Draf Ringkasan Lokasi Nama Lokasi Nama MK Letak
Taman Nasional Ujung Kulon Indra Kristiawan Harwanto Wilayah Ekologi (Ecoregion) (dan kode): Negara: Indonesia Kawasan: Asia Tenggara
Deskripsi
Cantumkan koordinat Google Earth dan lampiran peta , menunjukkan letak dalam konteks negara 102°02’32” – 105°37’37” BT dan 6°30’43” – 6°52’17” LS Geologi Taman Nasional Ujung Kulon yang meliputi Pegunungan Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan termasuk sistem pegunungan tersier muda yang menutupi strata pra-tersier dari dangkalan sunda pada zaman tersier. Selama masa Plistosen deretan pegunungan Honje diperkirakan telah membentuk ujung selatan dari deretan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, yang kemudian terpisah setelah terlipatnya kubah Selat Sunda. Bagian tengah dan timur Semenanjung Ujung Kulon terdiri dari formasi batu kapur miosen yang tertutupi oleh endapan aluvial di bagian utara dan endapan pasir di bagian selatan. Di bagian baratnya yang merupakan deretan Gunung Payung terbentuk dari endapan batuan miosen. Di bagian timurnya yang merupakan deretan pegunungan Honje, batu-batuanya lebih tua tertutup oleh endapan vulkanis dan tufa laut di bagian tengah dan tertutup oleh batuan kapur dan liat (marl) di bagian timur. Pulau Panaitan mempunyai lipatan dan formasi batuan yang sama dengan yang terlihat di Gunung Payung, dan di bagian barat terutama barat laut ditemukan bahan-bahan vulkanis termasuk breksia, tufa dan kuarsit yang terbentuk pada zaman holosen. Tanah di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon khususnya Semenanjung Ujung Kulon telah mengalami modifikasi lokal yang ekstensif seiring dengan terjadinya endapan gunung berapi selama letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 (Hommel, 1987). Bahan induk tanah di Taman Nasional Ujung Kulon berasal dari batuan vulkanik seperti batuan lava merah, marl, tuff, batuan pasir dan konglomerat. Jenis tanah yang paling luas penyebarannya di sebagian Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan sebagian Pulau Peucang adalah jenis tanah kompleks grumusol, regosol dan mediteran dengan fisiografi bukit lipatan. Di daerah Gunung Honje terdapat pula tipe tanah regosol abu-abu berpasir di daerah pantai, tanah podsolik kekuningan dan coklat, tanah mediteran, grumusol, regosol dan latosol. Tanah-tanah tersebut umumnya mempunyai tingkat kesuburan rendah dan miskin hara Topografi Topografi Taman Nasional Ujung Kulon bagian timur didominasi oleh deretan pegunungan honje dengan puncak tertinggi 620 meter diatas permukaan laut. Di sebelah baratnya dihubungkan oleh dataran rendah tanah genting yang merupakan bagian dari Semenanjung Ujung Kulon dan merupakan daratan utama Taman Nasional Ujung Kulon. Semenanjung ini mempunyai topografi datar di sepanjang pantai utara dan timur, bergunung dan berbukit-bukit di di sekitar Gunung Telanca, dan pantai bagian barat daya dan selatan di sekitar Gunung Payung dengan puncak tertingginya 480 m diatas permukaan laut. Dataran rendahnya merupakan rawa-rawa yang ditumbuhi bakau dan pantainya terdiri dari formasi dataran pasir dan batu karang. Pulau Panaitan sebagian besar topografinya datar sampai berbukit dan bergunung dengan puncak tertinggi Gunung Raksa 320 m diatas
permukaan laut. Pantainya datar berpasir dengan beberapa berbatu karang yang indah. Sistem Drainase Perairan Sungai : Pada daerah berbukit di bagian barat banyak sungai kecil dengan arus yang umumnya deras dan tidak pernah kering sepanjang tahun, yang berasal dari Gunung Payung. Di bagian timur Semenanjung Ujung Kulon tidak memiliki pola aliran sungai yang baik, dan umumnya mengalir kearah utara, timur dan selatan dari daratan Telanca dengan muara-muara yang berendapan/gugusan pasir, sehingga membentuk rawa-rawa musiman. Di Gunung Honje membentuk dua aliran sungai yaitu ke arah barat (Teluk Selamat Datang) dan ke arah timur/ selatan (Samudera Hindia). Pada umumnya merupakan sungai-sungai kecil dan potensial sebagai sumber air untuk keperluan penduduk. Sedangkan di Pulau Panaitan umumnya mempunyai pola aliran sungai yang baik yang mengalir ke arah pantai dengan sungai-sungai kecil dan sungai besar. Ukuran Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai luas 120.551 Ha, terdiri dari kawasan perairan 44.337 Ha dan kawasan daratan seluas 76.214 Ha. Jelaskan iklim yang ada di lokasi, bersama data suhu dan curah hujan bulanan. Mempunyai iklim tropik laut, dan menurut Schmidt & Ferguson (1951) termasuk klasifikasi tipe iklim B dengan nilai Q = 20,4. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3249 mm dengan temperatur 25-30 °C dan kelembapan 80-90 % serta intensitas radiasi surya 0,621-0,669 cl/cm2/ml.. Musim hujan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April bersamaan dengan terjadinya musim angin barat laut. Curah hujan tiap bulan rata-rata mencapai lebih dari 200 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember mencapai lebih dari 400 mm. Musim kemarau/ kering (Mei-September). Angin bertiup dari arah barat laut (Oktober-April) dengan kecepatan besar dan sekali-kali sering terjadi badai yang menyebabkan pohon tumbang dan menyulitkan perjalanan kapal karena ombak besar. Sedangkan angin dari arah timur (Mei-September) membuat perairan Semenanjung Ujung Kulon menjadi terang dan kurang berombak.
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
2
Sediakan peta lokasi terperinci, termasuk komunitas berbatasan, rute akses jalan dan udara, hotel, sekolah dan infrastruktur lain.
