TINGKAT PERHATIAN MAHASISWA MENGENAI ELEMEN IKLAN TELEVISI PRODUK POCARI SWEAT VERSI “SAYA+POCARI SWEAT (RUN)” Oleh TRI RAMANDHARU DJAILANI
ABSTRAK Penilitian ini hendak meneliti tingkat perhatian mahasiswa mengenai elemen iklan televisi produk Pocari Sweat versi “Saya+Pocari Sweat (Run)”. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan menganalisis seberapa besar tingkat perhatian terhadap elemen iklan TVC Pocari Sweat di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. Metode penelitian ini peneliti menggunakan riset kuantitatif dengan metode survey deskriptif, pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2010-2013 di Universitas Paramadina dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang responden dan menggunakan teknik sampling accidental. Hasil penelitian yamg didapat bahwa hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 43 orang responden dengan presentase 55,1%, 35 responden yang menjawab dalam kategori sedang sebanyak 34 orang responden atau 43,6% dan 1 responden dengan presentase 1,3%. Membuktikan bahwa elemen iklan Televisi Pocari Sweat versi Saya+Pocari Sweat (run) cukup tinggi diperhatikan oleh khalayak banyak khususnya mahasiswa Universitas Paramadina. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Peneliti menyimpulkan bahwa timgkat perhatian terhadap iklan TVC Pocari Sweat cukup tinggi dilihat dari persentase tingkat variabel elemen iklan dan mayoritas hasil tingkat dari setiap indikator atau elemen iklan menunjukkan angka di atas 50% yang berarti masuk dalam kategori tinggi.
Kata kunci: Tingkat Perhatian, Elemen Iklan, Iklan Televisi, Pocari Sweat Daftar pustaka : 20 buku (2000-2012) + 3 website
Pendahuluan
Pada masa kini, dalam memenuhi kebutuhannya konsumen menginginkan semua hal yang praktis dari produk makanan, minuman, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Kesibukan kerja yang luar biasa perlu diimbangi dengan aktivitas olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Tren aktivitas olahraga tidak hanya dimiliki oleh kalangan yang bekerja saja, tetapi juga sudah menjadi keperluan masyarakat. Olahraga sudah menjadi gaya hidup bagi kaum urban khususnya olahraga lari yang sekarang menjadi tren saat ini, olahraga lari selain murah juga sangat menyehatkan, dan bisa dilakukan kapan pun. Meningkatnya tren kegiatan olahraga membuka peluang bagi industri makanan minuman. Produk minuman pada saat ini sangat beraneka ragam, salah satunya minuman dalam kemasan ready to drink. Berbagai macam minuman yang dikaitkan dengan kebugaran sehabis berolahraga dapat dijumpai di pasaran. Salah satu minuman yang muncul adalah minuman isotonik. Minuman isotonik memiliki tekanan osmotik yang sama dengan serum darah manusia dan konsentrasi mineral yang sama. Mineral dan karbohidrat terlarut dalam minuman bersama dengan air dapat memasuki aliran darah dengan cepat. Minuman isotonik dirancang untuk secara cepat mengganti cairan yang hilang melalui keringat. Tidak hanya itu, minuman tersebut juga memberikan karbohidrat dalam jumlah cukup. Karbohidrat dalam hal ini glukosa paling banyak digunakan dengan pertimbangan glukosa siap digunakan untuk menggantikan energi yang hilang selama beraktifitas. Tentunya selama beraktifitas yang hilang tidak hanya energi, akan tetapi juga mineral yang keluar bersama dengan keringat. Oleh karena itu, dalam minuman isotonik, selain kaya dengan glukosa juga diperkaya dengan larutan elektrolit. (http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56372#.UbQlVWREPR0, diakses tanggal 09/06/2013, pukul 15:10) Elektrolit merupakan zat larut yang terurai ke dalam bentuk ion di dalam tubuh. Contohnya seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium. Sama seperti kekurangan vitamin atau nutrisi yang lain, tubuh manusia juga akan tidak seimbang dan mudah terserang penyakit jika kekurangan elektrolit. (http://www.pocarisweat.co.id/#/articles, diakses tanggal 09/06/2013, pukul 23:05) Beberapa merek minuman isotonik yang beredar di pasar domestik adalah Pocari Sweat, Mizone, Vitazone, Mari Sweat, Powerade Isotonik, dan Aquarius. Produsen berlomba-lomba menyusun strategi pemasaran agar produknya laku dan dapat diterima di pasaran. Pocari Sweat adalah minuman isotonik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya. Komposisi Pocari Sweat mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan elektrolit yang seimbang, sehingga dapat diserap lebih cepat dan lebih baik dibandingkan air minum biasa, sehingga dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat. Selain itu, dengan kelebihan tersebut Pocari Sweat dapat mengembalikan cairan tubuh secara menyeluruh
