494 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Sulawesi Tenggara
Tugu Persatuan Tugu Persatuan dibangun di atas lahan yang dulu dipakai Musabaqoh Tilawatir Quran (MTQ) Nasional ke21 tahun 2006. Karena itu, area ini lazim disebut MTQ Square. Difungsikan sebagai alun-alun Kendari, dan kebetulan berada di depan Kantor Wali Kota Kendari, MTQ Square biasa dipakai untuk berbagai kegiatan: konser musik, bazar, pameran, dan pergelaran lainnya. Ini sesu ai cita-cita awal, ingin membangun pusat kota bagaikan kawasan Monas di Jakarta.
Laporan Provinsi| 495
Profil Sulawesi Tenggara 2014 Ibu Kota Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk PDRB/Kapita2) IPM Angka Pengangguran3) Koefisien Gini4)
: Kendari : 38.068 km2 : 2,23 juta : 64 jiwa/km2 : Rp 6,3 juta : 68,07 : 4,43% : 0,426
Karakter Kemiskinan
94,9%
44,0%
76,2%
20,7%
66,9% 62,0% 57,9%
Profil Kemiskinan Multidimensi Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin Angka Kemiskinan Keparahan Kemiskinan Indeks Kemiskinan Multidimensi
: 285.283 : 1.283.627 : 50,2% : 44,05% : 0,221
Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa
Kota
223.577
61.706
1.025.461
258.166
54,8%
38,4%
44,4%
42,8%
18,4% 12,0% 6,2%
44,7%
0,243
IKM
0,165
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
RT Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Penduduk Miskin Kota
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
IKM
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Keterangan 1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2) PDRB/kapita tanpa Migas 3) Data Agustus 2014 4) Data 2013
496 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Peta Kemiskinan Multidimensi Provinsi Sulawesi Tenggara 2013
14 KOLAKA UTARA
KONAWE UTARA 7 KONAWE
KOLAKA TIMUR
0
30
KOTA KENDARI
KONAWE KEPULAUAN
29
41
0
KOLAKA
34
KONAWE SELATAN
BUTON UTARA
23
BOMBANA
7
40
MUNA
WAKATOBI
13 KOTA BAUBAU
9
34
BUTON
Keterangan RT Miskin (%) >50
40-50
30-40
20-30
<20
n.a.
Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
Keterangan Simbol Karakteristik Akses air bersih
Sanitasi
Partisipasi Sekolah
Melek Huruf
Bahan Bakar untuk Memasak
Sumber Penerangan
Pembantu Kelahiran
Gizi Seimbang Anak Balita
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kondisi Atap Lantai Dinding
Kepemilikan Aset Rumah
Laporan Provinsi| 497
Analisis Kemiskinan Multidimensi Sulawesi Tenggara Profil Kemiskinan Multidimensi Taraf hidup masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) berangsur membaik selama 2012-2014. Beberapa indikator kemiskinan, seperti angka kemiskinan, tingkat keparahan, dan indeks kemiskinan yang diukur secara multidimensi, cenderung turun dalam periode tersebut. Meski tipis, turunnya ketiga indikator kemiskinan multidimensi tersebut menunjukkan semakin besarnya kesempatan masyarakat Sultra memperoleh layanan kesehatan, pendidikan, dan memiliki kualitas hidup lebih layak. Tren positif terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat Sultra tecermin dari makin berkurangnya angka kemiskinan multidimensi. Rata-rata ada 2,33 persen rumah tangga miskin di wilayah ini yang ”naik kelas” ke tingkat lebih tinggi selama 2012-2014. Perubahan positif tersebut turut mendorong turunnya indeks kemiskinan Sultra. Pada tahun 2014 indeks kemiskinan di provinsi ini mencapai 0,221 persen. Posisinya berada
setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan setingkat lebih buruk daripada Sulawesi Tengah tetangganya. Meski terjadi penurunan indeks kemiskinan, perkembangan taraf hidup masyarakat Sulawesi Tenggara tidak banyak berubah. Secara nasional, indeks kemiskinan provinsi seluas 148.140 meter persegi ini berada di peringkat ke-6 dari 33 provinsi. Indeks kemiskinan Sultra berada jauh di bawah rata-rata nasional yang hanya 0,124. Dengan keparahan kemiskinan rata-rata 44,3 persen dalam tiga tahun tersebut, tampak bahwa tingkat kesulitan warga miskin, baik di perdesaan maupun di perkotaan Sultra, relatif tidak berkurang. Jumlah rumah tangga miskin merupakan satu-satunya parameter kemiskinan di Sultra yang masih berfluktuasi selama 2012-2014. Kondisi di tahun 2013 merupakan yang terbaik karena jumlah rumah tangga miskin di provinsi ini turun sebanyak 2,55 persen, menjadi 282.188 rumah tangga. Sayangnya, posisi tersebut tidak bertahan lama karena
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Sulawesi Tenggara 2012-2014 2012 Keterangan
2013
2014
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
230.931
58.628
289.559
224.932
57.256
282.188
223.577
61.706
285.283
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)
1.068.636
250.529
1.319.165
1.036.143
257.740
1.293.883
1.025.461
258.166
1.283.627
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
59,8
40,3
54,5
55,9
36,9
50,7
54,8
38,4
50,2
Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%)
45,6
42,3
45,0
44,5
41,9
44,0
44,4
42,8
44,1
0,273
0,171
0,245
0,249
0,155
0,223
0,243
0,165
0,221
Jumlah Rumah Tangga Miskin
Indeks Kemiskinan Multidimensi
498 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
setahun kemudian jumlahnya kembali bertambah sebanyak 1,1 persen. Meski jumlah rumah tangga miskin mengalami pasang surut, penghitungan kemiskinan secara individu tidaklah demikian. Selama 2012-2014 jumlah penduduk miskin Sultra terus turun dari waktu ke waktu. Dalam periode tersebut rata-rata terdapat 1,35 persen penduduk yang taraf hidupnya berangsur membaik.
Angka Kemiskinan Multidimensi Sulawesi Tenggara terdiri atas 12 wilayah kabupaten/kota, yang tak satu pun wilayahnya terbebas dari kemiskinan multidimensi. Sembilan dari dua belas kabupaten/kota yang ada bahkan memiliki rumah tangga miskin lebih dari 50 persen. Kondisi ini terjadi selama 2012-2014. Kabupaten Konawe Utara merupakan pemilik angka kemiskinan multidimensi tertinggi di Sulawesi Tenggara. Proporsi rumah tangga miskin di wilayah seluas 5.101,76 kilometer persegi ini mencapai 65,03 persen. Sebaliknya, angka kemiskinan terendah, yaitu 40,66 persen, dimiliki Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra. Meski angka kemiskinan multidimensi di tiap wilayah rata-rata lebih dari 50 persen, ada gambaran positif dilihat dari pergerakannya yang cenderung turun dari waktu ke waktu. Dalam dua tahun sejak 2012, angka
kemiskinan multidimensi Sulawesi Tenggara berkurang sebanyak 4,34 persen. Kondisi ini muncul akibat terdorong oleh semakin rendahnya jumlah rumah tangga miskin dalam periode yang sama. Kondisi kemiskinan Sulawesi Tenggara yang diukur melalui pendekatan multidimensi berbeda polanya dibandingkan dengan kemiskinan moneter. Selama kurun 20122014 pola perubahan angka kemiskinan moneter Sulawesi Tenggara tidak mencolok dan cenderung fluktuatif. Sementara itu, dari kacamata multidimensi, terlihat ada penurunan yang konsisten dari tahun ke tahun. Gambaran kemiskinan yang terjadi di Sulawesi Tenggara memiliki beberapa kemiripan dengan yang terjadi di tingkat nasional. Kemiripan itu terkait lokasi kantong-kantong kemiskinan yang mayoritas terkonsentrasi di perdesaan. Kesamaan lainnya terkait pola kecenderungan perubahan yang turun secara bertahap selama dua tahun berturut-turut sejak 2012. Baik di Sulawesi Tenggara maupun di tingkat nasional, rendahnya kapabilitas masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari lebih banyak terjadi di perdesaan dibandingkan dengan perkotaan. Dalam periode 2012-2014, angka kemiskinan di perdesaan Sulawesi Tenggara kurang lebih satu setengah kali angka kemiskinan di perkotaan. Pada tahun 2013, misalnya, ada sebanyak 56,0 persen rumah tangga miskin
Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
Laporan Provinsi| 499
di perdesaan Sulawesi Tenggara. Sementara itu, proporsi rumah tangga miskin di perkotaan tak lebih dari 36,9 persen. Dari segi proporsi, angka kemiskinan multidimensi Sultra dan nasional memang memiliki kemiripan. Akan tetapi, jika ditelisik lebih jauh, kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan di Sulawesi Tenggara rupanya tidak sebesar nasional. Pada periode yang sama, angka kemiskinan perdesaan di tingkat nasional mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan perkotaan. Tren angka kemiskinan multidimensi Sulawesi Tenggara terus turun selama 20122014. Pola ini terjadi pula di tingkat nasional. Baik Sulawesi Tenggara maupun nasional sama-sama mampu menekan angka kemiskinan dalam periode tersebut. Bedanya,
angka kemiskinan multidimensi Sultra pada tahun 2014 masih berada di angka 50,2 persen. Artinya, satu dari dua rumah tangga di provinsi ini tidak mendapat akses kesehatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup yang layak. Sementara itu, di tingkat nasional kondisinya jauh lebih baik. Angka kemiskinan Indonesia pada tahun yang sama adalah 29,70 persen. Artinya, dari tiga rumah tangga, hanya satu yang tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi Tahun 2014, lebih dari separuh atau 50,2 persen dari total rumah tangga di Sulawesi Tenggara masuk dalam kategori miskin secara multidimensi. Selain besar dari
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
2012 2013 2014
Sulawesi Tenggara
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
2012 2013 2014
Sulawesi Tenggara
500 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
segi proporsi, intensitas atau tingkat keparahannya pun mencapai 44,1 persen di tahun yang sama. Selisihnya 2,2 persen lebih tinggi dibandingkan dengan di tingkat nasional. Posisi ini mendudukkan Sultra di urutan ke lima dari 33 provinsi di Indonesia. Sementara itu, di antara provinsi lainnya di Pulau Sulawesi keparahan kemiskinan Sultra berada di urutan kedua. Meski demikian, kecenderungan positif tergambar dari pola perubahannya selama periode tersebut. Setidaknya dalam dua tahun sejak 2012, trennya selalu positif atau turun secara bertahap. Awalnya, keparahan kemiskinan Sultra sebesar 45 persen, tetapi dua tahun kemudian turun menjadi 44,1 persen. Meski demikian, penurunan keparahan kemiskinan yang konsisten hanya terjadi di perdesaan. Pada tahun 2012, keparahan kemiskinan di perdesaan tercatat sebesar 45,6 persen. Dua tahun berikutnya, keparahan kemiskinan ini turun menjadi 44,4 persen. Sebaliknya, di perkotaan, keparahan kemiskinan berfluktuasi. Setelah sempat turun pada 2013, keparahan kemiskinan di perkotaan meningkat menjadi 42,8 persen setahun kemudian.
Indeks Kemiskinan Multidimensi Pendekatan secara multidimensi memo-
tret kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara yang berangsur membaik selama 2012-2014. Pada periode tersebut semakin banyak masyarakat miskin Sultra yang berkesempatan memiliki akses kesehatan, pendidikan, dan memperoleh kualitas hidup lebih baik. Dalam dua tahun tersebut tercatat penurunan indeks kemiskinan di Sultra sebesar 0,024. Kondisi ini persis sama dengan nasional, di mana terjadi selisih indeks kemiskinan dalam jumlah yang sama. Secara umum, perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin Sulawesi Tenggara tergolong tipis. Selama dua tahun tersebut rata-rata penurunan indeks kemiskinan hanya sebesar 0,012 poin. Posisi ini menempatkan