SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Surveilans Epidemilogi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S-1)
Disusun Oleh: YADI KUSMAYADI – NPM 113214089 KELAS C (NON REGULER), SEMESTER II (2015)
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (S-1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi – 40633 Telp (022) 6631622-24 Fax (022) 6631624
1|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
DAFTAR ISI 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3 1.1
2
Latar belakang ................................................................................................................. 3
DEFINISI KASUS ....................................................................................................................... 5 2.1
Etiologi ........................................................................................................................... 5
2.2
Masa Inkubasi ................................................................................................................. 5
2.3
Sumber dan Cara Penularan .............................................................................................. 5
2.4
Klasifikasi Kasus ............................................................................................................. 6
2.4.1
Kasus Suspek ................................................................................................................................................ 6
2.4.2
Kasus Probable .............................................................................................................................................. 6
2.4.3
Kasus Konfirmasi .......................................................................................................................................... 6
2.5 2.5.1
Type Surveilans ............................................................................................................... 7 Deteksi Dini Risiko Penularan Avian Influenza (H5N1) ...................................................................................... 7
3
ANALISIS SITUASI DAN DATA ................................................................................................ 9
4
PENANGGULANGAN .............................................................................................................. 13
5
UPAYA PENCEGAHAN ........................................................................................................... 14 5.1
6
Aspek khusus ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA : ............................................................................................................... 15 6.1
2|P a g e
Lampiran ...................................................................................................................... 15
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family
Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit influenza pada unggas (Avian Influenza / AI) yang saat ini kita kenal dengan sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas, mulai dari yang ringan (Low pathogenic) sampai pada yang bersifat fatal (highly pathogenic). Semua wabah highly pathogenic avian influenza (HPAI) disebabkan oleh virus influenza tipe A, sub tipe H5 dan H7. (Depkes, 2007). Penyakit unggas di Indonesia terdiri dari virus sebanyak 12 jenis diantaranya AI, bakteri 3 jenis, dan parasit 1 jenis. Virus AI dibagi kedalam sub tipe berdasarkan permukaan Hemagglutinin (HA) dan Neoraminidase (NA) ada 16 sub tipe HA dan 9 jenis NA. (Tempo, 2006) Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. (Tempo, 2006) Kemampuan virus flu burung adalah membangkitkan hampir keseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Semakin banyak virus itu tereplikasi, semakin banyak pula sitoksin--protein yang memicu untuk peningkatan respons imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringanjaringan dalam tubuh efek bunuh diri. (Tempo, 2006) Suatu hal yang dikhawatirkan dunia saat ini virus AI dapat menyebabkan pandemic pada manusia terjadi yaitu pada saat reassortant (percampuran), yang menyebabkan gen hemaglutinin (HA) pada strain manusia digantikan gen alel dari virus avian influenza A. Hal ini pernah terjadi pada tahun 1957 dan 1958. Strain virus influenza pada manusia dilaporkan berasal dari strain virus influenza pada unggas setelah berevolusi pada induk semang mamalia perantara. (Deptan, 2006) Karena virus yang mudah bermutasi dan mampu dengan cepat mudah menular dari manusia ke manusia, permasalahan flu burung memerlukan penanganan yang integrative dari sisi tatalaksana kesehatan hewan dan kesehatan manusia, dengan prinsip cepat, tepat, sistematis dan berkelanjutan. Penyebaran Flu Burung di berbagai daerah di Indonesia dimulai pada tahun 2005 sebanyak 20 kasus dengan kematian 13 orang, secara kumulatif sampai tahun Desember 2008 terjadi sebanyak 141 kasus dengan kematian 115 orang atau CFR 81,56 % (sumber : Ditjen PP&PL Kemenkes RI). Sementara kasus Flu Burung di Provinsi Jawa Barat ditemukan kasus suspek sebanyak 221 kasus dengan yang meninggal 25 orang (CFR 11.3 %) di 23 kabupaten/kota dan kasus positif/confirm sebanyak 34 kasus dengan yang meninggal 29 orang ( CFR 85,3 %) di 13 kabupaten/ kota (sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat).
3|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
Kota Bandung adalah suatu tempat yang penduduknya heterogen dengan budaya yang beragamam disertai mobilitas baik penduduk maupun transportasi yang tinggi sehingga sangat dimungkinkan terjadinya penyebaran penyakit. Kasus Flu Burung di Kota Bandung mulai ditemukan tahun 2005, dikelurahan Sukapura, Cipamokolan dan Dunguscariang walaupun masih dikatakan tersangka (suspect), namun setelah itu berkembang meluas secara progresive dan sporadic ke beberapa kelurahan di wilayah Kota Bandung. Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, sampai tahun 2011 masih ada kasus Flu Burung di Wilayah Kota Bandung.
