BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PERSPEKTIF ILMU KEBUDAYAAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DI INDONESIA Makalah
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI)
i
BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PERSPEKTIF ILMU KEBUDAYAAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DI INDONESIA Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU) Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI)
Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, bersedia atau tidak, kita dihadapkan dengan loncatan teknologi komunikasi atau teknologi informasi yang perkembangan dan fungsinya begitu dahsyat, massif, mendunia, dan menjadi bahagian dari kehidupan sehari-hari. Teknologi komunikasi ini, menurut penulis, perkembangannya melampaui unsur-unsur kebudayaan lain, seperti: agama atau sistem religi, bahasa, seni, organisasi, pendidikan, maupun ekonomi. Teknologi komunikasi ini mempengaruhi semua sistem sosial yang telah dibangun selama berabad-abad. Bahkan teknologi komunikasi ini menjadi “kebutuhan baru” di samping kebutuhan primer seperti: makan, sandang, dan papan. Orang di manapun merasa ada yang kurang dalam hidupnya jika tidak memiliki dan menggunakan teknologi komunikasi, baik itu internet, telefon seluler, gadget, dan lain-lainnya. Secara budaya, teknologi komunikasi ini memeberikan perubahan yang cukup berarti, di dalam wujud kebudayaan, baik itu berupa gagasan atau ide, kegiatan manusia, dan benda-benda kebudayaan yang mereka hasilkan. Ide-ide semacam demokrasi, ekonomi liberal atau neoliberal, kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat, dengan muda masuk ke dalam pikiran semua orang di dunia ini melalui teknologi komunikasi tersebut. Demikian pula dalam wujud kegiatan (aktivitas), setiap manusia di dunia ini memiliki kegiatannya masing-masing, sesuai dengan ideologi, kehendak, dan polarisasi di dalam hidupnya. Melalui teknologi komunikasi ini seseorang bisa saja bergaya busana ala Perancis yang menjadi pusat gaya busana dunia. Demikian pula seseorang bisa bertindak dengan respon yang cepat ketika terjadi pembantaian sekelompok manusia oleh sekelompok manusia lainnya. Ia memiliki rasa simpati dan empati berdasarkan aspek universal kemanusiaannya. Atau dampak negatifnya ia bisa saja ikut-ikutan membunuh manusia lain seperti yang dilihatnya di media massa berdasarkan ide-ide tertentu. Demikian pula dalam wujud artefak, manusia di seluruh dunia kini selalu memiliki trend budaya artefak yang sama. Dalam kasus Indonesia, artefak yang menjadi fokus perhatian kini adalah batu akik dengan segala fenomena kultural, sosial, dan estetiknya. Di kalangan pemusik misalnya terjadi trend penggunaan alat musik jimbe. Memperhatikan perkembangan teknologi informasi seperti terurai di atas, maka salah satu yang menjadi fokus perhatian penulis dalam makalah ini adalah teknologi internet dalam perspektif ilmu-ilmu kebudayaan (antropologi, filsafat, bahasa, sastra, etnomusikologi, etnokoreologi, komunikasi, dan sejenisnya). Setelah memaparkan perkembangan internet, kemudian melihat dampak positif dan negatifnya, maka poin yang penting dan menjadi fokus perhatian penulis adalah memberikan pemikiran dalam konteks meminimalisasi dampak-dampak negatif dari penggunaan teknologi internet, terutama untuk lingkup Indonesia. Internet Dalam realitas kultural, internet merupakan sebuah hasil dari revolusi salah satu unsur kebudayaan yang disebut dengan teknologi, teruma yang terjadi pada milenium (alaf) kedua, yaitu abad 21 yang mengintegrasikan teknologi telekomunikasi dengan komputer. Perkembangan internet ini, dalam sejarah peradaban manusia dimulai dari satu penelitian badan pertahanan Amerika Serikat, yang kemudian berkembang menjadi satu mesin ekonomi global. Penemuan teknologi internet ini, kemudian mengakibatkan perubahan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi manusia di seluruh belahan bumi ini. Berbagai pengaruh internet terhadap salah satu unsur budaya yaitu ekonomi, menyebabkan internet menjadi perhatian oleh para akademisi di berbagai universitas di dunia. Dampak positif