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
3
Faktor sosialekonomi
Buatlah daftar sumber daya hidup dan tidak hidup yang sekarang diekstraksi dari lokasi Anda, bubuhkan pengukur nilai produk ini dalam mata uang setempat (per item, kilo, berkas, dsb.). Tunjukkan berapa lazimnya penghasilan seorang pekerja yang dibayar per jam atau per hari. No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Sumber Daya Yang Diambil 2 Kayu Mlinjo Madu Bambu Pandan Kopi Cengkeh Aren
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Volume ratarata / tahun 3 50 21.000 500 1.000 100 15.000 10.000 200
Satuan
Rata-rata Nilai per Satuan
4 M³ Kg Botol Potong Ikat Kg Kg Kg
5 700.000 13.000 35.000 5.000 5.000 18.000 30.000 8.000
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
Jumlah (Rp) 6 35.000.000,273.000.000,17.500.000,5.000,500.000,270.000.000,300.000.000,1.600.000,-
Penghasilan Buruh/ hari 7 Penghasilan buruh per hari kerja antara Rp. 20.000,- s/d Rp. 30.000,- atau bisa diganti dengan hasil panen.
4
Keanekaragama n hayati
Siapkan sebuah ulasan tentang keanekaragaman hayati kawasan, termasuk jenis ekosistem dan sebuah estimasi kekayaan spesies untuk sebanyak mungkin kelompok (rujuk data dari lokasi yang sama kalau perlu). Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan sisa letusan Gunung Krakatau, selanjutnya mengalami suksesi dengan cepat sehingga menghasilkan vegetasi dan hidupan liar yang beranekaragam, TNUK memiliki tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem pesisir pantai dan ekosistem daratan/ teresterial. Ekosistem perairan laut terdiri dari habitat terumbu karang dan padang lamun dengan luas yang ekstensif pada sebagian besar perairan Semenanjung Ujung Kulon Pulau Handeuleum, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Ekosistem pesisir pantai terdiri dari hutan pantai dan hutan mangrove di bagian timur laut Semenanjung Ujung Kulon dan sekitarnya, Ekosistem daratan umumnya berupa hutan tropika asli yang terdapat di Gunung Honje, Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan. Buatlah daftar semua riset mutakhir tentang keanekaragaman hayati lokasi (sediakan rujukan lengkap bagi semua karya selama dasawarsa terakhir). No. 1 1 2
Judul Penelitian Pelaksana 2 3 Pendugaan Populasi Banteng (Bos javanicus d’Alton) di Daerah ISMANTO Cidaon, Cibunar, Citerjun, dan Citadahan Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat Kegiatan Monitoring Terumbu Karang ADHI RACHMAT HARIYADI
3 4 5
Survay Populasi Owa Jawa (Hylobates Moloch) di TNUK Studi Populasi dan Perilaku Owa Jawa (Hylobates moloch) di TNUK Survay Species Primata di Taman Nasional Ujung Kulon
6
Konservasi Anggrek Alam di Indonesia dan Optimalisasi MUJAHIDIN SP. dkk Pendayagunaan Potensinya Studi Keragaman Genetika dan Perdugaan Derajat Perkawinan melalui HAMZAH Keturunan Saudara Seibu berdasarkan Analisa Isozim serta Pengujian Grovenansi jenis Bakau (Rhizophora mucronata lank) Teknik Budidaya Rotan Keramat (Calamus occidentalis) Drs. YANA SUMARNA Survei Keanekaragaman Hayati di Kawasan Karang Ranjang, Taman Lestiyanto, Teguh dkk. Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten.
7 8 9 10
11
Asal Pelaksana 4 Mahasiswa Fak. Kehutanan (KSDH)-IPB
Lokasi 5 SKW II P. Handeuleum
Tahun 6 1998
Marine Biologist WWF Ujung Kulon Pusat Studi Primata IPB Fak. Kehutanan – IPB University of Washinton-Pus. Studi Primata IPB Tim Peneliti UPT Balai Peng.Kebun Raya Bogor S3 – Program Pasca Sarjana IPB
SKW II P. Handeuleum TNUK TNUK TNUK
1999
TNUK
2001
TNUK
2001
TNUK TNUK
2001 2001
AGUS SUHATMAN, S.SI, dkk
PUSLITBANG Kehutanan – Bogor Himpunan Mahasiswa Biologi Rafflesia, Universitas Islam As Syafi’iyah Tim Eksplorasi, Invent. dan Koleksi Anggrek Alam
TNUK
2002
Kajian Habitat, Populasi, & Perilaku Owa Jawa Dan Surili di Gunung DRS. SOFIAN ISKANDAR dkk Honje TNUK
Pus. Kons.Tumb-Kebun Raya Bogor, LIPI Tim Peneliti PUSLITBANG Hutan dan Konservasi Alam
TNUK
2002
Inventarisasi dan Eksplorasi Anggrek di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
ENTANG ISKANDAR,dkk SUTRISNO LAUREN JORELLE
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
2000 2000 2000
5
1 12
2 Studi Populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarest, 1822) Melalui Kamera Penjebak Infra Merah di Taman Nasional Ujung Kulon
3 ACHMAD YAHYA
13
Kajian Status Keberadaan Tumbuhan Obat Langka di Pulau Jawa dan Upaya Perbanyakannya dalam Rangka Reintroduksi
14
Penelitian dan Eksplorasi Flora di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
15
Monitoring Terumbu Karang Taman Nasional Ujung Kulon
16
Infeksi Endoparasit pada satwa liar
DR. Drh. RISA TIURIA, dkk
17
Kajian Potensi Tumbuhan Obat (Kegunaan tumbuhan obat dan pengembangannya di Taman Nasional Ujung Kulon
TIM KAJIAN Kerjasama TNUK-Fak. Kehutanan (KSDH)-IPB
18
Monitoring Penyuntikan Langkap (Arenga obtusifolia) di Cimahi Resort Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon Studi Pendugaan Persaingan Pakan Antara Badak Jawa (Rhinoceros Sri Mulyati sondaicus) dengan Banteng (Bos javanicus) di Resort Cidaun-Cibunar, Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat Karakteristik Penggunaan Sumberdaya Air oleh DWI BASUKI SETYO N. Badak Jawa dan Banteng di Daerah Citadahan dan Cikeusik Studi Analisis Kesenjangan Zonasi Pengelolaan TNUK dengan Indikasi ROSALINA NAPITUPULU Penyebaran Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) Analisa Habitat Owa Jawa (Hylobates moloch) ASEP WAHYU SUHERMAN
19 20 21 22
TITIEN NGATINEM P, M.Si, dkk -
4 Proyek Kerjasama Dirjen PHKABTNUK dan Yayasan WWF Indonesia
5 TNUK
6 2002
TIM PENELITI KEBUN RAYA BOGOR dan TNUK
TNUK
2003
Tim Penelitian LIPI
TNUK
2003
TIM KERJA Kerjasama Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan WWF Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan-IPB
TNUK
2003
TNUK
2004
TNUK-IPB
TNUK
2003
TNUK
2005
Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan, Fak. Kehutanan IPB
TNUK
1998
Mahasiswa Fak. Kehutanan IPB Mahasiswa Pasca Sarjana Geografi-UI Mahasiswa Fak. Kehutanan – IPB
TNUK
2000
TNUK
2000
TNUK
2000
Yayasan Mitra Rhino, Bogor
TNUK
2001
TNUK
2001
YMR
23
Studi Persaingan Ekologi antara Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) SECTIONOV, S.HUT DKK dan Banteng (Bos javanicus)
24
Mengidentifikasi Kebutuhan Hidup Badak Jawa di Taman Nasional IDA AYU A. M, RODEO J,Sistem Informasi Univ. Bina Ujung Kulon JOSEPHINE Nusantara .
