BAPPENAS
Strategi Menarik Investor dalam rangka Peningkatan PAD
Drs. Dadang Solihin, MA
Dialog Bisnis Interaktif Wilayah Jakarta Pusat Jakarta 15 Juni 2004 Jakarta,
Dadang g Solihin’s Profile Dadang holds a MA degree (Economics), University of Colorado,, USA. His previous p post p is Head,, Center for Research Data and Information at DPD Secretariat General as well as Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land Use Management at Indonesian National Development Planning Agency (Bappenas). Beside working g as Assistant Professor at Graduate School of AsiaPacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia. He got various training around the globe globe, included Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local Government Ad i i t ti T Administration Training i i C Course, Hi Hiroshima, hi JJapan (2001) (2001); and dR Regional i l Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books regarding local autonomous. You can reach Dadang Solihin by email at
[email protected] or by his mobile at +62812 932 2202 dadang-solihin.blogspot.com
2
Materi
Tantangan ke Depan Faktor Faktor Peningkatan Investasi Faktor-Faktor Tinjauan Internal F kt F kt Dominan Faktor-Faktor D i yang Menentukan M t k Daya D Tarik T ik Investasi Daerah Berdasarkan Persepsi Dunia Usaha Tinjauan Eksternal Ketidakpastian Investasi di Era Otonomi Daerah Kriteria Perda yang Kondusif terhadap Iklim Usaha dan Investasi Strategi Daerah dalam Menarik Investasi dadang-solihin.blogspot.com
3
T t Tantangan ke k Depan D Indonesia lepas dari IMF, Tidak ada Paris Club ((tidak ada p penjadwalan j hutang g LN) Membayar hutang LN yang jatuh tempo Rp.44,891T
Event besar pada tahun 2004 “PEMILU”, Ujian kedewasaan bagi para elite politik
Liberalisasi perdagangan dan investasi Keadaan lain Pengangguran masih sekitar 40 juta, Pengangguran terbuka sekitar 9-10 juta, Penduduk miskin 36 juta orang (16%) sudah turun dari tahun 1999 (27%) dadang-solihin.blogspot.com
4
F kt F kt P Faktor-Faktor Peningkatan i k t Investasi I t i
Internal 1. Stabilitas Sospolkam 2 Penegakan dan kepastian hukum 2. 3. Kualitas pelayanan baik Sistem maupun SDM 4. Insentif belum kompetitif 5. Tingkat Ti k suku k b bunga pinjaman i j 6. Kondisi infrastruktur 7. Kondisi perburuhan 8. Peraturan terkait investasi belum saling mendukung 9. Tingkat penyelundupan 10. Dampak otonomi daerah 11. Daya saing global rendah
Eksternal Liberalisasi perdagangan dan investasi (AFTA, AIA,APEC dan WTO) dadang-solihin.blogspot.com
5
Ti j Tinjauan Internal I t l Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada 2002 melakukan studi Daerah, pemeringkatan daya tarik investasi Kabupaten/Kota dalam persepsi dunia usaha Mencakup 134 daerah dari 97 Kabupaten dan 37 Kota dari 26 Propinsi di Indonesia Menggunakan 5 variabel pemeringkatan, yaitu: K l b Kelembagaan, S Sosial i lP Politik, litik Ek Ekonomii D Daerah, h Tenaga Kerja dan Produktivitas, dan I f t kt Fisik. Infrastruktur Fi ik dadang-solihin.blogspot.com
6
Faktor-Faktor Dominan yang Menentukan Daya Tarik Investasi Daerah Berdasarkan Persepsi D i U Dunia Usaha h
31%
26%
17% dadang-solihin.blogspot.com
13%
13% 7
K l b Kelembagaan (31%) Terdiri dari empat variabel, yaitu: 1. 1 2. 3. 4 4.
