Tugas Makalah Perilaku Organisasi
Dosen: (Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)
Judul Makalah: Perkembangan TI terhadap Organisasi (Perusahaan)
Disusun Oleh: Adito Efri 14121004 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015
Kata Pengantar Assalammualaikum Wr Wb. Pertama tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas ini. Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang perkembangan teknologi informasi dalam organisasi. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini tak luput dari kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Saya mengucapkan terimakasih kepada dengan semua narasumber yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Wassalammualaikum Wr Wb.
Yogyakarta,29 desember 2014
BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Teknologi Informasi dan SI Secara umum, menurut Turban (2005:3) teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya, meliputi infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan. TI mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, memgambil, memanipulasi, atau menampilkan data untuk menghasilkan informasi yang berkualitas dan kemudian informasi disebarkan untuk tujuan tertentu, Alter (1992). Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi BAB 2 PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 25 tahun terakhir, perekonomian dunia telah mengalami transisi dari ekonomi industri menuju ke ekonomi informasi. Dekade-dekade akhir abad ke-20 ini adalah masa yang sangat penting. Inilah kurun waktu yang menurut Alvin Toffler sejajar dengan masa awal Revolusi Industri. Jaman baru kehidupan manusia telah dimulai dengan revolusi di bidang informasi sehingga pada dekade dan milenia kemuka, faktor informasi , bukan seperti tanah dan modal yang akan menjadi pendorong penciptaan kekayaan dan kemakmuran. Di dalam perekonomian yang demikian, organisasi saling bersaing berdasar kemampuan di dalam memperoleh, memanipulasi, menginterprestasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Hanya organisasi yang kompetitif di bidang informasi yang bakal keluar sebagai pemenang (McGee et.al, 1993). Revolusi informasi menyebabkan proses globalisasi berlangsung semakin cepat, dan mempunyai berbagai dampak pada kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi informasi dunia semakin tidak mengenal batas antar negara dengan negara lainnya (borderless) dalam hal ini teknologi informasi telah mengaburkan batas-batas organisasi, pasar , dan masyarakat, mempersingkat batasan ruang dan waktu, serta menyederhanakan kompleksitas. Teknologi Informasi telah mengubah cara kerja manusia, mulai dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir dan perubahan-perubahan besar telah terjadi, melalui pemanfaatan teknologi informasi di dalam berbagai sistem bisnis dan organisasi. Lingkungan bisnis yang berubah dengan pesat sebagian besar disebabkan oleh penemuan dan implementasi teknologi informasi.
1.2 Dampak Teknologi Informasi terhadap Lingkungan Bisnis Teknologi Informasi telah mampu mengubah lingkungan bisnis menjadi dinamis dan turbulent yang berinteraksi dengan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan transformasi bisnis dan organisasi. Berbagai studi dan penelitan telah menghasilkan rerangka untuk menjadi pedoman bagi bisnis dalam menyikapi dengan sebaik-baiknya teknologi tersebut. Hammer dan Champy (1993), pencetus Bussiness Process Reengineering (BPR) yang akhirakhir ini sangat populer, menegaskan bahwa teknologi informasi merupakan enabler yang tidak mungkin diabaikan oleh perusahaan yang akan menjalankan Bussiness Process Reengineering. Hammer dalam buku terbarunya bahkan mensinyalir bahwa lebih dari 90 persen perusahaan yang Bussiness Process Reengineering-nya tidak berhasil disebabkan oleh kesalahan tidak mengimplementasikan teknologi informasi sebagai enabler. Memasuki dasawarsa 90-an ada dua teknologi yang terasa mewarnai lingkungan bisnis adalah teknologi informasi dan perancangan kembali proses bisnis (Davenport, 1990 dan 1993) dan Perkembangan teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai perubahan tatanan hubungan bisnis sekarang. (Shanti, 1996). Kalau diamati sejarah perkembangan organisasi, perkembangan teknologi ini telah pula membawa perubahannya secara pasti. Tahun 1970 kita hidup dengan organisasi berbentuk vertikal yang sangat sentralistis, terstruktur dan mengarah kepada pendekatan top-down. Tahun 1980-an, banyaknya kegiatan menuntut pelibatan yang lebih luas dari unsur-unsur organisasi yang tidak ditampung oleh organisasi vertikal. Muncullah organisasi matriks, lalu berkembanglah organisasi berbentuk horizontal dan jejaring dengan variasi