TERBTT TIGA KALI SETAHUN (PERIODI JANUARI, MEI, SIPTEMBER)
J
rssN r9078a46
JURNRI ITMIRH
PRNNMED (Pharma'cist, Hnalgst, Nurse, Nutrition, Midutiferg, Enuironment, Dentist) VOL. 6, NO. 1, MEI _ AGUSTUS 2011 TERBIT TIGA KALI SETAHUN (PERIODE JANUARI, MEI, SEPTEMBER)
Penanggung Jawab:
k.
Zuraidah Nasution, M.Kes.
Redaktur: Riyanto Suprawihadi, SKM, M.Kes.
Penyunting Editor: Drg. Ngena Ri4 M.Kes. Nelson Tanjung, SKM, M.Kes Desain Grafis & f,'otografer: Yusrawati Hasibuan, SKM, M.Kes. Dra. Safrida, MS Hamdan SyahAlaq S.Kom
Sekretariat: Drg. Herlinawati Daulay, M.Kes. Sri Utami, SST, S.Pd, M.Kes. Mardan Ginting S.Si, M.Kes. Rina Doriana Pasaribu SKM Susi
,.
Adrianelly, SKM
r,",t#ffi:;fi*"tr:
Let Jend Kelurahan Laucih Kec. Medan Tuntungan Telp: 061 -8368633 Fax: 061-8368644
DAFTAR ISI Editorial
Analisis Faktor Penyebab
Ketergantungan
Pemakaian Narkoba Pada Penderita di Panti Rehabilitasi Sibolangit Tahun 2010 oleh Mardan Ginting, Zuraidah Nasution, Ngena Ria........... I -6 Perilaku Masyarakat (Pemilik Anjing) terhadap Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Tuntungan Kota Medan Tahun 2010 oleh Suprapto, hma Erlina, Nelson Tanjung....... ... 7 -l 4
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketidaklengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Pada Ibu Hamil di Desa Klumpang
Kampung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 oleh Rina Doriana Pasaribu
.......
.....
15-20
Pengetahuan dan Persepsi Bidan terhadap Stigma dan Diskriminasi pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Medan Tahun 2010 oleh Bebaskita br Ginting, Samsider Sitorus, Efendi
Sianturi
...2126
Analisa Jenis Leukosit Pada Penderita Tuberculosis Paru di Balai Laboratorium Kesehatan Medan oleh Azhar Johan dan
Nelma
................27=31
Gambaran Pola Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas Ibu
di Kabupaten Simalungun Tahun 2010 oleh Yusliana Nainggolan, Dame Evalina Simangunsong, dan Risnawati Tanjung ....... 3245 Melahirkan
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dalam Pemberian ASI Eksklusif pada lbu Menyusui di Rumah Sakit Umum Bahagia Medan Tahun 2010 oleh Susy Adrianelly Simaremare .......46-52 Pengaruh Perbaikan Postur Kerja Dalam lJpaya Pencegahan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah
Pada Perawat
di
Instalasi Perawatan Intensif
Dewasa RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 oleh Netty Panjaitan, Mariaty Silalahi, dan .................,53-59 Ch. Ready Sitorus
PENGETAHUAI\ DAN PERSEPSI BIDAN TERIIADAP STIGMA DAh[ DISKRIN{INASI PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KOTA MEDAN TAIITIN 2O1O Bebaskita br Ginting Samsider Sitorus, Efendi Sianturi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
Abstrak HIV/AIDS adalah masalah global yang telah menjadi pandemi. Menurut data yang dikeluarkan Departernen Kesehatan penCrdap infeksi HIV/AIDS di Indonesia sampai Juni 2008 sebanyak 18.963 orang, 6277 orang pengrdap HIV dan 12686 orang penderita AIDS,2479 orang diantaranya telah meninggal. Hingga akhir Maret 2010, di Sumatera Utara terdapat 2.234 perdeita FIIV/AIDS, dibanding kabupaten&ota lainnya Kota Medan merupakan daerah yang tertanyalq dengan total 1.515 penderita. Terdapat tiga (3) fase dalam epidemi HIV/AIDS, yalari epidemi HIV, epidemi AIDS dan epidemi stigma, diskriminasi dan penolakan (denial). Fase ketiga merupakan aspek yang sangat sulit dan lcusial terkait dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit AIDS. Bidan seharusnya memiliki pengetahuan yang memadai tentang Hry/AIDS, serta mempunyai sikap yang positif dan manusiawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul hubungan pengetahuan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS terhadap stigma dan dislaiminasi pada ODFIA
di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional
dengan ftmcangan shrdy crossectional dengan subjek penelitian bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Medan yang memiliki layanan Voluntary Counselling and Test (VCT). Pengambilan sampel dilaktkan dengan total sampling.
