~
Bul. Agron. 25(1): 8-12 (1997)
UJl HASIL KEPRASAN BEBERAPA VARlET AS TEBU LAHAN KERING PADA DAERAH BERIKLIM BASAH (Ratoon yield of several upland sugarcane cultivars on wet climate region) Pul"Wonol), Sugeng Sudiatsol) daD Dwi Guntorol) ABSTRACK The .\'(UU}'()f:flr.\'( ra(o()ned ~'ugar cane on wet climate region was carried out at Sindangbarang Hogor (helong (0 (>pe A accordin?; ..S'chmidt and Fer?;u~'~'on cla~'~'ification)from October 1993 to April 1i)i)-I, The study wa.s'designed to find out the yield and total-sugar content, Several cultivars (~fPs 87 (produced hy P3GI) were te.\'1ed(P.\'87-985, P~'87-21718, P~'87-22189, Ps 87-2270-1,}).\ ti7-22098, Ps 87-21781, Ps 87-21067), andPs 58 as a control. tne result showed that the P~'87-22074 produced the highest yield (19.524,7 g/m 'juring") and (otal-sugar content (13,16%) among the other. RIN G KASAN Pengujian terhadap tanaman keprasan dilakukan di kebun percobaan Sindangbarang-Bogor (termasuk tipe iklim A menurut Schmidt and Fergusson) pada bulan Oktober 1993 sampai bulan April 1994 Percobaanbertujuan mengetahui hasil tebu tanamankeprasan,pertamaclankandungangula-total , , Varietas (galur) yang diuji ialah kelompok Ps 87 (hasil sefeksi P3GI), yaitu Ps 87-985, Ps 8721718, Ps 87-22189, Ps 87-22704, Ps 87-22098, Ps 87-1781,' Ps 87-21607 clan Ps 58 (sebagai pembanding). . Hasil percobaan menunjukkan bahwa Ps 87-22704 kemampuan menghasilkan tebu tertinggi (19,524,7 g/m .juring) dan kandungangula-total terbesar(13,16%) diantara galur yang dicoba,
PENDAHULUAN Konsumsi gula di Indonesia terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan taraf hidup, dan pertambahan .;umlah industri yang memerlukan gula sebagai bahan bakunya. Ketidakseimbangan produksi clan konsumsi gula dalam negeri menyebabkan pemerintah melakukan kebi.iaksanaan impor gula (Mubyarto clan Daryanti, 1991), Impor diperlukan tidak hanya untuk
sekitar 300 ribu ton PERTAHUN (Harian Republika, 23 Juni 1993), Sesuai dengan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan lahan sawah sebagaibasis tanaman pangan, maka strategi yang ditempuh untuk meningkatkan produksi gula nasional adaIah dengan pengembangan tebu di lahan kering, Pengembangantebu lahan kering masih terbatas pada daerah-daerah dengan perbedaan antara musim kemarau dan penghujan yang jelas Terobosan baru bagi pengembangantebu untuk meningkatkan produksi gula dan menekan
menutupi selisih antara produksi clan konsumsi, tetapi .juga untuk menyediakan stok gula. Dengan
impor sangat diperlukan. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengembangkan tebu di lahan
produksi gula sekitar 23 .iuta ton, sedangkan konsumsi gula nasional mencapai 2,6 juta ton,
kering pada daerah yang beriklim basah untuk memproduksi gula cair, .
