“KEBIJAKAN DAN PROGRAM REHABILITASI BERKELANJUTAN DI BNNP DIY”
disampaikan pada : SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER dengan tema “Konseling Krisis” Yogyakarta, 27 Agustus 2016 oleh:
Dr. ISWANDARI
Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP DIY
(KOORDINATOR BIDANG REHABILITASI FORUM P4GN DIY)
SERVICE INTEGRITY PROFESIONAL
Bidang Rehabilitasi BNNP DIY menyampaikan Presiden Republik Indonesia:
“Indonesia Darurat Narkoba” Rakornas Gerakan Nasional Penanganan Ancaman Narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045
Kebijakan • Meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi dan pascarehabilitasi di lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat • Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan keterampilan petugas rehabilitasi korban penyalahgunaan dan pecandu narkoba • Memberikan dukungan serta pelayanan rehabilitasi di lembaga rehabilitasi, fasilitas yang digunakan sebagai tempat layanan rehabilitasi, serta lembaga penyelenggara program pascarehabilitasi baik milik instansi pemerintah maupun komponen masyarakat, termasuk milik BNN • Mengembangkan Balai Besar Rehabilitasi BNN sebagai pusat rujukan nasional
Strategi • Bersama kementerian terkait menyusun Grand Design Rehabilitasi Berkelanjutan • Memberikan peningkatan kemampuan kepada lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat • Mendorong lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat untuk menyelenggarakan layanan pascarehabilitasi • Memberikan peningkatan kompetensi dan keterampilan kepada petugas rehabilitasi dan pascarehabilitasi • Menjadikan Balai Besar Rehabilitasi BNN menjadi pusat rujukan nasional
BASIC FRAMEWORK 1
2
Tolak / TIDAK COBA PAKAI
Tidak kambuh
DEMAND (Permintaan) SUPPLY (Pasokan) kurangi peredaran Narkoba illegal
3
Masy Sehat Pecandu Pengedar Narkoba
PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA TAHUN 2008 - 2015 JENIS PN
2008 JUMLAH %
Coba 872,928 26 Pakai Teratur 894,492 27 Pakai Pecandu 1,358,93 40 Non 5 Suntik Pecandu 236,172 7 Suntik 3,362,52 TOTAL 7 HASIL PENELITIA N
2011 JUMLAH
2014 %
1,159,649 27
1,910,295 45 1,134,358 27 70,031 4,274,333
1,99
2,23
1
JUMLAH
%
1,624,02 39 6 1,455,23 37 2 875,248 23 67,722
1
4,022,22 8
2,18
JUMLAH
%
1,599,836
39
1,511,035
37
918,256
22
68,902
2
2017
2019
%
%
%
0,05 %
0,05 %
0,05 %
2,20 + 0,02 %
- 0,02 % / Thn
Naik 0,04 % 0,05 %
0,08 %
2016
4,098,029
- 0,05 % ( 3 Thn)
RPJMN 2015 - 2019 REVIU TARGET RPJMN 2015 2019
2015
0,05 %
(Demand Reduction)
0,04 % 0,03 % 0,02 %
URUTAN PENAJAMAN “PENDEKATAN TREND PREVALENSI” % NO.
PROV 2014
2015
+/-
TOLERANSI TAHAN 0,04 % (2016)
TOLERANSI TAHAN 0,03 % (2017)
1.
DKI
4.74
5.08
+ 0,34
5,12
5,15
2.
SULUT
2.19
2.43
+ 0,24
2,47
2,50
3.
SULSEL
2.08
2,27
+ 0,19
2,30
2,34
4.
SUMUT
3.06
3.23
+ 0,17
3,27
3,30
5.
KALTIM
3.07
3.23
+ 0,17
3,27
3,30
6.
JABAR
2.34
2.42
+ 0,08
2,46
2,49
7.
MALUKU
2.32
2.35
+ 0,03
2,39
2,42
8.
JATIM
2.01
2.02
+ 0,01
2,06
2,09
9.
BALI
2.22
2.01
- 0,21
2,05
2,08
10.
KEPRI
2.94
2.74
- 0,20
2,78
2,81
11.