menuju ke bentuk virtual (maya) dengan fokus pada pemberdayaan personilnya. Bisnispun mengalami muka baru agar selamat keluar dari perubahan dalam Ekonomi digital ini. Maka perkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruhnya sehingga muncul bisnis antarjejaring (internetworked bussiness). Ini berbeda sekali dengan keadaannya pada abad ke-20 bisnis antarjejaring dilandasi dari internetworked enterprise konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Alliance for Converging Technologies. Studi mengenai teknologi informasi yang cukup banyak dilakukan adalah akibat teknologi tersebut pada organisasi. Pakar manajemen Peter F. Drucker membandingkan perubahan organisasi dengan kontinum organisasi tahun 1870 dengan organisasi masa depan. Organisasi dengan ciri komando dan pengendalian yang disatukan oleh kulitnya. Perusahaan yang sekarang ini mulai muncul diorganisir di sekitar sebuah kerangka : informasi, keduanya merupakan sistem pengintegrasian dan artikulasinya (Drucker, 1995). Pengamatan yang dilakukan oleh Nolan dan Croson (1995) bahwa akibat perkembangan teknologi informasi akan terjadi transformasi organisasi secara besar-besaran yaitu suatu penghancuran kreatif entitas yang tua, hirarkis, dan fungsional dengan penggantinya, yaitu jaringan yang baru, fleksibel, dan dimampukan oelh teknologi industri. Mereka juga merekomendasi enam tahap blue-print untuk memanajemen transformasi dari prinsip-prinsip ekonomi industri lama ke prinsip-prinsip yang baru. Enam tahap tersebut adalah : pertama,
downsize ; kedua, seek dynamic balance dengan mendistribusikan aliran kas bebasnya ke pemegang saham ; ketiga, kembangkan strategi akses pasar ; keempat, menjadi customer driven ; kelima, kembangkan strategy market foreclosure ; dan terakhir adalah pursue global scope. Model transformasi organisasi yang diakibatkan oleh teknologi informasi ditawarkan juga oleh Henderson dan Venkatraman (1994). Dalam model yang di sebut dengan strategic alignment, model tersebut mempunyai empat domain pilihan stratejik : bussiness strategy, organizational infrastructures and processes, information technology strategy, dan information technology strategy and processes. 1.3 Permasalahan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan Realita yang harus dihadapi oleh organisasi adalah bahwa cara lama dalam penyelenggaraan bisnis dengan pembagian kerja di lingkungan perusahaan yang dikelola oleh Adam Smith tidak dapat dilaksanakan lagi. Dalam lingkungan sekarang ini tidak ada yang konstan atau dapat disamakan, baik mengenai masalah pertumbuhan pasar, permintaan konsumen, siklus hidup produk, laju pertumbuhan teknologi, dan sebagainya. Ada 3 ketentuan yang baik secara terpisah maupun kombinasi mendorong perusahaan memasuki kekuatan yang membuat para eksekutif menjadi takut. Ketiga kekuatan tersebut adalah pelanggan (customer), pesaing (competitors), dan perubahan (change). Pemenuhan pesanan dimulai saat seorang pelanggan menaruh pesanan, dan berakhir saat barang-barang disampaikan, termasuk segala sesuatu yang ada diantara keduanya, sehingga bukan produk melainkan proses penciptaan produk yang membawakan keberhasilan jangka panjang perusahaan. Sedangkan struktur organisasi modern ditandai dengan adanya struktur tim kerja, dimana tim secara permanen maupun sementara membentuk hubungan lateral dan memecahkan masalah seluruh organisasi, ataupun membentuk cross functional team yang terdiri dari anggota-anggota dari departemen fungsional yang berbeda untuk memecahkan masalah-masalah dan meperluas kesempatan. Dan yang terakhir adalah pembentukan network organization yang merupakan suatu struktur organisasi yang baru tersebut diharapakan dapat merubah pola perilaku individual untuk semua level organisasi dalam hal :
Komunikasi yang lebih terbuka Kerja sama yang baik Bertanggung jawab Mempertahankan cara pandang/filosofi organisasi Memecahkan masalah secara lebih efektif Memberikan dukungnan dan cepat tanggap terhadap situasi dan kondisi yang ada Adanya interaksi yang baik Adanya kemauan untuk mencoba Berpartisipasi Memperkenalkan aliran informasi Pengembangan-pengembangan lain. Karakteristik Organisasi Yang Efektif
