UPDATING PRL (PREFERRED ROAMING LIST) VIA OTA (OVER THE AIR) UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK MIGRASI FREKUENSI TELKOM FLEXI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun oleh, Nama NIM Program Studi Peminatan Pembimbing
: : : : :
Pudjiono 41406110001 Teknik Elektro Telekomunikasi Ir. Said Attamimi, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
:
PUDJIONO
NIM
:
41406110001
Fakultas
:
TEKNOLOGI INDUSTRI
Jurusan
:
TEKNIK ELEKTRO
Judul Skripsi :
UPDATING PRL (PREFERRED ROAMING LIST) VIA OVER THE AIR UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK MIGRASI FREKUENSI TELKOM FLEXI
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana. Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Jakarta,
April 2009
Penulis,
(PUDJIONO)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
UPDATING PRL (PREFERRED ROAMING LIST) VIA OVER THE AIR UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK MIGRASI FREKUENSI TELKOM FLEXI
Disusun oleh, Nama NIM Program Studi Peminatan
: PUDJIONO : 41406110001 : Teknik Elektro : Telekomunikasi
Pembimbing,
(Ir. SAID ATTAMIMI, MT) Koordinator Tugas Akhir/ Ketua Jurusan Teknik Elektro,
(YUDHI GUNADI, ST, MT)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dorongan, kerjasama serta bimbingan dari berbagai pihak, maka untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ir. Yudhi Gunadi, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana,
2.
Ir. Said Attamimi,MT, selaku Dosen Pembimbing skripsi atas bimbingan, kesabaran serta pengertian yang telah diberikan kepada penulis dari awal penulisan proposal sampai akhir selesainya skripsi ini,
3.
Seluruh Dosen pengajar di Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana yang telah mengajar, membimbing dan memberikan pemahaman-pemahaman penulis selama belajar Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana,
4.
Segenap karyawan Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana yang telah membantu penulis selama belajar,
5.
Istri dan anak-anak yang telah memberikan semangat dan mendoakan selama belajar di Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana, maupun dalam proses pengerjaan skripsi,
6.
Mas Djoko Imananto, Mas Aas Harismaya, Mas Bambang Mistoyo, Mas Anis Gunaefi, rekan-rekan SATGAS Migrasi Frekuensi TELKOMFlexi serta rekanrekan di TELKOMFlexi lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan namanya atas bantuan, dukungan dan memberikan pemahaman-pemahaman kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.
7.
Teman-teman seangkatan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu atas bantuan dan dorongan iv
kepada penulis selama melalui masa kuliah bersama dan dalam mengerjakan skripsi, 8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu sehingga selesainya pengerjaan skripsi ini dan memberikan arti sendiri dalam hidup penulis. Tiada hal lain yang dapat menggantikan semua bantuan, dukungan, kerjasama
maupun bimbingan dari seluruh pihak yang telah disebutkan di atas, selain ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya serta doa dari penulis, kiranya Allah SWT berkenan membalas semua yang telah diberikan kepada penulis.
Jakarta,
April 2009
Penulis.
(PUDJIONO)
v
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul …………………………………….……………………………….. Halaman Pernyataan ………………………………...…………………...................
i
Halaman Pengesahan ………………………………………………...…..................
ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………...........
iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………........
v
Daftar Tabel ....…………………………………………..…………………….........
vii
Daftar Gambar ……………………………………………..…………………..........
ix
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………...
xi
Lampiran Data Hasil Ujicoba Pull Updating PRL
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang .............................................................................................
1
1.2.
Perumusan Masalah …………………………………………….................
6
1.3.
Batasan Masalah …………………………………………….......................
8
1.4.
Tujuan Penulisan .........................................................................................
8
1.5.
Metode Penelitian .......................................................................................
9
1.6.
Sistematika Penulisan ..................................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.
Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) .................................
12
2.2.
RUIM (Removal User Identification Module) ……………………………
21
2.3.
Indentitas dari Network CDMA .....................................................
28
2.4.
PRL (Preferred Roaming List) ....................................................................
34
2.5.
Autentifikasi RUIM-ME dengan Network CDMA2000 1X ……………
53
vi
BAB III
TAHAPAN MIGRASI FREKUENSI DAN PENGUMPULAN DATA
3.1.
Kondisi yang Diharapkan ...........................................................................
56
3.2.
Tahapan Persiapan Pra Migrasi Frekuensi .................................................
57
3.3.
Tahapan Pengumpulan Data ......................................................................
59
3.4.
Tahapan Eksekusi ......................................................................................
74
3.5.
Tahapan Evaluasi .......................................................................................
75
BAB IV ANALISIS 4.1.
Pengolahan Data Awal ...............................................................................
76
4.2.
Analisis dari Perubahan PRL .....................................................................
79
4.3.
Analisis Proses Produksi ............................................................................
80
4.4.
Ujicoba Pengetesan ....................................................................................
84
4.5.
Usulan Implementasi Push Update PRL ....................................................
91
4.6.
Release dan Distribusi Update PRL ...........................................................
95
4.7.
Rekomendasi ..............................................................................................
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan .................................................................................................
98
5.2.
Saran ...........................................................................................................
99
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2-1
Sampel kode MCC untuk beberapa Negara
30
Tabel 2-2
Pembagian kanal dan frekuensi pada Band Class 0
31
Tabel 2-3
Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal
32
pada Band Class 0 Tabel 2-4
Pembagian kanal dan frekuesi pada Band Class 1
32
Tabel 2-5
Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal
33
pada Band Class 1 Tabel 2-6
Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal
33
pada Band Class 5 Tabel 2-7
Header PRL
35
Tabel 2-8
Contoh Tabel Akuisisi
37
Tabel 2-9
Contoh Tabel Sistem
39
Tabel 2-10
Ukuran record pada tabel Akuisisi utuk tiap type network
43
Tabel 2-11
Ukuran dari record pada tabel Sistem
43
Tabel 3-1
Jadwal Pelaksanaan Program Mingasi Frekuensi
59
Tabel 3-2
Jumlah Pelanggan Flexi DIVRE II & DIVRE III
61
Tabel 3-3
Data vendor Starter Pack berdasar tahun produksi
61
Tabel 3-4
Jumlah Stok Starter Pack DIVRE II & DIVRE III posisi 1 April
61
2007 Tabel 3-5
Rata-rata pelanggan FlexiCOMBO yang berkunjung di
62
DIVRE II & DIVRE III selama Triwulan 2007 Tabel 3-6
Rekap Hasil Registrasi berdasar jenis terminal
63
Tabel 3-7
Data terminal Handheld paling domininan
63
viii
Tabel 3-8
Parameter PRL TELKOFlexi pra migrasi frekuensi
65
Tabel 3-9
Parameter PRL TELKOFlexi update
66
Tabel 3-10
Jumlah Plasa Telkom di DIVRE II & DIVRE III
66
Tabel 4-1
Stok RUIM yang menjadi target update PRL
76
Tabel 4-2
Kapasitas memory pada RUIM eksisting
77
Tabel 4-3
Target updating PRL untuk pelanggan home market
78
Tabel 4-4
Target pengguna layanan FlexiCOMBO
79
Tabel 4-5
Daftar merk dominan yang digunakan untuk tool tester
84
Tabel 4-6
Daftar terminal MS yang dipilih sebagai tool tester
85
Tabel 4-7
Data file PRL eksisting pada masing-masing produksi RUIM
86
Tabel 4-8
Data Hasil Uji Coba Updating PRL dengan Card Reader
86
Tabel 4-9
Hasil uji coba dengan metoda OTA pull update PRL
87
Tabel 4-10
Hasil indentifikasi kegagalan pull update PRL berdasar tahun
89
produksi RUIM dan Vendornya Tabel 4-11
Hasil sending report file PRL oleh OTAF dan SMSC
89
Tabel 4-12
Hasil Ujicoba inject PRL pada terminla Non RUIM
90
Tabel 4-13
Hasil test update PRL yang ditiger oleh request FlexiCOMBO
90
Tabel 4-14
Hasil indentifikasi kegagalan update PRL FlexiCOMBO berdasar
91
tahun produksi RUIM dan Vendornya Tabel 4-15
Hasil sending report file PRL oleh OTAF dan SMSC (untuk layanan FlexiCOMBO)
ix
91
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1-1
Alokasi kanal frekuensi pada blok frekuensi 800 MHz sebelum
2
KM.181/ tahun 2006 Gambar 1-2
Alokasi kanal frekuensi pada blok frekuensi 800 MHz sesuai
3
KM.181/ tahun 2006 Gambar 2-1
Traffic Channel FDMA
12
Gambar 2-2
Traffic Channel TDMA
12
Gambar 2-3
Traffic Channel CDMA
13
Gambar 2-4
Evolusi Teknologi Telekomunikasi Bergerak
14
Gambar 2-5
Dua Opsi Evolusi Teknologi CDMA 2000-1X
17
Gambar 2-6
Elemen Network Komunikasi Radio Teknologi CDMA
18
Gambar 2-7
Kartu ID-1 RUIM.
22
Gambar 2-8
Kartu Plug In RUIM
22
Gambar 2-9
Struktur Kontak pada Kartu
23
Gambar 2-10
Organisasi memori kartu RUIM
26
Gambar 2-11
Struktur IMSI
30
Gambar 2-12
Struktur PRL
34
Gambar 2-13
Contoh tampilan editor dari header PRL
36
Gambar 2-14
Contoh tampilan editor untuk PCS CDMA Using Channel
38
Gambar 2-15
Contoh tampilan editor untuk PCS CDMA Using Block
38
Gambar 2-16
Contoh tampilan editor dari table Sistem
39
Gambar 2-17
Hubungan atara SID/ NID dan IMSI
41
Gambar 2-18
Diagram alur dari proses akuisis dan proses seleksi
44
Gambar 2-19
Arsitektur OTASP
47
x
Gambar 2-20
Konfigurasi Card Reader
50
Gambar 2-21
Profisioning request layanan FlexiCOMBO
53
Gambar 2-22
Fungsi Base Station Challenge
53
Gambar 2-23
Fungsi update SSD, perhitungan AUTHBS
54
Gambar 2-24
Fungsi Confirm SSD
54
Gambar 3-1
Contoh tampilan rekap hasil registrasi pada aplikasi CCF
64
Gambar 3-2
Tampilan Aplikasi Registrasi
67
Gambar 3-3
Konfigurasi perangkat untuk keperluan updating PRL
68
Gambar 3-4
Tampilan tool update PRL dengan Card Reader
71
Gambar 3-5
Tampilan aplikasi CCF
72
Gambar 4-1
Rancangan sistem untuk OTA network inisiative PRL update
93
Gambar 4-2
Tampilan web aplikasi push update PRL
94
Gambar 4-3
Flowchart Bisnis Proses Updating PRL Pelanggan
96
xi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sigit Budi Jatmiko, 2005, Prinsip Dasar CDMA,
2.
Sigit Budi Jatmiko, 2006, Konsep Numbering dalam CDMA,
3.
Uke Kurniawan Usman, Agustus 2006, RUIM Sarana Otentikasi dan Keamanan Bagi Penggunan System Selular CDMA2000-1X,
4.
CMA Development Group (http://www.cdg.org), November 2003, PRL Enhancement for International Roaming : Version 1.0,
5.
Andrew Hunter-Qulacomm, December 2003, PRL Enhancement for International Roaming,
6.
Rotem Coopper-Qualcomm, February 2004, PRL Enhancement for International Roaming,
7.
3GPP2 (3rd Generation Partnership Program 2), October 2004, Over the Air Service Provisining of Mobile Station in Spread Spectrum Standards : Version 0.1, ReleaseC,
8.
3GPP2 (3rd Generation Partnership Program 2) April 2004, RUIM for CDMA2000 Spread Spectrum System : Version 1.0, Release-C,
9.
Gemplus, 2006, CDMA RUIM Frequently Asked Question,
10.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), Maret 2007, Kajian KEPMEN No.181/KEP/M.KOMINFO/12/2006,
11.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), 2004, Teknokogi CDMA 2000 1X EV-DO,
12.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), 2006, PRL Setting TELKOMFlexi,
13.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), April 2007, FlexiCOMBO Reengineering Sistem Provisioning,
14.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM),2006, CDMA2000-1X Technology and Its Implementation Strategi in TELKOMFlexi Network,
15.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), Mei 2006, Teknologi Keamanan dalam CDMA.
16.
Kampiun (Web Knowledge Management TELKOM), 2006, Flexi Suppor System.
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Dengan dikembangkannya jaringan bergerak seluler Generasi Ketiga (3G) di
Indonesia, maka Pemerintah sebagai Regulator melakukan penataan kembali terhadap penggunaan pita frekuensi radio 2,1 yang berpasangan dengan blok frekuensi 1900 MHz. Terkait dengan hal tersebut Regulator telah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Menteri
Komunikasi
dan
Informasi
(PERMEN
KOMINFO)
Nomor.01/PER/
M.KOMINFO/1/2006 tanggal 13 Januari 2006 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 2.1 GHz
untuk
Penyelenggaraan
Jaringan
Bergerak
Seluler
IMT-2000,
sehingga
mengakibatkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) dan PT. Indosat, Tbk (INDOSAT) harus tergusur dari frekuensi 1900 MHz. Di lain pihak Pemerintah telah menetapkan alokasi frekuensi radio untuk penyelenggaraan jaringan telekomunikasi bergerak berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) dan sebagian diantara kanal frekuensinya menggunakan blok frekquensi 1900 MHz, yaitu TELKOM dengan produk TELKOMFlexi untuk area layanan Jakarta, Banten dan Jawa Barat serta INDOSAT dengan produk StarOne juga untuk area layanan Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Pengaturan alokasi kanal frekuensi dimaksud adalah sebagai berikut : a.
B-TEL (PT. Bakrie Telecom) baru memiliki lisensi di Jakarta, Banten dan Jawabarat, memperoleh 3 kanal yaitu nomor kanal 37, 78 dan 119 pada blok frekuensi 800 MHz,
b.
TELKOM
memiliki lisensi nasional, nomor kanal yang digunakan untuk area
layanan Jakarta, Banten dan Jawa Barat yaitu 725, 750 dan 775 pada blok frekuensi 1900 MHz, sedangkan untuk area layanan di luar Jakarta, Banten dan Jawa Barat menggunakan nomor kanal 37, 78 dan 119 pada blok frekuensi 800 MHz,
1
2
c.
MOBIL-8
Group (PT. Komunikasi Selular Indonesia, PT. Metro Selular
Nusantara dan PT. Telekomunikasi Seluler Raya), memperoleh 7 kanal yaitu nomor kanal 384, 425, 466, 507, 548, 589 dan 630 pada blok frekuensi 800 MHz, d.
INDOSAT juga memperoleh lisensi nasional, dan nomor kanal yang digunakan untuk area layanan Jakarta, Banten dan Jawa Barat yaitu 625, 650 dan 675 pada blok frekuensi 1900 MHz, sedangkan untuk area layanan di luar Jakarta, Banten dan Jawa Barat menggunakan nomor kanal 201,242 dan 283 pada blok frekuensi 800 MHz.
Gambar 1-1 : Alokasi kanal frekuensi pada blok frekuensi 800 MHz sebelum KM.181/ tahun 2006
Akibat kebijakan pembebasan blok frekuensi 1900 MHz, TELKOM dan INDOSAT berkewajiban untuk mengosongkan kanal frekuensi yang berada pada blok frekkuensi tersebut. Dipicu oleh kepindahan TELKOM dan INDOSAT ke frekuensi 800 MHz yang sebelumnya kedua operator ini beroperasi pada blok frekuensi 1900 MHz, Pemerintah melakukan penataan kembali terhadap kanal frekuensi 800 MHz melalui Keputusan Menteri KOMINFO Nomor.181/KEP/ M.KOMINFO/12/ 2006 tanggal 12 Desember 2006, tentang Pengalokasian Kanal pada Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk
3
Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal Tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas dan Jaringan Bergerak Seluler. Adapun alokasi kanal frekuensi yang tertuang dalam KM.181/ tahun 2006 ini adalah sebagai berikut : a.
B-TEL memperoleh 3 (tiga) kanal secara nasional, yaitu nomor kanal 37, 78 dan 119,
b.
TELKOM memperoleh 3 (tiga) kanal secara nasional, yaitu nomor kanal 201, 242 dan 283,
c.
MOBIL-8 memperoleh 4 (empat) kanal, yaitu nomor kanal 384, 425, 466 dan 507,
d.
INDOSAT memperoleh 2 (dua) kanal secara nasional, yaitu nomor kanal 589 dan 630,
e.
Mengalokasikan kanal frekuensi radio dengan nomor kanal 160 sebagai cadangan bagi TELKOM dan B-TEL, serta kanal 548 sebagai cadangan bagi MOBILE-8 dan INDOSAT yang penggunanya akan ditetapkan kemudian berdasarkan hasil evaluasi Regulator dalam kurun waktu selamat lambatnya 2 (dua) tahun ini dengan
mempertimbangkan
optimalisasi
pemanfaatan
kanal,
kualitas
pembangunan jaringan dan jumlah pelanggan.
Gambar 1-2 : Alokasi kanal frekuensi pada blok frekuensi 800 MHz sesuai KM.181/ tahun 2006
Alokasi frekuensi ini bersifat mandatori mengingat keterbatasan frekuensi dengan pengguna multi operator, yaitu TELKOM, B-TEL, MOBILE-8 dan INDOSAT.
Pada
saat bersamaan diterbitkannya regulasi tersebut, Pemerintah juga sedang mempelajari kemungkinan pemberian izin kombinasi layanan seluler dan FWA kepada baik TELKOM maupun B-TEL sebagai upaya menuju implementasi unified licenses.
4
Tujuan awal diterbitkannya KM.181/ tahun 2006 adalah untuk opitimalisasi terhadap penataan spektrum frefkuensi serta memberikan kepastian hukum terhadap pengalokasian kanal pada blok pita frekuensi radio 800 MHz, namun dalam implementasinya akan menimbulkan sejumlah persoalan yang sangat mendasar dimana esensi optimalisasi tidak akan tercapai karena hampir semua operator harus melakukan pengeseran kanal frekuensi dari yang sebelumnya mereka tempati. Contoh kasus apabila KM.181/ tahun 2006 ini jadi diimplementasikan, maka TELKOM harus melakukan tuning terhadap frekuensi radio untuk 1.500 unit BTS dan melakukan updating PRL sebanyak 3,8 juta pelanggan TELKOMFlexi dengan demikian operator eksisting akan mengalami kerugian pada akhirnya layanan kepada pelanggan juga mengalami interupsi, sehingga dengan alasan tersebut sejumlah operator mengajukan usulan perubahan dan penyesuaian terhadap penggunaan kanal pada pita frekuensi 800 MHz. Atas dasar usulan tersebut, kemudian Pemerintah melakukan evaluasi dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh Pemerintah, operator, dan pelanggan, sehingga diambil kesimpulan perlu dilakukan penyesuaian terhadap KM.181/ tahun 2006 yang
selanjutnya
diterbikan
Keputusan
Menteri
KOMINFO
Nomor.162/KEP/
M.KOMINFO/12/2007 tanggal 02 Mei 2007 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri KOMINFO Nomor.181/ KEP/M.KOMINFO/12/2006. Berikut adalah beberapa ketetapan yang terkait dengan KM.162/ tahun 2007, sebagai berikut : a.