maka Indonesia masih harus mengimpor gula I) Sial l'clI!,!ajar .1II rllsa II 1~lIdida\,1 l'cl1alliull. ,
l;apel1a [PH 8
Bul. Agron. 25(1): 8-12 (1997)
Gula total dalam bentuk cairan dapat dijadikan bahan baku untuk industri fermentasi, sirup, makanan, clansebagainya. Gula total yang merupakan gabungan antara sukrosa clan gula pereduksi dapat meningkat nilainya apabila produk tersebut semakin populer (Sukarso,
Harisuthji,clanSupardi,1992). Ketidakefisienan akibaf pencairan kembali gula sukrosa dapat dikurangi dengan penggunaan gula cairo Disamping itu, penanamanvarietas tebu berumur 6-7 bulan dimungkinkan melakukan pemanenan gula total dua kali setahun sehingga produksi persatuanwaktu meningkat. Untuk memproduksi gula cair di daerah beriklim basah perlu dicari varietas-varietas tebu yang dapat beradaptasi clan berpotensi tinggi. Potensi tersebut tidak hanya pacta tanaman pertama (plant clane) tetapi juga kemantapan prod~ksl pada tanaman keprasannya.Oleh karena Itu. pengu.iian terhadap tanaman keprasan beberapa varlatas tebu yang telah diuji pacta tanamanpertamanyaperlu dilakukan kemantapan varietastersebut Tu.iuan percobaan Inl adalah untuk mengetahui hasil tanaman keprasan beberapa varietas tebu lahan kering pada daerah yang berlkllm basah dalam pertumbuhan clan produksi gula total BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Kebun Perl:ob,tanSindangbarang,-Bogor yang terletak:!: 2.'\()m dari permukaantaut Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3700 mm clan termasuk tipe ikilin AI menurut klasifikasi Oldeman. Pcrl:()oaan dimulai bulan Oktober 1993 clan bcrakhir bulan April 1994 Bahan yang digunakan antara lain tanaman tebu keprasan, pupuk ZA, KCI, TSP, l:uraJan 1(" Azordin 15 WSC, Bentale clan Dlthane~1-4:'i Alat yangdigunakan antaralain alai pL'ngolaht~lnah.~tlatukur (jangka sorong clan metL'r~III). timh~lllg~ln.handsprayer, pemerah nira, d~1l1al~tt reng~ln~tllsis gula Metode Lane clan Eynon Digunakan rancangan percobaan Ranal:ang~\n:\I.:~lk Kelompok yang terdiri satu
PUr\\OIlO,Sugcng Sudiatso dan Dwi Guntoro
faktor yaitu varietas dengan empat kali ulangan. Varietas yang digunakan adalah Ps58 (VI), Ps 87-985 (V2), Ps87-21718(V3), Ps 87-22189(V4), Ps 87-22704 (V5), Ps 87-22098(V6), Ps 8721781 (V7), Ps 87-21607 (V8). Pengamatan dilakukan dengan menggunakancontohsecaraacak tiga tanamancontoh per juring. Peubah yang diamati yaitu jumlah tunas per meter juring; tinggi tanaman; panjang batang; jumlah clan panjang ruas; diameter batang; bobot batang per meter; jumlah tebu per meter juring; hasil tebu per meter juring; kandungan gula total; hasil gula total per meter juring. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari delapan varietas tebu yang diu.ii menunjukkan perbedaaan yang nyata pada peubah jumlah tunas meter juring, tinggi tanaman, panjang batang, jumlah tebu per meter juring, hasil tebu clan hasil gula total per meter juimg. " Jumlah; tunas terbanyak dicapai oleh varietas Ps 87..~2074mulai umur 4 MSK sampai 20 MSK. Pada minggu ke-12 masing-masing varietas uji mengalami penurunan jumlah tunas. Selain persaingan hara clan lingkungan tumbuh, disebabkan pula oleh serangan penyaklt upih merah (Cercospora vaginae). Pada akhir pengamatan,jumlah tunas tertinggi dicapai oleh varietas Ps 87-21781 sebesar19,5 (Tabel I). Dari seluruh varietas yang diuji, Ps 8722704 mempakan tanaman tertinggi diantara varietas lainnya (Tabel 2). Ukuran tanaman yang tinggi dari varietas Ps 87-22704 temyata diikuti oleh panjang batang terpanjang diantara varietas lainnya. Panjang batang ini tampaknya tidak disebabkan oleh jumlah ruas, sebab jumlah mas terbanyak diperoleh pada varietas Ps 87-22189, meskipun tidak berbeda nyata dengan Ps 87-
22704clanPs 58. VarietasPs-22704memiliki ruas terpanjang, sedangkan Ps 58 terpendek (TabeI2). Pada Tabel 2 terlihat mesklpun Jumlah tunas total per meter juring tertinggi dicapai olah Ps 87-21781, tetapi pada saat panen .iumlah batang terbanyak dicapai oleh Ps 87-227045,
(i'c',)(
9
1 1
,.