DIY
2.37
2,27
- 0,10
2,31
2,34
ALUR REHABILITASI BERKELANJUTAN PENERIMAAN AWAL
REHABILITASI
SKRINING PENYALAHGUNA KORBAN PECANDU
A
RENCANA TERAPI
C
- VOLUNTARY - COMPOLSARY
PASCA REHABILITASI
30% Relapse
PULIH PRODUKTIF BERFUNGSI SOSIAL
LAYANAN RAWAT LANJUT
RAWAT INAP 70% Relapse
(6 bln)
LAYANAN LAYANAN PASCAREHAB PASCAREHA BNNP /K B BNNP/ K RUMAH DAMPING
RAWAT JALAN
B
ASESMEN
OUT COME
(3-6 bln)
ASESMEN PRA PROGRAM
REHABILITASI BERKELANJUTAN Serangkaian proses rehabilitasi yang mencakup rehabilitasi medis, sosial dan pascarehabilitasi yang dilakukan secara kontinu dalam satu kesatuan layanan rehabilitasi
Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi Sosial
Pasca Rehabilitasi
• Detoksifikasi • Intervensi Medis dan Psikologis
• Perubahan pola pikir • Perubahan perilaku
• Pendampingan • Produktivitas • Penyatuan kembali • Perawatan Lanjut
PENGERTIAN • Rehabilitasi Berkesinambungan adalah serangkaian proses rehabilitasi yang mencakup rehabilitasi medis, sosial dan pascarehabilitasi yang dilakukan secara kontinu dalam satu kesatuan layanan rehabilitasi.
REHABILITASI • Upaya pemulihan / perbaikan dari keadaan terdahulu supaya menjadi manusia yang bisa hidup normatif, produktif, bermanfaat dan diterima / mendapat tempat di masyarakat.
Yang Dimaksud Pemulihan.. “Recovery from substance dependence is a voluntarily maintained lifestyle characterized by sobriety, personal health, and citizenship.” (Betty Ford US Consensus Panel) Pemulihan: Gaya hidup sehat yang seimbang (fisik – mental – spiritual); produktif; dan berperan secara sosial yang dijalani secara sukarela (pilihan pribadi)
Mekanisme Rehabilitasi
SUKARELA PROSES HUKUM LAPAS
Evaluasi Fisik dan Psikis
• Melaksanakan evaluasi fisik dan psikis selama 2 (dua) minggu dengan komponen kegiatan asesmen lanjutan, pemeriksaan dokter, konseling individu, dan pembahasan kasus.
(2 Minggu)
KOMPONEN LAYANAN REHABILITASI 12 MINGGU (3 BULAN)
Rehabilitasi (8 Minggu)
Persiapan pasca rehabilitasi (2 Minggu)
• Program inti selama 8 (delapan) minggu yang bertujuan membentuk perubahan perilaku pada diri peserta program, baik aspek mental, psikologis/emosional, sosial maupun spiritual.
• Melaksanakan persiapan pasca rehabilitasi selama 2 (dua) minggu. Tahapan ini bertujuan melatih klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar rehabilitasi dan mempraktekkan apa yang telah didapat selama tahapan sebelumnya Sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi baik di SPN/Rindam dan Lapas
PROSES • • • •
penerimaan awal (intake process), rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial pelaksanaan pascarehabilitasi.
INTAKE PROSES • Penerimaan awal – Skrining --> identifikasi penyalahgunaan ,gangguan fisik dan psikis – Asesmen rangkaian pemeriksaan secara menyeluruh • Sukarela • Proses hukum ( TAT)
REHABILITASI • Pelayanan Rehabilitasi merupakan upaya terapi (intervensi) berbasis bukti yang mencakup intervensi singkat, perawatan medis, psikososial, atau kombinasi keduanya baik perawatan inap (jangka pendek dan jangka panjang) maupun rawat jalan.
• Intervensi singkat bidang daya mas • Rawat jalan – Kecanduan ringan sedang – terapi simptomatis, terapi terkait kondisi fisik/psikis dan intervensi psikososial untuk mencapai dan mempertahankan kondisi pemulihannya. – Rawat jalan rumatan dan non rumatan
Rehabilitasi inap • Rawat inap singkat – 2 – 3 bulan – Bagi sukarela dan kasus hukum – Persiapan pencegahan kekambuhan
• Rehabilitasi inap jangka panjang – Paling sedikit 6 bulan – Persiapan program pasca rehab
I. ASESMEN • Asesmen narkotika adalah suatu proses mendapatkan informasi menyeluruh pada individu dengan gangguan penggunaan zat/narkotika, baik pada saat awal masuk program, selama menjalani program dan setelah selesai program.