B-TEL, selaku penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, dialokasikan kanal frekuensi radio dengan nomor kanal: 37, 78 dan 119 untuk area Jakarta, Banten dan Jawa Barat, serta kanal frekuensi radio dengan nomor kanal 201, 242 dan 283 untuk aera layanan di luar Jakarta, Banten dan Jawa Barat,
b.
TELKOM, selaku penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, dialokasikan kanal frekuensi radio dengan nomor kanal: 37, 78 dan 119 untuk area layanan di luar Jakarta, Banten dan Jawa Barat, serta kanal frekuensi radio dengan nomor kanal: 201, 242 dan 283 untuk area layanan DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat,
c.
MOBIL-8, selaku penyelenggara jaringan bergerak seluler, masing-masing dialokasikan kanal frekuensi radio di wilayah layanan sesuai dengan izin penyelenggaraan yang dimiliki dengan nomor kanal: 384, 425, 466 dan 507,
5
d.
INDOSAT, selaku penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas, dialokasikan kanal frekuensi radio dengan nomor kanal: 589 dan 630,
e.
Mengalokasikan kanal frekuensi radio dengan nomor kanal 160 sebagai cadangan bagi TELKOM dan B-TEL, serta kanal 548 sebagai cadangan bagi MOBILE-8 dan INDOSAT yang penggunanya akan ditetapkan kemudian berdasarkan hasil evaluasi Regulator dalam kurun waktu selamat lambatnya 2 (dua) tahun ini dengan
mempertimbangkan
optimalisasi
pemanfaatan
kanal,
kualitas
pembangunan jaringan dan jumlah pelanggan. Dalam wacana penataan spektrum frekuensi yang lebih optimal, maka migrasi frekuensi mau tidak mau harus tetap dilakukan.
TELKOM dan INDOSAT terkena
dampak paling besar akibat kebijakan pembebasan blok frekuensi 1900 MHz ini, kedua operator harus melakukan migrasi frekuensi dan TELKOM berkewajiban untuk mengosongkan kanal frekfuensi nomor 725, 750, dan 775 yang selama ini digunakan. Dampak lain yang sangat dirasakan adalah harus mengalami banyak ’kemunduran’ dengan adanya program migrasi ini, karena banyak dana dan waktu yang akan terbuang, padahal akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk program marketing maupun pengembangan network eksisting. Perubahan pita frekuensi ini mengakibatkan perlunya penyesuaian perangkat-perangkat meliputi penataan infrastruktur jaringan TELKOMFlexi yang meliputi network swaping, redimesioning dan reoptimazing di area layanan Divisi Regional II (meliputi JABOTABEK, Serang, Karawang dan Purwakarta) serta Divisi Regional III (meliputi propinsi Jawa Barat dan Banten), selain itu juga harus dilakukan penyesuaian pada sisi terminal pelanggan dan bahkan untuk pelanggan yang semula menggunakan terminal single band 1900MHz harus dilakukan replacement terminal, agar dapat menikmati layanan seperti semula. Prinsip–prinsip yang harus dipegang dalam proses mingrasi frekuensi ini adalah bahwa kegiatan migrasi frekuensi ini sebagai momentum memperbaiki dan meningkatkan performansi jaringan, proses migrasi tetap memperhatikan kenyamanan pelanggan, harus diikuti optimasi jaringan, hemat biaya, waktu migrasi dilakukan pada saat trafik terendah, dan tetap mempertimbangkan utilitas perangkat eksisting.
Dalam implementasinya
sebelum melakukan proses migrasi jaringan, TELKOM terlebih dahulu melakukan migrasi pelanggan agar pelanggan tetap nyaman ketika terjadi proses migrasi.
6
1.2
Perumusan Masalah Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan migrasi frekuensi ini dapat dipastikan akan
timbul beberapa dampak bagi layanan TelkomFlexi yang akan dirasakan oleh pelanggan baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, oleh karena itu antisipasinya harus segera dipersiapkan oleh TELKOM. 1.2.1 Dampak Positif Diantara dampak-dampak positif yang akan memberikan keuntungan bagi pelanggan maupun TELKOM sebagai operator, antara lain sebagai berrikut : a.
Migrasi frekuensi ke 800 MHz jelas akan memperbaiki coverage area, sehingga pelanggan akan menikmati kualitas sinyal dan layanan yang lebih baik lagi,
b.
Terminal-terminal single band dengan frekuensi 800 MHz banyak tersedia di pasaran dan beragam jenis serta harganya lebih murah, sehingga akan lebih memudahkan pelanggan untuk mendapatkannya,
c.
TELKOM akan memiliki peluang untuk mendapatkan satu kanal lagi yang akan diperebutkan dengan B-TEL yang saat ini masing-masing sudah memiliki 3 (tiga) kanal dan penambahan kanal tersebut sangat berdampak sekali pada peningkatan kualitas maupun layanan TELKOMFlexi.
d.
Jika hasil kajian dari pemerintah yang akhirnya memberikan izin kombinasi layanan seluler dan FWA (unified licence) kepada TELKOM, maka network TELKOMFlexi telah siap untuk layanan seluler dan hal ini menjadi peluang besar bagi bisnis TELKOM.
1.2.2 Dampak Negatif Selain dampak-dampak positif, terdapat juga dampak-dampak negatif yang dapat membuat
kerugian
bagi
pelanggan
maupun
operator
apabila
salah
dalam
mengantisipasinya, dampak negatif tersebut antara lain sebagai berikut : a.
Migrasi ke frekuensi 800 MHz yang diikuti juga dengan migrasi nomor kanalnya menyebabkan terminal pelanggan, baik yang menggunakan terminal inject maupun RUIM (Removable User Indentity Module), harus melakukan update
7
PRL (Preferred Roaming List) untuk memasukkan daftar kanal frekuensi terbaru agar bisa dilayani oleh jaringan TELKOMFlexi ketika migrasi sudah dilaksanakan. b.
Masalah kompatibilitas terminal pelanggan eksisting yang hanya single band 1900 MHz, akan menjadi masalah tersendiri yang harus diantisipasi TELKOM tanpa merugikan pelanggan.
c.
Pelanggan akan merasakan ketidaknyamanan bahkan kekecewaan yang besar jika nantinya pelaksanaan pekerjaan migrasi frekuensi tidak lancar. Kemungkinan ini bisa saja terjadi karena pekerjaan yang harus dilakukan TELKOM adalah pekerjaan besar dan komplek serta memiliki resiko yang besar, yaitu meliputi pekerjaan penggantian (swap) perangkat Network yang hampir menyeluruh di Divisi Redional II maupun Divisi Regional III karena penggantian vendor perangkat.
d.
Kemungkinan timbulnya permasalahan teknis pada saat proses migrasi frekuensi berlangsung dan maupun setelah dilakukannya migrasi, hal ini dapat mengakibatkan antara lain : 1)
menurunnya kualitas dan kinerja layanan TELKOMFlexi, seperti outage yang terlalu lama di BTS & Repeater, kualitas jaringan yang tidak sama baiknya seperti sebelumnya, dan lain-lain.
2)
kemungkinan lain akan terjadi peningkatan jumlah komplen atau keluhan pelanggan setelah migrasi dilaksanakan (sebagai contoh : tidak bisa atau sulit melakukan panggilan, tidak ada sinyal layanan, dropped call, dan lain-lain).
e.
Dampak yang paling parah adalah potensi churn akibat antisipasi yang kurang baik sehingga pelanggan akan berpindah ke operator lain,
1.2.3 Permasalahan-permasalahan Kritis Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan kritis yang harus kita perhatikan, kelola, dan dicari solusi terbaiknya agar tidak menimbulkan permasalahan baru dan mungkin lebih serius sekedar dari masalah teknis semata, yaitu dampak negatif dan kekecewaan yang dirasakan oleh pelanggan. Beberapa
8
permasalahan kritis berkenaan dengan pekerjaan migrasi frekuensi dapat diientifikasikan antara lain sebagai berikut : a.
Penggantian
Network
Equipment,
sedapat
mungkin
menghindari
atau
meminimalisasi outage atau perpu (perhubungan putus). b.
Kompatibilitas terminal pelanggan eksisting yang memakai terminal single band 1900MHz merupakan hal paling penting yang harus disolusikan karena hal ini sangat berpotensi menyumbang angka churn yang tinggi.
c.
Penyesuaian nomor kanal akan mengakibatkan keharusan seting ulang pada perangkat BTS dan keharusan updating PRL pada semua kartu RUIM.
1.3
Batasan Masalah Dalam Tugas Akhir ini penulis akan mencoba untuk menggali berbagai
permasalahan yang berpotensi akan terjadi terkait dengan pelaksanaan migrasi frekuensi TELKOMFlexi ini, yang difokuskan pada aspek pengelolaan layanan pelanggan serta alternatif solusinya terkait dengan penyesuaian nomor kanal yang akan mengakibatkan keharusan updating PRL pada semua kartu RUIM, sedangkan aspek network yang terkait dengan network swaping serta seting ulang network equipment tidak akan dibahas dalam tulisan ini. Penulis akan memfokuskan bahasan mengenai Up-dating PRL dengan batasan– batasan masalah sebagai berikut : a.
Pengambilan data/ informasi hanya terbatas pada data yang terkait dengan kegiatan updating PRL,
b.
Objek analisis dan penyelesaian masalah hanya terbatas pada kegiatan updating PRL, langkah-langkah persiapan pra migrasi frekuensi.
1.4
Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian yang dilakukan dalam rangka laporan Tugas Akhir ini adalah : a.
Menganalisis berbagai dampak dari konsekuensi pelaksanaan migrasi frekuensi TELKOMFlexi yang mengharuskan dilakukannya updating PRL terhadap seluruh RUIM di DIVRE II dan DIVRE III,
9
b.
Memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan updating PRL, sehingga dapat meminimalisasi dampak negatif yang akan berakibat pada potensi churn pelanggan TELKOMFlexi.
c.
Memberikan masukan maupun rekomendasi.
1.5
Metode Penelitian Penelitian dalam rangka laporan Tugas Akhir ini, dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu : a.
Observasi dan Studi Lapangan Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap sistem apliaksi yang digunakan untuk keperluan migrasi frekuensi ini serta pengamatan langsung dilapangan terhadap aktivitas migrasi frekuensi dan penulis kebetulan terlibat langsung sebagai SATGAS Migrasi Frekuensi TELKOM Flexi.
b.
Studi Literatur Diperuntukan untuk mendapatkan pemahaman baik mengenai teori, konsep serta pengetahuan lain yang relevan dan diperlukan penelitian ini dan hasil studi literatur ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam usaha pemencahan masalah.
c.
Tanya Jawab dan diskusi Melakukan tanya jawab serta diskusi dengan para anggota SATGAS Migrasi Frekuensi TELKOM Flexi dan petugas back room TELKOMFlexi yang terlibat langsung dalam kegiatan migrasi serta melakukan diskusi dengan dosen pembimbing.
1.6
Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari bab, dengan
metode penyampaian sebagai berikut:
10
a.
BAB I : PENDAHULUAN Menerangkan latar belakang masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
b.
BAB II : LANDASAN TEORI Menerangkan tentang teori, konsep dari teknologi CDMA, RUIM Card dan table PRL serta methoda updating PRL.
c.
BAB III : TAHAPAN MIGRASI FREKUENSI DAN PENGUMPULAN DATA Menjelaskan tentang gambaran tahapan proses Migrasi Frekuensi serta membahas proses pengambilan data yang dilakukan dalam rangka penyelesasian masalah.
d.
BAB IV : ANALISIS Membahas analisis dari aspek layanan pelanggan serta aspek teknis, sehingga menghasilakan output yang berupa pendekatan dalam pemilihan solusi yang akan diterapkan serta rekomendasi.
e.
BAB V : KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis dari keseluruhan pemabahasan pada laporan Tugas Akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) Pertumbuhan telekomunikasi di dunia berkembang dengan sangat pesat, ditandai
dengan banyaknya teknologi yang digunakan maupun bertambahnya jumlah pelanggan telekomunikasi.
Begitu juga perkembangan telekomunikasi di Indonesia yang
berkembang sangat cepat sejak dibukanya liberalisasi bisnis seluler yang dimulai pada tahun 1995 setelah Pemerintah membuka kesempatan kepada swasta untuk menjadi operator seluler dengan cara kompetisi penuh. 2.1.1 Metode Acces Salah satu metoda akses yang digunakan dalam teknologi telekomunikasi bergerak saat ini, adalah metode Multiple Access. Multiple Access adalah suatu metode dari sistem komunikasi radio, dimana satu stasiun utamanya dapat diakses oleh beberapa stasiun lainnya yang tergabung dalam satu network tanpa saling mengganggu. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) metode Multiple Access untuk teknologi telekomunikasi bergerak, yaitu : a.
FDMA ( Frequency Division Multiple Access ) Teknologi FDMA yaitu metode yang membagi-bagi lebar pita frekuensi radio yang tersedia menjadi sejumlah channel diskrit yang tetap. AMPS (Advanced Mobile Phone Service) merupakan teknologi analog yang menggunakan teknologi FDMA. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan selular dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu berhenti atau handed-off ke base station lainnya. Total bandwith 1,25 MHz menghasilkan kapasitas 42 channel, tetapi karena channel-channel tersebut tidak dapat digunakan juga oleh sel yang berdekatan,
12
maka channel aktual yang digunakan per base-station dapat tereduksi sampai 6 (enam) channel.
Gambar 2-1 : Traffic Channel FDMA
b.
TDMA (Time Division Multiple Access) Teknologi TDMA merupakan sebuah teknologi digital, yaitu dengan membagibagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang tetap, meskipun masing-masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada band frekunesi yang tetap. Contoh implementasi teknologi TDMA adalah GSM (Global System for Mobile Communications), yang membagi carriers berlebar 2,3 MHz menjadi delapan time-division channel. Masing-masing channel TDMA diperuntukkan pada satu pemanggil seperti halnya frequency slice yang diperuntukkan satu pemanggil pada teknologi FDMA.
Gambar 2-2 : Traffic Channel TDMA
13
c.
CDMA (Code Division Multiple Access) CDMA, yaitu metode yang menggunakan kode-kode digital yang unik untuk membedakan tiap-tiap subcriber, sehingga tiap dapat subcriber menempati alokasi waktu dan frekuensi yang sama akan tetapi dibedakan dengan pemakaian kode. CDMA menggunakan teknologi spread-spectrum untuk menyebarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar 1,25 MHz dan untuk masing-masing pemanggil tersedia 9600 bps bit rate.
Gambar 2-3 : Traffic Channel CDMA
2.1.2 Perkembangan Teknologi CDMA CDMA merupakan suatu teknologi spread-spectrum untuk menyalurkan sinyal informasi melalui bandwith yang lebar dan teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer. Sesuai dengan kepajangannya, teknologi CDMA menggunakan metode multiple access yang memisahkan sinyal informasi dalam domain kode-kode. Untuk memisahkan sinyal informasi yang terdapat dalam spektrum frekuensi yang sama digunakan kode-kode unik yaitu Pseudo Random Code Sequence (PRCS) guna mengatur setiap panggilan yang berlangsung, sehingga dapat mengeliminir kemungkinan terjadinya komunikasi silang. CDMA memiliki kapasitas network yang lebih besar dibandingkan GSM karena tidak menggunakan satuan waktu (time slot) seperti pada komunikasi GSM yang menggunakan metoda akses TDMA, namun ini tidak berarti network CDMA akan lebih baik dari pada GSM karena tetap ada batasan-batasan tertentu yang dimiliki oleh network CDMA.
14
Berikut adalah perkembangan teknologi komunikasi bergerak berbasis teknologi CDMA yang dikembangkan di Indonesia : a.
CDMA-One CDMA adalah suatu standar seluler digital wide-band yang merupakan teknologi seluler generasi kedua (2G) yang dikembangkan oleh Qualcom bersama Telecommunication Industry Association (TIA) pada tahun 1991 dan
TIA
kemudian menetapkan standar IS-95. Standar IS-95 sendiri mengalami beberapa revisi, pertama direvisi pada tahun 1993 dengan standar menjadi IS-95A tahun 1993 dan dipublikasikan secara komersil pada Mei 1995. IS-95A kembali direvisi tahun 1997 menjadi CDMAOne dengan standar IS-95B. CDMA-One menggunakan teknologi Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) dimana frekuensi radio 25 MHz yang dibagi dalam 42 kanal yang masing-masing kanal terdiri dari 30 KHz. Kecepatan akes data yang bisa didapat dengan teknologi ini adalah sekitar 153,6 Kbps. Banyak operator IS-95B yang menawarkan data berkecepatan 64 Kbps. Karena kecepatannya ini, IS-95B dikategorikan ke dalam teknologi telekomunikasi seluler generasi dua setengah (2,5G). Teknologi CDMAOne menawarkan banyak keuntungan untuk operator seluler dan pelanggannya terutama peningkatan kapasitas sebanyak 8-10 kali dari sistem analog AMPS dan 4-5 kali dibanding sistem GSM.
Gambar 2-4 : Evolusi Teknologi Telekomunikasi Bergerak
15
CDMAOne IS-95B pertama kali dibangun September 1999 di Korea Selatan dan Indonesia termasuk negara yang paling awal mengenal CDMA di kawasan Asia Pasifik yang dimulai dengan peluncuran layanan telepon C-Phone (CordlessPhone) pada tahun 1999 oleh TELKOM di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Teknologi yang digunakan adalah CDMAOne dengan frekuensi 1900 MHz, namun sayangnya pemasaran C-Phone kurang baik sebab hingga beberapa tahun berikutnya teknologi CDMA hanya diberlakukan di Surabaya dan sekitarnya dengan jumlah pelanggan terakhir sekitar 10.000 pelanggan. b.
