Tugas DMP Renang Cepi Supriadin 054198
C. Perspektif Lingkungan Tempat Bermain dan Keterampilan Gerak Dasar Anak 1. Pengertian dan Konsep Lingkungan Mengenai pengertian lingkungan dikemukakan oleh Mohammad Hasan (1988:127) sebagai berikut; “Lingkungan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara eksternal, baik potensial maupun aktual, mempengaruhi sesuatu fenomena. Lingkungan tidak dianggap sebagai wujud yang tetap, tetapi mengalami fluktuasi dalam pengertian isi dan tingkatan pengaruh atau kendala”. Sartain (Purwanto, 2000:28) mengemukakan mengenai pengertian lingkungan sebagi berikut; “Lingkungan (environment) adalah meliputi semua kondisikondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atas proses kehidupan kita kecuali gen-gen”. Berdasarkan dua definisi yang luas tersebut dapat dikemukakan bahwa ternyata bahwa di dalam lingkungan sekitar kita banyak sekali faktor-faktor atau kondisi-kondisi yang dapat secara potensial mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kehidupan manusia. Akan tetapi lingkungan yang aktual atau sebenarnya hanyalah lingkungan yang berada di sekeliling atau di sekitar kita sebagai faktor eksternal yang benar-benar dapat mempengaruhi perkembangan tersebut.
Menurut Sartain lingkungan itu dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut; 1) Lingkungan alam/luar (external or physical environment), 2) Lingkungan dalam (internal environment), 3) Lingkungan sosial (social environment) Yang dimaksud lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang ada di dunua ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuhtumbuhan, tanah, air, hewan, iklim, dsb. Sedangkan lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan luar/alam. Makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh darah atau cairan limpa, mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk kedalam internal environment. Dan lingkungan sosial ialah semua orang/manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan oranng lain, dengan anggota keluarga, orang tua, teman-teman, dsb. Yang tidak langsung melalui radio, televisi, koran, majalah, internet, buku-buku, dan berbagai cara lainnya. Sesuai dengan kajian studi ini akan difokuskan pad masalah lingkungan tempat bermain, maka lingkungan ini tergolong pada lingkungan fisik. “Dalam ekologi, lingkungan fisik disebut juga komponen fisik, komponen tak hidup, komponen abiotik atau abiotik. Komponen ini terdiri atas air, tanah, udara, matahari dan benda-benda alam lainnya” (Dwidioseputro, 1987:10). Selanjutnya
mengenai lingkungan fisik dikemukakan Jackson dan Burton (1989:455) sebagai berikut; The natural environment usually refers to nature, more specifically aspects of nature which are nature in that they have not been modified by human beings. In fact, the impact of human activity is so pervasive that there are no longer any truly natural environments. Natural environment are contrasted with men modified environment, such as urban environments, which are often called built environments. Natural and built environments may both be termed physical environments, although some use the term “natural” and “physic” interchangebeably. Penjelasan tersebut daapat diartikan bahwa, lingkungan alam biasanya merujuk pada alam, lebih khusus pada aspek alamiah yang tidak dirubah atau dibuat oleh manusia. Dan lingkungan alam yang sesungguhnya adalah yang secara nyata merembes mempengaruhi kegiatan manusia dalam kurun waktu yang cepat. Lioongkungan alam yang berbeda adalah lingkungan yang dirubah atau dibuat oleh manusia, seperti lingkungan perkotaan, yang sering disebut lingkungan yang dibangun. Keduanya disebut dengan istilah lingkungan