Aparatur dan Pelayanan (22%) Kepastian Hukum (39%) Keuangan Daerah (14%) Peraturan Daerah ( 25%)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam melakukan investasi para pelaku usaha sangat mengharapkan adanya kepastian hukum dalam menanamkan modalnya di suatu daerah. dadang-solihin.blogspot.com
8
S i l Politik Sosial P litik (26%) Terdiri dari tiga variabel, yaitu: 1. Keamanan (60%) 1 2. Sosial Politik (27%) 3 Budaya (13%) 3. Terlihat bahwa hingga saat ini kondisi keamanan di sejumlah daerah di Indonesia perlu mendapat perhatian yang serius karena sangat signifikan mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan k modalnya d l di suatu t d daerah. h dadang-solihin.blogspot.com
9
Ek Ekonomi iD Daerah h (17%) Terdiri dari dua variabel, yaitu: 1. Potensi ekonomi ((71%)) 2. Struktur ekonomi (29%) Faktor Ekonomi Daerah merupakan endowment variable, yaitu faktor yang perubahannya tidak dapat g segera g terjadi j dengan g kebijakan-kebijakan j j yyang g dengan dibuat oleh pemerintah daerah. Dalam melakukan investasi p para p pelaku usaha lebih banyak menekankan pada potensi ekonomi dari daerah yang akan dituju sebagai tempat melakukan kegiatan usaha h dib dibandingkan di k d dengan struktur t kt ekonomi k i yang sudah berkembang di daerah tersebut. dadang-solihin.blogspot.com
10
T Tenaga Kerja K j (13%) Terdiri dari tiga variabel, yakni: 1. Ketersediaan Tenaga Kerja (35%) 2 Biaya Tenaga Kerja (24%) 2. 3. Produktivitas Tenaga Kerja (41%) Pentingnya variabel produktivitas tenaga kerja j bahwa dalam memilih lokasi menunjukkan usaha, para pelaku usaha lebih tertarik pada yang g dapat p menyediakan y tenaga g daerah-daerah y kerja dengan kualitas yang baik yaitu dilihat dari produktivitasnya. p y dadang-solihin.blogspot.com
11
I f t kt Fisik Infrastruktur Fi ik (13%) Terdiri dari dua variabel yaitu: 1.Ketersediaan Infrastruktur Fisik (54%) 2 Kualitas Infrastruktur Fisik (46%) 2.Kualitas Tampak bahwa kedua variabel ini mendapat bobot yang cukup seimbang seimbang.
dadang-solihin.blogspot.com
12
Tinjauan j Eksternal Prof. Kinoshita: FDIs export-oriented ones in particular, FDIs, particular are strongly required for Indonesia. Why?
1. To create jobs 2. To increase economic growth 3 To transfer technology higher productivity 3. international competitiveness 4. To improve Balance of payment position 5 To replace ODA which is not expected to 5. increase much (on net basis) from now. dadang-solihin.blogspot.com
13
Ch ll Challenges to t Enhance E h FDI for f Indonesia I d i Before the financial crisis, foreigners regarded good candidate p place for their FDIs. Indonesia as a g However, investment climate of Indonesia has deteriorated to one of the worst in the world world. To recover the situation, political leadership is imperative. imperative Foreigners consider that potentials of Indonesia are still big and AFTA effect is sizable sizable, but its investment climate is apparently inferior. Main problems: Policy/legal / uncertainty. ‘High ‘ cost’’ economy e.g. taxation, customs, various licensing, deteriorating social infrastructure dadang-solihin.blogspot.com
14
What are problems in Indonesia for foreign investors? Business-unfriendly B i f i dl llabor b di disputes t Relatively bad socio-political image Sharp increase of wages in the past years with labor abo p productivity oduct ty kept ept low. o Rampant KKN including non-transparent legal/ judicial system Confusion related to the ‘decentralization’ policies Deteriorating social infrastructure dadang-solihin.blogspot.com
15