CDMA 2000 CDMA 2000 mempunyai keuntungan karena adanya pengalaman sekian lama beroperasinya sistem CDMAOne. Sebagai hasilnya CDMA 2000 menjadi lebih efisien, tangguh yang dapat mendukung komuniaksi suara dan data. Standar ini telah diuji pada berbagai pita spektrum, termasuk alokasi IMT-2000 yang baru. CDMA 2000 memiliki turunan CDMA 2000-1X, CDMA 2000-1X EVDO (Evolution Data Optimized), CDMA 2000-1X EVDV (Evolution Data and Video). 1)
CDMA 2000-1X TELKOM memperkenalkan kembali teknologi CDMA, menggunakan versi CDMA yang lebih maju yaitu CDMA versi 2000-1X untuk bisnis FWA (Fix Wireless Access) dengan brand produk bernama TelkomFlexi yang secara komersial diluncurkan Mei 2003. TELKOM menawarkan teknologi yang lebih baik dari teknologi GSM sebelumnya dan dengan harga yang jauh lebih murah. Ada beberapa keunggulan teknologi CDMA dibandingkan dengan GSM seperti suara yang lebih jernih, kapasitas yang lebih besar, dan kemampaun akses data yang lebih tinggi.
Selain
TELKOM sekarang ada beberapa operator di Indonesia yang telah mengimplementasikan teknologi CDMA 2000 1x ini seperti INDOSAT dengan nama StarOne, MOBILE-8 dengan nama Fren, B-TEL dengan nama Esia. Disusul beberapa bulan kemudian, tepatnya Mei 2004,
PT.
Mandara Seluler Indonesia meluncurkan produknya Neo-n, namun sejak tahun 2006 sejalan dengan perubahan nama perusahaan menjadi PT.
16
Sampoerna Telecom Indonesia (STI), produknya juga berganti nama menjadi Ceria. CDMA 2000-1X dapat dikatakan sudah setara dengan GSM generasi ketiga (G3) karena mampu mengirim data dengan kecepatan sampai 153 Kbps, dibandingkan dengan GSM yang maksimal 64 Kbps sehingga banyak yang menyebutkan bahwa CDMA 2000-1X merupakan langkah awal menuju G3 teknologi CDMA. 2)
CDMA 2000-1X EVDO (Evolution Data Optimized) Bahkan, pada CDMA 2000-1X EVDO (Evolution Data Optimized) mempunyai kapasitas 2,4 Mbps. Operator CDMA dapat memanfaatkan teknologi EVDO untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas network sekaligus kecepatan transfer data. Teknologi EVDO sudah diperkenalkan TELKOMFlexi sejak 2005 lalu di Surabaya.
Bahkan dalam beberapa kesempatan pada arena Indonesia
CDMA Exhibition di Jakarta tahun 2005 dan 2006, TELKOMFlexi sudah memamerkan kecanggihan teknologi EVDO, seperti untuk akses internet dan video streaming.
CDMA 2000-1X EVDO menawarkan kecepatan
transfer data EVDO sampai dengan 10 kali lebih cepat dibanding CDMA 2000-1X, walau dalam praktik uji coba yang juga telah dilakukan oleh Mobile-8, kecepatan yang dicapai sekitar 800-900 Kbps yang berarti kecepatannya hampir dua kali lipat kemampuan WCDMA yang merupakan teknologi GSM generasi 3 (3G) dan ini berarti teknologi CDMA 2000-1X EVDO jauh dari lebih baik dibanding teknologi GSM generasi 3 (3G). 3)
CDMA 2000-1X EVDV (Evolution Data and Video) Pada CDMA 2000-1X EVDV (Evolution Data and Video) kapasitas transmisinya dapat sampai 3,1 Mbps. CDMA 2000-1X EVDO dan EVDV sudah diterapkan di Jepang, Korea Selatan, dan operator CDMA di Amerika Utara, bahkan TELKOMFlexi juga akan menggelar layanan yang kecepatannya sampai 3 Mbps. Dari sisi network, EVDV memang lebih efisien karena teknologi ini bisa berjalan simultan antara suara dan data, sementara di EVDO untuk data harus disediakan carrier tersendiri (dedicated), tidak dapat disatukan
17
dengan voice.
Hal ini membuat penggunaan spektrum lebih hemat,
bahkan jika EVDV mampu menawarkan tariff lebih murah, bukan tidak mungkin TELKOMFlexi akan langsung meloncat ke EVDV tanpa harus berhadapan dengan EVDO lagi.
Gambar 2-5 : Dua opsi evolusi Teknologi CDMA 2000-1X
2.1.3 Elemen Network CDMA Pada sistem telekomunikasi bergerak yang dikenal dengan sistem seluler dalam perkembangannya terjadi dua teknologi yang dominan yaitu teknologi yang dikembangkan oleh Konsorsium negara-negara Eropa adalah GSM, sedangkan CDMA dikembangkan oleh Negara Amerika Serikat melalui Qualcom. Saat ini sistem komunikasi bergerak dengan teknologi CDMA yang berkembang di Indonesia adalah CDMA 2000-1X. Secara umum perangkat teknologi CDMA 2000-1X Jaringan CDMA2000 dapat dilihat dalam tiga entiti primer yaitu : o
Radio Access Network (RAN) yang terdiri dari : BTS dan BSC,
18
o
Circuit-switched Core Network (CCN) terdiri dari : MSC, VLR, HLR, SMSC dan ISMSC,
o
Packet data Core Network (PCN ) terdiri dari : PDSN, HA dan AAA.
Gambar 2-6 : Elemen Network Komunikasi Radio Teknologi CDMA
a.
Mobile Station (MS) MS terdiri dari ME (Mobile Equipment) yang berupa perangkat fisik yang merupakan terminal tranceiver untuk berkomunikasi dan RUIM (Removal User Identification Module) yang berfungsi
mengidentifikasikan MS di dalam
network. MS mempunyai fungsi utama untuk membentuk, memelihara dan membubarkan hubungan (voice dan data) dengan jaringan. MS membentuk hubungan dengan meminta kanal radio dari RN (Radio Network) dan setelah hubungan terbentuk, MS bertanggung jawab untuk menjaga kanal radio tersebut dan melakukan buffer paket jika kanal radio sedang tidak tersedia. MS biasanya mendukung enkripsi dan protokol seperti Mobile IP dan Simple IP. c.
BTS (Base Tranceiver Station) BTS merupakan Elemen Network yang berkomunikasi langsung dengan MS (Mobile Station) dan memberikan pelayanan komunikasi bergerak kepada pelanggan. Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station. Sistem CDMA menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke lainnya
19
sebagai sebuah roaming telepon bergrak dari sel ke sel,melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakan frekuensi yang sama. d.
BSC (Base Station Controller) BSC merupakan antarmuka antara perangkat MSC dengan BTS dan memberikan proses handoff antar sel. BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya serta trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya.
e.
MSC (Mobile Switching Center) MSC ditempatkan pada pusat network komunikasi bergerak dan bekerja dengan network-network yang lainnya antara lain PSTN (Public Switched Telephone Network), PLMN (Public Land Mobile Network), PSPDN (Packet Switched Public Data Network), Internet dan mengirimkan informasi ke HLR (Home Location Register) dan VLR (Visitor Location Register).
f.
VLR (Visitor Location Register) VLR merupakan penyimpan data sementara dan mengontrol semua informasi pelanggan yang berada pada batas pengontrolannya.
f.
HLR (Home Locater Register) HLR merupakan sistem kontrol database yang menyimpan dan mengontrol parameter-parameter dan informasi lokasi pelanggan yang terdaftar di wilayah pengawasannya.
g.
SMSC (Short Message Service Center) SMSC bertanggung jawab dalam penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat.
20
h.
ISMSC (Intelligent Short Message Service) ISMSC merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM.
i.
Packet Data Service Network (PDSN) PDSN merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem CDMA2000-1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point to Point Protocol (PPP) dengan pelanggan.
j.
Home Agent (HA) HA berperan dalam implementasi protokol Mobile IP dengan meneruskan paketpaket ke FA dan sebaliknya. HA menyediakan keamanan dengan melakukan otentikasi MS melalui pendaftaran Mobile IP. HA juga menjaga hubungan dengan AAA untuk menerima informasi tentang pelanggan.
k.
Authentication Center (AC) Menyimpan data-data berupa parameter authentikasi yang digunakan untuk melakukan validasi MS setiap melakukan akses ke jaringan dan menyediakan kemampuan melakukan enkipsi suara dan layanan data.
l.
Authentication, Authorization and Accounting (AAA) AAA mempunyai peran yang berbeda-beda tergantung pada tipe jaringan dimana dia terhubung. Jika AAA server terhubung ke service provider network, fungsi utamanya adalah melewatkan permintaan otentikasi dari PDSN ke Home IP network, dan mengotorisasi respon dari home IP network ke PDSN. AAA juga menyimpan informasi akunting dari MS dan menyediakan profil pelanggan dan informasi QoS (Quality of Service) bagi PDSN. Jika AAA server terhubung ke home IP network, dia melakukan otentikasi dan otorisasi bagi MS berdasarkan permintaan dari AAA lokal. Jika AAA terhubung ke broker network, dia
21
meneruskan permintaan dan respon antara service provider network dan home IP network yang tidak mempunyai hubungan bilateral. 2.2
RUIM (Removal User Identification Module) Seperti telah di jelaskan di atas bahwa MS terdiri dari ME (Mobile Equipment)
dan RUIM Card atau disebut juga Stater Pack atau dalam teknologi GSM sering disebut dengan nama SIM card. 2.1.1 Komponen RUIM Di dalam R-UIM tersimpan komponen-komponen informasi dan keamanan bagi pelanggan, yaitu : a.
Informasi spesifik pelanggan Informasi tersebut digunakan untuk melakukan fungsi otentikasi, otorisasi dan pelaporan, meliputi informasi-informasi antara lain : identitas pelanggan, informasi otentikasi pelanggan, informasi layanan pelanggan,
b.
Perangkat keamanan yang dikontrol oleh operator Perangkat keamanan dimaksud berupa algoritma otentikasi khusus, algoritma untuk pembangkitan kunci serta manajemen keamanan,
c.
Fleksibilitas universal plastic roaming Dengan adanya RUIM maka pelanggan dapat menentukan secara bebas terminal CDMA yang digunakan.
22
2.3.2 RUIM sebagai Interface a.
Physical Interface Karakter physical interface dari kartu RUIM harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan untuk teknologi CDMA. Menurut standar ISO-7816 terdapat 2 (dua) jenis kartu chip yang dibedakan berdasarkan karakteristik fisik, sistem elektrik dan fungsi memori, yaitu : 1)
Kartu ID-1 RUIM (ISO 7816)
Gambar 2-7 : Kartu ID-1 RUIM.
2)
Kartu plug-in 25x15 mm
Gambar 2-8 : Kartu Plug In RUIM
Kartu Chip ini juga berfungsi sebagai identitas pelanggan, dimana indentitas pelanggan dalam kartu chip disimpan pada memori ROM. b.
Electrical Interface Sistem elektrik pada kartu berhubungan dengan catuan dan kontak-kontak yang berfungsi sebagai jalur keluar masuk informasi data (seperti pada gambar 2-9 :
23
Struktur kontak pada kartu). Sinyal elektrik tersebut digunakan untuk menjalankan mikrosirkit yang terdapat dalam kartu sehingga dikatakan kartu aktif. Dalam operasinya kartu dicatu dari baterai pada perangkat ME (Mobile Equipment). 1)
Input/ Output (I/O) kontak C-7 Kontak ini digunakan sebagai input dan output untuk pertukaran data.
2)
Programming Voltage Vpp kontak C-6 Kontak ini digunakan untuk mensuplai tegangan yang diperlukan dalam memprogram atau menghapus data aplikasi dalam EEPROM.
3)
CLK (Clock) kontak C-3 Clock digunakan sebagai pewaktu untuk mengolah sinyal listrik sebagai informasi data. Frekuensi clock antara 1 – 5 MHz.
4)
RST (Reset) kontak C-2 Sinyal reset terdapat dalam kartu dan dicatu dari perangkat antarmuka atau kombinasi dengan sirkit kontrol reset internal. Jika reset internal digunakan maka catuan tegangan pada Vcc harus aktif.
Gambar 2-9 : Struktur Kontak pada Kartu
Fungsi kontak-kontak sebagaimana dimaksud pada gambar 2-9 di atas adalah : 1)
C1 digunakan untuk input Power Supply (Vcc) dari piranti antarmuka,
2)
C2 untuk reset (RST) dan digunakan oleh piranti antarmuka untuk mengirim sinyal reset ke mikrosirkit kartu,
24
3)
C3 untuk clock (CLK) dan sinyal-sinyal pewaktuan dikirimkan ke kartu melalui kontak C3,
4)
C5 sebagai tegangan referensi (GND), nilai tegangan itu dianggap 0 volt,
5)
C6 secara bebas digunakan untuk memprogram atau menghapus program (Vpp),
6)
C7 menyelenggarakan komunikasi ke dan dari kartu, dan disebut I/O (Input/ Output),
7) c.
C4 dan C8 tidak digunakan.
Logical Interface RUIM merupakan mikrokomputer yang di dalamnya terdapat mikroprosesor sistem memori dan sistem operasi dengan fungsi utamanya sebagai jalur untuk mengakses network. 1)
Fungsi Memori pada RUIM Memori pada kartu chip memiliki 2 (dua) fungsi dasar, yaitu : a)
Tempat penyimpanan data,
b)
Tempat menjalankan algoritma-algoritma untuk pembuktian identitas pelanggan.
2)
Alokasi memory untuk penyimapanan file/ data RUIM yang umum digunakan pada saat ini adalah kapasitas 32KB atau 64KB dan secara spesifik pada RUIM tersebut telah dialokasikan memory untuk menyipan file atau data dengan pembagian alokasi sebagai berikut : a)
ADN (Advance Digital Network) file= 8 KB
b)
SMS file
= 4 KB
c)
PRL file
= 4 KB
d)
Extended PRL file
= 2 kB
e)
General RUIM data
= 3 KB
f)
Additional overhead
= 2 KB
25
3)
Organisasi Memori pada RUIM Organisasi memori pada kartu chip terdiri dari Master File (MF), Dedicated file (DF) dan Elementary File (EF) dengan struktur file seperti gambar 2-10. Untuk aplikasi seluler GSM maupun CDMA memiliki model organisasi memori yang sama, kecuali pengalamatan data file yang berbeda. a)
Dedicated File (DF) Merupakan kelompok fungsional dari file-file yang terdiri dari dedicated file itu sendiri serta semua file yang dikandung oleh dedicated file itu sendiri dalam susunan hirarki.
b)
Elementary File (EF) EF menyimpan aplikasi-aplikasi untuk sistem, antara lain : o
MIN (Mobile Identity Number) atau IMSI (International Mobile Subscriber Indetity),
o
CDMA Home : SID (System Indentification)
& NID
(Network Indentification),
4)
o
MDN (Mobile Directory Number),
o
PRL (Preferred Roaming List).
File ID (File Idetification) Masing-masing file dalam memori dibedakan oleh suatu identifikasi file (ID) sebagai pengenal bagi setiap file dan untuk menunjukan alamat file. File ID terdiri dari 2 byte dan dikodekan dalam notasi heksadesimal, byte pertama dari DF dan EF menunjukkan tipe dari file, dengan skema pengkodean sebagai berikut : a)
‘3F’ Master File, yang merupakan direktori utama (akar direktori),
b)
‘7F’ Dedicated File tingkat pertama,
c)
‘5F’ Dedicated File tingkat kedua,
d)
‘2F’ Elementary File di bawah Master File,
26
e)
‘6F’ Elementary File di bawah Dedicated File tingkat pertama,
f)
‘4F’ Elementary File di bawah Dedicated File tingkat kedua.
Gambar 2-10 : Organisasi memori kartu RUIM
Sedangkan, pengkodean untuk EF terdiri dari header dan bagian tubuh. Terdapat 3 (tiga) macam struktur elementary file yang digunakan pada sistem memori kartu RUIM, yaitu : a)
Transparent EF, strukturnya terdiri dari byte-byte yang berurutan,
b)
Linear fixed EF, strukturnya terdiri dari record-record dengan panjang yang sama (tetap),
c)
Cyclic EF, strukturnya terdiri dari record-record dengan panjang yang sama dan terdapat hubungan antara record akhir dan awal.
Salah satu operasi kartu RUIM adalah operasi seleksi dan untuk operasi ini telah diberikan identifikas file tertentu pada kartu RUIM. Pemilihan suatu file akan dikerjakan di bawah direktori dimana file tersebut berada. Setelah file terseleksi, maka semua tindakan berkenaan dengan file tersebut secara mutlak akan dikerjakan dalam direktori dimaksud. Pengkodean yang digunakan dalam elementary file (EF) menggunakan format biner.
27
2.3.3 Operasi-operasi RUIM R-UIM menjalankan tiga operasi atau fungsi utama, yaitu pengaturan SSD (Shared Secret Data), perhitungan otentikasi dan pembangkitan kunci-kunci enkripsi, pengaturan parameter call history. 2.3.4 Parameter RUIM Di dalam R-UIM tersimpan data spesifik sebagai parameter untuk menjamin koneksi ke network CDMA, yaitu : a.
Algoritma untuk otentikasi dan keys generation, biasanya digunakan algoritma CAVE (Cellular Authentication and Voice Encryption) untuk menghasilkan 128bit sub-key yang disebut Shared Secret Data (SSD).
b.
A-Key (Authentication Key), hanya dapat digunakan oleh algoritma untuk key generation. A-key dapat diprogram ke dalam R-UIM secara langsung oleh service provider atau melalui prosedur OTA (over the air). A-key ini tidak dapat diakses oleh ME,
c.
SSD (Shared Secret Data),, hanya dapat diakses oleh fungsi-fungsi otentikasi dan key generation. SSD tidak dapat diakses oleh ME,
d.
Temporary secret parameter, digunakan untuk pembangkitan ciphering key bagi proses otentikasi,
e.
COUNT (Counter), dapat diakses oleh ME dan COUNT akan bertambah seiring perintah dari network,
f.
IMSI (International Mobile Subscriber Indetity), terdiri dari IMSI_M dan IMSI_T, IMSI_M berisi Mobile Identification Number (MIN) dalam 10 digit dan IMSI_T tidak berhubungan dengan MIN. Subscription Identity dapat diakses oleh ME,
g.
PRL (Preferred Roaming List), parameter ini digunakan untuk proses selection & acquisition ke network dengan indetifikasi ‘6F30’,
h.
RUIMID, parameter yang tersimpan dalam EF RUIMID dengan identifikasi ‘6F31’,
28
i.
Service Programming Code (SPC), mempunyai identifier ‘6F33’. SPC digunakan dalam prosedur OTASP (Over the air Service Provisioning)/ OTAPA (Over the air Parameter Administration),
j.
OTAPA/ SPC_Enable, mempunyai identifikasi ‘6F34’, dan menyimpan input dari user untuk prosedur OTASP/OTAPA,
k.
