edisi KHUSUS
mewujudkan keluarga berkualitas melalui keluarga berencana
BM Media
Mengenal Kampung KB Menjadi Lansia Tangguh Agar Program KB Kembali Bersinar
Semarak Harganas
2016
TIS GRA
BM Media
Catataneditorial Simbol Penghargaan Keluarga Indonesia Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh… Salam sejahtera bagi kita semua…
K dr. Surya Chandra Surapaty, MPH., Ph.D.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BM Media keluarga menjadi ajang yang paling sempurna untuk menanamkan ketiga nilai Revolusi Mental, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong dan membangun karakter sejak dini.
eluarga adalah wahana pertama dan utama membentuk karakter bangsa sebagai unit terkecil dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketahanan negara akan sangat ditentukan oleh ketahanan keluarga, sebab itu keluarga merupakan cermin kualitas ketahanan nasional. Hari Keluarga adalah momentum yang sangat istimewa yang harus terus diingat dan direnungi sebagai bentuk kesadaran keluarga dalam bentuk keluarga yang berkualitas. Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun ini diperingati di Kota Kupang, Provinsi NTT dengan tema “Harganas Merupakan Momentum Upaya Membangun Karakter Bangsa Mewujudkan Indonesia Sejahtera”. Dengan tema ini, keluarga Indonesia menjadikan Hari Keluarga sebagai tempat berkumpul bersama keluarga (reuniting), berinteraksi dengan keluarganya setelah sibuk dengan segala aktivitas (interacting), memberdayakan lingkungan di sekitar keluarga kita (empowering) dan saling berbagi dengan keluarga yang lain serta masyarakat di sekitar kita (sharing and caring). Sebagai bentuk implementasi Revolusi Mental yang dimulai dari keluarga, keluarga Indonesia dapat berkomunikasi dan berkumpul, berinteraksi dan bergotong royong antar keluarga dalam dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan. Hari Keluarga merupakan simbol penghargaan bagi keluarga yang sudah melaksanakan 8 fungsi keluarga (fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, pendidikan dan ekonomi serta pembinaan lingkungan). Diharapkan, momentum ini akan menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran para anggota keluarga Indonesia untuk senantiasa berupaya memperbaiki kualitas kehidupannya secara berkelanjutan. Pada akhirnya akan terbentuk keluarga-keluarga yang harmonis, lestari, tegar, dan tangguh menghadapi permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama. Melalui keluarga ditanamkan benih-benih kebaikan sebagai penanaman nilai-nilai moral kemasyarakatan yang akan memberikan warna terhadap ketahanan berbangsa dan bernegara. Keluarga adalah pilar pembangunan bangsa. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan “asah, asih, dan asuh“. Oleh karena itu, keluarga menjadi ajang yang paling sempurna untuk menanamkan ketiga nilai Revolusi Mental, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam membangun karakter manusia Indonesia sejak dini. Melalui Majalah Cita Keluarga, harapan kami program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) mampu berjalan maksimal dan dapat diterima masyarakat di semua lapisan. Sehingga ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat tercapai melalui program KKBPK.
Pelindung - KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Penanggungjawab Ketua - DEPUTI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI Wakil Ketua - SEKRETARIS UTAMA Anggota - DEPUTI BIDANG PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN - DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK - Inspektur Utama - DEPUTI BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA - DEPUTI BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Pemimpin Umum - DIREKTUR ADVOKASI DAN KIE Wakil Pemimpin Umum - KEPALA BIRO HUKUM ORGANISASI DAN HUMAS Pemimpin Redaksi - KEPALA BAGIAN HUMAS Wakil Pemimpin Redaksi - KEPALA SUB DIREKTORAT ADVOKASI DAN PENCITRAAN Dewan Redaksi - KEPALA SUB DIREKTORAT PENGEMBANGAN ADVOKASI KIE - KEPALA SUB DIREKTORAT KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI - KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA - KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANGUNDANGAN - KEPALA SUBDIREKTORAT PELEMBAGAAN BKR - KEPALA SUBDIREKTORAT PENCEGAHAN PMS, HIV DAN AIDS - KEPALA SUBDIREKTORAT TENAGA LINI LAPANGAN - KEPALA SUBDIREKTORAT PENGEMBANGAN MATERI - KEPALA BIDANG PROGRAM KERJASAMA DAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KB DAN KS - KEPALA BIDANG PROGRAM KERJASAMA DAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPENDUDUKAN Redaktur Pelaksana - KEPALA SEKSI PENCITRAAN - KEPALA SEKSI ADVOKASI - KEPALA SEKSI SARANA, PRODUKSI MEDIA KOMUNIKASI - KEPALA SEKSI PROMOSI - KEPALA SUBBAGIAN HUBUNGAN MEDIA MASSA - KEPALA SUBBAGIAN PUBLIKASI - BIMA SETIAWAN - IWAN GENTAWAN Editor - KEPALA SEKSI PENCITRAAN - KEPALA SUB BAGIAN ANALISIS BERITA DAN PENDAPAT UMUM - HUDOYO SUMUNAR - dr YANTI ROESLI Photographer - TIM PUSAT PRODUKSI MEDIA BKKBN - Wiro Surahman Tata Letak/Design Grafis - ARTOIO GOMES - IRIANTO Sekretariat BM MEDIA JAKARTA Jl. Tebet Barat XIII No. 3, Jakarta Selatan Telp. 0878 8188 7949, 0878 8188 7959 Email :
[email protected]
daftarisi Majalah Cita Keluarga - edisi Khusus
26
kreasi Ini Berkah untuk Keluarga
Bekalnya mendesain diperoleh hanya dari sebuah percetakan di Kota Mataram, NTB. Meskipun sempat pesimis, ternyata buah karya Mustain Adnan terpilih sebagai pemenang lomba desain Logo Harganas XXIII 2016.
28
program Mengenal Kampung KB
04
18
Hari Keluarga Nasional ke-XXIII di Kupang, NTT begitu meriah. Dihadiri Presiden Joko Widodo dengan dukungan ribuan warga masyarakat yang konsisten terhadap terwujudnya keluarga sejahtera. Pertanda program KB akan kembali bersinar.
BKKBN terus memetakan dan mengatur strategi jitu dalam mencegah merebaknya pernikahan dini dan ancaman lain di lingkungan remaja melalui salam Genre.
genre Salam Genre untuk Remaja
cerita utama Semarak Harganas 2016
20
06
ayah bunda Rahasia Jadi Orangtua Hebat
Program KB Primadona di NTT
Layaknya daerah lain di Indonesia, program KB di wilayah NTT kembali bergerak cepat. Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah juga semakin kuat untuk mewujudkan kesejahteraan melalui keluarga berencana.
BM Media 08
Untuk Indonesia Sejahtera
Upaya membangun keluarga yang mandiri dan sejahtara sudah dibangun sejak bangsa ini merdeka. Teramat disayangkan jika upaya mulia tersebut harus berhenti di tengah jalan.
10
kearifan lokal Sinergitas Mewujudkan Program KB di NTT
Sukses tidaknya program KB tidak hanya dilihat dari langkah yang diayunkan BKKBN, tapi juga harus mendapat dukungan dari semua pihak agar program mulia itu bisa diterima di seluruh lapisan masyarakat.
12
Perjuangan PLKB/PKB di Bumi Flores
Pada 2017, semua PLKB/PKB yang masih menjadi pegawai daerah akan dialihkan statusnya menjadi pegawai pusat, sehingga program KB sesuai dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo melalui program prioritas.
14
profile Agar Program KB Kembali Bersinar
Memasuki era reformasi di mana semuanya berjalan begitu cepat dan canggih, gema program KB nyaris tak terdengar, kalau pun masih ada hanya sayup-sayup saja.
Membangun Keluarga merupakan pintu gerbang lahirnya generasi mendatang. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak moral anak serta melatih kebersamaan sebagai bekal kehidupan bermasyarakat. Mau tahu rahasianya?
22
Memberdayakan Ekonomi Keluarga
Melalui Kampung Keluarga Berencana (KB), masyarakat diedukasi akan pentingnya merencanakan keluarga dan kesejahteraan.
30
Keluarga Landasan Revolusi Mental
Keluarga Indonesia dapat mulai menanamkan karakter pada masing-masing anggotanya agar memiliki nilai-nilai revolusi mental, yaitu integritas, beretos kerja dan gotong royong. Pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga, dilakukan melalui program pembangunan keluarga untuk mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
34
kontrasepsi Menikahlah di Usia Matang
Secara menyeluruh terlihat bahwa kesertaan ber-KB saat pengamatan ini dilakukan adalah cukup baik karena telah mencapai angka 62,5%.
Ekonomi Kuat, Kemiskinan Tuntas....Tas.... Tas....Itulah yel-yel UPPKS atau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera.
35
24
BKKBN serius menggarap wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan hingga daerah kepulauan dengan prioritas 187 kabupaten/kota.
info sehat Waspadai Jenis Narkoba Baru
Tak kurang dari 36 jenis narkoba baru beredar di Indonesia. Ada yang berbentuk permen, tisu, makanan dan minuman. Berhati-hatilah keluarga Anda.
Kurangi Kesenjangan Antarwilayah
36
lansia Menjadi Lansia Tangguh
Penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) diperkirakan meningkat dari 18 juta jiwa di tahun 2010 menjadi 80 juta pada 2030. Menghadapi lonjakan lansia ini, BKKBN bekerjasama dengan berbagai sektor mengembangkan program lansia tangguh.
38
IMPALA Potret Lansia Mandiri dan Bermanfaat
Menjadi tua bukan berarti segalanya akan berakhir. Masih banyak yang bisa dilakukan, terutama berbagai kegiatan bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Satu di antaranya gambaran dari kegiatan BKL IMPALA.
02 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
SAMBUTAN GUBERNUR NTT DRS. FRANS LEBU RAYA Saya Doktorandus Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur, mengajak seluruh komponen masyarakat Nusa Tenggara Timur, baik pejabat propinsi dan kabupaten kota se Nusa Tenggara Timur, para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda, dan seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk mensukseskan peringatan Hari Keluarga Nasional ke 23 pada tanggal 29 Juli 2016 di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Mari sukseskan Harganas ke 23 di propinsi Nusa Tenggara Timur.
BM Media
SAMBUTAN WALIKOTA KUPANG JONAS SALEAN Beta Jonas Salean Walikota Kupang, sangat berbahagia karena tahun ini propinsi NTT dalam hal ini kota Kupang terpilih sebagai tuan rumah Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 23 tanggal 29 Juli 2016. Untuk itu beta ajak semua masyarakat kota Kupang mari gotong dengan hati yang tulus dan penuh kasih bersamasama sukseskan kegiatan nasional ini yang akan dilaksanakan di alun-alun rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur. Sukseskan Harganas ke 23 di propinsi Nusa Tenggara Timur
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 03
Ceritautama
Semarak Harganas
2016 Hari Keluarga Nasional ke-XXIII di Kupang, NTT begitu meriah. Dihadiri Presiden Joko Widodo dengan dukungan ribuan warga masyarakat yang konsisten terhadap terwujudnya keluarga sejahtera. Pertanda program KB akan kembali bersinar.
