PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Yuliani 1, Zulkifli Bokiu2, Usman3
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi data panel dengan Perputaran Modal Kerja sebagai variabel independen dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel dependen. Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE). didasarkan pada hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi data panel yang memberikan koefisien regresi yang positif untuk variabel perputaran modal kerja yakni sebesar 2,679. Adapun besar pengaruh dari perputaran modal terhadap return on equity (ROE) perusahaan juga sangat besar. Ini terlihat dari nilai koefisien determinasi untuk model regresi yang mencapai 80,07%. Sedangkan sisanya sebesar 19,93% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja, Return On Equity (ROE)
1
Yuliani, Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Zulkifli Bokiu, SE., Ak, M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Usman, S.Pd, SE., M.Si. Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisni, Universitas Negeri Gorontalo.
1
Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran operasi dan untuk kepentingan-kepentingan lain yang sifatnya
jangka pendek karena modal kerja ini akan selalu berputar selama
perusahaan tersebut dalam keadaan usaha dan modal kerja dapat dipakai untuk mempertahankan kinerja perusahaan. Keown (2001:4). perputaran modal kerja dimulai sejak kas di investasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai
dengan
kembali
lagi
menjadi
kas.
Semakin
pendek
periode
perubahannya berarti makin cepat perputarannya dan sebaliknya. (Riyanto, 1999: 62). Modal kerja akan beputar pada suatu sistem operasi perusahaan, yaitu bahwa perusahaan memiliki alat likuid berupa kas dan surat berharga. Dengan alat likuit tersebut perusahaan akan melakukan pembelian barang dagang yang kemudian dijual kembali baik secara tunai maupun kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang dagang yang kelak akan ditagih untuk kembali menjadi alat likuid tersebut. Pembayaran piutang inilah yang akan menimbulkan perputaran modal kerja (Operating Cycle). Dengan demikian, modal kerja yang terpenting adalah membuat perencanaan dengan menghitung perputaran ini. (Arief Sugiono,2009 : 15). Modal kerja yang ada pada setiap perusahaan atau badan usaha yang berorientasi pada laba selalu mempunyai tujuan akhir yaitu pencapaian laba yang sebesar-besarnya dan menekan pengeluaran yang sedemikian mungkin. Keuntungan atau laba merupakan sarana yang penting, untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, makin tinggi laba yang diharapkan maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembang serta tangguh menghadapi persaingan. Perusahaan dituntut untuk seefisien mungkin dalam arti bahwa dalam pengorbanan tertentu yang diberikan maka akan dicapai hasil yang sebesar mungkin. maksudnya pengorbanan atau input adalah modal usaha sedangkan outputnya laba usaha (Nurhafni, 2009: 3). Dari hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keutungan yang semakin meningkat, dimana salah satu tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mencapai hasil penjualan yang tinggi dengan tingkat keuntungan yang semakin meningkat dan biasanya disebut laba. Menurut (Soemarso, 2004: 245) laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
2
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Pengertian laba menurut (Baridwan, 2004: 29) adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari beban usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-elemen modal kerja. Dari semua modal kerja dihitung perputarannya, semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Tentunya setiap perusahaan mengharapkan keuntungan, maka dari itu mereka mengelola modalnya dengan baik untuk memperoleh laba yang sebesarbesarnya. Dengan begitu perusahaanya akan menjadi maju dan berkembang (Iqfa, 2012: 3). Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu disebut profitabilitas. profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan, Profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanaman modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan baik apabila perusahaan tersebut bisa beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja secara efisien dan memperolah laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang (Nurhafni, 2009: 4). Profitabilitas tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Karenanya profitabilitas dalam konteks analisis rasio, mengukur pendapatan menurut laporan rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas ini, kemudian dapat dibandingkan dengan rasio yang sama pada perusahaan tahun lalu atau rasio rata-rata industri. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja
