UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS PERBEDAAN PRICE EARNING RATIO DAN HARGA PASAR SAHAM (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.)
DRAFT SKRIPSI
OLEH
SILFA MIRA 070521084 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
2
ABSTRAK
Silfa Mira. (2009). Analisis Perbedaan Price Earning Ratio dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT Indosat, Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk). Dibawah bimbingan Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji 1 Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Penguji 2 Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi. Price Earning Ratio (PER) adalah model valuasi yang sering digunakan para analis untuk menentukan harga saham. Penentuan harga saham dari masingmasing perusahaan selain ditentukan oleh kinerja perusahaan dapat dilihat dari permintaan dan penawaran yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dengan harga pasar saham. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dengan harga saham. Sampel dalam penelitian ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT indosat, Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Sampel pada penelitian ini dipilih atas beberapa kriteria. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji t (uji beda) sampel independent menggunakan uji Mann Whitney dengan mengolah data sekunder yaitu laporan share trade periode Januari 2006 – Desember 2008 dan laporan trading activities stock price periode Januari 2006 - Desember 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dengan harga saham perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -1.000 yang berada di daerah penerimaan Ho serta diuji tingkat signifikansi 0.317 yang di atas nilai alpha. Hasil penelitian Price Earning Ratio (PER) masing-masing perusahaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara PER PT Telkom dan PER PT Indosat. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -4.347 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji signifkansi 0.000 yang dibawah nilai alpha. PER PT Telkom dan PER PT XL ditunjukkan dengan nilai Z hitung -7.186 dan taraf signifikansi sebesar 0.000. Sedangkan PER PT Indosat dan PER PT XL ditunjukkan dengan nilai Z hitung -6.724 dan taraf signifikansi sebesar 0.000. Hasil penelitian harga saham masing-masing perusahaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham PT Telkom dengan harga saham PT Indosat ditunjukkan dengan nilai Z hitung -5.722 yang berada pada daerah penolakan Ho dan taraf signifikansi sebesar 0.000, harga saham PT Telkom dengan harga saham PT XL ditunjukkan dengan nilai Z hitung -7.300 dan taraf signifikansi sebesar 0.000, dan harga saham PT Indosat dengan harga saham PT XL ditunjukkan dengan nilai Z hitung -7.301 dan taraf signifikansi sebesar 0,000. Kata kunci : Price Earning Ratio, Harga Saham
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
3
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN PRICE EARNING RATIO DAN HARGA PASAR SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Indosat, Tbk. Serta PT. Excelcomindo Pratama, Tbk.”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis yang harus ditempuh untuk menyelesaikan studi penulis. Selama proses penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang memberikan masukan dan bantuan termasuk juga memberikan fasilitas sehingga penyusunan skripsi berjalan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I. 4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Wali yang telah memberikan nasihat dan arahan kepada penulis.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
4
5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Dosen Pembimbing saya yang penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kedua orang tuaku tercinta yang telah begitu besar memberikan bantuan baik moril maupun spiritual serta kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. 8. Seluruh staf perpustakaan, serta referensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terima kasih atas pinjaman buku dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabatku,, Ella, Winda, Tice, Fani, Mbak Finna, Tari, Linda, Winny, Chacha, Hesti dan Kak Sarah. No one word can’t describe this, the last I want to say “thank you for all of your support”. Serta teman-temanku yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih Banyak…. 10. Kakak, adik, dan sepupuku @ Bundar Family tercinta ”you are the best” makasih ya semangatnya Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dikatakan sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk memperbaiki penulisan ini.
Medan, Desember 2009
Silfa Mira
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR...................................................................................
i ii iv vi vii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... Latar Belakang Masalah .............................................................. Perumusan Masalah ..................................................................... Kerangka Konseptual .................................................................. Hipotesis ..................................................................................... Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... Metode Penelitian ........................................................................ 1. Batasan Operasional .............................................................. 2. Definisi Operasional .............................................................. 3. Sampel .................................................................................. 4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 5. Jenis Data .............................................................................. 6. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 7. Metode Analisis Data ............................................................
1 1 8 9 12 13 15 15 15 16 16 17 17 17
URAIAN TEORITIS ................................................................. Penelitian Terdahulu .................................................................... Pengertian Harga Saham.............................................................. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham......................... Analisis dan Penilaian Saham ...................................................... Konsep Dasar Price Earning Ratio ...............................................
21 21 23 27 29 32
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... A. Gambaran Umum PT telekomunikasi Indonesia, Tbk .................. 1. Sejarah PT Telkom, Tbk ........................................................ 2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ............................................. B. Gambaran Umum PT Indonesian Satellite Corporation, Tbk........ 1. Sejarah PT Indosat, Tbk......................................................... 2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ............................................. C. Gambaran Umum PT Excelcomindo Pratama, Tbk ...................... 1. Sejarah PT Excelcomindo Pratama, Tbk ................................ 2. Visi, Misi, Filosofi Perusahaan dan Nilai Perusahaan.............
36 36 36 38 40 40 43 45 45 46
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ....................................................... A. Analisis Deskriptif....................................................................... 1. Harga Pasar Saham ................................................................
49 49 49
A. B. C. D. E. F.
BAB II A. B. C. D. E.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
6
2. Price Earning Ratio (PER) .................................................... B. Uji Beda T-Test ........................................................................... 1. Uji Beda Menganalisis Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk........... 2. Uji Beda Menganalisis Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk .................................................. 3. Uji Beda Menganalisis Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk ......................................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran ...........................................................................................
51 53
53
57
61 65 65 67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
7
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11
Jumlah Saham yang Diijual (Share Traded) Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., PT Indosat Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Periode 2006-2008 .... Harga Saham Perusahaan Pada Saat Closing Price Tahun 2006-2008................................................................ Price Earning Ratio Perusahaan Periode 2006-2008 ........... Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Indosat, Tbk ........ Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk .................... Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk .................... Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk........................................................................ Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. .............................................. Hasil Uji Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk Hasil Uji Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Harga Saham PT Indosat, Tbk ................................ Hasil Uji Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Harga Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk ........ Hasil Uji Harga Saham PT Indosat, Tbk. dengan Harga Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk ..........................................
5 50 52
53
54
56
57
59 60 61 62 63
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual.............................................................
11
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat ini membuat para investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi pada suatu perusahaan. Keinginan masyarakat untuk menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan dianggap menjadi bisnis yang menguntungkan daripada harus menabung dana tersebut dalam bentuk deposito, karena selain akan mendapatkan dividen, masyarakat juga dapat mendapatkan keuntungan dalam bentuk capital gain. Untuk mendapatkan keuntungan tentunya saham tersebut harus dibeli ketika harganya murah dan menjualnya pada saat harga mahal. Faktor fundamental selalu menjadi acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Dalam analisa fundamental, cukup banyak analisa rasio-rasio yang dipergunakan. Salah satu rasio yang paling favorit digunakan adalah rasio harga dengan laba bersih (Price Earning Ratio/PER). Price Earning Ratio (PER) menjadi favorit karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor (www.idx.co.id, April 2009). Penggunaan PER dalam strategi investasi saham biasanya mengkaitkan rasio PER dengan nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) yang merupakan nilai seharusnya dari suatu saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaian saham (Jogiyanto, 2000). Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
10
variabel perusahaan (misalnya penjualan, laba dan dividen) yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham (Abdul Halim, 2003). Price Earning Ratio (PER) adalah suatu rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan atau emiten saham (company’s earnings) terhadap harga sahamnya (stock price). Perhitungan Price Earning Ratio (PER) dilakukan dengan cara membagi harga saham saat ini (current price of the stock) dengan
keuntungan
tahunan
per
saham
(annual
earning
per
share)
(www.smartmarket.wordpress.com, Oktober 2009). Price Earning Ratio (PER) digunakan untuk mengukur nilai perusahaan pada saat tertentu berdasar laba yang dicapainya yang dihitung dengan membagi harga saham di pasar dengan labanya. Dengan mengetahui PER suatu perusahaan diketahui posisi saham relatif terhadap saham-saham lainnya (Subekti, 2002). Secara umum dikatakan bahwa PER yang rendah mengindikasikan murahnya harga saham, sehingga layak untuk dibeli. Namun demikian, ada kalanya investor tetap membeli saham yang memiliki PER tinggi kalau investor tersebut percaya pada potensi perkembangan beberapa tahun kemudian (Cahyono, 2000). Dalam menilai saham dengan PER, pemodal dan analis sekuritas diharapkan memahami faktor fundamental perusahaan sebagai pedoman untuk menilai PER sehingga kewajaran harga saham dapat dinilai juga. Sesuai dengan pandangan bahwa harga saham mencerminkan harapan para investor atau pasar terhadap prospek suatu perusahaan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar saham, juga akan berpengaruh terhadap PER (Praditya, 2004).
