Edisi July - September 2016
sunday school
news Fatherhood is a privilege given by god WHY DADDIES MATTER
Inside Fatherhood is a privilege given by God - 1 to 4 Q&A - 5 & 6 Lessons Summary - 7 to 9 Kesaksian Lyvia - 10 & 11 Teachers profile - 12 to 14
FATHERHOOD
“It is much easier to become a father than to be one” Kent Nerburn, Letters to My Son
Menjadi seorang ayah adalah sebuah hak istimewa yang diberikan Allah. Allah bisa memilih siapa saja tetapi di dalam bijaksanaNya yang tak terbatas itu Ia memilihmu untuk melaksanakan tugas itu! Menjadi ayah adalah inti dari natur maskulinitas. Keinginan yang kuat untuk melindungi dan menjaga bayi dan anak-anakmu dari segala mara bahaya, keberanian untuk berada di depan menjadi tameng, itu adalah natur maskulin, itu ada di dalam diri pria sejati. Ayah yang taat kepada Allah akan menempatkan kebutuhan orang lain di depan kebutuhannya sendiri. Seorang anak laki-laki akan mencontoh natur maskulinitas ini dari ayahnya. 1
AYAH DAN ANAK LELAKINYA Seorang ayah memiliki peran yang esensial sebagai seorang pria bagi pertumbuhan anak lelakinya. Bahkan boleh dikatakan bagi anak-anak lelaki, seorang ayah lebih penting daripada seorang ibu! “Mothers make boys, fathers make men.” Di masa bayi, anak lelaki dan anak perempuan sama-sama mempunyai kedekatan emosi yang dalam dengan ibunya. Anak perempuan dalam pembentukan identifikasinya terus dekat dengan ibunya. Namun anak lelaki memiliki “tugas tambahan” di dalam pertumbuhannya yaitu justru untuk “disidentify” [melepaskan identifikasi] dari ibunya dan membentuk identifikasi dengan ayahnya. Pada titik ini [dimulai pada usia 18 bulan] seorang anak lelaki bukan saja mulai mengenali perbedaan, tetapi dia harus memutuskan “aku akan menjadi seperti siapa?” Dalam proses identitas diri ini anak lelaki mengarahkan matanya kepada sosok ayah sebagai model maskulinitasnya. Umumnya sebelum usia 3 tahun anak lelaki sudah memutuskan dia akan bertumbuh menjadi seperti ayahnya. Secara implisit keputusan ini berarti dia tidak akan bertumbuh seperti ibunya. Maka pada titik ini seorang ibu mulai mundur sedikit demi sedikit dan memberi kesempatan kepada ayah untuk lebih banyak terlibat di dalam dunia anak lelakinya. Sementara itu ayah harus memperkuat peranannya dan memperteguh natur kelelakian anak lelakinya dengan membangun relasi yang penuh kasih dan respek di antara mereka. Ketika seorang anak lelaki makin dekat dengan ayahnya, dia makin mengerti betapa menyenangkan maskulinitas itu. Dia akan merasakan adanya “sense of freedom and power” lepas dari ibunya dan masuk ke dalam dunia pria. Bermain gulat, melempar dan menangkap bola dan berbagai aktifitas fisik akan sangat menyenangkan anak-anak lelaki bersama ayahnya. Anak lelaki membutuhkan seorang ayah yang suportif, sensitif dan penuh perhatian. Jangan pelit mengatakan, “I love you,” “I am proud of you, well done, son! Good job!” karena kata-kata seperti itu akan menghasilkan impak yang sangat besar pada diri anak. Apabila ayah melakukan perannya dengan sepenuhnya, kelak anak-anak lelakinya akan tumbuh menjadi pria yang normal, produktif, bahagia dan hidup yang indah.
