Dr. EVELINE P.N, Sp.A, IBCLC SATGAS ASI PP IDAI
Latar belakang Ibu seringkali berhenti menyusui atau mulai memberikan tambahan sebelum 6 bulan, ketika mereka kembali bekerja setelah melahirkan.
Banyak wanita harus kembali bekerja dalam beberapa minggu
Ini adalah masalah yang harus kita hadapi dalam kehidupan kita.
Kita perlu memahami apa yang dibutuhkan untuk melindungi dan mendukung wanita bekerja
Strategi Global Pemberian Makan Bayi danAnakAnak WHO / UNICEF 2002 (paragraf 10,28,34.1) Ibu harus dapat meneruskan menyusui dan mengasuh anak-anak mereka setelah mereka kembali bekerja. • Cuti melahirkan • Fasilitas penitipan anak dan • Istirahat menyusui yang dibayar harus tersedia untuk semua wanita yang bekerja di luar rumah [termasuk bagi mereka] yang bekerja paruh waktu, pekerjaan domestik dan intermittent
Organisasi Buruh Internasional (ILO) Konvensi Perlindungan Persalinan C183, tahun 2000 • 14 minggu cuti melahirkan • Cuti dibayar (minimal 2/3 dari gaji), dan manfaat kesehatan baik yang dibayar oleh jaminan sosial atau asuransi kesehatan/sosial • Satu atau lebih istirahat menyusui selama jam kerja • Perlindungan kesehatan bagi pekerja hamil dan menyusui • Perlindungan pekerjaan terhadap PHK jika hamil atau menyusui • Tidak melakukan diskriminasi untuk mempekerjakan wanita usia subur • Termasuk bekerja di sektor non-formal
Organisasi Buruh Internasional (ILO) Rekomendasi R191, tahun 2000
• Istirahat menyusui dapat dikombinasikan pada awal atau akhir jam kerja • Bila memungkinkan, membangun fasilitas untuk menyusui dengan kebersihan yang memadai pada atau dekat tempat kerja
Strategi global dan konvensi ILO Pemberi kerja: • harus memastikan bahwa hak melahirkan dengan tetap mendapat gaji utk semua wanita bekerja terpenuhi termasuk: • istirahat menyusui atau • pengaturan tempat kerja lainnya (misalnya fasilitas untuk memerah dan menyimpan ASI untuk nantinya diberikan oleh pengasuh) untuk memfasilitasi pemberian ASI setelah cuti melahirkan selesai.
Serikat pekerja: memiliki peran langsung dalam proses negosiasi hak melahirkan yang memadai dan jaminan kerja untuk wanita usia reproduksi (ayat 45).
Manfaat ASI bagi Pemberi Kerja Cohen di al Am J Promosi Kesehatan 1995
Tingkat absensi ibu karena bayi sakit di 2 perusahaan di AS - 25% jika ASI - 75% jika pakan buatan •
Mengurangi absensi mengarah ke penghematan biaya
•
Memberikan dukungan kepada karyawati yang menyusui merupakan biaya manfaat
•
Mengurangi turnover/pergantian dan pelatihan untuk karyawan baru
BAGAIMANA DI INDONESIA ?
• Pasal 83 UU no 13/ 2003 tentang Ketenaga kerjaan – Pekerja/ buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja
UU no 36/ 2009 tentang Kesehatan • Pasal 128 1. Setiap bayi berhak mendapat ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. 2. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus 3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum
• Pasal 129 1. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif 2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
• Pasal 200 Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
• Pasal 201 1. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200.
(2). Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa : a. Pencabutan izin usaha; dan /atau b. Pencabutan status badan hukum
PP no 33 tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif • Pasal 30 1) Pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program ASI Eksklusif. 2) Ketentuan mengenai dukungan program ASI Eksklusif di Tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan antara pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha.
3. Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus meyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri
Data ASI eksklusif • Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Slamet Riyadi Yuwono : – Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2010: 33,6 % bayi umur 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. – Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 : 15,3 % bayi umur kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif.
