VETERINARIA
Vol. 5 No. 3 Nopember 2012
Efek Terapi Ekstrak Air Daun Kedondong (Lannea coromandelica) terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) dan Aktivitas Protease pada Ileum Tikus Putih (Rattus norvegicus) Inflammatory Bowel Disease (IBD) Akibat Paparan Indometasin Therapeutic Effect of Water Extract Leaf Kedondong (Lannea Coromandelica) to Levels of Malondialdehyde (MDA) and Protease Activity in Ileum Rat (Rattus norvegicus) Inflammatory Bowel Disease (IBD) Induced by Indomethacin 1 1
Ninik Afrizatus Sholichah, 2Aulanni’am, 2Chanif Mahdi
Program Pascasarjana Bidang Minat Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 2 Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Email :
[email protected] Abstract
Inflammatory Bowel Disease (IBD) is an inflammatory disease of the gastrointestinal tract, especially the small intestine and colon. The cause of IBD is included treatment with indomethacin, is one type of NSAID (non-steroidal anti-inflammatory drug).Indomethacin stimulates the production of Reactive Oxygen Species (ROS) that required a free radical scavenger in the treatment of IBD. The aim of this study is to clarify the potential of leaf extracts Kedondong (Lannea coromandelica) as a source of antioxidants in reducing the levels of malondialdehyde (MDA) and the activity of protease ileum intestine rats that exposed by indomethacin. The male rats (Rattus norvegicus) were used as animal models. The rats divided into 2 groups: IBD rats that induced by Indomethacine dan IBD rats who received therapy kedondong leaf extract. The rats (IBD) induced by indomethacin dose of 15 mg / kg orally once and incubated for 14 days. Treated rat with aqueous leaf extract at a dose of 3 grams for 14 consecutive days. The results showed that there is a decrease in the levels of MDA and the activity of protease, respectively for 156.16% and 163.98%. Keywords : Inflammatory Bowel Disease (IBD), Indometasin, daun kedondong, malondialdehid, aktivitas protease
Pendahuluan Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit peradangan usus yang memiliki gejala antara lain, diare, sembelit, rasa nyeri pada perut, sendawa dan kembung. IBD ini dibagi menjadi dua subtipe klinis, yaitu Crohn’s disease (CD) dan ulcerative colitis (UC). CD merupakan inflamasi yang terjadi pada bagian yang lapisan dinding usus dan bagian saluran pencernaan meliputi mulut, esophagus, perut dan usus halus, sedangkan UC hanya terbatas pada usus besar, rektum dan peradangan terjadi pada lapisan usus (Korpacka et al., 2009). Di seluruh dunia, insiden CD berkisar antara 0,7 sampai 14,6 individu tiap 100.000 penduduk. Sedangkan UC dengan kisaran 1,5 sampai 24,5 individu tiap 100.000 penduduk berdasarkan negaranya. Kasus IBD ini semakin meningkat di negara-negara
berkembang pada pertengahan abad 20 hingga saat ini (Kappelman et al., 2007). Salah satu penyebab IBD adalah penggunaan Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) seperti indometasin. Indometasin merupakan obat yang banyak digunakan digunakan untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Dalam aksi kerja, indometasin akan menghambat cyclooxygenase 1 (COX-1) yang berperan dalam pembentukan prostalglandin pada usus. Penurunan prostalglandin menyebabkan penurunan perlindungan terhadap mukosa barier usus, sehingga memudahkan invasi bakteri patogen (Takeuchi et al., 2003). Selain itu, dalam metabolisme indometasin akan menghasilkan metabolit imunokuinon yang sangat reaktif (Ju, 1998). Peningkatan imunokuinon akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif.
187
Ninik Afrizatus Sholichah dkk. Efek Terapi Ekstrak Air ...