4|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
2
DEFINISI KASUS Avian influenza adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan
oleh unggas. Virus influenza terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe C. influenza tipe A terdiri dari beberapa sub tipe, anatara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain.
2.1
Etiologi Saat ini diketahui bahwa subtipe yang paling virulen yang menyebabkan Avian influenza adalah
subtipe H5N1 yang mempunyai nama famili orthomyxoviridae. Mempunyai 2 permukaan glikoprotein yg penting yaitu Hemaglutinin (H: 1-16) dan Neurominidase (N: 1-9), Komposisi H dan N sangat labil, mudah mengalami mutasi, virulensi dan patogenitasnya sangat bervariasi, mudah menular dan pola penularannya sulit diketahui. Dari hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit (oleh influenza A H5N1) dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 0C dan lebih dari 30 hari pada 0 0C. Didalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60 0C selama 30 menit. Dalam tinja unggas di suhu 4 0C virus dapat bertahan sampai 35 hari, namun pada suhu kamar (37 0C) hanya selama 6 hari.
Gambar 2.1 Struktrur Virus Avian Influenza (H5N1)
2.2
Masa Inkubasi Sampai saat ini masa inkubasi belum diketahui secara pasti namun untuk sementara para ahli (WHO)
menetapkan masa inkubasi virus influenza ini pada manusia rata-rata adalah 3 hari (1-7 hari).
2.3
Sumber dan Cara Penularan Avian Influenza (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan kematian
yang tinggi, bahkan dapat menyebar antar peternakan, dan menyebar antar daerah yang luas. Penyakit ini menular kepada manusia dapat melalui: a)
Kontak langsung dengan sekret/lendir atau tinja binatang yang terinfeksi melalui saluran pernafasan atau mukosa konjungtiva (selaput lendir mata).
b) Melalui udara yang tercemar virus Avian Influenza (H5N1) yang berasal dari tinja atau sekret/lendir unggas atau binatang lain yang terinfeksi dalam jarak terbatas. c)
Kontak dengan benda yang terkontaminasi virus Avian Influenza (H5N1)
5|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
2.4
Klasifikasi Kasus Kasus AI H5N1 pada manusia diklasifikasikan dalam 3 jenis kasus sesuai perkembangan diagnosis,
yaitu kasus suspek, kasus probable dan kasus konfirmasi
2.4.1 Kasus Suspek Seseorang yang menderita demam panas ≥ 38 0C disertai atau lebih gejala berikut:
Batuk
Sakit tenggorokan
Pilek
Sesak Nafas (nafas pendek)
Ditambah dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini:
Pernah kontak dengan unggas sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya serta produk mentahnya (telur, jeroan) termasuk kotoran dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas. Yang dimaksud dengan kontak adalah merawat, membersihkan kandang, mengelola, membunuh, mengubur, membuang / membawa.
Pernah tinggal dilokasi yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas. Luas lokasi ditemukan dengan mobilisasi unggas yang mati.
Pernah kontak dengan penderita AI Konfirmasi dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas.
Pernah kontak dengan penderita AI H5N1 dalam 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas.
Ditemukan adanya leukopenia (< 5000/µl)
Ditemukan adanya antibody terhadap H5 dengan pemeriksaan hemaglutinase Inhibition (HI) test terhadap eritrost kuda. ATAU
Seseorang yang menderita Accute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini:
Leukopenia (< 5000) atau Limfositopenia.
Foto thoraks menggambarkan pneumonia atipikal atau infiltrat baru dikedua sisi paru yang makin meluas pada serial foto.
2.4.2 Kasus Probable Adalah kasus yang memenuhi kriteria kasus suspek dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini:
Ditemukan adanya kenaikan titer antibody 4 kali terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA.
Hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 (terdeteksinya atibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi test.
2.4.3 Kasus Konfirmasi Adalah kasus suspek atau kasus probable dengan satu atau lebih keadaan dibawah ini:
Kultur (biakan) virus influenza A/ H5N1 Positif
Polymerase Clain Reaction (PCR) Influenza A/ H5N1 Positif
Pada Imunofluorescence (IFA) test ditemukan antibody positif dengan menggunakan antigen monoklonal influenza A/ H5N1.
6|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
Kenaikan titer antibody spesifik influenza/H5N1 pada fase konvaselen sebanyak 4 kali atau lebih dibandingkan dengan fase akut dengan Microneutralization Test.
2.5
Type Surveilans
Pada Buku Pedoman Penanganan Flu Burung Bagi Petugas Kesehatan Layanan Dasar dikatakan bahwa Surveilans Epidemiologi Avian Influenza (AI) Integrasi adalah sebagai berikut: a.
Surveilans Faktor Risiko (surveilans influenza pada hewan)
b.
Surveilans Influenza Like Illness (ILI, influenza klinis)
c.
Surveilans Pneumonia
d.
