Pengaruh Modal Usaha dalam Proses Peningkatan Hasil Produksi dan Pendapatan Petani Pisang Kepok, Desa Galung Lombok, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polman
Akhsan Djalaluddin1 Muhammad Arsyad2, Nurlaela3, dan Astina4 1
Hasanuddin University; 2Hasanuddin University; 3West Sulawesy University; 4West Sulawesy University
[email protected];
[email protected];
[email protected];
[email protected]
Abstract: This study aims to determine the effect of venture capital in Increasing Production and Income of Kepok Banana farmers and to know revenues are acceptable by the farmer in accordance with capital owned by farmers in the village of Galung Lombok, Tinambung, Polewali Mandar. The results showed that the capital used by farmers greatly affect the farmers' income, while revenue and real profit earned banana farmers have increased significantly and could prosper their lives. Keywords: venture capital, production, income of bananas farmers, Galung Lombok, Tinambung, Polman
1. Pendahuluan Di Sulawesi Barat Khususnya di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar usaha penanaman pisang banyak dilakukan oleh masyarakat tani dan menyebar di seluruh desa ini. Hal ini disebabkan karena jenis tanaman pisang merupakan jenis tanaman musiman dan berumur panjang, dari pengelolaannya tidak terlalu rumit, serta dari segi modal tidak terlalu menekan biaya. Penghasilan atau pendapatan usaha tani di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat Pertama-tama akan dipergunakan untuk menutupi keperluan keluarga dan kemudian untuk mencukupi kebutuhan guna pelaksanaan pengelolaan dalam usaha taninya dan pembentukan modal. Sehingga antara pendapatan dan konsumsi dari keluarga, dan pembentukan modal terdapat jalinan atau kaitan organik.
55
Pisang merupakan jenis buah yang paling umum ditemui tak hanya di perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Ada beragam jenis buah pisang salah satunya adalah pisang kepok. Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bentuk buah yang cenderung pipih dan tidak bulat memanjang seperti varian pisang lainnya. Si kepok ini termasuk ke dalam jenis pisang yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Ia terdiri dari dua jenis yakni pisang kepok kuning dan pisang kapok putih. Pisang dengan daging berwarna kuning biasanya jauh lebih mahal karena rasanya memang lebih enak jika dibandingkan dengan pisang kepok daging putih. Pada dasarnya pisang kepok ini bisa tumbuh di mana saja, namun untuk kualitas buah yang baik, biasanya ada persyaratan lahan tanam yang harus dipenuhi. Budidaya pisang kepok banyak dilirik para petani sebab permintaan terhadap jenis pisang yang satu ini selalu stabil.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Dasar Usahatani Usahatani atau farm adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian dilaksanakan oleh seorang petani, suatu keluarga tani atau badan usaha yang bercocok tanam di atasnya (Mosher,1991). Selanjutnya pada bagian lain Mubyarto (1991) mengumumkan bahwa usahatani adalah himpunan dari sumber – sumber alam yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah, air, sinar matahari dan bangunan yang ada di atas tanah tersebut. Dari waktu ke waktu beragam jenis sistem pertanian telah dikembang dengan fokus orientasi mulai dari subsisten sampai beriorentasi pasar. Adanya perbedaan orientasi tersebut menyebabkan perlu dikembangkan suatu program penggunaan input yang dapat ditempuh adalah dengan program intensifikasi yang terdiri atas penggunaan sarana input pertanian seperti varietas unggul peralatan mekanis, pengelolaan air pengairan, pupuk kimia dan penerapan pola yang efesien (Sumodiningrat, 2001). Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis. Ketiga macam efisiensi ini penting untuk diketahui dan diraih oleh petani bila menginginkan keuntungan yang sebesar – besarnya. Umumnya memang petani tidak mempunyai catatan usahatani ( farm recording) ; Sehingga sulit bagi petani untuk melakukan analisis usahataninya. Petani hanya mengingat – ingat cash flow (anggaran arus uang tunai ) yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ingatan itu tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya berapa output yang mereka peroleh dan berapa input yang mereka gunakan ( Soekartawi: 1991). Perlunya analisis usahatani memang bukan untuk kepentingan petani saja tetapi juga untuk para penyuluh pertanian lapangan ( PPL), Penyuluh pertanian madya ( PPM), dan Penyuluh pertanian spesialis (PPS), para mahasiswa atau pihak – pihak lain yang berkepentingangan untuk melakukan analisis usahatani ( Soekartawi : 2002).
