KEPUASAN MAHASISWA DALAM PENERAPAN WEBSITE DENGAN MEDIA E-LEARNING/E-EDUCATION MOODLE MATERI MIK I
Dedi Setiadi1, Dewi Lena Suryani Kurniasih², Ida Rosdiana³ 1,2,3 Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Jawa Barat 1 Email:
[email protected], ²
[email protected], ³
[email protected] Abstract Great opportunities of the national education system to institusion for education using electronic learning aids and e-learning (web based) that rely on information technology and communication excellence. The information obtained on the basis of medical records in the course competencies in the Health Information Management Part I (HIM I) is still very limited. Learning system is monotonous. Another thing, the perceived difference in the quality of material received admission affecting the quality of human resources empowerment of the learners. This study aims to get the satisfAaction level of students in the application of web as a medium e-learning/eeducation on material in the Health Information Management Part 1 Administrator Healt Information Management students Polytechnic Ministry of Health Public Tasikmalaya. Type of research is a qualitative action research. Methods indept interview on the subject of the studi, namely the management, all material lectures studens and Health Information Management Part I. The research sample was 40 students first half, with the support of 8 people and 1 chairman, lecturer, chairman of the Information Tecnology and Information technology personnel. Data were analyzed descriptively and qualitatively. Measurements performed on enduser satisfaction (end-user) which includes faculty and students. Evaluation questionnaires, and interviews with the benchmark yield above average median 3. The use of e-learning with Moodle 3.40 shows the mean results, with a range of value between 3.25 to 3.5. User satisfaction (user) students assessed in terms of benefits, needs, barriers or obstacles and factors that drive. Users who are not satisfied based on a feature of facility very less and there is a feature to link tasking related fot students in the Health Information Management. The material is incomplete and lack in Human Resources Information Technology in the manufacturing process, affect the slow development of Moodle used, where success is determined management support system that is still not. Of adequate technology aspect of hardware and software support with 24 hour internet access. Keywords: student satisfaction, website, e-learning, Moodle, Health Information Management Part 1. Abstrak Peluang besar Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) kepada institusi pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran elektronik atau e-learning (web based learning) yang mengandalkan keunggulan tehnologi informasi dan komunikasi. Sampai saat ini informasi yang didapatkan tentang rekam medis dalam dasar kompetensi mata kuliah Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) I masih sangat terbatas. Sistem pembelajaran masih monoton, perbedaan persepsi penerimaan kualitas materi yang diterima, berpengaruh pada pemberdayaan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diajar. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tingkat kepuasan mahasiswa dalam penerapan website e-learning/eeducation moodle materi MIK I di Jurusan PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Jenis penelitian action research bersifat kualitatif. Metode indept interview pada subyek penelitian (pihak manajemen, seluruh mahasiswa dan dosen MIK I). Sampel 40 mahasiswa PIKES Semester I, dengan pendukung 8 orang dari Ketua Jurusan, dosen mata kuliah, kepala Unit IT dan tenaga IT. Data dianalisis secara diskriptif dan kualitatif. Pengukuran kepuasan dilakukan terhadap pengguna akhir (end-user) yang meliputi dosen dan mahasiswa. Evaluasi kuesioner dan wawancara dengan patokan hasil rata-rata diatas angka median 3. Penggunaan aplikasi menunjukkan rerata hasil 3.40 dengan rentang nilai 3,25-3,50. Kepuasan pengguna (user) mahasiswa dinilai dari segi kemanfaatan, pemenuhan kebutuhan, hambatan atau kendalanya dan faktor-faktor yang mendorong. Pengguna yang menyatakan tidak puas didasarkan pada fitur atau fasilitas yang terbatas. Belum adanya fitur
5
5
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
untuk link penarikan tugas, materi yang kurang lengkap dan kurangnya SDM IT dalam proses pembuatan, mempengaruhi lambatnya perkembangan Moodle yang digunakan. Keberhasilan omput sangat ditentukan dukungan manajemen yang dirasa kurang, Aspek teknologi cukup memadai dari dukungan hardware dan software dalam akses internet 24 jam. Kata Kunci: Kepuasan mahasiswa, website, e-learning, Moodle, MIK I
PENDAHULUAN Undang-undang Sistem Pendidian Nasional (Sisdiknas) memberikan peluang besar kepada institusi pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran elektronik atau e-learning (web based learning). Pembelajaran menggunakan teknologi internet memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan media elektronik yang lain. Media elektronik lain hanya sebagai alat bantu pembelajaran yang sifatnya pasif, misal: tape recorder hanya dapat merekam suara dosen, yang dilain waktu diperdengarkan. Termasuk juga komputer stand alone yang sebatas memberikan gambaran materi dengan video dan gambar pendukung (Nugraha, 2008). Dampak penggunaan website e-learning dalam pengajaran medis didapatkan peningkatan bermakna pada post tes dibandingkan pre test tentang pengetahuan dan perubahan kepercayaan diri (Currant, 2006). Mahasiswa tidak menganggap e-learning menggantikan pembelajaran klasik dikelas, tetapi memperhitungkan sebagai metode pelengkap, sehingga terbentuk blended learning strategy atau pembelajaran campuran. Metode ini telah mampu diterapkan untuk mempercepat peningkatan diterapkannya pembelajaran orang dewasa dengan kebutuhan yang singkat untuk mengajar, sehingga lebih banyak fungsi fasilitator dalam proses belajar. Pengalaman di Asia, Australia, Eropa dan Amerika telah dapat dibuktikan bahwa e-learning menggunakan website dalam penyelesaian masalah-masalah pendidikan memang sangat membantu, dengan sarana internet yang memadai. Internet merupakan alat bantu pembelajaran secara interaktif dan mempunyai karakteristik. Melalui website dalam internet, dapat diketahui informasi real time, interaksi mahasiswa dan dosen dapat dilakukan secara langsung, walaupun bukan tatap muka dalam kelas. Antar mahasiswa dapat dibuka forum diskusi online, dapat diakses kapan saja dan dimana saja, materi dan tugas dapat disampaikan secara online, juga pengumuman administrasi perkuliahan termasuk juga jadwal kuliah 6
