JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SnowBall Throwing Untuk pada Siswa Kelas IV SDN 050586 Tanjung Jati Tahun Ajaran 2014-2015 Janem, S.Pd SDN 050586 Tanjung Jati
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui modelpembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing kelas IV SD N 050586 Tanjung Jati.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kemmisdan Mc.Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus terdiridari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Subjek pada penelitian iniadalah siswa kelas IV SD N 050586 Tanjung Jatiyang berjumlah 25 siswa.Metode pengumpulan data padapenelitian ini melalui observasi dan tes hasil belajar.Instrument penelitian yangdigunakan berupa lembar observasi dan soal tes.Sebelum digunakan dalampenelitian, lembar observasi dan tes di validasi secara expert judgement.Soal yangsudah dinyatakan valid dan reliable digunakan dalam penelitian.Teknik analisis datayang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Data yangberkaitan dengan observasi dianalisis secara kualitatif sedangkan data dari hasil tesdianalisis secara kuantitatif persentase.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan digunakannya modelpembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS dapatmeningkatkan hasil belajar IPS.Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil tespratindakan ada 6 siswa atau 22,222% dari seluruh siswa yang mendapat nilai ≥65.Setelah dilakukan tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe SnowballThrowing di siklus I, hasil tes pada siklus I ada 14 siswa atau 48% dari seluruhsiswa yang mendapat nilai ≥65. Demikian pula setelah dilakukan perbaikan denganmemvariasi model pembelajaran di siklus II dengan pengundian materi pada tiapkelompok dan penggunaan bola plastik untuk menempelkan pertanyaan yang akandilemparkan, dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, ditandai ada 22 siswa atau88% dari seluruh siswa yang mendapat nilai ≥65. Nilai rata – rata hasil tesmeningkat, pada siklus I yaitu 62,13 sedangkan pada siklus II yaitu 73,20. Kata kunci : hasil belajar IPS, model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing Abstract This study aims to improve learning outcomes IPS through cooperative learning model Snowball Throwing fourth grade N 050 586 Tanjung Jati.Jenis this research is classroom action research model and Mc.Taggart Kemmis. This study was conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. Subjects in this study were students in fourth grade N 050 586 Tanjung Jati totaling 25 students. Methods of data collection in this research through observation and tests of learning outcomes.Research instrument used in the form of sheets of observation and test questions.Before being used in research, observation sheets and test validation expert judgment.A matter which has been declared valid and reliable use in research. Data analysis technique used is descriptive data analysis of qualitative and quantitative. Data relating to the observation qualitatively analyzed while data from the test results were analyzed quantitatively percentage. The results of this study indicate that the use of
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
210
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
cooperative learning model Snowball Throwing in learning can improve learning outcomes IPS IPS. This increase is evidenced by the results of tests pratindakan there are 6 students or 22.222% of all students who scored ≥65. After the action with cooperative learning model Snowball Throwing in the first cycle, the test results on the first cycle of 14 students or 48% of all students who scored ≥65. Similarly, after repair by varying model of learning in the second cycle to draw the material in each group and the use of plastic balls to put the questions to be thrown, can improve learning outcomes IPS students, indicated there are 22 students or 88% of all students who scored ≥ 65. Value average test results increased, in the first cycle is 62.13 while in the second cycle is 73.20. Keywords: Learning outcomes, IPS, cooperative learning model Snowball Throwing
A. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangtermuat dalam Kurikulum Sekolah Dasar.Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadisalah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkanpengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswadalam kehidupan seharihari.Hal ini dikarenakan mata pelajaran Ilmu PengetahuanSosial merupakan kajian antar disiplin ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa,konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan isu – isu atau masalah–masalah sosial. Pengalaman belajar secara kooperatif akan menghasilkan keyakinan yanglebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruhperhatian tentang bagaimana teman - temannya belajar dan adanya keinginan untukmembantu temannya belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumberbelajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatanmisalnya diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatihketerampilan - keterampilan tertentu. Disadari penulis sebagai guru di SDN 050586 Tanjung Jati, pembelajaran di SDN 050586 Tanjung Jatimasih didominasi metode ceramah yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajarmengajar atau teacher centered.Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktifselama kegiatan belajar berlangsung.Siswa pada umumnya hanya mendengarkan,membaca dan menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanamtidak kuat.Di dalam pembelajaranpun siswa belum banyak yang berani bertanya atauberpendapat.Selain itu hanya beberapa anak saja yang berani mengemukakanpendapatnya sehingga terjadi pendominasian bagi anak – anak yang lainnya yangcenderung pasif. Dengan kata lain bahwa keterampilan proses siswa belumberkembang atau belum dimaksimalkan dengan sepenuhnya.Data yang lain juga menunjukkan bahwa hasil evaluasi atau ulangan harianpada materi koperasi juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari KKMyang telah ditentukan yaitu 70, hanya sekitar 6 siswa yang mampu melampaui KKMdan selebihnya yaitu 21 siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Selain itu mata pelajaran IPS mempunyai nilai terendah jika dibandingkandengan mata pelajaran yang lainnya. Matematika memperoleh nilai rata – rata 69,Bahasa Indonesia 74, Pkn dengan rata – rata 71, IPA 77, sedangkan IPS hanyamendapatkan nilai rata – rata 62. Siswa lebih menyukai mata pelajaran IPA danMatematika dibandingkan dengan mata pelajaran IPS. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaranyang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Yaitumetode yang