KETIADAAN ROLE MODEL DAN BIMBINGAN MASKULIN Hasil penelitian di Amerika melaporkan bahwa hampir semua ayah sangat kurang berinteraksi dengan anak-anaknya. Rata-rata percakapan langsung antara ayah dan anaknya hanya 30 detik per hari. HANYA SETENGAH MENIT SEHARI! Ini adalah hasil penelitian yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Ayah sibuk sendiri dengan dunianya, dengan peralatan elektronik di sekitarnya, dan tidak mempunyai intention untuk melakukan percakapan dengan anak-anaknya. Ada yang beralasan dia merasa kagok dan tidak tahu bagaimana memulai percakapan dengan anaknya karena ayahnya sendiri tidak pernah melakukan hal seperti itu pada waktu dia kecil. Apa yang terjadi ketika seorang ayah absent dari hidup anaknya? - kurang ada disiplin dan supervisi - tidak tersedia bimbingan apa artinya menjadi seorang pria - tidak ada pertolongan bagaimana anak mengatur emosinya - tidak ada petunjuk dan direksi - tidak terlibat . - tidak pernah mendisiplin pun juga tidak mendukung - penolakan dan kritikan - absen secara fisik dan emosi
2
Maka ketika semua ini terjadi, anak lelaki akan tumbuh menjadi seorang yang: - pemarah dan mudah sakit hati (kemarahan terpendam) - berperilaku yang ekstrim, jatuh kepada kecanduan atau obsesi terhadap hal tertentu - lemah di dalam mengambil keputusan, kurang ada direksi, sense of lostness - homoseksualitas terjadi kepada anak-anak lelaki yang sensitif oleh karena luka yang terlalu dalam dengan ayahnya Sosiolog bernama Peter Karl mengatakan anak-anak lelaki yang 80% hidupnya hanya dikelilingi oleh wanita pada waktu dewasa tidak tahu bagaimana bersikap dan bertindak sebagai pria. Dia akan menjadi helpless dan lebih seperti “big kids.” Riset memperlihatkan satu hal yang memprihatinkan di dunia barat bahwa kaum lelaki menghadapi lebih banyak persoalan serius daripada kaum wanita. Anak lelaki yang mengalami kesulitan belajar 2x lebih banyak daripada anak perempuan, 3x lebih banyak yang kecanduan obat; 4x lebih banyak mengalami gangguan emosional. Kaum lelaki lebih besar resiko mengalami penyakit jiwa schizophrenia, autisme, kecanduan seks, minuman keras dan berbagai sikap antisosial dan kriminal. Kaum lelaki 10x lebih banyak yang menjadi pembunuh dan kematian karena kecelakaan mobil 50% lebih besar.
MENGEMBANGKAN PERAN AYAH SECARA INTENSIONAL Ayah mendisiplin, ayah memberi direksi, ayah mendorong hal-hal yang baik bagi anakanaknya. Semua itu bisa terjadi secara efektif jika seorang ayah melakukan “intentional fathering” dengan perencanaan yang proaktif. Sayangnya ayah yang tidak tahu harus bagaimana dalam situasi tertentu akhirnya bereaksi impulsive dan lebih menggunakan kemarahan ketimbang ketenangan dan sikap bijaksana.
BONDING, AKRAB DENGAN ANAK Kenapa begitu penting untuk bonding dengan anak? Interaksi yang kerap dengan pria dewasa akan membuat anak lelaki mempunyai gambaran bagaimana hidup menjadi seorang pria dewasa. Unik sekali, Allah memberikan satu dorongan kuat dalam hati anak lelaki mengagumi apa saja pada diri ayahnya. Bahkan secara instinktif mereka meniru cara ayahnya berbicara, berjalan, dan berbagai kebiasaan-kebiasaan khas yang dilakukan ayahnya. Anak lelaki belajar bagaimana ayahnya menjalani hidup sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab dan memberi nilai-nilai moral kepada mereka hidup dalam kerajinan, kejujuran dan bijaksana. Merka melihat ayah bukan saja sebagai sosok yang mencukupi kebutuhan mereka tetapi juga sebagai teladan dan guru. Seorang ayah yang kuat sekaligus tenang, gagah sekaligus lembut, figur “a real gentleman” sedemikian akan tertanam di dalam benak anaknya bagaimana “a healthy manhood” itu, yang akan menghasilkan satu pribadi yang kuat dan stabil. Sebaliknya, anak yang tidak mendapatkan kesempatan seperti itu akan menjadi seorang yang gampang terombang-ambing dan terpengaruh dengan segala pengaruh kultur dan tekanan dari sekitarnya.