Surveilans Berbasis Laboratorium (serologi dan virologi)
e.
Penyelidikan Epidemiologi pada populasi berisiko tinggi (wabah AI unggas)
f.
Surveilans Kasus AI di Puskesmas dan RS
g.
Surveilans Kasus AI pada RS Khusus Rawat Kasus
h.
Penyelidikan Epidemiologi Kasus AI dan Surveilans Kontak Kasus AI
2.5.1 Deteksi Dini Risiko Penularan Avian Influenza (H5N1) a) Unggas - Manusia Pendekatan yang diterapkan adalah sebagai berikut: a.
Menemukan sedini mungkin adanya kejadian wabah AI (H5N1) Unggas, dengan melaksanakan surveilans Wabah AI (H5N1) Unggas
b.
Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi dan Surveilans ILI diantara Kontak Unggas pada wabah AI (H5N1) tersebut diatas
c.
Pemeriksaan kasus ILI diantara Kontak Unggas. Memeriksa lebih teliti dengan pemeriksaan laboratorium setiap kasus ILI diantara kontak Unggas tersebut untuk mengetahui adanya virus AI (H5N1), yaitu dengan mengambil spesimen usap nasofaring, usap tenggorok dan darah tersebut untuk dilakukan Uji PCR dan atau Uji Serologi serta identifikasi hubungan epidemiologi dan kesamaan virus AI (H5N1) pada unggas
d.
Survei diantara kontak Unggas. Yaitu melakukan uji petik terhadap 5-10 orang yang kontak dengan unggas dan mengambil spesimen usap nasofaring, usap tenggorok dan darah untuk dilakukan Uji PCR dan Uji Serologi *)
e.
Identifikasi sifat dan peta sebaran virus-virus yang ditemukan pada unggas dan manusia sebagai bagian dari Surveilans Virologi AI (H5N1)
f.
Berdasarkan data Penyelidikan Epidemiologi dan Surveilans ILI diantara Kontak Unggas pada Wabah AI (H5N1) tersebut dapat ditetapkan gambaran epidemiologi menurut waktu, tempat dan orang serta besarnya risiko penularan AI (H5N1) unggas - manusia
g.
Disamping itu, adanya penularan AI (H5N1) unggas – manusia dapat dilakukan dengan mengidentifikasi atau menelusuri adanya kontak dengan unggas sebagai sumber penularan terhadap kasus-kasus AI (H5N1) manusia yang ditemukan. Kontak dengan unggas dimaksud adalah kontak dengan unggas sakit atau mati mendadak karena AI (H5N1) atau yang belum diketahui penyebabnya serta produk mentah (telur, jeroan) dan kotorannya pada 7 hari terakhir sebelum timbul gejala. Kontak dengan unggas adalah merawat, mengolah, memegang, membawa unggas atau membersihkan kandangnya
7|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
*) dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi Jejaring Surveilans Epidemiologi Nasional Pengendalian dan Penanganan Flu Burung dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini:
Keterangan :
Jalur informasi kasus & umpan balik Jalur spesimen & hasil laboratorium Jalur rujukan pasien Jalur koordinasi
8|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
3
ANALISIS SITUASI DAN DATA Kasus suspek Avian Influenza (H5N1) pada manusia di Kota Bandung pada tahun 2005 mendapat
perhatian dari jajaran kesehatan khususnya Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan leading sektornya Seksi Surveilans yang sekarang berganti menjadi Seksi Pemantau Penyakit dalam melakukan investigasi dan pelacakan kasus per kasus Flu Burung (AI- H5N1) di Wilayah Kota Bandung. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data didapatkan data berikut ini: Gambar 1.1 Kejadian Kasus Flu Burung Pada Manusia Menurut Tempat di Kota Bandung Tahun 2005 – 2011
Keterangan : = Kasus Confirm = Kasus Suspect Sumber : Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari gambar diatas, kasus Flu Burung menyebar hampir diseluruh kecamatan Kota Bandung. Angka kejadian paling tinggi terdapat di Kecamatan Batununggal 4 kasus dan Kecamatan Bandung Kidul 4 kasus. Kecamatan yang mengalami kejadian kasus Flu Burung hampir 80 % berada di daerah pinggiran atau berada diperbatasan dengan wilayah kota/kabupaten lain dimana daerah tersebut masyarakat masih banyak memelihara unggas secara tradisional. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Kota Bandung terutama didaerah rawan sangat berisiko tertular Flu Burung. Beberapa penyebab terjadinya penyebaran kasus Flu burung yang meluas di Kota Bandung, antara lain yaitu: 1) Kurangnya skrining oleh petugas kesehatan baik pada layanan kesehatan pada penderita dengan gejala klinis Flu Burung 2) Kurangnya peran petugas surveilans ditingkat Puskesmas maupun tingkat Dinas Kesehatan Kota dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB Flu Burung. 3) Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sector 9|P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
