PERAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNGVOLUME KUBUS DI SDN 03 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO
Yugi Rahmatiya Ismail Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I: Dra. Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II: Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK Yugi Rahmatiya Ismail. 2013. Peran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam Meningkatkan Kemampuan Menghitung Volume Kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupeten Bone Bolango. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013, Pembimbing I Dra. Martianty Nalole, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd M.Pd Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango“. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa sangat antusias dan senang karena mereka bisa belajar secara berkelompok. Hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi menghitung volume kubus meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango hal ini ditunjukan oleh antusias dan rasa senang siswa karena bisa bekerja secara kelompok.
Kata kunci : Student teams achievement divisions (STAD), Volume Kubus
PENDAHULUAN Pendidikan tidak akan pernah lepas dari peran sekolah karena sekolah sebagai institusi pendidikan formal. Sekolah terdiri atas beberapa komponen yang meliputi guru, kepala sekolah, dan siswa. Ketiga komponen ini memiliki peran masing-masing, seperti guru adalah sebagai pelaksana proses pembelajaran, kepala sekolah sebagai pendukung utama proses pembelajaran dan siswa sebagai peserta didik yang perlu dikembangkan potensinya ketermpilan sebagai bekal mereka di masa yang akan datang. Ketiga komponen ini merupakan suatu sistem yang mempunyai keterkaitan antar komponen satu dengan komponen lainnya guna terwujudnya tujuan sekolah. Keberhasilan siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Keberhasilan itu tidak hanya dilihat dalam upaya memilih alat, pendekatan dan teknik pembelajaran, akan tetapi bagaimana menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan guna menghindari kejenuhan siswa dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, tugas utama bagi guru adalah
bagaimana menciptakan suasana belajar yang baik yang dapat memotivasi siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Upaya optimalisasi proses belajar mengajar, implikasinya terhadap peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui seleksi metode maupun model pembelajaran berdasarkan analisis kesesuaiannya terhadap komponen siswa, bahan ajar, lingkungan sekolah dan sebagainya. Hal demikian sesuai dengan pandangan Ahmadi dkk, (2011:12) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode
dan
pemanfaatan
berbagai
sumber
daya/kekuatan
dalam
pembelajaran. Demikian pula menurut Pupuh (dalam Trianto: 2009:67) metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode dapat didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih model pembelajaran. Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu guru dalam proses pembelajran adalah model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan Suprijono (dalam Thobroni dkk, 2011:22). Berdasarkan pengalaman saya pada saat kegiatan program pengalaman lapangan (PPL) di SDN 03 Bulango Timur pada mata pelajaran matematika dengan materi mengenai volume kubus, siswa belum memahami materi volume kubus, dan menghitung volume kubus. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep mengitung volume kubus merupakan suatu masalah dalam pembelajaran matematika. Agar masalah ini tidak berkelanjutan maka perlu dicarikan solusinya. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Peran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghitung Volume Kubus SDN 03 Bulango Timur “. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimana peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa: dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus yang pada akhirnya siswa dapat meningkatkan prestasi belajar dalam materi volume kubus. 2. Bagi Guru: sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya
apalagi
pada
siswa
yang
berada
pada
tahap
operasi
konkret.
