Edisi 163 – 8 Desember 2011
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pimpinan Ministry : Handry Sigar, Willy Wuisan, Yoshen Danun, Lucky Mangkey Pemred Handry Sigar Wapemred Willy Wuisan Sekretaris Meilien Langi-M Bendahara Yoshen Danun General Controller Yance Pua, Ellen Mangkey HRD Pdtm. Davy Politon, Pdtm. Dale Sompotan Koordinator Produksi Osvald Taroreh, Harold Somba
Edisi 163 – 8 Desember 2011 BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Jenry Wungkana , Marchel Tombeng, Edwin Tenda. Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Dartar Isi [1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
4
[5] OPINI – 1
5
[6] OPINI– 2
7
[7] RUANG KESEHATAN
8
[8] INSPIRATIONAL STORY
9
[9] RAGAM
11
[10] ARTIKEL ROHANI 1
12
[11] ARTIKEL ROHANI 2 [12] PALAKAT [13] CATATAN KAMI
14 17 28
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Ratahan Refli Ompi, Kotamobagu Maikel Makarewa
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 2
Edisi 163 – 8 Desember 2011
SINGKIRKANLAH PERASAAN KUATIRMU Oleh : Willy U. Wuisan Filipi 4 : 6 – 7: ―Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.‖ Dari salah satu Koran berita ibu kota melaporkan mengenai seorang pria kehilangan lengan kanannya dalam sebuah kecelakaan tragis. Dia menjadi stress, kuatir dan putus asa serta perasaan minder akan hidupnya, bahwa hidupnya tidak akan berguna sama sekali bahkan akan menjadi tontonan penghinaan kepadanya. Dalam keadaan demikian dia datang kepada Tuhan dengan berdoa dan berpuasa serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan agar supaya dalam keadaan dirinya boleh menjadi sesuatu berkat kepada dirinya dan juga kepada orang lain. Suatu ketika dia bertemu dengan seorang seniman tato yang berhasil mengubah lengan pria itu menjadi kepala lumba-lumba. Heine Braek (umur 24 tahun) memutuskan untuk mengubah bentuk luka amputasinya menjadi kepada lumbalumba. Dirinya pun minta seorang seniman tato asal Bulgaria, Valio Ska untuk mengubahnya menjadi tato 3 dimensi berbentuk lumba-lumba. Braek mengalami kecelakaan jatuh dari kereta saat berusia 13 tahun dan lengan kanannya harus diamputasi. „Hal pertama yang saya lihat sesudah operasi adalah bentuk lengan saya yang seperti kepada lumba-lumba. Saya memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan lengan saya, dan saya menghubungi Valio untuk membuatnya menjadi sebuah tato timbul. Teman-teman saya menyukainya dan saya pun gembira serta bersyukur kepada Tuhan atas pemberian yang indah waktu melihat bentuk tangan saya,‟ tambahnya. Rasul Paulus mengingatkan kita supaya janganlah kita kuatir tentang apapun juga, tetapi kita harus nyatakan dalam segala hal keinginan kita kepada Tuhan di dalam doa dan memohon serta mengucapkan syukur, dan niscaya damai sejahtera Tuhan akan melampuai segala akal dalam memelihara hati dan pikiran kita dalam Yesus Kristus. Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan, “Berdoalah tentang segala hal. Jika kita melakukan ini, masalah, kita akan hilang”. Sebaliknya dia mengatakan “Jika kita melakukan ini, kita akan mengalami damai sejahtera Allah yang jauh lebih indah daripada yang dapat dimengerti oleh pikiran manusia”. Namun ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak dapat atau tidak akan menghapus masalah-masalah kita, karena kadang-kadang Dia akan langsung melakukannya. Namun seringkali, Dia akan memberikan kita kekuatan-Nya dan kedamaian di tengah-tengah masalah. Dengan kata lain, kita mampu meletakkan segala sesuatu ke dalam perspektif yang tepat. Jika kita memiliki “Tuhan yang besar”, dalam arti bahwa kita melihat Tuhan sebagaimana benarbenar Dia sebagai Tuhan, maka kita akan memiliki „masalah-masalah kecil‟. Salah satu hal yang disampaikan berulang kali oleh Tuhan adalah pesan jangan kuatir dan serahkanlah segala kekuatiran kita kepada Tuhan, Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin Redaksi BAIT,
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edisi 163 – 8 Desember 2011
Oleh Pdtm. Dale Sompotan Gembala Jemaat Caruban, Saradan, Ngawi
―Saudara-saudaraku anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai bagai pencobaan sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.‖ Yakobus 1:2-3.
P
embaca setia BAIT dimana saja berada, ada satu pepatah mengatakan berakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Kurang lebih artinya adalah awalnya mungkin ada kesulitan tetapi harus tabah menjalaninya karena didepan nantinya akan ada kesenangan dan sukacita. Saudara yang dikasihi Tuhan, menurut Yakobus Orang Kristen disuruh untuk menganggap bahwa cobaan itu sebagai kesempatan untuk berbahagia, mengapa?
Bejana Advent Indonesia Timur
Jawabannya sederhana karna Kebahagiaan terbesar yg bisa dirasakan orang Kristen apabila imannya bertumbuh, dan cobaan menjadi alat yg ampuh untuk membuat dan membangun iman yang dari padanya kerohanian orang kristen menjadi berkembang dan bertumbuh lebih baik. Itulah sebabnya kita harus berbahagia bila berhadapan dengan cobaan karna kita tahu itulah yg akan menuntun kita kepada ketekunan yang berujung pada kesempurnaan dalam iman. Dalam pengalaman kami dalam pelayanan, biasanya
Page 4
Edisi 163 – 8 Desember 2011
sesuatu yang dimulai dengan sulit pasti akan berakhir dengan happy ending, karna secara manusia normal tentunya ketika berhadapan dengan kesulitan maka kita akan berusaha untuk menyelesaikan kesulitan itu, berusaha tabah tekun sabar untuk menghadapinya tentunya dengan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Jadi syukuri semua cobaan yang datang sebagai batu loncatan menuju kepada kebaikan dalam perjalanan iman kita diatas dunia ini.