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
211
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
memuat pengalaman belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajarmengajar. Salah satu metode yang dapat memuat keaktifan dan pengalaman belajarsiswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.Prinsipnya model pembelajaran kooperatif tipe ini membagi siswa menjadi beberapakelompok kecil. Setiap kelompok mempunyai satu orang ketua yang akan bertugasuntuk menjelaskan materi yang diberikan guru kepada anggota kelompoknya. Lalutiap siswa menulis satu pertanyaan dan dilempar seperti bola salju kepada siswa yanglain. Selain itu pembagian kelompok ini bertujuan agar siswa dapat berkolaborasidengan teman, lingkungan dan guru sehingga diharapkan setiap siswa akan siapdalam kegiatan pembelajaran dan merangsang siswa untuk belajar baik belajar dariguru maupun belajar dari siswa yang lain. Dengan dasar latar belakang inilah makadilakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SnowBall Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas IV SDN 050586 Tanjung JatiTahun Ajaran 2014-2015”. Belajar Oemar Hamalik (2001 : 27 ) mengemukakan pengertian belajar adalah suatuproses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto(2003 : 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal inisesuai dengan pendapat Suparwoto (2004 : 41) bahwa belajar pada intinya adalahproses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajarnyayaitu berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan. Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne (Mulyani Sumantri & JoharPermana, 1999 : 16) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalamperubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu beradadalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahanterjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.Berbeda dengan perubahanserta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.Moh. Surya dikutip oleh Nana Sudjana (2005 : 22) mendefinisikan belajaradalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itusendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005 : 20) hakikat hasil belajar adalah perubahantingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya, Sudjana (2005 : 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi olehdua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dariluar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutamakemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnyaterhadap hasil belajar yang dicapai.Disamping faktor kemampuan yang dimilikisiswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dankebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuankurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom (Purwanto, 2008 : 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaituranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
212
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinyamelempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bolasalju.Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yangberisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiriuntuk dijawab.Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif(active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran danselanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran.Snowball Throwing sebagaisalah satu dari model pembelajaran aktif (active learning) pada hakikatnyamengarahkan atensi siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Namun sebagaimanamodel pembelajaran lainnya, dalam penerapannya pun ada faktor-faktor yangmempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang tersedia, materi yangdiajarkan dan tujuan pembelajaran dalam Bayor (2010:89). Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggapmenerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannyadalam satu kelompok. Pesan dalam hal ini adalah berupa pertanyaan – pertanyaanyang telah dibuat oleh siswa. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkatseperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisipertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepadasiswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawabpertanyaannya. Berdasarkan pendapat dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwapembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran secara berkelompok, setiapkelompok beranggotakan beberapa siswa dimana setiap siswa membuat pertanyaanyang kemudian dilemparkan kepada kelompok yang lainnya untuk dijawab. Ketikamenjawab pertanyaan yang diperoleh harus dijawab oleh masing – masing individudengan cara berdiri dari tempat duduknya atau maju ke depan kelas. a. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Langkah–langkah penerapan Snowball Throwing yaitu sebagai berikut ini. 1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yangingin dicapai. 2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masingketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepadatemannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untukmenuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudahdijelaskan oleh ketua kelompok . 5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dandilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit. 6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepadasiswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentukbola tersebut secara bergantian. Ketika menjawab pertanyaan tersebutsiswa diminta untuk berdiri dari tempat duduknya atau majku ke depankelas untuk menjawab pertanyaan yang mereka dapatkan. 7) Evaluasi. 8) Penutup.
