PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI BATIK OLEH KELOMPOK “BATIK CARICA LESTARI”
(Studi di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Oleh: Rini Susanti 12230050
Pembimbing: M. Fajrul Munawir, M.Ag. NIP 19700409 199803 1 002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
i
KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 515856 Fax. (0274) 552230 Yogyakarta 55281
PENGESAHAN TUGAS AKHIR Nomor : Un.02/DD/PP.00.9/01/2016 Tugas Akhir dengan Judul
: PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI BATIK OLEH KELOMPOK BATIK CARICA LESTARI(STUDI DI DESA TALUNOMBO, KECAMATAN SAPURAN, KABUPATEN WONOSOBO)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama Nomor Induk Mahasiswa Telah diujikan pada Nilai ujian Tugas Akhir
: Rini Susanti : 12230050 : Senin, 13 Juni 2016 : A-
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. TIM UJIAN TUGAS AKHIR Ketua Sidang/Penguji I
Muhammad Fajrul Munawir, M.Ag NIP. 19700409 199803 1 002 Penguji II
Penguji III
Drs. H. Afif Rifai, M.S. NIP. 19580807 198503 1 003
Dr. Hj. Sriharini, S.Ag., M.Si. NIP. 19710526 199703 2 001 Yogyakarta, 13 Juni 2016 UIN Sunan Kalijaga Fakultas Dakwah dan Komunikasi DEKAN
Dr. Nurjannah, M.Si. NIP. 19600310 198703 2 001 ii
KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 515856 Yogyakarta 55281
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Kepada: Yth. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Di Yogyakarta Assalamuallaikum wr. wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama : Rini Susanti NIM : 12230050 Judul Skripsi : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Industri Batik oleh Kelompok Batik Carica Lestari (Studi di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo) Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan/Prodi Studi Pengembangan Masyarakat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakartasebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam bidang Sosial. Dengan ini kami mengharap agar skripsi tersebut di atas dapat segera dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kamu ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. wb. Yogyakarta, 06 Juni 2016 Mengetahui Ketua Jurusan PMI
Pembimbing
Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos, M.Si. NIP 19810428 200312 1 003
M. Fajrul Munawir, M.Ag. NIP 19700409 199803 1 002 iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas
: Rini Susanti : 12230050 : Pengembangan Masyarakat Islam : Dakwah dan Komunikasi
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul: PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI BATIK OLEH KELOMPOK “BATIK CARICA LESTARI” (Studi di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo) adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan dengan tata cara yang dibenarkan secara ilmiah. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka mempertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.
penyusun
siap
Yogyakarta, 06 Juni 2016 Yang menyatakan,
Rini Susanti 12230050
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan rasa bangga dan bahagia saya ucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNya maka skripsi ini dapat dibuat dan diselesaikan pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala dia. Kupersembahkan karya sederhana ini juga kepada orang yang sangat aku kasihi dan aku sayangi. Ibu dan Bapak tercinta Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ibu dan Bapak yang telah memberikan kasih sayang, selalu memberikan dukungan, dan juga cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dpat kubalas hanya dengan selembar kerta yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak bahagia, karena aku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, tidak henti-hentinya untuk selalu mendoakan aku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,, Terimakasih kasih banyak untuk kalian berdua Ibu dan Bapak, semoga kalian selalu diberi kesehatan...
v
Kakak-kakakku Tercinta (Mbak Wati dan Mas Bagas) Terimakasih atas doa dan bantuan yang kalian berikan selama ini, hanya karya sederhana ini yang dapat aku persembahkan. Terimakasih juga kalian berdua selalu memberi motivasi, memberi semangat, memberikan doa dan tidak henti-hentinya untuk terus menasehati. Tanpa dukungan kalian semua, akan terasa berat dalam menyelesaikan karya sederhana ini. Aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian semua. Sekali lagi terimakasih banyak.... Bapak dan Ibu Dosen Bapak dan Ibu Dosen pembimbing skripsi, dosen pembimbing akademik, penguji dan pengajar, yang selama ini tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati. Thanks to My Best Friends Tak lupa aku ucapkan terimakasih banyak juga buat sahabat-sahabatkuUtari Listiani, Nita Yuniati, Halimah Tus’sadiah, Siti Qoriah, Presilianita Tutik S, Ida Ayu Wulandari,Mason Haji, yang selama ini berusaha untuk selalu ada buatku.Tidak lupa Nurmaliyatul Kistya teman suka duka selama bimbingan skripsi bersama. Terimakasih untuk kebersamaan yang terjalin selama 4 tahun ini, kegilaan-kegilaan yang kalian buat selalu saja bikin aku tertawa lepas, tanpa kalian aku tak pernah berarti, tanpa kalian aku bukan siapa-siapa yang takkan menjadi apa-apa. Persahabatan yang sejati akan membawa kerinduan yang abadi, sesungguhnya persahabatan itu lebih unggul daripada percintaan. Tanpa persahabatan percintaan akan berakhir.. tetapi tanpa percintaan, persahabatan boleh kekal abadi.. vi
Kepada teman-teman seperjuangan, khususnya teman-teman Pemberdayaan Masyarakat Islam Angkatan 2012, terimakasih buat kalian semua, kebersamaan yang terjalin selama kita kuliah tidak akan pernah terlupakan begitu saja. Dan buat teman-teman yang lain yang tidak bisa saja sebutkan satu persatu, terimakasih buat kalian semua telah menjadi teman yang baik buat saya, terimakasih juga buat dukungannya selama ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Aamiinnnnn.....
