TUMBUH KEMBANG BAYI DAN PROBLEMATIKANYA Proses tumbuh kembang anak pada masa bayi memiliki kekhasan. Bagai kupu-kupu yang masih lengket sayapnya lantaran baru mengentaskan diri dari kepompong, pada masa ini anak memulai proses pematangan keterampilan dasarnya. Berbagai keterampilan dasar itu, adalah: memfungsikan organ tubuh, mengkoordinasikan gerakan, dan belajar berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan proses ini dijalankan oleh si kecil secara bertahap. Setiap bulan anak diharapkan mencapai tonggak tumbuh kembang tertentu, dalam setiap ranah: tumbuh kembang fisik-motorik, tumbuh kembang kognisi-bahasa dan tumbuh kembang sosial-emosi. Namun para ahli tumbuhkembang anak menyakini bahwa tonggak tumbuh-kembang tersebut hanyalah sekedar tuntunan tumbuh kembang anak. Sebaliknya, para ahli mengingatkan bahwa sebagai individu yang unik, setiap bayi mempunyai tahapan tumbuh-kembangnya dalam suatu rentang waktu yang berbeda. Ini berarti buah hati Anda mungkin saja tepat mencapai suatu tonggak tumbuh-kembang, atau bahkan cepat dibandingkan anak seusianya. Namun, jika si kecil kesayangan Anda lebih lambat mencapai tonggak tumbuh-kembang, mungkin Anda perlu bersabar karena ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan teman-temannya. Beri tenggang waktu! Namun, jika sudah melewati ambang toleransi, pekalah terhadap keterlambatan ini dan segera berkonsultasi dengan dokter si kecil. Untuk mengetahui tonggak tumbuh-kembang anak, anda bisa saja merujuk pada beberapa buku panduan tentang tumbuh-kembang bayi dan problematikanya. Disertai kepekaan Anda sebagai orang tua, Anda dapat memperkirakan apakah si kecil kesayangan Anda sudah melewati ambang toleransi tumbuh kembang atau tidak. Karena, bukan tidak mungkin, kelambatan tumbuh-kembang si kecil merupakan pertanda adanya masalah serius. BELUM SANGGUP MENYELARASKAN GERAKAN Pada masa bayi, anak tidak saja menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tetapi juga menyesiaikan diri dengan tubuhnya. Di masa yang sangat dini ini, anak menyadari bahwa ia memiliki organ-organ tubuh, misalnya tangan. Kemudian, ia belajar menggerakkan tangan itu sesuai keinginannya, hingga akhirnya menemukan bahwa ia dapat melakukan banyak hal dengan tangannya. Sejak masa bayi inilah, anak mengembangkan diri untuk menyelaraskan gerakannya. Awalnya dengan belajar mengangkat kepala, mengangkat badan, menggerakkan tangan dan kaki, hingga memadukan gerakan-gerakan itu untuk membalikkan badannya. Tentu saja keterampilan ini tidak diraihnya dalam sekejap, melainkan membutuhkan proses panjang yang bertahap. Secara garis besar, keterampilan ini dalam dunia tumbuh-kembangdikenal sebagai keterampilan motorik, dan dibagi atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Tumbuhkembang keduanya terjadi secara simultan, bersamaan, dan merupakan proses yang dijalani si kecil berdasarkan 'agenda alamiah'nya. MOTORIK KASAR Keterampilan motorik kasar menurut Dictionary of Psychology yang disusun oleh Arthur S. Reber diartikan sebagai gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot besar. Koordinasi gerakan ini terjadi semata-mata jika tubuh memiliki kekuatan untuk melakukannya. Menilik batasan tersebut, dan jika dipadankan dengan kondisi anak di awal kelahirannya yang masih lemah, kita tentu tidak mengharapkannya melakukan manuver-manuver sulit seperti membalikkan badan, segera setelah ia lahir. Sekalipun pada akhirnya anak akan sampai pada gerakan sulit seperti itu, ada tahapan khusus yang perlu dilaluinya. Namun, pada masa bayi ada beberapa gerakan dasar yang merupakan tonggak tumbuh-kembang motorik kasar anak, dan sebaliknya diperhatikan jika usia tertentu anak belum juga mampu melakukannya.