Apa yang akan menjadi cobaanmu atau masalahmu setiap hari? Hadapi itu dengan penuh kebahagiaan, mungkin itu datang dari keluarga kita, teman kerja kita, sahabat kita, bahkan yang sengaja mungkin direncanakan oleh musuh kita, mintalah kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi semua itu karena itulah jalan yang akan membuat engkau menjadi sempurna, mematangkanmu, membuat dewasa imanmu dan akan membuat karaktermu muncul bagaikan emas murni yg sdh teruji. Tuhan Yesus Memberkati!***
Suksesi Keputusan Sukses Oleh : Govert Waramori
Sukses
menjadi harapan dari semua orang yang mempunyai tujuan dan sukses dapat diukur sesuai dengan tujuan dan cita-cita. Sukses dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti berhasil atau beruntung. John C. Maxwell dalam bukunya The Success Journey menyatakan bahwa sukses sejati bukanlah sesuatu yang bisa kita capai atau peroleh tetapi suatu perjalanan yang harus kita tempuh sepanjang hidup. Sukses diawali dengan sebuah suksesi yang berarti proses yang dilalui dengan upaya maksimal untuk mencapai sebuah keberhasilan atau sukses. Seperti yang diungkapkan oleh John Maxwell, sukses adalah sebuah perjalanan dengan demikian sukses adalah suksesi, sebuah perjalanan dari setiap upaya maksimal untuk berhasil setiap saat. Di antara tawanan Israel yang dibawa ke Babilon, pada awal 70 tahun masa penawanan terdapat patriot-patriot Allah yang masih muda tetapi selalu terikat pada janji setia dalam tugas iman di setiap keadaan, yang teguh mempertahankan kebenaran seperti baja dan tetap akan menghormati Allah walau dalam keadaan yang sulit. Daniel, salah satu dari patriot muda, mengawali sebuah kesuksesan perjalan hidupnya dalam penawanan
Bejana Advent Indonesia Timur
melalui suksesi terhadap sebuah keputusan besar dan penuh tanggungjawab untuk kemuliaan AllahNYA dan masa depannya dan keputusan ini adalah „keputusan sukses‟. Daniel 1:8 menceritakan dengan jelas sebuah keputusan sukses ― Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tidak usah menajiskan dirinya”. Keputusan sukses ini menjadi awal dari semua pencapaian dalam perjalanan hidupnya bersama dengan Allah dalam penawanan dan menjadi kesaksian abadi serta bukti yang tidak dapat sangkal keabsahannya. Cerita sukses ini bisa dijadikan tolak ukur dan panduan untuk setiap keberhasil dalam perjalan hidup. Dari cerita sukses ini, sebuah suksesi merupakan kunci dari keputusan Daniel. Apakah yang telah dibuat oleh Daniel sebagai suksesi terhadap keputusan sukses tersebut? Keputusan sukses yang dibuat Daniel bukanlah keputusan yang dibuat dalam waktu yang singkat pada saat ia dihadapakan pada sebuah pilihan. Ada suksesi panjang yang telah menjadi suatu budaya
Page 5
Edisi 163 – 8 Desember 2011
untuk membuat keputusan sukses sehingga Daniel dengan tegas telah membuat keputusan yang juga menyatakan karakternya yang tidak dapat digoyahkan dan memiliki integritas yang kuat. Hal ini bisa dilihat dalam pernyataan tegas dengan sebuah penekanan dalam Daniel 1 : 8, yaitu pada kata “berketetapan” yang juga dalam Alkitab versi King James disebutkan “purposed in his heart”; menyatakan bahwa Daniel sudah membuat keputusan pasti atau tanpa keraguan dari dalam hatinya. Dalam Alkitab terjemahan standar internasional (International Standard Version) disebutkan “determined” yang menyatakan sebuah ketetapan. Keputusan yang dibuat oleh Daniel merupakan deklarasi dari sebuah pendirian yang kuat pada prinsip dan keyakinannya, karena Daniel membuktikan bahwa keadaan apa pun tidak dapat mempengaruhi keputusannya, sekalipun ada ancaman, paksaan dan juga ada penawaran istimewa(luar biasa). Ada apa dibalik keputusan Daniel? Jawaban dari pertanyaan ini merupakan suksesi dalam kehidupan dan pengalaman perjalanan Daniel bersama Tuhan sebagai sumber sukses. Ellen White, dalam bukunya Para Nabi dan Raja halaman 480 menyebutkan bahwa “Daniel dan tiga sahabatnya tetap menjaga hubungannya yang erat dengan Allah dan bergantung secara konstan(tetap dan terus menerus) pada kuasa Allah”. Praktek “menjaga hubungan yang erat dengan Allah‖ adalah praktek yang telah menjadi kebiasaan. Hal ini membuktikan pernyataan umum „bisa karena biasa‟. Ellen White mencatat kebiasaan ini dalam bukunya Para Nabi dan Raja halaman 464 dan 465, “setelah bangsa Israel menempati Kanaan, firman Allah dan hukumNYA diulang-ulangi setiap hari di setiap rumah tangga bangsa Israel; ditulis di setiap ambang pintu; dijadikan lirik lagu dan dinyanyikan oleh orang tua dan muda. Para Imam mengajarkan firman Allah yang kudus ini dalam semua pertemuan umum dan penguasa
Bejana Advent Indonesia Timur
atau pemimpin menjadikannya sebagai bahan pelajaran setiap hari”. Praktek ini telah menuntun Daniel memiliki kebiasaan untuk menjaga hubungannya yang erat dengan Tuhan. Frase “menjaga hubungan yang erat” diambil dari pengertian sebuah kata dalam bahasa Inggris “allegiance‖ yang berarti sebuah tindakan untuk menyatukan(mengikatkan) diri secara intelektual dan emosional dengan Tuhan. Yosua 1 : 8 menyatakan “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah(meditasikan) itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”. Kata berhasil dan beruntung adalah sebuah kesuksesan (Alkitab versi King James). Dengan demikian, salah satu suksesi dari Daniel, yang juga merupakan kunci dari semua kesuksesannya adalah menjaga ikatan yang erat dengan Tuhan dalam segala aspek kehidupan dengan mempelajari dan merenungkan (memeditasikan) firmanNYA setiap hari. Mengapa harus membuat pertimbangan? Mengapa harus ragu akan cerita sukses ini? Hasil sudah sangat jelas dan tidak dapat disangkal,maka saat ini, ambil langkah melalui doa untuk meminta keyakinan pada jalan yang sudah ditetapkan Allah melalui suksesi Daniel dan buat keputusan sukses saat ini juga, untuk sukses hari ini, sukses besok, sukses hari depan (citacita di dunia ini) dan sukses masa depan (cita-cita dan harapan terbesar untuk hidup bersama Tuhan selamalamanya). “Sukses adalah pencapaian - pencapaian yang didahului oleh suksesi keputusan untuk sukses dalam menjaga hubungan yang erat dengan Allah dalam setiap keadaan.”