Invasi bakteri patogen pada usus halus akan mengaktifkan neutrofil yang berperan untuk dalam perusakan mikroorganisme secara fagositosis yang selanjutnya didegradasi oleh reactive oxygen species (ROS) dan protease. Pelepasan protease menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan inflamasi (Segal, 2005). Reactive oxygen species seperti •O2 dan •OH dilepaskan dan pengaktifan sel imun dan sel inflamasi menyebabkan kerusakan pada mukosa usus. Pada sel, ROS dapat bereaksi dengan phospholipid membran menghasilkan peroksidasi lipid dengan produk akhir malondialdehid (MDA) yang akan menginisiasi reaksi berantai. MDA akan menyebabkan kerusakan fungsi membran dan menginaktifkan reseptor dan enzim yang terdapat pada membran, serta meningkatkan permiabelitas jaringan (Khennouf et al., 2010). Lannea coromandelica atau tanaman kedondong merupakan suatu tanaman yang terdistribusi di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman ini merupakan salah satu herbal tradisional yang digunakan untuk analgesic, antiulcer dan aphrodisiac. Daun tanaman kedondong ini memiliki kandungan fitokimia seperti ß-Sitosterol, senyawa polifenol seperti asam Ellagic, Quercetin, Quercetin-3-arabinoside, Leucocyanidin dan Leucodelphinidin (Reddy et al., 2011). Daun kedondong berpotensi sebagai sumber antioksidan karena memiliki kandungan polifenol seperti flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu agent antioksidan yang memiliki aktivitas sebagai scavenger radikal bebas. Aktivitas scavenger radikal bebas tergantung pada struktur dan subtituent heterosiklik pada cincin cathecol. Adanya gugus hidroksil pada cincin B dapat sebagai donasi elektron yang baik dan merupakan target radikal bebas. Selain itu, ikatan rangkap terkonjugasi 2,3 dengan gugus 4-oxo yang berperan delokalisasi elektron (Han et al., 2009). Pada penelitian ini akan dikaji bagaimana kemampuan ekstrak air daun kedondong sebagai sumber antioksidan dalam terhadap IBD akibat paparan indometasin sebagai alternatif pengobatan IBD. Materi dan Metode Penelitian Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu indometasin (C19H16ClNO4 Sigma-Aldrich), akuades, L-Tyrosin (C9H11NO3)
188
(MERCK), Kasein (bovine milk) (Fluka BioChemika), standar MDA (Sigma-Aldrich), PBS-Tween, PMSF, Tris-HCl asam trikloroasetat (TCA), HCl, Na-tiobarbiturat. Preparasi Indometasin Dosis indometasin yang digunakan adalah 15 mg/kg berat badan tikus. Indometasin dilarutkan dalam minyak jagung steril yang berfungsi sebagai vehicle. Berat rata-rata tikus adalah 150 g, sehingga diperlukan 2,25 mg indometasin. Sebanyak 2,25 mg indometasin dilarutkan dengan 200 μl minyak jagung. Selanjutnya 200 µl larutan indometasin diberikan dengan cara disonde (dimasukkan secara oral). Preparasi Ekstrak Air Daun Kedondong (Lannea coromandelica) dan terapi pada Tikus IBD Dosis pemberian daun kedondong sebanyak 10 % berat makanan tikus. Makanan yang diberikan sebanyak 30 gram, sehingga diperlukan 3 gram daun kedondong untuk setiap tikus. Setiap 3 gram daun kedondong dipanaskan dengan 30 ml akuades hingga volumenya menjadi 3 ml. Tiap tikus mendapat 2 ml ekstrak air daun kedondong. Pemberian ekstrak dilakukan dengan cara disonde. Pengukuran Kadar MDA Pembuatan Kurva Standar MDA Kit MDA dengan konsentrasi 0,1,2,3,4,5,6,7 dan 8 μg/mL diambil masing-masing 100 μL, dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ditambahkan 550 μL aquades. Masingmasing tabung yang berisi 650 μL larutan standar ditambahkan 100 μL TCA 100%, 250 μL HCl 1N dan 100 μL Na-Thio 1%. Dihomogenkan dengan vortex, tabung ditutup dengan plastik dan diberi lubang. Diinkubasi dalam penangas air dengan suhu 100oC selama 30 menit. Setelah itu, didinginkan pada suhu ruangan. Selanjutnya MDA dengan konsentrasi 4 μg/mL diukur absorbansinya pada range panjang gelombang 500-600 untuk menentukan panjang gelombang maksimum MDA. Kemudian dibuat kurva standar MDA dengan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimumnya. Pengukuran Kadar MDA Usus (Ileum) Menggunakan Uji Thiobarbituric Acid (TBA)