3. Bagi Sekolah: dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN 03 Bulango Timur dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus agar prestasi belajar siswa lebih baik. 4. Bagi Peneliti: dapat mengetahui secara langsung permasalahan dalam pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan kemampuan menghitung volume kubus. KAJIAN TEORI Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Jhonson (dalam Isjoni 2009:22) mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah penerapan pembelajaran terhadap kelompok kecil sehingga para siswa dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri serta memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang lainnya. Hal ini dimaksudkan bahwa pembelajaran kooperatif mengutamakan terciptanya pengalaman belajar siswa, berdasarkan perbuatan belajar secara klasikal, melalui pendekatan interaksi belajar sosial peserta didik. Adapun peran guru merupakan sumber yang memfasilitasi interaksi belajar siswa Menurut Slavin, (dalam Iskandar, 2012:126) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Berdasarkan pendapat- pendapat di atas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Selain itu dalam belajar biasanya dihadapkan pada latihan-latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan mengguanakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Slavin (dalam Trianto, 2009:68) menyatakan bahwa Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa di tempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajar dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Selain Itu pula, menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:74)
Student Teams
Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa, Student Teams Achievement Divisions (STAD) dimaksudkan untuk memotivasi siswa dalam menguasai materi yang dipelajari. Jika suatu kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok, maka setiap anggota kelompok
harus dapat saling membantu teman sekelompoknya. Setiap anggota kelompok menampilkan kinerja yang terbaik sehingga dapat memperoleh nilai kuis yang maksimal, karena nilai kelompok bergantung pada pengembangan peserta didik itu sendiri dan kelompoknya. Pada proses pembelajaran Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009:74-76), belajar kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) melalui lima tahan yang meliputi : 1. Tahap Penyajian Materi. Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu. Dan memotivasi rasa ingin tahu
siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan
dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Dalam mengembangkan materi pelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut : a) mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang dipelajari siswa dalam kelompok, b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hapalan, c) memberikan umpan balik seiring dengan untuk mengontrol pemahaman siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, dan e) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada. 2. Tahap Kerja kelompok Pada tahapan ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang
dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahapan ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. 3. Tahap tes Individu Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas. Pada penelitian ini tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok. 4. Tahap perhitungan skor pengembangan individu. Dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan pengembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing pengembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian
penghargaan
diberikan
berdasarkan
perolehan
skor
rata-rata
yang
dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Adapun criteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut : a) kelompok dengan skor rata-rat 15, sebagai kelompok baik, b) kelompok dengan skor rata-rata 20, sebagai kelompok hebat, dan c) kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. sehari hari. Dapat dikatakan dikata bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Sedangkan menurut Peterson menyarankan bahwa, untuk memberikan penekanan pada makna dan pemahaman tersebut serta untuk mengembangkan kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, nggi, maka pemecahan masalah dalam matematika tidak hanya merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan menjadi dasar atau inti dari kegiatan pembelajaran. Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah sisi berbentuk persegi gi yang kongruen. Bangun berbentuk kubus dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. (Sumanti, 2008:80)
Kerangka Kubus
Terdapat 6 buah sisi kongruen yang berbentuk persegi yang akan membatasi kubus, posisinya adalah:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
sisi alas sisi depan sisi atas sisi belakang sisi kiri sisi kanan
Volume kubus tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. Volume kubus = 4 × 4 × 4 = 64 kubus satuan.
Jadi, volume kubus dapat dicari dengan cara menghitung Volume kubus = rusuk × rusuk × rusuk Apabila panjang rusuk-rusuk kubus dinyatakan dengan s maka volumenya :
V=sxsxs Contoh: Sebuah kubus memiliki panjang sisi 12 cm. berapakah volume kubus tersebut? Jawab : Volume Kubus = s x s x s =
= 12 x 12 x 12 x 1 cm3 = 1.728 cm3 Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) siswa saling bertukar pendapat, menghargai pendapat, pembinaan teman sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembinaan dikelompoknya sehingga terjalin hubungan yang positif. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif, karena masalah penelitiannya adalah bagaimana peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis dan insentif. Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan maka yang menjadi instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2005:59) bahwa
