Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG PELAKSANAAN UPACARA RITUAL SIRAMAN SATU SURO DI SEDUDO DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh LULUK NUR ROHMAH NPM : 11.1.01.02.0022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG PELAKSANAAN UPACARA RITUAL SIRAMAN SATU SURO DI SEDUDO DESA NGLIMAN, KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK, SKRIPSI, PENDIDIKAN SEJARAH, FKIP UNP KEDIRI, 2015
Luluk Nur Rohmah NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah Email :
[email protected] Drs.Yatmin, M.Pd 1 dan Drs.Agus Budianto, M.Pd 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti,bahwa acara Siraman Satu Suro di Sedudo sampai saat ini masih dilakukan karena Dalam pelaksanaan tradisi Ritual Siraman 1 Suro di Sedudo selalu dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat mistis, keanehan dan religi masyarakat. Dahulu hal seperti itu masih dipertahankan dan dipakai pedoman dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat setempat masih memepercayai air terjun ini memiliki kekuatan supra natural. Permasalahan ini adalah (1) Bagaimana Sejarah Ritual Siraman Satu Suro di Sedudo Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk? (2) Bagaimana Proses Pelaksanaan Prosesi Upacara Ritual Siraman Satu Suro di Sedudo Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk? (3) Apa Saja Perlengkapan Prosesi Upacara Ritual Siraman Satu Suro di Sedudo Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk? (4) Adakah Pengaruh Upacara Ritual Siraman satu Suro di Sedudo dengan kepercayaan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan Historis,dengan subyek penelitian Masyarakat Desa Ngliman, Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakan Studi kepustakaan, Studi arsip (dokumen), Observasi Wawancara. Kesimpulan hasil penelitin ini adalah Keberadaan air terjun pada mulanya dianggap sebagai proses alam biasa, namun dalam perkembangannya tidak terlepas dari cerita misteri yang kemudian mentradisi. yang melatarbelakangi lahirnya upacara Siraman Mandi/Siram Sedudo. Menurut kepercayaan penduduk Sang Dudo tersebut orang yang membuka atau cikal bakal Desa Ngliman yang setiap harinya mandi di air terjun tersebut.Karena tenpat itu setiap hari digunakan sebagai tempat mandi sang Dudo, maka tempat itu diberi nama Sedudo. Hanya saja pelaksanaannya atau kebiasaan yang sudah mentradisi itu tidak dilaksanakan setiap hari tetapi dilaksanakan setahun sekali yang kemudian disebut upacara mandi atau siraman.Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan : (1) Upacara Siraman Satu Suro adalah upacara yang dilakukan masyarakat Desa Ngliman dan para pendukung upacara tersebut, yaitu dengan cara Siraman di air Terjun Sedudo, yang tujuannya sebagai rasa penghargaan dan penghormatan terhadap sebagai Cikal bakal Desa Ngliman tersebut.(2)Dalam rangka untuk memasyarakatkan hasil kerajinan dan kesenian jawa serta untuk menunjang semaraknya obyek wisata yang ada di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk, yaitu Air Terjun Sedudo tersebut, selain itu sebagai upaya pendapatan daerah (Retribusi) pada Tingkat II Kabupaten Nganjuk, untuk mendapatkan inkam dari msyarakat Desa Ngliman. Kata Kunci: upacara, ritual, siraman, satu suro, sedudo.
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
tidak
LATAR BELAKANG
dipungkiri
banyak
kebudayaan
Indonesia adalah negara yang kaya
tradisionnal masa sekarang yang sudah
dengan aneka ragam kebudayaan, dimana
tidak patut lagi karena sudah tidak sesuai
kebudayaan yang satu dengan yang lain
dengan keyakinan agama dan kemajuan
selalu berada dari segi corak dan ragam
jaman. Jadi kita sebagai generasi penerus
kebudayaannya. Hal ini disebabkan oleh
harus tetap berusaha untuk melestarikan,
adanya
mempertahankan
beberapa
faktor
yang
dan
mngembangkan
mempengaruhi terciptanya budaya dan
kembali nilai-nilai budaya yang hampir
adat
hilang dengan tetap menyaring tradisi
kebiasaan
antara
lain,
faktor
lingkungan geografis, situasi dan kondisi
kebudayaan
masyarakat yang bermukim, serta pola
mengarah pada ahklak manusia.Namun
pikir masyarakat itu sendiri.