BM Media Antara
P
esona Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhir-akhir ini menarik perhatian banyak orang, terutama akan kemolekan panorama alam, makanan khasnya yang lezat dan sejumlah keunikan yang muncul dari tradisi dan kebiasaan masyarakat. Mata dunia saat ini pun mulai tertuju ke wilayah yang dikenal dengan alamnya yang masih perawan itu. Bahkan, karena berdekatan dengan Kota Darwin, Kupang menjadi salah satu tempat labuhan yang populer untuk gerbang masuk bagi wisatawan Australia yang ingin menjelajahi kepulauan Indonesia, khususnya NTT. Masyarakat Kota Kupang yang merupakan cerminan bagi wilayah NTT, dikenal sebagai orang-orang yang ramah dan bersahabat. Kerukunan umatnya
04 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
patut mendapat acungan jempol, sekalipun di kota ini begitu beragam etnis masyarakat yang mendiaminya. Makanya Tidaklah salah jika Kota Kupang dipilih sebagai lokasi puncak perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXIII 2016. Sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional, sejatinya, perayaan pelaksanaan Harganas jatuh setiap 29 Juni. Namun untuk tahun ini, di hari tersebut bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga peringatannya baru dilaksanakan pada 29 Juli 2016. Sekalipun demikian pelaksanaan Harganas kali tetaplah semarak dan meriah. Apalagi sebanyak 12 ribu peserta yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia ikut hadir memeri-
Istimewa
Pelaksanaan HARGANAS Ke-XXIII 2016 mengedepankan keikutsertaan keluarga dengan mengangkat empat konsep besar, yakni reuniting, interacting, empowering, sharing and caring.
ahkan perayaan tersebut. Mereka merupakan keluarga dan masyarakat terpilih yang konsisten di lingkungan mereka dalam menciptakan keluarga sejahtera dan menggalakkan kegiatan KB. Presiden RI Joko Widodo yang hadir memimpin puncak acara Harganas ke-XXIII, berbaur dengan seluruh peserta. Mereka berkumpul, berbincang hingga makan bersama, seolah layaknya kehidupan dalam sebuah keluarga. Tidak ada sekat yang membatasi antara rakyat dengan pemimpinnya. Dengan berkumpul dan berbagi, maka mewujudkan penguatan dalam ketahanan keluarga bukanlah
Antara
Istimewa
BM Media
yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan “asah, asih, dan asuh“; serta tumpuan untuk menumbuh kembangkan dan menyalurkan potensi setiap anggota keluarga. "Beragam kegiatan dalam memperingati Harganas 2016 merupakan penghargaan kepada keluarga yang memiliki 2 anak dan peserta KB. Momentum Hari Raya Idul Fitri dan Hari Keluarga Nasional dapat menjadi saat yang tepat untuk keluarga berkumpul dan saling berbagi," katanya. Wan
Istimewa
sebuah kemustahilan. Dalam momen tersebut, Presiden yang akrab disapa Jokowi ini juga menyempatkan diri membagikan Kartu Indonesia Pintar, meresmikan Bedah Rumah di Kampung KB dan menyematkan Tanda Kehormatan Setya Lencana Pembangunan Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga (KKBPK). Pelaksanaan HARGANAS Ke-XXIII 2016 mengedepankan keikutsertaan keluarga dengan mengangkat empat konsep besar, yakni Reuniting (Keluarga Berkumpul), Interacting (Keluarga Berinteraksi), Empowering (Keluarga Berdaya), Sharing and caring (Keluarga Berbagi). Tujuannya untuk meningkatkan komitmen pemerintah daerah tentang pentingnya pembangunan keluarga serta meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang berketahanan dan sejahtera. Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty juga menegaskan bahwa, keluarga juga merupakan pilar pembangunan bangsa; lingkungan pertama dan utama
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 05
Ceritautama
BM Media
Program KB
Primadona di NTT Layaknya daerah lain di Indonesia, program KB di wilayah NTT kembali bergerak cepat. Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah juga semakin kuat untuk mewujudkan kesejahteraan melalui keluarga berencana.
06 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
S
alah satu poin penting digelarnya puncak Harganas ke XXIII di wilayah Kupang, NTT adalah untuk menunjukkan besarnya komitmen pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk menggelorakan kembali program Keluarga Berencana (KB). Bukti keseriusan itu sebenarnya sudah ditunjukkan Kepala BKKBN dr. Surya Chandra Surapaty, M.P.H., Ph.D. tidak lama setelah dirinya dilantik. Waktu itu, pria yang sebelumnya juga bergelut pengetahuan dan pengalaman di bidang kependudukan itu mengadakan road show keliling Indonesia, termasuk NTT untuk menso-
suksesnya program KB tidak saja tugas pemerintah semata melainkan tugas semua komponen masyarakat, karena itu masyarakat juga harus turut mengambil bagian dalam mensukseskan program KB
BKKBN NTT
BM Media
sialisasikan program KB agar digalakkan lagi. Kehadiran Surya Chandra di NTT, direspon sangat positif oleh Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Niat Surya Chandra memang tidak muluk-muluk. Dalam sebuah jamuan makan dengan Gubernur Frans Lebu Raya, sekitar pertengahan Oktober 2015, pria murah senyum tersebut menegaskan kembali niat sederhannya itu. Menurutnya, suksesnya program KB tidak saja tugas pemerintah semata melainkan tugas semua komponen masyarakat, karena itu masyarakat juga harus turut mengambil bagian dalam mensukseskan program KB di NTT. ”Saya keliling Indonesia untuk memperkenalkan program KB, tujuannya agar bisa digalakan lagi kemana–mana,” ungkap Surya Chandra. Menurutnya, untuk mengendalikan kualitas penduduk sehingga tetap memiliki berkarakter baik dan berkualitas, maka perlunya peningkatan revolusi mental melalui program KB di kalangan keluarga. Untuk
itu, BKKBN terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak melalui sosialisasi program KB di seluruh lapisan masyarakat. Program KB diakuinya merupakan jalan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan jalan menuju masyarakat sehat sejahtera dimasa yang akan datang. Belum genap setahun atas kunjungan tersebut, gelora masyarakat untuk kesadaran pentingnya berkeluarga berencana semakin meningkat. Bukti yang paling jelas terlihat dan bisa dirasakan melalui tingginya dukungan masyarakat dalam berbagai kegiatan BKKBN, baik di tingkat pusat maupun daerah. Belum lama ini BKKBN Kota Kupang menggelar sosialisasi dan pengarahan KB di Kecamatan Maulafa, Kupang. Penjelasan teknis tentang penggunaan alat kontrasepsi kepada masyarakat, meskipun terkesan vulgar tetapi begitu besar antusiasme peserta sosialisasi untuk ikut mendengarkan. Masyarakat sangat mendukung BKKBN kembali menggiatkan program KB sebagai program primadona. Kepala BKKBN Kota Kupang drg.Retnowati, M.Kes, menegaskan sudah saatnya Keluarga Berencana digalakkan kembali untuk semakin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Kupang. Pengendalian jumlah penduduk dan angka kelahiran adalah bagian yang tidak bisa ditawar lagi untuk peningkatan beberapa aspek seperti sumber daya manusia juga peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat. “Ini menjadi bagian penting dari arah kebijakan BKKBN Kota Kupang,” tegasnya. Harapannya, niat yang sangat sederhana tapi mulia tersebut bisa terwujud, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat berdiri semakin tegak. Semoga. Wan
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di salah satu klinik di Kota Kupang.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 07
Ceritautama
Untuk Indonesia
Sejahtera Upaya membangun keluarga yang mandiri dan sejahtara sudah dibangun sejak bangsa ini merdeka. Teramat disayangkan jika upaya mulia tersebut harus berhenti di tengah jalan.
BM Media
08 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
M
ungkin, sebagian dari Anda bertanya-tanya mengapa setiap 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Mau tahu kenapa?? Jadi begini ceritanya. Pentingnya keluarga ternyata sudah dirintis sejak era kemerdekaan Indonesia. Mungkin di awal-awal kemerdekaan belum ditemukan rumusan yang tepat untuk mewujudkan keluarga idaman. Tapi langkah dan upayanya sudah ada. Maklum saja, di era itu situasi politik dan perekonomian Indonesia sedang benar-benar diuji. Tentu perhatian pemerintah pada saat itu masih tertuju pada upaya untuk menyelaraskan kembali perekonomian dan politik di tanah air. Barulah di tahun 1970, tepatnya pada 29 Juni harapan untuk mewujudkan keluarga sejahtera mulai ada titik terang. Hari itu ‘dinobatkan’ sebagai puncaknya perjuangan Keluarga Berencana (KB) untuk memperkuat dan memperluas programnya, yang mungkin
Program KB berkembang secara pesat dan memberikan hasil nyata berupa peningkatan kesejahteraan keluarga kecil. istilahnya pernah Anda dengar yakni, Gerakan KB Nasional. Program KB berkembang secara pesat dan memberikan hasil nyata berupa peningkatan kesejahteraan keluarga kecil. Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk membatasi jumlah kelahiran guna menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Program KB yang dicanangkan pemerintah Indonesia bertujuan untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera, atau yang disingkat NKKBS.
Tidak hanya itu, pemerintah merumuskan program KB sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pembatasan usia perkawinan, pengaturan jarak kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga. Badan dari pemerintah yang mengurus program keluarga berencana adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Badan ini mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Rujukan Harganas sejak diterbitkan UU No. 10/1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Harganas sendiri pertama kali dicanangkan pada tahun 1993 di Lampung oleh Presiden Soeharto, sebagai bentuk apresiasi pada keluarga Indonesia yang telah berpartisipasi aktif dalam program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga. Sejak itu, Harganas
BM Media
Pemasangan baliho tentang KB di tahun 70-an
diperingati setiap tahun dengan dipelopori BKKBN. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan beberapa fungsinya sebagai berikut, pertama, perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Kedua, penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Ketiga, pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Keempat, penyelenggaraan
komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Kelima, penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dan keenam pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Keberadaan harganas diperkuat dengan Keppres No. 39/2014 bahwa setiap tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Harganas tetapi bukan hari libur nasional. Tema yang diusung pada peringatan tahun ini yaitu “Harganas Merupakan Momentum Upaya Membangun Karakter Bangsa Mewujudkan Indonesia Sejahtera.” Untuk itu, peringatan tahun ini mengedepankan keikutsertaan keluarga dengan mengangkat empat konsep besar, yaitu reuniting (keluarga berkumpul), interacting (keluarga berinteraksi), empowering (keluarga berdaya), sharing and caring (keluarga berbagi). Kita tentu sepakat kesejahteraan harus dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya segelintir saja. Kesejahteraan itu harus diwujudkan, bukan hanya sekedar menjadi harapan.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 09
Kearifanlokal
BM Media
Sinergitas Mewujudkan Program KB di NTT
Sukses tidaknya program KB tidak hanya dilihat dari langkah yang diayunkan BKKBN, tapi juga harus mendapat dukungan dari semua pihak agar program mulia itu bisa diterima di seluruh lapisan masyarakat.
10 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
D
iselenggarakannya perhelatan Harganas ke- XIII di Kupang, NTT, disambut luar biasa positifnya oleh Drs. Frans Lebu Raya. Apalagi, peringatan tersebut dihadiri oleh Presiden Repulik Indonesia Joko Widodo, sejumlah menteri, pejabat pusat dan daerah serta dukungan ribuan peserta yang menyemarakkan jalannya acara. Ini sebuah perhelatan besar yang harus berjalan sukses sesuai rencana yang diharapkan. Makanya, orang nomer satu di NTT tersebut meminta semua pihak mendukung penuh momentum spesial tersebut. “Saya Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur, mengajak seluruh komponen masyarakat Nusa Tenggara Timur, baik pejabat propinsi dan kabupaten kota se Nusa Tenggara Timur, para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda, dan seluruh masyarakat untuk mensukseskan puncak peringatan Hari Keluarga Nasional ke 23 pada tanggal 29 Juli 2016 di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur,” jelas Frans. Ungkapan kebahagian juga dilontarkan Walikota Kupang Jonas Salean. “Beta sangat berbahagia karena tahun ini propinsi NTT dalam hal ini kota Kupang terpilih sebagai tuan rumah Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 23 pada tanggal 29 Juli 2016,” tegasnya. Oleh karenanya, Jonas mengajak semua masyarakat Kota Kupang untuk bergotong royong dengan hati yang ikhlas dan penuh kasih bersama-sama menyukseskan ini. “Apalagi pusat
Kasus kematian ibu dan anak sudah semakin berkurang dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak begitu besar di NTT
BM Media
pelaksanaan kegiatan Harganas ke XXIII dilaksanakan di alunalun rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur,” tambah Jonas. Kesadaran masyarakat tentang program keluarga berencana (KB) sangat penting, maka dibutuhkan proses penyadaran diri terhadap masyarakat. Berdayakan masyarakat untuk ikut KB agar angka kelahiran bisa berkurang. "Kita tetap mendorong agar BKKBN dan kependudukan menunjukkan kinerja yang baik," kata, Frans. Menurutnya program KB hanya dapat berhasil apabila didukung oleh bidang lainnya seperti kesehatan dan pendidikan. "Saya tidak percaya KB berhasil tanpa didukung dari bidang lain," tandasnya lagi. Diakui Frans, kasus kematian ibu dan anak sudah semakin berkurang dari tahun ke tahun. Hal ini didasari oleh peraturan
gubernur NTT tentang revolusi kematian ibu dan anak (KIA) diterima dengan positif oleh masyarakat. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak begitu besar. Suksesnya KB apabila ada campur tangan dari Dinas Kesehatan dan pihak lainnya. "Kita harus dorong kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah dan dinas kesehatan maka akan membawa hasil yang lebih baik," jelasnya. Frans menghimbau, BKKBN harus memanfaatkan sektor lain seperti pendamping Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM) untuk membantu mensosialisasikan program KB. Tujuannya, masyarakat di pedesaan memahami tentang manfaat KB. Menurut Lebu Raya, kendatipun konsepnya baik, namun pendamping lapangan tidak bekerja secara maksimal maka
KB tidak akan berhasil. Artinya, harus ada pendamping lapangan. "Mari kita komitmen bersama untuk membangun daerah ini dengan sukseskan KB," ujarnya. Ia mengemukakan, kunci sebuah kesuksesan ialah kebersamaan. Oleh karena itu membangun kebersamaan untuk sukseskan KB di NTT. Drs. Frans Lebu Raya lahir di Pulau Adonara, 18 Mei1960. Dia adalah Gunernur NTT sejak 2008 hingga sekarang. Dirinya terpilih menjadi Gubernur NTT menggantikan Piet Tallo. Sebelumnya, dia merupakan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2003 hingga 2008. Saat menjadi Gubernur NTT, Frans Lebu Raya banyak melakukan gebrakan yang Pro Rakyat, dengan Spirit "Anggur Merah" (Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera) Frans Lebu Raya meningkatkan perekonomian NTT.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 11
Kearifanlokal
Perjuangan PLKB/PKB di Bumi Flores Pada 2017, semua PLKB/PKB yang masih menjadi pegawai daerah akan dialihkan statusnya menjadi pegawai pusat, sehingga program KB sesuai dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo melalui program prioritas.