fisik. Berdasarkan konsep lingkungan secara umum, konsep ekologi manusia dan geografi fisik, dapat dikemukakan bahwa interaksi manusia dengan lingkungan adalah manusia menggunakan lingkungan ruang dan sumber-sumber benda fisik yang terdapat di lokasi lingkungan sekiitar baik lingkungan fisik alam seperti; kieberadaan kondisi tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda fisik lainnya sebagai sumber yang bisa mempengaruhi aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan lingkungan fisik yang berupa hasil buatan atau yang dibangun oleh manusia seperti; ruangan di dalam rumah, benda-benda yang ada di dalam rumah, termasuk mengatur tempat atau ruangan untuk bermain di dalam rumah, kondisi ruangan di dalam gedung dan benda-benda peralatan yang tersedia
di dalamnya, kondisi ruang halaman rumah, lapangan-lapangan olahraga tempattempat terbuka untuk umum, dan tempat-tempat bermain yang secara khusus disediakan sekitar tempat tinggal anak-anak untuk tempat bermain. Pengguanaan ruang-ruang dan sumber-sumber fisik yang terdapat atau tersedia di lingkungan anak-anak sebagai aktivitas bermain, baik yang secara alamiah maupun yang dibangun dapay memberikan peluang bagi kebutuhan anak sebagai alam atau sarana untuk aktivitas bermain yang menyenangkan dan secara langsung dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bagi anak-anak secara khusus terhadap perkembangan motoriknya. 2. Pengertian dan standar kondisi tempat bermain Mengenai istilah tempat bermain dalam bahasa Inggeris diartikan dengan Playground. Selanjutnya Playground dijelaskan oleh Sapora dan Mitchell (1961:368) sebagai berikut; “The playground is a sub-neighborhood play area of limited size, desined to supplement the more extensive park playground. The playground is usually found in neighborhoods where physical features, population density, or similar factors necessitate a sub-neighborhood service unit”. Artinya; Tempat bermain adalah merupakan daeraah khusus untuk bermain di lingkungan sekitar tempat tinggal dengan ukuran tertentu, dan dirancang untuk menambah luasnya taman bermain. Tempat bermain biasanya ditemukan pada lingkungan dengan ciri-ciri fisik, kepadatan pendudukan, atau faktor-faktor unit layanan yang sama yang diperlukan pada suatu lingkungan tempat tinggal. Sedangkan menurut Persatuan Kesehatan, Pendidikan Jasmani, Rekreasi, dan Olahraga Amerika (1979:157) mengenai lingkungan tempat bermain
dikemukakan sebagai berikut; ”The neighborhood playground is the primary area in planning for recreation. It is established primarily to serve children under 14 but should have additional features to interest teen-agers and adults”. Artinya, lingkungan tempat bermain adalah area atau daerah khusus yang direncanakan untuk rekreasi. Ditetapkan terutama untuk melayani anak-anak yang berusia di bawah 14 tahun tetapi memiliki tambahan ciri-ciri untuk memperhatikan usia belasan tahun dan yang dewasa. Dari dua penjelasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa lingkungan tempat bermain adalah suatu lingkungan atau lokasi yang disediakan secara khusus untuk kegiatan anak-anak bermain yang berusia empat belas tahun ke bawah, dengan menetapkan batas ukuran tertentu, ciri-ciri khusus. Tempat bermain ini biasanya ditempatkan di daerah padat penduduk, untuk melayani penduduk lingkungan sekitar yang memiliki banyak anak usia sekolah dasar. Tempat bermain ini juga biasa disediakan di setiap lingkungan rumah untuk melayani anak-anak dalam setiap keluarga. Orang tua dapat menyediakan tempat bermain bagi anak-anaknya baik di dalam maupun di luar rumah dengan menyediakan ruang-ruang kosong agar anak dapat melakukan aktivitas bermain gerak lebih leluasa. Agar tempat bermain yang disediakan tepat mencapai sasaran yang diharapkan bagi anak-anak, tentunya orang tua, masyarakat, penguasaha, atau pemerintah dalam menyediakan tempat bermain bagi anak hendaknya memperhatikan batas ukuran minimal, ciri-ciri sebagai standar khusus tempat bermain bagi anak-anak. Tempat-tempat bermain yang biasa dipergunakan anakanak Kotamadya Bandung baik di dalam ruangan maupun yang berada di luar
