TUGAS AKHIR
STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ICHSAN D11108263
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
ABSTRAK Dalam perkembangan dunia konstruksi khususnya di Indonesia maka peranan perusahaan sangat penting dalam menunjang kesuksesan pembangunan dimana pada kenyataannya pembangunan merupakan prioritas utama masyarakat dalam menghadapi era globalisasi. Dalam dunia konstruksi dikenal dua jenis perusahaan yaitu kontraktor dan konsultan. Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana kinerja perusahaan konstruksi berupa kontraktor yang berada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk mengukur kinerja kontraktor tersebut, maka akan dianalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dengan cara memberikan kuisioner/angket kepada pihak yang menggunakan jasa kontraktor tersebut dalam hal ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar yang selanjutnya disebut responden. Kuisioner yang diedarkan berisi beberapa pertanyaan terkait faktor kinerja yang akan menjadi variable dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan hasil dari kuisioner tersebut, maka kuisioner kemudian diolah untuk mengetahui valid dan reliable kah data yang didapatkan tersebut. Semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliable yang artinya para responden telah mengerti maksud dari seluruh pertanyaan kuisioner. Data kemudian dianalisis dengan mencari nilai mean (rata-rata) yang didasarkan kepada perolehan skor dari item pertanyaan kuisioner yang menggunakan skala likert. Hasil dari analisis ini diketahui bahwa terdapat tujuh belas variable kinerja yang telah memuaskan responden dan sembilan variable yang cukup memuaskan responden. Dalam perjalanan ke depannya diharapkan kontraktor mempertahankan ketujuh belas kinerja tersebut dan lebih meningkatkan lagi sembilan variable yang masih dalam kategori cukup puas.
ABSTRACT In the development of the construction world, especially in Indonesia, the company is very important role in supporting the success of development where in fact the development is a top priority of society in the era of globalization. In the world of construction there are two types of companies, they are contractors and consultants. In this research will be investigated how the performance of a construction company in the form of contractors that are within the scope of the Public Works Department of the city of Makassar, South Sulawesi. To measure the performance of the contractor, it will be analyzed the factors that most influence by giving questionnaires to those who use the services of the contractor in this case the Department of Public Works Makassar hereinafter called the respondent. Questionnaires were circulated contains some questions related to performance factors that will be variable in this study. After getting the results of the questionnaire, the questionnaire is then processed to determine whether the data is valid and reliable. All items declared valid and reliable questions which means that the respondent has understood the purpose of the whole question questionnaire. Data were analyzed by finding the mean (average) based on the acquisition of scores from a questionnaire question items which using a Likert scale. Results of this analysis is known that there are seventeen variable performance has been satisfactory respondents and nine variables are quite satisfactory respondents. In future development, the contractors are expected to maintain the seventeenth and further improve the performance of the nine variables that are still in the category of pretty satisfied.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT yang senantiasa memberikan pertolongannya dalam segala situasi terhadap hambaNya. Shalawat dan Salam kita kirimkan atas Nabi Muhammad SAW sebaik – baik suri tauladan yang membawa manusia menuju jalan kebenaran. Terwujudnya
laporan
tugas
akhir
dengan
judul
“STUDI
KINERJA
PERUSAHAAN KONSTRUKSI DALAM LINGKUP DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR” yang dibuat sebagai syarat penyelesaian studi pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini tidaklah lepas dari berkah dan rahmat Allah SWT sehingga puji syukur tak hentinya saya ucapkan kehadiratNya. Terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya ucapkan atas bimbingan, arahan, bantuan, dorongan dan partisipasi dari semua pihak yaitu : 1. Bapak dan Ibu Syamsul Bahri,S.Sos dan Herlinah, BA selaku orang tua yang telah melahirkan saya ke dunia ini dengan tidak henti – hentinya memberikan doa dan kasih sayang serta bimbingannya. 2. Bapak Dr. Ir. Rusdi Usman Latif, MT. selaku pembimbing I Semua yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuannya hingga selesainya laporan tugas akhir ini
3. Bapak M. Asad Abdurrahman, ST, M.Eng, PM. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan bantuannya mulai dari awal penelitian, selama penelitian hingga selesainya laporan tugas akhir ini 4. Saudara Mukminin dan Saudari Nur Masyitah Hajar, S.Si dan Arwini Muslimah, SH yang selalu memberikan bantuan pikiran dan saran dalam penyusunan tugas akhir ini. 5. Saudara Muh.Sadam, ST, Haady Muqtadir, ST, Andi Nuryadin, ST, Andi Rahmat, ST, Asdam Tambusay, ST, Ashadi Amir, ST dan Muh.Ali Akbar sebagai rekan dan teman selama menjalani perkuliahan di jurusan sipil 6. Teman – teman angkatan 2008 (cikopank08) yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah menemani saya dalam menjalani hari – hari di Jurusan Sipil 7. Senior serta junior yang selama ini bersama – sama menjalani kehidupan kampus yang memberikan pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Akhir kata, semoga semua ilmu yang diperoleh selama ini dapat benar – benar kami manfaatkan di kehidupan nyata dan membawa manfaat bagi semua orang.Semoga semua dukungan dan doa yang telah diberikan kepada kami dibalas kebaikan oleh Allah SWT dan membawa kami menjadi manusia yang lebih baik ke depannya. Kami mengetahui bahwa keterbatasan pengetahuan dan ilmu yang dimilki membuat laporan ini tidak akan lepas dari kekurangan oleh karena itu kritikdan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca terlebih lagi penulis.
Makassar, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR JUDUL ................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii ABSTRAK ................................................................................................ iii KATA PENGANTAR ............................................................................. ix DAFTAR ISI ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL
................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xi BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................ I -1 1.2 Rumusan Masalah........................................................... I - 4 1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan I.3.1 Maksud Penulisan................................................. I - 4 I.3.2 Tujuan Penulisan................................................. . I - 4 1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah ........................... I - 4 1.5 Metode Penelitian .......................................................... I - 4 1.6 Sistematika Penulisan ................................................... I - 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi .............................................................. II - 1
2.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi .................................. II - 1 2.1.2 Penggolongan Jasa Konstruksi ............................. II - 2 2.1.3 Kualifikasi Jasa Konstruksi …………… .............. II – 3 2.2 Kinerja…………............................................................ II – 14 2.2. 1 Pengertian Kinerja…………………………….. .. II - 14 2.2.2 Pengukuran Kinerja…… ...................................... II – 15 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kinerja ...................... II – 16 2.2.4 Indikator Kinerja………………………………… II – 22 2.3 Kepuasan Pelanggan Konstruksi.................................... II - 23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penenilitian ................................................ III - 1 3.2 Lokasi dan Objek Penelitian ......................................... III - 2 3.3 Jenis dan Sumber data................. ................................. . III – 2 3.3.1 Jenis Data............................................................... III – 2 3.3.2 Sumber Data............................. ............................ III – 3 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................ III – 3 3.5 Populasi dan Sampel....................................................... III – 5 3.4.1 Populasi..................................... ............................ III - 5 3.4.2 Sampel..................................... ............................. III - 5 3.6 Variabel Penelitian........................................................... III – 7 3.7 Metode Analisis Data........................................................ III – 9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Identitas Responden ....................................................... IV - 1 4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas .............................. IV – 3 4.3. Analisis Deskriptif………………………….. ............... IV - 7
BAB V
PENUTUP 5.1. Kesimpulan ................................................................... V - 1 5.2. Saran ............................................................................. V - 1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kekayaan Bersih Perusahaan…………………………………… II-11 Tabel 2.2
Kemampuan Menangani Pekerjaan……………………………... II-12
Tabel 2.3 Klasifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi…………………… II-14 Tabel 2.4 Definisi Kepuasan Pelanggan…………………………………… II-27 Tabel 3.1 Responden Kuisioner Penelitian………………………………… III-6 Tabel 3.2 Variabel Penelitian………………………………………………. III-7 Tabel 4.1 Output Uji Validitas………………………………………………III-4 Tabel 4.2 Output Uji Reliabilitas…………………………………………….IV-5 Tabel 4.3 Item-Total Statistics……………………………………………… IV-5 Tabel 4.4 Analisis Deskriptif……………………………………………….. IV-8 Tabel 4.5 Definisi Kinerja Konstruksi……………………………………… IV-9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Diagram alir penelitian…………………………………….. III-1
Gambar 4.1
Jabatan Responden…………………………………………. IV-1
Gambar 4.2
Pendidikan Responden………………………………………IV-2
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Kuisioner Penelitian
LAMPIRAN II
Input Data
LAMPIRAN III
Output Analisis Validitas dan Reliailitas
LAMPIRAN IV
Output Analisis Statistik Deskriptif
LAMPIRAN V
r-Table (Pearson Product Moment)
LAMPIRAN VI
Persuratan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan masyarakat di berbagai bidang kehidupan mengalami peningkatan yang cukup signifikan termasuk di antaranya adalah di bidang pembangunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan merupakan prioritas sebagian besar masyarakat dan pemerintah untuk dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini. Pembangunan tersebut tidak lepas dari besarnya peranan industri konstruksi yang melibatkan banyak pihak untuk saling bekerjasama satu dan lainnya sehingga terbentuk suatu organisasi konstruksi yang baik. Konstruksi secara umum di terjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan, jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur tersebut (Yannu M.,2008.). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kriteriakriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.
