e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP UNDERPRICING DALAM INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PADA KELOMPOK PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON KEUANGAN DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) Zuhafni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Pasaman Barat (YAPPAS) Jl. Pujarahayu, Ophir, 26368. Email :
[email protected]
Diterima 12 November 2013
Disetujui 20 Desember 2013 ABSTRACT
Tujuan riset ini adalah untuk membuktikan; apakah Reputasi Penjamin Emisi mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO), apakah Offer Size (gross proceeds) mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO), apakah Stock Volatility mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO) dan untuk menguji apakah underpricing pada kelompok perusahaan keuangan lebih kecil dibanding dengan kelompok perusahaan non keuanga. Hasil riset ini menunjukkan; reputasi penjamin emisi tidak berpengaruh terhadap underpricing, offer size menunjukan tidak berpengaruh terhadap underpricing, terdapat pengaruh positif secara signifikan antara stock volatility dengan menggunakan proksi pengukuran standar deviasi LOGHL dan underpricing pada kelompok perusahaan keuangan lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok perusahaan non keuangan. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO) di BEJ, Offer size ternyata tidak berpengaruh terhadap underpricing (tingkat pengaruh hanya 5%). Terdapat hubungan positif secara signifikan antara stock volatility dengan menggunakan proksi pengukuran standar deviasi LOGHL dan Underpricing pada kelompok perusahaan keuangan lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok perusahaan non keuangan dengan menggunakan abnormal return. Kata kunci: Underpricing, IPO, Stock Volatility, Abnormal Return, Penjamin Emisi
Ritter (1984) menyatakan Capital gain
PENDAHULUAN Penawaran
saham
yang
pertama
kali
adalah selisih harga saham pada pasar sekunder
dilakukan oleh perusahaan yang memerlukan
dengan harga saham perdana, hal ini disebabkan
modal adalah dengan menerbitkan saham yang
keuntungan yang diterima investor dari dana
dijual kepada investor umum yang disebut dengan
investasi yang ditanamkannya pada pasar perdana
Initial Public Offering (IPO). Saat pertama kali
karena adanya Underpricing.
melakukan penawaran sahamnya ke pasar modal
Faktor-faktor adalah
yang
(go public) perusahaan tersebut akan melakukan
underpricing
penentuan harga perdananya. Perusahaan tersebut
pengalaman emiten dalam melakukan emisi
tidak ingin menawarkan harga yang terlalu rendah
perdana, tingkat persaingan antar penjamin emisi,
kepada investor, namun disisi lain investor
perbandingan harga jual dengan nilai buku, dan
menginkan membeli dengan harga rendah agar
tidak kalah pentingnya adalah faktor asimetri
dapat memperoleh capital gain dari pembelian
informasi. Dalam rangka memperkecil terjadinya
saham tersebut.
underpricing,
maka
faktor
mempengaruhi kondisi
penjamin
emisi
pasar,
akan
bertindak sebagai konsultan bagi perusa-haan 27
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
yang melekukan penawaran saham perdana
dengan nilai buku, PER, asimetris informasi, dan
(emiten) yaitu dengan berusaha memperkecil
tujuan emisi untuk membayar hutang atau untuk
terjadinya asmiteri informasi, penjamin emisi
membayar kewajiban lainnya dalam kurun waktu
akan berusaha mencari informasi yang dibutuhkan
tahun 1994-1997.
oleh calon investor supaya resiko dari investasi
Alli, Yau, dan Yung (1994), Ritter (1991)
yang akan ditanamkan calon investor tersebut
dalam
menjadi kecil.
underpricing IPO pada perusahaan kelompok
Investor yang membeli saham di pasar
penelitiannya
keuangan
secara
menyatakan
signifikan
bahwa
lebih
kecil
perdana dengan underpricing dan menjualnya
dibandingkan kelompok non keuangan dan juga
kembali ke pasar sekunder dengan mengharpkan
ditemukan
abnormal return. Bagi emiten dengan terjadinya
perusahaan keuangan lebih sedikit dibandingkan
underpricing berarti dia kehilangan kesempatan
kelompok perusahaan non keuangan, maka untuk
untuk
maksimal,
pembuktiannya penulis melakukan penelitian
sedangkan bagi investor dalam pembelian sahan
yang sama di Bursa efek Jakarta (BEJ) dengan
di
judul penelitian “Analisis Faktor-faktor Yang
mendapatkan
pasar
perdana
dana
secara
biasanya
mengharapkan
bahwa
underpricing
underpricing agar dapat memperoleh capital gain
Berpengaruh
nantinya.
