Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
KAJIAN ETNOBOTANI RITUAL SIRAMAN AIR TERJUN SEDUDO KABUPATEN NGANJUK
ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi
OLEH: MOH. ILHAM PAHLEVI NPM: 12.1.01.06.0057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
KAJIAN ETNOBOTANI RITUAL SIRAMAN AIR TERJUN SEDUDO KABUPATEN NGANJUK Moh. Ilham Pahlevi NPM : 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan BIologi Email :
[email protected] Mumun Nurmilawati, M. Pd¹ dan Dr. Sulistiono, M. Si² UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Hasil penelitian pendahuluan di Desa Ngliman, terdapat suatu ritual siraman air terjun Sedudo, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui makna, jenis-jenis tumbuhan, filosofi tumbuhan, serta tingkat kegunaan tumbuhan yang digunakan pada ritual, sehingga memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mau melakukan konservasi tumbuhan yang digunakan untuk ritual siraman air terjun sedudo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan subyek penelitian ini adalah masyarakat desa Ngliman. Teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dengan cara mengelompokkan jenis tumbuhan meliputi nama daerah, nama latin, bagian yang digunakan, filosofi tumbuhan ritual. Analisis data secara deskriptf kuantitatif dengan menghitung nilai IC (Index Consensus). Hasil obeservasi ditemukan 12 jenis tumbuhan ritual yang digunakan pada ritual siraman yaitu kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook.), melati (Jasminum sambac), mawar (Rosa alba), kantil (Michelia alba), pandanwangi (Pandanus amarylilfolius), ketela (Manihot utilisima), pisang (Musa paradisiaca), suweg (Amorphophallus campanulatus), ganyong (Canna edulis), sirih (Piper betle Linn), uwi (Dioscorea alata) dan garut (Maranta arundinacea). Tumbuhan yang digunakan dalam ritual, memiliki filosofi sebagai pengingat kepada manusia agar selalu berbuat baik kepada siapapun, jujur sesuai hati nurani, dan selalu ingat bahwa manusia hidup dalam kesederhanaan. Hasil analisis penghitungan Index consensus (IC) masyarakat Desa Ngliman tumbuhan yang memiliki nilai Index Consensus paling tinggi adalah mawar, kenanga, kantil, dan melati dengan nilai Index Consensus 100%, dan yang paling sedikit adalah uwi dan garut dengan nilai Index consensus 53,8%.
Kata Kunci : Etnobotani, Tumbuhan ritual, siraman, air terjun sedudo.
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG Salah satu hasil dari perilaku
zaman Majapahit, pada bulan itu
manusia sebagai makhluk berbudaya
dipercaya membawa berkah awet
adalah melakukan segala bentuk
muda bagi orang yang mandi di air
warisan nenek moyang dari budaya
terjun tersebut.
manusia yang bermasyarakat yaitu
Dalam Kamus Besar Bahasa
tradisi ritual. Karena masyarakat
Indonesia kata Siram dan Siraman
mempunyai tradisi kebudayaan yang
memiliki arti yang hampir sama.
melekat pada kehidupan sehari- hari.
Kata Siram dapat diartikan “mandi”.
Ritual siraman air terjun sedudo telah
Di sini
ditegaskan bahwa mandi
dibudayakan oleh masyarakat Desa
adalah
tindakan
Ngliman
sebagai
terimakasih
kepada
ungkapan leluhur
atas
aktif
yang
dilakukan oleh orang tersebut untuk membersihkan diri dari kotoran
keberkahan yang diterima sampai
dengan
saat ini.
bersih. Sedangkan Siraman dapat
Air
Terjun
menggunakan
air
yang
Sedudo adalah
diartikan “guyuran” atau “curahan”,
sebuah air terjun dan obyek wisata
sebagai tindakan pasif karena yang
yang
di
melakukan tindakan bukan dirinya
Desa Ngliman Kecamatan Sawahan,
sendiri melainkan orang lain yang
terletak
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
menyiraminya dengan air. Selain itu
Jaraknya sekitar 30 km arah selatan
juga, kata siraman juga diartikan
ibukota kabupaten Nganjuk. Berada
dimandikan. Secara umum acara ini
pada ketinggian 1.438 meter dpl,
terdiri
ketinggian air terjun ini sekitar 105
tradisional,
meter.