NAM_LOCK, mempunyai identifikasi ‘6F3’, dan menyimpan status lock/ unlock dari NAM (Number Asignment Module). NAM merupakan modul memori dimana MIN (Mobile Identification Number) dan parameter spesifik lainnya dari pelanggan disimpan dalam modul tersebut.
2.3
Indentitas dari Network CDMA Untuk melakukan identifikasi suatu jaringan CDMA, kita dapat melakukannya
dengan melihat beberapa aspek, antara lain sebagai berikut : 3.2.1 Lisensi Frekuensi Pengaturan lisensi frekuensi di Indonesia adalah kewenangan pemerintah sebagai regulator dalam hal ini lisensi dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi. Secara garis besar lisensi mengatur tentang dua hal, yaitu : a.
domain geografi, mengatur tentang fisik wilayah yang merupakan coveredge operasional dari suatu opertor,
b.
domain frekuensi, mengatur tentang alokasi frekuensi yang diberikan secara individu kepada setiap operator.
3.2.2 Indentitas dari Sistem CDMA Dalam jaringan CDMA terdapat empat buah informasi spesifik sebagai identitas jaringan, yaitu : o
SID (System Identification),
o
NID (Network Identification),
o
IMSI (International Mobile Subscriber Indetity)
o
Band frekuensi atau kanal frekuensi.
29
a.
SID (System Identification) SID digunakan untuk mengidentifikasi equipment NSS (Network sub System) dalam hal menetukan larangan atau pembatasan akses serta menetapkan larangan atau pembatasan roaming, sealin itu oleh MSC, SID juga digunakan sebagai identitas dan properti dari record rute panggilan roaming sebagai dasar penagihan antara mitra roaming. Secara khusus SID juga didefinisikan sebagai area yang meliputi satu kota atau satu wilayah yang lebih besar, mamun tidak ada petunjuk jelas untuk ukuran dari SID.
Satu operator mungkin punya cakupan yang meliputi seluruh wilayah
negara tetapi untuk negara tertentu SID jumlahnya bisa puluhan, bahkan terkadang ratusan kota atau area. Setiap SID yang diberikan kepada operator tertentu adalah unik dan pengaturan alokasi suatu SID menjadi otoritas operator atau otoritas regulator dengan mengikuti aturan dari IFAST (International Forum on ANSI-41 Technology), TIA (Telecommunications Industry Association) dan EIA TSB-29D (Electronic Industry Association), b.
NID (Network Identification) Suatu NID secara opsional digunakan untuk mengidentifikasi jaringan NSS dan suatu NID adalah bagian dari suatu SID. NID biasanya mengidentifikasikan, antara lain yaitu : different rating areas, toll areas, private networks, MSC boundaries atau bagian lain dari operator yang mungkin dapat dicirikan SID. Secara administrasi penetapan suatu NID adalah otoritas operator yang memiliki SID.
d.
IMSI (International Mobile Subscriber Indetity) IMSI adalah suatu numbering identity yang diwakili oleh 15 digit angka yang digunakan dalam CDMA network dan IMSI disimpan dalam MS/ RUIM card, HLR dan VLR dan ditransmisikan dalam wireless interface dan MAP interface. IMSI mengadopsi standar E.212 coded sistem.
30
Gambar 2-11 : Struktur IMSI
1)
MCC (Mobile Country Code) MCC adalah identitas negara di mana jaringan itu beroperasi. MCC yang dikeluarkan oleh Telecommunikcations Standardization Body (TSB) dari International Telecommunications Union (ITU) berlaku secara global dan unik. Tabel 2-1 : Sampel kode MCC untuk beberapa Negara
31
2)
MNC (Mobile Network Code) Mencirikan operator pada satu kode negara tertentu dan diperlukan bila terdapat network yang berbeda-beda pada satu kode negara.
3)
MSIN (Mobile Subcriber Identification Number) Mencirikan nomor identitas pelanggan contoh : 8810037178.
2.3.1 Band Class dan Kanal Radio Frekuensi Setiap sistem CDMA beroperasi pada frekuensi tertentu yang diatur secara khusus dalam pembagian kanal tertentu dari band kelas. Band kelas adalah istilah standar yang digunakan untuk menjelaskan dari segmentasi spekturm frekuensi. Sedangkan kanal adalah alokasi yang merupakan bagian dari bandwidth yang ada di setipa band kelas dan nomor kanal terkait erat dengan band kelas. Alokasi frekuensi untuk teknologi CDMA di Indonesia dilakukan dengan konsep pebagian kanal frekuensi dengan spacing kanal masing-masing sebesar 30KHz, masingmasing operator mendapatkan lisensi berdasarkan aloksi kanal yang berbeda-beda serta berdasarkan pengelompokan band class. a.
Band Class 0 Band Class 0 diperuntukan untuk operator CDMA yang beroperasi pada blok frekuensi 800MHz. Operator CDMA yang menggunakan Band Class 0 ini adalah Telkom FLEXI, Stare One, Esia dan Fren. Tabel 2-2 : Pembagian kanal dan frekuensi pada Band Class 0
32
Cara menghitung frekuensi operasi berdasarkan nomor kanal CDMA pada Band Class 0 menggunakan rumus sebagai berikut : Tabel 2-3 : Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal pada Band Class 0
Sebagai contoh : Kanal frekuensi TELKOMFlexi adalah kanal nomor (N) = 37 artinya frekuensi operasi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1)
untuk BTS bekerja pada center frequency (F)
= (0.03 x N) +870 = (0.03 x 37)+870 = 871.11 MHz
2)
untuk MS bekerja pada center frequency (F) = (0.03 x N) + 825 = (0.03x37)+825 = 826.11 MHz
c. Band Class 1 Band Class 1 diperuntukan untuk operator CDMA yang beroperasi pada blok frekuensi 1900MHz.
Operator CDMA yang menggunakan Band Class 1 ini
adalah : Smart Telecom (Smart). Tabel 2-4 : Pembagian kanal dan frekuesi pada Band Class 1
33
Rumus yang digunakan untuk menghitung frekuensi operasi pada Band Class 1 adalah sebagai berikut : Tabel 2-5 : Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal pada Band Class 1
c.
Band Class 5 Diperuntukan untuk operator CDMA yang beroperasi pada blok frekuensi 450MHz dan satu-satunya operator CDMA di Indonesia yang menggunakan Band Class 5 yaitu Sampoerna Telkom (Ceria). Tabel 2-6 : Rumus untuk menghitung frekuensi operasi berdasar nomor kanal pada Band Class 5
d.
Guard Band Untuk menghindari interferensi antara dua operator CDMA terdapat pemisah frekuensi yang disebut guard band.
Besaran guard band adalah selebar
1,23MHz atau lebih dari 40 kanal untuk band frekuensi 800MHz dan selebar 1,25MHz band frekuensi 1900MHz yang dihitung antara frekunsi tengah (center frequency) operator yang satu dengan frekuensi tengah operator lainnya.
34
2.4
PRL (Preferred Roaming List) Preferred Roaming List (PRL) adalah merupakan database yang tersimpan dalam
RUIM card yang memuat informasi untuk membantu proses seleksi dan proses akuisisi oleh MS ke network CDMA. Proses seleksi dan proses akuisisi adalah proses untuk mencari service provider serta pendudukan network. PRL di-creat oleh operator serta tidak dapat diakses oleh user dan PRL dibutuhkan MS untuk mengetahui carrier mana yang harus dicari (searching) pada saat dihidupkan pertama kali dan tanpa PRL perangkat tersebut tidak akan dapat melakukan jelajah (roaming) untuk memperoleh layanan pada home area yang hendak dituju. 2.4.1 Srtuktur PRL Bila dilihat berdasarkan strukturnya, maka PRL terdiri dari tiga table, yaitu : o
Properties set (header information),
o
Acquisition Tabel (Tabel Akuisisi)
o
System Tabel (Tabel Sistem).
Gambar 2-12 : Struktur PRL
35
a.
PRL header Header PRL berisikan properti dari seluruh PRL, properti ini menyediakan informasi umum tentang PRL seperti nama atau identitas, standar dan jenis PRL, Tabel 2-7 : Header PRL
1)
PR_LIST_ZISE (Preffered Roaming List Size), field ini digunakan untuk mengeset total size (dalam oktet) dari suatu PRL temasuk field PR_LIST_ZISE dan PR_LIST_CRC,
2)
PR_LIST_ID (Preferred Roaming List ID) adalah nomor antara 0 dan 65535 yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi serta mengontrol versi PRL.
3)
PREF_ONLY (Preferred only) adalah idikasi atau standar yang menunjukkan bahwa hanya sistem yang dapat digunakan adalah system yang telah didefinisikan dalam PRL. Ketika field PREF_ONLY di set ’0’ (not checked) maka disebut ”permissive PRL” artinya sistem yang tidak didifinisikan dalam PRL diperbolehkan untuk digunakan, namun penggunaan flag ini bukan berarti bahwa PRL dapat diabaikan atau layanan dapat diberikan oleh sistem yang tidak didifinisikan dalam PRL karena dalam proses seleksi pencarian MS ke sistem akan dilakukan terhadap sistem yang ‘preferred’ yang telah diidentifikasi oleh PRL.
36
4)
DEF_ROAM_IND (Default Roaming Indikator) merupakan standar yang merupakan roaming indikator yang digunakan untuk sistem yang tidak didefinisikan di dalam PRL, hal ini berlaku ketika prefered only diset ”0” (not checked).
5)
NUM_ACQ_RECS (Number of Acquisition Record), field ini digunakan untuk mengeset jumlah record untuk content tabel Akuisisi,
6)
NUM_SYS_RECS (Number of System Record), field ini digunakan untuk mengeset jumlah record untuk content tabel System,
7)
PR_LIST_CRC (Cyclic Redudanty Code for Preferred Roaming List), field ini di-set dengan 16 bit CRC yang merupakan code pendeteksi error yang berupa bit-bit parity ceck,
Gambar 2-13 : Contoh tampilan editor dari header PRL
b.
Tabel Akuisisi Tabel Akuisisi merupakan daftar indek dari yang memuat record band dan frekuensi dari suatu provider agar MS dapat melakukan pencarian sistem tertentu. Table Akuisisi adalah digunakan untuk mengoptimalkan waktu proses akuisisi dengan hanya mengidentifikasi frekuensi yang harus dicari dalam urutan prioritas. Tabel akuisisi terdiri dari minimal 1 hingga 512 records dan informasi yang terdapat dalam tabel Akuisisi adalah sebagai berikut : •
network type,
•
daftar kanal atau block RF,
37
Tabel 2-8 : Contoh Tabel Akuisisi
1)
ACQ_INDEX (Acquisition Index) ACQ_INDEX merupakan nomor indeks yang menunjukan urutan prioritas dari record yang ada pada tabel Akuisisi, contoh: dari tabel di atas, bahwa field ACQ_TYPE dengan value ‘0110’ mempunyai ACQ_INDEX ”0” artinya menunjukan prioritas paling tinggi.
2)
ACQ_TYPE (Acquisition Type) Menunjukan type network yang akan didefinisikan pada table Akuisisi. a)
“0000” cadangan,
b)
“0001” artinya type network Celular Analog,
c)
“0010” artinya type network Celullar Standard Channel,
d)
“0011” artinya type network Cellular CDMA Custom Channel,
e)
“0100” artinya type network Cellular Preferred,
f)
“0101” artinya type network PCS CDMA Using Block,
g)
“0110” artinya type network PCS CDMA Using Channel,
h)
“0111” artinya type network JTACS Standard Channel,
i)
“1000” artinya type network JTACS Custom Channel,
j)
“1001” artinya type network 2GHz Band Using Channel,
k)
“1011” - “1111” cadangan,
38
3)
Acquisition Parameter Contoh : a)
untuk Cellular CDMA Using Channel : Field ini menunjukan jumlah kanal dan daftar nomor kanal yang akan didefinisikan.
Gambar 2-14 : Contoh tampilan editor untuk PCS CDMA Using Channel
b)
untuk Cellular CDMA Using Block : Field ini menunjukan blok RF yang akan didefinisikan.
Gambar 2-15 : Contoh tampilan editor untuk PCS CDMA Using Block
b.
Tabel Sistem Tabel Sistem berisikan daftar prioritas akses yang diijinkan (preferred system) serta akses yang dilarang secara tegas (negative system) oleh sistem yang dikunci oleh pasangan SID dan NID. Dengan adanya daftar index SID dan NID dalam MS sangat mungkin melakukan larangan/ pembatasan akses karena sistem tidak merekomendasikan atau dapat melakukan kontrol melaui sistem seleksi.
39
Tabel sistem terdiri dari minimal 1 hingga 16.384 record dan informasi yang terdapat pada Tabel Sistem terdiri dari file-file, sebagai berikut : •
daftar index SID & NID,
•
area RF (kanal frekuensi),
•
area geografis (GEO),
•
prioritas relatif yang ditetapkan,
•
larangan sistem (negative system) yang ditetapkan,
•
otoritas roamning yang ditetapkan.
Tabel 2-9 : Contoh Tabel Sistem
Gambar 2-16 : Contoh tampilan editor dari table Sistem
40
1)
SID SID digunakan untuk mengidentifikasi equipment dalam NSS (Network sub System). Field SID terdiri dari 15 bit yang dapat diwakili oleh lima angka desimal antara 0 - 32.763. Alokasi SID untuk local mobile network CDMA di Indonesia :
2)
a)
Untuk Flexi: SID: 10496,
b)
Untuk Fren: SID: 10530,
c)
Untuk Esia: SID: 10623,
d)
Untuk Starone: SID: 10817.
NID Field NID adalah merupakan field opsional dan field NID dapat di-set hingga 16 bit atau dapat diwakili oleh angka desimal 0 – 65535. Contoh : a)
’0’ digunakan untuk merepresentasikan bahwa BTS dalam SID area,
b)
’65535’ digunakan untuk mengindikasikan bahwa MS dapat roaming dalam keseluruhan SID area.
3)
PREF-NEG (Prefered/ Negative System) Sebagai tambahan bahwa dalam skema PRL memungkinkan operator meng-create ”preferred” atau “negative system (daftar negatif)”, apabila diperlukan. a)
Field diset bit “1” artinya preferred system,
b)
Field diset bit “0” artinya negative system.
Daftar negatif yang inputkan dimaksudkan untuk mencegah MS mengakses sistem.
41
4)
GEO (Geographycal Region Indicator) GEO adalah merupakan wilayah geografi dari suatu area layanan yang biasanya merupakan boundary dari satu group set sistem. a)
Saat pertama kali menginput record, field GEO diset bit “0”,
b)
Record berikutnya diset bit “1”, jika GEO yang akan dientrikan sama dengan record sebelumnya, namun pada editor biasanya digunakan flag “SAME”,
c)
Record berikutnya diset bit “0”, jika GEO yang akan dientrikan tidak sama dengan record sebelumnya (GEO lain), namun pada editor biasanya digunakan flag “NEW”.
Jika terdapat kasus dimana suatu opreator mempunyai banyak wilayah GEO dan diantaranya termasuk dalam daftar negatif atau hanya beberapa area yang dapat diijinkan diakses MS, maka diperlukan kombinasi masukan antara MCC, IMSI_11_12 dengan pasangan SID/ NID agar dapat membangun suatu definisi wilayah GEO yang baru.
Sebagai catatan
bahwa masukan SID dan NID serta masukan MCC dan IMSI_11_12 dapat dikombinasikan dengan single area Geografis (GEO). Dalam hal ini MS pertamakali akan mencoba mencocokan SID dan NID, selanjutnya apabila tidak menemukan SID dan NID IMSI_11_12.
kemudian mencocokkan MCC dan
Dengan kata lain bahwa roaming partner lainnya dapat
didefinisikan dari minimum satu masukan MCC dan IMSI_11_12 didefinisikan lebilanjut dalam rincian daftar SID, NID atau kombinasi keduanya.
Gambar 2-17 : Hubungan atara SID/ NID dan IMSI
42
5)
PRI (Relative Priority Indicator) Priority mempunyai relevansi dengan GEO, dan prioriti berhubungan dengan pengentrian untuk record berikutnya pada table sistem. a)
Jika PREF_NEG pada table sistem diset “0”, maka field ini dapat diabaikan,
b)
Jika pada record berikutnya field PREF_NEG diset “0” dan field PRI juga diset “0”, maka tidak memiliki arti,
c)
Jika menginginkan record ini mempunyai prioritas lebih dari record berikutnya, maka field ini diset “1” atau diberikan flag “MORE”,
d)
Jika menginginkan record ini mempunyai prioritas sama dengan record berikutnya, maka field ini diset “0” atau diberikan flag “SAME”,
6)
ROAM_IND (Roaming Indicator) Indikator ini menetapkan fleksibilitas pilihan untuk layanan roaming. a)
Field diset bit “1” atau “On” jika sistem menyediakan layanan roaming,
b)
Field diset bit “0” atau “Off” jika sistem tidak menyediakan layanan roaming.
2.4.2 Ukuran PRL a.
Ukuran record pada table Akuisisi Tabel 2-10 menunjukan perbandingan ukuran masing-masing record yang terdapat pada tabel Akuisisi untuk setiap type netwoUrk CDMA, gambaran terhadap besaran ukuan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan perangkat terkait dengan penggunaan memory.
43
Tabel 2-10 : Ukuran record pada tabel Akuisisi utuk tiap type network
b.
Ukuran record pada tabel System Tabel 2-11 menunjukan perbandingan ukuran dari bergagai type record yang terdapat pada tabel Sistem. Perbedaan yang signifikan dapat terlihat pada sistem yang ’preferred’ dan pada ’system yang negative’ begitu juga pada sistem yang menggunakan NID dan sistem yang tidak menggunakan NID. Tabel 2-11 : Ukuran dari record pada tabel Sistem
2.4.3 Proses Akuisisi dan Seleksi Untuk mempermudah pemahaman konsep PRL pada pembahasan berikut akan menerangkan tentang proses sistem seleksi yang dilandasi pada tabel akuisisi dan tabel sistem yang telah diterangkan sebelumnya. a.
Tiap-tiap BTS CDMA menyebarkan SID dan NID pada sistem overhead messages,
44
b.
Power up pada MS akan memalukan scan terhadap sistem CDMA untuk mengidetifikasi sistem yang sesuai, dengan mengunakan informasi yang terdapat tabel akuisisi,
c.
Setelah MS memperoleh sistem yang sesuai, maka selanjutnya akan menerapkan sistim seleksi dengan cara mengecek field SID & NID dan setelah menemukan sistem BTS dengan record SID yang sesuai Tabel Sistem, maka selanjutnya MS akan mengidentifikasi GEO untuk menentukan bahwa ”preferred system” terdapat dalam GEO tersebut. Kalau MS tidak berhasil menemukan sistem dengan SID sama dengan record pada tabel Sistem, maka MS akan melakukan pemilihan ulang untuk mencari sistem dengan record SID yang sesuai.