BELUM DAPAT MENEGAKKAN KEPALA Perbandingkan ukuran kepala bayi memang ralatif besar dibandingkan badannya saat dilahirkan. Hal ini membuat bayi tidak langsung mampu menegakkan kepalanya. Saat itu otot-otot untuk menopang kepalanya masih sangat lemah. Keterampilan menegakkan kepala umumnya baru dimiliki bayi saat memasuki bulan ketiga, dan secara bertahap mencapai kematangan pengontrolan gerak kepala saat memasuki usianya kiar-kira 6 bulan. Sekalipun terlihat sangat sepele, menegakkan kepala adalah keterapilan yang sangat dibutuhkan dan menjadikan dasar tumbuh-kembang selanjutnya; antara lain kemampuan duduk dan berjalan. Tumbuh-kembang keterampilan anak sangat nyata terlihat ketika Anda menidurkannya dalam posisi tengkurap. Secara otomatis si anak akan mengangkat kepala hingga membentuk sudut 45 derajat dari pangkal lehernya. Pada anak yang menjalani tumbuh-kembang sesuai waktunya, memasuki usia sekitar 6 bulan biasanyaketerampilan ini telah bertambah. Anak sudah dapat menegakkan kepalanya dengan stabil dalam waktu yang cukup lama. Jika hingga berusia lebih dari 3 bulan Anda menemukan si kecil tidak juga menegakkan kepalanya, bahkan untuk tenggang waktu yang pendek sekalipun, konsultasikanlah hal ini pada dokter anak Anda. Karena bukan tidak mungkin keterlambatan ini merupakan gejala gangguan tertentu. Sehubungan dengan keterampilan menegakkan kepala, Anda tidak perlu berlebihan memberikan rangsangan. Sebaliknya, karena berhubungan dengan kematangan otot leher, Anda sebaiknya berhati-hati memperlakukan si kecil. Selama 2 bulan pertama, pastilah lehernya telah tersangga dengan baik saat Anda menggendongnya. Ketika si kecil memasuki akhir bulan kedua, Anda dapat lebih bebas memberikan rangsangan . Tidurkan anak dalam posisi telentang, kemudian sambil memegang lengannya, tarik tubuh si kecil secara perlahan-lahan hingga dia mencapai posisi duduk. Setelah itu, kembalikan si kecil dalam posisi semula. Ulangi kegiatan ini beberapa kali, namun jangan berlebih, agar si kecil tidak cepat bosan. Hal ini sangat bergantung pada kepekaan Anda, sudah cukup atau belum latihan tersebut untuk anak. Jika anak berkembang sebagaimana wajarnya, maka setelah melewati bulan ketiga, Anda akan menemukannya sedang menegakkan kepalanya lurus, segaris dengantubuhnya. Namun jika pada usia lebih dari 3 bulan ia belum terlihat mampu memposisikan kepalanya seperti ini, tak perlu cemas. Beri sedikit waktu hingga ia benar-benarmatang mengandalikan otot-otot lehernya. Seberapa lama rentang waktu yang Anda berikan, sangat bergantung pada intuisi Anda sebagai orang tua. Para ahli tumbuh-kembang menyebutkan rentang waktu toleransi selama 2 bulan. Batasan waktu ini dianggap paling longgar dan merupakan suatu waktu anak seharusnya telah masuk pada tahap tumbuh-kembang selanjutnya. BELUM MAHIR BERGULING Tidur dengan posisi menelungkup,atau biasanya diistilahkan tengkurap, sesungguhnya bukan hal baru bagi anak sejak baru lahir pun, Anda dapat menidurkannya dalam posisi ini. Namun yang menakjubkan dari posisi tidur tengkurap ini adalah jika anak telah melakukannya atas kemauannya sendiri atau atas kontrol sendiri. Hal ini dilakukan dengan berguling. Berguling dari posisi tidur telentang menjadi tengkurap, atau sebaliknya setelah di usia 3 bulan anak mulai dapat menegakkan kepalanya, sejak itu pula anak senantiasa merasa nyaman jika ditidurkan dengan posisi tengkurap. Saat itu otot-otot lehernyasudah cukup kuat untuk menopang kepala, dan otot pundaknya cukup kuat untuk menopang badan bagian atas. Koordinasi otot di dua bagian tubuh ini, jika sering dilatih, akan memperkuat otot-otot yang sering digunakan untuk berguling. Anak umumnya mulai benar-benar dapat berguling pada usia sekitar 5 bulan. Gerakan ini dilakukannya dengan cara mengangkat kepala, menekan otot bagian atas tangan, menendangkan kakinya, dan berguling dengan sisi tubuh, kemudian berguling dengan bagian perutnya. Tetapi pada usia kira-kira 5 bulan ini, anak cenderung melakukannya dengan satu kali balikan saja, dari posisi
