TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Klasifikasi Klasifikasi
musang
luak
(Paradoxurus
hermaphroditus)
menurut
Schreiber et al. (1989), adalah sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Carnivora
Famili
: Viverridae
Subfamili
: Paradoxurinae
Genus
: Paradoxurus
Spesies
: Paradoxurus hermaphroditus
Nama umum : Musang Luak (Asian Palm Civet) Distribusi Menurut Schreiber et al. (1989) dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, ada empat spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: 1. Paradoxurus hermaphroditus (musang luak), menyebar luas mulai dari India, bagian Utara Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Burma, Asia Tenggara, Tiongkok Selatan, Semenanjung Malaya hingga Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian Selatan, serta Taliabu dan Seram di Maluku. 2. Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka. 3. Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India Selatan. 4. Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai. Asian Palm Civet (musang luak) tersebar di beberapa negara, seperti: India, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Singapura, Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Cina, Filipina dan pulau-pulau Indonesia dari Sumatera, Jawa,
4
Kalimantan, Bawean, dan Siberut. Musang luak juga terdapat di Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Sulawesi. Keberadaan musang di Papua Nugini belum pasti (Schreiber et al. 1989). Adapun distribusi musang luak di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Perkiraan wilayah distribusi musang luak di Indonesia. Hijau: musang luak sudah ditemukan. Merah: musang luak baru ditemukan (Sumber: modifikasi dari Duckworth et al. 2008).
Gambaran Umum Musang luak memiliki bobot badan antara 2-5 kg (rata-rata 3,2 kg), panjang tubuh kurang lebih 53 cm dan panjang ekor kurang lebih 48 cm. Sisi atas tubuh bewarna abu-abu kecokelatan dengan ekor hitam-cokelat. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus. Terdapat beberapa bintik samar berwarna putih hitam di sisi tubuhnya dan pada bagian perut warnanya lebih pucat. Wajah, kaki, dan ekor berwarna cokelat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samarsamar terlihat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala (Gambar 2). Musang jantan dan betina memiliki kelenjar anal yang terletak di sekitar anus (Baker & Lim 2008).
5
Gambar 2
Musang luak (Paradoxurus hermaphroditus) dengan ciri khas yaitu pada dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputihputihan, menyerupai topeng.
Habitat Habitat musang luak adalah hutan primer maupun hutan sekunder. Pada musim kawin, anak musang luak biasanya berada di dalam lubang pohon atau gua (Grassman 1998). Kebanyakan musang luak hidup di daerah hutan tropis dan subtropis (Schreiber et al. 1989). Pola Makan Musang luak merupakan hewan omnivora, selain pemakan daging musang luak juga memakan buah-buahan antara lain pepaya, pisang, biji kopi dan buah pohon kayu Afrika (Maesopsis eminii). Mangsa lainnya adalah aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus (Joshi et al. 1995). Siklus Hidup Masa dewasa kelamin musang luak yaitu sekitar umur 11-12 bulan. Masa hidupnya bisa mencapai hingga 22 tahun dan biasanya melahirkan 2-5 anak per siklus masa kebuntingan. Musang luak beranak sepanjang tahun, walaupun pernah ada catatan bahwa anak musang luak lebih sering ditemukan antara bulan Oktober hingga Desember. Biasanya anak-anak musang luak berada di dalam lubang
6
pohon atau gua. Selama mating (perkawinan) yang cukup singkat, biasanya pasangan musang luak tetap tinggal bersama sampai anak musangnya lahir. Pada musang luak betina memiliki tiga pasang puting glandula mammaria (Grassman 1998). Berdasarkan hasil penelitian Weigl (2005), diperoleh data biologis tentang musang luak (Paradoxurus hermaphroditus) yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data biologis dan reproduksi Paradoxurus hermaphroditus Keterangan Paradoxurus hermaphroditus Status Konservasi Least Concern Lokasi Asia Tenggara dan Asia Selatan Warna Kecokelatan Panjang Badan 48 - 59 cm (19-23 inchi) Panjang Ekor 44 – 53,5 cm (17-21 inchi) Bobot Badan 2,4 – 4 kg Lama Hidup + 22 tahun Masa Kebuntingan + 60 hari Suhu Tubuh + 36,85 0C Sumber: Weigl (2005)
Anatomi Organ Reproduksi Jantan Anatomi organ reproduksi jantan bervariasi pada berbagai spesies hewan. Variasi tersebut berhubungan erat dengan fungsi reproduksinya serta penyesuaian terhadap anatomi organ reproduksi betina. Secara umum, organ reproduksi jantan terdiri dari gonad (testis yang memproduksi spermatozoa dan hormon testosteron), saluran kelamin (ductus efferent, ductus epididymis (caput, corpus, dan cauda), ductus deferens, dan urethra), kelenjar asesorius (ampulla, glandula vesicularis, glandula prostata, dan glandula bulbourethralis) dan organ kopulatoris yaitu penis (Cunningham 1992). Gonad Secara anatomi testis berada di luar tubuh dan dibungkus oleh scrotum. Testis terdiri dari testis dexter dan testis sinister, berbentuk oval, dan dibungkus oleh tunica albuginea yang terdapat di profundal dari tunica vaginalis lamina parietalis. Tunica albugenia merupakan jaringan ikat berwarna putih mengandung serat fibrosa dan memiliki serabut-serabut otot licin (Noakes et al. 2001). Lapisan testis tunica albuginea berhubungan dengan mediastinum testis, yaitu jaringan ikat yang memanjang dari testis.
