penulis ada di kompleks muslim yang punya toleransi dan tenggang rasa antar umat beragama masih tinggi yakni di perumnas BTN Wayame. Namun selama kerusuhan susulan yang berlangsung hampir dua minggu
sejak tanggal 25 April 2004 itu, penulis sekeluarga serta jemaat-jemaat yang digembalakannya (SLA Wayame, jemaat Jordan, jemaat Liliboi dan cabang Hatu, tidak hentihentinya berdoa dan bahkan berpuasa mendoakan supaya kerusuhan itu tidak merembes hingga ke Wawame-Hative Besar dan sekitarnya sehingga tidak menghalangi pembangunan gereja yang sedang berlangsung di jemaat yang sedang digembalakan penulis pada saat itu yakni jemaat Jordan-Hative Besar di perbatasan dengan kelurahan Wayame. Memang saat itu penulis sedang memegang hand phone yang juga menyandang nomor pak Hj. HM, Kakanwil Dep. Agama propinsi Maluku, dengan maksud seandainya terjadi sesuatu kepada keluarga penulis maka beliau akan segera dihubungi penulis untuk memerintahkan rekanrekannya selaku pimpinan muslim yang berada di Wayame agar segara melindungi keluarga penulis. Pada saat itu kota Ambon sedang tegang karena dipicu oleh kerusuhan susulan akibat perayaan HUT Republik Maluku Selatan (RMS) tanggal 25 April 2004. Kurang lebih dua minggu sesudah itu, penulis sempat bertemu dengan pak HM di dalam mobil kantornya yang diparkir di depan kantor walikota Ambon pada tanggal 3 Juli untuk menanyakan langsung kepastian dan kesediaan beliau untuk ke Amerika Serikat atas undangan Pst. John Graz, selaku direktur International Religious Liberty Association di bawah naungan General Conference yang pernah berkunjung ke Ambon pada tanggal 26, 27 Nopember 2003. Rencana kunjungan beliau ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan Pst. DR. John Graz dalam lawatan untuk memaparkan kepada para petinggi di pemerintahan AS saat itu terkait sekelumit dan sebab-sebab utama terjadinya kerusuhan di Maluku sehingga mengundang simpati dan sokongan moril dan materi dalam rangka rekonsiliasi antara dua komunitas yang saling bertikai di Maluku. Puji Tuhan oleh doa setiap saat dan doa-doa sambil berpuasa setiap Sabat yang mendoakan perdamaian di Maluku maka kerusuhan susulan di Maluku tersebut sudah dapat diatasi oleh kedua komunitas yang bertikai sebelum pak HM merealisasikan rencananya dalam memenuhi undangan Pst. John Graz untuk berangkat ke AS. Selaku Kakanwil Agama propinsi Maluku beliau sempat memberikan bantuan dana terhadap pembangunan gedung gereja baru MAHK jemaat Jordan-Hative Besar, sekalipun kantornya masih diliputi keterbatasan dan akibat kerusuhan selama hampir 4 tahun. Pada saat itu beliau pernah menyaksikan kepada penulis bahwa panglima laskar jihad yang sedang memimpin penyerangan-penyerangan di daerah-daerah komunitas Kristen pulau Ambon dan sekitarnya sempat mendesak pak Hj. HM untuk menandatangani satu surat pernyataan yang amat mengancam keberadaan umat Kristen di Maluku. Surat pernyataan itu telah disusun oleh panglima tersebut dan orang-orang dekatnya dan telah ditandatangani oleh semua petinggi kaum muslim baik dari Majelis Ulama Indonesia se propinsi maupun dari kalangan intelektual muslim. Namun pak HM dengan keberanian yang tulus beliau menyatakan penolakannya untuk menandatangani surat tersebut di tengah-tengah ancaman dan tekanan
Bersambung …. 12