sehingga membuat tubuh terasa lebih segar dan sehat. Selain itu, Pocari Sweat tidak mengandung bahan-bahan tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, soda dan kafein, jadi aman untuk dikonsumsi sehari-hari. Pocari Sweat aman dan terukur, serta dibuat berdasarkan penelitian ilmiah di Jepang. (http://www.aio.co.id/index.php/id/ppocari, diakses tanggal 10/06/2013, pukul 11:30)
Komunikasi pemasaran adalah sebuah proses perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran, seperti public relation, advertising, direct selling, sales promotion, dan interactive marketing, untuk memberikan kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi yang maksimum. Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value. Komunikasi pemasaran (Marketing Communication) adalah salah satu dari empat elemen besar dari bauran pemasaran (marketing mix) yang dimiliki perusahaan. Pemasar harus mengetahui bagaimana menggunakan alat pemasaran untuk mengomunikasikan keberadaan produk atau nilai yang dapat diberikan untuk target konsumen. Pemasaran modern membutuhkan lebih daripada sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan harga yang menarik, dan membuat terjangkau oleh pelanggan sasaran (Kotler, 2007: 604). Untuk berkomunikasi secara efektif, perusahaan perlu memahami periklanan dengan benar. Perusahaan modern mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran yang kompleks. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, pelanggan, dan publik. Konsumen berhubungan dalam komunikasi mulut ke mulut dengan konsumen lain dan publik. Pemasaran harus dilakukan dengan landasan strategi yang matang. Pemasaran yang bagus harus memiliki manajemen pemasaran yang baik pula. Beberapa tahun terakhir ini, komunikasi pemasaran yang sering dilakukan oleh iklan kebanyakan dengan menggunakan media elektronik terutama pada media lainnya yang dapat mengumpulkan masa dengan jumlah yang besar. Selain melakukan promosi dengan menggunakan media masa, pemasaran produk juga dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi dengan menggunakan promosi penjualan yang dilakukan secara langsung yang dapat mendongkrak untuk mendatangkan keuntungan. Tujuan yang ingin dicapai komunikasi pemasaran adalah untuk mempengaruhi masyarakat dengan elemen promosinya sampai ke tingkat kognisi, afeksi, dan konasi
Moriarty (2009: 6) menjelaskan bahwa periklanan adalah jenis komunikasi pemasaran, yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang kompleks yang beroperasi untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan konsumen. Kotler (2007:114) mengatakan tujuan periklanan terdapat 4 jenis yaitu:
Menginformasikan yang dimaksud yaitu menggambarkan jasa yang tersedia, informasi produk terbaru, manfaat sebuah produk, mengurangi ketakutan pembeli, dan membangun citra perusahaan.
Membujuk yang dimaksud yaitu membangun kinerja merek, mendorong peralihan merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang.
Membandingkan
adalah
iklan
yang
langsung
atau
tidak
langsung
membandingkan dengan satu atau beberapa merek lain. Mengingatkan yang dimaksud adalah mengingatkan pembeli bahwa produk itu mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat mendatang, mengingatkan pembeli di mana membeli produk, mnjaga produk tersebut tetap diingat pembeli sepangjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian. Kini proses pembuatan iklan pun harus lebih cermat lagi, harus menggunakan pendekatan-pendekatan persuasif. Namun agar iklan yang dimaksud tepat menganai sasaran atau khalayaknya dan berhasil meraih tujuannya. Dengan demikian rumus penentuan program perencanaan iklan menjadi 5W + 1H menurut (Suhandang, 2010: 58) yaitu:
What – Apa tujuan penurunan / pemasangan iklan yang dimaksud
Who – Siapa khalayak yang akan dijangkau
When – Kapan iklan tersebut diturunkan / dipasang
Where – Di mana iklan akan diturunkan / dipasang
Why – Mengapa harus demikian?
How – Bagaimana tentang: Pembiayaan dan bentuk naskah atau iklan yang akan digunakan.