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
6
1 25
2 3 Kajian Populasi dan Daya dukung habitat Rusa & Biawak Kajian Pola DR. IR. ABDULLAH SYARIEF partisipatif TNUK M, MS, Dkk
26
Perlindungan Ekosistem Lamun (Seagrass) yang ada di Propinsi Banten dan sekitarnya
DRS. WAWAN K. dan DR. H. SUMITRO
27
Penggunaan Ruang Habitat oleh Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desm. 1822) di Taman Nasional Ujung Kulon
E.K.S. HARINI MUNTASIB
28
Current Distribution of Javan Gibbon (Hylobates moloch) And Its DEDY SUPRIADI, M.Si, dkk Conservations Priorities
29
Penelitian Populasi dan Habitat Owa Jawa (Hilobates moloch)
EDI PURWANTO
30
Kajian Habitat, Populasi dan Perilaku Burung Anis (Zoothera Spp)
31
5 TNUK
6 2001
TNUK
2001
Program Pasca Sarjana-IPB
TNUK
2002
Yayasan Bina Sains Hayati Indonesia (YABSHI)
TNUK
2002
Mahasiswa
TNUK
2003
DR. IR. ABDULLAH, dkk
Tim Peneliti PUSLITBANG Hutan dan Kons. Alam –DEPHUT
TNUK
2002
Kajian Habitat, Populasi dan Perilaku Owa jawa (Hylobates moloch) dan Surili (Presbytis comata) di Gunung Honje TNUK
DRS. SOFIAN ISKANDAR, dkk
PUSLITBANG kehutanan-Bogor
TNUK
2002
32
Teknik Pengelolaan Padang Penggembalaan Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon
SECTIONOV, S. Hut dkk
Yayasan Mitra Rhino
TNUK
2003
33
Kajian Status Keberadaan Obat Langka di Pulau Jawa dan IR. R. SYAMSUL H, dkk Perbanyakannya dalam rangka Reintroduksi
Pusat Kons.Tumbuhan Kebun Raya Bogor,LIPI
TNUK
2003
34
Wilayah Aktual Habitat Badak Jawa di TNUK
Fak. MIPA Universitas Indonesia
TNUK
2003
35
Penelitian Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pesisir ANIAH SARPIAH Kabupaten Pandegelang Pelestarian, Penelitian dan Pengembangan Flora Indonesia “Upaya IR. R.SYAMSUL HIDAYAT, Domestikasi Alstonia scholaris L.R.Br. sebagai tumbuhan obat langka dkk bahan baku jamu”
Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI
TNUK
2004
TNUK
2004
36
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
MUHAMMAD IRSAN dan EKO BUDHI P
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
4 PUSLITBANG Kehutanan – Bogor
Puslit Oseanografi – LIPI
7
1 37
2 3 Teknik Implementasi Pengelolaan Habitat untuk Menekan Invansi SECTIONOV, S.HUT, dkk Langkap (Arenga obtusifolia)
4 Yayasan MitraRhino-Bogor
5 TNUK
6 2004
38
Teknik Implementasi Pengelolaan Habitat untuk Menekan Invansi Langkap (Arenga obtusifolia) (TAHAP II)
Yayasan MitraRhino-Bogor
TNUK
2004
39
Implementasi dan Monitoring Habitat Badak Jawa dengan menekan invasi langkap Modes of Speciation in Indonesia terrestrial Arthropods DR. Masahiro Ohara
Yayasan Mitra Rhino
TNUK
2005
LIPI
TNUK
2005
Sistem data base manajemen Balai Taman Nasional Ujung Kulon Mahasiswa Sistem pakar untuk mengindentifikasi jenis - jenis satwa yang Mahasiswa ada di Taman Nasional Ujung Kulon Spesies Richess and Distribution of Indonesian gingers Axel Dalberg poulsen
Univ. Budi Luhur Jakarta Univ. Budi Luhur Jakarta
TNUK TNUK
2005 2005
TNUK
2005
-
Pusat Konservasi Tumbuhan - Kebun Raya Bogor LIPI Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
TNUK TNUK
2005 2005
-
YMR
TNUK
2005
-
CII - GGP Pusat Penelitian Mangrove Bali Yapari ABA Bandung
TNUK TNUK TNUK
2005 2005 2005
-
Fak. Biologi Univ. Nasional Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor
TNUK TNUK
2005 2005
-
Fak. Geografi UGM
TNUK
2005
-
Yapari ABA Bandung
TNUK
2005
TNUK
2007
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Revisi jenis parasitoid eulo phine Kegiatan revisi jenis Parasitoid Eulophinae (Hymengtera : Eulophidae) di Taman Nasional Ujung Kulon Implementasi dan monitoring Habitat Badak Jawa dengan menekan invasi langkap Survey Habitat Owa Jawa Survey potensi flora fauna mangrove Usaha pemerintah dalam memperkenalkan pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon sebagai objek wisata yang berpotensi di propinsi Banten Bidang Primata dan mikologi Kesesuaian habitat di kawasan konservasi Taman Nasional Ujung Kulon untuk babi kutil (Sus verrucosus) Inventarisasi dan pemetaan ekosistem pesisir selatan pulau Jawa Cigendang Waterfalls as one of the natural attraction in pandeglang regency Survey Biodiversitas dalam rangka pengembangan Genetic Resources Bank Indonesia
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
RUSDIANTO, dkk.
