Variabel dan Teknik Pengambilan Sampel Frida Chairunisa
1
VARIABEL PENELITIAN • Kerlinger (1973) : variabel adalah sifat yang akan dipelajari. Contoh tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial. • Kidder (1981): variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. • Sugiyono (2010): variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi nilai yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
MACAM-MACAM VARIABEL • Variabel Independen atau variabel bebas: adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. • Variabel Terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. • Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. • Variabel Intervening: adalah yang secara teroritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang yang tidak langsung dan tidak dapat terukur. • Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh varibel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Sampel ? Populasi adalah Sampel sesuatu hal yang dijadikan adalah sebagian sebagai unit analisis dari populasi penelitian Populasi bisa berupa kumpulan manusia atau benda
Populasi N
Sampel n
4
Alasan Pengambilan Sampel 1. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga yang dimiliki peneliti. 2. Penelitiannya bersifat penjajagan.
3. Setiap unsur dalam populasi dianggap memiliki karakter yang sama (homogen). 5
Syarat sampel yang baik Banyak
Jumlah Sampel Karakteristik sampel
Sedikit
Tingkat kesalahan
Banyak
6
Ukuran Sampel 1. Biaya, waktu, tenaga yang tersedia 2. Derajat keseragamanan (homogenitas) 3. Rancangan analisis – deskriptif, korelasi, komparasi. 4. Banyaknya unsur dalam populasi click 7
Tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
10
10
220
140
1200
291
15
14
230
144
1300
297
20
19
240
148
1400
302
25
24
250
152
1500
306
30
28
260
155
1600
310
35
32
270
159
1700
313
40
36
280
162
1800
317
45
40
290
165
1900
320
50
44
300
169
2000
322
55
48
320
175
2200
327
60
52
340
181
2400
331
65
56
360
186
2600
335
70
59
380
191
2800
338
75
63
400
196
3000
341
80
66
420
201
3500
346
85
70
440
205
4000
351
90
73
460
210
4500
354
95
76
480
214
5000
357
8
Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
100
80
500
217
6000
361
110
86
550
226
7000
364
120
92
600
234
8000
367
130
97
650
242
9000
368
140
103
700
248
10000
370
150
108
750
254
15000
375
160
113
800
260
20000
377
170
118
850
265
30000
379
180
123
900
269
40000
380
190
127
950
274
50000
381
200
132
1000
278
75000
382
210
136
1100
285
1000000
384
Morgan & Krecjie, dalam Uma Sekaran, 2003 9
Ukuran Sampel Ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500 Bila sampel dibagi dalam kategori (pria, wanita, pegawai negeri dan swasta sampel untuk setiap kategori minimal 30. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariat (korelasi dan regresi maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali jumlah variabel. 10
Bentuk pengambilan sampel Sampel Acak Setiap unsur yang ada dalam populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel
Sampel Tidak Acak Setiap unsur yang ada dalam populasi tidak diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel 11
Kapan peneliti sebaiknya mengambil sampel secara acak dan tidak acak? Ketika peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya maka ambilah sampel secara acak dan representatif
Ketika peneliti tidak bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau ketika jumlah populasi tidak diketahui secara pasti maka ambilah sampel secara tidak acak 12
Teknik pengambilan sampel Sampel Acak :
Sampel Tidak Acak :
Sampel Acak Sederhana (simple random sampling) Sampel Acak Distratakan (stratified random sampling) Sampel sistematis systematic sampling, Sampel area (area sampling)
Sampel “kemudahan” Sampel “pertimbangan” Sampel Bola Salju
13
Kerangka Sampling Daftar yang berisikan informasi dari setiap unsur dalam populasi Misalnya : Populasi adalah mahasiswa STIA. Di dalam kerangka sampling harus ada daftar dari Seluruh mahasiswa STIA, lengkap mulai dari nama, Alamat, nomor pokok, fakultas, jurusan, dlsb. Misalnya : Populasi adalah ibu rumah tangga di Kecamatan Tamalate. Di dalam kerangka sampling harus ada daftar dari Seluruh nama ibu rumah tangga penduduk kecamatan Tamalate dan alamatnya
14
Alat pengambilan sampel secara acak • Daftar angka acak (random)
• Undian • Kalkulator / komputer 15
54463 15389 85941 61149 05219
22662 85205 40756 69440 81619
69505 70639 79365 18850 39226 42249 82414 02015 13858 11268 88218 58925 81619 10651 67079
41417 28357 17783 40950 82995
98326 94070 00015 84820 64157
87719 20652 10806 29881 66164
96754 17676 34357 88040 63183 37403 62111 52820 47534 09243
…….. …….. …….. …….. ……..
……… …….. …….. …….. ……..
67282 90669 78030 03638 92511
……. ……. ……. ……. …….
…….. …….. …….. …….. ……..
…….. …….. …….. …….. ……..
……. ……. ……. ……. …….
…….. …….. …….. …….. ……...