(Nugraha, 2008). Penggunaan Moodle diterapkan mengingat selain banyak pilihan variasi fitur menarik yang digunakan, tampilan dan up-date data juga komputer mudah digunakan. Konsep e-education mengingat output yang digunakan merupakan sebuah virtual pararel dengan ouput nyata/fisis, bukan sekedar network, internet dan aplikasi web, tetapi juga meliputi komponen-komponen non fisis, mater kuliah, tugas, diskusi, ujian dan sebagainya yang disajikan dalam format virtual. Penggunaan aplikasi komputer, tidak lepas dari tugas seorang tenaga administrator manajemen informasi kesehatan. Profesi ini sebagai tenaga ketehnisian medis telah diatur dalam PP No. 32 Tahun 2006, dengan kebutuhannya yang dijelaskan sesuai PERMENKES RI No.269/MENKES/PER/III/2008. Jurusan Perekam dan Informasi Kesehatan (PIKES) Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan tenaga administrator manajemen informasi kesehatan, merasa perlu melakukan pengembangan pendidikan kepada mahasiswa terutama dalam pemanfaatan tehnologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung materi dikelas dalam bentuk e-learning Moodle dalam mata kuliah Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) I. MIK I termasuk dalam mata kuliah inti profesi yang harus dikuasai oleh tenaga administrator manajemen informasi kesehatan, dan merupakan salah satu dari 7 (tujuh) kompetensi dasar tenaga administrator manajemen informasi kesehatan. Studi pendahuluan menunjukkan materi yang dikembangkan dalam materi ini masih terbatas. Sistem pembelajaran yang masih monoton sangat mempengaruhi informasi yang didapatkan mahasiswa. Hal ini mengakibatkan perbedaan persepsi dalam penerimaan kualitas yang rendah materi yang diterima mahasiswa. Dampak yang jelas akan terlihat pada kualitas lulusan yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang kepuasan mahasiswa dalam penerapan website sebagai media e-Learning/e-Education dengan Moodle pada materi
Dedi Setiadi, dkk. kepuasan mahasiswa dalam penerapan website ...
MIK I di Jurusan PIKES POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya.
METODE Rancangan penelitian menggunakan pendekata action research bersifat kualitatif. Pengembangannya dilakukan tahap demi tahap bersama-sama dengan pihak institusi PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Penelitian meliputi tahapan diagnosis, perencanaan aksi, pelaksanaan aksi dan tahap evaluasi. Populasi penelitian adalah pihak manajemen, seluruh mahasiswa dan dosen materi MIK PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Sampel penelitian 40 mahasiswa PIKES semester I, dengan data pendukung 1 Ketua Jurusan (Kajur), 3 orang dosen Materi MIK I, 1 Kepala Unit Tehnologi Informasi (TI) dan 3 tenaga TI Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Total sampel 48 orang. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Ketenagaan dalam penelitian adalah Team peneliti, dibantu oleh tenaga yang ditunjuk oleh PIKES selaku pembantu peneliti. Alat dan bahan yang digunakan meliputi: 1). Form pengambilan data seperti pedoman observasi, pedoman wawancara mendalam (indepth interview), kuesioner dan catatan di lapangan serta alat tulis seperlunya; 2). Perangkat digital seperti kamera digital Niikon S-200, alat perekam suara (recorder) ‘’STE Digital’’, LCD Proyektor, komputer (server dan work station) dan Laptop Joybook Lite U101; 3). Software program berupa template Moodle yang tersedia secara bebas (Open Source) dibawah license GNU, dengan menggunakan type database PHP MySQL minimal versi 5.0.25; 4). Alat pendukung lainnya seperti konektor, kabel crimper (alat pemotong dan pemasang kabel) dan sebagainya. Penelitian dilakukan di Jurusan PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, dengan validasi dilakukan di kelas semester 1 lantai III gedung direktorat. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu sosialisasi bagi pengguna sistem, pengelola dari aspek manajemen, perbaikan tehnologi hardware dan software, sedangkan variable terikatnya adalah penggunaan e-learning berupa aplikasi Moodle yang bermuara pada tingkat kepuasan penggunaan sistem pada materi kuliah MIK I. Penilitian ini, dalam pengukuran validitas datanya menggunakan metode triangulasi sumber, yaitu membandingkan apa yang dikatakan oleh informan satu dengan informan yang lain dan triangulasi metode yaitu membandingkan
data isian dengan kuesioner dengan hasil observasi. Hasil uji validitas reliabilitas sebagai berikut: Tabel 1. Reability Statistik Reliability Statistics Cronbach’s Alpha
N of Items
.753
5
Tabel 2. Item Statistik Item Statistics Mean
Std. Deviation
3.27
1.033
15
Informasi yang disediakan dalam 3.53 aplikasi jumlahnya cukup
1.060
15
Informasi cukup akurat dan up to date
3.33
1.047
15
Fasilitas pada sistem berupa fitu yang 3.47 memadai materi MIK I
1.125
15
Materi yang disajikan dosen sesuai 2.87 sistematika silabus MIK I yang diajarkan
.743
15
Situs e-learning Moodle materi MIK menyediakan informasi sesuai kebutuhan
N
Tabel 3. Item Total Statistik Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
Situs e-learning Moodle materi MIK menyediakan informasi sesuai kebutuhan
13.20
6.743
.938
.535
Informasi yang disediakan dalam aplikasi jumlahnya cukup
12.93
6.781
.894
.551
Informasi cukup akurat dan up to date
13.13
6.695
.932
.535
Fasilitas pada omput berupa fitu yang memadai materi MIK I
13.00
7.000
.768
.602
16.400
-.683
.963
M a t e r i y a n g 13.60 disajikan dosen sesuai sistematika silabus MIK I yang diajarkan
Hasil uji validitas diperoleh nilai lebih tinggi dari r tabel (r=0,541) maka 5 pertanyaan tersebut valid. Pada Uji reliabilitas, nilai r Alpha (0,753) lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel (r = 0,541), sehingga kuesioner yang digunakan telah valid dan reliable.