Sulawesi Tenggara dalam kategori sepuluh wilayah dengan persoalan kemiskinan terbanyak atau berada di urutan keenam di tingkat nasional. Indeks Kemiskinan Multidimensi Sultra, yaitu 0,221. Posisi ini setingkat lebih baik daripada Papua Barat dan setingkat lebih rendah daripada Sulawesi Tengah. Kota Kendari merupakan wilayah dengan tingkat kesejahteraan terbaik di Provinsi Sulawesi Tenggara. Indeks kemiskinan ibu kota provinsi ini merupakan yang terendah, yakni sebesar 0,16 di tahun 2014. Sebaliknya, indeks kemiskinan tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Bombana, yaitu 0,30. Malangnya, selain dari segi indeks, taraf kemiskinan di Kabupaten Bombana pun terhitung paling
Grafik 4 Indeks Kemiskinan Multidimensi menurut Desa – Kota
Sulawesi Tenggara
Laporan Provinsi| 501
parah di antara 11 kabupaten/kota lainnya. tahun sebelumnya sebab terjadi lonjakan sebesar 5,5 persen.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan
Rekomendasi
Hingga kini, persoalan terbesar yang dihadapi oleh rumah tangga miskin di Sulawesi Tenggara ialah yang termasuk dalam dimensi standar kualitas hidup dan kesehatan. Setidaknya ada empat persoalan mendasar, yakni sumber penerangan, akses air bersih, sanitasi, dan bahan bakar untuk memasak. Hingga tahun 2014, sekitar tiga dari empat rumah tangga miskin di Sulawesi Tenggara belum memilik akses listrik yang memadai. Lebih dari 85 persen masyarakat miskin di Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Kolaka tidak memiliki akses listrik yang memadai. Kesulitan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin di Sultra adalah minimnya sanitasi. Sebanyak 59,4 persen keluarga tidak memiliki toilet atau jamban sendiri pada tahun 2014. Selama ini enam dari sepuluh keluarga miskin Sultra menggunakan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) yang disediakan untuk umum. Sementara itu, dalam hal akses air bersih, rumah tangga yang mengalami persoalan ini kian berkurang dalam kurun waktu 2012-2014. Meski demikian, masih terdapat sekitar 67 persen rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses air bersih yang layak pada tahun 2014. Kemudian, dalam hal bahan bakar untuk memasak, setidaknya ada 95 persen rumah tangga miskin yang bahan bakar untuk memasaknya masih belum layak. Bahkan, di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Buton Utara, kelangkaan bahan bakar untuk memasak ini dialami oleh semua rumah tangga miskin. Persoalan lain yang dialami oleh rumah tangga miskin ialah asupan gizi anak balita, yang cenderung meningkat. Hal ini ditandai dengan kian bertambahnya rumah tangga miskin yang memiliki anak balita dengan asupan gizi yang tidak seimbang. Pada tahun 2014 sebanyak 67,72 persen rumah tangga tak bisa mencukupi gizi anak balitanya karena terbelenggu kemiskinan. Kondisi ini ternyata lebih parah dibandingkan dengan dua
Ukuran kemiskinan multidimensi memasukkan Sultra dalam kategori sepuluh wilayah di Indonesia dengan kondisi kemiskinan yang paling memprihatinkan. Pada tahun 2014 indeks kemiskinan Sultra berada di urutan kedelapan tertinggi dari 33 provinsi di Indonesia. Meski masuk dalam kategori terbelakang, tren kesejahteraan masyarakat Sultra cenderung meningkat selama 20122014. Pengadaan listrik dan bahan bakar untuk memasak harus segera dilaksanakan. Lambannya program tersebut akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan lainnya, seperti pendidikan dan perbaikan gizi keluarga. Tersedianya listrik membuka peluang masyarakat memperoleh lebih banyak informasi baik dari televisi maupun radio. Wawasan tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kesehatan akan mudah sampai ke masyarakat. Sultra