Industri konstruksi memiliki kontribusi yang cukup besar bagi negara yaitu sebesar 4%–8% dari total PDB (Produk Domestik Bruto).. Data aktual yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor konstruksi, bersama-sama dengan sektor utilitas dan jasa, merupakan penyumbang utama pertumbuhan PDB. Dengan besarnya peran industri konstruksi bagi pembangunan maka keberhasilan industri konstruksi tersebut sangat tergantung kepada perusahaan yang merupakan pelaksana atau pengawas pekerjaan konstruksi tersebut. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mengerjakan suatu proyek, dilihat dari seberapa besar kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu hasil yang dicapai ketika mengerjakan sesuatu atau tugas (Nyoman K.,2011). Keberhasilan suatu organisasi diukur dengan kinerja organisasi, dimana kinerja organisasi sendiri sangat ditentukan oleh kinerja masing-masing individu dalam organisasi tersebut. Kinerja perusahaan yang baik
dapat dilihat dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat bertahan dengan semakin banyaknya perusahan yang lain yang turut serta dalam pekerjaan proyek konstruksi. Saat ini di Indonesia telah terdapat beberapa perusahaan konstruksi khususnya di Sulawesi Selatan baik berupa kontraktor ataupun konsultan yang menangani beberapa pekerjaan/proyek konstruksi. Dengan banyaknya perusahaan konstruksi maka tentu saja kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut berbeda satu sama lain
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan studi tugas akhir dengan memilih judul sebagai berikut:
“ Studi Kinerja Perusahaan Konstruksi Dalam Lingkup Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar”
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar 2. Faktor apa yang paling mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) dalam menjalankan pekerjaan pekerjaan di dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar 1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3.1. Maksud Penulisan Untuk menganalisis faktor apa saja yang paling mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) pada lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar. 1.3.2. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah: Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan konstruksi (kontraktor) yang ada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar. 1.4. Pokok Bahasan dan Batasan Masalah Berdasarkan tujuan di atas, maka pokok bahasan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kinerja dari perusahaan konstruksi dalam lingkup Dinas
Pekerjaan Umum kota Makassar sehingga memberikan manfaat yang baik dan optimal dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk menghindari agar penulisan ini tidak terlepas dari materi pokok pembahasan maka penulis membatasi ruang lingkup materi pembahasan hanya pada perusahaan konstruksi yang ada dalam lingkup Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan yaitu berupa kontraktor. 1.5. Metodologi Penelitian Metode penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian seperti yang disebutkan dalam buku “Metodologi Penelitian” karya Sumadi Suryabrata yakni: Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis,faktual,dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi daerah tertentu. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang merupakan gambaran dari keseluruhan isi penulisan yang dapat diuraikan secara singkat pada masing-masing bab yaitu sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN
Mencakup latar belakang masalah , rumusan masalah, maksud dan tujuan masalah, pokok
bahasan dan batasan masalah,
metodologi penelitian serta sistematika penulisan BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori dasar dari perusahaan konstruksi serta kepustakaan yang mendukung studi kinerja perusahaan konstruksi
BAB III :
METODOLOGI PENULISAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi perusahaan konstruksi, metode pengambilan data serta tahapan-tahapan penulisan.
BAB IV :
ANALISA DAN PEMBAHASAN Pembahasan tentang analisa serta pembahsan mengenai kinerja perusahaan konstruksi
BAB V :
PENUTUP Berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar bahan-bahan bacaan, literatur, jurnal, dan tulisan lainnya sebagai referensi yang mendukung pemahaman terhadap penulisan tugas akhir ini. LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jasa Konstruksi 2.1.1. Pengertian Jasa Konstruksi Menurut Undang-undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya. Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 mendifinisikan jasa konstruksi sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh perencana konstruksi dan/atau layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pelaksana konstruksi dan/atau layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi yang disediakan oleh pengawas konstruksi. Sedangkan Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian dari rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang menyangkut pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan, masing masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.
2.1.2. Penggolongan Jasa Konstruksi Berdasarkan Keputusan Dewan Lembaga pengembangna Jasa Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 tentang Pedoman Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional, maka Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional dibagi dalam tiga golongan yaitu Golongan Besar, Golongan Menengah, dan Golongan Kecil, yang digolongkan berdasarkan modal kerja yang berasal dari modal setor atau kekayaan yang dimiliki, dengan keketentuan sebagai berikut : 1) Badan Usaha Golongan Kecil memiliki modal kerja setinggi-tingginya Rp. 1Milyar. 2) Badan Usaha Golongan Menengah memiliki modal kerja lebih dari Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 10 Milyar. 3) Badan Usaha Golongan Besar memiliki modal usaha di atas Rp. 10 Milyar Untuk badan usaha golongan menengah dan golongan besar harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT) serta telah disahkan oleh menteri terkait. 2.1.3. Kualifikasi Jasa Konstruksi Menurut Nyoman Koriawan (2009), Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Nasional didasarkan pada tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usahanya yang ditinjau dari :
1.
Aspek Penanggung Jawab Badan Usaha atau Prinsipal (PJBUP), yaitu Direktur Utama atau anggota Direksi atau Pimpinan Badan Usaha untuk Kantor Pusat dan Kepala Cabang/Perwakilan untuk Kantor Cabang/Perwakilan yang bertanggung jawab atas berjalannya operasional Badan Usaha.
2. Pemilikan Tenaga Inti sebagai Penanggung jawab Teknik Badan Usaha (PJTBU), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan seluruh pekerjaan teknik yang dilakukan oleh Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan Penanggung jawab Bidang/Sub Bidang (PJSB), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang memiliki sertifikat tenaga ahli/terampil dari asosiasi profesi/institusi pendidikan dan pelatihan dan diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha untuk bertanggung jawab atas penyelenggaran pekerjaan teknik di Bidang/Subbidang Pekerjaan Konstruksi dan untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional. 3. Tenaga teknik pendukung sebagaimana yang dipersyaratkan, adalah Tenaga Ahli Inti yang terdiri atas Tenaga Ahli dan atau Tenaga Terampil di bidang teknik yang harus ada pada suatu Badan Usaha untuk memenuhi persyaratan klasifikasi dan kualifikasi pada bidang dan sub bidang pekerjaan konstruksi yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.
Berdasarkan tiga aspek tersebut, maka Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanan Konstruksi Nasional terdiri atas : 1. Badan Usaha Kualifikasi Kecil, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha yang dapat merangkap sebagai penanggung jawab Bidang atau merangkap sebagai tenaga teknik pendukung, diberi : a. Kualifikasi K3, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai nilai Rp. 100 juta. b. Kualifikasi K2, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 100 juta sampai dengan nilai Rp. 400 juta. c. Kualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 400 juta sampai dengan nilai Rp.1 Milyar. 2. Badan Usaha Kualifikasi Menengah, memenuhi persyaratan memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha dan penanggung jawab bidang untuk setiap bidang pekerjaan ditambah sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung, diberi : a.
Kualifikasi M2, bagi yang mempunyai kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan kosntruksi lebih dari nilai Rp. 1 Milyar sampai dengan Rp. 3 Milyar.
b. Kualifikasi
M1,
bagi
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp. 3 Milyar sampai dengan nilai Rp. 10 Milyar. 3. Badan Usaha Kualifikasi Besar, yang memenuhi persyaratan memiliki seorang penggung jawab teknik badan usaha dan seorang penaggung jawab bidang/sub bidang masing-masing untuk setiap bidang/sub bidang sesuai bidang/sub bidang pekerjaan dalam kualifikasinya, sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam persyaratan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi, diberi kualifikasi B, bagi yang mempunyai kompetensi melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp. 10 Milyar. Sedangkan menurut PerLem LPJK No.11a Tahun 2008 Penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria risiko, dan/atau kriteria penggunaan teknologi, dan/atau kriteria besaran biaya, dapat dibagi jenjang kompetensinya dalam Gred sebagai berikut : a. Kualifikasi usaha besar berupa: i)
Gred 7
ii)
Gred 6
b. Kualifikasi menengah berupa: i)
Gred 5
c. Kualifikasi usaha kecil berupa: i)
Gred 4
ii)
Gred 3
iii)
Gred 2
iv)
Gred 1
Menurut Nyoman Iwan Surya (2011), Penggolongan kualifikasi usaha jasa konstruksi dibagi dalam gred yaitu: 1. Kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil terdiri dari: a. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 2 adalah:
1) Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan 2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-300 juta 3) Memiliki kekayaan bersih 50-600 juta 4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang 5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 2 tahun 6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung 7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta
benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli b. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 3 adalah
1) Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan 2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-600 juta 3) Memiliki kekayaan bersih 100-800juta 4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang 5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 5 tahun 6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung 7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli c. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 4 adalah
1) Dapat mengerjakan 3 (tiga)paket pekerjaan 2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-1 miliar 3) Memiliki kekayaan bersih 400 juta -1 miliar 4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang 5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 10 tahun
6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung 7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli 2. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 5 adalah a. Dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – 10 miliar c. Mempunyai kekayaan bersih 1 miliar – 10 miliar d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang , berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun f. Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung h.
Kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan sedikit peralatan berat serta memerlukan sedikit tenaga ahli
i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha kecil minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakir
3. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 6 adalah a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – 25 miliar c.
Mempunyai kekayaan bersih 3 miliar – 25 miliar
d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang, e.
Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun
f.
Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun
g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung h. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta memerlukan banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil i.
Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakir
j. Memiliki organisasi badan usaha, memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia. 4. Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi usaha besar termasuk badan usaha asing yang membukan kantor perwakilan adalah
a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) atau (1,2 N) N= jumlah paket sesaat. b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar – tak terbatas c. Mempunyai kekayaan bersih 10 miliar sampai dengan tak dibatasi d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang e.
Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun
f.
Penanggung jawab bidang 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun.
g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung h.
Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta memerlukan banyak tenaga ahli dan tenaga terampil
i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha besar minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir j. Memiliki organisasi badan usaha , memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia k. Badan usaha yang memiliki sertifikat ISO Menurut Nyoman Koriawan (2009), Kualifikasi merupakan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman/kompetensi dan kemampuan usaha yang dijalankan dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :
1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan kualifikasi usaha berdasarkan potensi kemampuan tenaga kerja sebagai keunggulan kompetitif dalam melakukan pengelolaan usaha. Sumber daya manusia yang digunakan harus memiliki kualifikasi dan klasifikasi yang sesuai seperti pendidikan, keterampilan kerja, keahlian kerja serta pengalaman kerja. 2. Kekayaan Bersih Kekayaan bersih merupakan kemampuan modal keuangan yang digunakan untuk membiayai pengelolaan perusahaan dan pelaksanaan pekerjaan, juga dapat digunakan sebagai penilaian atas kemampuan badan usaha dalam menetapkan kualifikasi perusahaan. Tabel 2.1. Kekayaan Bersih Perusahaan
No
Gred
1
1
Kekayaan Bersih (Dalam Rupiah) Tidak Disyaratkan
2
2
50.000.000 s/d 600.000.000
3
3
100.000.000 s/d 800.000.000
3
3
400.000.000 s/d 1.000.000.000
4
4
1.000.000.000 s/d 10.000.000.000
5
5
3.000.000.000 s/d 25.000.000.000
6
6
10.000.000.000 s/d tak dibatasi
(Sumber : LPJK No.11a Tahun 2008)
3. Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan Kemampuan menangani paket pekerjaan merupakan batasan kompetensi perusahaan berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam menangani paket pekerjaan kurun waktu tujuh tahun terakhir. Pengalaman tersebut dapat juga dilihat dari nilai minimum kumulatif pekerjaan yang diselesaikan dan jumlah paket pekerjaan yang dapat ditangani pada gred sebelumnya selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.
Tabel 2.2. Kemampuan Menangani Pekerjaan
No
Gred
Jmlh Paket Pekerjaan
Batas Nilai Suatu Pekerjaan (Dalam Rupiah)
Pengalaman Nilai Minimal Kumulatif Pekerjaan
1
1
1
0 s/d 100.000.000
Tidak dipersyaratkan
2
2
2
0 s/d 300.000.000
200.000.000
3
3
3
0 s/d 600.000.000
400.000.000
4
4
3
0 s/d 1.000.000.000
800.000.000
5
5
5
>1.000.000.000 s/d 10.000.000.000
2.500.000.000
6
6
8
>1.000.000.000 s/d 25.000.000.000
12.000.000.000
7
7
8
>1.000.000.000 s/d tak terbatas
32.000.000.000
(Sumber : LPJK No.11a Tahun 2008)
4. Peralatan Peralatan pada dasarnya merupakan teknologi yang digunakan sebagai sarana pendukung
dalam
pelaksanaan
operasional
pekerjaan.
Kriteria
dalam
penggunaan teknologi pada pelaksanaan pekerjaan ditentukan berdasarkan besaran biaya dan volume pekerjaan yang terdiri dari : a. Badan usaha perseorangan gred 1, 2, dan gred 3 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi sederhana mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan alat kerja sederhana dan tidak menggunakan tenaga ahli. b. Badan usaha gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi madya mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan sedikit peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli. c. Badan usaha gred 5, gred 6 dan gred 7 dapat melaksanakan pekerjaan dengan kriteria teknologi tinggi mencakup pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan banyak alat berat dan tenaga ahli yang terampil.
Lebih lanjut dalam PerLem LPJK No.11a Tahun 2008, pasal 14 disebutkan bahwa Badan Usaha dengan kualifikasi Gred 2, Gred 3, dan Gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan kriteria risiko kecil, berteknologi sederhana, dan berbiaya kecil.
2.2.
Kinerja
2.2.1. Pengertian Kinerja Kinerja atau performance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang telah disusun. Mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Wibowo, 2007, dalam Nyoman Koriawan, 2011 ). Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Menurut Gibson, dkk (1990) dalam Nyoman Koriawan (2011) kinerja merupakan suatu keberhasilan mencapai suatu tujuan. Kinerja organisasi merefleksikan suatu pencapaian dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan organisasi, baik yang diukur dari visi, misi, tujuan dan target sasaran. Pencapaian ini tidak terlepas dari individu-individu yang bekerja dalam organisasi tersebut. Beberapa
penelitian
menyebutkan
bahwa
kepuasan
kerja
individu
akan
mempengaruhi kinerja. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya bahwa kinerja justru mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan suatu proses kegiatan dalam organisasi
dalam upaya untuk mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi, serta menunjukkan hasil yang telah dicapai dalam upaya tersebut.
2.2.2. Pengukuran Kinerja Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan pekerjaan terhadap penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan (Nyoman Koriawan, 2011). Sedarmayanti (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) menguraikan bahwa terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung tertarik pada pengukuran kinerja dalam aspek berikut: 1. Aspek Finansial Meliputi anggaran suatu organisasi. Karena aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja. 2. Kepuasan Pelanggan
Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas, maka organisasi dituntut untuk terus menerus memberikan pelayanan berkualitas prima.
3. Operasi bisnis internal
Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan organisasi sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam rencana startegis. 4. Kepuasan karyawan Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis karyawan sangat nyata. 5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders Kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari pengukuran kinerja perlu didesain untuk mengakomodasikan kepuasan dari stakeholders. 6. Waktu Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain pengukuran kinerja. Kita sering membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan, namun informasi tersebut lambat diterima, kadang sudah tidak relevan/kadaluarsa. 2.2.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Wibowo (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, sebagai berikut:
1. Personal factor ditunjukkan oleh tingkat keterampilan kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu. 2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. 3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja. 4. System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. 5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Mahmudi (2005) dalam Nyoman Koriawan (2011) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
1. Faktor personal/individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individuFaktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader; 2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader; 3. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur dalam organisasi;
4. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Menurut Nyoman Koriawan (2011) Ada beberapa komponen pokok yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan yaitu : 1. Keuangan (Money) Keuangan berkaitan dengan adanya dukungan modal dalam suatu perusahaan yang berguna untuk memperlancar program peningkatan kinerja. Keuangan dalam suatu perusahaan adalah modal yaitu dana yang disiapkan untuk pendanaan jangka panjang, yang difungsikan untuk membiayai seluruh aktivitas dan kebutuhan perusahaan dalam melakukan suatu pekerjaan dan dalam pengelolaan proses manajemen perusahaan. Sumber pendanaan bagi suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi :
a. Modal sendiri (equity capital), diperoleh melalui penerbitan saham baru atau menahan laba dalam kurun waktu tertentu. b. Modal dari luar, berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Tenaga Kerja (Man Power) Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan, dengan menilai kemampuan, motivasi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi. Syafarudin Alwi (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang kompetitif sebagai suatu
keunggulan daya saing yang difungsikan untuk mampu mengantisipasi perubahan dan melakukan pengelolaan terhadap perubahan secara cepat sehingga sumber daya manusia pada manajemen organisasi dapat menentukan tingkat keberhasilan dalam persaingan atau sering disebut dengan keunggulan kompetitif. 3. Peralatan dan mesin-mesin (Machines) Peralatan merupakan modal lain yang harus dimiliki oleh perusahaan sebagai peningkatan kualitas dan profesionalisme perusahaan yang mengedepankan teknologi sebagai sumbernya untuk mampu meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan,
disamping
menunjukkan
kemampuan
kualitas
serta
tingkat
profesionalisme perusahaan yang dimiliki. Dorodjatun Kuntjoro Jakti (2004), menjelaskan bahwa selain sumber daya manusia, perusahaan harus mampu memiliki object embodied technology (technopower) yang mengacu pada teknologi peralatan, perkakas, fasilitas fisik dan lain-lain sebagai penunjang kegiatan operasional. Disamping itu kesiapan peralatan yang dimiliki akan menunjukkan faktor finansial perusahaan dan menunjang proses pelaksanaan proyek. Fandy Tjiptono (2003) berpendapat bahwa, teknologi berupa peralatan-peralatan penunjang kinerja merupakan penjelmaan secara fisik dari pengetahuan, dimana teknologi dirancang dengan baik guna memperluas kemampuan manusia untuk meningkatkan daya saing. Produktifitas dan kualitas perusahaan sebagian besar dipacu melalui proses adopsi teknologi yang memberikan dampak positif menuju era globalisasi. Semakin besar dan semakin canggihnya kemampuan teknologi
yang dimiliki oleh perusahaan akan menunjukkan tingginya kemampuan sumber daya manusia yang dipakai untuk mengoperasikan peralatan tersebut. 4. Material (Materials) Material merupakan salah satu bagian dari sumber daya perusahaan, yang ketersediaannya dibutuhkan untuk membantu proses pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan perencanaan. Menurut Asiyanto (2004), kebutuhan material sangat tergantung dari program kerja yang telah disusun perusahaan, keberhasilan suatu hasil pekerjaan dan kualitasnya akan ditentukan oleh ketersediaan material atau stok material perusahaan yang digunakan untuk mendukung dalam proses penyelesaian suatu pekerjaan. 5. Pasar (Market)
Pasar dalam suatu dunia usaha berfungsi untuk menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui sebuah informasi, yang selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan-keputusan yang akan diambil. Selain itu menurut Fandy Tjiptono (2004), pasar secara umum mengandung pengertian bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok pembeli potensial atau individu terhadap barang atau jasa. Keadaan pasar atau tingkat permintaan pasar dalam suatu usaha bisnis akan memberikan peluang yang besar dalam pengembangan usaha, integritas usaha, serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas daya saing
perusahaan terhadap produk atau jasa yang mempunyai sumber daya untuk dipasarkan. 6. Metode (Methods) Metode sangat berkaitan dengan bagaimana cara mencapai hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan, dengan melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang ada untuk mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Iman Suharto (1995), dalam suatu organisasi atau perusahaan dibutuhkan suatu aspek perencanaan dan pengendalian sumber daya untuk memudahkan dalam proses dan pengoperasian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan lebih mudah. Untuk memudahkan perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan dibutuhkan suatu sistem yang berbasis teknologi yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM), terdiri dari perangkat keras dan lunak, yang digunakan untuk mendukung operasi unit fungsional dalam struktur perusahaan. Sistem ini merupakan kombinasi personil, kebijakan, prosedur dan sistem (manual atau komputer) yang membantu terlaksananya kegiatan, pengendalian dan kinerja perusahan.