Ir. M. SyamsulA. Zein, M.Si
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
Puslit Biologi
8
1 55
2 Analisis Tipologi Habitat Preferensial Badak Jawa di TNUK
3 U. Mamat Rahmat,S.Hut
4 IPB
6 2007
IPB
5 SKW III Sumur TNUK
56
Kegiatan Reintroduksi / Studi Lapang Species Terancam Kepunahan di TNUK
Dodo, S.P
57
Survey Keragaman dan Ketersediaan Tumbuhan Pakan serta Kondisi Habitat Mamalia dilindungi di Taman Nasional Ujung Kulon
Dr. Wartika Rosa Farida
Puslit Biologi LIPI
TNUK
2007
58
Keanekaragaman Jenis Burung dan Karakteristik Sumber Air Habitat Badak Jawa di TNUK
Anizah Rahmawati dan Kholid Arayid
IPB
TNUK
2007
59
Keanekaragaman Lamun, mangrove, Terumbu Karang dan Burung
Dept.Biologi FMIPA UI
UI
P.Peuca ng dan P.Hande uleum
2007
2007
Siapkan sebuah daftar tipe vegetasi, termasuk tipe utama lahan hutan, padang rumput dan komunitas serupa, dan lahan budi daya, tunjukkan apakah ada yang mermerlukan tindakan konservsasi tertentu. No. 1 1.
Tipe Ekosistem 2 Ekosistem Perairan Laut
Tipe Vegetasi / Jenis Sumberdaya Alam Hayati 3
Tindakan Konservasi 4 -
1.
Tipe Vegetasi Rumput Laut Sargassum Gracilaria sp Enteromorpha sp Gelidium crinale Gelidium rigidum 2. Tipe Vegetasi Karang Acropora Hard corals Soft corals 3. Padang Lamun
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
9
1 2.
2 Ekosistem Pesisir Pantai
3 A.
B.
3.
Ekosistem Daratan/terestrial
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
4 -
Tipe Vegetasi Hutan Pantai 1. Nypa fruticans (Nypah) 2. Calophyllum grandiflorum (Nyamplungan) 3. Calophyllum inophyllum Linn (Nyamplung) 4. Calophyllum soulattri (Nyamplungan) 5. Calophyllum teysmanni (Nyamplungan) 6. Terminalia catappa (Ketapang) 7. Hibiscus tiliaceus Linn (Waru Laut) 8. Baringtonia astatica (Butun) 9. Albizia retusa (Kihiang laut) Tipe Vegetasi Hutan Mangrove 1. Lumnitzera racemosa (Padi-padi) 2. Avicena Spp (Api-api) 3. Rhizophora spp (Bakau-bakau) 4. Soneratia alba (Bogem) 5. Bruguiera Spp (Pedada) 6. Nypa fructicans 7. Acrostichum aureum (Pakis Rawa)
A.
Tipe Vegetasi Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah Ditandai dengan banyaknya jenis Palma B. Tipe Vegetasi Hutan Rawa Air Tawar 1. Thypa angustifolia (Thypa) 2. Cyperus Spp (Teki) 3. Cyperus pilosus (walingi) 4. Ardisia humilis (Lampeni) C. Tipe Vegetasi Padang Rumput a. Padang rumput Cidaon b. Padang rumput Cigeuenteur c. Padang rumput Cibunar
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
1. Perlu dilakukan upaya konservasi untuk mengatasi invasi tumbuhan Langkap (Arenga obstifolia). 2. Perlu dilakukan pembinaan habitat terhadap padang rumput / padang pengembalaan.
10
Siapkan sebuah daftar flora endemik. Sedapat mungkin cantumkan nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya, dan tunjukkan mana yang terancam atau dalam bahaya (menurut kategori IUCN). No. 1
Famili 2
1.
Apocynaceae
2.
Arececeae
3.
Asclepiadaceae
4. 5.
Asteraceae Burseraceae
6. 7. 8. 9 10.
Caesalpiniaceae Celastraceae Centianaceae Connaraceae Clusiaceae
11. 12. 13.
Cyperaceae Dipterocarpaceae Euphorbiaceae
14. 15. 16. 17.
Hippocrateaceae Icacenaceae Lauraceae Malphigiaceae
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Nama Latin 3 Micrechites micrantha Pleuconotis eugenifolia Rhynchodia verrucosa Calamus rhomboideus Calamus tunggal Pothos oxiphyllus Korthalsia junghuniana Korthalsia laciniosa Licuala gracilis Genianthus ellipticus Tylophora laevis Launaea sarmentosa Canarium asperum Canarium littorale Saraea thaipingensis Microtropis elliptica Cotylanthera tenuis Connarus semidecancrus Calophyllum soulatri Calophyllum teysmanii Garcinia rostrata Scirpodendron ghaeri Vatica bantamensis Botryophora geniculata Cledion spiciflorum Drypetes ovalis Ptycopyxis javanica Trigonostemon maogregorii Trigonostemon ovatifolius Loeseneriella pauciflora Notapodytes montana Beilschmidia roxburghiana Asidopteris tomentosa
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
Nama Daerah 4
Daftar IUCN 5
-
Endagered
Rotan tunggal Kenari Kenari Lameutang pasir Nyanyamplungan Nyanyamplungan Kimenyan Harashas Palahlar/Kokoleceran Kitulang papancaran Kibeusi gunung Areuy Kijahe Areuy jajamian
Endagered
11
1 18. 19. 20.