pengambilan tirta amerta dan mandi
Masyarakat mempercayai,
setempat air
terjun
dari
pementasan larung
tarian sesaji,
masih
bersama. Sebelum pertunjukan tari
ini
dimulai, seorang sesepuh berjalan
memiliki kekuatan supra natural.
menuju Air terjun Sedudo,
Lokasi
belakangnya
wisata alam
ini ramai
berderet
di
beberapa
pada
sesepuh lain yang membawa sesaji,
bulan Sura (kalender Jawa). Konon
di susul beberapa penari dan yang
mitos
paling belakang beberapa perjaka
dikunjungi
orang
yang
ada
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
sejak
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan
gadis-gadis
perawan
yang
tarian. Setibanya
di
kolam
Air
cantik-cantik. Setibanya di kolam
terjun Sedudo, tarian tradisional pun
Air terjun Sedudo, tarian tradisional
segera
pun segera dipentaskan. Prosesi
dilanjutkan dengan ritual larung
dilanjutkan dengan ritual larung
sesaji di kolam Air Terjun Sedudo
sesaji di kolam Air Terjun Sedudo
oleh Bupati Nganjuk dan beberapa
oleh Bupati Nganjuk dan beberapa
kepala dinas yang ada di kabupaten
kepala dinas yang ada di kabupaten
Nganjuk. Setelah usai, para penari
Nganjuk. Setelah usai, para penari
kembali mementaskan tarian.
dipentaskan.
Prosesi
kembalimementaskan
II.
METODE Penelitian
ini
jumlahnya
kecil,
kemudian
menggunakan desain deskriptif
membesar.
Dalam
penentuan
kualitatif dengan tujuan untuk
sampel pertama-tama dipilih satu
menggambarkan secara detail dan
atau dua orang. Tetapi karena
sistematis mengenai fakta, gejala,
dengan dua orang ini belum
fenomena, pendapat, dan sikap
merasa lengkap terhadap data
yang
yang diberikan,
menggambarkan
kejadian
suatu
(Sudjana,
2005).
mencari
maka peneliti
orang
lain
yang
Sedangkan menurut Bogdan dan
dipandang lebih mengetahui dan
Taylor
dapat
(Moleong,
2003:3),
melengkapi
diberikan
prosedur
yang
sebelumnya. Begitu seterusnya,
deskriptif
sehingga jumlah sampel semakin
menghasilkan
data
berupa kata-kata tertulis atau lisan
diamati.
digunakan
Metode
dalam
yang
penentuan
Dalam penentuan sampel dipilih terlebih dahulu informan kunci
yaitu
responden penelitian ini dengan
kebudayaan
menggunakan
Kabupaten
metode
orang
banyak. (Sugiyono, 2011)
dari orang-orang dan perilaku yang
dua
yang
penelitian kualitatif merupakan penelitian
oleh
data
kepala dinas
bagaian pariwisata
Nganjuk,
lalu
snowballing sampling. Snowball
direkomendasikan kepada Kepala
sampling
teknik
desa Ngliman, kamituwo (kepala
awal
dusun), sekretaris desa, warga
merupakan
penentuan sampel
yang
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pembudidaya
tumbuhan
ritual,
ritual siraman air terjun sedudo.
pimpinan ritual siraman air terjun
Konsensus
Sedudo,
pengambilan
keputusan
penentuan sampel sesuai dengan
melibatkanb
banyak
rekomendasi
(multiperson) umumnya memakai
dan
lain- lain.
Dalam
informan
sebagai
suatu
metode
perhitungan
yang didapatkan untuk tumbuhan
terbanyak
(voting)
yang
data dari kuisioner
untuk
ritual
yang orang
sebelumnya, Sehingga informasi
digunakan
cara
suara
pengambilan melibatkan
siraman air terjun sedudo dapat
responden dengan pilihan yang
terjawab.
harus diurutkan oleh responden.