peneliti berfungsi sebagai pelaku utama dalam penelitian tentu saja sebagai manusia biasa dengan segala kemampuan masih terbatas, maka dalam pengumpulan data masih di perlukan data catatan lapangan (note field). Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai pelaku utama dilakukan secara terbuka, artinya status sebagai peneliti, tujuan maupun kegiatan peneliti dalam melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi maupun pengumpulan data harus diketahui oleh pihak-pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, guru, serta siswa SDN 03 Bulango Timur yang menjadi informan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang masalah peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango Sumber data dalam penelitian ini sebagai instrumen utama adalah peneliti yang terlibat langsung dalam observasi, unsur informan terdiri dari kepala sekolah, guru dan siswa. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang guru kelas V dan 23 siswa kelas V yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Unsur non manusia sebagai data pendukung penelitian.yang menjadi informan kunci adalah kepala sekolah, dari informan kunci tersebut selanjutnya dikembangkan untuk mencari informan lainnya dengan teknik bola salju
(snowball sampling). Untuk memahami
makna dan penafsiran data terhadap berbagai fenomena dan simbol yang ada di sekolah tersebut, dibutuhkan keterlibatan pengayaan langsung peneliti terhadap objek dilapangan. Untuk ini, peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi
Observasi yaitu, pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengamati situasi dan kondisi yang ada di lokasi penelitian untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Observasi partisipan digunakan untuk mengamati latar penelitian secara partisipasi penuh. Hasil pengamatan semuanya dicatat dalam catatan lapangan dan dengan metode ini diharapkan memperoleh temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian secara mendalam. Observasi partisipan atau teknik berperan serta digunakan sejak awal penelitian yaitu mulai dari studi orientasi pertama sampai studi secara terfokus. Penggunaan teknik ini didasarkan atas pertimbangan bahwa didalam penggunaan teknik wawancara mendalam ada beberapa kelemahan, di mana salah satunya adalah informasi yang dikemukakan oleh informan dalam setiap wawancara tentu sangat terbatas.
2. Wawancara Wawancara yaitu, suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung tanya jawab antara peneliti dan subjek penelitian. Dalam melakukan wawancara peneliti menyediakan alat tulis menulis, kamera, alat rekaman berupa HP agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dominan dilakukan oleh peneliti dan dilengkapi dengan metode lain seperti observasi partisipan, analisis dokumen atau teknik lainnya. Melalui wawancara diharapkan dapat memperoleh data secara luas dan mendalam guna memperoleh pandangan tentang subjek penelitian. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Terstruktur yaitu peneliti sebelumnya mendapat daftar pertanyaan berupa garis-garis besar yang menjadi masalah penelitian
terutama yang ditujukan kepada informan kunci. Sedangkan wawancara tidak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara. Hal ini dilakukan untuk lebih mendalami dan mengembangkan dari jawaban informan, sehingga informasi yang dikumpulkan lengkap dan mendalam.
3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang menyangkut subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru dan siswa dalam bentuk tulisan dan gambar. Dokumentasi merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Dukumentasi beisi lampiran-lampiran berupa foto ataupun datadata yang diperlukan oleh peneliti, selama penelitian berlangsung dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui halhal yang pernah terjadi untuk penguat dalam observasi dan wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interpretasi dan penarikan kesimpulan.
4. Tes Tes adalah pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan. Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-nak lain atau standar yang ditetapkan.
Analisis data adalah proses pengaturan secara sistematis seluruh data baik data hasil observasi maupun data hasil wawancara, pengaturan ini dilakukan terus-menerus selama pengumpulan data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis domain yaitu kegiatan analisis dengan mengklasifikasikan data kedalam berbagai ranah untuk memperoleh gambaran dari catatan-catatan lapangan kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan. Untuk penganalisaan data yang ditempuh melalui langkah yang dikemukakan oleh Spraley (Sugiono, 2005:102) yakni :
1. Reduksi Data Reduksi
data
yaitu
satu
analisis
untuk
menajamkan,
menggabungkan,
mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu sehingga nampak komponen finalnya untuk penarikan kesimpulan. Analisis data dengan alur reduksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, pertama setiap selesai dilakukan beberapa kali pengumpulan data, semua catatan lapangan dibaca, dipahami, lalu di buat ringkasannya. Ringkasan tersebut yang disebut oleh Miles dan Huberman (1984) adalah ringkasan kontak yaitu selembar kertas yang berisikan uraian singkat mengenai hasil penelaah terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan,dan penjawaban terhadap setiap rumusan masalah penelitian. 2. Penyajian Data Hal ini dilakukan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan dalam penyajian data ini dilakukan dengan cara menggunakan jenis matriks, grafik, jaringan atau bagan kumpulan kalimat.