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Lanjutan….. Sementara orang-orang Waldenses itu menganggap bahwa takut akan Allah adalah permulaan kebijaksanaan, mereka juga tidak buta terhadap pentingnya hubungan dengan dunia ini, dengan pengetahuan mengenai manusia dan kehidupan yang aktif, di dalam memperluas pemikiran dan mempercepat daya tangkap. Dari sekolah-sekolah mereka di pegunungan, beberapa pemuda telah mereka kirim ke institusi pendidikan di kota-kota Perancis dan Italia, dimana terdapat bidang-bidang studi, pemikiran dan pengamatan yang lebih luas daripada dikampung halaman mereka di pegunungan Alpen. Pemuda-pemuda yang di kirim itu terbuka kepada pencobaan. Mereka menyaksikan kejahatan dan kebejatan, menghadapi agen-agen cerdik Setan yang membujuk mereka dengan bujukan yang paling halus dan penipuan yang paling berbahaya. Tetapi pendidikan mereka sejak kecil telah menjadi tabiat yang mempersiapkan mereka untuk menghadapi semua pencobaan ini. Di sekolah-sekolah yang mereka masuki, mereka tidak membuat persahabatan karib dengan siapapun. Jubah-jubah mereka telah di buat sedemikian rupa sehingga dapat menyembunyikan harta yang paling mahal -- naskahnaskah berharga Alkitab. Ini semua, adalah hasil kerja berbulan-bulan dan bertahun-tahun, mereka bawa bersama mereka, dan bilamana keadaan memungkinkan tanpa menimbulkan kecurigaan, mereka dengan hati-hati meletakkan barang-barang itu di jalan orang-orang yang hatinya tampaknya terbuka untuk menerima kebenaran. Dari sejak pangkuan ibu, pemuda Waldenses telah di latih untuk maksud ini. Mereka mengerti pekerjaan mereka dan melakukannya dengan setia. Orang-orang yang bertobat kepada iman yang benar telah dimenangkan di institusi pendidikan ini, dan sering prinsip-prinsipnya telah menyusup ke seluruh sekolah. Namun para pemimpin kepausan tidak dapat menelusuri asal-usul apa yang mereka sebut kemurtadan yang bejat atau bida'ah, meskipun dilakukan penyelidikan yang ketat. Roh Kristus adalah roh pengabar Injil (misionaris). Gerakan pertama hati yang dibaharui adalah membawa orang-orang lain juga kepada Juru Selamat. Demikianlah juga roh orang-orang Kristen Vaudois. Mereka merasa
bahwa Allah meminta dari mereka lebih dari sekedar memelihara kebenaran itu dalam kemurniannya di dalam jemaat mereka, bahwa tanggungjawab yang sungguhsungguh ditanggungkan kepada mereka untuk memancarkan terangnya menyinari mereka yang berada di dalam kegelapan. Dengan kuasa sangat hebat firman Allah, mereka berusaha mematahkan rantai perbudakan yang dilakukan oleh Roma. Pendeta-pendeta Vaudois telah di latih sebagai misionaris. Setiap orang yang diharapkan memasui pelayanan kependetaan, pertama-tama harus mempunyai pengalaman sebagai pengabar Injil atau evangelis. Mereka harus melayani selama tiga tahun diberbagai ladang misi sebelum mereka di beri tanggungjawab mengurus jemaat di kampung halamannya. Pekerjaan ini, yang menuntut penyangkalan diri dan pengorbanan pada permulaannya, adalah penyesuaian pendahuluan kepada kehidupan kependetaan, yang pada waktu itu yang mencobai jiwa seseorang. Pemuda yang menerima penahbisan kepada jabatan kudus, memandang ke depan bukan kepada harta dan kemuliaan dunia, tetapi kepada kehidupan yang penuh kerja keras dan bahaya, dan mungkin nasib sebagai syahid (martir). Para misionaris itu keluar berdua-dua, sebagaimana