BM Media
P
rovinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditetapkan satu dari 10 provinsi sebagai penyangga utama model pengembangan program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Penetapan ini didasarkan kepedulian provinsi tersebut menurunkan angka kematian ibu dan bayi lahir. Meskipun
12 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
angka kematian ibu dan bayi baru lahir di NTT masih tinggi dibanding persentase secara nasional, namun NTT telah menunjukkan kinerjanya dalam menurunkan angka kematian. Selain itu, NTT dinilai berhasil menekan angka pertumbuhan penduduk pada wanita subur yang melahirkan dari 40 persen menjadi 30 persen. NTT mampu menurunkan angka rata-rata wanita subur yang melahirkan. Ini menunjukkan program KB di
NTT berjalan baik. Untuk menjadi wilayah penyangga utama, Pemprov NTT berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ekonomi lemah serta meningkatkan pelayanan program KB. Sedikit banyak keberhasilan program KB tidak terlepas dari dukungan dan perjuangan yang dilakukan petugas lapangan yang memadai di Bumi Flores tersebut. Mereka bekerja tak mengenal lelah.
“Suka dan duka” mereka lalui. Menjadi seorang Penyuluh KB juga merupakan profesi yang di dalamnya selalu diiringi dengan pengalaman suka maupun duka. Ketika seorang yang bernama Penyuluh KB dituntut menyelesaikan varian pekerjaan yang kompleks, disadari hal tersebut adalah tantangan yang bisa diselesaikan oleh orang yang mempunyai etos kerja tinggi. Hal inilah yang nantinya akan membentuk karakter tangguh
sebagai seorang konselor siaga di tengah-tengah masyarakat. Mengawali suatu perjuangan merupakan hal yang tidak mudah. Begitu juga menjadi seorang Penyuluh KB pada awalnya membutuhkan perjuangan yang gigih. Di mana ada banyak hal yang harus dibangun pada mulanya. Membangun jaringan kerja, membentuk kelompok-kelompok kegiatan, membuat program
pejabat BKKBN Provinsi NTT Idealnya, satu petugas lapangan keluarga berencana (PLKB/ PKB) menangani maksimal dua desa. Sayangnya hal ini belum terealisasi mengingat saat ini, satu PLKB/PKB menangani tujuh sampai sembilan desa. Mengatasi kesulitan ini, BKKBN bekerjasama dengan Program Kesejahteraan Keluarga (PKK). Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, menegaskan, peran PLKB
BKKBN Surya Chandra Surapaty menyatakan, institusinya akan mengangkat Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB/ PKB) yang tersebar di seluruh Indonesia. "PLKB/PKB saat ini dibutuhkan untuk ditempatkan di desa dan kelurahan, sehingga dibutuhkan sekitar 40 ribu orang yang tersebar di Indonesia ," kata Surya. Diakuinya, secara nasional PLKB/PKB yang tersebar di seluruh Indonesia sangat kurang, sehingga mulai dari pegawai kontrak dan honorer juga akan
daerah lain lalu disebarkan ke daerah lainnya, karenanya memprioritaskan putra daerah setempat, mengingat mereka lebih memahami dan mengetahui kondisi di mana tempat bertugas," ujarnya. BKKBN sedang menghitung formasi atau kebutuhan PLKB/ PKB dan rencananya pada 2017 diangkat menjadi pegawai. "BKKBN menargetkan agar setiap desa/kelurahan harus diisi sedikitnya dua PLKB/PKB, agar program KB terealisasi," katanya.
BM Media
kerja, melakukan edukasi dan konseling, hingga harus “door to door” seperti seorang sales. Tapi itulah dinamika pekerjaan. Kegigihan pejuang PLKB/PKB di NTT ini memang luar biasa dan patut memperoleh apresiasi yang luar biasa, sebab dari kepiawaa mereka itulah terlahir dan terbentuk keluar-keluarga mandiri dan sejahtera. Mereka tidak mengenal lelah. Bahkan menurut keterangan yang disampaikan
sangat penting dalam menyukseskan program kependudukan dan KB. Karena itu, semua PLKB/ PKB harus diberdayakan dan selalu ada di kampung-kampung bersama masyarakat. “Saya tak percaya, Program KB berhasil baik kalau tidak bersinergi dengan bidang lain,” kata Frans Lebu Raya.
Penghargaan Sebagai bentuk penghargaan kepada para PLKB/PKB, Kepala
direkrut menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Karena itu, BKKBN Pusat telah menargetkan untuk mengakomodir sekitar 15 ribu orang untuk menjadi pegawai BKKBN kemudian ditempatkan di daerah sebagai PLKB/PKB. "Kami menargetkan pada 2017, semua PLKB/PKB yang masih menjadi pegawai daerah akan dialihkan statusnya menjadi pegawai pusat, sehingga program KB sesuai dengan keinginan Presiden RI Joko Widodo melalui program prioritas ke lima (Nawacita) yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terealisasi," katanya. Surya mengatakan, untuk memenuhi target BKKBN Pusat itu, maka pada 2016, akan menarik seluruh pegawai di daerah ke pusat untuk memenuhi kebutuhan PLKB/PKB yang semakin minim. "BKKBN tidak lagi merekrut pegawai dari
Sedikit banyak keberhasilan program KB tidak terlepas dari dukungan dan perjuangan yang dilakukan petugas lapangan yang memadai di Bumi Flores tersebut. Mereka bekerja tak mengenal lelah.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 13
Profile
BM Media
14 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
dr. Surya Chandra Surapaty, MPH., Ph.D.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Agar Program KB Kembali Bersinar
S BM Media
ekalipun tidak nyaring terdengar seperti di era dahulu, ternyata BKKBN tidak tinggal diam dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan penduduk dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hanya polanya saja yang disesuaikan dengan perkembangan jaman saat ini.
“SAYA AKAN MENDORONG PETUGAS KB DI LAPANGAN UNTUK LEBIH AKTIF MENDEKATI SASARAN PROGRAM KB DENGAN CARA KETUK PINTU” Dahulu, di era 1980 hingga 1990 an gaung program Keluarga Berencana (KB) begitu nyaring terdengar. Gambaran dan lantunannya bisa dilihat, didengar dan dirasakan hingga ke plosok-plosok belahan bumi Indonesia. Informasi mengenai program KB setiap hari muncul di semua media massa, surat kabar, majalah, televisi hingga siaran radio. ”Keluarga Berencana sudah waktunya. Janganlah diragukan lagi…Keluarga Berencana besar maknanya…Untuk hari depan nan jaya…putra-putri yang sehat, cerdas dan kuat..Kan menjadi harapan bangsa…Ayah-ibu bahagia rukun raharja, rumah tangga aman sentosa…”
Kira-kira begitulah bunyi lirik Mars KB yang dahulu kerap terdengar. Bagi orang-orang terlahir di tahun 50 hingga 70-an, pastinya tidak asing lagi dengan lirik buah karya Muchtar Embut ini. Hal ini menggambarkan betapa kuat sosialisasi terhadap program KB di masa lalu. Kala itu juga kerap terpampang logo Lingkaran Biru KB dengan slogan dua anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja di atap genteng rumah penduduk dan tugu batas desa. Belum lagi, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB/PKB) dan kader PPKBD/ PKK yang hampir setiap hari mengunjungi rumah penduduk untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya program KB. Namun, memasuki era reformasi di mana semuanya berjalan begitu cepat dan canggih, gema program KB nyaris tak terdengar, kalau pun masih ada hanya sayup-sayup saja. Sinarnya tak sekemilau dahulu, lambat laun semakin meredup. Program KB dianggap tak sesuai dengan perkembangan jaman, kolot atau jadul istilah kerennya. Namun demikian, kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan, apalagi ditinjau dari segi penduduk, perkembangannya semakin mengalami peningkatan. Jika didiamkan, tidak tertutup kemungkinan terjadinya ledakan
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 15
Profile penduduk. Dari situ sudah bisa dipastikan kesejahteraan masyarakat akan menjadi kenangan saja. Makanya, pemerintah tak tinggal diam akan hal ini. Di era Presiden RI Joko Widodo program Keluarga Berencana kembali menjadi bagian terpenting untuk melancarkan laju roda pemerintahan dalam menggapai kesejahteraan masyarakat. Harus diakui, merevitalisasi program KB, bukanlah hal mudah. Tidak segampang membalikkan telapak tangan. Tugas dan tangungjawab yang tidak ringan itu, kini ‘bertengger’ di pundak Kepala Badan Kependudukan dan
BM Media
PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA AKAN MEMBENTUK MANUSIA YANG BERKARAKTER SEHINGGA TERCIPTA MANUSIA BERKUALITAS DENGAN KUANTITAS YANG TERKENDALI. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Surya Chandra Surapaty, MPH., Ph.D. Meski demikian politikus ini tidak mengenal kata menyerah. Bahkan dia dan jajarannya berusaha terus meramu agar kilauan dari program di BKKBN kembali menyala terang benderang. “Saya akan lebih aktifkan petugas KB dilapangan untuk mendekati sasaran program KB dengan cara ketuk pintu,” tegasnya. Bicara soal kependudukan bukanlah hal baru bagi Surya Chandra. Sebelumnya pria Kelahiran Palembang 1951 tersebut merupakan anggota DPR RI. Sejak 2009 dia bertugas di komisi IX yang memiliki bidang garapan kesehatan, kependudukan, tenaga kerja dan transmigrasi. Dalam karir politiknya, ia pernah menjadi pimpinan Panitia Khusus (Pansus) dalam penyusunan RUU sistem JSN, RUU KDRT, RUU Praktik
16 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
Kedokteran, RUU Ketenagakerjaan serta RUU Perlindungan Anak. Surya Chandra merupakan salah satu pengusul terbentuknya RUU Amandeman UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan RUU Amandemen UU no 10 tahun 1992 tentang Kependudukan dan Keluarga Sejahtera. Suami dari Dr. Retna Mahriani MSi tersebut juga aktif dalam beberapa organsasi profesi seperti menjadi pengurus Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) pada 19832003, menjadi anggota dan pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
pada 1988-1999 dan anggota Majelis Pakar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tahun 2003-2006, serta anggota dan pengurus Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (Koalisi Kependudukan). Satu di antara program yang tengah menjadi perhatian Surya Chandra dan jajarannya yakni menyangkut soal klehadiran Kampung Keluarga Berencana (KB). Program ini tercetus dari instruksi Presiden Joko Widodo yang mengharapkan agar kampung KB ini mampu menjangkau akses pembangunan berwawasan kependudukan sehingga dapat menjangkau masyarakat hingga ke pelosokpelosok. Dengan langkah ini, diyakini gaung semangat KB bisa terdengar lagi. Intinya, membangun Indonesia dari pinggiran, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan merevolusi
karakter bangsa.”Tujuannya agar dapat mengendalikan kuantitas, meningkatkan kualitas, mengarahkan mobilitas penduduk dan menyediakan data penduduk yang akurat menurut nama dan alamat. Untuk mengendalikan kuantitas penduduk, kita mengendalikan kelahiran melalui penundaan penjarangan dan penghentian kelahiran,” kata Surya Chandra. Kualitas manusia bisa ditinjau dari kompetensi yang di ukur dari lamanya ratarata bersekolah. Rata-rata lamanya sekolah orang Indonesia 7,5 tahun. Artinya, masih banyak yang tidak tamat SMP. “Bahkan penelitian menemukan masyarakat kita bukan hanya kompetensinya rendah, tetapi juga karakternya lemah, seperti tidak mau kerja keras dan mau enaknya saja,” katanya. Untuk itu, karakter dan kualitas masyarakat harus dibangun mulai dari keluarga. Kebiasaan yang bagus itu, harus dimulai dengan perubahan mental. ”Kita dihadapkan pada masalah dan tantangan kependudukan. Jumlah penduduk Indonesia usia 15-64 tahun melebihi 50 persen daripada mereka yang berusia 0-14 dan 65 tahun lebih. ” Untuk memperbaiki kualitas, mengendalikan kuantitas dan membangun masyarakat berkarakter inilah pemerintah menggalakkan program KB. Dua anak cukup. Lebih dari itu dihimbau, jangan melahirkan di bawah 20 tahun. Pada ibu – ibu jangan hamil dan melahirkan setelah usia 35 tahun, sebab penuh risiko kesehatan. Atur jarak kelahiran minimal 3 tahun, dengan pemberian air susu ibu sejak pertama kali melahirkan (inisiasi menyusu dini).“Dengan demikian pendidikan, kesehatan dan karakter yang baik akan terbentuk, sehingga tercipta masyarakat berkualitas dengan karakter yang lebih baik,” ungkapnya. Wan
BM Media
dr. Surya Chandra Surapaty, MPH., Ph.D. (Kepala BKKBN) dan Dr. Retna Mahriani MSi (Ketua Dharma Wanita BKKBN )
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 17
Genre
Salam Genre
untuk
Remaja
BKKBN terus memetakan dan mengatur strategi jitu dalam mencegah merebaknya pernikahan dini dan ancaman lain di lingkungan remaja melalui salam Genre.