Initial Public Offering (IPO) Pada Kelompok
Untuk
mengurangi
diperlukan
regulasi
dikeluarkan
oleh
asmiteri
atau badan
informasi
peraturan pembuat
yang
Terhadap
kelompok
Underpricing
Dalam
Perusahaan Keuangan Dan Non Keuangan Di Bursa Efek Jakarta”.
undang-
Ritter
(1984)
menyatakan
dalam
undang/peraturan (pemerintah), agar informasi
penelitiannya bahwa pada penawaran saham
yang diperoleh oleh calon investor dapat lebih
perdana, saham-saham yang bersiko tinggi akan
jelas supaya supaya berkurangnya terjadi asimetri
mengalami
informasi. Dalam hal ini peraturan-peraturan
dibandingkan saham-saham yang berisiko rendah,
pemerintah memainkan peranan yang sangat
resiko berhubungan positif dengan underpricing.
penting dalam setting harga penawaran saham
Semakin besar resiko yang dihadapi maka
perdana, oleh karena itu pihak manajemen dan
semakin
pihak luar termasuk calon investor sangat
menjelaskan
memerlukan peraturan yang dikeluarkan oleh
beberapa proksi pengukuran resiko, salah satu
pemerintah
proksi yang digunakan untuk mengukur resiko
agar
asimetri
informasi
dapat
diminimalisir.
faktor-faktor
underpriced
yang
suatu
underpricing
lebih
saham. IPO
besar
Dalam
digunakan
adalah stock volatility yang dikur dengan deviasi
Widjaja (1997) menyebutkan underpricing dan
underpricing
yang
mempengaruhi
standar perubahan harga dengan menggunakan log H/L.
underpricing, dalam penelitiannya menyatakan;
Parkinson
(1980)
dalam
penelitiannya
faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing
menyatakan bahwa natural log dari harga saham
adalah kondisi pasar, pengalaman emiten dalam
relatif
melakukan emisi perdana, tingkat persaingan
proposional yang dihubungkan dengan log harga
antar penjamin emisi, perbandingan harga jual
yang terttinggi selama periode tertentu dibagi
mengikuti
distribusi
normal,
faktor
28
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
dengan harga terendah dalam periode tersebut
keuangan lebih kecil dibanding kelompok pe-
yang merupakan prediktor yang baik untuk
rusahaan non keuangan. Hasilnya menya-takan
standar
bahwa
deviasi
stock
return.
Penelitian
underpricing
kelompok
peru-sahaan
sebelumnya juga dilakukan oleh Ernyan dan
keuangan
tidaklah lebih kecil atau sama
Husnan (2002) menyatakan bahwa perbandingan
dibanding kelompok perusahaan non keuangan,
underpricing penerbitan saham perdana pada
karena itu penulis tertarik melakukan penelitian
Pasar Modal Indonesia dengan menggunakan
yang sama pada periode setelah terjadinya krisis
proksi pengukuran resiko volatilitas perubahan
monoter di Indonesia.
harga saham, sedangkan penelitian ini akan
Lembaga keuangan adalah perusahaan yang
menggunakan ukuran volatilitas perubahan harga
bergerak dibidang keuangan dengan menghimpun
saham dikur dengan nilai ekstrim Parkinson the
dana, menyalurkan dana, atau kedua-duanya.
natural log H/L (LOGHL). Nilai natural log H/L
Menurut SK Menteri Keuangan RI No. 792 tahun
adalah harga tertinggi selama periode tahun 1999-
1990
2005 dibagi harga terendah pada periode tersebut.
sebagaimana
Ernyan dan Husnan (2002), Hanafi dan
lembaga
dibidang
keuangan
badan
keuangan,
lain
diberikan
batasan
yang
kegiatannya
perusahaan
melakukan
Husnan (1991) dan Wahyono (2001), dalam
penghimpunan dana dengan menjual saham
penelitiannya menemukan abnormal return yang
perdana kepada masyarakat (calon investor) dana
positif yang signifikan pada minggu pertama dan
yang didapat dari penjualan saham perdana
abnormal return yang negatif signifikan padsa
tersebut gunanya terutama untuk membiayai
akhir minggu keempat untuk emisi saham perdana
investasi perusahaan.
pada tahun 1990. Sedangkan Wahyono (2001)
Monitoring lembaga keuangan diharapkan
menemukan adanya abnormal return yang positif
memperkecil ketidakpastian dan resiko kelompok
signifikan
perusahaan
pada
saat
pertama
kalinya
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Rodoni
(2002)
keuangan
dibandingkan
dengan
kelompok perusahaan non keuangan. Diharapkan
menyatakan
dalam
kelompok
perusahaan
keuangan
mempunyai
penelitiannya bahwa IPO di Bursa Efek Jakarta
ketidakpastian dan resiko (misalnya volatilitas
dalam periode Januari 1990 s.d Desember 1998
perubahan harga saham) lebih kecil dari kelompok
tingkatnya rendah dan terjadi underpricing.
perusahaan non keuangan. Kelompok perusahaan
Widyarfendi
dengan
keuangan merupakan perusahaan yang banyak
menggunakan data tahun 1993-1997 menyatakan
menghadapi berbagai regulasi yang diterbitkan
reputasi penjamin emisi merupakan proksi yang
oleh lembaga yang mengatur sektor keuangan.
(2003)
meneliti
terbaik dan menjelaskan true discount, hasilnya
Berdasarkan latar belakang yang telah
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
diuraikan diatas, maka perumusan
lemah secara signifikan antara reputasi penjamin
adalah sebagai berikut :
emisi dengan besarnya initial return. Ernyan dan
1. Apakah faktor Reputasi Penjamin Emisi
Husnan (2002) meneliti pada periode 1991-1997
mempengaruhi underpricing pada penawaran
(sebelum dan sampai krisis moneter di Indonesia)
saham perdana (IPO) ?
apakah
underpricing
kelompok
masalahnya
perusahaan
29
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
2.
Apakah
Offer
Size
(gross
proceeds)
mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO) ? 3.