4) Kurangnya pemantauan factor risiko 5) Kurangnya diseminasi dan advokasi pada pemerintahan setempat 6) Kurangnya pengawasan terhadap lalu lintas unggas 7) Kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat dalam memlihara dan mengkonsumsi unggas 8) Kurangnya kesadaran masyarakat melaporkan adanya unggas mati mendadak dan adanya keluarga yang mendadak sakit setelah kontak dengan unggas mati ke petugas kesehatan Tabel 1.1 Kejadian Kasus Flu Burung Pada Manusia Menurut Klasifikasi Kasus di Kota Bandung Tahun 2005 – 2011 CONFIRM TAHUN
SUSPECT
TOTAL
Kasus
Meninggal
CFR (%)
Kasus
Meninggal
CFR (%)
Kasus
Meninggal
2005
0
0
0
4
0
0
4
0
2006
2
2
100
15
3
20
17
5
2007
0
0
0
7
0
0
7
0
2008
0
0
0
2
1
50
2
1
2009
0
0
0
0
0
0
0
0
2010
1
0
0
0
0
0
1
0
2011
0
0
0
1
1
100
1
1
Jumlah
3
2
66.67
29
5
17.24
32
7
Sumber : Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari data diatas, angka kejadian yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 sebanyak 17 kasus dengan yang meninggal sebanyak 5 orang dan angka kejadian terendah /tidak ada kasus pada tahun 2009, tetapi pada tahun 2010 dan 2011 kasus Flu Burung kembali terjadi lagi. Hal tersebut menandakan bahwa kasus Flu Burung di Kota Bandung masih ada walau frekwensinya sudah berkurang. Angka kematian penyakit Flu Burung sepanjang tahun 2005-2011, didapatkan bahwa dari 3 penderita kasus confirm 2 meninggal (CFR: 66, 6%) sedangkan dari 29 kasus suspek 5 meninggal (CFR: 17, 24 %). Pada kasus confirm penderita yang tidak mendapat penanganan segera sangat besar dapat menimbulkan kematian. Adanya kasus suspek yang meninggal merupakan hal yang perlu ditelusuri kasus per kasus, menurut hasil penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan didapatkan temuan sebagai berikut: 1) Ketidaktahuan dari penderita dan keluarga tentang Flu Burung 2) Penderita terlambat dibawa ke layanan kesehatan 3) Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan dalam penanganan penderita Flu Burung 4) Pada awal didiagnosis kasus suspek Flu Burung penderita tidak segera mendapatkan therapy pengobatan yang tepat, karena dari gejala klinis menyerupai influenza biasa. 5) Terlambatnya pengambilan sampel darah, usap nasopharing dan tenggorok untuk menentukan kalsifikasi kasus pada penderita
10 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
Grafik 1.1 Kejadian Kasus Flu Burung Pada Manusia Menurut Jenis Kelamin di Kota Bandung Tahun 2005 - 2011
53% 47%
Laki-laki Perempuan
Sumber : Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari grafik di atas, kejadian Flu Burung sepanjang tahun 2005-2011 berdasarkan jenis kelamin, didapatkan bahwa pada laki-laki sebanyak 15 kasus (46,9%) dan pada perempuan sebanyak 17 kasus (53,1%). Hal ini menggambarkan bahwa perempuan lebih banyak terkena penyakit flu burung. Kajian lebih lanjut mengapa perempuan lebih banyak terkena kasus dibanding laki-laki belum dapat dijelaskan. Tabel 1.2 Kejadian Kasus Flu Burung Pada Manusia Menurut Kelompok Umur di Kota Bandung Tahun 2005 - 2011 No
Kelompok Umur
Frekuensi
%
1
0-5 tahun
9
28,1
2
5-10 tahun
1
3,1
3
11-15 tahun
3
9,4
4
16-20 tahun
1
3,1
5
21-25 tahun
5
15,6
6
26-30 tahun
1
3,1
7
31-35 tahun
1
3,1
8
35-40 tahun
1
3,1
9
41-45 tahun
2
6,3
10
46-50 tahun
2
6,3
11
51-55 tahun
1
3,1
12
56-60 tahun
2
6,3
13
61-65 tahun
3
9,4
Jumlah
32
100,0
11 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak-anak umur 0-5 tahun adalah kelompok umur paling berisiko (28, 1%), selanjutnya disusul oleh kelompok umur 21-25 tahun (15,6%) dan kelompok umur 61-65 tahun (9,4%). Pada dasarnya semua kelompok umur dapat berisiko tertular Flu Burung tetapi pada kelompok umur 0-5 tahun didapat paling berisiko tertular Flu Burung. Hal ini bukan berarti pada kelompok umur tersebut kasus Flu Burung meningkat tetapi lebih disebabkan karena adanya Sistim Kewaspadaan Dini KLB. Saat petugas surveilans melakukan penyelidikan epidemiologi didaerah yang terdapat kasus unggas mati mendadak dan menemukan penderita dengan gejala klinis suspect Flu Burung disertai kontak dengan unggas mati mendadak maka penderita tersebut akan ditatalaksana sesuai dengan prosedur. Selain untuk mengetahui apakah pada kelompok umur tersebut sudah terinfeksi virus AI H5N1, juga untuk mengetahui apakah sudah ada penularan antar manusia. Jika kita lihat dari data yang terdapat dalam lampiran 1, semua penderita kelompok umur 0-5 tahun dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan negatif. Grafik 1.2 Kasus Flu Burung Pada Manusia Menurut Waktu Kejadian di Kota Bandung Tahun 2005 – 2011 6 5 5 4 4 3