Proses pengumpulan data dilakukan
peneliti
untuk
data
hasil
mendapatkan wawancara
ataupun
Nilai
indeks
diketahui
dengan
dapat
menggunakan
persamaan :
hasil FL = Ip/Iu*100%
pengamatan langsung di lapangan. Terdapat
consensus
beberapa
teknik
Keterangan :
pengumpulan data tertentu dalam FL
penelitian.
tumbuhan ritual di kawasan air
dilakukan
kab.
dengan
pentingnya
tertentu
tingkat analisis pemanfaatan suatu
sedudo
menghitung
spesies untuk sebuah alasan
Sedangkan untuk mengukur
terjun
:
Ip
Nganjuk,
:
jumlah
menyebutkan
menghitung
informan
yang
spesies
yang
dimanfaatkan
index consensus (IC) atau biasa disebut
fidelity
level,
Iu : jumlah total dari informan
index
consensus merupakan hasil analisis
yang
etnobotani
tersebut
yang
menuntjukkan
yang berguna
untuk
spesies banyak
penggunaan.
nilai kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan
menyebutkan
untuk III.
HASIL DAN KESIMPULAN 1. Makna
Ritual Siraman Air
Terjun Sedudo Hasil
penelitian
dan
wawancara terhadap 13 orang, satu Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
orang diantaranya adalah Kepala
odorata
bagian
(Lamk.) Hook.
kebudayaan
dinas
Pariwisata Kab. Nganjuk, pimpinan
2.
Mawar
Rosa alba
ritual
3.
Melati
Jasminum
dan
wawancara
masyarakat.
Hasil
menjelaskan
bahwa
sambac
ritual siraman dilakukan sebagai
4.
Kantil
Michelia alba
rasa syukur kepada Tuhan Yang
5.
Pandan
Pandanus
Wangi
amarylilfolius
Maha
Esa,
serta
sebagai
keselamatan diri dan tolak balak. Tabel 4.2. Daftar tumbuhan 2. Tumbuhan yang digunakan
sesaji
Hasil wawancara tumbuhan yang
digunakan
dalam
ritual
siraman air terjun Sedudo telah dilakukan
observasi
No. 1.
Nama Tumbuhan Ketela
Manihot utilisima
tentang
tumbuhan yang digunakan dalam
2.
Suweg
Amorphophal lus
ritual siraman air terjun Sedudo terdapat
2
kelompok,
yaitu
tumbuhan khusus dan tumbuhan sesaji.
Tumbuhan
ada
pada
campanulatus 3.
Uwi
Dioscorea alata
khusus
merupakan tumbuhan yang wajib upacara
siraman,
sedangkan
tumbuhan
sesaji
merupakan
tumbuhan-tumbuhan
4.
Ganyong
Canna edulis
5.
Garut
Maranta arundinacea
6.
Pisang
Musa paradisiaca
polo pendhem digunakan untuk sesajian dalam bentuk makanan jadi yang
dibawa
oleh
khusus
Kenanga
Piper betle Linn tumbuhan
yang
digunakan Tumbuhan-tumbuhan yang
Nama
1.
Sirih
3. Filosofi
Tabel 4.1. Daftar tumbuhan
No. Tumbuhan
7.
masyarakat
peserta ritual.
Nama Ilmiah
digunakan pada Nama Ilmiah Cananga
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
ritual siraman
memiliki filosofi- filosofi sebagai berikut : simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
a. Kenanga (Cananga odorata
c. Melati (Jasminum sambac)
(Lamk.) Hook.)
Bunga melati pada istilah
Tumbuhan
kenanga
jawa memiliki singkatan“Rasa
yang digunakan adalah bagian
Melat Saka Njero Ati” yang
bunga
mempunyai arti dalam berucap
yang
memiliki
arti
“keneng-a!” untuk mencapai
dan
segala keluhuran yang telah
menggunakan ketulusan hati
dicapai
nurani. Berbicara jujur sesuai
oleh
pendahulu
berbicara
dengan
generasi penerus seyogyanya
nurani,
mencontoh perilaku yang baik
mempunyai maksud buruk.
dan
prestasi
tinggi
berhasil dicapaipara semasa
hidupnya.
