mentor
THINKING 101
Annisa R. Wibowo ‘12
T. I. U.: T. I. K.:
Mentee mengetahui bahaya kesalahan berpikir ketika memberikan pendapat dan/atau dugaan dan memiliki solusi untuk menghindari kesalahan berpikir Mentee mengetahui keuntungan dan kerugian dari kesalahan berpikir Mentee mengetahui kenapa kesalahan berpikir bisa terjadi Mentee mengetahui bagaimana cara menghindari kesalahan berpikir
Halo, mentor-mentor yang aku sayangi dan tidak mengenal kata lelah dalam membimbing maba pada rangkaian acara kita. Dalam sesi ini, kalian akan membimbing maba untuk membuat sebuah penjelasan sebab-akibat dari dua buah gambar. Sebelum kalian memulai sesi mentoring, kalian harus baca boks ini terlebih dahulu supaya kalian gak gagap atau (amit-amit deh) kehilangan wibawa di hadapan mentee dan alur mentoring jadi rusak. Pastikan kalian siap dalam menghadapi mentee dengan melakukan langkah-langkah berikut: 1. Kalian sudah memegang satu kotak “sebab” dan satu kotak “akibat” 2. Kalian membuka sesi mentoring (liat boks, basa-basi, bangun rapport, cairin suasana dengan bayolan, terserah kalian, sesuaikan dengan gaya masing-masing) 3. Mintalah mentee untuk ngambil masing-masing satu gambar dari kotak “sebab” (nunjuknya jangan berurutan) dan satu gambar dari kotak “akibat” (urutannya jangan sama dengan urutan sebelumnya) 4. Kasih instruksi sejelas mungkin dan jelasin rules yang berlaku untuk ngejelasin sebab-akibat tersebut. Tanyain lagi ke mentee-nya apakah instruksi dan rules-nya udah jelas atau belum. Untuk mastiin hal tersebut, kalian bisa tunjuk satu mentee untuk ngulang instruksi, dan saru mentee untuk ngulang rules-nya. 5. Kalian memberikan waktu kepada mentee untuk menjelaskan hubungan antara gambar “sebab” dan gambar “akibat” yang telah mereka pilih. 6. Kalian minta mereka satu-satu untuk bacain/jelasin hubungan sebab-akibat dari gambar yang udah mereka pilih (nunjuknya ngacak) 7. Tanyain proses mereka mikirin sebab-akibatnya, tanyain ke temen-temennya apakah alasannya masuk akal, apa yang janggal, kenapa janggal. (nunjuknya ngacak juga) 8. Beri mereka kesempatan untuk tukeran kertas “sebab” atau “akibat” sama temennya sesuai dengan keinginan masing-masing. 9. Kalau udah, kasih mereka waktu buat ngejelasin hubungan antara gambar “sebab” dan gambar “akibat” dengan rules yang sama. 10. Tanyain apakah alasannya masih janggal, kenapa janggal, dan kenapa sih sudah dua kali percobaan masih aja ada yang janggal? 11. Kalian nanya waktu mikirin sebab-akibat, enak gak sih? Gampang gak sih? 12. Kalian suruh mentee baca bagian Kenapa sesat pikir bisa terjadi dan Bagaimana caranya menghindari sesat pikir 13. Berhenti pada tiap point buat ngecek apa ada yg nggak jelas/komentar/dsb. 14. Tutup mentoring dengan satu kalimat yang cukup nohok, semisal: “Jadi teman-teman yang aku sayangi, mulai dari sekarang, ingat bahwa membiasakan diri buat mikir itu penting dan butuh effort, yak. ” (jangan lupa sambil senyum manis)