Pada sistem penilaian kinerja tradisional, kinerja hanya dikaitkan dengan faktor personal, namun dalam kenyataannya, kinerja sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar faktor personal, seperti sistem, situasi kepemimpinan, atau tim. Proses penilaian kinerja individual tersebut harus diperluas dengan
penilaian kinerja tim dan efektivitas manajernya. Hal itu karena yang dilakukan individu merupakan refleksi perilaku anggota grup dan pimpinan.
2.2.4. Indikator Kinerja Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Nyoman Koriawan (2011) indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai. Nyoman Koriawan (2011) menjelaskan bahwa ada tujuh indikator kinerja sebagai berikut: 1. Tujuan Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus dilakukan. 2. Standar Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. 3. Umpan Balik
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan
balik, dilakukan terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja. 4. Alat atau Sarana Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. 5. Kompetensi Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. 6. Motif
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. 7. Peluang Peluang perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat. 2.3. Kepuasan Pelanggan Konstruksi Telah disebutkan di atas bahwa salah satu pengukuran kinerja perusahaan konstruksi atau kontraktor ialah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berarti mencerminkan kualitas dari kinerja yang diberikan oleh perusahaan.
Produk jasa berkualitas rnempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan (Riqi Radian, 2013), dengan demikian semakin berkualitas kinerja pelayanan dan produk yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan dan tentunya dapat juga menimbulkan keuntungan bagi penyedia jasa, karena diharapkan dengan tercapainya tingkat kepuasan akan timbul pembelian kembali (repeat order) dari pelanggan yang memilih untuk tidak pindah pada penyedia jasa yang lain. Berikut beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan yang di kutip dari berbagai narasumber seperti pada table berikut: Tabel 2.4. Definisi Kepuasan Pelanggan
Sumber
Definisi Kepuasan Pelanggan
Oliver ( 1997)
The consumer's fulfillment response", yaitu penilaian yang diberikan konsumen terhadap produk atau jasa yang mereka dapatkan, termasuk tingkat under-ffilfillment dan over-fulfillment. Respon afektif yang sifamya transaction-specific dan dihasilkan dari hasil perbandingan antara kinerja produk dengan beberapa standar pra pembelian dari konsumen
Halstead,Hartman & Schmidt (1994)
Fomell ( 1992 )
Evaluasi setelah pembelian secara keseluruhan.
West b r o o k &Oliver (1991) Oliver & Swan (1989)
Penilaian setelah memilih produk yang menyangkut seleksi pembelian spesifik. Fungsi dari fairness, preferensi,dan diskonfirmasi.
Tse & Wilton (1988)
Respon konsumen pada evaluasi persepsinya terhadap perbedaan antara ekspektasi awal dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk tersebut
Cadotte, Woodruff & Jenkins (1987)
Kepuasan dikonseptualisasikan sebagai perasaan yang timbul setelah mengevaluasi pengalaman pemakaian produk.
Westbrook (1987)
Penilaian evaluatif secara keseluruhan terhadap pemakaian/konsumsi
Day (1984)
Respon evaluatifterhadap event konsumsi saat ini...respon konsumen dalam pengalaman konsumsi tertentu pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awaldan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah pemerolehan produk Fungsi ekspektasi konsumen yang dioperasionalisasikan sebagai keyakinan atribut produk dan diskonfirmasi
Bearden & Teel (1983) LaBarbera & Mazursky (1983)
Evaluasi purnabeli. Mengutip definisi Oliver (1981) Evaluasi terhadap surprise yang inheren dalam pemerolehan dan atau pengalaman konsumsi produk.
Westbrook & Reilly (1983)
Respon emosional terhadap pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli. Respon emosional dipicu proses evaluatif kognitif dimana persepsi (atau keyakinan) terhadap sebuah obyek, tindakan, atau kondisi dibandingkan dengan nilai-nilai (atau kebutuhan, keinginan, hasrat) seseorang. Secara konseptual, kepuasan merupakan basil pembelian dan pemakaian yang didapatkan dari perbandingan yang dilakukan oleh pembeli atas penghargaan dan biaya pembelian dengan konsekuensi yang diantisipasi. Evaluasi secara sadar bahwa produk cocok atau tidak cocok digunakan. Dimensi lain kepuasan mencakup perasaan terhadap produk
Churchill & Surprenant (1982)
Swan, Trawick & Carroll (1980)
Sumber : Kutipan Tesis Riqi Radian (2013)
Pelanggan konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengguna jasa kontraktor pada beberapa proyek di kota Makassar dalam hal ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar. Dalam penelitian ini, pengguna jasa konstruksi tersebut
dapat
diwakilkan
kepada
manajemen
konstruksi/konsultan
pengawas/tim teknis ataupun perwakilan pemilik proyek yang lain setingkat manajerial dan teknis yang berkompeten.
Ada beberapa aspek kinerja yang akan diteliti dalam penelitian ini. Setiap aspek tersebut akan dinilai tingkat kinerja dan kepentinganya kepada responden yaitu pengguna jasa melalui pertanyaan dengan metode kuisioner dan wawancara untuk dapat dianalisa lebih lanjut. Terdapat beberapa aspek dalam pengukuran kinerja perusahaan yang selanjutnya dijadikan variabel dalam penelitian ini, seperti yang disebutkan Riqi Radian (2013) yaitu: Tabel 2.5 Faktor-faktor kinerja kontraktor
No
Indikator Kinerja
A
Variabel Pengukuran
Product
1
Performance
Pemenuhan Terhadap Fungsi Pekerjaan
2
Conformance
3
Aesthetics
Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan
B
Service
1
Time
2
Timeliness
3
Completeness
4
Consistency
5
Accessability & Convinience
6
Accuracy
Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang realistis Ketepatan waktu penyelesaian proyek Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Rutin dan tertib dalam administrasi Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan Kualitas bangunan sesuai spesifikasi teknis Ketepatan waktu penyelesaian proyek Shop drawing diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan
7
Responsiveness
8
Reliability
9
Communication
9
Security
10
Competence
11
Tangibles
12
Assurance
Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi di lapangan Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor, subkontraktor dan supplier. Penanganan keamanan/sosialisasi di lingkungan proyek Minimnya pengerjaan ulang (repair/rework) selama pelaksanaan proyek Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal Sistem manajemen mutu selama masa konstruksi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian Penyusunan
kerangka penelitian menjadi hal penting yang dilakukan
sebelum menyelesaikan dan menyimpulkan permasalahan dalam suatu penelitian. Kerangka penelitian ini lah yang menjadi dasar pijakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, kerangka penelitian digambarkan dalam bentuk diagram alir seperti pada gambar berikut:
Mulai
Merumuskan masalah dan Tujuan Penelitian
Kajian Pustaka
Menentukan Variabel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Membuat Format Kuisioner
TIDAK Uji Validitas dan Reliabilitas
YA A
A Analisa dan Pembahasan: Kinerja Perusahaan Konstruksi dalam lingkup Dinas PU Makassar
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya di kota Makassar dengan objek penelitian semua usaha jasa konstruksi (kontraktor) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar.