terhadap 158 orang responden. Data diukur menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjuhya data dianalisis secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi, dilanjutkan secara bivariat menggunakan uji statistik Chi Square dan secara multivariat menggunakan uji statistik regresi logistic. Sebanyak 43,7o/o responden memiliki pengetahuan kurang baik tentang HIV/AIDS, 47,5% responden memiliki persepsi kurang baik tentang HIV/AIDS dan sebanyak 48,7olo responden memiliki perilaku menstigma dan mendiskriminasi ODHA. Pengetahuan bidan memiliki hubungan bermakna dengan stigma dan dislaiminasi pada ODHA (RP=2,08; 95%U- 1,43-3,03) demikian juga persepsi bidan memiliki hubmgan berrnakna dengan stigma dan diskriminasi pada ODHA (RP:3,67; 95o/oCl:2,34-5,75). Prevalensi stigma dan diskriminasi pada ODTIA lebih banyak terdapat pada bidan yang memiliki pengetahuan dan persepsi yang kurang baik tentang HIV/AIDS dibandingkan dengan bidan yang memiliki pengetahuan dan persepsi yang baik tentang HIV/AIDS-
Kata kunci: Stigma, Diskriminasi, Pengetahuan, Persepsi, HIV/AIDS
PENDAHT]LUAN Permasalahan HIV/AIDS menjadi isu bersama yang menyita perhatian berbagai kalangarqterutama sektor kesehatan. HIV/AIDS merupakan masalah global yang
telah menjadi pandemic. WHO ('thrld Health Organization) mencatat sejak tahun l98l sebanyak 65 jnta orang yang telah terinfeksi HIV dan 25 juta
HIV dan 12686 orang penderita AIDS, dimana dari jurnlah tersebut sebanyak 2479 orang diantaranya telah meninggal2. Namun j"rnlah tersebut diyakini masih jauh dari juo,lah yang sebenamya dan masih akan terus pengrdap
meningkat. Berdasarkan esfimasi Departemen Kesehatan
RI pada tahun 2006
terdapat sekitar 169.000 sampai dengan 216.000 orang Indonesia yang telah tertular HIV3. Hingga akhir Maret 2010,di Sumatera Utara terdapat2.234
diantaranya meninggal dunia akibat penyakit yang terkait dengan AIDS. Pada saat ini terdapat sekitar 39,5 juta
penderita HIV/AIDS, dibanding kabupatenlkota lainnya
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di seluruh duniar. Jurnlah pengdap Hry ini menganut fenomena gunung es (ice berg phenomenon)" yakni jmlah yang sebenamya
penderita penyakit mematikan
jauh lebih banyak dibanding dengan yang diketahui. Di Indonesia menurut data yatg dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (Depkes) secara kumulatif p€ngidap HIV/AIDS dari Juli 1987 sampai dengan Juni 2008 terdapat sebanyak 18.963 orang, 6277 orang
Kota Medan merupakan daerah yang terbanyak ditemukan
ini, dengan total
1.515
penderita @inkes Propinsi Sumu! 2010). Pencegahan penularan HfV merupakan prioritas global dan sikap'petugas kesehatan merupakan dimensi
kunci untuk kesuksesan upaya pencegahan epiderni HIV/ADS inia. Munculnya stigma dan diilaiminasi oleh petugas kesehatan terhadap ODHA akan menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. ODHA tidak akan mau mencari pelayanan kesehatan dan 21
Pengetahuan dan Persepsi Bidan..