56
Analisis usaha tani, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usaha tani yang dilakukan oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti (Soekartawi, dkk : 1990).
2.2 Tinjauan Umum Tentang Pisang Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan sub tropis. Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Suyanti Satuhu, Achmad Supriyadi, 2000). Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Manusia telah mengkonsumsi pisang sejak zaman dahulu. Kata pisang berasal dari Bahasa Arab, yaitu Maus. Pisang, oleh Linneus dimasukkan kedalam keluarga Musaceae untuk memberikan penghargaan kepada Antonius Musa, dokter pribadi kaisar Romawi (Octaviani Agustinus) yang menganjurkan untuk makan pisang. Karena itu, dalam Bahasa Latin pisang disebut Musa Paradisiaca ( Simmond dalam Setyo Eddy, dkk: 2006). Pisang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Terbukti, pohon pisang sering digunakan sebagai perlambang dalam berbagai upacara adat. Pisang juga biasa dijadikan sebagai pelengkap prosesi ritual bubaya mulai perkawinan sampai kematian, bisa juga digunakan sebagai pelengkap sebuah pentas kesenian (seperti batang pisang digunakan dalam pelaksanaan hari raya maulid Nabi Muhammad SAW). 2.3 Jenis pisang Menurut Suhardiman, 1997, jenis-jenis pisang dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yakni jenis pisang umum, pisang kemersial dan jenis lain. a. Jenis umum Contoh pisang jenis ini adalah: pisang serat (Noe musa textiles) diambil seratnya, pisang hias (Helicona indicak lank), pisang buah (Musa paradisiacal lank) , yang termasuk pisang buah: golongan langsung dimakan seperti kepok, susu, hijau, mas, raja dan golongan setelah dimasak atau diolah, contohnya : pisang tanduk, pisang raja uli, pisang kapas, pisang Bengkulu.
57
b. Jenis pisang komersial Banyak terdapat dipasaran baik di pasar umum maupun di supermarket. Contohnya adalah pisang barangan, raja, raja sere, raja uli, raja molo, raja kul, raja nangka, ambon, pisang kapas dan lain-lain. c. Jenis lain Jenis-jenis pisang lain contohnya adalah pisang awak, badak, camar putih, rayap, kawista dan lain lain. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas yang tumbuh di bagian bonggolnya. Dengan cara itu, pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Filosofi itu yang mendasari penggunaan pohon pisang sebagai simbol niat luhur pada upacara pernikahan. Iklim tropis yang sesuai dan kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan tanaman pisang dapat tumbuh baik diseluruh wilayah Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Pisang tidak mengenal musim panen karena dapat berbuah setiap saat. Hasilnya dapat mencapai 1–17 sisir setiap tandan atau 4– 40 kg pertandan, tergantung dari jenisnya. Dalam satu tandan pissang tanduk terdapat 1– 7 sisir, sedangkan pisang ambon 7–17 sisir. Buahnya dapat dimakan langsung atau diolah terlebih dahulu. Pisang mudah ditanam dan mempunyai banyak kegunaan selain buahnya, tanaman pisang dapat dimanfaatkan dari bagian bonggol tanaman pisang ( berupa umbi batang) dan batang muda dapat diolah menjadi sayuran. Bunga pisang (dikenal sebagai jantung pisang ) dapat digunakan sebagai bahan sayur, manisan, acar, atau lalapan. Batangnya digunakan membuat serat bahan pakaian dan pada saat hujan atau banjir bisa digunakan sebagai rakit. Peluang pasar pisang didalam negeri sangat baik karena hampir semua masyarakat di indonesia suka pisang. Konsumen biasanya menginginkan pisang yang rasanya manis atau manis sedikit asam, dan beraroma harum. Di pasaran, pisang dijual dengan berbagai tingkatan mutu dan harga yang sangat variatif ( Setyo Eddy, dkk: 2006).
