EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Skripsi)
Oleh DIAN MIRA FADELA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Oleh DIAN MIRA FADELA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Pendekatan saintifik terdiri dari 5 tahap, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan The Matching Only Pretest-Postest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandarlampung semester ganjil Tahun 2016-2017 dengan kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 sebagai sampel. Efektivitas pembelajaran ini diukur berdasarkan perbedaan n-gain yang signifikan antar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang ditinjau dari rata-rata n-gain, aktivitas siswa, dan kinerja siswa. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-gain keterampilan proses sains kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,23 dan 0,71, meningkatnya aktivitas dan kinerja siswa.
Dian Mira Fadela Berdasarkan pengujian hipotesis, kelas dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik memiliki keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa ditinjau dari meningkatnya aktivitas siswa setiap pertemuan dan meningkatnya kinerja siswa setiap praktikum. Kata kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, keterampilan proses sains siswa, pendekatan saintifik
1
EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Oleh Dian Mira Fadela
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
2
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 17 Februari 1996, anak keempat dari empat bersaudara, buah hati Bapak Drs. Suhaili Saleh dan Almh. Ibu Erma Rohayanti, M.Pd. Pendidikan formal diawali pada tahun 2000 di TK. Kartika II-31 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SD Kartika II-5 Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2007. Tahun 2007 diterima di SMP Negeri 1 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2010 diterima di SMA Negeri 9 Bandarlampung yang diselesaikan tahun 2013. Pada tahun 2013 diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa, pernah terdaftar dalam organisasi kampus yakni Himasakta sebagai anggota Divisi Seni dan Kreativitas dan anggota Divisi Media Center. Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2016 dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotaagung, Tanggamus yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di kelurahan Kuripan, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
3
KEPADA MAMA DAN PAPA TERSAYANG
4
SANWACANA
Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Efektivitas Pendekatan Saintifik pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3.
Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4.
Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I, atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
5.
Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II, atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
6.
Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas segala bimbingan, saran dan kritik yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.
5
7.
Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc., selaku dosen pendidikan kimia, atas
kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah, penyusunan skripsi, dan penyusunan artikel. 8.
Bapak Drs. Hendro Suyono, selaku kepala SMA Negeri 9 Bandarlampung dan Ibu Dra. Raya Dewi., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.
9.
Papa, Odo Agung, Abang Budi, Abang Citra, Wo Berni, Cikngah Ryan, Razzani dan Joza yang selalu mendoakan, mendukung, dan semangatnya.
10. Sahabat terbaik, Annisa, Carina, Della, Deriva, Mira, doa dan semangatnya. 11. Sahabat “JK” Dian, Hanni, Neny, Tika, Tiwi, Riri, Yuke atas dukungan, doa
dan semangatnya. 12. Teman-teman seperjuangan, Arifiani dan Yuke Agustin, dan Pendidikan
Kimia 2013 atas kerjasama dan dukungannya. 13. Teman-teman KKN-KT Kuripan dan keluarga baru saya di Kuripan
Akhirnya penulis menghaturkan maaf atas segala ucapan dan tingkah laku yang kurang berkenan. Semoga Allah S.W.T. selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Bandar Lampung, Penulis,
Dian Mira Fadela
6
MOTO
Happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the light (Dumbledore)
Semakin parah kamu terjatuh, maka akan semakin kuat kamu untuk bangkit (Dian Mira Fadela)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... I.
iii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................
4
E. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................
5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Saintifik .....................................................................................
7
B. Keterampilan Proses Sains ..........................................................................
12
C. Analisis Konsep .............................................................................................
16
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................................
21
E. Anggapan Dasar .............................................................................................
23
F. Hipotesis Penelitian .......................................................................................
24
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................
25
B. Data Penelitian ................................................................................................
26
C. Metode dan Desain Penelitian ....................................................................
26
D. Variabel Penelitian ........................................................................................
28
E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen ......................................
28
F. Prosedur Penelitian ........................................................................................
29
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................................
31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ..................................................
39
1. Data pretes dan postes KPS ........................................................ 2. Data n-gain KPS ......................................................................... 3. Data aktivitas siswa ..................................................................... 4. Data kinerja siswa .......................................................................
39 42 44 45
B. Pembahasan .....................................................................................
48
1. Efektivitas penggunaan pendekatan saintifik dalam meningkatkan KPS siswa ........................................................... 2. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ................... 3. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ................... 4. Hambatan dalam proses pembelajaran ........................................
48 55 60 64
V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN ....................................................................................................
65
B. SARAN .............................................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Analisis SKL-KI-KD-Indikator ................................................................. Silabus ............................................................................................................... RPP Eksperimen ............................................................................................ . RPP Kontrol .................................................................................................... LKPD ................................................................................................................ Kisi-Kisi Soal Pretes ..................................................................................... Soal Pretes ........................................................................................................ Rubrik Penilaian Soal Pretes ...................................................................... Kisi-Kisi Soal Postes .................................................................................... Soal Postes ....................................................................................................... Rubrik Penilaian Soal Postes ...................................................................... Rubrik dan Lembar Assesmen Aktivitas Siswa .................................... Rubrik dan Lembar Assesmen Kinerja Siswa ....................................... Lembar Observasi Kinerja Guru ...............................................................
67 77 93 124 135 149 163 166 170 180 183 187 191 199
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 1) ............................. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 2) ............................. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 3) ............................. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 4) ............................. Lembar Penilaian Kinerja Siswa (Praktikum 1) ................................... Lembar Penilaian Kinerja Siswa (Praktikum 2) ................................... Lembar Hasil Pemeriksaan Jawaban Siswa ........................................... Lembar data Nilai Pretes, Nilai Pretes, nilai Postes, dan n-gain KPS .............................................................................................. Penilaian Aktivitas Siswa ............................................................................ Penilaian Kinerja Siswa ............................................................................... Perhitungan ...................................................................................................... Daftar Hadir Seminar Proposal .................................................................. Surat Izin Penelitian ...................................................................................... Daftar Hadir Seminar Hasil ........................................................................