Bebaskita br Ginting. dkk
diskriminasi apabila hasil tesnya temyata positif. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA digambarkan sebagai "penghalang terbesar (greatest banier) dalam upaya
dilahkan pengelompokan menjadi data nominal yang terdiri dari skor pengetahuan HIV/AIDS baik dan skor pengetahuan tentang HIV/AIDS kurang baik Sebagai cur off point yang dipergunakan adalah mean yaitu 16,18, sehingga skor 16 keatas masuk kategori baik dan 15 kebawah masuk kategori kurang baik Dari hasil
pencegahan HIV/AIDS dan untuk menyediakan pelayanan kesehatan serta dukungan kepada ODHA'.
didapatkan hasil sebagai berikut
berobat karena mereka takut mendapatkan stigma dan diskriminasi. Orang juga akan enggan untuk melakukan
testing
tilV
karena takut mendapat stigma dan
pengelompokan kategori pengetahuan tentang HIV/AIDS
Penelitian ini
bertujuan untuk Mengeahui hubungan pengetahuan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS terhadap stigma dan dislaiminasi oleh petugas kesehatan pada ODHA di Kota Medan. Hipotesis yang diajukan adalah Persentasi Bidan melakukan stigma dan diskriminasi pada ODHA lebih banyak terdapat pada Bidan yang memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan Bidan yang memiliki pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan Persentasi Bidan melakukan stigma dan diskiminasi pada ODHA lebih banyak terdapat pada Bidan yang memiliki persepsi kurang dibandingkan dengan Bidan yang memiliki persepsi yang baik tentang
Tabel
1. Distribusi
:
Frekuensi Responden Berdasarkan HIV/AIDS di
Tingkat Pengetahuan tentang Kota Medan tahun 2010
TingkatPengetahuan
Baik
Kurane
Baik
Jumlah(n) 89 69
43J 100
158
Total
7o 56,3
Berdasarkan tabel. I diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden (5630A memiliki pengetahuan yang baiktentang HIV/AIDS.
HIV/A]DS.
METODE PENELITIAN
ini
adalah penelitian observasional Sectional yatgdilakukan di Cross study rancangan dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki layanan klinik Voluntnry Counselling and Test (VCT) dt Kota Medan Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki layanan ldnk Voluntary Counselling and Test (VCT) yary ada di Kota Medan yaitu : RSIJP H Adam Malih RSU Dr Pimgadi, RS Haji, RS Bayangkara, VCT Bestari Medan, Puskesmas Padang Bulan, Puskesmas Polonia, dan RS. Rumkitdam-VBB dengan jurnlah bidan 158 orang dan seluruhnya dijadikan sampel penelitian. Variabel yang diteliti adalah Pengetahuan dan Sikap Bidan sebagai variable bebas dan stigma dan dislaiminasi sebagai variable terikat. Alat ukur yang.digunakan yaitu Penelitian
untuk mengukur pengetahuan sebelumnya sudah pemah digunakan di Indonesia dan druJi kesahihan dan keterandalannya dengan
nilai 0,873 untuk kuesioner
pengetahuan bidaq 0,885 untuk kuesioner persepsi bidan
dan nilai 0,863 untuk kuesioner stigma dan dislaiminasi
padaODHA. Selanjutrya analisis data dilakukan melalui 3 tahapan,yaitu analisis univariabel menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariabel menggunakan uji statistik chi-square (t'), dengan tingkat kemaknaan p<0'05 dan Confidence Interval (95%) setra Rasio prevalens @P) dan
analisis multivariabel menggunakan multiple logistic regres sion (regresi logistik).