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
11
Setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan pula PER dari suatu perusahaan. Para investor harus mampu menyikapi apabila terjadi pergerakan harga saham yang mengakibatkan PER rendah dan bagaimana investor menyikapi apabila PER tinggi. Bagi investor, PER rendah akan memberikan kontribusi tersendiri, karena selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go public. Sebaliknya, emiten menginginkan PER yang tinggi pada waktu go public untuk menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi pula (Sartono, 1997). Harga saham merupakan indikator nilai dan pencerminan yang relevan dari kondisi perusahaan. Harga saham juga merupakan harga yang terbentuk di bursa saham. Perkembangan harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai saham perusahaan tersebut, sehingga kemakmuran dari pemegang saham dicerminkan dari harga pasar sahamnya (Husnan, 2001). Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi pula nilai perusahaan, demikian pula sebaliknya, semakin rendah harga saham maka makin rendah pula nilai perusahaan tersebut dimata investor. Harga saham yang terlalu rendah sering kali diartikan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik. Tetapi disisi lain, bila harga saham terlalu tinggi akan dapat mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga akibatnya akan sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan harga sahamnya lagi. Harga saham yang terlalu tinggi nantinya akan menghabiskan anggaran investor dan kesulitan untuk menjualnya kembali dengan harga yang melebihi
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
12
harga pembeliannya ditambah kebijakan stock split terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi yang mengakibatkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil dan berdampak pula pada harga saham dimana harga saham juga secara bersamaan turun (Jogiyanto, 2003). Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi terbuka di Indonesia, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom), PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat), dan PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL). Perusahaan ini dipilih sebagai objek penelitian didasari oleh beberapa alasan. Alasan pertama karena saham ketiga perusahaan ini tergolong ke dalam saham Blue Chips dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp 59.440.000.000.000 untuk saham PT Telkom, Rp 12.220.000.000.000 untuk saham PT Indosat, dan Rp 8.453.145.000.000 untuk saham PT XL per Desember 2005 (www.idx.co.id, Oktober 2009). Alasan kedua, perusahaan telekomunikasi adalah perusahaan khusus, hal ini ditunjukkan dengan adanya standar akuntansi pendapatan jasa telekomunikasi yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 35. Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur
perlakuan
akuntansi
dan
cara
pengukuran
pendapatan
jasa
telekomunikasi (IAI, 2002). Perusahaan ini dipilih sebagai objek penelitian karena perusahaan memiliki sejarah pertumbuhan yang baik, memiliki nilai pasar dan likuiditas tinggi, saham-saham dalam jangka panjang masih tetap menarik, serta merupakan jenis saham yang paling aktif dan diminati oleh para investor maupun calon investor. Dalam kaitan itu maka data yang akurat, mutlak menjadi
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
13
pertimbangan utama calon investor. Perusahaan sektor telekomunikasi ini juga memiliki tiga ciri yang sangat vital, yaitu capital intensive, technology intensive dan regulation intensive (www.swa.co.id, Juni 2009). Berikut ini adalah aktifitas perdagangan saham perusahaan periode 20062008: Tabel 1.1 Jumlah Saham yang Dijual (Shares Traded) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama Tbk periode 2006-2008 Jumlah Saham Yang Dijual Keterangan
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Indosat, Tbk. PT Excelcomindo Pratama, Tbk Sumber: Data diolah
Tahun
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
Volume (ribuan) 6425 7215 7768 4053 2492 3334 229589 229971 16767
Nilai Frekuensi (jutaan) (X) 49812 74639 60892 20797 17708 20627 456413 470008 217023
146394 265764 299972 150584 78287 152635 8550 9314 3161
Hari
Harga
242 246 240 242 246 239 242 246 239
10100 10150 6900 6750 8650 5750 2325 2175 920
Pada Tabel 1.1 menunjukkan aktivitas perdagangan saham perusahaan periode 2006-2008 mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Rata-rata harga saham perusahaan pada tahun 2006 adalah Rp 6.391,67,-. Tahun 2006 harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Telkom dengan harga saham sekitar Rp 10.100,-. Faktor yang menyebabkan harga saham perusahaan tinggi adalah volume perdagangan saham beredar dengan frekuensi perdagangan yang tinggi, sehingga aktivitas perdagangan saham tahun 2006 tergolong agresif. Adapun perusahaan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
14
dengan harga saham terendah untuk tahun 2006 adalah PT XL dengan harga saham Rp 2.325,-. Adapun tahun 2007 rata-rata harga saham sbesar Rp 6.991,67,-. Tahun 2007, perusahaan dengan harga saham tertinggi adalah PT Telkom dengan harga saham sekitar Rp 10.150,-. Sedangkan harga saham terendah pada tahun 2007 yaitu PT XL dengan harga saham Rp 2.175,-. Harga saham PT Indosat melonjak tajam pada tahun 2007 karena pembagian volume saham yang beredar cukup besar yang mengakibatkan munculnya sentimen positif dari para pemegang sahamnya dan para investor lain. Kenaikan tersebut dikarenakan kinerja perusahaan yang cukup baik dan banyaknya investor yang membeli saham perusahaan dilihat dari volume perdagangan saham sehingga nilai perusahaan mengalami peningkatan. Tahun 2008 rata-rata harga saham sebesar Rp 4.523,33. Tahun 2008, perusahaan dengan harga saham tertinggi adalah PT Telkom, Tbk dengan harga saham yaitu Rp 6.900,-. Untuk perusahaan dengan harga saham terendah pada tahun 2008 adalah PT XL, Tbk dengan harga saham sebesar Rp 920,-. Adapun harga
saham
tertinggi
yaitu
PT
Telkom,
Tbk
dengan
Rp
10.150.
Pada periode 2006-2008, PT Telkom, Tbk dan PT Indosat, Tbk membuktikan dengan kinerja perusahaan yang semakin baik yang dapat dilihat dari kenaikan penjualan pada tahun 2007. Kinerja tersebut tercermin dari naiknya harga saham perusahaan. Kenaikan sebesar 5% dari semula harga saham hanya Rp 10.100,- menjadi Rp 10.150,-. Kenaikan cukup besar terjadi juga pada PT Indosat, Tbk sebesar 28% dari semula harga saham Rp 6.750,- menjadi Rp 8.650,-
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
15
Perusahaan yang mengalami penurunan harga saham adalah PT XL, Tbk dengan penurunan sebesar 136%. Penurunan terjadi dari harga saham Rp 2.175,- menjadi Rp 920,-. Penurunan harga saham dikarenakan penjualan sebagian saham perusahaan yang dilakukan oleh investor dan para pemegang saham dikarenakan kinerja perusahaan yang relatif stabil. Dalam tiga tahun berturut-turut, harga saham PT Telkom, Tbk tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Tingkat jumlah saham yang beredar dengan nilai kapitalisasi yang tinggi mengakibatkan harga saham perusahaan naik walau kenaikan dari tahun sebelumnya cukup tipis yaitu berkisar 5%. Apabila PT Telkom, Tbk dan PT Indosat, Tbk menempati perusahaan dengan harga saham tertinggi, maka PT XL Tbk menempati posisi sebagai perusahaan dengan harga saham terendah untuk tahun 2006-2008. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada Tabel 1.1, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan PT Indosat Tbk, serta PT Excelcomindo Pratama Tbk.)”.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL? 2. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL? 3. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT XL?
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
66
c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Indosat dengan harga pasar saham PT XL?
C. KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka konseptual merupakan gambaran tentang hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiono, 2006). Investor dalam mengambil keputusan investasi akan mempertimbangkan kinerja perusahaan. Untuk dapat menilai kinerja dengan baik investor perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan. Dengan melakukan analisa tersebut, investor dapat mengambil keputusan investasi berdasarkan pada informasi laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan memuat berbagai macam gambaran dari suatu perusahaan emiten mengenai kondisi performa dan prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Sehingga investor dapat menggunakan berbagai macam analisis untuk menilai kinerja perusahaan emiten, membandingkannya dengan perusahaan-perusahaan emiten sejenis, sekaligus dapat memutuskan untuk membeli, menjual, atau tetap mempertahankan modalnya dalam kepemilikan saham tertentu. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi, sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham ataupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian bagi investor). Dalam kata lain,
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
67
capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas (Tandelilin, 2001). Capital gain merupakan daya tarik bagi pemegang saham yang berorientasi pada investasi jangka pendek. Capital gain akan diperoleh apabila harga saham pada saat penjualan lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat pembelian. Penilaian saham menggunakan analisis fundamental terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan dividend, pendekatan net assets/present value, dan pendekatan price earning ratio (Anoraga dan Pakarti, 2001). Penelitian ini ditekankan pada analisis fundamental yang menyangkut tentang penilaian harga saham. Pendekatan penilaian saham dengan analisis fundamental ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum berdasarkan dividen yang terdiri dari Price Earning Ratio (Tambunan, 2007). Pendekatan Price Earning Ratio (PER) ini merupakan pendekatan yang cukup populer dipakai di kalangan analisis saham dan praktisi saham. Menurut Manurung (2004), secara teknis Price Earning Ratio adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Harga saham di pasar merupakan harga yang berlaku, sedangkan laba bersih merupakan laba bersih per saham proyeksi tahun berjalan. Selanjutnya Manurung (2004) mengemukakan bahwa PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil, karena PER yang
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
68
kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga yang rendah. Kerangka konseptual yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Price Earning Ratio (PER) Telkom
1a ≠
≠ 2a
≠ 2c
Price Earning Ratio (PER) Indosat
≠ 3a
1b ≠
≠ 2b
Price Earning Ratio (PER) XL
Market Value Telkom
Market Value Indosat
≠ 3c
≠ 3b 1c ≠
Market Value XL
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Marpaung (2006), Tambunan (2007), Manurung (2004). (data diolah).