3
perusahaan secara perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang digunakan dalam menganalisis keuangan suatu perusahaan adalah return on equity (ROE) rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani Sugiono (2009: 81). Sehingga
peneliti tertarik menggunakan salah satu analisis rasio yaitu rasio
perputaran modal kerja dan return on equity (ROE) untuk melihat keefektifan modal kerja
dan mengukur tingkat pengembalian modal
saham pada
perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia Perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 20 Perusahaan yang sudah go public. Peneliti hanya melakukan penelitian di 10 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia. Karena sebagian laporan keuangan dari 20 perusahaan tersebut tidak dicantumkan di dalam data laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Dipilihnya perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian ini merupakan salah satu perusahaan yang memegang peran penting dalam kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya minat kebutuhan konsumen, semakin besar pula persaingan dalam dunia usaha ini yang dapat mengakibatkan perubahan laba dan penurunan kinerja pada periodeperiode berikutnya. Berikut ini adalah data perkembangan perputaran modal kerja pada perusahaan makanan dan minuman tahun 2006-2011 pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Perkembangan Perputaran Modal Kerja Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2006-2011 No
1. 2
Nama Perusahaan
PT. Aksha Wira Internasional Tbk
Perputaran Modal (Kali)
RataRata
2006 2007
2 008
2009
2010
2011
4,5
3,21
2,15
1,42
1,82
1,95
2,51
2,45
1,4
1,07
0,69
1,3
1,43
P.T Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,69
3
PT Cahaya Kalbar Tbk
1,69
2,83
9,05
3,21
1,32
2,56
3,44
4
PT Delta Djakarta Tbk
1,09
1,05
1,25
2,35
1,07
2,65
1,58
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 22,57
2,38
3,23
2,51
1,69
1,5
2,31
5
4
6
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
7
PT Mayora Indah Tbk
8
PT Siantar Top Tbk
9
PT Sekar Laut Tbk
10
4,45
3
PT Ultrajaya Milk Industry Tbk 2
2,8
2,6
3,04
3,14
3,52
3,26
1,21 2,16
3,09
4,47
4,45
3,52
3,15
3,89
2,8
3,65
3,33
3,38
3 ,56
3,44
2,8
2,78
3,54
3,15
3,18
3,17
3,10
2,62
2,07
2,28
1,89
2,09
2,07
2,17
Sumber : Olahan, 2014. Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2006-2011, Perputaran modal kerja pada 10 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami tingkat perputaran modal kerja yang tidak konsisten dan mengalami fluktuasi. Tahun 2006-2011 terdapat 2 perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan tingkat perputaran modal kerja yang relative cepat yaitu
PT.
Cahaya Kalbar, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk sebesar 3,44 kali, 6 Perusahaan lainnya mengasilkan tingkat perputaran modal kerja yang relative sedang yaitu PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar 3,25 kali, PT. Mayora Indah, Tbk sebesar 3,15 kali , PT. Sekar Laut , Tbk sebesar 3,10 kali, PT. Akshara Wira Internasional, Tbk sebesar 2,51 Kali, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 2,31 kali dan PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk sebesar 2,17 kali, sedangkan 2 perusahaan lainnya menghasilkan tingkat perputaran modal kerja yang relative lambat yaitu PT. Delta Djakarta, Tbk sebesar 1,58 dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk sebesar 1,43 kali. Hal ini sebanding dengan fenomena yang terjadi pada Return On Equity (ROE) perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. ROE pada perusahaan makanan dan minuman mengalami tingkat kenaikan maupun tingkat penurunan yang tidak konsiten dan berfluktuasi. Berikut ini adalah data perkembangan return on equity (ROE) pada perusahaan makanan dan minuman tahun 2006-2011 pada tabel 2 sebagai berikut:
5
Tabel 2. Perkembangan Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2006-2011 No
Nama Perusahaan
Return On Equity (ROE) (%)
Rata-
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Rata
1.