HASIL PENELITIAN Pengetahuan Bidan Tentang HMAIDS Total skor pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS dihihrng dari total junrlah jawaban yang benar t€rhadap 20 soal yang diberikan, sehingga total skor berada di kisaran antara 0 -20. Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai tertingg 20 sedangkan nilai terendah adalah 7 dengan
Mean 16,18. Total skor pengetahuan tentang HIV/AIDS 22
HIV/AIDS Total skor persepsi bidan tentang HIV/AIDS
Persepsi Bidan Tentang
dihitung dari total juurlah jawaban terhadap 22 soalyang diberikan, sehingga total skor berada di kisaran antatd 1' 88. Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai tertinggi 77 sedangkan nilai crendah adalah 35, Mean 57,30. Total
skor
pengetahuan tentang
HIV/AIDS
dilakukan
pengelonpokan marjadi data nominal yang terdiri dari skor persepsi tentang HIV/AIDS baik dan skor persepsi tentang HIV/AIDS kurang baik Sebagai cut offpointyang dipergunakan adalah mean yaittt 56,66, sehingga skor 58
keatas masuk kategori baik dan <57 masuk kategori kurang baik Dari hasil pengelorrpokan kategori persepsi tentang HIV/AIDS didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel2. Distribrsi Frekuensi Responden Persepsi tentang tahun2010
Berdasarkan
HIV/AIDS di Kota Medan
Baik
83
5?(
Kurane Baik Total
75
47,5
158
r00
Dari tabel 2.
Datas dapat dilihat bahwa
mayoritas responden (52,50/9) baikcntang HIV/AIDS.
merniliki persepsi yang
Stigma dan Diskriminasi oleh Bidan Pada Orang dengan
HMAIDS Total skor perilaku stigma dan diskiminasi
pada orang dengan HIV/AIDS dihitung dari total jumlah
jawaban terhadap 15 soal yang diberikan, sehingga total skor berada di kisaran antara 0-60. Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai tertinggi adalah 49 sedangkan nilai terendah adalah A. Mean 33,77. Total skor perilaku stigma dan diskiminasi pada orang dengan HIVIAIDS dilakukan peregelompokan menjadi data nominal yang
terdiri
dari
menstigma dan tidak menstigma ODHA.
mean yaitt menstigma kategori masuk keatas 33,47, sehlngga skor 34 Sebagai cut
offp oint yatgdipergunakan adalah
tumal llmiah PANNMED
Vol.6 No. 1 Md- Agustus 2011
rlrn msndirlciminasi dan skor S 33 masuk kategori tidak
mendiskriminasi. Dari hasil pengelompokan perilaku menstigma/mendsikriminasi
menstigma
dan
ODI{A didapatkan hasil sebagai berikut:
T$el 3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Menstigma/ Mendiskriminasi ODHA di Kota Medan tahun 2010
Perilaku Menstigma/
Jumlah
(n)
Vo
Mendislaiminasi Menstigma/Ivlendiskriminasi
77
TidakMenstigma/
81
48,7 51,3
Mendiskriminasi Total 158 100 Dari tabel 3. Diatas dapat dilihat bahwa hampir sebAgra resppnden (48,7W memiliki perilaku menstigma dnn mendiskriminasi ODHA.
Analisis Bivariat
Analisis bivariabel digunakan untuk melihat hubungan variabel dependen dengan variabel independen menggunakan :uji chi-square dan Ratio PrevalmcelRP (Ahrens & Pigeot, 2006). Pengujian hipotesis penelitian didasarkan atas taraf signifikansi 5% (F0,05) dan Confidence Interval (CI) 9 5%. Hubungan arfiara pengetahuan bidan dan persepsi bidan dengan stigma dan diskriminasi pada ODHA secara lebih jelas dapat dilihat dalam tabel4. Berdasarkan analisis pada tabel 4. Diketahui bahwa Pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS memiliki hubungan bermakna dengan Stigma dan Dislaiminasi Tabel
4. Hubungan antara Pengetahuan
pada ODHA dengan rulai p < 0,01; RP:2,08 (95%, CI:1,43-3,03) yang artinya stigma dan diskiminasi pada ODHA ditemukan 2,08 kali lebih banyak tnrdapat pata bidan yang mempunyai pengetahuan tentang HIV/AIDS yang kurang baik dibandingkan dengan bidan yang mempunyai pengetahuan tentang HIV/AIDS yang baik. Variabel persepsi bidan tentang HIV/AIDS juga
memiliki hubungan bermakna dengan stigma dan diskiminasi pada ODIIA dengan nilai RP:3,67 (95o , CI:2,34-5,75); p < 0,01 yang artinya stigma dan diskriminasi pada ODHA ditemukan 3,67 kali lebih banyak terdapat pada bidan yang mempunyai persepsi
tentang HIV/AIDS yang kurang
baik
dibandingkan
dengan bidan yang mempunyai persepsi
tentang
HIV/AIDS yangbaik. Analisis Multivariat Analisis multivariabel dilakukan untuk menilai hubungan variabel Pengengetahuan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS terhadap stigma dan diskiminasi pada ODHA. Analisis menggtmakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar P<0,05 7o. Hasil analisis pada tabel 5. Menunjukkan bahwa variabel pengetahuan bidan dan persepsi bidan tentang HIV/AIDS memiliki huburgan bermakna dengan stigma dan diskiminasi pada orang dengan HIV/AIDS karena mempunyai nilai p<0,05. Variabel persepsi bidan lebih
dominan memiliki hubungan dengan stigma
dan
disftriminasi pada ODHA.