ruangan, baik yang disediakan sengaja secara khusus bagi anak-anak dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau pemerintah, maupun yang tidak sengaja. Tempat-tempat bermain inilah yang akan dijadikan objek sasaran dalam studi penelitian ini. Adapun mengenai ciri-ciri khusus atau standar tempat bermain seperti yang ditentukan oleh National Recreation, The California Committe on Planning For Recreation, Park Area and Facilities, the Chicago Recreation Commission, dan beberapa agen perencana lokal lainnya, dan pemimpin-pemimpin Rekreasi, yang dipaparkan oleh Sapora dan Mitchell (1961:370) sebgai berikut; Lokasi playground harus ditempatkan di pusat perumahan atau pada bagian lingkungan perumahan yang tidak dapat dicapai atau dipengaruhi oleh pusat lingkungan rekreasi yang lebih luas. Berada ppada setiap radius 400 m. Dapat melayani anakanak berkisar untuk 1000 sampai 4000 orang. Luas area berkisar antara 8000 sampai 16000 m. Khusus untuk anak pra sekolah dibutuhkan sebuah area yang terisolasi agar mereka dapat bermain dengan aman tanpa gangguan atau iterfensi lingkungan lain dari luar. Dipasang pagar agar anak-anak atau alat-alatnya tidak mudah ke luar area, dan harus berdekatan dengan tempat berlindung. Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyiapkan tempat bermain bagi anak-anak seperti dikemukakan oleh Sapora (1961:375) sebagai berikut; “The fully-equipped neighborhood play area must privide space and apparatur for play, and play materials of all sports. There must be adequate provisions for the comfort and welfare of the children and parents”. Artinya, area lingkungan tempat bermain harus dilengkapi secra lengkap dengan ruang yang
cukup dan alat-alat untuk bermain, dan peralatan untuk semua olahraga. Area tempat bermain harus cukup memenuhi ketentuan untuk menyenangkan dan kenyamanan bagi anak-anak dan oarang tua. Selanjutnya Sapora mengemukakan beberapa yang harus dipertimbangkan secara khusus dalam menyiapkan tempat bermain bagi anak-anak yaitu harus diberikan; shade (tempat teduh), fencing (pagar), grading (tingkat), permuakaan (surfacing), lighting (penerangan), dan winter usage (pemanfaatan musim). Tempat teduh. Tempat bermain bagi anak-anak harus teduh, dengan memberikan bayangan misalnya dari pohon atau tumbuh-tumbuhan yang dibuat untuk pagar. Pemagaran. Tempat bermain bagi anak harus diberi pagar, hal ini untuk keamanan, melindungi anak dari gangguan luar misalnya lalu-lintas, atau orangorang dewasa yang masuk atau interfensi lain yang dapat mengganggu kenyamanan. Pemagaran juga memudahkan pengawasan aktivitas anak. Perataan. Tempat bermain harus dibuatkan rata atau datar, jadi tidak ada penanjakan, peninggian, miring, atau bertingkat-tingkat. Permukaan. Permukaan yang dibutuhkan untuk tempat bermain bagi anak-anak adalah yang permuakaannya halus, rata, kokoh/rapat, nyaman dipijak, tidak berdebu atau berkerikil, kering, tidak ada genangan air, tidak licin, dan tidak keras. Permukaan yang lebih baik untuk di luar ruangan biasanya dengan rumput yang terpilih baik kualitasnya. Pencahayaan. Jika tempat bermain banyak digunakan pada malam hari, harus diberikan pencahayaan yang cukup agar tidak terjadinya tubrukan, dan memberikan kenyamanan serta kemudahan untuk pengawasan.