Yesus mengirimkan murid-murid-Nya. Setiap orang muda biasanya ditemani oleh seorang yang lebih tua dan berpengalaman. Orang muda itu, yang di bawah bimbingan temannya yang bertanggungjawab untuk melatihnya, harus mematuhi dan memperhatikan pengajaran yang diberikan oleh temannya. Kedua teman sekerja ini tidak selamanya bersama-sama, tetapi sering bertemu untuk berdoa dan memperoleh petunjuk atau nasihat, dengan demikian menguatkan satu sama lain di dalam iman. Jika tujuan misi mereka ketahuan, pastilah mereka akan gagal. Oleh sebab itu, dengan hati-hati dan cermat mereka harus menyembunyikan maksud mereka yang sebenarnya. Setiap pendeta mempunyai pengetahuan mengenai perdagangan atau bidang-bidang profesi lain, dan para misionaris itu melakukan tugas-tugas misionarisnya secara rahasia di bawah naungan profesinya sebagai pedagang atau yang lain-lain. Biasanya mereka memilih sebagai pedagang atau penjaja barang-barang. "Mereka membawa kain sutera, batu permata, dan barang-barang lain yang pada waktu itu
13
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 tidak mudah dapat di beli kecuali di pasar-pasar yang jauh. Dan mereka di sambut sebagai pedagang, yang seharusnya mereka di tolak dengan kasar kalau sebagai misionaris." -Wylie, b. 1, ch. 7. Sementara itu hati mereka terangkat kepada Allah memohon akal budi untuk menyatakan harta yang lebih berharga dari emas atau batu permata. Dengan secara rahasia dan diam-diam mereka membawa salinan Alkitab, baik sebagian maupun seluruhnya. Dan bilamana kesempatan muncul, mereka menarik perhatian langganan kepada naskah-naskah ini. Sering perhatian untuk membaca firman Tuhan dibangkitkan, dan beberapa bagian-bagian Alkitab itu ditinggalkan pada mereka yang berminat menerimanya. Pekerjaan para misionaris ini dimulai di dataran dan lembah-lembah di kaki pegunungan mereka, tetapi kemudian meluas ke luar dari daerahnya itu. Dengan kaki telanjang dan dengan jubah yang kasar seperti yang di pakai Tuhannya dahulu, mereka melewati kota-kota besar dan menembusi negeri-negeri yang jauh. Dimana-mana mereka menebarkan benih yang berharga itu. Gereja-gereja bertumbuh disepanjang jalan yang mereka lalui. Dan darah orang yang mati syahid itu menjadi saksi bagi kebenaran. Hari Allah akan menyatakan tuaian yang limpah jiwa-jiwa yang dikumpulkan sebagai hasil pekerjaan orang-orang yang setia ini. Dengan terselubung dan dengan diam-diam, firman Tuhan menerobos Kekristenan, dan menemui penerimaan dengan senang hati di rumah-rumah dan di dalam hati orang-orang. Bagi orang-orang Waldenses Alkitab bukanlah sekedar catatan apa yang dilakukan Allah kepada manusia pada masa lalu, dan suatu pernyataan tanggungjawab dan tugas pada masa kini, tetapi membukakan marabahaya dan kemuliaan pada masa yang akan datang. Mereka percaya bahwa tidak jauh lagi akhir dari segala sesuatu. Dan sementara mereka mempelajari Alkitab di dalam doa dan air mata, mereka semakin mendapat kesan mendalam dengan kata-katanya yang berharga itu, dan dengan tugas mereka untuk memberitahukan kepada orang lain mengenai kebenaran yang menyelamatkan itu. Mereka melihat rencana keselamatan itu dengan jelas dinyatakan di halaman-halamannya yang kudus. Dan mereka menemukan penghiburan, pengharapan dan kedamaian di dalam mempercayai Yesus. Sementara itu menerangi