Kesemuanya dirancang untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan informasi serta menarik segala kesimpulan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian tentang fokus penelitian. Misalnya penyajian data. Di sini peneliti membuat teks naratif yang mempunyai suatu kesatuan berdasarkan data yang di perlukan serta terseleksi di lapangan. Demikian pula Miles dan Huberman (1992:85) menegaskan bahwa penyajian data yang dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dalam penelitian ini juga di maksudkan untuk menemukan suatu makna dari data yang telah diperoleh kemudian di susun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Penyajian data akan disajikan dalam bentuk naratif, sesuai dengan fokus penelitian. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Verifikasi data adalah memadukan semua data yang diperoleh lalu dikumpulkan guna menarik kesimpulan dari berbagai hasil analisis yang baik melalui catatan lapangan, hasil observasi, dan dokumen. Pada penarikan kesimpulan peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa kejadian (Miles dan Huberman 1992:85) karena itu peneliti melakukan analisis data secara kesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga dapat menemukan pola tentang peristiwa yang terjadi, pengambilan kesimpulan ini di lakukan peneliti sejak awal yaitu setiap pengumpulan data walaupun masih bersifat terbuka dan umum. Kesimpulan ini bersifat umum dan terbuka sebelum mendapat verifikasi dari data yang tersedia. Sedangkan untuk kesimpulan akhirnya
merupakan kesimpulan yang di dapatkan setelah melakukan verifikasi dengan data terakhir. Keabsahan data merupakan konsep penting dalam jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2010:368), pengecekan keabsahan data yang dapat digunmakan oleh peneliti yaitu : dilakukan dengan uji kredibilitas, yaitu untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dapat dipercaya, sehingga mampu mengungkap apa yang diteliti. Dalam penelitian dilakukan pengecekan keabsahan data melalui kredibilitas, yaitu apakah data yang diperoleh dapat dipercaya atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa cara dalam meningkatkan kredibilitas data yaitu : 1. Perpanjangan pengamatan yaitu, agar data yang diperoleh merupakan data yang sebenarnya maka, peneliti melakukan perpanjangan pengamatan dalam melakukan penelitian. 2. Member Chek yaitu, Proses pengecekan data yang sudah diperoleh peneliti kepada informan, dengan tujuan untuk mengetahui kesusaian data yang diberikan oleh pemberi data, sehingga data tersebut valid dan semakin dipercaya. Tahap – tahap penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Observasi awal untuk mengetahui situasi yang ada di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango 2. Menyiapkan Pedoman wawancara setelah melakukan observasi awal. 3. Melakukan wawancara bertahap terhadap informan yaitu guru dan siswa. 4. Melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh. 5. Menyusun laporan akhir penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa sangat senang karena mereka bisa belajar secara berkelompok. hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi menghitung volume kubus motivasi belajar siswa meningkat. Model pembelajaran ini sudah diterapkan oleh guru pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi menhitung volume kubus dan hasilnya sangat baik karena kemampuan siswa bisa meningkat. Sesuai dengan hasil penelitian dilapangan, peneliti menemukan gambaran secara umum bahwa di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango dari seluruh kelas yaitu kelas I sampai kelas VI hanya kelas V yang ada materi tentang menghitung volume kubus. Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu guru mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP dan buku materi bahan ajar. Sesuai hasil wawancara kamis, 23 mei 2013, yang dilakukan dengan J.A selaku guru kelas V terkait dengan mata pelajaran matematika dengan materi menghitung volume kubus bahwa materi ini sudah diajarkan pada siswa kelas V dan materi ini terdapat pada semester genap. Temuan penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat diminati oleh para siswa karena mereka lebih suka belajar secara berkelompok dibandingkan dengan belajar secara sendiri-sendiri. Oleh karena itu model pembelajaran ini dianggap sangat efektif diterapakan oleh guru mata pelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika yang lebih fokus pada materi menghitung volume kubus. Guru selalu membimbing dan mengarahkan siswa ketika ada siswa yang belum paham tentang materi yang dia bawakan.