Ddemikian pula standar tempat bermain menurut America Alliance Healt Physical Education, Recreation, and Dance and Athletic Institute (1979:157) dikemukakan sebagai berikut; Lokasi tempat bermain hendaknya ditempatkan pada tempat yang cukup aman. Hal ini bisa ditempatkan pada suatu lokasi tersendiri agar bebas dari gangguan aktivitas lain yang masuk ke area tempat bermain. Tempat bermain ini dibangun pada lokasi di daerah perumahan yang padat penduduknya, dan tingginya jumlah populasi anak-anak pra sekolah, atau sekolah dasar. Tempat bermain ini juga harus jauh dari lalu-lintas yang padat atau aktivitas yang padat seperti pasar atau pusat perbelanjaan, namun cukup mudah untuk di akses. Tempat bermain juga harus dekat dengan ruang tempat istirahat atau tempat teduh lainnya, selain untuk tempat beristirahat anak-anak, juaga untuk berlindung dari hujan atau angin besar. Untuk keamanan dan memudahkan pengawasan orang tua, tempat bermain juga harus dipagar sekelilingnya untuk mencegah anak-anak dan peralatan bermain seperti bola keluar area permainan demikian pula untuk mencegah masuknya orang dewasa. Zona layanan untuk setiap tempat bermain disediakan kurang lebih antara jarak ¼ mil (400 m) atau tidak lebih dari 1,5 mil (2,5 km). Dan luasnya secara normal minimal 5 (lima) acres (200.000 m2). Ketentuan ini bergantung pada keadaan alam, area pemukiman, ruang, lokasi yang ada. Area tempat bermain juga harus dilengkapi dengan sejumlah perlengkapan yang secara signifikan dapat mempengruhi perkembangan psikomotor, kognitif, dan afektif anak-anak. Agar memenuhi kebutuhan psikomotor mereka, pada area tempat bermain harus disediakan alat-alat yang merangsang perilaku lokomotor
dan non lokomootor yang mendorong perkembangan otot-otot besar. Alat-alat tersebut juga harus disesuaikan dengan kemampuan anak, yaitu dengan ukuran yang lebih kecil, sedang dan lebih besar. Peralatan bermain juga harus bermacammacam, karena nak-anak dapat memilih alat-alat permainan yang mereka kehendaki sesuai dengan seleranya. Area tempat bermain dan peralatannya haruus aman, tahan lama, dan bersih dari kotoran. Semua pijakan tempat bermain dan alat-alat harus kokoh, untuk menjaga kestabilan tidak licin, tidak basah atau adanya genangan air untuk menghindari tergelincir dan tidak berdebu. Tempat bermain harus mendorong anak untuk bergerak lebih leluasa ke segala arah, oleh karena itu penempatan alat-alat atau benda-benda lainnya hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu atau membatasi ruang gerak bagi anak-anak, atau dapat terjadi tubrukan dengan benda-benda atau dengan anakanak lainnya. Standar ruang tempat bermain bagi anak berdasarkan standar indeks ruang bagi setiap anak dengan mengacu pada standar ketentuan yang dikeluarkan di Amerika, sebagaimana yang dipaparkan oleh Harsuki dalam makalah lokakarya Fasilitas olahraga, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (1979:58) sebagai berikut: Standar yang disarankan untuk lapangan bermain dan lapangan terbuka bagi kota-kota kecil adalah 100 orang setiap acre (1 acre=4046,72 m2). Ini berarti indeks untuk satu orang adalah 40 m2 lebih. Modifikasi dari standar umum yang telah ditentukan tersebut, untuk kuota besar yang padat penduduknya adalah sebagai berikut:
a. 1 acre untuk 200 orang (=20 m2 untuk satu orang) bagi kota yang penduduknya sampai 500.000 orang. b. 1 acre untuk 300 orang (=14 m2 untuk satu orang) bagi kota yang penduduknya sampai satu juta orang. Mengenai lingkungan tempat bermain sebagaimana juga dikemukakan oleh Gallahue (1982:355) sebagai berikut; “The play environment provided for children should be conducive to all aspects of their development. It should be safe attractive, and provide for a wide variety of stimulating and interesting activities”. Artinya; lingkungan tempat bermain bagi anak harus diberikan secara kondusif, dan mencakup semua aspek perkembangan bagi mereka. Tempat bermain harus aman, atraktif, dan memberikan berbagai macam rangsangan yang cukup luas dan memperhatikan terhadap berbagai macam kegiatan. Lebih lanjut Gullahue menjelaskan mengenai ruang tempat bermain di dalam ruangan sebagai berikut; ruang tempat bermain di dalam ruangan terutama bagi anak-anak usia prasekolah harus menjadi pusat perhatian utama. Oleh karena itu lingkungan tempat bermain bagi anak di dalam ruangan harus disediakan pada area tersendiri dan didesain dengan dilengkapi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan perhatian anak. Demikian pula dalam hal memberikan ruang tempat bermain di dalam ruangan yang berpusat pada gerak adalah suatu bagian yang esensial bagi anak. Oleh karena itu ruang gerak harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mendorong berbagai macam latihan stability, lokomotor, dan manipulatif. Berikut beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
