TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA 1 -5 TAHUN TENTANG PENANGANAN DIARE DI POSYANDU SARI MULYO VI PRINGANOM MASARAN SRAGEN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Dianjurkan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
TRI WULANDARI NIM : B10 176
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
ii
iii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan, kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita 1-5 Tahun tentang Penanganan Diare di Posyandu Sari Mulyo VI Masaran Sragen”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi DIII kebidanan di STIKES Kusuma Husada Surakarta. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah bersedia membimbing dan melungkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3.
Bapak Sumarsono, S.Pd, selaku Kepala Lurah Desa Pringanom Masaran Sragen yang telah bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di desa tersebut.
4.
Bidan Desa yang bersedia memberikan ijin dalam pengambilan data.
5.
Ibu-ibu di Desa Pringanom Masaran Sragen yang telah bersedia memberikan informasi tentang pengetahuan mereka untuk keperluan pengambilan data awal studi pendahuluan.
6.
Semua pihak yang terkait dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis IImiah masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Juli 2013 Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKES KusumaHusada Surakarta KaryaTulisIlmiah, Juli 2013 TRI WULANDARI B10 176
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BALITA 1 -5 TAHUN TENTANG PENANGANAN DIARE DI POSYANDU SARI MULYO VI PRINGANOM MASARAN SRAGEN TAHUN 2013 xiv + 58 halaman+ 16 lampiran + 7 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurun dari 25,3 dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 22 dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia menurut Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), penyakit diare menempati posisi nomor dua terbanyak sebagai penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) dan balita usia 12 sampai 59 bulan. Upaya pencegahan diare meliputi memberikan ASI, memperbaiki makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban, membuang tinja bayi dengan benar dan memberikan imunisasi campak karena pemberian imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih berat. Dari hasil wawancara terhadap 10 ibu terdapat tiga tingkat pengetahuan ibu yaitu 2 (20%) ibu dalam tingkat pengetahuan baik, 3 (30%) ibu dalam kategori cukup dan 5 (50%) ibu dalam katagori kurang Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1 – 5 tahun tentang penanganan diare di posyandu Sari Mulyo VI desa Pringanom Masaran Sragen dalam tingkatan baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu sari mulyo VI Pringanom Masaran pada18 sampai 26 April 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak 1-5 tahun yang berjumlah 49 ibu dengan jumlah sampel yang digunakan 49. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tertutup dan variabel yang digunakan adalah variabel tunggal . Analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian : Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 16 diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu yang mempuyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare dalam tingkat baik ada 8 responden (16,33%), tingkat cukup ada 31 responden (63,26%), tingkat kurang ada 10 responden (20,31%). Kesimpulan :Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penangana diare di posyandu sari mulyo VI mempunyai pengetahuan cukup (63,26%) tentang penanganan diare. Kemungkinan di pengaruhi oleh faktor pengalaman ibu, informasi dan media. Kata kunci : Pengetahuan, Anak balita, Diare, Penanganan diare. Kepustakaan : 27 literatur (Tahun 2003 - 2012 )
vi
Motto Tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Kalau orang lain hanya belajar sekali sudah bisa melakukanya, kita pun bisa melakukan walau harus mencoba 100 kali. Dan kalau orang lain belajar 10 kali baru bisa, kita pun bisa walau harus belajar 1000 kali, pasti berhasil. Masalahnya adalah terletak pada Semangat dan Kemauan. Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orangorang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini (Malcolm X ) Keyakinan Adalah Asas Kekuatanku. Ilmu Pengetahuan Adalah Senjataku. Kesabaran Adalah Jubah Dan Kebajikanku _Nabi Muhammad SAW_ PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini
penulis
persembahkan teruntuk: ALLAH SWT yang memberikan RahmatNya dan hidayahNya yang memberikan Kemudahan dalam menyusun Karya
tulis
ilmiah ini Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, perhatian dan semangat serta mendukung dalam bentuk materi kepadaku. Terimakasi
banyak
atas
yang
kau
berikan
selama
ini.
Kakak-kakanku dan keluarga besarku yang tercinta, yang selalu memberikan
support,
doa
dan
nasihat-nasihatnya
padaku.
Keluarga baruku yang ada di Solo terimakasih buat Pak Samsi, bu samsi, alfath, arsa dan
asdo.
Temen-temen kos terimakasih banyak yang memberikan semangat selama
ini
buat
mbak
irna,
mbak
peni,
mbak
Temen-temen STIKes kusuma husada semoga kita seksus keluar dari kampus ini... Amin...amin...amin
vii
lia.
setelah
CURICULUM VITAE
Nama
: Tri Wulandari
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 7 April 1992
Agama
: Islam
JenisKelamin
: Perempuan
Alamat
: Kedungupit RT. 11 RW. 4, Kedungupit, Sragen
RiwayatPendidikan 1. SD N Kedungupit 2
Lulus tahun 2004
2. MTs N 1 Sragen
Lulus tahun 2007
3. SMK Muhammadiyah 1 Sragen
Lulus tahun 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes KusumaHusada Surakarta
viii
Angkatan 2010/ 2011
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5 E. Keaslian Penelitian .................................................................. 5 F. Sistematika Penelitian ............................................................. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ......................................................................... .8 1. Pengetahuan....................................................................... .8 a. Pengertian Pengetahuan .............................................. .8 b. Tingkat Pengetahuan ................................................... .8 c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................... .9 d. Cara Pengukuran Pengetahuan .................................... 10
ix
2. Anak Balita ........................................................................ 11 a.
Pengertian ...................................................................11
b.
Ciri-ciri anak balita......................................................12
c.
Masalah pada anak balita.............................................15
3. Diare ................................................................................. 20 a. Pengertian .................................................................... 21 b. Macam diare ................................................................ 21 c. Penyebab diare ............................................................ 22 d. Tanda dan gelaja diare ................................................. 23 e. Pencegahan diare..........................................................24 f. Perawatan dan pengobatan...........................................26 g. Penanganan diare..........................................................30 h. Komplikasi diare..........................................................37 B. Kerangka Teori ........................................................................ 39 C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 40 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 41 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sample ............... 42 D. Instrumen Penelitian ................................................................ 43 E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 46 F. Variabel Penelitian .................................................................. 47 G. Definisi Operasional ................................................................ 47
x
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data..................................... 48 I. Etika Penelitian........................................................................ 51 J. Jadwal Penelitian.....................................................................51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum...................................................................52 B. Hasil Penelitian.......................................................................52 C. Pembahasan............................................................................54 D. Keterbatasan...........................................................................56 BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan...........................................................................57
B.