Temuan penelitian lainnya bahwa dalam proses pembelajaran matematika yang ada di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango siswa sangat antusias terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) karena model pembelajaran ini lebih mengutamakan kerja kelompok, oleh karena itu siswa sangat senang dengan model pembelajaran seperti ini. Kondisi riil lainnya yang ditemukan dilapangan bahwa mata pelajaran matematika sangat cocok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa yang sangat senang dengan model pembelajaran ini. Temuan penelitian berdasarkan hasil wawancara bahwa secara keseluruhan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sudah diterapkan oleh guru pada mata pelajaran matematika khususnya kelas V SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Temuan penelitian berdasarkan hasil wawancara bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat efektif dan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika di kelas V tentang materi menghitung volume kubus. Temuan lain dengan dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) kemampuan menghitung siswa dapat meningkat, hal ini bisa dilihat dari adanya respon siswa ketika belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran ini. Siswa sangat senang karena mereka bisa belajar secara berkelompok dan saling bertukar pikiran ketika ada masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa.
Temuan berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat membuat suasana belajar siswa lebih aktif dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru cepat diselesaikan tepat waktu. Peran Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran dengan strategi belajar menempatkan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dengan tingkat kemampuan atau latar belakang yang berbeda, baik itu tinggi, sedang atau pun rendah. Didalam kelompok tersebut ada tanggung jawab bersama, jadi setiap anggota saling membantu untuk menutupi kekurangannya. Ada proses diskusi, saling bertukar pendapat, menghargai pendapat, pembinaan teman sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembinaan dikelompoknya sehingga yang terjalin hubungan yang positif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango karena sudah di terapkan oleh guru dan hasilnya sangat memuaskan, hal ini ditunjukan oleh antusias dan rasa senang siwa karena bisa berkerja secara berkelompok.dan mereka juga bisa bertukar pikiran ketika ada masalah-masalah yang di hadapi. Hasil penelitian terkait dengan peran model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango menujukkan bahwa dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh guru
karena mereka bisa bekerja secara berkelompok dan saling bertukar pikiran apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Berdasarkan hasil penelitian di atas jelas menunjukkan bahwa secara umum siswa lebih senang belajar secara berkelompok karena mereka bisa saling bertukar pikiran. Temuan lain menunjukkan bahwa dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran karena setiap siswa fokus dengan pekerjaan yang ada pada kelompoknya sendiri. Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus di SDN 03 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Hal ini ditunjukkan oleh antusias dan rasa senang siswa karena bisa bekerja secara berkelompok. Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi siswa: hendaknya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran matematika khususnya tentang materi volume kubus agar prestasi siswa lebih meningkat
2. Bagi guru: Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sangat cocok dan efektif diterapkan dikelas karena dengan adanya model pembelajaran seperti ini siswa lebih aktif. 3. Bagi sekolah: agar lebih tepat dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat dan efektif di terapkan di sekolah. 4. Bagi peneliti lain: agar lebih mengkaji lagi tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume kubus. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Tujuh kompetensi Guru Meneyenangkan Dan Profesional, Jogjakarta : Power Books (Ihdina) Bodgan & Biklen. 1990. Riset Kualitatif Untuk Pendidikan Pengantar Ke Teori dan Metode. (Penerjemah Munandir) Jakarta : PAU-PPA Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif, Pekanbaru: Pustaka Pelajar Mulyasa. 2010. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar, Surakarta: Pustaka Belajar Robins. 2000. Hakekat Kemampuan Dalam engine.com/html. Di akses tanggal 27 Februari 2013
Pembelajaran,
http//pdf-search
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja RosdaKarya Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. …………. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Suzana, Yenny. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognif. Tesis . PPS UPI Bandung. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Surabaya: Pustaka Pelajar Thobroni dkk. 2011. Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Surabaya: Kencana Prenada media Group Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar, M.Pd. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif, Surabaya: PT Remaja Rosdakaraya