Bul. Agron. 25(1): 8-12(1997)
i
~
Tabel I. JumlahTunasper Meter JuringBeberapaVarietasTebu Varietas
MinggusetelahKepras
4
~--~Q
22.8
23.8ab
12 22.9ab
18.4ab
Ps87-985 Ps87-21718
11.5cd 9.7cd
11.5de 9.1e
11.3d 9.0e
Ps 87-22189 Ps 87-22704
15.0 bcd 25.3 a
15.4 cde 26.3 a
Ps 87-22098 Ps 87-21781 Ps 87-21607
18.8 abc 21.1 ab 19.4 ab ;;;,
--
Ps58
---
!'f,
- -
_8.'
24 14.9abc
14.4abc
11.0cd 8.8d
9.0 cd 7.7d
8.9cd 7.3d
15.0 cd 25.9 a
14.5 bcd 24.3 a
12.8 bcd 19.6 a
11.5 bcd 17.4 ab
16.2 bcde 20.9 abc
14.8 cd 20.8 abc
12.0 bcd 17.33bc
10.4 cd 17.6 ab
9.9 cd 19.5 a
19.4 abcd
18.8 bc
15.8 bc
15.5 abc
~
~
'
-,
"
~
1
1 I
~
.
15.7 abc --
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sarna pada kolom yang sarna tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 persen yaitu sebesar 17,2 batang. lurnlah ini harnpir sarnadenganj urnlah tunas yang ada, artinya tidak terdapat kernatiantunas pada Ps 87-22704Varietas Ps 87-22704 mempunyai jumlah batang per meter juring tertinggi diantara varietas uji lainnya. Berkaitan dengan basil panell, jumlah batang memberikan andil tertinggi terhadap tinggi rendahnya basil tebu (Djojosowardho, 1979). Diperoleh korelasi positif antara jumlah batang paDen dengan produksi tebu per meter juring (0,94). Tabel2.
lurnlah batang ditentukan jurnlah anakan yang terbentuk selarna pertumbuhan clan persaingan diantara anakan yang baru turnbuh d}alarnrnernperebutkan hara clan faktor turnbuh lainnya (Stoskopf, 1981). Hasil uji korelasi didapatkan brubwa jurnlah anakan berkorelasi positif nyata de:.ngan jumlah batang pallen (0,76). Selain s'ifatjumlah batang, panjang batang juga rnerupakan kornponen basil yang rnemberikan kontribusi yang besar Djojosoewatdho (1975) rnenyatakanbahwa untuk
Tinggi Tanaman, Panjang Tanaman, Jumlah Ruas, Panjang Ruas Varietas Tebu, clanlumlah Batang per Meter Juring.