Apakah
Stock
suatu model yang tepat sehingga berguna bagi para pelaku pasar modal. 3. Bagi emiten;
Volatility
mempengaruhi
Diharapkan mendapatkan pengetahuan yang
underpricing pada penawaran saham perdana
bermanfaat dalam menentukan harga yang
(IPO) ?
tepat dalam penawaran saham perdana agar
4. Apakah underpricing yang terjadi pada kelompok perusahaan keuangan lebih kecil dibanding dengan kelompok perusahaan non keuangan ?.
perusahaan dapat memperoleh sejumlah modal dengan biaya yang relatif murah. 4. Bagi penjamin emisi; Diharapkan
Dengan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.
ISSN : 2337 - 3997
Membuktikan
Reputasi
tambahan
penjamin pengetahuan
emisi
memperoleh
tentang
penentuan
harga dan waktu yang tepat untuk menjual
Penjamin
Emisi
mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO).
saham pada masyarakat. 5. Bagi pemerintah; Dalam hal ini adalah Bapepam dan pengelola
2. Membuktikan Offer Size (gross proceeds)
bursa efek, penelitian ini diharapkan dapat
mempengaruhi underpricing pada penawaran
menjadi tambahan referensi dalam membuat
saham perdana (IPO).
kebijaksanaan tentang pasar modal sehingga
3. Membuktikan Stock Volatility mempengaruhi underpricing pada penawaran saham perdana (IPO). 4.
Menguji
dapal memacu tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 6. Bagi Investor;
underpricing
pada
kelompok
Diharapkan
hasil
penelitian
ini
dapat
perusahaan keuangan lebih kecil dibanding
digunakan oleh investor dalam mengambil
dengan kelompok perusahaan non keuangan .
keputusan dalam melakukan investasi.
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak
Penelitian ini didapatkan dari ide 2 jurnal
yang berkepentingan terhadap penawaran saham
yang ditulis oleh Knopf dan Teall (1999) yang
perdana (IPO). Pihak-pihak tersebut antara lain:
berjudui The IPO Effect and Measurement of Risk
1. Bagi akademisi;
dan Alii, Yau, dan Yung (1994) yang berjudul
Memberi bukti empiris mengenai fenomena
The
underpricing
yang
Institution. Knopf dan Teall (1999), sampel
mempengaruhi terhadap penawaran saham
diambil dari tahun 1986 sampai 1989 perusahaan
perdana ( IPO).
yang go public, menyatakan bahwa Underpricing
dan
faktor-faktor
2. Bagi para peneliti pasar modal;
Underpricing
diukur
dengan
oF
IPOs
menggunakan
of
Financial
initial
return.
Diharapkan penelitian ini dapat menambah
Sedangkan penelitian ini mengambil sampel dari
referensi tentang salah satu fenomena yang
tahun 1999 - 2005 (setelah terjadinya krisis
terjadi pada pasar modal Indonesia. Penelitian
moneter di Indonesia) pada perusahaan yang go
ini dapat dikem-bangkan untuk mendapatkan
publik di Pasar Modal Indonesia (BEJ) dengan menggunakan abnormal return sebagai indikasi
30
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
adanya underpricing. Karena abnormal return
dikumpulkan meliputi seluruh perusahaan yang
diukur dengan menggunakan Expected return dan
melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada
realisasi
tahun 1999 – 2005 (setelah terjadinya Krisis
return
sehingga
pengujian
dan
pengukurannya akan lebih baik jika dibandingkan
Moneter di Indonesia).
dengan initial return. Jenis data yang akan
dan digunakan karena data basenya belum cukup
METODE PENELITIAN Metodologi yang dipakai dalam penelitian
tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
ini adalah metode observasi dan studi literatur.
penelitian
Secara berurutan akan dibahas tentang: data,
pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampel
sampling yaitu sampel yang dipilih dengan
yang
digunakan,
operasional
dan
ini.
pengukuran variabel, pengujian hipotesis, dan
menggunakan
diagnosis model. Data yang akan digunakan
tertentu
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari
Bursa
Efek
Jakarta
Menurut
beberapa
Beberapa
studi
Walpole
syarat
atau
empiris
(1993),
kriteria
tentang
(BEJ),
underpricing menyatakan berbagai proksi yang
Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
berbeda dalam pengukuran resiko. Knop dan Teall
Jurnal Pasar Modal, Majalah Uang dan Efek, serta
(1999) menggunakan nilai ekstrim Parkinson,
sumber data lainnya yang penulis dapatkan. Jenis
LOGHL
data yang akan dikumpulkan meliputi seluruh
membandingkannya dengan proksi pengukuran
perusahaan yang melakukan penawaran umum
resiko lainnya yaitu dengan penjamin emisi dan
perdana (IPO) setelah terjadinya krisis ekonomi di
gross proceeds. Dalam Penelitian ini variabel
Indonesia pada tahun 1999 – 2005.
dependennya adalah underpricing. Underpricing
untuk
pengukuran
resiko
dan
Dalam penelitian ini yang diperlukan
diukur dengan Abnormal Return hari pertama.
adalah data harga saham, waktu penutupan dihari
Abnormal return hari pertama diperoleh dari
pertama bursa, data offering price atau harga
selisih initial return dengan return pasar, dapat
penawaran saham perdana untuk menentukan
diformulasikan sebagai berikut : AR=R1-Rm
abnormal return, data return pasar, dan tipe
Dalam penerbitan saham baru tidak hanya
kelompok perusahaan keuangan dan kelompok
ada satu penjamin emisi saja yang melakukan
perusahaan non keuangan, dan reputasi penjamin
penjaminan, melainkan ada beberapa penjamin.