semuanya itu kembali pada individu
Setiap
masyarakat
mempunyai
yang
mmasing-masing
positif
manusia
kebudayaan yang merupakan hasil karya
mereka
menyikapi
cipta,rasa dan karsa manusia itu sendiri.
kebudayaan yang ada.
dan
yang
sebagaimana
dan
menyerap
Kebudayaan berfungsi untuk mengatur, mengarahkan,
dan
bahkan
menjadi
II. METODE
pedoman tingkah laku dan perbuatan
Metode
yang
digunakan
dalam
manusia pendukung budaya itu. Dengan
penelitian ini adalah metode sejarah, yaitu
demkian budaya mempunyai kekuatan
merekonstruksi
normatif
sosial
melalui proses menguji dan menganalisis
simbol-simbol,
secara kritis kejadian dan peninggalan
sebagai
pengendali
diwujudkan
dengan
sedangkan
simbol-simbol
diwujudkan
dalam
bentuk
tersebut ungkapan-
siraman,serta
upacara-upacara
lainnya. Hal-hal dipertahankan,
masa
lampau
masa lampau berdasarkan data-data yang ada.
ungkapan, nyanyian-nyanyian, selamatan upacara
tentang
Pendekatan
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Penelitian Sejarah (Historis),
tersebut
dulu
sedangkan
masih sekarang
sebagian besar kebudayaan tradisional
sebab
tujuan
mendiskripsikan
penelitian dan
ini
adalah
menganalisis
peristiwa-peristiwa masa lampau.
tersebut hampir dilupakan. Memang juga
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jenis
penelitian
yang digunakan
1. Sejarah Ritual Siraman Satu Suro
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
Di sedudo
Deskriptif.Menurut
Suryabrata
Keberadaan air terjun pada
"Penelitian deskriftif adalah penelitian
mulanya dianggap sebagai proses
yang
alam
Sumadi
bermaksud
untuk
membuat
pecandraan (uraian, paparan) mengenai situasi
(Sumadi
kejadian-kejadian”
Suryabrata, 1998:19).
biasa,
namun
dalam
perkembangannya tidak terlepas dari cerita
misteri
yang
kemudian
mentradisi. Seperti halnya ceritera
Prosedur pengumpulan data dalam
yang mewarnai Air Terjun Sedudo
penelitian ini adalah Heuristik. Untuk
ini,yang kemudian melatarbelakangi
menghasilkan
lahirnya
suatu
sejarah
“positif”
(“positive” history), sebagai langkah awal ialah
apa
yang
disebut
heuristik
upacara
Siraman
Mandi/Siram Sedudo.0 2. Proses
Pelaksanaan
Upacara
(heuristics) atau dalam bahasa Jerman
Ritual Siraman Satu suro do
Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari
Sedudo
sumber-sumber untuk mendapatkan data-
Pada
pelaksanaan
upacara
data atau materi sejarah, atau evidensi
mandi Sedudo secara berurutan dapat
sejarah (Carrard. 1992: 2-4; Cf. Gee. 1950:
diuraikan sebagai berikut:
281 dalam Sjamsuddin, 2007: 86).
a. Upacara diawali dengan sajian tarin sakral yang dibawakan 5 orang penari puteri yang masing-
I.V HASIL DAN KESIMPULAN Upacara ritual sering disebut juga
masing
membawa
klenting
upacara keagamaan.Menurut Bustanuddin
(Tempat untuk mengambil air
(2006 : 96) upacara yang tidak dipahami
yang terbuat dari tanah).Tarian ini
alasan konkretnya dinamakan rites dalam
menggambarkan :
bahasa Inggris yang berarti tindakan atau
1) Permohonan
upacara
keagamaan.