telentang ke posisi tengkurap, atau sebaliknya. Baru setelah memasuki bulan ke 6, ia dapat melakukannya secara bolak-balik. Ketika anak sudah mahir mengguling-gulingkan tubuhnya, Anda sebaiknya semakin peka dan waspada. Karena jika ia hanya dapat membalikkan tubuh dari posisi telentang menjadi tengkurap tanpa mampu berbalik ke posisi telentang. Ini berarti si kecil belum mahir mengontrol keseimbangan tubuhnya, dan rentan terhadap kecelakaan. Salah satunya adalah Sudden Infants Deaths Syndrome (SIDS), yaitu sindroma kematian bayi secara mendadak. Jika selepas bulan keenam bayi Anda belum juga dapat berguling, jangan cemas. Untuk tonggak tumbuh-kembang yang satu ini ada pengecualian. Hingga kini banyaka nak yang tidak melalui tahapan berguling, dan langsung memasuki keterampilan selanjutnya seperti duduk, merayap bahkan merangkak. Sepanjang anak Anda tetap menunjukkan minat terhadap lingkungan sekitar, tumbuhkembang si kecil masih baik-baik saja. Namun, jika tidak ada perkembangan kemampuan gerak dan anak tidak terangsang oleh lingkungannya hingga berusia lebih dari 6 bulan, segeralah berkonsultasi dengan dokter, guna menemukan penyababnya. Berguling sesungguhnya merupakan tonggak tumbuh-kembang yang sangat menyenangkan, baik bagi anak maupun orangtua. Anak tentunya senang memperhatikan anak memiliki keterampilan baru. Sedangkan bagi anak, berguling merupakan awal kamudahan mobilitasnya. Anda dapat merangsang si kecil agar semakin terampil berguling dengan cara mengajaknya bermain. Gerakkanlah sebuah mainan ke arah anak sesuai arah yang biasanya anak berguling. Kemudian, gerakkan ke arah sebaliknya. Hal ini dimaksutkan agar anak terbiasa melakukan gerakan ini ke arah dua sisi tubuhnya. Tapi, pastikanlah anak benar-benar aman ketika melakukan gerakan ini, dalam arti ia tidak berguling di tempat yang sempit, yang dapat meyebabkannya terjatuh. BELUM BISA DUDUK dudk merupakan keterampilan motorik kasar ayng memberikan sudut pandang baru pada anak. Dalam posisi duduk anak dapat melihat lingkungan sekitarnya lebih tinggi dibanding sebelumnya. Tentu saja pada awalnya anak sering duduk sambil bersandar. Namun, tak lama setelah otot lehernya kuat menopang kepala dan tulang punggungnya dan dapat menyangga tubuhbagian atas dengan baik, anak mulai dapat duduk tanpa bersandar. Normalnya, anak mulai belajr duduk sendiri bersamaan dengan berkembangnya keterampilan berguling dan menegakkan kepala. Biasanya ini terjadi pada usia kira-kira 6 bulan. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan baik oleh anak karena otot-otot yang digunakan untuk gerakan tersebut sudah cukup matang hingga siap digunakan untuk belajar duduk pada usia 4-6 bulan. Proses pematangan otot-otot itu terjadi karena cerebellum (otak kecil), yaitu bagian otak yang terletak di bagian belakang kepala, tepatnya di dekat tengkuk, yang berfungsi mengatur keseimbangan dan koordinasi kerja otot sudah semakin sempurna menangkap tanda-tanda yang diberikan tubuh anak ketika bergerak. Tepatnya pada usia sekitar 5 bulan, anak umumnya sudah dapat duduk sendiri tanpa ditopang, sekalipun hanya dalam rentang waktu yang pendek. Ketika si kecil sampai pada tahap ini, sebaiknya Anda tidak berada jauh-jauh untuk mencegah terjadinya cedera