Melastomaceae Meliaceae Myrtaceae
2
21. 22.
Papilionaceae Poaceae
23. 24. 25. 26. 27.
Pandanaceae Polypodiaceae Proteaceae Rhamnaceae Rubiaceae
28.
Sapindaceae
29. 30.
Simarubaceae Sterculiaceae
31.
Zingiberaceae
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
3 Memecylon excelsum Vavaea bantamensis Endocomia macrocarpa Knema globularia Desmodium laxum Digitaria heterantha Ischaemum fieldingianum Pandanus bidur Bolbitis appendiculata Heliciopsis lanceolata Smythea lanceolata Adina trichotoma Hypobathrum microcarpum Ixora umbellata Lasianthus reticulatus Randia spinosa Saprosma arboreum Scyphiphora hydrophyllacea Nephelium juglandifolium Ailanthus integrifolia Heritiera percoriaceae Pterygota horsfieldii Hornstedtia minor
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
4
5
Hareuyheuy Areuy jajaatan Bidur Bangkong Kirengas Kipuak Bangka pedis Kibonteng Pohon Tua kelapa Pining
12
Siapkan sebuah daftar mamalia dan unggas endemik yang terdapat dalam kawasan. Sedapat mungkin, cantumkan nama-nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya. Juga tunjukkan mana yang terancam atau dalam bahaya (menurut kategori the International Union for Conservation of Nature [IUCN]) No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Daerah 2 Badak Jawa Banteng Rusa Kijang Kancil Macan Tutul Macan Dahan Kucing Bakau Kucing Hutan Anjing Hutan Bintarung Sigung Landak Bajing Terbang Jeralang Bajing Tanah Trenggiling Surili Owa Jawa Kukang Lumba-lumba
Famili 3 Rhinocerotidae Bovidae Cervidae Cervidae Tragulidae Felidae Felidae Felidae Felidae Canidae Viverridae Mustelidae Hysticidae Sciuridae Sciuridae Sciuridae Manidae Cercopithecidae Hylobatidae Loritidae Dolphinidae
Nama Latin 4 Rhinoceros sondaicus Bos javanicus Cervus timorensis Muntiacus Muncak Tragulus javanicus Panthera pardus Neofelis nebulosa Felis viverrina Felis bengalensis Cuon alpinus Arctitis binturong Mydaus brachyura Hystrix javanica Petaurista elegans Ratufa bicolor Lariscus insignis Manis javanicus Presbytiscomata Hylobates moloch Nycticebus coucang Dolphinidae sp
Daftar IUCN 5 Critical Endagered
Endagered Endagered
Endagered
Siapkan sebuah daftar spesies pendatang. Sedapat mungkin cantumkan nama Indonesia, daerah dan ilmiahnya, dan tunjukkan apakah spesies menyebabkan masalah dan sejauh mana - (Tidak ada) Siapkan informasi tentang spesies lain yang istimewa (boleh jadi unik secara taksonomi, bernilai bagi pengobatan dan khasiat lain), spesies panji-panji potensial, dsb. No. 1 1. 2.
Nama Latin 2 Vatica bantamensis Diospyros macrophylla
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Nama Daerah 3 Kokoleceran
Keterangan 4 Flora Identitas Banten dan dilindungi
Kicalung
Tumbuhan dilindungi
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
13
Kepemilikan lahan dan aspekaspek legislatif lain
Siapkan sebuah daftar instrumen-instrumen legal yang berkaitan dengan lokasi Anda, beri angka berdasarkan keefektivannya pada saat sekarang. No.
Jenis Instrumen
Pihak Yang Mengeluarkan
Tingkat
3 UNESCO, dasar penunjukan karena ada bebrapa kriteria yang dipenuhi oleh TNUK yaitu kriteria : iii. Memiliki fenomena alam yang sangat istimewa, dengan keindahan dan nilai estetika yang luar biasa. iv. Memiliki habitat alami yang sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati secara in-situ, termasuk adanya species yang terancam kepunahannya yang bernilai tinggi bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan konservasi
4 Internasional
Tingkat Efektivitas 5 3
Menteri Kehutanan
Nasional
5
Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nasional
5
Negara
Nasional
5
Negara
Nasional
5
1 1.
2 Natural World Heritage Site No. SC/ECO/5827.2.409 tanggal 01 Pebruari 1992
2.
SK Penunjukan Taman Nasional Ujung Kulon No. 284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 SK Penetapan sebagian Kawasan TNUK seluas 44.337 Ha sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan No. 758/Kpts-II/1999 tanggal 23 September 1999 Undang-undang No.5 Tahun 1990 tanggal 10 Agustus 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Undang-undang No.41 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999, tentang Kehutanan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang No.9 tahun 1989 tentang Penunjukan/ Penetapan Kawasan/ Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Pandeglang Nota Kesepahaman Pengelolaan Sumber Daya Alam antara Balai Taman Nasional Ujung Kulon dengan Masyarakat Sekitar Kawasan TNUK Desa Ujungjaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Pemerintah Daerah
Daerah / Lokal
1
Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa Ujungjaya, Tokoh Masyarakat Banten Selatan, Camat Sumur, Kapolsek Sumur, Danramil Cimanggu-Sumur, Kepala SPTN III Sumur dan Kepala Balai TNUK
Daerah / Lokal
3
8.