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
69
D. HIPOTESIS Berdasarkan pada kerangka konseptual dan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya sebagai berikut: 1. a. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan PER dan harga pasar saham PT Indosat. b. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. c. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. 2. a. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat. b. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. c. Terdapat perbedaan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. 3. a. Terdapat perbedaan harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT Indosat. b. Terdapat perbedaan harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT XL. c. Terdapat perbedaan harga pasar saham PT Indosat dengan harga pasar saham PT XL.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
70
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penulis melakukan penelitian adalah: 1. a. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat. b. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. c. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. 2. a. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat. b. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. c. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. 3. a. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT Indosat. b. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT XL. c. Untuk mengetahui beda yang signifikan antara harga pasar saham PT Indosat dengan harga pasar saham PT XL.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
71
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman tambahan dalam menekuni dan mempraktikan teori keuangan dan investasi terutama tentang pasar modal dan dapat menambah pengetahuan tentang penilaian saham dengan pendekatan PER. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap PER sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta untuk membantu dan memberikan masukan yang lebih jauh kepada para investor dan para analisis dalam menilai suatu saham dengan menggunakan persamaan model PER. Penelitian ini juga dapat menambah wawasan bahwa investor akan melihat segala macam informasi yang ada dan dapat digali untuk menetapkan keputusan investasi. 3. Bagi Para Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu ekonomi umumnya dan sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. Penelitian ini diharapkan juga dapat menambah wawasan tentang masalah investasi khususnya penilaian saham dan analisis saham.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
72
F. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional Untuk lebih mengarahkan pembahasan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengertian dan juga lebih jelas memecahkan permasalahan, maka di bawah ini penulis memberikan batasan-batasan sebagai berikut: a. Ruang lingkup terbatas pada Price Earning Ratio dan harga saham. b. Data
yang
digunakan
adalah
data
sekunder
pada
perusahaan
telekomunikasi. c. Alat
analisis
yang
digunakan
adalah
analisa
uji
beda
untuk
membandingkan rata-rata dua grup (PER dan harga saham) yang tidak berhubungan antara satu dengan yang lain. Apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan. Menggunakan data laporan keuangan bulanan tahun 2006-2008. 2. Definisi Operasional Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penilaian harga wajar saham dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER). Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. PER juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1,00 earning perusahaan. Rumusnya adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2001):
PER =
Harga per lembar saham Earning per lembar saham
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
73
b. Harga pasar saham adalah harga per lembar saham perusahaan. Harga saham ditentukan berdasarkan harga penutupan saham per 31 Desember setiap periode tahun 2006-2008. 3. Sampel Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
saham
perusahaan
sektor
telekomunikasi, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama Tbk. Sampel pada penelitian ini dipilih atas dasar beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Perusahaan telekomunikasi yang telah beroperasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2008. b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun 2006-2008 serta memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang dibutuhkan. c. Mempunyai nilai EPS yang positif berdasarkan laporan keuangan tahun 2006- 2008, kriteria ini dimaksudkan untuk menghindari adanya PER yang negatif, karena PER negatif akan menimbulkan makna yang bias. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2009 sampai dengan Oktober 2009. Penelitian ini dilakukan pada PT Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional I Medan Jl. H.M. Yamin No.2 Medan (www.telkom.co.id), PT Indosat Tbk. Jl. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan (www.indosat.com), dan PT Excelcomindo Pratama Tbk. Jl. Diponegoro No. 5 Medan (www.xl.co.id).
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
74
5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh oleh pihak lain). Dari data ini diperoleh data tentang sejarah perusahaan, struktur perusahaan, dan laporan keuangan. Data mengenai laporan keuangan, seperti data harga saham (opening price dan closing price) yang diperoleh dengan cara downloading dari Yahoo! Finance, dan data frekuensi perdagangan saham tahunan untuk tahun 2006-2008 diperoleh dari prospektus lengkap yang diterbitkan oleh perusahaan. Periode pengamatan yang dimulai dari tahun 2006 - 2008. 6. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode
dokumentasi.
Metode
pengumpulan
data
dengan
dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara menggandakan arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada. 7. Metode Analisis Data Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi atau proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diintrepretasikan. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan memilahkan data ke dalam variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai variabel tersebut dimasukkan dengan program software SPSS for
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
75
windows Release 15.0. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. a.
Kuantitatif Kuantitatif merupakan data-data yang tersedia dan mengolahnya untuk
mengetahui penilaian harga saham. b.
Analisis Uji t (Uji Beda) Uji t (Uji Beda) adalah membandingkan 2 buah mean (rata-rata PER dan
rata-rata harga pasar) untuk melihat apakah beda mean tersebut benar-benar signifikan atau tidak signifikan. Uji t yang digunakan adalah Uji t sampel independen dengan menggunakan Mann U Whitney. Hipotesis yang dapat diambil adalah: 1) a. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat.
H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat. b. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
76
c. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL.
H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT XL. 2) a. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat. H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat. b. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL.
H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. c. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL.
H 1 : memiliki beda yang signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) PT XL. 3) a. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Telkom dengan harga saham PT Indosat. H 1 : memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Telkom dengan harga saham PT Indosat.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
77
b. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Telkom dengan harga saham PT XL.
H 1 : memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Telkom dengan harga saham PT XL. c. Ho: tidak memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Indosat dengan harga saham PT XL. H 1 : memiliki beda yang signifikan antara harga saham PT Indosat dengan harga saham PT XL. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas > 0,005 maka Ho diterima. b. Jika probabilitas < 0,005 maka Ho ditolak.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
78
BAB II URAIAN TEORITIS
A.
Penelitian Terdahulu Manurung (2008) melakukan penelitian dengan judul ”Valuasi Harga
Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk”. Penelitian ini bertujuan mengetahui kewajaran harga saham PT. Telkom yang dinilai dari dividen dan laba per saham yang dibayar emiten pada periode 2002-2006 kepada pemegang saham dengan menggunakan analisis fundamental yaitu Dividen Discount Model Pertumbuhan Supernormal dengan time horizon (jangka waktu berinvestasi) selama 5 tahun untuk tiap perhitungan nilai wajar saham dan Price Earning Ratio serta pengujian signifikan perbedaan dengan uji beda sampel independen (uji t sampel independen). Penelitiannya menggunakan metode analisis deskriptif dan uji beda dengan mengolah data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga pasar saham perusahaan yang berlaku di lantai bursa dinilai wajar (undervalued) pada tahun 2002- 2003 dan pada tahun 2004-2006 dinilai tidak wajar (overvalued), hasil pengujian signifikansi perbedaan adalah perbedaan harga pasar saham yang berlaku di lantai bursa dengan harga wajar saham yang dievaluasi dengan metode Dividen Discount Model Pertumbuhan Supernormal dan Price Earning Ratio tidak memiliki beda yang signifikan atau perbandingan rata-rata harga pasar saham dan rata-rata harga wajar tidak terlalu beda jauh karena diperoleh α = 0,05 < sig. 0,588. Nazwirman (2008) melakukan penelitian dengan judul ” Penilaian Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER): Studi Kasus Pada Saham Industri
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
79
Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas kepada calon investor mengenai metode Price Earning Ratio (PER) dan aplikasinya dalam penilaian investasi saham berdasarkan teori-teorinya serta menggerakkan kepada calon investor untuk mau berinvestasi dalam bentuk saham. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel perusahaan industri makanan dan minuman yang listing di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian yaitu 2002- 2006, dimana 15 perusahaan industri makanan dan minuman diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Price Earning Ratio (PER) dalam menganalisis saham perusahaan menggunakan tiga alternatif yaitu 11%, 16%, dan 21%, apabila PER saham yang dipublikasikan oleh BEJ lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan PER saham perusahaan yang dihitung (PER*). Saham perusahaan yang layak dibeli hanya saham satu perusahaan karena pada tiga alternatif tersebut PER < PER* yang berarti tingkat earning dari saham lebih tinggi dari ketiga alternatif dan harga saham tersebut murah. Saham perusahaan yang lain tidak layak dibeli ada 5 perusahaan, tetapi layak dijual untuk investor, pada tiga alternatif tersebut PER > PER* yang berarti tingkat earning dari saham lebih kecil dari 11%, 16%, atau 21%.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
80
B.