Menurut Belch/Belch (dalam Syarief 2012: 78) TV merupakan media iklan yang unik dan kuat karena mengandung unsur penglihatan, suara, dan gerak, yang dapat dikombinasikan untuk menciptakan berbagai iklan dan eksekusi. Seperti juga iklan media cetak, iklan televisi
juga mempunyai beberapa elemen, yaitu video dan audio yang harus bekerja sama untuk menciptakan pesan dan dampak yang tepat.
Video: elemen video dalam iklan televisi merupakan visual yang mendominasi iklan televisi. Itulah sebabnya visual dalam iklan televisi harus mampu menarik perhatian dan mampu mengkonsumsi ide, pesan, dan/atau citra produk. Ditambahkan dari buku Advertising and promotion “Decisions have to be made regarding the product, the presenter, action sequences, demonstrations, and the like, as well as the setting(s), the talent or characters who will appear in the commercial, and such other factors as lighting, graphics, color, and identifying symbols” (Belch, 2009: 291) Keputusan harus dibuat mengenai produk, presenter, urutan tindakan, demonstrasi, dan sejenisnya, serta seting, bakat atau karakter yang akan muncul di komersial tersebut, dan faktor-faktor lain seperti pencahayaan, grafis, warna, dan simbol yang mengidentifikasi. Berdasarkan kutipan diatas, maka dalam aspek video, hal-hal yang harus diperhatikan mencakup product, action sequence, demonstrations, talent, lighting, graphics, color, dan symbols.
Audio: elemen audio meliputi suara, musik, dan efek. Suara dalam iklan televisi biasa disebut dengan voice over, yaitu: pesan yang disampaikan atau cerita pada layar televisi diceritakan atau digambarkan oleh seorang yang tidak terlihat dalam layar. Sedangkan musik dalam iklan televisi sering dikenal dengan jingle, yang merupakan musik tentang produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan mengandung isi pesan secara sederhana. (Belch, 2009: 291)
Untuk memproduksi iklan televisi, pertama kali harus dibuatkan storyline yang merupakan penggambaran singkat tentang iklan yang akan dibuat. Setelah itu dibuatkan storyboard yang merupakan penjabaran lebih detail yang mengandung adegan-adegan serta audio untuk setiap adegan ketika storyboard sudah disetujui, maka rencana iklan televisi tersebut dapat diproduksi. Menurut Rakhmat (2011: 51) “Perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah “, demikian definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Anderson, dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi bila kita mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indra, dan mengenyampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
Kenneth E. Andersen (1972: 51-52 dalam Rakhmat, 2011: 53) menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi. 1) Perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif. Kita secara sengaja mencari stimulus tertentu dan mengarahkan perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan perhatian dari stimulus yang satu dan memindahkannya pada stimuli lain. 2) Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita. Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita. Kita cenderung memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan kepentingan yang ada dalam mengarahkan perhatian kita, baik sebagai komunikator atau komunikate. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar perhatian responden terhadap iklan Pocari sweat versi run. Peneliti akan membuat kuisioner yang dibagi kedalam beberapa indikator untuk mengetahui secara detail bagaimana saja yang diperhatikan dengan baik oleh responden sehingga penelitimengetahui stimulus yang diterima responden terhadap iklan Pocari sweat sesuai dengan teori tentang “perhatian” yang sudah dijelaskan di atas.
IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan masalah yang di paparkan di atas sebelumnya, maka penulis membatasi pembahasan masalah mengenai analisis masalah diatas sebagai berikut: 1. Sejauh mana tingkat perhatian mahasiswa terhadap elemen audio iklan TVC Pocari Sweat versi “saya + Pocari Sweat (Run)” di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina? 2. Sejauh mana tingkat perhatian mahasiswa terhadap elemen video iklan TVC Pocari Sweat versi “saya + Pocari Sweat (Run)” di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina?
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan masalah yang sudah disebutkan diatas, maka masalah yang akan diuji adalah “Tingkat perhatian terhadap elemen iklan TVC produk Pocari Sweat versi “saya + Pocari Sweat (Run)”
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar tingkat perhatian terhadap elemen iklan TVC Pocari Sweat. Selain itu juga bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perhatian mahasiswa terhadap elemen audio iklan TVC Pocari Sweat versi “saya + Pocari Sweat (Run)” di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina? 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perhatian mahasiswa terhadap elemen video iklan TVC Pocari Sweat versi “saya + Pocari Sweat (Run)” di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina?