1
internet di bidang ekonomi adalah dapat menurunkan biaya transaksi dan meminimalisasi ketidakpastian dalam konteks distribusi barang dan jasa. Sejarah tumbuhnya teknologi intenet di dunia ini, dimulai tahun 1969. Pada tahun tersebut, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (United State Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) melakukan penelitian bagaimana cara menghubungkan beberapa komputer, yang dapat membentuk jaringan organik. Dalam konteks kebijakan departemen pertahanan ini, penelitian tersebut dikenal dengan nama Arpanet. Setahun berikutnya, yaitu pada 1970, lebih dari 10 komputer di Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini dihubungkan, dampaknya antara komputer tersebut bisa saling berkomunikasi dan membentuk jaringan yang online. Selepas itu, pada tahun 1973, jaringan komputer Arpanet ini lebih jauh lagi dikembangkan ke luar Amerika Serikat, tepatnya di komputer University College London di Inggris. Tahun 1973 ini juga, dua pakar komputer Inggris yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mengajukan perluasan jaringan teknologi internet ke seluruh dunia, yang dipaparkannya pertama kali di Universitas Sussex. Sesudah itu tiga tahun berikutnya, tepatnya tanggal 26 Maret 1976, Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Berikutnya tahun 1977, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di Arpanet membentuk satu network. Tahun 1979, Tom Truscott, Steve Bellovin, dan Jim Ellis, membuat newsgroups perdananya yang mereka namakan Usenet. Selepas itu, pada tahun 1981 France Telecom menciptakan telefon televisi pertama di dunia. Melalui teknologi ini, orang bisa saling menelpon sekaligus berhubungan secara audiovisual dengan video link. Perkembangan teknologi dalam peradaban manusia berikutnya di dunia ini, adalah komputer yang membentuk jaringan global semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protokol (IP). Di sisi lain, di Eropa muncul jaringan komputer tandingan TCP dan IP, yang lazim disebut Eunet. Seterusnya, Eunet ini menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Eropa seperti: Belanda, Inggris, Denmark, dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup Usenet. Dalam rangka untuk menyeragamkan alamat (address) pada jaringan komputer di seluruh dunia, maka pada tahun 1984, secara bersama digunakan sistem nama domain, yang kemudian dikenal dengan DNS (Domain Name System). Pada saat itu, komputer yang tersambung melalui DNS tersebut sudah lebih dari 1000. Berikutnya tahun 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan ini melonjak lebih dari 10 kali, yaitu 10.000 lebih. Selepas itu, tahun 1988, pakar jaringan komputer dari Finlandia yang bernama Jarko Oikarinen memperkenalkan IRC (Internet Relay Chat). Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan di dunia ini, mencapai 10 kali lipat. Tahun ini sekitar 100.000 komputer membentuk satu jaringan. Berikutnya, tahun 1990 terukir sejarah dalam konteks perkembangan jaringan komputer dunia, yaitu Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, dalam jaringan tersebut. Program inilah yang disebut www (singkatan dari Worl Wide Web). Memasuki dasawarsa 1990-an, tepatnya tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan di seluruh dunia, sudah melampaui sejuta komputer. Pada tahun ini juga muncul istilah surfing the internet (“penjelejahan internet”). Kemudian pada tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi sekitar 3000 alamat laman. Masa ini juga untuk awal kalinya lahirlah virtual shopping atau e-retail di internet. Sejak itu pula dunia maya berubah secara radikal. Tahun 1994 ini Yahoo!, sebagai program jelajah internet didirikan, begitu pula saat ini lahir Netscape Navigator 1.0. Seterusnya hingga 2015 ini dunia maya telah dibanjiri situs, blog, perangkat penjelajah, programprogram perangkat lunak untuk kompiter baik yang berbayar atau gratis. Demikian pula muncul berbagai sistem untuk komputer-komputer di seluruh dunia seperti windows (xp, xp2, windows 7, windows 8, windows 10). Demikian pula samsung sebagai penghasil ponsel semi komputer membuat sistem android dengan berbagai kelebihan teknologisnya. Kini kita pun dibanjiri produk komputer,