7
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
HASIL 1) Pengembangan Sistem e-Learning a. Tahap diagnosis Jaringan Local Area Network (LAN) yang digunakan memiliki topologi star (bintang). Tipe ini menempatkan beberapa komputer yang ada kemudian dihubungkan dengan ‘’hub’’ sebelum masuk ke komputer server. Kabel koneksi yang digunakan adalah Unshielded Twisted Pair (UTP) dengan konektor RJ-45. Kabel yang terhubung dengan ‘’hub’’ terdistribusi ke komputer klien dan router di tempat yang berbeda di lingkungan kampus, untuk akses internet wireless sebanyak 3 (tiga) titik hot spot/access point. Komputer klien yang dipergunakan adalah sebanyak 16 buah dengan 2 buah komputer berfungsi sebagai server. Spesifikasi komputer server yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 4. Spesifikasi Server Spesifikasi
Keterangan
RAM
:
2 GB
Prosesor
:
Pentium 4
HDD
:
1 TB
CD-RW
:
Samsung 52 X
FDD
:
3,5 inci
Mouse
:
SPC
Monitor
:
LG 15’’ Black
UPS
:
1,2 KV/1200 Va
Sedangkan spesifikasi komputer klien yang dipergunakan untuk akses internet, sebagian besar adalah sebagai berikut: Tabel 5. Spesifikasi komputer klien Spesifikasi
8
Keterangan
RAM
:
1 GB
Prosesor
:
Intel Pentium 4
HDD
:
40 GB Maxtor
CD-ROM
:
Samsung 52 X
VGA
:
On board
FDD
:
3,5 inci
Mouse
:
SPC
Monitor
:
LG 15’’ Black
Dilihat dari segi tehnis, ditemukan bahwa sebagian besar kabel jaringan telah terkoneksi dengan baik. Namun lokasi kampus yang terpisah ruangan, pada saat kondisi koneksi terganggu menjadi penghambat. Belum ada kebijakan tertulis terkait pengelolaan dan penggunaan internet, demikian pula belum terdapatnya Prosedur Tetap (Protab), Petunjuk Teknis (Juknis) serta pembentukan tim pengelola sistem informasi. 1) E-learning Terkait dengan pengertian e-learning, 48 informan 100% menyatakan paham dan pernah membuka internet. Terdapat variasi jawaban beragam yang diberikan informan. 75% memberikan pengertian bahwa e-learning adalah pembelajaran melalui internet. Sedangkan 20% yang lain menjelaskan pengertian e-learning sebagai suatu output pembelajaran yang menggunakan komputer dan media elektronik, dan 5% lagi menyatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan tehnologi informasi. 2) Tim pengelola Sistem Informasi Pertanyaan berikutnya yang diajukan adalah tentang keberadaan tim pengelola Sistem Informasi di PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Sebanyak 37,5% menyatakan tidak ada dan sisanya 62,5% menyatakan ada tim. Salah seorang informan menyarankan agar selain tim tersebut aktif difungsikan, kinerjanya perlu dievaluasi 3 bulan sekali. 3) Kecepatan akses internet Pertanyaan tentang kecepatan akses internet yang diajukan kepada informan dijawab dengan berbagai jawaban yang beragam. 35% menyatakan kecepatan akses sedang, 35% menjawab lambat, dan 30% sangat lambat. Berkaitan dengan masalah kehandalan akses, beberapa informan menyatakan bahwa akses internet yang dimiliki kurang handal. Hal ini dinyatakan dalam pernyataan
Dedi Setiadi, dkk. kepuasan mahasiswa dalam penerapan website ...