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015
Mentor nanya ke mentee: gimana tadi kabarnya? Tadi sudah ngapain aja? Kegiatan mentoring-mentoring yang sebelumnya ngapain aja coba? (mentee jawab: iya kak kan disuruh main tuh, katanya sih main, tapi ternyata kitanya harus mikir gitu kak pas main ) Waaah, jangan bosan-bosan untuk mikir, ya! Mikir itu gak seserem itu, kok (sampai di sini, mentor nyeritain pengalaman di kuliah terkait “mikir”. Mulai dari penil, metpen, psikomet, KAUP, skripsi, dll, isinya mikir semua, ceritakan pahit manis kalian dalam menjalani tuntutan akademis yang mewajibkan kalian untuk berpikir). Kemudian tanyain mabanya: “Pengalaman mikir apakah yang sudah kamu terapkan untuk hari ini?” Di hari kedua PSAF ini, semua maba kan dapat tugas untuk ngerjain esai argumentatif. Nah, mentor mulai nanya-nanyain nih, gimana esai argumentatifnya? pas ngerjain mereka gimana, sih? Emang esai argumentatif itu isinya apaan sih? (di sini, kita ngarepin jawaban “Iya, jadi kita diminta untuk bangun sebuah argumen, disuruh ngejelasin alasan kenapa X lebih penting dari Y, atau sebaliknya. Gitu-gitu deh kak pokoknya…”) Setelah itu keluar dari mulut mabanya, pasanglah muka sumringah dan bilang ke mereka kalau misalnya kita akan melakukan aktivitas yang gak jauh berbeda dari apa yang akan mereka lakukan ketika mereka bikin esai argumentatif. Tapi, mereka gak bakal nulis kok, bilang ke mereka, anggap aja ini kayak story telling Kalian kasih tau ke mereka kalau kegiatan ini namanya Causation 101. Di sini, maba akan diminta untuk ngejelasin sebab-akibat dari dua buah gambar. Satu orang akan dapat satu gambar “sebab” dan satu gambar akibat. Rules yang harus dipatuhi untuk mengikuti kegiatan ini: 1. Gambar “sebab” tidak boleh ditukar dengan gambar “akibat” (di gambar sudah ada tulisannya “sebab” dan “akibat”, sih. Gak bisa dituker juga. But just in case…) 2. Untuk menyusun sebab-akibat tersebut mentee seenggaknya (minimal) punya empat alasan berantai kenapa gambar “sebab” bisa menyebabkan gambar “akibat” (kasih contoh di sini, misalnya mentor punya gambar “kopi” sebagai “sebab” dan gambar orang kelelahan sebagai “akibat”. Empat alasan berantainya: Kopi dapat menyebabkan saya menjadi lebih melek dan bersemangat (1). Ketika saya melek dan bersemangat di malam hari, saya semakin mudah untuk begadang (2). Biasanya, orang yang sering begadang waktu tidurnya jadi sedikit dan tidak teratur (3). Kalau waktu tidur saya sedikit dan tidak teratur, saya besoknya bisa jadi gampang kelelahan (4). 3. Mentee dapat menggunakan segala sumber daya yang ada untuk menyusun alasan-alasan tersebut. Setelah ngasih instruksi, tanyai udah jelas atau belum. Minta satu orang untuk ngulang instruksi dan satu orang untuk ngulang rules. Setelah itu, mereka untuk ambil dua gambarnya, kasih mereka waktu 5 menit untuk mikir. Selanjutnya, ikuti instruksi yang sudah saya jabarin di halaman sebelumnya.