2.4 Pengertian Modal Dalam pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama- sama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja dalam menghasilkan barang – barang baru melalui hasil pertanian, Secara ekonomi modal adalah barang-barang yang bernilai ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan tambahan kekayaan ataupun untuk meningkatkan produksi. Modal digunakan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi atau barang-barang modal. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif
58
aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap. Biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar (material), namun tidak sering terjadi. Hal senada di kemukakan Bakker dalam Sudarsono ( 2004) bahwa modal ialah baik yang merupakan barang – barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca disebelah debit, maupun daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu yang tercatat disebelah kredit. Soekartawi (1983), bahwa modal tetap didefenisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali produksi. Sebaliknya modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali produksi menurut Kaslan ( 1991) Pengertian modal terbagi atas 2, yakni: 1. Modal niskala atau modal abstrak Yang dimaksud dengan modal abstrak adalah kekuasaan ekonomis yang timbul karena pemilikan modal itu. Untuk keperluan ilmu pengelolaan usahatani penggunaan modal abstrak sebagai suatu pengertian akan lebih banyak mendatangkan kekisruhan daripada kejernihan. 2. Modal yang nyata atau modal konkrit Modal konkrit sering dibedakan menjadi: a. Modal privat ekonomis Modal privat ekonomis dapat diartikan sebagai harta kekayaan atau besar harta milik seseorang. Salah satu ciri khas dari modal privat ekonomis ialah dapat mendatangkan pendapatan atau penghasilan bagi pemiliknya. Jelas bahwa benda – benda atau barang – barang yang mendatangkan pendapatan atau hasil terlepas daripada siapa yang mempergunakan adalah modal dalam arti privat ekonomis, modal tersebut sering juga disebut modal individual. Maka fungsi dari modal privat yaitu memberikan penghasilan atau pendapatan kepada pemiliknya. b. Modal masyarakat Menurut Von Bohm-Bawerk dalam Kaslan (1991) Modal masyarakat adalah bagian dari semua jenis barang yang diproduksi oleh masyarakat dan yang dimilikinya serta yang akan dipergunakan untuk memprodusir barang – barang baru atau dengan kata lain modal masyarakat adalah barang – barang yang diproduksi dan merupakan alat – alat produksi. Bagian dari kekayaan masyarakat yang berupa barang- barang produksi dan lagi pula merupakan barang – barang untuk keperluan komsumsi. Fungsi modal masyarakat jelas berbeda dengan fungsi modal privat ekonomis. Fungsi modal masyarakat adalah mempertinggi produktivitas atau daya penghasil dari tenaga manusia. 2.5 Modal Menurut Fungsinya Modal menurut fungsinya dibedakan menjadi 2 bagian yaitu, : 1. Modal Tetap (Fixed Capital)
59
Modal tetap (Fixed Capital) adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi atau dapat dipakai berkali-kali dalam proses produksi.Modal tetap bukan berarti tidak pernah habis. 2. Modal Tidak Tetap (Modal Lancar/Usaha) Modal tidak tetap adalah Modal yang habis satu kali proses produksi. Jadi setiap kali proses produksi modal variabel perlu disediakan atau ditambahkan modal variabel ini. Dalam usahatani contohnya : bibit, pupuk ,obat ,pemberantas hama, penyakit, dll.
