Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
SUKSESI VEGETASI GUNUNG MERAPI MEGGUNAKAN INDEK NDVI SUCCESSION OF VEGETATION IN MERAPI VOLCANO USING NDVI INDEX Betti Yuniasih, S.Si., M.Sc. Fakultas Pertanian Instiper Yogyakarta E-mail korespondensi:
[email protected] ABSTRACT Succession is the natural ecological process to restore the condition after the disturbance happen. The succession caused by pyroclastic flow of the volcano eruption is the example of natural succession. The NDVI Index is the one tools to observe the sucession after burning using the satellite imagery. Aims of this research were to compare the vegetation density in location that was affected by pyroclastic flow and location that was not affected by pyroclastic flow in southern mountainside of Merapi volcano using NDVI index in ASTER imagery that was recorded on July 7, 2009, November 15, 2010, and June 13, 2012. The results showed that before the eruption in 2010, the vegetation density in both of location is almost same. Than the NDVI index in ASTER imagery that was recorded in November 15, 2010 showed the decline of vegetation density in both locations, especially in location that was affected by pyroclastic flow. The location that was affected by pyroclastic flow have the almost same NDVI index with location that was not affected by pyroclastic flow in two years after the eruption, which means there has been a succession. Key words: Sucession, NDVI index, Merapi volcano, ASTER imagery, vegetation density. pada daerah tertentu menuju ke kondisi
PENDAHULUAN Suksesi
merupakan
proses
stabil (Barbour et al., 1987). Gangguan
yang
untuk
vulkanik seperti terjangan awan panas
lingkungan
pada erupsi Gunung Merapi tahun 2010
setelah terjadi gangguan baik gangguan
telah menyebabkan kebakaran hutan dan
alami maupun gangguan akibat ulah
menciptakan
manusia.
terbuka
ekologis
alami
mengembalikan
Proses
terjadi
kondisi
suksesi
merupakan
lahan
tersebut
terbuka.
kemudian
Lahan menjadi
proses alami perubahan komposisi jenis
tempat terjadinya suksesi primer yang
tumbuhan yang bersifat kumulatif dan
merupakan bagian proses ekologi gunung
berjalan searah dalam jangka waktu dan
berapi aktif (Steenis, 2006).
102 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
Lereng selatan Gunung Merapi
Riano et al. (2002), menjelaskan bahwa
merupakan lokasi terdampak awan panas
NDVI merupakan salah satu indeks
pada erupsi Gunung Merapi yang terjadi
vegetasi yang paling sering digunakan
pada
untuk
tahun
2010.
Awan
panas
mengamati
proses
regenerasi
(pyroclastic flow/nuee ardente) adalah
pascakebakaran secara temporal. Indeks
turbulen gas panas yang bercampur
NDVI meruapakan analisis spektral pada
dengan material vulkanik dari runtuhnya
citra satelit hasil penginderaan jarak jauh.
kubah lava (Dale dalam Sutomo, 2010).
Indeks NDVI (Normalized Difference
Hutan yang sebelumnya rimbun dengan
Vegetation Index) adalah salah satu jenis
aneka jenis vegetasi gunung menjadi
indeks vegetasi yang menormalisasi rasio
lahan terbuka akibat terjangan awan
spektrum inframerah dekat (NIR/near
panas.
infrared) dan spektrum merah (red) Lereng selatan yang sebelumnya
(Rouse et al., dalam Maskova et al.,
berubah menjadi lahan terbuka akibat
2008). Indeks NDVI memungkinkan kita
terjangan awan panas segera ditumbuhi
melakukan analisis kerapatan vegetasi
jenis vegetasi pionir. Vegetasi pionir
secara
adalah
jenis
menyesuaikan
vegetasi diri
temporal
dengan
melakukan
yang
mampu
analisis pada beberapa citra satelit yang
dengan
kondisi
direkam pada waktu yang berbeda-beda,
lingkungan yang miskin hara. Dengan
dengan
demikian
dapat
diketahui
karakter yang demikian maka vegetasi
perubahan atau trend yang terjadi dari
pionir akan segera menginvasi lokasi
waktu ke waktu pada lokasi yang sama.
yang sebelumnya terdampak erupsi untuk
Kerapatan (densitas) merupakan salah
selanjutnya bisa ditumbuhi oleh jenis
satu parameter vegetasi yang dapat
vegetasi yang lain (Indriyanto, 2006).
digunakan untuk mendapatkan informasi
103 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
karakter vegetasi. Kerapatan vegetasi
Reflection Radiometer) merupakan citra
didefinisikan oleh Brewer (1994) yaitu
satelit multispectral dengan 14 saluran.
jumlah cacah individu per satuan luas.