Sedikit catatan dari Sasa: Supaya mentornya gak kaget-kaget amat ketika mendengar jawaban dari mabanya, berikut adalah beberapa kemungkinan penjabaran alasan dari gambar “sebab” dan “akibat”: 1. Menyontek (sebab) dan kanker (akibat): Menyontek di kelas membutuhkan suatu strategi (1). Biasanya murid-murid menyontek dengan menyiapkan catatan di ponsel mereka (2). Pada saat ujian, mereka akan menyembunyikan ponsel mereka di daerah-daerah yang tersembunyi, misalnya didudukin, di kantong, atau di bagian yang menempel pada badan (3). Hal tersebut dapat menyebabkan radiasi organ yang ditempelin oleh ponsel tersebut (4). Radiasi yang berlebihan dapat menyebabkan kanker (5). Kanker membuat siswa dirawat di rumah sakit (5). 2. Gambar kemacetan (sebab) dan perselingkuhan (akibat): Macet dapat menyebabkan suami pulang kantor dengan kondisi penat dan kesal karena perjalanan pulang (1). Sesampainya di rumah, suami melepaskan kekesalannya kepada istrinya (2). Mereka berdua kemudian berantem (3). Ketika berantem, suami enggan untuk berinteraksi dengan istrinya (4). Untuk memuaskan kebutuhan fisik dan emosionalnya, suami melampiaskannya kepada orang lain (5).
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015
(Kemungkinan) Kenapa kesalahan berpikir bisa terjadi 1. Mereka memang sengaja melakukan hal tersebut. Kadang-kadang, ada saja orang yang memang sengaja membuat kesimpulan secara terburu-buru atau mengabaikan fakta yang ada dengan sengaja. Mereka melakukan hal ini karena mereka ingin memenangkan debat/argumen, atau bisa aja karena mereka ingin meyakinkan orang lain dan ingin bikin mereka setuju atau percaya dengan apa yang dikatakan. Ada beberapa orang yang tidak berkenan untuk kalah ketika adu argumen sama orang lain. Terkadang pula, kalian pengen banget orang lain memandang sesuatu layaknya kalian memandang hal itu. Contohnya, ketika kalian suka sekali sama es krim Roreo, kalian minta temen kalian nyicipin dan nanya “Enak kan? Enak kan?” Atau, ketika kalian mencoba membuat orang yakin dengan apa yang kalian percayai dan kalian mencoba untuk memutar otak “gimana ya caranya supaya temanku ini bisa yakin?” Ujung-ujungnya, kalau kalian gak berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada teman kalian, kalian bisa saja ngeles. Cari-cari alasan supaya lawan bicara kalian bisa percaya kalau emang apa yang kamu katakana itu benar. Ketika mentee sudah baca sampai sini, kalian para mentor coba kaitkan poin ini dengan proses berpikir mereka ketika mereka mencari alasan untuk nyambung-nyambungin gambar “sebab” ke gambar “akibat”. Tunjuk beberapa orang secara acak untuk ngejelasin ini.
2. Mereka gak sengaja melakukan hal tersebut. Mungkin beberapa dari kalian juga merasa sudah sepenuh tenaga memutar otak kalian untuk menjelaskan sebab-akibat dari dua gambar yang kalian ambil. Bahkan ketika kalian diberi kesempatan untuk memilih gambar yang akan kalian jelaskan sebab-akibatnya, beberapa dari kalian mungkin masih kebingungan ketika harus menjelaskan alasan berantai dari kedua gambar tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi karena beberapa hal: kalian belum memiliki informasi yang mencukupi untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh antara hubungan gambar A dengan gambar B; kalian masih belum kepikiran kalau misalnya ada kemungkinan-kemungkinan lain loh yang bisa menyebabkan alasan X itu akibatnya Y, dan Y itu akan berakibat Z. Ketika sampai di pembahasan ini, mentor mencoba mengangkat contoh-contoh yang telah disebutkan oleh mentee.