Upacara
ritual
Yang
Maha
kepada Kuasa
Tuhan agar
merupakan kegiatan yang dilakukan secara
jalannya upacara siram/mandi
rutin oleh sekelompok masyarakat yang
sedudo dapat berjalan dengan
diatur dengan hukum masyarakat yang
lancar.
berlaku. Hasil
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
2) Membersihkan klenting agar terhindar dari segala macam
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kotoran.Tarian
ini
diiringi
f. 5 jejaka tersebut mengisi klenting
dengan alat musik jidor dan
dengan
air
dari
Tembang Sekar Mijil.
grojokan,kemudian menyerahkan
b. Dari arah timur 15 gadis berambut
kembali kepada 5 gadis untuk
panjang yang berbusana serba
dibawa ketepi kolam (Ke arah
indah dan anggun bak bidadari
timur),diikuti oleh 10 gadis dan 5
yang
jejaka.
turun
berjalan Bupati,
dari
khayangan
menuju
suci
tersebut
diserahkan
kepada juru kunci makam Desa
duduk/jengkeng memberi hormat/
Ngliman yang telah siap bersama
sembah mohon do’a restu.
sesepuh desa lainnya.
kepada
gadis
g. Air
tersebut
c. Bupati
15
kehadapan
memberikan 5
gadis
klenting yang
ada
h. Oleh juru kunci dan sesepuh desa suci
itu
didepannya yang masing-masing
disimpan
di
sebuah secara bergilir (klenting
ngliman.Sedangkan 5 gadis dan 5
tersebut telah disiapkan oleh gadis
jejaka taruna menuju ketempat
berambut panjang yang berada
yang telah disediakan.Acara ritual
disebelah kiri bupati).
ini ditutup
d. Setelah menerima klenting, 5 gadis tersebut berdiri kemudian
air
dibawa
keatas
makam
desa
dengan iring-iringan
tembang lir-ilir dan selawatan. i. Sambutan
dn
peresmian
berjalan perlahan-lahan diikuti leh
Siram/Mandi Sedudo oleh Bupati
10
Nganjuk
gadis
lainnya
menuju
sendang/kolam dibawah grojokan
j. Pembacaan Doa secara islam
sedudo,dengan diiringi tembang
k. Mandi
bersama,setelah
itu
lir ilir yang dibawakan group
dilanjutkan ziarah kemakam kyai
tembang dengan diiringi musik
Ngaliman
jidor.
l. Acara selesai.
e. Setelah sampai dikolam 5 gadis tersebut
menyerahkan
kelnting
kepada 5 pemuda jejaka taruna yang
sudah
siap
menunggu
dibawah air terjun sedudo.
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
3. Perlengkapan Upacara Siraman Satu Suro di Sedudo Perlegkapan
dan
peralatan
yang digunakan untuk pelaksanaan Siraman Suroan yaitu warga Desa
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ngliman ditugasi untuk menjadi
terhadap
peserta upacara. Melakukan geladi
ini,tampak dari dugunakannya air
bersih,
jamuan,
teerjun ini pada upacara-upacara
Didalam
yang bersifat sakral seperti upacara
penyediaan
mempersiapkan
sesaji.
nilai
proses pelaksanaannya ada beberapa
Mandi/siraman,
macam sesaji.
memandikan
4. Pengaruh
Siraman
Suroan
di
Sedudo terhadap masyarakat Dalam
pelaksanaan
magis
air
tejun
Sedudo,
upacara
pusaka
dan
gembyangan waranggana. Pembahasan
tradisi
1. Sejarah Ritual Siraman Satu Suro
ritual siraman 1 suro di Sedudo
Di Sedudo
selalu dihubungkan dengan hal-hal
a. Asal-usul
sejarah
upacara
yang bersifat mistis, keanehan dan
Ritual Siraman Satu Suro di
religi masyarakat. Dahulu hal seperti
Sedudo
itu masih dipertahankan dan dipakai pedoman
dalam
Sebelum membahas tentang
kehidupan
asal-usul atau Sejarah Siraman
masyarakatnya.Masyarakat setempat
Suroan di Sedudo tersebut.Penulis
masih memepercayai air terjun ini
akan
memiliki kekuatan supra natural.
pengertian
Lokasi
ramai
sendiri,pada bab ini yang lebih
dukunjungi orang pada bulan suro
luas dan lengkap untuk mngetahui
(Kalender jawa). Konon mitos yang
pengertian yang sebenarnya.
wisata
alam
ini
ada sejak jaman majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.