2
laptop, notebook, telefon seluler multimedia, wifi, broadband,1 dan unsur-unsur sejenis yang mendukung keberadaan teknologi internet dalam konteks komunikasi manusia di muka bumi ini. Perkembangan internet ini, memiliki berbagai latar belakang berikut: (1) infrastruktur dan lingkungan institusi, (2) pesamaan struktur modernisasi dan posindustrialisasi, (3) perdagangan dan investasi asing, (4) pembangunan perkotaan, (5) eksistensi dunia industri. Latar belakang ekonomis dan teknologis seperti itulah yang menyebabkan melesat majunya internet, yang terus saja berkembang fungsinya di dunia ini. Termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan negarayang dapat disebut sebagai eksotik dalam memungsikan internet di dalam kehidupan masyarakatnya. Realitas sosial yang terjadi adalah, kalau di negara lain perkembangan internet dalam peradaban masyarakatnya didasari oleh penggunaannya secara individu dan perusahaan-perusahaan, maka sebaliknya di Indonesia teknologi internet berkembang melalui akses internet publik (sebagai contoh internet cafe atau warung internet). Dalam konteks tersebut, di Indonesia penguasaan terhadap tekonologi internet dari akses publik seperti itu, dapat dimaknai sebagai sebuah peluang usaha yang dapat dikembangkan, dalam ruang dan waktu tertentu. Selanjutnya, secara umum akses internet publik yang eksis di Indonesia ini, dapat dibagi menjadi tiga. Yang pertama adalah tele center, contohnya akses internet di perpustakaan, yang biasanya disediakan secara gratis. Yang kedua, adalah warnet (akronim dari warung internet), yang umumnya adalah berbayar, dan tergantung kepada lamanya waktu penggunaan internet. Yang ketiga, adalah information access point (titik akses informasi) yaitu terminal untuk mengakses internet, yang biasanya adalah untuk penggunaan waktu yang relatif singkat. Internet acces point ini, Biasa disediakan di berbagai mal, bandara, dan ruang publik. Ciri-ciri penggunaan internet di Indonesia ini antara lain adalah sebagai berikut. (i) Antara warung intenet bergabung menjadi satu jaringan, tujuan utamanya adalah untuk menekan biaya bandwith. (ii) Para pihak wiraswasta yang menekuni usaha warung internet di Indonesia, umumnya berlatar pendidikan teknologi informasi, atau para praktisi yang mempunyai kemampuan teknologi informasi, berdasarkan pengalaman atau pendidikan nonformal. (iii) Pengguna warung internet mayoritas adalah generasi muda Indonesia. (iv) Lokus tumbuh dan berkembangnya warung internet di Indonesia biasanya dekat dengan tempat diselenggarakannya pendidikan (formal dan nonformal) dan tempat-tempat rekreasi (dalam konteks dunia kepariwisataan Indonesia). Sebagai sebuah penemuan teknologi, maka berbagai kemudahan bisa didapatkan melalui aplikasi internet. Dalam realitas sosial di Indonesia, internet difungsikan di berbagai bidang. (a) Misalnya di dunia perbankan, digunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bersama yang dioperasikan secara online. Demikian pula transaksi keuangan melalui teknologi internet; meminjam uang kredit; membayar tagihan listrik dari PLN; dan lainnya. (b) Kemudian fungsi internet juga terjadi di dalam pendidikan, seperti: melaksanakan proses belajar dan mengajar secara online, yang memudahkan pendidik dan peserta didik; mencari materi pembelajaran (ilmu) mandiri secara online; mengetahui perkembangan di seluruh pelosok dunia dengan mudah; mengembangkan kreativitas diri; 1