7
Parenkim testis terdiri atas tubulus seminiferus. Di dalam tubulus seminiferus terdiri atas sel Sertoli, spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan spermatozoa. Diantara tubulus semeniferus satu dengan lainnya terdapat jaringan interstitial (sel Leydig) yang menghasilkan hormon testosteron yang dapat ditemukan dalam bentuk tunggal atau bergerombol (Aughey & Frye 2001). Testis digantung oleh funiculus spermaticus yang mengandung unsur-unsur seperti vena, saraf, dan arteri dari cavum abdominalis ke dalam scrotum melalui canalis inguinalis (Toelihere 1993). Testis merupakan organ kelamin primer pada suatu sistem reproduksi hewan jantan. Fungsi dari testis terbagi atas dua, yaitu sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon reproduksi jantan (androgen) yaitu testosteron dan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan spermatozoa dalam proses spermatogensis (Hafez & Hafez 2000). Saluran kelamin Alat penyalur spermatozoa dimulai dari tubuli recti, rete testis (terdapat dalam testis), ductus efferent, ductus epididymis (terdapat dalam epididymis), ductus deferens, dan urethra. Ductus epididymis terdiri dari tiga bagian yaitu caput epididymis, corpus epididymis, dan cauda epididymis (Colville & Bassert 2002). Kelenjar Asesorius (Glandula genitales asesorius) Kelenjar asesorius terdiri dari ampulla, glandula vesicularis, glandula prostata, dan glandula bulbourethralis. Kelenjar-kelenjar asesorius tersebut tidak semuanya terdapat pada setiap hewan jantan, kalaupun ada pertumbuhannya tidak selalu subur (Colville & Bassert 2002). Fungsi dari glandula vesicularis membantu menetralisasi keasaman vagina. Fungsi dari glandula prostata meningkatkan motilitas spermatozoa. Fungsi dari glandula bulbourethralis sebagai pembersih urethra sebelum semen lewat dan lubrikasi (Senger 2003).
8
Gambar 3
Morfologi kelenjar asesorius hewan jantan. Kuda (A), Sapi (B), Babi (C), Anjing (D). Ampulla (1), glandula vesicularis (2), glandula prostata (3), glandula bulbourethralis (4), penis (5), vesica urinaria (6). (Sumber: Modifikasi dari Colville & Bassert 2002).
Organ Kopulatoris Penis dibungkus oleh kulit yang disebut preputium. Penis merupakan alat kopulasi hewan jantan yang berfungsi sebagai organ untuk menyalurkan semen ke saluran reproduksi betina (Senger 2003). Penis dapat dibagi atas radix penis, corpus penis, dan glans penis. Corpus penis terdiri dari corpus cavernosum dan corpus cavernosum urethrae (corpus spongiosum). Ujung penis disebut glans penis (Colville & Bassert 2002). Terdapat dua tipe penis yaitu tipe fibroelastis dan musculo-cavernosus. Tipe fibroelastis terdapat pada hewan-hewan ruminansia dan babi. Pada tipe ini memiliki fleksura sigmoidea. Tipe musculo-cavernosus terdapat pada kuda, manusia, dan Carnivora. Pada tipe ini tidak memiliki fleksura sigmoidea dan memiliki corpus cavernosum yang subur dibandingkan dengan tipe penis fibroelastis (Fahrudin et al. 2008).