dan Persepsi Bidan dengan Stigma dan Diskriminasi pada ODTIA di Kota Medan
tahun 2010
Variabel
z
Stigma dan Dislaiminasi ODHA Menstigma
%
Tidak
x
RP
CI95Vo
2,08
1,43-3,03
3,67
2,34-5,75
%
Menstigma Pengetahuan
Kurang Baik
47
29,75
22
13,92
Baik
30
18,99
59
37,34
Kurang Baik
59
37,34
t6
10,13
Baik
18
11,39
65
41,14
18,41
< 0,01
Persepsi
Tabel5. Analisis Multivariabel
51,19 < 0,01
antara Pengetahuan Bidaa Persepsi Bidan dengan Stigma dan Dsldminasi pada Orang
DenganHIV/AIDS (ODHA) Variabel
Exp(B)
9s%U
Pengetahuan Bidan tentang HIV/AIDS
2,4
1,09-5,26
Persepsi Bidan tentang HIV/AIDS
10,6
4,88-29,27
p 0,030 < 0,01
158
23
Pengetahuan dan
Bebaskta br Ginting, dkk
PEMBAHASAN Pengetahuan Bidan tentang IIIV/AIDS Hasil analisis data terlihat bahwa meskipun sudah banyak bidan mempunyai tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS yang baik (56 ,3"/o), akantetapi temyata masih banyak bidan yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS yang kurang baik (43,7%o).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mahendra6 pada penelitian di rumah sakit di India yang menyatakan terdapat sebanyak 65 persen petugas bangsal rumah sakit (ward stafi) yang memiliki pemahaman yang
keliru tentang HIV/AID S.
Masih banyalarya kesalalrpahaman Bidan tentang HIV/AIDS tentu saja membutuhkan perhatian
Selanjuhya Aggletod menyatakan bahwa tentang penyakit AIDS, ketidaktahuan faktor kesalahpahaman tentang bagaimana HIV ditularkan serta ketidaktahuan tentang bagaimana melindungi diri dari infeksi HIV merupakan faktor-fallor yang menjadi pemicu munculnya stigma dan diskriminasi. Herek8 menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODIIA berhubungan dengan kesalahpahaman tentang penularan HIV, perkiraan risiko yang terlalu tinggi tertular
HIV melalui kontak biasa dan sikap negatif yang tidak proporsional terhadap kelompok sosial terkait dangan epidemi HIV/AIDS int. The Cen*efor the Sudy of AIDS University of Pretoria menyatakanbahwa penyebab utama
stigma dan diskriminasi terhadap ODHA adalah pengeahuan yarlg tidak lengkap, ketakutan yang
lebih. Bidan sebagai petugas kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di iliA*g kebidanan dan kesehatan pada umumnya'. Melalui
berlebihan tqtradap penyakit AIDS, norma seksual dan kurangnya memahami stigma karena terkadang seseofiurg tidak menyadari bahwa perkataan atau tindakan yang dilalarkarmya sudah memberikan stigma atau diskriminasi
memadai sebelum bertugas, rulmun kenyataannya masih
Persepsi Bidan tentang
proses pendidikan yang telah dilalui bidan sudah r"t arrstya mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup banyak dijumpai bidan yang memiliki kesalahpahaman tentang HIV/AIDS. Ha1 ini kemungkinan terkait dengan kurikulum pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa belum memberikan materi tentang HIV/AIDS secara lengkap dan mendetail. Variabel pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS pada analisis bivariat (tabel4) menunjuktan ada hubungan dengan stigma dan dislaiminasi oleh bidan -vang sigrrifikan ie.tlaOap ODHA. Berdasarkan hasil analisis dapar
diketatrui bahwa hubungat artaru pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS dengan stigma dan diskriminasi oleh bidan terhadap ODHA dengan nilai RP=2,08 (95% Cl:
p<0,01 artinya bidan yang melakukan stigma dan dislaiminasi pada ODI{A 2,08 kali lebih banyak dilakukan oleh bidan yang memiliki pengetahuan yang 1,43-3,03);
kurang baik dibandingkan bidan yarrg memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS.