Pengertian Harga Saham Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima
oleh pemilik saham dikemudian hari. Menurut Anoraga (2001 : 100) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham. Secara umumnya harga saham diperoleh untuk menghitung nilai sahamnya. Semakin jauh perbedaan tersebut, maka hal ini mencerminkan terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa efek. Maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perusahaan setiap saat memberi informasi yang cukup ke bursa efek, sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga pasar sahamnya. Upaya untuk memasukkan bagaimana menghitung harga saham yang sesungguhnya, telah dilakukan oleh setiap analisis dengan tujuan untuk dapat memperoleh tingkat keuntungan yang memuaskan. Namun demikian sulit bagi investor untuk terus menerus bila mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham tersebut, sebenarnya variabel-variabel tersebut ke dalam suatu model
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
81
perhitungan yang bisa dipergunakan dalam memiliki saham mana yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Menurut Anoraga (2001) surat berharga saham memiliki bermacammacam bentuk. Macam-macam saham terbagi berdasarkan peralihan kas, berdasarkan hak tagih dan berdasarkan kinerja itu sendiri. 1. Berdasarkan peralihan kas a. Saham atas tunjuk (Bearer Stock) Saham atas tunjuk merupakan jenis saham yang tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan. b. Saham atas nama ( Registered Stock) Berbeda dengan saham atas tunjuk, saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. 2. Berdasarkan hak tagih / klaim a. Saham biasa (Common Stock) Saham biasa adalah jenis saham yang memiliki hak klaim berdasar laba/rugi yang di peroleh perusahaan. Pemegang saham biasa mendapat prioritas paling akhir dalam pembagian deviden dan penjualan asset perusahaan jika terjadi likuidasi.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
82
b. Saham preferen (Preffered Stock) Saham preferen adalah saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. 3. Berdasarkan kinerja perusahaan a. Blue Chip Stock Saham ini merupakan saham unggulan, karena diterbitkan oleh perusahan yang memiliki kinerja yang bagus, sanggup memberikan dividen secara stabil dan konsisten. Perusahaan yang menerbitkan blue chip stock biasanya perusahaan besar yang telah memiliki pangsa pasar tetap. b. Income Stock Saham ini merupakan saham yang memiliki dividen yang progresif atau besarnya dividen yang dibagikan lebih tinggi dari rata-rata dividen tahun sebelumnya. c. Growth Stock Merupakan jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi. d. Speculative Stock Saham jenis ini menghasilkan dividen yang tidak tetap, karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah-ubah namun memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
83
e. Counter Sylical Stock Perusahaan yang menerbitkan jenis saham ini adalah jenis perusahaan yang operasionalnya tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan tersebut biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa vital. Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin (2006), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu: 1. Par Value (Nilai Nominal) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal suatu saham harus ada dan dicantumkan pada surat berharga saham dalam mata uang rupiah, bukan dalam bentuk mata uang asing. 2. Base Price (Harga Dasar) Harga dasar suatu saham erat kaitannya dengan harga pasar suatu suatu saham. Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah señalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split, waran, dan lain-lain. Harga dasar dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. 3. Market Price (Harga Pasar) Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
84
pasar suatu efek sudah tutup maka harga pasar saham adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik-turunnya suatu saham.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Arifin (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah sebagai berikut : a. Kondisi fundamental emiten Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi yang baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio. b. Hukum permintaan dan penawaran Faktor hukum permintaan dan penawaran berada diurutan kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksitransaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. c. Tingkat suku bunga Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibandingkan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
85
dengan investasi dalam bentuk saham, karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham secara serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan. d. Valuta asing Mata uang amerika (Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, sehingga menyebabkan harga saham akan turun. e. Dana asing dibursa Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika investasi asing berkurang, ada pertimbangan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham. f. Indeks harga saham Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
86
g. News dan rumors Yang dimaksud news dan rumors adalah semua berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam. Namun yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu permintaan dan penawaran akan saham itu sendiri. Sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan akan saham tersebut maka harga saham akan naik.
D.
Analisis dan Penilaian Saham Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value)
suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini (Current Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
87
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual. 3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. Penilaian saham terdiri dari beberapa model dan teknik dapat digunakan oleh para analis. Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasar perkiraan harga saham (Husnan, 2001). Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi harga saham itu mudah dikenali. Masalah yang muncul adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu sistem penilaian yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio. Untuk tujuan inilah perlu adanya model penilaian (valuation model). Penentuan harga merupakan langkah penting, demikian juga harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor psikologis dari penjual atau pembelinya. Model penilaian untuk kepentingan analis sekuritas, secara garis besar dikelompokkan menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Husnan (2001) menjelaskan bahwa analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan dengan mengamati perubahan faktor analisis di masa lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental (seperti: penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, dan kebijakan dividen) yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
88
harga di waktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan terjadi berulang, dengan demikian analisis utamanya berwujud grafik atau chart. Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan
pemegang
saham.
Analisis
fundamental
mencoba
untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu : a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham. Berdasarkan pendekatan ini maka nilai saat ini dari suatu saham adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut (Husnan, 2001). Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai perusahaan di masa datang, dengan cara mendiskontokan nilai-nilai arus kas
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
89
(cash flow) di masa depan menjadi nilai sekarang, dengan rumusnya sebagai berikut (Jogiyanto, 2000): n
Nilai Saham = ∑ t =1
Arus Kas t (1 + r ) t
r adalah tingkat bunga atau tingkat keuntungan yang dipandang layak bagi investasi tersebut, sedangkan bagi perusahaan ini merupakan cost of equity, karena merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri. Analis atau pemodal perlu memasukkan faktor risiko untuk menaksir tingkat keuntungan yang dipandang layak. Semakin besar risiko yang ditanggung pemodal semakin tinggi tingkat keuntungan yang dipandang layak. b. Pendekatan Price Earning Ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba per lembar saham dengan kelipatan tertentu. Pendekatan ini mendasarkan diri atas rasio antara harga saham per lembar dengan EPS. Dipandang dari sisi teori ekonomi, secara konseptual basis model PER memanglah tidak sekuat model berdasarkan dividen. Analis sekuritas kadang-kadang menyukai penggunaan PER dalam menilai kewajaran harga saham. Saham yang mempunyai PER yang tinggi diduga terlalu tinggi harganya.
E.
Konsep Dasar Price Earning Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham atau merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earning Per
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
90
Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Price Earning Ratio (PER) juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti Price Earning Ratio (PER), dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham. Rasio harga/laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak secara langsung dikendalikan oleh perusahaan harga pasar saham biasa. Rasio harga / laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang. (Simamora, 2000 : 531). Price Earning Ratio (PER) digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar dimasa mendatang. PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan earning per share. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi, demikian pula sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah memiliki PER yang kecil atau rendah. PER tidak mempunyai makna apabila perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
91
(abnormal) atau bahkan negatif. Dalam keadaan ini PER perusahaan akan begitu tinggi (abnormal) atau bahkan negatif. PER merupakan bagian dari rasio pasar dimana sudut pandang rasio ini lebih banyak dari sudut pandang investor dan juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham suatu perusahaan. Keinginan investor untuk melakukan analisis suatu saham melalui rasio-rasio keuangan seperti PER disebabkan adanya keinginan investor atau calon investor akan saham perusahaan tersebut. PER yang tinggi belum tentu mencerminkan kinerja yang baik, karena PER yang tinggi bisa saja disebabkan oleh rata-rata pertumbuhan laba perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat pula berarti laba perusahaan yang tinggi dan potensi dividen yang tinggi pula. Adapun kegunaan rasio ini adalah : 1) Menentukan nilai pasar saham yang diharapkan 2) Menentukan nilai pasar saham dimasa yang akan datang. Menurut Husnan (2001) secara fundamental rasio ini diperhatikan oleh investor dalam memilih saham karena perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham sebaliknya apabila perusahaan mempunyai PER yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