Resolusi spasial untuk Citra ASTER
Kerapatan vegetasi yang tinggi dapat
adalah 15 m (VNIR), 30 m (SWIR), dan
menunjukkan dominasi atau penguasaan
90 m (TIR) dan termasuk citra resolusi
spesies di suatu area yang artinya spesies
medium (Kerle et al., 2004). Citra
tersebut
dalam
ASTER yang digunakan diperoleh dari
mengontrol area tersebut. Tujuan dari
NASA Land Process Distributed Active
penelitian ini adalah membandingkan
Archive Center (LP DAAC).ASTER
kerapatan vegetasi lereng selatan Gunung
140TH.
Merapi
NDVI
Observation and Science (EROS) Center,
sehingga dapat memberikan informasi
Sioux Falls, South Dakota.2001. Lokasi
perubahan kerapatan vegetasi secara
penelitian dibatasi berada dalam kawasan
spasial dan temporal di lokasi terdampak
Taman
dan tidak terdampak awan panas.
(TNGM)
memiliki
menggunakan
peran
indeks
USGS/Earth
Nasional
Resources
Gunung
dengan
Merapi
membandingkan
kerapatan vegetasi lokasi terdampak dan tidak
METODE PENELITIAN
terdampak
erupsi.
Pengecekan
Bahan yang digunakan dalam
kerapatan vegetasi berdasarkan indeks
penelitian ini adalah citra satelit ASTER
NDVI dilakukan dengan analisis vegetasi
perekaman 7 Juli 2009, 15 November
berupa
2010, dan 13 Juni 2012 ,sehingga
vegetasi
diperoleh nilai NDVI secara spasial dan
vegetasi menggunakan plot berukuran
temporal.
20x20 meter. Lokasi pengambilan sampel
Spaceborn
Citra
ASTER
Thermal
(Advanced
Emission
and
menganalisis dan
keanekaragaman
menghitung
kerapatan
untuk penegecekan terdampak erupsi
104 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
berada
di
Glagaharjo,
Yogyakarta,
inframerah
dekat,
sehingga
sedangkan untuk lokasi
yang tidak
bervegetasi tampak berwarna merah.
terdampak erupsi di Tegalmulyo, Klaten.
Tampilan
Analisis NDVI dilakukan menggunakan
didapatkan dengan memasukkan saluran
software ArcGIS dengan menggunakan
komposit
RGB dengan
warna
daerah
palsu
spectrum 4,3,2 yaitu
rumus: saluran red diisi dengan spektrum infra merah dekat
(near infrared), saluran
(Rouse dalam Maskova et al., 2008).
green diisi dengan spektrum merah, dan
Rumus untuk menghitung densitas dan
saluran blue diisi dengan spektrum hijau
densitas relatif adalah seperti berikut ini:
(Kerle et al., 2004). Tampilan komposit warna palsu menghasilkan sebenarnya
warna sehingga
yang
tidak
vegetasi
akan
tampak berwarna merah sedangkan pada (Barbour, 1987).
komposit warna asli vegetasi berwarna hijau. Tampilan komposit warna palsu
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan nilai indeks NDVI untuk Citra
Analisis NDVI dimulai dengan ASTER perekaman tahun 2009, 2010, merubah tampilan Citra ASTER menjadi dan 2012 untuk kawasan Taman Nasional tampilan komposit warna palsu (false Gunung Merapi tampak pada gambar 1. colour composite). Pemilihan komposit warna ini dikarenakan dapat menonjolkan daerah
bervegetasi
yang
memiliki
pantulan warna lebih baik pada band
105 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
a
b
a
b
a
b
Gambar 1 . Perbandingan peta Citra ASTER dengan tampilan false colour dan peta NDVI kawasan Taman Nasional Gunung Merapi perekaman tahun 2009, 2010, dan 2012. a. citra aster, b. citra NDVI.