Organisasi yang tidak efektif ditandai dengan terlalu banyaknya hirarki dalam organisasi, terjadi konflik antar departemen, dan tidak ada pendelegasian tugas-tugas kepada bawahan. Kondisiskondisi inilah yang perlu diubah. Organisasi yang sukses di masa depan adalah yang mampu mendelegasikan proses pembuatan keputusan kepada karyawan di bawahnya dan adanya minimisasi kegiatan pengawasan, karena pengawasan, karena pengawasan tersebut melekat pada diri karyawan. Tenaga kerja yang semula dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang perlu diefisienkan penggunaannya, sehingga perlu dilaksanakan konsep penugasan fraksional, telah bergeser menjadi suatu sistem produksi yang sistim kerjanya dirancang secara integral dan memperlakukan serta mengakui seluruh dimensi kemanusiaan tenaga kerja tersebut. Tenaga kerja adalah mitra kerja pemilik perusahaan, dan para pimpinan adalah orang yang paling berpengaruh dalam mencapai visi bisnis jangka panjang. Tanpa adanya kerja sama yang saling menguntungkan antara pemilik, tenaga kerja, dan pemimpin, maka tidak akan tercapai produksi untuk kemakmuran bersama. Manajer harus mengerti penyempurnaan, mengerti tenaga kerja, dan mengerti produk. Sedang lingkungan organisasi harus berperan sebagai pemberi arah dan petunjuk bagi pelaksanaan sistem produksi tersebut. Organisasi yang efektif adalah yang tidak birokratis, sehingga lebih fleksibel dan dapat bergerak lebih cepat. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
· Minimisasi hirarki organisasi sehingga jarak antara pemimpin puncak dengan karyawan lebih pendek, yaitu dengan mengurangi middle management. Hal ini akan mempermudah komunikasi langsung pimpinan dengan karyawan sehingga tercapai kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan dan antar karyawan itu sendiri. · Mengurangi pengawasan, dengan memberikan tugas tersebut secara langsung kepada para karyawan, sehingga karyawan perlu dilatih baik keterampilan maupun mentalnya untuk dapat merumuskan permasalahan secara sistematis dan sederhana, serta mampu memecahkan masalah dengan tenang. · Menggunakan tim kerja yang mampu bekerja secara mandiri, dan diberi tanggung hawab penuh untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dan bertanggung jawab dalam perancangan dan pembuatan produk. Karyawan juga perlu diberi kekuasaan untuk melakukan kreasinya dan bebas mengatur tugasnya dalam tim. Selain itu karyawan perlu diberikan pelatihan silang sehingga ada suasana saling melatih antar anggota tim tersebut.
BAB 3 INTERNET TERHADAP DUNIA BISNIS. Secara harfiah internet (interconnection networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Internet juga didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna.
Internet merupakan sarana teknologi terpopuler dan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses informasi secara online dan real time. Saat ini, sebagian besar dari kalangan masyarakat kita sudah menggunakan internet dalam kesehariannya, baik sebagai sarana untuk mencari informasi, bersosialisasi atau bahkan sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Berbagai macam fasilitas dan konsep yang ditawarkan oleh internet berhasil menyentuh kehidupan pribadi sebagian masyarakat Indonesia saat ini, sebagai contoh, konsep e-banking yang ditawarkan oleh Bank-bank Indonesia di internet telah memberikan kontribusi layanan yang sangat besar bagi para konsumen perbankan Indonesia. Efisiensi waktu, pelayanan yang cepat dan tepat serta keamanan yang ditawarkan menjadi alasan sebagian besar pengguna ebanking menyukai layanan ini dan terus mengaksesnya dalam kehidupan merek Salah satu pemanfaatan internet dalam dunia kerja adalah untuk melakukan perdagangan elektronik atau E-commerce, perdagangan yang menggunakan jaringan komunikasi internet. Sementara itu, dalam dunia perbankan internet dimanfaatkan untuk melakukan transaksi, misalnya Internet Banking. Penggunaan Internet untuk Staf
Untuk merekrut pegawai Menurunkan biaya perekrutan Memproses lebih cepat dari perekrutan pegawai biasa Memungkinkan untuk menarik calon pegawai lebih banyak Untuk mengetahui diterima atau tidak disebuah perusahaan
Penggunaan Internet untuk Telecommuter Untuk bekerja pada sebuah perusahaan yang berada di negara yang sama tetapi berbeda tempat tinggal Penggunaan komputer dan telekomunikasi untuk mengubah lokasi dan ruang diterima bekerja
Penggunaan Internet untuk Karyawan-Pembangunan Untuk mendapatkan dan melengkapi pengetahuan yang ada Untuk mendapatkan keterampilan yang baru Pengaruh Positif Internet dalam Dunia Kerja Mengadakan conference ketika seluruh anggota tim tidak mungkin berada disuatu tempat yang sama Dapat membuka lapangan pekerjaan baru Mempermudah transaksi bisnis perusahaan atau perseorangan Mempermudah dan mempercepat akses informasi yang dibutuhkan untuk berbagai kepentingan Menggeser kekuatan dari penjual ke pembeli dengan mengurangi harga ketika melakukan perubahan suplier (vendor lainnya hanya satu click jaraknya). Menyediakan informasi harga dan produk yang banyak dan lebih lengkap. Mengurangi biaya transaksi. Kecepatan jangkauan dan aksebilitas informasi dari internet, serta biaya rendah untuk mendistribusikan.
