W i n e n d r a
G .
1
Syair yang Tak Pernah Selesai
Tugboat yang mendorong well test barge1 bergerak perlahan memasuki mulut sungai yang bercabang dua seperti lidah ular. Mengambil alur yang kiri, di pinggir sungai tampak barisan platform-platform2 yang berbaris rapi, di tengahnya x-mas tree3 sumur minyak tampak bagai salib-salib yang ditancapkan di atas nampan dengan empat kaki baja yang kokoh, platform-platform ini satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan gangway, jembatan baja seperti catwalk yang meliuk di atas permukaan sungai yang airnya berkilauan disepuh candik ala4 yang kemerahan. Di belakang setiap x-mas tree itu tampak ginpole tinggi menjulang. Tiang besi dengan tangga panjat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan slickline atau electricline. Di belakang barisan platform itu, pipa minyak 1 Kapal tongkang di atasnya terdapat peralatan tes untuk mengetahui performa sumur migas 2 Anjungan baja dibangun di sekeliling kepala sumur minyak, untuk memudahkan operasi di sumur itu 3 Kepala sumur, kumpulan valve, dan jepitan untuk mengatur aliran produksi sumur minyak di permukaan 4 Pancaran warna kemerahan pada matahari di senja hari yang bagi sebagian orang Jawa itu pertanda malapetaka dan penyakit.
1
S u m u r M i nya k A i r m at a
dan pipa gas bagai sulur-sulur menerobos pohon nipah, pohon bakau, rambai laut, aneka macam pakis, dan tanaman perdu lainnya yang memagari hampir sepanjang tepian Delta Mahakam. Di seberang jajaran platform itu tampak pohonpohon rambai laut yang hijau menawan dengan buah bulatnya yang berkelopak serupa bintang enam dan dengan dahan yang dipenuhi ranting dan daun yang berjuntai-juntai hingga menyentuh permukaan sungai. Begitu rimbunnya tanaman yang bernama Latin Cassine viburnifolia ini tumbuh, hingga hampir menutupi sebuah pondok kayu di pinggir tambak udang yang tak terawat. Di dekat salah satu platform, segerombolan bekantan tampak bergelantungan dan kemudian nangkring di dahan-dahan rambai laut sambil melahap pucuk daunnya yang hijau, yang memang merupakan salah satu makanan kesukaan hewan sejenis kera berbulu oranye terang, berhidung besar, dan mancung ini. Hewan yang diambang kepunahan ini, habitat aslinya hanya terdapat di hutan-hutan mangrove di Kalimantan. Tidak seperti kera ekor panjang atau orangutan, binatang arboreal, berlambung ganda yang eksotis ini juga mempunyai kebiasaan yang sangat unik. Kalau lagi beruntung mungkin kau akan mendapati hewan bernama lain cukup indah Nasalis larvatus turun hingga cabang yang terendah di tepi sungai untuk mengambil tunas rambai laut setelah sebelumnya daun-daunnya terendam air payau Sungai Mahakam saat air pasang, bahkan kadang mereka turun dan berlarian hingga ke pinggir sungai yang berlumpur hingga begitu dekatnya tubuh hewan yang pemalu ini dari permukaan sungai untuk menggapai tunas-tunas segar itu, tanpa mereka sadari moncong buaya 2
W i n e n d r a
G .