PT Aksha Wira Internasional Tbk 59,44
230,8
29,3
23,93
31,70
20,65
65,96
2
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,14
4,50
7,34
5,49
13,07
8,18
6,45
16,42
9,58
23,77
13,37
24,16
26,48
18,09
17,6
15,46
15,41
3
PT Cahaya Kalbar Tbk
7,87
11,27
11,29
4
PT Delta Djakarta Tbk
10,02
10,32
16,11 121,44
5
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 13,13
13,63 1 12,17
20,44
6
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
37,08
42,64
64,59
323,60 94,00
95,68
109,60
7
PT Mayora Indah Tbk
9,65
13,09
15,76
23,57
24,49
20,46
17,84
8
PT Siantar Top Tbk
4,21
4,35
1,33
10,16
9,48
8,71
6,37
9
PT Sekar Laut Tbk
5,12
5,96
4,24
11,29
4,09
4,86
5,93
1,81
3,65
5,75
3,19
8,26
9,51
8,70
10
PT Ultrajaya Milk Industry Tbk Sumber : Olahan, 2014
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2006-2011, Return On Equity (ROE) pada 10 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami tingkat kenaikan maupun penurunan Return On Equity (ROE) yang tidak konsisten dan mengalami fluktuasi. Tahun 2006-2011 terdapat 2 perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan nilai return on equity (ROE) yang sangat tinggi yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, sebesar 323,60%. Dan PT. Akshara Wira Internasional, Tbk sebesar 59,44%, 6 Perusahaan lainnya mengasilkan nilai return on equity (ROE) yang relative sedang yaitu PT Ultrajaya Milk Industry ,Tbk sebesar 25,75%, PT Delta Djakarta,Tbk sebesar 24,48%, PT, Mayora Indah,Tbk sebesar 24,49%, PT Cahaya Kalbar,Tbk sebesar 23,77%, PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk sebesar 20,44 %, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk 13,06%, sedangkan 2 perusahaan lainnya menghasilkan nilai ROE dengan relatif rendah yaitu perusahaan PT Siantar Top,Tbk sebesar 10,16 dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk sebesar 8,18%.
6
Penelitian yang dilakukan oleh (Nurhafni, 2009) mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan makanan dan minuman di bursa efek indonesia. hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity (ROE). Besar perputaran modal kerja mempunyai pengaruh lebih besar di suatu perusahaan, semakin pendek periode perputaran modal kerja
maka semakin cepat tingkat perputaranya kembali
menjadi kas. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Perusahaan sektor Industri Konsumsi Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011. Adapun beberapa pertimbangan peneliti sehingga memilih lokasi tersebut : 1. Data yang diperoleh memadai 2. Lokasi penelitian memberikan keterangan yang lengkap tentang objek penelitian yang diteliti. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut umar (2003: 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel (X) mempengaruhi variabel lain (Y)”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data data yang diukur dalam suatu skala secara numerik Kuncoro, (2003: 124). dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Perputaran Modal Kerja/ X sedangkan variabel Dependen (terikat) adalah Return On Equity (ROE)/ Y. Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh laporan keuangan yang ada pada perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 20, sedangkan sampel yang digunakan oleh peneliti hanyalah 10 laporan keuangan yang ada pada perusahaan manufaktur sektor industri konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena sebagian laporan keuangan dari 20 perusahaan tersebut tidak dicantumkan di dalam data laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
7
Jenis dan sumber Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2011. Data ini merupakan data sekunder data sekunder merupakan sumebr data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. Sangadji & Sopiah (2010: 172). Data tersebut diperoleh dari (Bursa Efek Indonesia, idx.co.id). Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, melalui jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah meliputi (1) Uji Normalitas, (2)Analisis Regresi Data Panel, (3) Model Regresi, (4)Hipotesis Statistik, (5) Interpretasi Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear adalah data variabel dependen (terikat harus berasal dari populasi yang berdistribus normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Pengujian Normalitas No
Series
Jarque-Bera
Probability
1
ROE_ADES
3.075
0.215
2
ROE_AISA
0.074
0.964
3R
ROE_CEKA
1.038
0.595
4
ROE_DLTA
0.649
0.723
5RO ROE_INDF
0.621
0.733
8
6
ROE_MLBI
2.676
0.262
7
ROE_MYOR
0.564
0.754
8
ROE_SKLT
2.564
0.277
9
ROE_STTP
0.619
0.734
10
ROE_ULTJ
1.876
0.392
Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel ROE pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0,05 sehingga Ho diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ROE untuk seluruh perusahaan makanan dan minuman yang diamati telah berdistribusi normal. Setelah persyaratan normalitas data dipenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis regresi antara variabel-variabel bebas dalam model terhadap ROE perusahaan.Karena data yang dianalisis berupa datapooled (gabungan antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun) maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil analisis regresi data panel adalah sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Dependent Variable: ROE? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: Date 05/19/14 Time: 00:26 Sample: 2006 2011 I Included observations: 6 Crosss-sections included: 10 Total Total Tpool (balanced) observations: 60 Linea Linear estimation after one-step weighting matrix Whit White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction) Variable C PMODAL? Fi Fxed Effects (Cross) _ADES—C _AISA—C _CEKA—C _DLTA—C _INDF—C _MLBI—C _MYOR—C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