Teknologi broadband secara umum dapat didefinisikan sebagai jaringan atau servis internet yang memiliki kecepatan transfer yang relatif tinggi, karena berdasar kepada lebar jalur data yang besar. Walaupun jalur data yang disediakan untuk penggunanya sangat lebar. Teknologi broadband biasanya membagi jalur lebar tersebut dengan pengguna sekitarnya. Jika tidak ada yang menggunakan, pengguna akan menggunakan sepenuhnya jalur lebar tersebut. Teknologi broadband atau pita lebar merupakan salah satu teknologi media transminsi yang mendukung banyak frekuensi, mulai dari frekuensi suara hingga video. Teknologi ini bisa membawa banyak sinyal dengan membagi kapasitasnya (yang sangat besar) dalam beberapa kanal bandwidth. Setiap kanal beroperasi pada frekuensi yang spesifik. Secara sederhana, istilah teknologi broadband digunakan untuk menggambarkan sebuah koneksi berkecepatan 500 Kbps atau lebih. Namun demikian, FCC mendefenisikan broadband dengan kecepatan minimal 200 Kbps. Ada dua jenis jalur lebar yang umum, yaitu DSL dan kabel modem, yang mampu mentransfer 512 Kbps atau lebih, kira-kira 9 kali lebih cepat dari modem yang menggunakan kabel telepon standar. Saat ini, teknologi broadband wireless merupakan tujuan utama dari evolusi teknologi telekomunikasi. Apa yang ditawarkan oleh layanan broadband adalah akses data multimedia berkecepatan tinggi berupa layanan gambar, audio, dan video, termasuk video streaming, video downloading, video telephony, dan video messaging. Melalui perangkat yang mendukung teknologi tersebut, pengguna juga bisa mengakses hiburan mobile TV dan mengunduh musik, serta melakukan komunikasi real time menggunakan teknologi fixed mobile, seperti webcam melalui ponsel. Broadband adalah koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara cepat dan selalu terkoneksi atau always on.
3
memperlihatkan karya pembelajaran kepada masyarakat luas; juga sarana publikasikan karya-karya keilmuan seperti: rumus, teknologi aplikasi, seni (musik, tari, teater, sastra, rupa, media komunikasi) melalui sarana internet seperti blog atau laman web. (d) Di bidang ekonomi fungsi-fungsi teknologi internet di antaranya adalah sebagai berikut: meningkatkan penghasilan dan daya saing perusahaan yang didukung oleh transaksi melalui internet; lebih mudah mempublikasikan produk-produk baru; dan menghemat biaya. Dampak Positif Sebagaimana layaknya hasil tekonologi terkini dan tercanggih, maka internet dapat dipastikan memiliki dampak positif dan negatif di dalam peradaban manusia, baik itu dalam skala individu, keluarga, kelompok etnik, masyarakat, bangsa, atau seluruh manusia di dunia. Dampak ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Menurut pendapat penulis, dampak-dampak positif dari dipergunakannya internet di dalam kebudayaan manusia di dunia, termasuk di Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Menambah ilmu pengetahuan manusia. Dengan digunakannya internet di dalam kehidupan manusia sehari-hari, dampak positifnya adalah para pengguna internet, terutama yang selalu mengembangkan ilmu pengetahuannya. Sebagaimana diketahui bahwa melalui ilmu pengetahuan manusia akan menjadi tahu akan hal yang sebelumnya tidak tahu, ia akan menjadi bijaksana, intelektualnya terasah, spiritualnya meningkat peringakt demi peringkat, dan seterusnya. Selain belajar secara informal dalam sekolah-sekolah dan universitas, seseorang juga dapat belajar dari internet ini. Dalam kata lain alam yang terkembang menjadi guru, maksudnya kini sudah meluas, bukan hanya alam fisik dan supernatural saja, tetapi dunia maya juga adalah sarana pembelajaran manusia. Di dalam dunia maya yang komunikasinya melalui teknologi internet, setiap orang dapat belajar dari orang lain baik melalui laman, blog, komunikasi secara elektronik, dan sejenisnya, yang akan dapat menjadikan dirinya lebih tahu dari sebelum belajar. Bahkan penerjemahan antara