PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Terwujudnya sebuah perencanaan pembangunan yang baik sangat ditentukan oleh tersedianya informasi yang akurat mengenai kondisi awal dan perkembangan terakhir dari suatu wilayah. Oleh karenanya saya menyambut gembira terbitnya publikasi “Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru Tahun 2012” ini, data dan informasi yang dimuat sangat penting sebagai bahan untuk menyusun perencanaan pembangunan sektor sanitasi di Kota Banjarbaru. Pembangunan sektor sanitasi merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM di Kota Banjarbaru. Sanitasi yang layak dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menjadi pilar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang akhirnya berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Banjarbaru. Apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya sepatutnya diberikan kepada seluruh anggota Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru yang telah bekerja keras sehingga publikasi ini dapat disusun dan diterbitkan. Selanjutnya saya mengharapkan publikasi ini dapat menjadi basis data dan acuan untukmenyusun perencanaan pembangunan sanitasi secara sistematis dan bersifat menyeluruh. Pada akhirnya saya berharap kiranya publikasi Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh semua pihak untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Kota Banjarbaru. Semoga niat baik kita ini senantiasa diridhoi oleh Allah SWT, Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Banjarbaru,
September 2012
M. RUZAIDIN NOOR
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
i
Walikota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat petunjuk dan ijin-Nya publikasi Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini dapat diselesaikan. Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini merupakan gambaran dan potret realitas dari tingkat layanan, potensi, kendala, serta permasalahan yang ada saat ini pada sektor sanitasi di Kota Banjarbaru yang mencakup sub sektor air limbah, persampahan, dan drainase serta perilaku masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS). Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini dilakukan oleh Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru dibantu oleh tim pendamping (fasilitator) yang difasilitasi oleh Kelompok Kerja AMPL pusat sebagai penanggung jawab Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Terbitnya Buku Putih Sanitasi ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang lebih lengkap, baik yang berkaitan dengan kebijakan maupun hal-hal teknis sehingga penyusunan proram dan kegiatan untuk penanganan sektor sanitasi menjadi lebih baik, terintegrasi dan tepat sasaran. Publikasi Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun disadari bahwa masih banyak ditemui kekurangan. Oleh karenanya sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan review Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru di masa yang akan datang. Akhir kata kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan Buku Ptih Sanitasi ini, khususnya kepada seluruh anggota Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru.
Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru Ketua
halaman
ii
Drs. H. Said Abdullah, M.Si NIP. 19650928 199203 1 008
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
DAFTAR SINGKATAN ATAU AKRONIM AMPL
: Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BAB
: Buang Air Besar
: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB
BPS
: Badan Pusat Statistik
CTPS
: Cuci Tangan Pakai Sabun
DKP
: Dinas Kebersihan dan Pertamanan
DPPKAD
: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
DPRD
: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DSS
: Diagram Sistem Sanitasi
EHRA
: Environment and Health Risk Assessment
FGD
: Focus Group Discussion
IPAL
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT
: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kemenkes
: Kementerian Kesehatan
KK
: Kepala Keluarga
KLH
: Kantor Lingkungan Hidup
KSM
: Kelompok Swadaya Masyarakat
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
MCK
: Mandi Cuci Kakus
MDGs
: Millennium Development Goals
Monev
: Monitoring dan Evaluasi
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
PDRB
: Produk Domestik Regional Bruto
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKK
: Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
PMJK
: Partisipasi Masyarakat, Jender, dan Kemiskinan
Pokja
: Kelompok Kerja
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
BPMP dan KB
iii
Bappeda dan PM : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
: Pos Pelayanan Terpadu
PRA
: Partiicipatory Rapid Assessment
PT
: Perguruan Tinggi
PU
: Pekerjaan Umum
RDTRK
: Rencana Detail Tata Ruang Kota
Renstra
: Rencana Strategis
RKPD
: Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPJMD
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RT
: Rukun Tetangga
RW
: Rukun Warga
SANIMAS
: Sanitasi Berbasis Masyarakat
SD
: Sekolah Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SR
: Sambungan Rumah
SSK
: Strategi Sanitasi Kota
TPA
: Tempat Pengolahan Akhir
TPS
: Tempat Penampungan Sementara
TTPS
: Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
Tupoksi
: Tugas Pokok dan Fungsi
WHO
: World Health Organization
halaman
iv
Posyandu
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
i
PENGANTAR KETUA POKJA SANITASI KOTA BANJARBARU ...................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................
xii
LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................
1 - 1
1.1
Latar Belakang .......................................................
1 - 1
1.2
Landasan Gerak ......................................................
1 - 4
a. Visi Kota Banjarbaru .............................................
1 - 5
b. Misi Kota Banjarbaru ............................................
I - 6
1.3
Maksud dan Tujuan ..................................................
I - 7
1.4
Metodologi ............................................................
I - 7
1.5
Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain ....................................................................
I - 7
1.5.1 Dasar Hukum ................................................
I - 8
1.5.2 Kaitan Buku Putih Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya .......................................................
I -11
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH .............................................
II - 1
2.1
2.2
2.3
Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik.......... .............
II - 1
2.1.1 Geografis ......................................................
II - 1
2.1.2 Administratif..................................................
II - 2
2.1.3 Kondisi Fisik...................................................
II -16
Demografi .............................................................
II -20
2.2.1 Jumlah Penduduk ............................................
II -20
2.2.2 Kepadatan Penduduk ........................................
II -22
Keuangan dan Perekonomian Daerah .............................
II -27
2.3.1 Struktur Ekonomi.............................................
II -28
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
SAMBUTAN WALIKOTA BANJARBARU.............................................
v
Halaman
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.4
2.5
2.3.2 Pendapatan Perkapita ......................................
II -29
2.3.3 Pengelolaan Keuangan Daerah ............................
II -30
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru ..................
II -33
2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru ...............
II -33
2.4.2 Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru ....................
II -34
Sosial Budaya .........................................................
II -44
2.5.1 Pendidikan ...................................................
II -44
2.5.2 Kesejahteraan Masyarakat .................................
II -48
2.5.3 Perumahan ................................................... . II -48 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah ............................
II -49
BAB III PROFIL SANITASI KOTA BANJARBARU ................................. III - 1 3.1
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
III - 1
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga ..................................... III - 2 3.1.2 Tatanan Sekolah............................................. III - 5 3.2
Pengelolaan Air Limbah Domestik ................................. III - 7 3.2.1 Kelembagaan................................................. III - 7 3.2.2 Sistem Dan Cakupan Pelayanan ........................... III -12 3.2.3 Kesadaran Masyarakat Dan Pmjk.......................... III -16 3.2.4 Pemetaan Media............................................. III -19 3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha..................................... III -21 3.2.6 Pendanaan Dan Pembiayaan ............................... III -22 3.2.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak............... III -23
3.3
Pengelolaan Persampahan .......................................... III -26 3.3.1 Kelembagaan................................................. III -26 3.3.2 Sistem Dan Cakupan Pelayanan ........................... III -28 3.3.3 Kesadaran Masyarakat Dan PMJK.......................... III -33 3.3.4 Pemetaan Media............................................. III -34 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha..................................... III -36 3.3.6 Pendanaan Dan Pembiayaan ............................... III -36 3.3.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak............... III -37
3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan.................................. III -38
3.4.3 Kesadaran Masyarakat Dan PMJK.......................... III -47
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
3.4.2 Sistem Dan Cakupan Pelayanan ........................... III -41
vi
3.4.1 Kelembagaan ................................................. III -38
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.4.4 Pemetaan Media............................................. III -47 3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha .................................... III -49 3.4.6 Pendanaan Dan Pembiayaan ............................... III -50 3.4.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak............... III -50 BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DAN YANG DIRENCANAKAN ............................................. IV - 1 4.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene. IV - 1
4.2
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ................. IV - 4
4.3
Peningkatan Pengelolaan Persampahan ......................... IV - 5
4.4
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan.................. IV - 7
4.5
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi ........................ IV - 9 4.5.1 Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Air Bersih ........ IV -10 4.5.2 Penyediaan Sumur Resapan dan Biopori ................ IV -11
BAB V. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1
............................................
V - 1
a)
Area Beresiko Menurut Data Sekunder .....................
V - 1
b)
Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD ......................
V - 4
c)
Area Beresiko Menurut Studi EHRA ........................
V - 6
Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini
.............................
V -10
5.2.1 Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Air Limbah Domestik
V -11
5.2.2 Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Persampahan ........
V -12
5.2.3 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan
V -13
5.2.4 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS ..................
V -14
halaman
vii
5.2
Area Beresiko Sanitasi
V - 1
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Nomor
Halaman
2.1
Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru ............
II - 3
2.2
Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara .. .......................................................................
II - 7
2.3
Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan .........................................................................
II - 8
2.4
Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin
II - 8
2.5
Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Liang Anggang
II -15
2.6
Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka .....
II -15
2.7
Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru .................
II -16
2.8
Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru ................................
II -16
2.9
Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kota Banjarbaru .................
II -19
2.10 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006 – 2011
II -20
2.11 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011 ........
II -22
2.12 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 – 2022 .............................................................
II -24
2.13 PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) .................................................
II -27
II -31
2.16 Ringkasan Realisasi APBD Kota Banjarbaru Tahun 2006 – 2010 ........
II -31
2.17 Ringkasan Anggaran Belanja Sektor Sanitasi Kota Banjarbaru ..........
II -32
2.18 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 – 2011....
II -32
2.19 Struktur Ruang Wilayah Kota Banjarbaru ..................................
II -34
2.20 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Tingkatan Sekolah Di Kota Banjarbaru ......................................................................
II -44
2.21 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Tingkatan Sekolahdi Kota Banjarbaru Tahun 2010 ....................................
II -45
2.22 Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun 2011........................................................
II -46
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
2.15 PDRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun 2009–2010 .......................
viii
2.14 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) ...................................... II -28
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.23 Angka Partisipasi Kasar (APK) Dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Banjarbaru Tahun 2011 ...........
II -47
2.24 Jumlah Dan Prosentasi Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah Yang Dimiliki Tahun 2011 ............................. II -47 2.25 Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 II -48 2.26 Jumlah Rumah Per-Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011.........
II -48
2.27 Tipologi Kawasan Kumuh di Kota Banjarbaru ..............................
II -49
2.28 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru .........................
II -50
3.1
Tempat Yang Digunakan Untuk Buang Air Besar (% KK) ................. III - 3
3.2
Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja (% KK) .......................... III - 3
3.3
Pengelolan Sampah Rumah Tangga (% KK) ................................. III - 4
3.4
Frekuensi Pengambilan Sampah Rumah Tangga (% KK) .................. III - 4
3.5
Kondisi PHBS Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 ............................. III - 5
3.6
Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi Di Sekolah/Pesantren ............ III - 6
3 .7 Kondisi Sarana Sanitasi Di Sekolah ........................................... III - 7 3.8
Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru ................................................... III - 8
3.9
Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru ................... III -10
3.10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik ............. III -14 3.11 Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kota Banjarbaru .......... III -15 3.12 Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru Tahun 2012.................... III -16 3.13 Pengelolaan Sarana Jamban Dan MCK Di Masyarakat ..................... III -17 3.14 Kondisi Sarana MCK Di Masyarakat ......................................... III -17 3.15 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat ............ III -18 3.16 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru ...................... III -20 3.17 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru ............................. III -20 3.18 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi ........................................... III -21 3.19 Daftar Mitra Potensial ........................................................ III -21 3.20 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang Ada Di Kota Banjarbaru . III -21
halaman
3.22 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD Kota Banjarbaru 2009 – 2012 ..................................................................... III -22
ix
3.21 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Di Kota Banjarbaru 2009 – 2012 ..................................................................... III -22
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.23 Permasalahan Mendesak Di Sub Sektor Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -24 3.24 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan ................................................................... III -26 3.25 Peta Peraturan Persampahan Domestik Kota Banjarbaru ................ III -27 3.26 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan di Kota Banjarbaru III -29 3.27 Pelayanan Persampahan....................................................... III -29 3.28 Teknis Pengelolaan Persampahan Dengan Sistem Swakelola Swasta .............................................................. III -30 3.29 Teknis Pengelolaan Persampahan Oleh Pemerintah ...................... III -31 3.30 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota ................................ III -33 3.31 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat ........... III -34 3.32 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru ...................... III -34 3.33 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru ............................. III -35 3.34 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah) ................. III -35 3.35 Daftar Mitra Potensial ........................................................ III -36 3.36 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -36 3.37 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor Pengelolaan Persampahan Di Kota Banjarbaru 2009 - 2012 ............................. III -36 3.38 Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -37 3.39 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Di Kota Banjarbaru ................... III -38 3.40 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Banjarbaru ................... III -39 3.41 Kondisi Genangan / Banjir di Kota Banjarbaru ........................... III -42 3.42 Kondisi Saluran Drainase ...................................................... III -43 3.43 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -45 3.44 Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kota Banjarbaru ............. III -45 3.45 Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan....................... III -47 3.46 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat ........... III -47
3.49 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah) ................. III -49
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
3.48 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru ............................. III -48
x
3.47 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru ...................... III -48
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.50 Daftar Mitra Potensial ........................................................ III -49 3.51 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -49 3.52 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase ......................................................................... III
50
3.53 Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru ...................................................................... III -51 4.1
Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun 2013 ..................................................................... IV - 2
4.2
Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan ......................................................................... IV - 3
4.3
Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 ..................................................................... IV - 4
4.4
Program Dan Kegiatan Air Limbah Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) ................................................................... IV - 5
4.5
Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Domestik Tahun 2013 ......................................................... IV - 6
4.6
Program Dan Kegiatan Persampahan Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) ................................................................... IV - 7
4.7
Rencana Program Dan Kegiatan Drainase Tahun 2013 ................... IV - 8
4.8
Program Dan Kegiatan Drainase Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) .. IV - 9
4.9
Jumlah Pelanggan Air Bersih (PDAM) Dirinci SetiapKecamatan Tahun 2012 ..................................................................... IV -10
4.10 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air BersihTahun 2013 .... IV -10 4.11 Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun 2012 .............................. IV -11 4.12 Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 2013 ..................................................................... IV -11
Penentuan Area Beresiko Menurut Data Sekunder.........................
V - 2
5.2
Penentuan Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD ........................
V - 4
5.3. Area beresiko menurut hasil studi EHRA ...................................
V - 6
5.4
Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Hasil Kompilasi Data Sekunder,Persepsi SKPD dan Studi EHRA ................................... V - 8
5.5
Area Beresiko Sanitasi Dan Penyebab Utamanya ..........................
V -10
5.6
Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Domestik Saat ini Di Kota Banjarbaru ......................................................................
V -12
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
5.1
xi
4.13 Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 2012 ..................................................................... IV -12
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5.7
Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Persampahan Saat Ini Di Kota Banjarbaru ............................................................
V -13
5.8
Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Saat Ini Di Kota Banjarbaru ........................................................
V -14
Nomor
Halaman
2.1
Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru ....................................
II - 3
2.2
Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan ....
II -
2.3
Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru ....................
II - 5
2.4
Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru ..........................
II - 6
2.5
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara ...............................................................
II -
9
2.6
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan.............................................................
II -
10
2.7
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahandi Kecamatan Landasan Ulin ...................................................................
II -11
2.8
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang...................................................................
II -12
2.9
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka II -13
2.11 Rata-Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009.......
II -18
2.12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006-2011 ....
II -21
2.13 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, Tahun 2005 – 2011..............................................................
II -21
2.14 Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011 .......................
II -23
2.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun 2011 ......
II -23
2.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011 .................
II -25
2.17 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010 ............................
II -29
2.19 Peta Kawasan Strategis di Kota Banjarbaru ................................
II -41
2.20 Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru ................................
II -42
2.21 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru .........................
II -51
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
xii
II -17
halaman
2.10 Rata-Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun 2005-2009 ..............
4
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.1
Diagram Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah............................ III -11
3.2
Diagram System Sanitasi On Site ............................................. III -12
3.3
Diagram Sistem Sanitasi Off Site ............................................. III -14
3.4
Diagram Sistem Sanitasi Persampahan di Kota Banjarbaru............... III -28
3.5
Peta Pelayanan Persampahan di kota Banjarbaru ......................... III -32
3.6
Struktur Organissi Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru ............. III -40
3.7
Peta Pelayanan Drainase di Kota Banjarbaru............................... III -46
5.1. Peta Area Beresiko Menurut Data Sekunder ................................ IV - 3 5.2. Peta Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD ............................ IV - 5 5.3 Peta Area Beresiko menurut Hasil Studi EHRA .............................. IV - 7 5.4 Peta Area Beresiko Sanitasi di Kota Banjarbaru ........................... IV - 9 Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah ........................ IV -11
5.6
Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Persampahan ..................... IV -12
5.7
Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan............. IV -14
5.8
Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS ............................... IV -15
halaman
xiii
5.5
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Nomor
Halaman
SK Walikota Banjarbaru Nomor 115 tentang Pembenntukan Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru Tahun 2012 ...................
L - 1
2.
Dokumentasi Kegiatan Program PPSP Kota Banjarbaru Tahun 2012 ......................................................................
L - 2
halaman
xiv
1
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 1 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010. Deklarasi ini semakin mempertegas dan memperluas pengakuan tentang betapa pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Sebelumnya pada tahun 2000, para pemimpin dunia juga bersepakat untuk memasukkan akses terhadap air bersih dan sanitasi sebagai salah target dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 2015. Pengakuan sanitasi sebagai hak asasi manusia dan salah satu target MDGs mengindikasikan adanya keprihatinan dunia akan persoalan sanitasi yang setidaknya didasarkan atas fakta bahwa masih banyak penduduk dunia (terutama penduduk miskin) yang tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Menurut WHO (2010), sampai dengan tahun 2008 sedikitnya 2,6 milyar penduduk dunia belum memiliki akses terhadap sanitasi. WHO juga menambahkan bahwa penyakit diare yang biasanya terjadi akibat kondisi air bersih dan sanitasi yang buruk menjadi penyakit kedua terbesar di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 2007 menunjukkan, meski 71 persen penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas sudah berperilaku benar dalam buang air besar (BAB), 29 persen atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia masih belum berperilaku benar BAB sehingga menimbulkan penyakit diare. Tak hanya diare, penyakit demam tifus, hepatitis A, dan polio juga menghantui masyarakat akibat mikroba yang terbawa oleh perilaku tidak sehat masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki persoalan yang serius dalam sektor sanitasi. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya dalam pembangunan sanitasi dengan mencanangkan beberapa target penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014 Bidang Permukiman dan Perumahan. Beberapa target penting yang dimaksud adalah sebagai berikut :
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
1
1. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) nasional hingga akhir tahun 2014, baik di perkotaan maupun di perdesaan melalui pemicuan perubahan perilaku BABS dengan target sesuai Renstra 2010-2014 masing-masing Kementerian/Lembaga;
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga hingga tahun 2014; dan 3. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Disisi lain, buruknya kondisi sanitasi bukan saja disebabkan terbatasnya akses penduduk pada sarana dan kualitas fasilitas sanitasi yang tersedia, tetapi juga disebabkan masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu sanitasi dan kesehatan. Masih terbatasnya kapasitas untuk membuat perencanaan pelayanan sanitasi yang komprehensif, multisektor, dan tanggap kebutuhan juga menjadi salah satu kendala pembangunan sanitasi. Saat ini tidak banyak kota/kabupaten yang memiliki rencana strategis, master plan, dan dokumen proyek untuk perbaikan layanan sanitasi. Akibatnya akses pada sumbersumber pendanaan pun menjadi terbatas. Dengan potret seperti itu, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta masyarakat, tidak bisa lagi memandang persoalan sanitasi sebagai business as usual, penanganan sanitasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Perencanaan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran, dan tidak berkelanjutan tidak boleh terulang lagi. Sanitasi harus ditangani secara multistakeholder dan komprehensif. Pembangunan sektor sanitasi tidak hanya memerlukan penyediaan sarana fisik, tetapi juga ada masalah-masalah sosial yang perlu dipecahkan bersama agar sarana fisik tersebut bermanfaat secara optimal dan berkelanjutan. Oleh karenanya pembangunan sektor sanitasi membutuhkan dukungan banyak pihak, dan masyarakat juga harus bisa melakukan perubahan untuk diri sendiri dan lingkungannya. Untuk itu perencanaan pembangunan sektor sanitasi harus disusun secara lebih terintegratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kesadaran inilah yang akhirnya mendorong terjadinya kesepakatan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dengan melahirkan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
2
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Program ini mempunyai tujuan mensinergikan kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam satu wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi dalam skala kota.
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sebagaimana halnya daerah lain di Indonesia, pembangunan sektor sanitasi di Kota Banjarbaru pada tahun-tahun sebelumnya masih dianggap sebagai urusan “belakang”, sehingga acapkali termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain. Di sisi lain, pelaksanaan pembangunan sanitasi yang tengah berjalan masih dilakukan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu “skenario besar” dengan sasaran yang komprehensif serta dengan jangka waktu yang lebih panjang. Masih kuatnya ego-ego sektoral menyebabkan sering terjadi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran, dan lebih buruknya lagi tidak berkelanjutan. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah juga menyebabkan pemerintah daerah harus lebih fokus pada untuk menangani persoalan-persoalan yang sedang dihadapi, sehingga belum optimal menyiapkan perencanaan yang bersifat jangka panjang dan terintegrasi antar sektor. Seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Menindak lanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota Banjarbaru telah menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan, termasuk di dalamnya sektor sanitasi, dengan mencantumkan persoalan pengelolaan lingkungan di dalam RPJMD Tahun 2011-2015. Sasaran pembangunan yang dimaksud adalah Banjarbaru menjadi kota hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) menjadi wahana yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota Banjarbaru menyiapkan road map pembangunan sanitasi yang komprehensif, yang dapat menjawab tantangan perkembangan kota yang terus tumbuh dengan cepat. Sebagai sebuah kota yang terus berkembang, tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Banjarbaru dapat dikategorikan sangat tinggi yaitu rata-rata 5,27% pada periode 2005-2010. Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentunya berdampak langsung pada pertumbuhan kawasan-kawasan permukiman serta meningkatnya tuntutan akan penyediaan infrastruktur yang layak termasuk sarana sanitasi. Volume sampah dan limbah rumah tangga lainnya yang terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk tentunya harus segera diantisipasi oleh para pemangku kepentingan di Kota Banjarbaru, demikian juga dengan fenomena semakin meluasnya daerah genangan air sebagai akibat dari semakin berkurangnya daerah-daerah resapan dan tangkapan air yang terjadi karena beralih fungsinya lahan-lahan terbuka menjadi kawasan-kawasan permukiman.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
3
Sebagai dasar pijakan untuk menyusun sebuah strategi yang komprehensif dan terintegrasi secara multisektoral, dan yang terpenting tepat sasaran sebagaimana kebutuhan riil masyarakat, tentunya diperlukan data dasar yang esensial mengenai struktur dan situasi sanitasi di seluruh wilayah Kota Banjarbaru, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK).
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi.
1.2 Landasan Gerak Pengertian sanitasi dari beberapa sumber adalah sebagai berikut
:
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidupnya (WHO)1. Sedangkan pengertian sanitasi menurut panduan TTPS Sanitasi juga diartikan sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah, dan sampah secara higienis yang akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya. Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. 2. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan. 5. Perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS), terutama untuk tatanan rumah tangga yang diharapkan berdampak pada terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kota Banjarbaru. Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis pembangunan Sanitasi Kota yang memuat rencana
4
skala kota. Buku Strategi
halaman
sanitasi 1
Victor M. Ehler dan Ernest W. steel Municipal and Rural Sanitation, Tata Mc Graw Hill Publishing Company LTD, New Dehli, Edition 1976 hal 2
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi
dan setelah 3 tahun (seiring dengan berakhirnya RPJMD 2011 -
2015), semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi. Berdasarkan visi, misi walikota di dalam RPJMD Kota Banjarbaru Tahun 2011 – 2015, serta tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam RTRW Kota Banjarbaru tahun 2012 – 2032 maka di jelaskan sebagai berikut : a) Visi Kota Banjarbaru:
"MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN" Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan karena pelayanan aparatur publiknya dalam pelayanan pendidikan, pelayanan ekonomi (jasa, industri dan perdagangan), pelayanan pemukiman dan pelayanan pemerintahan. 1. Pelayanan Pendidikan. Kota Banjarbaru sebagai kota yang bertumpu pada sumber daya manusia yang handal dan terampil dengan disertai nilai-nilai agama dan budaya leluhur.
Kreatifitas dan ketrampilan penduduk kota
Banjarbaru menjadi nilai tambah yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kota Banjarbaru. 2. Pelayanan ekonomi (Jasa, Industri dan Perdagangan). Sebagai sebuah kota yang akan banyak menyandarkan perekonomiannya pada pergerakan barang dan terutama jasa, maka peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran ekonomi sangat diperlukan, kualitas jalan yang bagus dan angkutan yang layak misalnya Kota Banjarbaru menghubungkan ibukota provinsi Kalimantan Selatan dengan dengan 13 (tiga belas) kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Tengah dan dan Kalimantan Timur adalah sebuah keuntungan dalam pengembangannya sebagai kota jasa dan perdagangan.
Dalam
pembangunan kota, pengembangannya lebih banyak diarahkan pada sektor yang mempunyai kontribusi besar pada barang dan jasa.
Iklim usaha juga
menjadi penting dalam mendorong perkembangan sektor industri di Kota Banjarbaru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. 3. Pelayanan Pemukiman. Perkembangan Kota Banjarbaru telah menyebabkan peningkatan permintaan perumahan bagi penduduk.
Implikasinya, peranan
5
tata ruang kota dan kepastian hukum bagi status kepemilikan lahan menjadi
halaman
sangat penting sehingga tidak terjadi kekacauan manajemen kota (urban sprawl) di masa depan. Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya kepastian hukum bagi kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan Kota Banjarbaru. 4. Pelayanan Pemerintahan. Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kota pelayanan publik harus bertumpu pada good governance/tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai syarat mencapai itu, diperlukan aparat yang terampil, handal dan berakhlak mulia dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia dengan mengedepankan asas demokrasi dan keadilan sosial. Dengan terdepannya Banjarbaru dalam pelayanan publiknya, maka akan menimbulkan multi effect bagi pembangunan daerah, terutama dari sisi ekonomi. Karena diharapkan dalam lima tahun ke depan Banjarbaru menjadi pusat investasi di Kalimantan Selatan. b) Misi Kota Banjarbaru Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan daerah tahun 2011-2015 adalah :
“MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA” BERDAYA SAING Mengandung makna terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan secara rasional dan obyektif dengan mempertimbangan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan, dengan demikian menjamin adanya partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. SEJAHTERA Mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru c) Tujuan Tata Ruang dalam RTRW kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
6
“Mewujudkan penataan ruang Kota Banjarbaru yang indah, damai, nyaman dan dinamis sebagai kota yang terdepan dalam pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan, dan permukiman dengan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan”.
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sebagai wujud dari penataaan ruang maka RTRW Kota Banjarbaru dijadikan pedoman dalam :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang; b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah; c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kota Banjarbaru;
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor;
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; f. Penataan ruang kawasan strategis; g. Penataan ruang wilayah Kota Banjarbaru.