3
3
3 2
2
2 1
1
1
1
11
1
1
1 0 000 0 0
00 0 000 00 000 000000 0 0000 000000 000000
0000
0000 00000
0 0000
JAN
FEBR
MART
APR
MEI
JUN
JUL
AGU
SEPT
OKT
NOV
DES
2005
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
0
0
2006
3
5
1
0
0
2
0
0
4
1
0
1
2007
1
2
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2008
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2009
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2011
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
Sumber : Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung Dari grafik diatas, periode tahun 2005-2008 kasus Flu Burung meningkat pada bulan Pebruari dan bulan September, sedangkan pada tahun berikutnya dari tahun 2009-2011 kasus Flu Burung menurun. Khusus pada tahun 2006, dengan adanya peningkatan kasus maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) dan setelah dilakukan intervensi serta upaya-upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung kasus Flu Burung menurun.
12 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
4
PENANGGULANGAN Penanggulangan Flu Burung / Avian Influenza (H5N1) di Kota Bandung mengacu pada peraturan &
perundangan yang mendukung penanggulangan Avian Influenza, yaitu: 1) KEPMENKES RI Nomor 1371/MENKES/IX/2005, tentang Penetapan FB atau AI sebagai Penyakit yg dapat menimbulkan wabah. 2) KEPMENKES RI Nomor 1372/MENKES/IX/2005, tentang Penetapan Kondisi KLB Flu Burung 3) PERMENKES RI Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010, tentang Jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya. a.
Upaya penanggulangan Flu Burung / Avian Influenza (H5N1) di Kota Bandung bertujuan :
4) Mempertahankan daerah bebas Flu Burung 5) Mengendalikan AI/Flu Burung di daerah tertular 6) Menurunkan kasus kejadian AI/Flu Burung pada unggas maupun manusia dan menurunkan kematian Flu Burung pada manusia 7) Menurunkan dampak sosial ekonomi akibat Flu Burung Dalam upaya pengendalian dan penanggulangan Flu Burung / Avian Influenza, Dinas Kesehatan Kota Bandung merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1) Perawatan dan penatalaksanaan kasus Avian Influenza (H5N1) di Rumah Sakit. 2) Investigasi dan pelacakan kasus secara cepat saat mendapat laporan kematian unggas mati mendadak (Quick Response) dilapangan. 3) Pemantauan ketat terhadap penularan kasus flu burung didaerah yang terjangkit. 4) Pengamatan/surveilans ketat terhadap penularan kasus Avian Influenza (H5N1) pada manusia. 5) Koordinasi lintas sektor dan lintas program. 6) Distribusi obat tamiflu ke puskesmas. 7) Sosialisasi penanggulangan Avian Influenza (H5N1) kepada Direktur Rumah Sakit se-Kota Bandung. 8) Penyuluhan tentang pencegahan dan pengobatan di masyarakat Kota Bandung. 9) Menyiapkan RS Rujukan yaitu RS Dr. Hasan Sadikin Bandung & RS paru Rotinsulu Bandung. 10) Melakukan kajian dan pembahasan mengenai kemungkinan memisahkan lingkungan hidup manusia dengan ternak. Misalnya, secara bertahap melarang adanya peternakan di perkotaan, melakukan penyuluhan pengkandangan, dsb.
13 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
5
UPAYA PENCEGAHAN Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi kotoran
dan sekret unggas, dengan tindakan Universal Precaution antara lain sebagai berikut: 1) Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas termasuk pupuk harus menggunakan pelindung diri (masker, kacamata dan sarung tangan). 2) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan ditanam/dibakar agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang sekitarnya. 3) Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan disinfektan, antara lain: Sodium Hipochlorite (pemutih, kaporit) Deterjen, Benzol Konium Chlorite 10 %, alkohol, Lysol dan lain-lain. 4) Keranjang, kandang bekas dan kotoran ayam tidak dikeluarkan dari lokasi peternakan dalam keadaan belum didesinfeksi. 5) Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 800C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 640C selama 5 menit. 6) Melaksanakan kebersihan lingkungan. 7) Jangan hidup bersama ayam/unggas lain, atau kandangkan unggas / ayam. 8) Melakukan kebersihan diri (cuci tangan dengan sabun). 9) Apabila akan menggunakan pupuk kandang, hendaknya menggunakan alat pelindung diri.