• Pada 2010-2011, Ikatan Dokter Anak Indonesia melakukan survei nasional Insiden ASI eksklusif
Status gizi dan status perkembangan
Faktor yang terkait dengan praktik pemberian makan bayi di Indonesia
Insidens ASI pada bayi 0- 6 bulan
Insidens ASI eksklusif pada bayi 0- 6 bulan
Source: Diary- yesterday activity Base: All Listing N = 3118
Kesadaran ‘ASI Eksklusif’ pada masyarakat Sebagian besar masyarakat telah mendengar adanya terminologi ASI eksklusif
Source: K13. Have you ever heard about ASI exclusive? Base: All Main + Booster N = 1365
Penelitian Ray Basrowi
Program Pendidikan Magister Kedokteran Kerja, Departemen Kedokteran Komunitas, FKUI
• Dari 192 kuesioner (77 pegawai kantor/ PNS, 115 pekerja pabrik) dari Juli sampai Oktober 2012: ASI eksklusif 32,3%
• Alasan tersering untuk memberikan PASI/ MPASI: – ASI tidak keluar (15,1%) – Cemas harus kembali bekerja (7,3%) – Tidak nyaman (sering meninggalkan pekerjaan) 6,8%
• Lokasi memerah ASI: – Toilet/ kamar mandi : 50% – Pojok laktasi : 19% – Di ruang kerja, gudang, mobil dll : 31%
• Fasilitas ruang laktasi: – 75% instansi pemerintah yg menjadi lokasi penelitian tidak menyediakan fasilitas ruang laktasi
BAGAIMANA CARA IBU BEKERJA AGAR BERHASIL MEMBERIKAN ASI PADA BAYINYA?
Untuk keberhasilan ASI Eksklusif diusulkan adanya 7 KONTAK ASI – 7 Pertemuan ASI
KONTAK
K2
K3
IMD
1hr
1
2
3
4
7hr
39hr
5
6
imunisasi 7
23
SARAN UNTUK IBU YANG BEKERJA JAUH DARI RUMAH
• Berikan ASI sebanyak mungkin. Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak keuntungan yg didapat. • Apakah tempat kerja dekat dari rumah? Jika ya, mungkin ibu bisa pulang memberinya minum saat istirahat, atau meminta seseorang untuk membawanya ke tempat kerja untuk menyusui.
• Apakah bisa membawa bayi ke tempat kerja? • Apakah ada penitipan bayi di dekat tempat kerja?
• Jika tempat kerja anda jauh dari rumah : – Menyusui secara eksklusif dan sering selama cuti – – – –
melahirkan Belajar untuk memerah ASI anda segera setelah bayi Anda lahir (6 jam setelah melahirkan) Hindari memulai cara lain untuk memberi minum bayi sebelum anda benar-benar perlu Lanjutkan untuk menyusui di malam hari, di pagi hari, dan kapan pun saat anda berada di rumah. Perah ASI sebelum pergi bekerja, dan berikan kepada pengasuh untuk diberikan kepada bayi:
• Susuilah bayi setelah anda memerah. • Ketika Anda di tempat kerja perah ASI 2-3 kali setiap hari kerja (sekitar per 3 jam) • Mengembangkan jaringan pendukung di tempat kerja • Mengembangkan jaringan pendukung di rumah
Belajar memerah ASI dengan tangan • Sangat bermanfaat mengetahui bagaimana memerah ASI dengan tangan untuk: – – – –
Kenyamanan payudara Membantu bayi menyusu Menjaga pasokan ASI Mempertahankan ASI jika bayi belum dapat menyusu, saat ibu dan bayi terpisah, atau jika ASI dibutuhkan untuk bayi lain. – Pasteurisasi ASI untuk bayi, sebagai pilihan bagi ibu yang positif HIV
Memerah ASI dengan tangan Bagaimana cara untuk membantu supaya ASI mengalir ? – Duduk senyaman mungkin, santai dan memikirkan bayi anda; – Hangatkan payudara anda; – Pijat atau usap payudara anda, dan putar puting anda diantara jari-jari – Punggung anda dipijat oleh orang lain.