3
MELEWATI MASA-MASA SULIT Ayah dan anak lelakinya akan lebih erat secara emosional ketika mereka menghadapi masamasa sulit bersama. Jangan takut mengekspresikan kelemahan dan ketidak-berdayaan, di situ anak tidak melihat ayah sebagai orang yang lemah tetapi sosok yang jujur dan otentik. Mengatakan kita membutuhkan support dan berdoa bersama anak akan menjadi satu pengalaman yang sangat berharga bagi mereka, melihat betapa nyata pengalaman rohani dan hati yang bersandar sang ayah kepada Tuhan bisa menjadi kekuatan bagi mereka di saat mereka juga menghadapi kesulitan dan persoalan kelak. Kitab Amsal memanggil para ayah menjadi penasehat yang bijaksana bagi anak-anak lelakinya. Selain itu penting juga bagi ayah menyatakan ekspektasi apa yang dia harapkan pada anak , memberi challenge dan menuntut mereka menyelesaikan tugas dengan kesungguhan, kesabaran dan ketelitian. Kelak semakin bertambah usia mereka, beri tantangan yang semakin berat untuk melatih mereka makin kuat dan bertanggung jawab. Biasakan memberi pekerjaan-pekerjaan rumah, merapikan barang-barang, membantu reparasi barang di gudang, menyeterika baju, menyapu dan membuang sampah, bahkan memasak di dapur. Banyak anak lelaki karena tidak dibiasakan terlibat akhirnya menjadi remaja yang malas, pasif dan tidak punya inisiatif. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu anak lelaki menjadi terlibat dengan dunia sekitarnya dan akan mengembangkan empati mereka kepada orang-orang lain. John Maxwell pernah berkata, “Only when we are tested under pressure do we discover the true nature and depth of our character. By never letting our sons suffer through tough times, we rob him of the joy and rewards of developing strong character.” Tahan diri dan jangan cepat-cepat menolong dia di tengah anak menghadapi sesuatu yang kelihatan berat. Lihat sampai dimana batas kekuatannya dan baru mendampinginya sampai dia benar-benar tidak mampu dan mulai mengekspresikan frustrasinya.
BERBICARA TENTANG ALLAH Alkitab sangat menekankan peran ayah sebagai alat Tuhan untuk membimbing anakanaknya mengenal Tuhan, menghormati Tuhan dan menempatkan Tuhan sebagai prioritas yang terpenting di dalam keluarga. Seorang ayah adalah imam bagi keluarga, pemimpin rohani dan wakil dari otoritas Tuhan bagi seluruh anggota keluarga yang lain. Sebagai imam, ayah bertanggung jawab membimbing isteri dan anak-anaknya beribadah kepada Tuhan. Seperti kata Yosua, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yosua 24:15). Ciptakan kesempatan dan waktu bersama anak secara intensional membaca Alkitab dan mempelajarinya bersama. Lakukan dengan teratur sehingga anak terbiasa dengan hal yang rutin. Sampai dewasa kelak dia akan menghargai waktu-waktu yang indah bersekutu bersama ayah dan Tuhannya.(kz) Sumber: “Bringing Up Boys,” DR. James Dobson; “Better Dads, Stronger Sons,” Rick Johnson
4
Q
: Apa yang harus saya lakukan sebagai orang tua untuk menghindari homoseksualitas pada anak lelaki saya?