5.1
Aspek khusus Gejala klinis pada penderita Flu Burung mirip dengan penderita flu musiman biasa, tetapi melalui
skrining ada perbedaan yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan diagnosis pada penderita, apakah masuk dalam kasus suspek, probable atau confirm sehingga tata laksana kasus selanjutnya dapat dengan segera ditindak lanjuti. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza H5N1). Selain dari petugas kesehatan, kesadaran masyarakat perlu ditumbuhkan agar selalu waspada terhadap penyebaran Flu Burung dilingkungannya. Informasi yang cepat dan tepat dari masyarakat maupun layanan kesehatan lainnya terhadap adanya kejadian Flu Burung sangat diperlukan oleh petugas surveilans agar dapat dengan segera dilakukan investigasi kasus serta penyelidikan epidemiologi.
14 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
6
DAFTAR PUSTAKA : -
Buku Pedoman Surveilans Epidemiologi Avian Influenza Integrasi Di Indonesia, Kerjasama Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian, Tahun 2006.
-
Buku Pedoman Penanganan Flu Burung Bagi Petugas Kesehatan Layanan Dasar, Training of Trainer Avian Influenza, Tahun 2011.
6.1
-
Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Bandung.
-
Situs www.depkes.go.id
-
Posko Ai, Departemen Kesehatan
-
Portal AI Deptan :
[email protected]
Lampiran -
15 | P a g e
Lampiran 1 : Kejadian Kasus Flu Burung Di Kota Bandung Tahun 2005 - 2011
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
Lampiran 1
Kejadian Kasus Flu Burung Pada Manusia Di Kota Bandung Tahun 2005 - 2011
NO
NAMA
JK
1
An. K
P
USIA
17
ALAMAT
bl
Lemah Hegar, RT 9 RW 4, Kel. Sukapura, Kec. Kiaracondong
2
Tn. A.J
L
41
th
Jl. Soekarno Hatta No. 643, RT 01 RW 07, Kel. Sukapura, Kec. Kiaracondong
3
An. F
P
20
bl
Kpg. Lio RT 07 RW 01, Kel. Cipamokolan, Kec. Rancasari.
th
Dungus Cariang 170 A/ 77, RT 01 RW 06, Kel. Dungus Cariang, Kec. Andir
th
Jl. Ters Buah Batu RT 01 RW 07, Kel. Kujang Sari, Kec. Bandung Kidul.
th
Jl. Cibarengkok 189/ 182 Kel. Sukabungah, Kec. Sukajadi
4
5
Ny. N
Tn. S
L
P
30
63
TGL MASUK
TGL KELUAR
24/09/
30/09/
2005
2005
26/09/
04/10/
2005
2005
29/09/
05/10/
2005
2005
01/10/
03/10/
2005
2005
12/01/
28/01/
2006
2006
HASIL LAB (PCR)
KET
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif 6
Tn. A
L
53
14/01/
20/01/
H5N1
2006
2006
Positif
Hidup
H3
7
8
9
10
11
16 | P a g e
Ny. S
Ny W.F
An. F.A
An. R.N
R.F
P
P
L
P
L
50
37
1
22
15
th
th
th
bl
th
Jl. Garut III No 1, RT 05 RW 11, Kel Babakansari, Kec, Kiaracondong
15/01/
15/01/
2006
2006
Gg Rd Dewi VI No 50 RT 11 RW 02, Kel. Babakan Tarogong, Kec. Bojongloa Kaler
02/03/
02/04/
2006
2006
Kpg. Cipaheut Kaler RT 03 RW 02, Kel. Cigadung, Kec. Cibeunying Kaler.
25/02/
26/02/
2006
2006
Kpg. Cigagak RT 04 RW 15 Kel. Cipadung, Kec. Cibiru
25/02/
01/03
2006
2006
26/02/
28/02/
2006
2006
KOM. Batununggal Sentosa No. 20 B, RT 03, RW 05, Kel. Mengger, Kec. Bandung Kidul
Negatif
Meninggal
Negatif
Meninggal
Negatif
Meninggal
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
12
13
An. Ri
Ny.Y
P
P
2
48
th
Kpg. Cigagak RT 04 RW 15 Kel. Cipadung, Kec. Cibiru
th
Jl. Mayang Asih No. 20 RT 01, RW 05, Kel. Pasir Endah Kec. Ujung berung
14
Nn. C
P
25
th
Jl. Garunggang Kulon, No. 134 A/ 65 RT 07/ RW 11, Kel. Sukabungah, Kec Sukajadi.