emisi, data gross proceeds, data harga tertinggi
Penjamin emisi ada dua jenis yaitu penjamin
dan harga terendah pada 20 hari pertama
utama dan penjamin peserta. Penelitian ini
perdagangan setelah IPO.
menggunakan penjamin utama sebagai penjamin
Pupulasi dan Sampel yang digunakan dalam
emisi yang diperingkat reputasinya. Hal ini
penelitian ini dibatasi hanya perusahaan yang
dikarenakan penjamin utama lebih memiliki
melakukan IPO mulai tahun 1999 – 2005,
proporsi penjamin yang lebih besar daripada
sedangkan sebaiknya sampai data tahun 2006
penjamin
tetapi data tahun 2006 tersebut belum bisa diambil
mengikuti harga yang telah disepakati oleh
peserta.
Penjamin
peserta
hanya
31
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
penjamin utama dengan emiten (Ernyan dan Husnan, 2002).
Agar model regresi tidak bias harus memenuhi asumsi uji klasik yaitu normalitas (data
Offer size (gross proceeds) adalah harga
terdistribusi
normal),
autokorelasi,
saham yang ditawarkan oleh perusahaan, pada
heterokedastisitas, dan multikolinearitas (Gujarati,
umumnya dalam menetapkan harga dan jumlah
1995). Normalitas, uji ini bertujuan untuk menguji
saham
apakah
perdana
yang
diterbitkan
dapat
mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Stock Volatility variabel ini digunakan
variabel
dependen
dan
variabel
independen dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
untuk menjelaskan underpricing dengan memakai
baik
proksi standar deviasi selama 20 hari perdagangan
mendekati normal. Untuk mengetahui normalitas
pertama
risiko
distribusi data dapat dilakukan uji normalitas
ekstrim.
dengan menggunakan One Sample Kolmogorof
Parkinson (1980) menyatakan bahwa natural log
Smirnov-Test. Apabila Asymp sign (2-tailed)>ά,
dari harga saham relatif mengikuti distribusi
maka data mempunyai distribusi normal, dan
normal. Sebuah faktor yang secara proporsional
sebaliknya jika Asymp sign (2-tailed)<ά, maka
berhubungan dengan log dari harga tertinggi
data mempunyai distribusi tidak normal.
setelah
underpricing
IPO.
dengan
Pengukuran
metode
nilai
selama periode dibagi dengan harga terendah dari
adalah memiliki distribusi normal atau
Autokorelasi,
Gujarati
periode yang bertindak sebagai prediktor dari
menyebutkan
standar deviasi (menggunakan standar deviasi
didefinisikan sebagai korelasi antara anggota
LOGHL). Dalam menggunakan metode nilai
serangkaian observasi yang diurutkan menurut
ekstrim bisa menggunakan data harian, mingguan
waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau
dan dalam beberapa kasus dapat menggunakan
ruang
data bulanan. Jika H = harga tertinggi dan L =
Autokorelasi merupakan kondisi yang berurutan
harga
diantara
terendah
pada
interval
waktu
yang
bahwa
(1995),
(seperti
data
anggota
autokorelasi
dalam
observasi
dapat
crosssectional).
yang
terletak
dipertimbangkan maka 1= Log (HL) akan
berderetan secara series dalam bentuk waktu jika
memberikan perbedaan nilai yang dibutuhkan
datanya time series atau korelasi antara tempat
untuk mengkalkulasikan varian.
yang berdekatan bila datanya cross sectional. Uji
Tipe
perusahaan
merupakan
variabel
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
dummy nilai 1 untuk kelompok perusahaan
autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Uji
keuangan dan 0 untuk tipe kelompok perusahaan
Durbin Watson dihitung berdasarkan jumlah
non keuangan dengan uji regresi. Koefisien
selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor gangguan
dummy tipe perusahaan mewakili perbedaan
yang berurutan. Autokorelasi tidak terjadi apabila
dalam
angka D-W berada di antara antara 2 dan -2.
tingkat
Harapannya
underpricing
adalah
antar
kelompok
sampel.
perusahaan
Heterokedasitas,
Gujarati
(1995)
keuangan memiliki tingkat underpricing yang
menyebutkan bahwa suatu asumsi penting dari
lebih rendah dibanding kelompok perusahaan non
model
keuangan, sehingga koefisien variabel dummy tipe
gangguan (disturbance) yang muncul dalam
perusahaan diharapkan bertanda negatif.
regresi populasi adalah homoskedastik, yaitu
regresi
linear
klasik
adalah
bahwa
32
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
semua gangguan tadi mempunyai varians yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua
sama. Homoscedasticity merupakan asumsi yang
variabel yang men-jelaskan dari model regresi.
ber-kaitan dengan depedensi hubungan antara
Untuk mendi-teksi adanya multikolinearitas dapat
variabel dimana dependen variabel me-nunjukkan
dilihat matriks korelasi antar variabel inde-
tingkat
variabel
penden. Deteksi adanya multikolinearitas dapat
prediktor. Dalam model regresi homoscedasticity
dila-kukan pula dengan melihat nilai tolerance
diharapkan terjadi, bila dilanggar dinamakan
atau variance inflation factor (VIF). Batas dari
heteroskedasitas.
tolerance value adalah 0,100 dan batas VIF adalah
varian
yang
sama
Multikolinearitas,
antara
Gujarati
(1995)
10 (Hair, 1998).
menyebutkan bahwa suatu asumsi penting dari
Sesuai
model regresi linear klasik adalah tidak terdapat
dikemukakan
multikolinearitas
pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat
menjelaskan
diantara
yang
termasuk
variabel
yang
dalam
model.
dengan pada
hipotesis bagian
yang
telah
terdahulu,
maka
dilakukan yaitu; Hipotesis (H1, H2 dan H3).