sebenarnya memiliki potensi sumber daya listrik. Setidaknya ada sungai-sungai besar yang berkapasitas sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sungai Lalindu dan Lasolo di Kecamatan Asera, Kabupaten Kendari, misalnya, memiliki daya masing-masing sebesar 100 MW dan 90 MW. Ada pula Sungai Konaweha dengan daya 24 MW. Selain berasal dari sungai, terdapat pula sumber energi listrik dari panas bumi. Dua sumber panas bumi yang ada di Sultra adalah Lainea di Kabupaten Kendari dan Lawele di Kabupaten Buton, masing-masing bisa memproduksi daya sebesar 250 MW dan 175 MW. Jika dikelola lebih baik, semua potensi itu bisa mendorong kesempatan lebih banyak lagi masyarakat miskin dalam mengakses listrik. Program kesehatan yang mencakup penyediaan sanitasi dalam bentuk jamban keluarga harus diterapkan di setiap rumah tangga dan ditujukan terutama kepada kepala keluarga. Sementara itu pemenuhan gizi anak balita mulai dari pengetahuan dasar hingga cara penyajian makanan sehat disampaikan kepada semua perempuan,
502 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah. Pemahaman tentang pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil serta gizi bagi perkembangan anak balita perlu ditekankan. Program Desa Sehat Cerdas merupakan satu konsep pengembangan dari desa siaga aktif yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan. Program yang difasilitasi Proyek BASICS, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, ini patut dikembangkan lebih luas dan cepat agar perbaikan kesejahteraan masyarakat meningkat lebih pesat. Praktik forum-forum desa di Kabupaten Konawe Selatan melalui Desa Mandara Mandidoha (desa sehat, cerdas, dan sejahtera) atau Kampo Waraka (desa sehat) di Kabupaten Buton Utara merupakan contoh dan bukti kuat dasar pembentukan konsep tersebut. Terkait penyediaan elpiji, pemerintah pusat harus kembali menggelar program konversi minyak tanah ke elpiji yang telah dimulai tahun 2007. Hingga kini konversi minyak tanah ke elpiji secara massal belum berhasil terlaksana hingga ke wilayah Indonesia timur, termasuk Sultra. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga 2014 baru satu stasiun pengisian bahan bakar gas terpasang di Sultra, lokasinya di Kota Kendari. Dengan memperhatikan permasalahan utama yang dialami oleh rumah tangga miskin, upaya penanggulangan kemiskinan multidimensi di provinsi ini perlu diarahkan sebagai berikut: 1. Penambahan akses listrik di Kabupaten Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Konawe, 2. Penyediaan air bersih di Kabupaten Kolaka, Muna, Kota Kendari, dan Kabupaten Konawe. 3. Mempercepat ketersediaan sanitasi di Kabupaten Muna, Kolaka, Konawe Selatan, dan Buton. 4. Peningkatan jaringan distribusi bahan bakar untuk memasak, khususnya elpiji, di Kabupaten Kolaka, Muna, Buton, dan Konawe Selatan. 5. Mendorong program perbaikan gizi anak balita di Kabupaten Buton, Muna, Konawe Selatan, dan Konawe.
Laporan Provinsi| 503 Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014 2012 Indikator
2013
2014
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
Desa
Kota
Desa + Kota
184.323
33.508
217.831
175.515
30.044
205.558
159.920
30.829
190.750
141.268
39.007
180.275
142.459
40.432
182.891
126.440
50.476
176.916
101.626
18.510
120.136
93.292
15.057
108.349
109.941
17.532
127.473
118.487
32.460
150.946
115.047
33.244
148.291
129.755
35.337
165.092
31.219
4.954
36.173
32.131
5.902
38.032
28.926
5.177
34.103
52.389
6.236
58.625
45.312
4.942
50.253
48.712
3.770
52.482
100.411
25.060
125.472
94.416
26.882
121.299
95.861
29.704
125.564
195.684
37.685
233.368
182.690
31.039
213.729
175.415
42.065
217.480
228.889
57.055
285.944
222.449
56.130
278.579