Saran.....................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1. Kisi-kisi Kuesioner........................................................................... 43 Gambar 3.2. Definisi Operasional ......................................................................... 47 Gambar 4.1 Mean dan Standar Deviasi...............................................................52 Gambar 4.2 Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak balita 1-5 tahun tentang Penanganan Diare........53
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ................................................................................. 39 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5
Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9
Informed Consent
Lampiran 10 Kuesioner Penelitian Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuesioner Lempiran 12 Hasil Uji Validitas Lampiran 13 Tabel Nilai r- Product Moment Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 Hasil Tabulasi Data Penelitian Lampiran 16 Hasil Mean dan SD secara manual Lampiran 17 Lembar Konsultasi
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurun dari 25,3 dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 22 dari 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (Depkes R.I, 2012). Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2009 yaitu 9,7/1.000 kelahitan hidup (KH). Target kematian bayi nasional pada tahun 2010 adalah 40/1.000 kelahiran hidup (KH), sehingga sudah jauh melampaui target yang ditetapkan (Dinkes Jateng, 2009). Penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia menurut Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), penyakit diare menempati posisi nomor dua terbanyak sebagai penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) dan balita usia 12 sampai 59 bulan, sedangkan kematian nomor satu terbanyak pada kelompok bayi dan balita adalah pneumonia. Insiden rate (IR) penyakit diare cendurung meninggkat (naik) dari tahun ketahun, pada tahun 2000 IR diare sebesar 301/1000 penduduk, tahun 2003 IR diare menjadi 374/1000 penduduk. Tahun 2006 menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 411/1000 penduduk (RIKESDAS, 2007). Berdasarkan penyebab kematian balita semua umur, diare merupakan penyabab kematian peringkat ke tiga belas dengan proporsi 3,5.
1
2
Sedangkan menurut penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat tiga setelah TB dan pneumonia ( RIKESDAS, 2007). Diare masih merupakan problem kesehatan utama pada anak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Hampir sebagian besar bahkan dapat dikatakan seluruh anak di Indonesia pernah mengalami sekurangkurangnya satu atau dua kali dalam setahun (Sofwan, 2010). Diare adalah kedaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 2005). Jika diare tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan komplikasi salah satunya dehidrasi yaitu akibat dari kekurangan cairan dan elektrolik dalam tubuh (Dewi, 2010). Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk merupakan faktor yang menyebabkan masih tingginya tingkat kejadian diare pada anak di Indonesia (Sowfan, 2010). Tindakan yang perlu dilakukan di tingkat rumah tangga bila bayi dan balita terkena diare adalah berikan air susu ibu (ASI) lebih sering, bila anak mendapatkan susu formula berikan lebih sering, makan seperti biasanya dan minum lebih sering, berikan segera cairan oralit setiap kali bayi dan balita buang air besar bila tidak ada oralit berikan air matang, kuah sayur atau air tajin, segera bawa bayi atau balita ke tenaga kesehatan jika diare tidak berhenti atau memuntahkan makanan atau minuman yang di berikan (Wijaya, 2010).
3
Upaya pencegahan diare meliputi memberikan ASI, memperbaiki makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban, membuang tinja bayi dengan benar dan memberikan imunisasi campak karena pemberian imunisasi campak dapat mencegah
terjadinya
diare
yang
lebih
berat
(Depkes,
2010).
Hasil dari studi pendahuluan di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran terdapat 49 balita di posyandu tersebut, dari hasil wawancara di posyandu Sari Mulyo VI kepada 10 ibu balita. Terdapat tiga tingkat pengetahuan ibu yaitu 2 (20%) ibu dalam tingkat pengetahuan baik, 3 (30%) ibu dalam kategori cukup dan 5 (50%) ibu dalam katagori kurang. Salah satu dalam menangani diare yaitu dengan memberikan cairan yang lebih banyak dan tidak menghentikan asupan makanan. Pengetahuan dan peran orang tua dalam penanganan awal pada kasus diare sangat diharapkan. Berdasarkan latar belakang diatas pengetahuan tentang penanganan diare secara awal masih rendah, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran”.
4
B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu “Bagaimana Tingkat Pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare di posyandu Sari Mulyo VI di desa Pringanom Masaran Sragen?“. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1 – 5 tahun tentang penanganan diare di posyandu Sari Mulyo VI desa Pringanom Masaran Sragen. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak Balita 1-5 tahun tentang penangan diare di posyandu Sari Mulyo VI di desa Pringanom Masaran dalam tingkat baik. b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak Balita 1-5 tahun tentang penangan diare di posyandu Sari Mulyo VI di desa Pringanom Masaran dalam tingkat cukup. c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak Balita 1-5 tahun tentang penangan diare di posyandu Sari Mulyo VI di desa Pringanom Masaran dalam tingkat kurang.
5
D. Manfaat penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah
informasi
tentang
tingkat
pengetahuan
ibu
yang
mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penangan diare. 2. Bagi diri sendiri Untuk mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitan. 3. Bagi institusi a. Puskesmas Dapat menambah masukan pengetahuan tentang penanganan diare dalam membarikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi. b. Pendidikan Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare. E. Keaslian studi kasus Berdasarkan penelusuran perpustakaan penulis menemukan penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu sebabagai berikut: Puji Rahayu (2008), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Grogol Sukoharjo” dengan menggunakan metode penelitian deskritif, sampel berjumplah 112
6
responden untuk mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tingkat pengetahuan sedang (52%) rendah (27%) dan tinggi (21%) dengan karesteristik tingkat pendidikan
mayoritas SMA (53%)
umur 20-35 tahun (53%) bekerja sebagai IRT (52%) dan memiliki jumlah anak 1 (45%). Kesimpulan dari Tingkat Pengetahuan Ibu balita di wilayah kerja puskesmas Grogol Sukoharjo mayoritas sedang (52%). Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitianya diskriptif variabel, analisis data, kuesioner dan judul yang digunakan sedangkan perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi, waktu, tehnik pengambilan sampel dan jumlah sampel. F. Sistematika penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh karya tulis ilmiah ini. Penulis menguraikan sistematika penulisan bab 1 sampai dengan bab V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan BAB II TNJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori yaitu pengertian pengetahuan, pengertian diare, penyebab diare, tanda dan gejala diare, pencegahan diare, perawatan dan pengobatan diare, penanganan
7
diare, komplikasi diare, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan pengambilan sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian, jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan, pembahasan dan keterbatasan dalam penelitian BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang di tunjukan Bagi peneliti selanjutnya, Puskesmas dan bagi STIKES Kusuma Husada Surakarta. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a. Pengertian 1) Berdasarkan bahasa, pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya (Mubarak,dkk. 2007). 2) Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2003). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), menyatakan bahwa pengetahuan memiliki 6 tingkat pengetahuan yaitu 1) Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak dapat sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang di ketahui tersebut.
8
9
3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan prinsip tersebut pada situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menjabarkan,
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara kompone atau bagan-bagan terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis
menunjukan
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang di miliki. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilian terhadap suatu objek tertentu, penelian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Menurut Mubarak,dkk. (2007), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu 1) Pendidikan Berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Makin
10
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi karena makin banyak pengetahuan yang mereka
miliki
dan
sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikanya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan. 2) Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi (mental). 4) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
mrmperoleh
pengetahuan yang baru. d.
Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan sesuai tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).
11
Menurut
Riwidikdo
(2010),
tingkat
pengetahuan
dapat
dikatagorikan dalam beberapa katagori seperti baik, cukup dan kurang, yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation).
2.
1)
Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2)
Cukup, bila nilai mean 1 SD < x < mean + 1 SD
3)
Kurang, bila nilai responden (x) < mean 1 SD
Anak Balita a.
Pengertian Menurut UU.No.20 Tahun 2003 anak balita yaitu anak balita sebagai masa emas atau “golden age” yaitu insan manusia yang berumur 0-6 tahun, meskipun sebagian pakar menyebutkan anak balita adalah anak rentang usia 0-8 tahun (Depkes, 2011). Anak adalah manusia yang masih kecil dan berumur 6 tahun (KBBI, 2005). Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muaris. H, 2006). Balita adalah anak usia 12 – 59 bulan ( Depkes RI, 2005).
12
b.