METEDOLOGI PENELITIAN Salah satu unsur terpenting dalam metodologi penelitian adalah penggunaan metode ilmiah tertentu yang digunakan sebagai sarana yang bertujuan untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau gejala dan mencari pemecahan masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Pada dasarnya fakta-fakta tidak tergeletak disekitar begitu saja tetapi butuh suatu metode untuk mengetahui dan mengambil masalah tersebut. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang tingkat perhatian mahasiswa mengenai elemen iklan televisi Pocari Sweat versi “Saya+Pocari Sweat (Run)”. Peneliti menggunakan riset kuantitatif dengan metode survey deskriptif, metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi angkatan 2010-2013 di Universitas Paramadina dengan jumlah sampel sebanyak 78 orang responden dan menggunakan teknik sampling accidental. Setelah peneliti melakukan analisis data terhadap penelitian yang berkaitan tentang perhatian elemen iklan, maka peneliti ingin melakukan pembahasan mengenai hasil data yang diperoleh melalui penelitian ini dengan mengaitkan dengan konsep yang sudah dipaparkan sebelumnya Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial sangat terstuktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. (Kriyantono, 2010: 59)
HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pada variabel Y indikator pertama yang akan dibahas oleh peneliti adalah indikator memperhatikan “narasi” (voice over). Indikator ini membahas narasi apa saja yang terdapat atau didengar oleh responden pada iklan televisi Pocari Sweat. Kesimpulan dari penilaian pada pernyataan-pernyataan dalam indikator I, dalam indikator ini terdapat 4 pernyataan menunjukkan bahwa mayoritas dari 78 responden cenderung setuju bahwa dapat memperhatikan narasi (voice over) dalam iklan tersebut hasil yang di dapat sebesar 70,5% dinyatakan tinggi. Suara dalam iklan televisi biasa disebut dengan voice over, yaitu: pesan yang disampaikan atau cerita pada layar televisi diceritakan atau digambarkan oleh seorang yang tidak terlihat dalam layar. tentang produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan mengandung isi pesan secara sederhana Belch/Belch (dalam Syarief 2012: 78). Berdasarkan teori tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa responden setuju dapat memperhatikan narasi (voice over) dalam elemen audio.
2. Indikator kedua pada variabel Y yang akan dibahas selanjutnya adalah indikator memperhatikan “music”. Indikator ini membahas musik yang terdapat pada iklan Pocari Sweat dapat menarik perhatian. Setelah melakukan pengolahan data pada indikator ini, hasil yang di dapat sebesar 76,9% dinyatakan tinggi. Musik dalam iklan televisi sering dikenal dengan jingle, yang merupakan musik tentang produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dan mengandung isi pesan secara sederhana. Belch/Belch (dalam Syarief 2012: 78). Menurut peneliti musik yang digunakan iklan Pocari Sweat versi run ini berjenis Pop Rock yang membuat orang yang mendengar (responden) menjadi semangat dan dapat menarik perhatian.
3. Indikator ketiga yang akan dibahas selanjutnya yaitu indikator memperhatikan “produk” dalam iklan Pocari Sweat. Berdasarkan dari tabel 4,19 tingkat indikator diatas dapat diketahui bahwa dari 78 responden sebesar 65 responden dengan persentase 83,3% dinyatakan tinggi. “Decisions have to be made regarding the product will appear in the commercial Keputusan harus dibuat mengenai produk yang akan muncul di komersial tersebut” (Belch, 2009: 291).
4. Indikator keempat yang akan dibahas selanjutnya yaitu indikator memperhatikan “demonstration” dalam iklan Pocari Sweat. “Keputusan harus dibuat mengenai demonstration yang akan muncul di komersial tersebut” Belch/Belch (dalam Syarief 2012: 78). Dari hasil yang didapat dari indikator ini yaitu sebesar 74,4%, dapat dikatakan responden setuju melihat demonstration pada iklan ini. Menurut peneliti demonstration talent dirancang untuk mengilustrasikan keunggulan dari produk Pocari Sweat. Karena dalam iklan tersebut talent sedang berlari dan terlihat talent tersebut kelelahan sehingga talent mengonsumsi Pocari Sweat. Gaya ini dapat sangat efektif dalam meyakinkan konsumen terhadap kualitas produk Pocari Sweat dan manfatnya setelah mengonsumsinya.