informan 1, ‘’…program ini bisa diakses didalam lingkungan kampus/ direktorat (local host) sehingga akan mengalami kesulitas ketika suatu saat akan mengakses ditempat lain, selain itu juga pada saat diakses masih lelet’’. 4) Aspek tehnologi Kendala yang didapatkan adalah perangkat elektronik (device) yang masih terbatas, sinyal yang sangat lemah dan sebagian kecil menyatakan bahwa aliran listrik yang sering padam, menjadi kendala utamanya. b. Tahap Perecanaan Aksi Setelah diketahui keadaan dilapangan terhadap jaringan yang tersedia serta sumber daya yang lainnya, maka tahap berikutnya adalah dilakukan sosialisasi di Ruang kelas PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Lantai 3. Penyajian materi e-learning aplikasi Moodle dilakukan oleh peneliti selama 30 menit, selanjutnya dilakukan diskusi dan tanya jawab sekaligus penggalangan komitmen pimpinan terhadap sistem e-learning yang akan dibangun. Disisi lain, selain untuk lebih mengobtimalkan peran situs yang ada, juga sekaligus mengintegrasikan jurnal yang digabung dengan e-learning aplikasi Moodle. Diharapkan dengan integrasi data seperti ini akan memudahkan pengguna (user).Selanjutnya saran yang diberikan oleh informan 3 adalah agar website didesain dengan tampilan berwarna-warni, menarik, interaktif dan dilengkapi dengan forum diskusi serta permintaan bantuan. Ditambahkan pula agar admin yang ditunjuk mengelola sistem harus responsif atau lebih bisa diberdayakan. Masukan dan tanggapan terakhir dari informan 4 yang mengapresiasi terhadap dibangunnya sistem e-learning di PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Saran yang diberikan adalah agar setiap dosen diberikan pelatihan dasar mengelola situs sederhana, misalnya berupa pengelolaan aplikasi pembelajaran dengan Moodle. Pengelolaan aplikasi ini merupakan cara
cepat dan praktis untuk menguasai teknologi internet, tanpa dituntut menguasai bahasa pemrograman yang rumit. Penggunaan blok, memudahkan sesorang dapat secara interaktif menampilkan segala ide dan kreatifitasnya agar dapat ditemukan oleh pengguna internet yang lain, dalam hal ini mahasiswa dan dosen itu sendiri. c. Tahap pelaksanaan aksi Pada tahap ini dilakukan perancangan situs (web designing) yang akan dipakai untuk situs e-learning, pelatihan bagi dosen dan sosialisasi kepada mahasiswa PIKES Poltekkes 1) Desain aplikasi Moodle
Gambar 1. Web site poltekkes kemenkes Tasikmalaya
Desain web untuk situs e-learning ini dilakukan oleh peneliti sendiri bersama tenaga IT web programmer yang menangani masalah domain dan web hosting dengan link http://www. poltekkestasikmalaya.ac.id untuk pencarian. Layar awal untuk menuju penggunaan e-learning moodle adalah membuka menu web seperti gambar 1. Sedangkan aplikasi Moodle tersebut terdapat dalam link dengan gambar 2.
Gambar 2. Tampilan aplikasi link e-learning Moodle PIKES pada web-site Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Desain situs e-learning menggunakan t e m p l a t e M o o d l e . 1 0 . 3 6 . 11 . 4 / moodle/mod/page/view.phpId=9 9
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
karena memiliki berbagai macam kemudahan, fasilitas yamg cukup lengkap dan fasilitas bahasa Indonesia. Disamping itu, memori Wordpress yang dibutuhkan untuk situs tersebut tidak terlalu besar, sehingga diharapkan pula kendala utama berupa akses yang lambat pada domain dapat diminimalisir. Tampilan muka (interface) dari situs e-learning tampak pada gambar 3.
Kesehatan (MIK) I, seperti yang terdapat dalam gambar 6 berikut ini:
Gambar 6. Tampilan Taut halaman berdasarkan ‘’Pertemuan ke…’’ Mata kuliah, Semester, Tingkat dan Jurusan
Gambar 3. Tampilan Muka (Interface) Situs e-learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya.
Gambar 4. Login awal masuk Moodle pembelajaran
Dosen terlebih dahulu melakukan upload materi kuliah dengan menggunakan media penyimpanan dokumen online atau Online Document Store (ODS) yang tersedia. ODS menggunakan scribd.com, ziddu. com, meng-upload.com atau yang lain. Setelah ter-upload di situs ODS yang ada, dosen mentautkan alamat URL mata kuliah di ‘’pertemua ke…’’ pada halaman teks sesuai nama maka kuliah, semester, tingkat dan jurusan yang ada. Apabila upload selesai dan mentautkan materi mata kuliah, maka dosen selanjutnya dapat melakukan proses sign out (keluar) dari situs e-learning. Mahasiswa yang akan mencari/mendapatkan materi dosen tersebut, tinggal melakukan klik pada taut ‘’pertemuan ke…’’ yang tersedia untuk sekedar ditampilkan (streaming) atau dibaca dan dipelajari maupun download yang kemudian dapat disimpan.
Gambar 5. Taut halaman menuju Tingkat/Kelas berdasarkan Jurusan PIKES
Di dalam setiap kolom tingkat, telah tersedia mata kuliah untuk semester ganjil dan genap. Admin atau dosen yang bersangkutan tinggal mentautkan (link) pada ‘’pertemua ke’’ pada mata kuliah yang diampu. Pada penelitian ini, kajian mata kuliah yang digunakan adalah materi Manajemen Informasi 10
Gambar 7. Blogroll menuju situs yang lain yang terdapat pada Situs e-Learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya
Dedi Setiadi, dkk. kepuasan mahasiswa dalam penerapan website ...