terhadap
tentang
Sedudo
itu
b. Dasar dan tujuan siraman satu suro di sedudo 1) Dasar siraman satu suro di sedudo
Begitu tingginya kepercayaan masyarakat
menjelaskan
khasiat
air
Adapun
yang menjadi
dasar mandi di air terjun
terjun Sedudo, mereka membawa
Sedudo
botol kosong untuk diisi air dibawa
orang-orang tua dahulu yang
pulang untuk keluarganya yang tidak
menjadi tradisi nenek moyang
sempat datang ke Sedudo.Demikian
mereka dengan istilah yang
juga
cukup terkenal yaitu : nuli-nuli
kepercayaan
masyarakat
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
adalah
mengikuti
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
wong
kuno
.Mereka
a. Sebagai upaya penambahan
beranggapan bahwa mandi di
pendapatan
air terjun Sedudo merupakan
retribusi pada tingkat II
warisan suci dari
nganjuk,untuk
mereka
yang
leluhur harus
dilaksanakan
income
dan
dilestarikan.Jika
tidak
daerah
atau
mendapat
dari
masyarakat
desa Ngliman. rangka
untuk
demikian maka kan membawa
memasyarakatkan
hasil
bencana
kesenian
serta
besar
kelangsungan
b. Dalam
bagi hidup
daerah
menunjang
masyarakat
semaraknya
obyek wisata yag ada di desa Ngliman kecamatan
2) Tujuan siraman satu suro
sawahan.
disedudo Perlu diketahui bahwa masyarakat jawa tidak bisa
2. Proses
Pelaksanaan
Prosesi
dipisahkan dari kepercayaan-
Upacara Siraman Satu Suro Di
kepercayaan magis serta sakral,
Sedudo.
seperti air terjun sedudo ini mereka
beranggapan
atau
percaya bahwa air yang berasal
a. Waktu dan Tempat Upacara siraman 1) Waktu Pelaksanaaan Upacara
dari tempat yang tinggi adalah
Siraman
keramat
Sedudo.
atau
suci,
sebab
gunung adalah tempat yang tinggi
adalah
tempat
para
dewa.
Satu
Suro
Penentuan
di
waktu
pelaksanaan upacara siraman satu suro disedudo adalah jatuh
Sedangkan acara ritual
pada bula Sura (Jawa) dan
uapacara siraman satu suro
bertepatan
pada
bulan
disedudo
muharrom
tahun
hijriyah
yanh
kini
sudah
dikemas menjadi obyek budaya
menurut
oleh pemeritah daerah tingkat 2
islam,dalam
nganjuk
tahunnya.Sedangkan
mempunyai
tujuan
sebagai berikut:
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
penaggalan
pelaksanaan
setiap
tidak
tanggal ada
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kepastian dan biasanya antara
3. Perlengkapan
Ritual
Upacara
tanggal 10 sampai 15 suro
Siraman Satu Suro Disedudo
(berdekatan
a. Persiapan Upacara
dengan
bualan
purnama).
Adapun
pelakasanaan
sekitar
pukul
Sebelum
upacara
berlangsung
ini
segenap
warga
15.00 wib sampai selaesai.
masyarakat desa Ngliman dan
b. Pelaksanaan upacara siraman
orang-orang yang ditugasi untuk menjadi
satu suro desedudo Pelaksanaan siraman
satu
upacara
suro
diSedudo
peserta
melakukan untuk
uapacara
persiapan-persiapan
pelaksanaan
upacara
dimualai pukul 14.00 Wib dan
tersebut yang antara lain sebagai
diawali dengan kesenian Jawa dan
berikut:
tari-tarian yang diadakan oleh
1. Mengadakan
gladi
masyarakat pendukung upacara,
bersih,dalam hal ini ketua
adapun
panitia
tujuannya
meyemarakan
upacara
untuk agar
dan
penanggung
sekaligus jawab
dari
supaya tidak kelihatan monoton
serangkaian upacara tersebut.
setelah kira-kira oada pukul 15.00
Adapun
Wib,
gladi bersih tersebut biasanya
seluruh
datang
peserta
ketempat
yang
upacara telah
maksud
diadakan
berlangsung
tertib,rapi
disediakan dan menempati tempat
indah
biasanya
yang telah disediakan.
bersih ini diadakan 1 hari
dan
dan gladi
sebelum upacara dilaksanakan. 2. Penyediaan
c. Jamasan Pusaka
jamuan,Tradisi
Acara Jamasan yaitu acara
masyarakat pedesaan memiliki
puncak dari serangkaian upacara
ciri khas tersendiri tentang
yang telah dilakukan warga desa
keramah
ngliman. Jamasan pusaka ini inti
memberikan
dari
adalah
makan/kue-kue terhadap para
benda-benda
tamu. Begitu halnya dengan
upacara
pensucian
tersebut
tamahan
dan jamuan
pusaka,pembagian air suci dan
masyarakat
desa
ngliman,
ziarah ke makam kyai ngliman.
apalagi jika tamu berasal dari
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
luar daerah (Kota). Dalam tata
(Grojokan)
cara
akan
diserahkan kepada juru kunci
lebih dimuliakan ketimbang
untuk disimpan di makam Desa
masyarakat satu daerahnya.