adan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai generasi muda merupakan sektor yang paling lemah pemahamannya terhadap informasi program KB. Oleh karena itu salah satu fokus garapannya memberikan informasi program melalaui generasi muda. Dari situ, disusunlah desain komunikasi yang mudah dicerna oleh anak-anak muda tersebut, sehingga keluarlah konsep program Genre (Generasi Berencana). Tujuannya, supaya komunikasinya lebih mudah dan gampang. Program GenRe sebenarnya sudah lama diluncurkan BKKBN. Tetapi program yang merangkul anak-anak remaja tersebut nyatanya belum menunjukkan hasil maksimal. Terutama dalam hal pendewasaan usia perkawinan. “Beberapa tahun terakhir ini data menunjukkan peningkatan remaja menikah
BM Media
18 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
pada usia yang sangat dini,” jelas Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty. Berdasarkan hasil survei indikator kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) program Kependudukan dan Keluarga Berencana 2015 menunjukkan bahwa 19,2 persen remaja menikah dibawah usia 22 tahun. Sedang remaja pria 46,2 pesen merencanakan menikah umur 20-25 tahun. Padahal, sesuai kampanye BKKBN, usia menikah ideal bagi perempuan minimal 21 tahun dan pria minimal 25 tahun. Dengan alasan usia tersebut menunjukkan kematangan biologis, psikologis
dan fisik serta kemapanan ekonomi“Selama ini kampanye kita belum fokus pada bagaimana mengajar remaja menunda perkawinan dini,” lanjut Surya. Kampanye program GenRe selama ini diakui Surya dilakukan secara substansi pada triad KRR (kesehatan reproduksi remaja) yaitu katakan jangan pada seks pra nikah, jangan pada Napza dan tidak pada HIV/AIDS. Tidak tergarapnya kampanye penundaan usia nikah membuah data remaja menikah dibawah umur terus meningkat. Data rata-rata nasional pada 2015
menunjukkan usia menikah ratarata nasional adalah 20,1 tahun. Dimana terdapat 18 propinsi yang memiliki usia rata-rata perkawinan dibawah angka nasional. Adapun rebranding program GenRe yang terbaru meliputi substansi ‘Katakan tidak pada Nikah Dini, Katakan tidak pada seks Pra Nikah dan Katakan tidak pada Penyalahgunaan NAPZA.’ Ketiga substansi tersebut akan diperkenalkan kepada masyarakat khususnya remaja melalui salam GenRe. Selain subtansinya, program GenRe juga mengalami pembaruan dari
usia menikah ideal bagi perempuan minimal 21 tahun dan pria minimal 25 tahun. Dengan alasan usia tersebut menunjukkan kematangan biologis, psikologis dan fisik.
segi logo.“Kita berharap dengan rebranding program GenRe ini jumlah remaja menikah usia dini makin bisa kita tekan sekecil mungkin,” tukas Surya. Program GenRe sendiri adalah program yang dikembangkan dalam rangka membantu penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, agar mereka mampu menempuh jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh rencana sesuai siklus kesehatan reproduksi. BKKBN meyakini apa yang sudah dikomunikasikan dengan generasi muda bisa diterima positif. Hanya saja pendalamannya belum dilakukan secara nasional. Untuk pendalaman informasi, tidak bisa mengandalkan strategi kampanye saja, melainkan melalui program yang lebih intens. WAN
BM Media
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 19
Ayahbunda
Rahasia
Jadi Orangtua
Hebat
BMMembangun MediaKeluarga merupakan pintu gerbang lahirnya generasi mendatang. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan tempat untuk mendidik dan membentuk watak moral anak serta melatih kebersamaan sebagai bekal kehidupan bermasyarakat. Mau tahu rahasianya?
C
alon ayah dan ibu perlu menentukan keluarga seperti apa yang menjadi impian, pilihan dan harapannya serta perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi orangtua bagi anakanaknya. Bagaimana membangun sebuah keluarga? Pastinya tidak mudah. Banyak orang bilang, jadi orangtua itu gampanggampang susah. Untuk amannya, membangun sebuah keluarga harus direncanakan. Pastinya menyangkut rencana usia pernikahan (bagi perempuan 21 tahun dan bagi laki-laki 25 tahun), membina hubungan antar
20 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
pasangan dengan keluarga lain dan kelompok sosial. Kemudian merencanakan kelahiran anak pertama untuk persiapan menjadi orang tua. Serta yang tidak kalah penting adalah mengatur jarak kelahiran. Nah, kalau anak pertama sudah lahir, yang patut diperhatikan juga adalah bagaimana menerapkan pola asuh dan memperhatikan keunikan anak. Sebab, anak memiliki kekhasan sifat-sifat
yang berbeda dari satu anak ke anak yang lain. Oleh karena itu, orang tua harus menerapkan beberapa pola asuh secara bergantian untuk menghadapi anak. Caranya efektifnya pertama, harus dinamis. Maksudnya, orang tua harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan jaman dan mampu mengubah cara-cara
berinteraksi dengan anak pada saat yang tepat. Kedua, sesuaikan kebutuhan dan kemampuan anak. Artinya, pada usia balita orang tua menerapkan pola asuh yang tuntutan dan batasan yang tinggi dalam rangka membentuk kebiasaan positif pada anak. Ketika anak sudah lebih besar orang tua dapat meningkatkan kemandirian anak, karena anak sudah mampu melakukannya sendiri. Ketiga, ayah Ibu harus memiliki kesamaan dalam penerapan nilai-nilai. Contoh, jika ibu mengajarkan sikap hemat, ayah juga melatih anak hemat dan tidak memberi anak uang di luar pengetahuan ibu. Selain itu, pola asuh orangtua harus disertai teladan perilaku positif dari
BM Media
dengan anak Anda. Biasakan juga menggunakan kata-kata yang baik ketika mengingatkan anak. Jangan gampang marah dan hindari kata-kata kasar. Dan terakhir, perintahkan anak dengan kata-kata yang jelas.
Pahami Bagaimana cara berkomunikasi ketika anak sedang bermasalah dengan perasaannya? Orang tua harus dapat memahami perasaaan anak ketika sedang marah, sedih atau kesal menghadapi kejadian di rumah. Hal ini akan membuat anak nyaman dan mau meneruskan berbicara. Pada saat anak sedang marah, kesal atau sedih lakukan mendengar aktif. Jika orang
biasakan untuk membuat aturan bersama dengan anak. Dan aturan ini harus disepakati bersama dengan anak Anda. orang tua. Orang tua harus menjadi contoh tingkah laku yang ingin dibentuk.
Komunikasi yang baik dirasakan juga sangat perlu untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak. Ciptakan suasana nyaman ketika berkomunikasi agar anak berani mengungkapkan perasaan dan permasalahan yang sedang dihadapinya. Jangan sungkan untuk memberikan pujian atau penghargaan kepada anak ketika mereka melakukan suatu hal yang baik. Dan yang tidak kalah penting, biasakan untuk membuat aturan bersama dengan anak. Dan aturan ini harus disepakati bersama
tua menggunakan cara-cara berkomunikasi yang baik dan memahami perasaan anak, anak akan tumbuh bahagia dengan konsep diri yang positif karena merasa dihargai dan diperhatikan. Contoh kalimat positif yang dapat meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri anak adalah “Sarah hebat sudah bisa makan sendiri”, “Ibu bangga Ani dapat berkata baik”. Sebaliknya jika anak melakukan perilaku yang kurang baik, orang tua harus menunjukkan sikap tidak suka sehingga anak tahu bahwa tingkah lakunya tidak disukai atau tidak benar. Pembentukan Konsep Diri Anak juga sangat penting. Orang tua diharapkan tidak memberi cap pada anak seperti, “ anak bodoh”, “anak nakal”, “Anak pemalas”. Pemberian cap akan membekas dalam diri anak dan akan mempengaruhi pembentukan konsep dirinya.
Bagi anak cap tersebut adalah suatu gambaran diri bahwa “aku” seperti itu, jadi lama kelamaan akan terbentuk dalam benaknya “Oh aku ini bodoh?” apalagi bila si pemberi cap seperti itu adalah orang yang yang mempunyai kedekatan emosional dengan anak seperti orang tua atau pengasuhnya. Oleh karena itu orang tua diharapkan memberi penghargaan kepada anak atas tingkah laku positif seperti : “Ibu bangga adik sudah dapat makan sendiri”. Melibatkan peran ayah juga sangat penting, ayah sama baiknya dengan ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-kebutuhan bayi dan anak yang lebih besar. Ayah juga berperan sebagai guru, panutan atau penasehat. Ayah yang ikut serta mengasuh bayi dan anaknya dapat membuat anak cerdas di sekolah dan mempunyai nilai-nilai akademis yang bagus. Sebaliknya ayah yang tidak peduli dan tidak mau terlibat dapat membuat anak memiliki masalah seperti kenakalan dan depresi di kemudian hari. Ayah memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga. Keterlibatan ayah memiliki dampak positif terhadap anak. Keterlibatan ini mampu membuat anak lebih cerdas, memperbanyak kosakata anak, anak lebih terampil, prestasi di sekolah lebih baik, perilaku buruk berkurang, anak lebih aktif, Peluang karir lebih baik, Resiko kenakalan remaja berkurang. Selain itu anak juga tidak mudah stress, mudah beradaptasi, sehat secara mental, mudah bergaul dan lain sebagainya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, para orang tua memiliki bekal yang cukup untuk membantu anak-anaknya menjalani masa balitanya dengan benar, baik dan menyenangkan. Sehingga bisa mengikuti tumbuh kembang anak dan pembentukan karakter anak. WAN
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 21
Ayahbunda
BM Media
22 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
keluarga yang mandiri dan sejahtera harus didahului oleh kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi ekonomi
BM Media
dan keluarga sejahtera I, ialah dengan menumbuhkan minat, motivasi, kreativtas untuk dapat melakukan usaha ekonomi produktif secara berkelompok. Penumbuhan dan pengembangan kelompok UPPKS sebagai salah satu upaya memberdayakan keluarga di bidang ekonomi, perlu dilakukan secara berlaka dan berkesinambungan. Setelah penumbuhan kelompok UPPKS dapat terus
salah satu sasaran programkependudukan, KB dan pencanangan keluarga nasional melalui kelompok – kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) terutama bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I dalam upaya meningkatkan pendapatan menuju kepada tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Setiap pemerintahan provinsi, kabupaten/kota menggelar program pemberdayaan keluarga ini.
Memberdayakan Ekonomi Keluarga Ekonomi Kuat, Kemiskinan Tuntas....Tas....Tas....Itulah yelyel UPPKS atau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera.
K
elompok UPPKS sejatinya menjadi sebuah upaya membantu keluarga dalam meningkatkan taraf kesejahteraan. Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui Kelompok UPPKS, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, Lembaga Sosial Masyarakat dan oleh keluarga itu sendiri. Salah satu upayanya adalah pemberdayaan keluarga, khususnya keluarga pra sejahtera
ditingkatkan pengembangannya melalui strata kelompok UPPKS yang dilakukan secara berjenjang dan teratur. Adalah penting upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini bertujuan untuk mendorong anggota kelompok dapat mengetahui informasi usaha dan mampu mengakses berbagai sumber daya ekonomi. Seperti permodalan, manajemen usaha, teknologi dan pemasaran. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga adalah
Paling efektif Pertanyaannya, cara apa yang paling efektif dapat diterapkan dalam rangka membangun keluarga yang mandiri dan sejahtera? Dan bagaimanakah langkah-langkahnya? Jawabnya yang pertama adalah melalui pemberdayaan ekonomi keluarga. Paling tidak ada dua alasan mendasar yang dapat dikemukakan di sini, yaitu: Pertama, keluarga yang mandiri dan sejahtera harus didahului oleh kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi ekonomi, sehingga semua anggota keluarga mampu mengembangkan kemampuan tersebut secara mandiri.