Hasil analisis multivariat (tabel 5) juga menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS berhubungan secara signifikan dengan stigma dan diskiminasi oleh bidan terhadap ODIIA. Hal ini tentu saja bisa dipahami, bahwa dengan semakin meningkabrya pengetahuan bidan tentang HIV/AIDS, cara penularan ilV A- carapencegahan HIV akan semakin menurunkan ketakutan yang berlebihan dari bidan terhadap HIV/AIDS serta sernakin memudamya mitos-mitos tentang HIV yang
tidak benar. Dengan pemahaman yang benff
tentang
HfV/AIDS maka bidan bisa menghindari sikap-sikap yang dilandasi oleh stigma dan diskriminasi'
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra6 dimana dalam upaya
i*.,".rt " stigma dan diskriminasi terhadap ODIIA di rumah sakit di India mentrnjukkan bahwa dengan dilaksanakannya program peningkatan pengetahuan petugas kesehatan tentang HIV/AIDS temyatfl dapat mennrunkan secara signifikan skor stigma indeks dairatarata42,79 menjadi 3,07 (p<0,05).
24
terhadap orang lain
HMAIDS
Dari hasil analisis data dengan menggunakan mean 57,30 sebagai cut off point terlihat hahwa meskipun sudah banyak bidan yang telah mempunyai tingkat persepsi tentang HIV/AIDS yang baik (52,5o/o),
akan tetapi temyata masih banyak bidan
yang
mempunyai persepsi tentang HIV/AIDS yang kurang bark{47.5%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
Pratiknol0 yJng menyatakan bahwa 95% persepsi
petugas kesehatan berada diatas rata-rata skor' Masih tanyaknya persepsi negatif bidan terhadap ODHA ini terkait dengan nilai-nilai seperti sikap menyalahkan
(blame), menghakimi (iudgement) dan rasa malu (shame) yang dikaitkan dengan epidemi HIV/AIDS'
iersepsi bidan terhadap ODHA dipengaruhi oleh pengetahuan tentang HIV/AIDS, faktor kepribadian dan faktor budaya.
Variabel persepsi bidan tentang HIV/AIDS pada analisis bivariat (tabel 4) menunjukkan ada
hubungan yang signifikan dengan stigma dan diskriminasi oleh petugas kesehatan terhadap ODHA' Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa hubungan antara persepsi bidan tentang HIV/AIDS dengan stigma dan diskriminasi oleh bidan terhadap
ODHA dengan nilai RP:3,67 (95% Cl: 2,34-5,75); p<0,01 artinya bidan yang melakukan sligma dan diskriminasi pada ODHA 3,6'7 kali lebih banyak dilakukan oleh bidan yang memiliki persepsi yang kurang baik dibandingkan bidan yang memiliki persepsi yang baik tentang HIV/AIDS.
Hasil analisis multivariat (tabel l7) j"g menunjukkan bahwa persepsi petugas kesehatan
terhadap ODHA berhubungan secara signifikan dengan stigma dan diskriminasi oleh petugas kesehatan terhadap ODHA. Hal ini tentu saja bisa dipahami, bahwa dengan semakin meningkatnya persepsi petugas kesehatan terhadap ODHA maka akan semakin menurunkan sikap menyalahkan (blame) petugas
Jurnal llmiah PANNMED
Vol. 6 No. 1 Mei- Agustus 201
kesehatan terhadap ODHA dan sikap menghakimi (judgment) petugas kesehatan terhadap ODHA, yang akhirnya akan mampu mengikis segala sifat, sikap dan tindakan yang dilandasi oleh stigma dan diskriminasi.