Ciri-ciri Anak Balita Menurut Depkes (2005), ciri-ciri anak balita antara lain sebagai berikut: 1) Usia 1 sampai 2 tahun a) Memperhatikan lingkungan sekitar dan ingin memegang apa saja. b) Tidur siang lama sekali. c) Bermain sendiri sebentar-sebentar. d) Memperhatikan semua bagian-bagian tubuhnya. e) Mulai mengenali orang-orang di dekatnya secara lebih intens. f)
Menolak orang yang belum terbiasa dengannya.
g) Mulai memberikan persetujuan dan penolakan dengan bahasa tubuh dan kata yang terbatas.
2) Usia 2 sampai 3 tahun a) Berlari, memanjat, mendorong, sangat aktif. b) Mulai menunjukkan eksitensi dirinya dengan kemandirian terbatas, makan sendiri dengan tangan, sendok, cangkir. c) Dapat melepas sendiri sebagian pakaiannya. d) Mulai memperhatikan alat kelamin dan mulai mengerti perbedaan kelamin. e) Tidur lebih sedikit, mudah bangun. f)
Menyukai rutinitas.
13
g) Mengandalkan kedekatan dengan orang-orang diakrabinya dan kecewa jika mereka tidak ada. h) Ingin melakukan segala sesuatu sendiri. i)
Keras kepala dan mudah berubah-ubah pikiran.
j)
Menpunyai watak dan suasana hati yang mudah berubah.
k) Suka
meniru
orang
dewasa,
terutama
yang
dekat
dengannya. l)
Senang bermain dengan anak yang seusianya.
m) Belum mampu berbagi, menunggu, bergiliran, mengalah. n) Menyukai permainan air. o) Sering menggunakan kata-kata tunggal dan kalimat-kalimat pendek. p) Cenderung bersifat negatif dan mengatakan tidak. q) Mulai mampu berimajinasi secara terbatas. r)
Pemahamannya melebihi apa yang mampu diucapkannya.
3) Usia 3 sampai 4 tahun a) Senang berlari, melompat, dan memanjat. b) Makan dan minum sendiri dengan rapi. c) Dapat membawa cangkir dan minuman tanpa tumpah. d) Dapat berpakaian dan melepas pakaiannya sendiri. e) Tidak menyukai tidaur siang namun melakukan permainan yang terarah dan tenang.
14
f)
Membutuhkan
persetujuan
dari
orang
dewasa
dan
melakukan perintah-perintah sederhana. g) Sangat peka terhadap ungkapan tidak setuju. h) Selalu ingin diikutsertakan. i)
Ingin tahu yang besar.
j)
Mulai mampu berimajinasi dengan baik, dan cenderung memiliki teman khayal, takut terhadap gelap.
k) Dapat mulai menunggu giliran, mulai mengalah. l)
Mampu bermain sendiri dengan baik, namun cenderung menjadi ribut jika bermain bersama.
m) Mulai dapat memikul tanggung jawab, seperti merapikan mainan, mematikan TV dan film yang ditontonnya. n) Dekat dengan orang tua yang berbeda jenis kelamin. o) Mulai melepaskan perasaan tidak enak dengan merengek dan menangis, ekspresif. 4) Usia 4 sampai 5 tahun a) Semakin mampu mengkoordinasikan diri dengan baik. b) Sangat aktif. c) Mempunyai kebiasaan membersihkan diri dengan baik. d) Memulai segala sesuatu namun tidak menyelesaikannya. e) Suka memerintah dan membual. f)
Bermain dengan anak lain tetapi menonjolkan diri sendiri.
g) Suka bertengkar namun cepat berbaikan kembali.
15
h) Mampu berbicara dengan lancar dan senang menceritakan dirinya serta cenderung dilebih-lebihkan. i)
Memiliki imajinasi yang sangat aktif.
j)
Berada pada tahap bagaimana? Dan mengapa?
k) Mulai menunjukkan ketergantungan pada teman sebaya. c. Masalah pada anak balita Menurut Prabowo (2011), bayi dan anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun sempurna. Sebagian besar penyakit anak tidak berbahaya dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan
sementara.
Beberapa
jenis
lainnya
sangat
berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Penyakit anak yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara antara lain adalah 1) ISPA ISPA adalah infeksi pada saluran pernapasan atas yang biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat atau meler, demam dan mungkin juga batuk. Jenis umum ISPA adalah pilek dan flu. Cara terbaik untuk mengatasi masalah ISPA adalah dengan memperbanyak beristirahat. Pilek dan flu biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja dan tidak perlu penanganan dokter. Jika gejala memburuk atau tidak kunjung membaik, konsultasikan dengan dokter karena mungkin ada infeksi (lain)
16
yang lebih serius. Beberapa jenis flu sangat berbahaya sehingga perlu penanganan cepat. 2) Infeksi radang tenggorokan Radang tenggorokan dapat merupakan tanda awal pilek, tapi juga dapat merupakan gejala penyakit tersendiri yang disebut infeksi radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri streptococcus b. Pada radang tenggorokan yang merupakan awal pilek, gejala biasanya menghilang sendiri setelah beberapa hari. Jika radang tenggorokan anak anda berlangsung lebih dari empat hari, diikuti demam tinggi, bintik-bintik merah terang dan nanah putih di bagian belakang langit-langit, amandel dan kesulitan menelan,
konsultasikan
ke
dokter
karena
kemungkinan
penyebabnya adalah infeksi radang tenggorokan. Infeksi radang tenggorokan terjadi pada saluran pernapasan atas, namun dokter umumnya tidak
menyebutnya
sebagai
ISPA
karena
tidak
menimbulkan gejala lain seperti hidung tersumbat atau meler dan batuk. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik. 3) Rhinitis alergi Rhinitis alergi adalah peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi. Pemicunya adalah alergi luar ruangan seperti serbuk sari atau alergi dalam ruangan seperti bulu hewan peliharaan, jamur dan debu. Tanda dan gejala rhinitis alergi termasuk hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, mata
17
berair dan gatal, sakit kepala, nyeri wajah dan kelelahan. Dokter dapat meresepkan antihistamin oral, semprotan kortikosteroid nasal dan suntikan alergi untuk mengobati rhinitis alergi yang parah. 4) Infeksi telinga tengah Infeksi telinga tengah (otitis media) sangat umum pada balita, yang
biasanya
mengikuti
flu.
Tiga
dari
empat
anak
setidaknya pernah mendapatkan satu infeksi telinga pada saat mereka berusia 3 tahun. Gejala umumnya adalah demam, cairan bening mengalir dari salah satu atau kedua telinga, sakit kepala, tidak menanggapi suara dan mengeluhkan rasa sakit atau menarik-narik telinga. Kebanyakan infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan antibiotik. Infeksi biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pengobatan mungkin diperlukan hanya untuk meredakan demam yang terlalu tinggi dan mengurangi nyeri. Infeksi telinga tengah yang berulang dapat menyebabkan congekan
(otitis
media
dengan
efusi),
di
mana
cairan
lengket terakumulasi dan dapat memengaruhi pendengaran. Jika anak anda mendapatkan masalah ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi perawatannya.