Gambar 2-18 : Diagram alur dari proses akuisis dan proses seleksi
45
2.4.6 Perintah Updating PRL Updating PRL biasanya dilakukan apabila perangkat MS akan digunakan di luar home area frekuensi atau apabila perangkat MS menggunakan multiple area, updating PRL ini dilakukan dengan tujuan agar MS dapat diijinkan melakukan roaming di dalam home carrier. Dalam kasus mingrasi frekuensi ini beberapa operator CDMA melakukan perubahan konfigurasi networknya dengan mengubah area frekuensi RF, konsekuensinya semua MS perlu diupdate PRL berdasarkan konfigurasi frekuensi RF baru, sehingga dapat dikatakan bahwa pemeliharaan PRL merupakan hal kompleks dan menakutkan bagi para operator. Perintah updating PRL pada MS dapat dilakukan dengan mempergunakan metoda OTA (over the air) ataupun metoda manual atau sering disebut juga metoda off air. a.
Over the air (OTA) 1)
OTA provisioning system OTA provisioning merupakan fitur layanan untuk proses transfer, download dan install content melalui network wireless secara on demand. Dalam skenario bisnis aplikasi mobile, OTA provisioning system merupakan komponen penting yang membuat content dapat ditransfer ke mobile station sekaligus dapat dilakukan proses pentarifan terhadap pengguna content tersebut. Dalam implementasi sesungguhnya, sebuah OTA provisioning system bertindak sebagai content management yaitu kemampuan untuk mengatur data base content misalnya untuk mengatur mekanisme updating content dan juga termasuk mekanisme yang memudahkan pihak developer untuk menempatkan content didalam content repository. Untuk itu, operator perlu melakukan proses otentifikasi content yang akan ditempatkan di Content Repository. OTA provisioning dapat dilakukan dengan dua cara yaitu atas inisiatif jaringan atau atas inisiatif pengguna.
46
a)
OTASP (Over the Air Service Provisioning) Provisioning ini dilakukan sepenuhnya atas inisiatif user, sesi provisioning ini dimulai ketika pengguna secara manual memasuki kode aktivasi sistem yang dipilih.
b)
OTAPA (Over the air Parameter Administration) Provisioning ini dilakukan atas inisiatif network yang dioperasikan pusat pusat layanan pelanggan (administrator) dan tanpa interaksi user.
Terkait dengan program migrasi frekuensi TELKOMFlexi, implementasi OTA provisioning akan dimanfaatkan untuk tujuan updating PRL pada kartu RUIM. 2)
Arsitektur OTA provisioning system Secara umum, arsitektur untuk provisioning OTA terdiri atas beberapa komponen utama yaitu sebagai berikut :
a)
MS (Mobile Station) MS atau terminal pelanggan yang digunakan harus memiliki kemampuan OTA menggunakan standar IS-683-x agar dapat mengakses suatu aplikasi pada suatu provisioning portal untuk melakukan download file.
b)
Network CDMA IS-95 A/B, 2000 1x Network CDMA dimaksud terdiri dari : o
Short Message Service Center (SMSC),
o
Radio Acess Network (IS-95 A/B, 2000-1x),
o
CDMA Mobile Switching Center (MSC mendukung ITU White/ Blue Book and ANSI SS7),
47
c)
o
Customer Care and Billing,
o
HLR menggunakan IS41/ IS-725,
o
Authentication Center (AC).
Over The Air Function (OTAF) OTAF
adalah
bahasa
standar
yang
digunakan
untuk
menterjemahkan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk permintaan dan menyampaikan OTA provisioning baik melalui cara OTASP atau OTAPA.
Gambar 2-19 : Arsitektur OTASP
d)
OTA Platform OTA Platform adalah sistem yang berfungsi sebagai provisioning portal yang memjalankan operasi permintaan atau pengiriman melalui fungsi OTAF. Sistem menyediakan menu dengan format khusus (biasanya ditulis dalam WML atau HTML) dan
48
menyediakan list dari PRL yang telah dibangun oleh operator untuk didownload oleh user. Jumlah varian PRL yang dapat disimpan pada platform OTA ini adalah sangat terbatas. PRL yang akan
dideliver ke user terlebih dahulu dilakukan konfigurasi
secara khusus oleh operator dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain kompabilitas terminal pelanggan dan jenis layanan yang diberikan ke pelanggan. Layanan lainnya yang dapat diberikan OTA Platform, yaitu antara lain : o
Multi channel-based OTA, digunakan untuk provisioning bermacam macam services sesuai yang diinginkan melalui IVR dan channel lainnya seperti WEB, WAP.
o
Auto Device Detection and Configuration, digunakan untuk setting configurasi secara otomatis melalui network sekaligus dapat memberikan notifikasi kepada pelanggan bahwa terminal mereka sudah siap digunakan bukan hanya untuk voice, tapi juga untuk MMS, WAP, Email, dan sebagainya.
o
Firmware Update, digunakan untuk keperluan peluncuran layanan, feature baru atau software patch untuk diinstal pada terminal.
o
Security Feature, salah satu contoh aplikasi yang penting di sini adalah locking dan unlocking.
o
Diagnostic & Network Performance/ Availability Monitoring from User Perspective, dengan fasilitas ini operator juga dapat melihat performansi network mereka dari perspektif subscriber.
e)
System Selection for Preferred Roaming (SSPR) SSPR adalah merupakan standar bahasa untuk PRL. SSPR disebut juga PRL download dan komponen ini merupakan bagian dari OTASP.
49
f)
Customer Service Center (CSC) CSC adalah call center atau berupa Automated Voice Respon Unit (AVRU) yang merupakan bagian
dai komponen OTASP dan
terhubung dengan pelanggan untuk memberikan layanan download PRL dengan standar bahasa program SSPR. a)
Standar OTASP o
IS-683-x menjelaskan interaksi antara MS ke BTS khususnya mendefinisikan OTASP protokol dan pesan yang terdapat pada enkapsul CDMA Data Burst yang dikirimkan melalui OTA. IS-683-x juga mendefinisikan tentang PRL.
o
IS-725 menjelaskan interaksi antara Circuit-switched Core Network (MSC, yang CSC dan HLR) dengan OTA Platform.
b.
Update PRL manual (off air) Metoda off air ini biasanya juga dilakukan untuk mensolusikan apabila terjadi kegagalan proses updating PRL via OTA atau tidak bisa dilakukan via OTA contohnya untuk terminal non RUIM/ ESN (Electronic Serial Number) based. 1)
Updating PRL menggunakan Card Reader Updating PRL dengan metoda off air salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan Card Reader. Card reader digunakan untuk melihat dan mengedit data pada RUIM (Removable Pengguna Identity Module) di CDMA, SIM (Subscriber Identity Module) dalam GSM dan UICC (Universal Integrated Circuit Card) dalam jaringan UMTS. Penggunaan card reader ini sangat efektif karena dapat menyederhanakan perintah pengeditan. Untuk perintah updating, pakar SIM hanya cukup menulis script untuk batch yang akan di-update dan selanjutnya pengguna tinggal melakukan perintah update guna mengirimkan file ke RUIM/ SIM.
50
a)
Fungsi card reader o
File Manager
:
akses
file
pada
kartu
SIM
serta
menginterpretasikan properti dari file, o
Command
Manager
:
mengirimkan
perintah
update
.disesuaikan dengan parameter yang diinginkan, o
Script Manager
: menyediakan fasilitas untuk mengatur
penulisan script untuk batch of command, o
Trace Manager : menelusuri semua perintah yang dikirim serta memberikan respon.
b)
Persyaratan: o
Komputer yang dilengkapi dengan port COM atau USB dan operating system Windows 2000/XP/2003,
o
Driver card reader.
Gambar 2-20 : Konfigurasi Card Reader
2)
Updating PRL pada terminal non RUIM/ ESN based Untuk keperluan updating PRL pada terminal non RUIM/ ESN based harus dilakukan secara inject oleh operator, dalam hal ini untuk pelanggan TELKOMFlexi harus dilakukan di Plasa TELKOM.
51
Proses inject dilakukan sebagai berikut : a)
Untuk mendapatkan MDN (Mobile Directory Number) dan MIN (Mobile Identification Number) pelanggan harus mendatangi service center operator dengan menunjukan ESN (Electronic Serial Number) MS yang akan diinject. ESN merupakan nomor serial yang tertera dalam perangkat yang dilakokasikan pabrikan selama proses manufaktur dan digunakan untuk mengidentifikasi single MS. ESN ini biasanya terdiri 8 digit bilangan Decimal.
b)
Operator akan menginputkan nomor ESN (electronic Serial Number) ke dalam sistem apklikasi pada komputer untuk diubah ke dalam betuk bilangan Hexa Decimal,
c)
Setelah ESN diinput selanjutnya dengan adanya MDN dan MIN tadi, maka setting NAM (Number Assignment Module) dapat dilakukan. Setting yang dilakukan meliputi antara lain : input SID/NID, primary channel parameter, secondary channel, dan file lainnya yang diperlukan.
2.4.4 Updating PRL untuk layanan FlexiCOMBO Telkom Flexi dengan inovasi barunya yang diberi nama FlexiCOMBO telah memberikan layanan yang lebih memudahkan pelanggan khususnya mereka yang memiliki mobilitas tinggi antar kota yaitu dengan enhanced layanan Flexi. Pengguna bisa menikmati layanan voice, SMS dan data tanpa harus menggati kartu di setiap kota. Untuk mendapatkan layanan FlexiCOMBO di area DIVRE II dan DIVRE III, maka ada keharusan dilakukan updating PRL bagi setiap pelanggan yang akan mengunakan layanan FlexiCOMBO di area tersebut. Updating PRL harus dilakukan secara otomatis via OTA sebelum pelanggan dimaksud tiba di kota yang hendak dituju. c.
Definisi Layanan FlexiCOMBO merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan Flexi untuk tetap medapatkan layanan Flexi walaupun sedang berada di luar ‘home’
52
area.
FlexiCOMBO merupakan teknologi Multi MDN single MIN yang
memungkinkan pelanggan bisa memiliki tiga nomor Fiexi, terdiri dan satu nomor induk dan dua nomor temporer (nomor pinjaman sementara) yang dapat digunakan di tiga kota berbeda kode area di seluruh cakupan layanan Flexi dengan pembebanan tagihan secara terpusat pada nomor induk. Dua nomor anak temporer tersebut dapat diaktifkan setiap saat oleh pelanggan sesuai dengan kota yang hendak dituju.
Layanan FlexiCOMBO membutuhkan inisiatif dari
pelanggan untuk proses aktivasi agar mendapatkan nomor pinjaman sebelum keluar ‘home’ area. d.
Provisioning FlexiCOMBO Proses provisioning untuk permintaan layanan FlexiCOMBO dapat diuraiakan sebagai berikut : 1)
Request dilakukan oleh pelanggan dengan mengirimkan syntax SMS pada saat pelanggan masih berada di home area,
2)
SMS akan direspon oleh SMSC, dan selanjutnya SMSC (SMS Center) melakukan validasi syntax serta semantic dan juga validasi terhadap duplikasi request, kemudian meneruskannya ke MSPG (Multi Service Provisioning Gateway),
3)
MSPG yang merupakan provisioning engine akan mentranslasikan request dalam level transaksi menjadi level NE (Network Element) request provisioning, yang berisikan database transaksi dan algoritma validasi transaksi. Salah satunya adalah untuk layanan provisioning FlexiCOMBO dan MSPG juga menyimpan data base Nomor COMBO (pinjaman).
4)
PSG yang merupakan modular yang berfungsi adapter atau interface antara MSPG dan HLR (Home Locater Register) serta WIN (Wireless Intelligent Network) PSG akan mengambil data base FlexiCOMBO dari MSPG hingga 3 (tiga) kali retry sebelum request tersebut dinyatakan failed. MSPG akan menginformasikan kembali status succes atau failed setiap request ke MS dilewatkan via SMSC.
5)
PSG akan memerintahkan HLR dan WIN melakukan provisioning untuk aktivasi FlexiCOMBO.
53
6)
MS akan menerima informasi status succes atau failed, akan dikirimkan via SMS.
Gambar 2-21 : Profisioning request layanan FlexiCOMBO
2.5
Autentifikasi RUIM-ME dengan Network CDMA2000 1X R-UIM menyimpan dan mengatur SSD (Shared Secret Data) yang digunakan
untuk perhitungan respon otentikasi dan pembangkitan kunci. SSD diturunkan dari A-key yang tersimpan dalam UIM. Update SSD dimulai ketika network mengirimkan perintah UPDATE SSD, yang berisi parameter RANDSSD (Random Number 56 bit generated by the AC), ke ME.
Gambar 2-22 : Fungsi Base Station Challenge
54
Satu-satunya entitas yang mungkin meng-update SSD pelanggan adalah home network pelanggan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 2-22. Ketika network meluncurkan update SSD ke pelanggan tertentu, ME pelanggan akan menyimpan parameter RANDSSD dan kemudian membangkitkan suatu random number yang disebut RANDSeed. ME memulai fungsi Base Station Challenge dengan mengirimkan parameter RANDSeed ke UIM. Hal ini menyebabkan UIM membangkitkan RANDBS (Base Station Random Variable). Perintah Get Response memerintahkan UIM untuk mengirimkan RANDBS ke ME, yang kemudian melanjutkannya ke network.
Gambar 2-23 : Fungsi update SSD, perhitungan AUTHBS
Selanjutnya ME menjalankan fungsi update SSD dengan mengirimkan perintah ke UIM, berisi parameter RANDSSD dan control data field (gambar 2-23). UIM kemudian menghitung nilai baru SSD dan juga menghitung nilai yang diharapkan (expected value) dari respon network terhadap RANDBS, yang disebut AUTHBS (Base Station Authentication Response). Parameter ESN dan IMSI yang digunakan dalam perhitungan ini ditentukan pada saat R-UIM dipasangkan
ke ME.
55
Gambar 2-24 : Fungsi Confirm SSD
Pada network, parameter RANDSSD juga digunakan untuk membangkitkan nilai baru SSD. Ketika RANDBS diterima dari ME, network akan menggabungkannya dengan SSD baru untuk menghitung AUTHBS. AUTHBS kemudian dikirimkan dari network ke telepon pelanggan (gambar 2-24). ME meneruskan nilai AUTHBS yang diterimanya ke UIM sebagai parameter fungsi Confirm SSD. UIM kemudian membandingkan nilai AUTHBS yang dihitungnya dengan nilai yang dikirim oleh network. Jika nilainya sama, maka prosedur update SSD telah sukses. Nilai SSD yang baru kemudian disimpan dalam memori semi-permanen UIM dan digunakan untuk semua perhitungan otentikasi. Jika nilai AUTHBS tidak sama, maka UIM akan membuang nilai SSD baru dan tetap memakai nilai yang lama.
BAB III TAHAPAN MIGRASI FREKUENSI DAN PENGUMPULAN DATA
Secara garis besar skenario dalam pelaksanaan migrasi frekuensi TELKOMFlexi di DIVRE II dan DIVRE III dapat dikelompokan dalam tahapan, sebagai berikut : •
Tahapan persiapan pra Migrasi Frekuensi
•
Tahapan data gathering,
•
Tahapan identifikasi, validasi data serta anlaisa data,
•
Tahapan eksekusi,
•
Tahapan evaluasi.
3.1
Kondisi yang Diharapkan Dilihat dari aspek layanan kepada pelanggan terdapat beberapa konsisi yang
diharapkan dari proses migrasi frekuensi, yaitu sebagai berikut : a.
Perlunya pejadwalan yang baik dari tahapan migrasi frekuensi,
b.
Proses kompensasi/ substitusi kepada pelanggan dapat dilaksanakan dengan baik sebelum eksekusi migrasi frekuensi dilaksanakan,
c.
Ketika Setelah jaringan 1900 MHz dimatikan; diperlukan optimasi jaringan yang intensif agar performansi 800 MHz menjadi lebih baik,
d.
Ketika Flexi ketika migrasi sudah dilaksanakan agar complay dengan kanal frekuensi yang baru, maka updating PRL harus dilakukan terhadap : 1)
Seluruh pelanggan tanpa terkecuali baik yang menggunakan terminal inject maupun terminal RUIM base,
2)
Kartu RUIM yang statusnya belum aktif (masih berada di Dealer, outletoutlet atau tersimpan sebagai persediaan) agar saat aktivasi dapat langsung tersambung dengan jaringan TELKOMFlexi.
3)
Seluruh pelanggan yang akan melakukan kunjungan (visit) ke home area DIVRE II dan DIVRE III dengan menggunakan layanan FlexiCOMBO agar saat tiba di home area dimaksud dapat berkomunikasi.
57
3.2
Tahapan Persiapan Pra Migrasi Frekuensi Persiapan secara matang sangat diperlukan sebelum pelaksanaan migrasi
frekuensi dimulai, agar saat pelaksanaannya nanti berjalan dengan baik dan lancar. 3.2.1 Persiapan Umum (General preparation) a.
Pembentukan Team Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) sangat diperlukan guna merumuskan serta menjamin pelaksanaan pekerjaan migrasi frekuensi ini dapat berjalan sesuai yang dinginkan. SATGAS juga berperan meningkatkan kordinasi serta sinegi antara back room (bidang teknis dan support)
dengan front room dan SATGAS
hendaknya diberikan kewenangan dalam pengambilan kebijakan sampai dengan eksekusi di lapangan. b.
Pembentukan War Room War Room penting untuk segera dibentuk sebagai sarana monitoring, evaluasi maupun koordinasi dari seluruh kegiatan migrasi ini, agar program migrasi ini dapat berjalan lancar dan terkordinasi dengan baik.
c.
Penyiapan Prasarana Kegiatan berupa pemilihan serta penyiapkan sistem untuk keperluan entry data registrasi dengan memenfaatkan sistem yang sudah ada seperti aplikasi CCF (Customer Care Flexi), apliaksi MAKXI (Management Kartu Flexi).
3.2.2 Persiapan pelaksanaan cut-off (cut-off Preparation) a.
Pengumuman dan Komunikasi Tahapan ini meliputi aktivitas penyiapan komunikasi perusahaan yang dilanjutkan dengan memberikan pengumuman menyangkut issue perpindahan frekuensi kepada internal TELKOM maupun kepada seluruh pelanggan yang akan terkena dampak migrasi frekuensi ini, hal ini diperlukan agar issue ini tidak menjadi
58
sesuatu yang negatif pada iklim kompetisi. Komunikasi dapat dilakukan dengan pemanfaatan media yang dipunyai oleh internal TELKOM maupun melalui media masa. b.