5. Indikator selanjutnya yaitu indikator kelima dalam variabel Y yang akan dibahas selanjutnya yaitu indikator memperhatikan “action sequence” dalam iklan Pocari Sweat. Setelah melakukan pengolahan data pada indikator ini, hasil yang di dapat sebesar 78,2% dinyatakan tinggi. Berdasarkan teori “Sesuai penjelasan seseorang cenderung memperhatikan hal-hal yang penting, menonjol, atau melibatkan diri khalayak” Kenneth E. Andersen (1972: 51-52 dalam Rakhmat, 2011: 53). Menurut peneliti Tren aktivitas olahraga lari juga sudah menjadi keperluan masyarakat, responden merasa terlibat dalam beberapa action sequence iklan Pocari Sweat tersebut.
6. Indikator keenam yang akan dibahas selanjutnya yaitu indikator memperhatikan “talent” dalam iklan Pocari Sweat. Indikator ini membahas apakah talent diperhatikan oleh responden pada iklan televisi Pocari Sweat. Kesimpulan dari penilaian pada pernyataan-pernyataan dalam indikator 6, dalam indikator ini terdapat 2 pernyataan menunjukkan bahwa mayoritas dari 78 responden. Dari skor indikator ini, terdapat 59 responden dengan persentase 75,6% dinyatakan dalam kategori tinggi, cenderung setuju bahwa dapat memperhatikan “talent” dalam iklan tersebut. Menurut peneliti talent yang digunakan dalam iklan ini seorang laki-laki dan cukup muda, selain itu terlihat sporty dan badan yang cukup proposional sesuai dengan target market yang di inginkan oleh Pocari Sweat yaitu jiwa muda dan aktif.
7. Indikator berikutnya yaitu indikator ketujuh yang akan dibahas selanjutnya adalah indikator memperhatikan “setting” dalam iklan Pocari Sweat. Indikator ini membahas setting yang terdapat pada iklan Pocari Sweat dapat menarik perhatian. Setelah melakukan pengolahan data pada indikator ini, hasil yang di dapat cukup tinggi sebesar 69,2%. Sesuai dengan penjelasan yang ada pada bab 2, “keputusan harus dibuat mengenai seting yang akan muncul di komersial tersebut” Belch/Belch (dalam Syarief 2012: 78). Menurut peneliti dapat disimpulkan, pada indikator 7 pernyataan kedua pada tabel 4,34 diatas menunjukan cukup banyak yang menjawab tidak setuju dikarenakan tidak terlihat jelas pukul berapa yang terdapat pada setting tersebut.
8. Pada indikator kedelapan yang akan dibahas oleh peneliti adalah indikator memperhatikan “lighting”. Indikator ini membahas teknik pencahayaan iklan ini dapat terlihat jelas oleh responden pada iklan televisi Pocari Sweat. Kesimpulan dari penilaian pada pernyataan-pernyataan dalam indikator 8, Setelah melakukan pengolahan data pada indikator ini, hasil yang di dapat sebesar 82,1% dinyatakan tinggi. dalam indikator ini terdapat 2 pernyataan menunjukkan bahwa mayoritas dari 78 responden cenderung setuju bahwa dapat memperhatikan komponen video dalam iklan tersebut. Menurut peneliti responden setuju bahwa “teknik pencayahaan iklan ini mudah mengenali produk Pocari Sweat ketika dikonsumsi oleh talent” dikarenakan teknik pencahayaan yang dilakukan komposisinya pas tidak terlalu gelap tidak terlalu terang, dan tidak terhalang suatu objek yang mengganggu pencahayaan tersebut. Oleh karena itu responden juga setuju dengan peneliti yang menyatakan iklan tersebut baik dalam hal penerangan atau lighting. 9. Selanjutnya indikator kesembilan, yaitu indikator memperhatikan “colour” yang terdapat dalam iklan Pocari Sweat. Berdasarkan dari tabel 4,46 tingkat indikator tersebut dapat diketahui bahwa dari 78 responden sebesar 63 responden dengan persentase 80,8% dinyatakan tinggi serta 15 responden dengan persentase 19,2% dinyatakan sedang. Bisa dilihat dari tingkat indikator diatas mayoritas responden tinggi, dikarenakan hal ini sejalan dengan hasil penelitian pada indikator 8 sebelumnya yang menyatakan bahwa lighting pada iklan ini cukup baik sehingga latar yang bernuansa biru dapat terlihat jelas oleh responden.