jika sewaktu-waktu si kecil terguling. Segera setelah anak mampu menyelaraskan keseimbangan badannya, kecenderungan berguliung semakin kecil, karena anak sudah dapat menahan badannya dengan tangan. Proses belajar ini akan terus berlangsung, hingga pada akhirnya anak dapat duduk sendiri dengan mantap pada usia kira-kira 8 bulan. Sekalipun kematangan kemampuan dudukpada setiap anak berbeda, para ahli berpendapat bahwa umumnya, 90% anak, dapat duduk tanpa ditopang setelah berusia lebih dari 8 bulan. Jika si kecil belum dapat duduk sendiri di usia 8 bulan lebih, sebaiknya anda mengevaluasi kembali proses tumbuh-kembangnya beberapa bulan sebelum ini, apakah ada keterlambatan atau tidak? Telah dijelaskan sebelumnya bahwa duduk merupakan keterampilan yang berkembang setelah
anak mengalami pematangan organ tubuh pendukung. Oleh karena itu, keterlambatan duduk sudah dapat dicurigai sejak ia berusia sekitar 6 bulan. Hal ini disebabkan pada usia itu, anak sudah dapat menyeimbangkan tubuh dengan menekan tangannya agar selalu tegak. Atau, paling tidak, ia sedang belajar menyeimbangkan tubuhnya. Jika sejak bulan ke 6 anak terlihat lambat mencapai keterampilan ini, berarti kemampuan duduknya pun akan sedikit terhambat. Kepekaan Anda mengamati proses tumbuh-kembang anak sangat diperlukan untuk mendapatkan data sejauh mana tumbuh-kembangnya berjalan sesuai alur tumbuh-kembang yang wajar. Jika beberapa saat setelah berusia kira-kira 6 bulan si kecil terlihat belum juga dapat menopang tubuh dengan baik, tak ada salahnya Anda bersabar sambil memberikan rangsangan yang memadai demi tumbuh-kembang keterampilannya ini. Ajaklah anak bermain sambil melatih gerakan lehernya kearah atas dan bawah. Lakukanlah dengan menggerakkan mainan kesayangannya ke atas dan ke bawah. Kegiatan ini dapat memperkuat otot-otot leher yang berperan besar menopang keplala dan menunjang perkembangan keseimbangan tubuh anak. Setelah anak dapat duduk, jangan hentikan rangsangan Anda. Letakkan benda-benda menarik perhatian sedikit berjarak dari tempatnya duduk. Keberadaan benda-benda ituakan memotivasi anak untuk meraihnya. Gerakan anak mendekati benda-benda itumerupakan latihan yang sangat baik agar ia lebih terampil menyeimbangkan tubuh, dan semakin mahir duduk. BELUM BISA MERANGKAK Merangkak adalah suatu kegiatan gerak anak yang merupakan wujud pertama kebebasannya. Setelah dapat merangkak, umumnya mobilitas si kecil bertambah. Begitu punya kesempatan bergerak, si kecil biasanya akan menuju ketempat yang disukainya. Sebetulnya merangkak bukanlah kegiatan sederhana seperti yang tampak. Perkembangan kemampuan ini dibagi dalam dua fase, yaitu pre crawling atau merayap dan true crawling yaitu merangkak. Pembagian dua fase perkembangan merangkak ini di sebabkan oleh adanya kebutuhan pematangan pada masa merayap, sebelum akhirnya anak dapat merangkak. Tahapan dari merayap wajarnya dijalani anak pada usia 5-6 bulan, ketika anak sudah mahir membalik dan otot lehernya cukup kuat menyangga kepala. Setelah itu, biasanya anak akan menjalani proses pematangan keterampilan hingga akhirnya cukup matang memasuki tahap merangkak pada usia 9-10 bulan. Berdasarkan pengamatan para ahli, umumnya anak mulai mengembangkan keterampilan merangkak dengan tidak sengaja. Pada usia kira-kira 5 bulan, saat anak mulai dapat duduk sesekali mereka tergelincir karena salah posisi. Pada saat itu anak berusaha menyeimbangkan kembali posisi badan dengan menekankan kedua tangan ke lantai atu dasar duduknya. Pada saat itulah anak menemukan posisi yang pas untuk mulai merangkak. Umumnya, karena kekuatan otot belum sempurna, bayi memulai gerakan