Persiapan Material Tanya Jawab Diperlukan adanya penyipan materi tanya jawab atau FAQ untuk membantu petugas Customer Service yang menagani program migrasi ini serta ditujukan untuk kebutuhan informasi bagi para pelanggan. Materi tanya jawab berisikan tentang kemungkinan berbagai pertanyaan yang terkait dengan program migrasi ini, untuk membantu mengantisipasi kesulitan atau permasalahan yang mungkin akan dialami oleh pelanggan.
c.
Antisipasi potensi Fraud Antisipasi terhadap fraud harus dipersiapkan secara dini yang meliputi aktivitas, antara lain : 1)
Menyiapkan metoda yang akan digunakan dalam network swaping serta mekanismenya.
2)
Menyiapkan metoda yang akan digunakan dalam update PRL serta mekanismenya.
3)
Menyiapkan mekanisme penanganan layanan kepada pelanggan harus dilakukan
dengan
mempertimbangkan
pengelompokkan
segmen
pelanggan (perorangan, corporate, VIP, karyawan). 4)
Menyiapkan mekanisme serta persyaratan penggantian terminal pelanggan dengan memperhatikan persyaratan yang diminta oleh TELKOM maupun pemerintah, untuk menghindarkan mekanisme ini dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
5)
Menyiapkan SOP (Standar Operasional dan Prosedur) untuk proses Registrasi, penggantian Terminal, penggantian network, updating PRL, serta proses Handling complaint.
59
d.
Finalisasi Jadwal serta Penentuan Kompensasi Tahapan ini terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain : 1)
Menentukan jadwal pelaksanaan program Migrasi yang mulai dari tahap persiapan, pengadaan perangkat dan material, registrasi, pemberian kompensasi, updating PRL sampai dengan waktu cut-off frekuensi 1900 MHz.
Rangkaian kegiatan dari program migrasi frekuensi ini telah
dimulai sejak bulan Mei 2007 sampai dengan Januari 2008 dan jadwal telah disusun seperti pada pada tabel 3-1. Tabel 3-1 : Jadwal Pelaksanaan Program Mingasi Frekuensi
2)
Menentukan bentuk kompensasi yang akan diberikan kepada pelanggan serta kategori pelanggan yang akan mendapatkan kompensasi. Bentuk kompensasi yang diberikan, yaitu sebagai berikut : a)
Penggantian terminal untuk :
FWT FlexiHome, Data card,
Hendheld low end dan medium end b) 3.3
Voucher untuk terminal hand held kategory high end.
Tahapan Pengumpulan Data Data gathering merupakan langkah awal dari pelaksanaan proses migrasi, yaitu
meliputi kegiatan pengumpulan data-data yang berkorelasi dengan kegiatan migrasi frekuesi, yang meliputi pengumpulan data antara lain, yaitu : data pelanggan eksisting, data vendor terminal CDMA dan stok kartu, data terminal pelanggan, data pengguna
60
layanan FlexiCOMBO, data PRL dan data lainnya yang terkait dengan kegiatan migrasi frekuensi ini. 3.3.1 Persiapan pengumpulan data Dalam melakukan pengumpulan data yang penting harus dilakukan sebelum pelaksanaan pengumpulan data adalah mengidentifikasi data-data yang nantinya akan diperlukan, yaitu antara lain : a.
Identifikasi stok Starter Pack (kartu perdana) baik di gudang TELKOM maupun di pasar, berdasarkan tahun produksi serta vendornya,
b.
Identifikasi pelanggan untuk mengetahui jumlah berdasar kategori pelanggan,
c.
Identifikasi jenis terminal pelanggan bedasarkan kategori terminal single band 1900MHz atau dual band, terminal RUIM atau non RUIM,, mendukung OTA atau tidak untuk keperluan proses updating PRL,
d.
Identifikasi sarana, prasarana serta sistem eksisting serta kemungkinan penambahan atau upgrade sarana, prasarana serta sistem eksisting.
e.
Melakukan klasifikasi jenis terminal single atau dual band, RUIM atau non RUIM, mendukung OTA atau tidak, serta klasifikasi pelanggan yang berhak mendapatkan kompensasi atau penggantian terminal.
3.3.2 Pengumpulan data Pengambilan data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan lapangan dan pengamatan terhadap data dari aplikasi CCF (Customer Care Flexi), aplikasi MSPG (Multi Service Provisioning Gateway) dan apliaksi MAKXI (Managemen Kartu Flexi). Wawancara dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan anggota SATGAS Migrasi Frekuensi dan petugas TELKOMFlexi baik yang berada di back room maupun petugas front room. Adapun data-data atau informasi yang telah berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut :
61
a.
Pelanggan eksisting Total pelanggan eksisting yang berada di DIVRE II dan DIVRE III posisi tanggal 30 Nopember 2007 adalah sebanyak 1.237.010 ssf (satuan sambungan Flexi) dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3-2 : Jumlah Pelanggan Flexi DIVRE II & DIVRE III
b.
Vendor Starter Pack berdasar tahun produksi Sejak TELKOMFlexi berdiri pada tahun 2003 sampai tahun 2007 terdapat sejumlah vendor pemasok starter pack seperti tercantum pada tabel 3-3. Tabel 3-3 : Data vendor Starter Pack berdasar tahun produksi
c.
Stok Starter Pack Berdasar data Makxi terdapat sejumlah stok starter pack ataun yang belum aktif yang masih menjadi stok Gudang TELKOM maupun stok outlet-outlet penjuall, yaitu sebanyak 430.159 unit dengan perincian seperti pada tabel 3-4. Tabel 3-4 : Jumlah Stok Starter Pack DIVRE II & DIVRE III posisi 1 April 2007
LOKASI STOK Gudang TELKOM Pasar/ Outlet Total sumber data : Makxi 30 Nopember 2007
DIVRE II 86,545 173,089 259,634
DIVRE III 70,325 100,200 170,525
TOTAL 156,870 273,289 430,159
62
d.
Pelanggan FlexiCOMBO Bedasar data MSPG terdapat cukup banyak pelanggan yang berkunjung ke home area DIVRE II dan DIVRE III dengan menggunakan layanan FlexiCOMBO. Data Triwulan VI 2007 menunjukan angka rata-rata sebayak 132.538 pelanggan, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3-5 : Rata-rata pelanggan FlexiCOMBO yang berkunjung di DIVRE II & DIVRE III selama Triwulan 2007
e.
Data Registrasi Registrasi merupakan kegiatan pendataan terhadap pelanggan serta terminal pelanggan untuk keperluan pemberian kompensasi penggantian terminal atau bentuk kompensasi lainnya serta untuk keperluan updating PRL. 1)
Tahapan Kegiatan Registrasi Beberapa urutan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan registrasi, yaitu meliputi : a)
Komunikasi Kegiatan ini meliputi publikasi dan customer education terkait waktu pelaksanaan migrasi, kemungkinan problem yang terjadi dan solusinya yang dapat dilakukan melalui pers release, sms broadcast, mail serta visiting.
b)
Aktivitas Registrasi Aktivitas ini berupa kegiatan pendataan pelanggan serta terminal pelanggan dan meng-entry-kan ke sistem yang telah disiapkan dengan memilah jenis terminal single band 1900MHz untuk keperluan pemberian kompensasi.
63
c)
Announce the Customer Delay Registration Tahapan ini adalah pemberitahuan kembali terhadap para pelanggan terlambat melakukan registrasi serta memberikan toleransi waktu registrasi yang dilakukan via SMS dan outbond call. Hal ini perlu dilakukan untuk menghidari hilangnya pelanggan akibat ketidak tahuan pelanggan atau pelanggan yang mengalami keterlambatan registrasi.
2)
Rekapitulasi data terminal berdasar jenis terminal Berdasar hasil registrasi sampai dengan posisi 30 Nopember 2006 yang diambil berdasarkan data CCF, terdapat 134.657 unit terminal single band 1900MHz yang berhak mendapatkan kompensasi berupa penggantian terminal ataupun bentuk kompensasi lain. Tabel 3-6 : Rekapitulasi hasil registrasi berdasakan jenis terminal JENIS TERMINAL Flexi Home (FWT) Data Card Handheld Total
DIVRE II DIVRE III 51,353 563 26,169 78,085
36,660 909 19,003 56,572
TOTAL
KETERANGAN
88,013 keseluruhan ESN based 1,472 keseluruhan ESN based 45,172 RUIM based & ESN based 134,657
sumber data : CCF 30 Nopember 2007
3)
Data registrasi terminal single band berdasar merk dan type Dari 45.172 unit terminal handheld 1900MHz yang terigistrasi, bila diidentifikasi berdasar type, maka tercatat 61 type handheld dari 21 merk dan bila diieditifikasi lebih lanjut terdapat 5 (lima) merk yang dominan dan banyak digunakan oleh para pelanggan TELKOMFlexi. Tabel 3-7 : Data terminal Handheld paling domininan NO 1 2 3 4 5 6
MERK
VOLUME
Nokia Sanex Nexian Samsung Haier Merk lain
20,237 9,034 3,163 2,710 1,806 8,222 45,172
sumber data : Makxi 30 Nopember 2007
% 44.8% 20.0% 7.0% 6.0% 4.0% 18.2% 100.0%
KETERANGAN Rank-1 Rank-2 Rank-3 Rank-4 Rank-5
64
Gambar 3-1 : Contoh tampilan rekap hasil registrasi pada aplikasi CCF
65
f.
Data PRL 1)
PRL Eksisting Saat ini seluruh RUIM Flexi yang beredar di seluruh Indonesia mepunyai parameter PRL eksisting seperti format yang ditunjukan pada tabel 3-8. Tabel 3-8 : Parameter PRL TELKOFlexi pra migrasi frekuensi
2)
PRL Baru Ketika migrasi frekuensi telah dilakukan, maka kartu RUIM yang akan digunakan di wilayah DIVRE II dan DIVRE III harus mempunyai kemampuan mengenali PRL (kanal RF) baru di band 800MHz yaitu kanal frekuensi 201, 242, 283 dan kanal 160 sebagai kanal cadangan. Perubahan yang terjadi adalah menambah satu record pada tabel akuisisi (ACQ table) dan satu record pada tabel sistem (SYS table).
66
Tabel 3-9 : Parameter PRL TELKOFlexi update
g.
Sarana, prasarana dan sistem eksisting 1)
Titik Layanan Terdapat sejumlah 167 titik lanyanan berupa Plasa TELKOM yang disipakan di DIVRE II dan DIVRE III untuk layanan migrasi frekuensi yang mempunyai fungsi untuk pelayanan registrasi, updating PRL serta pelayanan replacement terminal. Tabel 3-10 : Jumlah Plasa Telkom di DIVRE II & DIVRE III
67
2)
Aplikasi untuk Registrasi Untuk keperluan Registrasi TELKOM telah menyiapakan tool registrasi yang ditempelkan pada aplikasi CCF yang dapat di akses dari setiap Plasa TELKOM. Adapun tampilan aplikasi tersebut seperti gambar 3-2.
Gambar 3-2 : Tampilan Aplikasi Registrasi
3)
Dukungan sistem eksisting untuk updating PRL Dari hasil identifikasi di lapangan terhadap sistem eksisiting dapat dijelaskan bahwa sistem eksisting telah dipersiapkan untuk dukungan updating PRL, namun dukungan sistem baru sebatas untuk keperluan : a)
Update cara manual : dengan card reader dan inject PRL untuk terminal non RUIM
68
b)
Pull PRL update : updatel atas inisiatif user dengan cara mengirim SMS ke short code “6823”.
Berikut adalah konfigurasi dari sistem eksisting, yaitu dapat digambarkan sebagai berikut :
Gabar 3-3 : Konfigurasi perangkat untuk keperluan updating PRL
Keterangan : a)
OTA Server Dalam keperluan updating PRL, OTA server menyediakan aplikasi provisisoning update PRL dimana server ini menyediakan akses untuk download file PRL dan kemudian mengirim file PRL dimaksud via SMSC.
b)
SMSC (Sort Massage Service Center) SMSC linkaged dengan OTA Server bertanggung jawab dalam penyampaian file PRL ke MS dalam bebtuk SMS mode. Terdapat 6 (enam) unit SMSC dengan kapasitas masing-masing 100 SMS per detik atau total kapasitas adalah sebesar 600 SMS per detik atau 51.840.000 SMS per hari. Sedangkan trafik SMS rata-rata
69
perhari adalah sekitar 600.000 SMS per hari dengan Sukses Delivery Rate Total sebesar 96,46% dan Sukses Delivery Rate < 1 menit sebesar 80,88% (data triwulan-3 tahun 2007). c)
MSPG (Multi Service Provisioning Gateway) Merupakan provisioning engine yang salah satu fungsinya adalah untuk
layanan
provisioning
FlexiCOMBO.
MSPG
dapat
dihubungkan dengan OTA server untuk keperluan updating PRL kepada pelanggan FlexiCOMBO yang akan berkunjung ke area layanan DIVRE II dan DIVRE III. d)
MAKXI (Managemen Kartu Flexi) Aplikasi yang digunakan managemen transaksi serta provisioning kartu Flexi, opsional dapat dilinkaged linkaged dengan OTA Server
sebagai provisioning client untuk proses update PRL
dengan cara melakukan push ke network untuk perintah upload file PRL secara simultan ke banyak nomor. e)
Administrator Digunakan untuk maintenance dan monitoring sistem dan secara opsional administrator dapat berperan untuk melakukan push network guna melakukan updating PRL secara masal.
f)
Komputer Client Komputer client telah dilengkapi dengan aplikasi CCF dimana dari bayak fungsi yang dipunyai aplikasi ini, salah satu fungsinya digunakan untuk updating PRL, o
Aplikasi CCF dapat difungsikan untuk injeksi PRL terminal non RUIM (ESN based),
o
Dengan dilengkapi card reader client dapat digunakan untuk updating PRL pada RUIM secara manual,
70
o
Secara opsional, client dapat hubungkan dengan OTA server untuk dimanfaatkan sebagai provisioning client untuk proses update PRL dengan cara melakukan push ke network untuk perintah upload file PRL ke nomor tertentu.
4)
Updating PRL pada RUIM menggunakan card reader Sistem eksisting telah mendukung keperluan updating PRL pada RUIM secara manual. Untuk keperluan tersebut pada setiap Plasa TELKOM telah disediakan card reader yang dilengkapi aplikasi Flexi Tool yaitu apliasi untuk update PRL, total card reader yang tersedia berjumlah 167 unit. Fungsi card reader ini adalah untuk melakukan akses file pada RUIM serta perintah update file sesuai parameter yang diinginkan. Cara operasional Flexi Tool untuk update PRL (gambar 3-4) : a)
memastikan di pojok kiri bawah window Tool Update PRL terdapat text ”Please Insert Card...” yang mengindikasikan tool siap digunakan.
b)
menyisipkan R-UIM ke dalam Card Reader
c)
pada tool update PRL tersebut terdapat fasilitas ”Read PRL” dan ”Update PRL”
d)
untuk meyakinkan updating PRL, perlu diketahui versi eksisting dengan menekan tombol fungsi ”Read PRL”. Apabila pada PRL terbaca bukan “2F” (File id = 300) apalagi masih “2A”, wajib dilakukan update dengan menekan tombol fungsi ”Update PRL”.
e)
apabila update PRL berhasil, maka akan muncul text ”Update PRLSuccesful”
71
Gambar 3- 4 : Tampilan tool update PRL dengan Card Reader
5)
Updating PRL secara inject Sistem eksisting juga mendukung keperluan updating PRL secara inject untuk terminal non RUIM atau ESN based.
Updating terminla ESN
based dilakukan dapat di Plasa TELKOM dengan menggunakan salah satu tool yang terdapat pada aplikasi CCF.
72
Gambar 3-5 : Tampilan aplikasi CCF
Cara melakukan inject atau updating PRL pada terminal ESN based a)
memilih “Activation Wizard”,
b)
memilih 'Manual Activation', pilih “Next”,
c)
memilih “Update PRL”, pilih “Next”,
d)
memasukan nomor ESN (nomor ESN yang ada di body),
e)
memasukan activation code (Default : 000000), pilih “Next”,
f)
memasukan MIN (nomor Flexi tanpa nomor prefik ”0”), contoh : Flexi nomor 021-7107xxxx diisikan ke MIN 217107xxxx ,
g)
memasukan ulang nomor MIN seperti butir g) untuk verifikasi, pilih ”Next”,
h)
memasukan home SID, isikan dengan value ”10496”,
i)
memasukan home NID, isikan dengan value ”65535”,
j)
memasukan country code, isikan dengan value ”510”,
73
k)
3)
mengisi parameter kanal dengan nomor kanal Flexi yang baru : o
Channel 1:
“201”,
o
Channel 2:
“241”,
o
Channel 3:
“263”,
o
Channel 4:
“160”,
m)
mengisi parameter yang lainnya bila diperlukan,
n)
selesai.
Updating PRL via OTA Memang sulit untuk melakukan update PRL terminal pelanggan secara serempak sehingga dilakukan dengan teknologi OTA (over the air) activation, walaupun nantinya tidak seluruh terminal pelanggan dapat terupdate PRL-nya karena terkait dengan kompatibilitas terminal yang digunakan pelanggan yang saat ini tidak seluruhnya mendukung teknologi OTA. Hanya degan melakukan sedikit inovasi, maka sistem eksisting sangat memungkinkan untuk melakukan updating PRL dengan dengan 2 (dua) cara, yaitu : a)
Push PRL update atau update PRL atas inisiatif network Metoda ini belum dapat dilakukan karena aplikasi ini harus didevelop terlebih dahulu oleh TELKOM.
b)
Pull PRL update atau update PRL atas inisiatif pelanggan. Sistem eksisting telah mendukung metoda pull PRL update, Adapun cara update PRL dengan metoda pull PRL update, sebagai berikut : o
user atau pelanggan meminta perubahan PRL dengan cara mengirimkan PRL request via SMS ke short number ”6823”. Contoh kirim : ketik “Update PRL” kirim ke 6823,
74
o
ketika menerima request untuk update PRL, maka SMSC mem-forward SMS tadi ke OTA server,
o
ketika menerima request update PRL dari SMSC, maka OTA PRL server melakukan upload file PRL via SMS mode,
o
pada saat MS menerima PRL update SMS, maka file PRL di dalam RUIM akan akan diupdate secara otomatis.
3.4
Tahapan Eksekusi Tahapan eksekusi ini adalah merupakan kegiatan inti dari proses migrasi
frekuensi TELKOMFlexi. Dipandang dari aspek layanan pelanggan, tahapan eksekusi ini meliputi 2 (dua) kegiatan sebagai berikut : o
replacement atau penggantian terminal pelanggan yang menggunakan frekuensi single band 1900MHz diganti dengan terminal yang mempunyai frekuensi 800MHz atau mempunyai kemampuan dual band 1900MHz dan 800MHz,
o
Updating PRL untuk seluruh kartu RUIM yang masih status stok dan updating PRL untuk semua pelangagan baik untuk terminal RUIM based maupun terminal non RUIM based (inject).