Logikanya, bagaimana mungkin sebuah keluarga dengan penghasilan sangat rendah mampu menyediakan biaya hidup yang layak dan mencukupi kebutuhan lainnya, menyekolahkan anak atau berderma sebagai wujud pelaksanaan fungsi pendidikan dan keagamaan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan, pembangunan dalam aspek ekonomi dalam lingkungan keluarga menjadi tuntutan yang mutlak agar sebuah keluarga dapat hidup mandiri dan sejahtera. Kedua, keberdayaan ekonomi keluarga menjadi suatu cerminan keberdayaan ekonomi masyarakat maupun bangsa. Keluarga dengan kemampuan ekonomi yang kuat, akan memberi dukungan yang kuat pula terhadap kemampuan ekonomi masyarakat dan negara. Artinya kemampuan ekonomi keluarga menjadi tolok ukur seberapa besar keluarga tersebut mampu menopang ekonomi masyarakat, bangsa dan negara agar dapat hidup mandiri dan sejahtera. Pembangunan aspek ekonomi dalam keluarga, dengan kedua alasan tersebut, menjadi sesuatu yang sangat penting diupayakan agar keluarga dapat membangun dirinya menjadi keluarga yang mandiri secara ekonomi. Beruntung, BKKBN sebagai institusi yang selama ini menangani program KB telah memiliki wadah untuk melatih keluarga-keluarga Pra Sejahtera dan KS I serta keluarga dengan status kesejahteraan lainnya dalam berwira usaha. Jumlah kelompok usaha yang disebut sebagai kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) tersebut saat ini jumlahnya mencapai tidak kurang dari 600 ribu kelompok dengan jumlah anggota mencapai 12 juta keluarga lebih yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadi modal dasar yang tidak ternilai harganya bagi upaya pemberdayaan ekonomi keluarga di tanah air. ***
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 23
Infosehat Tak kurang dari 36 jenis narkoba baru beredar di Indonesia. Ada yang berbentukl permen, tisu, makanan dan minuman. Berhati-hatilah keluarga Anda.
P
opularitas daun purik atau kratom melambung tinggi karena harga jualnya yang tinggi. Tapi, keberadaan salah satu penopang hidup baru warga Kalimantan Barat itu pun terancam setelah kratom ditetapkan Badan Narkotika Nasional (BNN), pada Mei 2016 sebagai narkotika jenis baru. Perdagangan daun kratom sangat mudah ditemui secara online. Dengan memasukkan kata kunci ‘jual kratom’ di mesin pencari Google, akan ada banyak situs yang menjual daun kratom. Baik dalam bentuk daun kering, bubuk kratom maupun olahanolahannya. Di Kalbar, daun kratom bukan barang asing. Khususnya bagi masyarakat Kapuas Hulu. Sejak beredar kabar satu kilogram daun kratom kering dihargai Rp60 ribu, sebagian masyarakat
BM Media
memburunya untuk dijadikan alternatif penghasilan. Daun kratom diolah dengan cara dikeringkan dan dihaluskan. Istilah orang lokal remahan. Daun kratom yang sudah mengering kemudian diremasremas hingga menjadi bubuk kasar. Lalu disaring, agar serat daun terpisah dengan daunnya. Sehingga menghasilkan bubuk daun kratom yang halus. Menurut informasi, tanaman
24 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
ini memiliki rasa pahit karena mengandung senyawa alkaloid. Daun kratom telah lama digunakan oleh orang-orang Thailand sebagai obat tradisional. Daunnya dapat dikonsumsi dengan cara dikunyah, dibuat menjadi teh dan diolah menjadi bubuk. Kratom memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan di antaranya, mengatasi kecanduan narkoba. Klinik rehabilitasi sering menggunakan kratom untuk mengatasi ketergantungan terhadap obat-obatan seperti opium dan morfin. Pada tahap awal rehabilitasi biasanya dilakukan detoksifikasi, untuk mengeluarkan racun sisa opium atau morfin. Pada tahap ini akan menyebabkan sejumlah gejala yang tidak menyenangkan. Pasien biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk kembali mengkonsumsi opium atau morfin. Bubuk kratom dapat digunakan untuk menggantikan narkoba tersebut. Sebelumnya, BNN melalui Balai Laboratorium Uji Narkoba telah menetapkan puluhan jenis baru yang tersebar di Indonesia. Kratom masuk dalam daftar tersebut. Akan tetapi, Kratom belum masuk ke daftar 18 narkoba jenis baru yang telah diatur oleh Kemenkes 2014 lalu. BNN telah mendesak Kemenkes mengeluarkan regulasi tentang narkoba jenis baru itu. Dengan begitu BNN dapat segera memuat zat-zat tersebut ke dalam Undang Undang Narkotika. Kepala BNN Pontianak, Agus Sudiman mengatakan,
untuk saat ini memang belum ada perundang-undangan resmi yang mengatur status legalitas daun kratom. Pihaknya masih menunggu keputusan di pusat mengenai peraturan tersebut. Setidaknya, Kkatom sudah menjadi bakal calon zat yang dilarang peredarannya di Indonesia. Untuk saat ini, dia masih belum melihat adanya transaksi jual beli daun kratom di Pontianak, sedang di daerah luar Pontianak ia sendiripun masih belum dapat mengonfirmasikan hal tersebut. “Jika peraturan yang melarang peredaran daun kratom telah dibuat, kami akan langsung mengonfirmasi hal tersebut lebih lanjut,” ujarnya.
Banyak jenis baru Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan saat ini ada 41 jenis narkotika dan obatobatan terlarang jenis baru beredar di Indonesia. Dari 41 jenis narkoba baru itu, 18 jenis sudah masuk Undang-Undang tentang Narkotika dan sisanya masih kami dorong agar masuk dalam UU tersebut, karena selama ini 23 narkoba jenis baru itu jeratan kasusnya masih menggunakan UU tentang Kesehatan," kata Kepala Bagian Humas BNN Slamet Pribadi. Menurutnya, untuk di dunia saat ini sudah ada 600 jenis Narkoba baru. Maka dari itu pihaknya terus melakukan pencegahan masuknya berbagai jenis narkoba ke Indonesia,
selain itu jika 23 narkoba tersebut belum masuk dalam UU tentang Narkotika maka ancaman hukuman kepada para pengedarnya sangat ringan karena hanya dikenakan pasal di UU Kesehatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pihaknya dari 41 jenis baru tersebut, seluruhnya mengandung zat berbahaya dan bisa menyebabkan ketagihan serta fungsinya pun sama seperti narkoba lainnya yang sudah dahulu masuk ke Indonesia. Upaya penyelundupan narkoba ke Indonesia terus dilakukan oleh para mafia dan kartel narkoba internasional
karena Indonesia, maka dari itu perlu adanya kerjasama seluruh pihak untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan. "Berbagai upaya dilakukan oleh para mafia narkoba untuk membuat produk baru, bahkan saat ini barang haram tersebut ada yang tidak bisa terdeteksi jika si penggunanya diperiksa baik melalui tes urine maupun darah. Sehingga pengedar dan pembuat narkoba terus berinovasi untuk membuat narkoba jenis baru," jelasnya. Di sisi lain, Slamet mengatakan upaya penyelundupan narkoba sindikat internasional, semakin hari semakin canggih untuk mengelabui para petugas pemberantas narkoba. Bahkan, hampir seluruh
daerah di Indonesia rawan percobaan penyelundupan berbagai jenis narkoba, sehingga menambah kekhawatiran pihaknya dalam melakukan berbagai pencegahan dan pemberantasan. Di Indonesia sendiri ada 10 provinsi yang tingkat pengunaan dan penyebaran barang haram
ini tinggi, seperti Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan lainlain. Selain itu, serangan narkoba pun terus menggerogoti anak bangsa, bahkan sudah ditemukan ada anak berusia 10 tahun yang
menjadi pecandu narkoba aktif. "Kondisi peredaran Narkoba yang semakin merajalela, harus dilakukan pencegahan sejak dini mulai dari tingkat keluarga, karena jika hanya mengandalkan pemberantasan tetapi tidak dibarengi dengan pencegahan upaya tersebut tidak akan berhasil," katanya. (sumber BNN)
BM Media toxic oid, dan annabin c k ethfe n e e , h nan P inogen s ru lu tu a ), h e g bih min sampin FEKNYA mpheta mulan, le U DAN E rkoba ping sti imethyla R m (D A a s A B k M IS D fe e e a i min • BA JEN an dari jenis n , memilik ampheta efek NARKO n , ylamine ari meth d emiliki a m y , DAFTAR lone (MDMC), turu samping stimulan n e k in fe e m h la a y c d k thy eti ren neth iliki efe • Me athomim nan Phe genic k ne, mem PB, turu an symp rkoba d a -A , mpatho n 5 e ia iliki efe , Cathino is n n n m la • je o u s ri m in a , ti d ine, mem s n n e m g a g la in n o y p in ru th s m , e tu a s lan C), halu hen g stimu e (4-MM runan P i efek k sampin -APB, tu phedron l fe 6 e e fu M i a ri ik rm • o il a h , memilik n h • m e p e n u in a e m , , d m e g , e n la g n ino ethy ntun ia, da sampin Cathino oba Cath an Phen detak ja insomn nis nark katkan A, turun inogen, je s M lu ri M a a P h d , mening n an • nt stimula e, turun ostimula ntedron samping iki efek inone, g psych c ti in th e a p a C • Pe s im a k b m e, memil o o fe in e rk th i m a a n ik la p y il k m sy jenis neth mem n efe nan Phe nan dari n denga k EC, turu stimula C-B, turu 2 g -M gen in 4 iliki efe o p in • m s • ine, mem g halu i efek sa m in ik p la , il y m c e m a th li n s e m hene hede athino runan P pal psyc rkoba C ogenic iliki DOC, tu n, efek , archety jenis na empath la a u ri ri ine, mem a • o m d m h ti p s n la , u y a a E n ri th g e o ru n h in tu e PV, n toxic samp g eup an Ph • MD ogen, da e, turun k sampin pathogenic in M s fe i e O lu i B a ik h N ri , I, memilik ulan k em an da memil • 25 ylamine ing stim , dan efe e), turun p th c n e m o ia n a g ic e is in s x h d in k th P p to efe sam nan dan aphro thylca iki efek inogen, Me, turu ne (N-e iki n, halus e, memil 5B-NBO cathino n la 2 th o u e, memil E in m in ti th • s m a • g C la y in a p b th o e m rk toxic. e, n Phen efek sa jenis na athinon gen, dan nt , turuna C o e la a in M u b s o O m lu B rk ti a C-N n, h jenis na psychos • 25 stimula ulant an dari samping ychostim k k s P, turun p fe fe H e e g P i in M mp emilik • i efek sa inoid, m n toxic memilik Cannab c ti inoid, da b te a n n y n S , a c 8 1 k -0 fe H efek ogen, e • JW emiliki halusin binoid, m a n samping n a C ntetic R-11, Sy • XL
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 25
Kreasi
Mustain Adnan
Pemenang Logo Harganas XXIII-2016
A
walnya, Mustain Adnan hanya isengiseng browsing lomba desain di internet. Buka tutup laman di dunia maya, akhirnya suami dari Mega Sudarmi Putri tersebut terpana dengan situs perlombaan Logo Hari Keluarga Nasional ke XXIII. Gairahnya untuk mengikuti perlombaan itu begitu deras mengalir.
Bekalnya mendesain diperoleh hanya dari sebuah percetakan di Kota Mataram, NTB. Meskipun sempat pesimis, ternyata buah karya Mustain Adnan terpilih sebagai pemenang lomba desain Logo Harganas XXIII 2016.
“Akhirnya dengan penuh keyakinan (bismillah) mencari keberuntungan, saya mulai membuat desain logo Harganas berdasarkan kriteria-kriteria yang harus masuk di dalam logo tersebut,” tutur Adnan. Tepat 21 Mei 2016, pria kelahiran Mataram 1990 ini memulai proses pembuatan Logo. Dalam perjalanan pembuatannya, dia menyelesaikannya
Ini Berkah BMuntuk Media Keluarga Tapi di tengah keyakinan itu, benak Adnan sempat diselimuti perasaan pesimis. Maklum saja, ajang lomba logo Harganas itu merupakan ajang nasional, pasti pesertanya dipenuhi desainerdesainer andal Tanah Air. Maklum saja, juara I Lomba desain Logo Harganas 2016 tersebut hanya alumnus IAIN Mataram, Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Uniknya lagi, keahlian desain hanya diperolehnya dari bekerja sambilan di sebuah perusahaan percetakan di Kota Mataram, NTB sejak 2009. Untungnya, ayah dari El Rafif Adnan ini mampu menghapus kegalauannya dengan cepat. Sebetulnya, tekad, istri dan putranya-lah yang punya andil besar memompa kembali gairah Adnan untuk mengikuti perlombaan tersebut.