bahasa-bahasa di dunia, kini semakin cepat saja, melalui berbagai perangkat p[enerjemah di internet secara online, seperti misalnya google translation. Semua ilmu dapat dipelajari melalui internet, apakah itu ilmu-ilmu eksakta, sosial, dan humaniora—bahkan kemungkinan besar akan muncul lagi ilmu-ilmu pengetahuan yang baru sesuai dengan perkembangan zaman, yang didukung oleh perkembangan teknologi informasi ini. 2. Mempermudah manusia berkomunikasi. Salah satu sarana komunikasi adalah bahasa yang dilakukan dengan tumpuan secara verbal. Namun selain bahasa ada pula komunikasi yang menggunakan unsur-unsur nonverbal seperti gerak isyarat, kedipan mata, mimik wajah, dan lainlainnya. Selaras dengan perkembangan teknologi, maka internet juga mempermudah orang berkomunikasi. Pada saat sekarang ini antara manusia dengan manusia lainnya di dunia ini dapat berkomunikasi melalui media internet. Berbagai bidang komunikasi di dalam internet di antaranmya adalah surat elektronik atau lazim disebut e-mail. Demikian pula media-media komunikasi sosial seperti facebook, twitter, instagram, semakin mempermudah orang berkomunikasi. Selain itu media massa yang selama ini menggunakan kertas sebagai media utama, terutama koran, majalah, buletin, kini juga ditayangkan melalui media internet secara online. Bahkan internet pun pada masa sekarang ini telah dapat pula menyiarkan acara sebagaimana halnya televisi. Transaksi seperti perbankan, tiket, penyewaan hotel, dan lainlainnya dapat dilakukan melalui internet. Kalau awalnya secara ilmu komunikasi antara komunikator (sumber pesan) dengan komunikan (penerima pesan) sangat dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu, maka kini dimensi tersebut sudah bukan lagi menjadi pembatas utama berkat adanya internet. 3. Efisiensi waktu untuk bekerja. Melalui teknologi internet ini, maka manusia menjadi efesien penggunaan waktunya untuk bekerja. Kini manusia di seluruh dunia, untuk bekerja terutama pekerjaan-pekerjaan kantor, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Berkas atau data-data tersebut dapat saja disimpan di komputer, flash disk, compact disk, atau bahkan drive di dunia maya yang disediakan oleh berbagai penyedia penyimpan data di dunia maya. Data ini dapat
4
dilihat kapan saja dan di mana saja oleh para penggunanya. Dengan demikian, untuk menyimpan, melihat, mengunggah, dan mengunduh data dapat dilakukan dengan mudah dan dampaknya adalah efisiensi di dalam penggunaan waktu dan ruang untuk bekerja ini. 4. Media informasi semua hal. Internet menyediakan semua informasi yang dibutuhkan manusia di seluruh dunia. Informasi ini mencakup aspek-aspek seperti: agama, teknologi, ilmu pengetahuan, bahasa, pendidikan, ekonomi, dan seni. Yang jelas semua informasi sosial, budaya, alam dan fenomenanya, bisa didapatkan dari internet ini. Dengan demikian, internet sebagai media informasi ini akan sangat membantu manusia di manapun dalam mengisi kehidupannya, dalam rangka menegakkan kebudayaan atau peradabannya. Dampak Negatif Selain dari dampak-dampak positif, teknologi internet juga mau atau tidak mau memiliki dampak-dampak negatif. Berikut ini merupakan beberapa dampak negatif penggunaan internet. 1. Sebagai media yang efektif untuk menyebarkan pornografi. Sebagai media komunikasi, bias dikatakan tidak salah jika internet dikaitkan dengan berbagaio aspek yang berkaitan dengan pornografi. Tampilan audiovisualnya bisa berupa gambar (picture), video, maupun tulisan. Media komunikasi yang disebut internet ini sangat memberikan peluang bagi seseorang untuk mengunggah, mengunduh, melihat, dan memperdagangkan pornografi. Dalam realitasnya, berbagai situs dan blog pornografi bermunculan, sejak awal munculnya internet. Para penikmat pornografi ini bisa langsung mencari dan kemudian mengunduhnya, baik yang berbayar maupun yang gratis. Bagi para pebisnis pornografi, dapat saja mengunggahnya dan kemudian setiap orang yang mengunduh diminta untuk membayar sejumlah uang yang biasanya dilakukan transaksinya secara online pula. Selanjunta adala pula chat rooms yang berisi fantasi seksual serta role playing untuk orang dewasa pun semakin marak. Celakanya, karena tidak terbatas aksesnya, situs-situs pornografi ini, mungkin saja dibuka dan ditonton oleh anak-anak yang belum dewasa. Dampaknya tentu saja sangat dahsyat bagi pembentukan karakter anak tersebut seiring berjalannya waktu. 