Thank’s To ALMAMATERKU TERCINTA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
vii
MOTTO
ﷲُ ِﺑﻣَﺎ ﺗَﻌْ َﻣﻠُونَ ﺧَ ﺑِﯾ ٌر ت َۚو ﱠ ٍ ﷲُ اﻟﱠذِﯾنَ آ َﻣﻧُوا ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم َواﻟﱠذِﯾنَ أ ُوﺗُوا ا ْﻟ ِﻌ ْﻠ َم دَ رَ ﺟَ ﺎ ﯾَرْ ﻓَﻊِ ﱠ Artinya : Allah akan meningikan orang-orang yang beriman di antaamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs Al Mujadilah ayat 11)1
1
Yayasan Penyelenggara Perjemah “Zabarjad”, “Al-Qur’an dan Terjemahannya”, Bandung : Sinar Bar Algensindo, 2009, Qs Surat A Mujadilah, hlm. 434
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur yang senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini mampu terselesaikan. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan, kesabaran hati dan fikiran sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Industri Batik Oleh Kelompok Batik Carica Lestari (Studi di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo) ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penulis
menyadari
bahwa
dalam
penyusunan
skripsi
ini
terselesaikan atas bantuan dan kepedulian dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. KH. Yudian Wahyudi, MA. Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi 3. Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si. selaku ketua jurusan Pengembangan Masyarakat Islam 4. Ibu Dr. Hj. Sriharini, S. Ag, M.Si. selaku pembimbing akademik 5. Bapak M. Fajrul Munawir, M. Ag. selaku pembimbing skripsi
ix
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sehingga studi ini dapat terselesaikan. 7. Kepala Desa Talunombo dan juga para staff yang telah memberikan izin untuk melakukan penulisan di industri batik yang ada di Desa Talunombo. 8. Bapak Dwi Wahyu selaku Kasi Pembangunan, Ibu Alfiah selaku ketua kelompok dan juga para anggota kelompok batik carica lestari yang telah memberikan izin juga dan membantu selama proses penulisan berlangsung dan juga telah memberikan banyak informasi yang penulis butuhkan. 9. Keluargaku tercinta, Bapak Suyono dan Ibu Parniyah serta kakak-kakakku yang selalu mendoakan dan memotivasi. 10. Teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2012. Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis. Pada akhir pengantar ini penulis berharap agar skripsi ini dpat berguna khususnya bagi penulis dan juga pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 07 Juni 2016 Penulis
Rini Susanti 12230050
x
ABSTRAK
Batik merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang bagi bangsa Indonesia. Di Desa Talunombo sendiri terdapat sebuah industri batik yang memproduksi batik khas Wonosobo dengan motif tanaman lokal Wonosobo. Dengan adanya industri batik tersebut mampu memberdayakan perekonomian masyarakat khususnya anggota kelompok Batik Carica Lestari. Industri batik tersebut memiliki prospek kedepan yang baik, karena tetap mempertahankan nilai-nilai lokal dengan menggunakan motif carica dan purwaceng. Sekarang ini kain batikkhas Wonsobo dijadikan sebagai seragam-seragam sekolah dan juga seragam dinas di Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut menjadi suatu ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian. Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui industri batik di Desa Talunombo oleh kelompok Batik Carica Lestari. 2) Bagaimana dampak positif adanya industri batik bagi peningkatan perekonomian pengrajin batik di desa Talunombo. Tujuan penulisannya adalah mendiskripsikan strategi pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh kelompok Batik Carica Lestari dan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian anggota kelompok Batik Carica Lestari, untuk menjawab rumusan masalah yang ada, peneliti menggunakan teorinya Mubyarto tentang strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat, Musa Asy’arie tentang upaya pengembangan industri dan Sumitro Djojohadikusumo tentang dampak adanya industri.Pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis penelitian kualitatif, dalam penentuan informan menggunakan snowball sampling, informan penelitian ini yaitu ketua kelompok Batik Carica Lestari, anggota kelompok Batik Carica Lestari, Kasi Pembangunan Desa Talunombo. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh kelompok Batik Carica Lestari dengan melalui tiga tahap, yaitu: 1) Memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. 2) Membangun jiwa wirausaha dengan menerapkan ilmu yang didapatkan. 3) Melakukan sharing dengan pihak pemerintah, sehingga pemerintah Kabupaten Wonosobo berupaya melindungi industri batik agar kegiatan produksi tetap berjalan. Dampak positif yang dirasakan meliputi: 1) Meningkatkan pendapatan kelompok, 2) Membangun pedesaan yang sejahtera dan maju, 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat, 4) Terbentuknya lapangan kerja baru. Kata Kunci : Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Industri Batik, Desa Talunombo.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... iii SURAT PENGESAHAN KEASLIAN ...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v MOTTO ..................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv BAB I
: PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Penegasan Judul ............................................................................... 1 B. Latar Belakang Masalah .................................................................. 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 8 D.Tujuan Penelitian.............................................................................. 9 E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9 F. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10 G. Landasan Teori ................................................................................ 15 H. Metode Penelitian............................................................................. 30 BAB III
: GAMBARAN UMUM DESA TALUNOMBO................................. 39 A. Keadaan Geografis ............................................................................. 39 xii
B. Keadaan Demografis .......................................................................... 41 C. Potensi desa Talunombo..................................................................... 43 D. Profil Industri Batik Carica Lestari .................................................... 45 BAB III : STRATEGI PEMBERDAYAAN KELOMPOK BATIK CARICA LESTARI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT .... 55 A. Strategi Pemberdayaan Ekonomi melalui Industri Kecil ................. 55 1. Mengembangkan Potensi Masyarakat........................................ 56 2. Memperkuat Potensi Ekonomi Masyarakat ............................... 57 3. Melindungi Rakyat dan Mencegah Persaingan Tidak Seimbang ......................................................................... 58 4. Upaya Pengembangan Industri Batik......................................... 60 B. Dampak Industri Batik terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Talunombo ....................................................................................... 75 1. Meningkatnya Pendapatan kelompok ........................................ 75 2. Membangun Pedesaan yang Sejahtera dan Maju....................... 78 3. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat ....................................... 79 4. Terbentuknya Lapangan Kerja Baru .......................................... 81 5. Kondisi Ekonomi Sesudah dan Sebelum Adanya Industri ........ 83 BAB IV
: PENUTUP............................................................................................ 89 A.Kesimpulan....................................................................................... 89 B. Saran ................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tabel 2 Fasilitas Pendidikan Tabel 3 Sarana Peribadatan Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Aset Desa Talunombo Gambar 2 Pintu Gerbang Desa Talunombo Gambar 3 Rumah Produksi Batik Carica Lestari Gambar 4 Patung Carica Ikon Kota Wonosobo Gambar 5 Kegiatan pelatihan yang didampingi oleh kelompok Batik Carica Lestari Gambar 6 kegiatan penjemuran kain batik yang diikuti peserta pelatihan membatik Gambar 7 Kain batik yang dijual di Dinas Kesehatan dan Swalayan Trio Gambar 8 Showroom yang ada di rumah industri batik Gambar 9 Leflet/kartu nama batik carica lestari Gambar 10 Pameran yang diikuti kelompok Batik Carica Lestari di halaman Borobudur, Magelang Gambar 11 Pameran yang diikuti di Mendala, Wonosobo Gambar 12 Batik motif carica yang digunakan sebagai seragam sekolah SMK 1 Wonosobo dan SMP 1 Wonosobo Gambar 13 batik motif buah dan daun carica digunakan sebagai seragam Dinas Koperasi Wonosobo Gambar 14 Partisipasi kelompok Batik Carica Lestari dalam kegiatan membatik Gambar 15 Produk combro yang diproduksi Ibu Suprapti anggota kelompok Batik Carica Lestari Gambar 16 Butik yang dimiliki Mbak Eli anggota kelompok Batik Carica Lestari
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dan kesalahtafsiran dalam memahami judul proposal penelitian tentang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Industri Batik Oleh Kelompok “Batik Carica Lestari” (Studi di Desa Talunombo kec. Sapuran kab. Wonosobo). Maka perlu peneliti tegaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul, sehingga penelitian proposal ini akan lebih mudah dipahami. 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Menurut Ginanjar Kartasasmita, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya1. Menurut Mubyarto, ekonomi masyarakat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat yang secara swadaya mengelola sumberdaya apa saja dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya2.