3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1
Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif
dan data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari responden secara langsung. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan berupa kuisioner yang didistribusikan kepada perusahaan konstruksi mengenai kinerja dari perusahaan tersebut.
Data sekunder adalah data yang telah diolah baik dalam bentuk laporan, buku, notulen, web site, catatan maupun dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 3.3.2
Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data merupakan data yang diperoleh dari sumber berupa populasi dan sampel. 3.4 Metode Pengumpulan Data Sugiyono (2008) dalam Nyoman Koriawan (2011) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan melakukan interview (wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipakai metode pengumpulan data dengan melakukan interview (wawancara) dan metode pengumpulan data dengan kuisioner (angket). 3.4.1
Wawancara Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang dianggap penting langsung dari sumbernya dalam menunjang penyusunan penelitian ini. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan responden secara lebih terperinci. Dalam melakukan wawancara terhadap responden atau yang mewakili, hendaknya memiliki kriteria sebagai berikut:
Memiliki pengalaman di bidang konstruksi
Memilki pengetahuan dan pendidikan yang menunjang
3.4.2
Memiliki reputasi yang baik Kuisioner (Angket) Kuisioner atau angket adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengajukan
beberapa
pertanyaan
tertulis
kepada
responden
untuk
menjawabnya. Kuisioner dibuat untuk mengukur dan menilai secara langsung tingkat kepuasan responden terhadap kinerja manajemen proyek konstruksi yang dapat dilihat dari variabel-variabel yang ditanyakan tersebut Kuisioner dalam penelitian ini diberikan kepada 30 orang responden yang merupakan perwakilan dari empat bidang pada Dinas PU Kota Makassar yaitu bidang perumahan dan bangunan gedung, bidang sarana dan prasarana lngkungan, bidang bangunan air, dan bidang jalan dan jembatan. Adapun secara garis besar isi dari kuisioner yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Profil Umum Responden Pada bagian ini, pertanyaan mengenai identitas responden secara umum seperti nama responden, pendidikan responden, dan posisi responden dalam proyek seperti manajer proyek, kepala bidang ataupun pengawas lapangan. 2. Pertanyaan kuisioner Bagian
ini
berisikan
pertanyaan
mengenai
bagaimana
kinerja
perusahaan konstruksi yang ada pada Dinas PU Kota Makassar dimana responden diminta untuk memilih satu jawaban yang menurutnya paling
tepat menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Responden memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (√ ) Kuisioner ini dibuat dengan skala likert untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan konstruksi terhadap kinerja manajemen proyek kontraktornya. Tingkat kepuasan menggambarkan tingkat perasaan pelanggan terhadap kinerja pelayanan atau produk yang diterimanya. Untuk tingkat kepuasan dari penilaian responden diberikan skor penilaian sebagai berikut: 1. Responden yang menjawab sangat tidak puas dengan nilai 1 2. Responden yang menjawab tidak puas dengan nilai 2 3. Responden yang menjawab cukup puas dengan nilai 3 4. Responden yang menjawab puas dengan nilai 4 5. Responden yang menjawab sangat puas dengan nilai 5 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah para pelanggan konstruksi yaitu para pengguna jasa kontraktor di kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. 3.5.2. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini yang selanjutnya disebut responden adalah pemilik proyek yang menggunakan jasa kontraktor yaitu Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar yang dapat diwakilkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) atau Kepala Bidang, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Kepala Seksi, ataupun Pengawas Kegiatan/Lapangan. Jumlah responden adalah 30 orang yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Responden Kuisioner Penelitian
No 1
Keterangan Responden Kepala Bidang Perumahan dan Bangunan
Jumlah 1
Gedung 2
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Lingkungan
1
3
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan
1
4
Kepala Bidang Bangunan Air
1
5
Kepala Seksi Bidang Perumahan dan Bangunan
1
Gedung 6
Kepala Seksi Bidang Sarana dan Prasarana
3
Lingkungan 7
Kepala Seksi Bidang Jalan dan Jembatan
3
8
Kepala Seksi Bidang Bangunan Air
1
9
Pengawas Kegiatan Bidang Perumahan dan
3
Bangunan Gedung 10
Pengawas Kegiatan Bidang Sarana dan Prasarana
5
Lingkungan 11
Pengawas Kegiatan Bidang Jalan dan Jembatan
2
12
Pengawas kegiatan Bidang Bangunan Air
8
Jumlah Sumber : Dinas PU Kota Makassar
30
Jumlah responden dari masing-masing bidang tidak sama, hal ini tergantung dari jumlah kepala seksi yang ada dan staf teknis di bidang tersebut yang menjadi pengawas serta jumlah kegiatan di bidang tersebut. 3.6 Variabel Penelitian Adapun untuk variabel penelitian yang ingin diteliti yaitu seperti disebutkan dalam table berikut: Tabel 3.2. Variabel Penelitian
No
Indikator Kinerja
A
Variabel Penelitian
Product
1
Performance
Pemenuhan Terhadap Fungsi Pekerjaan
2
Conformance
3
Aesthetics
Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan
B
Service
1
Time
2
Timeliness
Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang realistis Ketepatan waktu penyelesaian proyek
3
Consistency
Rutin dan tertib dalam administrasi
4
Accessability & Convinience
5
Accuracy
6
Responsiveness
Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan Shop drawing diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi
8
Reliability
9
Communication
9
Security
10
Competence
11
Tangibles
12
Assurance
di lapangan Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor, subkontraktor dan supplier. Penanganan keamanan/sosialisasi di lingkungan proyek Minimnya pengerjaan ulang (repair/rework) selama pelaksanaan proyek Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal
Sumber : Kutipan Tesis Riqi Radian (2013) Variabel-variabel inilah yang akan diberikan skor penilaian tingkat kepuasan terhadap kinerja manajemen proyek kontraktor besar bangunan gedung melalui penyebaran kuisioner kepada pelanggan konstruksi yaitu Dinas PU Kota Makassar.
3.7 Metode Analisis Data Data dan informasi yang didapatkan dari hasil kuisioner ini kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diinginkan yaitu bagaimana kinerja perusahaan konstruksi di kota Makassar. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian dan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, dalam hal ini apakah kuesioner sudah cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya jawaban yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain. Reliabilitas pada dasarnya mengandung pengertian sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya jika hasil pengukuran tersebut dilakukan kembali akan memberikan suatu hasil yang relatif sama. (Nyoman Koriawan, 2011). 2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan mengolah data menjadi lebih mudah dipahami dan dikelompokan sesuai kategori atau klasifikasi yang diinginkan sehingga penyampaian informasi data menjadi lebih ringkas (Riqi Radian, 2013)
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang dimaksudkan adalah metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai median dari masing-masing variabel .Dari nilai rata-rata nantinya, maka diharapkan akan didapatkan hasil sementara dari pertanyaan secara garis besar.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identitas Responden Responden pada penelitian ini adalah kepala bidang, kepala seksi bidang, dan pengawas kegiatan pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Makassar yang berjumlah 30 orang. Responden ini lah yang akan menilai sejauh mana kinerja yang diberikan oleh perusahaan konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan pada Dinas Pu tersebut. Penilaian kinerja perusahaan konstruksi dilakujakan dengan mengukur tingkat kepuasan responden tersebut. Di bawah ini merupakan informasi mengenai jabatan dan pendidikan responden. Berdasarkan jabatan responden
persentase berdasarkan jabatan 13%
60%
27%
Kepala Bidang Kepala Seksi Pengawas lapangan
Gambar 4.1 Jabatan Responden
Pada gambar di atas menunjukkan identitas responden berdasarkan jabatan, di mana
terlihat
sebagian
besar
responden
menjabat
sebagai
pengawas
kegiatan/pengawas lapangan yaitu sebanyak 60%, kemudian sebanyak 27% menjabat sebagai kepala seksi bidang, dan sebagi kepala bidang yaitu sebanyak 13%. Berdasarkan pendidikan responden
persentase berdasarkan pendidikan 7% 16%
77% S2 Teknik Diploma/D3 Teknik S1 Teknik
Gambar 4.2 Pendidikan responden Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah S1 teknik yaitu sebanyak 77%, kemudian Diploma/D3 sebanyak 16% dan sebanyak 7% yaitu S2 teknik.
4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur (Duwi, 2011). Setelah data kuisioner diolah dengan menggunakan skala Likert, maka akan didapat skor tiap item pertanyaan. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah pengukuran yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha Cronbach’s. Untuk uji validitas, pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut ( Dr. Riduwan, M.B.A, 2004 dalam Novia, 2013):
Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)
Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) Untuk uji reliabilitas, pengujian juga menggunakan uji dua sisi dengan taraf
signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut ( Dr. Riduwan, M.B.A, 2004 dalam Novia, 2013):
Jika alpha ≥ r tabel, maka dinyatakan reliabel
Jika alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel Berikut ini merupakan hasil output pengujian validitas dengan menggunakan
program SPSS:
Tabel 4.1 Output Uji Validitas N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
Sumber : Hasil Analisa SPSS
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa telah diteliti sebanyak 30 responden (N=30) dan 100% sudah valid sehingga tidak ada yang dikeluarkan dari analisis penelitian.