2.6 Sifat –Sifat Modal dan Jenisnya Beberapa sifat yang dimiliki modal sekaligus merupakan sebab meningkatnya perhatian terhadap modal. a. Modal mempunyai sifat produktif yaitu meningkatkan kapasitas produksi. 2 hal yang dapat dijual belikan dalam pasar modal pada saat tertentu “stock” dan jasa atau service. Modal yang produktif adalah dapat memberikan pendapapatan dengan jumlah biaya yang minimum . b. Modal mempunyai sifat prospektif, yaitu modal dapat mempertahankan atau meningkatkan produksi dalam waktu yang akan datang. Sifat ini terwujud apabila sebagian daripada pendapatan yang diterima hari ini dapat disisihkan. Masalah pokok dari usahatani kecil ialah bagaimana menyisihkan sebagian daripada pendapatannya yang hanya cukup bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. c. Pertumbuhan modal berhubungan erat dengan faktor produksi kerja, karena modal digunakan bersama-sama dengan kerja. d. Modal dapat meningkatkan pemakaian tenaga kerja misalnya di daerah yang tanah pertaniannya terbatas. Dengan menambahkan modal dapat mengintensifkan pengusahanya sehingga tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani meningkat. Hal ini sekaligus meningkatkan produksi dan pendapatan, ini berarti pula upah kerja dapat ditingkatkan dengan penambahan modal. Selanjutnya modal dapat pula menghemat tenaga kerja. Berdasarkan jenisnya modal dibagi kedalam beberapa bagian yaitu a. Tanah Tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di Negara berkembang lainnya berperan sangat besar. Hal ini Karena modal di luar tanah yang dimiliki petani sangat terbatas (kecil sekali). Sebab- petani-petani belum punya modal berupa mesin-mesin atau alat-alat yang mahal harganya. b.
Bangunan
Bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk bahagian usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk kelancaran usahatani. Bangunan ini berupa gudang, lumbung, kandang, ternak, dll.
60
c. Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian Macam dan jumlah alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani dipengaruhi oleh iklim keadaan tanah jenis cabang usaha yang diusahakan dan tingkat kemajuan serta besarnya usahatani. Pada usahatani yang sederhana seperti usahatani keluarga yang banyak di Indonesia alat-alat yang digunakan sederhana pula. Biasanya berupa cangkul, parang, sabit, bajak, garu, dll. d. Tanaman dan Ternak Tanaman baik yang berumur pendek, maupun yang berumur panjang, adanya dalam tanah mengeluarkan biaya-biaya karena harus dianggap sebagai penanaman modal. Tanaman yang berumur pendek yang menghasilkan dalam waktu setahun atau kurang, e. Sarana Produksi (bahan Perlengkapan) Sarana produksi terdiri dari bibit, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit, serta sarana produksi lainnya termasuk pada biaya tidak tetap. Penggunaan sarana produksi ini pada usahatani hanya untuk sekali produksi. Jadi untuk sarana produksi tidak diadakan penyusutan. Biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan biaya eksploitasi atau biaya pengusahaan. f. Uang Tunai Uang Tunai yang diperhitungkan adalah uang tunai yang betul-betul diperuntukkan bagi usahatani. Hal ini perlu ditegaskan mengingat usahatani di Indonesia, pembatasan antara uang tunai untuk usahatani dengan uang tunai untuk kebutuhan hidup petani dan keluarganya sulit untuk dibedakan. Uang tunai merupakan alat untuk membeli semua perlengakapan produksi yang diperlukan. Fungsi uang tunai adalah untuk membiayai semua peralatan dan perlengkapan yang berasal dari luar usahatani. 2.7 Peranan Modal dalam Usahatani Peran modal dalam usahatani ialah : a. Modal itu dapat digunakan penghemat tanah. b. Modal dapat menghemat Tenaga (Labour Saving) c. Modal dapat menghemat waktu d. Modal dapat menghemat biaya e. Modal dapat memperbaiki kualitas produksi
61