Bagaimana cara terhindar dari kesalahan berpikir 1. Bedakan mana sumber yang kredibel dan tidak kredibel Terkadang karena kita malas untuk baca dan memahami suatu informasi secara menyeluruh, tidak jarang kita mencari cara aman dengan cara comot sana dan comot sini. Hal ini merupakan sesuatu yang sebaiknya kita kurang-kurangin. Kenapa? Karena kita harus hati-hati dalam nyomot informasi. Ada baiknya kalian bertanya kepada diri kalian sendiri “apakah informasi ini bisa dipercaya?” “kalau misalnya informasi ini bisa dipercaya, apakah bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya?” “kalau misalnya informasi ini dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan, apakah informasinya relevan sama topik yang saya bahas?” Informasi yang tersedia sekarang sudah tidak terbatas lagi, loh. Cukup susah untuk ngambil kesimpulan yang pasti terkait kredibilitas sumber yang kita gunakan. Berikut adalah beberapa tips dasar yang bisa saya berikan untuk kalian agar bisa lebih berhati-hati dalam memilih sumbernya. a. Cari tahu siapa penulisnya. Googling namanya. Cari tau latar belakangnya apa. Lihat karya-karyanya apa saja. Apabila dia adalah penulis buku tentang anak, besar kemungkinan dia juga berkecimpung di dunia anak-anak, dan karyanya juga gak akan jauh-jauh dari dunia anak.
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015
b. Waktu publikasi karyanya. Kadang-kadang, hal ini dianggap sepele. Padahal, hal ini merupakan salah satu acuan yang paling penting untuk memastikan bahwa informasi yang termuat di dalamnya adalah informasi yang kredibel, terutama ketika kita berbicara tentang hasil—hasil penelitian. Dengan melihat waktu terbitnya, kita juga bisa memutuskan apakah informasi itu cukup updated untuk pembahasan kita. (dalam beberapa situasi, kita bisa-bisa saja mengutip atau menggunakan informasi yang sumbernya ditulis 100 tahun lalu. Hal ini ya tergantung lagi sama pembahasannya apa. Kalau ingin membahas tentang sejarah Yunani kuno, misalnya.)
c. Dipublikasikan di mana? Apakah informasinya dari blog orang? Apakah dari jurnal internasional? Apakah diterbitkan oleh percetakan? Percetakan apa? Apakah diterbitkan oleh website universitas? Semakin jelas institusi yang melakukan publikasi terhadap informasi tersebut, semakin mudah juga kita mengecek apakah informasi tersebut bisa dipertanggungjawabkan. 2. Perbanyaklah membaca buku, bertanya, berdiskusi dengan teman dan mencari informasi dari mana aja (jadilah anak gaul). Zaman sekarang, informasi dengan mudah bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Ketika kalian masih ragu terhadap sesuatu, jangan dibiarin berlarut-larut aja. Jangan pula kalian jadi gampang puas dengan apa yang sudah kalian ketahui. Ilmu pengetahuan itu merupakan hal yang sangat dinamis, selalu berkembang. Mengutip kata Socrates, “There is only one good, knowledge, and one evil, ignorance.” (Strangroom & Garvey, 2005). Selain itu, pengetahuan gak hanya bisa kalian dapatkan dari buku aja, kok. Kalian bisa bertanya ke dosen, kakak-kakak senior, atau teman-teman kalian. Kalian juga bisa membahas apa yang sudah kalian pelajarin di kelas ketika kalian ngobrol di kantin, kalian kaitkan saja dengan hal-hal seringkali terjadi di sekitar kalian. Gak hanya dari buku dan diskusi, loh. Kalian juga bisa akses informasi dari artikel-artikel ringan yang tersedia di internet. Bahkan kalian bisa belajar dari video di YouTube! Berikut adalah channel yang bisa jadi rekomendasi buat memperluas pengetahuan kalian: ASAPScience, SciShow, CrashCourse, MinutePhysics, SmarterEveryDay, MinuteEarth, Mental Floss, dan video TEDEd di website-nya Ted.
Tapi perlu diingat, meskipun kalian bisa dengan mudah mengakses informasi kapanpun dan dimanapun, kalian juga harus berhati-hati dalam memilih sumber yang kalian jadikan referensi (inget poin 1 yang sudah saya jabarkan sebelumnya) dan jangan lupa untuk mengklarifikasi informasi-informasi tersebut. Jangan sampai informasi-informasi tersebut malah menjerumuskan kalian untuk melakukan sesat pikir.