2. Menjadi media yang membuat orang kecanduan berhubungan sosial melalui dunia maya. Sebagaimana sifat dasar manusia adalah berhubungan sosial dengan sesamanya, maka dunia internet juga menyediakan media sosial untuk saling berkenalan, bertukar pikiran, berbual secara online. Memang ada juga sisi positifnya, yaitu seseorang itu akan memiliki banyak teman di dunia maya. Namun selain positif negatifnya juga muncul, yaitu ketika seseorang secara berlebihan untuk menjalin hubungan sosial di dunia maya, maka akan menimbulkan kecanduannya, yang mengakibatkan ia abai dengan dunia nyatanya sehari-hari. Hubungan di dunia maya internet ini biasanya berawal dari apa yang disebut dengan chat. Melalui chat, seseorang akan merasakan kecocokan, sehingga memutuskan untuk menuangkan perhatian berlebih pada rekan chatnya. Dampak akhirnya ia akan melupakan dunia nyata gara-gara kecanduan chat. 3. Menjadi sarana perjudian online. Dalam konteks dunia virtual, perjudian melalui teknologi internet ini dikenal dengan istilah net gaming. Proses yang bisa berlangsung terus-menerus ini akan mengakibatkan seseorang menjadi kecanduan judi online, yang prosesnya lebih mudah, waktunya kapan saja, dan tersembunyi, relatif sulit dipantau oleh polisi. Akibatnya akan mengganggu pekerjaan dan mengakibatkan kerugian, yang tentu saja membuat orang bersangkutan terlilit pada cengkeraman hutang. 4. Media yang dapat membuat seseorang kecanduan pada permainan pada komputer, dan akhirnya tidak produktif dalam bekerja. Fakta sosiologis menunjukkan bahwa beberapa organisasi yang berkaitan dengan pekerjaan manusia, mengalami dampak negatif akibat kecanduan games offline, seperti tetris dan solitaire yang terkenal pada era 1980-an, yang sudah diinstal dalam perangkat tiap komputer, yang juga dapat diinstal melalui internet. 5. Menjadi media untuk mengeksploitasi kekejaman dan kesadisan. Kekompleksan informasi di internet membuat beberapa situs menampilkan segala bentuk kekejaman dan kesadisan untuk berbagai tujuan yang megetepikan nilai-nilai humanisme universal. Ada pula motif yang
5
mengeksploitasi yang tabu memang menjadi salah satu cara yang bisa menaikkan pamor situs tersebut. 7. Dapat menjadi media penipuan. Walaupun penipuan tidak hanya terjadi melalui media internet, namun dapat dipastikan bahwa media ini juga efektif untuk tujuan tersebut bagi para penipu. Internet memiliki berbagai keunggulan sebagai media untuk menipu, seperti dapat dilakukan lebih massif, cenderung lebih sulit dilacak, dan lebih tersembunyi. Kejahatan di dunia internet (cyber crime) ini, semakin hari semakin canggih bentuk dan sasarannya. Penipuan tersebut bias berlaku untuk motif-motif ekonomi, perdagangan manusia, peredaran narkoba, dan lain-lainnya. 8. Media untuk melakukan penculikan. Seperti kita ketahui belekangan ini, banyak kasus pelaporan orang tua yang menyatakan bahwa anaknya diculik oleh seseorang yang dikenal melalui jejaring sosial. Biasanya para pelaku kejahatan penculikan tersebut, meminta sejumlah uang tebusan, agar anak yang diculik dilepaskan. Internet memang mampu menghadirkan kerugian yang tidak terduga, seperti penculikan tersebut. Untuk mengantisipasi hal ini, usahakan agar tidak mempercayai seseorang yang dikenal lewat dunia maya ini. Banyak lagi dampak-dampak negatif lainnya yang dapat ditimbulkan oleh media internet ini. Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Penggunaan Internet dalam Perspektif Ilmu Budaya Dalam rangka meminimalisasi dampak-dampak negative dari penggunaan internet tersebut, maka penulis memberikan beberapa pemikiran. Salah satunya, adalah mengacu kpeada teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi. Apada prinsipnya apapun yang dilakukan dan diciptakan oleh manusia di dunia ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi keinginan manusia akan semua hal, baik itu kebutuhan material mapun spiritual. Demikian pula penemuan internet adalah untuk memenuhi salah satu kebutuhan manusia akan komunikasi dan informasi di antara mereka. Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia lahir di Cracow, Polandia, sebagai putera keluarga bangsawan Polandia. Ayahnya adalah gurubesar dalam Ilmu Sastra Slavik. Jadi tidak mengherankan apabila Malinowski memproleh pendidikan yang kelak memberikannnya suatu karier akademik juga. Tahun 1908 ia lulus Fakultas Ilmu Pasti dan Alam dri Universitas Cracow. Yang menarik, selama studinya ia gemar membaca buku mengenai folkor dan dongeng-dongeng rakyat, sehingga ia menjadi tertarik kepada ilmu psikologi. Ia kemudian belajar psikologi kepada Profesor W. Wundt, di Leipzig, Jerman (Koentjaraningrat, 1987:160). Dia kemudian mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisis fungsi kebudayaan manusia, yang disebutnya dengan teori fungsionalisme kebudayaan, atau a functional theory of culture. Ia kemudian mengambil keputusan untuk menetap di Amerika Serikat, ketika ia menjadi guru besar Antropologi di University Yale tahun 1942. Sayangnya tahun itu ia juga meninggal dunia. Buku mengenai fungsional yang baru yang telah ditulisnya, diredaksi oleh muridnya H. Crains dan menerbitkannya dua tahun selepas itu (Malinowski, 1944). Selanjutnya Malinowski (T.O. Ihromi 2006), mengajukan sebuah orientasi teori yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan. Menurut Malinowski, fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat. Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi (melahirkan keturunan), merasa enak badan (bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu, muncul kebutuhan jenis kedua (derived needs), kebutuhan sekunder yang harus juga dipenuhi oleh kebudayaan.
6
Ahli teori fungsionalisme dalam disiplin antropologi lainnya, Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkait erat dengan struktur sosial masyarakatnya. Bahwa struktur sosial itu hidup terus, sedangkan individu-individu dapat berganti setiap waktu. By the definition here offered ‘function’ is the contribution which a partial activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a perticular social usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view implies that a social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in which all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or internal consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither be resolved not regulated (1952:181). Dengan demikian, Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas kepada keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang diuraikan Radcliffe-Brown berikut ini. Dengan mengacu kepada teori fungsi tersebut di atas, sudah sewajarnya dalam menggunakan internet, penting dilakukan pengarahan ke arah sosial dan kultural yang tepat, untuk meminimalisasi dampak negatifnya. Tujuan dari keseluruhannya adalah untuk mencapai konsistensi internal yang dampaknya akan memberikan harmonisasi. Upaya-upaya sosiokultural dalam mengantisipasi dampak-dampak negatif dari penggunaan internet ini, menurut penulis antara lain adalah sebagai berikut. 1. Perlunya campur tangan negara dalam penggunaan internet. Misalnya pemblokiran situs-situs yang isisinya adalah pornografi, pornoaksi, kekejaman, penipuan, bahkan yang merongrong kedaulatan serta integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Perlunya dibuat undang-undang mengenai kejahatan melalui dunia maya ini, dan disosialisasikan kepada segenap warga masyarakat Indonesia. 