merangkakdengan menggoreskan perut mereka. Inilah yang disebut marayap, yang lama-kelamaan berubah menjadi merangkak setelah anak kuat mengangkat tubuhnya dengan bantuan otot tangan dan kaki. Merangkak sangat baik untuk merangsang kerja sama otak kiri dan kanan atau literalisasi. Namun, ada ahli tumbuh-kembang yang menemukan bahwa tidak semua anak melewati tahapan ini. Selalu saja ada anak yang setelah memasuki fase duduk, langsung memasuki fase berdiri, dan kemudian langsung berdiri, dan kemudian langsung berjalan. Kondisi ini sangat wajar terjadi. Sekalipun demikian, jika anak sama sekali tidak terlihat merayap atau mencoba berdiri setelah mahir duduk, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter anak Anda tentang kondisi ini. Selain keunikan tumbuh-kembang anak, ada beberapa hal lain yang hingga saat ini dipandang sebagai penyebab keterlambatan anak merangkak, yaitu kelebihan berat badan atau tidak pasnya pakaian yang dikenakan anak. Bayi yang terlampau berat lebih lama mencapai tahap tumbuh-kembang ini, karena tubuhnya sulit di angkat dan digerakkan. Selain itu, baju yang dikenakan anak bukanlah jenis baju yang
memberikan keluasan gerak. Jika buah hati Anda terdeteksi mengalami keterlambatan merangkak, tak ada salahnya Anda memperkaya keterampilan si kecil dengan berbagai rangsangan yang dilakukam sambil bermain. Dudukkan si kecil dengan posisi yang nyaman. Kemudian, letakkanlah salah satu mainan tepat di depannya. Bero motivasi pada sikecil untuk meraih mainan itu. Sebelumnya, perkirakanlah agar jarak antara anak dengan mainan tidak terlalu jauh, agar ia dapat dengan mudah meraihnya. Kemudian, sedikit demi sedikit perbesar jarak itu. BELUM BISA BERDIRI Setelah terampil merangkak, biasanya anak mulai dapat mengangkat tubuhnya. Dengan bantuan benda-benda yang terdapat di sekelilingnya, terutama berpegang pada perabot, anak mulai belajar berdiri. Keterampilan gerak yang baru ini tidak hanya memberi keluasan bagi anak, tetapi juga memiliki risiko. Anak yang telah dapat berdiri biasanya bermotivasi untuk langsung melangkah. Jika keseimbangan tubuhnya belum berkembang, anak cenderung jatuh dan terbentur. Mengangkat tubuh dan berdiri, umumnya dilakukan anak pada usia 7-9 bulan. Keterampilan ini dengan mudah dikuasai anak, karena pada usia ini perkembangan keseimbangan anak telah sampai pada tahapan memindahkan berat badan ke bagian bawah tubuh, khususnya kaki. Kematangan anak untuk berdiri merupakan persiapan menuju langkah pertamanya kelak. Keterampilan ini tidaklah sederhana seperti yang tampak pada usia ini, berdiri merupakan koordinasi kemampuan mengangkat tubuh dan menggenggam. Umumnya setelah anak dapat duduk, mengangkat badan dan memindahkan tumpuan berat badan ke bagian bawah tubuh, dapat dipastikan tidak lama lagi anak akan dapat berdiri. Jika setelah ia mencapaiusia sekitar 7 bulan anak belum juga berdiri, tak perlu cemas. Anda hanya perlu menunggu waktu yang tepat hingga ia benar-benar matang. Berbagai literatur yang memberikan panduan tumbuh-kembang sangat jarang menguraikan tentang keterlambatan berdiri pada anak. Hal ini disebabkan karena berdiri merupakan awal si kecil berjalan, dan fokus tumbuh-kembang lebih ditujukan pada berjalan. Pada usia ini, anak tidak hanya berlatih berdiri, melainkan belajar menekuk lututnya, dan kembali duduk setelah berdiri. Aktivitas ini jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengangkat tubuh sambil berpegang pada suatu benda. Sekalipun demikian, rentang waktu yang dibutuhkan oleh masingmasing anak untuk berlatihmemahirkan kemampuan baru ini tidak sama, sampai ia benar-benar siap untuk mengayunkan