muara yang ganas telah menyambar tubuh mereka, dan menyeretnya ke dalam sungai terpanjang ketiga di dunia itu. Mengenaskan memang kala melihat kejadian itu, tetapi itulah takdir kehidupan, harus ada yang datang dan pergi dengan berbagai cara, mengikuti irama alam. Irama yang pastinya juga akan kita rasakan alunannya kelak, saat kita sampai ke suatu titik di mana rangkuman pilihan hidup yang benar atau salah harus kita pertanggungjawabkan. Dan manakala kita semua menjalani dua pilihan jalan hidup yang sederhana itu, apakah delta yang merupakan gambaran dari formula yang mahapresisi dari Sang Mahadaya ini menjadi bagian dari pilihan hidup kita yang benar? Ataukah sebaliknya menjadikan tidak bermakna akibat menjadi bagian pilihan hidup kita yang salah. Aku lihat gerombolan bekantan masih tampak asyik melahap pucuk-pucuk daun hijau di hadapannya. Tongkang kami terus bergerak melewati mereka. Menyadari keberadaan kami, bekantan yang paling besar tampak bergegas turun dari pohon rambai, yang kemudian diikuti oleh bekantan-bekantan yang lain. Mereka berlari ketakutan meniti pipa minyak dan gas, kemudian menghilang di rimbunnya pohon nipah-nipah. Aku menarik napas dalam-dalam memenuhi paruparuku dengan udara segar Delta Mahakam yang mahakaya ini. Rasa sejuk terasa melewati hidungku dan kesejukan itu menjalar di seluruh saraf tubuh dan juga pikiranku terasa segar, ringan, dan damai. Aku lantas membayangkan rupa delta ini dan hutan-hutan di sekelilingnya 150 tahun yang lalu hingga membuat Alfred Wallace rela blusukan di delta dan hutan di Kalimatan untuk merasakan keindahan dan 3
S u m u r M i nya k A i r m at a
keunikannya. Penelitian yang dia sebut sebagai petualangan di dunia yang hilang itu merupakan bagian dari rangkaian penelitiannya untuk mencari asal mula setiap spesies fauna di beberapa wilayah nusantara yang selain menghasilkan teori Wallace Line, garis imajiner yang membagi flora dan fauna di Indonesia menjadi dua bagian yaitu flora dan fauna di bagian barat yang identik dengan flora dan fauna di Asia, sedangkan yang di bagian timur lebih mirip dengan flora dan fauna di Australia. Selain itu Wallace juga berhasil mengumpulkan 125.660 spesimen fauna yang merupakan cikal bakal lahirnya Teori Seleksi Alam yang kelak apa yang disimpulkan dari ratusan ribu spesies yang dia temukan itu, disempurnakan oleh Charles Darwin menjadi Teori Evolusi, suatu upaya pencarian akan kekuasaan Allah dalam hal penciptaan yang tentunya tak terjangkau oleh pikiran kita sebagai mahluk-Nya. Aku kembali menarik napasku dalam-dalam, mungkin yang kurasakan saat ini hanyalah sisanya saja dibanding apa yang dia rasakan 150 tahun yang lalu, tetapi aku membenarkan pendapat dia tentang delta yang serupa kipas di bibir timur Pulau Kalimantan ini, yang terbentuk karena endapan di muara Sungai Mahakam dengan Selat Makassar pada tahap akhir Transgresi Holosen sejak 5.000 sampai 7.000 tahun yang lalu hingga sekarang memang laksana potongan surga yang ada di Bumi. Tempat yang hening dengan ombak yang sesekali menyapu tepian sungai, menenggelamkan sesaat akar-akar bakau yang menyeruak seperti ribuan jarum dari dalam lumpur untuk berebut oksigen.
4
W i n e n d r a
G .
Ikan belanak dan ikan julung-julung bersukaria di derasnya air pasang yang menyeruak menggenangi daratan yang hangat dan berlumpur atau ribuan ikan gelodok yang unik. Ikan berkaki ini berlompatan dari dalam lubang ketika pasang surut untuk mencari makan. Sementara di atasnya, di ranting pohon rambai laut tampak burung betet yang tampak riuh berebut makanan, segerombolan burung punai dan bangau yang terbang kembali ke sarangnya dan elang bondol yang terbang melayang-layang dan sesekali hinggap di atas pohon serdang atau Pholidocarpus sumatrana yang tinggi menjulang hingga 30 meter dan berdaun lebar seperti kipas yang memberikan suasana purba semakin kental di delta ini. Suasana yang aku dapat hanya tiga puluh menit berdiri dan memandanginya dari atas gang way saat aku berkerja di delta ini. Suasana ini seperti menyeret-nyeret khayalanku jauh berserak tak tentu arah, ketika waktu terasa telah lalu, seperti bias terpapar jauh semakin kabur dan menghilang. Melihat keinginan dan arah negeri ini memperlakukan alamnya yang tampaknya harus terus bergelimang dalam galau yang tak berkesudahan, mendekap pusaran kehidupan yang terus tak terkejar, atau peradaban terasa semakin usang. Batas cerita waktu dalam alam itu hanya biasa terlintas dalam pikiranku, pikiranmu, dan pikiran kita semua, karena terlalu mudah kita lihat, kita berikan, untuk kemudian dirusak dan dilupakan. Meskipun sesungguhnya itu bagian dari rangkaian bait dari puisi yang tak pernah selesai dari Sang Mahadaya, yang merupakan proses cerita alam raya sangat perlahan dan telah menjadi bagian cerita hidup kita, bahkan ketika kita serupa dengan sari pati tanah. Cerita yang membutuhkan waktu jutaan tahun 5