“kenang-en
bukan
karena
yang leluhur
d. Kantil (Michelia alba)
Kenanga,
Bunga kantil memiliki
angga”
makna ritual “kemanti kantil”
ing
bermakna filosofis agar supaya
yang
anak turun selalu mengenang
dimanapun berada dan selalu
warisan
mempunyai
leluhur
tradisi,
berarti
selalu
hubungan
ingat
yang
kesenian, kebudayaan, filsafat,
erat sekalipun sudah berbeda
dan lain lain yang baik.
alam, selain itu juga sebagai pengingat bahwa manusia jika
b. Mawar (Rosa Alba)
ingin meraih kesuksesan tidak
Bunga mawar memiliki
cukup dengan do’a. Bunga
makna “mawi-arsa” dengan
kantil berarti juga adanya tali
kehendak atau niat. Mawar
rasa dan
atau awar-awar ben tawar,
mendalam tiada terputus, yakni
maksudnya mampu mengatasi
mencurahkan
segala cobaan hidup. Jadi niat
kepada seluruh makhluk dan
tersebut
terutama kepada orang tua dan
ketulusan,
harus
berdasarkan
menjalani
segala
pengabdian
kasih
yang
sayang
para leluhur.
sesuatu tanpa pamrih (ikhlas) dan menerima cobaan hidup dengan ikhlas.
e. Pandan
wangi
(Pandanus
amarylilfolius) Bagian yang digunakan dalam ritual siraman air terjun
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sedudo
adalah daun.
pandan
memiliki
Daun filosofi
sebagai
perlambang
rendah hati,
sifat
memberi,
dan
menebar aroma harum kepada
memuliakan
siapapun yang menciumnya,
Tanaman sirih meskipun dalam
maksudnya
tumbuhnya merambat, tetapi
adalah
manusia
orang
lain.
hendaknya menebar harumnya
dalam kehidupannya
nama baik agar selalu dikenang
sirih tak pernah merusak yang
oleh
dengan
ditumpanginya.
kepada
mempunyai daun yang lebat
kepada
sehingga mampu memberikan
siapapun
berperilaku siapapun
baik dan
juga
lingkungan.
pohon
Daun
sirih
kesejukan disekitarnya.
f. Pisang (Musa paradisiaca)
h. Tumbuhan polo pendhem
Buah pisang memiliki
Tumbuhan
polo
filosofi bahwa setiap manusia
pendhem merupakan salah satu
hendaknya
sesaji yang digunakan dalam
berguna
bagi
siapapun, maksudnya adalah
ritual
pohon
merupakan
sedudo.
yang semua bagian
sendiri
pohon
pisang
siraman Polo
air
terjun
pendhem
memiliki
itu
filosofi
tumbuhan bisa dimanfaatkan.
“pendem” merupakan sesuatu
Harapan besar setiap
yang ada didalam tanah, tanah
insan
manusia dapat belajar dari
merupakan
filosofi pohon pisang. Pisang
manusia. Sesaji polo pendhem
juga
juga
merupakan
pengingat
asal
muasal
mengingatkan
kepada manusia untuk jangan
manusia
berhenti untuk berprestasi dan
dengan
jangan
menyombongkan diri kepada
menyerah
sebelum
memunculkan penerus
yang
unggul.
agar
kepada
dapat
hidup
kesederhanan
tanpa
siapapun. 4. Nilai Index Consensus (IC)
g. Sirih (Piper betle Linn)
Pengetahuan
tradisional
Daun sirih merupakan
adalah pengetahuan yang dimiliki
salah satu bagian tumbuhan
oleh masyrakat lokal secara turun
yang digunakan pada ritual
temurun. Pusat dari pengetahuan
siraman yang memiliki arti
tradisional adalah tumbuhan yang
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
digunakan pada ritual siraman air terjun
sedudo.
kehidupan
Dalam
lingkup
sebagian
besar
masyarakat ketergantungan hidup
alba
5.