Pengaruh Negatif Internet dalam Dunia Kerja
Membuat para pengguna tidak fokus terhadap pekerjaannya Membuat kinerja karyawan menurun. Penipuan dan kejahatan didunia maya. Berkurangnya privasi bagi manusia. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam computer.
Kehadiran Internet harus diakui telah menghadirkan kemungkinan- kemungkinan baru dalam hidup manusia. Melalui teknologi ini para ahli manajemen semakin yakin bahwa yang namanya ‘Virtual Organization’bukanlah suatu impian belaka. Dalam konsep ‘Virtual Organization’, suatu organisasi (apakah dalam bentuk perusahaan, LSM, atau yayasan) tidak harus hadir dalam physicall space di suatu tempat tertentu. Sehingga, para karyawan bisa bekerja dalam tempat yang berbeda tanpa kehilangan koordinasi dan hubungan dengan teman-temannya di kantor pusat. Tidak mengherankan bila dengan konsep tersebut, di suatu kantor hanya dibutuhkan seorang sekretaris dan office boy. Kehadiran fasilitas seperti video conference, net meeting, chatting semakin memperkuat argumentasi para ahli manajemen bahwa konsep ‘virtual organization’ merupakan salah satu alternatif yang harus diperhitungkan dalam pembuatan struktur organisasi di masa depan.
BAB 4 Teknologi Cloud Computing dalam Organisasi dan Perusahaan. Cloud computing saat ini merupakan elemen yang diterima bagi sistem TI modern. Bagi banyak organisasi yang memimpin pasar, cloud computing digunakan dalam peran strategis untuk membantu mendorong inovasi dan diferensiasi bisnis. Cloud computing, karena manfaat efisiensi yang disediakannya, mampu membantu organisasi menghemat uang, dan juga lebih responsif terhadap perubahan dinamika pasar. Cloud computing dipecah ke dalam tiga segmen yaitu aplikasi, platform, dan infrastruktur. Setiap segmen memberikan tujuan dan penawaran produk yang berbeda untuk pebisnis dan individual di seluruh dunia. Cloud services menyediakan sejumlah opsi layanan yang terdiri atas private cloud yang menawarkan eksklusivitas dengan on-demand cloud service, hybrid cloud yang menawarkan fleksibiltas layanan atau public cloud yang memungkinkan infrastructure as a services (IaaS) hingga aplikasi bisnis dapat diakses melalui jaringan internet dalam bentuk service on-demand. Dengan konsep pay as you GROW, pelanggan cloud services hanya membayar sesuai kebutuhan bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat dan keuntungan cloud computing baik bagi organisasi, maupun perusahaan: Tanpa Investasi Awal Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna. Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan. Akses yang Mudah Kemudahan dalam mengakses data atau aplikasi merupakan kelebihan utama dari cloud computing. Untuk mengakses aplikasi yang kita perlukan saat bekerja, kita tidak perlu berada pada suatu computer yang sama karena aplikasi atau data yang kita butuhkan dapat diakses dimanapun melalui server. Fokus pada Bisnis, bukan TI Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan. Penggunaan sumber daya yang lebih baik Oleh karena proyek-proyek dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan permasalahan operasional dapat ditekan maka memungkinkan SDM organisasi utnuk mengalokasikan waktu mereka pada aktifitas yang lebih bermanfaat yang dapat berpotensi memberikan