Mis : Jumlah populasi 500 Sampel yang akan diambil 50 Maka yang terambil adalah Unsur no 153, 052, 414, 283, 177, 409, 343, dst sd 50 unsur
…….. ……… …….. ……… Tabel angka acak disalin dari buku Reseach Methods for Business, LR. Gay dan P.L. Diehl, 1992
16
Sampel Acak Sederhana Jika setiap unsur dalam populasi dianggap sama (homogen) oleh peneliti. Atau perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap unsur populasi tidak dianggap penting oleh peneliti, dan jumlah unsur dalam populasi tidak begitu banyak.
Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling 2. Tetapkan jumlah sampel 3. Tentukan alat pengambilan sampel 4. Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi
17
Sampel Acak Distratakan Jika unsur populasi heterogen Mis. heterogen dalam jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, status pekerjaan, dlsb; dan keanekaragaman tersebut bermakna bagi analisis penelitiannya maka agar tidak terambil hanya dari kelompok/strata tertentu saja, gunakan cara ini.
Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling. 2. Bagi kerangka sampling ke dalam strata yang dikehendaki. 3. Tentukan jumlah sampel secara keseluruhan. 4. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum. 5. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak. Catatan : dalam menentukan jumlah sampel di setiap statum, dapat dilakukan 18 secara proporsional atau tidak proporsional
Stratified Random sampling • Proportionate Stratified Random Contoh: Populasi 1000 dan sampel : 258 kesalahan 5% -S1 = 50/1000 x 258 = -SM = 300/1000 x 258 = -SMK = 500/1000 x 258 = -SMP = 100/1000 x 258 = -SD = 50/1000 x 258 =
12,9 77,4 129 25,8 12,9
(13) (77) (129) (26) (13)
258 258 • Disproportionate Stratified Random Contoh: – – – – –
S3 : 3 orang S2 : 4 orang S1 : 90 orang SMU : 800 orang SMP : 700 orang karena jumlahnya terlalu kecil maka S3 dan S2 diambil semua.
19
Sampel Sistematis Jika jumlah unsur dalam populasi sedemikian besar dan dianggap homogen, dan ketika peneliti tidak mempunyai alat pengambilan sampel secara acak yang baik, pakailah cara ini. Peneliti menentukan unsur dalam populasi yang “keberapa” yang akan diambil sebagai sampel Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling 2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil. 3. Tentukan kelas interval (k) dengan cara membagi jumlah unsur dalam populasi dengan jumlah sampel yang dikehendaki. Mis : N = 50000 orang, n = 500 orang maka k = 10. 4. Pilih sampel ke satu dengan cara acak – mengundi unsur populasi yang kesatu s/d kesepuluh. Kalau sampel kesatu jatuh ke unsur populasi ketiga, maka sampel kedua adalah unsur populasi yang ke 13 4. Selanjutnya pilih sampel berikutnya : no 23, 33, 43, 53, dst. 20
Sampel Area Ketika peneliti dihadapkan pada situasi di mana unsur populasi tersebar di berbagai wilayah yang relatif saling berjauhan, maka cara pengambilan sampel wilayah dapat diterapkan. Misalkan, peneliti ingin mengetahui pandangan masyarakat Jawa Barat terhadap program keluarga berencana. Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampel yang menggambarkan wilayahwilayah. Mis. Propinsi Jawa Barat yang lengkap dengan Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. 2. Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel – Kabupaten?, Kecamatan?, Desa? 3. Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel 4. Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak 5. Telitilah semua unsur sampel yang ada dalam wilayah sampel penelitian. Jika masih terlampau banyak, bagilah lagi wilayah penelitian ke dalam wilayah yang lebih kecil lagi – misalnya “kampung” 21
Cluster Sampling Populasi Daerah
Tahap I
Tahap II
A Diambil dengan
C B
Diambil dengan
A C
D
B
D
random
E
F
random
E
F
Sampel Daerah
Sampel Individu
22
Sampel Tidak Acak Sampel yang mudah dilakukan Pengambilan sampel dengan cara ini cukup Memadai untuk penelitian yang sifatnya penjajagan
Langkah-langkah : 1. Tetapkan secara khusus populasi penelitian 2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil 3. Pergilah ke tempat yang banyak terdapat unsur populasi 4. Bagikanlah kuesioner kepada setiap unsur populasi yang dijumpai
23
Sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Peneliti menentukan suatu unsur dalam populasi dijadikan sampel, berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu karena “kaya akan informasi” “Seorang kepala sekolah dijadikan sampel penelitian ketika peneliti yakin bahwa informasi atau data yang ingin diperolehya akan banyak di miliki oleh kepala sekolah tadi”
24
Sampel Bola Salju Cara ini bisa dipakai jika peneliti tidak mengetahui banyak siapa-siapa yang menjadi unsur dalam populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang saja. Untuk memperoleh sampel lebih banyak lagi, maka dia bisa minta tolong kepada sampel pertama dan kedua untuk mencarikan sampel berikutnya
25
Pedoman Pengambilan Sampel
26