Page 6
Edisi 163 – 8 Desember 2011
The Power of' Issue Oleh : Ellen Mangkey
Isu akan dicabutnya subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak jenis minyak tanah (MT) beberapa waktu yang lalu berhasil memaksa para anggota masyarakat untuk antri ratusan meter demi memperoleh bahan bakar utama banyak dapur di kota Manado dan sekitarnya. Menjelang Natal di mana berbagai penganan perlu disiapkan, minyak tanah menjadi keharusan. Tak heran, para ibu rumah tangga rela menunggu giliran mendapatkan jatah minyak tanah, bahkan di bawah curah hujan dan sengatan matahari demi memperoleh bahan dimaksud. Lebih gawat lagi, oleh karena semakin banyaknya orang mengantri, jatah minyak tanah akhirnya ditentukan per kepala keluarga (KK) sebanyak 5 liter saja, cukup untuk memasak 2 minggu untuk rata-rata sebuah keluarga di Manado. Isu bakal naiknya harga minyak tanah karena subsidi dicabut kemudian ditangkal dengan sosialisasi melalui bahwa subsidi ditunda untuk dicabut hingga pasca perayaan tahun baru. namun, apa dinyana, masyarakat sudah panik duluan. Lebih panik lagi melihat antrian yang panjangnya hamper dalam satuan kilometer. Dalam kepanikan tersebut, banyak pihak yang jeli dan memanfaatkan nya untuk menggapai keuntungan pribadi. Isu, entah dari mana datangnya, secara
Bejana Advent Indonesia Timur
perlahan namun pasti akan menuntun orang kepada tindakan nyata. Firman Allah berkata, dalam Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" menggambarkan kepada kita betapa pekanya 'pikiran' itu. Satu kata saja dapat mengubah 'mind set' yang sudah terbentuk. Ada kekuatan di balik kata-kata. Menghadapi era globalisasi dewasa ini, dimana arus informasi tidak lagi dibatasi dalam batas negara dan wilayah, kemampuan menganalisa mana perkatan atau isu yang mendasar dan yang tidak menjadi syarat mutlak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (1 Tesalonika 5:21). Diperlukan kesadaran pikiran untuk mengetahui hal-hal apa yang kita katakan, apa yang kita dengarkan. Yesaya 8:20 berkata "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.
Page 7
Edisi 163 – 8 Desember 2011
Oleh : Dr. Machnizar Sentari, SP.KJ
Gangguan kepribadian merupakan gangguan yang umum dan bersifat kronis. Prevalensi gangguan kepribadian saat ini berkisar antara 10-20%, apakah terdapat fenomena gunung es (dimana angka yg muncul belum menggambarkan secara keseluruhan) masih harus diteliti lebih lanjut. Orang dengan gangguan kepribadian sering diindetikan dengan orang yang sulit, penuntut, memanfaatkan orang lain, merasa nyaman dengan dirinya namun tdk menyadari bahwa hal itu merugikan buat orang lain, ia tidak merasa bersalah dengan perilakunya walaupun perilakunya itu membuat tidak nyaman orang2 disekitarnya.....karena dia tidak merasa terjadi sesuatu yg merugikan dirinya, gangguan ini menjadi hal terbiasa dan cukup sulit untuk diobati... Diperlukan dokter spesialis jiwa (psikiater) yang memiliki narsisisme yang rendah, berenergi tinggi dan memiliki toleransi yang tinggi serta mumpuni dalam ilmunya khususnya dalam melakukan psikoterapi. Berbicara mengenai kepribadian, ......di masyarakat kita.... kata ini sering tertukar dengan pengertian karakter, temperamen dan jiwa,......sedikit ulasan tentang hal tersebut.