Fasilitas lain yang disediakan situs e-learning adalah blog-roll atau taut rool menuju situs lain bagi situs-situs yang disarankan untuk dikunjungi. Mahasiswa tinggal melakukan klik situs-situs tersebut dan langsung dapat memanfaatkan informasi yang diberikan. Jumlah taut roll akan berkembang memenuhi tuntutan atau harapan dari mahasiswa sebagai pengunjung situs e-learning. Blogroll tersebut, terdapat pada gambar 7. Selanjutnya disediakan juga polling/jajak pendapat pada situs e-Learning, fasilitas ini disediakan untuk mendapatkan gambaran gambaran/respon yang diberikan oleh mahasiswa terhadap keberadaan situs ini. Mahasiswa tinggal menekan tombol pilihan (option) jawaban sesuai pilihannya. Situs penyedia jasa layanan untuk fasilitas polling bagi pengunjung adalah admin. Situs ini dapat dimanfaatkan secara gratis setelah pengguna mendaftar (registrasi) dengan cara membuat akun. Sebagai pelengkap dari fasilitas yang disediakan pada situs e-learning ini adalah permintaan bantuan (FAQ) atau hal-hal yang sering ditanyakan dengan mencantumkan bahasan mata kuliah MIK I, alamat e-mail dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Ketersediaan fasilitas ini dipergunakan untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pengguna (user) baik mahasiswa mapupun dosen pengajar. 2) Sosialisasi Sistem E-Learning Bagi Mahasiswa Tahapan kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi kepada mahasiswa sebagai pihak pengguna (user) yang berkepentingan. Sosialisasi kepada mahasiswa dilaksanakan oleh peneliti, dengan materi antara lain: a. Pengantar dan langkah-langkah penggunaan internel dalam e-learning.
b. Langkah-langkah praktis (tips) untuk mencari informasi di internet. c. Pemanfaatan situs e-learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya. Sasaran sosialisasi adalah 40 orang. Dengan terlatihnya mahasiswa, diharapkan agar pengetahuan yang diperoleh dapat disebarkan kepada mahasiswa lain yang tidak mengikuti sosialisasi. Pada acara sosialisasi ini, mahasiswa cukup antusias mengikuti kegiatan, terbukti dengan cukup banyaknya pertanyaan yang diajukan. Beberapa pertanyaan yang dirangkum, diantaranya adalah: a. B a g a i m a n a c a r a m e n c a r i informasi dengan mudah sesuai dengan kata kunci (keyword) yang diberikan di mesin pencarian (search engine)? b. Bagaimana mencantumkan mata kuliah sumber rujukan apabila mengutip dari sumber internet? c. Apakah bisa menggunakan lebih dari satu e-mail apabila ingin bergabung dengan milis PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya? d. Untuk membuat suatu situs, apabila telah memiliki situs, software apa yang paling mudah dan bagus? e. Untuk membuat situs, apakah ada ketentuan harus menggunakan domain apa? com atau co.id, net atau ac.id? f. B a g a i m a n a c a r a m e n c a r i / download gambar dari internet dengan menggunakan mesin pencari Google? Lokasi sosialisasi adalah ruang kelas dengan materi yang disampaikan terhubung dengan internet (computer stand alone) Local Area Network (LAN), maka sosialisasi disertai praktik. Tampilan yang disajikan merupakan gambar situs dan penggunaannya yang disampaikan secara online.
11
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
2) Tahap Evaluasi Kegiatan evaluasi dilakukan setelah sistem yang baru yaitu e-learning aplikasi Moodle yang telah berjalan, sejak dilakukan pelatihan pengelolaan situs e-learning bagi dosen dan sosialisai bagi mahasiswa. a. Evaluasi Kepuasan bagi Dosen dan Mahasiswa Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner yang dibagikan kepada 3 (tiga) dosen mata kuliah MIK sebagai informannya. Berdasarkan jawaban yang diterima, keseluruhan informan (100%) pernah membuka situs e-learning aplikasi Moodle PIKES Poltekkes Tasikmalaya. Berdasarkan penilaian pengguna (dosen) terhadap situs e-learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya menunjukkan rerata hasil sebesar 3,40. 6 (enam) item pertanyaan yang diajukan, keseluruhan menunjukkan hasil diatas median (3) dengan rentang nilai antara 3,25 – 3,50. Distribusi jawaban dosen dapat dilihat pada Gambar 8.
12
Secara umum pengguna (user) dalam hal ini mahasiswa, merasakan kepuasan dengan hasil rerata 3,40 atau diatas median (3), yang berarti sudah termasuk aktegori puas. Diantara kepuasan mahasiswa materi dan jumlah materi menduduki rerata hasil yang rendah. Sedangkan penilaian terhadap keakuratan dan updating materdangkan penilaian terhadap keakuratan dan updating materi, fasilitas/fitur yang tersedia sistematika materi memperoleh rerata hasil di atas median.
Gambar 8. Distribusi Jawaban dosen terhadap kemudahan dalam penggunaan situs e-Learning aplikasi Moodle.