Ngliman,
menghormatinya
3. Mempersiapkan sesaji dalam penyajian
sesaji
ini,
yang
kemudian
c. Gamelan:digunakan instrumen
sebagai
tembang
nebdapat tugas kusus adalah
dalam
“tuwa-tuwane desa” (orang
sedangkan yang memandikan
yang
gamelan disebut pajak.
dianggap
sebagai
nsesepuh desa dan juru kunci desa
ngliman).
orang
yang
Beliaulah
paling
sibuk
diantara panitia lain sebab
upacara
lir-ilir
d. Jedor:
tersebut,
digunakan
untuk
mengiringi lagu sholawat badar sebelum upacara ini selesai. e. Kemenyan:digunakan
pada saat itu beliau harus
/dimaksudkan
mempersiapkan segala sesaji
masyarakat
yang
kususnya dan masyarakat yang
dibutuhkan
dalam
upacara tersebut. b. Perlengakpan
dan
rizki
ngliman
pada
hadir dalam upacara tersebut peralatan
bisa terus lancar (Kumendeng) seperti asap kemnyan.
Upacara Adapun dengan
agar
yang
dimaksud
perlengkapan
dan
peralatan upacara disini adalah segala sesuatu yang diperlukan
f. Cowek/arang:digunakan sebagai
tempat
membakar
g. Terop:digunakan
sebagai
kemenyan.
dalam upacara tersebut. Adapun
tempat berteduh Bapak Bupati
macam-macam perlengkapan dan
beserta perangkatnya serta para
peralatan sebagai berikut:
tamu undangannya.
a. Sound
System:
digunakan
sebagai alat pemandu acara dan sebagai pengeras suara dalam upacara tersebut.
h. Umbul-umbul
:digunakan
sebagai adanya pesta upacara. c. Orang-orang
yang
terlibat
dalam upacara
b. Klenting/Jun: digunakan untuk
Adapun pihak yang terlibat
mengambil air dari air terjun
langsung dalam upacara Siraman
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
satu suro di Sedudo sebagai
dilaksanakan
berikut:
desa
a. Bupati,kepala daerah tingkat
Jadi
oleh
masyarakat
dengan
diadakanny
II Nganjuk sebagai inspektur
ritual upacara siraman satu suro di
upacara.
Sedudo ini juga mempengaruhi
b. Panjak
sebagai
penabuh
gamelan dan jedor. c. Satu
group
tingkat kepercayaan masyarakat setempat tetapi sebagian juga ada
koor
yang
berjumlah 30 orang. d. Penari (wanita terdiri dari 15
yang tidak mempercayai. Bagi masyarakat
yang
masih
mempercayai
mereka
yakin
orang dan laki-laki terdiri dari
dengan
7 orang),ditambah 1 orang
ditimbulkan dari upacara siraman
manggolo
satu suro di Sedudo tersebut.
yudho
(petunjuk
adanya
kekutan
jalan penari mengambil air di
Misalnya
grojokan).
rizki, awet muda atau terhindar
e. Juru
kunci/sesepuh
desa,tugasnya
kelancaran
yang
mencari
dari segala bentuk musibah.
membawa
Dengan adanya keyakinan
klenting yang telah diisi air di
tersebut masyarakat yang tetap
grojokan
mengikuti ritual siraman tersebut
ke
makam
desa
Ngliman. f. Protokol pemandu
dan (MC) upacara
itu,
namun tanpa di dasari iman yang
dalam
kuat sesuai dengan ajaran Agama Islam
Upacara
seperti
sebagai
upacara. 4. Pengaruh
berkeyakinan
Ritual
Siraman Satu Suro Di Sedudo. Setiap budaya atau tradisi
yang
telah
diyakininya.Sehingga
mereka
kehilangan keseimbangan tidak mampu membedakan nilai tradisi
itu selalu membawa pengaruh dan
dan
akibat yang beraneka ragam bagi
mereka meminta sesuatu atau
suatu masyarakat,seperti adanya
percaya kepada air tersebut tanpa
upacara siraman satu suro di
sadar bahwa semua ini milik yang
Sedudo
Kuasa,
tersebut.Yang
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
nilai
dan
keagamaan.Sehingga
tanpa
di
sadari
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
atau
Giri Mc,Wahyuni.2009.Sajen Dan Ritual Orang Jawa.Yogyakarta:Narasi.