15
Tn. I
L
15
th
Jl. Komp. Dago asri III No. 1 Kel. Dago Kec. Coblong
th
Gg Laksana VII RT 03 RW 03, Kel. Kebon Waru, Kec. Batununggal
th
Gg Laksana VII RT 03 RW 03, Kel. Kebon Waru, Kec. Batununggal
th
Gg Laksana VII RT 03 RW 03, Kel. Kebon Waru, Kec. Batununggal
16
17
18
Tn I. Z
T.J
I.M
L
L
P
24
22
15
27/02/
06/03/
2006
2006
01/03/
06/03/
2006
2006
02/06/
05/06/
2006
2006
09/06/
31/06/
2006
2006
24/09/
24/09/
2006
2006
24/9/
28/9/
2006
2006
25/09/
30/09/
2006
2006
28/09/
05/10/
2006
2006
19
Nn. S
P
18
th
Gg Laksana VII RT 03 RW 03, Kel. Kebon Waru, Kec. Batununggal
20
Tn. R
L
63
th
Kel. Cipamokolan RT 05, RW 08 Kec. Rancasari
30/10/
06/11/
2006
2006
21
An. H
L
3
th
Jl. Curug Candung RT 02, RW 05, Kel. Wates, Kec. Bandung Kidul
30/12/
06/01/
2006
2007
22
Tn. Y
L
64
th
Jl. Ters. Sutami No. 26 RT. 05 RW. 03 Kel. Sukagalih, Kec. Sukajadi
23
Nn. I
P
24
th
RT 03 RW 04 Kel. Pasirlayung Kec. Cibeunying Kidul
17 | P a g e
24/01/ 2007
23/02/
03/03/
2007
2007
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Positif
Meninggal di RS St Yusuf
Positif
Meninggal
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup, Rawat di RS Rotinsulu
Negatif
Hidup
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Tugas Individu Untuk Mata Kuliah Surveilans Epidimiologi Yadi Kusmayadi NPM 113214089
24
An. D
P
3
th
RT 03 RW 04 Kel. Pasirlayung Kec. Cibeunying Kidul
24/02/
03/03/
2007
2007
25
Tn. A. D
L
44
th
RT 03 RW 12 Kel. Cisaranten Kulon, Kec. Arcamanik
08/03/
15/03/
2007
2007
26
An. Di
P
4
th
RT 07 RW 06 Kel. Mandalajati Kec. Mandalajati
26/03/
27
An. F
P
7
th
RT 06 RW 02 Kel. Kujangsari Kec. Bandung Kidul
29/03/
28
By.A.A
L
4
bl
RT.04 RW.11 Kel. Babakan Kec. Babakan Ciparay
11/04/
19/04/
2007
2007
29
Ny. L. K
P
60
th
Jl Junjunan Dlm I no 1 RT 08 RW 03 Kel Pajajaran Kec Cicendo
26/02/
30
Tn. D
L
32
th
Jl Inhofftank no 28 RT 05/06 Kel Kebon Lega Kec Bojongloa Kidul
02/11/
03/11/
2008
2008
th
Jl. Holis Selatan Belakang No. 382 RT.04 RW.03 Kel. Caringin Kec. Bandung Kulon
2007
2007
2008
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Hidup
Negatif
Meninggal
Hasil 31
32
Nn. K
Tn. C.G
P
L
21
60
T h
Jl. Girisari No. 9 RT.04 RW.043 Kelurahan Pasir Endah Kecamatan Ujungberung
22/11/
10/12/
2010
2010
(-)
Hidup
PCR II (+)
26/06/ 2011
30/06/ 2011
Sumber : Seksi Pemantau Penyakit Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung
18 | P a g e
PCR I
tdk ada Hasil PCR
Meninggal
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG Lampiran 2 Form PE-AI
Penyelidikan Epidemiologi Avian Influenza H5N1 I. Identitas Pelapor 1. Nama
: ____________________
2. Nama Kantor & Jabatan : ____________________ 3. Kabupaten/Kota
: _______________ 4. Provinsi : ________________
5. Tanggal Laporan
: ____/____/200_
II. Identitas Penderita No. Epid :
Nama
: ____________________ Nama Orang Tua/KK : ___________________
Jenis Kelamin : [1] Laki-laki [2]. Peremp, Tgl. Lahir: __/__/___, Umur: __ th, __ bl
Tempat Tinggal Saat ini: Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________ Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________ Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________ Pekerjaan : [1] RS/Klinik [2] Laboratorium
[3] Veterinarian [4] Peternak unggas
[5] Peternak babi [6] Pasar unggas/babi
[7] Lain : _________________________________________________ Alamat Tempat Kerja : ________________________________________________ Saudara dekat yang dapat dihubungi : ____________________________________ Alamat (Jalan, RT/RW, Blok, Pemukiman) : ________________________________ Desa/Kelurahan : _____________________, Kecamatan : ____________________ Kabupaten/Kota : ____________, Provinsi : _____________, Tel/HP : ___________ 19 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG
III. Riwayat Sakit Tanggal mulai sakit (demam) : ___/___/200__ Gejala dan Tanda Sakit serta Hasil Pemeriksaan Lain Demam
Lekosit darah terendah
Batuk
Trombosit terendah
Pilek
Limfosit terendah
Sakit tenggorok
SGOT/SGPT tertinggi
Nafas pendek/sesak
Foto paru
Perjalanan Penyakit (waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke RS/Klinik)
mulai demam
unggas mati
Bagaimana keadaan penderita saat ini ? [1] Sembuh
[3] Sakit dirawat klinik
[2] Sakit dirawat RS
[4] Sakit dirawat dirumah
[5] Meninggal, tanggal : ___/___/______
Nama Klinik atau RS yang pernah memeriksa atau merawat :