A
: Menurut Dr James Dobson (penulis buku Bringing Up Boys), ayah memainkan peranan penting terhadap pertumbuhan seorang anak lelaki menjadi pria dewasa. Mothers make boys. Fathers make men. Saat masih bayi, anak secara emosional dekat dengan ibu. Dalam bahasa psikoanalisa, ibu adalah objek cinta yang pertama. Ia memenuhi segala kebutuhan primer dari anak-anaknya. Anak perempuan akan mengidentifikasikan dirinya dengan memandang kepada ibu. Sedangkan anak lelaki mempunyai tugas tambahan dalam perkembangannya: berhenti mengidentifikasi ibu dan mulai mengidentifikasi ayahnya. Dimulai sekitar umur 18 bulan, anak kecil tidak hanya mulai mengobservasi perbedaan, tetapi juga mulai menentukan, "mau jadi seperti siapa saya? Ayah atau Ibu?". Disaat itulah anak lelaki mulai melihat ayah sebagai model yang maskulin. Secara umum, anak lelaki usia dibawah 3 tahun menentukan bahwa ia ingin bertumbuh menjadi seperti ayahnya. Ini adalah pilihan yang implisit, dimana ia memilih untuk tidak mau tumbuh menjadi seperti ibunya. Seperti yang disebutkan oleh Robert Stoller, "tugas utama untuk menjadi seorang pria adalah: jangan menjadi seorang wanita." Disinilah seorang ayah harus melakukan bagiannya. Ia perlu menunjukkan dan menegaskan kelelakian/ maleness dari anaknya. Ia bisa bermainrough-and-tumble dengan anak lelakinya, yang menunjukkan bahwa itu adalah permainan sesama lakilaki, berbeda dengan permainan perempuan. Ajari anak untuk bermain bola. Ajari tentang hal-hal pertukangan. Ajak anak lelaki untuk mandi bersama dengan ayahnya, sehingga ia bisa melihat bahwa ayah punya alat kelamin yang sama seperti yang dimilikinya. Ketika anak lelaki mulai menjalin hubungan yang akrab dengan ayahnya dan mulai memahami bagaimana menyenangkan dan penuh energinya seorang ayah, mereka mulai belajar menerima maskulinitas dirinya. Mereka akan merasakan rasa bebas, dengan cara menjadi berbeda dari ibunya, bertumbuh masuk ke dalam dunia pria. Jika orang tua mendorong anak lelakinya seperti ini, itu akan menolong mereka mengembangkan identitas maskulin dalam diri mereka dan nantinya tumbuh menjadi pria yang heteroseksual. Selama 15 tahun Dr Dobson melayani para pria homoseksual, tidak ada satupun diantara mereka yang berkata bahwa mereka punya relasi yang penuh kasih dan respek terhadap ayahnya. Seorang anak lelaki perlu memandang ayahnya sebagai sosok yang percaya diri, yakin akan kemampuan dirinya dan mampu mengambil keputusan secara efektif. Ia juga membutuhkan sosok ayah yang suportif, peka dan caring. Ibu perlu mundur sedikit, jangan berusaha menjadi Ayah dan Ibu sekaligus untuk anaknya. Jika si anak punya pertanyaan, minta dia untuk bertanya pada Ayahnya. Ibu perlu memberikan kesempatan kepada Ayah untuk mendemonstrasikan kasih sayang dan interest nya kepada si anak. Dan Ayah harus memberikan waktu untuk berelasi dengan anaknya.
5
Seringkali beberapa Ibu punya kecenderungan untuk menganggap anak lelakinya terusterusan sebagai bayi, sehingga ada kecenderungan menjadi hubngan ketergantungan yang tidak sehat. Jika orang tua ingin anaknya bertumbuh menjadi anak yang normal dan tidak gay, Ayah harus memutuskan koneksi ibu dan anak lelakinya yang sudah tidak sehat tersebut. Intimasi Ibu dan anak lelakinya hanya berlaku saat anak masih bayi dan anak lelaki tidak lagi interest kepada ibunya setelah umur 3 tahun. Saat itulah Ayah harus menjadi model, menunjukkan kepada anaknya bahwa ia bisa tetap memiliki hubungan dengan ibunya sambil juga mempertahankan kemandiriannya. Psikolog Robert Stroller mengatakan "maskulinitas