Varietas
Tinggi (cm)
Ps 58 Ps87-985 Ps87-21718 Ps87-22189 Ps 87-22704 Ps87-22098 Ps 87-21781 Ps87-21607
405.4 ab 3979ab 408.5ab 4295ab 459_6ab 394.4ab 444_5ab 380.1ab
Panjang Batang (cm) 176.1 b 177.9b 188.1b 203.7b 225.8 b 184.1b 187_5b 188.4ab
Jumlah Ruas 13.2 a 10.8b 12.2ab 13.4a 13.2 a 12.9ab 12.4 ab 11.9ab
~anjangRuas (cm) 13.5 c 16.6a 122ab 13.4a 13.2 a 129ab 12.4 ab 11.9ab
JumlahBatang Per Meter Juring 13.8 ab 8.1bc 6.1c 10.7bc 17.2 a 99bc 10.6 bc 13.2ab
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sarna pad" kolom yang sarna tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5 persen
U.ii Hasil Kcprasan
:
10
Bul. Agron. 25(1): 8-12 (1997)
menjamin tebu yang tinggi harus dipilih jenis tebu yang mempunyaJ sifat jumlah clan panjang batangyang tinggi. Panjang batang Ps 87-22704 tertinggi diantara varietas u.ii lainnya. Diamater batang pada saar pallen tidak berbedanyata antar varietas yang diuji. Ukuran diameter batana 0 serousvarietas berkisar antara 23 mm sampai dengan 24 rom. Ukuran ini untuk tebu lahan kering ternasuk besar. Berkaitan dengandiameter ini menyebabkanbobot tebu per meter tidak berbedanyata (Tabel 3). Hasil tebu per meter juring dipengaruhi oleh jumlah batang, panjang batang clan bobot
Ps 87-22704 (1747.4 gim juring) dan Hasil gula total terendahdicapi oleh Ps 87-21718 (502.6 glm juring). Hasil tebu tertinggi dicapai oleh Ps 8722704, yakni sebesar19 524.7 g/m juring, dengan kandungan gula total 13.16%, sedangkan hasil terendah dicapai oleh Ps-22718 (5 114.5 gim juring) dengan kandungan gula total 14.47%. Hasil ini sesuai dengan pendapat Santo, Tj okrodirj 0, clan Purwo (1990) bahwa produksi gula sangat ditentukan oleh hasil tebu daripada rendemennya. Hasil tebu clan hasil gula total masingmasing varietas uji rendah dibandingkan dengan
TabeI3. Diameter Batang, Hasil Tebu, Kandungan GuIa, dan Hasil Gula Total
DiameterBatang
.
Vanetas Ps58 Ps87-985 Ps 87-21718 Ps87-22189 Ps 87-22704 Ps87-22098 Ps 87-21781 Ps 87-21607
405.4ab 397.9ab 408.5 ab 429.5ab 459.6 ab 394.4ab 444.5 ab 308.1 ab
Hasil Tebu
KandunganGula
(gimjuring)
Total (%)
176.1b 1779b 188.1b 203.7b 225.8 b 184.1b 187.5b 188.4 ab
Hasil GulaTotal (gimjuring)
13.2a 10.8b 12.2 ab 13.4~ 13.2 a 12.9ab 12.4 ab 11.9 ab
13.5c 166a 12.2 ab 134a 13.2 a 129ab 12.4 ab 11.9 ab
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sarna pactakolom yang sarna tidak berbeda nyata pacta uji BJN taraf 5 persen TabeI4. Hasil Tebu dan-~asil- ~laT~t_al T~am~n ~~~~a_~a~.T~~~an
V .t
-
ane as
Ps 58 Ps 87-985 Ps87-21718 Ps 87-22189 Ps 87-22704 Ps 87-22098 Ps87-21781 Ps87-21607
--
HasiJ Tebu
m 'urin
Tan. Pertarna*) 16.672 11_351 8.501 16.538 23.016 13-750 9.850 13.650
Hasil Gula Total
Keprasan
*) Sumber:FathuRohman(J994) dan Linda Sudarti(1994)
meter.iuringterhesardicapai oleh Ps 87-22704 Kandungall gula total masing-masing . varietas u.ii tidak berbeda nyata. Hasil gula total merupakanfungsl dari kandungan gula total clan hasil tehu Hasil gula total tertinggi dicapai oleh Purwollo.SugcllgSudiatsodall Dwi Guntoro
T~. Pertama*)
13.218.3 6_369.6 5.114.5 9.453.3 19.524.7 9.806_2 8.934.1 11.899.0
batangper meter PadaTabel 3 tampakhasil per
Keprasan
-
. ~
m 'urin
Keprasan
1.797.5 1.304_5 1.090_2 1.777.3 2.435.0 1_1800 1.190.0 1.750.0
'
1.144_8 567_2 502.6 796.9 1.747.4 9104 790.2 965.1
.
hasil tanamanpertamanya(Tabel 4). Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Murwandono clan Subagio (1991.) bahwa produksi tanaman keprasan sangat beragam clan biasanya lebih rendah dari tanaman pertamanya.