92
Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika dikatakan suatu saham mempunyai PER 10 kali, berarti harga saham tersebut 10 kali lipat terhadap EPSnya. Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham. Penilaian PER dapat dirumuskan sebagai berikut: PER =
Ps EPS
Keterangan: Ps
= Price stock
EPS = Earning Per Share
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
93
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. 1. Sejarah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Pengabdian TELKOM berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula TELKOM telah mengalami berbagai transformasi. Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan NEW TELKOM Indonesia
adalah
transformasi
dalam
bisnis,
transformasi
infrastruktur,
transformasi sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity TELKOM pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun TELKOM yang ke 153. TELKOM juga memiliki tagline baru, The World in Your Hand. Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan TELKOM tumbuh 37% dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
94
pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan dan 65,3 juta pelanggan jasa telepon seluler. Sejalan dengan lahirnya NEW TELKOM Indonesia, berbekal semangat positioning baru Life Confident manajemen dan seluruh karyawan TELKOM berupaya mempersembahkan profesionalitas kerja, serta produk dan layanan terbaik bagi pelanggan dan stakeholders. Sepanjang Tahun 2008, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima oleh TELKOM, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO 9001:2000 dan ISO 9004:2000 untuk Divisi Enterprise Service dari TUV Rheinland International Indonesia; Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI; The Best Corporate Image category dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier Consulting Group; Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan RI; Juara Umum Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008 dalam Hitachi Data System IT Inspiration Awards; dan Penghargaan CEO dan Perusahaan Idaman dari Majalah Warta Ekonomi. Saham TELKOM per 31 Desember 2008 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%). Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2008 sebesar Rp 6.900. Nilai
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
95
kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2008 mencapai Rp 139,104 miliar atau 12,92 % dari kapitalisasi pasar BEI. Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia. 2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan Visi To become a leading InfoCom player in the region Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. Misi Telkom mempunyai misi memberikan layanan “One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
96
Nilai Perusahaan Pada saat ini PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Telah menciptakan telkom baru yang telah dirumuskan dengan istilah ”The Telkom Way 135” sebagai perusahaan besar yang tengah menghadapi perubahan krisis. ”The Telkom Way 135” ini merupakan ciptaan baru dan akan menjadi perusahaan yang tengah menghadapi perubahan krisis dari luar. Di dalam The Telkom Way 135 ini terkandung beberapa unsur yang secara integral harus menjiwai insan telkom, yaitu: a. Asumsi dasar yang disebut committed 2u b. Nilai inti yang mencakup: 1. Customer Value 2. Excellent Service 3. Competent People c. Langkah perilaku untuk memenangkan persaingan yang terdiri dari: 1. Strech the goal 2. Simplify 3. Involve everyone 4. Quality is my job 5. Reward the winners
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
97
B. GAMBARAN UMUM PT INDOSAT, Tbk. 1. Sejarah PT Indonesian Satellite Corporation, Tbk. (Indosat) PT Indosat, Tbk didirikan pada tanggal 10 November 1967 oleh Pemerintah, sebagai Perusahaan penanaman modal asing untuk memberikan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk membangun, mentransfer dan mengoperasikan stasiun bumi International Telecommunications Satellite Organization atau Intelsat, di Indonesia untuk mengakses satelit-satelit di wilayah Samudera Hindia milik Intelsat untuk jangka waktu selama 20 tahun. Sebagai konsorsium global dari organisasi komunikasi satelit internasional, Intelsat memiliki dan mengoperasikan beberapa satelit telekomunikasi. Setelah
diadakannya
perubahan
peraturan
di
bidang
industri
telekomunikasi Indonesia pada tahun 1999 dan 2000, kami mulai menjalankan strategi bisnis yang dirancang untuk mengubah Perusahaan dari penyelenggara jasa telekomunikasi internasional utama menjadi penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi terpadu penuh yang terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2000, Pemerintah memberlakukan UU Telekomunikasi untuk mendorong liberalisasi industri yang memberikan dampak langsung pada bisnis kami. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk merestrukturisasi industri telekomunikasi, kami mengadakan suatu perjanjian dengan Telkom yang bertujuan untuk menghapus kepemilikan silang kami masing-masing di beberapa anak-anak perusahaan, yaitu: pembelian 22,5% kepemilikan saham Telkom di Satelindo oleh Perusahaan; pembelian 35,0% kepemilikan saham kami di
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
98
Telkomsel oleh Telkom; dan pembelian 37,2% kepemilikan saham Telkom di Lintasarta oleh Perusahaan dan pembelian obligasi konversi Lintasarta yang dipegang oleh Telkom. Setelah diadakan perjanjian dengan Telkom, kami membeli 45,0% kepemilikan saham di Satelindo, melalui pembelian PT Bimagraha Telekomindo atau Bimagraha pada tahun 2001 dan membeli 25,0% kepemilikan saham lainnya di Satelindo dari DeTe Asia pada bulan Juni 2002. Untuk memperkuat struktur permodalan Satelindo dan menghapus beberapa ketentuan mengenai pembatasan yang timbul akibat hutang Satelindo, kami menyetor tambahan modal ke Satelindo sebesar US$75.0 juta pada bulan Juli 2002. Pada bulan Agustus 2002, kami memasuki sektor jasa telekomunikasi domestik setelah memperoleh ijin penyelenggaraan jasa jaringan tetap lokal di wilayah Jakarta dan Surabaya. Kami menyediakan sekitar 13.000 sambungan telepon di wilayah tersebut untuk menyediakan jasa telepon tetap lokal dan mencanangkan tujuan strategis kami sebagai penyelenggara jasa dan jaringan terpadu penuh di Indonesia. Pada tahun 2002, Pemerintah melakukan divestasi secara dua tahap atas 517,5 juta sahamnya, yaitu sekitar 50,0% dari saham Seri B Perusahaan pada saat itu. Pada bulan Mei 2002, Pemerintah menjual 8,1% dari saham biasa yang ditempatkan di Perusahaan melalui tender global yang dipercepat. Pada bulan Desember 2002, Pemerintah menjual 41,9% dari saham Seri B di Perusahaan kepada (bekas) anak perusahaan dari STT. Per tanggal 31 Maret 2009, Pemerintah memiliki 14,29% dari saham yang telah ditempatkan oleh Perusahaan, termasuk satu saham Seri A, dan ICLM dan ICLS, memiliki 65,0%
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
99
dari saham biasa Seri B di Perusahaan. ICLM dan ICLS dimiliki oleh Qtel. Per tanggal 31 Maret 2009, 20,71% dari saham Seri B Perusahaan dimiliki oleh masyarakat. Pada tanggal 20 November 2003, kami melakukan penggabungan dengan Satelindo, Bimagraha dan IM3 dan semua aktiva dan kewajiban dari anak-anak perusahaan yang bergabung tersebut dipindahkan kepada kami pada tanggal tersebut. Sejak memasuki pasar selular Indonesia melalui pembelian Satelindo dan pendirian IM3 dan integrasi dari perusahaan-perusahaan tersebut pada tahun 2003, jasa selular menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha kami. Pada tanggal 22 Juni 2008, Qtel membeli seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor dalam masingmasing ICLM dan ICLS, berdasarkan perjanjian jual beli saham (share purchase agreement) tanggal 6 Juni 2008 antara Qtel dan STT, suatu perusahaan yang didirikan di Singapura. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham, Qtel melalui anak perusahaannya Qatar South East Asia Holding S.P.C., melakukan akuisisi atas saham ICLM dan ICLS dari Asia Mobile Holdings Pte. Ltd. atau AMH, suatu perusahaan yang didirikan di Singapura, yang 75,0% sahamnya secara tidak langsung dimiliki oleh STT dan 25,0% secara tidak langsung dimiliki oleh Qtel. Setelah akuisisi ini, terjadi perubahan pengendalian di Indosat dan Qtel, serta anak perusahaannya, ICLS dan Qatar South East Asia Holding S.P.C., telah melakukan penawaran tender untuk membeli sampai dengan 1.314.466.775 saham Seri B, yang merupakan 24,19% saham Seri B kami yang telah ditempatkan dan disetor (termasuk saham Seri B dengan dasar ADS), dengan harga pembelian
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
100
dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang memiliki nilai yang sama dengan Rp369.400 per ADS dan Rp7.388 per saham Seri B, bersih tanpa potongan kepada para penjual secara tunai (tanpa bunga dan tunduk pada ketentuan mengenai pajak-pajak yang ditahan (withholding taxes). Setelah dilakukannya penyelesaian penawaran tender pada 5 Maret 2009, Qtel dan anak perusahaannya memiliki sekitar 65% dari seluruh saham Perusahaan yang telah ditempatkan. 2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Visi Menjadi perusahaan penyedia solusi informasi dan komunikasi pilihan di Indonesia: a. Menawarkan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi yang lengkap dan berkualitas. b. Berada pada “Top-Of-Mind” pelanggan dalam menyediakan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi. c. Menyediakan produk dan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat yang dilayani. Misi a. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi inovatif dan berkualitas untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pelanggan. b. Meningkatkan shareholder value secara terus menerus. c. Mewujudkan kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
101
Nilai Perusahaan Integritas Mematuhi standar etika tertinggi dalam semua aspek kerja berdasarkan prinsipprinsip loyalitas, tanggung-jawab, dan dedikasi terhadap perusahaan. Kerjasama Bekerja dalam tim dengan kinerja yang baik, memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari kolega dan mitra kami dalam suasana yang saling percaya. Keunggulan Bertekad untuk menghasilkan yang terbaik dalam hal apapun yang dilakukan dan berupaya untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan serta memperoleh hasil yang melebihi harapan. Kemitraan Bertekad menjadi mitra yang baik, menjalin hubungan yang kolaboratif, produktif, dan saling menguntungkan. Fokus pada pelanggan Bertekad untuk mencapai dan melebihi harapan dari pelanggan dalam semua hal yang dikerjakan.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