adalah sebuah pencapaian". Maksudnya adalah bertumbuh normal bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi. Melainkan dibutuhkan parenting yang baik. Dibutuhkan dukungan sosial. Dan membutuhkan waktu. Tahun-tahun krusial adalah dari 1.5 sampai 3 tahun, tapi waktu yang optimal adalah sebelum umur 12 tahun. Jika orang tua mulai mencium ada masalah pada anaknya, bekerja samalah untuk mengatasinya, cari bimbingan dan pertolongan dari psikoterapis yang mempercayai bahwa perubahan tersebut memungkinkan. "The bottom line is that homosexual is not primarily about sex. It is about everything else, including loneliness, rejection, affirmation, intimacy, identity, relationships, parenting, selfhatred, gender confusion, and a search for belonging." Dr Nicolosi (MSG)
6
LessonS Summary Toddler (usia 2 tahun) July – My Amazing God Get toddlers excited about God . Toddler tidaklah terlalu muda untuk belajar tentang Allah dan “My Amazing God” ini akan membantu si kecil menyadari bahwa Firman Tuhan adalah FULL of Surprises. Mereka akan belajar memahami bahwa Allah itu nyata, kuat, dan awesome! Setiap pelajaran dimulai dengan cerita tokoh Alkitab singkat diikuti oleh visual yang menarik seperti permainan, craft, gerak dan lagu yang memungkinkan si anak mengerti pesan alkitabiah. August - I Can Help God Apakah toddler tahu bahwa mereka dapat membantu Allah? Dalam pelajaran ini anak akan mengetahui bagaimana mereka dapat membantu Allah di dalam berbagai cara, dengan praktek aktivitas yang menyenangkan. Setiap pelajaran dimulai dengan cerita tokoh Alkitab dan diikuti oleh cerita gambar yang terjadi sehari di dalam keluarga si kecil. September – Jesus Teaches Me Toddler akan belajar apa artinya “let their light shine for Jesus”. Yang mana mereka akan belajar bagaimana memaafkan orang lain, bagaimana menjadi baik, bagaimana untuk berbagi, dan bagaimana berdoa. Mengetahui bahwa Yesus mengajarkan kita nilai penting dari kebenaran adalah langkah pertama dalam tumbuh di dalam Tuhan. Setiap pelajaran dimulai dengan cerita tokoh Alkitab dan diikuti oleh cerita gambar yang terjadi sehari di dalam keluarga si kecil.
Explorer A (usia 3 tahun) Pelajaran di bulan Juli dan Agustus akan membahas topik "I belong to Jesus". Anakanak akan belajar bahwa Yesus ada di dalam hati mereka, dan hati mereka milik Yesus. Demikian juga tangan, kaki, mulut, telinga, mata, dan barang-barang yang dimiliki. Pelajaran-pelajaran ini diambil dari beberapa kisah alkitab dari Nehemia, Yohanes Pembaptis, Paulus dan Silas, Samuel, dan juga Yesus & para murid Nya. Bulan Agustus dan September 2016, anak-anak di Explorer A akan belajar bagaimana menghargai orang lain "I learn respect". mereka diajarkan untuk menghargai Tuhan, Gereja, Misionaris, tetangga, orang tua, firman Tuhan, dan juga pendeta. Kisah-kisah alkitab yang akan dibawa diambil dari kisah Musa, Yesus pergi ke rumah ibadah, Yosia, Elia dan kehidupan Tuhan Yesus.
7
Explorer B (usia 4 tahun dan kindergarten) Kelas Explorer menggunakan buku baru sejak 2 minggu yg lalu, dengan seri title - More! Instant Bible Lessons for Preschoolers, ditulis oleh Pamela J.Kuhn. Jumlah series ada 4 buku dan masing masing untuk 2-3 bulan. Series pertama temanya "Being My Best for God" mengajarkan anak anak membedakan antara sifat positive dan negative serta penerapan praktisnya. Series ke dua temanya "God Helps Me", didalam buku mengajarkan buah buah baik yang harus dilakukan dan diajarkan ke anak. (Compassionate, Fair, Forgiving, A Good Citizen, Kind, Respectful, Responsible and Trustworthy).