3. Penting untuk menyadarkan dan menyegarkan kembali akan gagasan kebangsaan yaitu ideologi Pancasila yang diterapkan dan dihayati segenap warga negara Indonesia, termasuk dalam konteks penggunaan media internet ini. 4. Kearifan-kearifan lokal yang berbasis kepada kebudayaan etnik di seluruh Indonesia, perlu diikutsertakan nilai-nilainya dalam mengelola internet, termasuk dalam rangka pembuatan berbagai perangkat lunak dan teknologi internet. 5. Proses belajar dan mengajar yang berbasis kepada kurikulum nasional dalam rangka pendidikan di Indonesia, selain menggunakan buku ajar bisa juga menggunakan bahan ajar yang disediakan melalui internet, dengan biaya yang jauh lebih murah dan dapat dijangkau dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas. 6. Perlu diciptakan kesadaran teknologi yang berbasis moral dan budaya bagi segenap bangsa Indonesia. Bagaimanapun hebatnya penguasaan teknologi tanpa adanya basis kebudayaan ini, yang terjadi adalah kerusakan dunia maya. 7. Penting untuk memberikan legitimasi secara yuridis terhadap semua karya cipta anak bangsa di bidang teknologi internet atau karya-karya yang menggunakan internet sebagai media, dan setiap pencipta karya tersebut diberikan hak-haknya sebagai bahagian dari hak kekayaaan atas intelektualnya.
7
BIBLIOGRAFI
a. Buku Muhammad Takari, 2009. Fungsi dan Bentuk Komunikasi dalam Musik dan Tari Melayu di Sumatera Utara. Kuala Lumpur: Disertasi pada Departemen Pengkajian Media Universiti Malaya, yang tidak dipublikasikan. Muhammad Takari et al., 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studia Kultura. Radcliffe-Brown, A.R., 1952., Structure and Function in Primitive Society. Glencoe: Free Press. Sasa Djuarsa Sendjaja, 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. b. Internet Bima Nur Syah Putra, “Perkembangan Teknologi Informasi dan Komputer di Era Globalisasi” dalam http://bimanursyahputra11.blogspot.co.id/2013/10/perkembangan-teknologi-informasidan.html. http://hamam21.blogspot.co.id/2009/03/apa-itu-broadband.html https://azimahnn.wordpress.com/makalah-perkembangan-internet-di-indonesia/
MENGENAI PENULIS
Muhammad Takari, Drs., M.Hum., Ph.D. adalah dosen Etnomusikologi Fakultas Sastra USU, lahir pada tanggal 21 Disember 1965 di Labuhanbatu. Menamatkan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Labuhanbatu. Tahun 1990 menamatkan studi sarjana seninya di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya tahun 1998 menamatkan studi magister humaniora pada Program Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tahun 2009 menyelesaikan studi S-3 Pengajian Media (Komunikasi) di Universiti Malaya, Malaysia. Aktif sebagai dosen, peneliti, penulis di berbagai media dan jurnal dalam dan luar negeri. Juga sebagai seniman khususnya musik Sumatera Utara, dalam rangka kunjungan budaya dan seni ke luar negeri. Kini juga sebagai Ketua Prodi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Berliau juga adalah Ketua Departemen Adat, Seni, dan Budaya dalam organisasi Pengurus besar Majelis Adat Budaya melayu Indonesia (PB MABMI). Kantor: Jalan Universitas No. 19 Medan, 20155, telefon/fax.: (061)8215956. Alamat rumah: Jalan Amal Luhur No. 4, Helvetia, Medan; e-mail:
[email protected].
8
9
10
11
dari:
[email protected] ke: m.takari.usu.ac.id;
[email protected] Sept 15 pada 3:38 PM
Undangan Sebagai Narasumber (Budayawan) Focus Group Discussion Kepada Yth, Bapak Muhammad Takari
Terlampir kami kirimkan undangan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema " Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan Broadband di Indonesia", yang dialaksanakan pada: Hari : Kamis, 17 September 2015 Waktu : 08.00 WIB s.d. selesai Tempat : Aula Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan Jl. Tombak Nomor 31 Medan ( dekat jalan tuasan ) Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terimakasih.
12