Selanjutnya untuk hasil pengujian reliabilitas data, maka akan didapat nilai cronbach’s alpha dari hasil pengolahan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.2 Output Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,941
N of Items ,944
26
Sumber: Hasil Analisis SPSS
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas di atas secara keseluruhan, maka dapat juga dihasilkan output pengujian validitas dan reliabilitas untuk tiap item dengan melihat nilai r hitung (Corrected Item-Total) dan juga nilai Cronbach’s Alpha sebagai berikut: Tabel 4.3 Item-Total Statistics
Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
item1
77,8000
178,993
,579
,939
item2
77,9000
179,679
,540
,940
item3
78,2667
177,168
,477
,941
item4
78,1333
178,947
,543
,940
item5
78,2333
175,495
,535
,940
item6
78,5667
173,289
,585
,940
item7
78,4000
174,110
,711
,938
item8
77,9333
176,064
,735
,938
item9
78,2667
179,789
,512
,940
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
item10
77,9667
175,620
,637
,939
item11
78,0000
177,793
,491
,941
item12
78,2667
173,926
,605
,939
item13
78,1333
175,844
,594
,939
item14
78,4667
178,189
,754
,938
item15
78,4333
178,530
,451
,941
item16
78,4000
175,628
,677
,938
item17
78,2667
178,340
,586
,939
item18
78,1667
177,523
,626
,939
item19
78,4333
178,875
,575
,939
item20
78,5000
176,052
,733
,938
item21
78,2333
175,771
,661
,938
item22
78,4667
179,016
,518
,940
item23
78,2667
177,926
,607
,939
item24
78,2333
173,909
,750
,937
item25
78,4667
176,257
,616
,939
item26
77,9667
174,378
,733
,937
Sumber : Hasil Analisis SPSS
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai dari Corrected Item-Total Correlation (r hitung) dan nilai Cronbach’s Alpha kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel , dimana nilai r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi dengan ketentuan; N = jumlah kasus – 2 (Dr.Riduwan,M.B.A, 2004 dalam Novia, 2013) Maka, diperoleh N = 30 – 2 = 28, sehingga didapatkan nilai r tabel sebesar 0,374 (lihat pada lampiran tabel r).
Berdasarkan kriteria penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka hasil pengolahan data pada tabel 4.3 didapat bahwa: r hitung (Corrected Item-Total Correlation) ≥ 0,374 (r tabel) Cronbach’s Alpha ≥ 0,374 (r tabel)
valid
reliable
Uji validitas menjelaskan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang responden telah valid dan tidak ada item pertanyaan yang dikeluarkan dari kuisioner. Hal ini dapat dilihat dari nilai validitas sebesar 100% dan nilai r hitung corrected item-total correlation nya lebih besar dari r tabel. Uji reliabilitas menjelaskan bahwa semua item pertanyaan atau variabel telah reliabel, karena nilai kolom cronbach’s alpha yang juga lebih besar dari r tabel. Hal ini membuktikan pertanyaan sudah cukup jelas dan dapat dipahami oleh responden dan juga menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. 4.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan nilai mean dari keseluruhan penilaian yang telah diberikan oleh responden atas variabel yang ditanyakan pada kuisioner. Penggunaan nilai mean adalah untuk mendapatkan gambaran secara kualitatif mengenai kinerja perusahaan konstruksi oleh para responden yang diukur dengan skala Likert. Setelah pengolahan validitas dan reliabilitas kemudian dilanjutkan dengan pengujian untuk memperoleh nilai mean. Hasil output datanya dapat dilihat pada tabel berikut dengan menggunakan program SPSS:
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
item1
30
2,00
5,00
3,5667
,72793
item2
30
2,00
5,00
3,4667
,73030
item3
30
1,00
5,00
3,1000
,99481
item4
30
2,00
5,00
3,2333
,77385
item5
30
2,00
5,00
3,1333
1,00801
item6
30
1,00
5,00
2,8000
1,06350
item7
30
2,00
5,00
2,9667
,85029
item8
30
2,00
5,00
3,4333
,72793
item9
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item10
30
2,00
5,00
3,4000
,85501
item11
30
2,00
5,00
3,3667
,92786
item12
30
1,00
5,00
3,1000
,99481
item13
30
2,00
5,00
3,2333
,89763
item14
30
2,00
4,00
2,9000
,60743
item15
30
1,00
5,00
2,9333
,94443
item16
30
2,00
5,00
2,9667
,80872
item17
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item18
30
2,00
5,00
3,2000
,76112
item19
30
2,00
5,00
2,9333
,73968
item20
30
2,00
4,00
2,8667
,73030
item21
30
2,00
5,00
3,1333
,81931
item22
30
2,00
5,00
2,9000
,80301
item23
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item24
30
2,00
4,00
3,1333
,81931
item25
30
2,00
4,00
2,9000
,84486
item26
30
2,00
5,00
3,4000
,81368
Valid N (listwise)
30
Sumber : Hasil Analisis SPSS
Dengan melihat hasil output pada tabel di atas, maka berdasarkan skala Likert yaitu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab III , maka dapat didefinisikan sebagai berikut: Tabel 4.5 Definisi Kinerja Perusahaan Konstruksi Item
Faktor Kinerja
item1
Pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang realistis Ketepatan waktu penyelesaian proyek Rutin dan tertib dalam administrasi Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) Penanganan masalah /Gangguan pada pekerjaan Shop drawing diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi di lapangan Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal
item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13
item14 item15 item16
Rata-rata (Mean)
Definisi
3,5667
Puas
3,4667
Puas
3,1000
Puas
3,2333
Puas
3,1333
Puas
2,8000
Cukup Puas
2,9667 3,4333
Cukup Puas Puas
3,1000
Puas
3,4000
Puas
3,3667
Puas
3,1000
Puas
3,2333
Puas
2,9000
Cukup Puas
2,9333
Cukup Puas
2,9667
Cukup Puas
item17
item18
item19 item20
item21 item22 item23 item24 item25 item26
maupun tulisan Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor,subkontraktor dan supplier Penanganan keamanan/sosialisasi di lingkungan proyek Minimnya pengerjaan ulang (repair/rework) selama pelaksanaan proyek Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal
3,1000
Puas
3,2000
Puas
2,9333
Cukup Puas
2,8667
Cukup Puas
3,1333
Puas
2,9000
Cukup Puas
3,1000
Puas
3,1333
Puas
2,9000
Cukup Puas
3,4000
Puas
Sumber : Hasil Analisis
Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kinerja perusahaan konstruksi di kota Makassar memperoleh nilai mean (rata-rata) berada antara 2,800 yaitu pada item 6 sampai 3,567 pada item 1 yang berarti bahwa menurut responden kinerja perusahaan konstruksi tersebut berada pada tingkat cukup puas hingga puas ketika melaksanakan suatu proyek. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan konstruksi di kota Makassar berada pada tingkat cukup puas hingga puas (range 2,800-3,567)
dengan modus 3 yaitu puas
menurut responden. Item yang mendapatkan nilai
mean tertinggi yaitu item 1 dengan nilai 3,5667 dan item 2 dengan nilai 3,4667. Penjelasan mengenai hal tersebut yaitu:
Item 1, pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan. Indikator kinerja dari item 1 adalah pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan. Suatu fasilitas proyek pekerjaan dikerjakan berdasarkan fungsi dasar dari fasilitas yang dikerjakan tersebut. Di sinilah peran perusahaan konstruksi (kontraktor) sebagai pelaksana proyek, bagaimana mereka mengerjakan fasilitas tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuannya dalam memuaskan pelanggan yang ditujukan untuk kepentingan umum . Dalam penelitian ini, perusahaan konstruksi yang terdapat pada Dinas PU Kota Makassar selaku pelanggan telah melaksanakan indikator
kinerja ini dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat kepuasan responden (pelanggan) terhadap kontraktor dengan nilai mean 3,5667 yaitu pada tingkat puas.
Item 2, Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Indikator kinerja pada item 2 yaitu bagaimana lingkup pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati.
Kontrak adalah perjanjian hukum
antara pemberi kerja dan penerima kerja, dimana pemberi kerja adalah pemilik proyek dan penerima kerja adalah kontraktor dan pengawas konstruksi. Sebuah kontrak kerja akan mendefinisikan dan menentukan hak, tanggung jawab, dan kewajiban dari masing-masing pihak yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan, baik dari aspek teknis pekerjaan maupun aspek administrasinya.
Suatu dokumen kontrak dapat berisi (Wahyu Ramadhan, 2013): Lembar perjanjian (agreement) Gambar rencana (drawing) Spesifikasi teknis (specification) Syarat-syarat umum (general condition of contract) Syarat-syarat khusus (special condition of contract) Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak di atas, akan mengakibatkan semakin puasnya pemberi tugas terhadap kinerja tersebut karena diharapkan dengan tercapainya tingkat kepuasan akan timbul pembelian kembali (repeat order) dari pelanggan yang memilih untuk tidak pindah pada penyedia jasa yang lain. Inilah yang terjadi pada perusahaan konstruksi pada Dinas PU Kota Makassar, dimana tingkat kepuasan responden terhadap kinerja ini adalah puas.