langkah pertamanya. Jika ambang toleransi yang Anda berikan pada anak telah lewat, sedangkan keterampilan berdiri belum juga dikuasainya, tak ada salahnya jika Anda memberikan sedikit rangsangan kepadanya. Berdiri atau berlututlah di depan anak, ulurkan tangan padanya agar ia dapat memegang tangan Anda untuk bertumpu dan berdiri. Tarik perlahan si kecil ke arah Anda. Cara lain yang dapat dilakukan adalah membeli alat khusus, atau menggunakan bangku yang cukup kokoh, yang berfungsi melatih anak berdiri, sekaligus berjalan sambil mendorongnya. Namun, jika setelah stimulasi diberikan anak tidak juga terlihat mengembangkan keterampilannya ini, tidak ada salanya Anda bertanya pada dokter anak. Karena, mungkin saja ketidakmampuan si kecil berdiri merupakan pertanda adanya gangguan tumbuh-kembang. MOTORIK HALUS Secara sederhana, keterampilan motorik halus diarliakn sebagai gerakan-gerakan yang merupakan hasil koordinasi otot-otot halus yang menuntut adanya kemampuan mengontrol gerakangerakan halus. Dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar, yang mengandalkan kekuatan, tetapi juga butuh keterampilan. Pada masa bayi, keterampilan motorik halus yang dikembangkan adalah
menggunakan tangan untuk meraih, menggenggam dan koordinasi keduan tangan. BELUM MERAIH DAN MENGGENGGAM Sejak lahir sebenarnyaanak sudah mulai mengangkat tangannya, seakan-akan hendak meraih sesuatu. Tapi gerakan ini sebenarnya gerak refleks, bukan gerakan yang disadari. Seiring dengan bertambahnya usianya, gerak refleks akan menghilang. Dan, setelah bayi semakin matang menggerakkan organ tubuhnya, termasuk tangan di akhir bulan kedua, anak mulai dapat menggerakkan denagn sadar tengannya ke arah benda yang menarik perhatiannya. Kelanjutan dari gerakan meraih adalah menggenggam. Sejak lahir sebenarnya anak jugatelah memiliki kemampuan ini sebagai gerak refleks. Hanya saja, mereka membutuhkan waktu hampir setahun untuk memadukan dua gerakan ini. Gerakan menggenggam benar-benar dikuasai bayi setelah parietal lobe, yaitu pematangan bagian otak yang mengatur koordinasi tangan dan mata. Setalah memasuki bulan keempat, secara sadar anak akan menggenggam benda-benda yang menarik perhatiannya. Itupun masih terbatas pada benda yang berukuran tidak terlalu besar melebihi telapak tangannya, dan ringan. Misalnya, balok plastik mainannya. Meskipun begitu, anak belum mampu menjumput benda-benda kecil seperti manik-manik. Kemampuan menggenggam inisangat membantu kegiatan eksplorasi si kecil. Semua benda yang dapat diraihnya, otomatis akan dimasukkan ke mulutnya. Pada dasarnya, ,keterampilan meraih dan menggenggam tidak semata merupakan keterampilan motorik, melainkan berhubungan dengan fungsi indera penglihatan dan perkembangan rasa ingin tahu anak. Sebagaimana telah di uraikan sebelumnya, perkembangan kemampuan meraih dan menggenggam ini memiliki rentang waktu yang sangat panjang, yaitu antara minggu ke 8 hingga usia 1 tahun (dihitung mulai dari masa refleks itu hilang hingga akhir bulan kedua usia anak). Maka, batasan yang nyata tentang keterlambatan perkembangan keterampilan ini memang menjadi sangat samar. Tetapi, jika Anda mendapati anak sama sekali tidak tertarik menyentuh apapun pada bulan ke 9, cobalah konsultasikan kondisi ini pada dokter. Karena meraih dan menggenggam merupakan keterampilan yang dikembangkan oleh anak yang didukung berbagai aspek tumbuh-kembangnya, maka bukan tidak mungkin keterlambatanini merupakan gejala adanya gangguan tumbuh-kembang lainnya. Umumnya, tidak banyak anak yang mengalami masalah terlambat meraih dan menggenggam. Kalaupun ada, sebenarnya telah dapat terdeteksi sejak