Why more FDI in China and other Asian nations and less in Indonesia? Better Socio-Economic Situation and Less Labor Disputes---China, Thailand, Malaysia Bigger Market Potential by entrance to WTO---China WTO China Good Social Infrastructure--- Singapore, Malaysia, China Thailand China, Better Rule of Law: Singapore, Malaysia, Thailand Quickly Expanding Industrial Clusters ---China, Thailand (esp. auto-related industries), Malaysia Qualified Human Capital ---China, India, Singapore, Vietnam dadang-solihin.blogspot.com
16
All measures should be done at the same time To call for Indonesian people to change mindset to reallyy welcome FDI. To improve labor issues and taxation. To improve social security To strengthen law and order including judicial reform. reform To avoid illegal taxation/ charges taken by many provinces To improve and set up social infrastructure To make ministers a good single team Most important thing: Political leadership or a strong will of the government to realize the above dadang-solihin.blogspot.com
17
Ketidakpastian Investasi di Era Otonomi Daerah • • • • • • • •
Daerah dengan potensi PAD rendah cenderung menerapkan k P Perda d di distortif t tif Penyusunan Perda tidak partisipatif Ketidakpastian pengelolaan daerah otorita otorita, dan kawasan industri Perebutan aset usaha di daerah Perbedaan mencolok kebijakan antar daerah Konflik pada usaha berbasis lahan luas Kebimbangan tentang level pemerintahan yang harus diikuti dalam pengelolaan aktivitas perekonomian (ketenagakerjaan, perijinan, pungutan, dll.) Dll. dadang-solihin.blogspot.com
18
Kriteria Perda yang Kondusif terhadap Iklim Usaha dan Investasi 1)
2)
3)
4)
Memiliki kesesuaian dengan Peraturan-Peraturan Peraturan Peraturan yang lebih tinggi yang berlaku (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll) Tidak mengakibatkan hambatan lalu-lintas distribusi barang dan atau jasa yang bersifat tarif maupun non tarif (tidak bertentangan dengan free internal trade principle) principle). Tidak mengakibatkan pungutan berganda (Double Taxation) dengan Pajak Pusat (PPh (PPh, PPN PPN, PBB PBB, dll)) atau dengan Pajak/ Retribusi Daerah lainnya. Besaran tarifnya berada dalam batas kewajaran sehingga tidak mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. dadang-solihin.blogspot.com
19
Kriteria Perda Yang Kondusif Terhadap Iklim Usaha dan Investasi . . . 5)
6)
7)
Tidak diskriminatif. Perda yang tidak mengakibatkan penguasaan ekonomi k i pada d kkelompok-kelompok l kk l k orang (tidak berpotensi menciptakan struktur pasar yang monopolis dan oligopolis). oligopolis) Menjamin kepastian standar pelayanan (Perda-Perda yang berkaitan dengan perizinan) perizinan), meliputi: kesederhanaan prosedur, kepastian atau batasan waktu pelayanan, p y tarif, dan institusi yyang g berwenang. g Tidak mengharuskan atau mewajibkan investor untuk menjalin kemitraan dengan mitra lokal dari daerah yang bersangkutan. dadang-solihin.blogspot.com
20
Strategi g Daerah dalam Menarik Investasi 1. 2. 3. 4. 5. 6 6. 7. 8 8. 9. 10 10. 11.
Identifikasi potensi ekonomi daerah Restrukturisasi organisasi pemerintah daerah Pelayanan investasi satu atap Pengembangan situs potensi daerah Keikutsertaan dalam pameran investasi St di b Studi banding di pelayanan l iinvestasi t i Pelibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan M Menggali li peluang l d dan menetapkan t k unggulan l d daerah h Mensinergikan peluang dan kebijakan antar daerah Membangun prasarana dasar dan SDM Mengefektifkan promosi, pelayanan dan bimbingan pelaksanaan penanaman modal 12. Mensinkronisasikan kebijakan antara Pusat dan Daerah 13 Kesediaan meninjau ulang Perda yang bermasalah 13. dadang-solihin.blogspot.com
21
T i Terima Kasih K ih
dadang-solihin.blogspot.com
22