207 207 207 207 215 215 223 231 232 233 234 258 260 261
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Pengelompokkan keterampilan proses sains .......................................... 13 2. Keterampilan proses sains dasar ............................................................ 14 3. Keterampilan proses sains terintegrasi ................................................... 15 4. Analisis konsep ...................................................................................... 17 5. Desain penelitian .................................................................................... 26 6. Kategori persentase skor ........................................................................ 33 7. Nilai chi kuadrat kemampuan awal siswa .............................................. 40 8. Nilai uji homogenitas kemampuan awal siswa ...................................... 41 9. Nilai uji persamaan dua rata-rata kemampuan awal siswa .................... 41 10. Nilai chi kuadrat n-gain KPS ................................................................. 42 11. Nilai uji homogenitas n-gain KPS ......................................................... 43 12. Nilai uji perbedaan dua rata-rata n-gain KPS ........................................ 43 13. Rubrik dan penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen ......................... 44 14. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum pengaruh konsentrasi .............................................................................. 46 15. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum pengaruh luas permukaan ....................................................................................... 46 16. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum pengaruh suhu ....................................................................................... 46 17. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum pengaruh katalis ..................................................................................... 47 18. Analisis SKL, KI, KD, Indikator ........................................................... 67
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan ......... 9 2. Desain Penelitian .................................................................................... 27 3. Bagan alur prosedur penelitian ............................................................... 30 4. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes KPS kelas eksperimen dankelas kontrol ..................................................................................... 40 5. Rata-rata n-gain KPS kelas kontrol dan kelas eksperimen .................... 42 6. Rata-rata skor Aktivitas siswa di kelas eksperimen ............................... 45 7. Rata-rata skor kinerja siswa di kelas eksperimen .................................. 47 8. n-gain KPS siswa kelas eksperimen ...................................................... 54 9. Skor aktivitas siswa kelas kelas eksperimen .......................................... 58 10. Skor kinerja siswa kelas kelas eksperimen ............................................ 63
iii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia adalah salah satu ilmu dari rumpun sains yang berkembang berdasarkan fenomena-fenomena alam, serta merupakan jawaban dari pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana mengenai perubahan komposisi, struktur dan sifat, atau materi dari skala atom hingga molekul yang disertai dengan perubahan energi (Suyanti, 2010; Fadiawati, 2011; Tim Penyusun, 2013a). Para ilmuwan melakukan serangkaian metode ilmiah untuk menjawab apa, mengapa, dan bagaimana berdasarkan fenomena alam. Metode ilmiah ini dimulai dari mengamati, melakukan eksperimen, menguji hipotesis, memper-oleh data, menganalisis data, dan memperoleh kesimpulan (Gauch, 2003; Fauzi, 2014). Ketika siswa belajar ilmu kimia, maka siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, oleh karena itu proses memperoleh ilmu pengetahuan harus sesuai dengan bagaimana ilmu tersebut ditemukan. Metode tersebut diadopsi dalam proses pembelajaran, maka dimun-culkan suatu pendekatan, yaitu pendekatan saintifik (Suyanti, 2010; Tim Penyusun, 2014). Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran kimia adalah KD 4.7 kelas XI tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. KD 4.7 adalah merancang, me-lakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi (Tim Penyusun, 2013a). Untuk mencapai KD ini, dapat menggunakan pendekatan saintifik.
2
Langkah-langkah pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasian (Tim Penyusun, 2013b; Fathurrohman, 2015; Sani, 2015). Pada tahap mengamati, siswa dapat mengamati gambar dan membaca wacana mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Aktamis dan Yenice, 2010; Akgün dkk., 2014; Machin, 2014; Yamtinah dkk., 2015; Fathurrohman, 2015; Asabe dan Yusuf, 2016). Pada tahap menanya, siswa dapat menentukan variabel-variabel yang terlibat serta merumuskan masalah berdasarkan variabel yang telah siswa tentukan (Wahyuni dkk., 2014; Wijayanti, 2014; Ozdemir dan Dikici, 2017). Pada tahap mencoba, siswa bisa mengumpulkan data dengan membuat hipotesis, mengendalikan variabel-variabel, serta merancang pro-sedur percobaan, menentukan alat dan bahan, serta merancang tabel hasil peng-amatan, lalu siswa melakukan praktikum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (Wijayanti, 2014; Yamtinah dkk., 2015; Yildirim dkk., 2016; Ozdemir dan Dikici, 2017). Tahap menalar, siswa bisa mengidentifikasi, menganalisis hasil praktikum yang telah mereka lakukan serta menginterpretasikan data berdasarkan hasil pengamatan (Wijayanti, 2014; Fathurrohman, 2015). Kegiatan selanjutnya yaitu mengkomunikasikan, siswa dapat menuliskan dan menceritakan hasil yang mereka dapat berdasarkan tahap menalar (Wijayanti, 2014; Taylor dkk., 2016; Chan dan Morales, 2017). Keterampilan siswa dalam menentukan variabel, merumuskan hipotesis, mengenda-likan variabel, merancang percobaan, melakukan percobaan dan menginterpretasikan data merupakan Keterampilan-keterampilan Proses Sains (KPS) siswa (Semiawan dkk., 1985; Dimyati dan Mudjiono, 2002; Asabe dan
3
Yusuf, 2016; Yildirim dkk., 2016; Ozdemir dan Dikici, 2017). Sehingga diharapkan pada KD 4.7 tersebut dengan menggunakan tahapan-tahapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan KPS siswa. Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang terlebih dahulu yaitu penelitian dari Fauziah dkk., 2013; Machin, 2014; Marjan, 2014; Safrida, 2014; Anggara dkk., 2015; Etikasari dkk., 2015; Yunita dkk., 2015; Aristawati. 2016. Jika KPS tidak dilatih maka dapat menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya menjadi pendengar dalam pembelajaran dan hanya menerima produk tanpa mengalami proses dalam pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002). Fakta yang diperoleh pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sekarang ini, selama proses pembelajaran, siswa menyerap dan menerima informasi yang diberikan oleh guru serta mengerjakan tugas-tugas dengan hanya sesekali berdiskusi (Machin, 2014; Asabe dan Yusuf, 2016). Pembelajaran kimia di SMA yang diterapkan masih ber-pusat pada guru sehingga siswa cenderung bertindak sesuai dengan apa yang di-instruksikan oleh guru (Etikasari dkk., 2015; Yunita dkk., 2015). Prosedur percoba-an yang akan digunakan untuk praktikum dibuat oleh guru. Siswa tidak dilatih untuk merancang suatu percobaan (Anggara dkk., 2015). Berdasarkan hasil wawancara di SMA Negeri 9 Bandarlampung, dengan kurikulum 2013, guru menyampaikan pem-belajaran kepada siswa dengan metode ceramah. Berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran di SMA kurang melatih KPS siswa. Berdasarkan uraian di atas, untuk mendeskripsikan efektivitas pada materi faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi maka dilakukan penelitian dengan judul:
4
“Efektivitas Pendekatan Saintifik pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan KPS siswa? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : (1) bagaimana perbedaan rata-rata n-gain siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen? (2) bagaimana aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar meng-ajar menggunakan pendekatan saintifik? (3) bagaimana kinerja siswa selama melaku-kan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan KPS siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) siswa, melalui penerapan pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan KPS siswa melalui in-dikator menentukan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel,
5