Multikolinearitas berarti adanya hubu-ngan yang
devia-sinya sebesar 0.12717, dengan terlihatnya
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dilakukan mengenai: deskripsi statistik,
uji
normalitas,
diagnosis
model,
pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan
standar deviasi lebih kecil dari maksimum dan rata-rata abnormal return antara nilai mínimum dengan nilai maksimum. Tipe perusahaan diperoleh nilai minimum
hasil penelitian. Deskripsi statistik, deskripsi awal statistik semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan go publik setelah masa krisis moneter di Indonesia yaitu dari tahun 1999 – 2005 sebanyak 101 perusahaan. Selanjutnya akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing IPO yaitu Reputasi Penjamin Emisi, Offer Size (Gross Proceeds), Perusahaan Keuangan
Stock
Volatility
yaitu dan
dan
Kelompok
Kelompok
Kelompok Perusahaan
Perusahaan
Non
pada variabel tipe perusahaan adalah 0.2079 sedangkan standar deviasinya sebesar 0.40784, terjadi nilai rata-rata variabel tipe perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi antara nilai mínimum dengan nilai maksimum dan data perusahaan kurang baik. Reputasi penjamin emisi diperoleh nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum 1 dan nilai rata rata pada variabel reputasi penjamin emisi adalah 0.0792 sedangkan standar deviasinya sebesar 0.27141, juga terjadi nilai rata rata
Keuangan. Tingkat penyebaran data (standar deviasi) serta jumlah total populasi untuk setiap variabel penelitian.
sebesar 0, nilai maksimum 1 dan nilai rata-rata
Pada
variabel
abnormal
return
diperoleh nilai minimum sebesar -0.29, nilai maksimum 0.41 dan nilai rata rata pada variabel abnormal return adalah 0.0175 sedangkan standar
variabel reputasi
penjamin emisi lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi antara nilai mínimum dengan nilai maksimum dan data penjamin emisi kurang baik. Variabel grosss proceed diperoleh nilai minimum sebesar 13.43, nilai maksimum 29.14
33
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
dan nilai rata rata pada variabel gross proced
rata pada variabel stock volatility adalah -
adalah 24.5435 sedangkan standar deviasinya
2.09251 sedangkan standar deviasinya sebesar
sebesar 2.51890, maka terjadi nilai rata-rata
0.97979550, inipun terdapat nilai rata rata
variabel gross proced lebih kecil diban-dingkan
variabel stock volatility lebih kecil dibandingkan
dengan standar deviasi, dimana standar deviasi
dengan standar deviasi dimana standar deviasi
diatas nilai maksimum dan data grosss proceed
diatas nilai maksimum data stock volatility
kurang baik. Sedangkan pada variabel stock
kurang baik. Hal-hal tersebut diatas dapat terlihat
volatility diperoleh nilai minimum sebesar-
pada tabel dibawah ini:
9.63396, nilai maksimum 0.35842 dan nilai rata
Abnormal Return Tipe Reputasi Gross Proceed Stok Volatility Valid N (listwise)
Untuk
mengetahui
berdistribusi dilakukan
normal uji
tidak,
perlu
berdistribusi normal. Pada tabel dibawah ini
Pengujian
terlihat semua variabel adalah berdistribusi
variabel
normal karena asymp.sign (2-tailed) lebih
atau
terhadap
menunjukan
bahwa
pada
alpha
bahwa
N Normal Parameters Most Extre Differences
ab
semua
variabel
besar dari 5% (alpa), seperti dibawah;
5% One Sample Kolmogorof-Smirnov Test Abnormal Return
a. b.
Std. Diviation ,12717 ,40784 ,27141 2,51890 ,97979590
data
bukan dummy pada tabel dibawah ini menunjukan
Mean ,0175 ,2079 ,0792 24,5435 -2,09251
apakah
normalitas.
Kolmogorof-Smirnov
Descriptive Statistics Minimum Maximum -,29 ,41 ,00 1,00 ,00 1,00 13,43 29,14 -9,63396 ,35842
N 101 101 101 101 101 101
Mean Std Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorof-Smirnov Asymp.Sig.(2-tailed) Tes distribution is normal Calculated from data
Gross Proceed
101 ,0175 ,12717 ,167 ,167 -,090 1,682 ,070
Stock Volatility 101 2,1911439 ,97979587 ,386 ,357 -,386 3,883 0.123
101 24,5435 2,51890 ,163 ,095 -,163 1,641 ,091
Pendekatan normal probability plot, data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
terdistribusi tidak normal akan ditunjukkan dalam
Dependent Variable: Abnormal Return
garis diagonal, sedangkan data diplot sesuai
1.00
dengan distribusinya. Dari model regresi yang .75
dengan garis diagonal yang berarti data tersebut tidak terdistribusi dengan normal, seperti gambar dibawah ini;
Expected Cum Prob
diteliti, terlihat bahwa plotting data tidak sama .50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Pr ob
34
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
Nilai Durbin Watson dapat digunakan untuk
bawah ini terlihat bahwa nilai DW 1.921, dimana
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Nilai
nilai tersebut terletak antara 2 dengan -2, sehingga
Durbin Watson dapat dilihat pada tabel dibawah
dapat disimpulkan tidak terjadi
ini. Autokorelasi tidak terjadi apabila angka D-W
karena nilai D-W terletak antara 2 dan -2.