3.4.1 Repalcement Terminal Poses
replacement
terminal
dilakukan
untuk
seluruh
pelanggan
yang
menggunakan frekuensi single band 1900MHz dan proses repalcement ini harus tetap memperhatikan aspek layanan pelanggan dimana pelanggan harus tetap dapat mendapatkan layanan TELKOMFlexi tanpa terputus saat cut off frekuensi 1900MHz dilakukan. Untuk itu ada persyaratan bahwa proses eksekusi replacement terminal pelanggan harus dilakukan dalam kondisi saat network beroperasi secara overlay artinya pada saat network 1900MHz dan network 800MHz dioperasikan secara bersamaan sebelum akhirnya network 1900MHz di cut-off.
75
3.4.2 Eksekusi update PRL Eksekusi update PRL secara keseluruhan harus dilakukan sebelum cut-off terhadap network frekuensi 1900 dilaksanakan, hal ini dimaksudkan agar pelanggan tetap mendapatkan layanan TELKOMFlexi dan khusus untuk pengguna terminal non RUIM frekuensi singgle band 1900MHz updating PRL dilakukan pada pelanggan mendapatkan terminal pengganti frekuensi 800Mhz. 3.5
Tahapan Evaluasi Tahapan evaluasi adalah kegiatan pemantauan serta evaluasi kinerja semua
layanan paska migrasi untuk memastikan bahwa layanan pengantian terminal pelanggan, updating PRL serta kondisi jaringan telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan catatan statistik jaringan, sestem
aplikasi layanan dan juga melalui indikator keluhan pelanggan .
BAB IV ANALI S I S
Tahap analisis dimulai dengan tahapan pengolahan data atau informasi yang telah dikumpulkan untuk selanjutnya dilakukan proses analisa yang outputnya akan digunakan antara lain untuk keperluan sebagai berikut : a.
Memahami dampak dari perubahan PRL,
b.
Memahami langkah apa yang harus dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil analisa yang telah dilakukan,
c.
Menentukan kelayakan dari alternatif yang harus dipilih dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya.
4.1
Pengolahan Data Awal Sebelum dilakukan proses analisis lebih lanjut, perlu dikalukan identifikasi
terhadap target updating PRL agar tidak terdapat permasalahan di kemudian hari akibat tidak ter-update-nya PRL. Bedasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan pada BAB III dapat diidentifikasikan target-target updating PRL, yaitu sebagai berikut : 4.1.1 Target non Kastemer Target non kastemer ini berupa seluruh stok RUIM baik yang ada di Gudang TELKOM maupun stok di pasar, yaitu sebanyak 430.159 unit RUIM dengan perincian untuk masing-masing lokasi sebagai berikut : Tabel 4-1 : Stok RUIM yang menjadi target update PRL
77
Updating PRL ini dilakukan dengan cara personalisasi ulang (reperso) untuk menginjectkan PRL yang baru. Berdasarkan hasil penyecekan terhadap RUIM eksisiting diketahui bahwa semua RUIM yang telah diproduksi mempunyai memory sebesar 32 KB. Hasil pengecekan seperti pada tabel 4-2 di bawah ini : Tabel 4-2 : Kapasitas memory pada RUIM eksisting
4.1.2 Target Kastemer a.
Kastemer eksisting Bedasarkan data pada BAB III terdapat pelanggan eksisting DIVRE II dan DIVRE III sebanyak 1.237.020 pelanggan, yang bila dilakukan kasifikasi lebih laanjut berdasarkan jenis terminal dan metoda updating PRL yang akan dilakukan, maka didapat rician sebagamana tabel 4-3. 1)
Udating PRL dengan card reader dilakukan terhadap : a)
Hand held pengganti (frekuensi 800MHz) sejumlah 45.172 unit, karena terminal pengganti berbasis RUIM sehingga harus dilakukan replacement dari ESN ke RUIM,
b)
Dapat dilakukan sebagai alternatif untuk update PRL bagi terminal RUIM based dual band atau untuk terminal terminal yang tidak mempunyai kapabilitas mendukung OTA provisioning.
78
2)
Updating PRL secara inject Updating PRL dengan cara inject dilakukan terhadap : a)
FWT FlexiHome penggati (frekuensi 800MHz) sejumlah 88.013 unit yang harus dilakukan saat sebelum diserahkan ke pelanggan,
b)
Data card pengganti (frekuensi 800MHz) sejumlah 1.472 unit yang harus dilakukan saat sebelum diserahkan ke pelanggan,
3)
Updating PRL via OTA Seluruh hand held RUIM dual band 800/1900MHz yang merupakan mayoritas terminal yang dipakai pelanggan eksisting.
Tabel 4-3 : Target updating PRL untuk pelanggan
b.
Kastemer pengguna Layanan FlexiCOMBO Updating PRL terhadap seluruh
kastemer pengguna Layanan FlexiCOMBO
harus dilakukan secara otomatis dengan triger saat pelanggan melakuan aktivasi layanan FlexiCOMBO. Bedasarkan data pada BAB III tercatat rata-rata sebanyak 132.538 pelanggan FlexiCOMBO per bulan atau sekitar 4.417 pelanggan per hari untuk tujuan ke
79
area layanan DIVRE II dan DIVRE III. Tabel 4-4 : Target pengguna layanan FlexiCOMBO
4.2
Analisis dari Perubahan PRL
4.2.1
Pentingnya Updating PRL Migrasi ke frekuensi 800 MHz yang diikuti juga dengan migrasi nomor kanalnya
kanal akan mengakibatkan keharusan seting ulang pada perangkat BTS dan keharusan updating PRL pada semua kartu RUIM dan terminal pelanggan non RUIM dengan cara melakukan penyesuaian daftar kanal frekuensi yang terbaru agar pelanggan nantinya bisa dilayani oleh jaringan TELKOMFlexi di area layanan DIVRE II dan DIVRE III ketika migrasi sudah dilaksanakan. 4.2.2
Dampak migrasi dan perubahan PRL
a.
Dampak positif 1)
Bahwa migrasi frekuensi ke 800MHz jelas akan memperbaiki coverage area, sehingga pelanggan akan menikmati kualitas sinyal dan layanan yang lebih baik,
2)
Bahwa di pasar tersedia banyak dan bergam jenis terminal pelanggan untuk frekuensi 800 MHz dan terminal frekuensi 800 MHz relatif lebih murah, sehingga akan lebih memudahkan bagi pelanggan untuk mendapatkannya.
b.
Dampak negatif Dampak negatif yang akan dirasakan oleh pelanggan adalah merasakan ketidaknyamanan bahkan kekecewaan yang besar jika nantinya pelaksanaan updating PRL tidak berjalan dengan lancar dan dampak paling serius adalah potensi churn akibat tidak ter-update-nya PRL.
80
4.3
Analisis Proses Produksi
4.3.1
Kendala yang dihadapi
a.
Kebijakan 1)
Kebijakan Pemerintah a)
Waktu yang diberikan oleh Regulator untuk pelaksanaan migrasi frekuensi ini adalah sampai dengan 31 Desember 2007.
b)
Semua biaya yang timbul akibat pengeseran frekuensi ini ditanggung sepenuhnya oleh operator tanpa ada kompensasi yang diberikan oleh Pemerintah.
2)
Kebijakan pedoman pelaksanaan Berdasarkan batasan waktu yang telah ditetapkan oleh Regulator, maka TELKOM telah menyusun jadwal mulai dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan cut-off frekuensi 1900MHz hanya mempunyai waktu selama 7 (tujuh) bulan mulai bulan Juni 2007 samoai dengan akhir Desember 2007. Khusus untuk jadwal pelaksanaan updating PRL hanya mempunyai sisa waktu 1,5 (satu setengah) bulan atau 6 (enam) minggu yang terhitung mulai petengahan Nopember 2007 sampai dengan akhir Desember 2007.
b.
Kendala Perangkat 1)
Kompatibilitas terminal pelanggan eksisting dengan terminal single band 1900MHz yang beraneka ragam dan volume yang relatif banyak,
2)
Terdapat terminal pelangan yang tidak menukung OTA provisioning dan volumenya sulit untuk dideteksi merupakan hal paling penting yang harus disolusikan karena hal ini sangat berpotensi menyumbang angka churn yang tinggi,
3)
Posisi stok RUIM yang terdapat di pasar posisi sebarannya sangat sulit
81
untuk dideteksi, sehingga sangat menyulitkan proses updating PRL, 4)
Metoda updating PRL eksisting yang telah implementasikan belum medukung untuk proses updating PRL secara otomatis dan masal karena metoda eksisting sangat tergantung dari inisiatif pelanggan (user) serta mengingat target update yang volumenya sangat banyak.
4.3.2
Dukungan
a.
Kapasitas Memory pada RUIM 1)
Alokasi memory eksisting untk PRL RUIM eksisting memunyai kapasitas total memory sebesar 32 KB dan untuk file PRL dialokasikan memory sebesar 4KB (= 4.096 bit) ditambah 2 KB (= 2.048 bit) untuk extended PRL.
2)
Kebutuhan memory untuk file PRL eksisting Kebutuhan memory untuk file PRL eksisting adalah sebesar 899 bit, yang diperuntukan bagi 2 (dua) record Tabel Akuisisi, 2 (dua) record table System dan property PRL, dengan peincian sebagai berikut :
82
3)
Kebutuhan memory untuk file PRL baru Berikut adalah hasil perhitungan matematis total kebutuhan memory untuk file PRL baru dengan penambahan 1 (satu) record pada table Akuisisi dan 1 (satu) record pada table Sistem atau total menjadi 3 (tiga) record untuk table Akuisisi dan 3 (tiga) record untuk table Sistem.
4)
Kesimpulan dari hasil perhitungan bahwa alokasi memori untuk PRL baru dapat disediakan oleh seluruh RUIM card eksisting (memori tersedia = 4.096 bit, kebutuhan memori PRL baru = 1.291 bit, sisa memori = 2.805 bit).
b.
Konfigurasi Perangkat Eksisting 1)
OTA Server sangat memungkinkan untuk ditambahkan aplikasi update PRL secara push update (update atas inisiatif network) disamping aplikasi pull update PRL yang telah ada sebelumnya.
2)
Dukungan kapasitas SMSC yang sangat memadai, Kapasitas total
=
51.840.000 SMS/ hari,
Trafik rata-rata
=
600.000 SMS/ hari,
83
Kapasitas idle
=
51.840.000 (SMS/ hari) – 600.000 (SMS/ hari)
=
51.240.000 SMS/ hari (terdapat sisa kapasitas yang sangat banyak).
3)
Rate Delivery SMS secara total adalah sebesar 96,46% artinya masih sangat memungkinkan untuk dibebani broadcast SMS secara masal.
4)
Sisa kapasitas SMSC sebesar 51.240.000 SMS/ hari dan bila dibebani SMS data PRL untuk sebanyak 1.237.020 SMS (pelanggan), maka masih sangat memungkinkan,
c.
Dual band terminal Terdapat sejumlah pelanggan yang mempunyai dualband terminal, sehingga memudahkan dilakukannya updating PRL kapan saja,
d.
Sistem Overlay network Pemberlakuan network overlay sampai batas waktu akhir bulan Januari 2009 (network 1900MHz dan network 800MHz beroperasi secara bersama), hal ini akan memudahkan pelaksanaan updating PRL baik untuk teminal pelanggan dengan frekuensi 1900MHz maupun frekuensi 800MHz.
e.
Sumber daya 1)
Ketersedian titik layanan yang jumlahnya cukup banyak dan dukungan perangkat eksisting yang mempermudah penanganan updating PRL,
2)
Pengalaman serta keberhasilan SDM TELKOM yang telah berhasil membangun aplikasi pull update PRL serta aplikasi lainnya secara swakelola,
3)
Ketersediaan
mitra
Authorized
Dealer
(AD)
untuk
membantu
pengumpulan Starerpack (RUIM) yang berada di stok pasar guna dilakukan updating PRL, 4)
Dukungan Vendor RUIM yang bersedia untuk melakukan repersonalisasi terhadap RUIM eksisting guna updating PRL.
84
4.4.
Ujicoba Pengetesan Sebelum release dan distribusi updating PRL secara masal perlu dilakukan
ujicoba secara sampling terhadap sistem eksisting maupun terhadap objek MS dan RUIM, untuk menyakinkan bahwa metoda yang akan dilakukan berjalan dengan baik dan benar. 4.4.1 Pemilihan tool tester Untuk keperluan ujicoba diperlukan tool tester berupa RUIM dan terminal MS yang nantinya akan dilakukan pengetesan secara masing-masing maupun dipasangkan antara RUIM dan terminal MS. b.
RUIM Untuk memastikan keberhasilan updating PRL terhadap RUIM perlu dilakukan pengetesan dan pemilihan tool tester yang harus dapat mewakili : 1) seluruh RUIM berdasarkan vendor, 2) seluruh RUIM berdasar tahun produksi.
c.
Terminal MS Berdasarkan hasil registrasi terdapat 5 (lima) merk dominan paling banyak dipakai oleh pelanggan eksisting dan merk-merk ini dipilih sebagi tool tester. Tabel 4-5 : Daftar merk dominan yang digunakan untuk tool tester NO. 1 2 3 4 5 6
MERK Nokia Sanex Nexian Samsung Haier Merk lainnya TOTAL
VOLUME 20,237 9,034 3,163 2,710 1,806 8,222 45,172
% 44.8% 20.0% 7.0% 6.0% 4.0% 18.2% 100.0%
KETERANGAN Rank Rank Rank Rank Rank
I II III IV V
85
Untuk memastikan keberhasilan updating PRL menggunakan metoda OTA provisioning perlu dilakukan pengetesan RUIM yang terpasang dalam terminal MS dan untuk keperluan tersebut dipilih beberapa type terminal sebagai tool tester.
Pemilihan tool tester dilakukan bedasarkan pertimbangan bahwa type
terminal tersebut dominan dipakai pelanggan dan kemudahan untuk memperoleh tool tester dimaksud. Tabel 4-6 : Daftar terminal MS yang dipilih sebagai tool tester No.
4.4.2
Vendor
Type
S/W Version
1
Nokia
2116
R190V0400 (05-12-05)
2
Nokia
6235
S190V0200 (05-07-05)
3
Nokia
6585N*)
H190V0800 (26-01-05)
4
Nokia
6225
H190V0400 (10-03-04)
5
Nokia
6585
H190V0400 (10-03-04)
6
Nokia
6265
HL190C0002 (16-03-06)
7
Nokia
2865i
FL190C0002 (05-08-06)
8
Nokia
6275i
BL190V0200 (18-08-06)
9
Sanex
SF-500
UI : 60891M_1.00.34-5XT SIDB: 1.03.08-00
10
Sanex
SC-T300
T300_G_1.00.37-EP
11
Sanex
SC-T305
T305_G_1.01.0BP
12
Sanex
SC-T500
S525_G_1.00.2FP
13
Nexian
NX-930
JT000BW01
14
Nexian
NX-200D
n/a (tidak tedeteksi)
15
Nexian
NX-720**)
n/a (tidak tedeteksi)
16
Samsung
SCH-W579(DM)
n/a (tidak tedeteksi)
17
Haier
D1000
2.0.7.55.0
Hasil Uji Coba Uji coba updating PRL dilakukan lakukan pada tanggal 08 Nopember 2007
sampai dengan tanggal 09 Nopember 2007. Ujicoba menggunakan beberapa metoda update baik dengan OTA provisioning maupun secara manual. a.
Pengujian pada RUIM tanpa terminal Pengetesan ini dilakukan pada RUM tanpa dipasang ke terminal MS dimana pengetesan dilakukan dengan menggunakan card reader. File PRL eksisting yang terdapat pada RUIM untuk masing-masing produksi kartu, adalah sebagaimana tabel 4-5.
86
1) ID-PRL : 05, file PRL untuk kartu produksi tahun 2003, 2) ID-PRL : 06, file PRL untuk kartu produksi tahun 2004, 3) ID-PRL : 07, file PRL untuk kartu produksi tahun 2005, 4) ID-PRL : 198, file PRL untuk kartu produksi tahun 2006, 5) ID-PRL : 300, file PRL untuk kartu produksi tahun 2006 dan telah complay dengan kanal frekuensi baru (PRL baru), Tabe 4-7 : Data file PRL eksisting pada masing-masing produksi RUIM
Berikut adalah hasil sampling uji coba updating PRL secara manual menggunakan card reader, yaitu sebagai berikut : Tabel 4-8 : Data Hasil Uji Coba Updating PRL dengan Card Reader
87
Kesimpulan hasil test, bahwa updating PRL menggunakan card rider terhadap seluruh jenis kartu RUIM tidak mengalami kendala. b.
Pengujian pada RUIM dan MS Pengujian dilakukan terhadap beberapa produk RUIM yang dipasangkan dengan beberapa type hand-held dan pengujian dilakukan dalam coveredge BTS Jakarta Kota yang beroperasi secara overlay dan telah disiapkan sebagai pilot project network swaping dan sekaligus dipersiapkan untuk uji coba updating PRL. Metoda update yang digunakan adalah pull update PRL via OTA provisioning (user inisiative) dengan cara user mengirimkan SMS ke nomor short code ”6823” dan syntax SMS ”PRL”. Berikut adalah hasil sampling uji coba updating PRL metoda OTA provisioning dengan cara pull upadate PRL: Tabel 4-9 : Hasil uji coba dengan metoda OTA pull update PRL
88
(lanjutan)
Kesimpulan hasil testing, bahwa keberhasilan updating PRL dengan metoda pull update PRL via OTA (user inisiative) sebesar 74,43%. Kegagalan updating PRL antara lain disebabkan karena : 1)
Kapabilitas terminal yang tidak mendukung OTA provisioning, yaitu terjadi pada type terminal Sanex SC-T500 dan Sanex SF-500 (seperti terlihat pada tabel 4-10),
2)
Kapabilitas RUIM dan penyumbang potensi kegagalan terbesar adalah RUIM yang diproduksi oleh Vendor-1 tahun produksi 2003 dan 2004 (seperti terlihat pada tabel 4-10),
3)
Tidak terkirimnya data PRL oleh network SMS, namun potensi kegagalan ini sangat kecil (seperti terlihat pada tabel 4-11).
89
Tabel 4-10 :
Hasil indentifikasi kegagalan pull update PRL berdasar tahun produksi RUIM dan Vendornya
Tabel 4-11 : Hasil sending report file PRL oleh OTAF dan SMSC
c.