merancang percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan untuk menemukan konsep, hukum, dan prinsip secara mandiri; (2) guru, setelah dilakukan penelitian ini, guru dapat mengadopsi pendekatan saintifik dalam pembel-ajaran; (3) sekolah, penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman oleh pembaca, ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Materi pokok dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang merupakan materi pembelajaran kimia kelas XI IPA Semester 1 yang meliputi pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis terhadap laju suatu reaksi. 2. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dikatakan efektif meningkatkan KPS apabila menunjukkan adanya perbedaan rata-rata n-gain yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran (Eggen dan Kauchak dalam Warsita, 2008; Nuraeni, dkk., 2010; ). 3. Langkah-langkah pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (Tim Penyusun, 2013b; Fathurrohman, 2015) 4. Keterampilan proses sains yang diteliti pada penelitian ini adalah keterampilan menentukan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang
6
percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan (Dimyati dan Mudjiono, 2002). 5. Aktivitas siswa yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengajukan dan menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan kritis dalam merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (Hamalik, 2001) 6. Penilaian kinerja siswa diperoleh ketika siswa melakukan kegiatan praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 7. Pembelajaran konvensional yang dilakukan di kelas kontrol adalah pembelajaran dengan metode ceramah.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa (Fatturohman, 2015). Pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah pendekatan ilmiah (scientific approach). Menurut Tim Penyusun (2014), pendekatan saintifik dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-langkah metode ilmiah, yaitu melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, kemampuannya mengajukan pertanyaan, ketelitiannya mengumpulkan data, dan kecermatannya
8
mengolah data untuk menjawab pertanyaan dan akhirnya kemampuannya membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Pembelajaran saintifik umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum (Prilianti, 2014).
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut : (a) berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pembelajaran dimana guru lebih menafasilitas daripada harus mengajar langsung; (b) melibatkan KPS dalam mengontruksi konsep, hukum atau prinsip; (c) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; (d) dapat mengembangkan karakter siswa yang diharapkan seperti kokoh dengan menekankan sikap spiritual dan sikap moral; (e) substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; (f) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya (Fatturohman, 2015)
Menurut Tim Penyusun (2013a) proses pembelajaran pendekatan scientific menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan seperti bagan pada Gambar 1. Pada Gambar 1, ranah sikap dapat menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”. Ranah
9
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan siswa yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif (Tim Penyusun, 2013a).
Sikap (Tahu Mengapa)
Produktif Inovatif Kreatif Afektif
Keterampilan (Tahu Bagaimana)
Pengetahua n (Tahu Apa)
Gambar 1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Tim Penyusun, 2013a) Pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya mempunyai tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut:
1. mengamati (observing)
Kegiatan pada tahap mengamati menggunakan indra untuk melakukan pengumpulan data tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi. Pada kegiatan ini, mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Pada
10
tahap ini disajikan berupa fakta yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Fenomena yang disajikan dapat berupa gambar, grafik, atau tabel. Pada tahap mengamati ini, metode observasi siswa digunakan untuk menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh sebab itu, metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. 2. menanya (questioning) Kegiatan menanya memiliki peranan penting dalam mengembangkan rasa ingin tahu, kretivitas, dan keaktifan siswa. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat membimbing siswa agar antusias dalam bertanya. Pertanyaan yang diberikan oleh guru sebaiknya runtut dari pertanyaan yang berhubungan dengan hasil pengamatan objek yang konkret sampai abstrak yang berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau hal lain yang bersifat abstrak.
3. mencoba (experimenting) Upaya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sering kali harus dilakukan dengan melakukan penyelidikan atau percobaan. Pelaksanaan penyelidikan dapat dimulai dengan pengajuan hipotesis untuk mempermudah membuat rancangan percobaan (Sani, 2015). Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Abidin, 2014). Kegiatan mencoba dalam hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya siswa menggali informasi dari berbagai
11
sumber (buku, internet, majalah, alam sekitar, dan lain-lain). Sejumlah informasi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut akan menjadi dasar pada kegiatan menalar.
4. menalar (assosiating)
Menalar adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam pendekatan scientific, kegiatan menalar ini menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Pada tahap ini, siswa melakukan pemprosesan informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Selain itu, pada tahap ini siswa juga dilatih untuk melihat hubungan-hubungan variabel atau ukuran-ukuran, mencermati pola, menganalisis, membandingkan, mensintesis, atas hubungan-hubungan yang diperoleh pada tahap sebelumnya guna memperoleh suatu simpulan.
5. mengkomunikasikan (communicating)
Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan banyak gagasannya dalam menyajikan data dan mengkomunikasikannya di depan kelas. Menyajikan data atau laporan dalam hal ini dapat berupa bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Bentuk hasil belajar dari tahap mengomunikasikan ini adalah menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain (Tim Penyusun, 2014; Fathurrohman, 2015; Sani, 2015).
12
B. Keterampilan Proses Sains
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa. Dalam pembelajaran IPA aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa. Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki KPS, IPA sebagai produk akan mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan mengembangkannya (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat proses berlangsungnya sains. KPS merupakan esensial untuk setiap guru sebagai bekal menggunakan dan mengajar metode ilmiah. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama lain berkaitan dan sebagai prasarat. KPS penting dimiliki guru untuk digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan pengetahuan/informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan/informasi yang telah dimiliki siswa. KPS ini dapat diaplikasikan misalkan pada kegiatan praktikum. KPS dikelompokkan kedalam keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu (Esler & Esler dalam Hartono dan Sunarto, 2002; Dimyati dan Mudjiono, 2002) yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:
13
Tabel 1. Pengelompokan KPS (Hartono, 2002) Keterampilan Proses Dasar Mengamati (observasi) Mengelompokkan (klasifikasi) Melakukan pengukuran Berkomunikasi Menarik kesimpulan (inferring) Meramalkan (prediksi)
Keterampilan Proses Terpadu Merumuskan hipotesis Menyatakan variabel Mengontrol variabel Mendefinisikan operasional Eksperimen Menginterpretasi data Penyelidikan Aplikasi konsep
KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. KPS dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) memuat ulasan pendekatan KPS yang diambil dari pendapat sebagai berikut: (a) pendekatan KPS dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan; (b) pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan; (c) KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan KPS dirancang dengan beberapa tahapan yang diharapkan akan meningkatkan penguasaan konsep. Tahapantahapan pendekatan pembelajaran KPS menurut Dimyati dan Mudjiono (2002):
Pendekatan keterampilan proses lebih cocok diterapkan pada pembelajaran sains. Pendekatan pembelajaran ini dirancang dengan tahapan: (1) penampilan fenomena; (2) apersepsi; (3) menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa; (4) demonstrasi atau eksperimen; (5) siswa mengisi lembar kerja; (6) guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan. Penerapan pendekatan pembelajaran KPS memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dasarnya sudah dimiliki oleh siswa.
