Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Kerjasama antara PKMK FK UGM dan KPAN
Padang, 24 Agustus 2015
Latar Belakang Penelitian Jumlah kasus HIV dan AIDS masih terus bertambah, perubahan perilaku masih kurang, tingkat pengetahuan komprehensif masih rendah, serta masih ada stigma dan diskriminasi, dll.
Sektor komunitas memiliki ragam kelebihan yang membuatnya berada di posisi yang strategis untuk memberikan respon terhadap masalah HIV dan AIDS
Indikasi bahwa efektifitas sektor komunitas masih kurang untuk secara maksimal berkontribusi terhadap tujuan yang diharapkan.
Pertanyaan Penelitian Peran apa saja yang dilakukan oleh sektor komunitas di dalam penanggulangan HIV dan AIDS?
Seberapa jauh efektivitas peran sektor komunitas dalam meningkatkan cakupan dan efektifitas dari penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia? Strategi-strategi apa saja yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS di masa depan?
Tujuan Penelitian
Memetakan peran dari sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS,
Mengukur efektivitas peran sektor komunitas dalam meningkatkan cakupan dan efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, dan
Mengidentifikasi strategistrategi yang bisa digunakan dalam meningkatkan efektivitas peran sektor komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
Peran Strategis Sektor Komunitas Motivasi yang berbasis konsep altruisme: membantu orang lain dan bersifat kesukarelawanan
Idealisme ideologi
Responsif terhadap permasalahan di komunitas dan masyarakat
Fleksibel dan sederhana
Kerangka Konseptual Konteks
Proses
Output
Outcome
Lingkungan yang kondusif Jaringan komunitas Pengembangan kapasitas Kegiatan komunitas Organisasi dan kepemimpinan
Informasi strategis
Peran sektor komunitas: • Penyediaan layanan • Advokasi • Pendidikan komunitas
• •
Meningkatnya Akses/ Cakupan Meningkatnya pengetahuan komprehensif
• •
Menurunnya perilaku beresiko Meningkatnya jumlah ODHA on treatment
Metodologi Penelitian
Desain
Metodologi
• Penelitian kualitatif
• Metode analisa menggunakan crosssectional dimana data dikumpulkan dan dianalisa pada satu waktu tertentu
Lokasi Penelitian Sumut Sulut
Papua Barat
Babel Kalteng Sulsel
Jabar Papua
Jatim
DIY
Bali
NTB
Pengumpulan Data Primer Wawancara Tatap Muka: 28 informan dari stakeholder & jaringan tingkat nasional
Wawancara melalui telpon (45) dan tatap muka (3): total 48 CSO/CBO di 12 provinsi Web Survey: 88 informan dari 17 provinsi Focus Group Discussion (FGD): • •
FGD stakeholder daerah dan populasi kunci di 7 provinsi Validasi data tingkat nasional
Proses Analisa 1. Pemetaan dan analisa peran Sektor Komunitas
2. Nilai efektifitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS
3. Bandingkan dengan konteks Sektor Komunitas
5. Perubahan apa yang bisa dilakukan untuk mencapai nilai yang ideal dan efektif 4. Bandingkan dengan nilai ideal Sektor Komunitas
Temuan Pokok dan Diskusi
PERAN SEKTOR KOMUNITAS
Peran Sektor Komunitas
Siapakah yang dimaksud dengan Sektor Komunitas (SK)?
• Karakteristik • Formal • Non formal • Visi dan misi organisasi • Tata kelola • Manajemen • Keuangan • SDM, dll
Sejarah Perkembangan SK dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
Peran Sektor Komunitas Peran PENYEDIAAN LAYANAN Peran ADVOKASI Peran PENDIDIKAN KOMUNITAS
Variasi dalam Peran Advokasi Advokasi Layanan
• Lebih pada kemudahan dan kelancaran layanan • Umumnya pada tingkat perorangan atau institusi
Advokasi Regulasi
• Target pada level sistem • Perubahan kebijakan
Variasi dalam Peran Pendidikan Komunitas Masyarakat umum: peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS Populasi kunci: pendidikan kritis untuk mendorong kesadaran akan hak kesehatan Metode pemberian informasi HIV dan AIDS: masal, person to person, ke masyarakat umum ataupun ke populasi kunci
Peningkatan kesadaran & berkurangnya stigmadiskriminasi
Variasi dalam Peran Layanan
Memobilisasi populasi kunci ke layanan kesehatan dari pemerintah
Penyedia fasilitas layanan kesehatan
Akses dan kualitas layanan
Penyedia pendidikan dan keterampilan teknis
Temuan Pokok dan Diskusi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS SEKTOR KOMUNITAS
Pengaruh Institusi • • • • • • •
Kapasitas dalam mewujudkan perencanaan strategis Kapasitas dalam pengelolaan dan pemanfaatan data Kompetensi staff Keterbatasan pendanaan Kurangnya akuntabilitas Fokus program yang tidak berimbang Kurang kompaknya OMS/OBK di daerah
Pengaruh Konteks • • • • • •
Kebijakan yang kontra produktif Kurangnya dukungan stakeholder Kurangnya dukungan masyarakat Lemahnya jaringan daerah Lemahnya solidaritasOMS/OBK di daerah Tidak terakomodirnya kebutuhan pengembangan kapasitas
Pengaruh Konteks • • • • •
Dorongan kepada peran layanan Kepemimpinan daerah Kepemilikan data Keterbatasan pendanaan Disain implementasi program
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Kesimpulan 1. Penelitian ini menemukan bahwa sektor komunitas telah mengambil peran penyediaan layanan, peran advokasi, dan peran pendidikan komunitas dalam penanggulangan HIV dan AIDS. 2. Ketiga peran sektor komunitas masih belum berjalan dengan optimal. Tidak optimalnya sektor komunitas dalam menjalankan peran-perannya tersebut dipengaruhi oleh kapasitas institusi dan kondisi yang ada di konteks dimana sektor komunitas bekerja.
Rekomendasi 1. MPI, KPA dan stakeholder lain perlu mendorong sektor komunitas untuk melakukan peran yang tidak terbatas hanya pada penyediaan layanan tetapi secara lebih komprehensif. 2. Kemitraan antara MPI dan pemerintah dengan sektor komunitas harus berbasis pemahaman yang lebih baik terhadap kebutuhan sektor komunitas itu sendiri. 3. MPI perlu memberikan kesempatan kepada sektor komunitas untuk melakukan desain dan pengembangan programnya sendiri.
Rekomendasi 4.
5. 6.
Sektor komunitas perlu lebih inklusif dalam mewakili kepentingan kelompok marjinal secara keseluruhan dan bukan terbatas pada populasi tertentu saja. MPI perlu merubah pendekatannya dari yang mendorong sektor komunitas untuk fokus kepada populasi kunci tertentu menjadi fokus ke dalam rentang layanan. MPI perlu merubah desain implementasi programnya yang menciptakan adanya hirarki antar OMS/OBK. Dalam era desentralisasi dan untuk merespon semakin berkurangnya bantuan pendanaan dari MPI, pemerintah daerah perlu segera memikirkan mekanisme pendanaan bagi sektor komunitas, salah satu mekanisme yang potensial adalah melalui skema contracting out.
Terima Kasih chpm.fk.ugm.ac.id | www.kebijakanaidsindonesia.net