VETERINARIA
Ileum sebanyak 1,0 gram dipotong kecil-kecil lalu digerus dalam mortar dingin yang diletakkan di atas balok es. Kemudian ditambahkan 1 mL NaCl 0,9%. Selanjutnya homogenat dipindahkan ke dalam tabung mikro dan disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 20 menit dan diambil supernatannya. Supernatan ileum sebanyak 100 μL ditambahkan dengan 550 μl aquades. Lalu ditambahkan 100 μL TCA, 250 μL HCl 1 N dan 100 μL Na-Thio. Pada setiap penambahan reagen, larutan dihomogenkan dengan vortex. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm selama 10 menit. Lalu supernatan diambil, dipindahkan pada tabung reaksi baru. Selanjutnya larutan diinkubasi pada water bath dengan suhu 100oC selama 30 menit dan dibiarkan pada suhu ruangan. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum untuk uji TBA (533 nm) dan diplotkan pada kurva standar yang telah dibuat untuk menghitung konsentrasi sampel. Pengukuran Aktivitas Protease Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Tirosin Sebanyak 1 ml larutan standar tirosin 10 µg/ml diukur absorbansi pada rentang panjang gelombang 230-320 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan dicari absorbansi maksimum. Absorbansi paling tinggi dari rentang panjang gelombang tersebut merupakan panjang gelombang maksimum dan digunakan untuk membuat kurva baku tirosin dan pengukuran absorbansi sampel. Pembuatan Kurva Baku Tirosin Disiapkan 10 labu ukur 10 ml dan masingmasing diisi dengan larutan baku tirosin 20 µg/ml sebanyak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 ml untuk membuat larutan standar tirosin 2, 4, 6, 8,10, 12, 14, 16, 18 dan 20 µg/ml. Kemudian ditambah akuades sampai tanda batas lalu ditutup dan dikocok sampai homogen. Masing-masing 1 ml larutan standar tirosin pada konsentrasi 2, 4, 6, 8,10, 12, 14, 16, 18 dan 20 µg/ml diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Hasil absorbansi dibuat kurva baku tirosin. Blanko yang digunakan adalah akuades.
Vol. 5 No. 3 Nopember 2012
Isolasi Crude Protease Ileum 1 g dipotong kecil dengan menggunakan gunting bedah, ditambah larutan PBSTween : PMSF (9:1) sebanyak 1 ml, ditambah sedikit pasir kuarsa dan digerus dengan menggunakan mortar dingin yang diletakkan di atas balok es. Kemudian homogenat ditambah larutan PBS–Tween : PMSF (9:1) sebanyak 4 ml dan dipindahkan ke dalam tabung polipropilen yang telah disterilisasi dengan autoklaf. Kemudian dihomogenkan selama 10 menit, disonikasi dengan sonikator selama 10 menit dan disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 6000 rpm. Kemudian supernatan diambil dan ditambah etanol absolut dingin dengan perbandingan 1:1 dan dibiarkan selama semalam pada suhu 4 oC hingga terbentuk endapan. Kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10.000 rpm, diambil pellet dan dikeringkan hingga bau etanol hilang. Kemudian pellet ditambah dengan larutan Tris-HCl 20 mM pH 6,8 dingin dengan perbandingan volume 1:1 dan dilakukan homogenasi. Pengukuran Aktivitas Protease Hasil Isolasi dari Ileum usus halus Sebanyak 200 µl kasein 500 µg/ml dimasukkan dalam tabung ependorf, ditambah 300 µl larutan buffer fosfat pH 7 dan 100 µl enzim protease hasil isolasi, kemudian didiamkan selama 60 menit pada suhu 37oC di dalam inkubator. Kemudian ditambahkan 400 µl larutan TCA 4% (b/v) dan didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Supernatan diambil 200 µl dan diencerkan 5 kali volume sampel dengan buffer fosfat lalu diukur nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum tirosin yang diperoleh. Blanko yang digunakan dibuat dengan prosedur penentuan aktivitas, tetapi larutan kasein diganti dengan penambahan akuades. Aktivitas protease kemudian diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: [ Tirosin ]
v x
Aktivitas protease = Mr Tirosin
x fp pxq
189
Ninik Afrizatus Sholichah dkk. Efek Terapi Ekstrak Air ...