1.3 Maksud Dan Tujuan Buku Putih Sanitasi Kota ini disusun dengan maksud untuk menggambarkan profil sanitasi (sanitation mapping) atau gambaran secara lebih lengkap yang mengdeskripsikan kondisi dan karakteristik sanitasi kota dengan cara melakukan beberapa studi, antar lain Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/ EHRA) yang didukung oleh data-data sekunder yang ada. Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah : 1) Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Banjarbaru serta melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi. 2) Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) AMPL-BM Kota Banjarbaru. 3) Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.
1.4 Metodologi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
7
Mempertimbangkan bahwa secara administratif Kota Banjarbaru hanya terdiri dari 20 kelurahan yang tersebar merata di 5 kecamatan, maka penulisan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan populasi. Populasi atau seluruh kelurahan akan digunakan sebagai sumber data dalam penulisan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru. Jadi yang menjadi target pendekatan penelitian ini adalah populasi.
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
a) Metode pengumpulan data : •
desk study (kajian literature, data sekunder, browsing, internet, dll)
•
field Research (observasi, wawancara responden)
•
FGD dan indepth interview.
b) Metode analisis : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif Koleksi data merupakan tahapan yang penting dalam penulisan Buku Putih Sanitasi ini. Data-data yang diperlukan meliputi data sekunder dan data primer. Data-data sekunder ini diperoleh dari laporan atau publikasi yang dikeluarkan oleh SKPD terkait dalam lingkup Pemerintah Kota Banjarbaru maupun publikasi yang diterbitkan oleh BPS. Sedangkan data primer diperoleh dari hasil survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti Enviromental Health Risk Assessment (EHRA). Selanjutnya dalam tahap penentuan area beresiko, kedua jenis data tersebut akan dikompilasi dengan persepsi masing-masing SKPD pada masingmasing wilayah yang dinilai. Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan, transaparan dan akuntabel. Sebutkan bentuk partisipatif apa yang dilakukan oleh masing-masing stakeholder di kab/kota. Pendekatan yang dilakukan antara lain, berupa : •
Pendekatan partisipatif
•
Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach)
•
Pendekatan berbasis fakta/masalah (evidence-based approach)
1.5 Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain 1.5.1 Dasar Hukum Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru Tahun 2012 ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis bagi penyusunan strategi sanitasi (SSK) tingkat kota/kabupaten dengan tetap berbasis pada dokumen perencanaan yang sudah ada antara lain RPJPD, RPJMD, Renstra dan RTRW. Rencana pembangunan sanitasi dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2012 dan setelah 3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
8
Di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Kegiatan Program Percepatan Pembangunan
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kota Banjarbaru didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi: a.
Undang-Undang 1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene; 2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman; 4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 8) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolan Sampah; 9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2009
Tentang
Perlindungan
dan
10) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air; 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air; 3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; c.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
9
1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia 1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air e. Keputusan Menteri 1) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih;
Indonesia
Nomor
2) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL; 3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; f.
Peraturan Menteri 1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)
g.
Peraturan Daerah Kota Banjarbaru 1) Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 14 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banjarbaru 2011-2015;
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
10
2) Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru.
I
Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
h. Petunjuk Teknis 1) Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan. 2) Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata Cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah. 3) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan. 4) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih. 5) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan. 6) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik. 7) Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 8) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. 9) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara 10) Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus. 11) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi. 12) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
1.5.2 Kaitan Buku Putih Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya a. Hubungan Buku Putih Sanitasi (BPS) dengan RPJMD
halaman
11
RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Oleh karena itu, BPS ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
I
Pendahuluan
b.
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Hubungan BPS dengan Renstra SKPD Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan BPS. Mengingat bahwa Renstra SKPD hanya mengatur tentang rencana sektor sanitasi secara parsial dan sektoral, maka dalam BPS dilakukan sinergitas rencana sektor sanitasi dalam sebuah kondisi sanitasi yang saling berkait, simultan dan berkesinambungan. Karena Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan BPS ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi.
c.
Hubungan BPS dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan BPS, dimana perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. BPS mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari BPS.
d.
Hubungan BPS dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) BPS diharapkan dapat menjadi bahan dasar bagi RKPD dalam penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah khususnya dalam bidang sanitasi. Dengan demikian dapat diharapkan adanya kebijakan penetapan pagu anggaran untuk sanitasi setiap tahun anggaran mulai tahun 2014 sampai dengan 2018 sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam BPS ini.
halaman
12
Gambar 1.1 Kedudukan Buku Putih Sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
I
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 2 Kantor Balai Kota Banjarbaru
Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi “calap” (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom.
2.1 Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25’ 40”-3º 28’ 37’’ Lintang Selatan dan 114º 41’ 22’’-114º 54’ 25’’ Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296°30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang
No. 9 Tahun
1999
2
memiliki wilayah seluas ±371,38 Km atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil
kedua
setelah
Kota
Banjarmasin
dibandingkan
dengan
wilayah
kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi Sebelah Utara
:
Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
:
Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan :
Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)
:
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
1
wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya mengenai posisi Kota Banjarbaru dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat Gambar 2.1. 2.1.2 Administratif Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Kecamatan Cempaka (berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No. 26/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No. 24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975). Selanjutnya setelah menjadi daerah otonom, Kota Banjarbaru mengalami 2 (kali) pemekaran wilayah, terakhir dengan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang, serta Kecamatan Banjarbaru dipecah menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
2
Dengan demikian, secara administratif saat ini Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan dengan 20 kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer; Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan konservasi.
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru NO. 1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN TOTAL KESELURUHAN
LUAS Ha 1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00 9.242,00 1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00 8.586,00 1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00 14.670,00 1.424,00 162,00 244,00 614,00 2.444,00 858,00 361,00 247,00 730,00 2.196,00 37.138,00
% 5,05 4,11 5,03 10,70 24,89 4,35 7,10 6,42 5,25 23,12 3,97 8,02 5,79 21,72 39,50 3,83 0,44 0,66 1,65 6,58 2,31 0,97 0,67 1,97 5,91 100,00
Gambar 2.1. Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
3
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Gambaran Umum Wilayah
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
POSISI KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.2 Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan
Gambaran Umum Wilayah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru
Gambaran Umum Wilayah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.4 Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
a. Kecamatan Banjarbaru Utara Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan luasan wilayah mencapai ± 2.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan
: Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;
Sebelah Barat
: Kecamatan Landasan Ulin.
Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masingmasing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara NO.
KECAMATAN BANJARBARU UTARA
1
Kelurahan Loktabat Utara
2
LUAS
JUMLAH %
RT
RW
1.424,00
58,27
47
9
Kelurahan Mentaos
162,00
6,63
28
6
3
Kelurahan Komet
244,00
9,98
19
6
4
Kelurahan Sungai Ulin
614,00
25,12
28
7
2.444,00
100,00
122
28
TOTAL
Ha
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011
b. Kecamatan Banjarbaru Selatan Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Timur
: Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Cempaka;
Sebelah Barat
: Kecamatan Landasan Ulin.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
7
Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas ± 2.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Wilayah Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan NO.
LUAS
KECAMATAN BANJARBARU SELATAN
Ha
%
RT
JUMLAH RW
1
Kelurahan Loktabat Selatan
858,00
39,07
27
6
2
Kelurahan Kemuning
361,00
16,44
25
5
3
Kelurahan Guntung Paikat
247,00
11,25
29
5
4
Kelurahan Sungai Besar
730,00
33,24
46
7
TOTAL
2.196,00
100,00
127
23
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011
c. Kecamatan Landasan Ulin Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Kec. Cempaka;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
: Kecamatan Liang Anggang.
Selatan
dan
Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman. Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT). Tabel 2.4 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin NO.
KECAMATAN LANDASAN ULIN
LUAS Ha
JUMLAH %
RT
RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Timur
1.876,00
20,30
44
9
2
Kelurahan Guntung Payung
1.525,00
16,50
13
3
3
Kelurahan Syamsuddin Noor
1.867,00
20,20
38
9
4
Kelurahan Guntung Manggis
3.974,00
43,00
46
6
9.242,00
100,00
141
27
TOTAL
halaman
8
Sumber: Kecamatan Landasan Ulin Dalam Angka, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
2.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar 2.6
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.8 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Gambar 2.9 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
d. Kecamatan Liang Anggang Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3° 27' 5" LS dan 114° 45'
BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai
berikut:
Sebelah Utara
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur
: Kecamatan Landasan Ulin;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat
: Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).
Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan industri,
perdagangan dan jasa, serta permukiman.
Kecamatan Liang Anggang memiliki wilayah seluas ± 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini. Tabel 2.5 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Liang Anggang NO.
KECAMATAN LIANG ANGGANG
LUAS Ha
%
JUMLAH RT RW
1
Kelurahan Landasan Ulin Barat
1.615,00
18,81
14
-
2
Kelurahan Landasan Ulin Selatan
2.635,00
30,69
12
-
3
Kelurahan Landasan Ulin Tengah
2.386,00
27,79
14
-
4
Kelurahan Landasan Ulin Utara
1.950,00
22,71
26
-
8.586,00
100,00
66
-
TOTAL
Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011
e. Kecamatan Cempaka Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233° 27' LS dan 114° 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: : Kec. Banjarbaru Utara, Kec. Landasan Ulin;
Banjarbaru Selatan dan
Sebelah Timur
: Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar;
Sebelah Selatan
: Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut;
Sebelah Barat
: Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut
15
Sebelah Utara
halaman
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman. Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± 14.670 Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Cempaka dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.6 Wilayah Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka KECAMATAN CEMPAKA
NO.
LUAS Ha
%
JUMLAH RT RW
1
Kelurahan Palam
1.475,00
10,05
12
-
2
Kelurahan Bangkal
2.980,00
20,31
13
-
3
Kelurahan Sungai Tiung
2.150,00
14,66
34
-
4
Kelurahan Cempaka
8.065,00
54,98
43
-
14.670,00
100,00
102
-
TOTAL Sumber: Kecamatan Cempaka Dalam Angka 2011
2.1.3 Kondisi Fisik Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi. Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota Banjarbaru. a. Topografi Dan Kelerengan Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara 0 – 500 m dari permukaan air laut (dpl), dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 – 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman. Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
16
Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0 – 2% (± 59,35%). Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan;
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kelerengan antara 2–8% (± 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah; Kelerengan antara 8–15% (± 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka. Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam. Tabel 2.7 Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru No
Kecamatan
1
Landasan Ulin
2
Liang Anggang
3
Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha)
Luas
>7-25 m
>25 100 m
>100 500 m
6.526
2.790,5
-
-
-
9.317
29,16
5.250
1.540
-
-
-
6.790
21,25
Cempaka
30
2.218,0
7.840
1.121
-
11.209
35,09
4
Bjb. Utara
-
2.240,0
283
-
-
2.523
7,90
5
Bjb. Selatan
-
1.827,0
280
-
-
2.107
6,60
11.806
10.615
8.403
1.121
-
TOTAL
0-7 m
>500
Ha
%
31.945 100,00
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Tabel 2.8 Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru No.
Kecamatan
Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class (Ha) 0-2 %
>2-8 %
>8-15 %
>15 %
Luas Ha
%
1
Landasan Ulin
9.316,5
-
-
-
9.317
29,16
2
Liang Anggang
6.789,5
-
-
-
6.790
21,25
3
Cempaka
7.734,0
2.242
112
1.121
11.209
35,09
4
Banjarbaru Utara
2.352,0
171
-
-
2.523
7,90
5
Banjarbaru Selatan
1.937,0
170
-
-
2.107
6,60
28.129,0
2.583
112
1.121
31.945
100,00
TOTAL
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal
17
ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan
halaman
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara periodik. b. Klimatologi Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 26,4 °C sampai dengan 28,1°C dengan sedikit variasi musiman. musiman Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36,2°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0°C). Rata-rata Rata rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan rata rata-rata kecepatan angin sekitar 3,3 knots. Curah hujan tahunan rata-rata rata rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sed Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2 hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas (terutama tama aktivitas di luar ruangan) ruangan serta tingkat pelayanan suplai air bersih dari PDAM.
Gambar 2.10 Rata-Rata Rata Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun 2005 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka
Penyinaran matahari rata-rata rata rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata rata-rata berkisar antara 47% – 97%.. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata rata ter tertinggi jatuh pada bulan Januari yaitu ± 89% – 94% dan terendah pada bulan September yaitu
18
± 47% – 74%. %. Evaporasi dari d permukaan air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata rata rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan
halaman
4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.
Gambar 2.11 Rata-Rata Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun 2005 2005-2009 (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka
c. Kondisi Fisik Tanah Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,82%),, organosol (29,82%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols)) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru; sedangkan Aluvial (Entisols ( dan Inceptisols), ), Gambut ((Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah podsolik mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka terhadap erosi. Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura).
19
Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur tanah, yaitu halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas keseluruhan). Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
daerah ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air. Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik – tergenang kurang dari 6 bulan – yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh. d. Hidrologi Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik. Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kota Banjarbaru NAMA DAS
LUAS (Ha)
DAS RIAM KANAN
113.445
DAS TABONIO
338.083
DEBIT (M3/Dtk)
Sumber : Balai Wilayah Sungai Kalimantan II
2.2 Demografi 2.2.1 Jumlah Penduduk Selama tahun 2006 – 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 5,48% per tahun atau meningkat sebanyak 50.243 jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk dari daerah sekitarnya maupun dari luar pulau (terutama dari Pulau Jawa). Salah satu daya tarik yang menyebabkan tingginya minat orang untuk bermigrasi ke Kota Banjarbaru adalah berpindahnya Ibukota Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
20
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada tahun 2011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104.
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.10 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006 – 2011 NO. 1
KOTA BANJARBARU KECAMATAN / KELURAHAN
LUAS (Ha)
LANDASAN ULIN
Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis 2
LIANG ANGGANG
Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara 3
CEMPAKA
Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka 4
BANJARBARU UTARA
Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin 5
BANJARBARU SELATAN
Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar
TOTAL KESELURUHAN
KEPADATAN PENDUDUK
2005 Laki-laki
Perempuan
2006 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2007 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2008 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2009 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2010 TOTAL
Laki-laki
Perempuan
2011 TOTAL
TOTAL
9.242,00
17.917
17.054
34.971
18.322
17.443
35.765
19.061
18.250
37.311
19.546
18.728
38.274
20.138
19.832
39.970
26.514
24.996
51.510
52.482
1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00
5.649 2.825 4.087 5.356
5.393 2.586 3.863 5.212
11.042 5.411 7.950 10.568
5.777 2.889 4.179 5.477
5.516 2.645 3.951 5.331
11.293 5.534 8.130 10.808
6.009 3.006 4.348 5.698
5.771 2.767 4.134 5.578
11.780 5.773 8.482 11.276
6.162 3.083 4.459 5.842
5.922 2.839 4.243 5.724
12.084 5.922 8.702 11.566
6.349 3.176 4.594 6.019
6.271 3.006 4.493 6.062
12.620 6.182 9.087 12.081
7.200 3.363 5.579 10.372
6.978 3.111 5.309 9.598
14.178 6.474 10.888 19.970
14.439 6.613 11.074 20.356
8.586,00
12.183
13.292
12.447
25.739
13.694
13.181
26.875
17.725
16.823
34.548
35.201
2.248 3.041 3.972 3.186
4.733 6.590 7.877 6.539
2.560 3.656 4.023 3.455
2.381 3.220 4.206 3.374
4.941 6.876 8.229 6.829
3.363 2.927 4.616 6.819
2.960 2.765 4.614 6.484
6.323 5.692 9.230 13.303
6.429 5.837 9.406 13.529
11.334
23.517
12.459
11.593
24.052
12.962
12.130
25.092
1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00
5.531
4.816
10.347
5.656
4.926
10.582
5.884
5.154
11.038
3.579 3.073
3.616 2.902
7.195 5.975
3.660 3.143
3.699 2.968
7.359 6.111
3.808 3.270
3.871 3.105
7.679 6.375
2.485 3.549 3.905 3.353
14.670,00
12.943
12.018
24.961
13.095
12.262
25.357
13.356
12.647
26.003
14.100
13.398
27.498
14.527
14.188
28.715
14.645
13.674
28.319
28.854
1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00
1.448 1.880 3.875 5.740
1.380 1.763 3.682 5.193
2.828 3.643 7.557 10.933
1.465 1.902 3.921 5.807
1.408 1.799 3.757 5.298
2.873 3.701 7.678 11.105
1.494 1.940 3.999 5.923
1.452 1.856 3.875 5.464
2.946 3.796 7.874 11.387
1.577 2.048 4.222 6.253
1.538 1.967 4.105 5.788
3.115 4.015 8.327 12.041
1.625 2.110 4.350 6.442
1.629 2.083 4.347 6.129
3.254 4.193 8.697 12.571
1.563 2.135 4.084 6.863
1.538 2.082 3.902 6.152
3.101 4.217 7.986 13.015
3.180 4.312 8.132 13.230
2.444,00
16.851
16.558
33.409
17.090
16.783
33.873
17.701
17.591
35.292
18.183
18.045
36.228
18.733
19.109
37.842
21.803
21.002
42.805
43.614
1.424,00 162,00 244,00 614,00
6.352
6.129
12.481
6.443
6.212
12.655
6.673
6.511
13.184
5.226
5.262
10.488
5.299
5.334
10.633
5.489
5.591
11.080
5.273
5.167
10.440
5.348
5.237
10.585
5.539
5.489
11.028
6.855 1.860 3.779 5.689
6.678 1.842 3.894 5.631
13.533 3.702 7.673 11.320
7.062 3.912 1.766 5.993
7.073 4.131 1.930 5.975
14.135 8.043 3.696 11.968
8.924 4.772 1.895 6.212
8.656 4.659 2.124 5.563
17.580 9.431 4.019 11.775
17.728 9.813 4.231 11.842
2.196,00
17.247
16.391
33.638
17.494
16.614
34.108
18.120
17.412
35.532
18.614
17.863
36.477
19.178
18.916
38.094
21.598
20.847
42.445
43.247
858,00 361,00 247,00 730,00
3.620
3.410
7.030
3.672
3.457
7.129
3.803
3.623
7.426
7.624
7.164
14.788
7.733
7.261
14.994
8.010
7.610
15.620
6.003
5.817
11.820
6.089
5.896
11.985
6.307
6.179
12.486
3.907 3.676 4.552 6.479
3.717 3.497 4.310 6.339
7.624 7.173 8.862 12.818
4.025 3.788 4.690 6.675
3.936 3.703 4.564 6.713
7.961 7.491 9.254 13.388
4.333 4.322 4.031 8.912
4.027 4.173 3.944 8.703
8.360 8.495 7.975 17.615
8.530 8.666 8.139 17.912
37.138,00
77.141
73.355
150.496
78.460
74.695
153.155
81.200
78.030
159.230
83.735
80.481
164.216
86.270
85.226
171.496
101.938
97.421
199.627
4,05
4,12
4,29
4,42
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2011 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
4,62
5,38
203.398
5,48
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 2.12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2006-2011 (Kota Banjarbaru Dalam Angka, Tahun 2006 s/d 2011)
Gambar 2.13. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, 2005 - 2011 2.2.2 Kepadatan Penduduk Dari tahun 2005 – 2011, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
22
sebesar 5,48 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
Kepadatan < 25 jiwa/Ha disebut kawasan pedesaan (rural)
Kepadatan 25 – 100 jiwa/Ha disebut kawasan peri urban
Kepadatan 100 -175 jiwa/Ha disebut kawasan Urban Low
Kepadatan 175-250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban medium
Kepadatan > 250 jiwa/Ha disebut kawasan Urban high Tabel 2.11 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010 NO.
1
2
3
4
5
KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN
Landasan Ulin
LUAS (Ha)
Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN
1.876,00 1.525,00 1.867,00 3.974,00 9.242,00 1.615,00 2.635,00 2.386,00 1.950,00 8.586,00 1.475,00 2.980,00 2.150,00 8.065,00 14.670,00 1.424,00 162,00 244,00 614,00 2.444,00 858,00 361,00 247,00 730,00 2.196,00
TOTAL KESELURUHAN
37.138,00
JUMLAH PENDUDUK (Jiwa)
14.178 6.474 10.888 19.970 51.510 6.323 5.692 9.230 13.303 34.548 3.101 4.217 7.986 13.015 28.319 17.580 9.431 4.019 11.775 42.805 8.360 8.495 7.975 17.615 42.445
KEPADATAN (JIWA/HA)
199.627
7,56 4,25 5,83 5,03 5,57 3,92 2,16 3,87 6,82 4,02 2,10 1,42 3,71 1,61 1,93 12,35 58,22 16,47 19,18 17,51 9,74 23,53 32,29 24,13 19,33
5,38
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, BPS, 2011
Berdasarkan data pada tabel 2.11 di atas, hanya 2 (dua) kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 orang/Ha
sehingga bisa disebut
sebagai kawasan Peri Urban, yaitu Kelurahan Mentaos di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Guntung Paikat di Kecamatan Banjarbaru Selatan. Sedangkan 18
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
23
kelurahan lainnya masih masih termasuk dalam kawasan rural (pedesaan).
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
BANJARBARU SELATAN
19,33
BANJARBARU UTARA
CEMPAKA
17,51
1,93
LIANG ANGGANG
4,02
LANDASAN ULIN
5,57 0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
Gambar 2.14. Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2010 (Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011)
Dilihat dari sebaran penduduk, paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 52.482 jiwa (26% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk terendah di kecamatan Cempaka sebesar 28.854 jiwa (14% dari total penduduk Kota Banjarbaru).
Gambar 2.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun 2010
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
24
Berdasarkan jumlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 2005 sampai tahun 2010, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 5,27%, maka analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk beberapa tahun ke depan adalah analisis bunga berganda/exponensial.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.12 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 – 2022 No
1
Kecamatan
Kelurahan
Landasan Ulin
2011 14,439
2012 15,338
2013 16,294
2014 17,308
2015 18,387
2016 19,532
2017 20,748
2018 22,040
2019 23,413
2020 24,871
2021 26,421
2022 28,066
Guntung Payung
6,613
7,025
7,462
7,927
8,421
8,945
9,503
10,094
10,723
11,391
12,101
12,854
Syamsuddin Noor
11,074
11,764
12,496
13,275
14,102
14,980
15,913
16,904
17,957
19,075
20,263
21,525
Guntung Manggis
20,356
21,624
22,971
24,401
25,921
27,536
29,251
31,072
33,008
35,064
37,248
39,567
Kumulatif
2
52,482
55,751
59,223
62,912
66,830
70,993
75,414
80,111
85,101
90,401
96,032
102,013
Landasan Ulin Tengah
9,406
9,992
10,614
11,275
11,978
12,724
13,516
14,358
15,252
16,202
17,211
18,283
Landasan Ulin Utara
13,635
14,484
15,386
16,345
17,363
18,444
19,593
20,813
22,110
23,487
24,949
Liang Anggang
6,323
6,717
7,135
7,580
8,052
8,553
9,086
9,652
10,253
10,892
11,570
12,290
5,837
6,201
6,587
6,997
7,433
7,896
8,388
8,910
9,465
10,054
10,681
11,346 68,423
Cempaka
35,201
37,393
39,722
42,197
44,825
47,617
50,582
53,733
57,079
60,634
64,411
Palam
3,180
3,378
3,588
3,812
4,049
4,302
4,570
4,854
5,156
5,478
5,819
Banjarbaru Utara
4,312
4,581
4,866
5,169
5,491
5,833
6,196
6,582
6,992
7,428
7,890
8,382
8,132
8,638
9,177
9,748
10,355
11,000
11,685
12,413
13,186
14,008
14,880
15,807
Cempaka
13,230
14,054
14,929
15,859
16,847
17,896
19,011
20,195
21,453
22,789
24,208
25,716
28,854
30,651
32,560
34,588
36,742
39,031
41,462
44,044
46,788
49,702
52,797
56,086
Loktabat Utara
17,728
18,832
20,005
21,251
22,575
23,981
25,474
27,061
28,746
30,537
32,439
34,459
Mentaos
10,063
10,690
11,356
12,063
12,814
13,612
14,460
15,361
16,317
17,334
18,413
19,560
Komet
3,981
4,229
4,492
4,772
5,069
5,385
5,721
6,077
6,455
6,857
7,284
7,738
Sungai Ulin
11,842
12,580
13,363
14,195
15,080
16,019
17,016
18,076
19,202
20,398
21,669
23,018
Kumulatif
5
Banjarbaru Selatan
Kumulatif Total
6,181
Bangkal Sungai Tiung
Kumulatif
4
26,503
Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Kumulatif
3
PROYEKSI PENDUDUK (JIWA)
Landasan Ulin Timur
43,614
46,330
49,216
52,281
55,538
58,997
62,671
66,575
70,721
75,126
79,805
84,776
Loktabat Selatan
8,530
9,061
9,626
10,225
10,862
11,539
12,257
13,021
13,832
14,693
15,608
16,580
Kemuning
8,666
9,206
9,779
10,388
11,035
11,723
12,453
13,228
14,052
14,927
15,857
16,845
Guntung Paikat
8,139
8,646
9,184
9,756
10,364
11,010
11,695
12,424
13,198
14,020
14,893
15,820
Sungai besar
17,912
19,028
20,213
21,472
22,809
24,230
25,739
27,342
29,045
30,854
32,776
34,817
43,247
45,941
48,802
51,842
55,070
58,500
62,144
66,015
70,126
74,494
79,134
84,062
203,398
216,066
229,524
243,819
259,005
275,137
292,274
310,478
329,815
350,358
372,179
395,360
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
25
Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011dan Hasil Analisis
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II Gambar 2.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2011
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.3 Keuangan Dan Perekonomian Daerah Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Selama tahun 2010,
perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada tabel berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 2000 sebagai satuan dasar. Tabel 2.13 PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) 2007
2008
2009*)
2010**)
1
Pertanian
43,052,318
45,547,479
47,098,963
49,066,346
2
Pertambangan & Penggalian
68,566,872
68,373,154
68,430,720
70,246,125
3
Industri Pengolahan
125,048,344
126,329,796
128,019,687
132,337,740
4
Listrik dan Air Minum
14,905,880
15,827,170
16,675,715
17,353,691
5
Bangunan
119,601,525
133,063,485
147,294,660
156,362,077
6
Perdag, Resto & Perhotelan
191,186,996
202,929,224
215,881,900
230,335,607
7
Pengangkutan & Kom.
62,390,356
63,967,724
68,254,031
73,584,296
8
Bank & Lembaga Keuangan
31,162,410
35,836,932
39,086,096
40,451,272
9
Jasa-jasa
148,357,503
159,407,865
170,749,364
184,514,360
804,272,204
851,192,829
901,491,135
954,251,514
PDRB/GDRP
*) : Angka Perbaikan **) : Angka Sementara
27
Ket :
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
S e k tor
Laporan Pendahuluan
Data pada tabel
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota
Banjarbaru pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel 2.7 tersebut juga terlihat bahwa pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan telekomunikasi
merupakan
sektor
yang
mengalami
pertumbuhan
tertinggi
dibandingkan sektor lainny, yaitu tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%.
Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup
signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan. 2.3.1 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama dengan kondisi
pada tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan PDRB atas dasar
harga konstan tahun 2000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share sebesar 24,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi sumbangan sebesar 23,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, maka sektor
yang
peranannya
mengalami
peningkatan
cukup
signifikan
dalam
perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4% dibandingkan struktur ekonomi tahun 2009. Tabel 2.14 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Ribuan Rupiah) S e k tor
2007
2008
2009*)
2010**)
1
Pertanian
5.35
5.35
5.22
5.14
2
Pertambangan &Penggalian
8.53
8.03
7.59
7.36
3
Industri Pengolahan
15.55
14.84
14.20
13.87
4
Listrik dan Air Minum
1.85
1.86
1.85
1.82
5
Bangunan
14.87
15.63
16.34
16.39
6
Perdag, Resto & Perhotelan
23.77
23.84
23.95
24.14
7
Pengangkutan & Kom.
7.76
7.52
7.57
7.71
8
Bank & Lembaga Keuangan
3.87
4.21
4.34
4.24
9
Jasa-jasa
18.45
18.73
18.94
19.34
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
28
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
Laporan Pendahuluan
19,34
4,24
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5,14
Pertanian 7,36
Pertambangan &Penggalian 13,87
7,71
Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum
16,39 24,14
Bangunan Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom. Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa jasa
Gambar 2.17 2. Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2010 2.3.2. Pendapatan Perkapita Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.9.456.259,00. Rp. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun sebesar -4,41% 4,41% jika dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konsta Konstan (ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.4.780.173,00, turun sebesar -9,06% 9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009 sebesar Rp.5.256.631,00. Tabel 2.15 PDRB DRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun 2009–2010 2010
Atas Dasar Harga Berlaku
Growth (%)
2007
8,118,764
7.88
5,051,009 009
1.63
2008
9,116,073
12.28
5,182,269 269
2.60
9,893,016
8.52
5,256,631 631
1.43
9,456,259
-4.41
4,780,173 173
-9.06
2009 *)
2010
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
29
Ket : *) : Angka Sementara Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
II
halaman
Tahun
PDRB Perkapita Growth Atas Dasar (%) Harga Kostan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.3.3. Pengelolaan Keuangan Daerah Dari seluruh komponen tentang pengelolaan keuangan daerah, APBD merupakan komponen strategis. la menjadi instrumen kebijakan keuangan daerah yang sangat penting, karena di dalamnya menyangkut tentang perkiraan dan perencanaan tentang pendapatan dan belanja daerah. APBD yang disusun dengan cermat dan akurat akan membantu terciptanya tertib anggaran. Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 pendapatan daerah Kota Banjarbaru meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penerimaan pembiayaan, serta penerimaan lain-lain yang sah. Gambar 2.17 menunjukkan bahwa meskipun selama periode 2001 - 2010 Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan ± sembilan kali lipat, dana perimbangan (khususnya dana alokasi umum) masih sangat dominan dalam komposisi struktur pendapatan daerah. Dalam periode ini, dana perimbangan mencapai proporsi di atas 75%. Belanja daerah adalah sisi lain dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, sedangkan belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri atas belanja aparatur dan belanja publik. Berdasarkan pada PP Nomor 58/2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah terdiri atas belanja langsung dan biaya tak langsung.
2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001
320.895.878,30
23.900.000 20.793.581,39
339.713.477,50 286.091.228,61
19.634.912 18.455.000
252.145.000
16.000.000 8.095.038
253.446.525,90
13.147.553,20 5.145.647,90
176.175.931,90
10.182.044,50 6.068.744,90 10.700.912,10 4.739.067 6.831.313,90 3.144.667 4.829.849,50 3.940.000 3.079.540,60
135.469.014 126.763.710,90 103.002.052 80.206.237,10
Lain-Lain
Dana Perimbangan
PAD
30
2009
66.367.461,80 29.800.000 41.131.145,90
Gambar 2.18 Struktur Pendapatan Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001 – 2010 (Rp.000) BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
2010
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.16 Ringkasan Realisasi APBD Kota Banjarbaru Periode Tahun 2006 – 2010 No. A
B
Anggaran
Pendapatan 1 PAD a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah c) Hasil Daerah d) Lain2 PAD 2 Dana Perimbangan 3 Lain2 Pendapatan Belanja 1 Belanja Langsung 2 Belanja Tidak Langsung
C
Surplus/Defisit Anggaran
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
230,756,000,000 10,050,000,000
286,609,000,000 16,000,000,000 6,038,897,000 5,636,647,200
326,519,722,000 19,634,912,000
404,094,623,400 23,250,000,000
389,252,657,900 27,360,000,000
7,068,599,000
8,207,566,000
8,736,361,000
8,030,308,400
9,572,217,000
12,332,889,910
5,094,696,125 4,197,303,875 85,500,000
385,500,000
397,065,000
848,028,100
975,232,315
672,500,000
3,938,955,800
4,138,939,600
4,622,188,500
5,315,516,775
220,706,000,000 0
252,154,000,000 18,455,000,000
286,091,228,608 20,793,581,392
339,713,477,500 41,131,145,900
319,656,892,000 42,235,765,900
241,853,624,000
314,598,950,800
375,115,271,000
473,328,266,800
408,149,657,900
160,309,005,867 81,544,618,133
196,852,994,565 117,745,956,235
249,873,282,658 125,241,988,342
298,521,654,638 174,806,612,162
205,005,114,972 203,144,542,928
-11,097,624,000
-27,989,950,800
-48,595,549,000
-69,233,643,400
-18,897,000,000
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.17 Ringkasan Anggaran Belanja Sektor Sanitasi Kota Banjarbaru No
Tahun
Anggaran
1
Air Limbah (Rp.)
2
Persampahan (Rp.)
3
Drainase (Rp.)
4
PHBS (Rp.)
5
Total Belanja Sanitasi
6
Proporsi Belanja Sanitasi thd APBD
7
2009 ---
2011
2012
686.654.950
2.384.986.420
1.743.988.400
3.791.686.050
3.313.010.350
5.464.712.860
10.011.520.000
14.111.442.550
12.155.581.642
10.765.364.630
11.869.319.400
623.925.650
611.739.125
754.968.050
889.766.000
18.527.054.250
16.766.986.067
19.370.031.960
24.514.593.800
3,91%
4,11%
4,34%
3,98%
171.496
199.627
203.398
239.647
108.032
83.992
95.232
102.295
Jumlah Penduduk (jiwa) Belanja Sanitasi perPenduduk (Rp./jiwa)
8
2010
Sumber : Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, data diolah.
Desentralisasi berdampak
langsung
fiskal pada
yang merupakan persaingan
antar
bagian dari otonomi daerah
untuk
daerah
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah masing-masing dalam rangka membiayai tugas-tugas pemerintahan.
Gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang
dicerminkan melalui penerimaan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin ini disebut dengan Indeks Kapasitas Fiskal daerah. Tabel 2.18 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2008 – 2011 No
Tahun
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kalimantan Selatan
Kota Banjarbaru
1
2008
1,4816
2,5363
2
2009
2,4487
1,6689
3
2010
0,3979
2,1136
4
2011
1,6699
2,3308
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
32
Sumber : Ditjend Keuangan Daerah Kemendagri
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru (2012 – 2032) Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Metropolitan
Banjarbakula
(meliputi
Kota
Banjarmasin,
Kota
Banjarbaru,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala. 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru berdasarkan RTRW tahun 2012-2032 merupakan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah Kota Banjarbaru merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru, yang meliputi : a. Pusat Pelayanan Kota (PPK) Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) berfungsi untuk melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional, PPK di Kota Banjarbaru terdiri atas: 1) PPK I : pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan Banjarbaru Utara 2) PPK II : pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota. b. Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) Fungsinya adalah untuk melayani sub-wilayah kota. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota ini meliputi: 1) Sub PPK I : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka; dan 2) Sub PPK II : sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin; dan 3) Sub PPK III : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin. c. Pusat Lingkungan (PL)
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
33
Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota. Pusat Lingkungan (PL) di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 2.19 Struktur Ruang Wilayah Kab/Kota No
Fungsi
Nama Kec/Kel Kec. Banjarbaru Utara, Kel. Komet Kec. Liang Anggang, kel. Landasan Ulin Kec. Cempaka, Kel Sungai Tiung
1
PPK I
2
PPK II
3
SUB PPK I
4
SUB PPK II
Kec. Landasan Ulin , Kel Syamsudin Noor
5
SUB PPK III
Kec. Landasan Ulin , Kel Guntung Manggis
Fungsi Primer Pusat Pemerintahan Pusat Pelayanan Ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan sub pusat pelayanan ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan
Sekunder -
Sumber : RTRW kota Banjarbaru Tahun 2012-2032
2.4.2 Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang yang disusun tersebut berfungsi : a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota; b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka panjang menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung meliputi : 1) Kawasan hutan lindung; 2) kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang meliputi kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai; 4) Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; dan
b. Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas: 1) Kawasan permukiman 2) Kawasan perdagangan dan jasa; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
34
5) Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3) Kawasan perkantoran; 4) Kawasan industri; 5) Kawasan pariwisata; 6) Kawasan ruang terbuka non hijau; 7) Kawasan ruang evakuasi bencana; 8) Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; 9) Kawasan peruntukan lainnya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung 1) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung, meliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 1261 Ha terbagi menjadi Blok I yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dengan luas 960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas 301 Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air. 2) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan bawahannya terdiri atas:
perlindungan
terhadap
kawasan
a) Kawasan bergambut yang berada di Kecamatan Liang Anggang, dan b) Kawasan resapan air yang berada di Kecamatan Cempaka. 3) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai yang ditetapkan dengan kriteria : Sungai Kemuning, dengan panjang 7000 m dan lebar 5 - 12 m; Sungai Paring, dengan panjang 500 m dan lebar 5 - 12 m; Sungai Ulin, dengan panjang 1500 m dan lebar 7 - 10 m; Sungai Lurus, dengan panjang 2100 m dan lebar 6 – 8 m; Sungai Lukudat, dengan panjang 7000 m dan lebar 12 m; Sungai Pinang, dengan panjang 4200 m dan lebar 2 – 4 m; Sungai Batulicin, dengan panjang 3600 m dan lebar 2 – 3 m; Sungai Ujung Murung Hula, dengan panjang 2500 m dan lebar Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai
Batu Kapur, dengan panjang 4100 m dan lebar 1 – 4 m; Mangguruh, dengan panjang 800 m dan lebar 1 – 3 m; Sambangan, dengan panjang 3200 m dan lebar 1 – 2 m; Tiung, dengan panjang 3300 m dan lebar 1 – 2 m; Apukan, dengan panjang 20400 m dan lebar 5 – 12 m; Basung, dengan panjang 3100 m dan lebar 1 – 2 m; Lukas, dengan panjang 2800 m dan lebar 1 – 2 m;
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
35
Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan 6 – 8 m; i) Sempadan j) Sempadan k) Sempadan l) Sempadan m) Sempadan n) Sempadan o) Sempadan
II
halaman
a) b) c) d) e) f) g) h)
Laporan Pendahuluan
p) Sempadan q) Sempadan r) Sempadan s) Sempadan t) Sempadan u) Sempadan v) Sempadan w) Sempadan x) Sempadan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sungai Banyu Irang, panjang 18000 m dan lebar 10 – 12 m; Sungai Salak, dengan panjang 6800 m dan lebar 2 – 4 m; Sungai Guntung Payung, panjang 5300 m dan lebar 3 – 6 m; Handil Kerokan, panjang 7000 m dan lebar 10 – 12 m; Sungai Ampayo, dengan panjang 5500 m dan lebar 3 – 4 m; Handil Berkat Karya, panjang 4300 m dan lebar 1 – 3 m; Handil Papikul, dengan panjang 7000 m dan lebar 2 – 6 m; Handil Hanyar, dengan panjang 4300 m dan lebar 3 – 5 m; Sungai Peramuan, dengan panjang 8500 m dan lebar 6 – 8 m.
4) Ruang terbuka hijau (RTH) kota Kawasan Ruang Terbuka Hijau dalam wilayah Kota Banjarbaru dialokasikan seluas 9.651,07 hektar (30,036 %), yang terdiri atas RTH privat seluas ± 3.430,44 hektar (10,031 %) dan RTH publik seluas ± 6.427,97 hektar (20,005 %). a) RTH eksisting seluas ± 2.638,83 Ha (8,213 %): a.1) RTH privat seluas ± 288,44 Ha (0,898 %) meliputi:
Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 Ha (0,005 %) Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 286,73 Ha (0,893 %) a.2) RTH Publik seluas ± 2.350,40 Ha (7,315 %) meliputi:
Taman RT seluas ± 0,22 Ha (0,001%); Taman RW seluas ± 5,31 Ha (0,017%); Taman kelurahan ± 6,62 Ha (0,021%); Taman kecamatan ± 9,36 Ha (0,029%); yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, dan Kecamatan Cempaka;
Taman kota seluas ± 46,82 Ha (0,140%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Landasan Ulin;
Hutan kota seluas ± 1.483,77 Ha (4,443%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Kecamatan Cempaka;
Utara,
Kecamatan
Landasan
Ulin,
Sabuk hijau (green belt) seluas ± 241,34 Ha (0,723%) yang terletak di Kecamatan Cempaka;
Pulau jalan dan median jalan dengan luas ± 395,81 Ha (1,185%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
36
Jalur pejalan kaki dengan luas ± 2,17 Ha (0,006%) yang terletak
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi dengan luas ± 129,87 Ha (0,389%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;
RTH sempadan sungai seluas ± 0,19 Ha (0,001%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka;
Pemakaman dengan luas ± 28,92 Ha (0,087%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. b) Rencana pengembangan RTH, terdiri atas: b.1) RTH Privat seluas ± 2.934,67 hektar (9,133 %), meliputi: RTH privat pekarangan rumah tinggal seluas ± 2.699,03 hektar (8,4 %); dan RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 235,64 hektar (0,733%). b.2) RTH Publik seluas ± 4.077,57 Ha (12,690 %) meliputi:
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
37
Taman RT di lima kecamatan seluas ± 590,80 Ha (1,839%); Taman RW di lima kecamatan seluas ± 250,89 Ha (0,781%); Taman kelurahan di lima kecamatan seluas ± 20,63 Ha (0,064% ); Taman kecamatan di lima kecamatan seluas ± 28,97 Ha (0,090%); Taman kota seluas ± 442,53 Ha (1,377 %) terdiri atas: Rencana pembangunan taman Kehati (keanekaragaman hayati) seluas ± 50 Ha (0,156 %) di Kecamatan Cempaka; Rencana pembangunan kebun raya di kawasan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan seluas ± 123 Ha (0,383%); Taman Masjid Agung Banjarbaru seluas ± 3 Ha (0,009%); Taman skala kota seluas ± 266,53 Ha (0,829%); Hutan kota seluas seluas ± 80 Ha (0,249%); Pulau jalan dan median jalan seluas ± 72,50 Ha (0,226%); Jalur pejalan kaki seluas ± 80,60 Ha (0,251%); RTH sempadan rel kereta api seluas ± 72 Ha (0,224%); Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas ± 191,21 Ha (0,595%); RTH sempadan sungai seluas ± 1.856,90 Ha (5,579%) RTH pengamanan sumber air baku/mata air berupa rencana pembangunan taman danau kota di Kecamatan Cempaka seluas 314 Ha (0,977%); dan RTH pemakaman seluas ± 76,54 Ha (0,238%).
II
halaman
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
5) Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud, terdiri atas kawasan rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka dan Kelurahan Kemuning Kecamatan Banjarbaru Selatan. a. Rencana pola ruang kawasan budidaya 1) Kawasan Permukiman Kawasan permukiman dengan luas total kurang lebih 15.423 Ha, terdiri atas: a) Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Cempaka seluas kurang lebih 1.542,3 Ha (10%). b) Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang di Kecamatan Landasan Ulin seluas kurang lebih 4.626,9 Ha (30%); dan c) Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di Kecamatan Liang Anggang seluas kurang lebih 9.253,8 Ha (60%). 2) Kawasan Perdagangan Dan Jasa Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan. Rencana kawasan perdagangan dan jasa seluas 824 Ha, meliputi: a) Pasar tradisional, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Cempaka; b) Pusat perbelanjaan, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; c) Pertokoan modern, terletak di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; d) Rencana pembangunan pasar tradisional berada di Kelurahan Guntung Manggis dan Kelurahan Palam; dan e) Rencana pembangunan pasar induk di Kecamatan Liang Anggang. 3) Kawasan Perkantoran
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
38
Kawasan perkantoran sebagaimana dimaksud terdiri atas: a) Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka; b) Perkantoran Pemerintah Kota Banjarbaru berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; dan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
c) Perkantoran swasta berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. 4) Kawasan Industri Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Rencana kawasan industri di Kota Banjarbaru adalah seluas kurang lebih 1.531 Ha, meliputi: a) Kawasan industri/industrial estate Kawasan ini terdiri atas Lingkungan Industri Kecil (LIK) Liang Anggang, terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang Anggang. b) Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri (industri eksisting), terdiri atas: Kawasan industri skala rumah tangga; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala kecil; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala sedang; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara Kawasan industri skala besar; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Liang Anggang. Beberapa komoditas yang dikembangkan di kawasan industri di Kota Banjarbaru antara lain industri makanan, minuman, plastik, percetakan, pengolahan kayu dan rotan. 5) Kawasan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Rencana kawasan pariwisata di Kota Banjarbaru, meliputi: a) Pariwisata budaya; yaitu Museum Lambung Mangkurat, terletak di Kelurahan Komet. b) Pariwisata alam; meliputi : Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung; Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos; Wisata danau kota di Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam; BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
39
Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos;
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Wisata Kuliner, terletak di sekitar Lapangan Dr. Murdjani Kelurahan Komet. c) Pariwisata buatan; meliputi : Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning; Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet. d) Wisata olahraga yaitu : Sirkuit olahraga balap motor di Kelurahan Sungai Ulin di Kecamatan Banjarbaru Utara. Sport Center di eks lahan tambang Galuh Cempaka. e) Wisata reliji; meliputi: Mesjid tertua Nurul Hasanah di Kecamatan Cempaka Makam syuhada haji di Kecamatan Landasan Ulin Makam pahlawan di Kecamatan Landasan Ulin f) Rencana pembangunan desa wisata di Kecamatan Cempaka. 6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau Ruang terbuka non hijau merupakan lahan yang belum terbangun dan tidak termasuk dalam RTH. Rencana kawasan ruang terbuka non hijau, meliputi : a) Kawasan ruang terbuka biru meliputi Sungai Kemuning; b) Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer; c) Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut; d) Lapangan parkir, yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya. 7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana Kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas: a) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung meliputi Puskesmas Sungai Tiung dan Kantor Kecamatan Cempaka. b) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Kemuning meliputi Puskesmas Kelurahan Guntung Paikat dan Mesjid al Muhajirin. 8) Kawasan Peruntukan Bagi Kegiatan Sektor Informal Rencana kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal meliputi ruang khusus yang disediakan bagi pedagang kaki lima dan
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
40
dialokasikan pada ruang-ruang publik.
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.19 Peta Kawasan Strategis di Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
II
Gambar 2.20 Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
9) Kawasan Peruntukan Lainnya Rencana kawasan peruntukan lainnya, meliputi: a) Kawasan Pertanian, terdiri atas : Kawasan budidaya tanaman pangan: di Kecamatan Cempaka, Landasan Ulin, Liang Anggang dan Banjarbaru Utara seluas ± 10.106 Ha; Kawasan budidaya perkebunan di Kecamatan Cempaka, ± 1.000 Ha; Kawasan budidaya hortikultura di Kecamatan Liang Anggang, ± 800 Ha; Kawasan budidaya peternakan yang meliputi kawasan peternakan sapi potong dan sapi perah di kecamatan Landasan Ulin, Cempaka dan Banjarbaru; kawasan peternakan kambing di Kecamatan Landasan Ulin dan Kawasan peternakan unggas di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin seluas ± 700 Ha. b) Kawasan Perikanan, terdiri atas kawasan perikanan jenis ikan air tawar terdapat di Kecamatan Banjarbaru Utara, Landasan Ulin dan Liang Anggang. c) Kawasan Pelayanan Umum : c.1) kawasan kesehatan, terdiri atas: kawasan kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit skala Kota di Kecamatan Banjarbaru Utara; rencana pembangunan rumah sakit pendidikan tipe B di Kelurahan Palam; dan fasilitas kesehatan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, berupa puskesmas, puskemas pembantu, rumah bersalin, dan rumah sakit swasta. c.2) kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah gedung sarana peribadatan yang disesuaikan dengan jumlah penganutnya; dan c.3) kawasan pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak di Kecamatan Banjarbaru Selatan dan skala pelayanan kecamatan terletak di setiap kecamatan. d) Kawasan Pertahanan dan Keamanan, yang terdiri atas: Denzipur-8 Gawi Manuntung di Kecamatan Landasan Ulin Rindam di Kecamatan Landasan Ulin Secata di Kecamatan Cempaka Secapa di Kecamatan Cempaka Dodiklatpur di Kecamatan Cempaka Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 07 di Kecamatan Banjarbaru Utara BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
43
Dodik Belanegara di Kecamatan Banjarbaru Utara
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Komando Rayon Militer (Koramil) 1006 – 12 di Kecamatan Liang Anggang Kiban Yonif 623/Bhakti Wira Utama di Kecamatan Liang Anggang Brimob Polda Kalsel di Kecamatan Banjarbaru Utara e) Kawasan Pendidikan, terdiri atas : Kawasan pendidikan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); Kawasan pengembangan sekolah bertaraf internasional di Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan; dan Kawasan pendidikan perguruan tinggi di Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan.
2.5 Sosial Budaya 2.5.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan bangsa, dengan kata lain pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dimasa depan. Selain itu pendidikan juga merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Keberlangsungan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban menyediakan
sarana
dan
prasarana
dan
masyarakat
berkewajiban
untuk
memanfaatkan dan merawatnya dengan semaksimal mungkin. Tabel 2.20 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Tingkatan Sekolah Di Kota Banjarbaru Jumlah Sarana Pendidikan
TK
SD
SLTP
SMA
SMK
MI
Mts
MA
Landasan Ulin
18
15
2
-
1
1
1
-
Liang Anggang
8
6
2
2
-
4
3
4
Cempaka
11
17
4
1
1
5
3
3
Banjarbaru Utara
30
23
6
4
5
-
-
-
Banjarbaru Selatan
14
16
4
2
4
1
1
1
Kota Banjarbaru
81
77
18
9
11
11
8
8
44
Agama
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011 BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
Umum
Kecamatan
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Data pada table 2.18 menunjukkan bahwa di Kota Banjarbaru pada tahun 2010 tersedia sebanyak 223 buah sekolah, dimana 93 buah diantaranya merupakan sekolah negeri yang terdiri dari 1 buah TK, 70 SD, 14 SMTP, 4 SMU, dan 4 SMK, sedangkan sisanya merupakan sekolah swasta. Partisipasi sektor swasta/masyarakat cukup tinggi dalam membangun sektor pendidikan di Kota banjarbaru, dalam hal ini terlihat dari cukup banyaknya sekolah swasta dari tingkatan TK sampai dengan SMU/SMK/MA yang ada di Kota Banjabaru. Jumlah murid yang tertampung di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta pada tahun 2010 adalah sebanyak 46.001 orang. Untuk menunjang proses pembelajaran diperlukan kerberadaan guru sebagai tenaga profesi dengan tugas utama adalah mendidik dalam arti yang luas tidak hanya transmisi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap/attitude, akan tetapi diharapkan dapat mengantarkan anak didiknya kearah yang lebih bermakna sehingga mencapai ketingkat peradaban budaya yang lebih baik. Jumlah guru yang ada di Kota Banjarbaru sampai dengan tahun 2010, baik berstatus PNS maupun guru honorer yang mengajar pada sekolah negeri dan swasta secara keseluruhan berjumlah 3.625 orang. Tabel 2.21 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Tingkatan Sekolah di Kota Banjarbaru Tahun 2010 No.
Jenjang Sekolah
Jumlah Sekolah
Guru
Murid
1.
Taman Kanak-kanak (TK)
81
461
5.198
2.
Sekolah Dasar (SD)
77
1.392
21.370
3.
MI
11
143
2.295
4.
SLTP
18
530
6.897
5.
MTs
8
188
2.210
6.
SMU
9
323
3.083
7.
MA
8
151
1.242
8.
SMK
11
437
3.706
223
3.625
46.001
Jumlah Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
BUKU PUTIH SANITASI
45
Pada jenjang pendidikan tinggi, di Kota Banjarbaru terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat dengan beberapa Fakultas seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kedokteran dan Fakultas Teknik, FKIP, Fakultas MIPA, serta Program Pasca Sarjana untuk beberapa program studi. Selain itu juga terdapat politeknik kesehatan yang membuka jurusan keperawatan dan jurusan kesehatan lingkungan. Sedangkan perguruan tinggi
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
swasta yang ada di Kota Banjarbaru antara lain UVAYA, ATPN, STIA, STIMIK, STIBA dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.20 berikut. Tabel 2.22 Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Status
Negeri
No
1
UNIVERSITAS/FAKULTAS
Universitas Lambung Mangkurat - Fakultas Kedokteran - Fakultas Perikanan - Fakultas Pertanian - Fakultas Kehutanan - Fakultas Teknik - FKIP ( Jurusan Olah Raga & DII PGSD) - Fakultas MIPA
2
Politeknik Kesehatan Banjarmasin - Jurusan Keperawatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru - Jurusan Analisis Kesehatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Gigi Banjarbaru - Jurusan Kebidanan - Jurusan Gizi
1
Universitas Ahmad Yani (UVAYA)
2
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI)
4
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
5
Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN)
6
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA)
7
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
8
STIKES Cahaya Bangsa
9
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah
10
Akademi Kebidanan ( Akbid) Banjarbaru
11
Akbid Banua Bina Husada Banjarbaru
46
Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 2011
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai secara kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat menunjang akses masyarakat Kota Banjarbaru dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat meningkatkan angka BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
Swasta
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
partisipasi sekolah. Untuk mengukur angka partisipasi sekolah dapat digunakan dua indikator yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Pada tahun 2011, APK pada jenjang SD di Kota Banjarbaru telah mencapai 104,65 persen. Sedangkan APK pada jenjang SMP dan SMA masing-masing adalah sebesar 96,37 persen dan 74,74 persen. Seterusnya APK pada jenjang pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) adalah 34,87 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.23 Angka Partisipasi Kasar (APK) Dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Tingkat Pendidikan
APK
APM
1
Sekolah Dasar
104,65
96,91
2
SLTP
96,37
77,94
3
SLTA
74,74
61,85
4
Diploma / Sarjana
34,87
31,92
Sumber : BPS, Susenasda 2011
Rendahnya APM pada tingkat pendidikan SLTA kemungkinan besar selain terkait dengan tingginya biaya pendidikan juga adalah karena masih kurang meratanya penyebaran sekolah pada jenjang tersebut sehingga dengan alasan sulitnya atau tingginya biaya transportasi masyarakat memilih untuk tidak lagi menyekolahkan anaknya. Tabel 2.24 Jumlah Dan Prosentasi Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah Yang Dimiliki Tahun 2011 Jenis Kelamin
Jumlah
L
%
P
%
L+P
%
3.039
1,67
2.643
1,45
5.682
3,12
1
Tidak/belum sekolah
2
Tidak punya ijazah
19.573
10,73
21.045
11,54
40.618
22,27
3
SD
16.802
9,21
16,621
9,11
33.423
18,33
4
SLTP sederajat
15.869
8,70
18.607
10,20
34.476
18,91
5
SLTA sederajat
26.790
14,69
20,495
11,24
47.285
25,93
6
D1/D3
1.943
1,07
2.950
1,62
4.893
2,68
7
S1 +
8.073
4,43
7.910
4,34
15.983
8,76
92.089
50,50
90.271
49.50
182.360
100,00
JUMLAH
47
Ijazah Yang Dimiliki
Sumber : Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.5.2 Kesejahteraan Masyarakat Salah satu indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah yang umum digunakan adalah perkembangan jumlah penduduk miskin atau jumlah keluarga miskin. Data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarbaru sebagaimana dapat dilihat pada table 2.23 menunjukkan pada tahun 2011 terdapat sebanyak 4.641 Keluarga miskin yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru. Tabel 2.25 Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Jumlah No.