TUJUAN
Menginisiasi komunikasi dan interaksi terapeutik Mendapat gambaran klien secara lebih menyeluruh dan akurat Meningkatkan kesadaran tentang besar dan dalamnya masalah yang dihadapi oleh klien terkait penggunaan narkotika Menegakkan diagnosis Memberikan umpan balik Memotivasi perubahan perilaku Menyusun rencana terapi
Alur Rehabilitasi Medis Rawat Jalan Penerimaan Pasien Registrasi, didampingi keluarga/pendamping
Pemeriksaan Pasien Dilakukan oleh dokter, menentukan diagnosis dan adiksi
Assessment Dilakukan oleh dokter dan tim
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium, screening jenis zat
Penentuan Program Terapi Terapi substitusi, terapi simptomatik, program wajib lapor
Pasien Menjalani Program Rawat Jalan
23
Alur Rehabilitasi Medis Rawat Inap Penerimaan Pasien Registrasi, didampingi keluarga/pendamping
Pemeriksaan Pasien Dilakukan oleh dokter, menentukan diagnosis dan adiksi
Assessment Dilakukan oleh dokter dan tim
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium, screening jenis zat
Persetujuan Rawat Inap Informed consent, spot check, perjanjian/tata tertib lain
Pasien Menjalani Program Rawat Inap Detoksifikasi, Hospital-based Theurapeutic Community
24
Program Detoksifikasi Detoksifikasi: Membersihkan tubuh dari narkoba yang ada. • Pengawasan pasien dalam kondisi withdrawal dan pemberian obat simptomatis; • Pendampingan pasien oleh konselor 24 jam; • Pemenuhan kebutuhan dasar pasien, mencakup nutrisi, personal hygiene, tidur, dll.; • Pengawasan ketat, mencakup resiko perilaku kekerasan, bunuh diri, amuk, melarikan diri, dll. 25
Program Hospital-based Therapeutic Community Therapeutic Community: Metode perawatan komunitas penyalahguna narkoba yang dilakukan di RS, biasanya terdiri dari morning meeting, encounter group, counseling, time management, dll. • Dilakukan saat pasien tenang atau stabil; • Pemberian obat simptomatis (jika diperlukan); • Pendampingan pasien oleh konselor 24 jam; • Pembuatan jadwal harian (daily schedule); • Pemenuhan ADL (activity daily living) pasien, mencakup nutrisi, personal hygiene, aktivitas, tidur, dll.; • Pengawasan kegiatan.
26
Bentuk Kegiatan Program Hospitalbased Therapeutic Community • • • • • • • • •
Morning meeting Evening meeting Function Narcotics anynomous (NA) Seminar Spiritual Olahraga Kreatifitas Outing 27
Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial KP Napza di Dinas Sosial DIY Dalam Panti
Luar Panti
Rehabsos didalam Panti, Pusat Rehabsos, Rumah Perlindungan, dll
• Di dalam keluarga dan atau komunitas peduli KP Napza.
Bentuk Rehabsos Terapi Individu
Motivasi dan Diagnosis Psikososial, Perawatan dan Pengasuhan, Bimbingan Fisik, Mental/Spiritual, Konseling Psikososial, Pelayanan Aksesibilitas, Vokasional Training & kewirausahaan Resosialisasi & reintegrasi.
Terapi Sosial Penyiapan keluarga melalui: • Reunifikasi Keluarga, Konseling keluarga, Parenting Skills, Mediasi Keluarga, Penguatan Keluarga. Penyiapan masyarakat, melalui: Sosialisasasi & Kampanye sosial , Sensitisiasi Isu KP Napza Community Development
SDM Pelaksana Rehabsos KP Napza Pekerja Sosial Peksos Generalis Peksos Profesional/ (spesialis bidang KP Napza)
Konselor Adiksi •
•
Fokus Peran Pada upaya perubahan perilaku individu KP Napza Dan juga, mengkondisikan/ menyiapkan keluarga dan lingkungan asal. Sebagai perencana, fasilitator, penghubung, advokat, manajer kasus, dan administrator.