1
Ginanjar Kartasasmita, “Pembangunanuntuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan”, (PT. Pustaka Cidesindo, 1996), hlm. 145 2 Mubyarto, “Ekonomi Rakyat dan Program IDT”, (Yogyakarta : Aditya Media, 1996), hlm. 3
1
Menurut Arifin, masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya3. Dalam hal ini yaitu masyarakat Desa Talunombo khususnya anggota kelompok Batik Carica Lestari. Jadi yang dimaksud dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam penelitian ini yaitu upaya untuk mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran untuk mengembangkan potensi sumberdaya masyarakat khususnya anggota kelompok Batik Carica Lestari guna untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya. 2. Industri Batik Menurut undang-undang perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya 4. Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam/lilin pada kain itu kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu5. Jadi industri batik di sini yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku kain menjadi kain bergambar dengan menerapkan malam/lilin agar menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya seperti indutri
3
Arifin Noor, “Ilmu Sosial dasar untuk IAIN Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU”, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 85 4 Karto Sapoetro, “Pembentukan Perusahaan Industri”, (Jakarta : PT Bina Aksara), hlm. 6 5 Sulchan Yasyin, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia” (Surabaya: Amanah, 1997), hlm 58.
2
batik yang dijalankan oleh Kelompok Batik Carica Lestari di Desa Talunombo. 3. Kelompok Batik Carica Lestari Kelompok batik carica lestari adalah salah satu kelompok yang terdiri dari ibu-ibu Desa Talunombo yang terbentuk setelah mengikuti pelatihan membatik. Kelompok pengrajin batik ini beranggotakan 25 anggota, kelompok ini bisa memproduksi batik mulai dari batik cap, printing hingga tulis6. Motif batik yang diproduksi mengambil tema buah lokal khas Wonosobo yaitu carica dan purwaceng, mereka menjadikan motif itu sebagai ciri khasnya, dan juga sekaligus dijadikan sebagai nama kelompok batik tersebut7. Berdasarkan penegasan judul di atas, maka maksud dari judul penelitian tentang “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Industri Batik oleh Kelompok Batik Carica Lestari” ini yaitu penelitian tentang upaya untuk mendorong, memotivasi dan mengembangkan potensi sumber daya masyarakat melalui industri batik guna untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya.
6
Observasi yang peneliti lakukan di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, tanggal 30 Desember 2015, pukul 10.30. 7 Carica atau disebut sebagai pepaya gunung adalah kerabat pepaya yang menyukai keadaan dataran tinggi basah, tanaman ini mirip dengan pepaya biasa tetapi ukuran semua bagian tanaman lebih kecil dari pepaya, dan juga dagingnya lebih keras dari pepaya, rasanya agak asam tetapu harum. Sedangkan purwaceng merupakan tumbuhan berkhasiat seperti gingseng dan memiliki rasa khas yaitu pedas, manfaat purwaceng sendiri yaitu melancarkan peredaran darah, menghangatkan tubuh, penghilang rasa sakit, dan juga dapat memperlancar buang air kecil. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya_gunung dan https://id.wikipedia.org/wiki/Purwaceng pada tanggal 15 Februari 2015, pukul 20.15
3
B. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai masalah kemiskinan merupakan fenomena sosial yang bersifat umum. Kemiskinan adalah kondisi deprevasi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar8. Sejak dahulu hingga sekarang upaya menanggulangi kemiskinan yang dilakukan hingga kini belum membuahkan hasil yang memuaskan. Masih banyak penduduk baik desa maupun kota yang menderita kemiskinan. Ketidak berhasilan itu kiranya bersumber dari cara pemahaman dan penanggulangan kemiskinan yang selalu diartikan sebagai sebuah kondisi ekonomi semata9. Upaya penanggulangan kemiskinan salah satunya dilakukan dengan proses pemberdayaan
masyarakat, agar nantinya
dengan
adanya
pemberdayaan ini diharapkan dapat membawa dampak yang baik bagi masyarakat, dengan tujuan masyarakat bisa hidup lebih sejahtera dan dapat hidup mandiri. Menurut Jim Ife, sebagaimana yang dikutip oleh Zubaedi bahwa pemberdayaan artinya memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan kepada warga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi
dalam
mempengaruhi
kehidupan
dari
masyarakat10.
8 Awan Setya Dewanta, Nanang Pamuji, dkk. “Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia”, (Yogyakarta: Aditya Media, 1995), hlm 11. 9 Ibid. hlm 33 10 Zubaedi, “Wacana Pembangunan Alternative”, (Jogjakarta: Ae-Ruzz Media, 2007), hlm 98.
4
Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity) karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri, dan hasilnya dapat dirasakan bukan hanya untuk diri sendiri melainkan dapat dirasakan juga oleh orang lain. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu pemberdayaan melalui industri kerajinan. Industri kerajinan merupakan salah satu contoh kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial yang dapat melibatkan berbagai lapisan msyarakat yang
dalam
kegiatannya
dapat
menunjang
ketahanan
ekonomi.