3. Pertimbangkanlah kemungkinan-kemungkinan lain ketika kamu mencoba untuk mencari sebab-akibat dari suatu kejadian atau tingkah laku. Satu tingkah laku/kejadian tuh gak hanya bisa disebabkan oleh satu hal aja. Contohnya, pada suatu hari, kamu melihat ada anak kecil sendirian lagi nangis. Apa yang menyebabkan dia menangis? Tergantung, liat dulu kondisi anaknya kayak gimana. Apakah jangan-jangan dia habis jatuh? Atau mungkin permennya yang jatuh? Mungkin juga dia lagi terpisah dari orangtuanya! Selain itu, sebaliknya, satu kejadian bsa aja mengakibatkan banyak hal. Contohnya masih sama, si anak tadi. Si anak tadi nangis bisa aja akibatnya orang tuanya datang kemudian bilang “cup cup cup… jangan nangis lagi ya, saying.” Atau bahkan mungkin aja malah marah-marah. Bisa aja orangtuanya gak datang, justru orang-orang pada nyamperin anak itu. Atau mungkin orang-orang bahkan gak peduli sama sekali!
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015
Beberapa hal bisa kamu latih agar kamu dapat kepikiran tentang kemungkinan-kemungkinan lain dalam upaya kamu untuk mencari sebab-akibat dari suatu kejadian dan tingkah laku. Berikut adalah tips-tips yang saya adaptasi dari Zent (2001): a. Brainstorming. Brainstorming adalah teknik gimana kamu mencoba untuk mengeluarkan ide-ide kamu dalam bentuk daftar (bahasa kerennya list) tapi gak ada strukturnya. Let your ideas be! Kunci utama dari brainstorming ini adalah piggybacking, yaitu kalian menggunakan satu ide untuk memancing ide lainnya. Dalam proses brainstorming ini, semua ide kita simpan. Baru deh kalau semuanya sudah terkumpul idenya, kita akan lihat lagi, mana ide yang nyambung, mana yang tidak. Mana ide yang masuk akal, mana yang tidak (dalam melakukan hal ini kalian tentu saja bisa menggunakan teori, data, ataupun fakta yang sudah kalian miliki. Lihat lagi poin 1 dan 2) b. Nulis. Nulis merupakan salah satu cara yang efektif untuk nyimpen ide-ide yang kadang-kadang kita pikirin secara spontan. Ketika kalian mencoba menjelaskan sebab-akibat dengan argumen berantai, kalian mungkin bisa menuliskan key point dari setiap alasan-alasan kalian. Dari situ kalian juga bisa melihat jalan berpikir kalian. Dari situ juga kalian bisa mengevaluasi apakah alasan 1 nyambung dengan alasan 2, alasan 2 bakalan nyambung gak dengan alasan ketiga. Atau janganjangan dari alasan 1 itu berakibat ke 2a, 2b, 2c, dan belum tentu semuanya bisa disambungin ke alasan 3?!?!?!
Sampai di poin ini, mentor kaitin lagi ke salah satu contoh alasan yang dijelaskan oleh salah satu mentee. Biar mabanya ndak bingung. Mereka butuh contoh. Be creative here!
Referensi yang saya gunakan (sayangnya beberapa tidak tersedia di perpustakaan dan tidak bisa diakses melalui internet): Stangroom, J. & Garvey, J. (2005). The Great Philosopher. London: Acturus Zent, E. S. (2001). Skills for Success. Washington: University of Washington Press
Special thanks to: -
Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015, yang selalu siap sedia saya repotin meskipun kerjaan mereka udah banyak Warung javas maniez yang buka 24 jam dan selalu menjadi tempat pelarian ketika saya lapar Zenius Multimedia Learning, yang mengizinkan saya untuk menggunakan sebagian tulisan saya sebagai bahan modul ini Mas Ivan yang sering saya ajak diskusi, sampai kepikiran bikin materi dan aktivitas semacam ini he he he
© Tim Ad Hoc Materi KAMABA 2015