Profesional atau seseorang yang memiliki kompetensi sebagai konselor adiksi Bersertifikat.
Fokus Peran Pada upaya perubahan perilaku individu KP Napza. Sebagai enabler & co-dependent Membantu KP Napza memahami adiksi. Membimbing KP Napza untuk mereduksi dan akhirnya berhenti mengkonsumsi Napza.
PASCA REHABILITASI adalah tahapan pembinaan lanjut yang diberikan kepada mantan pecandu dan/atau korban penyalahgunaan narkotika setelah menjalani rehabilitasi medis dan sosial dan merupakan bagian yang terintegrasi dalam rangkaian perawatan ketergantungan narkoba (sustainable rehabilitation program).
TUJUAN PASCAREHABILITASI Membimbing klien untuk memelihara pemulihanya agar tidak terjadi relapse (PULIH) Menyiapkan klien agar mampu menjalankan fungsi sosial sesuai potensi dirinya (BERFUNGSI SOSIAL) Memfasilitasi klien untuk menggali dan mengembangkan kewirausahaan sesuai minat dan bakat guna mencapai kemandirian sosial dan ekonomi (PRODUKTIF) 0
Mempersiapkan dukungan lingkungan dan pihak pihak yang terkait untuk kepulihan klien (LINGKUNGAN KONDUSIF)
MODEL LAYANAN PASCAREHABILITASI Kegiatan pascarehabilitasi yang dikembangkan oleh BNN terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu : 1. Layanan Pascarehabilitasi di Rumah Damping (rawat inap) 2. Layanan Pascarehabilitasi di BNNP / BNNK, BAPAS (rawat jalan) 3. Perawatan Lanjut (pendampingan, penyatuan kembali)
ALUR LAYANAN PASCA REHABILITASI INPUT
REHABILITASI MILIK BNN
REHABILITASI IP / KM
RAWAT JALAN BNNP / K
LAPAS / RUTAN
PROSES ( 6 BULAN )
A S E S M E N P R A P R O G R A M
OUTPUT
OUTCOME
LAYANAN PASCA REHAB DI BNNP/K PERAWATAN LANJUT OLEH BNNP/K LAYANAN PASCA REHAB DI RUMAH DAMPING
LAYANAN PASCAREHAB DI BAPAS
TELAH SELESAI IKUTI PROGRAM
PULIH SEHAT PRODUKTIF
JENIS LAYANAN PASCAREHABILITASI
• Layanan dasar :
1. Komunikasi, Informasi dan edukasi 2. Layanan pencegahan kekambuhan 3. Layanan pengembangan diri 4. Fasilitasi layanan pendidikan dan vokasional 5. Layanan manajemen kasus 6. Support Group
Layanan pendukung 1.
Layanan Keagamaan 2. Layanan pola hidup sehat 3. Kelompok Bantu Diri 4. Family Support Group
RUMAH DAMPING Tempat layanan pascarehab yg menyediakan fasilitas rawat inap bagi pecandu dan/atau korban penyalahgunaan narkotika yang telah selesai menjalani program rehabilitasi medis dan sosial, guna mempersiapkan klien kembali ke lingkungan keluarga/ masyarakat dan berfungsi sosial
LAYANAN PASCA DI RUMAH DAMPING RUMAH DAMPING
R E H A B I L I T A S I
1 MINGGU
4-5 MINGGU
ORIENTASI / PENGENALAN LINGKUNGAN
PELATIHAN VOKASIONAL / UNIT PRODUKTIFITAS
RAWAT LANJUT 2 MINGGU
4 BULAN
6 X PERTEMUAN
• ASSESMENT PRA PROGRAM • PENCEGAHAN KEKAMBUHAN • PENGUATAN DIRI • SUPPORT GRUP • KELOMPOK BANTU DIRI • FAMILY PROGRAM
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
MEUBELER/ FURNITURE KERAJINAN TANGAN BUDIDAYA LELE BUDIDAYA LEBAH HUTAN TEHNIK PENDINGIN PIJAT REFLEKSI PANGKAS RAMBUT BAKSO MALANG PERKEBUNAN KONSERVASI ALAM ENTREPENEURSHIP OUTBOND DUKUNGAN SOSIAL DLL
PERSIAPAN PRE RELEASE • KONSELING KELUARGA • PERSIAPAN RUJUKAN / RAWAT LANJUT • EVALUASI PROGRAM