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan industri kerajinan merupakan faktor pendukung, karena industri merupakan kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Salah satu industri kerajinan yang sangat inovatif yaitu batik, yang mana batik ini merupakan warisan budaya yang ada di Indonesia yang sampai saat ini masih terkenal baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Batik merupakan salah satu budaya ciri khas bangsa Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO serta ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan dan budaya lisan dan non-bendawa (Masterpieces of the Oral and Intangible Hertage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009, serta mempunyai keunggulan komparatif dibidang ekonomi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
5
masyarakat11. Perkembangan industri batik di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan batik yang dimulai sejak ratusan tahun lalu. Batik sebenarnya
adalah
kain
bergambar/bermotif
yang
mana
dalam
pengerjaannya dilakukan dengan cara menuliskan malam pada kain tersebut. Berbicara mengenai industri batik, di Indonesia banyak daerah yang telah memproduksi kain batik yang mempunyai ciri khas masingmasing dan jika dilihat dari motif dan corak juga akan berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Beberapa daerah penghasil batik asli Indonesia yaitu Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Madura, Cirebon, dan daerah-daerah lainnya. Setiap daerah memiliki motif batik dengan ciri khasnya sendiri, motif kain batik di Yogyakarta seperti motif kawung, motif parang, motif lereng, motif nitik, dan lain-lain. Motif batik Cirebon seperti motif pesisir yang berisi flora dan fauna baik darat maupun laut yang warnanya lebih terang, motif awan mega mendung, motif kompeni. Batik motif Madura bersifat naturalistik, apa yang dilihat dialam sekitar itulah yang digambar, seperti ayam berkisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan. Motif batik Solo seperti motif sidomukti, motif satrio
11
Anindito Prasetyo. “Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia”,(Yogyakarta: Pura Pustaka, 2010), hlm. 7
6
manah, motif pamiluto, motif bondhet. Sedangkan motif batik Pekalongan seperti motif jlamprang dan motif liong12. Seperti di daerah-daerah lain yang sudah terkenal dengan batik khasnya, Wonosobo juga merupakan produsen kain batik, yang mana kegiatan itu mulai dirintis pada tahun 2008, tepatnya di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. Terdapat sekitar 25 pengrajin batik yang mayoritas digeluti oleh perempuan, para pengrajin ini mengembangkan batik cap dan tulis dengan motif lokal yaitu motif carica dan purwaceng. Secara spesifik, ketertarikan peneliti memilih penelitian tentang industri batik yang ada di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo di karenakan alasan-alasan berikut: Pertama, industri batik carica lestari ini merupakan industri batik satu-satunya yang ada di Wonosobo. Kedua, industri batik carica lestari ini dalam strategi pemberdayaannya bisa dikatakan kuat dan berhasil, yang mana berdampak pada ekonomi masyarakat, yang dulunya hanya mendapatkan penghasilan dari hasil tani yang kurang menentu sekarang pendapatan bertambah dengan adanya industri batik tersebut khususnya bagi anggota kelompok batik carica lestari. Ketiga, industri batik ini mempunyai ciri khas karena tetap mempertahankan nilai-nilai lokal dengan menggunakan motif carica dan purwaceng yang mana kedua tumbuhan tersebut hanya tumbuh di
12 http://batikkirani.blogspot.co.id/2013/01/berbagai-motif-batik-dari-daerah-dijawa.html. diakses pada 28 Februaru 2016, pukul 08.55
7
dataran tinggi Dieng. Keempat,industri batik ini memiliki prestasi yaitu juara 1 lomba produk unggulan kategori produk kerajinan yang diadakan oleh PNPM Mandiri Pedesaan Kecamatan Sapuran. Kelima, industri batik ini sudah menembus pasar lokal dengan digunakannya batik khas Wonosobo ini sebagai seragam sekolah-sekolah dan dinas-dinas. Keenam, secara lokasi sangat strategis untuk dijangkau karena letak lokasi yang tidak jauh dari pusat alun-alun Sapuran13.
Kondisi
Desa
Talunombo
saat
ini
telah
berubah
sejak
dikembangkannya industri kerajinan batik dalam wadah kelompok batik carica lestari oleh Ibu Alfiah sebagai ketua kelompok tersebut. Yang khas dari kerajinan batik ini adalah motif batik yang banyak terinspirasi oleh motif daun carica dan daun purwaceng, kedua tumbuhan ini hanya ditemukan di daerah pegunungan Dieng Wonosobo. Dengan membuat motif dari tumbuhan khas daerah pegunungan Dieng itu diharapkan bisa membawa batik carica Talunombo dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam peneelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
13
Observasi yang peneliti lakukan di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, tanggal 30 Desember 2015, pukul 10.30
8
1. Bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat oleh kelompok Batik Carica Lestari melalui industri batik di Desa Talunombo? 2. Bagaimana dampak positif adanya industri batik bagi peningkatan perekonomian anggota kelompok Batik Carica Lestari? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan strategi pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh kelompok Batik Carica Lestari di Desa Talunombo. 2. Mendiskripsikan dampak positif peningkatan ekonomi yang dirasakan oleh anggota kelompok Batik Carica Lestari dengan adanya industri batik. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih mengenai pemberdayaan masyarakat bagi seorang pengembang masyarakat terutama jurusan PMI serta mampu memberikan
pemahaman
mendalam
mengenai
pemberdayaan
masyarakat yang partisipatoris. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan penelitian
jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan
9
menambah pengetahuan untuk diri sendiri tentang pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan industi batik. b. Manfaat bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi referensi mengenai pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan industri batik. c. Memberi masukan bagi pemerintah Kabupaten Wonosobo pada umumnya dan juga Pemerintah Desa Talunombo pada khususnya dengan adanya kegiatan industri batik tersebut dapat mengurangi kemiskinan yang ada di wilayah Kabupaten Wonosobo dan juga membuat masyarakat Desa Talunombo khusunya menjadi lebih berdaya. F. Tinjauan Pustaka Beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini khususnya mengenai pemberdayaan masyarakat melalui industri batik, diantaranya : 1. Penelitian pertama dilakukan oleh Rahadiyand Aditya (2014) tentang “Dampak Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Hak dan Kekayaan Intelektual Produk Lokal Studi Durian Menoreh Kuning dan Jambon serta Batik Motif Geblek Renteng di Kabupaten Kulonprogo”. Penelitian ini membahas tentang bagaimana dampak strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan hak kekayaan intelektual pada beberapa produk lokal (durian menoreh kuning dan jambon serta batik motif 10
geblekrenteng oleh pemerintah daerah kulon Progo. Teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan teorinya Subroto Ahkan Muhammad tentang srategi pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan hak kekayaan intelektual produk lokal, diantaranya : memenuhi kebutuhan lokal, memberikan kapasitas global hukum terhadap calon investor, memotivasi individu/kelompok untuk menghasilkan inovasi baru,membantu pemerintah pusat dalam meningkatkan jumlah paten nasional. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa pengelolaan HAKI pada produk lokal yaitu durian menoreh kuning dan jambon serta batik motif geblek renteng di Kulon Progo berdampak positif. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya jiwa
kewirausahaan
baru
dan
meningkatnya
pendapatan
masyarakat14. 2. Penelitian kedua dilakukan oleh Merla Liana Herawati (2014) yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Kerajinan Tempurung Kelapa (Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul)”. Dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat mengelola kerajinan tempurung kelapa di Dusun Santan dan bagaimana dampak
14
Rahadiyand Aditya, “Dampak Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual Produk Lokal, Studi Durian Menoreh Kuning dan Jambon serta Batik Motif Geblek Renteng di Kabupaten Kulonprogo”, Skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm ix.