Keterangan : v = volume total sampel (ml) p = jumlah enzim (ml) q = waktu inkubasi (menit) fp = faktor pengenceran Hasil dan Pembahasan Profil Malondialdehid (MDA) Ileum Tikus Kontrol, Tikus yang dipapar Indometasin, dan Tikus yang diterapi Ekstrak Air Daun Kedondong (Lannea coromandelica) Induksi indometasin pada usus halus dapat mempelemah sistem pertahanan pada mukosa usus halus, sehingga memudahkan terjadinya penyerangan oleh bakteri patogen dan infeksi. Hal tersebut dapat mengaktifkan makrofag yang akan menyebabkan pelepasan sitokin inflamasi dan Reactive Oxygen Species (ROS). produksi ROS yang berlebihan dapat memicu terjadi stress oksidatif. Reaksi peroksidasi lipid oleh ROS akan menghasilkan senyawa MDA. MDA merupakan senyawa yang terbentuk dari peroksidasi senyawa polyunsaturated fatty acid (PUFA) pada membran. Terjadinya peroksidasi lipid membran, mengindikasikan indometasin memproduksi ROS yang dapat mengganggu metabolisme lipid dalam sel. Dosis indometasin yang diberikan adalah 15 mg/kg BB satu kali secara oral. Pemaparan indometasin dalam kurun waktu 24 jam dengan dosis 15 mg/kg BB telah menyebabkan kerusakan mukosa (vili) usus halus berdasarkan pengamatan gambaran histologisnya. Tabel 1. Profil MDA pada Ileum Tikus Kontrol, Tikus yang dipapar Indometasin dan Tikus yang diterapi ekstrak air daun kedondong Rata –rata Peningkatan kadar Kadar MDA Kelompok MDA terhadap (μg/ml) kontrol (%) Kontrol negatif 0,706±0,056 0,00 Kontrol positif (indometasin)
3,585±0,425
407,92
Terapi (indometasin + ekstrak air daun kedondong )
1,808±0,008
156,16
190
Kadar MDA secara tidak langsung dapat menunjukkan kadar radikal bebas yang terdapat pada jaringan. Kadar MDA berbanding lurus dengan jumlah radikal bebas. Pengukuran kadar MDA menggunakan uji TBA . Berdasarkan Hasil penelitian kadar MDA homogenat ileum ditunjukkan dengan Tabel 1 dan Gambar 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar MDA kelompok tikus yang dipapar indometasin (3,585±0,425) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (0,706±0,056) dengan peningkatan. Hal ini juga didukung dengan Hasil analisis statistik uji homogenitas (Lavene) dan Oneway ANOVA menunjukkan bahwa pemaparan indometasin pada kelompok perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar MDA ileum tikus (p<0,05).