18
5) Cacar air Cacar air disebabkan oleh salah satu jenis virus herpes. Gejala khas cacar air adalah bintik-bintik merah di tubuh yang berubah menjadi benjolan-benjolan bening berisi air yang gatal dan menyebar di seluruh tubuh dalam beberapa hari. Terdapat vaksin untuk cacar air. Namun, jika anak anda tidak mendapatkannya, penyakit ini biasanya cukup mudah untuk dilalui dan dia hanya perlu berurusan dengannya sekali seumur hidup. Itulah mengapa jarang sekali orang dewasa yang terkena cacar air, karena mereka telah mendapatkannya sewaktu anakanak. Jika anak anda terkena cacar air, pemberian krim topikal mungkin membantu untuk mengurangi gatal-gatal. Pereda demam tidak dibutuhkan kecuali suhu tubuhnya mencapai 39 C atau lebih. Sementara itu, karena virus cacar air sangat menular, sebaiknya anda mengarantina anak di rumah dan tidak membiarkannya bermain-main dengan anak lain sampai dia benar-benar sembuh. 6) Diare Diare yang mungkin juga disertai muntah, bukanlah penyakit tetapi gejala dari penyakit tertentu. Penyebab diare paling umum adalah infeksi virus. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, efek samping antibiotik dan keracunan.
19
Diare biasanya tidak berbahaya dan hanya menyebabkan dehidrasi ringan, yang ditandai oleh mulut sedikit kering, peningkatan rasa haus dan penurunan jumlah urin. Namun, anda perlu waspada bila anak anda menunjukkan tanda-tanda dehidrasi sedang dan berat seperti frekuensi buang air kecil yang sangat menurun, kurangnya air mata ketika menangis, mulut kering dan mata cekung. Hal terpenting ketika mendapatkan diare adalah memastikan kecukupan
asupan
cairan.
Diare
dan
muntah
banyak mengeluarkan cairan, garam dan gula dari tubuh, sehingga harus diganti. Berikan anak anda cairan elektrolit (misalnya oralit), jus buah atau minuman manis. Bila anda dapat menjaga kecukupan asupan cairan, kondisi anak anda tidak akan berbahaya, bahkan jika gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam. Jika diare parah, terus berlangsung lebih dari 24 jam atau anak anda kesulitan mendapatkan asupan cairan melalui mulut, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan memberikan obat anti diare kepada anak-anak tanpa petunjuk dokter. 7) Masalah kulit Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Reaksi obat,
infeksi,
gigitan
serangga,
parasit
dan
alergi
dapat menyebabkan masalah kuli. Kebanyakan masalah kulit
20
menghilang sendiri tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa jenis masalah kulit dapat merupakan tanda penyakit serius. Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang paling umum pada
anak
yang
disebabkan
oleh
reaksi alergi
atau
hipersensitivitas kulit yang bersifat genetik. Kulit anak menjadi sangat gatal dan meradang, kemerahan, menonjol, retak, pecah dan
mengelupas.
Beberapa
faktor
dapat
memicu
atau
memperburuk dermatitis atopik, termasuk alergi, paparan sabun yang keras, deterjen, krim kulit dan cuaca dingin. Impetigo adalah masalah kulit lain yang dapat muncul dan disebabkan infeksi bakteri. Penyakit ini biasanya ditandai bintik-bintik atau parut kerak berwarna madu di sekitar mulut dan hidung. Penyakit kulit lain yang dapat muncul pada anak antara lain adalah scabies (kudisan), dermatitis seboroik dan dermatitis kontak. Banyak ruam kulit memiliki penampilan yang sama, sehingga sulit untuk mengetahui penyebabnya tanpa diagnosis yang tepat. Kapan pun anak anda memiliki masalah kulit yang terlihat serius, konsultasikan dengan dokter anda i.
Diare a.
Pengertian 1) Diare adalah buang air besar yang lebih sering, lebih banyak dan dengan konsisten yang lebih lembek atau encer dari biasanya (Sofwan, 2010).
21
2) Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer atau frekuensi lebih banyak dari biasanya, neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Rukiyah&Yulianti, 2010). 3) Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi, 2010). b.
Macam Diare Menurut pedoman dari laboratorium atau UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga dalam Nursalam, dkk. (2005), diare dapat di kelompokan menjadi: 1) Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari. 2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari. 3) Diare kronik bila berlangsung lebih dari 14 hari. Sedangkan menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat di kelompokan atau di klasifikasikan menjadi: 1) Diare akut, terbagi atas a) diare dengan dehidrasi berat b) diare dengan dehidrasi ringan atau sedang c) diare tanpa dehidrasi.
22
2) Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas a) diare persisten dengan dehidrasi dan b) diare persisten tanpa dehidrasi. 3) Disentri apabila diare berlangsung di sertai dengan darah. c.
Penyebab Diare Menurut Dewi (2010), diare dapat di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah: 1) Faktor infeksi a) Infeksi Enternal yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan peyebab utama terjadi diare pada anak yang meliputi: (1) Bakteri
:
Vibrio,
ecoli,
salmonella,
shigela
camplylobacter, yersini, areomonas. (2) Virus
: Enterovirusseperti virus ECHO, cocsackie,
poliomyelitis, adenovirus, rotavirus. (3) Parasit
:
Cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris,
dan stronglodies), protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, dan trichomonas hominis), serta jamur (candida albicans). (4) Infeksi Parental yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan seperti, otitis media akut,
tonsilofaringitis, brenkopneumonia, ensefalitis.
23
2) Malabsorsi a) Karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) serta monosakarida (intoleransi glikosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa. b) Lemak c) Protein 3) Faktor Makanan : Makanan basi, beracun dan alergi. 4) Psikologis : Rasa takut dan cemas. d.
Tanda dan gejala Diare Tanda dan gejala diare adalah mula-mula bayi dan anak akan menjadi cengeng, rewel, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan dan minum menurun, tinja cair di sertai lendir dan darah (Dewi, 2010). Menurut R, Aden (2010), bila balita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolik, maka gejala dehidrasi mulai nampak yaitu: 1) Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. 2) Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubunubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). 3) Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
24
e.
Pencegahan diare Menurut Sowfan (2010), Lebih baik kita mencegah, ketimbang mengobati.
Pedoman
ini
harus
dipahami,
adapun
langkah
pencegahan yang tepat dan efektif adalah sebagai betikut: 1) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Berikanlah ASI eksklusif selama enam bulan pertama usia bayi, ASI menambah daya tahan anak terhadap berbagai infeksi serta mengurangi resiko alergi pada anak. ASI eksklusif akan membantu sistem saluran pencernaan bayi berkembang lebih baik. Tidah hanya itu saja, ASI eksklusif juga akan menambah flora normal (bakteri baik ) yang ada di dalam usus. 2) Memperbaiki makanan pendamping ASI Perkenalkan makanan padat ketika anak memasuki usia 6 bulan keatas (proses penyapihan). ASI tetap di berikan dengan tambahan makanan padat lainya. Pemberian makan padat harus di sesuaikan dan bertahap, mulai dari makanan lunak, kemudian makanan yang di potong kecil-kecil, hingga akhirnya di berikan dalam bentuk utuh dan jangan membiasakan memberkan makanan setengah mateng pada anaknya, serta memberikan makanan yang diolah di olah secara higienis. Jajan sembarangan juga dapat menjadi salah satu penyebab diare.