.
11
Bul. Agron. 25(1): 8-12 (1997)
KESlMPULAN
DAN SARAN
1975. Perananjumlah batang clan tinggi batang terhadap hasil pallen pada budidaya tebu. Majalah Perusal1aan Gula, 11 (3),2559-264
Hasil tebu clan gula total per meter juring tertinggi dicapai oleh Ps 87-22704, sedangkan hasil terendahdicapai oleh Ps 87-21718. Varietas Ps 87-22704 merupakan varietas yang memiliki kemantapan produksi pada tanaman keprasannya. Varietas ini mempunyai adaptasi tertinggi diantara varietas uji lainnya
Mubyarto clan Daryanti. 1991. Gula kajian sosial ekonomi Aditya Media. Yogyakarta. 141 p.
untuk dikembangkan di daerahbercurahhujan
Murwandono,clanImam Subagio. 1991. Usaha
tinggi dengantujuan memproduksi gula total. Pengamatan pertumbuhan dan- produksi pada tanaman keprasan kedua perlu dilakukan untuk melihat kemantapan varietas tebu yang diuji. Pengembanganlebih lanjut varietas yang mempunyai produksi tinggi clan pengujian varietas lain untuk mencari varietas yang beradaptasipada daerah bercurah hujan tinggi.
menaikkan produksi hasil tebu keprasan di lahan kering Camming dengan cara pengolahankhusus. Berita (5); 85-89. Santo, S., H.S. Tjokrodirjo, clanD. Purwo. 1990. Varietas-varietas tebu pengganti M442150 di lahan sawah PG Gempolkrep. Majalah PerusahaanGula, 26 (3): ,\ -12
DAFT AR PUST AKA
;Stofkopf, M. C. 1981. Understanding Crop Production. Reston Publ. Co. USA.
Djojosoewardho1979. Peningkatanbasil pallen
:;
melalui penggunaanvarietas unggul clan tindakan teknis budidaya pad atanaman tebu Ma.ialah PerusahaanGula, V(2): 84-95.
Sukarso, G., T. Harisutji clan G. Supardi. 1992. Kadar gula total varietas tebu umur 6-7 bulan seri Ps 87 Berita (7): 1-2.
"1 ,
~
~
-
,
.
;1~
-
,
.. ,4 ,
,
[
;:;,j,:';:-.:!;~
i'('"'!c~
,-"'~. ,
~
i
r; ,(1: c
)
{.,"- ,
c:.,;.,r"}:7
! ).,
y
., ,,
'[
, ~)~P-~~-
- . :~:;.
f ' r 1 fI b ( t-N)(.\,ftS .!, fl;~,~,.':# U1UJlV, ;Ij~" ~'- , ~ f"'1." "
1-."-,rr(t,.nr i,\...\.,.,
,'0
j ",I/
"f112r>m-}1I1'f;f.f'.trr , ""'O """";,1 j Lt"'; ! I T.uli ""'0 4
':'1
'"JO) .or",." ",,',.,
';,jOJ);;llj:::fi:;~m.J 1,;;),1;
U.ii ~IasilKcprasan
{~
'F:I'.1"-' P4~ t,~~~fltj.~'~f;:
, t,
,
..,-'
,',
,,,',
;
,
'J.- ~S:~~Jb.1-j~~ "
L'~\ 0,t i)?8 Q,.;
1
t.(Q 8f\
"-,
f~(\f}
,
0t;I(?
)
"
"
!
~
~
"'(1
c
e..;,.~"
t
-:
..
-
';f:{f!li,'))
12
~ j
,J