S u m u r M i nya k A i r m at a
untuk sampai di detik, di titik saat kita semua hanya menjadikannya bait-bait syair alam nan indah itu sekarang seolah menjadi tak bermakna. Tetapi aku bersyukur masih dapat melihat baitbait yang tak pernah selesai ini, karena aku tak yakin dapat menikmatinya lagi kelak bila melihat formula yang mahapresisi itu kini telah menjadi simbol-simbol dan jargon-jargon dan serupa lukisan abstrak yang justru dinikmati dan tergantung di ruangan-ruangan paling terhormat di dinding-dinding beton rasa malu di negeri ini. Sementara kerusakan hutan mangrove di sepanjang sungai ini terus berlanjut serupa airnya yang semakin pekat, dan memudarkan keyakinanku untuk dapat melihat pesut Mahakam yang unik itu di habitatnya yang asli. Semua seolah sebagai pertanda dan mengajakku untuk memperjuangkan jalan yang benar itu menjadi pilihan, untuk sepotong surga ini. Suara azan Magrib berkumandang di ponselku. Sore ini candik ala terasa lebih merah dan menyilaukan di mataku tapi aku tidak takut untuk menatapnya karena terasa lembut di mataku.
6
W i n e n d r a
G .
2
Zeus
Kapal tongkang kami terus melaju, membawa kami menyibak petang yang mulai membayang dan kabut malam yang mulai turun dan mengambang di atas Sungai Mahakam. Tongkang baja berbentuk persegi panjang berukuran kurang lebih satu setengah kali lapangan basket atau 710 m2 ini adalah mini proses fluida5 untuk tes produksi dan juga perawatan performa setiap sumur minyak dan gas yang beroperasi selama 24 jam. Di atas tongkang ini terdapat rangkaian peralatan proses fluida yang saling menjalin rapi sesuai fungsinya. Dimulai dari bows atau di bagian depan kiri tongkang terdapat gauge tank atau tangki penampungan likuid dari sumur minyak, di sampingnya terdapat barge manipol atau rangkaian pipa yang mengatur aliran fluida masuk ke separator. Di samping barge manipol ini terdapat crane yang berfungsi untuk pengangkatan barang dan peralatan. Di Portside, di bagian tengah tongkang sebelah kiri terdapat separator alat yang dapat memisahkan fluida menjadi air, minyak, dan gas. Sejajar dengan separator 5
Suatu zat yang mengalir yang mencakup gas, air, dan minyak
7
S u m u r M i nya k A i r m at a
terdapat flash drum, semacam separator tetapi vertikal untuk menampung sisa likuid atau gas setelah selesai beroperasi, kemudian gas scrubber yang berfungsi untuk memisahkan likuid yang masih terikut di dalam gas sebelum gas dibakar di flare boom dan rangkaian alat proses yang lain. Di sisi ini juga terdapat flare boom. Alat ini akan direntang hingga ke Stren, atau bagian belakang tongkang. Alat ini berfungsi untuk membakar gas atau minyak bila saat pengetesan sumur minyak dan gas tidak dialirkan kembali ke pipa produksi. Tetapi saat ini sebisa mungkin pada saat pengetesan sumur, minyak, dan gas tidak dibakar tetapi dialirkan kembali ke pipa produksi. Hal ini untuk mencegah polusi udara karena pembakaran minyak dan gas tersebut. Di bagian tengah tongkang setelah Zone 2 terdapat ruangan kontrol, dan beberapa ruangan yang berfungsi untuk kamar tidur dan ruang istirahat, toilet, dapur, musala. Dan di bagian Starboard side terdapat tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang. Sedang di perut tongkang terdapat ruang mesin, swam tank, tempat untuk menampung likuid bila kapasitas gauge tank tidak mencukupi untuk menampung likuid. Semua rangkaian peralatan itu berada di atas tongkang kami yang gagah sesuai dengan namanya, Zeus. Tongkang Zeus yang warnanya dominan dengan langit di kala hari cerah, biru menenangkan dan ujungnya berwarna merah ini didorong oleh sebuah tug boat ke sumur minyak yang akan kami tes. Dengan proses pengujian sumur produksi ini kami memperoleh data yang kami perlukan, di antaranya kami mengetahui bagaimana kondisi reservoir6, permeabilitas, atau kecepatan tanah meresapkan air atau meloloskan air dalam 6
Tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon yang terdiri minyak, gas, dan air.