11
kerajinan tempurung kelapa terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Dusun Santan. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, peneliti menggunakan teorinya Mubyarto tentang strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan juga dampak positif dan negatid dari pembangunan ekonomi yang dikutip di wordpress. Dari hasil penelitian tersebut dampak positif yang terjadi yaitu mengurangi
pengangguran
dan
meningkatkan
pendapatan
masyarakat, sedangkan dampak negatifnya yaitu debu-debu hasil pengamplasan dapat mempengaruhi kesehatan pernafasan para pekerja dan polusi lingkungan disekitar rumah produksi 15. 3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Watik (2005) yang berjudul “Industri Batik Kayu di Dusun Krebet Desa Sendangsari Kecamatan
Pajangan
Kabupaten
Bantul
(Studi
Terhadap
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)”. Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja yang dilakukan oleh industri batik kayu dan bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan membatik yang dilakukan industri batik kayu. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, peneliti menggunakan teorinya Suroto tentang strategi pembangunan dan
15
Merla Liana Herawati, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Kerajinan Tempurung Kelapa : Studi di Dusun Santan, Guosari, Pajangan, Bantul”, Skripsi tidak diterbitkan,(Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), hlm. x.
12
perencanaan kesempatan kerja. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dengan adanya pelatihan membatik dan juga penyediaan lapangan kerja yang dilakukan industri batik kayu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat16. 4. Penelitian keempat dilakukan oleh Jumariyah (2011) yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Koperasi Wanita Krido Mulyo di Dusun Joho”. Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi perempuan melalui Koprasi Wanita Krido Mulyo di Dusun Joho dan bagaimana hasil yang dicapai masyarakatDusun Joho setelah menjadi anggota Koperasi Wanita Krido Mulyo dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui simpan pinjam khusus perempuan. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan teorinya Edi Suharto tentang strategi dalam pemberdayaan masyarakat, diantaranya memotivasi, peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan, manajemen diri, mobilisasi sumber,
pembangunan
dan
pengembangan
jaringan.
Juga
menggunakan teorinya Ginanjar Kartasasmitra tentang hasil dari upaya pemberdayaan ekonomi. Dari hasil penelitian tersebut yaitu dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh Koperasi Wanita Krido
16
Watik, “Industri Batik Kayu di Dusun Krebet Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul, Studi Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, Skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005), hlm. 8
13
Mulyo ini meliputi beberapa macam, aspek pemberdayaan ekonomi perempuan dan pemberdayaan sosial. Keberhasilan Koperasi Wanita Krido Mulyo dalam memberdayakan anggotanya dapat dilihat dari peningkatan taraf hidup, tercukupinya kebutuhan hidup, pemenuhan kehidupan sosial dan peningkatan aset17. Secara garis besar keempat penelitian di atas menggunakan metode
kualitatif
dan
menjelaskan
tentang
pemberdayaan
masyarakat dan juga pemberdayaan ekonomi. Sedangkan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, dari segi lokasi penelitian dan juga waktu penelitian sudah jelas sangat berbeda, dari segi rumusan masalah sama dengan penelitiannya Merla Liana Herawati yaitu tentang strategi pemberdayaan ekonomi dan juga dampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, dari segi teori juga menggunakan teorinya Mubyarto tentang strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat, tetapi dari segi hasil berbeda, yang mana hasil dari penelitian
ini
yaitu
meningkatkan
pendapatan
kelompok,
membangun pedesaan yang sejahtera dan maju, meningkatkan partisipasi masyarakatdan terbentuknya lapangan kerja baru. Jadi penelitian yang peneliti lakukan bukan pengulangan semata dari
17
Jumariyah,“Strategi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Koperasi Wanita Krido Mulyo di Dusun Joho”,Skripsi tidak diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011), hlm. X
14
peneliti yang sebelumnya dan bukan merupakan plagiasi dan layak untuk diteliti. G. Landasan Teori 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat a. Pengertian Pemberdayaan Dalam kamus Oxford English yang ditulis oleh John Simpson dan Edmund Weiner kata “empower” sebagaimana yang dikutip oleh Edi Suharto mengandung dua pengertian, salah satunya adalah upaya
untuk
memberikan
kemampuan
atau
keberdayaan.
Pengertian tersebut menjelaskan pada proses stimulant berupa dorongan atau memotivasi individu agar memiliki, melatih, dan meningkatkan kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog, berupaya, dan bekerja. Pengertian yang lebih luas, pemberdayaan memiliki pengertian terperolehnya kekuatan dan akses terhadap sumberdaya manusia agar mampu mencari nafkah. Selain itu juga memiliki pengertian mampu menjangkau sumber-sumber produktif guna meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan jasa yang mereka perlukan18. Pemberdayaan adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk menguatkan
18
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 58.
15
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah di suatu masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami persoalan kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan mengacu pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yakni masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan serta kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik,
ekonomi,
maupun
sosial,
seperti
memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, memiliki mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan
tugas-tugas
kehidupannya.
