Volkswagen Beetle, Sebuah Desain yang Tak Pernah Pudar Aloysius Baskoro Junianto Jurusan Desain Produk Universitas Pelita Harapan Abstract
Volkswagen Beetle is one of the most legendary vehicle for seventy years. In some extents, it was declared as a product of industrialism. The success was not merely due to its unique form but it was emerged from many aspects from technology to ideology. Its simplicity and functionality had made the vehicle appear to become a breakthrough and an advance of thinking in the modern automotive technology and design. It is also a identity of social culture of the society until now. Key words: Volkswagen Beetle, automotive technology, design
Pendahuluan : Wajah revolusi industri dan lahirnya sebuah gagasan besar Revolusi industri tidak hanya mentransformasi bentuk kriya tradisional (traditional crafty menjadi sebuah bentuk yang lebih 'industrial', tapi tuntutan kala itu telah membentuk berbagai macam industri untuk menghasilkan produk yang lebih 'mechanized' ketimbangdikerjakan oleh tangan (handmade). Kenyataan itu membuat banyakindustri mulai merubah sistem produksi dari manual menjadi masinal untuk mempercepat perputaran produk dan memperoleh keuntungan lebih banyak. Pada akhirnya, kala sebelum revolusi industri kriya tradisional lebih dominan dengan bentuk omamentik sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan dan mulai bergeser pada bentuk yang lebih fungsional, sederhana dan mudah diproduksi. Salah kata kunci dari revolusi industri adalah standarisasi. Dengan standarisasi maka produk akan lebih mudah dan lebih cepat dibuat. Selain itu dengan adanya standarisasi maka komponen produk harus lebih sederhana dan menggunakan material seminimum mungkin. Tjntutan yang lain dengan adanya penyederhanaan adalah struktur atau konstruksi desain tetap harus kokoh dan rigid tanpa meninggalkan aspek estetika
1
Heskett, J., (1980), Industrial Design, hal. 27
produk. Mungkin hal ini bisa dianggap sebagai satu era di mana mekanisasi industri telah menyebabkan satu paradigma di mana industri yang tumbuh dalam suasana chaos ternyata talah menumbuhkan semangat kontemporer yang akan merubah wajah dunia desain produk sampai sekarang. Volkswagen Beetle dapat dikatakan salah satu karya desain dan teknik terbesar setelah revolusi industri. Salah satu yang membuatnya besar adalah karena sampai saat ini bentuk serangga (bug) atau di Indonesia lebih dikenal dengan bentuk kodok, memang masih memiliki daya tarik bagi penggemarnya. Bentuk tersebut pada dasarnya muncul dalam satu kerangka berpikir yang sama dengan pola pikir pada era revolusi industri pada awal abad 20. Di mana sebuah desain haruslah sederhana, kompak, dan tetap mencerminkan bentuk sebagai sebuah perwujudan dari fungsi produk itu sendiri. Di samping itu, Jerman yang kala itu memang sedang membangun industri secara besarbesaran berusaha keras untuk menyaingi kedigdayaan rival terkuatnya Amerika Serikat khususnya dalam hal teknologi. Hitler sebagai pemimpin Jerman kala itu pun menyiapkan 'grand strategy' yang bisa membawa bangsa Jerman kepada kejayaan lahir batin. Dalam buku Art and Industry, the Conran Foundation menuliskan salah satu pemikiran Peter Behrens desainer untuk industri elektronik terbesar Jerman AEG pada akhir abad 19 sebagai berikut: "Germany was highly conscious of its own culture, a penomenon which the early reforming momentum of the Deutscher Wekbund"2. Kutipan tersebut menegaskan bahwa ke-adidayaan telah menjadi satu fenomena dan disadari penuh dalam budaya industri Jerman pada masa itu. Hal tersebut telah membakar semangat nasionalisme untuk memajukan industri Jerman secara besarbesaran. Tulisan ini mencoba melihat bagaimana desain Volkswagen Beetle sebagai salah satu kendaraan paling legendaris pada abad 20 di mana bentuknya yang untuk sebagian besar orang dianggap unik tersebut lahir dari berbagai aspek dan kepentingan mulai dari konsep desain, visi teknologi yang akan dicangkokkan ke dalamnya serta pandangan ideologi yang memberi dukungan politik pada kelahiran kendaraan tersebut. Tulisan ini tidak hanya membahas desain VW Beetle dari bentuk semata, namun akan melihat fenomena desainnya sebagai sebuah kemajuan berpikir saat itu yang mempengaruhi dunia desain, khususnya otomotif yang masih dibawa sampai saat ini.