19.69880 2.679581
2.232004 0.880144
8.825614 3.044480
0.0000 0.0037
39.54325 -17.08620 -15.55883 -5.835278 -10.49257 81.16856 -10.30282
9
_SKLT—C _STTP—C _ULTJ—C
-22.97650 -21.64111 -16.81850 Effects Specification
Cro
Cross - section fixed (dummy variables) Weighted Statistics
R- uared Adjusted R-squared S.E. S. E regression F- statistic Prob Prob (F-statistic)
Berdasarkan
hasil
0.800741 Mean dependent var 0.760076 S.D. dependent var 43.40224 Sum squared resid 19.69108 Durbin-Watson stat 0.000000
analisis
diatas
maka
97.00038 88.60841 92303.96 1.967312
model
regresi
untuk
permasalahan yang dianalisis adalah sebagai berikut : ܴܱ = ܧ19,698 + 2,679(ܲ݁)݈ܽ݀ܯ ݊ܽݎܽݐݑݎ Interpretasi dari hasil analisis regresi diatas adalah sebagai berikut : -
Jika pengaruh dari perputaran modal diabaikan maka rata-rata nilai ROE perusahaan makanan dan minuman yang diamati selama tahun 20062011adalah sebesar 19,698%
-
Tingkat perputaran modal berpengaruh positif terhadap nilai ROE perusahaan
makanan
dan
minuman.
Setiap
peningkatan
rasio
perputaran modal sebesar satu kali maka nilai ROE akan bertambah sebesar 2,679%. Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit). Dari hasil analisis sebelumnya didapat nilai F-hitung sebesar 19,691 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi yang diperoleh ini masih lebih kecil dari nilai alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data. Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai dengan data yang dimiliki, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui
10
signfikansi pengaruh dari perputaran modal terhadap nilai ROE perusahaan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji t. Jika nilai mutlak t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel tingkat perputaran modal adalah sebesar 3,044 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0037.Jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95%dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai ROE perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang diamati selama tahun 2006-2011. Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara tingkat perputaran modal terhadap ROE dari perusahaan makanan dan minuman yang diamati selama tahun 2006-2011 adalah sebesar 0,8007. Nilai ini berarti bahwa sebesar 80,07% perubahan nilai ROE perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang diamati selama tahun 2006-2011 dipengaruhi oleh tingkat perputaran modal yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 19,93% dipengaruhi oleh variabel lain. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari tingkat perputaran modal terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan makanan dan minuman yang diamati, PT. Cahaya Kalbar, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk merupakan perusahaan yang memiliki tingkat rata-rata perputaran modal yang cepat yakni mencapai 3,44 kali berputar.
11
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep kuantitatif dimana konsep ini merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, yang terdiri dari komponen-komponen modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan. dari semua komponen-komponen modal kerja dihitung perputarannya dan dibagi dengan 360 hari/1 tahun, kedua perusahaan tersebut memiliki komponen-komponen modal kerja yang efisien dan semakin produktif dalam menghasilkan laba terutama pada tingkat perputaran kas, yang dihasilkan dari hasil penjualan yang tinggi sehinnga akan meningkatkan laba perusahaan. (Indriyo dan Basri, 2002: 38-39). Hal ini sebanding dengan Return On Equity (ROE) pada perusahaan makanan dan minuman dimana, PT. Akasha Wira International, Tbk dengan ratarata nilai ROE selama 6 tahun sebesar 65,96% dan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk dengan rata-rata ROE mencapai 109,6%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis rasio return on equity (ROE) yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertetentu yang dilihat dari laba bersih setelah pajak dan jumlah modal sendiri. Halim Hanafi (2003: 85). nilai ROE yang didapatkan oleh perusahaan tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut dapat mampu menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu sehingga perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan. Mahmud dan Abdul Halim (2009: 83). Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi data panel yang memberikan koefisien regresi yang positif untuk variabel perputaran modal yakni sebesar 2,679 kali. Koefisien regrersi ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan rasio perputaran modal sebesar satu kali maka nilai ROE akan bertambah sebesar 2,679%. Adapun besar pengaruh dari perputaran modal terhadap ROE perusahaan juga sangat besar. Ini terlihat dari nilai koefisien determinasi untuk model regresi yang mencapai 80,07%. Tingginya koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya pengaruh dari perputaran modal terhadap Return On Equity (ROE) perusahaan. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
12
1.