Gambar 1. Perbandingan nilai rata-rata kadar MDA pada ileum tikus perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar MDA yang signifikan antara kelompok tikus terapi estrak air daun kedondong (Lannea coromandelica) dengan kelompok tikus kontrol posifif. Kadar MDA ileum kelompok tikus yang dipapar indometasin dan diterapi dengan ekstrak daun kedondong turun menjadi 1,808±0,008 µg/ml. Hal ini dikarenakan daun kedondong memiliki kandungan fitokimia polifenol seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin yang dapat berperan sebagai antioksidan (Reddy et al., 2011). Antioksidan ini akan menghambat reaktivitas ROS dan dapat menurunkan kadar MDA. Profil Aktivitas Protease Ileum Tikus Kontrol, Tikus yang dipapar Indometasin, dan Tikus yang
VETERINARIA
Vol. 5 No. 3 Nopember 2012
diterapi Ekstrak Air Daun Kedondong (Lannea coromandelica) Pemaparan indometasin pada usus halus mengakibatkan terbentuknya radikal bebas. Produksi radikal bebas yang berlebih akan memicu pengaktifan neutrofil yang merupakan sistem imun pertama. Adanya invasi bakteri patogen pada usus halus menyebabkan pelepasan serin protease yang secara efisien mendegradasi mikroorganisme melalui pemutusan peptida pada dinding sel mikroorganisme. Protease juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Heutinick dkk. 2010) Pengukuran aktivitas protease dilakukan berdasarkan pembentukan produk tirosin dari substrat kasein dengan menggunakan isolat crude protease ileum yang dinyatakan dalam satuan unit. Hasil penelitian (Tabel 2 dan Gambar 2) menunjukkan aktivitas protease tikus kontrol positif yang dipapar indometasin (0,043±0,003 unit) lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas protease kelompok tikus kontrol negatif. Hasil statistik uji homogenitas (Lavene) dan Oneway ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan antara kelompok tikus kontrol posItif dan negatif (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa indometasin dapat meningkatkan aktivitas protease. Tabel 2. Profil Aktivitas Protease pada Ileum Tikus Kontrol, Tikus yang dipapar Indometasin dan Tikus yang diterapi ekstrak air daun kedondong Peningkatan Rata –rata Aktivitas Kelompok Aktivitas Protease Protease (unit) terhadap kontrol (%) Kontrol negatif
0,011±0,002
0,00
Kontrol positif (indometasin)
0,043 ±0,003
302,64
Terapi (indometasin + ekstrak air daun kedondong )
0,028±0,003
163,98
Gambar 2. Perbandingan nilai rata-rata aktivitas protease pada ileum tikus perlakuan Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok tikus terapi ekstrak air daun kedondong (Lannea coromandelica). mengalami penurunan aktivitas protease sebesar (0,028±0,003 unit) dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol positif. Akan tetapi aktivitas protease kelompok terapi belum bisa menyamai aktivitas kelompok tikus sehat. Hal ini kemungkinan dikarenakan ekstrak yang digunakan adalah ekstrak air, jadi memungkinkan masih adanya senyawa bahan alam lain yang ikut terekstrak, sehingga kemampuan ekstrak air dau kedondong belum bisa menangkal radikal bebas secara maksimal. Indometasin merupakan NSAIDs reaktif yang dapat mengurangi nyeri pada arthritis. Dalam distribusinya, obat ini sangat cepat diserap pada saluran pencernaan. Pada jalur metabolismenya, indometasin mengalami reaksi Odimetilasi dan N-deasilasi. Masing-masing produk reaksi menghasilkan desmethylindo-methacin (DMII), desclorobenzoylindomethacin (DBI) dan DMBI. DMBI selanjutnya akan dioksidasi oleh sistem myeloperoxidase (MPO) yaitu enzim pengoksidasi yang terdapat pada neutrofil aktif dan H2O2 atau HOCl yaitu oksidan utama yang diproduksi oleh neutrofil teraktivasi membentuk metabolit reaktif iminokuinon (Ju, 1998). Metabolit imunokuinon yang cukup reaktif ini akan dapat memicu pengaktifan neurtofil dan melepaskan sitokin dan kemokin seperti ROS, sehingga dapat terjadi stress oksidatif.