Kecamatan
RT
Penduduk Miskin (KK)
RW
1
Landasan Ulin
147
29
1,318
2
Liang Anggang
71
15
972
3
Cempaka
103
30
993
4
Banjarbaru Utara
125
27
640
5
Banjarbaru Selatan
128
23
718
TOTAL KESELURUHAN
574
124
4,641
Sumber : BPMPKB Kota Banjarbaru 2011
2.5.3 Perumahan Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal dan berlindung dari segala gangguan luar. Selain itu, rumah juga merupakan tempat yang paling menyenangkan bagi anggota rumah tangga sebagai tempat untuk tumbuh, hidup serta berinteraksi. Tabel 2.26 Jumlah Rumah Per-Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah KK
(2010)
Rumah
1
Landasan Ulin
52.428
14.432
16.540
2
Liang Anggang
35.201
8.935
9.759
3
Cempaka
28.854
7.485
7.313
4
Banjarbaru Utara
43.614
12.999
13.254
3
Banjarbaru Selatan
43.247
13.092
12.344
203.398
56.943
59.210
Total
48
Kecamatan
Sumber: Susenasda, BPS 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Perkembangan pembangunan ekonomi yang pesat di perkotaaan yang dikuti dengan tingginya arus migrasi (urbanisasi) menyebabkan terjadinya perubahan yang pesat juga terhadap perkembangan ruang fisik kota, khususnya di kawasan pusat kota. Kawasan-kawasan yang semula merupakan lahan kosong atau ruang terbuka hijau berubah menjadi kawasan-kawasan komersial seperti perumahan. Ketidakseimbangan antara supply dan demand dalam penyediaan perumahan, menyebabkan munculnya permukiman kampung kota, yang bercirikan kawasan yang padat, kumuh, jorok, dan mayoritas penghuninya miskin. Kawasan kumuh di Kota Banjarbaru tersebar hampir di seluruh kecamatan dengan total area mencapai 561,32 Ha. Berdasarkan tipologinya, kawasan kumuh ini dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu kumuh berat seluas 349,12 Ha (terdapat di Kecamatan Liang Anggang, Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka), kumuh sedang pada area seluas 86,68 Ha dan kumuh ringan seluas 125,52 Ha. Tabel 2.27 Tipologi Kawasan Kumuh di Kota Banjarbaru Kecamatan
Kelurahan
Kumuh Berat
Luas 349,12
1
Liang Anggang
a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Tengah
2
Landasan Ulin
Landasan Ulin Timur
18,29
3
Banjarbaru Selatan Cempaka
Kemuning a. Cempaka b. Sungai Tiung
45,91 96,82 38,57
Kumuh Sedang Liang Anggang
2
Banjarbaru Utara
86,68 a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Selatan c. Landasan Ulin Utara Mentaos
Kumuh Ringan 1
Landasan Ulin
2
Banjarbaru Selatan
3
Banjarbaru Utara
4
Cempaka
22,03 47,32 17,02 0,31 125,52
a. Landasan Ulin Timur b. Guntung Manggis a. Loktabat Selatan b. Guntung paikat c. Kemuning a. Loktabat Utara b. Mentaos a. Sungai Ulin b. Cempaka
6,77 0,50 74,87 3,92 18,13 1,51 2,56 8,42 8,84
49
1
112,68 36,85
Sumber : Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Wasbang Kota Banjarbaru, 2011 BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
No.
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru telah beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir melalui Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru. Struktur organisasi pemerintah Kota Banjarbaru terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 5 (lima) Badan, 13 (tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor, 5 (lima) Kecamatan dan 20 (dua puluh) kelurahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.28 dan gambar 2.20. Tabel 2.28 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru No.
Nama Organisasi
1.
Sekretaris Daerah
2.
Sekretariat DPRD BADAN-BADAN
1.
Bappeda dan Penanaman Modal
2.
Inspektorat
3.
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
4.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB
5.
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Dinas Pendidikan
2.
Dinas Kesehatan
3.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
4.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
6.
Dinas Pekerjaan Umum
7.
Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan
8.
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga
9.
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
10.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi
11.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
12.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
13.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
1.
KANTOR Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
2.
Kantor Lingkungan Hidup
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
1.
50
DINAS-DINAS
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.
Rumah Sakit Umum Daerah
4.
Satuan Polisi Pamong Praja
1.
KECAMATAN DAN KELURAHAN Kecamatan Banjarbaru Utara
2.
- Kelurahan Komet - Kelurahan Mentaos - Kelurahan Loktabat Utara - Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Selatan
3.
- Kelurahan Loktabat Selatan - Kelurahan Kemuning - Kelurahan Guntung Paikat - Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Liang Anggang
4.
- Kelurahan Landasan Ulin Utara - Kelurahan Landasan Ulin Tengah - Kelurahan Landasan Ulin Barat - Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Landasan Ulin
5.
- Kelurahan Landasan Ulin Timur - Kelurahan Syamsudin Noor - Kelurahan Guntung Payung - Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Cempaka Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
51
-
Laporan Pendahuluan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Walikota
Sekretariat DPRD
DPRD
Wakil Walikota Sekretariat Daerah
Staf Ahli 1. Bid. Hukum dan Politik. 2. Bid. Perekonomian dan Pembangunan. 3. Bid. Kemasyara katan dan SDM
Kecamatan
Kelurahan
Asiten Tata Praja dan Kesejahteraan Rakyat 1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Hukum dan Perundang-undangan 3. Bagian Organisasi 4. Bagian Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat
Dinas-Dinas Daerah Terdiri dari : 13 Dinas Teknis
Asiten Perekonomian, Pembangunan dan Administrasi Umum 1. Bagian Perekonomian dan SDA 2. Bagian Pembangunan 3. Bagian Humas dan Protokol 4. Bagian Umum
Lembaga Teknis Daerah
Satpol PP
Terdiri dari : 4 Badan 1 Inspektorat 4 Kantor
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
II
halaman
52
Gambar 2.21 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 3
Beban lingkungan yang makin besar akibat pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya (terutama oleh arus urbanisasi), yang belum diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pemukiman yang memadai menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan di Kota Banjarbaru. Kondisi ini semakin diperparah oleh perilaku hidup masyarakat yang belum sadar sanitasi, masih kita dapati sebagian kecil masyarakat yang tinggal di tepian badan air menggunakan sungai untuk keperluan MCK. Kondisi ini juga terjadi pada sektor persampahan, perilaku sebagian masyarakat yang suka membuang sampah tidak pada tempat dan waktu yang tepat menyebabkan seringnya terjadi penumpukan sampah di beberapa kawasan pemukiman. Berbagai
upaya
telah
di lakukan
untuk melestarikan
dan
mengembangkan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang termasuk upaya pengelolaan sanitasi yang baik untuk kepentingan masyarakat luas. Upaya ini tentunya harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap terwujudnya lingkungan yang sehat, pembangunan bidang sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu elemen penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya
ditentukan oleh pelayanan kesehatan oleh pemerintah,
faktor yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kick Off Secara Resmi Dibuka Oleh Bpk Walikota Banjarbaru adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
1
3.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta mendorong peran serta sektor swasta (masyarakat dan dunia usaha) untuk berperan serta secara aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan rumah tangga, (2) tatanan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan tempat umum,dan (5) tatanan fasilitas kesehatan. Dari kelima tatanan tersebut, lingkungan rumah tangga dan sekolah dianggap sebagai pilar utama penerapan PHBS. Rumah tangga merupakan titik awal keberhasilan penerapan PHBS, bila PHBS dilaksanakan secara baik dalam tatanan rumah tangga baik, maka PHBS dalam semua tatanan akan baik pula, baik dalam lingkungan sekitar maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. Selanjutnya untuk menjamin kontinuitas dan peningkatan kualitas PHBS jangka panjang diperlukan dukungan dan atau pembinaan/pengenalan pada lingkungan sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis untuk memperkenalkan PHBS kepada anak didik tentang bagaimana menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat, yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok, dan lingkungan. 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga Sasaran utama PHBS dalam di dalam lingkungan rumah tangga diantaranya adalah menggunakan jamban sehat (stop BABS), mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan limbah cair di rumah tangga dan membuang sampah di tempat sampah. Kebiasaan BAB di tempat yang tidak memadai merupakan menjadi salah faktor resiko menurunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah, praktek semacam ini dapat berlanjut dengan pencemaran sumber air bersih. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak memadai bukan hanya BAB di ruang terbuka (sungai, kolam, got, kebun), tetapi juga sarana penampungan dan pengolahan limbah padat yang tidak memenuhi syarat teknis seperti tidak kedap air dan atau terlalu dekat dengan sumber air bersih.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Jika dilihat menurut wilayahnya, maka Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru Selatan merupakan wilayah yang paling bermasalah dalam praktek BABS. Di Kecamatan Cempaka ditemukan sekitar 38% rumah tangga melakukan praktek BAB ke sungai dengan menggunakan WC Helikopter, sedangkan di Kecamatan Banjarbaru Selatan, masih terdapat sekitar 15% rumah tangga yang membuang limbah padatnya ke sungai atau tempat lain yang tidak semestinya.
2
Hasil study EHRA yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru menemukan bahwa sekitar 82% rumah tangga di Kota Banjarbaru memiliki fasilitas jamban pribadi, sekitar 4% yang BAB di MCK/WC umum. Sedangkan sisanya sekitar 14% melakukan praktek BAB di tempat yang tidak semestinya seperti WC Helikopter, WC cemplung/cubluk dan tempat terbuka seperti sungai, rawa dan lubang galian.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.1 Tempat Yang Digunakan Untuk Buang Air Besar (% KK) BANJARBARU BANJARBARU SELATAN UTARA 77,0% 95,2% 7,9% 0,0% 0,0% 0,0%
Tempat BAB A. B. C. D. H.
Jamban pribadi MCK/WC Umum Ke WC Helikopter Ke sungai/pantai/laut Lainnya JUMAH
LANDASAN ULIN 96,2% 2,5% 0,0%
LIANG ANGGANG 85,5% 5,7% 0,0%
CEMPAKA 56,1% 4,3% 38,4%
KOTA BANJARBARU 81,6% 4,2% 7,9%
14,5% 0,6%
2,7% 2,0%
1,3% 0,0%
5,0% 3,8%
0,0% 1,2%
4,8% 1,5%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Sumber: EHRA, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2012
Hasi study EHRA juga menemukan bahwa tempat penampungan limbah yang dimiliki warga sebagian besar (67,0 %) adalah tangki septik, namun hampir seluruh tangki septik tersebut belum memenuhi standar septic tank yang benar sehingga tidak memberikan pengolahan optimal kepada limbah tersebut. Meskipun tidak tersedia informasi resmi, dikhawatirkan kondisi pengelolaan limbah padat ini akan menjadi ancaman utama bagi kualitas air sumur dangkal yang saat ini masih digunakan secara luas sebagai sumber air bersih bagi warga kota. Sedangkan yang lainnya antara lain dibuang ke sungai sebanyak 17,5 % (baik secara langsung maupun lewat pipa), cubluk sebesar 15,1 %, langsung ke drainase 0,3 %, serta dibuang ke kebun/tanah lapang dengan proporsi 0,1 %. Masih banyaknya ditemukan perilaku membuang tinja ke sungai atau saluran drainase (primer) tidak lepas dari kebiasaan yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat setempat yang hidupnya terintegrasi dengan sungai. Tabel 3.2 Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja (% KK)
1
Banjarbaru Selatan
14,1%
0,0%
0,8%
0,0%
SUNGAI/ DANAU/ RAWA 5,8%
2
Banjarbaru Utara
14,4%
0,0%
4,0%
0,0%
1,5%
0,0%
0,1%
3
Landasan Ulin
16,8%
0,0%
2,9%
0,1%
0,3%
0,0%
0,0%
4
Liang Anggang
15,6%
0,0%
2,6%
0,0%
1,5%
0,0%
0,0%
5
Cempaka Kota Banjarbaru
6,1%
0,0%
4,9%
0,1%
8,5%
0,0%
0,0%
67,0%
0,0%
15,1%
0,3%
17,5%
0,0%
0,1%
No
KECAMATAN
TANGKI SEPTIK
SEWER
CUBLUK/ SALURAN LUBANG DRAINASE
KOLAM/ SAWAH 0,0%
KEBUN/ TANAH LAPANG 0,0%
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Untuk pengelolaan sampah rumah tangga, cara yang paling banyak yang dijumpai adalah rumah tangga yang membuang sampahnya ke halaman atau lokasi sekitar rumah rumah kemudian dibakar sebesar 53,5 %, sementara warga yang pengelolaan sampahnya dilayani oleh kolektor informal yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dan membuangnya ke TPS mengambil proporsi sekitar 20,8%.
3
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2012
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Selain itu terdapat sekitar 7% rumah tangga yang membuang sampah ke dalam lubang galian, sedangkan sekitar 18% lainnya membuang ke sungai, lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk. Tabel 3.3 Pengelolan Sampah Rumah Tangga (% KK) No. 1
PENANGANAN SAMPAH Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dikumpulkan oleh kolektor informal yang daur ulang
BANJARBARU BANJARBARU LANDASAN SELATAN UTARA ULIN 0,0% 2,5% 1,3%
LIANG ANGGANG 0,0%
CEMPAKA 0,0%
KOTA BANJARBARU 0,7%
39,5%
22,0%
26,6%
15,1%
0,0%
20,8%
Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah
19,2%
51,6%
61,4%
70,4%
66,9%
53,5%
1,2%
0,0%
0,0%
0,0%
1,3%
0,5%
3,6%
5,7%
1,9%
1,3%
19,4%
6,4%
6
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
19,8%
5,7%
0,6%
0,6%
6,9%
6,8%
7
Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk
0,6%
0,6%
0,0%
0,0%
0,0%
0,2%
10,8%
4,4%
7,6%
11,9%
5,0%
8,0%
5,4%
6,3%
0,6%
0,6%
0,6%
2,7%
0,0%
1,3%
0,0%
0,0%
0,0%
0,2%
2 3 4 5
8 9
Lain-lain, sebutkan .................
10 Tidak tahu
Sumber: EHRA, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2012
Dari sisi layanan pengangkutan sampah oleh petugas atau armada angkutan sampah yang dimiliki oleh pemerintah, data yang ditunjukkan oleh tabel 3.4 menunjukkan bahwa pelayanan pengangkutan sampah di Kota Banjarbaru relatif cukup baik. Hanya di Kecamatan Banjarbaru Selatan ditemui keluhan bahwa sampah yang ada tidak pernah diangkut oleh truck pengangkut sampah, sementara di daerah lain minimal diambil beberapa kali dalam seminggu sehingga sampah yang ada tidak sempat mengalami pembusukan. Tabel 3.4 Frekuensi Pengambilan Sampah Rumah Tangga (% KK) No
BEBERAPA KALI TIDAK PERNAH DALAM SEMINGGU
KECAMATAN
TIAP HARI
TIDAK TAHU
JUMLAH
1
Banjarbaru Selatan
16,700%
50,0%
16,7%
16,7%
100%
2
Banjarbaru Utara
66,7%
33,3%
0,0%
0,0%
100%
3
Landasan Ulin
55,6%
44,4%
0,0%
0,0%
100%
4
Liang Anggang
58,8%
41,2%
0,0%
0,0%
100%
5
Cempaka
25,0%
75,0%
0,0%
0,0%
100%
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Kondisi kesehatan masyarakat Kota Banjarbaru dapat terlihat dari pola hidup masyarakat yang menyangkut sanitasi, serta jumlah timbulan penyakit terutama penyakit menular akibat sanitasi buruk. Data Profil Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2011 yang merupakan rekapitulasi hasil pemantauan yang dilakukan oleh Puskesmas yang ada di tip-tiap kecamatan menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sekitar 55,4% sebagaimana dapat dlihat pada tabel 3.5.
4
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2012
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel. 3.5 Kondisi PHBS Di Kota Banjarbaru Tahun 2011 No
KECAMATAN / PUSKESMAS
1 Banjarbaru Selatan - PKM Sei Besar - PKM Banjarbaru 2 Banjarbaru Utara - PKM Banjarbaru Utara - PKM Sei Ulin 3 Cempaka - PKM Rawat Inap Cempaka 4 Landasan Ulin - PKM Guntung Payung 5 Liang Anggang - PKM Landasan Ulin - PKM Liang Anggang
JUMLAH 13.092
JUMLAH
RUMAH TANGGA DIPANTAU % Ber-PHBS 210 1,6% 120
% 57,1%
12.999
210
1,6%
114
54,3%
7.485
210
2,8%
96
45,7%
14.432
210
1,5%
105
50,0%
8.935
210
2,4%
147
70,0%
56.943
1.050
1,8%
582
55,4%
Sumber : Profil Kesehatan Kota Banjarbaru, 2011
Angka tersebut masih jauh dari harapan jika dibandingkan dengan Renstra Kementerian Kesehatan yang mentarget bahwa pada tahun 2014 praktek PHBS sudah mencakup 70% rumah tangga. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS, tidak hanya melalui pembinaan dan sosialisasi PHBS dalam tatanan rumah tangga melainkan juga pada tatanan lain terutama di lingkungan sekolah. 3.1.2 Tatanan Sekolah Pembinaan PHBS pada tatanan sekolah di Kota Banjarbaru umumnya masih sebatas mengkampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun dtingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD, meskipun ada juga sekolah yang sudah melakukan pengelolaan sampah dengan metode 3R. Permasalahan spesifik dan paling banyak yang dihadapi adalah kemauan dan kesadaran siswa/siswi untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebelum jajan maupun makan yang masih rendah. Disisi lain, anggaran pemerintah daerah untuk membangun sarana dan prasarana CTPS masih sangat terbatas.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Dari upayanya untuk melakukan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah 3R, SMP tersebut mendapat penghargaan sekolah berwawasan lingkungan di tingkat nasional dari Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru pada tahun 2010 serta
5
Pembelajaran tentang hegiene dan sanitasi diintegrasikan dengan mata pelajaran Muatan lokal (Mulok), Pendidikan Jasmani, Agama dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hampir 98 % sekolah belum melakukan proses pengolahan sampah, sampah di sekolah kebanyakan di kumpulkan dan dibuang ke TPS atau dibakar, dan hanya sebagian kecil saja sekolah yang sudah melakukan proses pengolahan sampah, salah satunya adalah SMP Negeri 11 Banjarbaru.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012. Penghargaan Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Tabel 3.6 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi Di Sekolah/Pesantren
PAUD (TK/RA) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sekolah Dasar (SD)
L
Jumlah Siswa P L+P
L
Jumlah Guru P L+P
Jumlah UKS Toilet
Sbr Air Bersih PDAM Sumur
81
252
2.875
2.806
5.681
35
458
493
-
153
62
19
25 23 15 8 10
70 84 53 18 27
957 838 656 191 233
918 786 639 217 246
1.875 1.624 1.295 408 479
3 3 23 3 3
133 130 109 41 45
136 133 132 44 48
-
43 43 35 16 16
25 22 15
1 8 10 19
83
622
12.402
11.554
23.956
312
1.051
1.363
68
98
57
Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang
26 17 16 17 7
143 154 187 113 25
3.495 2.621 3.197 1.327 1.762
3.396 2.361 2.978 1.280 1.539
6.891 4.982 6.175 2.607 3.301
76 55 59 75 47
369 213 241 134 94
445 268 300 209 141
19 14 13 16 6
26 21 21 20 10
23 16 15 3
16 3
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
11
69
1.254
1.239
2.493
46
97
143
2
25
-
11
Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang
1 1 5 4
6 7 29 27
105 99 693 357
99 79 695 366
204 178 1.388 723
3 5 28 10
9 7 52 29
12 12 80 39
1 1 -
1 3 7 14
-
1 1 5 4
18
211
3.646
3.585
7.231
208
436
644
12
97
9
6
4 4 4 3 3
32 11 95 18 55
534 828 883 424 977
505 846 917 370 947
1.039 1.674 1.800 794 1.924
31 44 53 38 42
98 112 84 56 86
129 156 137 94 128
4 2 2 4 -
27 24 20 14 12
4 2 1 1 1
1 3 2
8
66
1.215
1.160
2.375
90
90
180
3
21
2
6
1 1 3 3
11 15 19 21
110 241 864
125 500 377 158
235 500 618 1.022
7 34 49
12 24 34 20
19 24 68 69
1 2
4
1
8 9
1
2 4
Sek. Men. Pertama (SMP) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Madrasah Tsanawiyah (MTs) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sek. Menengah Atas (SMA)
9
121
1.401
1.768
3.169
107
149
256
6
41
7
1
Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang
4 2 1 2
60 26 16 19
488 336 298 279
611 509 310 338
1.099 845 608 617
39 23 23 22
39 49 25 36
78 72 48 58
3 1 1 1
12 12 6 11
4 1 1 1
-
Sek. Men. Kejuruan (SMK)
11
113
2.187
1.609
3.796
220
202
422
7
39
13
-
Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang
5 4 1 1 -
18 69 12 14 -
207 1.281 490 209 -
211 1.074 7 317 -
418 2.355 497 526 -
45 140 12 23 -
44 110 17 31 -
89 250 29 54 -
3 2 1 1 -
5 23 10 1 -
5 6 1 1 -
-
8
51
675
790
1.465
82
91
173
8
9
1
7
1 3 4
3 11 37
42 149 484
41 214 535
83 363 1.019
12 27 43
12 39 40
24 66 83
1 2 5
1
1
4 4
-
3 4
Madrasah Aliyah (MA) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang
1
6
Jumlah Sekolah Rg. Kelas
halaman
Jenjang Sekolah Kecamatan
Sumber : Profil Kesehatan Kota Banjarbaru, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.7 Kondisi Sarana Sanitasi Di Sekolah
Jenjang Sekolah
Apakah pengetahuan tentang higiene dan sanitasi diberikan
Apakah ada dana utk air bersih/sanitasi/ pend. Higiene
Cara Pengelolaan Sampah
Tempat buangan air kotor
Kondisi Higiene Sekolah
Saat pertemuan / penyuluhan tertentu
Saat mata pelajaran Penjas di Kelas
Ya
PAUD
--
Ya
Ya
Dikumpulkan di bak sampah
Baik
SD / MI
Ya
Ya
Ya
Dikumpulkan di bak sampah
Baik
SMP /MTs
Ya
Ya
Ya
Dikumpulkan di bak sampah
Baik
Tidak
Dipilah dan dibuat kompos SMA/SMK/ MA
Ya
--
Ya
Dikumpulkan di bak sampah
Baik
3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah adalah bahan buangan dari hasil aktivitas manusia. Limbah berdasarkan asal sumbernya secara garis besar dapat dibedakan menjadi industri, pusat-pusat ekonomi atau perdagangan (ruko-ruko dan rumah makan), pemukiman penduduk, pertanian (pemupukan yang melebihi standart) dan limbah medis. Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater. 3.2.1 Kelembagaan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Ditingkat masyarakat dan dunia usaha, belum ada partisipasi aktif terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan penyehatan lingkungan, baik di dalam prilaku sehari-hari maupun dalam sistem
7
Unit kerja Pemerintah daerah yang bertanggung jawab menangani pengelolaan air limbah di Kota Banjarbaru adalah Dinas Pekerjaan Umum (melalui Bidang Cipta Karya), didukung oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam tugas pelayanan penyedotan dan pengangkutan limbah tinja. Sedangkan Kantor Lingkungan Hidup bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pengendalian pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik, terlebih oleh limbah industri dan lainnya.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
kelembagaan. Kondisi ini tentunya menuntut upaya yang lebih keras dari pemerintah untuk mengkampanyekan dan mengadvokasi para pelaku usaha dan masyarakat luas untuk memberi perhatian lebih terhadap penanganan dan pengelolaan air limbah. Tabel 3.8 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
ѵ
x
x
ѵ
ѵ
ѵ
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
ѵ
x
x
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic
ѵ
ѵ
x
Membangun sarana pengumpulan dan pengelolaan awal (tangki septik)
ѵ
ѵ
ѵ
Menyediakan sarana pengangkutan dan tangki septik ke IPLT (truk Tinja)
ѵ
ѵ
ѵ
Membangun jaringan dan saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
ѵ
ѵ
x
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
ѵ
ѵ
x
Menyediakan layanan pengelolaan lumpur tinja
ѵ
ѵ
x
Mengelola IPLT dan atau IPAL
ѵ
ѵ
x
Melakukan penarikan retribusi pengelolaan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
ѵ
x
x
ѵ
x
x
ѵ
x
x
ѵ
x
x
ѵ
x
x
ѵ
x
x
Perencanaan
Pengadaan Sarana
Pengelolaan
Mengatur prosedur penyediaan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
8
Pengaturan dan Pembinaan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Dilanjutkan
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kab.