102
C. GAMBARAN UMUM PT EXCELCOMINDO PRATAMA, Tbk. 1. Sejarah PT Excelcomindo Pratama, Tbk. (XL) PT Excelcomindo Pratama Tbk. (“XL” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 1995, XL memperoleh alokasi spektrum Global System for Mobile Communications (GSM) 900 dari pemerintah Indonesia. Seiring dengan kerjasama antara Rajawali Group – pemegang saham – dengan beberapa investor asing (Nynex, AIF dan Mitsui), PT Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan kegiatan utama usahanya sebagai penyelenggara jasa telepon dasar. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996 dengan menyediakan jasa telepon dasar menggunakan teknologi GSM 900. Dalam perkembangannya, XL juga memperoleh Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler untuk teknologi DCS 1800, Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Izin Penyelenggaraan Jasa Internet (Internet Services Protocol/ISP) dan Izin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP). Pada tahun 2006, XL memperoleh Izin Penyelenggaraan Seluler untuk teknologi 3G dan meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006. Bisnis XL terdiri dari penyediaan layanan komunikasi suara, data, dan layanan seluler lainnya melalui Solusi Konsumer dan Solusi Korporat. XL adalah perusahaan layanan seluler swasta pertama di Indonesia. Hingga semester kedua
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
103
tahun 2007, XL telah mendirikan lebih dari 8.936 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani 10,2 juta pelanggannya. Dan XL berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah selulernya di masa mendatang, agar kebutuhan komunikasi para pelanggan dapat senantiasa berjalan kapanpun, di manapun. Untuk
memberikan pelayanan dan dukungan terbaik
bagi para
pelanggannya, hingga kwartal I tahun 2007 telah tersedia lebih dari 156 gerai XL Center di seluruh Indonesia, didukung oleh layanan Contact Center yang selalu siap menyediakan informasi kepada pelanggan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Pada tahun 2006, XL resmi memperoleh lisensi 3G, dan selain menggelar layanan 3G yang inovatif, pelanggan XL semakin dimanjakan dengan hadirnya dukungan Video Contact Center, layanan dukungan pelanggan berbasis teknologi 3G. 2. Visi, Misi, Filosofi Perusahaan dan Nilai Perusahaan Visi Menjadi juara seluler Indonesia – memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan. Menjadi penyedia solusi informasi dan komunikasi terpilih di Indonesia, baik bagi pelanggan individu maupun kalangan bisnis. Misi Memberikan yang terbaik bagi pelanggan, baik dalam hal produk, layanan, teknologi, dan nilai komersil secara efisien.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
104
Filosofi Perusahaan XL berupaya sepenuhnya untuk bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi. Produk-produk yang ada, baik untuk perorangan maupun untuk perusahaan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. XL harus merasa bangga sebagai suatu perusahaan yang inovatif dan selalu mampu menghadirkan bermacam produk maupun layanan melalui teknologi yang tepat guna memuaskan pelanggan dalam berkomunikasi. Disamping hubungan yang baik dengan pelanggan, XL juga memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat percaya akan perlunya pembangunan masyarakat secara berkesinambungan guna menciptakan lingkungan kondusif. Sebagai bentuk tanggung jawab dari kalangan industri, XL sangat berkomitmen untuk menciptakan nilai tambah kepada pemegang sahamnya yang juga berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Hal diatas diwujudkan melalui program-program sosial perusahaan (CSR program) yang difokuskan melalui pendidikan dan kegiatan social lainnya dalam paying XL CSR. Nilai Perusahaan Integritas a. Jujur dalam berbicara dan bertindak. b. Konsisten antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. c. Adil dalam memperlakukan pihak lain. d. Berdedikasi terhadap perusahaan.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
105
e. Dapat dipercaya dalam mengemban amanat maupun menjalankan tugas. Teamwork a. Berpikiran positif dan terbuka terhadap masukan orang lain. b. Menghargai perbedaan. c. Peduli terhadap pihak lain. d. Komunikatif dalam membangun pengertian yang sama. e. Berbagi pengetahuan dan keterampilan. f. Fokus kepada tujuan bersama. Service Excellent a. Fokus pada pelanggan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. b. Berorientasi pada solusi terbaik. c. Efisien dan efektif dalam menghasilkan solusi. d. Sepenuh hati dalam menjalankan tugas. e. Berorientasi pada kualitas atas produk dan jasa yang diberikan. f. Proaktif dalam bertindak. g. Inovatif dan kreatif dalam memberikan solusi.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
106
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A.
ANALISIS DESKRIPTIF Data statistik yang diperoleh dari penelitian perlu untuk diringkas dengan
baik dan teratur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sampel. Dari data yang ada dapat diperoleh rata-rata dari masing-masing variabel penelitian, nilai terendah dan tertinggi. 1.
Harga Pasar Saham Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual
dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena harga saham menunjukkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan juga sebaliknya. Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi permintaan atau penawaran atas saham yang fluktuatif tiap harinya akan membawa pola harga saham yang fluktuatif juga. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih besar, maka harga saham akan cenderung naik, sedangkan pada kondisi dimana penawaran saham lebih banyak maka harga saham akan menurun. Gambaran tentang harga saham tahunan pada perusahaan tahun 2006–2008 tampak pada Tabel 4.1.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
107
Tabel 4.1 Harga Saham Perusahaan Pada Saat Closing Price Tahun 2006-2008 (dalam satuan Rupiah) Harga Saham RataNama Perusahaan rata 2006 2007 2008 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Indosat, Tbk PT Excelcomindo Pratama, Tbk
10100 10150 6900 9050 6750 8650 5750 7050 2325 2175 920 1806.67 6391.67 6991.67 4523.33 5968.89
Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa harga saham rata-rata pada tahun 2006 adalah Rp 6.391,67. Pada tahun 2006 harga saham tertinggi diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 10.100. Sedangkan harga saham terendah diperoleh oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk sebesar Rp 2.325. Pada tahun 2007 harga saham rata-rata sebesar Rp 6.991,67. Harga saham tertinggi diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 10.150. Sedangkan harga saham terendah diperoleh oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk sebesar Rp 2.175. Pada tahun 2008 harga saham rata-rata sebesar Rp 4.523,33. Harga saham tertinggi diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 6.900. Sedangkan harga saham terendah diperoleh oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk sebesar Rp 920,00. Perkembangan harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT Indosat, Tbk dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk periode 2006-2008. Dapat disimpulkan bahwa harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT Indosat, Tbk. periode 2006-2008 cenderung meningkat. Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya faktor-faktor pada perusahaan, seperti kinerja perusahaan yang baik yaitu dengan peningkatan laba bersih yang signifikan sehingga para
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
108
investor tertarik untuk membeli saham perusahaan dikarenakan kemampuan perusahaan yang dilihat dari volume saham yang beredar dan earning per share yang maksimal sehingga nilai perusahaan mengalami peningkatan. Namun untuk PT Excelcomindo Pratama, Tbk mengalami penurunan harga saham dikarenakan kinerja perusahaan relatif stabil terlihat pada tahun 2007 mengalami peningkatan penjualan sebagian saham yang luar biasa yang dilakukan oleh investor. 2.
Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu rasio pasar yang
digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. PER menunjukkan penilaian pasar dari potensi pertumbuhan perusahaan dan prospek laba dimasa yang akan datang. Rasio harga/laba yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa yang akan datang. Demikian rasio harga/laba yang rendah menunjukkan ekspektasi laba dan pertumbuhan yang rendah. Investor dapat mempertimbangkan rasio ini untuk memilih saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Rasio harga/laba (PER) diperoleh dari harga pasar per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio ini diperhatikan oleh investor dalam memilih saham karena perusahaan yang mempunyai nilai PER yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham, sebaliknya apabila perusahaan mempunyai nilai PER yang rendah menunjukkan nilai pasar yang rendah sehingga akan berdampak terhadap
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
109
penurunan harga saham. Gambararan tentang besarnya Price Earning Ratio (PER) perusahaan tahun 2006-2008 terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Tahun 2006-2008 (dalam satuan Rupiah) PER Nama Perusahaan Rata-rata 2006 2007 2008 18.5 15.63 11.7 15.27 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 25.87 23.02 16.63 21.84 PT Indosat, Tbk 25.27 58.78 28.59 37.55 PT Excelcomindo Pratama, Tbk 23.21 32.48 18.97 24.89 Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa besarnya PER rata-rata tahun 2006 adalah Rp 23,21. PER tertinggi tahun 2006 diperoleh oleh PT Indosat, Tbk yaitu sebesar Rp 25,87. Sedangkan PER terendah diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 18,50. Pada tahun 2007 besarnya PER rata-rata adalah Rp 32,48. PER tertinggi diperoleh oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk yaitu sebesar Rp 58,78. Sedangkan PER terendah diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 15,63. Pada tahun 2008 besarnya PER rata-rata adalah Rp 18,97. PER tertinggi diperoleh oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk yaitu sebesar Rp 28,59. Sedangkan PER terendah diperoleh oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp 11,70. Perkembangan Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Excelcomindo Pratama, Tbk periode 2006-2008 dapat disimpulkan cenderung meningkat terlihat dari rata-rata PER yang naik secara signifikan. Kenaikan ini disebabkan karena nilai pasar yang tinggi atas
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
110
saham, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham.
B.
UJI BEDA T-TEST
1.