Nama Klinis/RS
Alamat
Tgl Masuk Klinik/RS
Form PE AI : 2
20 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG
IV. Riwayat Kontak 1.
Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit, apakah penderita pernah kontak dengan binatang
Kontak Tidak Erat Ayam
Bebek
Puyuh Burung
____ Babi
____
Bebek
Puyuh Burung
____ Babi
____
Sehat Sakit Mati Kontak Erat Ayam Sehat Sakit Mati
Kontak Sehari-hari Ayam Peternakan Peternakan rakyat Pasar unggas Veteriner
Pemotongan Proses memasak Lain-lain
21 | P a g e
Bebek
Puyuh Burung
Babi
____
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG 2.
Dalam 14 hari terakhir sebelum sakit pernah mengunjungi atau tinggal di daerah tempat terjadinya banyak kematian unggas (wabah) :
[1] Pernah
[2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Jika pernah, jelaskan kapan, lama dan sifat kunjungan tersebut :
Form PE AI : 3
3. Dalam 7 hari terakhir sebelum sakit apakah penderita pernah kontak erat dengan seseorang atau penderita yang dirawat dengan pnemonia ? (kontak erat adalah merawat, menunggui, serumah)
[1] Pernah
[2] Tidak pernah [3] Tidak jelas
Nama dan Kepala Keluarga
Umur
Jika Pernah, lengkapi keterangan kontak dimaksud sebagai berikut :
Alamat Hub dg Jalan, RT/RW, Pemukiman
Kec, Kab/Kota dan Provinsi
Tanggal kontak
Flu Burung
penderita
awal
akhir
*)
*) td (tidak), suspek, probable, konfirmasi atau tt (tidak tahu)
4.
Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga atau anggota keluarga yang lain ?
[1] Ada
22 | P a g e
[2] Tidak ada [3] Tidak jelas
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG
Umur
Jika Ada, lengkapi keterangan penderita dimaksud sebagai berikut :
Nama dan Kepala Keluarga
Alamat Hub dg Jalan, RT/RW, Pemukiman
Kec, Kab/Kota dan Provinsi
Tanggal kontak Flu Burung
penderita
awal
akhir
*) td (tidak), suspek, probable, konfirmasi atau tt (tidak tahu)
Form PE AI : 4
5.
Anggota serumah
Jumlah anggota keluarga serumah : ___ orang Apakah ada anggota keluarga yang bekerja pada tempat kerja dibawah ini ?
RS/Klinik
Peternakan unggas
Laboratorium
Peternakan babi
Veterinarian
Pasar unggas/babi
Nama
23 | P a g e
Tempat Kerja
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG 6.
Pemeriksaan Lingkungan Rumah Tinggal Ayam
Bebek Puyuh
Burung
Babi
____
Piaraan Peternakan Pasar unggas Tambahan informasi lingkungan rumah tinggal, tempat kerja atau tempat bermain yang diduga merupakan sumber penularan
Form PE AI : 5
24 | P a g e
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI AVIAN INFLUENZA (H5N1) DI KOTA BANDUNG
IV. Pengambilan Spesimen Ambil Nama Spesimen
Pemeriksaan
Nomor Laboratorium
Tgl
Laboratorium
Tgl
Hasil
Usap nasofaring
Usap tenggorok
Serum darah
V. Kontak Penyelidikan (pejabat, petugas, dokter sbg sumber informasi) : Nama
Jabatan/Kantor/Alamat
VI. Tim Penyelidikan Epidemiologi 1. ________________, Kantor : ______________________tel ______________ 2. ________________, Kantor : ______________________tel ______________ 3. ________________, Kantor : ______________________tel ______________ 4. ________________, Kantor : ______________________tel ______________ 5. ________________, Kantor : ______________________tel ______________
25 | P a g e
Tel