autokorelasi
berada di antara antara2 dan -2. Dari tabel di
Model Summary Adjusted Std. Error of Model R R. Square R. Square The Estimed 1 ,284 ,045 ,12425 a. Predictors: (Constant), Stock Volatility, Reputasi, Gross Proceed, Tipe b. Dependent Variable: abnormal Return
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linear diantara variabel independen yang di-gunakan dalam model penelitian ini. Metode
untuk
menguji
terjadinya
Multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau variance inflation factors (VIF). Batas
Durbin-W Atson 1,921
Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 TIPE .985 1.018 REPUTASI .985 1.015 GROSS .999 1.003 STOCK 1.000 1.000 PROCED VOLATILITY Dependent Variable: SQRT(AR)
dari tolerance value adalah 0,100 dan batas VIF
Untuk
mendeteksi
adanya
adalah 10 (Hair, 1998). Hasil analisis seperti
heteroskedastisitas
terlihat pada tabel dibawah ini menunjukkan
peringkat
bahwa nilai VIF semua variabel independen di
variabel
bawah nilai 10 dan tolerance di atas 0,100 yang
variabel independen untuk
meng-indikasikan
terjadinya
residual. Nilai mutlak residu diuji dengan masing-
multikolinearitas penelitian yang dilakukan pada
masing variabel independen. Jika tidak signifikan
perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 1999-
secara statistik
antara
2005.
dengan nilai
mutlak residunya maka tidak
tidak
terdapat
digunakan
Spearman dependen
uji
dengan dengan
korelasi
meregresikan masing-masing
mendapatkan nilai
variabel
heterokedatisitas,
Hasil
indenpenden
pengujian
heterokedatisitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Correlations Tipe Reputasi A_RES
Hasil
Pearson Correlation Sig.(2-tailed) N
korelasi
Spearman
-,157 ,117 101
antara
absolut residual (A_RES) dengan masing-
-,020 ,845 101
masing
Gross Proceed -,093 ,357 101
Stock Volatility
variabel
-,054 ,592 101
independen
terlihat
semuanya tidak signifikan berarti tidak 35
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
terjadi
heteroskedastisitas.
ISSN : 2337 - 3997
Reputasi
mempunyai nilai sig 0.025 kecil dari 5 %
penjamin emisi sering digunakan sebagai
(alpa) hal ini berarti tipe perusahaan
proksi pengukuran risiko dalam menjelaskan
berpengaruh negative terhadap abnormal
underpricing. Reputasi penjamin emisi yang
return.
baik memiliki informasi yang lebih lengkap.
mempunyai nilai 0.377 besar dari 5% (alpa)
Demikian juga dengan pemilihan penjamin
maka
emisi
terdapat pengaruh gross prosceed terhadap
yang
mempunyai
reputasi
baik
Untuk offer size/gross prosceed
dapat
diharapkan dapat memberi sinyal yang
underpricing.
positif
volatility
kepada
investor
karena
dapat
disimpulkan
Berbeda
yang
bahwa
dengan
mempunyai
stock
pengaruh
mengurangi ketidak pastian atau asimetri
signifikan
informasi dan dapat memperkecil terjadinya
ditunjukkan dengan nilai sig 0.022 atau kecil
underpricing.
dari 5%, seperti terlihat pada tabel dibawah
Ditemukan bahwa tipe perusahaan
terhadap
tidak
underpricing,
ini;
Coefficientsa Model
Unstandarized Standarized Ceofficiencients Ceofficienci ents B Std. Beta Error ,135
1 (Constand)
122
t
Sig.
1,110
,270
-,029
Collinearity Statistics Toleran ce
VIF
-1,33E-03 ,046
-,003
,977
,983
1,018
Gross Proceed -4,39E-03 ,005
-,087
-,888 ,377
,997
1,003
2,953E-02 ,013
,228
2,329 ,022
1,000
1,000
Reputasi
Stock Volatility
Dari tabel diatas terlihat hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 1, pengujian variabel reputasi
Sehingga menunjukkan tidak adanya pengaruh
penjamin emisi tidak signifikan. Hasil ini dapat
negatif yang tidak signifikan secara statistik
dilihat pada tabel 4.6 dimana nilai sig dari dari
antara variabel ofler size dengan underpricing,
variable penjamin emisi sebesar 0,977 > dari alpa
terjadi nilai rata-rata variabel gross proced lebih
(0,05), dengan demikian penelitian ini tidak dapat
kecil dibandingkan dengan standar deviasi,
menunjukan adanya pengaruh yang signifikan
dimana standar deviasi diatas nilai maksimum.
antara
proksi
pengukuran
risiko
reputasi
Hipotesis
3,
stock
volatility
dengan
penjamin emisi dengan underpricing, terjadi nilai
menggunakan standar deviasi LOGHL terlihat
rata rata variabel reputasi penjamin emisi lebih
bahwa nila sig lebih Cecil dari alpa yaitu 0,022 <
kecil dibandingkan dengan standar deviasi antara
0,05 sehinggga
nilai mínimum dengan nilai maksimum.