Bejana Advent Indonesia Timur
Kepribadian adalah suatu suatu hal yang kompleks dan unik, yang terbentuk ketika seseorang berusia 18 tahun dan setelah itu menetap yg menjadi ciri khas tiap individu untuk bersikap dan bertindak serta menggambarkan perilakunya secara keseluruhan dalam tiap kehidupannya sehari-hari. Kepribadian tumbuh dan berkembang sampai usia 18 tahun, melalui interaksi antara perkembangan bayi serta apa2 yg dibawa dari lahir dengan pengaruh lingkungan luarnya......lalu kita bertanya apa yang dibawa sejak lahir, tentu banyak....contoh perpaduan genetik dari ayah dan ibunya terdapat pada anaknya.....salah satunya "temperamen". Temperamen, merujuk pada kencenderungan tubuh dalam merespons segala sesuatu stimulus yang ada... baik dari dalam dirinya maupun luar dirinya....dan hal ini telah dapat dilihat dari bayi, kita lihat ada yang bayi cenderung suka menangis, ada yang suka berdiam diri, ada yang suka tersenyum dan banyak lagi yang menunjukan temperamennya.Pendek kata temperamen dianalogikan melibatkan emosi dasar.....di masyarakat lebih dikenal dengan empat sifat temperamen yaitu: harm
Page 8
Edisi 163 – 8 Desember 2011 avoidance/melankolich (menghindari resiko), novelty seeking/choleric (mencari hal yang baru), reward dependence/sanguinis (ketergantungan pada penghargaan), persintence/ pleghmatic (keras hati). Sementara Karakter telah melibatkan konsep tentang diri dan hubungan interpersonal.....apabila temperamen melibatkan emosi dasar seperti ketakutan, kemarahan......maka karakter melibatkan emosi sekunder ( sudah lebih kompleks, melibatkan id, ego, superego dan fungsi integratif diman seseorang mengkombinasikan berbagai fungsi yang ada) seperti sikap yang bertujuan, empati, kesabaran, harapan, cinta dan keyakinan, dengan kata lain karakter adalah apa yang dibuat seseorang untuk dirinya sendiri dengan sengaja sehingga karakter dianggap sebagai pemerintahan yang ada di diri seseorang dan melibatkan fungsi sksekutif, legislatif dan yudikatif. Lain lagi dengan JIWA yang melibatkan kesadaran diri yang bersifat intuitif dan intelegent.....dan artinya bisa berbeda bila melihat dari sudut pandang yang berbeda.... Temperamen, karakter dan jiwa merupakan bagian yang menjadikan seseorang memiliki kepribadian unik dan tidak sama satu dengan lainnya.
Lalu apa kaitanya dengan Gangguan Kepribadian, ....ya, ada satu yg belum dibicarakan untuk mengkaitkan tulisan diatas agar tersambung benang merahnya....Kita sampaikan sekarang tentang pertahanan mental atau lebih dikenal dengan nama "defense mekanism". Defense mekanism diartikan sebagai pertahanan mental seseorang (meliputi proses kognitif dan emosional) yang secara otomatis, tidak disadari yang memberi perlindungan dari kecemasan terhadap konflik yg terjadi baik dari dalam maupun luar. Secara psikodinamik : sifat karakter yang mature (matang) merupakan sisa dari defence mekanism yang matang sehingga membentuk pola perilaku yang stabil.....Bisa kita bayangkan bila pilihannya memilih pertahanan mental yang tidak matang maka tentunya menimbulkan permasalahan dalam perilakunya... Tidak anehkan bila kita temukan seseorang yang bermasalah dengan perilakunya namun ia biasa-biasa saja bahkan bangga dengan dirinya.....untuk ingin tahu lebih dalam?...................... bisa anda diskusikan dengan dokter jiwa anda...
Oleh : Bredly Sampouw Istri Sheih berkata kepadanya yang sedang membaca koran, “Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kesini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan.” Sheih meletakkan koran dan melihat anak perempunnya satusatunya, Sindu, tampak ketakutan. Air matanya mengalir. Di depannya ada mangkuk berisi curd rice (nasi susu
Bejana Advent Indonesia Timur
asam/yogurt, nasi khas India). Sindu anak manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Ia sangat tidak suka makan curd rice. Ibu dan istri Sheih masih kuno. Mereka percaya sekali kalau makan curd rice, ada cooling effect. Sheih mengambil mangkok dan berkata, “Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok
Page 9
Edisi 163 – 8 Desember 2011 curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan berteriak-teriak pada ayah. Sheih bisa merasakan istrinya cemberut di belakang punggungnya. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya sambil berkata, “Ayah..aku akan makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok. Semuanya akan aku habiskan. Tapi, aku punya permintaan. Aku akan minta sesuatu pada ayah, bila semua nasinya habis. Apakah ayah mau berjanji untuk memenuhi permintaanku?” Ayahnya menjawab , “Oh pasti sayang.” Sindu bertanya lagi, “Betul Ayah.?” “Ya pasti,” ujar sang ayah sambil menggenggam tangan anaknya yang kemerahmudaan dengan lembut sebagai tanda setuju. Sindu juga mendesak ibunya berjanji untuk hal yang sama. Istri Sheih menepuk tangan sindu yang merengek, sambil berkata tanpa emosi, “Janji” kata istri Sheih. Sheih sedikit khawatir dan berkata, “Sindu, jangan minta komputer atau barang lain yang mahal ya, karena ayah saat ini tidak punya uang,” Sindu menjawab, “Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang yang mahal kok.” Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan, dan kelihatannya sangat menderita menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hati Sheih terasa marah pada istri dan ibunya yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah melewati penderitaannnya, Sindu mendekati ayahnya dengan mata penuh harap. Semua perhatian (ayah, istri, juga ibunya) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digunduli.....pada hari minggu nanti.! Istri Sheih spontan berkata, “Permintaan gila, anak perempuan dibotaki, tidak mungkin!” Ibu sheih juga menggerutu bahwa hal itu tidak boleh terjadi dalam keluarga nanti. Ibu sheih berkata, “Sindu mungkin terlalu banyak nonton TV. Program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.” Ayahnya coba membujuk, “Sindu kenapa kamu tidak minta hal lain. Kami semua akan sedih melihatmu botak,” Tapi, sindu tetap dengan pilihannya. “Tidak ada, Yah, tidak ada keinginan lain,” kata sindu. Ayah sindu coba memohon kepada Sindu, “Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.” Sindu dengan menangis berkata, “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu. Ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaanku. Kenapa Ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri? Bukankah ayah sudah mengajarkan pelajaran moral bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apa pun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India zaman dahulu kala). Untuk memenuhi janjinya, raja rela memberikan tahkta, kekuasaan, bahkan nyawa anaknya.” Akhirnya, ayah Sindu memutuskan untuk memenuhi permintaan anaknya, “Janji kita harus ditepati.” Secara serentak istri dan ibunya bertanya , “Apakah kau gila.?” “Tidak,” jawab Sheih, “Kalau kita menjilat ludah sendiri dia
Bejana Advent Indonesia Timur
tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri.” “Sindu permintaanmu akan kami penuhi.” Akhirnya kepala Sindu dibotaki. Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar, matanya besar dan bagus. Hari senin ayahnya mengantarnya ke sekolah. Sekilas Sheih melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadanya. Sambil tersenyum ayahnya membalas lambaian tangannya. Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, “Sindu tolong tunggu saya.” Yang mengejutkan ternyata kepala laki-laki itu botak. Sheih berpikir mungkin “botak” menjadi model zaman sekarang. Tanpa memperkenalkan dirinya, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “Anak Anda, Sindu benar-benar hebat. Anak laki-laki yang berjalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya. Dia menderita kanker Leukemia, “Wanita itu berhenti berbicara. Sejenak Sheih melihat airmatanya mulai melelh di pipinya, “Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah. Karena Chemo therapy, kepalanya menjadi botak. Dia tidak mau pergi ke sekolah karena takut diejek oleh teman-teman sekelasnya. Nah, Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betulbetul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.” Sheih berdiri terpaku, tidak terasa air matanya meleleh. Malaikat kecilku....tolong ajari aku arti kasih.
Inspirasi Untuk Direnungkan : Kita sering kali menganggap remah niat luhur seorang anak kecil sampai kita melihat dengan mata kepala kita bahwa kita sering kali tertinggal jauh oleh kepolosan, ketulusan dan kasih mereka yang begitu nyata sehingga menyilaukan kita. Untuk Dilakukan : ―Bertolong—tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus‖ Galatia 6 : 2 Satu gram perbuatan dan tindakan konkret jauh lebih bernilai ketimbang satu ton omong kosong. Manusia sekarang sering mengabaikan perbuatan kecil, seakan tidak berarti kepada sesama manusia, tetapi lupa berpikir bahwa perbuatan sekecil apapun itu sungguh besar nilainya. Apalagi bila perbuatan itu dilandasi atas cinta yang tulus, seperti perbuatan Sindu terhadap Harish teman sekolahnya. Pemberian kita bukan dinilai dari berapa banyaknya tetapi dinilai pada saat dibutuhkan oleh orang lain. Karena itu berbuatlah dengan tulus kepada sesama kita. Dan hendaklah kita saling tolongmenolong meringankan derita orang lain, selagi ada waktu berbuat baiklah kepada orang lain tetapi terlebih utama kepada saudara-saudara seiman.
Page 10
Edisi 163 – 8 Desember 2011
Oleh : Yance Pua Nama Balikpapan kurang jelas kapan berasal dan apa makna nama itu. Menilik susunan katanya dapat dimasukkan ke dalam asal kata bahasa Melayu. Menurut buku karya F. Valenijn pada tahun 1724, menyebut suatu daerah di hulu sebuah sungai di sebuah Teluk sekitar tiga mil dari pantai, desa itu bernama BILIPAPAN. Lepas dari persoalan ucapan maupun pendengaran, jelas bahwa nama tersebut dikaitkan dengan sebuah komunitas pedesaan di teluk yang sekarang dikenal dengan nama Teluk Balikpapan. Ada beberapa versi terkait dengan asal-usul nama Balikpapan : Salah satu versi adalah di catat dalam buku yang di tulis oleh F. Valenijn tahun 1724. Menurut legenda asal nama Balikpapan adalah dari sebuah kejadian. Pada tahun 1739, Kerajaan Kutai dibawah Pemerintahan Sultan Muhammad Idris, memerintahkan kepada pemukim-pemukim di sepanjang Teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan bangunan guna
Bejana Advent Indonesia Timur
pembangunan istana baru di Kutai lama. Sumbangan tersebut ditentukan berupa 1000 lembar papan. Kemudian pengiriman dilakukan dengan mengikat satu dengan yang lain papan-papan itu sehingga menjadi seperti sebuah rakit, dan dibawa ke ke Kutai Lama melalui pantai. Setibanya di Kutai lama, ternyata ada 10 keping papan yang kurang. Kemudian di cari 10 lembar papan itu, ternyata hanyut dan di ketemukan terhanyut dan timbul disuatu tempat yang sekarang bernama “Jenebora”. Dari peristiwa inilah nama Balikpapan itu diberikan. “sepuluh papan itu tidak mau disumbangkan,” Dalam istilah bahasa Kutai “Baliklah – papan itu.” BALIKPAPAN. Kini Balikpapan sudah berkembang dengan pesat. Selain terdapat Kantor Pusat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Kalimantan kawasan timur yang meliputi; Prov. Kalimantan tengah, Kalimantan selatan dan Kalimantan Timur, Juga di kota Balikpapan, sudah ada sebelas jemaat. ***
Page 11
Edisi 163 – 8 Desember 2011