pengertian mereka dan memberi kegembiraan kepada hati mereka, mereka rindu untuk menyinarkan terang itu kepada orangorang lain yang berada di dalam kegelapan kesalahan kepausan. Mereka melihat bahwa di bawah tuntunan paus dan imam-imamnya orang banyak dengan sia-sia berusaha memperoleh pengampunan oleh menyiksa tubuhnya untuk dosa-dosa jiwa mereka. Di ajar untuk percaya kepada pekerjaan baik untuk menyelamatkan mereka, mereka selalu memandang kepada dirinya sendiri, pikiran mereka tetap dalam keadaannya yang berdosa. Mereka melihat diri mereka dihadapkan kepada murka Allah, yang menyiksa
jiwa dan tubuh, namun tidak ada kelepasan. Dengan demikian jiwa-jiwa itu telah di ikat oleh ajaran-ajaran atau doktrin-doktrin Roma. Beribu-ribu orang meninggalkan teman-temannya dan kaum keluarganya dan menghabiskan waktunya di dalam sel-sel biara. Dengan berpuasa berulang-ulang dan dengan mencambuk dengan kejam, dengan berdoa semalam-malaman, dengan tertelentang lemah berjam-jam lamanya di atas lantai yang dingin dan lembab yang sangat menyedihkan, dengan pengembaraan dan ziarah yang jauh, dengan menghukum diri sendiri untuk menebus dosa-dosa dan penyiksaan yang mengerikan, ribuan orang dengan sia-sia mencari kedamaian hati nurani. Di tekan oleh perasaan berdosa, dan dibayang-bayangi oleh ketakutan kepada murka pembalasan Allah, banyaklah yang menderita sampai menemui ajalnya tanpa seberkas sinar pengharapan mereka memasuki kuburnya. Orang-orang Waldenses rindu untuk membagi-bagikan roti hidup kepada jiwa-jiwa yang kelaparan ini, membukakan kepada mereka kabar kedamaian di dalam janji-janji Allah, dan menuntun mereka kepada Kristus sebagai satu-satunya pengharapan keselamatan mereka. Doktrin yang mengatakan bahwa perbuatan baik boleh menyucikan pelanggaran kepada hukum Allah yang mereka pegang, didasarkan atas kepalsuan. Kebergantungan kepada jasa manusia menghalangi pandangan kepada kasih Kristus yang tidak terbatas itu. Yesus mati sebagai korban bagi manusia, sebab manusia yang sudah jatuh itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyenangkan Allah atas dirinya. Jasa Juru Selamat yang sudah tersalib dan bangkit kembali itu adalah azas iman Kristen. Ketergantungan jiwa-jiwa kepada Kristus adalah suatu realita, dan hubungan jiwajiwa itu kepada-Nya haruslah sedekat seperti anggota tubuh kepada badan atau seperti cabang kepada pokok anggur itu. Pengajaran para paus dan imam-imam telah menuntun manusia memandang tabiat Allah, dan bahkan Kristus, sebagai yang keras, bengis, suram dan menakutkan. Juru Selamat dinyatakan sebagai yang tidak mempunyai simpati kepada manusia di dalam keadaannya yang telah jatuh, sehingga pengantaraan imam-imam dan orang-orang kudus perlu dimintakan. Mereka yang pikirannya telah diterangi oleh firmn Allah rindu untuk menunjukkan jiwa-jiwa ini kepada Yesus sebagai Juru Selamatnya yang berbelas kasihan dan yang penuh kasih sayang. Juru Selamat yang merentangkan tangan-Nya berdiri mengundang semua orang untuk datang kepada-Nya dengan beban dosa mereka, dengn kekhawatirannya dan keletihannya. Mereka rindu untuk menyingkirkan semua hambatan yang telah di tumpuk oleh Setan sehingga orang-orang tidak bisa lagi melihat janji-janji Tuhan, dan datang langsung kepada Allah, mengakui dosa-dosa dan memperoleh pengampunan dan perdamaian.