Nota Kesepahaman Pengelolaan Sumber Daya Alam antara Balai taman Nasional Ujung Kulon dengan Masyarakat Sekitar Kawasan TNUK Desa Tamanjaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa Tamanjaya, Tokoh Masyarakat Banten Selatan, Camat Sumur, Kapolsek Sumur, Danramil Cimanggu-Sumur, Kepala SPTN III Sumur dan Kepala Balai TNUK
Daerah / Lokal
3
9.
Nota Kesepahaman Pengelolaan Sumber Daya Alam antara Balai taman Nasional Ujung Kulon dengan Masyarakat Sekitar Kawasan TNUK Desa Cigorondong Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa Cigorondong, Tokoh Masyarakat Banten Selatan, Camat Sumur, Kapolsek Sumur, Danramil Cimanggu-Sumur, Kepala SPTN III Sumur dan Kepala Balai TNUK
Daerah / Lokal
3
3. 4. 5. 6.
7.
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
14
1 10.
11. 12. 13. 14.
2 Nota Kesepahaman Pengelolaan Sumber Daya Alam antara Balai taman Nasional Ujung Kulon dengan Masyarakat Sekitar Kawasan TNUK Desa Tunggaljaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Nota Kesepakatan Konservasi antara Masyarakat Ds. Ujungjaya Kec. Sumur, Kab. Pandeglang dengan Balai TN. Ujung Kulon, Tanggal 30 Oktober 2007 Nota Kesepakatan Konservasi antara Masyarakat Ds. Tamanjaya Kec. Sumur, Kab. Pandeglang dengan Balai TN. Ujung Kulon, Tanggal 30 Oktober 2007 Nota Kesepakatan Konservasi antara Masyarakat Ds. Cigorondong Kec. Sumur, Kab. Pandeglang dengan Balai TN. Ujung Kulon, Tanggal 30 Oktober 2007 Nota Kesepakatan Konservasi antara Masyarakat Ds. Tunggaljaya Kec. Sumur, Kab. Pandeglang dengan Balai TN. Ujung Kulon, Tanggal 30 Oktober 2007
3 Tokoh Masyarakat dan Kepala Desa Tunggaljaya, Tokoh Masyarakat Banten Selatan, Camat Sumur, Kapolsek Sumur, Danramil Cimanggu-Sumur, Kepala SPTN III Sumur dan Kepala Balai TNUK Kades Ujungjaya, Tokoh Masyarakat, Ketua Tim, Camat Sumur, Danramil Sumur-Cimanggu, Kapolsek Sumur, Kepala Resort Legon Pakis dan Kepala Balai TNUK Kades Tamanjaya, Tokoh Masyarakat, Ketua Tim, Camat Sumur, Danramil Sumur-Cimanggu, Kapolsek Sumur, Kepala Resort Tamanjaya dan Kepala Balai TNUK Kades Cigorondong, Tokoh Masyarakat, Ketua Tim, Camat Sumur, Danramil Sumur-Cimanggu, Kapolsek Sumur, Kepala Resort Tamanjaya dan Kepala Balai TNUK Kades Tunggaljaya, Tokoh Masyarakat, Ketua Tim, Camat Sumur, Danramil Sumur-Cimanggu, Kapolsek Sumur, Kepala Resort Katapang dan Kepala Balai TNUK
4 Daerah / Lokal
5 3
Daerah / Lokal
3
Daerah / Lokal
3
Daerah / Lokal
3
Daerah / Lokal
3
Siapkan sebuah daftar tradisi dan praktek budaya apa saja yang dapat relevan bagi konservasi hidupan liar dalam lokasi Anda dan dikenai sanksi sosial, beri angka berdasarkan keefektivannya pada saat sekarang. No. 1 1. 2.
Nilai-nilai Konservasi
Jenis Tradisi 2 Nganjingan / berburu dengan anjing Keramas / memandikan senjata rakitan yang digunakan untuk berburu
Pengaruh Konservasi 3 Pengaruh negatif terhadap kawasan konservasi membolehkan untuk berburu. Pengaruh negatif terhadap kawasan karena membolehkan masyarakat berburu untuk membunuh babi hutan.
Tingkat Efektivitas 5 4 4
Buatlah daftar dan jelaskan nilai-nilai konservasi kunci (dengan kutipan terkait sedapat mungkin). No. 1 1.
Jenis 2 Badak Jawa
2.
Semenanjung Ujung Kulon
3.
Kawasan Gunung Honje
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Nilai Konservasi 3 Badak jawa merupakan mamalia besar langka yang masih bisa bertahan hidup dan berkembangbiak di habitat satu-satunya yang tersisa yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon. Melindungi badak Jawa, berarti melindungi habitatnya, dan daerah penyangga sekitarnya. Sebuah kawasan yang terbentuk dari sisa letusan Gunung Krakatau, kemudian mengalami suksesi sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Daerah ini kaya dengan sumber mata air bagi masyarakat sekitar hutan dan merupakan habitat beberapa spesies seperti Owa Jawa dan primata lainnya, tetapi rawan dengan adanya kebakaran hutan dan perambahan hutan sehingga keberadaannya terancam.
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
Wilayah 4 SPTN Wilayah II SPTN Wilayah II SPTN Wilayah III
15
1 4.
Owa Jawa
2
5.
Langkap
6.
Kawasan Perairan TN. Ujung Kulon
3 Satwa Primata endemik dari Taman Nasional Ujung Kulon, saat ini habitatnya terancam karena aktivitas manusia didalam hutan yang tinggi. Jenis ini sudah menjadi tumbuhan invasif pada habitat Badak Jawa karena penyebarannya yang cepat dan mengeluarkan zat Alelopaty sehingga tumbuhan yang ada dibawahnya tidak dapat hidup Kawasan ini mempunyai keanekaragaman hayati laut yang tinggi meliputi spesies ikan, terumbu karang dan biota laut lainnya.
4 SPTN Wilayah III SPTN Wilayah II SPTN Wilayah I dan II
Buatlah daftar dan jelaskan praktek-praktek sejarah atau budaya yang berkaitan dengan lokasi yang mungkin relevan bagi konservasi hidupan liarnya.