PERAWATAN LANJUT OLEH : BNNP / K
UNDA NGAN (2X)
HOME VISIT (4X)
PENILAIAN AKHIR (OUTCOME)
GAGAL
50 HARI
Relapse
Pulih
LAYANAN PASCA REHAB DI BNNP Merupakan pelayanan aktif bagi pecandu, penyalah guna dan/atau korban penyalahgunaan narkotika yang sudah selesai menjalani layanan rehabilitasi rawat jalan atau rawat inap pada Balai / Loka rehabilitasi IP dan/ atau KM
Klien mengikuti layanan dengan mendatangi suatu tempat secara periodik sesuai jadwal yg telah ditentukan sesuai kesepakatan Sistem pelayanan melibatkan instansi / Lembaga terkait sebagai Jaringa kerja Program dilaksanakan selama 2 bulan dengan target 7 kali pertemuan
PASCAREHABILITASI BAPAS Merupakan layanan yg wajib dijalani oleh klien pemasyarakatan (warga binaan) sebagai tindak lanjut telah selesainya layanan rehabilitasi di Lapas / Rutan secara penuh Layanan dilaksanakan secara periodik dengan jadwal yg telah ditentukan sesuai kesepakatan Klien tidak menginap di Bapas sehingga layanan pascarehab di Bapas disesuaikan dengan tempat tinggal klien dan dapat datang kapan saja sampai program terminasi
Alur layanan Pascarehab di Bapas LAPAS TELAH SELESAI REHABILITASI SECAR PENUH
PENERIMAAN AWAL
PASCAREHAB DI BAPAS
REGISTRASI DI BAPAS
KELOMPOK PEMULIHAN
ASESMEN PRA LAYANAN
SEMINAR PRODUKTIVITAS
RENCANA LAYANAN DAN RAWATAN
DINAMIKA KELOMPOK KONSELING INDIVIDU KONSELING KELUARGA PSIKOEDUKASI BIMBINGAN ROHANI
PELATIHAN VOKASIONAL
6 Bulan
RAWAT LANJUT Adalah layanan yang diberikan bagi klien selama proses pemulihan agar mampu mempertahankan kepulihan, mandiri dan mampu kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat sehingga dapat berfungsi sosial dan produktif Merupakan tahapan akhir dari program rehabilitasi berkelanjutan bagi pecandu dan/ atau korban penyalahguanaan narkotika yang telah melaksanakan layanan pascarehab di BNNP dan rumah damping Rawat lanjut dilaksanakan oleh BNNP dengan jenis layanan : a. Pendampingan b. Penyatuan kembali c. Layanan rujukan d. Layanan Hot line
PENDAMPINGAN • Kegiatan Professional yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis untuk mendampingi penyalah guna narkoba dalam mencapai perubahan hidup ke arah yang lebih baik. • Kegiatan Pendampingan : a. Home visit b. Layanan Hot line c. Rujukan
PENYATUAN KEMBALI • Kegiatan dalam rangka memfasilitasi klien yang telah selesai menjalani rangkaian program rehabilitasi dan layanan pascarehabilitasi untuk kembali kepada keluarga dan masyarakat. • Kegiatan Penyatuan Kembali : a. Penyatuan Kembali ke Keluarga (Family Support Group, Parenting Skills) b. Penyatuan Kembali ke Masyarakat (kegiatan dan aktifitas sosial, pertemuan dg kelompok masyarakat, pertemuan ilmiah dll)
TEMPAT REHABILITASI DI BNN
Rehabilitation Centre in Sumatera Utara
Rehabilitation Centre in Baddoka, Makassar
Rehabilitation Centre in Samarinda
Cap : 300
Cap: 250
Cap: 75 Rehabilitation Centre in Batam Capacity : 200
Rehabilitation Centre in Lampung Cap: 75
Rehabilitation Centre in Lido, Bogor, Cap : 750
TERIMA KASIH
"Ketergantungan narkoba, disebabkan gangguan pada otak yang menimbulkan perubahan perilaku, pikiran & perasaan.