106 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
Berdasarkan
gambar 1 tampak
Gunungapi Merapi tahun 2010. Indeks
bahwa Citra ASTER dengan tampilan
NDVI dibagi menjadi 4 kelas dengan
komposit warna palsu pada perekaman 7
ditunjukkan dengan 4 warna berbeda
Juli
kontrol
yaitu: warna merah untuk nilai NDVI 0,1-
perubahan kondisi lingkungan sebelum
0,325; warna hijau untuk nilai NDVI
erupsi tahun 2010. Citra perekaman
0,325-0,550; warna biru untuk nilai
tanggal 15 November 2010 diambil
NDVI 0,550-0,775, dan warna kuning
beberapa hari setelah erupsi, pada citra
untuk nilai NDVI 0,775-1. Nilai NDVI
dengan komposit warna palsu tampak
rendah memberikan informasi bahwa
sebagian besar kawasan TNGM berwarna
indeks kehijauan di daerah tersebut
kehitaman yang menunjukkan bahwa
rendah
daerah
vegetasinya
2009
dapat
tersebut
dijadikan
merupakan
lahan
yang
artinya
juga
rendah.
demikian
vulkanik. Pada citra perekaman 12 Juni
kerapatan vegetasi paling rendah dan
2012, daerah yang sebelumnya berwarna
warna
kehitaman tampak berwarna merah yang
vegetasi paling tinngi.
ditumbuhi vegetasi kembali.
kuning
menyebabkan lahan menjadi terbuka atau tertutup
saat
pascaerupsi
beberapa
kerapatan
Berdasarkan peta NDVI tersebut
perubahan nilai NDVI secara temporal erupsi,
memiliki
memiliki
tampak bahwa dampak erupsi 2010 telah
Gambar 1 juga menunjukkan
sebelum
merah
Dengan
terbuka atau daerah yang tertutup abu
mengindikasikan daerah tersebut telah
warna
kerapatan
hari
pascaerupsi, dan tahun ke-2 pascaerupsi
abu
pada yang
beberapa ditandai
hari
dengan
peningkatan daerah yang memiliki nilai
107 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
NDVI rendah. Berdasarkan hasil survei di
kedua lokasi lebih rendah daripada tahun
lapangan lokasi dengan NDVI rendah
2009 dan 2012. Nilai NDVI yang rendah
pada
2010
pada tahun 2010 menunjukkan dampak
merupakan lokasi terdampak awan panas
erupsi menyebabkan penurunan kerapatan
(Lokasi
vegetasi, termasuk di lokasi yang tidak
Citra
ASTER
Glagahharjo,
Kerapatan
vegetasi
terdampak
awan
tahun
Yogyakarta). pada
panas
lokasi
terdapak awan panas secara langsung.
tersebut
Nilai NDVI lokasi Glagaharjo pada tahun
meningkat pada tahun ke-2 pascaerupsi
2010
bahkan memiliki kelas kerapatan yang
Tegalmulyo
hampir sama dengan daerah yang tidak
terdampak awan secara langsung. Nilai
terdampak
NDVI tahun ke-2 pascaerupsi di kedua
awan
panas
(Lokasi
Tegalmulyo, Klaten). Grafik pada gambar 2, tampak bahwa pada tahun 2010 nilai NDVI di
lokasi
lebih
rendah karena
penelitian
dibandingkan lokasi
meningkat
tersebut
bahkan
hampir sama dengan kondisi 1 tahun sebelum erupsi.
Nilai NDVI untuk kedua lokasi penelitian tampak seperti grafik di bawah ini.
Gambar 2. Fluktuasi nilai NDVI di lokasi Glagaharjo (terdampak awan panas) dan Tegalmulyo.