Swasta
Masyarakat
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kota
ѵ
x
x
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik
ѵ
x
x
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic
ѵ
x
x
ѵ
x
x
Monitoring dan Evaluasi
Landasan hukum pengelolaan air limbah di Kota Banjarbaru masih menggunakan peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah di atasnya yaitu pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sampai saat ini Pemerintah Kota Banjarbaru belum menyusun atau merancang peraturan yang mengatur tentang pengelolaan air limbah, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki dasar pijakan yang kuat dalam penerapan kebijakan pengelolaan air limbah. Landasan hukum pelaksanaan pengelolaan limbah cair berdasarkan beberapa produk hukum nasional, antara lain berupa : a. Undang-Undang : 1) Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2) Kepmen No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 3) Kepmen No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel
halaman
9
b. Peraturan pemerintah : 1) PP No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 2) PP Nomor 18 tahun 1999 jo PP No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 3) PP Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.9 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru Peraturan Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di hunian umum Keawajiban dan sanksi bagi Industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat usaha Keawajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat umum Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi pengelolaan air limbah domestik Tata cara perizinan untuk kegiatan pembangunan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
Ketersediaan Ada Tdk Ada -
Efektif dilaksanakan -
Pelaksanaan Belum efektif Tidak efektif dilaksanakan Dilaksanakan -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan
Sumber : Dinas PU dan Dinas Perumtarungwasbang Kota Banjarbaru
a. Struktur Organisasi pengelola air limbah domestik
berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Banjarbaru No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru adalah Dinas Perkerjaan Umum, yaitu pada Seksi Air
halaman
10
Bersih dan Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 3.1 Diagram Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah b. Tugas dan kewenangan Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut : Tugas : Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan pengelolaan air bersih dan penyehatan lingkungan. Kewenangan : 1) Perumusan dan penetapan kebijakan teknik operasional, pembinaan, pengaturan, pelaksanaan, pengendalian dan pelayanan bidang cipta karya; 2) Pengelolaan dan penyelenggaraan pembinaan, pengaturan, pelaksanaan, pengendalian dan pelayanan di bidang cipta karya.
halaman
Tata laksana pengelolaan limbah cair di Kota Banjarbaru sampai saat ini masih mengacu pada Perda No 15 tahun 2001 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum. Sedangkan biaya biaya penyedotan kakus yang dibebankan kepada konsumen hanya didasarkan dasarkan pada perhitungan biaya operasional dengan besaran tarif sebagai berikut: - Rumah tangga sebesar Rp 50.000,- per m³ - Perkantoran/instalasi sebesar Rp 75.000,- per m³ - Industri sebesar Rp 150.000 per m³
11
c. Harga / tarif.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.2.2 Sistem Dan Cakupan Pelayanan Kondisi umum sistem pelelolaan air limbah domestik di Kota Banjarbaru secara teknis dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. sistem setempat (on site system) merupakan sistem pengolahan limbah dimana fasilitas instalasi pengolahan berada di dalam persil atau batas tanah yang dimiliki. Sistem pengolahan setempat yang umum dijumpai di Kota Banjarbaru adalah mempergunakan septic tank.
Namun tidak seluruh jamban yang dimiliki masyarakat Kota
Banjarbaru telah memenuhi standar septic tank yang benar. Di beberapa lokasi, dijumpai masyarakat yang masih mempergunakan cubluk untuk pembuangan limbah tinja, atau bahkan dibuang ke sungai, baik secara langsung atau melalui pipa (plengsengan).
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Gambar 3.2 Diagram System Sanitasi On Site
12
Dari tempat penampungan tersebut (septic tank), limbah tinja disedot dan diangkut dengan mobil tanki tinja untuk dibuang ke instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) milik Pemerintah Kota Banjarbaru yang berada di Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka. Namun pengelolaan tempat pembuangan lumpur tinja ini belum memenuhi atau sesuai dengan prosedur operasional IPLT yang diharapkan, kondisi ini terjadi karena proses pengolahan lumpur tinja hanya dibiarkan secara alami tanpa ada penanganan. Minimnya peralatan dan tidak tersedianya biaya operasional menjadi kendala utama dalam pengelolaan IPLT tersebut.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Untuk layanan penyedotan tinja, pemerintah daerah hanya memilki 1 unit mobil pengangkut tinja/air limbah dengan kapasitas 5 m3, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengangkut air limbah ke pembuangan akhir.
Faktor utama adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengelolaan air limbah dalam rangka menjaga kualitas air lingkungan, terutama air permukaan. Rata-rata permintaan penyedotan lumpur tinja oleh masyarakat hanya berkisar antara 9 – 12 kali dalam sebulan. Untuk penyediaan sarana prasarana sanitasi, di beberapa kawasan permukiman telah dibangun sistem MCK (mandi, cuci dan kakus) komunal melalui program PNPM Perkotaan, SANIMAS dan kegiatan Satker Penyehatan Lingkungan
Permukiman
Provinsi
Kalimantan
Selatan,
tetapi
menjangkau seluruh pemukiman padat sehingga perlu juga kita
belum lakukan
pengadaannya di lokasi-lokasi lain. b. Sistem terpusat (off site system) adalah sistem suatu pengolahan air limbah dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk selanjutnya diolah.
Pengolahan
dimaksudkan untuk mengkondisikan air limbah agar siap untuk diolah pada pengolahan tahap selanjutnya sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.3 (DSS off site system), yaitu : pengolahan primer, dimaksudkan untuk memisahkan secara fisik partikel tersuspensi (SS) sehingga beban pada unit pengolahan selanjutnya dapat dikurangi, prosesnya menggunakan system pengendapan dan pengapungan. pengolahan sekunder, pada tahap ini akan terjadi proses penguraian (secara biologis atau biokimia dengan bantuan mikroorganisma) dan menguraikan zat-zat organic, perosesnya menggunakan lumpur aktif, cakram biologis, trikling filter, extended aeration, dan oxidation pond. Di Kota Banjarbaru, sistem ini sudah mulai
dibangun terutama pada
kawasan padat penduduk, diantaranya melalui kegiatan yang dibiayai oleh APBN melalui Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2011 yang lalu telah dibangun 1 unit IPAL komunal di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan, namun belum termanfaatkan secara optimal karena belum selesainya penyambungan pipa dari rumah-rumah penduduk menuju ke lokasi IPAL.
Selain itu juga sedang dikaji untuk
agar membangun septic tank (IPAL) komunal pada kawasan perumahan yang
halaman
dibangun.
13
pengembangannya bekerja sama dengan para pengusaha perumahan (Developer)
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 3.3 Diagram Sistem Sanitasi Off Site Pembuangan limbah cair rumah tangga selain tinja, yaitu yang berasal dari dapur dan kamar mandi serta air hujan disalurkan umumnya langsung disalurkan ke tanah atau ke saluran air (drainase) yang akan bermuara ke badan air berupa anak sungai atau sungai yang ada di Kota Banjarbaru. Dengan demikian, sungai merupakan tempat penampungan seluruh limbah cair di Kota Banjarbaru. Tabel 3.10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik User Interface
Penampungan Pengolahan Pembuangan / Pengaliran Awal Akhir Daur Ulang
Black Water WC Sentor
Tangki Septik
Truk tinja
IPLT
Sungai
Black Water WC Sentor
IPAL Komunal
Truk tinja
IPLT
Sungai
Black Water WC Helikopter
Sungai
Black Water WC Cemplung
Sungai
Black Water WC Cubluk
Galian
Tempat Cuci piring, Air Cucian Pakaian
Sewer
Drainase / Sungai
halaman
Grey Water
14
Input
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sebagian besar rumah tangga di Kota Banjarbaru sudah menggunakan WC sentor, baik berupa Kloset jongkok maupun kloset duduk leher angsa, hanya saja tidak semuanya tersambung dengan tangki septik sebagai tempat penampungan awal limbah tinja.
Masih ada sebagian warga yang menyalurkan limbahnya
langsung ke badan air seperti sungai atau rawa.
Sementara itu di beberapa
permukiman yang berorientasi pada alur sungai, sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan WC cemplung atau WC helikopter. Tabel 3.11 Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kota Banjarbaru Kelompok Fungsi User Interface
Penampungan Awal
Teknologi yang digunakan WC Sentor
Jenis Data Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
Jumlah (Kuantitas)
25.806 WC
Dinas Kesehatan
KK Tersambung
26.217 KK
Dinas Kesehatan
WC Cemplung dan Cubluk
KK Tersambung
5.686 KK
Dinas Kesehatan
Tangki Septik
Jumlah (Kuantitas)
22.632 tangki
Dinas Kesehatan
Pembuangan / Sungai Nama Sungai Daur Ulang Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru,2012
Kemuning, Bangkal
Dinas Kesehatan
Untuk melayani pengurasan atau penyedotan lumpur tinja dari septic tank, Pemerintah Kota Banjarbaru telah menyediakan 1 unit mobil pengangkut tinja. Sayangnya sarana ini belum termanfaatkan secara optimal karena jarangnya permintaan dari masyarakat untuk melakukan penyedotan tinja dari septic tank yang ada di rumah mereka, rata-rata hanya 10 kali dalam sebulan. Dampaknya, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang ada saat ini belum dioperasikan secara optimal karena penerimaan dari retribusi jasa penyedotan tinja tidak mampu menutupi biaya operasional pengelolaan IPLT. penunjang
menyebabkan
lumpur
tinja
yang
Minimnya peralatan
mengendap
di
koam-kolam
pengendapan tidak apat diangkat dan dibiarkan menumpuk di dalam kolam-kolam tersebut. Untuk skala kawasan, pada tahun 2011 telah mulai dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang didanai melalui kegiatan Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan. Keberadaan IPAL kawasan ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi kawasan permukiman lain sehingga pengelolaan limbah cair di Kota Banjarbaru dapat berjalan lebih optimal.
halaman
3.12.
15
Gambaran pengelolaan limbah cair di kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel. 3.12 Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru Tahun 2012 No 1
2
3
4
5
URAIAN Jumlah Timbulan Tinja/Black Water - Pengguna tangki septic dan Umum (Rumah) - Standar timbulanTinja/Org/Hr - Jumlah Timbulan (m3) Jumlah Timbulan Grey Water - Standar timbulan Org/Hr - Jumlah Timbulan (m3) Jumlah Tinja terangkut - Mobil tinja Milik Pemerintah (unit) - Kapasitas tangki (m3) - Jumlah Rit / 1 hari - Mobil Tinja Milik Swasta - Kapasitas tangki (m3) - Jumlah Rit / 1 hari Kapasitas IPLT - Dibangun (tahun) - Umur Pakai (tahun) - Kapasitas terpasang (m3) - Kapasitas terpakai (m3) Kapasitas IPAL - Dibangun (tahun) - Umur Pakai (tahun) - Kapasitas terpasang (m3) - Kapasitas terpakai (m3)
JUMLAH/VOLUME
KETERANGAN
48.000 KK 0,1 l 20,3 120 l 24.360 1 Unit 5 M3 1 Rit ------1/3 + 1996 16 100 ---2011 10 Tahun 50 M3 25 M3
Sumber: DKP Kota Banjarbaru, 2012
3.2.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Karakteristik masyarakat Kota Banjarbaru yang sangat terbuka akan masuknya budaya baru pada dasarnya merupakan aset dalam upaya membangun kesadaran dan kepedulian terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kondisi ini juga didukung dengan struktur masyarakat yang sangat heterogen, tidak adanya suku yang terlalu dominan merupakan faktor positif untuk menggerakkan masyarakat terhadap program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk dalam pembangunan sanitasi.
16
Secara keseluruhan kesadaran masyarakat dalam penanganan sanitasi lingkungan (termasuk air limbah) di Kota Banjarbaru belum maksimal. Sebagian anggota masyarakat masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah, baik untuk penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas). Di Kota Banjarbaru terdapat beberapa lokasi sanimas yang melayani kawasan pemukiman.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.13 Pengelolaan Sarana Jamban Dan MCK Di Masyarakat Jumlah No.
Kelurahan
1
La nda s a n Ul in Sela ta n
2
Sya ms udin Noor
2
Guntung Pa ika t
4
Cempa ka
5
Ba ngka l
RT
RW
1 2 4 2 3 3 1 2 3 18 13 19 18 7
1 1 0 1 3 3 3
Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah Jamban Keluarga
226 226 260 260 260 117 117 117 117 362 362 362 362 146
1420 1420 2711 2711 2711 1914 1914 1914 1914 3502 3502 3502 3502 1254
Jumlah MCK Dikelola Dikelola Dikelola Oleh RT Oleh RW Oleh CBO v v v v v v v v v v v v v v
Jumlah Sanimas
Tahun MCK dibangun
Dikelola Oleh Lainnya
v v
Dikelola oleh RT
Dikelola oleh RW
Dikelola Dikelola oleh oleh CBO/LSM lainnya
Tahun Sanimas dibangun
2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012
v v v v
Dalam kaitan dengan gender, pengelolaan sanitasi di Kota Banjarbaru baik terhadap sampah ataupun limbah cair dalam penanganan limbah cair tidak dipengaruhi oleh perbedaan gender. Dalam kultur masyarakat Kota Banjarbaru, baik laki-laki maupun perempuan bisa mengelola dan menangani permasalahan sanitasi.
Kondisi ini ditunjukkan dengan kerjasama yang serasi antar seluruh
warga dalam pelaksanaan kegiatan desa siaga di 20 kelurahan yang ada dan desa/kelurahan siaga aktif pada 19 kelurahan di seluruh Kota Banjarbaru. Tabel 3.14 Kondisi Sarana MCK Di Masyarakat Lokasi MCK
Jlh T oilet WC
Jumlah Pemakai
Jml Kmr Mandi
Fas. Cuci T angan
Kecamatan MCK RT
RW
L
P
PDAM S
K
SPT
SGL
L
P
L
Ada Biaya Persediaan Pemakaian Sabun MCK
T empat Buangan air kotor
Kapan T angki Septik Dikoso ngkan
P
T
Y
T
Y
T
Y
T
T angki Cubluk Septik
KOT A BANJARBARU Landasan Ulin T imur 3
3
3
3
4
4
Y
T
V
2 Thn
2
2
2
2
2
2
Y
T
V
2 Thn
1
1
1
1
1
1
Y
T
V
2 Thn
3
3
3
3
4
4
Y
T
V
2 Thn
3
3
3
3
4
4
Y
T
V
2 Thn
halaman
17
Syamsudin Noor 4, 2, 3 120 120 V Guntung Payung Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan 1,2 1 80 80 V Cempaka Palam Bangkal 7 40 40 V Sungai Tiung Cempaka 13, 18, 19 120 120 V Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat 1, 2, 3 3 120 120 V Sungai Besar Keterangan : L = Laki-Laki P = Pereampuan S= Selalu Tersedia Air K = Kadang-kadang T = Tidak ada persediaan air SPT = Sumur Pompa Tangan SGL = Sumur Gali Y = Ya T = Tidak
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.15 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Kondisi Sarana Saat Ini
Tahun Mulai
Fungsi
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2009
b. Pembuatan MCK Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
c. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin
Satker PLP Prov Kalsel
d. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Selatan
No
Nama Program/Proyek/Layanan
I
a. Pembuatan MCK Kel. Kemuning
Pelaksana/PJ
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
v
v
v
v
2009
v
v
v
v
2009
v
v
v
v
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2009
v
v
v
v
e. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Barat
Satker PLP Prov Kalsel
2009
v
v
v
v
f. Pembuatan MCK Kel. Cempaka
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2009
v
v
v
v
g. Pembuatan MCK RT. 1 Kel. Landasan Ulin Selatan
Satker PLP Prov Kalsel
2010
v
v
v
v
h. Pembuatan MCK RT. 2 Kel. Landasan Ulin Selatan
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2010
v
v
v
v
i. Pembuatan MCK Jl. Tegal Arum RT. 42 Kel. Syamsudin Noor
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2010
v
v
v
v
j. Pembuatan MCK Jl. Tonhar RT. 12 Kel. Syamsudin Noor
Satker PLP Prov Kalsel
2010
v
v
v
v
k. Pembuatan MCK Kel. Sei. Tiung
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2010
v
v
v
v
l. Pembuatan MCK Kel. Cempaka
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2010
v
v
v
v
m. Pembuatan MCK Kel. Mentaos
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
n. Pembuatan IPAL Jl. Komet Raya Gang I Kel. Mentaos
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
o. Pembuatan IPAL Komunal Jl. Kemuning Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
p. Pembuatan IPAL Komunal Jl. Rambai, RT.01, 02, 03 RW.03 Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel
2011
v
v
v
v
q. Pembuatan IPAL Pasar Ulin Raya Kel. Syamsudin Noor
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
r. Pembuatan MCK Jl. Golf Kel. Landasan Ulin Utara
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
s. Pembuatan MCK RT. 18 Kel. Cempaka
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
18
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
No
Nama Program/Proyek/Layanan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Pelaksana/PJ
Kondisi Sarana Saat Ini
Tahun Mulai
Fungsi
Tidak Fungsi
Rusak
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
t. Pembuatan MCK RT. 13 Kel. Cempaka
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
u. Pembuatan MCK Jl. Mujahidin RT.19 Kel. Cempaka
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
v. Pembuatan MCK Pasar Ulin RT. 19 Kel. Cempaka
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
w. Pembuatan MCK Jl. Cempaka Pasar Ulin RT. 18 Kel. Cempaka
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2011
v
v
v
v
x. Pengembangan PSD air limbah komunal Jl. Kemuning RT. 03 RW. 01 Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2010
v
v
v
v
y. Pengembangan PSD air limbah komunal Jl. Kemuning RT. 01, 02, 03 Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel
2010
v
v
v
v
z. Pembuatan MCK Kel. Kemuning
Satker PLP Prov Kalsel
2012
v
v
v
v
aa. Pembuatan IPAL Komunal & Jar. Perpipaan air limbah Kel. Guntung Paikat
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2012
v
v
v
v
ab. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Barat
Satker PLP Prov Kalsel
2012
v
v
v
v
ac. Pembuatan MCK RT. 07 Kel. Bangkal
Satker PLP Prov Kalsel
2012
v
v
v
v
ad. Pembuatan MCK Kel. Sungai Tiung
Satker PLP Prov Kalsel Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
2012
v
v
v
v
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru
Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender Mbr = Masyarakat Berpenghasilan Rendah
3.2.4 Pemetaan Media
halaman
Selain ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan Posyandu yang bekerjasama dengan pihak kelurahan dan puskesmas terdekat, kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan juga diarahkan ke sekolah-sekolah dasar untuk siswa-siswa membiasakan siswa melakukan praktek PHBS seperti kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun.
19
Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik, namun masih minim yang terkait bidang sanitasi khususnya pengolahan limbah rumah tangga. Isu sanitasi dapat terakses ke desa-desa saat ini melalui penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau ibu PKK terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.16 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru NO
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
1
Sosialisasi SLBM (septic tank komunal dan MCK Umum)
2011
Dinas PU
Penyediaan sarana MCK yang bersih dan sehat
Masyarakat
Stop BABS
Kebersihan lingkungan
2
PHBS
2008 – sekarang
Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Pemberdaya an masyarakat
Masyarakat
Badan sehat jika lingkungan bersih
Cara hidup yanh sehat
3
Kampanye CTPS
2009 sekarang
Dinas Kesehatan
Praktek CTPS di sekolah
Siswa SD
Tangan bersih dan makanan yang sehat
Perilaku sebelum makan
Media massa yang ada di Kota Banjarbaru khususnya ataupun di Provinsi Kalimantan Selatan cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan, meskipun masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Media-media ini juga cukup aktif membuat kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup seperti program Green and Clean, atau Gerakan Cinta Sungai Kemuning yang dibina oleh Wakil Walikota Banjarbaru. Tabel 3.17 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru Isu Yang Diangkat
Jenis Acara
Pesan Kunci
Pendapat Media
1
Radar Banjar
Artikel
Launching Green And Clean
Kebersihan Lingkungan
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
2
Banjarmasin Post
Artikel
Penganugerahan Adipura
Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan kota
Positif dengan materi informasi yang cukup
3
Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru)
Artikel
Launching Green And Clean
Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
TVRI Kalimantan Selatan
Talk show
Peran aktif masyarakat adalah kunci sukses program pemerintah
Positif dengan materi informasi yang cukup
4
Penganugerahan Adipura Penganugerahan Adipura
Upaya penyebarluasan dan pembinaan pengelolaan air limbah, termasuk di dalamnya kampanye praktek PHBS tidak mungkin hanya dilakukan oleh BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
20
Nama Media
halaman
NO
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Tabel 3.18 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi No 1
Jenis Kegiatan Sanitasi
Nama Kegiatan Launching Program Green and Clean
Kebersihan Lingkungan
Mitra Kerja Sama Radar Banjar
Bentuk Kerjasama In Kind
Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, khususnya terkait Perilaku Hidup yang Bersih dan Sehat. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya. Tabel 3.19 Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
1
SKH Banjarmasin Post
PHBS
In Kind
2. 3
PT. BNI 1946 Telkom Flexi
PHBS PHBS
In Kind In Kind
4.
Coca Cola Comp.
PHBS
In Kind
5
Bank Kalsel
PHBS
In Kind
3.2.5 Partisipasi Dunia Usaha Sejalan dengan masih kurangnya gaung mengenai persoalan pengelolaan limbah cair dan dampaknya terhadap kualitas kesehatan lingkungan, pengelolaan air limbah belum menjadi kebutuhan dan mendapat perhatian besar dari masyarakat, misalnya masih minimnya permintaan masyarakat untuk melakukan penyedotan lumpur tinja dari septic tank yang mereka miliki. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan air limbah.
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
halaman
No
21
Tabel 3.20 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang Ada Di Kota Banjarbaru
Tidak Ada Penyedia Layanan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.2.6 Pendanaan Dan Pembiayaan Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan limbah domestik menjadikan urusan pengelolaan limbah domestik sampai ini masih tergantung pada anggaran pemerintah daerah yang dialokasikan di dalam APBD maupun dana-dana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Table 3.21 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Di Kota Banjarbaru 2009 - 2012 No A
Sub sektor
Realisasi anggaran (Rp.000) 2009
2010
2011
2012
531.363
591.954
1.275.448
1.236.754
53.137
59.196
1.033.505
123.675
584.500
651.150
2.308.953
1.360.429
Air Limbah Anggaran APBN
B
Anggaran APBD Prov
C
Anggaran APBD Kota
D
Anggaran Dari Swasta JUMLAH
Sumber : Memorandum Program Air Limbah Kota Banjarbaru TA 2009-2012
Sebagai unit kerja yang mendapat limpahan tugas untuk menangani pengelolaan limbah domestik, maka alokasi anggaran pembangunan untuk membiayai pengelolaan limbah domestik diutamakan pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, sementara unit kerja yang lain merupakan SKPD pendukung. Alokasi anggaran pengelolaan sanitasi pada Dinas Kesehatan lebih banyak diarahkan untuk kegiatan promosi kesehatan (PHBS), sedangkan Badan Perempuan, Masyarakat dan KB memprogramkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui PKK dan Posyandu. Table 3.22 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD Kota Banjarbaru 2009 – 2012 Satuan Kerja Perangkat Daerah 1
Bappeda
2
Dinas PU (Bidang Cipta Karya)
4
Kantor Lingkungan Hidup
9
Instansi Lain Terkait Subsektor Sanitasi JUMLAH
Realisasi anggaran (Rp.000) 2009 ---
2010 ---
2011 60.000
2012 105.000
53.137
59.196
1.033.505
1.123.675
53.137
59.196
1.033.505
1.228.675
22
No
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Sumber : Bappeda dan PM Kota Banjarbaru
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.2.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan limbah cair sangat tergantung pada kebiasaan/perilaku dan cara berpikir masyarakat, yang tidak lepas dari masalah kesejahteraan. Kebiasaan turun temurun dan masih kurangnya informasi mengenai kesehatan lingkungan menjadi sebab penduduk masih membuang limbah cair rumah tangganya ke saluran drainase yang pada ujungnya masuk/mengalir ke sungai. Sementara itu, sebagian besar septic tank yang dimilki masyarakat belum memenuhi standar kesehatan lingkungan sehingga secara teknis fungsinya hampir tidak berbeda dengan jamban cubluk biasa. Penurunan kualitas badan air pada Kota Banjarbaru semakin menjadi ancaman serius oleh kontribusi dari kegiatan-kegiatan usaha yang berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan pembangunan daerah. Isu atau permasalahan strategis yang dihadapi dalam pengelolaan limbah cair di Kota Banjarbaru, baik dari aspek teknis maupun aspek non teknis dapat diurutkan sebagai berikut : 1) Masih banyak masyarakat menggunakan WC Helikopter atau WC cemplung (khususnya masyarakat yang hidup di tepian sungai); 2) Masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengurasan lumpur tinja secara berkala agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya; 3) IPLT yang ada tidak berfungsi optimal karena minimnya peralatan dan tidak adanya biaya operasional; 4) Alokasi anggaran pembangunan sektor air limbah masih sangat terbatas, belum menjadi prioritas utama dalam perencanaan pembangunan daerah. 5) Belum memadainya instrumen Perda untuk memastikan dukungan bagi penegakan pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan,
halaman
8) Belum ada kerjasama dengan dunia usaha untuk penyediaan sarana / infrastruktur pengelolaan air limbah 9) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga masih menyatu dengan saluran drainase dan akhirnya masuk ke badan air seperti sungai.
23
6) Koordinasi pembangunan antar SKPD terkait masih kurang bersinergi satu dengan yang lainnya, terutama dalam penentuan lokasi dan waktu dan pelaksanaan kegiatan 7) Belum ada standarisasi tempat penampungan limbah (septic tank) yang memenuhi standar teknis dan berwawasan lingkungan.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel. 3.23 Permasalahan Mendesak Di Sub Sektor Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru No
Isu Strategis dan Permasalahan
Uraian
Non Teknis A
1
B
C
Teknis D
E
ON SITE SYSTEM - User interface (kloset)
- Pengumpulan / penampungan
1
2
Kebiasaan masih menggunakan WC cemplung (khususnya masyarakat tepian sungai) Belum ada lembaga pengolahan air limbah skala kota dan peraturan daerah yang mengatur pengolahan limbah
Kurangnya peran media dalam sosialisasi dan kampanye pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan
- pengangkutan
Terbatasnya sumber pendanaan pemerintah
- IPLT
Terbatasnya sumber pendanaan pemerintah.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Sebagian besar fasilitas septik tank belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan
Sektor swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang pengelolaan air limbah
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengurasan lumpur tinja secara berkala
Terbatasnya armada pelayanan penydotan dan pengangkutan lumpur tinja IPLT yang ada tidak berfungsi optimal
III
Beberapa unit kolam mengalami keretakan
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
No
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Isu Strategis dan Permasalahan
Uraian
Non Teknis A
2
OFF SITE SYSTEM - User interface (kloset) - Pengumpulan / penampungan
B
C
Teknis D
E
1 -
Belum ada peraturan daerah yang mengatur pengolahan limbah dengan sistem terpusat
Kurangnya peran media dalam sosialisasi dan kampanye pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
- perpipaan - IPAL
Pendanaan pemerintah daerah sangat terbatas, masih tergantung dengan pembiayaan dari pemerintah pusat
Sumber : Hasil analisis Keterangan : A = kebijakan daerah dan kelembagaan B = keuangan C = komunikasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Belum adanya sosialisasi IPAL pada dunia usaha, khususnya pada Developer perumahan
D = partisipasi dunia usaha E = parisipasi masyarakat dan PMJK
III
Minimnya informasi pentingnya bak pengolahan air limbah di setiap rumah tangga
Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah (saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase) Belum ada sewerage system skala kota / kawasan Wilayah 65% rawa (berpengaruh terhadap tingkat kesulitan untuk membangun system pengelolaan limbah )
1 = Sistem 2 = Konstruksi
2
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
3.3
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Pengelolaan Persampahan
Sampah dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,atau pembuangan dari material sampah. Sampah yang dihasilkan di Kota Banjarbaru terdiri dari sampah yang berasal dari domestik dan non domestik. Sampah yang berasal dari domestik ditampung di tempat penampungan sementara yang berupa bak-bak sampah yang selanjutnya diangkut oleh truk sampah (dump truck) menuju ke tempat pembuangan akhir. 3.3.1 Kelembagaan Di dalam struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang dilimpahi kewenangan adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
pengelolaan sampah
Unit kerja ini juga mendapat tugas
untuk mengelola penyedotan dan pengangkutan tinja
dari
septic tank milik
masyarakat ke tempat pengolahan atau pembuangan akhir. Tabel 3.24 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan
- Menyusun rencana program persapahan dalam angka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah - Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) - Menyediakan sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - Membangun sarana TPA - Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN - Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS - Mengelola sampah di TPS - Mengangkut sampah dari TPS ke TPA - Mengelola TPA - Melakukan pemilahan sampah - Melakukan penarikan retribusi sampah - Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Swasta
Masyarakat
ѵ ѵ ѵ
x x x
x x x
x ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
ѵ ѵ
x ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ
ѵ ѵ x x x x x
x ѵ ѵ ѵ ѵ x x x x x
halaman
PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan sampah skala kab./kota
Pemerintah Kota
26
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
ѵ
ѵ
x
ѵ
ѵ
x
ѵ
x
x
ѵ
x
x
ѵ ѵ
x x
x x
PENGATURAN DAN PEMBINAAN - Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) - Melakukan sosialisai peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala - Memberikan sanksi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan - Memberikan sanksi terhadap efektivitas layanan persampahan
Sampai saat ini Pemerintah Kota Banjarbaru belum menyusun atau merancang peraturan yang mengatur tentang pengelolaan sampah, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki dasar pijakan yang kuat dalam penerapan kebijakan pengelolaan air limbah. Peraturan yang sudah disusun adalah terkait dengan retribusi pelayanan sampah yaitu Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 32 Tahun 2011 tentang Retribusi, Pelayanan dan Pengelolaan Persampahan/Kebersihan. Oleh karenanya, pengelolan sampah di Kota Banjarbaru masih mengacu pada peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tabel 3.25 Peta Peraturan Persampahan Domestik Kota Banjarbaru Ketersediaan
Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Banjarbaru
RPJM
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah
---
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
---
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
---
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha dikawasan komersial/ fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS
---
Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
---
Kerjasama Pemerintah Kota Banjarbaru dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
---
Retribusi sampah atau kebersihan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Perda No. 32 / 2011
Tidak Ada
Efektif
Belum Efektif
Tidak Efektif
Ket.