Terdapat nilai rata rata variabel stock volatility
signifikan
pada level 5%.
Hipotesis 2, Hasil pengujian untuk ofler
lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi
size atau besarnya jumlah penawaran pada saat
dimana standar deviasi diatas nilai maksimum
IPO adalah tidak signifikan pada tingkat 5%.
dan terdapat pengaruh positif yang signifikan 36
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
ISSN : 2337 - 3997
antara variabel LOGHL dengan underpricing,
kelompok perusahaan non keuangan. Kelompok
dihitung dengan cara membandingkan nilai t
perusahaan keuangan karena mendapat regulasi
hitung dengan t sig dengan α jika t sig < α maka
dan pemerintah maka tingkat underpricing yang
sig > α maka Ha tidak
terjadi diharapkan lebih rendah, dapat dilihat
diterima/dito-lak, sehingga persamaan menjadi;
pada dibawah, dimana rata-rata abnormal return
SQRT (AR) = 0.135 – 0.0133REP - 0.0439Offer
untuk perusahaan keuangan -0,0213 lebih kecil
Size + 0.02953 LGHL + eit
dari rata-rata abnormal return perusahaan non
Ha diterima dan jika t
Pengujian hipotesis 4 dilakukan dengan uji
keuangan yang rata-rata abnormal return nya
beda (compare mean) independent sample T-test
sebesar 0,0277.
terhadap mean abnormal return untuk masing-
Pengujian dengan uji beda (compare mean)
masing kelompok perusahaan keuangan dan
independent sample T-test kelompok keuangan
kelompok perusahaan non keuangan. Selain itu
dan kelompok non keuangan terhadap mean
mengacu juga
abnormal return yang menunjukkan terjadinya
pada penelitian (Alli, Yau, dan
Yung 1994), penelitian ini juga melakukan uji
underpricing.
regresi untuk mengontrol faktor-faktor yang diperkirakan
dapat
mempengaruhi
Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa
terjadinya
mean underpricing kelompok keuangan lebih
underpricing.
kecil dibanding mean underpricing kelompok non
Pengujian
hipotesis
dengan
keuangan dan signifikan secara statistik pada
regresi linear berganda untuk mengetahui apakah
tingkat 5%. Terdapat perbedaan rata-rata atau
underpricing
mean underpricing kelompok keuangan dengan
yang
terjadi
dilakukan
pada
kelompok
perusahaan keuangan lebih kecil dibanding
kelompok non keuangan pada pasar perdana.
Perbedaaan Abnormal Return kelompok Keuangan dan Kelompok Non keuangan Group Statistik Tipe Abnormal Return 1,00 ,00
N
Mean
21 80
Std. Error Mean ,01599 ,01525
Std. Deviation
,0213 ,0277
,07326 ,13641
Uji Signifikansi Independen Samples Test Levene’s test for equality of variances
F Abnormal return equal variance assumed Abnormal return equal variance not assumed
4,892
Sig ,029
t-test for equality of mean
t -1,583
df
Sig. Std. Mean (2error tailed) difference diffr
95% confidence internal of the diffr
Lower
Upper
99 ,012
-,0490
,03095 -,11040
,01242
-2,217 60,323 ,304
-,0490
,02209 -,09318
-,00480
37
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
Dari hasil penelitian menunjukkan terbukti bahwa seluruh hipotesis yang diajukan didukung
ISSN : 2337 - 3997
maka penelitian ini menyimpulkan: a. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat
oleh data hipotesis 1, 2, 3, dan 4. Pada hipotesis
faktor-faktor
1, 2 dan 3 menunjukkan terjadinya fenomena
underpricing pada penawaran saham perdana
underpricing pada pasar saham perdana di Bursa
(IPO) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Reputasi
Efek Jakarta yang diindikasikan oleh adanya rata-
penjamin emisi tidak
rata abnormal retun perdana yang positif dan
underpricing tetapi tidak signifikan secara
signifikan secara statistik, dihitung dengan cara
statistik kareana nilai rata rata
membandingkan nilai t hitung dengan t sig
reputasi
dengan α jika t sig < α maka Ha diterima dan jika
dibandingkan dengan standar deviasi antara
t sig > α maka Ha tidak diterima/ditolak. Temuan
nilai mínimum dengan nilai maksimum, hal
ini
penelitian
ini berarti baik emiten yang dijamin oleh
sebelumnya seperti yang dinyatakan oleh Alli,
penjamin yang menjamin pada nilai diatas Rp.