Adventurer (Year 1 – 2) Selama bulan Juli anak-anak kelas Adventurer akan melanjutkan pembelajaran mengenai tokoh-tokoh di Perjanjian Lama, yang kepada mereka hati Tuhan berkenan. Tokoh-tokoh tersebut adalah Samuel, Daud, Elia, Yunus, Daniel, dan Nehemiah. Mereka adalah orangorang yang mencintai Tuhan, dan di dalam hidupnya mereka merasakan pertolongan Tuhan dan jawaban Tuhan atas doa mereka. Kiranya anak-anak boleh belajar takut akan Tuhan yang begitu berkuasa. Tuhan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang begitu besar yang tidak mudah kita mengerti dan selami. FirmanNya juga adalah Firman yang hidup, yang memberikan kesegaran, teguran, dan ajaran bagi kita semua. Ini menjadi salah satu alasan mengapa anak-anak datang ke Sunday School untuk menyembah Dia dan mendengar FirmanNya. "We Worship Jesus, He Does Great Things" dan "We Obey Jesus' Teachings - The Word of God", menjadi tema besar yang akan dibahas di bulan Agustus dan September. Anak-anak akan melihat mujizat-mujizat yang Yesus lakukan sehingga hati mereka dipenuhi kagum akan Tuhan, juga melihat bagaimana perkataan Yesus benar adanya dan memiliki kuasa, sehingga mereka belajar taat akan FirmanNya. Mohon orang tua boleh membantu mengingatkan anak-anaknya untuk membawa Alkitab, supaya selama di kelas mereka boleh belajar membuka Alkitab bersama-sama. Alkitab yang dipakai adalah NIRV Kid's Study Bible by Joel Tanis. Bagi yang belum memiliki Alkitab, boleh menghubungi Stephanie (0404526732).
8
Navigator (Year 3 – 4) Untuk 3 bulan kedepan, anak2 kelas Navigator akan diingatkan tentang perjalanan iman dan ketaatan mereka sebagai anak2 Tuhan dan juga dalam mempunyai sikap yg benar di mata Tuhan sebagaimana mestinya. Kisah2 alkitab di perjanjian baru tentang: Perjalanan Tuhan Yesus dalam mentaati perintah2 Tuhan Allah; Keajaiban mujizat2 yang Tuhan Yesus kerjakan; dan Sikap2 Tuhan Yesus yang rendah hati, memaafkan, dan selalu siap untuk melayani orang lain --- akan menegaskan pentingnya ketaatan, pemeliharaan iman, dan pendekatan kepada Tuhan dalam segala waktu meskipun Tuhan Allah tidak selalu kelihatan. Anak2 juga diingatkan untuk selalu mendekat kepada Tuhan dengan berdoa sehingga mereka diberi kekuatan untuk bisa membedakan apa yang indah di mata Tuhan dan bukan di mata manusia.
Young Achiever (Year 5 – 6) Di bulan July sampai September, kelas Young Achiever akan membahas tentang siapakah Allah. Allah itu baik, sempurna, mengetahui isi hati manusia, pengampun dan Tuhan Yesus yg adalah Allah. Konsep tentang standard Allah dan bagaimana anak2 Tuhan mengaplikasikan ini dikehidupan mereka juga akan diajarkan kepada anak2. Pembahasan lalu berlanjut ke Allah mengasihi manusia, menjaga manusia, mengasihi orang berdosa, mengasihi anak2Nya dan pengorbananNya di kayu salib karena kasihNya. Lalu di bulan September, anak2 akan diajak untuk mengasihi Allah sepenuhnya, berkomunikasi dengan Tuhan, memberi untuk Tuhan dan senantiasa seeking God lewat saat teduh/ their personal time with God.
9
Kesaksian Lyvia
Nama saya Lyvia, suami saya namanya Joshua. Kami memulai ibadah di RECI tahun lalu, tepatnya bualn Februari 2015. Saya mulai pelayanan Sekolah Minggu sebagai asisten di kelas Adventurer untuk pertama kali bulan April 2016. Kami sangat senang untuk beribadah di RECI, untuk bertumbuh dan berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia. Kami juga diberkati dalam pernikahan kami dengan Pak E tepatnya tgl. 24 Oktober 2015. Saya berterimakasih juga dengan teman-teman di RECI yang menyumbangkan acara paduan suara dan juga Stephanie yang menawarkan saya untuk membuat profile sebelum saya dan suami Joshua berangkat ke Melbourne untuk menetap tinggal di sana. Minta dukungan doanya yah semua. Thanks a lot. Saya menceritakan kehidupan saya yang begitu luar biasa yang Tuhan pelihara terus hidup saya sampai sekarang yaitu mengenai keuangan saya. Saya ke Sydney tahun 2008 dengan uang saku yang hanya $500. Di sini saya kuliah dan bekerja. Pada waktu saya mulai hidup di sini, mencari pekerjaan susah sekali karena dengan speak English not really good, not understanding what they talk. Saya sempat berputus asa tidak ada pekerjaan tetap selama 9 bulan saya nganggur. Saya terus berharap dan berdoa setiap hari. Saya suka sekali di Australia karena lingkungan juga bersih karena di Jakarta setiap hari saya ada alergi debu. Bangun pagi hingga mau tidur saya bersin-bersin terus.