26 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
dalam tempo 3 jam dengan berpatokan pada desain logo Harganas di tahun sebelumnya, termasuk didalamnya kriteriakriteria yang tidak sepenuhnya disebutkan dalam kriteria lomba logo pada 2016. Meski bisa diselesaikan dalam tempo 3 jam, bukan berarti Adnan tidak terbentur kendala. Ia sempat dipusingkan terutama mengenai memadukan kriteria yang diminta oleh panitia. “Disini tantangannya. Kita diminta untuk memadukan bagaimana keterpaduan antar kriteria agar desain logo mudah diingat dan memiliki nilai estetika. Namun sekali lagi, dengan penuh kepasrahan, saya membuat satu desain saja dengan tidak merubah setelahnya. Setelah logo selesai, saya berulang kali memandanginya, dan berencana segera mengirim-
kannya ke BKKBN Pusat,” tegas Adnan. Adnan sempat menunda untuk mengirimkan logo Harganas buatannya. Dia butuh saran dan masukan dari rekan dan kerabat dekatnya. “Namun, sampai dua hari berlalu, saya belum menemukan teman untuk dapat saya perlihatkan, dan akhirnya saya putuskan mengirimkan desain tersebut pada 23 Mei 2016 ke MPC BKKBN Pusat,” katanya. Sampai dengan tanggal pengumuman pemenang yang sudah ditentukan, yakni 16 Juni 2016, Adnan masih menunggu dan berulang kali membuka website BKKBN, namun belum ada sama sekali pengumuman mengenai pemenangnya. Baru, pada 22 Juni 2016
saya ditelpon oleh pihak BKKBN bahwa dirinya ditetapkan menjadi Pemenang Lomba Logo HARGANAS XXIII. Awalnya Adnan tidak percaya, karena pengumuman resmi di situs BKKBN belum ada.Setelah dikonfirmasi Alhamdulillah, pria yang tengah melanjutkan studinya ini memang ditetapkan sebagai pemenang Lomba Logo HARGANAS XXIII dan diminta datang ke Jakarta untuk menerima Hadiah pada 29 Juni 2016. “Sungguh tidak pernah menyangka dapat memenangkan perlombaan ini, mengingat para pesaing yang ada adalah para desainer yang memang pendidikannya khusus pada bidang desain. Alhamdulillah, keyakinan itu berbuah manis dan tak akan pernah terlupakan,” katanya.
Makna Logo Harganas ke-XXII 2016 Lingkaran: melambangkan kebulatan tekad keluarga Indonesia untuk memperingati Hari Keluarga (karena keluarga sebagai basis pembangunan keluarga). Warna Kuning Emas: Penggunaan warna emas sebagai latar belakang logo menggambarkan generasi emas Indonesia yang tercipta melalui peran serta keluarga. Pita Merah Putih, Bendera Republik Indonesia: Menjadi pengikat keragaman untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Ayah, Ibu dan 2 anak: Melambangkan kondisi keluarga bahagia yang ceria dan harmonis, yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dua anaknya. Rantai Jumlah Delapan: menggambarkan pentingnya fungsi
keluarga sebagai prasarat dalam membangun ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Logo PKK: Logo PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) yang mengapit pada sisi samping dan Logo diatas menggambarkan 10 program pokok PKK bermakna bahwa PKK turut berperan penting dalam pembentukan kemasyarakatan yang produktif, kreatif dan responsif terutama tentang keluarga. Motif Khas NTT, Mengikuti lingkaran: Menggambarkan sinergitas program KKBPK dengan tradisi dan budaya daerah setempat. Alat Musik SASANDO: Alat musik khas daerah NTT sebagai pengikat Keharmonisan Keluarga.
BM Media
“Sungguh tidak pernah menyangka dapat memenangkan perlombaan ini, mengingat para pesaing yang ada adalah para desainer yang memang pendidikannya khusus pada bidang desain.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 27
Program
Mengenal Kampung KB Melalui Kampung Keluarga Berencana (KB), masyarakat diedukasi akan pentingnya merencanakan keluarga dan kesejahteraan.
P
ernah dengar tentang Kampung KB? Ya Kampung Keluarga Berencana. Ini merupakan model baru dalam menggarap program KB berkelanjutan di bawah kendali Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kampung ini didesain menjadi model pembangunan terpadu berwawasan kependudukan di level mikro. Karena itu, lokasi Kampung KB berada di tingkat rukun warga (RW) atau lazim disebut kampung. Dalam kampung KB dilakukan program kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga yang dilaksanakan secara terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan di kampung ini, antara lain, optimalisasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak sejak di kandungan sampai seribu hari pertama kehidupan. Kemudian ada juga perencanaan kehamilan yang baik sejak pranikah dan selama mengandung. Tidak hanya itu, ada pula program menurunkan angka fertilitas melalui pelayanan KB yang bermutu, merata, dan dapat diakses oleh
BM Media
28 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
seluruh keluarga. Di sisi lain juga ada program yang menitik beratkan pada pengembangan kualitas keluarga melalui Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) Generasi Berencana, dan Bina Keluarga Lansia (BKL). Bahkan persiapan anak usia sekolah melalui integrasi mata pelajaran tentang isu kependudukan, serta memaksimalkan pelayanan posyandu juga merupakan program yang juga diwadahi Kampung KB. Wilayah sasaran Kampung KB diutamakan yang berada di perbatasan negara, wilayah terpencil, maupun wilayah dengan geografis yang sulit terjangkau alat transportasi. Selain itu, wilayah padat penduduk, seperti perkampungan nelayan/pesisir, kawasan industri, kawasan wisata, daerah aliran sungai (DAS), dan daerah kumuh. Pada intinya, BKKBN akan memperkuat program KB dengan pendekatan dari masyarakat (bottom up). Masyarakat akan diedukasi pentingnya merencanakan keluarga dan kesejahteraan keluarga. Di tahun 2016, secara nasional dicanangkan secara bertahap keberadaan kampung KB di seluruh Indonesia. Di satu kabupaten nanti akan ada satu
Kampung KB. Wilayah mana yang dipilih, diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah provinsi dan pemerintah daerah masingmasing. Nantinya diperkirakan akan ada sekitar 514 kampung KB di seluruh Indonesia. Keberlangsungannya akan dievaluasi setiap bulan. Dan sampai dengan Mei 2016 dicanangkan sebanyak 344 kampung KB di kabupaten dan kota. Secara umum hadirnya Kampung KB ini adalah untuk membangun manusia Indonesia yang cerdas dan berkualitas dengan cara mengendalikan angka kelahiran. Mengapa hal ini penting? Karena, pemerintah melalui BKKBN ingin mengedukasi masyarakat, khususnya para ibu, untuk bisa menerapkan pola asih, asuh, dan asah kepada anak-anaknya secara sempurna. Dengan kelahiran yang terkendali, yakni dua anak, ibu bisa mencurahkan lebih banyak waktu dan tenaga bagi tumbuh kembang anak-anaknya. Dari sisi kesehatan, kelahiran yang terkendali menguntungkan bagi para ibu. Secara lebih spesifik, tujuan program ini sesuai dengan tiga agenda Pembangungan Prioritas Nasional (Nawa Cita), yakni membangun Indonesia dari
hadirnya Kampung KB ini adalah untuk membangun manusia Indonesia yang cerdas dan berkualitas dengan cara mengendalikan angka kelahiran. pinggiran dengan memperkuat desa-desa, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan melakukan revolusi mental bangsa. Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara. Memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan
BM Media
titik beratnya pada terbentuknya terbentuknya satu Kampung KB di setiap kecamatan. Lalu, Indikator KKBPK tercapai 100%, indikator lintas s ektor bidang tercapai 80% dan Muatan lokal sesuai kebutuhan masyarakat. Untuk di tahun 2018 BKKBN menitik beratkan pada terbentuknya satu Kampung KB di 50% desa miskin; indikator KKBPK tercapai 100%, Indikator lintas sektor bidang tercapai 90% dan muatan lokal sesuai kebutuhan masyarakat. Nah, memasuki tahun 2019 fokus utamanya bertumpu pada terbentuknya satu Kampung KB di setiap desa miskin, indikator KKBPK tercapai 100%, indikator lintas sektor bidang tercapai 100% dan muatan lokal sesuai kebutuhan masyarakat. Harapannya, semua ini bisa terwujud dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan kesejahteraan pun kerap dalam genggaman masyarakat.
sistematis. Perjalanan kampung KB sendiri dimulai sejak tahun 2015 di diharapkan pada 2019 mampu mewujudkan satuan wilayah yang di dalamnya mampu mengangkat kualitas hidup manusia Indonesia. Di tahun 2015, Konsep Kampung KB sebagai kegiatan prioritas disetujui oleh Presiden RI. Joko Widodo. Begitu pula dengan alokasi anggaran pencanangan mulai dimasukan didalam usulan RKA-K/L . Di tahun 2016 sendiri difokuskan pada Target pembentukan Kampung KB dalam Renja BKKBN TA 2016: “Satu Kampung KB per Kabupaten/Kota.” Selain itu Pencanangan Kampung KB di Cirebon oleh Presiden RI (14 Januari 2015),penyusunan Payung Hukum (Inpres) Kampung KB, Indikator KKBPK tercapai 100%, indikator lintas s ektor bidang tercapai 70% dan muatan lokal sesuai kebutuhan masyarakat. Sedangkan di tahun 2017,
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 29
Program
Keluarga Landasan Revolusi Mental Keluarga Indonesia dapat mulai menanamkan karakter pada masingmasing anggotanya agar memiliki nilai-nilai revolusi mental, yaitu integritas, beretos kerja dan gotong royong. Pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga, dilakukan melalui program pembangunan keluarga untuk mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
BM Media
30 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
BM Media
B
erbagai fenomena yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini, baik tentang isu kekerasan seksual pada anak, pelecehan terhadap kaum perempuan, kasus kekerasan dalam rumah tangga, LGBT, disharmoni hubungan dalam keluarga, serta isu lain yang menyangkut sendi-sendi kehidupan keluarga berakar dari lemahnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Untuk mengatasinya, perlu langkah konkret dari berbagai elemen, baik masyarakat maupun pemerintah yang diwujudkan melalui penyusunan regulasi maupun dalam bentuk menumbuhkembangkan kepedulian dan empati masyarakat. Sesuai arah kebijakan pembangunan pemerintahan periode tahun 2015 – 2019 yang tertera dalam Agenda Prioritas Pembangunan Nasional, BKKBN meru-
pakan salah satu Lembaga yang diberi tanggung jawab untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Cita ke-3 untuk “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, Cita ke-5 “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” dan Cita ke-8 untuk melakukan “Revolusi Karakter Bangsa”. Baru-baru ini, BKKBN melaksanakan kegiatan Konferensi Keluarga Indonesia (KKI) dengan tema “Melalui Pembangunan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Kita Wujudkan Revolusi Mental Guna Menuju Indonesia yang Berkarakter Berlandaskan Pancasila”. Konferensi ini, merupakan kegiatan strategis sebagai rangkaian peringatan kegiatan Hari Keluarga Nasional Tahun 2016 sekaligus bertepatan juga dengan hari lahirnya Pancasila 1 Juni.