Penjelasan
pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses19. a. Tujuan pemberdayaan masyarakat Menurut Mardikanto sebagaimana dikutip oleh Aziz Muslim, tujuan pengembangan masyarakat meliputi pengembangan pada empat bidang, yaitu20: 1) Bina Manusia Tujuan pembangunan adalah untuk perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan manusia, oleh karena itu bina manusia merupakan hal yang utama yang harus diperhatikan terlebih dahulu. 2) Bina Usaha
19
Ibid, hlm 59-60 Aziz Muslim, “Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat”, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2012), hlm., 28-30. 20
16
Bina usaha juga menjadi suatu upaya yang penting dalam setiap pengembangan, karena bina usaha juga akan memberikan dampak untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat. 3) Bina Lingkungan Pelestarian lingkungan akan sangat menentukan keberlanjutan kegiatan utamanya yang terkait dengan tersedianya bahan baku. 4) Bina Kelembagaan Dengan tersedianya dan efektivitasnya kelembagaan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bina manusia, bina usaha dan juga bina lingkungan. Selain tujuan diatas, menurut Edi Suharto tujuan dari pemberdayaan masyarakat juga menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
fisik,
ekonomi,
maupun
sosial
seperti
memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan21. b. Ekonomi Masyarakat Dalam konteks permasalahan sederhana, ekonomi rakyat merupakan strategi bertahan hidup yang dikembangkan oleh penduduk masyarakat miskin, baik di kota maupun di desa22. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi merupakan kegiatan dalam pemberdayaan di masyarakat. Ekonomi dapat diartikan sebagai
21
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, hlm. 60 Mubyarto, “Ekonomi Rakyat dan Program IDT”, (Yogyarakta: Aditya Media, 1996), hlm. 4. 22
17
uapaya dalam mengelola rumah tangga, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui tiga kegiatan utama, diantaranya: produksi, distribusi, dan konsumsi. Pemenuhan hidup dengan kendala terbatasnya sumber daya, erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan23. Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan rangkaian kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan sering disebut dengan proses yang berksinambungan. Proses ini berjalan secara alamiah sejalan dengan perkembangan masyarakat dibidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Secara ekonomi proses alamiah yaitu bahwa yang menghasilkan (produksi) harus menikmati (konsumsi) dan sebaliknya yang menikmati harus menghasilkan24. Pengembangan ekonomi rakyat tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan strategi pertumbuhan.Upaya pengembangan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong perubahan struktural yaitu dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam ekonomi nasional. Dalam upaya ini pilihan kebijakan dilaksanakan dalam beberapa langkah strategis25: 1) Pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi.
23
Gunawan Sumodiningrat, “Membangun Perekonomian Rakyat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Hlm. 24. 24 Ibid, hlm. 24 25 Ibid, hlm. 6-8.
18
2) Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat. 3) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan sumber daya manusia. 4) Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan industri rakyat. 5) Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja mandiri sebagai cikal bakal wirausaha baru. 6) Pemerataan antar daerah. Mengembangkan
ekonomi
rakyat
tentunya
harus
memperhatikan letak kekuatan dan kelemahannya, agar ditemukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkannya. Ekonomi rakyat yang tidak didukung oleh modal kuat dan teknologi maju, termasuk kedalam ekonomi lemah, bisa bertahan meskipun harus bersaing secara keras dengan
ekonomi
modern
yang efisien dan
mengglobal. Kekuatan dan daya tahan ekonomi rakyat terletak pada kemampuan untuk berswadaya, yaitu mengandalkan pada kekuatan modal sendiri, artinya bahwa pengusaha ekonomi rakyat atau ekonomi lemah tidak perlu membayar bunga modal atau upah buruh yang tinggi kepada pihak ketingga/para pekerja26.
26
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, hlm 7
19
Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Upaya peningkatan kemampuan unuk menghasilkan nilai tambah paling tifak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal, diantaranya akses terhadap sumber daya, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar dan akses terhadap permintaan. Dengan demikian pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oelh masyarakat yang dengan swadaya mengelola sumber daya apapun yang dapat dikuasainya dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya27. Hal itu guna mencapai kesejahteraan kelompok maupun individu. Dengan meningkatkan kekuatan ekonomi mereka secara otomatis masyarakat lebih berdaya dalam melawan kuatnya arus kehidupan yang mereka alami saat ini. Didalam pemberdayaan ekonomi masyarakat tentunya harus memperhatikan faktor-faktor yang ada, baik faktor yang menghambat maupun faktor yang mendorong. Modal dasar pemberdayaan ekonomi berupa sumber daya amam dan sumber daya manusia, harus dikaji dan diketahui untuk menentukan program-program yang tepat. Dilihat dari segi potensi sumber daya manusia kaitannya dengan pembangunan harus diperhatikan.
27
Ibid, hlm. 1
20
c.
Konsep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. Pada dasarnya pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan . sebaiknya orang-orang harus terlibat dalam proses tersebut sehingga mereka dapat lebih memperhatikan hidupnya untuk memperoleh rasa lebih percaya diri, memiliki harda diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru. Prosesnya dilakukan secara kumulatif sehingga semakin banyak ketrampilan yang dimiliki seseorang maka semakin baik kemampuan berpartisipasinya28. Menurut Sumodiningrat, konsep pemberdayaan secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut29: 1) Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat, artinya bahwa perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. 2) Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar, karena kendala pengembangan
28
Anwar, “Manajemen Pemberdayaan Perempuan”, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 3 Sumodiningrat, Gunawan, “Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial”, (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 56 29
21
ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern , dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ketergantungan ke kemandirian 3) Pemberdayaan ekonomi rakyat tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama dan hanya memberikan modal sebagai stimulan, tetapi juga harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan antar pelaku ekonomi, baik yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum berkembang. 4) Kebijakan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah memberi peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi, memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, pelayanan pendidikan dan kesehatan, penguatan industri kecil, mendorong munculnya wirausaha baru, pemerataan spasial. 5) Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup peningkatan akses bantuan modal usaha, peningkatan akses pengembangan SDM, peningkatan akses sarana dan prasarana yang mendukung langsung sosial ekonomi masyarakat lokal. 2. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Strategi adalah suatu proses sekaligus produk yang penting, berkaitan dengan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan 22