Rasakan ke bagian belakang puting anda untuk menemukan tempat dimana payudara teraba berbeda. • Letakkan jari jempol pada satu sisi payudara dan 2-3 jari di sisi berlawanan.
Tekanlah payudara dibagian atas saluran. • Cobalah menekan ibu jari dan jari-jari anda ke bagian belakang kearah dada, dan kemudian tekanlah ibu jari dan jari-jari terhadap satu sama lainnya, mendorong ASI kearah puting. • Lepaskan dan ulangi penekanan ini sampai ASI mulai keluar.
Mengapa memberi minum dengan cangkir di anjurkan? • Nyaman bagi bayi • Memungkinkan bayi untuk menggunakan lidahnya dan belajar merasa • Akan merangsang pencernaan bayi. • Mendorong bayi melakukan koordinasi pernapasan / mengisap / menelan. • Bayi butuh didekap erat dan memungkinkan adanya kontak mata • Memungkinkan bayi untuk mengontrol jumlah dan kecepatan minum • Cangkir lebih mudah untuk dibersihkan dari botol dan dot • Sebagai metode transisi dalam perjalanan ke proses menyusui bukan sebagai 'Kegagalan' menyusui.
Menyimpan ASI Perah • Pilihlah wadah yang sesuai yang terbuat dari gelas atau plastik polypropylene yang dapat disimpan tertutup. Bersihkan dengan cara dicuci dengan air sabun panas, dan bilas dengan air panas yang bersih. • Jika menyimpan di dalam beberapa wadah, tiap wadah harus diberi label dengan tanggal. Gunakan ASI yang lama terlebih dahulu. • Bayi sebaiknya mengkonsumsi ASI perah secepatnya setelah diperah.
• ASI beku yang dicairkan perlahan dalam lemari pendingin digunakan dalam 24 jam.
• ASIP juga dapat dicairkan dengan dihangatkan dalam wadah berisi air hangat dan digunakan dalam 1 jam. • Tidak boleh memasak ASI atau dipanaskan dalam microwave karena akan merusak kandungannya dan membakar mulut bayi.
Penyimpanan ASI ASI segar / Susu segar • Pada suhu 25-37oC selama 4 jam, Pada suhu 15-25oC selama 8 jam
• Dibawah 15oC selama 24 jam • ASI sebaiknya tidak disimpan diatas 37o C. • Di lemari pendingin (2-40C): sampai 8 hari. • Tempatkan wadah ASI dalam daerah yang terdingin di lemari pendingin atau freezer. Banyak lemari pendingin tidak terjaga temperaturnya secara konstan. Sehingga ibu lebih memilih menggunakan ASI dalam 3-5 hari atau membekukan ASI bila tidak akan digunakan dalam freezer.
ASI Beku • Dalam freezer didalam lemari pendingin: 2 minggu • Dalam freezer terpisah dari lemari pendingin: 3 bulan • Dalam freezer dalam terpisah : 6 bulan • Dicairkan dalam lemari pendingin : 24 jam (tidak boleh di di bekukan ulang), atau ditempatkan dalam wadah yang berisi air hangat untuk di cairkan cepat.
Panduan penyimpanan ASI Suhu kamar Cooler dgn 3 kantong es beku
Lemari pendingin
Freezer
Deep Freezer
ASI perah segar
4 jam (19220 C)
24 jam (150C)
5 – 7 hari (00C)
3 – 4 bulan (-40C)
6-12 bulan (-190C)
ASI yg telah dicairkan (dari ASI beku)
Tidak disimpan
Tidak disimpan
24 jam
Tidak boleh dibekukan ASI yg dicairkan
Tidak boleh dibekukan ASI yg telah dicairkan
Kesimpulan • Untuk membantu ibu bekerja dapat menyusui secara eksklusif diperlukan dukungan dari banyak pihak: 1. Pemerintah melalui UU/ PP /Perda dll 2. Institusi/ tempat kerja sebagai penyedia sarana prasarana dan peraturan perusahaan 3. Tenaga medis dengan edukasi, bimbingan 4. Masyarakat (media, teman kerja, keluarga)
Terima kasih