www.drugabuse.gov
Tree Of Addictions
KOMPONEN OTAK YANG PALING DI RUSAK NARKOBA 1. Daya Analisis 2. Daya Sintesa 3. Daya Analogi 4. Logika Berfikir 5. Daya Nalar 6. Spatial 2 & 3 Dimensi 7. Daya Antisipasi 8. Daya Memori
McClean’s Brain Model Neocortex
Reason Control for better life MAMMAL Emotion Limbic Instinct System REPTILE Drive for life
Brain Stem Maintaining life
Loss of control
McClean’s Brain
Neocortex
Reason
Control for better life MAMMAL
Limbic System Drive for life
Brain Stem Maintaining life
Emotion Instinct REPTILE
Total loss of control
McClean’s Brain
Neocortex
Reason Control for better life MAMMAL Limbic System Drive for life
Brain Stem Maintaining life
Emotion Instinct REPTILE
Rancangan Kegiatan Pencegahan berbasis Sekolah, Keluarga dan Tempat Kerja Dr. ISWANDARI Kepala Bidang Rehabilitasi BNNP DIY (Peserta Indonesia Short Course Addiction Medicine /Narcotica Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung)
Prinsip Utama Pencegahan Penyalahgunaan Meningkatkan faktor protektif
Meminimalisasi faktor risiko
Faktor Individu • Risiko – Sikap menentang – Penggunaan narkoba lebih awal – Dorongan kuat – Teman memakai – Mencari sensasi
• Pelindung – Memiliki ketrampilan – Keyakinan atas nilai / moralitas – Kapasitas humor – Memiliki kegemaran atau hobbi
Faktor Keluarga • Risiko – Manajemen keluarga yang buruk – Konflik keluarga – Orang tua menggunakan narkoba – Perlakuan yang buruk/tidak konsisten dari orang tua – Pola komunikasi negatif
• Pelindung – Kedekatan – Kesempatan dan “reward” atas keterlibatan sosial – Dukungan keluarga – Harapan/cita-cita org tua atas anak yang positif dan realistis
Faktor Masyarakat • Risiko – Hubungan lingkungan yang renggang – Ketidakteraturan masyarakat – Norma dan hukum yang pro narkoba – Ketersediaan narkoba – Kurangnya layanan dukungan
• Pelindung – Kedekatan dengan masyarakat – Memiliki jejaring dengan masyarakat – Rasa saling peduli di masyarakat – Kesempatan keterlibatan di masyarakat
Faktor Sekolah dan Teman Sebaya • Risiko – Kegagalan akademis – Komitmen yang rendah thd sekolah – Intimidasi (bullying) – Teman sebaya yang menyimpang – Teman menggunakan narkoba – Penolakan dari teman sebaya
• Pelindung – Kedekatan – Kesempatan dan “reward” atas keterlibatan sosial – Harapan guru yang realistis – Tanggung jawab dan kesediaan membantu sesuai yg diharapkan – Norma sekolah yang menentang kekerasan
Keterlibatan Keluarga • Keterlibatan keluarga di US tidak dianggap sebagai suatu model, melainkan sesuatu intervensi yang dapat meningkatkan luaran (outcome) • Banyak program menawarkan layanan keluarga
Layanan bagi keluarga • Edukasi keluarga • Kelompok dukungan keluarga • Konseling keluarga
Keluarga dengan anggota keluarga mengalami GPZ • • • • •
Perilaku yang tidak konsisten Aturan yang rigid atau tidak ada aturan jelas Distress emosional Peran yang rigid atau justru tanpa peran Menggunakan obat-obatan diluar saran dokter dalam merespons stress
Keluarga dapat menjadi jalan buntu • Diluar klien kita, sesungguhnya keluarga klien bisa jadi membutuhkan terapi bagi diri mereka sendiri sebelum dapat menjadi faktor pendukung • Sikap keluarga yang tidak kondusif seringkali justru menjadi penghambat pemulihan
Pendekatan Keluarga • Behavioral couples therapy (BCT) • Multisystemic therapy (MST) (adolescents) • Multidimensional family therapy (MDFT) (adolescents) • Brief strategic family therapy (BSFT) (adolescents)
Therapeutic Community (TC) • Model residensial, jangka panjang (sampai setahun) • Metode berbasis Komunitas: – Semua orang dalam program rehab (masyarakat) secara keseluruhan merupakan agen terapi dengan cara: • Pengorganisasian Sosial • Staf dan klien • Aktivitas harian