nilai yang lebih besar bagi bisnis. Manfaat ini berbeda-beda untuk setiap organisasi dan biasanya lebih sulit untuk dikuantifikasi. Tapi bukankah manusia adalah aset terbesar organisasi? Sehingga artinya mengoptimalkan SDM berarti juga mengoptimalkan penggunaan aset terbesar yang dimiliki oleh organisasi. Secara skala ekonomi juga dapat mendukung manfaat komputasi awan ini dalam optimalisasi sumber daya ang digunakan. Karena penyedia layanan cloud ini umumnya lebih efisien dalam penggunaan aset-aset fisiknya, penggunaan energinya, dll. Biaya modal yang lebih kecil Memang terdapat pro-kontra mengenai manfaat dari menggeser dari model belanja modal (CapEx) ke model belanja operasional (OpEx). Secara umum disimpulkan bahwa untuk proyek-proyek jangka pendek dan menengah, model OpEx lebih menarik karena tidak ada komitmen finansial jangka panjang. Pada model OpEx tidak dibutuhkan investasi di awal, sehingga memungkinkan organisasi untuk memulai proyek lebih cepat tapi juga mengakhirinya tanpa kehilangan investasi apapun di layanan cloud ini. Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi informasi. Investasi untuk modal kapital berubah menjadi biaya operasional dengan besaran yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan Ini membuat para pengguna (user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center, processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual. Disaat ini kebutuhan akan pemakaian, pemeliharaan dan keamanan sistem informasi semakin meningkat, mendorong perusahaan ataupun organisasi untuk meningkatkan dan mengamankan sistem mereka, namun karena perusahaan ataupun organisasi tidak memiliki sumber daya yang besar untuk membeli sistem untuk keperluan mereka dan bahkan untuk memelihara sistem informasi mereka, terlebih lagi untuk mengamankan sistem tersebut maka kemungkinan besar Cloud Computing akan menjadi pilihan pertama dan kemungkinan besar akan berkembang, khusunya di Indonesia. Bahkan dengan Cloud Computing, mereka (perusahaan / organisasi) hanya menyewa layanan atau jasa dari penyedia Cloud Computing. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya dengan Cloud Compuitng ini dapat mengurangi investasi awal dari sebuah perusahaan atau organisasi yang membutuhkan pememakaian, pemeliharaan dan keamanan sistem informasi yang lebih baik. Dalam hal ini investasi yang besar bagi sebuah perusahaan atau organisasi akan berubah menjadi suatu sistem operasional yang mudah dikelola, bahkan penyedia jasa seperti Software as a Service (SaaS) yand ada di Cloud dapat menawarkan harga yang sangat rendah karena faktor ekonomi. Dengan Cloud Computing kita tidak perlu lagi dikuatirkan dengan adanya kompleksitas Teknologi saat ini. Perusahaan dan organisasi yang dalam usahanya menggunakan Teknologi Informasi tidak perlu takut dengan hal-hal yang dapat mengancam keamanan sistem informasi mereka dan bahkan dalam hal pengupdatetan suatu Teknologi atau aplikasi yang dipakai, karena semuanya itu bisa diserahkan kepada penyedia layanan di Cloud Computing. Cloud Computing jangan dijadikan sebagai―Core Business bagi sebuah perusahaan tapi sebaliknya jadikan-lah Cloud Computing ini sebagai ―Support Business, prinsip ini yang benar karena Cloud Computing sebagai penunjang suatu perusahaan dalam mengelola sistem informasi yang ada di perusahaan tersebut dengan maksud dan tujuan untuk kelangsungan bisnis dari perusahaan tersebut, karena Cloud Computing memberikan solusi bagi perusahaan untuk meringankan operasional perusahaan tersebut dalam hal pengolahan data.