Distribusi jawaban mahasiswa dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 berikut ini:
Gambar 9. Distribusi jawaban mahasiswa terhadap isi materi aplikasi Moodle
Gambar 10. Distribusi Jawaban mahasiswa terhadap kemudahan dalam penggunaan situs e-Learning
Berdasarkan hasil penilaian didapatkan hasil bahwa penilaian mahasiswa terhadap kemudahan penggunaan situs e-Learning aplikasi Moodle menunjukkan rata-rata hasil sebesar 3,40. Dari 6 (enam) item pertanyaan yang diajukan menunjukkan hasil diatas median (3) dengan rentang nilai antara 3,25-3,50.
b. E v a l u a s i K e p u a s a n b a g i manajemen Evaluasi tingkat kepuasan dengan pihak manajemen dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran seberapa jauh tingkat kepuasan organisasi terhadap sistem e-learning yang diterapkan. Metode yang dipakai adalah wawancara mendalam (indept interview) terhadap Kajur, Kepala Unit komputer, admin dan
Dedi Setiadi, dkk. kepuasan mahasiswa dalam penerapan website ...
pengguna dengan menggunakan alat perekam (recorder) berupa MP4, alat tulis dan bantu pedoman wawancara mendalam. 1) Manfaat Pertanyaan terhadap manfaat yang didapatkan dengan adanya e-learning PIKES, jawaban yang diberikan oleh informan 1 dan 2 adalah dengan adanya e-learning dan IT, kesibukan yang ada dapat diatasi untuk lebih meningkatkan laju informasi yang muaranya adalah tercapainya visi poltekkes. Hasil wawancara mendalam pada mahasiswa yang merasa puas: ‘’Manfaat cukup besar, kita sebagai mahasiswa merasa diberi kemudahan dalam mengingat mata kuliah, selain itu dengan adanya e-learning kita tidak mudah jenuh dalam belajar dan dipermudah untuk memajami materi’’.
Sedangkan kelompok mahasiswa yang tidak puas dengan e-learning ini 3 (tiga) informan menyatakan bahwa: “fitur fasilitas sangat kurang, belum tersedianya fitur untuk link pencarian tugas yang berkaitan dengan jurusan PIKES’’ (informan 1). “materi harus benar-benar lengkap untuk semua pertemuan, sehingga sesuai dengan kebutuhan’’ (informan 2). “ k u r a n g s u m b e r d a y a manusia (programmer IT) dalam proses pembuatan, sehingga lambat berkembang’’ (informan 3).
Masukan tanggapan juga didapatkan dari informan mahasiswa dalam penerapan e-”learning pembelajaran MIK I, yaitu:
d o s e n k re a t i f d a l a m pembuatan video, kalau perlu mahasiswa bias dilibatkan dalam pembuatannya’’ ( i n f o r m a n 1 ) . “ t a m p i l a n y a n g a d a kurang menarik dan perlu disediakan link untuk website terkait, seperti link untuk materi rekam medis, sehingga menumbuhkan minat mahasiswa untuk selalu ingin membuka web’’ (informan 2). 2) Pemenuhan kebutuhan Jawaban para informan menunjukkan bahwa sistem e-learning belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Terbukti dengan tidak semua dosen mau melakukan upload materinya pada situs. Ini terjadi karena memang tidak ada keharusan untuk meng-upload materi. Sosialisasi yang belum baik dan mungkin juga dosen maupun kebutuhan selaku pengguna belum menganggap hal tersebut merupakan kebutuhan, sehingga menurut informas 3 perlu diciptakan dulu kebutuhan tersebut. 3) Hambatan atau kendala Berdasarkan aspek Sumber Daya Manusia (SDM) jawaban yang diberikan adalah bahwa tenaga yang perlu dikembangkan kemampuannya harus lebih banyak, agar tidak terfokus pada satu orang tertentu saja. Sementara tenaga yang menangani selama ini adalah Unit Tehnologi Informasi. 4) Faktor-faktor pendorong dan pendukung Informan 1 menyatakan bahwa adanya dosen-dosen muda yang relatif lebih
13
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
cepat di dalam menguasai IT. Menurut informan 2, adanya sarana yang menunjang dengan adanya jaringan internet yang siap online 24 jam. 5) Harapan terhadap pengelolaan dan pengembangan Informan 1 menyatakan bahwa pengembangan di masa depan, yang penting dalam jangka pendek adalah jalan dulu, dan kedepan perlu dibentuk tim untuk mengelola sistem ini, seperti pernyataannya sebagai berikut: ‘’kalau kita bicara kendala…memang itu selalu (ada) yaaaaa….tapi yang penting kan ini (IT) jalan dulu. Membangun sistem informasi itu sebenarnya yang penting kan keadaan sistemnya dan itu bukan pekerjaan 1-2 orang saja. Kuncinya bagaimana kita melayani mahasiswa dengan baik’’. Informan 2 menyatakan bahwa sebagai admin berharap agar sistem ini dapat dimasukkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) PIKES Poltekkes Ta s i k m a l a y a , a g a r pembangunan system memiliki arah yang jelas dan berkesinambungan yang didukung pimpinan institusi selaku pengambilan keputusan.