Ellen G. White
14
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Sekolah Yang Membingungkan By Jeanette Pelton (Diterjemahkan oleh Max Kaway)
Anna
melihat ke cermin untuk menyikat rambut poninya. Dia menghela napas. Hari ini adalah hari pertama sekolah. Dia akan pergi dengan Marti kakaknya. Ibu telah membeli mereka krayon baru, kertas, pensil, lem dan tas sekolah untuk memasukan semua alat-alat ini, mereka juga memiliki lunchbox atau kotak makan siang baru yang berwarna merah cantik dan biru dan termos jus, sandwich,apel serta kue. Anna merasa bingung, dirinya ingin bertumbuh dan pergi ke sekolah. Pada bagian yang lain ia merasa takut. Takut untuk meninggalkan ibu dan pergi ke sebuah bangunan besar di ujung jalan. Dia tahu kakaknya akan pergi bersamanya, dan bahwa sekolah itu tidak terlalu jauh dari rumah, tapi entah bagaimana hal itu tidak banyak membantunya. "Ayo, Anna, kita akan terlambat," kata Marti saat ia melewati pintu kamarnya. "Kau tidak ingin terlambat pada hari pertama sekolah bukan? Sebenarnya, dia berharap dia bisa tinggal di rumah saja dan tidak pergi sama sekali. Tapi ibu menelepon lagi, "Anna, waktu untuk sarapan, Anda tidak ingin terlambat!" Anna memaksa dirinya turun tangga. Kakanya telah mengatakan padanya semua tentang sekolah-jam menulis, duduk dan menunggu teman-teman sekolah yang lain. Ibu telah mengatakan dia akan menyukainya, tetapi cara kakaknya menjelaskannya tidak benar-benar terdengar terlalu menjanjikan. Dia mengulur-ulur waktu untuk sarapan sampai waktu untuk sembahyang pagi. Setelah Ibu selesai berdoa, ia memeluk Anna dengan eratnya. Anna melihat air mata di mata ibunya. Ini membuatnya lebih khawatir. Jika sekolah akan menjadi lebih baik, mengapa Ibu terlihat begitu sedih? Anna berjalan ke sekolah dengan Marti. Teman Marti ikut bergabung dengan mereka saat mereka turun ke jalan. Anna
berjalan dengan perlahan-lahan ketika mereka semakin dekat ke gedung sekolah. Dia takut dan tidak yakin mengapa. Ibu telah membawanya ke sekolah minggu lalu untuk bertemu gurunya dan menunjukkan padanya seluruh gedung sekolah. Ruangan yang cukup baik, dengan papan buletin . Dia suka bunga di dekat jendela. Ada juga seekor marmot dalam kandang yang dapat diperlihara oleh anakanak. Gurunya cukup baik dalam menjaga dan merawat anak-anak. Anak-anak lain seusianya masih berada besamasama di sana dengan orang tua mereka. Dia tidak berbicara dengan salah satu dari mereka. Dia tiba-tiba merasa malu. Sekarang dia berdiri sendiri di ruangan pintu kelasnya yang pertama. Gurunya tersenyum dan menunjukkan ke mejanya dan membantunya meletakkan barang-barangnya di dalamnya. Lalu ia menunjukkan padanya tempat untuk menggantung mantel dan meletakkan makanan siang di rak. Guru harus pergi juga untuk membantu anak-anak yang lain, sehingga Anna duduk di mejanya, menunggu. Dia melihat sekeliling ruangan kelas yang mulai terisi dengan dengan anak-anak. Ada 18 siswa di kelasnya. Bagaimana mungkin dia dapat mengingat nama - nama mereka? Setelah semua anak-anak duduk, guru memulaikan kelas mereka dengan berdoa dan kemudian menceritakan sebagian dari kisah Musa untuk ibadah mulainya kelas mereka. Kemudian dia membagi-bagikan buku aritmatika. Anna membuka miliknya dan dia sepertinya menelan ludah. Pelajaran sepertinya sangat sulit . Guru membantu mereka menuliskan nama mereka di sampul dan membuka halaman pertama dari buku aritmatika. Dia menunjukkan kepada mereka bagaimana menuliskan angka-angka dan mereka menghabiskan waktu untuk berlatih. Jam istirathat pun telah tiba, guru menyuruh mereka untuk menempatkan buku-buku mereka dan pergi untuk istirahat. Pada jam istirahat, mereka memainkan permainan berlari-larian. Itu menyenangkan. Anna menikmati permainan tersebut. Ketika tiba waktunya untuk memulaikan pelajaran lagi, mereka mendapat lebih banyak buku dan kertas. Segera
15
EDISI 211 – 8 Nopember 2012 sudah waktunya untuk makan siang. Di ruang makan, Anna duduk di antara dua gadis seusianya. "Nama saya Maria," kata gadis di kirinya. "Saya Alicia yang duduk di belakang Anda di kelas. Apakah Anda suka sekolah?." "Saya belum tahu, saya Anna.." "Saya ingin tahu siapa orang itu?" tanya Anna. "Dia adalah kepala sekolah. Jika Anda mendapat kesulitan apapun, Anda bisa pergi ke kantornya," kata Alicia. "Kakak saya pergi ke sana banyak kali ." "Apa yang kepala sekolah lakukan?" "Saya pikir dia yang bertanggung jawab atas seluruh sekolah," jawab Maria. "Saya menyukai istirahat saat kita bermain nanti," Anna tawarkan. "Anda bisa berlari cepat," kata Mary. "Saya bukan seorang pelari yang sangat baik, tetapi saya ingin permainan lompat tali." "Apakah kita bisa bermain di sini?" "Saya tidak tahu tapi saya berharap begitu. Saya membawa tali saya untuk bermain setelah makan siang.." "Guru berkata ketika kita selesai makan kita menempatkan kembali kotak makan siang kita di rak dan pergi ke luar untuk bermain sampai ia memanggil kita," kata Alicia. "Apakah Anda ingin lompat tali dengan kami?" Anna bertanya ketika mereka pergi keluar untuk bermain. Alicia benar-benar pintar dalam bermain lompatan tali dan menunjukkan beberapa permainan baru kepada Anna.