membuat perencanaan sebuah tempat bermain di luar ruangan. a. Faktor keamanan, b. Memusatkan perhatian terhadap kebutuhan anak, c. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, d. Mengandung unsur latihan, e. Secara ekonomi mudah, murah dan efisien, f. Dapat secara muadah diawasi, g. Dapat dipelihara dengan biaya yang minim, h. Dapat dibuat disediakan untuk masyarakat secara umum. Tempat bermain di luar ruangan juga harus memberikan peluang kepada anak-anak untuk aktif mengembangkan otot-otot yang luas maupun yang kecil. Dalam hal ini harus dipilih alat-alat atau perlengkapan yang digunakan mengandung unsur pengembangan kreativitas, tantangan, sesuai dengan kemampuan anak. Oleh karena itu area bermain di luar ruangan harus memberikan; 1) Aktivitas otot secara luas
untuk meningkatkan semua komponen
perkembangan gerak dasar anak yaitu; lokomotor, manipulatif, dan stability. 2) Pengalaman dengan bermacam-macam alat atau media seperti; seni, bahan-bahan yang terbuat dari kayu, tanah/lumpur, pasir, dan air. 3) Tempat bermain yang tersendiri atau terisolasi
dan aktivitas yang
menyenangkan seperti membuat terowongan, sarang kubus dsb. 4) Memberi kesempatan untuk mengamati alam seperti; binatang, kebun, tumbuh-tumbuhan, dan semak-semak belukar. 5) Memberi kesempatan untuk mengalami dalam drama kehidupan nyata seperti; playhouse, mobil-mobilan, atau kapal-jkapalan.
Secara spesifik Gallahue (1982:360) memberi penjelasan tentang tempat bermain di luar ruangan (outdoor) yang berpusat pada gerak sebagai berikut; The outdoor movement center is easly incoporated into the total outdoor play space. There should be ample space for children to move freely. Idealy, there will be a large grassy area and hillside for running, jumping, sliding, rolling, and climbing. There will also be hard surface area for riding wheel toys activities with balls. Trees should be an integral part of the movement center, not only to provide shade but to encourage climbing. A variety of equipment that encourages gross motor activities should also be located in the outdoor play space. This equipment may be used in addition to or in conjunction with be equipment found in the indoor movement center. Climbing, striking, and balancing equipment should be an integral part of the outdoor area. Penjelasan tersebut dapat diartikan; Ruang pusat gerak di luar ruangan secara mudah tergabung di dalam tempat bermain secara keseluruhan. Harus banyak ruang untuk anak-anak untuk bergerak secara bebas. Idealnya, terdapat area berumput yang luas dan lereng untuk lari, melompat, meluncur, berguling, dan mendaki. Juga terdapat permukaan yang kasar untuk perjalanan alat-alat mainan meroda dan aktivitas dengan bola. Pohon-pohon harus menjadi suatu bagian yang integral dari pusat gerak, tidak hanya untuk memberikan tempat teduh saja, tetapi mendorong anak memanjat. Bermacam-macam perlengkapan yang dapat mendorong aktivitas gerak kasar harus ditempatkan di dalam area tempat bermain di luar ruangan. Perlengkapan ini sebagai tambahan bisa dipergunakan seperti yang digunakan pada pusat gerak dalam ruangan. Perlengkapan mendaki, memukul, dan keseimbangan harus merupakan bagian yang integral dari area outdoor. Dari beberapa penjelasan para ahli mengenai standar dan kondisi tempat bermain bagi anak-anak dapat dikemukakan sebagai berikut; Tempat bermain bagi anak secara pokok terdiri dari dua macam yaitu; tempat bermain di dalam ruangan
(indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Kedua tempat bermain baik indoor maupun outdoor yang berpusat pada pengembangan gerak pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama hanya berbeda pada luas ruang, permukaan, iklim, dan suasananya. Adapun ciri-ciri, standar, dan kondisi tempat bermain baik indoor maupun outdoor adalah sebagai berikut; tempat bermain bagi anak harus disediakan secara khusus, di lokalisir pada tempat tersendiri. Juga jangan dekat aktivitas umum yang ramai, kotor atau bau. Harus nyaman tidak ada gangguan dari lingkungan luar, dan aman dari segala tindakan kejahatan. Oleh karena itu harus dipagar sekelilingnya. Tempat bermain di luar ruangan harus dilengkapi pepohonan di sekelilingnya sebagai bayangan untuk peneduh. Juga harus dilengkapi bangunan (shelter)
tempat istirahat, berteduh, dan berlindung.