25
3) Mengunakan air bersih Air merupakan salah satu media penularan berbagai kuman (virus, bekteri, parasit atau jamur). Air yang tidak bersih dapat menyebabkan diare akut, air yang bersih baik untuk memasak, mencuci tangan, mencuci botol susu, mencuci pakaian ataupun untuk di minum. Cara pencucian botol susu yang salah merupakan salah satu penyebab diare pada bayi. Langkah-langkah pencucian botol susu yang bener sebagai berikut: a) Cuci tangan anda dengan sabun dan air bersih terlebih dahulu. b) Cuci bersih botol dan dotnya dengan air bersih dan sabun sampai ke bagian dalamnya bilas hingga bersih. c) Rendam dan masak botol serta dot ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit. d) Setelah itu angkat dan letakkan di tempat yang bersih dan sreril. e) Biarkan botol dan dot kering secara alami. f)
Botol dan dot sudah bisa di gunakan.
4) Sering mencuci tangan Biasakan anak untuk sering cuci tangan, baik sebelum maupun sesudah makan, sebelum maupun sesudah buang air besar, sesudah bermain dan sesudah beraktivitas di luar rumah.
26
5) Menggunakan jamban Jamban atau toilet yang bersih sangat penting. Sanitasi dan kebersihan lingkungan sangat membantu mengurangi risiko diare pada anak. Usahakan selalu buang air besar di jamban. Jangan lupa juga untuk membersihkan jamban secara teratur. 6) Membuang tinja dengan benar Tinja ataupun popok bayi yang bekas pakai perlu di buang ke tempat yang benar. Jangan sembarangan membuang popok bayi. Setelah di buang ke tempat yang benar, jangan lupa untuk mencuci tangan. f.
Perawatan dan pengobatan Perawatan atau pengobatan diare perlu di lakukan secara dini dan cepat. Pengobatan ini bisa di mulai saat kejadian diare yang sedang di alami. Banyaknya penderita yang tidak menunjukkan tanda dehidrasi tetapi terancam bahaya dehidrasi. Walaupun penderita ini tidak memerlukan larutan oralit, mereka harus minum cairan yang cukup di rumah untuk mengganti cairan yang di butuhkan sehari-hari (Sofwan, 2010). Tindakan pengobatan yang di lakukan di rumah adalah titik tolak keberhasilan pengobatan penderita tanpa dehidrasi
yang datang
kesarana kesehatan. Juga mendorong si ibu untuk memberikan pengobatan di rumah secepat mungkin ketika penyakit diare menyerang anak-anak (Sofwan, 2010).
27
Menurut WHO dalam Sowfan (2010), untuk penanganan diare pada anak mengenal istilah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang terdiri dari: 1) Berikan oralit Langkah pertama dalam penangan diare pada anak adalah memberikan oralit. Oralit di berikan pertama kali anak diare sampai diare berhenti. Dapat juga membuat larutan garam – gula atau garam - tajin di rumah. Tabel 2.1 Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garamtajin Larutan garam gula
Larutan garam tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 sendok gula pasir dan seperempat makan munjung (100 garam) sendok teh garam dapur dan 1 tepung beras, 1 sendok teh (5 gelas (200 ml) air matang
gram) garam dapur, 2 liter air
Setelah diaduk rata maka akan Setelah diperoleh larutan gula garam mendidih yang siap digunakan
dimasak akan
hingga diperoleh
larutan garam-tajin yang siap digunakan
Sumber: Adipedia (2009). 2) Berikan Zink selama 10 hari secara berturut-turut Langkah kedua yang perlu di lakukan untuk menangani diare adalah memberikan Zinc (seng) selama 10 hari berturutturut. Terapi diare dengan menggunakan tambahan Zinc masih merupakan kesepakatan dan pedoman yang tergolong baru, sehingga tidak heran bila belum banyak orang tua mengetahui
28
tentang terapi Zinc ini. Zinc adalah zat gizi mikro yang ada di dalam tubuh dan berguna untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc merupakan salah satu mineral yang yang penting bagi tubuh, Zinc juga membantu meningkatkan sistem imun. Konsumsi Zinc sekalipun tidak dalam kondisi diare terbukti akan membuat anak lebih sehat, lebih kebal terhadap berbagai penyakit dan menggurangi kemungkinan anak terkena diare hingga beberapa waktu ke depan. Zinc di berikan 10 hari berturut-turut satu kali sehari, sekalipun diare telah berhenti, misalnya setelah tiga hari, pemberian Zinc tetap di lanjutkan karena Zinc akan meningkatkan sistem imun anak dan mengurangi angka kejadian diare berulang hingga 3 bulan ke depan. 3) Teruskan ASI-Makan Langkah ketiga adalah teruskan ASI (Air Susu Ibu) dan makan. Pemberian ASI untuk bayi tetap di teruskan pada saat diare, bagitu juga dengan pemberian makanan sehari-hari pada anak yang lebih besar. ASI tidak menyebabkan diare, justru dapat membantu mencegah diare. Makanan sehari-hari tetap di lanjutkan dan cobalah perbanyak makanan berkuah, seperti sup, sereal, dan kuah sayur-sayuran.
29
Tabel 2.2 makanan yang dianjurkan dan perlu dihindari Makanan yang di anjurkan
Makanan
yang
perlu
di
hindari Makanan yang mengandung Minuman tepung,
seperti
dengan
pemanis
beras, buatan
kentang, bakmi, biskuit Sereal (bubur, gandum)
Minuman bersoda
Sup
Makanan mengandung
berlemak
atau
lemak
dalam
jumlah tinggi Yogurt
Makanan atau minuman yang terbuat dari gula sederharna, seperti jus apel buatan, sereal dengan pemanis buatan.
Sayur-sayuran
dan
buah-
buahan Sofwan, Rusdianto ( 2010). 4) Antibiotika selektif Langkah ke empat dalam penanganan diare pada anak adalah antibiotika selektif. Maksutnya adalah cobalah untuk tidak memberikan antibiotika secara sembarangan ketika anak diare. Banyak orang tua yang terkadang “sok pinter” dan langsung memberikan anak antibiotika ketika diare. Terkadang setelah di berikan antibiotika diare malah bertambah parah. Antibiotika hanya di gunakan untuk membunuh bakteri saja.
30
5) Nasihat untuk ibu dan keluarga Langkah kelima tidak termasuk kontek penanganan diare, melainkan lebih kepada edukasi para orang tua mengenai perlunya kewaspadaan bila terjadi hal-hal yang lebih serius terhadap diare yang di alami anaknya. Dokter dan praktisi kesehatan lainnya perlu mengedukasi para orang tua mengenai cara pembuatan dan pemberian oralit, Zinc dan informasi seputar diare akut Tabel 2.3 tanda-tanda balita yang harus dibawa ke tenaga kesehatan Segera bawa anak ke dokter atau tenaga kesehatan lainya bila anak mengalami salah satu atau lebih tanda di bawah ini 1.
Buang air besar cair lebih sering
2.
Muntah berulang-ulang dalam jumlah yang sangat banyak
3.
Mengalami rasa haus yang nyata
4. Tidak mau maka dan minum 5. Demam tinggi 6. Tinja berdarah 7. Tidak membaik dalam tiga hari
g.