10
Saya berkata-kata dengan Tuhan, jika kehendakMu untuk aku tetap di Australia, berikan saya pekerjaan karena pada waktu itu uang sudah habis di tabunganku dan aku masih pinjam uang dengan saudaraku untuk bayar uang kuliah pertama kali. Pada suatu hari aku mendapatkan pekerjaan di Rehabilitation hospital di bagian kitchen. Sebelumnya diinterview dengan manager, aku sama sekali nggak ngerti dan memperbolehkan aku bekerja. Pada saat itu manager suka dengan pekerjaanku dan senang memanggil aku karena hampir tiap hari banyak staff yang call sick or anything. Aku berterima kasih kepada Tuhan dan bersyukur selalu. Pada waktu gajian pertama (forthnightly) aku nanya kepada teman bagaimana cara perhitungan gaji tersebut sampai aku mengerti. Pada waktu gaji yang kedua kali, aku sudah hitung perkiraan gaji yang ada di tabungan terkumpul kira-kira $1,100, aku bingung sekali dan tidak mau pinjam lagi karena aku sudah banyak berhutang yang belum aku balikkan. Sementara sudah waktunya bayar uang kuliah sebesar $1,275. Pada waktunya mengambil uang, aku berdoa dulu di depan ATM dengan menutup mata, minta Tuhan dengan jumlah yang pas. Pas buka mata aku langsung girang dengan tertera di monitor sejumlah $1,275.70. Luar biasa and I said, Thanks God. God is Almighty. I can’t believe and so surprised. Rajinlah juga memberikan perpuluhan walau hidupku bukan dari orang kaya. Aku terus bersyukur sampai sekarang dan walau aku mendapat pergumulan yang begitu berat Tuhan selalu menolongku. Banyak juga Tuhan memberi jawaban doaku untuk mencari pasangan hidupku, begitu juga rencana pergi ke Melbourne, aku ingin sekali bisa bawa mobil karena gampang untuk mencari pekerjaan di sana. Tuhan menjawab semuanya waktu tanggal 21 June, aku langsung lulus dengan mendapatkan red P, padahal nyetir mobilku nggak terlalu bisa, masih perlu belajar lagi. Aku percaya dengan iman, Tuhan memberkati kami di Melbourne dengan memberikan pekerjaan tetap dan terbaik. Terima kasih atas dukungan doa dari keluarga jemaat RECI. We will miss you all. Kalo kalian ke sana, keep in touch with us. I always join with group RECI Couples Forum all the time. God bless you.