Pengujian pada terminal non RUIM Pangujian ini dilakukan dengan cara menginjectkan PRL baru pada pesawat FWT, berikut adalah hasil ujicoba yang telah dilakukan (tabel 4-12). Tabel 4-12 : Hasil Ujicoba inject PRL pada terminla Non RUIM
90
d.
Pengujian terhadap permintaan layanan FlexiCOMBO Pangujian ini dilakukan dengan cara melakuan request layanan COMBO dengan tujuan Jakarta dari kode area (0231), (0251), (0254), dan (0266).
Metoda
updating PRL ini merupakan metode OTA provisioning yang ditriger saat terjadi request layanan FlexiCOMBO (user inisiative) dan berikut adalah hasil ujicoba yang telah dilakukan : Tabel 4-13 : Hasil test update PRL yang ditiger oleh request FlexiCOMBO
91
(lanjutan)
Kesimpulan hasil pengujian diketahui bahwa keberhasilan update PRL terhadap layanan FlxiCOMBO adalah sebesar 68,75%. Bila dilakukan identifikasi lebih lanjut diketahui bahwa, penyebab kegagalan terbesar adalah karena RUIM card produksi tahun 2004 yang diproduksi oleh Vendor-1 (seperti terlihat pada tabel 414), sedangkan kegagalan diakibatkan karena network SMS tidak ada (seperti terlihat pada tabel 4-15). Tabel 4-14 : Hasil indentifikasi kegagalan update PRL FlexiCOMBO berdasar tahun produksi RUIM dan Vendornya
Tabel 4-15 : Hasil sending report file PRL oleh OTAF dan SMSC (untuk layanan FlexiCOMBO)
92
4.5
Usulan untuk megimplementasi Push Update PRL
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa : a.
metoda-metoda updating PRL eksisting sangat bergatung oleh inisiatif user dan eksekusi update PRL secara masal belum dapat dilakukan,
b.
c.
terdapat target update PRL dengan volume yang sangat banyak, yakni : 1)
sejumlah 1.237.020 pelanggan eksisting,
2)
sejumlah 132.538 rata-rata pelanggan FlexiCOMBO per bulan,
3)
sejumlah 430.159 unit stok RUIM,
sisa waktu yang tinggal 6 (enam) minggu terhitung mulai pertengahan Nopember 2007 sampai dengan 31 Desember 2007.
sehingga merupakan keharusan untuk menerapkan metoda push update PRL (network inisiative) agar dapat mengatasi kendala proses update PRL pada metoda eksisting dengan pertimbangan sebagai berikut : a. dukungan dari konfigurasi sistem eksisting yang memadai, b. dukungan atas kemampuan SDM serta beberapa pengalaman sebelumnya dalam rangka membangun sistim updating PRL eksisting, Untuk membangun sistem tersebut hanya diperlukan sedikit inovasi yang dapat dilakunan secara swakelola oleh TELKOM, yaitu berupa pembuatan apliaksi yang dapat mendefinisikan interface antara OTA server dengan elemen Circuit-switched Core Network serta interface antara OTA server dengan aplikasi eksisting yaitu CCF, SCMT, MSPG, dan MAKXI. Berikut adalah usulan rancangan serta proses bisnis yang dapat dilakukan dalam rangka modifikasi sistem eksisting untuk keperluan membangun sistem push update PRL :
93
Gambar 4-1 : Rancangan sistem untuk OTA network inisiative PRL update
a.
Fungsi dari masing-masing elemen dalam sistem pada gambar 4-1 adalah sebagai berikut : 1)
OTA Server OTA server menyediakan aplikasi provisisoning dan menyimpan file PRL.
2)
SMSC (Sort Massage Service Center) SMSC linkaged dengan OTA Server bertanggung jawab dalam penyampaian file PRL ke MS dalam bentuk SMS mode.
3)
MAKXI (Managemen Kartu Flexi) MAKXI difungsikan sebagai provisioning client dan melalui aplikasi web maka administrator MAKXI dapat melakukan provisioning update PRL dan melakukan push ke network secara terjadwal untuk memberikan perintah upload file PRL secara simultan ke banyak nomor.
4)
Administrator Digunakan untuk maintenance dan monitoring sistem dan melalui aplikasi web administrator juga dapat melakukan push network guna melakukan updating PRL secara masal.
94
5)
Client CCF Client CCF yang difungsikan sebagai provisioning client.
Melalui
aplikasi web operator CCF dapat melakukan push ke network melakukan perintah upload file PRL ke nomor-nomor tertentu. f)
Aplikasi Web Untuk kemudahan akses ke OTA sever oleh client dan administrator perlu dibuatkan aplikasi web. Cara ini sangat memudahkan administrator atau operator client untuk mengoperasikan aplikasi push update PRL dimaksud. Beikut adalah usulan tampilan web dimaksud (seperti pada gambar 4-3)
Gambar 4-2 : Tampilan web aplikasi push update PRL
b.
Proses Bisnis 1)
Administrator dan MAKXI a)
Sistem administrator atau administrator MAKXI memilih PRL file yang akan di-upload ke pelanggan,
b)
Kemudian memasukkan nomor telepon secara multiple number,
c)
OTA server akan mengirim file PRL via SMSC dengan mode SMS normal,
95
d)
SMSC akan mengirim file PRL dalam bentuk SMS mode ke MS ke momor yang telah diinputkan oleh administrator,
e)
Ketika MS menerima SMS, maka secara otomatis MS
akan
mengupdate PRL dalam RUIM sesuai dengan content yang ada pada SMS. 2)
Client CCF a)
Client CCF digunakan untuk updating PRL terhadap para pelanggan yang melakukan walk-in ke titik layanan TELKOM.
b)
Operator CCF memilih PRL file yang akan di-upload ke pelanggan,
c)
Kemudian memasukkan nomor telepon secara single number atau mutiple number,
d)
OTA server akan mengirim file PRL via SMSC dengan mode SMS normal,
e)
SMSC akan mengirim file PRL dalam bentuk SMS mode ke MS ke momor yang telah diinputkan oleh administrator,
f)
Ketika MS menerima SMS, maka secara otomatis MS
akan
mengupdate PRL dalam RUIM sesuai dengan content yang ada pada SMS.
4.6
Release dan Distribusi PRL
4.6.1
Release Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, seluruh
metoda updating PRL eksisting dinyatakan layak untuk di-release, yaitu meliputi metodametoda sebagai berikut : a.
metoda update PRL manual dengan card reader,
b.
metoda update PRL manual pada terminal ESN based,
c.
metoda pull update PRL (user inisiative) via OTA,
96
4.6.2 Distribusi PRL Distribusi atau eksekusi updating PLR ke semua target updating dapat dilakukan setelah metoda yang akan digunakan dinyatakan layak untuk di-realase. Apabila seluruh metoda update PRL telah layak direlease, maka berikut adalah proses bisnis distribusi updating PRL yang diusulkan :
Gambar 4-3 : Flowchart Bisnis Proses Updating PRL Pelanggan
4.7
Rekomendasi Update PRL secara masal yaitu dengan menggunakan metoda push update PRL
(network inisiative) harus segera diimplementasikan mengingat keterbatasan metoda eksisting yang sangat tergantung oleh inisiatif user serta banyaknya target yang harus di update dan jadwal waktu yang terbatas.
97
Metoda updating cara manual dan metoda pull updating PRL (user inisiative) harus tetap dilakukan sambil menunggu kesiapan sistem push update PRL via OTA. Disamping hal-hal tersebut di atas terdapat beberapa hal penting yang harus dilakukan, yaitu : a.
Pada setiap kesempatan pelanggan melakukan kontak di titik layanan TELKOM, agar dimanfaatkan untuk melakukan update PRL tanpa harus menunggu updating PRL via OTA secara masal.
b.
Perlu adanya pemberitahuan lewat SMS broadcast kepada pelanggan yang PRLnya belum terupdate untuk melakukan update PRL di titik layanan TELKOM yang telah disediakan.
c.
Karena kedala penyebaran RUIM pada stok pasar, akan menyulitkan proses pengumpulanya,
sehingga
disarankan
untuk
dilakukan
”trade-in”
atau
menukarkan kartu RUIM yang ada di pasar dengan yang kartu RUIM yang telah di-update, namun sebelumnya harus ada pemberitahuan terlebih dahulu.
98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Kebutuhan total memori untuk PRL baru adalah sebesar 1.291 bit dan alokasi memori pada RUIM card untuk file PRL adalah sebesar 4 Kb (4.096 bit), artinya RUIM siap untuk diproduksi PRL baru.
2.
Dari hasil uji coba terhadap metoda-metoda updating PRL eksisting, dapat disimpulkan bahwa ketiga metoda-metoda tersebut di bawah ini dapat diyatakan layak untuk di-release, yaitu meliputi metoda-metoda sebagai berikut : a.
metoda update PRL manual dengan menggunakan Card Reader dengan tingkat keberhasilan 100%,
b.
metoda update PRL manual pada terminal ESN based dengan tingkat keberhasilan 100%,
c.
metoda pull update PRL (user inisiative) via OTA dengan tingkat keberhasilan 74,43%,
3.
Metoda-metoda updating PRL eksisting sangat tergantung oleh inisitif user, sehingga merupakan keharusan untuk menerapkan metoda push update PRL (network inisiative) agar dapat mengatasi kendala proses update PRL pada metoda eksisting.
4.
Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan, bahwa metoda push update PRL sangat mungkin dilakukan dengan pertimbangan : a.
sisa kapasitas SMSC sebesar 51.240.000 sms/ hari masih sangat cukup untuk dibebani SMS berupa file PRL bagi 1.237.020 SMS (pelanggan).
b.
dukungan dari konfigurasi sistem eksisting memungkinkan untuk dibangun metoda push update PRL,
c.
adanya pengalaman yang dipunyai SDM TELKOM dalam membangun aplikasi updating PRL eksisting.
5.2
Saran 98
99
5.2. 1.
Saran Mengingat bahwa ketiga metoda-metoda updating PRL eksisting sangat bergatung oleh inisiatif user serta sisa waktu yang tinggal 6 (enam) minggu dan volume dari target update PRL yang sangat banyak, maka merupakan keharusan untuk menerapkan metoda push update PRL via OTA agar update PRL dapat dilakukan secara otomatis dan secara masal.
2.
Bahwa metoda pull update PRL maupun metoda push update PRL dalam pelaksanaannya dapat dipastikan bahwa sebagian pelanggan akan mengalami kegagalan proses update yang dikarenakan kapabilitas terminal maupun sebab lainnya seperti kegagalan network SMS, sehingga disarankan bahwa solusi untuk mengatasi kegagalan updating PRL ini dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan Card Reader.
99
HASIL UJI COBA PULL UPDATE PRL VIA OTA TANGGAL UJI COBA 08 NOPEMBER - 09 NOPEMBER 2007 No.
Tahun Prod
Vendor
MDN
Merk Terminal
Type
POP_UU Success
Terminal Stability
OTAF Server Report
PRL UPDATE
Tgl Test
Petugas
1
2003
A
622170104040
Nokia
2116
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
2
2003
A
622170104040
Nokia
6225
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
3
2003
A
622170104040
Nokia
6235
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
4
2003
A
622170104040
Nokia
6265
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
5
2003
A
622170104040
Nokia
6585
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
6
2003
A
622170104040
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
7
2003
A
622170104040
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
8
2003
A
622170104040
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
Keterangan
9
2003
A
622170104040
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
10
2003
A
622170104040
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
11
2003
A
622170104040
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
12
2003
A
622170104040
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
13
2003
A
622170104040
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
14
2003
A
622170104040
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
15
2003
A
622170104040
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
16
2003
A
622170104040
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
17
2003
B
622170038235
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
18
2003
B
622170038235
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
19
2003
B
622170038235
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
20
2003
B
622170038235
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
21
2003
B
622170038235
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
22
2003
B
622170038235
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
23
2003
B
622170038235
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
24
2003
B
622170038235
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
25
2003
B
622170038235
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
26
2003
B
622170038235
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
27
2003
B
622170038235
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Endah P
28
2003
B
622170038235
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
29
2003
B
622170038235
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
30
2003
B
622170038235
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Endah P
31
2003
B
622170038235
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Endah P
32
2003
B
622170038235
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Endah P
33
2004
A
622547010182
Nokia
2116
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
34
2004
A
622547010182
Nokia
6225
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
35
2004
A
622547010182
Nokia
6235
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
36
2004
A
622547010182
Nokia
6265
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
37
2004
A
622547010182
Nokia
6585
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
38
2004
A
622547010182
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
39
2004
A
622547010182
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
40
2004
A
622547010182
Nokia
6585N/ 6225
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
41
2004
A
622547010182
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Nurul F
Combo
42
2004
A
622547010182
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
43
2004
A
622547010182
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
44
2004
A
622547010182
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
45
2004
A
622547010182
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Nurul F
Combo
46
2004
A
622547010182
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
47
2004
A
622547010182
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
48
2004
A
622547010182
Sanex
SF500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Nurul F
Combo
49
2004
B
622667014783
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
50
2004
B
622667014783
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
51
2004
B
622667014783
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
52
2004
B
622667014783
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
53
2004
B
622667014783
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
54
2004
B
622667014783
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
55
2004
B
622667014783
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
56
2004
B
622667014783
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
57
2004
B
622667014783
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
No.
Tahun Prod
Vendor
MDN
Merk Terminal
Type
POP_UU Success
Terminal Stability
OTAF Server Report
PRL UPDATE
Tgl Test
Petugas
Keterangan
58
2004
B
622667014783
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
59
2004
B
622667014783
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
60
2004
B
622667014783
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
61
2004
B
622667014783
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
62
2004
B
622667014783
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Pudjiono
Combo
63
2004
B
622667014783
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Pudjiono
Combo
64
2004
B
622667014783
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Pudjiono
Combo
65
2005
A
622171172662
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
66
2005
A
622171172662
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
67
2005
A
622171172662
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
68
2005
A
622171172662
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
69
2005
A
622171172662
Nokia
2865 i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
70
2005
A
622171172662
Nokia
6275 i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
71
2005
A
622171172662
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
72
2005
A
622171172662
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
73
2005
A
622171172662
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
74
2005
A
622171172662
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
75
2005
A
622171172662
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
76
2005
A
622171172662
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
77
2005
A
622171172662
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
78
2005
A
622171172662
Sanex
SC-T500
OK
OK
NOK
NOK
11/08/07
Hilman
79
2005
A
622171172662
Sanex
SF-500
OK
OK
NOK
NOK
11/08/07
Hilman
80
2005
A
622168465151
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
81
2005
B
622168465151
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
82
2005
B
622168465151
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
83
2005
B
622168465151
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
84
2005
B
622168465151
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
85
2005
B
622168465151
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
86
2005
B
622168465151
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
87
2005
B
622168465151
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
88
2005
B
622168465151
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
89
2005
B
622168465151
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
90
2005
B
622168465151
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
91
2005
B
622168465151
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
92
2005
B
622168465151
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
93
2005
B
622168465151
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hendra K
94
2005
B
622168465151
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
95
2005
B
622168465151
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/08/07
Hendra K
96
2005
B
622171172662
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/08/07
Hilman
97
2006
A
622171345208
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
98
2006
A
622171345208
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
99
2006
A
622171345208
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
100
2006
A
622171345208
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
101
2006
A
622171345208
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
102
2006
A
622171345208
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
103
2006
A
622171345208
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
104
2006
A
622171345208
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
105
2006
A
622171345208
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
106
2006
A
622171345208
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
107
2006
A
622171345208
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
108
2006
A
622171345208
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
109
2006
A
622171345208
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
110
2006
A
622171345208
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Nurul F
111
2006
A
622171345208
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Nurul F
112
2006
A
622171345208
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Nurul F
113
2006
B
622313396761
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
114
2006
B
622313396761
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
115
2006
B
622313396761
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
116
2006
B
622313396761
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
117
2006
B
622313396761
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
No.
Tahun Prod
Vendor
MDN
Merk Terminal
Type
POP_UU Success
Terminal Stability
OTAF Server Report
PRL UPDATE
Tgl Test
Petugas
Keterangan
118
2006
B
622313396761
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
119
2006
B
622313396761
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
120
2006
B
622313396761
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
121
2006
B
622313396761
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
122
2006
B
622313396761
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
123
2006
B
622313396761
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
124
2006
B
622313396761
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
125
2006
B
622313396761
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
126
2006
B
622313396761
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Aldevira
Combo
127
2006
B
622313396761
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Aldevira
Combo
128
2006
B
622313396761
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Aldevira
Combo
129
2006
C
622517106056
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
130
2006
C
622517106056
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
131
2006
C
622517106056
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
132
2006
C
622517106056
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
133
2006
C
622517106056
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
134
2006
C
622517106056
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
135
2006
C
622517106056
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
136
2006
C
622517106056
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
137
2006
C
622517106056
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
138
2006
C
622517106056
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
139
2006
C
622517106056
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
140
2006
C
622517106056
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
141
2006
C
622517106056
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
142
2006
C
622517106056
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
Combo
143
2006
C
622517106056
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Pudjiono
Combo Combo
144
2006
C
622517106056
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Pudjiono
145
2006
D
622168590183
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
146
2006
D
622168590183
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
147
2006
D
622168590183
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
148
2006
D
622168590183
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
149
2006
D
622168590183
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
150
2006
D
622168590183
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
151
2006
D
622168590183
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
152
2006
D
622168590183
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
153
2006
D
622168590183
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Pudjiono
154
2006
D
622168590183
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
155
2006
D
622168590183
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
156
2006
D
622168590184
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
157
2006
D
622168590183
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
158
2006
D
622168590183
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
159
2006
D
622168590183
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Endah P
160
2006
D
622168590183
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Endah P
161
2006
E
622171094653
Nokia
2116
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
162
2006
E
622171094653
Nokia
6225
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
163
2006
E
622171094653
Nokia
6235
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
164
2006
E
622171094653
Nokia
6265
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
165
2006
E
622171094653
Nokia
6585
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
166
2006
E
622171094653
Nokia
2865i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
167
2006
E
622171094653
Nokia
6275i
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
168
2006
E
622171094653
Nokia
6585N
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
169
2006
E
622171094653
Haier
D1000
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
170
2006
E
622171094653
Nexian
NX-200D
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
171
2006
E
622171094653
Nexian
NX-930
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
172
2006
E
622171094653
Samsung
SCH-W579(DM)
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
173
2006
E
622171094653
Sanex
SC-T300
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
174
2006
E
622171094653
Sanex
SC-T305
OK
OK
send OK
OK
11/09/07
Endah P
175
2006
E
622171094653
Sanex
SC-T500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Endah P
176
2006
E
622171094653
Sanex
SF-500
OK
OK
send OK
NOK
11/09/07
Endah P