Demikian pula lantai tempat bermain di dalam ruangan diberi alas seperti karpet atau matras. Sedangkan untuk di
luar ruangan permukaan yang baik adalah
dengan rumpur yang terpelihara baik. Perlengkapan-perlengkapan
yang
dipergunakan harus benar-benar kokoh dan kuat. Demikian pula alat-alat yang dipergunakan seperti alat pemukul harus yang sesuai dengan kondisi tubuh anak. Tempat bermain harus merangsang anak-anak untuk berpartisipasi dalm aktivitas bermain gerak. Perlengkapan bermain menimbulkan tantangan dan mendorong anak untuk melakukannya secara berulang-ulang. Tempat bermain harus bersih dari segala kotoran juga memperhatikan unsur keindahan. Perlengkapan dan alatalat bermain dalam konteks penelitian penulis akan lebih difokuskan disesuaikan kepada perlengkapan dan alat-alat secara umum terdapat di lingkungan keluarga dan masyarakat di Indonesia dan terjangkau
secara finansial, untuk
mengembangkan kemampuan lokomotor, nom-lokomotor, dan manipulatif. Perlengkapan untuk mengembangkan lokomotor seperti; ruang yang luas untuk berlari, alat-alat memanjat dan mendaki, tempat melompat, tempat berguling, dsb. Perlengkapan untuk mengembangkan kemampuan nom-lokomotor seperti; karpet atau matras (indoor), balok keseimbangan mainan alat-alat yang dapat didorong atau ditarik. Alat-alat untuk mengembangkan kemampuan gerak manipulatif seperti; bola-bola mainan, bola kaki, bola basket, bola voley, bola-bola untuk melempar, raket bulu tangkis, tennis, tennis meja, dan alat-alat untuk memukul lainnya. Perlengkapan dan alat-alat tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan dan ukuran anak. Standar dan kondisi tempat bermain tersebut akan dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengukur bagaimana persepsi anak terhadap kondisi-kondisi tempat bermain yang mereka gunakan baik di dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya di masyarakat, baik indoor maupun outdoor. Standar kondisi tempat bermain inii selanjutnya akan dimasukan ke dalam kisi-kisi untuk dijadikan instument penelitian. Adapun standar kondisi tempat bermain meliputi: Tempat bermain yang disediakan secara khusus, keluasan untuk bergerak secara bebas untuk berbagai macam kegiatan bermain, kemudahan untuk dikunjungi, kelengkapan perlengkapan dan alat-alat yang tersedia, kesesuaian perlengkapan dan alat-alat yang di pergunakan dengan kemampuan anak, kondisi permukaan, dataran, penerangan, perlindungan dari cuaca/iklim, keamanan,
keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, memberikan peluang untuk memilih bermacam pilihan
sesuai dengan hasrat atau minat anak, dapat mengembangkan kemampuan gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif.