MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR TENTANG KENAMPAKAN BUATAN DI WILAYAH INDONESIA DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SELODAKON 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SUDARIYANTO43 Abstrak. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Selodakon 04 Tanggul dalam pokok bahasan kenampakan alam buatan di wilayah Indonesia, hasil belajar pada pembelajaran tersebut kurang. Karena, 15 siswa dari 28 siswa tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan Media Visual. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus,. Peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Yaitu, hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan ketiga hasil tes tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang meyakinkan. Hal ini terlihat dari perolehan persiklus yakni: Pra siklus keaktifan 50% dan Ketuntasan belajar 46,4%, Siklus I Keaktifann 67,9% dan Ketuntasan belajar 67,9%, serta Siklus II Keaktifan 89,3% dan Ketuntasan belajar 85,7 %. Oleh Karena itu, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Media Visual yang di proyeksikan siswa lebih mudah memahami serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran melalui media ini dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kata Kunci: Hasil dan Aktivitas Belajar, Pembelajaran IPS, Media Visual.
PENDAHULUAN IPS sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh daripada itu
berupaya membina dan
mengembangkan mereka menjadi SDM Indonesia yang berketerampilan sosial dan intelektual sebagai warga negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional. Oleh karena itu, Ilmu Pendidikan Sosial harus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh siswa. IPS SD dalam kurikulum 2006 bahwa IPS itu merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD sampai SMP, di mana IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
43
Guru Kelas V SDN Selodakon 04 Jember
188 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. (Sardjiyo, 2009:2.4). Pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Selodakon 04 Tanggul, pembelajarannya dirasa membosankan bagi siswa karena pada proses pembelajarannya guru tidak menggunakan media sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang menarik bagi siswa. Siswa hanya mendengar penjelasan guru yang menerangkan dan tidak terlibat interaksi aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, motivasi tidak timbul dari dalam diri siswa. Materi yang disampaikan hanya hafalan saja dan tidak ada penanaman konsep, sehingga proses pembelajaran siswa menjadi verbalisme. Dalam pembelajaran yang berlangsung siswa tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru. Pembelajaran yang verbalisme atau aktivitas siswa yang pasif dalam pembelajaran tentunya akan berdampak pada hasil belajarnya karena pelajaran yang telah dijelaskan guru tidak mengena atau tidak dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa pada pokok bahasan kenampakan buatan di wilayah Indonesia, nilai tugas siswa kelas V SDN Selodakon 04 Tanggul tidak mencapai ketuntasan belajar klasikal. Proses Pembelajaran dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila di dalam pembelajaran tersebut terjadi interaksi antara guru dengan siswa, dengan adanya interaksi tersebut diharapkan materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu metode dan media yang fungsinya sebagai alternatif atau cara dalam mencapai tujuan tersebut. Metode dan media yang digunakan harus bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan pada hari Senin tanggal 04 Nopember 2013 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPS pada materi kenampakan buatan di wilayah Indonesia dari 28 siswa terdapat 14 siswa (50,0%) tergolong cukup aktif, sisanya 14 siswa (50,0%) tergolong kurang aktif serta 13 siswa (46,4%) tergolong tuntas dan 15 siswa (53,6%) tergolong tidak tuntas. Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
Sudariyanto : Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Tentang Kenampakan … __ 189 baru, secara kesuluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perubahan tingkah laku merupakan gambaran terjadinya rangkaian perubahan dalam kemampuan siswa (Anitah, 2009:2.5) Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 1990:22). Pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar adalah kebulatan tingkah laku ( Tabrani Rusyan, dkk, 1989: 22). Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses
yang telah dilakukan dalam
belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Menurut Nasution (2000:89), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani ataupun rohani. Dalam proses pembelajaran kedua aktivitas tersebut harus selalu terkait agar dapat tercipta suatu pembelajaran yang optimal. Seorang siswa akan berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat maka siswa tidak akan berpikir. Oleh karena itu agar siswa aktif berpikir maka siswa harus diberi kesempatan untuk melihat sendiri serta dapat mengembangkan seluruh aspek pribadinya. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (massage) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya(Anitah, 2009:6.17). Media Visual dalam pembelajaran ini digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS Kelas V SDN Selodakon 04 pada pokok bahasan kenampakan buatan di wilayah Indonesia, yang sebelumnya tidak menggunakan media, pembelajaran dinilai membosankan dan tidak menarik karena pada pembelajaran tersebut siswa
mengantuk dan banyak yang
mengobrol sendiri. Pada pembelajaran tersebut siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru sehingga pembelajaran yang dilakukan sangatlah pasif. Maka dari itu, dengan media visual diharapkan tujuan dari pembelajaran akan tercapai. Karena media visual dapat menarik perhatian siswa serta dapat meningkatkan motivasi siswa. Media Visual sangatlah cocok untuk menjelaskan materi macam-macam kenampakan buatan di wilayah Indonesia, dalam pembelajaran ini siswa dapat melihat kenampakankenampakan yang dibuat oleh manusia yang ada di wilayah Negara kita.
190 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah penerapan Media Visual Materi Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014?, (2) Bagaimana Meningkatkan Aktivitas Belajar Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Dengan Media Visual Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014?”, (3) Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Dengan Media Visual Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014?. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan Penerapan Media Visual Materi Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan
Tanggul
Kabupaten
Jember
Tahun
Pelajaran
2013/2014?,
(2)
Mendeskripsikan Peningkatan Aktivitas Belajar Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Dengan Media Visual Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014?, (3) Mendeskripsikan Peningkatan Hasil Belajar Kenampakan Buatan di Wilayah Indonesia Dengan Media Visual Pada Siswa Kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014? Hipotesis masalah dalam penelitian ini adalah media visual dapat meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar kenampakan buatan di wilayah Indonesia pada siswa kelas V SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN Selodakon 04 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember sebagai sasarannya adalah siswa SD kelas V yang jumlah siswanya 28 siswa yakni 13 orang laki – laki dan 15 orang perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu Penelitian yang bersifat kolaborasi antar guru yang di dasarkan pada permasalahan, yang muncul dalam pembelajaran IPS di SDN SELODAKON 04 TANGGUL. Oleh karena itu, pada penelitian ini diperlukan pihak–pihak yang membantu yaitu: Teman Sejawat sebagai observer.
Sudariyanto : Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Tentang Kenampakan … __ 191 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan secara bertahap pada tiap–tiap Siklus. Tiap–tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Seperti yang telah dirancang guna memperbaiki proses pembelajaran
Gambar 1 Prosedur PTK (Kemmis dan Mc. Tagart, 1991) Siklus yang dilaksanakan terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi. Apabila pada sebuah siklus telah tercapai hasil yang diinginkan, yakni mencapai ketuntasan klasikal, maka pelaksanaan siklus dapat dihentikan, dan apabila belum tercapi maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran. Tindakan pendahuluan dalam penelitian ini adalah mengadakan tes pendahuluan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan media visual, siswa diberi tes akhir I untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan dgunakan sebagai acuan perbaikan untuk melaksanakan siklus II. Setelah dilaksanakan siklus II, siswa diberi ters Akhir II untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dan akan dijadikan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Data diambil dari pretes, data kedua diambil dari postes dan data ketiga diambil dari catatan observer atau teman sejawat. Data pretes yakni data yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Data dari postes yakni data dari tes atau evaluasi siswa, dari tes tersebut dapat diperoleh hasil belajar siswa. Sedangkan data yang terahir diambil dari catatan teman sejawat yang dalam penelitian ini sebagai observer (pengamat) yakni catatan atau komentar selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
192 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 Data yang dianalisis terbagi secara kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan jenis data yang terkumpul. Data tentang hasil belajar, yang berupa skor yang diperoleh siswa dari test yang diberikan dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan komentar observer atau pengamat terhadap kinerja guru dalam pembelajaran dianalasisis secara kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada siklus 1 diperoleh catatan tentang aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran Tabel 1. Catatan Observer Siklus 1 No
Indikator Yang Diamati 1 2 3
Aktif
Pasif
19 67,9 %
9 32,1 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Presentase
Sudariyanto : Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Tentang Kenampakan … __ 193
Indikator yang diamati:(1) Bertanya pada guru. :(2) Menjawab pertanyaan guru. (3) Menanggapi pertanyaan atau jawaban siswa lain. Berdasarkan data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 19 siswa (67,9%), sedangkan yang pasif sebanyak sebanyak 9 siswa (32,1%). Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang materi kenampakan buatan di wilayah Indonesia sudah mengalami peningkatan akan tetrapi, masih kurang maksimal. Maka pdari itu, masih perlu diadakan suatu perbaikan pada pembelajaran. Selain observasi melalui lembar pengamatan data hasil belajar juga diambil, yakni diperoleh dari nilai tes atau evaluasi yang dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diambil data sebagai berikut: Tabel 2. Perolehan Nilai Siklus 1 No Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nilai 60 70 70 60 100 100 70 70 80 70 80 60 80 60 80 60 100 60 80 80 100 60 60 70 60 70 80
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
194 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 28 100 Tuntas Keterangan : KKM pada mata pelajaran IPS adalah 70. Berdasarkan hasil belajar tersebut diperoleh rekap nilai sebagai berikut: Tabel 3 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Skor 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 50 – 59
Jumlah Siswa 5 7 7 9 0
Prosentase 17,9% 25% 25% 32,1% 0%
Dari tabel diatas diperoleh grafik hasil belajar sebagai berikut: 35 30 25 20 15 10 5 0 90 – 100
80 – 89
70 – 79
60 – 69
50 – 59
Gambar 2. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siklus 1 Dari grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan media visual tidak diproyelsikan yakni foto yang di print diperoleh hasil belajar siswa 32,1% masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yakni dibawah nilai 70. Hal ini disebabkan karena media yang digunakan kurang maksimal untuk dipakai seluruh kelas, gambar yang digunakan sebagai media kurang besar. Dari hasil belajar yang masih kurang
maksimal
tersebut
maka
diperlukan
perbaikan
pembelajaran
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pokok bahasan kenampakan buatan di wilayah Indonesia. Pada siklus 2 diperoleh catatan tentang aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Tabel 4. Catatan Observer Siklus 2 No
Indikator Yang Diamati 1 2 3
Aktif 1
Pasif 2
Sudariyanto : Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Tentang Kenampakan … __ 195 No
Indikator Yang Diamati 1 2 3
Aktif 1
Pasif 2
25 89,3%
3 10,7 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Presentase
Berdasarkan data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 25 siswa (89,3%), sedangkan yang pasif sebanyak sebanyak 3 siswa (10,7%). Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang materi kenampakan buatan di wilayah Indonesia sudah mengalami peningkatan yang maksimal.
196 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 Selain observasi melalui lembar pengamatan data hasil belajar juga diambil, yakni diperoleh dari nilai tes atau evaluasi yang dilakukan pada kegiatan akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat diambil data sebagai berikut: Tabel 5. Perolehan Nilai Siklus 2 No. Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nilai 60 80 70 70 100 100 70 70 90 70 80 60 80 70 80 60 100 60 80 80 100 70 70 80 70 70 80 100
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan hasil belajar tersebut diperoleh rekap nilai sebagai berikut: Tabel 6. Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Skor 90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 50 – 59
Jumlah Siswa 6 8 10 4 0
Prosentase 21,4% 28,6% 35,7% 14,3% 0%
Sudariyanto : Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Tentang Kenampakan … __ 197 Dari tabel diatas diperoleh grafik hasil belajar sebagai berikut: 40 35 30 25 20 15 10 5 0 90 – 100
80 – 89
70 – 79
60 – 69
50 – 59
Gambar 2. Grafik Perolehan Hasil Belajar Siklus 2 Dari grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan media visual yang diproyelsikan yakni foto yang ditampilkan pada LCD Proyektor diperoleh hasil belajar siswa hanya 14,3% yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yakni dibawah nilai 70. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah maksimal. Peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa diukur dengan menggunakan tes hasil belajar, meliputi hasil belajar sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan ketiga hasil tes tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang meyakinkan. Hal ini terlihat dari perolehan persiklus yaitu :Pra siklus keaktifan 50 % dan Ketuntasan 46,4 %, Siklus I keaktifan 67,9% dan ketuntasan 67,9 %, Siklus II keaktifan 89,3% dan ketuntasan 85,7 %. dapat ditegaskan bahwa melalui media visual yang di proyeksikan
siswa lebih mudah
memahami serta dapat meningkatkan aktifitas dan ketuntasan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan media visual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Selodakon 4 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember materi kenampakan buatan di wilayah Indonesia berjalan dengan baik, siswa terlihat lebih antusias dan tertarik dalam mengikuti pelajaran. Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat sedikit hambatan Namun, hal itu dapat diatasi
198 _______________________ ©Pancaran, Vol. 3, No. 3, hal 187-198, Agustus 2014 2) Penerapan media visual yang di proyeksikan mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan
aktivitas
belajar siswa yang semakin meningkan persiklus, hal itu dapat dilihat dari nilai keaktifan pada Pra siklus keaktifannya 50% , Siklus I keaktifannya 67,4% , dan Siklus II keaktifan 89,3%. 3) Pembelajaran dengan menggunakan media visual yang di proyeksikan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
meningkatkan hasil belajar siswa,
peningkatan ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut: pada pra siklus Ketuntasannya 46,4%, Siklus I ketuntasannya 67,9%, dan Siklus II ketuntasannya 85,7%. DAFTAR PUSTAKA Anitah, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. McTaggart, R. (1991). Action Research: A Short Modern History. Geelong: Deakin University Press Nasution, S, 2000, Penelitian Ilmiah. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Rusyan, Tabrani, dkk. (1989), Pendidikan dalam proses Belajar mengajar. Bandung Remaja Roda Karya Sudjana, N.(1990), Strategi belajar Mengajar Dalam PBM, Bandung : Sinar Baru. Sardjiyo, Sugandi. (2009). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.