2
The Conran Foundation, (1982) Art and Industry, hal. 32
Konsep Awal VW Beetle : Antara visi politik dan ideahsme teknologi Tanpa sebuah kebijakan politik, desain tidak akan terwujud walau gagasan tersebut bisa diterima masyarakat. Kebijakan Jerman untuk memajukan rakyatnya, dipicu oleh kemajuan industri di Amerika Serikat khususnya pada industri otomotif dengan Detroit nya di mana rasio orang dan mobil kala itu di AS adalah satu kendaraan untuk enam orang sedangkan di Jerman rasio tersebut masih di bawah AS yaitu satu kendaraan untuk 15 orang. Hitler sangat berkeinginan untuk bisa membuat rakyat Jerman menikmati mobil dan bisa berkendara bersama keluarga. Untuk itu dia membuat satu kebijakan yaitu dengan membangun jalan raya yang besar dan mulus sehingga kendaraan dapat melaju dengan cepat dan aman. Sebuah konsep awal sebelum dia memutuskan untuk membangun kendaraan murah bagi rakyat. Kendaraan bermotor menurut Hitler adalah sebuah simbol keberhasilan pencapaian teknologi yang jika dapat dimiliki oleh seluruh rakyat maka akan menjadikan bangsa Jerman sangat kuat dalam pemanfaatan teknologi. Walau sebenarnya ide ini bukanlah hal baru karena dua dekade sebelumnya Henry Ford sudah berpikir hal yang sama dan berhasil dengan Ford Model T. Namun pandangan ini kemudian diadopsi Hitler dalam mengambil kebijakan otomotif yang menyeluruh bukan hanya kendaraan semata namun seluruh prasarana harus disiapkan dalam rangka mewujudkan cita-citanya ini. Nama Volkswagen yang artinya kurang lebih adalah kendaraan rakyat dicetuskan oleh Hitler sebagai pencanangan bergulirnya konsep kendaraan rakyat. Konsep pemikiran ini sedikit banyak diikuti oleh PM Mahathir Mohammad, yang melakukan hal yang sama ketika hendak menerapkan kebijakan mobil rakyatnya Proton Saga. Porsche sebagai ahli teknik tidak terlalu peduli dengan pandangan politik seseorang, buat dia yang penting adalah bagaimana bisa mewujudkan mimpinya membuat kendaraan. Apapun kebijakan yang diambil Hitler selama masih sejalan dengan idealisme teknik Porsche, maka dia tidak begitu memikirkannya. Desain dan politik memang dua hal yang secara keilmuan tidaklah terkait, namun dalam pelaksanaannya banyak desain bisa terwujud karena kebijakan politik rejim penguasa. Dengan desain, pamor politik sebuah rejim atau seseorang dapat terangkat atau gagal. Di sisi lain pamor desain dapat terangkat atau hancur karena kebijakan politik3. Dalam hal ini Hitler jelas sukses melahirkan pemikiran kendaraan rakyat yang diwujudkan oleh Porsche terlepas dari visi 5
Lihat kasus kebijakan mobil nasional dan pesawat terbang N250 yang dicetuskan oleh pemerintahan Soeharto
fasisme nya, desain VW menjadi sebuah legenda karena sebuah kebijakan politik. VW telah menjadi sebuah citra politik bersamaan dengan citra teknologi yang dibawanya. Ferdinand Porsche dan Adolf Hitler adalah dua sosok utama di balik lahirnya kendaraan legendaris sepanjang masa ini. Porsche adalah seorang insinyur muda yang terobsesi untuk membuat mobil balap kompak, ringan dan cepat sebelum dia sampai pada ide membuat VW Beetle. Sebagai seorang insiyur muda Porsche memiliki idealisme dalam bidang teknik otomotif, salah satunya adalah kreasinya dalam mendesain mesin berpendingin udara (bukan pendingin air seperti mobil pada umumnya). Mesin itulah yang kelak menjadi salah satu 'trade mark' terbesar dari Volkswagen sampai beberapa dasawarsa selanjutnya. Hitler di lain pihak memang telah memiliki obsesi tersendiri dalam hal memajukan kebanggaan bagi bangsa Jerman, khususnya dalam bidang teknologi. Pertemuan Porsche dan Hitler dalam sebuah acara lomba balap mobil telah membuat Hitler berpikir untuk membuat mobil rakyat untuk bangsa Jerman. Kenyataan tersebut disambut Porsche yang masih terobsesi dengan mobil berpendingin udara bisa menjadi kenyataan. Porsche menyambut ide Hitler dan pada tahun 1933 ia menyodorkan model yang pernah ia rancang sebelumnya untuk sebuah pabrikan kendaraan di Jerman. Pada tahun yang sama Hitler menyetujui konsep mesin berpendingin udara yang diletakkan di belakang. Selanjutnya ia menyebutkan bahwa mobil tersebut harus mampu membawa keluarga berjumlah lima orang, dan mampu melaju sampai 80 km/jam. Dan yang terpenting Hitler menginginkan harga mobil maksimum sampai 1000 mark. Inilah yang menjadi persyaratan desain utama (design requirement) yang sebenarnya dicetuskan oleh Hitler sendiri. Bahkan Hitler memberikan catatan khusus serta sketsa tangan dia kepada Porsche bagaimana bentuk mobil rakyat Jerman yang akan dibuat.