Hasil ini sesuai dengan pendapat Cockrr
yang
menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA sangat dipengaruhi oleh persepsi tentang rasa
malu dan sikap menyalahkan yang terkait dengan penyakit AIDS tersebut.
1
who are HIV infecte$; 5) melakukan kekerasan terhadap orang yang dianggap AIDS, pengidap HIV atau termasuk dalam kelompok risiko tinggi (violence against persons who are perceived to have AIDS, to be infected with HIV or belong to "high risk groups").
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam upaya penghilangan stigma dan diskriminasi oleh bidan terhadap ODHA dengan prioritas utama pada upaya penghilangan bentuk eksternal stigma berupa penolakan yang disusul oleh
Stigma dan Diskriminasi Pada ODHA Dari hasil analisis data dengan menggunakan
mean 33,77 sebagai cut off
point terlihat bahwa
meskipun sudah banyak bidan yang tidak menstigma dan mendiskrirninasi ODHA (5l,3yo), akan tetapi temyata masih banyak bidan yang masih melakukan stigma dan diskriminasi pada ODHA (48,7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mahendra6 yang mengemukakan bahwa 54 persen petugas kesehatan di rumah sakit di India
berpendapat bahwa peralatan
dan alas
diskriminasi, pengorbanan, pelanggaran hak
dapat berlangsung secara efektifdan tepat sasaran.
Kesimpulan
1.
tempat
tidur/sprei yang digunakan oleh pasien pengidap HlV/penderita AIDS seharusnya dibuang atau dibakar serta terdapat sebanyak 67 persen petugas kesehatan di
rumah sakit di India setuju apabila darah setiap pasien seharusnya dilakukan tes HIV tanpa persetujuan pasien
2.
sakit meliputi perkataan yang menghakimi dan merendahkan diri (condescending and judgemental remarks), tidak merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lain (unwatanted referral to other facilities), menandai dan memisahkan pasien
(segregation and labeling patients), menggunakanan alat pelindung secara berlebihan (excessive we of
barrier precautions), melakukan tes
HIV
tanpa
persetujuan (unconsented HII/ testing.), konseling sebelum dan sesudah tes HV yang tidak memadai
pre- and post-test
Prevalensi Stigma dan Diskriminasi pada ODHA lebih banyak terdapat pada bidan yang memiliki
pengetahuan yang kurang baik tentang HIViAIDS dibandingkan dengan bidan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Prevalensi Stigma dan Diskriminasi pada ODHA lebih banyak terdapat pada bidan yang memiliki
persepsi yang kurang baik tentang HIV/AIDS dibandingkan dengan bidan yang memiliki
yang bersangkutan.
Mahendra6 menyatakan bahwa manifestasi umum dari stigma dan diskriminasi oleh staf rumah
asasi
manusia, pelecehan dan menjauhi. Dengan pemberian skala prioritas intervensi sesuai dengan bentuk eksternal stigma ini diharapkan upaya penghilangan stigma dan diskriminasi oleh bidan terhadap ODHA
3.
persepsi yang baik tentang HIV/AIDS.
Pengetahuan dan Persepsi bidan tentang HIV/AIDS mempunyai hubungan bermakna dengan Stigma dan diskriminasi pada ODHA,
namun variabel persepsi
bidan
memiliki
hubungan yang lebih dominan.
Saran
1.