10. Indikator berikutnya yaitu indikator kesepuluh yang akan dibahas selanjutnya adalah indikator memperhatikan “symbol” dalam iklan tersebut. Indikator ini membahas simbol yang terdapat di iklan Pocari Sweat terlihat jelas. Setelah melakukan pengolahan data pada indikator ini, hasil yang di dapat sebesar 82,1% dinyatakan tinggi. Menurut peneliti simbol yang terdapat pada iklan ini sudah tidak asing bagi khalayak umum, karena sudah sering digunakan setiap iklan Pocari Sweat sejak awal tahun 2011. Simbol “Saya+Pocari Sweat” sering ditampilkan diakhir iklan dan muncul sekitar 3 detik setiap iklan. 11. Indikator terakhir pada variabel Y ini adalah memperhatikan “graphics”. Seperti penjelasan pada bab 2 dalam elemen video iklan televisi, visual dalam iklan televisi harus mampu menarik perhatian dan faktor-faktor lain seperti pencahayaan, grafis, warna, dan simbol yang mengidentifikasi. Pada indikator ini, terdapat 1 pernyataan mengenai memperhatikan grafis yang terdapat dalam iklan Pocari Sweat. Hasil perhitungan yang di dapat pada indikator ini dari 78 responden sebesar 60 responden dengan persentase 76,9% menyatakan tinggi. Hasil tersebut menyatakan bahwa sebagian responden memperhatikan dengan jelas grafis yang terdapat di iklan tersebut. Hal ini bisa juga dikaitkan dengan teori “Sesuai penjelasan seseorang cenderung memperhatikan hal-hal yang penting, menonjol, atau melibatkan diri khalayak” Kenneth E. Andersen (1972: 51-52 dalam Rakhmat, 2011: 53).
KESIMPULAN DAN SARAN Peneliti ingin memberikan saran bahwa penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai tema sama seperti penelitian ini, terutama penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih spesifik dan lebih jelas karena terdiri dari angka-angka yang akurat dan penelitian ini lebih spesifik mengulas faktor yang berhubungan dengan tingkat perhatian elemen iklan televisi suatu produk. Didalam penelitian ini diperoleh hasil 55,1% tingkat perhatian mengenai elemen iklan televisi, berarti masih ada 44,9% lagi faktor lain yang belum diketahui oleh peneliti, meskipun hasil yang di dapat lebih dari 50% disarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengungkap faktor lain yang dapat diperhatikan khalayak mengenai elemen iklan televisi agar mendapatkan hasil yang lebih tinggi dan lebih sempurna.
Adapun saran bagi siapa saja yang melakukan penelitian serupa, peneliti menyarankan penelitian dilakukan terhadap tingkat elemen iklan televisi terhadap minat beli. Peneliti mengharapkan pula dapat ditelaah lebih dalam dan lebih lengkap, karena masih banyak yang harus diperjelas agar lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Arifin, Anwar. (2003). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Belch, G. & M. Belch. 2009. Advertising and promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective, Eight edition. New York, NY: McGraw-Hill Companies Effendy, Onong Uchjana. (2006). Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi. Bandung: Resdakarya Effendy, (2003). Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Jefkins, Frank. (2003). Periklanan, Edisi ke 3. PT Erlangga Jakarta Kotler, Philip dan Keller, (2007). Manajemen Pemasaran Edisi kedua belas jilid 1. Indonesia: PT Indeks Kriyantono S.Sos, Rachmat (2008). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Kriyantono S.Sos, Rachmat (2010). Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Kasali, Rhenald. (2007). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti Lee, Monle & Johnson, Carla. (2009). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana Machfoed, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Cakra Ilmu Yogyakarta Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Moriarty, Sandra. 2009. Advertising. Jakarta: Kencana Prenada Media Group M.A., Morissan (2010). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Rakhmat, Jalaluddin, (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Syarief, Leonita. (2012). “Proses Kreatif Dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu, dalam totok soefijanto (ed.D) dan ika karlina idris M.Si” Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Shimp, A. Terence. (2000). Periklanan Promosi Jilid I. Jakarta: Erlangga Suhandang, Kustadi. (2010). Periklanan: Manajemen, Kiat, Strategi. Bandung Penerbit Nuansa Wahyutama. (2012). “Efek Komunikasi Pemasaran, “dalam totok soefijanto (ed.D) dan ika karlina idris M.Si, Integrated Marketing Communications. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Widyatama, Rendra. (2007). Advertising Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
Website: http://www.aio.co.id/index.php/id/ppocari http://www.pocarisweat.co.id/#/articles, http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=56372#.UbQlVWREPR0