11
Teachers' profIle
ASTRID PARAMITA Guru kelas Toddler (Usia 2 sampai 3 tahun) Hallo semua, nama saya Astrid. Saya salah satu guru Sunday School Toddler class. Sejak kecil saya sudah ikut kelas Sekolah Minggu di gereja lalu saya masuk ke tim Remaja Pemuda di mana saya mengambil bagian ikut paduan suara dan bermain musik untuk mengiringi kebaktian. Tahun 2004 saya melanjutkan studi ke Sydney, lalu saya diajak oleh teman saya ke GRII Sydney pada waktu itu. Tahun 2009 saya sempat aktif paduan suara di kebaktian pemuda, lalu tahun 2010 saya melayani sebagai assistant guru Toddler. Saya merasa bersyukur bisa melayani mengajar di kelas Toddler dan menjadi bagian dari pertumbuhan rohani anak2. Menurut saya bukan hanya pendidikan akademis saja yang penting, pertumbuhan rohani dan pembentukan watak juga sangat penting untuk bekal masa depan mereka. Anak2 harus dibekali dengan iman yang kuat sehingga mereka memiliki resiliency dan rasa takut akan Tuhan. Saya berharap apa yang saya ajarkan bisa memberkati anak2 dan mereka bisa mengaplikasikan konsep kekristenan di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Biarlah anak2 boleh menjadi lilin terang di dalam dunia dan keluarga kita masing2. Semoga Tuhan Yesus beserta kita semua. Tuhan memberkati. Salam, Astrid n family
13
CHRISTOPHER SUDARMANA Guru kelas Navigator (Year 3 and 4) Background: • Born in Melbourne (Clayton) on 20/12/1991 • Lived in Jakarta until 7 before moving to Sydney and attending St Aidan’s Primary School • Attended St Aloysius College from year 5 to year 12. • Graduated from University of Sydney in 2013 with a Bachelor of Commerce Liberal Studies majoring in Finance and accounting • Currently working at KPMG Audit Process of Becoming a SS Teacher Growing up as part of the RECI community through Sunday school, teen class and eventually congregation, I have come to appreciate the importance of the Church community and the role it’s played in my life. The many stories, songs, activities and teachings of the previous Sunday school teachers has allowed me to become the person I am today, and for that, I’m eternally grateful. Becoming part of the Sunday school team has never occurred to me prior to being asked by Jessica (JJ) in 2014. I’m grateful for this opportunity, to serve God, by teaching the children about His word and also to learn from the children themselves. I hope that through the weekly lessons, the children will be able to know and develop a relationship with God, in addition, to understanding the many biblical stories. I also pray that we together, as a Church community may help one another and us as Sunday school teachers in reminding our children about God’s saving grace and to always strive to grow in Christ. 12
ANITA WIDYASAPUTRA Guru Young Achiever (Year 5 and 6) Hallo, Anita disini. Saya baru saja kembali mengajar sekolah minggu setelah ambil maternity leave for 9 months after giving birth to baby Zachary who’s turning one bulan July ini. Saat ini saya mengajar sekolah minggu dikelas Young Achiever (year 5 & 6), sebelumnya saya mengajar kelas Adventure (year 1 & 2). Saya lahir di keluarga Kristen, papa dulu majelis gereja dan dibawah pengawasan mama mau tidak mau saya selalu pergi ke sekolah minggu meskipun ada Doraemon di TV :) Ada banyak memory of joy and happiness yang saya ingat dengan involvement saya di skolah minggu - Guru2 yang baik, cerita2 alkitab dan prop nya yang sampai sekarang masi sangat berkesan untuk saya. I have two sisters yang juga sangat active di gereja sehingga saya ikut2 an active di komisi remaja then pemuda. Tapi perjalan iman saya baru benar2 terasa pada waktu kuliah di America, pada saat jauh dari keluarga dan teman2 dan everything I used to know. Setelah belajar and bekerja di Boston selama 9 tahun, saya dapet assignment pekerjaan di Singapore. Tidak beberapa lama kemudian, boss mengirim saya ke Australia untuk secondment selama 8 bulan, then saya pindah kerja ke Hong Kong selama 4 tahun. Baru tahun 2012 saya menikah dan decide untuk menetap di Sydney. Dalam smua perjalanan ini berkat dan perlindungan Tuhan is strongly presence dan saya sangat bersyukur untuk gereja, pelayan Tuhan, & teman2 yang Tuhan sediakan. However, saya sangat aware & appreciate bahwa those young days di sekolah minggu is one of the main drive yang membawa saya untuk mencari Tuhan pada saat saya ada dalam tikungan2 perjalanan hidup. Lagu2 sekolah minggu yang saya ingat dan nyanyikan sampai sekarang… Cerita2 illustrasi dari Alkitab yang membuat saya mengenal character Allah dan apa yang Dia kehendaki dalam hidup kita. Saya berdoa agar kita & anak2 kita terus mengenal & mendekat kepada Tuhan sampai kita besar nanti dan till His second coming. 14