yang dilakukan untuk menenangkan persaingan agar terciptanya tujuan. Menurut Sumodiningrat yang dikutip oleh Totok Mardikanto, menyatakan bahwa strategi pemberdayaan pada dasarnya memiliki tiga arah, yaitu: pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat, pemantapan ekonomi
dan
pembangunan
pendelegasian yang
wewenang
mengembangkan
peran
dalam
pengelolaan
serta
masyarakat,
modernisasi melalui perubahan structural sosial, ekonomi, budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat30. Upaya pengarahan sumberdaya untuk mengembangkan ekonomi rakyat akan meningkatkan produktivitas rakyat, sehingga sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar rakyat dapat ditingkatkan produktivitasnya. Strategi pemberdayaan ekonomi rakyat dapat dilihat dari tiga sisi31: a. Menciptakan
suatu
keadaan
yang
memungkinkan
potensi
masyarakat berkembang, artinya bahwa setiap manusia dan setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat. Upaya yang pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta terbentuknya kesempatan untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
30
Totok Mardikanto, “Konsp-Konsep Pemberdayaan Masyarakat”, (Surakarta: Fakultas Pertanian UNS), hlm. 193-194. 31 Mubyarto, “Ekonomi Rakyat dan Program IDT”, hlm. 29
23
c. Melindungi rakyat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang. Mengembangkan ekonomi rakyat berarti mengembangkan sistem ekonomi “dari rakyat”, “oleh rakyat”, dan “untuk rakyat”. Membangun
ekonomi
kemampuan
rakyat
rakyat dengan
mendinamisasikan
potensinya,
harus
berarti
meningkatkan
cara
mengembangkan dengan
kata
dan lain
memberdayakannya32. Kaitannya dengan strategi pemberdayaan ekonomi, maka institusi-institusi
juga
perlu
mendorong
dan
memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dan mempersiapkan dirinya untuk memilih peluang menjadi wirausaha, hal tersebut dapat dilakukan melalui33 : a. Pelatihan usaha Masyarakat diberikan pemahaman mengenai konsep-konsep kewirausahaan dengan tujuan untuk memberikan wawasan yang lebih menyeluruh tentang kewirausahaan sehingga dapat memotivasi masyarakat. Pelatihan sebaiknya diberikan lebih actual,
dengan
mengujikan
pengelolaan
praktek
hidup
berwirausaha, baik oleh mereka yang memang bergelut di dunia
32
Ibid, hlm 28 Musa Asy’arie, “Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat”, (Yogyakarta : Lesfi, 1997), hlm. 141-144 33
24
usaha, atau contoh-contoh konkrit yang terjadi dalam praktek usaha. b. Permodalan Modal merupakan faktor penting dalam dunia usaha, untuk mendapatkan dukungan keuangan yang baik perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan baik perbankan maupun dana bantuan yang disalurkan melalui mitra usaha yang lain. Penambahan modal dari lembaga keuangan sebaiknya diberikan, bukan untuk modal awal, tetapi untuk modal pengembangan usaha setelah usaha tersebut dirintis dan menunjukkan prospeknya yang cukup baik. c. Jaringan bisnis Dalam
kegiatan
kewirausahaan
adanya
kerjasama
yang
dilakukan sangatlah penting guna untuk saling melengkapi, memperkuat dan memperluas pasar. d. Pendampingan Pendampingan sendiri berfungsi sebagai pengarah maupun sekigus
pembimbing.
Mereka
sebagai
calon
wirausaha
mendapatkan pembinaan yang profesional, sehingga kegiatan yang digeluti dapat benar-benar berhasil dengan baik.
25
e. Pemasaran Pemasaran merupakan sistem memasarkan hasil produksi bagi produsen.
Dalam
pemasaran
hasil
produksi
sangat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu produksi. 3. Dampak Industri dalam Peningkatan Ekonomi Rakyat Yang dimaksud dengan dampak adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat perubahan suatu aktivitas34. Salah satu alternatif yang dapat
meningkatkan
kesejahteraan
ekonomi
adalah
dengan
mengembangkan sektor yang potensial, salah satunya yaitu sektor industri. Pertumbuhan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Terdapat potensi yang lebih besar dalam menggunakan sumber daya, inisiatif, dan tenaga ahli lokal untuk mengembangkan industri lokal baru yang akan dimiliki dan dijalankan oleh orang-orang yang ada di masyarakat lokal. Hal ini melibatkan pemanfaatan kekayaan sumber daya lokal, bakat, minat dan keahlian beserta penaksiran keuntungan-keuntungan alam dari lokalitas tertentu dan kemudian memutuskan apa jenis industri baru yang mungkin berhasil 35.
34
Otto Soemarwoto, “Analisis Dampak Lingkungan”, cet. Ke-5 (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992), hlm 92. 35 Jim Ife & Fank Tesoriero, “Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 425
26
Menurut Sunyoto Usman, tujuan utama dari industrialisasi pedesaan adalah mengembangkan industri kecil dan kerajinan. Industrialisasi pedesaan merupakan alternatif yang sangat strategis bagi upaya menjawab persoalan semakin sempitnya rata-rata pemilikan dan penguasaan lahan di pedesaan serta keterbatasan elastisitas tenaga kerja. Prospek ini diyakini cukup cerah karena36: a. Persyaratan dan ketrampilan yang dibutuhkan tidaklah terlalu sungkar sehingga mudak untuk mengajak anggota masyarakat untuk berpartisipasi aktif b. Kebutuhan investasinya terjangkau oleh sebagian besar anggota masyarakat desa sehingga bisa merata segenap lapisan masyarakat c. Bahan baku produksi mudah didapat atau tersedia di desa sendiri sehingga biasaya produksi dapat ditekan d. Dapat dikerjakan secara komplementer dengan kegiatan produktif lainnya (sambil bertani). Menurut Pringgodigdo, industri diartikan sebagai kumpulan perusahaan (firms) yang menghasilkan barang sejenis37. Dengan keberadaan industri diharapkan mampu meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat. Meskipun kesenjangan antara masyarakat
36
Sunyoto Usman, “Pembanguan dan Pemberdayaan Masyarakat”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm 43-44. 37
A.G.Pringgodigdo, “Ensiklopedia Umum”, (Yogyakarta: Kanisuis, 1973), hlm 564. 27
satu dengan masyarakat yang lain tentunya pasti ada. Dengan munculnya industri, kesenjangan yang ada akan sedikit tertepis. Karena seiring berjalannya waktu, sebuah industri membutuhkan tenaga kerja dalam industri tersebut sehingga penghasilan mereka meningkat. Menurut menyatakan
Mubyarto bahwa
sebagaimana sektor
dikutip
industri
jika
oleh
Aleharahap
dikaitkan
dengan
pembangunan wilayah mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1) Meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat. 2) Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam upaya membangun pedesaan yang mampu menaikkan produktivitas masyarakat. 3) Meningkatkan kemampuan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan
kepada