Oleh : David Elisafan Harus kita ingat bahwa keselamatan kita berdasarkan Iman, dan bukan Perbuatan, tetapi Pengadilan sorga, memang mengadili apakah kita memang sungguh-sungguh beriman atau tidak. Orang yang sungguh-sungguh beriman, maka dia tidak hanya berkata di mulut saja apakah dia beriman atau tidak, tetapi imannya itu akan nyata dalam perbuatan. Semesta alam akan bisa melihat semua catatan kehidupan kita, apakah kita menghidupkan iman atas keselamatan yang telah dianuerahkan kepada kita, atau kita hanya di mulut saja mengaku beriman, karena kalau hanya di mulut saja, maka Kristus sendiri mengatakan: Mat 7:20-27 ― Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23)
Bejana Advent Indonesia Timur
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.‖ (25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Pada penghakiman sorga ini, maka kita akan berada pada salah satu dari dua kemungkinan, yaitu yang pertama: Seluruh catatan masa lalu dan dosa-dosa kita telah ditutupi oleh darah Kristus, ataukah kemungkinan yang kedua adalah:
Page 12
Edisi 163 – 8 Desember 2011 catatan-catatan dosa kita akan menuntut kita untuk menerima penghukuman. Alkitab menuliskan dalam Mat 16:27 (FAYH) ―Karena Aku, Anak Manusia, akan datang dengan malaikat-malaikat-Ku dalam kemuliaan Bapa-Ku dan mengadili setiap orang sesuai dengan perbuatannya.‖ Hal ini tidak bertentangan dengan paham selamat oleh Anugerah, karena perbuatan kita memang tidak bisa menyelamatkan seseorang, keselamatan hanya oleh Anugerah melalui iman (Efe 2:8,9) dan jangan ada orang yang membanggakan pekerjaannya atau perbuatannya. Tetapi perbuatan hanya menunjukkan bagaimanakah kesungguhsungguhan iman kita. Banyak orang hanya mengaku percaya kepada Kristus, tetapi perkataan, hatinya dan perbuatannya tidak sesuai dengan imannya. Sakae Kubo dalam bukunya “Your Summons to Court hal 20” menuliskan: “Marilah kita renungkan, jika penghakiman bukan berdasarkan perbuatan kita. Dengan dasar apakah Tuhan menghakimi kita – warna kulit kita, suku kita, atau tingkatan kehidupan social kita, pendidikan kita, wajah kita, talenta kita, kekuatan kita, atau keanggotaan kita di gereja, atau hanya pernyataan di mulut saja, bahwa kita ini orang Kristen?. Tuhan hanya bisa menghakimi kita hanya oleh perbuatan kita, baik atau jelek.” Perbuatan baik bukan untuk melayakkan seseorang untuk diselamatkan, tetapi sebagai pernyataan bahwa orang tersebut telah menerima dan menghidupkan keselamatan yang telah dianugerahkan kepadanya, atau dengan kata lain, dia telah mempercayai keselamatan itu, sehingga hal itu nyata dalam perbuatan mereka. Dan perbuatan itu hanya untuk memuliakan Tuhan (Mat 5:16). Oleh sebab itu Salomo menuliskan: Peng 12:13,14 ―Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintahperintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. (14) Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.‖ Setelah kita mempelajari proses dan penghakiman itu, maka sekarang kita meneliti tujuan dan tugas dari Pembela dan Hakim kita. Pengadilan pemeriksaan diadakan untuk membela umat-umat Tuhan yang akan diselamatkan, sedangkan bagi mereka yang tidak diselamatkan, maka akan ada pembuktian keputusan Tuhan, yaitu pada masa millennium atau 1000 tahun bersama Tuhan. Dan umat Tuhan ini memang mempunyai cirri-ciri khusus: Wah 12:17 ―Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.‖
Bejana Advent Indonesia Timur
Wah 14:12 ―Yang penting di sini ialah ketekunan orangorang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.‖ Dan umat kudus harus bertahan terhadap serangan Setan, karena Penghakiman akan menentukan siapa-siapa yang bertahan sampai akhir atau yang menang Wah 3:5 ―Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya‖. Berita baiknya adalah bahwa Pembela dan Hakim kita adalah sama, yaitu Tuhan Yesus yang telah melakukan segala sesuatu, baik menjadi manusia, mati dengan tersiksa di kayu salib, ataupun telah mengalami kematian yang mengerikan karena dianggap orang yang telah berdosa, karena dosa-dosa kita telah ditimpakan kepada-Nya. Dan bukan hanya Pembela atau Hakim, tetapi yang mengaruniakan jubah kebenaranNya agar kita semua bisa lolos dalam pengadilan, karena perbuatan kita ini seperti kain lara saja. Yes 64:6 (FAYH) ―Kami semua telah menjadi seperti orang najis, (yang kena kusta) karena dosa-dosa kami. Segala kebenaran kami (yang sangat kami banggakan itu) hanya seperti kain yang buruk dan kotor. Kami menjadi seperti daun yang layu dan kering, lalu gugur. Segala dosa kami melenyapkan kami seperti angin menyapu daun-daun kering.‖ Inilah ayat-ayat yang memberikan jaminan kepada kita: Ibr 7:25 ―Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.‖ Ibr 7:25 (FAYH) ―Ia dapat menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia. Karena Ia hidup untuk selama-lamanya, Ia senantiasa hadir di sana untuk mengingatkan Allah bahwa Ia telah menghapuskan dosa mereka dengan darah-Nya.‖ Mat 10:32 ―Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.‖ 1 Yoh 1:7 ―Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.‖ Segera masa penghakiman akan berlalu, dan pintu kasihan akan ditutup dan semua kehidupan manusia akan sudah diputuskan, baik yang telah mati yang akan diadili terlebih
Page 13
Edisi 163 – 8 Desember 2011 dahulu, ataupun pada akhirnya semua yang hidup juga harus memutuskan di pihak mana mereka harus berada. Wah 22:11,12 ―Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! (1)2 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.‖
Wah 22:11,12 (FAYH) ―Apabila saat itu tiba, semua yang berbuat jahat akan melakukan lebih banyak kejahatan lagi; yang keji semakin keji; yang baik semakin baik; dan yang kudus semakin kudus. (12) "Tengoklah, Aku akan segera datang dan pada-Ku ada segala pahala untuk membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya.‖ *** Bersambung ….