Panda
Pandanus
n
amarylilfoliu
Wangi
s
kepada sumber daya alam yang tersedia tercermin dalam berbagai
92,3
Manihot 6.
Ketela
utilisima
84,9
bentuk tatanan adat istiadat yang
Amorphopha
kuat. Indek konsesus atau informan
llus
consensus
digunakan
untuk
menghitung pemanfaatan tumbuhan yang
digunakan
siraman
air
dalam terjun
campanulatu 7.
sedudo.
consensus ini untuk mengetahui tiap-tiap
s
ritual 8.
Uwi
alata
Ganyo
Canna
ng
edulis
9.
tumbuhan
yang digunakan untuk keperluan
10.
Garut
11.
Pisang
paradisiaca
Tumb uhan
76,9
Piper betle 12.
Sirih
Linn
61,5
Kepentingan tanaman yang telah dianalisis akan menghasilkan
Consensus (IC)
No.
53,8
Musa
Tabel 4.4. Perhitungan Index
Nama
69,2
arundinacea
desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk :
53,8
Maranta
upacara. Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat
61,5
Dioscorea
Perhitungan dengan menggunakan
kepentingan
Suweg
Nama Ilmiah
Nilai (%)
analisis
Indek
level.
consensus
Hasil (IC)
tumbuhan ritual di atas, diperoleh 4 jenis tumbuhan yang memiliki nilai
Cananga
Indek consensus (IC) lebih tinggi
odorata
daripada
Kenan
(Lamk.)
1.
ga
Hook.
100
2.
Mawar
Rosa Alba
100
3.
Melati
sambac
100
4.
Kantil
Michelia
100
tumbuhan
lainnya.
Keempat tumbuhan itu diantaranya adalah kenanga, melati, mawar, dankantil.
Jasminum
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
nilai dari fidelity
banyak keempat
Mayoritas yang
masyrakat
membudidayakan
tumbuhan
tersebut,
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melihat kondisi lingkungan dan
siraman air terjun Sedudo perlu
suhu yang cocok untuk di tanami
dikaji hubungan masyarakat
bunga-bunga
tumbuhan-tumbuhan
tersebut
sehingga
ada
sebagai
umumnya, masyarakat di setiap
Pandan
pencahariaanya.
wangi
(Pandanus
amarylilfolius)
mendapatkan
desa
ritual yang
masyarakat luas membudidayakan mata
di
dan
lokasi
Ngliman.
penelitian
tanggapan
yang
Pada
mempunyai baik
terhadap
persentase 92,3%, ketela (Manihot
upaya
pelestarian
tumbuhan
utilisima) 84,9%, pisang (Musa
terutama yang digunakan dalam
paradisiaca)
76,9%,
ganyong
ritual siraman air terjun Sedudo.
(Canna edulis) 69,2%,
suweg
Usaha-usaha pelestarian yang telah
(Amorphophallus
campanulatus)
dilakukan
oleh
61,5%, dan sirih (Piper betle Linn)
diantaranya,
61,5%, sedangkan perolehan paling
masyarakat
sedikit adalah Uwi (Dioscorea
tumbuhan ritual.
alata)
dan
garut
(Maranta
arundinacea) 53,8%.
Uwi dan
garut memiliki nilai penggunaan paling sedikit dikarenakan bahwa masyarakat
jarang
menanamnya
dan
yang dibiarkan
dikebun ataupun hutan dengan tumbuh
secara
semakin
tinggi
liar.
Apabila
nilainya
maka
tumbuhan ini dianggap semakin penting kegunaannya dan apabila semakin sedikit fidelity levelnya maka
tanaman
dianggap
tidak
begitu penting dalam pelaksanaan upacara tersebut. Bentuk
sebagian
besar
membudidayakan
Tumbuhan mawar, kenanga, kantil, dan melati, yang di tanam pada sekitar rumah-rumah dan ladang. Keempat
tumbuhan
tersebut
mendapatkan nilai Index Consensus paling tinggi dikarenakan letak geografis dari desa Ngliman yang baik
untuk
pembudidayaan
tumbuhan bunga-bunga tersebut, sehingga untuk
kesadaran
masyarakat
mengkonservasi
keempat
tumbuhan tersebut sangat tinggi. Tumbuhan pandan wangi memiliki persentase persentase
upaya pelestarian
masyarakat
dikarenakan
92,3% sedikit tumbuhan
memiliki lebih pandan
tumbuhan ritual sebagai alat atau
wangi pada merupakan tumbuhan
media yang digunakan dalam ritual
yang
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
dapat
digunakan
sebagai
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bahan
makanan.