14
Hal itu didukung oleh pendapat Arikunto (2004), pendekatan berbasis keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan intelektual tersebut telah dimiliki oleh siswa.
Dari uraian di atas dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan KPS menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berpikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan. Selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), uraian indikator-indikator KPS dasar dan indikator KPS terpadu disajikan pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Indikator KPS dasar (Dimyati dan Mudjiono, 2002) Keterampilan Dasar Indikator Observasi (observing) Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pem-bau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk meng-amati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil Klasifikasi (Classifying) pengamatan. Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek. Pengukuran Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk (measuring) menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukuran ke satuan pengukuran lain.
15
Tabel 2 (lanjutan) Keterampilan Dasar Mengkomunikasian (communicating)
Menarik Kesimpulan (inferring)
Indikator Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.
Tabel 3. Indikator KPS terpadu (Dimyati dan Mudjiono, 2002) Keterampilan Terpadu Indikator Merumuskan hipotesis Mampu menyatakan hubungan antara dua (formulating Hypotheses) vari-abel, mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan masalah.mendefinisikan semua variabel jika Menamai variabel Mampu (Naming Variables) digunakan dalam percobaan. Mengontrol variable Mampu mengidentifikasi variabel yang mem(Controling Variables) pengaruhi hasil percobaan, menjaga kekonstan-annya selagi memanipulasi variabel menyatakan bebas. Membuat definisi operasional Mampu bagaimana mengukur (Making Operational semua faktor/variabel dalam suatu Definition) eksperimen. Melakukan Eksperimen Mampu melakukan kegiatan, mengajukan (Experimenting) pertanyaan yang sesuai, menyatakan hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mendefinisikan secara operasional variabel-variabel, mendesain sebuah eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil eksperimen. Interpretasi Mampu menghubung-hubungkan hasil (Interpreting) pengamatan terhadap obyek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu fenomena alam. Merancang penyelidikan Mampu menentukan alat dan bahan yang (Investigating) diperlukan dalam suatu penyelidikan, menentukan variabel kontrol, variabel bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis, dan menentukan cara dan langkah kerja yang mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah. Menurut Akinbobola dalam Seetee (2016), KPS dasar penting untuk pembelajaran sains, saintifik inkuiri, dan konsep struktur pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
16
Menengah Pertama (SMP). KPS terintegrasi lebih cocok pada SMA dan level pengetahuan yang lebih tinggi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) PKP terintegrasi memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan yang ada di dalamnya. PKP dasar diperlukan untuk menunjang keterampilan terintegrasi PKP. C. Analisis Konsep
Menurut Layng dalam Fadiawati dan Fauzi (2016) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang ditemukan dari seperangkat fitur berdasarkan contoh dan bukan contohnya. Antara konsep yang satu dengan konsep lain dapat berbeda dalam 7 dimensi, yaitu: atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan, dan kekuatan (Fadiawati dan Fauzi, 2016).
Analisis konsep dikembangkan untuk mempermudah guru dalam merencanakan urutan-urutan pencapaian suatu konsep dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan analisis konsep untuk mendefinisikan konsep dan mengubungkan antara konsep satu dan lainnya. Menurut Herron dkk. (1997) dalam Fadiawati dan Fauzi (2016), analisis konsep dapat dilakukan melalui 7 tahap, yaitu menentukan: (a) label konsep yaitu nama konsep yang dianalisis; (b) definisi konsep, label konsep yang sesuai dengan tingkat perkembanagn kognitif dan pencapaian yang diharapkan dikuasai siswa; (c) jenis konsep, konkret atau abstrak; (d) atribut kritis (ciri utama) dan variabel konsep ( ciri konsep yang nilainya dapat berubah, tetapi satuannya tetap); (e) posisi konsep, hubungan suatu konsep dengan konsep lain berdasar pada tingkatannya (superordinat, ordinat, subordinat); (f) contoh dan noncontoh dari konsep yang dimaksud. Analisis konsep pada KD 4.7 kelas XI dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 lanjutan Tabel 4. Analisis konsep materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Atribut No
1
Nama/ Label
Laju reaksi
2 Tumbukan efektif
Definisi Konsep
Jenis Konsep
Contoh Non Contoh Kritis
Menyatakan laju Abstrak perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi yaitu zat pereaksi (reaktan) atau zat hasil reaksi (produk), setiap satuan waktu yang berlangsung dalam orde tertentu.
Laju perubahan Konsentrasi zat komponen reaksi dan hasil reaksi Satuan waktu Tumbukan efektif Orde reaksi
Tumbukan yang mempunyai energi yang cukup untukmemutuskan ikatan-ikatan kimia pada zat yang bereaksi dan menghasilkan energi.
Tumbukan Energi cukup Ikatan kimia Zat yang bereaksi Menghasilkan energi
Abstrak
Posisi Konsep
Variabel
Konsentrasi zat komponen reaksi Suhu Luas permukaan Katalis
Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu bergerak
Super ordinat Perubahan konsentrasi
Partikelpartikel pereaksi dalam suatu reaksi
Ordinat
Sub Ordinat
Persama- Orde mA + nB Perkaratan besi an laju reaksi oC + reaksi pD Persamaan laju reaksi
Molekul pereaksi Molekul hasil reaksi
-
K + CH3I → K+ CH3I → KI + CH3
Tabel 4 lanjutan Atribut No
Nama/ Label
Definisi Konsep
Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju reaksinya semakin cepat dan sebaliknya makin kecil konsentrasi pereaksi, lajunya semakin lambat
Jenis Konsep
3
Konsentrasi Pereaksi
4
Luas Semakin besar luas Konkrit permukaan permukaan suatu zat, maka laju reaksinya semakin cepat dan semakin kecil luas permukaan suatu zat, lajunya semakin lambat
Konkrit
Posisi Konsep Contoh Non Contoh
Variabel
Super ordinat
- Konsentrasi makin besar laju reaksi makin cepat - Konsentrasi makin kecil laju reaksi semakin lambat
Komposisi konsentrasi
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
- Luas permukaan makin besar, laju reaksi makin cepat - Luas permukaan kecil, laju reaksi semakin lambat
Besar kecilnya luas permukaan
Faktor yang - Suhu - Laju mempenga- - Konsenberlangruhi laju sung cepat trasi reaksi Laju - Katalis berlangsung lambat
Kritis
Ordinat
- Suhu - Luas permukaan - Katalis
Sub Ordinat Serbuk Mg dengan massa yang sama akan lebih cepat meluruh dalam HCl 1M dibandingk an larutan HCl 0,5 M.