Layanan ekologi
No. 1 1.
Sejarah/ Budaya 2 Patung Ganesha di Gunung Raksa P. Panaitan
2.
Letusan Gunung Krakatau
3.
Sejarah Cibom
Keterangan 3 Keberadaan patung Ganesha di Gunung Raksa P.Panaitan, membuktikan bahwa di Pulau tersebut pernah ada kehidupan manusia yang tinggal di Pulau tersebut, patung Ganesha juga menunjukkan bahwa pernah berlangsung kegiatan keagamaan di P. Panaitan. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya bangunan dan susunan bebatuan yang rapi serta tangga dari batu bersusun. Bukti bahwa masyarakat dahulu sangat menghargai alam untuk tempat hidup dan beragama, karena sampai sekarang hutannya masih bagus. Sejarah letusan G. Krakatau tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan TN. Ujung Kulon, adanya letusan menyebabkan hancurnya ekosistem yang ada berikut isinya, proses suksesi alam menjadikan kawasan hutan Ujung Kulon memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga badak jawa yang masih tersisa ketika letusan terjadi kembali lagi ke kawasan Ujung Kulon. Kawasan Cibom di Semenanjung Ujung Kulon dahulu direncanakan akan dibuat dermaga untuk menunjang perekonomian di Pulau Jawa, tetapi akibat letusan G. Krakatau rencana itu tidak terwujud. Sampai sekarang bangunan peninggalannya berupa Mercusuar, penjara, tempat penampungan air, dermaga dan bangunan masih tersisa. Kondisi geografis yang strategis menji pertimbangan dibangunnya sarana tersebut.
Buatlah daftar dari semua layanan ekologi yang menurut Anda dapat disediakan oleh lokasi Anda No. 1 1.
Lokasi 2 Kawasan Gunung Honje
2.
Semenanjung Ujung Kulon
3.
Padang Pengembalaan Cidaon, Cigenter, dan Cibunar
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Layanan Ekologi 3 Kawasan Gunung Honje merupakan zona penyangga TNUK, kawasan ini dikelilingi oleh 14 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan. Gunung Honje menghasilkan sumber mata air yang bermanfaat bagi masyarakat untuk kegiatan pertanian dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya, selain itu Gunung Honje menjadi habitat beberapa jenis primata dan aves. Gunung Honje menyediakan perlindungan tata air bagi ekosistem dan masyarakat dari bahaya banjir, longsor dan kekeringan. Semenanjung Ujung Kulon merupakan habitat Badak Jawa yang masih tersisa di dunia, badak jawa tidak hanya mampu bertahan hidup di daerah ini tetapi juga dapat berkembangbiak, hal ini dikarenakan di Semenanjung Ujung Kulon masih menyimpan banyak tumbuhan sumber pakan yang dibutuhkan oleh badak jawa selain sumber air dan topogragi yang sangat mendukung. Kemampuan badak jawa berkembangbiak tidak terlepas dari habitatnya yang masih mampu memberikan daya dukung. Selain badak jawa, TNUK memiliki mamalia besar lainnya yaitu Banteng, Banteng dalam beberapa hal dinilai mengalami persaingan dengan Badak Jawa dalam mencari makan untuk kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah optimalisasi lokasi padang pengembalaan di Cigenter, Cidaon dan Cibunar. Banyaknya banteng yang muncul atau mendatangi padang pengembalaan menunjukkan bahwa rumput dan kebutuhan makannya dapat terpenuhi.
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
16
Ancaman
Pengelolaan
1 4.
2 Budidaya Lebah Madu
5.
Sumber Air di Tamanjaya
3 Masyarakat binaan TNUK dalam kelompok budidaya lebah madu, sangat tergantung pada perubahan musim yang sedang dialami. Lebah madu yang dikembangkan disekitar desa TNUK mencari makan di kawasan TNUK untuk mendapatkan sari. Masyarakat Tamanjaya menggunakan sumber air dari hutan yang dialirkan kerumah-rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, memasak, mandi dan lain sebagainya, sumber air ini tidak berhenti apabila musim kemarau tiba, hal ini dikarenakan daerah sekitar sumber air masih relatif terjaga.
Menggunakan klasifikasi IUCN lengkap, buatlah sebuah daftar dari semua ancaman yang menurut Anda paling penting bagi lokasi Anda dan bagi spesies apa saja yang dikenal dalam lokasi itu. Beri peringkat keparahan relatif pada tiap ancaman dengan skala 1-3, yaitu 1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi. 1. Penggunaan Sumberdaya Biologis Nilai 3 2. Campur tangan dan gangguan manusia Nilai 3 Buatlah daftar lembaga atau lembaga-lembaga, departemen, dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam pengelolaan lokasi atau yang mempengaruhi lokasi dan pengelolaannya melalui berbagai cara. No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Daftar Lembaga / Departemen 2
Keterangan 3
TNUK BPKH Wilayah XI Yogyakarta BP DAS Citarum BBKSDA JABAR Perum Perhutani Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II Puslitbang LIPI Bappeda Banten Badan Lingkungan Hidup Daerah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah Badan Ketahanan Pangan Daerah Dinas Pendidikan Dinas Pertanian dan Peternakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Perindustrian Pasar Badan Pertanahan Nasional Kantor Koperasi
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
17
1 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
2 POLRES Pandeglang Lembaga Perkreditan Kecamatan Camat Sumur Camat Cimanggu Fakultas Pertanian UNTIRTA Fakultas Pertanian UNMA WWF Ujung Kulon Riung Jung Kulon Rekonvasi Bhumi UNESCO YABI RARE LATIN KAGUM JARUM Yayasan Sekar Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Bank Jabar Banten Cabang Labuan ASITA Banten TV Banten PT. Cibaliung Sumber Daya (PT.CSD) Resort Pulau Umang PT. Wana Wisata Alam Hayati PLTU Labuan Tanjung Lesung Resort
3
Adakah rencana (atau rencana-rencana) pengelolaan/pengembangan untuk lokasi (pastikan memperoleh salinannya)? Ada, salinan terlampir Optimalisasi padang pengembalaan , Pembuatan demplot untuk Langkap, Pemberdayaan daerah penyangga Pemangku kepentingan lokal manakah yang terlibat dalam pengelolaan lokasi? Bagaimana mereka terlibat No. 1 1.