PEMBAHASAN 1. Tahap Diagnosis Topologi jaringan menggunakan star (bintang). Pemilihan topologi star ini karena berbagai kelebihannya dibandingkan dengan topologi yang lain (bus ataupun ring), yaitu mudah dikelola dan dihubungkan sehingga apabila terjadi kegagalan itu akan segera dapat diketahui.Selain itu kegagalan pada sebuah komputer tidak akan berpengaruh pada kegagalan seluruh jaringan. 14
Pada topologi ini terdapat komponen yang bertindak sebagai pusat pengontrol tersebut. Dalam hal ini pusat pengontrol hub atau switch. Namun demikian, terdapat pula kelemahan dari topologi ini, antara lain bahwa kegagalan pada pusat pengontrol akan menyebabkan kegagalan pada jaringan secara keseluruhan. Disamping itu, pusat pengontrol yang berupa hub dan bukan switch akan menyebabkan kecepatan transmisi menjadi menurun. Access point untuk akses internet nirkabel (wireless) bagi mahasiswa dan dosen yang terbatas mempersulit akses pembelajaran mahasiswa. Akses terbatas dilakukan di lantai I atau III. Penempatan router yang tepat diharapkan kebutuhan akses dapat terlayani dengan baik. Terkait dengan kecepatan akses internet dilantai I, II dan III informan menyatakan cepat (30%), lambat (35%) dan sangat lambat (35%). Hal ini disebabkan siang hari (jam kerja) dengan keterbatasan bandwith yang tersedia, kemudian banyak pengguna yang mengakses internet dalam waktu yang bersamaan, maka kecepatan aksespun akan semakin menurun. Beberapa waktu sebelumnya, pernah terjadi gangguan yang disebabkan oleh salah satu komputer klien yang terinfeksi virus, sehingga mengganggu kecepatan akses komputer lain. Setelah dikaji pihak IT, akhirnya diketahui bahwa komputer yang bervirus tersebut menggunakan bandwith yang sangat besar, sehingga menyebabkan komputer klien yang lain dan wireless mengalami down (macet). Sebagian informan menginginkan untuk ditambah router agar lebih memudahkan akses internet. Namun penambahan router tersebut tentu akan berakibat mengurangi access speed dari komputer klien yang ada.
2. Tahap Perencanaan Aksi Pada tahap ini, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dengan unsur pimpinan selaku pihak manajemen yang terdiri dari Kajur, dosen dan Kepala Unit komputer serta mahasiswa. Hal ini agar pada tahapan kegiatan berikutnya dapat berjalan lancar, bisa diterima pengguna dan memenuhi harapan dari pihak manajemen. Terdapat kesepakatan dari peserta sosialisasi bahwa pada prinsipnya mendukung sistem yang akan dibangun. Ada beberapa hal yang perlu
Dedi Setiadi, dkk. kepuasan mahasiswa dalam penerapan website ...
digarisbawahi bahwa di dalam menerapkan sistem yang baru, nantinya harus dilakukan secara bertahap. Melakukan tahapan ini penting, karena menurut Ketua Jurusan PIKES dan Ka. Unit Komputer, tidak seluruh dosen memiliki kemampuan yang memadai di dalam menggunakan fasilitas internet. Hal pertama dalam pengembangan e-learning adalah mengumumkan mata kuliah pada pengguna bahwa program e-learning telah tersedia daan semua anggota dapat mulai menggunakannya.
3. Tahap Pelaksanaan Aksi Pada tahap pelaksanaan aksi ini diawali dengan perancangan situs (design web) untuk situs e-learning. Tampilan tema (theme) dari situs yang dibuat menggunakan template Moodle. Tampilan situs dibuat lebih sederhana agar tidak membebani memori yang disediakan oleh pihak pemberi jasa layanan jaringan (web hosting). Setelah aktif (online) situs e-learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya selanjutnya didaftarkan di dalam mesin pencari (search engine) Google. com. Pendaftaran ini dimasukkan agar situs mudah ditemukan. Misalnya dengan mengetikkan keyword user, maka situs e-learning siap diakses pengguna. Informasi yang dimasukkan kedalam situs e-learning juga dibatasi, selain agar tidak membebani memori pada situs, juga agar tidak terjadi duplikasi dengan situs Utama Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya di http:// www.poltekkestasikmalaya.ac.id. Fokus dari informasi yang ditawarkan di situs e-learning adalah yang berkaitan dengan Proses Belajar dan Mengajar (PBM) diantaranya menyangkut kurikulum pendidikan dan mata kuliah yang diberikan pada setiap jurusan yang ada. Situs dirancang dan dibuat sedemikian rupa agar pihak pengguna baik dosen maupun mahasiswa dapat memanfaatkannya dengan mudah tanpa dibebani dan dituntut melakukan langkah-langkah yang panjang dan rumit. Beberapa tautan (link) disediakan agar dapat dikunjungi oleh pengguna. Fasilitas yang diberikan terutama adalah yang berkaitan dengan e-learning seperti jajak pendapat, forum diskusi dan permintaan bantuan. Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan untuk perbaikan situs dimasa yang akan datang disesuaikan dengan tuntutan
kebutuhan dan perkembangan ilmu saat ini. Tidak menutup kemungkinan terjadi perubahanperubahan baik dari segi tampilan maupun fasilitas yang diberikan, demi memenuhi tuntutan kebutuhan mahasiswa dan dosen.