BAB 5 Dampak Positif dan Negatif pada Organisasi 5.1 Dampak Positif TI pada Organisasi Cara terbaik untuk menganalisis dampak teknologi informasi pada organisasi adalah dengan model kekuatan kompetitif. Organisasi menggunakan model Porter untuk menggembangkan strategi untuk menciptakan organisasi yang lebih kompetitif. Disini dapat kita lihat dampak positif yang ditimbulkan teknologi informasi pada organisasi. .The rivalry among existing firms in the industry
Menambah daya saing karena teknologi informasi meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi Teknologi informasi dapat menjaga kemanan laporan dari suatu organisasi. Contoh : Menggurangi kemungkinan laporan suatu organisasi dapat dicuri Tekonologi informasi meningkatkan akurasi Dengan adanya TI, dapat meningkatkan employee satisfaction
2.The bargaining power of buyers
TI membantu untuk menjaga hubungan baik dengan buyer TI dapat memberikan layanan kepada pelangan 24 jam
3.The bargaining power of Suppliers, a. TI membantu menjalin hubungan baik dengan supplier b. TI memudahkan organisasi untuk melakukan pencarian dan perbandingan supplier yang dapat menyediakan produk atau jasa yang lebih baik dan murah c. TI memudahkan proses pendistribusian informasi kepada supplier d. TI mempermudah organisasi untuk mencari supplier e. TI dapat digunakan untuk mengintegrasi supply chain dengan supplier 4.The threat of entry of new competitor a. TI memungkinkan organisasi menurunkan biaya produksi sehingga dapat menjual barang dengan harga lebih murah dari pada pesaing baru 5.The threat of substitute product or services a. TI memungkinkan diversifikasi produk
5.2 Dampak Negatif TI pada Organisasi 1.The rivalvy among existing firms in the industry a. Keberadaan TI yang bermanfaat meningkatkan daya saing masing-masing perusahaan dapat mengancam keberadaan suatu organisasi. Dalam kasus ini berlaku hukum alam, dimana yang kuat yang akan bertahan. 2.The bargaining power of buyers a. TI memungkinkan organisasi kehilangan pelanggannya karena dengan adanya internet pelanggan dapat melakukan pencarian dan perbandingan produk atau jasa secara online dengan mudah dan cepat. 3.The bargaining power of Suppliers a. TI memungkinkan organisasi kehilangan suppliernya karena dengan adanya internet supplier dapat melakukan pencarian dan perbandingan organisasi yang lebih mengguntungkan untuk melakukan kerjasama dengannya 4.The threat of entry of new competitor a. TI memungkinkan organisasi kalah bersaing dengan pesaing baru, karena dengan TI pesaing baru dapat melakukan pemasaran secara online tanpa harus membangun toko untuk pemasaran. 5.The threat of substitute product or services a. TI memungkinkan organisasi mengalami kerugian akibat adanya substitute product or service. Contoh : Perusahaan rekaman yang mengalami kerugian akibat produknya yang berupa lagu tidak laku dipasaran karena TI memudahkan orang untuk mendownload langsung via internet
BAB Kesimpulan. Teknologi informasi dan sistem informasi akan berkembang dengan cepat dan akan terus berkembang sampai masa depan. Penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi akan semakin meningkat. Teknologi informasi membawa dampak positif dan negatif bagi organisasi maupun sosial masyarakat. Kegunaan akan teknologi informasi dapat dirasakan manfaatnya bila TI dikelola dengan cara yang baik dan bertanggung jawab. Apabila TI dapat dikelola dengan baik, TI dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam organisasi, dan juga sosial masyarakat.
Perkembangan TI juga telah menciptakan komunitas virtual yang memungkinkan para pengguna yang memiliki kesamaan hobi dapat berkumpul, serta bertukar pikiran dan informasi tanpa harus bertatap muka secara langsung. Komunitas virtual dapat dikembangkan menjadi tempat melakukan transaksi elektronik yang menjadi peluang usaha baru bagi perusahaan atau individu.
Daftar Pustaka Cascio, Wayne F. Human Managing Resources, Third Edition, McGraw Hill International, New York, 1992. Davenport, Thomas H, Process Innovation : Reengineering Work through Information Technology, Harvard Bussiness Press, Boston, MA, 1993. Drucker, Peter F., The Information Executives Trully Needs, Harvard Bussiness Review, January-February, 1995. Hammer, Michael, and James Champy, Reengineering the Corporation : A Manifesto for Bussiness Revolution, Harper Collins Publishers, New York, 1993. Henderson, John C., and N. Venkatraman, Strategic Allignment : A Model for Organizational Transformation via Information Technology, dalam Allen Thomas J, and Michael S. Scott Morton, Eds., Information Technology and The Corporation of The 1990s : Research Studies, Oxford University Press, New York, 1994. McGee, James, and Laurence Prusak, Managing Information Strategically Increase Your Company As Competitiveness by Using Information as a Strategic Tool, Hrnst & Young Information Management Series, (New York : John Wiley & Son, Inc 1993). hal. 5. Mc Lennan, Roy. Managing Organizational Change, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1988. Nolan, Richard L., and Davis C. Croson, Creative Destruction : A Six Stage Process for Transformation n the Organization, Harvard Bussiness School Press, Boston, MA, `1995.
http://ppak12unhas.tumblr.com/post/3796367633/dampak-teknologi-informasi-bagi-organisasi
http://jiyongi-yeoja.blogspot.co.id/2013/03/pengaruh-internet-terhadap-dunia-bisnis.html