2.8 Pengertian Pendapatan Pendapatan didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti: sewa, bunga, dividen serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 2003) Pass dan Lowes, 1994, berpendapat bahwa pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji (salaries), upah (wage), sewa (rent), bunga (interest) dan laba (profit) serta sebagainya bersama-sama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun. Menurut (Gilarso, 1998) pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu pertama,Upah / gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang lain / instansi lain ( sebagai karyawan yang dibayar), Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai pengusaha, yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menangung resikonya sendiri entah sebagai petani, tukang, pedagang dan sebagainya. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama. Penghasilan campuran (mixed income) adalah penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti : petani, tukang, warungan, pengusaha kecil dan sebagainya disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan : Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri, Sebagian berupa sewa untuk tanah / alat produksi yang dimiliki sendiri, Sebagian merupakan bunga atas modal sendiri dan Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri. Pendapatan atau penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jumlah tertentu yang dijual,diberikan kepada orang lain dan yang dikomsumsi yang diperoleh dari jumlah produk secara keseluruhan dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat petani. Khalid ( 1992) berpendapat bahwa pendapatan adalah menyangkut total uang yang diperoleh atau terkumpul. Arus dari uang yang didapat selama 1 periode atau 1 tahun. Hal senada di kemukakan Soekartawi (2002) bahwa pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Jadi : Pd = TR – TC Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya
62
Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost) adalah jenis biaya yang selama periode kerja adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan, sedangkan biaya variable (variable cost) adalah jenis biaya yang naik turun bersama – sama dengan variabel kegiatan, jika produksi bertambah maka variabel bertambah dan jika produksi menurun maka menurun pula biaya variabel, (Sigit, 1993).
2.9 Hubungan Modal dan Pendapatan Modal adalah salah satu faktor produksi yang menyumbang pada hasil produksi, hasil produksi dapat naik karena digunakannya alat-alat mesin produksi yang efisien. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal pinjaman, yang masing-masing menyumbang langsung pada produksi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan di investasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku meningkatkan stock modal secara fisik (yakni nilai riil atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal ini jelas memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa mendatang (Todaro,1998). 3. Hasil Penelitian dan Analisis Data Untuk mengetahui adanya pengaruh modal pada tingkat pendapatan petani maka data primer dan sekunder yang diperoleh dilapangan diolah dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, analisis yang digunakan serta mengetahui korelasi antar variabel dengan menggunakan analisis SPSS Statistik . Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani digunakan rumus notasi matematika sebagai berikut : Untuk mengetahui nilai total biaya produksi digunakan rumus TC= TFC + TVC
Untuk mengetahui besarnya penerimaan digunakan rumus TR = P . Q
63
Untuk mengetahui pendapatan petani pisang digunakan rumus ! = TR – TC Untuk mengetahui keuntungan petani pisang digunakan rumus !/! !"#$% = TR / TC Analisis retum cash ratio (R/C ratio) digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani yang digeluti oleh petani menguntungkan atau merugikan. Demikian ketentuan bahwa : R/C ratio > 1 Maka usahatani menguntungkan R/C ratio = 1 Maka usahatani impas/layak R/C ratio < 1 Maka usahatani merugi Keterangan : TC TR TFC TVC P Q π
: Biaya Total : Total Penerimaan : Total Biaya Tetap : Total Biaya Variabel : Harga Produksi : Jumlah Produks : Jumlah Pendapatan
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP) (KG) (RP)
3.1 Pendapatan Petani Pisang Dengan bertani pisang maka akan memberikan sumber mata pencaharian keluarga serta aspirasi dan motifasi bagi keluarga untuk melakukan kegiatan-kegiatan produktif dalam meningkatkan pendapatan seharai-hari yang ada kaitanya dengan bertani pisang. Untuk lebih jelasnya kita lihat berikut ini .