Gambar 1. Sketsa Hitler di tahun 1933 (bug, Phatton, 2002)
2d3d
Pada tahun 1934 secara resmi Porsche memberikan usulan desain mobil yang ia sebut sebagai "Expose for a German People's Car"4 atau sebuah gagasan untuk kendaraan rakyat Jerman. Kunci dari proposal desain Porsche adalah sebuah mobil yang kompak dan sederhana, di mana konsep Porsche adalah bukan semacam penciutan dari mobil konvensional seperti ketika seorang tukang gambar menciutkan gambar dengan sebuah pantograph5, (Phatton, 2002). Namun yang digagas Porsche adalah sebuah kendaraan yang bisa mewakili suatu masa dan tak akan pernah menjadi kadaluwarsa (Obsolete). Mobil tersebut akan mampu membawa empat anggota keluarga dengan mesin bertenaga 25 daya kuda dan berkecepatan sekitar 90km/jam dengan berat sekitar 1400 pound dan mesin berkapasitas 1250 cc berputar pada 3500 rpm. Sebuah spesifikasi yang kala itu bisa dikatakan hampir tidak mungkin, bagaimana mungkin kendaraan ber kapasitas mesin tidak terlalu besar, ringan serta bertenaga pas-pasan bisa membawa beban dengan kecepatan tinggi? Itulah tantangan besar yang harus dihadapi Porsche. Dan purwa rupa VW Beetle pun lahir dari tangannya selama empat tahun proses desain (1934-1938).
Konsep Bentuk VW Beetle : penggabungan unsur alam dan teknologi Bagaimana bentuk VW Beetle lahir? Apakah dengan cara kontemplatif, berkhayal atau merenung untuk menunggu ilham jatuh? Atau dengan studi layaknya sebuah proses desain dengan metode canggih sampai menemukan sebuah optimasi yang hendak dicapai? Dalam bukunya 'bug', Phatton (2002) menjelaskan bahwa Hitler memberi usulan kepada Porsche bahwa bentuk kendaraan tersebut harus kelihatan seperti kumbang (beetle). Entah kenapa Hitler berpikiran seperti itu. Ada beberapa cerita yang menyebutkan bahwa bentuk kumbang tersebut dimunculkan karena sebuah kenangan masa kecilnya pada 'lady bus' atau kepik. Selanjutnya Hitler menegaskan bahwa bentuk itu bisa tercapai dengan hanya melihat alam untuk bisa memperoleh konsep bentuk 'streamline'. Pada saat itu bentuk aliran arus (streamline) sedang menjadi tren di mana banyak desain mulai pesawat terbang sampai 'stapler' pun berbentuk streamline (Heskett, 1980). Bentuk streamline bisa dikatakan adalah sebuah representasi dari sesuatu yang bergerak cepat, tenang dan lembut namun tetap menyiratkan kesederhanaan bentuk dan tetap memiliki karakter yang kuat.