Efektif
27
Ada (Sebutkan)
halaman
PERATURAN
Pelaksanaan
Efektif
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.3.2 Sistem Dan Cakupan Pelayanan Wujud pelayanan yang dilakukan oleh Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (sesuai SK SNI T-13-1990-F,Dep PU) terkait pengelolaan sampah meliputi proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari TPS dan mengangkutnya ke TPA. Sedangkan untuk pengangkutan dari dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut menuju TPS sepenuhnya didasarkan pada swadaya masyarakat, yang menyebabkan pola pembuangan/pengangkutan cukup beragam.
Gambar 3.4 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan di Kota Banjarbaru Rute operasional pengelolaan angkutan persampahan sudah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarbaru yaitu mencakup : Lokasi TPS – Container, Rute Pengangkutan dan Jadwal pengangkutan. Pelaksanaan pengelolaan kebersihan Kota Banjarbaru ditetapkan dengan sistem operasional sebagai berikut : So1 : Sumber sampah – langsung dengan Dump Truck diangkut ke TPA. So2 : Sumber sampah – Gerobak sampah/Tossa – TPS – Dump Truck So3 : Sumber sampah – gerobak sampah/tossa – Container – Arm Roo truck So4 : Sumber sampah – TPS – Dump truck So5 : Sumber sampah – Container – Arm Rool Truck
halaman
28
1. 2. 3. 4. 5.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.26 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan di Kota Banjarbaru Input Sampah Organik
User Interface
Penampungan Pengolahan Pengaliran Awal Akhir
Rumah tangga
Kantong plastik, bak / tong plastik Bak / tong plastik / bak semen Tong sampah Kantong plastik, bak / tong plastik Tong sampah
Warung makan Sekolah
Sampah AnOrganik
Rumah tangga Fasum
Pembuangan / Daur Ulang
Gerobak sampah, tossa, Dump truck, Container / arm roll
Kode/Nama Aliran
TPA
Pemulung
TPA
Bila di kawasan-kawasan perumahan umumnya menggunakan jasa tenaga pengumpul, maka rumah tangga yang berada di kawasan permukiman, terutama yang didominasi golongan menegah ke bawah lebih memilih untuk membuang sendiri sampahnya ke TPS terdekat atau melakukan penanganan dengan cara lainnya seperti dibakar atau membuangnya ke dalam lubang galian yang telah disiapkan sebelumnya. Pola pewadahan sampah pada tingkat rumah tangga di Kota Banjarbaru saat ini sepenuhnya didasarkan pada swadaya masyarakat, yang menyebabkan pola pewadahan cukup beragam, ada yang menggunakan kantong plastik, tong plastik atau tong/ember dari karet. Tabel. 3.27 Pelayanan Persampahan No
Volume
Keterangan
Jumlah Timbulan - Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah (m3)
B
Pelayanan Sampah
1 2
Cakupan pelayanan (Ʃ sampah terangkut + diolah / Ʃ timbulan) Perkiraan jumlah KK yang dilayani
3
Perkiraan Sampah terangkut
0.0015 m3/jiwa 300 m3/hari
57,5 % 49.458 KK
- permukiman
104 m3/hari
- Non permukiman
50,5 m3/hari
- Total
154,5 m3/hari
4
Kapasitas pelayanan TPS
260 m3/hari
5
Kapasitas pelayanan TPA
1000 m3/hari
6
Kapasitas pelayanan pengumpulan
17 truk
Min : Kec. Cempaka
29
- Standar timbulan sampah/Org/Hr
halaman
A
Uraian Teknik Operasional
Sumber : DKP kota Banjarbaru. BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Pelayanan pengelolaan persampahan sampai saat ini mencakup wilayah 4 Kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, sedangkan jumlah penduduk yang terlayani (service coverage area) adalah sekitar 86 % atau sekitar 49.458 jiwa. Wilayah yang belum terlayani adalah Kecamatan Cempaka. Dari jumlah timbulan sampah yang diperkirakan mencapai 300 m3/hari, yang mampu diangkut oleh petugas dan armada milik pemerintah baru mencapai 57,5%, sementara sisanya ada yang dikubur atau dibakar oleh masyarakat atau bahkan tertimbun dan membusuk di tempat penampungan sementara. Peran serta swasta dalam pengelolaan persampahan di Kota Banjarbaru masih sangat terbatas pada pelayanan pengumpulan sampah di kawasan-kawasan perumahan oleh perorangan, baik untuk dipilah dan diolah atau langsung diangkut dan dibuang ke TPS terdekat. Sedangkan pada tahapan selanjutnya sampai ke TPA, belum ada pihak swasta yang tertarik untuk berinvestasi di bidang pengelolaan persampahan ini. Tabel. 3.28 Teknis Pengelolaan Persampahan Dengan Sistem Swakelola Swasta No
Sarana/prasarana
Jumlah (unit)
Kapasitas
Kondisi
A
a. Perwadahan 200
30 kg
Baik
30
1 m3
Baik
Bantuan dari Pemerintah Kota
1
2 m3
Baik
Hadiah Adipura
c. Penampungan Sementara
----
----
----
d. Pengangkutan
----
----
----
e. Pengolahan
----
----
----
----
----
----
----
----
----
Tong sampah
Keterangan
Bak sampah Kantong plastic Lainnya, sebutkan b. Pengumpul Gerobak Sampah Becak Sampah Gerobak Motor Lainnya, sebutkan
Pengomposan
g. Penged. Pencemaran Sumber : DKP kota Banjarbaru.
Dalam melayani pengangkutan ampah dari TPS menuju TPA Hutan Panjang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan didukung dengan 12 unit Dump Truck dan 5 unit Arm Roll truck yang mengangkut 13 buah kontainer secara bergantian. TPA Hutan Panjang yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Banjarbaru berlokasi di Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka, saat ini berada pada lahan seluas 10 Ha (yang dimanfaatkan baru 6 Ha).
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
f. Pembuangan Akhir
30
Daur Ulang
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sistem pengelolaan sampah yang digunakan di TPA Hutan Panjang sampai saat ini adalah Semi Controlled Landfill. Dalam perencanaan terkait dengan kerjasama kawasan perkotaan Metropolitan Banjar Bakula, TPA Hutan Panjang ini diarahkan menjadi TPA regional, dimana telah dialokasikan lahan seluas 30 Ha, namun sampai saat ini baru terealisasi pembebasan lahan seluas 10 Ha, dan sisanya masih dalam proses oleh Tim Pembebasan Tanah Pemerintah Kota Banjarbaru. Tabel. 3.29 Teknis Pengelolaan Persampahan Oleh Pemerintah
b.
c.
D
e.
f.
g.
h.
Pewadahan Jumlah tong sampah Pengumpulan Gerobak sampah Becak sampah Tossa Penampungan sementara Transfer depo Container Pasangan batu Bak kayu Tanah terbuka Pengangkutan Dump truk Arm roll truk Pengolahan Pengomposan Daur Ulang Pembuangan Akhir Luas Area Buldozer Excavator Lainnya sebutkan - Boeholvr Pengend. Pencemaran Leachate treatment Buffer zone (wilayah penyangga) Saluran pengumpul Drainasae air hujan Sumur kontrol Sarana penunjang Kantor Bengkel Alat dan tempat cuci Alat timbang Gudang
Jumlah (unit) 51
Kapasitas
Kondisi
1 m3
Baik
5 m3
Baik
Keterangan
15
17 44 110 7
2 m3 42 m3
12 5
5 m3 5 m3
10 ha
Rencana 40 Ha
1 1
1
1 1
31
a.
Sarana/parasarana
1
halaman
No
Sumber : DKP kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 3.5 Peta Pelayanan Persampahan di kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Kantor Lingkungan Hidup tiap tahun mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah, terutama terkait pengelolaan sampah dengan sistem 3R. Sejauh ini masyarakat menyambut dengan antusias kegiatan ini. Harapannya adalah masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan dengan baik sehingga timbulan sampah di Kota Banjarbaru berkurang. Selain mengadakan sosialisasi kepada masyarakat umum, terutama ibu-ibu rumah tangga melalui kerjasama dengan pihak kelurahan, sasaran lain adalah anak-anak sekolah terutama pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Namun karena baru saja disosialisasikan, maka peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan ini belum tampak secara signifikan. Peran serta masyarakat masih terbatas pada melakukan pewadahan dengan baik dan menempatkannya di tempat yang sesuai mudah dijangkau oleh petugas pengumpul yang ada di masing-masing kawasan perumahan. Tabel 3.30 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota Jenis Kegiatan Pengumpulan sampah di rumah Pengumpulan sampah di TPS Pengangkutan sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu jalan
Dikelola oleh Kota L --
P --
-44 -153
--47
Dikelola Masyarakat
Dikelola Swasta
L
P
L ---
P ---
----
----
----
----
Ket.
halaman
Kegiatan lain yang dilaksanakan dalam kaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan ini adalah dengan memberikan bantuan alat pemilah dan pengolah sampah (program 3R pada TPST) untuk dikelola oleh masyarakat/kelompok masyarakat. Saat ini terdapat 1 unit pengelola sampah sistem 3R yang ada di masyarakat tetapi belum berfungsi optimal karena tidak mampu menyediakan modal awal untuk biaya operasional. Untuk menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah mengaloksikan anggaran untuk membantu biaya operasional tahun pertama, berikutnya pengelola bisa mengelola secara mandiri.
33
Sumber : DKP Kota Banjarbaru
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.31 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No.
Nama Program/
Pelaksana/ PJ
Proyek/Layanan
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini
Fungsi
Tdk fungsi
Aspek PMJK
Rusak
PM
JDR
MBR
Tidak ada layanan berbasis masyarakat
3.3.4 Pemetaan Media Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik, namun masih minim yang terkait bidang sanitasi termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Isu sanitasi dapat terakses ke desa-desa saat ini melalui penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau organisasi PKK yang terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif. Selain ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan Posyandu yang bekerjasama dengan pihak kelurahan dan puskesmas terdekat, kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan juga diarahkan ke sekolah-sekolah dasar untuk siswa-siswa membiasakan siswa melakukan praktek membuang sampah pada tempatnya serta pengelolaan sampah dengan sistem 3R. Tabel 3.32 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru
1
Sosialisasi dan Penyuluhan Pengelolaan Sampah dengan Sistem 3R
2
Bintek Pengelolaan Bank Sampah
Dinas Pelaksana
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Pesan Kunci
2011
Kantor Lingkungan Hidup
Memasyarakatkan gerakan 3R
Masyarakat / Ibu-ibu rumah tangga
Tangani sampah dengan baik, sampah mempunyai nilai ekonomis
2012
Kantor Lingkungan Hidup
Pemberdaya an masyarakat
Masyarakat Sampah yang ditangani dengan baik bisa menjdi tambahan penghasilan
Tahun
Pembelajaran Kebersihan lingkungan, nilai ekonomis
Tangani dan kelola sampah supaya berniai ekonomis
Media massa yang ada di Kota Banjarbaru khususnya ataupun di Provinsi Kalimantan Selatan cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan, meskipun masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
34
Kegiatan
halaman
NO
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Media-media ini juga cukup aktif membuat kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup seperti program Green and Clean, atau Gerakan Cinta Sungai Kemuning yang dibina oleh Wakil Walikota Banjarbaru. Tabel 3.33 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru NO
Nama Media
Isu Yang Diangkat
Jenis Acara
Pesan Kunci
Pendapat Media
1
Radar Banjar
Artikel
Launching Green And Clean
Kebersihan Lingkungan
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
2
Banjarmasin Post
Artikel
Banjarbaru kembali meraih Adipura
Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan kota
Positif dengan materi informasi yang cukup
3
Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru)
Artikel
Launching Green And Clean
Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
TVRI Kalimantan Selatan
Talk show
Peran aktif masyarakat adalah kunci sukses program pemerintah
Positif dengan materi informasi yang cukup
4
Penganugerahan Adipura Keberhasilan Banjarbaru meraih Adipura
Upaya penyebarluasan dan pembinaan pengelolaan air limbah, termasuk di dalamnya kampanye praktek PHBS tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Tabel 3.34 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah)
Launching Program Green and Clean
Kebersihan Lingkungan
Mitra Kerja Sama Radar Banjar
Bentuk Kerjasama In Kind
Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, khususnya terkait Perilaku Hidup yang Bersih dan Sehat. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
35
1
Jenis Kegiatan Sanitasi
Nama Kegiatan
halaman
No
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.35 Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
1 2.
SKH Radar Banjar PT. BNI 1946
PHBS Bin Sampah
In Kind In Kind
3
Telkom Flexi
Bin Sampah
In Kind
4.
Coca Cola Comp.
PHBS
In Kind
5
Bank Kalsel
Bin Sampah
In Kind
3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha Sampai saat ini, persoalan penanganan sampah masih dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, ditambah dengan masih kurangnya informasi mengenai nilai tambah dari pengelolaan sampah menyebabkan belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan sampah. Tabel 3.36 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
Tidak Ada Penyedia Layanan
3.3.6 Pendanaan Dan Pembiayaan Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan persampahan menjadikan pendanaan untuk pengelolaan sampah ini masih sangat tergantung pada kemampuan dana APBD maupun danadana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat Table 3.37 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor Pengelolaan Persampahan Di Kota Banjarbaru 2009 - 2012 No
Sub sektor
Realisasi anggaran (Rp.000) 2009
2010
2011
2012
3.791.686.050
2.709.196.350
5.255.090.360
6.232.714.000
403.040.800
499.146.400
247.621.000
Belum terdata
Belanja APBD
Retribusi sampah
halaman
Sumber : APBD Kota Banjarbaru, DPPKAD Kota Banjarbaru
36
Pendapatan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.3.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Seperti halnya pengelolaan limbah cair, persoalan pengelolaan sampah sangat tergantung pada kebiasaan/perilaku dan cara berpikir masyarakat, yang tidak lepas dari masalah kesejahteraan. Ketersediaan sarana prasarana pengelolaan sampah tidak akan berdampak signifikan bagi upaya perbaikan pengelolaan sampah di daerah jika tidak didukung oleh perbaikan perilaku masyarakat. Kebiasaan turun temurun dan masih kurangnya informasi mengenai kesehatan lingkungan menjadi sebab penduduk masih membuang sampahnya ke sungai atau menumpuk dan kemudian membakar sampah tersebut. Disisi lain, pemerintah daerah juga masih menghadapi kendala kurangnya sarana prasarana untuk dapat melayani seluruh kawasan di Kota Banjarbaru. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah, serta belum adanya perencanaan pengelolaan sampah yang komprehensif menjadikan upaya peningkatan pengelolaan sampah ini masih berjalan lambat. Tabel. 3.38 Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru No
Aspek
Permasalahan
Non Teknis A.
Kebijakan daerah dan kelembagaan - Institusi pelaksana pengelolaan sampah masih terpaku pada tugas keseharian penanganan sampah, belum memikirkan perencanaan pengembangan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan seperti pengembangan TPST dengan sistem 3R. - Pengelolaan Persampahan ditingkat nasional baru UU Persampahan No 18 Tahun 2008, sedangkan Perda Pengelolaan sampah belum ada di tingkat kota.
B.
Keuangan Keuangan daerah yang terbatas menjadikan terhambatnya pengadaan sarana prasarana dan proses pembebasan lahan untuk TPA
C.
Komunikasi Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sampah tidak lagi dianggap sebagai persoalan tapi bisa menjadi sumber penghasilan
D.
Partisipasi Dunia Usaha Belum ada dunia usaha yang tertarik untuk melakukan usaha pelayanan pengelolaan sampah
Partisipasi Masyarakat dan PMJK
halaman
- Masih kurangnya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS seperti tidak tepat waktu, cara maupun tempat. - Belum ada usaha masyarakat untuk melakukan pemilahan dan membedakan wadah terhadap sampah basah dan kering
37
E.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
No
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Aspek
Permasalahan
Teknis A.
Sistem - TPA yang ada masih menggunakan sistem Semi Controlled Landfill - Armada Pengangkutan masih menggunakan truck bak terbuka - TPST yang ada belum dapat beroperasi secara optimal karena KSM yang dipercaya menjadi pengelola tidak memiliki biaya operasional
B.
Konstruksi Lahan untuk TPA masih dalam proses pembebasan, sehingga belum dapat dioptimalkan untuk pengembangan sistem Sanitary Landfill
3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.4.1 Kelembagaan Tanggung jawab pengelolaan drainase kota tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada institusi pemerintah daerah, tetapi juga menuntut peran sektor swasta (dunia usaha) dan masyarakat, terutama dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaan saluran drainse tersebut. Ketiga unsur ini mempunyai hubungan saling ketergantungan yang harus disinergikan supaya drainase lingkungan yang ada berfungsi secara optimal. Tabel 3.39 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Di Kota Banjarbaru PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
V
X
X
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
X
X
Ѵ
Ѵ
X
Membersihkan sarana drainase lingkungan
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Memperbaiki sarana drainase lingkungan yang rusak
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
Ѵ
Ѵ
X
Perencanaan Menyusun target pengelolaan drainase lingk. skala kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
Pengadaan Sarana Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan
halaman
38
Pengelolaan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kota
Swasta
Masyarakat
Ѵ
X
X
Ѵ
Ѵ
X
Ѵ
X
X
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan
Ѵ
X
X
Ѵ
X
X
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan drainase lingkungan.
Ѵ
X
X
Pengaturan dan Pembinaan Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
Ѵ
Monitoring dan Evaluasi
Landasan hukum pengelolaan drainase lingkungan di Kota Banjarbaru masih menggunakan peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah di atasnya yaitu pemerintah pusat dan pemerintah propinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan dalam tatanan kota, pengaturan mengenai pengelolaan drainase lingkungan terutama untuk pembangunan kawasan perumahan terintegrasi dalam Surat Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 262 Tahun 2004 tentang Kebutuhan Dasar Perumahan Di Wilayah Kota Banjarbaru Ketentuan ini akan menjadi salah satu syarat dalam penilaian untuk pemberian IPPT dan IMB untuk perumahan. Tabel 3.40 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Banjarbaru Efektif dilaksanakan -
Pelaksanaan Belum efektif Tidak efektif dilaksanakan Dilaksanakan -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ket.
39
Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara drainase sebagai saluran pemutus air hujan
Ketersediaan Ada Tdk Ada -
halaman
Peraturan
Sumber : Dinas PU dan Dinas Perumtarungwasbang Kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
a. Struktur Organisasi Secara kelembagaan, institusi yang bertanggung jawab tterhadap pengelolaan drainase di Kota Banjarbaru adalah Dinas Pekerjaan Umum Umum, dimana untuk sistem drainase primer dibebankan di kepada Bidang Sumberdaya Air Air, sedangkan sistem drainase sekunder dan yang lebih kecil (mikro) menjadi tugas dari Bidang Bina Marga. Marga Struktur Organisasi pengelola Drainase berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pem Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut.
Gambar 3.6 Struktur Organissi Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru
: Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sumberdaya air sesuai dengan peraturan perundang-undangan perundang undangan yang berlaku. a. Seksi Pengembangan Prasarana Irigasi, Danau dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian kegiatan operasi, pemeliharaan sarana pengairan, menyusun inventarisasi bangunan pengairan, pengairan, pengumpulan data penggunaan air, pengelolaan hidrologi kawasan danau dan rawa; b. Seksi Pengembangan Prasarana Prasarana Sungai dan Waduk mempunyai tugas melaksanakan melaksan pembinaan teknis, pengawasan, dan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Tugas
40
b. Tugas dan kewenangan Bidang Sumberdaya Air
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pengendalian pemanfaatan air sungai dan waduk, pengelolaan hidrologi dan pemeliharaan daerah aliran sungai dan waduk, penanggulangan akibat bencana alam. Kewenangan : a. Menyusun perencanaan teknis, program, pembinaan dan bimbingan teknis di bidang sumberdaya air; b. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan rehabilitasi peningkatan dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan prasarana irigasi, sungai, waduk, danau dan rawa; c. Penanggulangan bencana banjir, serta usaha-usaha pengendalian erosi di bidang teknik sipil; d. Pengumpulan data dan pengelolaan data serta pelaporan di bidang sumberdaya air. 3.4.2 Sistem dan cakupan pelayanan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Beberapa saluran darinase yang ada di Kota Banjarbaru saat ini belum berfungsi secara optimal, kondisi ini yang menyebabkan terjadinya genangan air bila hujan turun dalam intensitas yang tinggi. Penyempitan badan sungai yang diakibatkan oleh berdirinya rumah-rumah penduduk di sepanjang bantaran sungai, yang diperparah dengan perilaku membuang sampah ke sungai, yang menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan aliran air menyebabkan badan sungai tidak mampu menampung air dalam volume yang tinggi.
41
Sebagaimana kawasan perkotaan lainnya, sistem jaringan drainase di Kota Banjarbaru dibagi atas 2 bagian, yaitu : a. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini. b. Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sedangkan untuk jaringan drainase sekunder dan primer, di beberapa lokasi terputus oleh timbunan tanah atau gorong-gorong yang sempit yang kemudian tersumbat oleh tumpukan sampah yang menyebabkan terhambatnya aliran air hingga meluap ke badan jalan. Kondisi ini diperparah dengan tofografi jalan-jalan yang bergelombang, sehingga volume air menumpuk dan meluber di daerah yang relatif lebih rendah. Tabel. 3.41 Kondisi Genangan / Banjir di Kota Banjarbaru Kelurahan
Dampak Terhadap Perumahan Persawahan Perkebunan
1
Cempaka
Cempaka/Basung
2
Banjarbaru Utara
Loktabat Utara Jl. A. Yani BALITRA
Perumahan Jalan
3
Banjarbaru Selatan
Kemuning
Perumahan Jalan
4
Landasan Ulin
Tonhar
Perumahan Jalan
Penyebab Banjir Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai
Luas (Ha) 1,5
1.169,8
6,6
1,5
Sistem drainase primer di Kota Banjarbaru dibagi ke dalam tiga zona prioritas, meliputi : (1) Zona prioritas I, meliputi; Jalan A. Yani (SPBU) – Guntung Simpang Bandara Kiri 2 – Gang SMP, Jalan A. Yani – Pertigaan Traffict Light Bandara, Sungai Kemuning, dan Sungai Basung, (2) Zona prioritas II, meliputi Sungai Ulin Kanan, Sungai Salak Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kanan 1, Sungai Payung Hulu,
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
42
Kecamatan
halaman
No
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Sungai Kemuning Kanan 2, Sungai Kemuning Kiri 2, Sungai Paring Kanan 1, Sungai Paring Kiri 2, Sungai Gotong Royong, Sungai Simpang bandara Kiri 3, Sungai Simpang Bandara Kiri 1, Sungai Salak Kiri 2, Sungai Kemuning Kanan 1, Sungai Paring Kiri 1, Sungai Lurus Kiri 1, Sungai Basung Kiri , Sungai Basung Kanan, Sungai Tiung Kiri, Sungai Tiung Kanan, Sungai Paring, Sungai Mangguruh, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Ampuya Kiri 2, Sungai Ampuya Kanan, Sungai Harapan Kiri, Sungai Salak Kanan 1, Sungai Kemuning Kiri 3. (3) Zona prioritas III, meliputi : Sungai Ulin Kiri, Sungai Ulin Kanan 2, Sungai Ulin Kanan 1, Sungai Lurus Kiri 3, Sungai Lurus Kanan 3, Sungai Lurus Kanan 1, Sungai Payung Kanan, Sungai Payung Hulu Kiri 3, Sungai Lurus Kiri 2, Sungai Lurus Kanan 2. Sedangkan sistem drainase sekunder terintegrasi dengan jalan-jalan utama yang ada di Kota Banjarbaru seperti Jalan A. Yani, Jl. Mistar Cokrokusumo, Jl. RO. Ulin, Jl. Panglima Batur, Jalan Karang Anyar, Jalan Garuda dan jalan utama lainnya. Tabel. 3.42 Kondisi Saluran Drainase
Permanen
Tanah
A
Saluran Primer 1 Sungai Kemuning
7.200
144
v
v
2 Sungai Ambulung
4.328
80
v
3 Sungai Batulicin
3.600
70
v
Konstruksi
4 Sungai Pinang
4.200
84
v
5 Sungai Batu Kapas
4.100
80
v
6 Sungai Paring
3.100
60
v
7 Sungai Sambangan
3.200
64
v
8 Sungai Ampayo
5.500
110
v
9 Sungai Tiung
3.300
65
v
10 Sungai Apukan
20.400
400
v
11 Sungai Basung
3.100
60
v
12 Sungai Banyu Irang
18.000
380
v
13 Sungai Kuranji
3.800
70
v
14 Sungai Rancah
6.190
120
v
15 Sungai Salak
4.222
80
v
16 Sungai Guntung Payung
5.300
100
v
17 Handil Daya Sakti
7.000
140
v
18 Sungai Lu’uk
4.800
90
v
19 Handil Berkat Karya
7.000
140
v
20 Handil Hanyar
4.300
85
v
21 Handil Papikul
7.000
140
v
22 Sungai Jembatan I
4.000
80
v
23 Sungai Jembatan II
4.000
80
v
24 Sungai Pembuang Prov
6.000
120
v
25 Saluran Timbang Rasa
4.000
80
v
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Kondisi (Baik/Rusak)ak)
43
Luas Catchman Area (Ha)
Nama Jalan / Sungai
halaman
Panjang (m)
No
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
Panjang (m)
Luas Catchman Area (Ha)
Permanen
Saluran Sekunder 1 Drainase Jl. A. Yani
18.000
200
v
2 Sungai Komet
2.000
20
No B
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Nama Jalan / Sungai
Konstruksi Tanah
v
3 Sungai Gotong Royong
1.870
18
v
4 Sungai Gn. Kupang
1.140
10
v
5 Sungai Ulin
1.500
15
v
6 Sungai Karet
1.810
20
v
7 Sungai Lurus
2.100
20
v
8 Sungai Guntung Jingah
1.900
20
v
9 Guntung Paikat
1.350
15
v
10 Sungai Guntung Lua
1.500
15
v
11 Sungai Puyau
1.100
10
v
12 Drainase Jl. Pang. Batur
v
13 Drainase Jl. Karang Anyar
v
14 Drainase Jl. P. M. Noor
v
15 Drainase Jl. RO Ulin
v
16 Drainase Jl. Mistar C K
v
17 Drainase Jl. Bandara
v
18 Drainase Jl. Hercules 19 Guntung Papuyu
v 2.800
30
v
20 Guntung Paring
2.284
25
v
21 Sungai Gunung Kupang II
1.574
15
v
22 Sungai Ujung Murung
2.500
25
v
800
10
v
24 Sungai Lukass
1.500
15
v
25 Sungai Cambai
950
10
v
26 Sungai Mati
2.030
20
v
27 Sungai Dadap
2.260
20
v
23 Sungai Mangguruh
28 Sungai Bangkal Kecil 29 Sungai Batu Kapur 30 Sungai Rimba
490
5
v
2.690
25
v
800
10
v
31 Sungai Tagumpar
1.500
15
v
32 Sungai Sumba
1.350
10
v
33 Sungai Sidomulyo
2.122
20
v
34 Sungai Karya Bhakti
1.700
15
v
35 Sungai Polantan
2.230
20
v
C 1
Saluran Tersier Ratu Elok – Bumi Cahaya Bintang – Komp.Kehutanan
2
Kelapa Gading
3
Banua Permai
4
Loktabat
Kondisi (Baik/Rusak)ak)
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Umumnya rumah tangga di Kota Banjarbaru menggunakan sistem drainase sebagai saluran pembuangan dari sisa-sisa air yang dipergunakan dalam aktivitas
44
Sumber : Dinas PU
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
sehari-hari seperti air bekas mandi, bekas cucian dapur atau bekas cucian pakaian. Demikian juga dengan pengaliran air hujan, hampir semuanya (kecuali sedikit yang terserap ke dalam tanah dan sumur-sumur gali) masuk ke dalam sistem drainase, mulai dari drainase lingkungan (tersier) kemudian masuk ke drainase sekunder sampai akhirnya terkumpul di badan-badan sungai atau saluran irigasi. Tabel 3.43. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kota Banjarbaru Input
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Rumah Tangga: - Air cucian dari dapur
Tempat cuci piring
Sistem Drainase
Sungai
- Air cucian pakaian
Pembuangan Air Cucian
Sistem Drainase
Sungai
- Air untuk Mandi
Saluran Pembuangan
Sistem Drainase
Sungai
Talang Halaman Ruang Publik
Sistem Drainase
Sungai
Air Hujan
Pengelolaan drainase di Kota Banjarbaru meliputi Bangunan air yang terdiri dari tabat, pintu air, terjunan air dan bangunan air lainnya. Sistem pengelolaan drainase dapat dilihat pada tabel 3.44. Tabel 3.44 Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kota Banjarbaru Kelompok Fungsi Bangunan Air
Teknologi yang Digunakan Pembuatan Bangunan Air Pada Sungai Peramuan (4 buah) Pembuatan Tabat Beton Pembuatan Pintu Air
150 m 1 buah 4 buah
1 buah 1 buah
Sumber Data Bidang PSDA Dinas PU (T.A 2002)
Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 2004) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 2004) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 2008)
Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 2010) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 2010)
halaman
45
Pembuatan Bangunan Air Gt. Manggis, Berlina & Walangku Bangunan Terjunan Sei Puyau Bangunan Terjunan Sei Gotong Royong
(Perkiraan) Nilai Data 4 buah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 3.7. Peta Pelayanan Drainase di Kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Peran serta masyarakat secara aktif didalam penanganan saluran drainase masih cukup kecil ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah dari saluran drainase yang tidak berfungsi sesuai dengan yang di harapkan.