Tujuan pembangunan keluarga di Indonesia yaitu mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Pembangunan keluarga dilaksanakan dengan pendekatan siklus kehidupan, yaitu pembinaan terhadap seluruh tahapan perkembangan manusia, dari mulai balita dan anak, remaja, hingga lansia. Dengan adanya nilai-nilai revolusi mental yang ditanamkan dalam keluarga, lanjut dia, setiap individu diharapkan dapat lebih mengenal karakternya sehingga berbagai tindakan yang tak diinginkan di kemudian hari, bisa dihindari, seperti pemerkosaan, seks sebelum menikah, pernikahan dini dan narkoba. “Hal ini dapat dimulai dari keluarga dengan membangun komunikasi berkualitas, yang dikenal dengan sebutan komunikasi segitiga, yaitu komunikasi dengan Tuhan, manusia lainnya, dan komunikasi dengan dengan
keluarga sebagai lembaga pertama dalam kehidupan anak memberikan pola dan corak bagi konsep diri anak yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangannya. Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan momentum kebangkitan keluarga sebagai lembaga pertama dan utama dalam melakukan revolusi mental berbasis keluarga berlandaskan Pancasila. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty pada Launching KKI di Auditorium BKKBN berharap, agar seluruh keluarga di Indonesia dapat mulai menanamkan karakter pada masing-masing anggota keluarga agar memiliki nilai-nilai revolusi mental, yaitu integritas, beretos kerja dan gotong royong. Pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga, dilakukan melalui program pembangunan keluarga.
dirinya sendiri,” jelas Surya. Dengan begitu, lanjut dia, tugas BKKBN untuk bisa meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bisa lebih maksimal. “Kalau kami kan tugasnya membenahi yang di hulu, kami preventif. Jadi, tugas kami menciptakan revolusi karakter bangsa, yang dapat dimulai dari mana saja, salah satunya keluarga agar ke hilirnya juga bisa menjadi baik,” terangnya. BKKBN memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan pembangunan sumber daya manusia yang berkaitan dengan prioritas kesehatan dan revolusi
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 31
Program
mental. Revolusi mental harus digalakkan, diinternalisasikan, dan disosialisasikan untuk memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing, dan mempererat persatuan bangsa. Revolusi mental memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin dan juga pengorbanan dari rakyat. Revolusi mental dilakukan untuk membangun karakter. Jadi, perubahan karakter harus sejak dini. Keluarga adalah wahana pertama dan utama dimana manusia sejak usia dini belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah. Dengan kata lain, di dalam keluargalah seseorang sejak dia sadar lingkungannya, belajar tata nilai dan moral.
BM Media
Upaya pembenahan Salah satu kebijakan Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Sembilan Agenda Prioritas Kabinet Kerja yang diberi nama “Nawa Cita”, yaitu “melakukan revolusi karakter bangsa” (prioritas 8) atau istilah lainnya adalah Revolusi Mental. Revolusi Mental ditujukan sebagai upaya pembenahan tatakelola pemerintahan dan nation building dalam rangka pembangunan sumberdaya manusia Indonesia. Sebagai upaya pembenahan tatakelola pemerintahan, Revolusi Mental dapat dilaksanakan dengan mengubah secara cepat dan
32 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
mendasar mental dan perilaku pengelola pemerintahan (birokrat) melalui mekanisme reward and punishment. Sedangkan sebagai upaya nation building, yang juga harus diubah adalah mental dan perilaku masyarakat, terutama keluarga. Tentu pendekatannya tidak dapat disamakan dengan cara untuk mengubah mental dan perilaku birokrat. Pendekatan keluarga dan pendidikan merupakan yang paling mungkin dilakukan dalam upaya penanaman mental dan perilaku baru dimaksud. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak hingga menjadi dewasa. Karena itu, keluarga sebagai lembaga pertama dalam kehidupan anak memberikan pola dan corak bagi konsep diri anak yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangannya. Pandangan konstruksi perkembangan percaya bahwa ketika individu tumbuh, mereka mendapatkan model dalam berhubungan dengan orang lain. Pengalaman interaksi dalam keluarga akan menentukan
pola tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat. Kesalahan interaksi dalam keluarga karena kurang optimalnya anggota keluarga dalam melaksanakan peran dan fungsinya masing-masing dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam keluarga. Berbagai kajian menunjukkan bahwa kunci keberhasilan suatu negara sangat ditentukan oleh terbangunnya budaya yang kondusif untuk maju, yang dicerminkan oleh karakter dan perilaku masyarakatnya (social capital). Karakter dan perilaku masyarakat dibangun dari karakter dan perilaku individual. Jerman dan Jepang telah membuktikan bahwa communitarian capitalism dengan individualistic capitalism telah mengantarkan Negara tersebut mencapai pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika dan Inggris. Karakter individu meru-
pakan hasil akumulasi dari proses pembelajaran (emotion regulation) sejak awal kehidupan. Masa emas pembangunan karakter adalah pada tahuntahun pertama kehidupan (the golden years) yang terjadi di keluarga. Golden years merupakan masa peletakkan konsep diri dan rasa percaya individu terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya” melalui penanaman mental dan karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa sebagai upaya Revolusi Mental dimulai dari keluarga melalui pengasuhan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan dan perlakuan
BM Media
yang baik menyebabkan anak yang hidup di daerah marjinal bisa berprestasi (Sunarti, 2003). Gangguan terhadap lingkungan yang dibutuhkan berupa konflik perkawinan, perceraian, atau bahkan pengasuhan bukan oleh orang tua telah ditengarai berisiko terhadap prestasi, kompetensi, dan karakter. Agar keluarga dapat memberikan pengasuhan yang baik dan menjadi lingkungan yang kondusif dan positif bagi tumbuh kembang anak sebagai upaya nation building, penguatan keluarga agar dapat menjalankan fungsi-fungsinya menjadi sebuah keharusan. Untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi
keluarga secara optimal pemerintah mengeluarkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin sesuai dengajn UU No 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan keluarga. Ketahanan keluarga dapat diukur dari dimensi internal, yaitu bagaimana fungsi-fungsi keluarga telah mampu menjamin tumbuh kembang individuindividu sebagai anggota keluarga, baik secara fisik, mental maupun sosial. Kemudian juga diukur secara eksternal, yaitu bagaimana fungsi-fungsi keluarga tersebut
mampu menyiapkan individu-individu yang mampu mengembangkan peranan dan tanggung jawab sosial sebagai anggota masyarakat. Potensi yang menjanjikan Dua tahun lalu, Indonesia memiliki 67 juta keluarga, sebuah potensi yang menjanjikan mengingat pentingnya peran keluarga dalam pembangunan suatu bangsa. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Pengasuhan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berkualitas. Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Sifat ke-Indonesia-an semakin pudar karena derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi teknologi komunikasi selama 20 tahun terakhir. Indonesia tidak boleh membiarkan bangsanya larut dengan arus budaya yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.
Keluarga yang berketahanan, yang telah melaksanakan 8 fungsi keluarga, (fungsi agama, fungsi sosial/pendidikan, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, dan fungsi lingkungan) diharapkan dapat menjadi benteng dari tantangan globalisasi dan perubahan zaman dan mampu memberikan pengaruh positif di dalam keluarga sendiri maupun lingkungan sekitar. Thomas Lickona, guru besar bidang pendidikan dari Cortland University mengemukakan tentang 10 tanda-tanda jaman yang harus diwaspadai sebuah bangsa, yaitu: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; penggunaan bahasa dan katakata yang memburuk; pengaruh peer-group (kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan; meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, seks bebas, dan alcohol; semakin kaburnya pedoman moral baik dan buru; penurunan etos kerja; semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru; rendahnya rasa tanggungjawab individu dan warga Negara; ketidakjujuran yang telah membudaya; adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Melalui Revolusi Mental sebagai upaya membangun karakter dan kepribadian bangsa, semoga Indonesia dapat terhindar dari kehancuran.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 33
Kontrasepsi
B
arangkali sudah menjadi rahasia umum, wanita di pedesaan lebih cepat menikah dibandingkan dengan wanita di perkotaan. Tentunya berbagai faktor mempengaruhinya. Yang menjadi salah satu pertanyaan klasik adalah bolehkah nikah di usia remaja? Katakanlah menikah di usia antara 15-19 tahun. Menurut catatan, pada kelompok ini terdapat 11 persen Wanita Usia Subur (WUS), sudah menikah. Sebaiknya, wanita menikah di usia 21. Kalau terlanjur menikah, tundalah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi atau menjadi peserta KB. Kehamilan pada usia muda akan mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Perkawinan di bawah usia 20 tahun secara kesehatan reproduksi bisa dikatakan masih terlalu muda, secara mental, sosial juga belum siap dan secara ekonomi pun biasanya belum mapan. Pernikahan umur muda juga berdampak pada kualitas penduduk, terutama pada wanita, karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya peluang mengenyam pendidikan; rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga; meningkatnya risiko komplikasi medis pada ibu dan anak yang mengakibatkan kematian anak, kematian ibu, berat badan bayi lahir rendah dan bayi prematur.
BM Media
Jangan terlalu cepat Dalam bukunya Prof. DR. Dadang Hawari, seorang psikiater, mengatakan secara psikologis dan biologis seseorang matang bereproduksi dan bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga antara umur 20-25 tahun atau 25-30 tahun, sedangkan di bawah itu masih terlalu cepat. Memperhatikan peserta KB aktif pada kelompok umur ini terlihat bahwa sebagian besar dari mereka menggunakan kontrasepsi jenis suntik (75,8 persen) dan pil (16,7 persen). Di kelompok umur ini penggunaan metode kontrasepsi hormonal (Non MKJP) sudah tepat, karena hanya untuk menunda kehamilan. Kemudian ada kelompok umur 20-34 tahun. Kelompok usia ini diasumsikan merupakan WUS yang kalau menikah dan menjadi peserta KB untuk tujuan penjarangan kelahiran. Data yang ada menunjukkan bahwa kelompok umur 20-24 tahun masih banyak yang menunda perkawinannya. Selanjutnya, untuk kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun menunjukkan proporsi WUS yang menikah sudah cukup besar, yaitu mencapai 83,6 persen dan 91,8
34 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
Menikahlah
di Usia Matang
Secara menyeluruh terlihat bahwa kesertaan ber-KB saat pengamatan ini dilakukan adalah cukup baik karena telah mencapai angka 62,5%. persen di kelompok umur 30-34 tahun. Dari jumlah kelompok umur tersebut di atas, sebagian besar telah menjadi PA dan mencapai pencegahan di atas 60 persen. Kondisi ini menunjukkan baiknya kesadaran mereka dalam memanfaatkan kontrasepsi untuk perencanaan kehamilan. Memperhatikan data dengan lebih cermat terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan penggunaan MKJP seiring dengan meningkatnya usia PUS. Pada kelompok umur 35-49 tahun peserta KB cenderung menurun dari sekitar 69,3 persen di kelompok umur 35-39 tahun; menurun menjadi 62,7 persen di kelompok umur 40-44 tahun; dan 43,5 persen di kelompok umur 45-49 tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh alasan tertentu, salah satunya adalah karena merasa sudah tua dan menopause.
Pasangan suami-istri Prinsip Program Keluarga Berencana di Indonesia, yaitu mengharuskan peserta pengguna kontrasepsinya adalah pasangan suami istri. Prinsip ini juga didukung oleh upaya diterimanya norma lain, seperti anjuran untuk menikah di usia yang telah dianggap matang, yaitu usia 21 (dua puluh satu) tahun idealnya perempuan menikah. Berdasarkan teori fertilitas, penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran. Semakin tinggi prevalensi penggunaan alat kontrasepsi, maka akan semakin rendah angka fertilitasnya.
Alat kontrasepsi digunakan oleh pasangan usia subur (PUS) yang berstatus menikah dan berusia 15-49 tahun untuk beberapa tujuan, yaitu: penundaan kehamilan (kelompok usia 15-19 tahun), untuk penjarangan (kelompok usia 20-34 tahun), dan untuk pembatasan (stopping) kehamilan yang dalam pengamatan ini diasumsikan pada PUS dengan pasangan perempuannya berusia 35-49 tahun. Disamping itu, penggunaan jenis kontrasepsi juga menjadi perhatian dalam pengamatan data yang ada, dimana untuk kelompok usia muda lebih diasumsikan memanfaatkan kontrasepsi jangka pendek, seperti pil, suntik dan kondom. Sedangkan untuk kelompok usia yang lebih dewasa/tua diasumsikan untuk lebih baik menggunakan kontrasepsi jangka panjang karena alasan bahwa yang bersangkutan telah memiliki jumlah anak yang cukup. Artinya, bahwa meningkatnya usia PUS perempuan akan searah dengan meningkatnya penggunaan MKJP, sebagai bagian dari perubahan tujuan ber-KB dari tujuan penundaan, ke penjarangan dan diikuti oleh upaya pembatasan (stopping).***
Kurangi Kesenjangan Antarwilayah BKKBN serius menggarap wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan hingga daerah kepulauan dengan prioritas 187 kabupaten/kota.