4. Tahap Evaluasi Kegiatan evaluasi dilakukan setelah sistem e-learning berjalan sejak dilakukan sosialisasi pengelolaan bagi dosen dan mahasiswa. Evaluasi kepuasan terhadap isi situs bagi mahasiswa menunjukkan rata-rata hasil diatas median (3) yang berarti termasuk mategori “puas”. Namun dari sisi ketersediaan materi (7 materi dalam 5 tampilan video) dan jumlah materi yang telah dilakukan upload dosen memperoleh hasil masil dibawah median (3). Hal ini disebabkan pada saat evaluasi up-load masih dalam tampilan video dan belum ada interaksi yang digunakan. Penyebabnya antara lain kesulitan yang dialami dosen dalam melakukan up-load materi karena akses internet yang lambat. Pada sistematika materi, ketersediaan fitur, keakuratan dan update materi, diperoleh nilai ‘’puas’’ bagi mahasiswa. Hal tersebut disebabkan tampilan situs untuk mata kuliah MIK I terdapat pembagian materi yang jelas “pertemuan ke…” telah tersusun sedemikian rupa agar mahasiswa mudah dalam mencari manteri dosen yang dikehendaki. Hasil evaluasi kemudahan penggunaan sistem bagi mahasiswa dan dosen, menunjukkan kategori “puas” dengan rata-rata hasil diatas median yaitu 3,40 (bagi dosen) dan 3,27 (bagi mahasiswa). Keseluruhan item yang ditanyakan kepada responden menunjukkan hasil diatas median antara lai: tampilan muka, kemudahan untuk dipelajari, urut dan logis, mudah digunakan, interaktif dan dinamis serta adanya fasilitas permintaan bantuan. E-Learning PIKES Poltekkes Tasikmalaya menggunakan metode pembelajaran campuran (Blended Learning) model suplemen. Menurut Lazuardi (2007) metode pembelajaran campuran mengkombinasikan metode pendidikan konvensional (tatap muka) dengan pembelajaran yang mempergunakan tehnologi. Sedangkan model suplemen yaitu apabila metode pembelajaran tradisional
15
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
(tatap muka) masih menjadi pokok atau intinya, selanjutnya ditunjang dengan aktifitas menggunakan e-learning. Model ini dpilih karena tuntutan dari metode belajar yang sesuai pada tingkatan Diploma III Kesehatan yang lebih menitikberatkan pada aspek keterampilan 60% daripada teori 40%. Hal-hal yang diharapkan pihak manajemen menurut informan 3, bahwa Sistem Informasi (SI) termasuk e-learning didalamnya, harus dapat dimasukkan ke dalam Renstra Poltekkes, sehingga mendapatkan perhatian serius dan cukup strategis agar memberikan arah yang jelas bagi pengembangan SI kedepan yang ditindak lanjuti dengan segera membentuk divis atau kelompok kerja (team work) untuk mengelola sistem.
SIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil kegiatan maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Telah dikembangkan sistem e-learning aplikasi Moodle yang telah online dengan alamat URL:10.36.11.4/moodle/mod/page/view.php. Sistem ini mudah digunakan dosen, tanpa harus menguasai bahasa pemrograman yang relatif rumit. 2. Diperoleh hasil informan dari 3 (tiga) dosen MIK I, 100% menyatakan sudah mengenal dengan baik internet dan aplikasi e-learning Moodle. Namun potensi banyaknya dosen lainnnya diharapkan dapat lebih mudah dalam menerima inovasi baru berupa sistem e-learning. 3. Keberhasilan sistem sangat ditentukan adanya dukungan pihak manajemen. Dukungan yang diberikan manajemen dirasa masih kurang, terbukti dengan belum dimasukkannya pengembangan Sistem Informasi termasuk e-learning kedalam Rencana Strategis (Renstra). Selain itu, belum terbentuk tim pengelola yang berakibat pada belum disusunnya aturan yang bersifat mengikat, seperti Prosedur Tetap maupun Petunjuk Tehnis bagi pengembangan Sistem Informasi kedepan. 4. Aspek tehnologi cukup mendukung dengan adanya hardware dan software yang memadai serta akses internet selama 24 jam dilingkungan kampus Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Keberadaan jaringan internet telah dapat dibangun sistem e-learning tanpa perlu menambah infrastruktur yang baru. Informan terdiri dari pengelola tehnologi informasi, manajemen, dosen pengajar dan 16
40 mahasiswa semester 1 PIKES Poltekkes Kemekneks Tasikmalaya. Informan telah menggunakan situs e-learning, dan upload dilakukan pada materi mata kuliah MIK I dengan 7 pertemuan dengan 5 video. 5. Tingkat kepuasan berupa kemudahan penggunaan sistem bagi dosen menunjukkan kategori ‘’puas’’ dengan rerata hasil 3,4 diatas median 3. Sedangkan bagi mahasiswa menunjukkan kategori ‘’puas’’ dengan rerata hasil 3,18 diatas median dan evaluasi terhadap isi situs bagi mahasiswa menunjukkan kategori ‘’puas’’, rerata hasil 3,06 diatas median 3.
DAFTAR PUSTAKA Blichfeldt, B.S and Anderson, J.R. 2006. Creating a Wider Audience for Action Research Practice. Volume 2 Issue 1 Article D2. Boulos, M.N. Kamel. Lockyer, et.all. 2006. Wikis, Blogs and Podcasts: A New Generation of Web Based Tools for Virtual Collaborative Clinicall Practice and Education. BMC Medical Education. Biomed Central. http:// www.biomedcentral.com/1472-6920/6/41. Curran V. Maramba, et all. 2006. Evaluation of Learning Outcomes in Web Based Continuing Medical Education. Academic Medicine. Vol.81. Hatta G.R. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press. Jogiyanto H.M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Kadir A. 2007. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Lazuardi L. 2007. Strategi Mengembangkan E-Learning untuk Pendidikan, Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. Tahun 02. No. 03. 83-121. Prabandari, Y.S. 2006. Melakukan Diskusi Kelompok Terfokus. Modul Kuliah Metodologi Penelitian. Program Studi IKM FK UGM. Yogyakarta. Nugroho E. 2008. Sistem Informasi Manajemen Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya. Yogyakarat: Andi Offset. Soeyoto. 2006. Intelegensi Buatan (Teori dan Pemrogramannya). Yogyakarta: Gava Media.