Uji beda untuk menganalisis antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama,Tbk. a. Uji beda untuk menganalisis antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk. Hasil output dengan SPSS versi 15.0 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil uji Price Earning Ratio dan Harga Pasar Saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT Indosat Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga TLKM 1 2.00 2.00 ISAT 1 1.00 1.00 Total 2 PER TLKM 1 1.00 1.00 ISAT 1 2.00 2.00 Total 2 Test Statistics(b) Harga PER Mann-Whitney U .000 .000 Wilcoxon W 1.000 1.000 Z -1.000 -1.000 Asymp. Sig. (2.317 .317 tailed) Exact Sig. [2*(11.000(a) 1.000(a) tailed Sig.)] a Not corrected for ties.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
111
b Grouping Variable: Perusahaan Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 2.00 dan 1.00, sedangkan Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Indosat, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 1.00 dan 2.00. Tetapi keseluruhan perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan karena Z hitung –1.000 > Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penerimaan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.317 > nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio diikuti dengan peningkatan harga saham. Variasi yang terjadi pada harga saham dapat dijelaskan oleh perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar. b. Uji beda untuk menganalisis antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama,Tbk. Hipotesis output SPSS versi 15.0 sebagai berikut:
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
112
Tabel 4.4 Hasil uji Price Earning Ratio dan Harga Pasar Saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT XL Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga TLKM 1 2.00 2.00 XL 1 1.00 1.00 Total 2 PER TLKM 1 2.00 2.00 XL 1 1.00 1.00 Total 2 Test Statistics(b) Harga PER Mann-Whitney U .000 .000 Wilcoxon W 1.000 1.000 Z -1.000 -1.000 Asymp. Sig. (2.317 .317 tailed) Exact Sig. [2*(11.000(a) 1.000(a) tailed Sig.)] a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 2.00, sedangkan Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 1.00. Tetapi keseluruhan perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan karena Z hitung –1.000 > Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penerimaan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.317 > nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
113
signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio diikuti dengan peningkatan harga saham. Variasi yang terjadi pada harga saham dapat dijelaskan oleh perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar. c. Uji beda untuk menganalisis antara Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hipotesis output SPSS versi 15.0 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil uji Price Earning Ratio dan Harga Pasar Saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio (PER) dan Harga Pasar Saham PT XL Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga ISAT 1 2.00 2.00 XL 1 1.00 1.00 Total 2 PER ISAT 1 2.00 2.00 XL 1 1.00 1.00 Total 2
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
114
Test Statistics(b) Harga PER Mann-Whitney U .000 .000 Wilcoxon W 1.000 1.000 Z -1.000 -1.000 Asymp. Sig. (2.317 .317 tailed) Exact Sig. [2*(11.000(a) 1.000(a) tailed Sig.)] a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perusahaan Dari keenam Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Indosat, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 2.00, sedangkan Price Earning Ratio (PER) dan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 1.00. Tetapi keseluruhan perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan karena Z hitung –1.000 > Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penerimaan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.317 > nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio diikuti dengan peningkatan harga saham. Variasi yang terjadi pada harga saham dapat
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
115
dijelaskan oleh perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar.
2.
Uji beda untuk menganalisis Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis non parametrik uji Mann-
Whitney. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut: a. Uji beda Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. Tabel 4.6 Hasil uji Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio PT Indosat, Tbk Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks PER TLKM 36 25.78 928.00 ISAT 36 47.22 1700.00 Total 72 Test Statistics(a) PER 262.000 928.000 -4.347
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2.000 tailed) a Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 25.78, sedangkan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
116
dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 47.22. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan karena Z hitung –4.347 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Indosat, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio mengalami kenaikan. Perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar. b. Uji beda Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Tabel 4.7 Hasil uji Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks PER TLKM 36 18.78 676.00 XL 36 54.22 1952.00 Total 72 Test Statistics(a) Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2tailed)
PER 10.000 676.000 -7.186 .000
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
117
a Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 18.78, sedangkan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 54.22. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan karena Z hitung –7.186 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio mengalami kenaikan. Perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar. c. Uji beda Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
118
Tabel 4.8 Hasil uji Price Earning Ratio PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks PER ISAT 36 19.92 717.00 XL 36 53.08 1911.00 Total 72 Test Statistics(a) PER 51.000 717.000 -6.724
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2.000 tailed) a Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 19.92, sedangkan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 53.08. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan karena Z hitung –6.724 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara Price Earning Ratio (PER) PT Indosat, Tbk. dengan Price Earning Ratio (PER) PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena setiap unit Price Earning Ratio
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
119
mengalami kenaikan. Perubahan Price Earning Ratio terlihat dari perolehan jumlah saham yang beredar.
3.
Uji beda untuk menganalisis harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk. a. Uji beda harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan PT Indosat, Tbk. Hasil output dengan SPSS versi 15.0 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Harga Saham PT Indosat, Tbk. Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga TLKM 36 50.61 1822.00 ISAT 36 22.39 806.00 Total 72 Test Statistics(a) Harga 140.000 806.000 -5.722
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2.000 tailed) a Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 50.61, sedangkan harga saham PT Indosat, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 22.39. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
120
karena Z hitung –5.722 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan harga saham PT Indosat, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan harga pasar saham PT Indosat, Tbk karena harga saham terus berfluktuasi yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham perusahaan maupun faktor internal perusahaan. b. Uji beda harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil output dengan SPSS versi 15.0 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Harga Saham PT Telekomunikasi Indonesia dengan Harga Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga TLKM 36 54.50 1962.00 XL 36 18.50 666.00 Total 72 Test Statistics(a) Harga Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 666.000 Z -7.300 Asymp. Sig. (2.000 tailed) a Grouping Variable: Perusahaan
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
121
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 54.50, sedangkan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 18.50. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan karena Z hitung –7.300 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara harga saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena harga saham terus berfluktuasi yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham perusahaan maupun faktor internal perusahaan. c. Uji beda harga saham PT Indosat, Tbk dengan PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil output dengan SPSS versi 15.0 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Harga Saham PT Indosat, Tbk. dengan Harga Saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Ranks Mean Sum of Perusahaan N Rank Ranks Harga ISAT 36 54.50 1962.00 XL 36 18.50 666.00 Total 72
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
122
Test Statistics(a) Harga Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 666.000 Z -7.301 Asymp. Sig. (2.000 tailed) a Grouping Variable: Perusahaan
Dari kedua Tabel diatas dapat diketahui bahwa harga saham PT Indosat, Tbk. memiliki rata-rata yang diurutkan (mean rank) sebesar 54.50, sedangkan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. dengan nilai rata-rata yang diurutkan sebesar 18.50. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik signifikan karena Z hitung –7.301 < Z tabel pada α0.05 = -1.65 (pengujian dua sisi) sehingga berada pada daerah penolakan hipotesis nol, hal itu diperkuat dengan nilai Asymp. Sig hitung 0.000 < nilai α0.05. Dengan demikan hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara harga saham PT Indosat, Tbk. dengan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hasil yang diperoleh memberikan dukungan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Indosat, Tbk dengan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk karena harga saham terus berfluktuasi yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham perusahaan maupun faktor internal perusahaan.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil pengujian hipotesis uji beda Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk. bahwa: a. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -1.000 yang berada di daerah penerimaan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.317 yang di atas nilai alpha. b.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -1.000 yang berada di daerah penerimaan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.317 yang di atas nilai alpha.
c. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Indosat, Tbk. dengan Price Earning Ratio dan harga pasar saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
124
nilai Z hitung -1.000 yang berada di daerah penerimaan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.317 yang di atas nilai alpha. 2.
Hasil pengujian hipotesis uji beda Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk. bahwa: a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Indosat Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -4.347 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha. b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -7.186 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha. c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PT Indosat, Tbk dengan Price Earning Ratio PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -6.724 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha.
3.
Hasil pengujian hipotesis uji beda harga saham
PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk. bahwa:
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
125
a. Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
harga
saham
PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan harga saham PT Indosat, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -5.722 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha. b. Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
harga
saham
PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -7.300 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha. c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham PT Indosat, Tbk dengan harga saham PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Hal ini ditunjukkan dari nilai Z hitung -7.301 yang berada di daerah penolakan Ho serta dalam uji tingkat signifikansi 0.000 yang di bawah nilai alpha.
B.
SARAN Dengan melihat hasil penelitian pada bab IV maka penulis memberikan
saran yang mungkin akan berguna baik untuk investor maupun pihak-pihak lain. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 1.
Dalam hal memilih saham, sebaiknya investor melakukan analisis terlebih dahulu seperti melakukan analisis fundamental perusahaan (analisis internal perusahaan) yaitu salah satunya dengan melakukan analisis terhadap tingkat earning per share dan nilai intrinsik, karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan terhadap harga saham.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
126
2.
Bagi peneliti lain dapat meneliti variabel-variabel lain seperti emiten dari sektor lainnya yang berbeda dengan jumlah data yang lebih banyak agar memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian ini masih perlu perbaikan untuk masa yang akan datang dan penelitian ini terbatas hanya mengamati beberapa periode yaitu tahun 2006 sampai dengan 2008, dengan periode yang lebih panjang diharapkan menghasilkan analisis yang lebih baik.
3.
Bagi manajemen perusahaan, sebaiknya lebih meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan kinerja yang semakin baik maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
127
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi revisi. Rineka Cipta. Semarang. Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Andi. Yogyakarta. Cahyono, Jaka E. 2000. Dua Puluh Dua (22) Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jilid 1. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Halim, Abdul, 2003. Analisis Investasi. Edisi 2. PT Salemba Emban Patria, Jakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Indonesian Capital Market Directory. 2006-2008. Institute for Economic and Financial Research. Jogiyanto, HM. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta. Kholid, Abdul. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. (Dipublikasikan). Kusumaputra, Inggit. 2006. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. (Dipublikasikan). Manurung, A.H. 2004. Strategi Memenangkan Transaksi Saham Di Bursa. PT Gramedia, Jakarta. Manurung, Andrian Lorand. 2008. Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. (Tidak Dipublikasikan).