214.466
56.314
270.780
23.610
2.959
26.569
19.089
2.322
21.411
14.682
3.139
17.821
25.505
28.060
53.564
21.308
29.505
50.813
28.996
29.968
58.964
504 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014 Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012
Kode
KABUPATEN/KOTA
7401 7402 7403 7404
Kab. Buton Kab. Muna Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara Kab. Konawe Utara Kota Kendari Kota Baubau
7405 7406 7407 7408 7409 7410 7471 7472
74_SULTENGGARA
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
32.674 36.420 34.054 41.243
60,4 58,7 59,1 56,0
45,2 46,0 46,3 45,8
0,273 0,270 0,274 0,257
37.482
56,0
44,9
0,252
21.303 10.003 16.076 8.046 7.660 30.216 14.382 289.559
64,5 42,6 53,9 61,5 65,0 40,7 46,0
46,6 43,1 44,6 44,0 46,0 40,7 44,6
0,300 0,184 0,241 0,271 0,299 0,165 0,205
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013
Kode
KABUPATEN/KOTA
7401 7402 7403 7404
Kab. Buton Kab. Muna Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara Kab. Konawe Utara Kota Kendari Kota Baubau
7405 7406 7407 7408 7409 7410 7471 7472
74 SULTENGGARA
Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%)
Keparahan Indeks Kemiskinan Kemiskinan Multidimensi Multidimensi (%)
33.904 40.009 29.877 40.905
59,3 61,4 50,0 52,4
45,9 45,8 44,1 44,3
0,272 0,281 0,220 0,232
33.671
49,6
42,4
0,210
23.146 9.338 14.446 6.877 7.325 29.439 13.251 282.188
63,2 39,8 47,1 52,8 60,8 37,1 39,3
44,9 41,0 42,8 46,0 45,4 40,8 43,4
0,284 0,163 0,202 0,243 0,276 0,151 0,171
Laporan Provinsi| 505 Lampiran 4 Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012-2014
506 | Penghitungan Indeks Kemiskinan Multidimensi Indonesia 2012-2014
Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2012 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Jum-
Dimensi Standar Kualitas Hidup
KABUPATEN/ lah RT KOTA
Miskin
Kab. Buton Kab. Muna Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara Kab. Konawe Utara Kota Kendari Kota Baubau SULTENGGARA
32,7 23,3 13,1 17,3 19,2
2,8
8,0
15,0 26,4 32,5
4,7
6,1
36,4 31,5 16,0 15,1 20,5
3,8
9,8
16,6 32,6 36,3
3,2
5,4
34,1 26,7 21,7 14,6 19,0
4,7
5,8
16,3 29,4 34,1
4,3
3,7
41,2 32,2 34,5 14,6 16,6
6,8
10,7 17,2 34,5 40,4
0,9
6,6
37,5 31,7 16,7 15,7 21,1
5,3
7,8
17,9 29,1 37,4
6,3
2,8
21,3 16,9 16,5 11,0 10,0
3,1
5,4
7,4
18,7 21,2
1,6
2,1
10,0
5,0
8,4
4,9
5,4
0,7
1,3
3,9
7,0
9,9
2,1
1,2
16,1 13,0 12,9
6,4
7,5
2,6
3,2
5,4
14,7 14,8
0,1
1,8
8,0
6,2
4,7
3,4
3,7
1,3
1,0
3,4
7,6
7,9
0,7
0,6
7,7
5,6
5,0
3,4
4,0
1,1
1,5
3,7
7,1
7,6
0,4
0,9
30,2 17,4 23,7
6,2
14,2
2,3
2,0
12,0 16,1 29,5
0,6
18,0
14,4
8,2
7,1
7,5
9,8
1,8
2,1
6,5
10,3 14,3
1,5
4,5
290
218
180
120
151
36
59
125
233
27
54
286
Laporan Provinsi| 507
Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik Kemiskinan Multidimensi 2013 (Ribu) Dimensi Kesehatan
Dimensi Pendidikan
Jum-
Dimensi Standar Kualitas Hidup
KABUPATEN/ lah RT KOTA
Miskin
Kab. Buton Kab. Muna Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara Kab. Konawe Utara Kota Kendari Kota Baubau SULTENGGARA
33,9 22,4 15,6 17,7 21,6
4,5
9,4
17,6 23,5 33,6
5,8
4,7
40,0 35,8 23,5 15,7 20,4
5,9
10,6 15,8 35,4 39,7
1,6
4,5
29,9 21,3 19,0 12,3 17,0
2,8
4,8
13,5 24,5 29,7
3,7
2,5
40,9 29,5 30,8 13,5 16,0
7,4
8,7
17,3 35,3 39,8
1,4
6,4
33,7 27,4 18,2 11,7 17,6
5,1
4,4
14,6 25,1 33,6
3,6
2,0
23,1 18,6 18,4 10,2 10,6
3,5
3,1
9,1
19,1 23,1
2,2
1,7
9,3
3,6
7,4
5,3
6,3
0,5
0,9
3,4
5,3
9,3
0,9
1,2
14,4 11,2 12,0
4,9
6,3
1,9
2,6
4,7
12,0 13,4
0,3
1,8
6,9
4,8
4,4
4,1
4,0
0,6
1,1
3,5
6,2
6,9
0,4
0,4
7,3
4,5
4,5
4,0
4,5
1,2
1,0
4,0
6,2
7,2
0,2
0,5
29,4 17,3 20,6
4,0
16,2
3,5
2,0
11,9 14,4 29,1
0,5
18,7
13,3
9,0
8,4
4,8
7,6
1,2
1,6
6,0
6,9
13,1
0,9
6,6
282
22
16
18
22
4
9
18
23
34
6
5