Tabel 1. Harga pisang pertandan di Desa Galung Lombok Harga Pertandan (Rp)
Jumlah (Orang)
Persentase %
Rp 25.000
23 23
100 100
Jumlah Sumber : Data primer setelah diolah 2015
64
Tabel 1 menunjukan harga pisang yang dijual kepengumpul rata-rata adalah Rp 25.000,- pertandan. Berdasarkan Tabel diatas maka dapat diketahui pendapatan petani pisang didesa Galung Lombok dapat dirata-ratakan dalam satu kali musim panen yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 2 Jumlah pendapatan petani pisang dalam 1 kali musim panen Jumlah Pendapatan
Jumlah (Orang)
< Rp 500.000 – Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 >Rp 4.000.000 Jumlah Sumber : Data primer setelah diolah 2015
7 11 5 23
Persentase % 30,43 47,83 21,74 100
Tabel 2 menunjukan jumlah pendapatan petani pisang yang paling banyak adalah 47,83 % menyatakan berpendapatan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 disusul kemudian 30,43 % menyatakan berpendapatan < Rp 500.000 – Rp 1.000.000 dan petani pisang yang paling sedikit 21,74 % berpendapatan >Rp 4.000.000. 3.2 Pengalaman Bertani Pisang Dalam pengalaman bertani pisang semakin tua umur seorang petani pisang kemampuan kerjanya Relatif menurun. Namun demikian umumnya petani yang lebih tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang lebih baik dan berhati-hati dalam bertindak karena mempunyai banyak pengalaman. Dalam pengalaman bertani pisang hasil wawancara dari beberapa responden berdasarkan hasil penelitian melalui tanya jawab dari beberapa responden menyatakan pendapat bahwa pengalaman bertani pisang tidak terlalu sulit, dalam sistem pengelolaannya. jika petani menggunakan modal dari sistem kredit tidak efektif bagi petani karena tanaman pisang mulai berproduksi dalam 10 bulan. 3.3 Hasil Pertanian Pisang Hasil dari pertanian pisang sangat dipengaruhi oleh seberapa besar modal yang dimiliki oleh seorang petani, terutama modal luas lahan serta pengalaman berusahatani. Berikut ini akan disajikan data penghasilan petani pisang di desa Galung Lombok berdasarkan besarnya modal yang dimiliki oleh petani.
65
Tabel 3 Jumlah modal dan pendapatan petani pisang kapok di Desa Galung Lombok 2015 No Nama Responden Usia Jumlah Modal (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Basri 48 400.000 3.050.000 2 Usman 35 100.000 1.085.000 3 Kaco Paru 60 600.000 4.010.000 4 Sappe 50 400.000 2.895.000 5 Sipami 47 150.000 1.035.000 6 Usman H 49 450.000 2.055.000 7 Sunusi 39 200.000 1.067.000 8 Safaruddin 37 580.000 3.450.000 9 Muh. Yusuf 40 650.000 4.275.000 10 Masdar 33 650.000 4.275.000 11 Manda ali 49 600.000 4.050.000 12 Baha 54 600.000 4.040.000 13 Ba’dulu 41 570.000 3.600.000 14 Hayul 57 550.000 3.020.000 15 Kamil 40 520.000 2.300.000 16 Saeni 39 500.000 2.300.000 17 Tonggo 56 550.000 2.450.000 18 Ansar 37 450.000 2.200.000 19 Subhan 29 420.000 2.025.000 20 Juma ali 48 200.000 1.135.000 21 Baer 53 200.000 1.225.000 22 Rahim 36 150.000 1.125.000 23 Canduru 62 120.000 1.085.000 Jumlah 9.610.000 57.752.000 Sumber : Data primer setelah diolah 2015 Berdasarkan Tabel 3 tersebut menunjukan bahwa responden yang menggunakan modal yang banyak maka pendapatannya juga banyak sebaliknya responden yang menggunakan modal yang kecil akan berpenghasilan sedikit pula.