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
213
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
B. Metode Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di IV SD N 050586 Tanjung Jati karena IV SD N 050586 Tanjung Jati adalah tempat peneliti mengajar. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 3 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Subyek Penelitian Subyek penelitian yaitu siswa Kelas IV IV SD N 050586 Tanjung Jatidenganjumlah siswa 25 anak. Prosedur Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalamPenelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi b. Tes C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a) Pelaksanaan Siklus I Tindakan Siklus I dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal3 Maret 2015 sampai dengan 10 Maret 2015.Penelitian tindakan inidilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelasyang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap perencanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan (dengan alokasi waktu 2 x 35 menit) yaitu pada tanggal 3 Maret 2015 dan 10 Maret 2015. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan SD Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkahpembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran: 1. Standar Kompetensi Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kebupaten / kota dan propinsi 2. Kompetensi Dasar Memahami pentingnya koperasi dalam meningkatkankesejahteraan masyarakat. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran model Snowball Throwingsesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.Observasi dan Interpretasi
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
214
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaantindakan yaitu pada proses pembelajaran IPS. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah: 1. Peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran. 2. Peneliti menilai hasil yang dicapai setelah pembelajaran. c. Analisis dan Refleksi Dari hasil penelitian pada Siklus I, maka peneliti mengulasmasih ada 4 siswa yang belum mencapai KKM.Maka penelitimelanjutkan siklus ke II dengan menindaklanjuti Siklus I. b) Laporan Pelaksanaan Siklus II Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu mulaitanggal 7 April 2015 sampai dengan 14 April 2015, perencanaan kegiatandilaksanakan 2 kali pertemuan.Penelitian ini dilaksanakan denganmenggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari duasiklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi: a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakanpada Siklus I diketahui bahwa pembelajaran IPS yang dilaksanakanpada Siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep belajar IPS model pembelajaran Snowball Throwing. Oleh karena itu peneliti menyusunrencana pelaksanaan belajar kembali dengan menggunakan mediayang lebih bervariasi dengan indikator yang berbeda. Adapun indikator yang dipakai sebagai dasar penyusunanrencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan pemahamankonsep belajar IPS model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan danmempertahankan pencapaian penguasaan materi untuk tujuanmempertahankan dan memperluas pengetahuan siswa tentangkonsep belajar IPS pada siklus I, maka peneliti perlu menambahpada siklus berikutnya. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II ini akan dilaksanakandua kali pertemuan. c. Observasi dan Interpretasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaantindakan yaitu pada proses pembelajaran IPS dengan kompetensidasar. Menjelaskan pengaruh kondisi alam terhadap kegiatanekonomi.Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah: 1. Peneliti memonitor siswa selama proses pembelajaran. 2. Peneliti menilai hasil yang dicapai setelah pembelajaran. d. Analisis dan Refleksi Setelah pelaksanaan Siklus II selesai dilakukan, maka dapatdiketahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal denganmelihat hasilnya.Dimana nilai hasil tes siswa meningkat dan telahmencapai 100% ketuntasan. Dari hasil penelitian pada Siklus II ini, maka penelitian tidakperlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.Namun guru harus terusmelaksanakan bimbingan belajar untuk mempertahankan pada hasilbelajar dan partisipasi serta suasana dalam kelas sebagai tindaklanjut.
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
215
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.13 No.3, Desember 2016
3. Pembahasan Dari hasil tes Siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 62,13, bahwa adapeningkatan antara kondisi awal dengan Siklus I namun masih ada siswa yangbelum tuntas sehingga belum sesuai dengan target yang diharapkan. Dari hasil Siklus I kemudian diadakan perbaikan pada Siklus IIdiperoleh nilai rata-rata siswa menjadi 73,20. Bahwa ada peningkatan siklus Ike siklus II dan semua siswa tuntas.Dari hasil pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan dapatdiketahui adanya perkembangan ke arah yang lebih baik pada peningkatanperan aktif dalam proses pembelajaran, yang terkait dengan aktivitas guru danaktivitas siswa secara menyeluruh. Dari hasil penelitian dan nilai siswa yang 88 % tuntas di atas KKMmembuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran Snowball Throwingdapat meningkatkanpemahaman konsep belajar dan prestasi Siswa Kelas IV SD Negeri 050586 Tanjung Jati tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPS. . D. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwamodel pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasilbelajar IPS siswa kelas IV SD N 050586 Tanjung Jati. Hal tersebutdibuktikan dari beberapa hasil sebagai berikut yaitu pada siklus I nilai rata – ratakelas meningkat dari 57,41 pada saat pratindakan menjadi 61,79 kemudian padasiklus II nilai rata – rata siswa meningkat lagi menjadi 72,69 nilai tersebut sudahmencapai KKM dan telah mencapai kriteria keberhasilan dimana lebih dari 80%siswa memperoleh nilai ≥ 65. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeSnowball Throwing dalam pembelajaran IPS khususnya pada materiKoperasi. Guru yang sudah memahami model pembelajaran kooperatif tipeSnowball Throwing dapat membagi pengetahuannya kepada guru yanglain, sehingga guru di sekolah tersebut dapat menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
E. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Rosdakarya. Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Saidihardjo. 2005. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Depdiknas Slameto. 2003. Belajar Dan Factor – Factor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soeparwoto. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Rosdakarya. Sumantri, Mulyani & Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Depdiknas
Meningkatkan Hasil Belajar… (Janem, 210-216)
216