2d3d
4
Patton, Phill (2002) Bug, hal. 25
s
Pantograph adalah suatu alat untuk merubah dimensi gambar ke dalam gambar lain menjadi lebih kecil atau lebih besar secara proporsional
115
gambar 2. Konsep bentuk awal VW beetle tahun 1934 (http://www.volkswagen.de/home_e/index_.htnn)
Gambar 3. Purwarupa VW Beetle pertama di tahun 1938 (http: / /automuseum. volkswagen.de/) Memang pada akhirnya konsep bentuk VW beetle memang mirip sebuah kumbang atau serangga semacam kepik (bus)atau kumbang (beetle). Dengan lampu depan seperti mata dengan bentuk sayap kumbang pada kap depan (hood). Untuk lebih menguatkan gambaran tersebut Hitler menyarankan bentuk yang lebih membulat pada bagian depannya. Akhirnya Hitler menyetujui konsep desain awal, yang ditawarkan Porsche padatahun 1934. Padawaktuyanghampirbersamaan pada tempat yang berbeda Chrysler mengeluarkan sebuah argumen serupa di mana dikatakan; "Old mother nature has always designed the creatures for the function they are performed..."6.
6
116
Patton, Phill (2002) Bug, hal 32
2d3d
Sebuah era di mana streamlining menjadi acuan estetik perancang kendaraan pada masa itu. Tanpa disadari bentuk tersebut juga memiliki keunggulan lain yaitu dari aspek konstruksi dan pemanfaatan material yang optimal. Jika dibandingkan mobil sejamannya, bentuk dan konstruksi VW Beetle memang cukup unik, karena sudah menggunakan rangka monocoque dan komponen body yang merupakan plat single yang dibentuk sedemikian sehingga menjadi satu struktur yang cukup kuat. Sehingga bentuk membulat tersebut tetap dipertahankan sejak 1934 hingga akhir produksi di tahun 1978, selama lebih dari empat dekade, perubahan yang terjadi hanya bersifat minor. Desain VW Beetle tidak pernah menjadi 'obsolete' karena masyarakat memang 'dipaksa' untuk menerima bentuk seperti itu sehingga lama kelamaan bentuk tersebut telah tertanam dalam pikiran banyak orang. Hal ini mungkin agak berbeda ketika seorang diminta untuk menjelaskan sedan 'Buick Riviera' tahun 1954, adakah yang bisa menggambarkannya semudah orang menggambarkan bentuk VW Beetle?
Gambar 4. Buick Riviera tahun 1954 http://www.vaq.qc.ca/vaq/galerie2bis.htm
Melihat pemikiran Dormer (1993) bahwa seorang desainer tidak membuat benda namun memikirkan bentuk, menganalisa, menggambar dan menentukan spesifikasi, maka Adolf Hitler dan Ferdinand Porsche lah yang dapat dijadikan desainer kendaraan yang paling melegenda ini. VW Beetle dalam Era Bauhaus : sebuah paradoks VW Beetle muncul pada saat di mana era modernisme mulai berkembang dengan mitosnya yang terkenal 'simplicity and functionality' atau 'form follows function'. Di
mana desain hams sesuai dengan fungsi, mampu diproduksi masal, murah dan secara estetik memiliki keindahan karena fungsi itu sendiri. Namun ironisnya pusat pemikiran desain modernis yaitu Bauhaus ditutup oleh Hitler karena dianggap tidak mewakili kejayanaan seni renaisans bangsa Aria dan dianggap Hitler sebagai 'mempermalukan' seni yang agung. Walau persyaratan desain Beetle dicetuskan sendiri oleh Hitler, namun pada kenyataannya Porsche pun tidak bisa lepas dari pengaruh modemisme kala itu sadar atau tidak sadar. Beetle lahir dengan filosofi yang sama dengan desain 'simplicity' Bauhaus. Bahkan dalam salah satu iklannya Beetle disebutkan sebagai obyek yang bukan sengaja didesain, namun dia terbentuk oleh fungsinya sendiri, Phatton (2002). Dengan kata lain Beetle lahir dengan semangat yang sama dengan era modernisme saat itu. Era di mana konsep estetik muncul dengan sendirinya karena keindahan tersembunyi yang timbul karena sublimasi fungsi, material dan proporsi matematis.