Pemangku Kepentingan Lokal 2 Dinas Kehutanan dan perkebunan
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Yang Dilakukan 3 Memberi bantuan pada masyarakat bibit MPTS dan tanaman kayu, penyuluhan mengenai peredaran hasil hutan kayu tetapi secara signifikan belum sesuai yang diharapkan TNUK
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
18
Persepsi
1 2.
2 Dinas Pertanian dan Peternakan
3.
Dinas Kelautan dan Perikanan
4. 5.
Badan Pertanahan Nasional WWF Ujung Kulon
6.
Koperasi KAGUM
7.
Sahabat Ujung Kulon
8. 9. 10.
Kecamatan Cimanggu dan Sumur Kepala Desa Kelompok Peduli Satwa
11. 12. 13. 14.
Kelompok Budidaya Lebah Madu Kelompok Budidaya Tanaman Obat Kelompok Budidaya Tanaman Anggrek Kelompok Guide Lokal
15.
Tenaga Pam Swakarsa
16. 17.
Guru Kepolisian Sektor dan Resort
3 Memberikan penyuluhan kepada petani sekitar hutan dan berusaha memberikan alternatif usaha pertanian lainnya, misalnya penanaman palawija atau jagung Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pembagian bibit ikan air tawar, dan dapat memberikan pelatihan budidaya ikan laut atau tawar Memberikan penerangan mengenai status kepemilikan lahan dalam kawasan hutan. Aktif dalam kegiatan konservasi, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, pendidikan lingkungan dan kelembagaan kelompok peduli lingkungan. Terlibat aktif dalam kegiatan ekowisata melalui pelayanan pengunjung, guide, masak, seni dan pembuatan souvenir selain melakukan kegiatan konservasi berupa penanaman Terlibat aktif dalam kegiatan konservasi diantaranya : kegiatan bersih pantai, Kecil Menanam Dewasa Memanen, pembuatan bibit dan kegiatan rehabilitasi lahan lainnya. Melakukan penyuluhan pada masyarakat di tingkat Kecamatan melalui kegiatan Tarwih Keliling Pihak yang berwenang menandatangani surat asal usul kayu yang akan diperjual belikan. Beraktivitas dalam upaya monitoring habitat dan populasi satwa primata khususnya Owa Jawa, kelompok ini berada di Desa Tamanjaya Beraktivitas dalam upaya pengembangan dan budidaya lebah madu alam untuk usaha ekonomi masyarakat. Berupaya mengenalkan tanaman obat yang ada di TNUK dan memanfaatkan untuk usaha ekonomi masyarakat. Berupaya mengidentifikasi dan mengembangbiakan tanaman anggrek yang ada di TNUK untuk usaha ekonomi. Baraktivitas dalam pengelolaan pengunjung yang ada di TNUK dan memberikan informasi konservasi pada setiap pengunjung. Beraktivitas mengamankan kawasan hutan dari kegiatan illegal dalam bentuk usaha preventif dan memberikan informasi ke manajemen. Terlibat dalam kegiatan KMDM dan penyuluhan konservasi serta kemah konservasi bagi siswa. Melaksanakan kegiatan dan membantu kegiatan pengamanan hutan
Deskripsikan lokasi proyek Anda menggunakan semua kriteria dan deskripsi subyektif yang menurut Anda paling sesuai. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan pelestarian alam, Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan melalui SK. Menteri Kehutanan No.284/Kpts-II/1992 tanggal 26 Februari 1992 dengan luas 120.551 Ha yang terdiri dari kawasan perairan seluas 44.337 Ha dan kawasan daratan seluas 76.214 Ha. Secara administratif Taman Nasional Ujung Kulon terletak berbatasan langsung dengan 14 desa di dua Kecamatan yaitu Cimanggu dan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten, secara geografis terletak pada 102°02’32” – 105°37’37” BT dan 6°30’43” – 6°52’17” LS. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah Pulau Jawa dan merupakan habitat terakhir dari Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), TNUK juga memiliki sejarah evolusi dunia, dimana pada jaman pleistosen kawasan ini merupakan perluasan dari bagian selatan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera yang kemudian runtuh membentuk Selat Sunda. Disamping itu merupakan contoh dari suatu proses ekologi, evolusi biologi dan interaksi manusia dengan lingkungan yang berkaitan dengan terjadinya letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Oleh karena itu TNUK juga ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Alam Dunia melalui surat No.SC/ECO/5867.2.409 tanggal 1 Februari 1992.
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
19
Kawasan TNUK memiliki keanekaragaman hayati, keunikan dan kelangkaan, serta dapat memberikan manfaat langsung dan tidak langsung antara lain sebagai sumber plasma nutfah bagi kepentingan budidaya tumbuhan dan satwa, sumber bahan obat-obatan, wahana pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pariwisata alam, perlindungan tata air dan pengaturan iklim. Namun demikian kawasan TNUK pada saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan kependudukan, kepedulian masyarakat, dan kepedulian dinas/sektoral. Permasalahan yang paling menonjol adalah perambahan kawasan hutan berupa pembuatan lahan garapan didalam kawasan hutan dengan cara melakukan penebangan pohon maupun dengan cara dibakar sehingga membahayakan habitat badak jawa. Sosial ekonomi masyarakat sekitar TNUK masih relative miskin dan bermata pencaharian bertani serta sebagai nelayan, ketergantungan terhadap sumberdaya alam hutan TNUK masih tinggi dan tidak diimbangi dengan kesadaran serta partisipasi mereka dalam menjaga kelestarian hutan.
Program Pengembangan Kepemimpinan Pride-Rare
Modul 1, Unit 1: Memulai Perjalanan Anda
20