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
128
Marpaung, Elyzabet Indrawati. 2003. Perubahan Dividend Yield dan Perubahan Price Earning Ratio Berpengaruh Terhadap Perubahan Harga Saham. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol 3, No. 1. Nazirwan, 2008. Penilaian Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER): Studi Kasus Pada Saham Industri Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 12, No. 2, Desember 2008: 98-106. Praditya, Winto. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Thesis. MM UGM. (Dipublikasikan). Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2000. Investment Analysis & Portofolio Management. Fourth Edition. South Western a Division of Thomson Learning Ohio, USA. Rusdin. 2006. Pasar Modal. Cetakan Kesatu. Alfabeta. Bandung. Sartono, Agus dan Munir, Mishabul. 1997. Pengaruh kategori Industri Terhadap Price Earning Ratio dan Faktor-Faktor Penentunya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 12, No. 3, 83-98. Subekti, Surono. 2002. Kiat Bermain Saham. Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta. www.idx.co.id (diakses tanggal 08 April 2009 pukul 15:55 WIB) www.indosat.com (diakses tanggal 17 April 2009 pukul 15:39 WIB) www.finance.yahoo.com (diakses tanggal 08 Juni 2009 pukul 15:00 WIB)
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
129
www.smartmarket.wordpress.com (diakses tanggal 05 Oktober 2009 pukul 11:45 WIB) www.swa.co.id (diakses tanggal 08 Juni 2009 pukul 12:37 WIB) www.telkom.co.id (diakses tanggal 17 April 2009 pukul 08:54 WIB) www.xl.co.id (diakses tanggal 11 September 2009 pukul 12:14 WIB)
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
130
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
131
Lampiran 1 Jumlah Saham yang Dijual (Shares Traded) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Per Januari 2006 – Desember 2008 Volume Nilai Frekuensi (dalam ribuan (dalam Hari Tahun Bulan Harga (X) lembar) jutaan Rp) Januari 6300 10411 17988200 3160350 20 Februari 6200 8699 18412200 2680561 20 Maret 6900 9315 16954000 3326498 21 April 7550 7735 16929700 3059603 18 Mei 7050 19033 34483000 7666563 21 Juni 7350 18636 25415600 4538213 22 2006 Juli 7450 12379 17528700 3247758 21 Agustus 7900 9626 14203800 2979312 20 September 8450 11824 14657400 3180818 21 Oktober 8400 8897 15543600 2674653 17 November 9900 11644 20118100 6529377 22 Desember 10100 18195 27186200 6768081 19 Januari 9450 20666 20562200 4997350 22 Februari 8900 24620 28875400 5656539 20 Maret 9850 18046 17863800 4415928 21 April 10500 16661 18429200 4473449 20 Mei 9550 25052 26684600 6939074 21 Juni 9850 11752 23437400 5522673 20 2007 Juli 11200 20925 26409600 7000874 22 Agustus 10850 14470 17530100 4765249 22 September 11000 12021 17679500 5685350 20 Oktober 10750 30673 41689200 9614843 20 November 10150 42656 35458000 9609114 22 Desember 10150 28222 30895500 5958592 16 Januari 9250 40888 40858500 8581098 20 Februari 9800 23233 24177300 4916638 19 Maret 9650 19882 23439000 4356160 18 April 8850 15966 19872400 5397561 22 Mei 8100 24880 24907900 5012410 20 Juni 7300 26665 27347400 5321903 21 2008 Juli 7700 32583 30228600 5661883 22 Agustus 8000 17816 27160000 5089729 20 September 7150 20108 24888100 4667114 21 Oktober 5400 31717 36964500 5613182 18 November 5850 29163 26929700 3821470 20 Desember 6900 17071 16189600 2389409 19 Sumber: www.finance.yahoo.com (data diolah)
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
132
Jumlah Saham yang Dijual (Shares Traded) Pada PT Indosat, Tbk. Per Januari 2006 – Desember 2008 Volume Nilai Frekuensi Tahun Bulan Harga (dalam ribuan (dalam (X) lembar) jutaan Rp) Januari 5800 12991 11655500 1689535 Februari 5250 7914 8754800 1381784 Maret 5150 14252 13019700 1701814 April 5400 19465 28389000 3254448 Mei 5000 17412 22160000 2893117 Juni 4275 13849 11791100 1253317 2006 Juli 4275 10571 10089300 920112 Agustus 4400 17567 22958800 2267509 September 5150 10665 13448000 1625846 Oktober 5200 5958 7982500 808211 November 5750 10532 11968600 1552286 Desember 6750 9678 11860800 1449117 Januari 6000 9399 11183000 1719922 Februari 5900 5715 6191400 709705 Maret 6250 7388 11245700 1622074 April 6800 6414 11105400 1762900 Mei 6750 3727 6755300 1568036 Juni 6500 2718 5925900 1064468 2007 Juli 7250 5357 6877900 1182594 Agustus 7200 4588 4692300 820678 September 7700 6857 12796400 1723297 Oktober 8700 9655 14315000 2563601 November 8300 9619 6507500 1774899 Desember 8650 6850 6757200 1193608 Januari 7100 13041 13789400 2130278 Februari 6850 8410 11176200 1583520 Maret 7100 7799 6838600 988091 April 6050 7480 13275500 2194432 Mei 5750 16412 11157500 1448750 Juni 6750 23751 30285400 4039373 2008 Juli 6500 8418 19892000 3118037 Agustus 6150 3786 5240700 747041 September 6100 6314 6755200 886395 Oktober 5300 14622 10595700 1124961 November 5100 13605 9342000 740477 Desember 5750 28997 16885500 1625427
Hari
Sumber: www.finance.yahoo.com (data diolah)
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
20 20 21 18 21 22 21 20 21 17 22 19 22 20 21 20 21 20 22 22 20 20 22 16 20 19 18 22 20 20 22 20 21 18 20 19
133
Jumlah Saham yang Dijual (Shares Traded) Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk. Per Januari 2006 – Desember 2008 Volume Nilai Frekuensi Tahun Bulan Harga (dalam ribuan (dalam (X) lembar) jutaan Rp) Januari 2675 2417 334800 20381 Februari 2425 806 103700 5463 Maret 2400 387 44800 2561 April 2400 350 51500 2519 Mei 2200 547 76600 4241 Juni 2000 133 24800 374301 2006 Juli 2125 129 18000 685 Agustus 2025 120 16400 646 September 2200 554 84400 3483 Oktober 2050 362 50400 1788 November 2250 1999 594100 30805 Desember 2325 746 212700 9541 Januari 2250 366 86600 3832 Februari 2200 1129 396700 17690 Maret 2175 145 18400 889 April 2375 638 223700 10187 Mei 2400 487 259900 2134199 Juni 2150 117 16900 784 2007 Juli 2400 279 58600 2645 Agustus 2025 1043 355900 638 September 2075 1031 35900 3038 Oktober 2025 1793 31700 3209 November 1925 319 36500 7455 Desember 2175 1961 563800 4677132 Januari 1760 1563 112800 196138 Februari 2025 866 129200 13050 Maret 2075 339 131200 2079 April 2050 408 107600 1661224 Mei 2125 1693 591500 3920 Juni 2175 1305 296700 7541 2008 Juli 2325 1174 90800 4296 Agustus 2425 1018 51500 16629 September 1925 920 50900 804 Oktober 900 496 43800 633 November 840 612 54200 913 Desember 920 336 8500 933
Hari
Sumber: www.finance.yahoo.com (data diolah)
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.
20 20 21 18 21 22 21 20 21 17 22 19 22 20 21 20 21 20 22 22 20 20 22 16 20 19 18 22 20 20 22 20 21 18 20 19
134
Lampiran 2 Perhitungan Price Earning Ratio Perusahaan Per Januari 2006 – Desember 2008 Tahun Bulan PER TLKM PER ISAT Januari 11.54036 22.35067 Februari 11.35718 20.23121 Maret 12.63945 19.84586 April 13.83012 20.80925 Mei 12.91422 19.26782 Juni 13.46376 16.47399 2006 Juli 13.64694 16.47399 Agustus 14.47125 16.95568 September 15.47874 19.84586 Oktober 15.38715 20.03854 November 18.13486 22.15800 Desember 18.50122 26.01156 Januari 14.81772 15.96636 Februari 13.95531 15.70026 Maret 15.44492 16.63163 April 16.46413 18.09521 Mei 14.97452 17.96216 Juni 15.44492 17.29689 2007 Juli 17.56174 19.29269 Agustus 17.01294 19.15964 September 17.24814 20.49017 Oktober 16.85613 23.15123 November 15.91533 22.08680 Desember 15.91533 23.01818 Januari 20.90632 20.53804 Februari 22.14940 19.81487 Maret 21.81037 20.53804 April 20.00226 17.50072 Mei 18.30715 16.63292 Juni 16.49904 19.52560 2008 Juli 17.40310 18.80243 Agustus 18.08114 17.78999 September 16.16002 17.64536 Oktober 12.20477 15.33121 November 13.22183 14.75268 Desember 15.59498 16.63292 Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)
PER XL -84.6251 -76.7162 -75.9253 -75.9253 -69.5982 -63.2711 -67.2256 -64.0620 -69.5982 -64.8529 -71.1800 -73.5527 24.47248 23.92865 23.65673 25.83206 26.10398 23.38482 26.10398 22.02523 22.56907 22.02523 20.93757 23.65673 41.93472 48.24875 49.44008 48.84441 50.63140 51.82273 55.39671 57.77937 45.86609 21.44389 20.01430 21.92042
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.), 2010.