191
Ninik Afrizatus Sholichah dkk. Efek Terapi Ekstrak Air ...
Gambar 3 metabolisme indometasin Radikal bebas utamamya Radikal hidroksil (•OH) merupakan radikal yang sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan berbagai biomolekul dalam sel seperti lipid, protein,dan DNA. Reaksi peroksidasi lipid oleh radikal hidroksil akan menghasilkan senyawa MDA. MDA merupakan senyawa yang terbentuk dari peroksidasi senyawa polyunsaturated fatty acid (PUFA) pada membran sel. Terjadinya peroksidasi lipid mengindikasikan indometasin memproduksi ROS yang dapat mengganggu metabolisme lipid dalam sel. Peroksidasi lipid pada membran sel mengakibatkan terjadinya perubahan struktur membran, sehingga menyebabkan perubahan fluiditas dan fungsi membran sel. PUFA memiliki Ikatan ikatan ganda (C=C) yang merupakan target utama radikal hidroksil. Ikatan rangkap ini melemahkan ikatan karbon-hidrogen sehingga memudahkan pemindahan atom hidrogen oleh radikal bebas dan menghasilkan radikal lipid. Radikal lipid akan mengalami oksidasi membentuk suatu radikal peroksil. Radikal peroksil yang terbentuk dapat bereaksi kembali dengan PUFA lainnya dan memindahkan atom H dan menghasilkan lipid hidroperoksida dan radikal lipida lainnya. Lipid hidroperoksida merupakan senyawa yang tidak stabil dan fragmentasinya akan menghasilkan produk seperti malondialdehid.
192
Gambar 4. Mekanisme peroksidasi lipid menghasilkan malondialdehid Radikal peroksil juga dapat mengalami pembentukan MDA melalui reaksi siklisasi menghasilkan peroksida siklik. Radikal ini akan tereduksi yang selanjutnya membentuk hidroperoksida. Hidroperoksida ini mengalami reaksi siklisasi membentuk peroksida bisiklik yang selanjutnya menghasilkan molekul yang analog dengan endoperoksida. Senyawa yang terbentuk ini kemudian membentuk malondialdehid. Stress oksidatif oleh radikal bebas juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas protease sebagai respon imun akibat adanya invasi bakteri patogen pada usus halus. Produksi ROS yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya pengaktifan makrofag yang selanjutnya melepaskan sitokin inflamasi seperti TNF-α. TNF-α akan mempromosikan pelepasan IL-8 yang dimediasi oleh faktor transkripsi NF-κB. Hal ini dapat memicu terjadinya inflamasi neutrofil sehingga terjadi sekresi protease. Aktivitas protease yang tidak terkendali akan menyebabkan pemutusan
VETERINARIA
Vol. 5 No. 3 Nopember 2012
ikatan peptida yang terdapat pada protein penyusun membran sel. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada dinding usus halus. Peningkatan kadar MDA dan aktivitas protease dapat ditekan dengan terapi ekstrak air daun kedondong. Daun kedondong memiliki kandungan kandungan metabolit sekunder polifenol seperti flavonoid yaitu Quercetin, Kaempferol, Isoquercetin (Reddy et al., 2011) yang terbukti berperan sebagai antioksidan. Karakteristik kimia yang berkaitan dengan kemampuan flavonoid sebagai antioksidan adalah adanya: (a). gugus hidroksil 3’,4’ (orto-dihidroksi) pada cincin B flavonoid, (b). ikatan rangkap 2,3 yang terkonjugasi dengan gugus 4-okso (gugus 1,4-piron) pada cincin C dan (c). gugus hidroksil pada posisi 3 dan 5 (Amic et al.,2003)
perubahan struktur resonansi dengan redistribusi elektron tak berpasangan pasa cincin aromatik. Dengan demikian, radikal fenoksil flavonoid memiliki reaktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan R•. FlO• dapat bereaksi dengan radikal bebas yang lain untuk membentuk senyawa yang tidak reaktif melalui reaksi terminasi radikal-radikal yang ditunjukkan dengan reaksi sebagai berikut:
Gambar 5. Struktur dasar flavonoid
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian terapi ekstrak air daun kedondong (Lannea coromandelica) dosis 1/10 berat makanan dapat menurunkan kadar MDA sebesar 156,16% pada ileum usus halus tikus putih yang dipapar indometasin setelah diterapi dengan ekstrak air daun kedondong. Selain itu juga terdapat penurunan aktivitas protease sebesar 163,98% pada ileum usus yang dipapar indometasin dan diterapi dengan ekstrak daun kedondong.