- Laju berlangsung cepat - Laju berlangsung lambat
Sayur yang dipotong kecil lebih cepat matang
Laju meluruhnya serbuk dan bongkahan batu pualam dalam HCl 1M
Tabel 4 lanjutan Atribut No
Nama/ Label
Definisi Konsep
Jenis Konsep
Posisi Konsep Contoh Non Contoh
Kritis
5
Suhu
Makin tinggi suhu makin cepat laju reaksi, sebaliknya makin rendah suhu makin lambat laju reaksinya
Konkrit
- Suhu tinggi, laju reaksi cepat - Suhu rendah, laju reaksi lambat
6
Katalis
Penambahan katalis dapat mempercepat laju reaksi
Abstrak
Katalis ditambahkan
Variabel
Super ordinat
Ordinat
Sub Ordinat
Perubahan suhu
Faktor yang - Luas - Laju mempenga- Permuka- berlangruhi laju sung cepat an reaksi - Konsen- - Laju berlangtrasi sung - Katalis lambat
Makanan yang dimasak pada suhu tinggi akan lebih cepat matang dibandingkan dengan suhu rendah
Reaksi antara NaS2O3 dengan HCl akan lebih cepat bereaksi menghasilkan endapan belerang pada suhu tinggi dibandingkan dengan pada suhu rendah
Zat yang ditambahkan
Faktor yang - Luas - Laju mempenga- Permuka- berlangruhi laju sung cepat an reaksi - Konsen- - Laju berlangtrasi sung - Suhu lambat
Daging akan lebih cepat empuk saat dimasak dengan daun pepaya.
Reaksi H2O2 H2O + O2 berlangsung sangat lambat pada suhu kamar hingga sulit teramati sehingga ditambahkan FeCl3 sebagai kalatalis
Tabel 4 lanjutan Atribut No
Nama/ Label
7 Orde Reaksi
Definisi Konsep
Tingkat reaksi terhadap suatu komponen yang merupakan pangkat dari konsentrasi komponen tersebut.
Jenis Konsep
Berdasarkan prinsip
Posisi Konsep Contoh Non Contoh
Kritis
- Tingkat reaksi - Komponen reaksi - Pangkat - Konsentrasi komponen
Variabel
Super ordinat
Ordinat
Memperkirakan Konsentrasi Jumlah sejauh mana zat pereaksi molekul konsentrasi zat pereaksi pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu
Sub Ordinat -
v= k[A]n
-
21
D. Kerangka Pemikiran
Salah satu KD dapat dicapai melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan dapat meningkatkan KPS siswa yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Kompetensi dasar dari kompetensi inti yaitu memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdapat 4 faktor yaitu konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis. Keempat faktor ini dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan saintifik salah satunya faktor luas permukaan yang mempengaruhi laju reaksi. Langkah awal pembelajaran dengan pendekatan saintifik ialah siswa mengamati (observing).
Pada langkah ini siswa
mengamati gambar tentang nyala api kayu utuh besar dibandingkan dengan nyala api kayu yang sudah dipotong-potong dan juga siswa disajikan wacana mengani praktikum yang nanti siswa analisis untuk menuju tahap selanjutnya, sehingga siswa akan terpacu berpikir dan mencetuskan banyak gagasan. Berdasarkan pengamatan, siswa akan menemukan hal-hal yang kurang mereka pahami, sehingga mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Langkah selanjutnya menanya (questionning), pada tahap ini KPS siswa dilatih, yaitu: menentukan variabel. Setelah siswa membaca wacana mengenai praktikum luas permukaan, siswa dapat menentukan variabel kontrol, variabel bebas, dan variabel terikat. Variabel bebasnya berupa bentuk batu pualam, lalu variabel kontrol berupa massa batu pualam, konsentrasi serta volume HCl, dan wadah
22
tempat reaksi, serta variabel terikat berupa waktu reaksi terjadi. Selanjutnya siswa diminta merumuskan masalah seperti bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi? Langkah selanjutnya mencoba (experimenting). Pada tahap ini KPS siswa akan terlatih, yaitu : menentukan hipotesis, mengendalikan variabel, merancang percobaan, dan melakukan percobaan. Pada langkah ini, siswa mengeksplorasi lebih lanjut mengenai hal-hal yang kurang mereka pahami. Selanjutnya pada tahap ini siswa dapat merumuskan hipotesis yang merupakan dugaan sementara seperti semakin kecil ukuran batu pualam (CaCO3) maka laju reaksi akan semakin cepat atau sebaliknya semakin besar ukuran batu pualam maka laju reaksi akan semakin lambat. Lalu pada tahap ini siswa diminta untuk mengendalikan/ mengontrol variabel, siswa mengendalikan variabel bebas dalam menentukan bentuk batu pualam yang akan direaksikan seperti bongkahan besar atau serbuk halus, lalu variabel kontrol yang berupa wadah Erlenmeyer 50 mL, massa batu pualam 1 gram, dan 25mL HCl 2 M. Selanjutnya, siswa diminta menentukan alat, bahan dan menentukan langkah percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, lalu siswa merancang tabel hasil pengamatan, selanjutnya siswa melakukan percobaan tersebut. Langkah berikutnya menalar (associating), pada tahap ini KPS yang dilatih adalah menginterpretasikan data. Siswa menganalisis informasi /data yang diperoleh dari langkah mencoba maupun langkah mengamati untuk dapat mengemukakan banyak gagasannya dalam menganalisis informasi/ data maupun dalam menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa menginterpretasikan
23
data yang telah mereka peroleh dalam bentuk tabel hasil pengamatan tentang faktor-faktor luas permukaan yang telah mereka buat. Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan (communicating), pada tahap ini KPS yang dilatih adalah mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok mereka lalu menceritakan hasil diskusi berdasarkan percobaan dan informasi yang mereka dapatkan, sementara siswa lain menanggapi hasil diskusi tersebut dengan cermat. Siswa dapat mengemukakan gagasan mereka dalam menyajikan data yang diperoleh. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, menggunakan langkahlangkah ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran mencakup: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan kelima tahap tersebut, diharapkan dapat meningkatkan KPS siswa yaitu menentukan dan mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasikan data, dan mengkomunikasikan. KPS dilatih pada langkah menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, akan efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: (a) perbedaan n-gain KPS siswa semata-mata terjadi karena perlakuan yang diberikan dalam proses belajar; (b) faktor-faktor lain di luar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan KPS pada kedua kelas diabaikan.