66
Tabel 4 Jumlah pendapatan dan biaya usahatani petani pisang di Desa Galung Lombok 2015 Total Total Pendapatan R/C No Nama Usia Penerimaan Biaya (Rp) Ratio 1 Basri 48 3.250.000 200.000 3.050.000 16.25 2 Usman 35 1.125.000 40.000 1.085.000 28.12 3 Kaco Paru 60 4.350.000 340.000 4.010.000 12.8 4 Sappe 50 3.075.000 180.000 2.895.000 17 5 Sipami 47 1.125.000 90.000 1.035.000 12.5 6 Usman H 49 2.175.000 120.000 2.055.000 18.3 7 Sunusi 39 1.125.000 58.000 1.067.000 19 8 Safaruddin 37 3.650.000 200.000 3.450.000 18.25 9 Muh. Yusuf 40 4.625.000 350.000 4.275.000 13 10 Masdar 33 4.625.000 350.000 4.275.000 13 11 Manda ali 49 4.350.000 300.000 4.050.000 14.5 12 Baha 54 4.350.000 310.000 4.040.000 14 13 Ba’dulu 41 3.800.000 200.000 3.600.000 19 14 Hayul 57 3.260.000 230.000 3.020.000 14.1 15 Kamil 40 2.400.000 100.000 2.300.000 24 16 Saeni 39 2.450.000 150.000 2.300.000 16.4 17 Tonggo 56 2.550.000 100.000 2.450.000 25.5 18 Ansar 37 2.300.000 100.000 2.200.000 23 19 Subhan 29 2.175.000 150.000 2.025.000 14.5 20 Juma ali 48 1.175.000 40.000 1.135.000 29.3 21 Baer 53 1.275.000 50.000 1.225.000 25.5 22 Rahim 36 1.200.000 75.000 1.125.000 16 23 Canduru 62 1.125.000 40.000 1.085.000 28 Jumlah 61.525.000 3.773.000 57.752.000 Sumber : Data primer setelah diolah 2015 4. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan data Hubungan modal usaha tani pisang dengan tingkat pendapatan usaha tani pisang di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Modal yang digunakan oleh petani (Responden) berpegaruh terhadap tingkat pendapatan, semakin besar modal yang digunakan maka hasil atau pendapatan juga akan semakin meningkat
67
2. Pendapatan dan keuntungan yang diperoleh 30 0rang petani (Responden) pisang di Desa Galung Lombok adalah Rp 57.752.000/ Tahun/26,5 Ha dengan keuntungan ratarata Rp 2.093.130/ Tahun/Responden. Meskipun pendapatan petani pisang di Desa Galung Lombok bukan tergolong rendah tetapi, masih belum optimal, dan belum merata pada seluruh petani. Oleh karena itu disarankan agar petani mampu mengambil keputusan khususnya dalam hal penggunaan modal serta penerapan teknologi pertanian perlu diperhatikan dan dikembangkan serta dijalankan. Bimbingan dan penyuluhan dari aparat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sangat dibutuhkan agar petani dapat lebih mengetahui informasi serta pemecahan masalah yang dialami sehingga dapat menjadi tambahan dalam mempertimbangkan kegiatan usahatanipun dapat di optimalkan pendapatannya. Daftar Pustaka Anonim, 2003. Strategi Pemerintah Dalam Menanggulangi Dampak Krisis Ekonomi, Makalah Seminar UMI, Makassar. Astuty Ruslan, SP 2014, Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian BPP Tinambing Desa Galung Lombok, 2014 Kaslan, 1991. Usaha Tani Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta. Khalid, 1992. Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. Prawirokusumo, S, 1990. Ilmu Usaha Tani Edisi Petama. BPFE, Yogyakarta. Riyanto, B, 1991. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Universitas Gadja Mada, Yogyakarta. Sinar Tani, Ketahanan Pangan edisi 27-2 April 2013 No. 3500 Tahun XI. III Setyo Eddy, 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang. PT. Agromedia Pustaka , Jakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung. Soekartawi(dkk), 1983. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Pusada, Jakarta. Soekartawi (dkk), 2002. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia, Jakarta.
68