Sofwan, Rusdianto (2010). Penanganan diare Hingga saat ini masih saja sebagian masyarakat, bahkan sebagian klinisi yang masih meyakini bahwa pengobatan diare pada anak tidak akan mantap bila tidak disertai antibiotika. Secara umum penatalaksanaan diare akut bukan dengan pemberian antibiotika atau
31
obat lainnya tetapi ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rational. Diare pada anak masih merupakan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama
pada
anak
umur
1-4
tahun,
yang
memerlukan
penatalaksanaan yang tepat dan memadai (Judarwanto, 2012). Menurut R. Aden (2010), penanganan pertama diare pada bayi dan balita dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Makan dan Minum Untuk bayi dan balita masih diberikan ASI (Air Susu Ibu), teruskan minum ASI. Bagi anak yang sudah tidak minum ASI, makan dan minum seperti biasa untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang 2) Garam Oralit Berikan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, perlu diperhatikan bagi orang tua mengenai cara pemberian oralit yang benar. Caranya adalah minum segelas oralit sedikit demi sedikit, dua sampai tiga teguk, kemudian berhenti selama tiga menit. Hal ini harus diulangi terus menerus sampai satu gelas oralit habis. Minum satu gelas dapat memicu muntah dan buang air besar.
32
3) Segera periksakan anak ke dokter atau tenaga kesehatan lainya bila diare lebih dari 12 jam atau bila bayi anda tidak mengompol dalam waktu 8 jam, suhu badan lebih dari 39°C, terdapat darh dalam tinjanya, mulutnya kering atau menangis tanpa air mata dan luar biasa mengantuk dan tidak ada respon. Sedangkan penanganan diare menurut Judarwanto (2012), di bagi menjadi 2 yaitu: 1) Penanganan diare tidak perlu Antibiotika a) Sebagian
besar
kasus
diare
tidak
memerlukan
pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotika hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). b) Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi atau pada anak atau bayi yang menunjukkan secara klinis gejala yang berat serta berulang atau yang menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala sepsi c) Zinc atau disebut juga dengan Seng merupakan mikronutrien esensial, artinya walaupun dibutuhkan
33
dalam jumlah yang kecil tetapi sangat penting artinya dalam mempertahankan fungsi normal tubuh. Zinc berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA) dan protein. Maka bila terjadi defisiensi Zinc dapat menghambat
pembelahan
sel,
pertumbuhan
dan
perbaikan jaringan. Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi. Peranan penting Zinc dalam tubuh manusia dan berbagai penelitian yang menunjukkan Zinc dapat digunakan sebagai tatalaksana diare. Maka pemberian Zinc telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan Unicef d) Probiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cernaa sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus
34
sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi. Dengan
mencermati
fenomena
tersebut
bakteri
probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus
maupun
mikroorganisme
lain,
pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional (antibiotic associated diarrhea). e) Mikroekologi mikrobiota yang rusak oleh karena pemakaian antibotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory IgA (SIgA).
35
b.
Penanganan Umun diare Menurut Judarwanto (2012), penanganan umum diare antara lain: a)
Makan dan Minum Untuk bayi dan balita yang masih diberi ASI, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu). Bagi anak yang sudah tidak minum ASI, makan dan minum seperti biasa untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
b)
Garam Oralit berikan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Perlu diperhatikan bagi orang tua mengenai cara pemberian oralit yang benar. Caranya adalah minum segelas oralit sedikit demi sedikit, dua sampai tiga teguk, kemudian berhenti selama tiga menit. Hal ini harus diulang terus menerus sampai satu gelas oralit habis. Minum oralit satu gelas sekaligus dapat memicu muntah dan buang air besar.
c)
Segera periksakan anak ke dokter bila diare lebih dari 12 jam atau bila bayi anda tidak mengompol dalam waktu 8 jam, suhu badan lebih dari 39°C, terdapat darah dalam tinjanya, mulutnya kering atau menangis tanpa air mata dan luar biasa mengantuk atau tidak ada respon.
36
d)
Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di beberapa penelitian.
e)
Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah
atau
menanggulangi
dehidrasi
serta
gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. f)
Terapi cairan yang paling utama penanganan diare adalah pemberian terapi cairan. Pelaksanaan pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parenteral. Pemberian secara oral dapat dilakukan untuk
dehidrasi
menggunakan
ringan
pipa
sampai
nasogastrik,
sedang
dapat
walaupun
pada
dehidrasi ringan dan sedang, bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang hebat ( > 100 ml/kg/hari ) atau mutah hebat ( severe vomiting ) dimana penderita tak dapat minum sama sekali atau kembung yang sangat hebat ( violent meteorism ) sehingga rehidrasi
37
oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan dehidrasi panenteral walaupun sebenarnya dehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi. g)
Dehidrasi dengan mengganti defisit. Dehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oralit sesuai dengan defisit yang terjadi
h.
Komplikasi diare Menurut Nursalam, dkk. (2005), sebagai akibat dari diare dan kehilangan cairan serta elektrolik secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut: 1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). 2) Renjatan hipovolemik. 3) Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah dan bradikardi). 4) Intoleransi sekunder akibat vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktose. 5) Hipoglikemia. 6) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik. 7) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
38
Tabel 2.4 Untuk mengetahui keadaan dehidrasi dapat di lakukan penilaian sebagai berikut: Penilaian 1. Lihat: keadaan umum Mata
A Baik, sadar
B Gelisa, rewel
C Lesu, lunglai atau tidak sadar
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Sangat cekung dan kering Sangat kering
Mulut dan lidah Rasa haus
Basah Kering Sangat kering Minum biasa Haus, ingin minum Malas minum tidak haus banyak atau tidak bisa minum Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat Tanda dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat, atau sedang,kriteria ktiteria bila ada 1 tanda *
2. Periksa: Turgo kulit 3. Hasil Pemeriksaan
Bila ada 1 tanda di Di tambah 1 tambah 1 tanda atau atau tanda lain lebih tanda lain 4. Terapi Rencana terapi Rencana terapi B Rencana terapi A C *Tanda – tanda yang dapat di periksa: timbang berat badan, ubun- ubun besar, kencing, nadi dan pernapasan atau tekanan darah Sumber : Depkes. 2002. Buku Ajar Diare, Jakarta
39
B. Kerangka Teori Kerangka teori tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare ditunjukan dalam skema berikut:
Tingkat pengetahuan: 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi
pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
Anak balita 1. Pengertian anak balita 2. Pengertian anak 3. Pengertian balita 4. Ciri-ciri anak balita 5. Masalah anak balita
Diare: 1. Pengertian 2. Macam diare 3. Penyebab diare 4. Tanda dan gejala 5. Pencegahan 6. Perawatan dan pengobatan 7. Penanganan 8. Komplikasi
1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. informasi \\ Gambar 2.1 Kerangka teori tingkat pengetahuan penanganan diare Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010) & Sofwan (2010)
40
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1 – 5
Baik
Cukup
tahun tentang penangan diare Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk mendiskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang diperoleh (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1 – 5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Desa Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian merupakan tempat yang dilakukan oleh penelitian dalam melakukan tugas penelitianya (Hidayat, 2007). Lokasi penelitian yang digunakan oleh penelitian adalah Posyandu Sari Mulyo VI di desa Pringanom Masaran Sragen. 2. Waktu Waktu peneltian merupakan waktu penelitian tersebut dilakukan (Notoatmdjo, 2010). Penelitian dilaksanakan di Desa Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen pada tanggal 18 – 26 April 2013.
41
42
C. Populasi, Sempel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang digunakan
pada penelitian ini
adalah semua ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun yang tercatat di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran Sragen sebanyak 49 orang. 2.
Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2010). Jika besarnya subjek populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah keseluruhan dari populasi yang berjumlah 49 ibu yang memiliki anak balita 1-5 tahun.
3.