Anna dapati bahwa Alicia tinggal agak jauh dan ibunya membawanya ke sekolah dengan mobil. Anna dan Maria tinggal berdekatan. Gadis - gadis kecil itu menikmati permainan mereka, namun mereka merasa sedikit menyesal karena sudah waktunya untuk pergi masuk kelas, mereka mewarnai beberapa gambar untuk di bawa pulang kepada ibu mereka. Setelah cerita pendek dan sedikit istirahat di atas tikar mereka, itu adalah waktu untuk mempelajari bunyi-bunyi huruf. Tiba-tiba bel berdering. "Sudah waktunya bersiap-siap untuk pulang," kata gurunya. "Silakan mengambil kotak makan siang, kertas dan berbaris antri di pintu." Anna terkejut. Waktu berlalu begitu cepat dia tidak diberitahukan. Di depan pintu dia bertemu Marti saudaranya lagi. Dalam perjalanan pulang mereka, Marti bertanya, "Jadi bagaimana Apakah Anda menyukai sekolah?" Anna berpikir sejenak tentang Permainan melompat tali, mewarnai gambar dan dua teman barunya. Dia tersenyum. "Saya pikir saya akan menyukai sekolah, Ini tidak buruk sama sekali seperti yang saya pikirkan, saya sekarang akan berlomba denganmu untuk pulang!" Source: Empowering Families for Growth & Change: Family Ministries Planbook. Silver Spring, MD; Department of Family Ministries, General Conference of Seventh-day Adventists, 1994.
16
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Tingkat Ketrampilan 1 Anjing 1.
Berikan nama ilmiah dari keluarga anjing.
2.
Sebutkan lima sifat khusus dari keluarga anjing.
e. Manakah jenis anggota anjing ―mainan‖ yang paling digemari? f. Manakah jenis anjing yang sangat menolong secara khusus dalam menelusiru jejak pelaku kejahatan? g.
3. Kenali dari gambar atau pengamatan pribadi lima anggota 4. keluarga anjing liar. 5. Kenali dari gambar atau pengamatan pribadi 25 jenis anjing yang umum. 6. Sebutkan lima sumbangan yang telah dilakukan keluarga anjing kepada manusia. 7. Berikan nama jenis anjing yang paling kecil dan paling besar. 8. Tuliskan atau terangkan secara lisan nilai bagi manusia dari jenis-jenis anjing berikut ini: 9. Penuntun Orang Buta (Seeing-eye) 10. Saint Bernard 11. Gembala (Shepherd) 12. Anjing berbulu panjang dari Skotlandia – terkenal karena kecerdasannya (Collie) 13. Anjing Eskimo (Eskimo)
Tuliskan atau ceritakan sebuah cerita tentang anjing.