Makna Natal Dalam Tiga Dimensi: Masa Lalu, Masa Sekarang dan Natal Masa Depan Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau II. Makna Teologis Perayaan Natal Kristen Yesus Kristus Sebagai Firman Hidup. Salah satu perkataan firman Yesus Kristus yang menunjukkan makna teologis dari perayaan Natal Yesus Kristus adalah tercatat di dalam 1 Yohanes 1:1 bahwa “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Kalau demikian maka siapakah
Bejana Advent Indonesia Timur
yang disebutkan oleh rasul Yohanes tentang Firman hidup di ayat ini? Jawabannya secara jelas adalah merujuk kepada tulisan rasul yang sama yakni yang terdapat dalam Injil Yohanes 1:1-2. Di situ disebutkan bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.” Dan pada ayat 14 dari Yohanes pasal 1 ini disebutkan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
Page 14
Edisi 163 – 8 Desember 2011 yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Ayat-ayat ini memiliki implikasi teologis yakni bahwa pada saat seseorang memperingati peristiwa kelahiran Kristus maka ia sedang menelaah eksistensi Yesus Kristus yang menjelma dari Allah menjadi manusia. Eksistensi Kristus sebelum penjelmaan-Nya adalah salah satu bagian dari dimensi waktu di masa lalu Allah Firman itu yang disebut Yesus Kristus yang disebut pra-eksistensi Yesus Kristus (1 Petrus 1:20). Namun setelah penjelmaan-Nya, Ia dapat berdiam dan hadir di tengah-tengah manusia sehingga Ia berada pada dimensi waktu masa sekarang sehingga manusia boleh melihat kemuliaan-Nya. Kehadiran Allah firman yang eksis di masa sekarang ini disebut “whilsteksistensi.” Sedangkan kehadiran Yesus dalam dimensi waktu masa yang akan datang di akhir zaman dapat disebut “pasca eksistensi.” Kemuliaan-Nya Allah pada masa pra-eksistensi atau sebelum penjelmaan-Nya ini tidak dapat dilihat dari semarak dan kemewahan perayaan Natal di masa sekarang ini tetapi melihat kepribadian dan tabiat-Nya di dalam kemanusiaanNya karena itu adalah anugerah-Nya yang mengikuti penjelmaan Kristus. Yohanes 1:14 terbaca, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Jadi pada waktu rasul Yohanes mencatat bahwa “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, pada dasarnya ia sedang memaparkan kemuliaan Kristus sejak kelahiran-Nya hingga ia boleh hidup bersama-sama dengan murid-murid-Nya termasuk rasul Yohanes bahkan hingga ia menjalani kematian, kebangkitan di dalam kemuliaan-Nya. Dr. Lukas sendiri mencatat bahwa sebagai seorang sejarawan bahwa “seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka (murid-murid Yesus termasuk Yohanes), yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman (Lukas 1:2). Dr Lukas mengkategorikan dirinya bukan sebagai saksi mata tetapi sebagai sebagai pelayan firman karena ia tidak menyaksikan sendiri secara pribadi bagaimana kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus itu terjadi. Berbicara peristiwa kelahiran Kristus sendiri tidak ada satupun dari 12 murid-murid Kristus yang menyaksikan peristiwa kelahiran Kristus. Namun pada waktu malaikat-malaikat menampakkan diri kepada gembala-gembala di padang maka mereka menyanyikan satu lagu yang merdu dengan syait yang dicatat oleh dr. Lukas sendiri sbb: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14). Nampaknya jelas di sini bahwa pada saat Lukas menyebutkan tentang kemuliaan bagi Allah yang berdiam di tempat yang maha tinggi secara eksplisit menunjuk kepada ungkapan “kemuliaan” seperti dimaksudkan oleh rasul Yohanes dalam Injil Yohanes 1:14 tadi, yakni kemuliaan
Bejana Advent Indonesia Timur
yang diberikan kepada Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Untuk itu pada saat kita merayakan peristiwa kelahiran Kristus, kita juga diliputi kemuliaan-Nya sekalipun kita bukanlah saksi mata secara langsung peristiwa kelahiranNya. Berapa banyak orang Kristen saat ini sedang merasakan damai sejahtera yang pernah dicurahkan Allah pda masa lalu melalui malaikat-malaikat-Nya kepada gembala-gembala di padang yang juga dicurahkan kepada gembala-gembala umat dalam arti rohani yang hadir pada saat ini. Berapa banyak umat-umat Tuhan yang sedang menikmati kedamaian yang dicurahan-Nya lewat gembalagembala-Nya melalui kuasa firman-Nya. Berapa banyak dari antara kita sebagai pelayan Firman (Lukas 1:2) sudah membagikan damai Natal Yesus Kristus kepada kawanan gembalaannya. Berapa banyak di antara kita sebagai umatumat-Nya sudah membagikan kemuliaan Allah dari tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera Yesus Kristus kepada semua yang merindukan kehadiran-Nya di masa sekarang melalui kuasa Roh Kudus. Kadang-kadang pada saat kita merayakan Natal bersama secara oikumene ini maka kita justru tidak diliputi damai sejahtera itu. Bukankah pada saat kita merayakan Natal bersama ini agar kita menemukan kemuliaan dan damai sejahtera Yesus yang tulen dan sejati itu? Kalau