Bahwa Siraman suroan di
Harmitadji,dkk.2003.Nganjuk dan Sejarahnya.Cetakan ke 3.Yayasan Salepuk dari Nganjuk (Sadang).
merupakan
musrik
menyekutukan ALLAH.
Sedudo ini nampaknya sudah merupakan hal yang sulit untuk dihilangkan.Terbukti
kuatnya
Ibnu
masyarakat untuk melestarikan dibandingkan masyarakat yang merasa perlu dihilangkan atau dihapuskan
acara
tersebut.
Kebanyakan Desa Ngliman dan masyarakat sampai
pendukung saat
ini
hingga masih
melestarikan budaya ini. Demikianlah masyarakat
terhadap
yang
upacara
diakibatkan
adanya upacara tersebut yang ada di
Desa
Ngliman
Jiono,Susaji.2015.Tempat Siraman.Nganjuk:Masyrakat Setempat.(29 Mei 2015). Kamus
Besar Metodologi Sejarah.1993,Surabaya:Depdikbud.
Kasmiran.2015.Pelaksanaan Siraman.Nganjuk:Masyarakat Setempat.(29 Mei 2015).
pandangan
siraman satu suro di Sedudo serta pengaruh
Salam.2015.Arti Siraman.Nganjuk:Pemuka Agama.(29 Mei 2015).
Kecamatan
Lamiran.2015. Perlengkpan Upacara Siraman Satu Suro di Sedudo. Nganjuk: Masyarakat Setempat. (29 Mei 2015). Liatiyani, Dwi Ari. 2009. Sejarah Untuk SMA Kls X.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sawahan Kabupaten Nganjuk
IV. DAFTAR PUSTAKA Bunga Rampai Sejarah dan Cerita Lokal Kabupaten Nganjuk.2006,Nganjuk: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ombak Dwiraharjo,Maryono,dkk.2006.Kamus Istilah Perkawinan Adat Jawa Gaya Surakarta.Surakarta: Jurusan Sastra Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
Murtjipto .2004.Fungsi dan Makna Siraman Pusaka Mangkunegaran di Selogiri Kabupaten Wonogiri. (Online),tersedia : http://books.geogle.co.id, diunduh 4 juli 2015 Nganjuk dan Sejarahnya.1994.Pemerintah Kabupaten Nganjuk,Nganjuk:Pustaka Kartini. Sekertaris Desa.2015.Pengaruh Upacara Satu Suro di Sedudo.Nganjuk.(29 Mei 2015)
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sismono, 2002, Hari-hari Besar Keagamaan. Yogyakarta :Yayasan Tunas Utama. Soeparmo,Susaji.2015.Sejarah Sedudo.Nganjuk:Sesepuh Desa.(29 Mei 2015). Solikin,K.H.Muhammad.2009.Misteri Bulan Suro Persepektif Islam Jawa.Yogyakarta;Narasi Soekmono,1973.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta: Kansius Sudaryanto, Pranowo,dkk.2011.Kamus Pepak Bahasa Jawa. Badan Pekerja Kongres Bahasa Jawa Sugiono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Luluk Nur Rohmah | NPM: 11.1.01.02.0022 FKIP - Sejarah
Suparmo.2015.Tujuan Siraman Suro.Nganjuk:Masyarakat Setempat. Supari,Wakimah.2015.Makna kayu.Nganjuk:Sesepuh (29 Mei 2015).
Satu
wayang Desa.
Suyani, 2000. Upacara Ritual diKeratonYogyakarta,(Online), tersedia: http://books.geogle.co.id, diuduh 2 september 2015 Suroso.2015.Pengaruh Siraman Suroan di Sedudo. Nganjuk:Masyarakat Setempat.(19 Mei 2015). Wakiman.2015.Dasar
Siraman
Satu
Suro.Nganjuk:Sekdes.(29 Mei 2015).
simki.unpkediri.ac.id || 14||