Tehnik pengambilan sampel Tehnik pengambilan sampel merupakan tehnik pengambilan sempel untuk
menentukan
sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian
(Sugiono, 2008). Tehnik pengambilan sempel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu penggambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Arikunto, 2006).
43
D. Instrumen Penelitian 1.
Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang di isi oleh responden dengan jumlah 30 soal. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, di mana responden tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Jenis kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup, dimana responde hanya memilih jawaban “Benar” atau “salah”. Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable (pernyataan positif) jika menjawab “Benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “Salah” mendapat nilai 0, dan pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) jika menjawab “Salah” mendapatkan nilai 1 dan menjawab “Benar” mendapatka nilai 0. Penggisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007).
44
Tabel 3.1 Kisi- kisi kuesioner No. Aspek Pernyataan favorable 1
Pengertian diare 2 Macam diare 3 Penyebab diare 4 Tanda dan gejala diare 5 Pencegahan diare 6 Perawatan dan pengobatan 7 Penanganan 8 Komplikasi diare Total jumlah soal
Jumlah Unfavorable
1, 2
2
3 4, 5 6, 8
7
1 2 3
9, 12,
10,11,13,14,15 7
16,17,20,21,25
18,19,26
8
27
3 1
22,23,24
27
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas (Hidayat, 2007). Uji validitas dan reabilitas kuesioner ini dilakukan di Posyandu Sari Mulyo V Bakung Masaran Sragen, dengan jumlah 30 responden 2.
Uji Validitas Menurut Riwidikdo (2010), validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Test hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada sesuatu yang di ukurnya. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, dengan penghitungan komputer dengan SPSS. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel dengan nilai signifikansi r tabel 0,05 atau 0.361.
45
Rumus pearson product moment : ݎൌ
ܰǤ σ ܺǤ ܻ െ σ ܺǤ σ ܻ
ඥሼܰ σ ܺ ଶ െ ሺσ ܺሻଶ ሽሼܰ σ ܺ ଶ െ ሺσ ܻሻଶ ሽ
Keterangan : N
: Jumlah responden.
r
: Koefisien korelasi product moment.
X
: Skor pertanyaan.
Y
: Skor total.
XY
: Skor pertanyaan dikalikan setor total.
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di Posyandu Sari Mulyo V Bakung Masaran Sragen pada 30 responden dengan jumlah soal 30 pernyataan dikatakan valid karena ݎ௧௨ > 0,361, didapatkan 3 soal yang tidak valid yaitu 21, 22 dan 30 karena sudah ada soal yang mewakili pernyataan tersebut yang valid. Dengan adanya soal yang tidak valid tersebut maka peneliti menghilangkan 3 soal tersebut. Sehingga soal yang digunakan penelitian sejumlah 27 soal. 3.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya, hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kematengan (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji reabilitas dengan rumus alpha cronbach dengan bantuan computer SPSS for windoes. Kuesioner atau angket
46
dikatakan koefisien jika memiliki alpha cronbach minimal 0,75 (Riwidikdo, 2010).
Rumus Alpha Cronboach adalah sebagi berikut : ݎ ൌ
ିଵ
ቀͳ െ
σ ௦మ ௦మ
ቁ
Keterangan : ri
: Reliabilitas instrument.
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
s ݐଶ : Variabel total. Dari hasil uji reliabilitas yang telah peneliti lakukan, didapatkan nilai alpha 0,836 > 0,75. Sehingga kuesioner ini dapat dikatakan reliabel untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. E. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan sebagai atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan lembar kuesioner pada ibu yang memiliki anak balita umur 1-5 tahun, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1.
Data primer
47
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek atau subyek
penelitian
oleh
peneliti
perorangan
maupun
organisasi
(Riwidikdo, 2010). Data primer pada penelitian ini berasal dari responden, dengan cara penelitian membagikan lembar kuesioner tentang pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun dengan penanganan diare kepada responden. 2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder pada penelitian ini bersumber dari data rekam medis bidan desa di Desa Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen berapa jumlah balita umur 1-5 tahun di Posyandu tersebut.
F. Variabel Penelitian Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota –anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare.
48
G. Definisi Operasional Yaitu defenisi yang membatasi ruang lingkup atau variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010) Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel
Defenisi operasional
Skala
Pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 15 tahun tentang penanganan diare
Kemampuan Ordinal ibu dalam menjawab penyataan tentang penanganan diare pada anak balita.
Skala ukur
Alat ukur
1. Baik bila nilai Kuesioner responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD < x <mean + 1 SD 3. Kurang bila nilai reponden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1.
Pengolahan data Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul yaitu pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengumpulan data ini terdiri dari: a.
Editing Editing adalah merupakan kegiatan untuk mengecek dan perbaikan isian dari kuesioner. Hasil wawancara, angket atau
49
pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyutingan (Editing) terlebih dahulu. b.
Coding Apabila setelah kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah dan berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c.
Memasukan Data (DataEntry) atau processing Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program “software” komputer. Salah satu program yang paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah program SPSS for window.
d.
Tabulating Memasukan data jawaban responden dalam tabel sesuai skor jawaban kemudian dimasukan dalam tabel yang telah di siapkan (Arikunto, 2006).
e.
Pembersihan Data (cleaning) Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan pembentukan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
50
2.
Analisis data Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun menggunakan bantuan komputer, tidak akan makna tanpa dianalisis. Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan
atau
mendiskripsikan
karakteristik
setiap
variabel
penelitian. Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 tingkat yaitu a.
Baik, bila responden (x) > mean + 1 SD.
b.
Cukup, bila nilai mean -1 SD < x <mean + 1 SD.
c.
Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Mean dan Standar Deviation dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Mean = Keterangan
σ௫
:
xi
: Jumlah nilai responden
n
: Banyaknya responden SD =ට
௫σ௫ మ ିሺσ௫ሻమ Ȁ ିଵ
Keterangan : xi ݔଶ
: Jumlah nilai responden dikuadratkan
x
: Jumlah nilai responden
51
n
: Banyaknya responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan standar deviasi tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukan dalam skala pengetahuan adapun proses prosentasi untuk Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran Sragen (Riwidikdo, 2010). Skor prosentasi =
Definisi =
I.
ୗ୩୭୰୷ୟ୬ୢ୧୮ୣ୰୭୪ୣ୦୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ ୭୲ୟ୪ୱ୩୭୰୫ୟ୩ୱ୧୫୳୫୷ୟ୬ ͲͲͳݔΨ ୱୣ୦ୟ୰୳ୱୣୢ୧୮ୣ୰୭୪ୣ୦
୨୳୫୪ୟ୦୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୬ୣ୲ୟ୦୳ୟ୬୧ୠ୳୷ୟ୬ ୫ୣ୫୮୳୬୷ୟ୧ୟ୬ୟ୩ୠୟ୪୧୲ୟଵିହ୲ୟ୦୳୬ ୲୭୲ୟ୪୲୧୬୩ୟ୲୮ୣ୬ୣ୲ୟ୦୳ୟ୬୧ୠ୳୷ୟ୬୫ୣ୫୮୳୬୷ୟ୧ ୟ୬ୟ୩ୠୟ୪୧୲ୟଵିହ୲ୟ୦୳୬
x 100%
Etika Penelitian Menurut sangat
Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yanga
penting
dalam
penelitian,
mengingat
penelitian
kebidanan
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan, yang perlu diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut : 1.
Informed consen Infoemed consen merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan. informed consen diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden
2.