BM
BKKBN terus menggarap wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan hingga daerah kepulauan Media (Galcitas) dengan memprioritaskan 187 kabupaten/ kota, dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
B
erdasarkan indikator kependudukan dan keluarga berencana hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015, terkait kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) nilai terendah yang dicapai Kalimantan Selatan yaitu 10,66 persen, tertinggi Provinsi Papua sebesar 41,99 persen. Ini membuktikan terdapat rentang perbedaan angka di tingkat provinsi yang relatif besar. Sementara secara nasional target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 -2019 adalah 9,91 persen. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggarap wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan hingga daerah
kepulauan (Galcitas) dengan memprioritaskan 187 kabupaten/ kota, dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pemilihan daerah yang menjadi prioritas tersebut, berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). Penggarapan program KB di wilayah Galcitas sejalan dalam upaya mendukung 9 Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) terutama agenda Prioritas ke-3 yaitu “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty menjelaskan saat Pertemuan Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan
KB dan KR di Bali, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk upaya untuk berbagi informasi mutakhir dan menyamakan persepsi bagi para pengelola Program KB dan KR di tingkat pusat dan provinsi serta saling berbagi pengalaman dalam menggarap Program KB di wilayah Galcitas. Hal tersebut penting, seiring dengan perubahan lingkungan strategis; perkembangan isu-isu bidang kependudukan dan KB terbaru di tingkat global seperti disepakatinya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs), regional dan nasional; serta perkembangan teknologi dan informasi terbaru. Penggarapan program KB di wilayah Galcitas sejak 2011 hingga kini, menjangkau
45 Kabupaten yang berada di 18 Kepulauan. Di antara 45 kabupaten tersebut terdapat 4 kabupaten di luar dari data KPDT yaitu Kabupaten Belitung, Belitung Timur, Sumenep dan Bengkulu Utara. Selanjutnya BKKBN akan memperluas penggarapan program KB di wilayah Galcitas tersebut. Tujuan dari penggarapan program KB di wilayah Galcitas adalah untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah. Selain itu juga untuk mempercepat sasaran program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang tertuang dalam RPJMN 2015 – 2019. Dalam penjabarannya, Renstra BKKBN Tahun 20152019 telah memberikan arah kebijakan bagi pembangunan kependudukan dan KB, diantaranya meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualitas di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan menguatkan advokasi dan (KIE) tentang KB dan KR di seluruh wilayah.***
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 35
Lansia
BM Media
36 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
Menjadi Lansia Tangguh Penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) diperkirakan meningkat dari 18 juta jiwa di tahun 2010 menjadi 80 juta pada 2030. Menghadapi lonjakan lansia ini, BKKBN bekerjasama dengan berbagai sektor mengembangkan program lansia tangguh.
BM Media
B
KKBN sendiri berkeyakinan, satusatunya cara untuk menekan lonjakan penduduk lansia adalah mengendalikan tingkat kelahiran. Namun, kenyataan bahwa beberapa program pengendalian penduduk dalam 5-10 tahun terakhir stagnan, kemungkinan itu sangat kecil. Tetapi, untuk lonjakan lansia pada 2030, di mana 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah orang tua, tidak bisa dengan cara menekan kelahiran. Penurunan angka kelahiran akan menyebabkan penurunan jumlah penduduk umur kurang dari 15 tahun, yang diikuti dengan penambahan penduduk usia produktif 15-64 tahun sebagai
persen dari total penduduknya. Selain merawat lansia ini lebih banyak hidupnya, dan lebih panjang masa produktif, BKKBN sekarang bersama pakar geriatri berupaya mengembangkan lansia tangguh. Lansia tangguh adalah upaya agar meskipun telah berusia di atas 60 sampai 70 tahun lansia tetap produktif. Misalnya, memperpanjang usia bekerja bagi lansia pensiunan di sektor formal, baik perusahaan maupun PNS, di atas 58 tahun dan 60 tahun. Mereka diberikan berbagai pelatihan, sehingga masih bisa bekerja sampai 10 tahun
Banyaknya lansia bukanlah suatu ancaman jika mereka produktif. Karena itu, BKKBN bersama berbagai sektor, seperti kesehatan dan pendidikan mengembangkan program lansia tangguh.
akibat banyaknya kelahiran di masa lalu. Sementara karena perbaikan status kesehatan, umur harapan hidup semakin panjang sehingga lansia akan semakin meningkat. Proses ini merupakan bonus demografi yang merupakan suatu kondisi perubahan struktur umur penduduk sebagai akibat dari proses transisi demografi, yaitu penurunan angka kelahiran dan angka kematian. Banyaknya lansia bukanlah suatu ancaman jika mereka produktif. Karena itu, BKKBN bersama berbagai sektor, seperti kesehatan dan pendidikan mengembangkan program lansia tangguh. Daerah yang diwaspadai lonjakan lansianya adalah Yogyakarta, di mana angkanya sudah hampir mendekati 12
berikutnya setelah pensiun. Baik itu pindah kerja baru dengan pelatihan keterampilan atau melanjutkan kelebihan, ketrampilan dan pengalaman yang sudah dimilikinya. Mereka bisa dipersiapkan menjadi kader keliling untuk mengampanyekan berbagai hal, termasuk soal KKB.Yang dibutuhkan dari mereka lebih banyak kebijaksanaanya atau otak, bukan otot. Juga mempertimbangkan risiko pekerjaan rendah.. Sedangkan untuk lansia 70 sampai 80 diharapkan masih mandiri, artinya bisa mengurus dirinya sendiri. Baru di usia 80 tahun ke atas hampir sebagian besar membutuhkan pendampingan melalui pengembangan home care atau pengobatan
di rumah. Menciptakan pakar geriatri yang sekarang jumlahnya masih minim, menyiapkan tenaga provider yang bisnisnya melayani orang tua atau pelayanan di luar keluarga. Namun demikian, semua upaya ini harus didukung dengan kemampuan kesehatan, dan fasilitas publik yang mendukung lansia bisa berkarya. Mulai dari jalan, jembatan penyeberangan, transportasi publik, dan lainnya. Upaya lainnya adalah intervensi sejak awal siklus kehidupan manusia. Dimulai dari program 1000 hari pertama kehidupan, yaitu intervensi gizi yang memadai sejak dalam kandungan, saat bayi, balita, dan wajib belajar. Intervensi 1000 hari pertama penting karena penelitian menunjukkan balita yang kurang gizi kecenderungan menderita penyakit degeneratif di masa tua. Diharapkan lansia lebih sehat, sehingga tidak menarik anggota keluarga, khususnya perempuan, untuk merawat mereka. Sebab, di masa bonus demografi nanti diharapkan lebih banyak perempuan bekerja di sektor formal. Menanggapi hal ini, pakar kependudukan dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI), Sonny Harmadi, mengatakan lansia boleh saja dikategorikan sebagai bonus demografi kedua. Tetapi syaratnya mereka harus benar-benar produktif, meskipun kemungkinan itu kecil. Pasalnya jumlah lansia di 2030 adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1966, yang notabene berpendidikan rendah dan kualitas kesehatan kurang. Untuk menghadapi itu, harus ada upaya terobosan, misalnya dengan silver industri atau industri bagi lansia melalui pendidikan dan pelatihan. Seperti yang dilakukan Jepang maupun Singapura yang saat ini menghadapi masalah penuaan. Wan
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 37
Lansia
IMPALA Potret Lansia Mandiri dan Bermanfaat
hidup rukun dan penuh aktivitas. Karena itulah, banyak warganya yang merasa sosok Anwar-lah yang tepat menduduki posisi tersebut. Cerita jabatan RW sudah usang. Sekarang di tahun 2016, usia Anwar menginjak 71 tahun. Meskipun secara struktural tidak menempati posisi apapun di organisasi RW, bukan berarti, pria kelahiran November 1945 itu, berhenti berkarya bagi masyarakat sekitarnya. Justru malah bertambah. Seolah api pengabdiannya tidak akan pernah surut sampai kapanpun. “Saya akan tetap berkarya hingga ajal menjemput,” tegas salah satu tokoh masyarakat Pancoran ini.
BM Media
Menjadi tua bukan berarti segalanya akan berakhir. Masih banyak yang bisa dilakukan, terutama berbagai kegiatan bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Satu di antaranya gambaran dari kegiatan BKL IMPALA.
D
i lingkungan RW.04, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, sosok Drs.. Anwar Ar sangat dikenal masyarakat. Maklum saja, sejak usianya hampir menginjak 40 tahun, dirinya sudah aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Bahkan, dalam perjalanan hidupnya, pria beradarah Bima, Nusa Tenggara Barat ini pun pernah didaulaut menjadi Ketua RW 04 oleh masyarakat sekitar empat periode. Kalau saja ayah
38 x Cita Keluarga x Edisi Khusus
tiga anak ini tidak memilih ‘lengser’ dari jabatan, mungkin jabatan Ketua RW masih disandangnya hingga sekarang. Selama menjabat, mantan Guru di SLTP 57 Halimun Jakarta Selatan itu kerap mendidikasikan pengabdiannya kepada masyarakat. Semua dilakukannya dengan ikhlas. Bahkan terkadang, kepentingan keluarga pun kerap terpinggirkan demi mengedepankan kepentingan masyarakat. Di masa kepemimpinannya, RW 04 bertabur prestasi dan gemilang. Masyarakat pun
Benar saja. Di tahun 2007, pria yang dikenal taat beribadah tersebut memprakarsai lahirnya Bina Keluarga Lansia (BKL) IMPALA. Apa itu IMPALA? IMPALA merupakan kependekan dari Ikatan Masyarakat Pancoran Lanjut Usia. IMPALA merupakan kumpulan manula aktif di bawah payung Bina Keluarga Lansia (BKL) yang dimotori Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta dan BKKBN. BKL sendiri merupakan kelompok kegiatan (Poktan) keluarga yang mempunyai anggota usia lanjut. Bertujuan, meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dan lansia itu sendiri agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi PUS dan Poktan. Anggota Impala saat ini berjumlah 53 orang dengan rentang usia 45 hingga 70 tahun. Impala hadir dengan mengusung tujuan kemandirian dan bermanfaat bagi masyarakat. “Kemandirian disini dimaksudkan bahwa kami harus bisa hidup dengan tidak mengandalkan anak untuk menunjang
BM Media
hidup. Kami berupaya mandiri sebisa mungkin. Salah satu contohnya kami berternak lele. Hasilnya untuk anggota dan bahkan ada juga yang digunakan untuk membantu masyarakat. Jadi kegiatan IMPALA tidak melulu orientasi pada anggota semata, namun juga masyarakat sekitar” tutur Anwar. Kegiatan rutin yang diagendakan BKL, khususnya bagi IMPALA bisa dibilang setiap bulannya cukup padat. Di antaranya, kegiatan pengembangan yang meliputi pembinaan kesehatan fisik,
seperti senam, penyediaan makanan tambahan, pengobatan dan lain sebagainya. Ada lagi kegiatan kunjungan rumah yang didalamnya berisi kegiatan positif seperti menengok rekan yang sakit, rekreasi dan bina lingkungan. Dalam kegiatan ini juga mengedepankan pembinaan rohani serta pembinaan peningkatan pendapatan usaha ekonomi produktif. “Setiap lansia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam, kami mencoba memfasilitasi. Seperti kegiatan olah raga senam. Ada empat jenis senam yang rutin dilakukan,
yaitu senam otak, senam diabetes, senam asam urat serta senam jantung. Kami datangkan instruktur senam yang memang berpengalaman di bidangnya. Dan, bagi lansia yag masih aktif, olah raga seperti bola voli bisa menjadi pilihan,” tutur Anwar dengan senyum. Pemeriksaan kesehatan dilakukan rutin di minggu ketiga setiap bulannya. “Kami berkoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan DKI untuk memperoleh obatnya. Dan setiap hari jadi IMPALA, diadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis. Ditujukan tidak hanya untuk anggota tapi juga untuk masyarakat. Dan salah satu bentuk lain kreasi IMPALA bagi masyarakat adalah lahirnya Bina Keluarga Balita, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Matahari.”Berdirinya PAUD ini karena kami melihat banyak anak usia sekolah yang tidak bisa mengenyam pendidikan lantaran terbentur biaya. Sejumlah prestasi telah digapai PAUD Matahari, di antaranya juara di tingkat provinsi hingga masuk nominasi di tingkat nasional. Guru-gurunya adalah adalah ibu-ibu anggota PKK. Bagi guru yang hanya tamatan SMP, diikutsertakan pendidkan paket C. Selain itu, lanjut Anwar, IMPALA juga mencari dukungan dana maupun orang tua asuh bagi anak-anak yang tidak mampu ini.”Dukungannya dari masyarakat kami juga,” tambah kakek 4 orang cucu ini. M. Yunus (70) anggota IMPALA mengaku banyak manfaat yang diperoleh semenjak dirinya bergabung dalam kelompok ini. Selain memperoleh informasi terkini seputar lansia, mereka juga menikmati kegiatankegiatan yang diselenggarakan IMPALA. “Dan yang terpenting kita menjadi manusia yang bermanfaat buat menambah bekal di akhirat kelak,” tandas M. Yunus Bangga dan menitikkan air mata.
Edisi Khusus x Cita Keluarga x 39
BM Media
BM Media
edisi KHUSUS
mewujudkan keluarga berkualitas melalui keluarga berencana
Mengenal Kampung KB Menjadi Lansia Tangguh Agar Program KB Kembali Bersinar
BM Media
Semarak Harganas
2016
TIS GRA