Yau, dan Yung (1994), Ritter (1991), Knopf dan
1 trilyun maupun tidak, temyata tidak
Teall (1999), Widjaja (1997) dan berbagai
berpengaruh
penelitian peneliti lainnya. Pada hipotesis 4
Penelitian terhadap pengaruh yang tidak
didukung oleh data. Underpricing pada kelompok
signifikan oleh penjamin emisi terhadap
perusahaan keuangan lebih kecil dibanding
underpricing. Penemuan ini konsisten dengan
underpricing
non
hasil-hasil pene1itian sebelumnya seperti
keuangan. Hasil penelitian membuktikan rata-rata
yang dikemukakan oleh Ali, Yau dan Yung
abnormal
kelompok
(1994), Riter (1991) ,Wahyono (2001),
perusahaan keuangan lebih kecil dibanding rata-
Widjadja (1997). dan berbagai penelitian
rata abnormal return kelompok perusahaan non
lainnya.
konsisten
dengan
hasil-hasil
kelompok
return
perdana
perusahaan
pada
yang sangat
penjamin
mempengaruhi
pengaruh terhadap
emisi
terhadap
lebih
variabel kecil
underpricing.
keuangan, terlihat dimana rata – rata abnormal
b. Offer size tidak berpengaruh terhadap
return untuk perusahaan keuangan -0,0213 lebih
underpricing karena tidak signifikan secara
kecil dari rata-rata abnormal return perusahaan
statistik pada tingkat 5%. Karena nilai rata-
non keuangan yang rata-rata abnormal return nya
rata
sebesar 0,0277, karena kelompok perusahaan
dibandingkan dengan standar deviasi, dimana
keuangan merupakan perusahaan yang banyak
standar deviasi diatas nilai maksimum. Maka
menghadapi berbagai regulasi yang diterbitkan
semakin kecil nilai penawaran cenderung
oleh lembaga yang mengatur sektor keuangan.
menimbulkan spekulasi dan risiko yang lebih
Pengawasan dilakukan oleh lembaga pengawas
tinggi dibanding dengan nilai penawaran yang
yaitu Bank Indonesia dan Departemen Keuangan.
lebih
variabel gross
besar,
dan
proced
lebih kecil
sebaliknya.
Jumlah
penawaran yang lebih kecil cenderung lebih underpriced dibandingkan dengan penawaran KESIMPULAN Dalam periode penelitian yang tahun 1999 – 2005 pada IPO di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
yang lebih besar c. Terdapat hubungan positif secara signifikan antara stock volatility dengan menggunakan
dengan menggunakan 101 sampel perusahaan, 38
e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 : 27 - 39
proksi pengukuran standar deviasi LOGHL, karena nilai rata rata variabel stock volatility lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi dimana standar deviasi diatas nilai maksimum. d. Underpricing pada kelompok perusahaan keuangan lebih kecil apabila diban-dingkan dengan kelompok perusahaan non keuangan dengan menggunakan abnormal return. Ucapan terima kasih Pada
kesempatan
ini
penulis
tidak
lupa
mengucapkan terima kasih kepada; 1. STIE
Yappas
yang
telah
memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menerbitkan artikel ini. 2. Bapak Dr. Ir. H. Eni Kamal, MS yang sangat memberikan dorongan kepada penulis untuk membuat arikel ini. 3. Sahabat-sahabatku (Myrna, Arsyad Lubus, Nancy,
Jayasman)
yang
telah
banyak
memberikan bantuan dan dorongan
hingga
selesainya penelitian ini. 4. Dan sahabat serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dijadikan sebagai Amal Ibadah oleh ALLAH SWT, semoga artikel ini bermanfaat dimasa yang akan datang bagi masyarakat serta dunia
ISSN : 2337 - 3997
Memorium Prof. Bambang Riyanto : hal.4356. Gujarati, D. N, 1995. Basic Econometric, 3 rd edition, Singapore, Mc Graw Hill. Hanafi, M dan Husnan, S. 1991, Prilaku harga saham di pasar perdana: Pengamatan di Bursa Efek Jakarta selama 1990, Usahawan No.11, pp. 12-15. Konpf. D. J. and Teall, J. L 1999. The IPO Effect and Measurement of risk, Journal of Financial and Strategic Decision, V0l.12. No.2, pp.51 - 57. Parkinson, M. 1980. The Extreme Value Method for estimatin the Variance of the Rate of Return, Journal of Business, Vol. 53 No.1 ,pp. 61-65. Ritter, J. 1984, The Hot Issue Market of 1980. Journal of Business, Vol. 57, No.2, pp.215241. Rodoni, A. 2002. Penawaran Saham Perdana: Pengalaman di Bursa Efek Jakarta 19901998. Proceeding Simposium Nasional Keuangan In Memorium Prof. Bambang Riyanto: Hal. 214-241. Walpole Ronald E, 1993 Pengantar Statistik Edisi.3 Jakarta hal 260. Widjaja, DI. 1997, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Underpricing harga saham perdana periode 1994-1997 di BEJ Tesis program pascasarjana (magister sains), Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Widyarfendhi. 2003, Perbedaan Antara Initial Return terhadap true discount: Sebuah perbandingan terhadap derajat reputasi underwriter pada IPO di bursa efek Jakarta, Tesis program pascasarjana (magister sains), Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarla, Tidak dipublikasikan.
pendidikan. Daftar Pustaka Alii, Yau, Yung, 1994, The Underpring Of IPO Financial Institution, Journal of Business Finance & Accounting, Vo1 2I. No.7, pp. 1013 - 1029. Ernyan dan Husnan, 2002, Perbandingan Underpricing penerbitan saham perdana perusahaan keuangan dan non-keuangan di pasar modal Indonesia: Pengujian Hipotesis Asymmetric information. Proceeding Simposium Nasional Keuangan In
39