Beetle dan budaya massa : personifikasi sebuah teknologi Memiliki 'Die Kafer' atau si kumbang, si kodok dan sebagainya adalah sebuah status tersendiri bukan karena VW beetle adalah sebuah kendaraan mewah. Memiliki Beetle berarti orang akan merasa memiliki sebuah era kejayaan suatu masa. VW Beetle sudah terlanjur menjadi 'public figure vehicle' bukan karena kemewahan yang sebenarnya tidak dimilikinya namun karena keunikan sebuah desain dengan karakter yang kuat, terlebih lagi adalah kesederhanaan yang dimilikinya. Beetle dalam perkembangannya telah membuat dirinya sebuah simbol lain terlepas dari sebuah sosok kendaraan yang sebenarnya secara teknologi tidaklah demikian canggih. Kesederhanaan dan kesahajaan sebuah teknologi yang benar-benar merasuk ke dalam tatanan sosial masyarakat pada era tersebut. Iklannya yang tetap mencerminkan kesederhanaan tanpa copywriting yang berlebihan semakin menguatkan citra kendaraan tersebut. Banyak yang mengatakan keberhasilan desain Beetle bahkan tidak membutuhkan iklan untuk membuatnya laku dijual, VW Beetle menjual dirinya sendiri. Pada tahun 60-70an Beetle dan turunannya VW Combi menjadi salah satu simbol tidak resmi arus budaya pop yang juga menjadi kendaraan 'trade mark' gerakan anti perang "Flower Generation". Selanjutnya VW pun mulai muncul di film layar lebar sebagai 'tokoh' pada film keluaran Disney Movie bertajuk 'Love Bus'. Dalam film itu, VW dipersonifikasi sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar-benar hidup.VW mempunyai gambaran lebih dari sekedar kendaraan terlebih ketika seniman Pop Art semacam Andy
118
2d3d
Warhol dan Tom Wesselman membuat persepsi tersendiri dengan gambaran kesenian pop mereka. Kendaraan populer ini telah menjadi sebuah simbol budaya pop kala itu. Ketika efisiensi menjadi sebuah isu global karena krisis energi selama perang di timurtengah pada era 60-70an dan permasalahan lingkungan hidup yang mulai merebak ke permukaan, filsuf desain seperti Sale dan Papanek memujinya sebagai sebuah kendaraan dengan teknoiogi yang tepat guna (appropriate). Beetle pun merasuki ke wacana ideologis sebagai sebuah simbol demokrasi negara dunia ketiga7 dan simbol proletarisme sebagai oposisi dari kendaraan mewah yang berkesan borjuis.
Slolimymboloen.
Gambar 5. Iklan VW Beetle "simbol status" (http://www.volkswagen.de/home_e/index_.htm) 7
VW Beetle diproduksi di Meksiko dan Brasilia dalam jumlah yang sangat besar dan 'dinobatkan' pula sebagai mobil rakyat.
Penutup Kesederhanaan dan fungsionalitas menjadi dasar pemikiran lahimya VW beetle. Mungkin Hitler tak akan pernah menyangka bahwa keputusannya untuk membuat kendaraan yang mampu dijangkau sebagian besar rakyat Jerman telah menjadi salah satu fenomena paling menarik dalam sejarah dunia desain industri dan otomotif. Kesederhanaan tersebut tidaklah sengaja dimunculkan secara estetik. Secara konsep, titik berat desain memang diarahkan supaya dapat diterima oleh semua kalangan. Tak pelak lagi setelah kemunculan VW Beetle, membuat banyak perusahaan industri otomotif seperti Land Rover (LR Series dan Defender), Toyota (Land Cruiser FJ), Suzuki (Jimny), dan sebagainya yang meniru jejak langkah VW Beetle dengan tidak banyak merubah perwajahan kendaraan demi membangun sebuah citra yang kuat pada kendaraan tersebut. Citra yang kuat pada sebuah produk memang dapat memberikan dampak yang luar biasa pada perilaku konsumen namun di sisi lain dengan tuntutan pasaryang sangat dinamis saat ini, citra produk lebih sering berganti demi kepentingan pasar. Sesuai dengan bergeraknya waktu, kendaraan ini telah 'dibentuk' sendiri oleh jaman dan masyarakat. VW Beetle bukan hanya lahir dan besar sebagai obyek desain dan teknologi namun telah lahir menjadi sebuah identitas budaya bahkan ideologi yang terus melegenda sepanjang masa.
Referensi (1982). Art and Industry. A Century of Design in the Products We Use. The Conran Foundation. Dormer, P. (1993), Design Since 1945, London, Thames and Hudson. Heskett. J. (1980). Industrial Design, London, Thames and Hudson. Phatton, P. (2002), bug, The Strange Mutation of The World's Most Famous Automobile, New York, Simon and Schuster. http://www.volkswagen.de/home_e/index_.htm http://automuseum.volkswagen.de/ http://www.vaq.qc.ca/vaq/galerie2bis.htm
120
2d3d