Referensi The Complete Dog Book, American Kennel Club, 1961. Doubleday and Co. Inc. The National Geographic Cook of Dogs, 1958. National Geographic Society, 17th and M Sts., N. W. Washington, D. C. 20000. Dogs, Ulrich Khever. Ed. By Hanns Reich, 1963. Hill and Wang, Inc., Div. Of Farrar, Straus and Giroux, Inc., 19 union Square, New York, NY. 10003. Dogs, new ed,. David Stephen, Annual World Series, 1973. G. P. Putnam‘s Sons, 200 Madison Ave,. New York, NY 10016. Dogs of the World, Erich Leyer Schneider, 1970. Arco Publishing Co., Inc., 219 Park Ave., New York, NY, 10003.. ***
a. Tuliskan atau katakan sumbangan khusus apakah yang telah dilakukan anjing untuk manusia pada waktu perang. b. Kenali dari gambar atau pengamatan pribadi, lima anjing yang dikelompokkan sebagai anjing ―mainan.‖ c. Apakah satu-satunya jenis anjing yang memiliki lidah seluruhnya berwarna biru atau hitam? d.
Manakah anjing yang paling cepat berlari?
17
EDISI 211 – 8 Nopember 2012
Oleh: Ellen Mangkey Manueke Ayat inspirasi: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya, Allah” Mazmur 42:1 Kawasan hutan Atoga, sekitar lima belas menit perjalanan mobil dari Danau Moat, tempat diselenggarakannya HUT Bait ke5 pada 7 Oktober lalu, dulunya merupakan surganya rusa hutan. Di tempat ini, sejumlah aliran air dari mata air pegunungan bergerak tanpa henti hingga bermuara ke pantai Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Dini hari dan juga sore hari, sering kabut menutupi kawasan hutan yang kini menjadi jalan tembus beraspal licin dari Kota Tutuyan, ibukota Boltim menuju Kota Kotamobagu. Ketika kabut menutupi hijaunya pepohonan, suhu pegunungan terasa begitu sejuk dan semakin sejuk bila air pegunungan menyentuh kulit tubuh. Menurut kesaksian penduduk yang pernah mengintari hutan di masa sebelum ada jalan raya dan hutan masih perawan, mata air di pegunungan itu merupakan tempatnya rusa meminum air. Kini, ketika area hutan sudah diambil alih oleh manusia, kebiasaan rusa hutan meminum air hilang. Tak terlihat lagi seekor rusapun di siang hari meminum air di sepanjang lokasi jalan raya itu hanya dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kemungkinan mereka telah menyingkir ke tempat yang lebih aman atau bahkan telah punah. Dalam sebuah perjalanan mengintari tanah Bolaang Mongondow, salah satu mata air di pegunungan Atoga menyita perhatian kami. Lelah dalam perjalanan mengintari tanah Mongondow yang luasnya beberapa kali lebih besar dari tanah Minahasa selama hampir seharian, aliran air
sejuk dari pegunungan sore itu tiba-tiba menggoda kami. Setiap penumpang di mobilpun memutuskan untuk turun dan menikmati kejernihannya. Saat melangkahkan kaki ke aliran air itu, kesejukannya langsung mengambil perhatian. Kejernihan air, suasana yang sejuk langsung mengangkat beban pikiran yang sedang memenuhi pikiran. Sangat betah berlama-lama lagi di sumber air hidup itu. Indahnya pengalaman sore itu membuat waktu setengah jam di tengah-tengahnya terasa cepat. Tapi waktu juga yang memaksa untuk segera melanjutkan perjalanan. ―Aliran air yang tak berhenti bergerak‖ mengingatkan pikiran saya terhadap ayat di atas. Benar dan nyata, bahwa semua kepenatan hilang saat berada di tengah jernihnya dan sejuknya air yang mengalir. Mata dan telinga disegarkan oleh kejernihan dan bunyi semilir air. Dan memori otakpun diisi dengan kesejukan yang masuk melalui pandangan mata, serapan kulit maupun telinga. Jika sense kita dengan mudah dapat dijernihkan oleh aliran air bergerak, demikian pula roh dan semangat kita dengan mudah mendapat pencerahan dari Sang Pencipta jika kita melangkah masuk ke dalam Sumber Air Hidup itu. Perjalanan selanjutnya ketika kami bertolak dari mata air itu, terasa berbeda. Udara senja hari kini terasa lebih nikmat dan lagu-lagu pujianpun terlontar secara spontan dari setiap mulut penumpang dalam mobil. ―Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya, Allah‖. ***
Bersambung ke Bagian 2 18