108 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
Berdasarkan
gambar
3
dapat
awan
panas,
vegetasinya
mati
dan
diketahui perbandingan perubahan nilai
berubah menjadi lahan terbuka sehingga
NDVI di lokasi terdampak awan panas
indeks kehijauan dari NDVI menurun.
(Glagaharjo) dan tidak terdampak awan
Penurunan nilai NDVI pada tahun 2010
panas (Tegalmulyo) dari waktu ke waktu
segera berubah yang tampak pada nilai
secara bersamaan. Nilai NDVI untuk
NDVI perekaman 12 Juni 2012, lokasi
perekaman 7 Juli 2009 untuk lokasi
yang sebelumnya terdampak awan panas
terdampak
tidak
yang ditandai dengan nilai NDVI rendah
terdampak memiliki nilai yang hampir
berubah menjadi memiliki kerapatan
sama. Hal ini sesuai dengan informasi
vegetasi yang tinggi yang ditandai nilai
yang
Taman
NDVI yang tinggi dan hampir sama
Nasional Gunung Merapi bahwa pada
dengan lokasi tidak terdampak awan
kedua lokasi tersebut ditumbuhi dengan
panas.
awan
diberikan
panas
oleh
dan
pihak
jenis vegetasi pengunungan yang rapat. Nilai
NDVI
untuk
citra
Pemulihan kerapatan vegetasi di lereng
selatan
Gunungapi
Merapi
perekaman tanggal 15 November 2010
terutama yang terdampak awan panas
menunjukkan penurunan nilai NDVI di
pascaerupsi 2010 relatif cepat. Dalam
kedua lokasi. Lokasi terdampak awan
waktu
panas mengalami penurunan nilai NDVI
meningkat bahkan hampir sama dengan
yang lebih tinggi daripada yang tidak
lokasi yang tidak terdampak awan panas.
terdampak awan panas. Nilai NDVI yang
Tingginya nilai kerapatan vegetasi di
rendah disebabkan pada lokasi terdampak
lokasi
2
tahun,
terdampak
kerapatan
awan
vegetasi
panas
109 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
menunjukkan laju pertumbuhan yang
Hal ini menunjukkan telah terjadi suksesi
cepat, baik dari sisi tinggi pohon,
vegetasi di lokasi yang terdampak awan
kerapatan kanopi, maupun biomassanya.
panas.
1.0 0.9
0.682 0.8 0.7
0.684
0.696
y = 0.0002x + 0.5657 R² = 0.1436
0.6
0.702
NDVI
0.5 0.4 0.3
Tegalmulyo
y = 0.0003x + 0.4657 R² = 0.1353
0.402
Glagaharjo
0.2
0.162
0.1 0.0 -200
-100 7/7/09
0
100
200
300
15/11/10
400
500
600
700
12/6/2012
Waktu
Gambar 3. Regresi linier perubahan nilai NDVI di lokasi Glagaharjo dan Tegalmulyo. A
B
Gambar 4. Vegetasi di Gunung Merapi. A. Lokasi terdampak awan panas, B. Lokasi tidak terdampak awan panas.
110 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
Berdasarkan
hasil
pengecekan
kondisi di lapangan, suksesi di lokasi
mendapatkan
sinar
matahari
untuk
fotosintesis.
terdampak awan panas terjadi karena di
Pada lokasi yang tidak terdampak
lokasi tersebut ditumbuhi oleh jenis
awan panas, nilai NDVI yang tinggi
Acacia decurrens yang berada pada
disebabkan lokasi tersebut sudah berada
tingkat sapihan sampai tiang, belum ada
pada kondisi suksesi yang klimaks yang
yang berada di tingkat pohon. Acacia
ditandai dengan kerapatan vegetasi yang
decurrens yang ditemukan di lapangan
tinggi
memiliki
relatif
keanekaragaman vegetasi yang tinggi
sebesar 98,34 % dan sudah tumbuh
pula. Hasil pengecekan di lapangan
dengan tinggi rata-rata 8,16 ±2,31m dan
bahwa jenis yang memiliki penguasaan
diameter batang 4,81 ±1,6cm. Acacia
yang tinggi berbeda-beda untuk tiap
decurrens merupakan salah satu jenis
tingkat pertumbuhan. Jenis yang memiliki
vegetasi pionir yang bersifat invasif.