kita belum merasakannya kemuliaan dan damai sejahtera Kristus yang tulen maka itu berarti bahwa kita belum berada di dalam Kristus sebagai ciptaan baru (2 Korintus 5:17) dan belum di lahirkan kembali di dalam suasana dan makna rohani yang sesungguhnya dari Natal Yesus Kristus. Dan kita perlu melihat kembali kemuliaan Kristus itu dengan cara merenungkan kembali makna kelahiran Kristus bagi kita sebagai orang-orang percaya. Banyak orang menghadiri ibdah-ibadah peringatan Natal Yesus Kristus tidak mendapatkan makna Natal itu sendiri. Bahkan itu hanya menjadi satu kegiatan ritual yang rutin dan lazim, sekedar mengikuti tradisi Kristen yang turun-temurun. Gantinya mereka mendasarkan perayaan Natal kepada Alkitab yang memberikan makna kebangunan iman dan komitmen menanti kedatangan Kristus kedua kali maka justru mereka mendasarkan perayaan itu kepada tradisi turuntemurun yang diadopsi dari festival-festival hari lahir kaisarkiasar Roma. Sehingga perayaan natal itu semata-mata hanya tertuju pada format dan liturgy.-liturgi perayaan yang kaku. Kekakuan dan kekurangan hikmat dan kekudusan dalam ibadah-ibadah perayaan Natal yang umum di kalangan Kristen ini berupaya ditutupi dengan menciptakan suasana kegembiraan dan sukacita natal sebagai bentuk kompensasi kekakuan tersebut oleh semarak dan kemeriahan pesta-pesta natal dengan segala macam simbolnya mulai dari Santa Clause, lilin natal, lampu-lampu berwarna-warni yang menghiasi pohon-pohon natal dan didukung oleh bunyi-bunyi petasan serta lagu-lagu natal dengan nada-nada berbinarbinar. Pada kegembiraan natal Yesus Kristus yang sesungguhnya itu lahir dari hati yang menaikkan puji-pujian dan ungkapan syukur karena anugerah keselamatan dan jaminan kehidupan kekal yang dibawa kedunia ini oleh
Page 15
Edisi 163 – 8 Desember 2011 Yesus Kristus ke atas hati manusia yang cemar dan telah dirusakkan oleh dosa. Kuasa rohani dan makna sukacita dan damai sejahtera yang kudus hanya dapat dirasakan dan diperoleh pada suasana perayaan Natal Yesus Kristus yang diwarnai kesederhanaan dan ketulusan serta penyangkalan diri yang disertai belas kasihan untuk memberikan bantuan berupa kado-kado Natal kepada mereka yang tertekan dan berkekurangan dari dalam memenuhi kebutah-kebutuhan jasmani mereka sendiri. Itulah sebabnya kemeriahan ibadah natal harus dibarengi dengan ibadah yang murni dan tak bercacat cela di hadapan Allah yakni mengunjungi jandajanda dan yatim piatu serta orang-orang berkekurangan dari segi ekonomi (Yakobus 1:27). Pada saat Kristus lahir ke dunia ini hanya segelintir orang yang bersedia bagi kedatangan-Nya itu. Kondisi yang tidak siap ini digambarkan oleh raja Herodes dan para imamimam kepala dan ahli-ahli Taurat (Matius 2). Kondisi ketidaksiapan ini dapat mencerminkan kesengajaan dan penolakan manusia khususnya orang-orang Yahudi yang tidak beriman kepada janji-janji nubuatan di Perjanjian Lama terkait kedatangan Mesias (Yohanes 1:11). Kondisi yang sama boleh jadi bakal terjadi menjelang kedatangan Kristus kedua kali. Sepatutnya kita sebagai orang-orang Kristen menunjukkan rasa hormat, takut akan Allah, puji-pujian serta ucapan syukur yang diungkapkan dalam sikap pemujaan (penyembahan) di dalam pertemuan-pertemuan ibadah yang tidak hanya terbatas pada perayaan hari Natal saja (Ibrani 10:25) tetapi setiap saat selama ibadah kita disertai doa, pujian-pujian dan rasa syukur yang sungguh-sungguh. Paulus sendiri berkata dalam Efesus 3:14 dan 15, “ Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua
Bejana Advent Indonesia Timur
turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.” Dan dalam doanya Paulus berkata, “Aku berdoa supaya Ia (yakni Yesus Kristus yang kita sedang peringati peristiwa kelahiran-Nya), menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih (Efesus 3:16, 17). Iman dan kasih kita harus berakar pada kasih Kristus (Efesus 3:diwujud-nyatakan di dalam tabiat Kristen yang mengasihi sesame oleh menghidupkan damai sejahtera kasih yang kekal, kasih yang tidak berpura-pura tetapi kasih yang disertai pengorbanan dan penyangkalan diri. Sehingga kita akan benar-benar menjadi para pembawapembawa damai Kristus (Peacemakers) yakni orang-orang Kristen yang memiliki tabiat yang sudah dibentuk oleh kasih Kristus. Iman dan kasih yang ditandai oleh suasana damai sejahtera sorgawi akan benar-benar dapat dirasakan oleh setiap orang percaya apabila itu diwujudkannya di dalam kesalahan praktis. Kesalehan praktis adalah istilah lain “ibadah murni dan tak bercacat cela” yang menjadi bagian dari kekudusan yang dibawa dalam kehidupan sehari-hari di antara orang-orang Kristen di mana salah satu di antaranya tercermin dalam bentuk ibadah perayaan Natal dan menurut Alkitab. Dan salah satu “ibadah yang murni dan tak bercacat cela di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yakobus 1:27, 26). Bersambung…
Page 16