8
W i n e n d r a
G .
keadaan jenuh, pada formasi yang produktif, karateristik hidrokarbon dan pengumpulan data lainnya. Data-data diperlukan bagi para engineer menentukan tindakan yang harus dilakukan, sebelum proses produksi dilakukan atau tindakan yang lain berkaitan dengan performa sumur minyak ini. Dua ekor belibis melintas dan hilang di balik semak belukar di antara daun-daun nipah. Beberapa pasang mata buaya muara berkilap kehijauan tertimpa sorot lampu tongkang yang sesekali menyapu permukaan Sungai Mahakam. Zeus terus bergerak merambati malam, menguak gelap, dan menelusuri kesunyian sungai di sepanjang delta yang memiliki permukaan tenang tetapi berarus bawah sangat kuat. Demikianlah kami melewati waktu berada di tempat terpencil. Deru mesin di tongkang ini tidak mampu memecah bongkah kesunyian yang semakin terasa pekat manakala bercampur dengan kerinduan yang telah meraja di hatiku dan mungkin juga di hati semua lelaki yang harus mengarungi jam, hari, minggu, bahkan bulan terpisah dengan orang-orang yang dicintai untuk bekerja di tempat yang berisiko tinggi, di mana kesalahan bisa menyebabkan nyawa harus melayang. Kadang hal itu membuat hati kami miris dan diliputi kesedihan, tetapi cukup hanya kami yang tahu dan rasakan, tidak untuk diketahui orangorang yang kami cintai karena senyum mereka adalah sumber kekuatan kami untuk bertahan di tempat seperti ini. Hanya doa kebaikan yang kami harapkan dari mereka, bukan berpikir buruk atau menjustifikasi kami dengan halhal yang negatif, karena hal itu justru dapat membunuh kami secara perlahan. Seperti SMS yang selalu kuterima dari Harum yang kadang membuatku semakin sedih dan 9
S u m u r M i nya k A i r m at a
diliputi rasa bimbang untuk meneruskan komitmen kami. Aku pandangi cincin pertunangan di jari manisku, benda yang biasanya tersimpan di dalam dompetku ini entah mengapa hari ini ingin sekali aku kenakan. Mungkin aku rindu untuk mengais dalam ceruk-ceruk ingatanku pada saat-saat indah yang pernah kami lalui atau sekadar mengingat sebuah peristiwa yang sakral nan syahdu saat dua cincin itu masing-masing dilingkarkan di jari manis kami. Tetapi saat ini aku tak merasakan apa-apa, sunyi tetaplah menjadi sunyi yang berbalut kesepian. Rasa itu tidak dapat ditepis oleh suatu benda perikatan atau suara sekeras apa pun, apalagi suara itu adalah suara yang biasa dengan nada yang sama dan gaung yang sama. Angin malam mulai terasa dingin menamparnampar wajahku. Aku beranjak dari tempat duduk di samping separator, di mana aku biasa melihat bintang sebagai pertanda pada kerlipnya, atau mencari arah dari rangkaian bentuknya. Tetapi langit tempatku menatap sekarang gelap oleh gumpalan awan yang tak berbentuk dan tak berarah. Aku beranjak dari tempat favoritku bila tongkang lagi moving seperti ini. Malam ini doaku akan lebih panjang untuk diriku, orang-orang yang kucintai, dan juga tongkang ini semoga ia sekokoh dan sesuai dengan pengharapan atas nama yang terukir di lambung kanannya, Zeus.
10