Anonymity (Tanpa Nama) Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
52
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal penelitian Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM Penelitian ini dilakukan di Posyandu Sari Mulyo IV di Desa Pringanom Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Desa Pringanom ini sebelah utara dibatasi oleh Desa Jetak, sebelah selatan dibatasi oleh Desa Pakis, sebelah barat dibatasi oleh Desa Bakung dan sebelah timur dibatasi oleh Desa Pandak. Jumlah Kepala keluarga di Desa Pringanom Masaran Sragen sebanyak 1023 kepala keluarga. Dengan jumlah penduduk pria sebanyak 543 orang dan penduduk wanita sebanyak 480 orang. Jumlah ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun sebanyak 49 orang. B. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut: a. Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Mean
Standar Deviasi
20,92
1,74
Sumber: Data primer dari responden
53
54
b.
Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai anak balita 1- 5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Balita 1-5 tahun Tentang Penanganan Diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom No 1 2 3
Pengetahuan Responden Baik 8 Cukup 31 Kurang 10 Jumlah 49 Sumber : Data primer dari responden
Presentasi 16,33 % 63,26 % 20,41 % 100 %
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1- 5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom, Masaran, Sragen yaitu dalam tingkat baik sebanyak 8 orang ibu (16,33 %), cukup sebanyak 31 orang ibu (63,26 %) dan kurang sebanyak 10 orang ibu (20,41 %). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare di posyandu Sari Mulyo VI Pringanom, Masaran, Sragen terbanyak pada katagori cukup yaitu 31 orang ibu (63,26 %). C. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1- 5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran Sragen yaitu pada tingkat baik sebanyak 8 orang ibu (16,33 %), cukup sebanyak
55
31 orang ibu (63,26 %) dan kurang sebanyak 10 orang ibu (20,41 %). Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) Notoatmodjo (2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur dan informasi Notoatmodjo (2003). Diare adalah buang air besar yang lebih sering, lebih banyak dan dengan konsisten yang lebih lembek atau encer dari biasanya (Sofwan, 2010). Jika diare tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan komplikasi salah satunya dehidrasi yaitu akibat dari kekurangan cairan dan elektrolik dalam tubuh (Dewi, 2010). Penanganan diare tingkat rumah tangga yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu yaitu memberikan makan dan minuman untuk bayi dan balitanya jika bayi dan balita masih minum ASI maka ASI tetap diberikan. Bagi anak yang sudah tidak minum ASI, makan dan minum seperti biasa untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Berikan garam oralit yang di buat sendiri dirumah. Serta tingkat kebersihan anak dan balita juga perlu diperhatikan untuk menghindari terjadiya diare (Wijaya, 2010). Dari
pembahasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1 – 5 tahun tentang penanganan diare di posyandu Sari Mulyo VI terbanyak pada katagori cukup. Hal ini karena masih banyak ibu yang tidak mengerti tentang penanganan diare secara awal dengan membuat cairan oralit dan macam-
56
macam diare. Hal ini kemungkinan dipengaruhi pengalaman ibu sebelumnya tentang penanganan diare. Kurangnya memanfaatkan media massa seperti koran, radio dan TV. Kurangnya informasi yang diberikan dan kurangnya sebagaian ibu untuk memahami penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang penanganan diare pada balita atau kurangnya kesadaran masyarakat terhadap tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan informasi tentang penanganan diare, sehingga responden cukup tau bagaimana cara penanganan diare pada anak mereka dan menjadikan pengetahuan responden menjadi cukup.
57
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan yaitu : 1. Kendala Pada saat posyandu ibu yang mempunyai anak balita 1- 5 tahun yang datang hanya sebagian dan dilakukan penelitian lagi pada hari yang berbeda. 2. Kelemahan a. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” sehingga tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui tingkatan pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun penanganan diare, maka dengan mengambil sempel 49 responden, serta berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpuln sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare dalam katagori pengetahuan baik 8 orang (16,33 %) 2. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare dalam katagori pengetahuan cukup 31 orang (63,26 %) 3. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare dalam katagori pengetahuan kurang 10 orang (20,41 %)
58
59
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita 1-5 tahun tentang penanganan diare di Posyandu Sari Mulyo VI Pringanom Masaran Sragen, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah : 1. Bagi responden Diharapkan responden dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang penanganan diare pada anak balita dengan cara mencari informasi melalui media massa, internet, TV atau dengan berkonsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan lainnya untuk mendapat informasi yang lengkap tentang penanganan diare. 2. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang pentingnya penanganan diare. 3. Bagi institusi a. Puskesmas Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang penanganan diare pada anak balita yang lebih baik lagi. b. Pendidikan Diharapkan akan menambah referensi untuk mengembangkan penelitian yang lebih lanjut tentang penanganan diare pada anak balita.
DAFTAR PUSTAKA
Adipedia. 2009. Gejala Penyakit Diare Pengobatan dan Penceghan. (http:// D:/ Gejala- Penyakit- Diare- Pengobatan –dan –PencegahanAdipedia. com. Html). 5 November 2012. Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depkes.
2005. Ciri-ciri Perkembangan Kepebribadian 1-5 (http://D:/pdf/ciri-perkembangan-anak-usia1-5tahun.html). 24November 2012.
Tahun.
Depkes.
2010. Diare. (www.depkes.go.id/downloads/buletin%20 final(1).pdf). 4 November 2012.
Depkes.
2011. Pengertian Anak Balita.(http://id/shvoong.com/socialsciences/sociology/2170479-pengertian anak balita/html). 24 November 2012
diare
Depkes, RI. 2012. Angka Kematian Bayi dan Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan. Dinkes, Jateng. 2009. Angka Kematian Bayi dan Balita di Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan. Dewi, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Judarwanto, Widodo. 2012. Penanganan Diare pada Anak Bukan dengan Antibiotik. (http:// chilldrengroup. Wodrpress.com/ 2012/ 06/ 30/ penanganan – diare- pada- anak- bukan- dengan- antibiotika/) 5 November 2012. Tim, Penyusun Kamus. 2005. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. Muaris,
H. 2006. Pengertian Balita. (digilib.Unimus.Ac.Id/download.php?id:6121) 24 November 2012.
Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Jakarta : Graha Ilmu. Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekijo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
60
61
.2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. .2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam,dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika. Rahayu, P. 2008. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare pada Balita di Wilayah kerja puskesmas Grogol Sukoharjo. Surakarta. STIKES Aisyah: Karya Tulis Ilmiah. Prabowo, Sony. 2011. Penyakit yang Paling Umum pada Anak Bag 1. (http://D:/ pdf/ penyakit yang paling umum pada anak – Bag 1- Majalah Kesehatan.com.html) 24 November 2012. R, Aden. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain pada Anak. Yogyakarta: Hanggar Kreator. Riwidikdo, Handoko. 2010. STATISTIK KESEHATAN untuk PENELITIAN KESEHATAN dengan Aplikasi PROGRAM R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Rukiyah, A. Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV Trans Info Media. Sofwan, Rusdianto. 2010. Cara Cepat Atasi : Diare pada Anak. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Subdit Pengendalian Diare dan infeksi Saluran Pencernaan. 2011. Buletin Jendela Data dan Informsi Kesehatan dan Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Wijaya.
2010. Penanganan Diare di Tingkat Rumah Tangga. (http:// qittun.blogspot.com/2009/11/16/penanganan-diare-di-tingkatrumah-tangga.html). 5 November 2012