flavonoid memiliki kemampuan sebagai antioksidan mekanisme scavenger radikal bebas melalui pembentukan radikal fenoksil yang kurang reaktif. Kemampuan senyawa flavonoid (FlOH) sebagai scavenger radikal bebas (R•) dengan mendonasikan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya.
FlO• + R • → FlO–R FlO• + FlO• → FlO–OFl Adanya senyawa flavonoid pada ekstrak air daun kedondong mampu menghambat reaktivitas radikal bebas pada penyakit inflammatory bowel disease. Penghambatan radikal bebas ini akan menekan terjadinya peroksidasi lipid, sehingga kadar MDA menurun. Selain itu, dapat menekan neutrofil untuk pelepasan protease, sehingga aktivitas protease pada ileum dapat menurun dan kerusakan jaringan pada usus dapat ditekan.
Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES yang mendukung fasilitas pada penelitian ini.
Gambar 6. Mekanisme reaksi flavonoid dengan radikal bebas Gambar menunjukkan bahwa Reaksi radikal fenoksil flavonoid (FlO•) dan sebuah molekul stabil (RH). FlO• kemudian mengalami
Daftar Pustaka Amic, D., D.D.Amic, D. Beslo, and N. Trinajstic. 2003. Structure-Radical Scavenging Activity Relationships of Flavonoids. Croatica Chemica Acta. 76 (1): 55-61 Han, J.Y., J.T. Hong, S.Y. Nam, and K.W. Oh. 2009. Flavonoids and their free radical
193
Ninik Afrizatus Sholichah dkk. Efek Terapi Ekstrak Air ...
reactions. Journal of Biomedical Research 10(2) : 45-52 Heutinck, K.M., I.J.M. ten Berge, C. E. Hack, J.Hamann, A.T. Rowshani. 2010. Serine proteases of the human immune system in health and disease. Molecular Immunology. 47:1943–1955 JuC. and J.P.Uetrecht. 1998. Oxidation of a Metabolite of Indomethacin (desmethyldeschlorobenzoylindomethacin) to Reactive Intermediates by Activated Neutrophils, Hypochlorous Acid, and The Myeloperoxidase System. Drug Metabolism and Disposition. 26(7): 676-680 Kappelman M.D., S.L.Rifas-Shiman and K.Kleinman. 2007. The prevalence and geographic distribution of Crohn’s disease and ulcerative colitis in the United States. Clin Gastroenterol Hepatol 5:1424–9.
194
Khennouf S., S.Amira, L. Arrar and A.Baghiani. 2010. Effect of Some Phenolic Compounds and Quercus Tannins on Lipid Peroxidation. J.World Applied Sciences 8 (9): 1144-1149 Reddy, A.K., J.M. Joy, A. Rasheed and A. Kumar. 2011. Pharmacognostical and Phytochemical Study On The Leaves of Lannea Coromandelica (houtt.) Merr. International Journal of Pharmacy Practice and Drug Research. 1(1): 14-20 Segal,A.W. 2005. How neutrophils kill microbes. Annu. Rev. Immunol. 23, 197- 223. Takeuchi, K., A. Tanaka, R. Ohno and A. Yokota. 2003. Role of COX Inhibition in Patogenesis of NSAID-Induced Small Intestinal Damage. Research article. Kyoto Pharmaceutical University. Kyoto.