Pembersihan drainase
umumnya dilakukan menjelang acara–acara tertentu seperti lomba kebersihan lingkungan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong royong dengan membersihkan saluran yang ada. Selain dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional, keterlibatan masyarakat sampai saat ini masih sangat tergantung dengan kegiatan-kegiatan yang diprakarsai oleh pihak lain baik pemerintah maupun kelompok-kelompok Pencinta Lingkungan Hidup. Dengan kondisi tersebut, terdapat beberapa saluran drainase yang mengalami masalah seperti tertutup oleh timbunan sampah atau material bahan bangunan yang dibuang oleh masyarakat. Tabel 3.45. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Jumlah
Kecamatan Banjarbaru Utara
RT
RW
122
28
Banjarbaru Selatan
127
23
Landasan Ulin
141
27
Liang Anggang
66
Cempaka
102
Kondisi Drainase Pembersihan Pengelola Data Saat ini Drainase (Rutin/Tdk (Pemerintah/Swasta/M (lancar/mampet) Rutin) asyarakat) Ada yang lancar, sebagian lainnya mampet oleh pasir, tanah atau sampah
Tdk Rutin
Bangunan di atas Saluran (Ada/Tidak
Pemerintah
Tdk Rutin
Pemerintah
Tdk Rutin
Pemerintah
Tdk Rutin
Pemerintah
Tdk Rutin
Pemerintah
Pengelolaan drainase sampai saat ini masih dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah semata-mata, sehingga belum ada program/proyek layanan pengelolaan drainase yang berbasis pada masyarakat. Tabel 3.46 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No.
Nama Pelaksana Program/Proyek/L (Pj) ayanan
Tahun Mulai
Kondisi Sarana Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi
Aspek PMJK PM
JDR
MBR
Tidak Ada Program / Layanan berbasis masyarakat
3.4.4 Pemetaan Media dalam advokasi dan sosialisasi pengelolaan drainase yang baik dan berwawasan lingkungan masih minim. pemberitaan
atau artikel
Isu pengelolaan drainase baru terangkat dalam media jika
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
terjadi
luapan air
47
peran serta media massa
halaman
Seperti halnya sub sektor sanitasi yang lain,
atau banjir yang
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
mengganggu aktivitas pengelolaan drainase
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
masyarakat.
Sosialisasi atau penyuluhan terkait
umumnya terintegrasi dengan
penyuluhan - penyuluhan
yang dilakukan oleh bidan desa atau organisasi PKK melalui
kegiatan
pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif. Tabel 3.47 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru NO
Kegiatan
1
Sosialisasi dan Penyuluhan Normalisasi Sungai Kemuning
Dinas Pelaksana
Tahun 2010
Dinas PU
Tujuan kegiatan
Khalayak sasaran
Partisipasi masyarakat dalam normalisasi sungai
Masyarakat atau keluarga yang berada di bantaran sungai
Pesan Kunci
Pembelajaran
Jika aliran sungai lancar, tidak akan ada banjir
Media massa yang ada di Kota Banjarbaru cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan termasuk masalah pengelolaan drainase, terutama jika terjadi permasalahan yang merugikan warga masyarakat seperti terjadinya banjir di sekitar bantaran Sungai Kemuning atau kegiatan bersih-bersih sungai Kemuning yang diprakarsai oleh Pemerintah Kota Banjarbaru. Pemuatan artikel masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Tabel 3.48 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru Isu Yang Diangkat
Jenis Acara
Pesan Kunci
Pendapat Media
1
Radar Banjar
Berita
Normalisasi Sungai Kemuning
Pemeliharaan alur sungai
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
2
Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru)
Artikel
Wakil Walikota pimpin kegiatan pembersihan sungai Kemuning
Peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan sungai
Positif dan kedalaman materi cukup memadai
Pengelolaan drainase kota mulai dari saluran tersier, sekunder hingga drainase primer tidak akan optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Sedangkan peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam kaitan dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap saluran drainase tersebut. BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
48
Nama Media
halaman
NO
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 3.49 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Drainase) No 1
Jenis Kegiatan Sanitasi
Nama Kegiatan Launching Program Green and Clean
Kebersihan Lingkungan
Mitra Kerja Sama Radar Banjar
Bentuk Kerjasama In Kind
Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, termasuk dalam hal pengelolaan saluran drainase. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya. Tabel 3.50 Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
1 2.
SKH Banjarmasin Post PT. BNI 1946
PHBS PHBS
In Kind In Kind
3
Telkom Flexi
PHBS
In Kind
4.
Coca Cola Comp.
PHBS
In Kind
5
Bank Kalsel
PHBS
In Kind
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha Sejalan dengan paradigma masyarakat bahwa persoalan pengelolaan sampah masih dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, sampai saat ini belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan drainase. Tabel 3.51 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Yang Ada Di Kota Banjarbaru No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
Tidak Ada Penyedia Layanan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan persampahan menjadikan pendanaan untuk pengelolaan sampah ini masih sangat tergantung pada kemampuan dana APBD maupun danadana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan
49
3.4.6 Pendanaan Dan Pembiayaan
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat Table 3.52 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase No
Sub sektor Drainase
Realisasi anggaran (Rp.000) 2009
2010
2011
2012
3.791.686.050
2.709.196.350
5.255.090.360
6.232.714.000
----
----
----
----
Belanja APBD Pendapatan Retribusi Sumber : APBD Kota Banjarbaru, DPPKAD Kota Banjarbaru
3.4.7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan drainase sebagaimana halnya di sektor-sektor yang lain, harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat).
halaman
50
1. Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat dan menimbulkan luapan air ketika turun hujan dengan intensitas yang tinggi. 2. Master plan Drainase yang ada hanya terfokus pada aliran sungai dan guntung, belum ada perencanaan untuk jaringan drainase yang berbasis jaringan jalan. 3. Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang berdiri di tepian sungai 4. Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah 5. Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton 6. Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah 7. Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-kolam retensi. 8. Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan. 9. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Profil Sanitasi Kota Banjarbaru
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel. 3.53 Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Drainase di Kota Banjarbaru No
Aspek
Permasalahan
Non Teknis A.
Kebijakan daerah dan kelembagaan Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan.
B.
Keuangan Terbatasnya kemampuan keuangan daerah
C.
Komunikasi Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sungai bukan tempat buangan limbah dan sampah
D.
Partisipasi Dunia Usaha Belum ada dunia usaha yang tertarik untuk melakukan usaha pelayanan pengelolaan drainase
E.
Partisipasi Masyarakat dan PMJK Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah
Teknis A.
Sistem - Master plan Drainase yang ada hanya terfokus pada aliran sungai
dan guntung, belum ada perencanaan untuk jaringan drainase yang berbasis jaringan jalan.
- Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian
ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat. - Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton - Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah - Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang berdiri di tepian sungai
B.
Konstruksi
halaman
51
Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-klam retensi.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
III
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 4 Pembangunan sanitasi merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pembangunan Kota Banjarbaru, hal ini dapat dilihat melalui salah satu tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan periode 2011-2015, yaitu Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis. Lebih jauh dapat dilihat pada 2 point sasaran pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, yaitu Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar, serta Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan.
4.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Promosi Higiene Pemerintah Kota Banjarbaru sejak Tahun 2010 turut mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat yang termuat di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES /SK/X/2004 mengenai “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010”. Dukungan ini diberikan melalui kegiatan promosi kesehatan yang terus digalakkan dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1114/Menkes /SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Keluaran awal yang diharapkan dari penyelenggaraan promosi kesehatan ini adalah peningkatan secara nyata perilaku masyarakat dalam menerapkan hidup yang bersih dan sehat. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktekkan dimana pun seseorang berada, mulai dari rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di fasilitas pelayanan kesehatan ataupun di tempat umum, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai, dengan tujuan untuk mencapai kondisi suatu komunitas (a) tidak buang air besar sembarangan (BABS), (b) mencuci tangan
1
Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
pakai sabun, (c) mengelola air minum dan makanan yang aman, (d) mengelola sampah dengan benar, (e) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Terkait dengan pembinaan PHBS ini, khususnya penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih, dan sarana MCK, di Kota Banjarbaru juga didukung oleh Perkotaan yang teknisnya dikelola oleh Bidang Cipta Karya Kota Banjarbaru.
dalam kaitan dengan pembangunan drainase program PNPM Mandiri Dinas Pekerjaan Umum
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene secara rutin telah dilaksanakan di Kota Banjarbaru meskipun dengan jumlah anggaran yang terbatas. Selain secara resmi dilakukan penyuluhan Gerakan Perilaku Bersih dan Sehat oleh pemerintah daerah di dalam pertemuan PKK di tingkat kelurahan sampai ke tingkat RT, penyuluhan juga dilakukan secara mandiri oleh kader-kader Posyandu yang dibina oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB. Tabel 4.1 Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun 2013
A
2
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
Kali
1
286.902,40
APBD
Dinas Kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Air
Pkm
8
56.517,95
APBD
Dinas Kesehatan
b
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pkm
8
52.036,60
APBD
Dinas Kesehatan
303.380,40
APBD
BPMP dan KB
3 a
4
a
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pembinaan Kelompok Kerja Nasional Posyandu
Kelurahan
20
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Pembinaan Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)
Kali
9
239.877,00
APBD
5 a
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
6 a
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
b
Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingk. Hidup Peningkatan peran serta masyarakat dlm perlindungan dan konservasi SDA Peningkatan peran serta masyarakat dlm perlindungan dan konservasi SDA
Kel.
5
47.139,65
Kel.
5
75.000,00
Kel.
5
9.000,00
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BPMP dan KB
APBD
Kantor LH
APBD (DAK)
Kantor LH
APBD Kantor LH (Pendamping)
2
1
Nama progam/kegiatan
halaman
No
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
No
7 a
Nama progam/kegiatan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA
Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
Kel.
5
JUMLAH
25.856,00
APBD
Kantor LH
1.095.710,0
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
Secara umum, selain adanya tambahan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam yang dibiayai dengan dana DAK, rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun anggaran 2013 merupakan lanjutan dari program dan kegiatan pada tahun anggaran 2012. Alokasi anggaran disusun sesuai dengan target sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD serta memperhatikan perkembangan situasi terkini di setiap kawasan dalam wilayah Kota Banjarbaru. Tabel 4.2 Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan
1
a
2
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
kali
1
286.902,40
APBD
Dinas Kesehatan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Air
Pkm
8
38.868,85
APBD
Dinas Kesehatan
b
Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Pkm
8
111.835,65
APBD
Dinas Kesehatan
182.334,90
APBD
BPMP dan KB
3 a 4
a
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pembinaan kelompok kerja nasional Posyandu
Kelurahan
20
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Pembinaan Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS)
kali
9
204.431,20
APBD
5 a
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
6 a
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA
Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
Kel.
Kel.
JUMLAH
5
5
48.831,65
16.561,35
APBD
Kantor LH
APBD
Kantor LH
3
Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingk. Hidup
BPMP dan KB
889.766,00
halaman
No
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, RKA SKPD BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi Kota Banjarbaru dalam pengelolaan air limbah domestik diantaranya adalah belum seluruh rumah tangga memiliki jamban keluarga, yang diperparah oleh sistem pembuangan yang tidak sesuai dengan standar teknis yang ditentukan. Sistem pengelolaan limbah secara terpusat (off site system) belum berjalan secara optimal meskipun sudah tersedia 1 unit sarana IPAL komunal. Situasi lain yang perlu segera mendapat perhatian adalah belum tersedianya fasilitas IPLT untuk pengolahan akhir lumpur tinja sebelum dibuang ke sungai atau dimanfaatkan untuk keperluan pertanian. Isu dan permasalahan ini perlu segera dicari alternatif pemecahannya melalui berbagai program dan kegiatan yang ada di SKPD terkait sehingga tercapai perbaikan pengelolaan air limbah di daerah, baik melalui program jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Program atau kegiatan awal yang diidentifikasi dari permasalah yang dihadapi dapat diterapkan sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada. Strategi utama yang perlu dilakukan adalah membantu semua rumah tangga di Kota Banjarbaru minimal harus memiliki atau terakses jamban yang memadai sebagai tempat pembuangan tinja. Program dan kegiatan selanjutnya adalah menerapkan sistem sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan proyeksi perkembangan wilayah, yaitu mengembangkan sistem setempat (on-site system) untuk perumahan dan kawasan permukiman berkepadatan rendah sampai sedang, dan sistem terpusat untuk perumahan dan kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi. Tabel 4.3 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 No
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
b
c d e
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah (DAK) Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Unit
690.875,00
APBD
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Tahun
1
161.019,00
Unit
5
1.136.365,00
Tahun
1
JUMLAH Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
APBD Dinas PU (DAK) 197.114,95 APBD Dinas PU (Pendamping) 92.142,50
2.277.516,45
4
a
halaman
1
Nama progam/kegiatan
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Rencana pembangunan air limbah pada tahun anggaran 2013 ini meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2012, terutama untuk kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah yang didanai sendiri oleh Pemerintah Kota Banjarbaru, sementara alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) mengalami penurunan. Tabel 4.4 Program Dan Kegiatan Air Limbah Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) No 1
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
a b
c d e
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Unit
65.608,90
APBD
Dinas PU
APBD
Dinas PU
Tahun
1
151.320,00
Unit
5
1.237.670,00
Tahun
1
JUMLAH
APBD Dinas PU (DAK) 197.247,00 APBD Dinas PU (Pendamping DAK) 92.142,50
1.743.988,40
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, RKA Dinas PU
Disamping kegiatan fisik seperti yang dilaksanakan melalui program kegiatan di atas, hal lain yang tidak kalah penting yang harus segera disiapkan adalah membuat peraturan daerah sebagai bentuk pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan, sehingga pengeloaan air limbah dapat dilaksanakan secara optimal dan berujung pada terciptanya kondisi lingkungan yang sehat.
4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarbaru selaku unit kerja yang mendapat tanggung jawab untuk melakukan pelayanan pengelolaan sampah terus berusaha keras untuk meningkatkan cakupan layanannya, salah satu bukti keberhasilan unit kerja ini adalah Kota Banjarbaru telah berhasil meraih penghargaan Adipura selama 4 tahun berturut-turut melai tahun 2009 – 2012.
5
Beberapa Isu-isu strategis terkait sub sektor pengelolaan sampah di Kota Banjarbaru saat ini antara lain adalah masih kurangnya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS seperti tidak tepat waktu, cara maupun tempat; belum ada pengelompokan sampah yang dibuang oleh masyarakat (Organik/Non Organik); masih kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga sampai pada kondisi TPA Hutan Panjang yang masih menggunakan sistem Semi Controlled Landfill.
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Kemudian sejalan dengan mulai digalakkannya program pengelolaan sampah dengan sistem 3R, di Kota Banjarbaru juga telah dibangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berupa tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, ditetapkan di setiap kelurahan dengan luas area antara 500 - 1.000 m². Sampai saat ini telah dibangun 2 unit TPST di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang yang dibiayai dengan dana APBN melalui Satker PLP Provinsi Kalimantan Selatan. Tabel 4.5 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Domestik Tahun 2013 No
Satuan
Volume
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
1.179.599,00
APBD
1.787.887,05
APBD
4.207.492,00
APBD
766.069,95
APBD
Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Kantor LH
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
b
c d e
Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah dan Sampah TPA Penggalian dan Penutupan Lubang Sampah di TPA
Dok.
Tahun
2
1
Tahun
1
722.000,00
APBD
f
Pemeliharaan Rutin TPS dan Kontainer
Tahun
1
215.250,00
APBD
g
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Bank Sampah
10
450.000,00
APBD (DAK)
h
2 a
b
c
53.999,75
APBD Kantor LH (Pendamping)
Program Kualitas Kebersihan Lingkungan
Peningkatan Pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota Pemeliharaan Kebersihan Jalan dan Saluran Drainase Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebersihan JUMLAH
177.431,00
APBD
270.000,00
APBD
122.000,00
APBD
10.020.953,35
Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan
6
a
halaman
1
Nama progam/kegiatan
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Meskipun rencana anggaran pengelolaan sampah tahun 2013 yang dialokasikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengalami penurunan dibandingkan dengan anggaran tahun 2012, namun anggaran pengelolaan sampah secara keseluruhan tetap mengalami kenaikan karena pada tahun anggaran 2013 yang akan datang Kantor Lingkungan Hidup juga mulai melaksanakan kebijakan upaya pengembangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat . Tabel 4.6 Program Dan Kegiatan Persampahan Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) No 1
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
a
b
c d e f
2 a
b
c
Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah dan Sampah TPA Penggalian dan Penutupan Lubang Sampah di TPA Pemeliharaan Rutin TPS dan Kontainer
Dok
1
85.044,20
APBD
5.175.136,00
APBD
Tahun
1
3.143.826,00
APBD
Tahun
1
397.344,85
APBD
Tahun
1
125.000,00
APBD
Tahun
1
207.250,00
APBD
Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan
Program Kualitas Kebersihan Lingkungan
Peningkatan Pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota Pemeliharaan Kebersihan Jalan dan Saluran Drainase Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebersihan
Tahun
1
282.022,30
APBD
Tahun
1
150.000,00
APBD
Tahun
1
445.896,65
APBD
JUMLAH
Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan Dinas Kebersihan & Pertamanan
10.011.520,0
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Meskipun tidak memilki sungai yang besar, Kota Banjarbaru sebagaimana halnya daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, dilewati oleh beberapa aliran sungai kecil yang jika hujan turun dalam intensitas yang cukup tinggi dapat
7
4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
menimbulkan terjadinya banjir atau genangan air di beberapa kawasan yang dilaluinya. Banyaknya rumah atau bangunan yang berdiri di pinggiran sungai menyebabkan terjadinya penyempitan badan sungai yang diperparah dengan pendangkalan akibat tumpukan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Sementara itu, drainase yang dibangun di kawasan-kawasan bisnis atau di lingkungan perumahan umumnya masih bersifat parsial, tidak seluruhnya terkoneksi dengan jaringan drainase kota sehingga seringkali terjadi luapan air ke badan-badan jalan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Permasalahan lain adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah atau sisa material bahan bangunan ke dalam saluran irigasi yang menyebabkan aliran air menjadi terhambat atau bahkan tersumbat. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Sumber Daya Air dan Bidang Bina Marga telah melaksanakan Program dan Kegiatan normalisasi dan pemeliharaan saluran air yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya, terutama untuk mengurangi titik dan luasan wilayah genangan air. Program dan kegiatan pengelolaan drainase yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 berikut. Tabel 4.7 Rencana Program Dan Kegiatan Drainase Tahun 2013 No 1
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
a
Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi
Ha
400
b
Rehabilitasi / pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi ( DAK )
m
Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi
c d
APBD
Dinas PU
9.000
891.537,60
APBD
Dinas PU
m
15.600
1.284.075,00
APBD (DAK)
Dinas PU
m
15.600
266.210,00
APBD Dinas PU (Pendamping)
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
a
Normalisasi Drainase Jalan Kota
m
3.254
2.947.340,00
APBD
Dinas PU
b
Pembangunan Drainase Jalan Kota
m
5.654
5.263.033,25
APBD
Dinas PU
c
Peningkatan Drainase dlm Kota (L)
m
28.755,85
APBD
Dinas PU
APBD
Dinas PU
a
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pemeliharaan Rutin Drainase jalan Kota
m
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
3.400
835.000,00
8
3
halaman
2
2.024.000,00
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
4
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Program Pengendalian Banjir
a
Pengembangan Pengelolaan Daerah Rawa Dalam Rangka Pengendalian Banjir
m
2.550
JUMLAH
3.162.161.05
APBD
Dinas PU
16.702.112,75
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
Tabel 4.8 Program Dan Kegiatan Drainase Yang Sedang Berjalan (Tahun 2012) No 1
Nama progam/kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
a
Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi
Ha
425.000,00
APBD
Dinas PU
b
Rehabilitasi / pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi ( DAK )
m
865.480,95
APBD
Dinas PU
m
1.379.120,00
APBD (DAK)
Dinas PU
Rehabilitasi / pemeliharaan Jar. Irigasi (Pendamping)
m
310.626,60
APBD
Dinas PU
c d 2
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
a
Normalisasi Drainase Dalam Kota
m
744.584,10
APBD
Dinas PU
b
Pembangunan Drainase Jalan Kota
m
1.982.725,45
APBD
Dinas PU
1.067.746,55
APBD
Dinas PU
5.094.035,75
APBD
Dinas PU
3 a 4
a
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pemeliharaan Rutin Drainase jalan Kota
m
Program Pengendalian Banjir
Pengembangan Pengelolaan Daerah Rawa Dalam Rangka Pengendalian Banjir
m
JUMLAH
11.869.319,4
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Salah satu komponen lain yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan sanitasi adalah pengelolaan air bersih, karena bagaimanapun tingginya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat tidak akan berdampak signifikan jika tidak didukung oleh ketersediaan air yang layak untuk dikonsumsi.
9
4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
4.5.1 Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Air Bersih Pelayanan air bersih untuk masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Intan milik Pemerintah Kabupaten Banjar. Tabel 4.9 Jumlah Pelanggan Air Bersih (PDAM) Dirinci Setiap Kecamatan Tahun 2012 Kecamatan
Pelanggan (Rumah Tangga)
1.
Landasan Ulin dan Liang Anggang
4.576
2.
Cempaka
3.
Banjarbaru Utara
8.123
4.