Tingkat perputaran modal yang dimiliki oleh perusahaan makanan dan minuman selama tahun 2006-2011 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat return on equity (ROE). dimana PT. Cahaya Kalbar, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk merupakan perusahaan yang mewakili 10 perusahaan makanan dan minuman yang memiliki komponen-komponen modal kerja yang efisien terutama pada tingkat perputaran kas, yang di hasilkan dari hasil penjualan yang tinggi oleh perusahaan.
2.
Besar pengaruh dari tingkat perputaran modal terhadap ROE cukup besar yakni mencapai 80,07%. Ini berarti perputaran modal sangat berperan
penting
dalam
menentukan
return
on
equity
(ROE)
perusahaan, yang diukur dari tingkat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu yang dilihat dari laba bersih setelah pajak dan jumlah modal sendirin yang ada pada perusahaan. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi pimpinan perusahaan dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya, perusahaan yang
dipimpinnya. 2. Bagi pihak investor agar dalam memilih saham-saham perusahaan sebaiknya memperhatikan kondisi dan kinerja perusahaan, salah satunya dengan menganalisis komponen-komponen perputaran modal kerja yang ada pada perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi return on equity (ROE) perusahaan seperti struktur modal dan jumlah utang, DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE.
Arief Sugiyono. Maret 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D), Cetakan Ke-16. Bandung: Alfabeta
13
Arikunto, Suharmini. 2010. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr., John D. Martin, J. William Petty.
Dasar-
Dasar Manajemen Keuangan, Penerjemah Chaerul D Djakman, 2001. Jakarta: Salemba Empat
Badi H, Batalgi. 1995. Econometrics Analysis of Panel Data. USA: Chicher, John Willey & Sons.
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Maret 2011 “Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi”, Cetakan Ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Baridwan Zaki.2004 Intermediae Accounting. Edisi Ke-8. Yogyakarta : BPFE.
Beni Alexandri. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis ’’Teori dan Soal’ Cetakan ke1. Bandung : Alfabeta.
Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Edisi pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Prenada Media.
Bursa Efek Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Tahunan. Bursa Efek Indonesia. (http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/ReportDocument/tabid/91/l anguage/id-ID/Default.aspx, diakses Februari 2014).
Brigham Eugene F, J Freed Weston 1994. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2. Edisi Kesembilan Jakarta: Erlangga.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Manajemen. 2010. Edisi Pertama. Medan: USU Press.
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta.
14
Halim Hanafi, Mahmud dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Harapah, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Edisi. 1-9 Jakarta :Rajawali Pers.
Horne,
Rosdiana
,James
C
dkk.
2009.
Prinsip-prinsip
Manajemen
Keuangan.Edisi Kedua Belas Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Irham Fahmi, 2013. Pengantar Manajemen Keuangan “Teori dan Soal Jawab”, Bandung: Alfabeta Cv.
Indriyo Gitosudarmo dan Basri, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE
Iqfa, Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return Return On Equity (ROE) Pada PT. INDOSAT,Tbk. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.
Lukman Syamsudin, 2002.Manajemen Keuangan, Edisi Baru, Cetakan Ke-tujuh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perseda.
Munawir, 2004. Analisa Laporan Keuangan, edisi ke-empat
cetakan ketiga
belas. Yogyakarta: Liberty
Nurhafni. 2009. Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Consumer Goods Industry Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara Medan
Purwanto. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: IKAPI DIY.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4 YOGYAKARTA: BPFE.
15
Sartono, M.B.A. Oktober 2012 Manajemen Keuangan Keuangan “teori dan Aplikasi”. Edisi Ke empat cetakan keenam, Yogyakarta: BPFE.
Sugiono Arief, 2009, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Grasindo, Jakarta
Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Ekonesia: Yogyakarta.
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat : Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wahid Sulaiman. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS : Contoh Kasus dan Pemecahannya, Yogyakarta: ANDI OFFSET
16