penggunaan
tumbuhan
tumbuhan polo
pendhem
tersebut
persentasenya
paling
yang tinggi
juga akan semakin
meningkat,
dikarenakan banyaknya masyarakat
untuk
masyarakat
yang membudidayakan tumbuhan
mengkonservasi tumbuhan pandan
tersebut yang ditanam di sekitaran
hanya pada sekitar pekarangan
rumah masyarakat. Tumbuhan polo
warga. tumbuhan polo pendhem
pendhem suweg, ganyong, uwi, dan
memiliki persentase yang berbeda
garut, mendapatkan nilai persentase
seperti ketela (Manihot utilisima)
yang relative rata antara 53,8%
mendapatkan
hingga 69,2%.
kesadaran
84,9%,
(Amorphophallus mendapatkan (Canna
suweg
campanulatus)
61,5%,
edulis)
ganyong
mendapatkan
Tumbuhan polo
pendhem mendapatkan persentase sedikit
dikarenakan
membiarkan
masyarakat
tumbuhan
polo
69,2%, Uwi (Dioscorea alata), dan
pendhem tumbuh
garut
hutan. Tumbuhan polo pendhem
(Marantaarundinacea)
mendapatkan (Manihot
IV.
Volume
53,8%.
utilisima)
Ketela merupakan
liar dihutan-
juga digunakan sebagai makanan masyarakat
di
desa
Ngliman.
DAFTAR PUSTAKA Moleong, L. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ningsih,H. Endang, Y. Parjanto. 2015. Kajian Sitogenetika Tanaman Ganyong (Canna edulis Ker.). El-Vivo. Vol.3 (2) : 41 – 49 Pemerintah Kab. Nganjuk. 2015. Ritual Siraman Air Terjun Sedudo. Nganjuk. Pramita, N. H. Seranifah, I. Luchman, H. 2013. Etnobotani Upacara Kasada Masyarakat Tengger, di Desa
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies. Vol. 1 (2) : 52-61 Purba,
M.R. 2011. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Karo Di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. Tesis. FMIPA USU. Medan
Rachman, M.2012.Konservasi Nilai dan Warisa Budaya. Indonesian Journal of
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Concervation. Vol :1(1) : 30-39. Rahyuni.
Rohmah,
2013. Kajian Etnobotani Tumbuhan Ritual Suku Tajio Di Desa Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. Online Jurnal of Natural Science. Vol. 2 (2): 4654 L. N. 2015. Studi Tentang Pelaksanaan Upacara Ritual Siraman Satu Suro Di Sedudo Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk.
Safwan, M. 2008. Eksplorasi Etnobotani Terhadap Tumbuhan Hutan yang berkhasiat Sebagai Obat Di Daerah Aliran Sungai Sekayam Kabupaten Sanggau. Kerjasama Untan Dengan Pemerintah Daerah Provinsi
Moh. Ilham Pahlevi | 12.1.01.06.0057 FKIP – Pendidikan Biologi
Kalimantan Pontianak.
Barat,
Sitompul, S.M. 2011. FISIOLOGI TANAMAN: Kehidupan Tanaman (Plant Life). Universitas Brawijaya. Sudjana. 2005. Metode Statistika edisi ke-6. Bandung : Tarsito. Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Syafitri,F.R.,Sitawati.,Setyobudi, L.
2014.
Kajian
Etnobotani Masyarakat Desa Kebutuhan. Produksi
Berdasarkan Jurnal Tanaman.
Vol. 2 (2): 172-179
simki.unpkediri.ac.id || 14||