Banjarbaru Selatan
8.711
510
JUMLAH
21.920
Sumber : P D A M Intan Banjar
Jumlah pelanggan PDAM di Kota Banjarbaru mencapai 21.920 pelanggan dimana pelanggan terbanyak berada di Kecamatan Banjarbaru Selatan 8.711 pelanggan dan Banjarbaru Utara 8.123 pelanggan. Untuk meningkatkan layanan air bersih dari PDAM Intan ini, Pemerintah Kota Banjarbaru setiap tahunnya selalu meningkatkan nilai investasinya melalui penyertaan modal untuk kegiatan penambahan jaringan perpipaan. Untuk pengembangan sistem distribusi, Pemerintah Kota Banjarbaru bersama-sama dengan PDAM Intan telah menyusun dokumen SPAM yang akan menjadi acuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat di Kota Banjarbaru. Tabel 4.10 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun 2013 No
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
b
c 2
Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum (L)
m
13.850
2.226.839,00
APBD
Dinas PU
m
1.935
352.160,00
APBD
Dinas PU
65.284,90
APBD
Dinas PU
1.601.277,00
APBD (DAK)
Dinas PU
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
a
Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku
b
Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku
m
8.766
JUMLAH
213.317,00
4.458.877,9
APBD Dinas PU (Pendamping)
10
a
halaman
1
Nama progam/kegiatan
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 4.11 Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun 2012 No 1
Nama progam/kegiatan
Satuan
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Volume
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
A B
c 2
Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum Penyediaan Sistem Distribusi Air Minum (L)
m
2.401.344,50
APBD
Dinas PU
m
351.195,00
APBD
Dinas PU
m
44.580,40
APBD
Dinas PU
APBD (DAK)
Dinas PU
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
A
Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku
m
1.233.040,00
B
Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku
m
163.994,20
APBD Dinas PU (Pendamping)
JUMLAH Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
4.5.2 Penyediaan Sumur Resapan dan Biopori Dalam upaya untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air, yaitu untuk menjaga agar kuantitas air tanah tetap terjaga sehingga menjamin ketersediaan air bagi masyarakat, melalui Program Perlindungan dan Konservasi SDA telah dikembangkan sumur-sumur resapan dan pembuatan lubang biopori yang dimaksudkan sebagai media menahan dan menyimpan air hujan. Tabel 4.12 Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 2013 No
Satuan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber SKPD pendanaan/ penanggung jawab pembiayaan
b
c
Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air (Sumur Resapan) Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA (Peralatan Biopori) Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA
Unit
15
86.307,50
APBD
Kantor LH
buah
10
75.000,00
APBD (DAK)
Kantor LH
JUMLAH
9.000,00
170.307,50
APBD Kantor LH (Pendamping DAK)
11
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
a
halaman
1
Nama progam/kegiatan
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IV
Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 4.13 Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 2012 No 1
Nama progam/kegiatan
Volume
Indikasi biaya (Rp) (1.000,-)
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air (Sumur Resapan) 2
Satuan
Unit
168.000,00
APBD
Kantor LH
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian Lingk. Hidup JUMLAH
48.831,65
APBD
Kantor LH
216.831,65
halaman
12
Sumber: RPJM Kota Banjarbaru 2011-2015, Renja SKPD
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IV
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Bab 5: 5.1
Area Beresiko Sanitasi
Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi skoring (penilaian) berdasarkan data-data sekunder, persepsi SKPD dan hasil studi EHRA. Skoring resiko ditetapkan dalam 4 skala, yaitu :
1 2 3 4
= = = =
resiko resiko resiko resiko
sangat rendah (warna biru) rendah (Warna hijau) tinggi (Warna kuning) sangat tinggi (warna merah)
a. Area Beresiko Menurut Data Sekunder Penentuan area beresiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan memetakan tingkat resiko berdasarkan data yang telah ada dalam SKPD. Penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder didasarkan pada beberapa parameter sebagai berikut : 1) Kepadatan penduduk = jumlah penduduk (orang) / luas area (Ha) 2) Persentase KK miskin = (jumlah kk miskin / jumlah total kk) * 100% 3) Persentase layanan air minum = {(jumlah SR * jumlah orang/kk)+(jumlah HU*jumlah orang/kk)} / jumlah total orang dlm area tsb *100% 4) Persentase layanan jamban = (jumlah jamban / jumlah rumah) * 100% 5) Persentase luas terbangun = (L.terbangun/L.wilayah)* 100 % 6) Persentase sampah terangkut = (jumlah sampah terangkut/jumlah timbunan sampah ) *100 %
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Hasil penilaian yang didasarkan pada beberapa parameter data sekunder di atas memperlihatkan bahwa Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan wilayah yang paling bermasalah dalam pengelolaan sanitasi, dimana Kelurahan Kemuning merupakan wilayah memiliki resiko sangat tinggi dalam pengelolaan
1
Dari 20 kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru, disepakati bahwa Kelurahan Komet tidak perlu dimasukkan dalam studi ini karena wilayah ini didominasi oleh perkantoran pemerintah sehingga dianggap tidak memiliki resiko dalam pengelolaan sanitasi. Oleh karenanya penilaian dan pelaksanaan studi EHRA juga hanya dilaksanakan pada 19 kelurahan lainnya.
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
sanitasi, sedangkan 3 kelurahan lainnya mempunyai resiko yang tinggi (warna kuning). Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang dianggap sebagai daerah yang beresiko rendah terhadap masalah sanitasi karena hampir seluruh kelurahan mendapat skor 2 (resiko rendah) kecuali Kelurahan Landasan Ulin Selatan yang mendapat skor 3 (resiko tinggi). Kelurahan yang dianggap belum bermasalah dalam pengelolaan sanitasi adalah Kelurahan Lokatabat Utara (skor = 1), hal ini mungkin disebabkan karena kawasan ini didominasi oleh komplekkomplek perumahan yang dikembangkan oleh para pengembang (developer) sehingga relatif tertata dan memilki fasilitas sanitasi yang layak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.1 dan gambar 5.1 Table 5.1 Penentuan Area Beresiko Menurut Data Sekunder
Kecamatan
KOTA BANJARBARU Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Syamsudin Noor Guntung Payung Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Sungai Ulin Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar
Kepadatan Pddk (org/ha)
KK Miskin (%)
Layanan Air Minum
Layanan Jamban
Luas Wilayah Terbangun
Skor
Skor
Skor
Skor
Skor
2
3
1
3
3
2
2 2 2
1 2 4
1 1 1
4 4 2
1 1 1
2 2 2
2 1 2 2
2 2 3 3
2 1 2 3
3 4 3 3
2 3 1 1
2 2 2 3
1 1 2 1
1 1 3 4
2 2 2 2
3 4 3 3
3 1 2 2
2 2 3 3
1 4 3
2 3 3
1 1 3
1 4 3
1 2 2
1 3 3
3 4 3 3
2 4 2 4
1 3 1 2
3 4 3 3
4 4 4 4
3 4 3 3
TOTAL SKOR
halaman
2
Sumber : hasil Analisis
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 5.1. Peta Area Beresiko Menurut Data Sekunder
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
b. Area Beresiko menurut Persepsi SKPD Area beresiko berdasarkan persepsi SKPD didasarkan pada pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten/kota. Dalam memberikan penilaian terhadap setiap wilayah/kawasan, SKPD yang telah disepakati dilibatkan dalam penilaian ini, diharapkan mempertimbangkan fungsi tata ruang (urban function) dimasa mendatang. Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan persepsi SKPD antra lain meliputi faktor kesehatan, penanganan air limbah domestik, persampahan, kondisi drainase, dan faktor sosial ekonomi masyarakat. Hasil yang diperoleh relatif tidak berbeda jauh dengan analisis data sekunder, Kelurahan Kemuning menjadi wilayah yang menghadapi resiko sangat tinggi dalam masalah pengelolaan sanitasi, sebaliknya Kelurahan Loktabat Utara dianggap relatif masih bagus dalam pengelolaan sanitasi. Sedangkan untuk wilayah lainnya terdapat beberapa deviasi / perbedaan jika dibandingkan dengan hasil analisis data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.2 dan gambar 5.2 Table 5.2 Penentuan Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD Skor oleh SKPD
Kecamatan Kelurahan
BAPPEDA
DPU
DKP
DINKES
BPMPKB
Frekuensi skor SKPD
KLH
Persepsi awal SKPD's
4
3
2
1
Skor Akhir
Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Syamsuddin Noor Guntung Payung Guntung Manggis
2 3 3 3
2 2 2 2
2 3 3 2
2 2 2 1
2 2 2 2
3 4 4 3
0 1 1 0
1 2 2 2
5 3 3 3
0 0 0 1
2 3 3 2
2 2 2 3
2 2 2 2
3 2 3 2
2 1 1 1
2 2 2 2
3 3 4 4
0 0 1 1
2 1 1 1
4 4 3 3
0 1 1 1
2 2 3 2
2 3 3 3
2 3 3 3
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
3 4 4 4
0 1 1 1
1 2 2 2
5 3 3 3
0 0 0 0
2 3 3 3
2 2 2 2
1 2 2 1
1 2 2 2
1 1 1 1
2 2 2 3
4 4 3 4
1 1 0 1
0 0 1 1
2 4 4 2
3 1 1 2
1 2 2 2
2 2 2 3
2 4 3 3
2 2 4 2
1 4 2 2
2 4 2 3
3 4 4 4
0 4 2 1
1 0 1 3
4 2 3 2
1 0 0 0
2 4 3 3
Liang Anggang Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat
halaman
Sungai besar
4
Banjarbaru Selatan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 5.2. Peta Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
c. Area Beresiko Menurut Hasil Studi EHRA Study EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah suatu model pengakajian komprehensif untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku warga terkait dengan risiko kesehatan masyarakat. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup, sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, dan saluran pembuangan air limbah. Pada aspek perilaku, dipelajari hal-hal yang terkait dengan higinitas dan sanitasi, antara lain, cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak, dan pemilahan sampah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 dan gambar 5.3 Tabel 5.3. Area beresiko menurut hasil studi EHRA Kecamatan
INDIKATOR RESIKO (SKOR)
Kelurahan
RATARATA
1
2
3
4
5
39
72
84
8
46
50
8
46
50
8
46
50 47
Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Syamsudin Noor
39
72
84
Guntung Payung
39
72
84
43
66
43
33
51
Landasan Ulin Tengah
38
57
46
52
55
50
Landasan Ulin Utara
43
66
43
33
51
47
Landasan Ulin Barat
43
66
43
33
51
47
Landasan Ulin Selatan
43
66
43
33
51
47
Palam
38
57
46
52
55
50
Bangkal
38
57
46
52
55
50
Sungai Tiung
38
57
46
52
55
50
Cempaka
38
57
46
52
55
50
Loktabat Utara
43
66
43
33
51
47
Mentaos
43
66
43
33
51
47
Sungai Ulin
43
66
43
33
51
47
Loktabat Selatan
43
66
43
33
51
47
Kemuning
33
64
39
75
62
55
Guntung Paikat
38
57
46
52
55
50
Sungai Besar
38
57
46
52
55
50
Guntung Manggis Liang Anggang
Cempaka
Banjarbaru Utara
Banjarbaru Selatan
4. Drainase 5. PHBS
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Keterangan : 1. Sumber air 2. Air Limbah Domestik 3. Persampahan
6
Sumber : hasil Studi EHRA
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 5.3 Peta Area Beresiko menurut Hasil Studi EHRA
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Area beresiko yang dihasilkan oleh hasil studi EHRA agak berbeda dengan penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder atau menurut persepsi SKPD. Hasil yang sama hanya pada penetapan Kelurahan Kemuning sebagai kawasan yang sangat beresiko dalam masalah sanitasi, sedangkan kelurahan-kelurahan lainnya menurut study EHRA relatif masih memiliki resiko yang rendah (skor 2) atau resiko sangat rendah (skor 1). Akhirnya, berdasarkan kompilasi penentuan area beresiko dari ke-3 kriteria, yaitu dari hasil data sekunder, persepsi SKPD, dan hasil studi EHRA yang diperkuat dengan kegiatan kunjungan lapangan (observasi) untuk memverifikasi hasil penentuan area berisiko, maka diperoleh kesepakatan akhir dari seluruh anggota Pokja mengenai penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru tahun 2012. Sebagai hasil akhir, disepakati bahwa area beresiko sanitasi adalah Kelurahan Kemuning dengan skor akhir 4 (resiko sangat tinggi), dan terdapat 4 kelurahan yang memiliki resiko tinggi (skor akhir 3) yaitu Kelurahan Guntung Paikat, Sungai Besar, Sungai Tiung dan Cempaka. Hasil akhir penentuan area beresiko sanitasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.4 Table 5.4 Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Hasil Kompilasi Data Sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA Skor Berdasarkan
Kecamatan Kelurahan
Persepsi SKPD
Skor yang disepakati
Data sekunder
Studi EHRA
Landasan Ulin Landasan Ulin Timur
2
2
2
2.00
2
Syamsudin Noor
3
2
2
2.33
2
Guntung Payung
3
2
2
2.33
2
Guntung Manggis Liang Anggang
2
2
1
1.66
2
Landasan Ulin Tengah
2
2
2
2.00
2
Landasan Ulin Utara
2
2
1
1.66
2
Landasan Ulin Barat
3
2
1
1.99
2
Landasan Ulin Selatan
2
3
1
1.99
2
Palam
2
2
2
2.00
2
Bangkal
3
2
2
2.33
2
Sungai Tiung
3
3
2
2.66
3
Cempaka
3
3
2
2.66
3
Loktabat Utara
1
1
1
1.00
1
Mentaos
2
3
1
1.99
2
Sungai Ulin
2
3
1
1.99
2
Loktabat Selatan
2
3
1
1.99
2
Kemuning
4
4
4
4.00
4
Guntung Paikat
3
3
2
2.66
3
Sungai Besar
3
3
2
2.66
3
Cempaka
Banjarbaru Utara
halaman
8
Banjarbaru Selatan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Gambar 5.4 Peta Area Beresiko Sanitasi di Kota Banjarbaru BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Selanjutnya dilakukan pendalamana analisis terhadap kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru, yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor atau penyebab utama dari resiko sanitasi di kawasan-kawasan tersebut. Tabel 5.5 Area Beresiko Sanitasi Dan Penyebab Utamanya No
Area Beresiko
1
4 (Resiko Sangat Tinggi)
2
3
Wilayah Prioritas Kelurahan Kemuning
Air Limbah Domestik, Genangan, Persampahan, PHBS
Kelurahan Guntung Paikat
Air Limbah Domestik, Genangan, Persampahan, PHBS
Kelurahan Sungai Besar
Air Limbah Domestik, Genangan, Persampahan, PHBS
Kelurahan Sungai Tiung
Air Limbah Domestik, Genangan, Persampahan, PHBS
Kelurahan Cempaka
Air Limbah Domestik, Genangan, Persampahan, PHBS
(Resiko Tinggi) 3
Penyebab Utama Resiko
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan resiko 4 dan 3
Kelurahan Kemuning, Sungai Besar dan Guntung Paikat merupakan kawasan yang sebaran penduduknya cukup padat jika dibandingkan dengan kelurahan lainnya di Kota Banjarbaru. Faktor lain yang membuat ketiga kelurahan tersebut menjadi beresiko dalam masalah sanitasi adalah faktor Sungai Kemuning, yang masih menjadi tempat pembuangan limbah dan sampah oleh sebagian masyarakat. Sedangkan Kelurahan Sungai Tiung dan Cempaka dipengaruhi oleh masih banyaknya penduduk miskin serta faktor sosial kemasyarakatan lainnya yang relatif masih tertinggal dibandingkan penduduk di kelurahan lainnya.
halaman
Pemerintah Kota Banjarbaru selaku penanggung jawab pengelolaan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru telah menanamkan komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan cakupan pelayanan kepada penduduknya. Berbagai program dan kegiatan terus dilaksanakan seperti pembangunan sarana prasarana persampahan, pengelolaan air limbah dan sistem drainase kota, baik dengan dana APBD maupun dengan dana APBN yang disalurkan melalui Satker PLP Provinsi Kalimantan Selatan. Di sisi lain, masyarakat dan dunia usaha meskipun belum
10
5.2 Posisi Pengelola Sanitasi Saat Ini
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
tampak peran aktifnya dalam pembangunan sanitasi, sesungguhnya memiliki keinginan yang besar untuk turut mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Kondisi-kondisi sebagaimana disebutkan di atas merupakan kekuatan internal dan peluang yang perlu dimobilisasi secara lebih terkoordinir dan terintegrasi sehingga dapat mendorong pembangunan sanitasi yang lebih cepat. Selanjutnya dengan memperhatikan dan menganalisis faktor internal dan eksternal lainnya, dapat diperoleh gambaran posisi pengelolaan sektor sanitasi saat ini di Kota Banjarbaru. 5.2.1 Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Air Limbah Domestik Berdasarkan pada hasil analisis SWOT posisi sanitasi sub sektor Air limbah berada pada kuadran IV (Empat) dan pada posisi sanitasi ”Diversifikasi Terpusat”, dimana strategi pembangunan yang paling relevan adalah dengan melakukan diversifikasi (penganekaragaman) program dan kegiatan yang masih berhubungan langsung dengan program dan kegiatan yang sudah berjalan. Pemerintah diharapkan lebih kreatif dalam membuat program dan kegiatan yang diharapkan dapat membangkitkan dukungan dari lingkungan sekitarnya, yaitu partisipasi masyarakat dan peran serta dunia usaha.
Lingkungan Mendukung (+) II
Pemeliharaa n Agresif
Pemeliharaa n Selektif
Internal Lemah (-)
I
Pertumbuhan Cepat
Diversifikasi Besar-besaran
Berputar
Ceruk III
Pertumbuhan Stabil
Diversifikasi Terpusat
Internal Kuat (+)
IV
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
halaman
11
Gambar 5.5 Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Tabel 5.6 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Domestik Saat Ini Di Kota Banjarbaru No
1
pengelolaan
User Penampungan pengaliran interface awal
Input
Kondisi eksisting Black water
WC sentor
Tangki septic
-
-
-
Truck Tinja
-
Sungai
-
sewer
IPAL Komunal
Sungai
-
-
-
sungai
pengelolaan 2
Kondisi eksisting Black water pengelolaan
WC sentor
3
WC Kondisi eksisting Black water helicopter Pengelolaan
4
Kondisi eksisting
Pengolahan Pembuangan/ akhir daur ulang
Grey Water
-
Tangki septic
-
-
sungai
Grey Water
-
-
Jaringan Drainase
-
sungai
Pengelolaan 5
Kondisi eksisting Pengelolaan
5.2.2 Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Persampahan Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaa n
I
Pertumbuhan Stabil
Pertumbuhan Cepat
Internal Lemah (-) Diversifikasi Besar-besaran
Berputar
Ceruk III
Diversifikasi Terpusat
Internal Kuat (+)
IV
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
12
Pemeliharaa n
halaman
II
Gambar 56. Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Persampahan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Berdasarkan analisis terhadap berbagai faktor internal dan eksternal, posisi pengelolaan sanitasi sub sektor Persampahan di Kota Banjarbaru berada pada kuadran I (satu) dan pada posisi ”Pertumbuhan Cepat”. Posisi ini menggambarkan bahwa pembangunan sub sektor persampahan di Kota Banjarbaru sedang bergerak cepat untuk mengejar ketertinggalan yang pernah terjadi. Proses ini perlu terus dipertahankan untuk dapat segera mencapai peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan sampah. Tabel 5.7 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Persampahan Saat Ini Di Kota Banjarbaru Input
User Interface
Pengumpula n Setempat
Penampunga n Setempat
Pengangkuta n
Sampah rumah tangga
Kantong Plastik
----
TPS/ Container
Sampah rumah tangga
Kantong Plastik
TPS/ Container
Sampah rumah makan
Tong plastik
Sampah Sekolah/Fasu m Sampah Sekolah
Tong plastik
Gerobak/Beca k motor sampah Gerobak/Beca k motor sampah -------
Pengolahan sekolah
Truck Sampah / Arm Roll Truck Truck Sampah / Arm Roll Truck Truck Sampah / Arm Roll Truck Truck Sampah / Arm Roll Truck ----
Sampah Plastik
Tong plastik
----
Tong plastik
Pemulung
TPS/ Container TPS/ Container
Pengepul
Pengolaha n Antara/Akhi r
Pemrosesa n Akhir/ Daur Ulang
----
TPA
----
TPA
----
TPA
----
TPA
komposting
----
----
----
halaman
Berdasarkan pada hasil terhadap faktor internal dan pengaruh dari faktor eksternal, diketahui bahwa posisi pengelolaan sanitasi sub sektor drainase lingkungan di Kota Banjarbaru saat ini berada di kuadran I (satu) pada posisi ”Pertumbuhan Stabil”. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan sub sektor drainase lingkungan di Kota Banjarbaru sedang mengalami pertumbuhan yang bergerak stabil atau mantap. Pemerintah Kota Banjarbaru terus berupaya melakukan pemmbangunan dan normalisasi saluran-saluran air, terutama pada kawasan-kawasan yang sering mengalami masalah pada saat musim penghujan seperti penanganan Sungai Kemuning yang dilakukan secara terintegrasi dengan program dari Satker PLP Provinsi Kalimantan Selatan.
13
5.2.3 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
Lingkungan Mendukung (+) II
Pemeliharaa n
Pemeliharaa n
Pertumbuhan Cepat
Internal Lemah (-)
Diversifikasi Besar-besaran
Berputar
Diversifikasi Terpusat
Ceruk III
I
Pertumbuhan Stabil
Internal Kuat (+)
IV
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
Gambar 5.7 Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Tabel 5.8 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Saat Ini Di Kota Banjarbaru (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Pembuangan Akhir/Daur Ulang
Drainase sekunder
----
Sungai
Drainase sekunder Drainase sekunder Drainase sekunder Drainase sekunder
----
Sungai
----
Sungai
----
Sungai
----
Sungai
User Interface
Pengumpulan Awal
Pengaliran
Air Cuci piring
Dapur Rumah Tangga
Drainase Lingkungan
Air Cuci Pakaian
Kamar Mandi
Air bekas mandi
Kamar Mandi
Air hujan
Talang
Air hujan
Halaman Rumah
Drainase Lingkungan Drainase Lingkungan Drainase Lingkungan Drainase Lingkungan
Input
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
halaman
Hasil analisis SWOT yang memperhatikan keterkaitan faktor-faktor internal dan eksternal dalam pengelolaan sub sektor PHBS memperlihatkan bahwa posisi pengelolaan sanitasi sub sektor PHBS berada di kuadran IV (Empat) dengan kondisi ”Diversifikasi Terpusat”. strategi pembangunan yang paling relevan adalah dengan
14
5.2.4 Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS
V
Indikator Permasalahan & Posisi Pengeloaan Sanitasi
PEMERINTAH KOTA BANJARBARU
melakukan diversifikasi (penganekaragaman) program dan kegiatan yang masih berhubungan langsung dengan program dan kegiatan yang sudah berjalan. Lingkungan Mendukung (+) II
Pemeliharaa n
Pertumbuha n Stabil
Pemeliharaa n
Pertumbuha n Cepat
Internal Lemah (-)
Diversifikasi Besar-besaran
Berputar
Ceruk III
I
Internal Kuat (+)
Diversifikas i Terpusat IV
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
Gambar 5.8 Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS
halaman
15
Diperlukan upaya yang lebih kreatif dari pemerintah untuk membuat program dan kegiatan yang diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup yang bersih dan sehat. Koordinasi antar unit kerja terkait perlu ditingkatkan untuk menciptakan perencanaan yang sinergis dan saling mendukung diantara seluruh unit kerja tersebut.
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
V
KICK OFF DAN KEGIATAN RUTIN POKJA KOTA BANJARBARU PEKERJAAN KOTA KEGIATAN TEMPAT
: : : :
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KICK OFF BPSD dan Pertemuan POKJA BAPPEDA DAN PM
Bapak Walikota didampingi Plh. Kepala Bappeda dan PM Kota Banjarbaru Membuka dengan Resmi Kick Off Program PPSP Kota Banjarbaru, 11 April Tahun 2012
Kordinasi rutin dengan anggota tim teknis Pokja Sanitasi Kota Banjarbaru
Diskusi dengan dinas PU Kota Banjarbaru
Espose Sekretaris Tim Teknis Pokja Sanitasi Kota Banjarbaru
Sekretaris Tim Teknis Pokja Sanitasi Kota Banjarbaru memimpin rapat koordinasi rutin
Paparan atau pendapat dari anggota tim teknis Pokja Sanitasi (Dinas Kesehatan)
Paparan dari CF AT dan CF KO dalam Pertemuan Rutin (REBUSAN=Rabu Sanitasi)
Diskusi Rutin
Tukar pendapat diantara anggota tim Teknis Pokja Sanitasi dalam koordinasi rutin
paparan PF-KP dalam forum Rebusan
PELEPASAN ENUMERATOR SURVEY EHRA PEKERJAAN KOTA KEGIATAN TEMPAT HADIR
: : : : :
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PELEPASAN ENUMERATOR EHRA AULA DINAS KESEHATAN Enumerator, Sanitarian, Kepala Puskesmas, CF dan PF
WAKTU
:
3 MEI 2012
Sambutan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, dalam pelepasan Enumerator untuk survey EHRA
Turut Hadir Enumerator untuk survey EHRA
Turut Hadir Enumerator untuk survey EHRA
Pemasangan Tanda/Identitas secara resmi kepada Enumerator untuk survey EHRA
Penyerahan Form Survey secara resmi kepada Enumerator untuk survey EHRA
Paparan PF Menyertai keberangkatan Enumerator ke lapangan
Enumerator untuk survey EHRA
para Enumerator, kepala puskesmas dan Sanitarian
DOK UM EN K EG IA TA N REB USA N (RA B U SA NITA SI) K OTA B a nja rb a ru PEKERJAAN KOTA KEGIATAN TEMPAT
: : : :
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN REBUSAN (RABU SANITASI) BAPPEDA DAN PM
Kegiatan REBUSAN
Paparan CF-AT (deddy) dalam forum REBUSAN)
Diskusi dengan Tim Entry Data study EHRA Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dan PF
Pertemuan dengan PIU Teknis tentang NAWASIS
Forum REBUSAN tentang DDS
Masukan dari PFKO
Diskusi antar anggota POKJA
Diskusi antar anggota POKJA
Paparan dari CF AT dalam Pertemua Rutin (REBUSAN=Rabu Sanitasi)
Paparan dari CF KO dalam Pertemua Rutin (REBUSAN=Rabu Sanitasi)
KONSULTASI PUBLIK PPSP KOTA BANJARBARU PEKERJAAN KOTA KEGIATAN TEMPAT HADIR
: : : : :
WAKTU
:
PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KONSULTASI PUBLIK BUKU PUTIH PPSP AULA BERSAMA BAPPEDA DAN PM Walikota Banjarbaru, DPRD, Anggota POKKJA, Para Kepala Dinas, LSM Sanitasi, Ketua Pokja Kota Sehat, Akademisi, Wartawan, camat dan Lurah Sekota banjarbaru 26 SEPTEMBER 2012
Bapak Walikota didampingi Kepala Bappeda dan PM Kota Banjarbaru Membuka secara Resmi Konsultasi Publik Buku Putih, 26 September 2012
Turut Hadir, Ketua Forum LPM Kota Banjarbaru, Pengurus REI Kalsel, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Anggota Pokja Sanitasi, Ketua Pokjanal Kota Sehat Banjarbaru, Akademisi (KesMas Unlam), Wartawan
Ketua Forum LPM Kota Banjarbaru, Ketua dan Pengurus REI Kalsel
Paparan Walikota Banjarbaru tentang PPSP
CF KO " You do, I Watch"
CF-AT " You do, I Watch"
Espose Sekretaris Pokja Teknis tentang Buku Putih Sanitasi
Espose Dinas Kesehatan tentang hasil study EHRA Kota Banjarbaru
Ketua Forum LPM kota Banjarbaru memberikan masukan dan worning kepada lurah yang kondisi sanitasinya baik, dalam hasil EHRA
Masukan dan pertanyaan dari Akademisi (KesMas UNLAM) terhadap Hasil EHRA
Masukan dan kritik terhadap Buku Putih dari Ketua Pokjanal Kota Sehat Kota Banjarbaru
Pertanyaan dari Lurah Banjarbaru Utara, dan menjelaskan kondisi Sanitasi didaerah kerjanya
masukan tentang kodisi perumahan di Banjarbaru dari Ketua REI kalsel
Penjelasan Pokja akan makna gambar dalam sled