Hasil dari penelitian ini juga menggambarkan bahwa terdapat tujuh belas variabel kinerja perusahaan konstruksi yang telah memuaskan pelanggan, dilihat dari nilai mean nya dan dalam penanganannya perlu untuk dipertahankan kinerjanya. Yang termasuk variabel ini adalah Pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan (V1), Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak (V2), Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis (V3), Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan (V4), Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang realistis (V5), Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) (V8), Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu,
waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan (V9), Shop drawing diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi (V10), Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan (V11), Ketepatan dalam memilih supplier dan subkontraktor (V12), Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi di lapangan (V13), Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi (V17), Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor,subkontraktor dan supplier (V18), Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap (V21), Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi (V23), Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan (V24), dan Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal (V26). Kemudian terdapat sembilan variabel kinerja perusahaan konstruksi yang masih bisa untuk ditingkatkan kinerjanya lagi agar dapat lebih memuaskan pelanggan. Variabel tersebut adalah Ketepatan waktu penyelesaian proyek (V6), Rutin dan tertib dalam administrasi (V7), Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek (V14), Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi (V15), Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan (V16), Penanganan keamanan/sosialisasi di lingkungan proyek (V19), Minimnya pengerjaan ulang (repair/rework) selama pelaksanaan proyek (V20), Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas (V22), dan Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi (V25).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Menurut responden, kinerja perusahaan konstruksi di kota Makassar berada pada tingkat cukup puas hingga puas. Hal ini berdasarkan skala likert dengan tingkat nilai 1-5 yaitu dari sangat tidak puas sampai sangat puas, kinerja perusahaan konstruksi berada pada nilai rata-rata antara 2,800 sampai 3,5667 yang artinya berada pada tingkat cukup puas sampai puas. 2. Dari hasil analisis penelitian, terdapat tujuh belas variabel yang telah memuaskan pelanggan sehingga harus dipertahankan kinerjanya (memilki nilai mean ≥ 3) dan terdapat sembilan variabel yang masih bisa ditingkatkan lagi kinerjanya karena menurut pelanggan hanya berada pada tingkat cukup puas (memiliki nilai mean ≤ 3). Di antara tujuh belas variable terdapat 2 variabel yang paling mempengaruhi kinerja yaitu variable ke 1 dan variable ke 2. Dengan ini faktor yang paling mempengaruhi kinerja kontraktor ialah pemenuhan terhadap fungsi pekerjaan dan lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi kinerja subkontraktor dan supplier material yang dapat mempengaruhi kinerja manajemen proyek kontraktor utamanya. 2. Sebaiknya Dinas PU kota Makassar sebagai pelanggan konstruksi lebih cermat dan teliti lagi dalam melihat kinerja perusahaan konstruksinya agar semua item pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. 3. Variabel-variabel evaluasi kinerja manajemen proyek dalam tugas akhir ini dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan konstruksi dalam upaya perbaikan pelayanan dan produk yang dihasilkan kepada pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (edisi revisi). Yogyakarta : Penerbit Andi Husen, Abrar. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Penerbit Andi Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Jakarta: Graha Ilmu Trihendadi, C. 2011. Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistic Menggunakan SPSS19. Yogyakarta: Penerbit Andi Gray, Clive,dkk. 2005. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : Penerbit Gramedia Koriawan, Nyoman. 2011. Tesis : “Karakteristik dan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil di Kabupaten Jembrana tahun 2009”. Program Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Surya, Iwan. 2011. Tesis : “Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas Kontraktor Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Jembrana”. Program Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Radian, Riqi. 2013. Tesis : “Evaluasi Kepuasan Pelanggan Terhadap Kinerja Manajemen Proyek Kontraktor Besar Bangunan Gedung”. Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro
Novia. 2013. Tugas Akhir : “Studi Peknerapan Elemen Kompetensi Manajemen Kualitas Oleh Manajer Proyek Konstruksi PT X”. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Duwi, P. 2011. Blog : Uji Validitas Kuisioner.http://duwiconsultant.blogspot.com Ramadhan, Wahyu.2013. Blog : Dokumen Kontrak Proyek Konstruksi. http://wahyu.ramadhan.blogspot.com
LAMPIRAN I HASIL RELIABILITAS DAN VALIDITAS ITEM
Reliability [DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
30
100,0
0
,0
30
100,0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,941
N of Items ,944
26
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
item1
3,5667
,72793
30
item2
3,4667
,73030
30
item3
3,1000
,99481
30
item4
3,2333
,77385
30
item5
3,1333
1,00801
30
item6
2,8000
1,06350
30
item7
2,9667
,85029
30
item8
3,4333
,72793
30
item9
3,1000
,75886
30
item10
3,4000
,85501
30
item11
3,3667
,92786
30
item12
3,1000
,99481
30
item13
3,2333
,89763
30
item14
2,9000
,60743
30
item15
2,9333
,94443
30
item16
2,9667
,80872
30
item17
3,1000
,75886
30
item18
3,2000
,76112
30
item19
2,9333
,73968
30
item20
2,8667
,73030
30
item21
3,1333
,81931
30
item22
2,9000
,80301
30
item23
3,1000
,75886
30
item24
3,1333
,81931
30
item25
2,9000
,84486
30
item26
3,4000
,81368
30
Item-Total Statistics Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
item1
77,8000
178,993
,579 .
,939
item2
77,9000
179,679
,540 .
,940
item3
78,2667
177,168
,477 .
,941
item4
78,1333
178,947
,543 .
,940
item5
78,2333
175,495
,535 .
,940
item6
78,5667
173,289
,585 .
,940
item7
78,4000
174,110
,711 .
,938
item8
77,9333
176,064
,735 .
,938
item9
78,2667
179,789
,512 .
,940
item10
77,9667
175,620
,637 .
,939
item11
78,0000
177,793
,491 .
,941
item12
78,2667
173,926
,605 .
,939
item13
78,1333
175,844
,594 .
,939
item14
78,4667
178,189
,754 .
,938
item15
78,4333
178,530
,451 .
,941
item16
78,4000
175,628
,677 .
,938
item17
78,2667
178,340
,586 .
,939
item18
78,1667
177,523
,626 .
,939
item19
78,4333
178,875
,575 .
,939
item20
78,5000
176,052
,733 .
,938
item21
78,2333
175,771
,661 .
,938
item22
78,4667
179,016
,518 .
,940
item23
78,2667
177,926
,607 .
,939
item24
78,2333
173,909
,750 .
,937
item25
78,4667
176,257
,616 .
,939
item26
77,9667
174,378
,733 .