kerpatan vegetasi tinggi untuk tingkat
Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan cepat
sapihan
dan serentak karena patahnya dormansi
decurrens, Engelhardia spicata (Sowo),
biji karena adanya suhu tinggi (Steenis,
Lithocarpus sundaicus (Pasang), Schima
2006). Sifat invasif dari Acacia decurrens
walichii (Puspa), dan Cassia siamea
membuat
(Imer). Pada tingkat tiang yang memiliki
kerapatan
jenis
vegetasi
vegetasi
ini
segera
dan
antara
menguasai ruang untuk mendapatkan
kerapatan
tinggi
sumber nutrisi dari tanah dan mampu
Cupressus
sp.
tumbuh
decurrens,
menjuang
tinggi
untuk
memiliki
lain
jenis
adalah
antara
lain
(Bintami),
Lithocarpus
Acacia
adalah Acacia
sundaicus
111 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
(Pasang), Engelhardia spicata (Sowo),
suksesi di lokasi terdampak awan panas,
dan Cinnamomun sp. (Manisrejo). Pada
Acacia decurrens merupakan vegetasi
tingkat pohon antara lain Erythrina
pionir yang berperan dalam suksesi.
variegata
sp.
Kerapatan vegetasi dua tahun pasca
sundaicus
erupsi di lokasi terdampak dan tidak
(Pasang), Pinus merkusii (Pinus), dan
terdampak awan panas memiliki nilai
Engelhardia spicata (Sowo).
NDVI
(Bintami),
(Dadap),
Cupressus
Lithocarpus
yang hampir
sama, hal
ini
mengindikasikan kerapatan vegetasi di kedua lokasi hampir sama.
KESIMPULAN Kerapatan
vegetasi
di
lereng
selatan Gunung Merapi berubah secara
DAFTAR PUSTAKA
spasial dan temporal
Barbour, M.G., J.H burk, and W.D. Pitts. 1978. Terrestrial Plant Ecology. 2nd edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. Menlo Park.
yang ditandai
dengan perubahan nilai indeks NDVI. Sebelum terjadi erupsi Gunung Merapi tahun 2010 kerapatan vegetasi di lokasi penelitian hampir sama, namun setelah terjadi erupsi maka di lokasi terdampak awan panas kerapatan vegetasi menurun karena
vegetasi
habis
terbakar
dan
berubah menjadi lahan terbuka yang ditandai dengan nilai NDVI yang rendah. Dua tahun setelah erupsi telah terjadi
Brewer, R. 1994. The Science of Ecology 2nd edition. Saunders College Publishing. Ft.Worth. Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Bumi Aksara. Yogyakarta. Kerle,N, L.L.F. Janssen, & G.C. Huurneman. 2004. Principles of Remote Sensing. ITC Educational Textbook Series. Enschede The Netherlands. Maskova, Zuzana, F. Zemek, & J. Kvet. 2008. Normalized difference vegetation index (NDVI) in the
112 Betti Yuniasih: Suksesi Vegetasi Gunung Merapi Menggunakan Indek NDVI…………………..….
management of mountain meadows. Boreal Environment Research 13:417-432. NASA Land Processes Distributed Active Archive Center (LP DAAC). ASTER 14OTH. USGS/Earth Resources Observation and Science (EROS) Center, Sioux Falls, South Dakota. 2001. Pasted from https://lpdaac.usgs.gov/about/citin g_lp_daac_and_data Riano, D., E. Chuveico, S. Ustin, R. Zomer, P. Denniston, D. Roberts, and J. Salas. 2002. Assessment of
vegetation regeneration after fire through multitemporal analysis of AVIRIS images in Santa Monica Mountains. Remote Sensing of Environment 79: 60-71. Sutomo. 2010.Plant Succession Following Nu’es Ardentes of Mt. Merapi Volcano, Jawa Tengah. Thesis: School of Plant Biology, Faculty of Natural and Agricultural Sciences. University of Western Australia. Steenis, C.G.G.J. 2006. Flora Pegunungan Jawa. Terj. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Bogor.