Perlu terus diupayakan
peningkatan
pengetahuan bidan terutama tentatg tes HIV, cara pencegahan HIV, tentang HIV/AIDS dan
counseling),
cara penularan HIV agar bidan benar-benar memiliki pemahaman yang komprehensif, tepat
HIV kepada keluarga atau petugas kesehatan yar,g lain tanpa persetujuan (unconsented disclosure of test results to family and non-treating stafi) hingga menolak untuk merawat
mitos yang tidak benar serta ketakutan yang
(inadequate
menyembunyikan hasil tes HIV dari pasien (withholding of HIV test results from the patient),
dan jelas sehingga dapat menghilangkan mitos-
memberitahukan hasil tes
berlebihan terhadap HIV/AIDS baik melalui pelatihan teknis, desiminasi informasi melalui
2.
buku-buku, poster, diskusi dan sebagainya.
diskriminasi dapat diekspresikan dalam beberapa cara,
Perlu terus digalakkan upaya penghilangan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA di kalangan bidan dengan menetapkan standar
meliputi: 1) pengasingan, penolakan dan menjauhi
pelayanan operasional yang baku dan disertai
ODHA (ostracism, rejection and avoidance of PLHA); 2) diskriminasi terhadap ODHA oleh keluarga, petugas kesehatan, masyarakat dan pemerintah (discrimination
memadai.
(denial of treatment).
Ekstrandl2 menyatakan bahwa stigma dan
by their families, health care snd goverments); 3) kewajiban tes HIV tanpa adanya perlindungan against PLHA
professionals, communities
kerahasiaaa dan pernyataan kesediaan sebelumnya (mandatory HIY testing of individuals without prior informed consent or confidentiality protections); 4) mengkarantina pengidap HIY (quarantine of persons
dengan penyediaan sarana pendukung yang
DAFTAR RUJUKAN
l.
WHO (2d06) AIDS epidemic update,
December
2006.
2.
Depkes (2008) Ditjen PPM
Update :
& PL, Statistic
Incidence and
Epidemioloigy
HIV/AIDS in Indonesia Jakarta.
25
Pengetahuan dan PersePsi
Bebaskita br Ginting, dkk
Day, R. (2006) Ancaman HII/ di Indonesia, Direktur PzMrL Ditjen PP & PL Departemen Kesehatan RI. 4.
5.
Webber, G.C. (2007) Chinese health care providers' attitude about HIV: a teview, AIDS Care,May; l9(5): 685-691. LINAIDS-(2001) Stigma and discrimination fuel AIDS epidemic, UNAIDS wams' Press release, 5
September, Geneva- Quoted in: Reidpath, D'D''
Brijnath, B., and Chan, K.Y., (2005) An Asia
pacific six country study on
HlV-related
discrimination: Introduction, AIDS Care, fuly
l7 (SuPlemen 2): SllT-5127 ' Mahendra, V'S., Gilborn, L', George, B', Samson, L., Mudoi, R., Jadav, R', GuPta, I', 2005;
6.
Bharat, S., and Da1y, C. (2006) Reducing stiSma
Herek, G.M., Capitanio, J.P., & WidamarL r (2002) HlV-related stigma and knowledge in ijnited States: Prevalence and Trends, 1991 1999, American Journal of Public Health, vol 92' No 3, Marc, 371'377. Herek, G.M., Capitanio, J.P., & Widaman, trLF' 9. (2OOZ) HlV-related stigma and knowledge in the United States: Prevalence and Trendg 19911999, American Journal of Public Health, vol92. No 3, Marc, 371- 377. 10. Pratikno, Heri (2008) Stigma dan Diskriinasi oleh petugas Kesehatan terhadap ODHA (Orang i""grn HIV/AIDS) di Kabupaten Bengkalis
Profinsi Riau, Universitas Gadjah Mad4 Yogyakarta, Tesis (tidak dipublikasikan)'
11.
in hospital: positive findings from India, Horizons Research Summary,
and discrimination
Washington, DC:PoPulation Council
Aggleton, P., Parker, R.,
7.
&
UNAIDS (2002)
WTIU,qiOS Campaign 2002- 2003: A conceptual HIV/AIDS stigma framework and basis for action -and.
discrimination. Available
http://www.eldis.ordstaticl DOC 1014'htm'
26
at:
Bidil--
Coct, f.U.O., Mbori-Ngaca, D., & Marum, E(2002:) Shadow on the continent: Public health anA rfiVlAOS in Africa in the 21st centtxy' The Lancet,360, 67'72.
12.
Ekstrand, M. (2006) How does stigma affect HIY Center for AIDS prevention -Prevention and treatment, Studies and the AIDS Research Institute, University of Califomia, San Fransisco'
Abell, N.