,937
LAMPIRAN II HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ITEM
Descriptives [DataSet0] Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
item1
30
2,00
5,00
3,5667
,72793
item2
30
2,00
5,00
3,4667
,73030
item3
30
1,00
5,00
3,1000
,99481
item4
30
2,00
5,00
3,2333
,77385
item5
30
2,00
5,00
3,1333
1,00801
item6
30
1,00
5,00
2,8000
1,06350
item7
30
2,00
5,00
2,9667
,85029
item8
30
2,00
5,00
3,4333
,72793
item9
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item10
30
2,00
5,00
3,4000
,85501
item11
30
2,00
5,00
3,3667
,92786
item12
30
1,00
5,00
3,1000
,99481
item13
30
2,00
5,00
3,2333
,89763
item14
30
2,00
4,00
2,9000
,60743
item15
30
1,00
5,00
2,9333
,94443
item16
30
2,00
5,00
2,9667
,80872
item17
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item18
30
2,00
5,00
3,2000
,76112
item19
30
2,00
5,00
2,9333
,73968
item20
30
2,00
4,00
2,8667
,73030
item21
30
2,00
5,00
3,1333
,81931
item22
30
2,00
5,00
2,9000
,80301
item23
30
2,00
4,00
3,1000
,75886
item24
30
2,00
4,00
3,1333
,81931
item25
30
2,00
4,00
2,9000
,84486
item26
30
2,00
5,00
3,4000
,81368
Valid N (listwise)
30
Frequencies [DataSet0]
Statistics item1 N
Valid
item2
item3
item4
item5
item6
item7
30
30
30
30
30
30
30
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,5667
3,4667
3,1000
3,2333
3,1333
2,8000
2,9667
Std. Error of Mean
,13290
,13333
,18163
,14129
,18404
,19417
,15524
Median
3,5000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
,72793
,73030
,99481
,77385
1,00801
1,06350
,85029
Variance
,530
,533
,990
,599
1,016
1,131
,723
Range
3,00
3,00
4,00
3,00
3,00
4,00
3,00
Minimum
2,00
2,00
1,00
2,00
2,00
1,00
2,00
Maximum
5,00
5,00
5,00
5,00
5,00
5,00
5,00
107,00
104,00
93,00
97,00
94,00
84,00
89,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sum
Statistics item8 N
Valid
item9
item10
item11
item12
item13
item14
30
30
30
30
30
30
30
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3,4333
3,1000
3,4000
3,3667
3,1000
3,2333
2,9000
Std. Error of Mean
,13290
,13855
,15610
,16940
,18163
,16388
,11090
Median
3,0000
3,0000
3,5000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,00
3,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
,72793
,75886
,85501
,92786
,99481
,89763
,60743
Variance
,530
,576
,731
,861
,990
,806
,369
Range
3,00
2,00
3,00
3,00
4,00
3,00
2,00
Minimum
2,00
2,00
2,00
2,00
1,00
2,00
2,00
Maximum
5,00
4,00
5,00
5,00
5,00
5,00
4,00
103,00
93,00
102,00
101,00
93,00
97,00
87,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sum
Statistics item15 N
Valid
item16
item17
item18
item19
item20
item21
30
30
30
30
30
30
30
0
0
0
0
0
0
0
Mean
2,9333
2,9667
3,1000
3,2000
2,9333
2,8667
3,1333
Std. Error of Mean
,17243
,14765
,13855
,13896
,13505
,13333
,14958
Median
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
,94443
,80872
,75886
,76112
,73968
,73030
,81931
Variance
,892
,654
,576
,579
,547
,533
,671
Range
4,00
3,00
2,00
3,00
3,00
2,00
3,00
Minimum
1,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
Maximum
5,00
5,00
4,00
5,00
5,00
4,00
5,00
88,00
89,00
93,00
96,00
88,00
86,00
94,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sum
Statistics item22 N
Valid
item23
item24
item25
item26
30
30
30
30
30
0
0
0
0
0
Mean
2,9000
3,1000
3,1333
2,9000
3,4000
Std. Error of Mean
,14661
,13855
,14958
,15425
,14856
Median
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,0000
3,00
3,00
4,00
2,00
3,00
,80301
,75886
,81931
,84486
,81368
Variance
,645
,576
,671
,714
,662
Range
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
Minimum
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
Maximum
5,00
4,00
4,00
4,00
5,00
87,00
93,00
94,00
87,00
102,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sum
Frequency Table item1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
1
3,3
3,3
3,3
3,00
14
46,7
46,7
50,0
4,00
12
40,0
40,0
90,0
5,00
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
2
6,7
6,7
6,7
3,00
14
46,7
46,7
53,3
4,00
12
40,0
40,0
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item3 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1,00
2
6,7
6,7
6,7
2,00
4
13,3
13,3
20,0
3,00
16
53,3
53,3
73,3
4,00
5
16,7
16,7
90,0
5,00
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item4
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
5
16,7
16,7
16,7
3,00
14
46,7
46,7
63,3
4,00
10
33,3
33,3
96,7
5,00
1
3,3
3,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item5 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
8
26,7
26,7
26,7
3,00
15
50,0
50,0
76,7
4,00
2
6,7
6,7
83,3
5,00
5
16,7
16,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item6 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1,00
3
10,0
10,0
10,0
2,00
9
30,0
30,0
40,0
3,00
11
36,7
36,7
76,7
4,00
5
16,7
16,7
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item7 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
9
30,0
30,0
30,0
3,00
15
50,0
50,0
80,0
4,00
4
13,3
13,3
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item8 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
2
6,7
6,7
6,7
3,00
15
50,0
50,0
56,7
4,00
11
36,7
36,7
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item9 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
7
23,3
23,3
23,3
3,00
13
43,3
43,3
66,7
4,00
10
33,3
33,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item10 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
5
16,7
16,7
16,7
3,00
10
33,3
33,3
50,0
4,00
13
43,3
43,3
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item11 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
6
20,0
20,0
20,0
3,00
10
33,3
33,3
53,3
4,00
11
36,7
36,7
90,0
5,00
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item12 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1,00
1
3,3
3,3
3,3
2,00
8
26,7
26,7
30,0
3,00
10
33,3
33,3
63,3
4,00
9
30,0
30,0
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item13 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
7
23,3
23,3
23,3
3,00
11
36,7
36,7
60,0
4,00
10
33,3
33,3
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item14 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
7
23,3
23,3
23,3
3,00
19
63,3
63,3
86,7
4,00
4
13,3
13,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item15 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1,00
1
3,3
3,3
3,3
2,00
8
26,7
26,7
30,0
3,00
16
53,3
53,3
83,3
4,00
2
6,7
6,7
90,0
5,00
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item16 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
9
30,0
30,0
30,0
3,00
14
46,7
46,7
76,7
4,00
6
20,0
20,0
96,7
5,00
1
3,3
3,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item17 Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
2,00
7
23,3
23,3
23,3
3,00
13
43,3
43,3
66,7
4,00
10
33,3
33,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item18 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
5
16,7
16,7
16,7
3,00
15
50,0
50,0
66,7
4,00
9
30,0
30,0
96,7
5,00
1
3,3
3,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item19 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
8
26,7
26,7
26,7
3,00
17
56,7
56,7
83,3
4,00
4
13,3
13,3
96,7
5,00
1
3,3
3,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item20 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
10
33,3
33,3
33,3
3,00
14
46,7
46,7
80,0
4,00
6
20,0
20,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item21 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
6
20,0
20,0
20,0
3,00
16
53,3
53,3
73,3
4,00
6
20,0
20,0
93,3
5,00
2
6,7
6,7
100,0
Total
30
100,0
100,0
item22 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
10
33,3
33,3
33,3
3,00
14
46,7
46,7
80,0
4,00
5
16,7
16,7
96,7
5,00
1
3,3
3,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item23 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
7
23,3
23,3
23,3
3,00
13
43,3
43,3
66,7
4,00
10
33,3
33,3
100,0
Total
30
100,0
100,0
item24 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
8
26,7
26,7
26,7
3,00
10
33,3
33,3
60,0
4,00
12
40,0
40,0
100,0
item24 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
8
26,7
26,7
26,7
3,00
10
33,3
33,3
60,0
4,00
12
40,0
40,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item25 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
12
40,0
40,0
40,0
3,00
9
30,0
30,0
70,0
4,00
9
30,0
30,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
item26 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2,00
3
10,0
10,0
10,0
3,00
15
50,0
50,0
60,0
4,00
9
30,0
30,0
90,0
5,00
3
10,0
10,0
100,0
Total
30
100,0
100,0
LAMPIRAN III KUISIONER PENELITIAN
KUISIONER PENELITIAN STUDI KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MAKASSAR SULAWESI SELATAN
Kuesioner atau angket ini disusun sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) pada Universitas Hasanuddin. Data atau Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan semata-mata hanya untuk keperluan akademis dan tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaanya untuk memberikan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara/i yang ada saat ini. Setiap jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini dan saya menjamin kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan. Atas waktu serta kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan banyak terima kasih.
Peneliti,
Muhammad Ichsan
Petunjuk Pengisian: 1. Untuk pengisian identitas, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup mengisi titik-titik. 2. Untuk menjawab pertanyaan, Bapak/Ibu/Saudara/i cukup memberi tanda cek list (√ ) pada kolom jawaban yang telah disediakan yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/ibu/Saudara/i saat ini. Pertanyaan berikut tentang faktor-faktor yang menjadi alat ukur seberapa puaskah responden terhadap kinerja kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaannya. 3. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka setiap jawaban akan diberi skor sebagai berikut : 1. Responden yang menjawab sangat tidak puas dengan nilai 1 2. Responden yang menjawab tidak puas dengan nilai 2 3. Responden yang menjawab cukup puas dengan nilai 3 4. Responden yang menjawab puas dengan nilai 4 5. Responden yang menjawab sangat puas dengan nilai 5
1. IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ………………………………………..
Pendidikan
:………………………………………...
Posisi/Jabatan Anda Dalam Proyek
: ………………………………………..
2. PERTANYAAN “Menurut pengalaman dan perspektif Anda, seberapa puaskah Anda melihat kinerja
kontraktor
dalam
memberikan
pelayanan
menyelesaikan
pekerjaannya yang ditinjau dari faktor-faktor berikut?” No
1 2 3 4 5 6 7 8
9
10
11
12
Faktor-faktor
Pemenuhan Terhadap Fungsi Pekerjaan Lingkup pekerjaan sesuai dokumen kontrak Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis Kerapian (Estetika) hasil akhir pekerjaan Rencana Pekerjaan (penjadwalan) yang realistis Ketepatan waktu penyelesaian proyek Rutin dan tertib dalam administrasi Kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) Penanganan masalah /Gangguan (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) pada pekerjaan Shop drawing diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi Kesesuaian laporan proyek dengan kondisi aktual di lapangan Ketepatan dalam memilih supplier dan
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas
13
14 15
subkontraktor Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb) yang terjadi di lapangan Kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama konstruksi
16
Kemampuan manajer proyek dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan
17
Menginformasikan risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi Komunikasi yang terintegrasi antara kontraktor,subkontraktor dan supplier. Penanganan keamanan/sosialisasi di lingkungan proyek Minimnya pengerjaan ulang (repair/rework) selama pelaksanaan proyek Struktur organisasi pengelola proyek yang lengkap Sumber daya manusia yang berkompeten/ berkualitas Memperhatikan masalah lingkungan dalam proses konstruksi Ketepatan metode kerja konstruksi yang digunakan Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi
18
19 20
21 22 23 24 25
26
Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara teratur/ terjadwal