24
F.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi efektif dalam meningkatkan KPS.
25
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa IPA kelas XI SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2016-2017 yang tersebar dalam enam kelas. Diambil 2 kelas dari populasi yang dijadikan sampel penelitian. Diambil 2 kelas dari populasi yang dijadikan sampel, 1 kelas bertindak sebagai kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvesional dan 1 kelas lainnya sebagai kelas eksperimen menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan informasi yang sudah diketahui sebelumnya, biasanya informasi mengenai populasi diperoleh dari guru dan pihak/sekolah (Fraenkel dkk., 2012).
Setelah diperoleh informasi mengenai karakteristik populasi, maka diambil 2 kelas dari populasi yang dijadikan sampel penelitian, yaitu kelas MIPA 5 dan XI MIPA 6. Dengan menggunakan teknik pengundian diperoleh kelas XI MIPA 5 bertindak sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI MIPA 6 bertindak sebagai kelas kontrol.
26
B. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama yang berupa pretes, postes, data aktivitas siswa, dan kinerja siswa. Data pretes adalah data hasil tes pencapaian KPS sebelum pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan; data postes adalah data hasil tes pencapaian KPS setelah pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan; data aktivitas siswa adalah data perhatian siswa dalam pembelajaran, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru, melakukan interaksi antar siswa, dan merancang percobaan; dan kinerja siswa yang dinilai adalah keterampilan menggunakan 1 set KIT penentuan pengaruh katalis terhadap laju reaksi, menyusun alat dan bahan dalam percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengukur larutan, dan mengamati percobaan. C. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian ini menggunakan The Matching Only Pretest-Postest Control Group Design (Fraenkel dkk., 1932), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Desain penelitian (Fraenkel dkk., 1932) Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
M M
Pretes O1 O1
Perlakuan X C
Postes O2 O2
M adalah subjek dalam setiap kelompok telah dicocokkan (variabel tertentu), tetapi tidak secara acak ditugaskan untuk kelompok. Sebelum, diberikan perlakuan kedua kelas sampel diberikan pretes (O1) . Lalu, pada kelas experimen diterapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional (C). Lalu, kedua kelas sampel diberikan postes (O2). Desain penelitian dalam penelitian ini dijabarkan pada Gambar 2.
27
1. Melakukan observasi lapangan 2. Studi literatur 3. Menyusun Instrumen penelitian (tes keterampilan berpikir kritis, lembar kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja siswa, bahan ajar, dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP))
Melakukan matching secara statistik terhadap kedua kelas penelitian
Pretes KPS
Nilai pretes KPS
Pembelajaran secara Konvensional Postes KPS Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1. Penilaian terhadap aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa 2. Penilaian terhadap kinerja siswa menggunakan lembar observasi kinerja siswa
Nilai postes KPS
Nilai aktivitas dan kinerja siswa
Melakukan Analisis data
Gambar 2. Desain Penelitian 27
28
D. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, Variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan pembelajaran konvensional. Variabel terikat adalah KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Variabel kontrol adalah materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan guru. E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen Menurut Arikunto (2004), instrumen penelitian adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah dalam mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data merupa-kan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan standar kurikulum 2013, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Kimia dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, soal pretes dan postes yang masingmasing berisi 5 soal uraian, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar observasi kinerja siswa. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Konteks peng-ujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau keputusan ahli dan pengujian empirik.
29
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: 1. Prapenelitian Meminta izin kepala SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016-2017 untuk mengadakan penelitian. Kemudian, mengadakan penelitian pendahuluan di sekolah tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kurikulum, metode pembelajaran yang diterapkan, karakteristik siswa, jadwal dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung penelitian. In-formasi yang diperoleh digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. 2. Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. tahap persiapan Menyiapkan instrumen yang mendukung proses penelitian di antaranya silabus, RPP, LKPD kimia yang menggunakan pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, bahan ajar, soal pretes dan soal postes yang berupa soal uraian yang digunakan sebagai data kuantitatif untuk mewakili KPS siswa, lembar observasi penilaian aktivitas siswa, lembar observasi penilaian kinerja siswa dan lembar observasi kinerja guru. b. tahap pelaksanaan penelitian Adapun tahap pelaksanaan penelitian adalah (1) melakukan pretes dengan tipe dan jumlah soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; (2) melakukan
30
matching nilai secara statistic antara kelas kontrol dan kelas eksperimen; (3) melakukan kegiatan pembelajaran, dimana kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode konvensional; (4) melakukan postes dengan tipe dan jumlah soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; (5) melakukan analisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan. Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 1. Melakukan observasi lapangan 2. Menyusun instrumen penelitian
Persiapan
Menentukan sampel penelitian
Tes KPS
Hasil 1. Informasi mengenai populasi 2. Instrumen penelitian (RPP, LKPD, soal tes KPS, lembar observasi aktivitas dan kinerja siswa)
Hasil awal :
Pretes
KPS
Kelas Eksperimen (pembelajaran pendekatan saintifik)
Perlakuan
Kelas Kontrol (pembelajaran konvensional)
Matching nilai secara statistik terhadap kedua sampel
Hasil : 1. Data aktivitas siswa 2. Data kinerja siswa dalam praktikum
Penilaian aktivitas siswa dan kinerja siswa
Postes
Hasil akhir: KPS
Analisis Data has Kesimpulan
Gambar 3. Bagan Alir Prosedur Penelitian
31
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis data Untuk memperoleh makna atau arti yang digunakan dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya data yang diperoleh harus dianalisis terlebih dahulu. Berikut teknik analisis data, dalam penelitian ini : A. Data Pretes dan Postes Untuk menganalisis data pretes dan postes melalui langkah-langkah sebagai berikut : mengubah skor menjadi nilai Nilai pretes dan postes pada penilaian KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:
Nilai Siswa
Jumlah Skor Jawaban yang Diperoleh Jumlah Skor Maksimal
Selanjutnya menghitung rata-rata nilai dari nilai masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut: rata rata nilai
Jumlah nilai siswa Jumlah siswa
menghitung n-gain Analisis deskriptif juga dilakukan melalui data skor gain ternormalisasi (n-gain) yang diperoleh siswa. Perhitungan nilai n-gain dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hake (1999), dengan rumus: postes
pretes pretes
32
Selanjutnya menghitung rata-rata nilai dari nilai masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut: Jumlah siswa Jumlah siswa
rata rata
Hasil perhitungan n-gain (g) kemudian diinterpretsikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake (1999) sebagai berikut: 1.
Jika g ≥ ,7 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi.
2.
Jika ,7 > g ≥ ,3 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang.
3.
Jika g < 0,3 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.
Data n-gain yang diperoleh dari penelitian ini diuji normalitas dan homogenitas-nya kemudian dijadikan dasar untuk pengujian hipotesis. B.
nilai aktivitas siswa
Perhitungan rata-rata skor aktivitas siswa setiap pertemuan pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi lau reaksi dirumuskan sebagai berikut: rata rata skor setiap pertemuan
∑ skor yang diperoleh ∑ skor maksimum
selanjutnya menghitung persentase skor aktivitas siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut: persentase
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimum
Selanjutnya menghitung rata-rata aktivitas siswa dengan rumus sebagai berikut:
rata rata
aktivitas
∑ persen aktivitas siswa jumlah siswa
33
Skor standar untuk data aktivitas siswa adalah 7 yang merupakan nilai tengah. Hasil perhitungan persentase skor tersebut kemudian ditafsirkan dalam kategori sebagai berikut: Tabel 6. Kategori Persentase Skor (Purwanto, 2008) Persentase (%) 86 – 100 76 – 85 60 – 75 55 – 59 0 – 54
C.
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
nilai kinerja siswa
Perhitungan rata-rata skor kinerja siswa setiap praktikum pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi lau reaksi dirumuskan sebagai berikut: rata rata skor setiap praktikum
∑ skor yang diperoleh ∑ skor maksimum
selanjutnya menghitung persentase skor kinerja siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut: persentase
jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimum
selanjutnya menghitung rata-rata kinerja siswa dengan rumus sebagai berikut:
rata rata
kinerja
∑ persen kinerja siswa jumlah siswa
Skor standar untuk data aktivitas siswa adalah 7 yang merupakan nilai tengah. Hasil perhitungan persentase skor tersebut kemudian ditafsirkan dalam kategori seperti yang disajikan dalam Tabel 6.
34
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata-rata dengan data pretes KPS siswa dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan uji perbedaan dua rata-rata dengan data n-gain KPS siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan kesamaan dua rata-rata dan perbedaan dua rata-rata, perlu di lakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada data penelitian tersebut. a.
uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari kedua kelompok sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut : H0 : kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 : kedua sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji chi kuadrat dengan uji berikut: k
∑ e
dengan: = Uji chi kuadrat F0 = frekuensi pengamatan
f fe fe
35
Fe = frekuensi yang diharapkan Data akan berdistribusi normal jika
hitung
tabel
dengan taraf signifikan 5% dan
derajat untuk kebebasan (dk) = k – 3 (Sudjana, 2005). b. uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berasal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentu-kan statistik t yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang dibandingkan memiliki varians yang homogen. Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut : H0 : σ12
σ 22 = Kedua kelas mempunyai variansi yang homogen
H1 : σ 12 ≠ σ 22 = Kedua kelas mempunyai variansi yang tidak homogen Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam Sudjana (2005) : arians Terbesar arians Terkecil n ∑ fi
i
nn
Keterangan : F = kesamaan dua varians S = simpangan baku = n-gain siswa ̃= rata-rata n-gain n = jumlah siswa
∑ fi
i
36
Kriteria uji tolak H0 jika F ≥ F ½ α (v1,v2) atau Fhitung ≥ Ftabel F ½ α (v1,v2) di dapat dari distribusi F dengan peluang ½ α derajat kebebasan v1 = n1-1 dan v2= n2- , α
taraf
signifikan. Selain iu H0 diterima.
c.
uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya kedua kelas penelitian memiliki KPS yang berbeda secara signifikan atau tidak. Uji kesamaan dua rata-rata pada penelitian ini menggunakan analisis statistik, yaitu uji t. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Berikut hipotesis uji kesamaan dua rata-rata: H0 : µ 1x= µ 2x : rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen sama dengan ratarata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. H1 : µ 1x≠ µ 2x : rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Keterangan : µ 1 = rata-rata nilai pretes KPS siswa kelas eksperimen pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi µ 2 = rata-rata nilai pretes KPS siswa kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi x = KPS Bila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen σ12 σ 22 ), maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji t (Sudjana, 2005) dengan rumus:
37
hitung
x̃ - x̃ Sg √ n
(n - )S
dan
n
(n - )S n -
n
Keterangan: hitung = kesamaan dua rata-rata ̃ = rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen pada materi faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. ̃ = rata-rata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sg = simpangan baku gabungan n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol S1 = simpangan baku siswa pada kelas eksperimen S2 = simpangan baku siswa pada kelas kontrol Dengan kriteria pengujian : terima Ho jika -
-
α
-
α
dengan derajat ke-
bebasan d(k) = n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α
5
dan peluang
-α .
d. uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif per-lakuan terhadap sampel dengan melihat n-gain KPS siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang lebih tinggi antara pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan pembelajaran konvensional pada siswa SMA Negeri 9 Bandarlampung. Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, yaitu uji t. hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan H0 dan H1. Rumusan hipotesis uji perbedaan dua rata-rata yaitu: H0 : µ 1x> µ2x : Rata-rata n-gain KPS pada materi faktor-faktor yang mem-pengaruhi laju reaksi yang diterapkan dengan pendekatan saintifik lebih tinggi daripada rata-rata n-gain KPS dengan pembelajaran konvensional.
38
H1 : µ 1x< µ 2x : Rata-rata n-gain KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang diterapkan dengan pendekatan saintifik lebih rendah daripada rata-rata n-gain KPS dengan pembelajaran konvensional. Keterangan : µ 1 = rata-rata KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kelas eksperimen µ 2 = rata-rata KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada kelas kontrol x = KPS Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen σ12
σ 22), maka
pengujian menggunakan uji statistic parametrik, yaitu menggunakan uji t. Peng-ujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji t (Sudjana, 2005): hitung
x̃ - x̃ Sg √ n
dan
(n - )S n
(n - )S n -
n
Keterangan: hitung = kesamaan dua rata-rata ̃ = rata-rata n-gain KPS siswa pada kelas eksperimen pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. ̃ = rata-rata n-gain KPS siswa pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sg = simpangan baku gabungan n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n2 = Jumlah siswa kelas kontrol S1 = simpangan baku siswa pada kelas eksperimen S2 = simpangan baku siswa pada kelas kontrol Dengan kriteria pengujian : terima Ho jika
hitung >
-α
dengan derajat kebebasan d(k)
= n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α
5
peluang
-α .