lahir, yang ditandai dengan lemahnyarefleks genggam anak. Yang perlu dilakukan orangtua sehubungan dengan keterampilan motorik halus ini adalah, bagaimana melatih kemampuan anak untuk meraih dan menggenggam atas kemauannya sendiri. Seiring dengan bertambahnya usia anak, refleks-refleks dasar akan menghilang. Tapi, sama seperti yang lainnya, keterampilan meraih dan menggenggam tetap perlu dirangsang. Keterampilan anak dalam hal meraih dan dan menggenggam dapat dirangsang dengan memberikan benda-benda untuk diraih dan digenggamnya, setelah ia berusia kira-kira 2 bulan. Jika anak sudah mahir menggenggam, sedikit demi sedikit ajaklah anak untuk menjumput dengan jemarinya. Untuk kegiatan yang satu ini, Anda dapat mengajak anak mengambil makanan padat, seperti potongan wortel atau tomat, meskipun menjumput baru dapat dilakukan anak setelah berusia sekitar 2 bulan. BELUM DAPAT MENGKOORDINASI TANGAN KANAN DAN KIRI Setelah mengembangkan keteram[pilan menggenggam pada kedua tangannya, anak mulai dapat memadukan gerakan kedua tangannya untuk meraih sesuatu. Ia tidak hanya meraih sebuah benda dengan menggunakan satu tangannya, tetapi menggunakan kedua tangannya, bahkan juga menggunakan tangan yang berbeda untuk meraih beberapa benda di sekitarnya. Kemampuan memadukan kedua tangan untuk menggenggam benda-benda dikembangkan anak setelah benar-benar lepas dari refleksnya. Pada awal mulai belajar menggenggam, yaitu disekitar usia 6
bulan, anak akan menggenggam benda dengan seluruh telapak tangannya. Perkembangan selanjutnya akan terlihat ketika anak berusia kira-kira 9 bulan. Saat ini ia memegang benda dengan menggunakan beberapa jari dan ibu jarinya. Selanjutnya, pada usia sekitar 12 bulan, anak umumnya telah dapat memegang benda hanya dengan menggunakan satu jari dan ibu jarinya. Selain itu, pada usia ini anak juga mulai mahir memindah-mindahkan benda yang di genggam dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya. Hal ini terjadi karena anak telah dapat mengendalikan anggota tubuhnya dengan baik, dan pada saat yang bersamaan sedang mengembangkan kecenderungan (preferensi) dominasi tangan kanan dan kirinya. Kecenderungan si kecil menggunakan tangannya ini, sesungguhnya telah dimulai sejak usia kira-kira 9 bulan. Ketika ini, anak sudah terlihat meraih berbagai benda dengan salah satu tangannya yang dominan, yang lama kelamaan akan semakin bertambah kuat. Dengan tangan yang dominan inilah biasanya anak meraih satu benda, kemudian memindahkannya ke tangan yang lain, kemudian mengambil benda yang lain lagi dengan tangan dominannya itu, dan begitu seterusnya. Namun, jika telah berusia lebih dari 12 bulan anak belum juga terampil mengkoordinasikan kedua tangannya, jangan terburu memperkirakan kematangan motorik anak belum berfungsi baik. Seperti halnya keterampilan lainnya, gerakan koordinasi merupakan hasil perpaduan kematangan fisik dan kognitif. Oleh sebab itu, mungkin saja anak membutuhkan waktu lebih lama untuk mematangkan keterampilannya ini. Ketika anak memasuki tahap mengembangkan kecenderungan tangan kanan dan kirinya, biarkan ia melakukannya sendiri. Anda tak perlu melakukan intervensi, jika ternyata anak lebih banyak menggunakan tangan kirinya,misalnya. Hal itu memang penting karena kecenderungan dominasi tangan kanan atau kiri diatur oleh bagian otak tertentu. Jika anak belum mahir mengkoordinasikan tangannya untuk memegang benda-benda yang ada disekitarnya, tak salah jika Anda memberikan rangsang yang menyenangkan baginya. Ajaklah ia bermain, misalnya menyusun menara balok atau menangkap bola, yang memungkinkannya berlatih menggunakan kedua tangannya dengan baik.