65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan KPS siswa pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Efektivitas pembelajaran ini ditinjau dari: 1. rata-rata n-gain KPS pada kelas yang dengan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbeda secara signifikan dengan rata-rata n-gain KPS pada kelas dengan pembelajaran konvensional pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, 2. penerapan pendekatan menggunakan pendekatan saintifik menjadikan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, 3. penerapan pendekatan menggunakan pendekatan saintifik menjadikan siswa terampil dalam praktikum. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :
66
1.
bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan pengelolaan waktu karena di setiap langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik membutuhkan waktu yang lebih lama,
2.
bagi guru sebaiknya pendekatan saintifik diterapkan dalam pembelajaran karena terbukti efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Refika Aditama. Akgun, A. O. M., C. A. Aslan., dan S. Berber. 2014. An Investigation of The Effect of Technology Based Education on Scientific Process Skills and Academic Achievement. Electronic Journal of Social Sciences, 13(48), 27-46. Aktamis, H., dan N Yenice. 2010. Determination of The Science Process Skills and Critical Thinking Skill Levels. World Conference on Educational Sciences. Near East Üniversity, North Cyprus. 3282-3288. Anggara, P. N., N. Kadaritna., E. Sofya. 2015. Efektivitas Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Pada Materi Hidrolisis Garam. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(2): 631-643. Arikunto, S. 2004. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aristawati. N.K. 2016. Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) pada Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta: Solo. Asabe, M.B., dan S. D. Yusuf. 2016. Effects Of Science Process Skills Approach And Lecture Method On Academic Achievement Of Pre-Service Chemistry Teachers In Kaduna State Nigeria. ATBU, Journal of Science, Technology & Education (JOSTE). 4 (2): 68-72. Chan. J. R., dan M. P. E. Morales. 2017. Investigating The Effects Of Customized Cognitive Fitness Classroom On Students’ Physics Achievement And Integrated Science Process Skills. International Journal of Research Studies in Education. 6(3): 81-95. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
67
Etikasari, M., I. Rosilawati., L. Tania. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah Materi Asam Basa Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengorganisasikan. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(1): 1-14. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung: SPs-UPI Bandung. Fadiawati, N., Fauzi S., M. M. 2016. Merancang Pembelajaran Kimia di Sekolah: Berbasis Hasil Riset dan Pengembangan. Bandarlampung: Media Akademi. Fathurrohman, M. 2015. Paradigma pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kalimedia. Fauzi S, M. M. 2014. 3-D Representasi Pembelajaran Kimia. Bandarlampung: Eduspot Magazine (Edisi November-Februari): 28-29. Fauziah, R,. A. G. Abdullah., D. L. Hakim. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Innovation of Vocational Technology Education. 9(2): 165-178. Fraenkel, J. R., N. E. Wallen., H.H. Hyun. 2012. How to Design and Evaluate Research in Education (Eigth Edition). New York: McGrawHill. Funk, J. 1985. Learning Science Process Skills. Jawa : kendall/ Hunt Publishing Company. Gauch, H.G. 2003. Scientific Methodes in Practice. Cambridge: Cambridge University Press. Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University. 16(7): 1-4. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hartono, A., dan Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Herron, J.D. 1981. Evaluation Of the Longest test of cognitive development. Journal Of Research in Science Teaching. 18(2): 123-130. Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(1): 28-35. Marjan, J., I. Arnyana., I. Setiawan. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa
68
MA Mu’alimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Jurnal Program Studi IPA. 4(1): 1-12. Nuraeni, N., E. Fitrajaya., W. Setiawan. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Makalah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Ozdemir G., dan A. Dikici. 2017. Relationship Between Science Process Skills and Scientific Creativity : Mediating Role of Nature of Science Knowledge. Journal of Education in Science, Environment and Health. 3(1): 51-68.
Prilianti, R. 2014. Keterampilan Proses Sebagai Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran IPA. Semarang: Balai Diklat KeagamaanSemarang. Purwanto, M.N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Safrida, L. 2014. Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Proses Sains SMP Negeri 3 Banda Aceh pada Materi Kalor dan Perpindahannya. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syahkuala: Banda Aceh.
Sani, R.A. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Seetee, N., R. K. Choll., M. Boonprakob., C. Dahsah. 2016. Exploring Integrated Science Process Skills in Chemistry of High School Students. Veridian EJournal, Silpakorn University. 9(4)247-259. Semiawan, C., A.F Tangyong., S. Belen., Y. Matahelemual., W. Suseloardjo. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Taylor, Kellie., Y. Baek., Y. Ching., J. Trespalacios. 2016. Collaborative Robotics, More Than Just Working in Groups: Effects of Student Collaboration on Learning Motivation, Collaborative Problem Solving, and Science Process Skills in Robotic Activities. Disertation. Educational Technology Boise State University: United States. Tim Penyusun. 2013a. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemdikbud. . 2013b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2013 Mata Pelajaran Peminatan SMA Kimia. Jakarta: Kemdikbud.
69
. 2014. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta: Kemdikbud. Wahyuni, E., N. Fadiawati., N. Kadaritna. 2014. Penggunaan Pendekatan Scientific pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Keterampilan Fleksibilitas. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 3(1): 1-14. Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(2): 102-108. Wijayanti, N.D., D. Rosana., Dan Susilowati. 2012. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Berbasis Hands On Activity Pada Pembelajaran Ipa Tema Pencemaran Air Kelas Viid Smp N 1 Seyegan. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. 1(2). Yamtinah, S., S. Saputro, dan Haryono. 2015. Instrumen Alternatif Untuk Penilaian Ketrampilan Proses Sains (KPS) dan Berfungsi Diagnostik Pada Aspek Pengetahuan. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika. 2(5): 33-40. Yildirim, M.C., C. Muammer., H. Ozmen. 2016. A Meta-Synthesis of Turkish Studies in Science Process Skills. International Journal of Environmental and Science Education. 11(14): 6518-6539. Yunita, R. D., I. Rosilawati., L. Tania. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah Pada Materi Asam Basa dalam Meningkatkan Keterampilan Merencanakan. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(1): 1-15.