olehpemerintah
upaya-upaya
daerah
yang
akan
pembangunan menaikkan
pedesaan pendapatan
masyarakat38. Industri kecil sangat bermanfaat bagi penduduk, terutama penduduk golongan ekonomi lemah, karena sebagian besar pelaku industri kecil adalah penduduk golongan tersebut. Dampak positif dari adanya industri kecil diantaranya:
38
https://aleharahap.wordpress.com/2009/05/29/dampak-industri-terhadapmasyarakat-pedesaan/diunduh pada tanggal 14 Mei 2015, pukul 12.45 28
1) Terbentuknya lapangan kerja baru Dengan adanya industri kecil maka akan tercipta atau terbentuk lapangan kerja baru, sehingga hal ini dapat meluaskan lapangan kerja produktif yang meningkatkan pendapatan
nyata
bagi
golongan-golongan
yang
bersangkutan39. 2) Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan adanya industri kecil/ home industri, pendapatan masyarakat semakin meningkat sehingga kebutuhan mereka semakin terpenuhi. 3) Perkembangan penerapan teknologi dalam industrialisasi mendorong meningkatnya mobilitas penduduk. Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin membawa dampak yang luas terhadap pembangunan ekonomi, bahkan terhadap
segala
segi
kehidupan
masyarakat
secara
menyeluruh, perubahan yang terjadi dan bersifat mendasar membawa pandangan yang luas. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat mengatasi berbagai hambatan dan rintangan terhadap usaha pembangunan dan menjadi kegiatan
39
Sumitro Djojohadikusumo, “Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan”, (Jakarta: PT Pusaka LP3ES Indonesia, 1994), Hlm. 208, lihat juga http://mastugino.blogspot.com/2014/09/dampak-perkembanganindustri.html diunduh pada tanggal 14 Mei 2015, pukul 13.09
29
yang penting guna untuk meningkatkan kemampuan produksi masyarakat40.
H. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Desa Talunombo Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo. Industri batik ini mulai dirintis pada tahun 2008, ide perintis tersebut bermula dari kegiatan Peningkatan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS). Disinilah satu-satunya kawasan sebagai pusat batik Wonosobo, terdapat sekitar 25 pengrajin batik di Desa Talunombo. Pengrajin yang mayoritas digeluti perempuan ini mengembangkan batik cap dan batik tulis dengan motif lokal yaitu motif carica dan purwaceng. Dengan melihat keberhasilan usaha industri kerajinan batik yang ada di Desa Talunombo tersebut, peneliti menjadi tertarik untuk mengkaji lebih lanjut kaitannya dengan industri kerajinan batik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Talunombo sebagai upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di desa tersebut juga sudah peneliti jelaskan pada latar belakang masalah.
40
Ibid, hlm. 242-243.
30
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan menggunakan
penelitian pendekatan
yang
peneliti
diskriptif
lakukan
kualitatif.
yaitu
Pendekatan
diskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompik manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan melukiskan dan menggambarkan keadaan obyek dan subjek peneliti sebagaimana adanya. Tujuan menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif adalah menggambarkan, mendeskripsikan, melukiskan secara sistematis, kronologi sifat-sifat dengan kejadiankejadian yang diselidiki41. 3. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sumber informasi yang dapat memberikan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti42. Dengan demikian subjek penelitian dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki dan memberikan informasi dari masalah-masalah yang diteliti. Adapun orang-orang yang menjadi sumber informasi adalah:
a. Ketua kelompok “Batik Carica Lestari” Desa Talunombo b. Pengrajin batik di Desa Talunombo
41
Nazir M., Metode Penelitian, (Jakarta: Galileo Indonesia, 1985), hlm. 62 Tatang Amirin, Penyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 1988), hlm. 135. 42
31
c. Kasi Pembangunan DesaTalunombo Sedangkan obyek penelitiannya yaitu strategi pemberdayaan masyarakat dan dampak ekonomi dengan adanya industri batik tersebut. 4. Penentuan Informan Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dengan metode snowball sampling (penarikan sampel secara bola salju). Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu orang yang dianggap menjadi informan kunci, tetapi dengan satu orang tersebut belum cukup dan dirasa belum bisa melengkapi data yang diberikan, maka peneliti mencari orang yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan atas informasi dari sampel yang telah di wawancara sebelumnya. Jadi ibarat bola salju yang menggelinding lama-lama menjadi besar. Dalam penelitian ini yang peneliti ambil untuk dijadikan informan kunci yaitu Ibu Alfiah sebagai ketua kelompok batik carica lestari. 5. Teknik Pengumpulan Data Basrowi dan Suwandi memaparkan dalam tulisannya bahwa di dalam penelitian kualitatif perli dikumpulkan data-data, yaitu data observasi,
32
wawancara
dan
dokumentasi43.
Dalam
penelitian
ini
teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara adalah bentuk komuniksi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak mimik responden merupakan pola media yang melengkapi secara verbal44. Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan45. Sedangkan wawancara terstruktur kebalikan dari wawancara tidak terstruktur, artinya peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan cara mengajukan pertanyaan yang telah dibuat dan sesuai pedoman. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
teknik
wawancara untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber
43
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 188 44
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003), hlm. 59. 45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 233.
33
yang berkaitan dengan masalah yang diajukan sesuai dengan rumusan masalah yang ada yang mana berkaitan dengan strategi pemberdayaan ekonomi yang terjadi dan juga dampak ekonomi yang dirasakan. Seperti wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa subjek peneliti, yaitu Ibu Alfiah, Bapak Dwi Wahyu, Ibu Khowiyah, Ibu Suprapti dan Mbak Eli. b. Observasi Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala kerja dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar46. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah observasi partisipan, tetapi hanya partisipan sebagian artinya peneliti disini hanya sebatas mengamati dan sebagai penanya, jadi tidak terjun langsung dalam kegiatan home industri yang mereka lakukan. Observasi yang peneliti lakukan yaitu dengan cara mengamati para pembatik dalam proses membatik. Seperti observasi yang peneliti lakukan mengenai ketertarikan peneliti dalam mengambil lokasi penelitian, observasi mengenai anggota kelompok Batik Carica Lestari.
46
Ibid, hlm. 145.
34
c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan (life history), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dll. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupapatung, film dll47. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari laporan yang ada di lokasi penelitian. Dokumentasi yang peneliti maksud yaitu dengan pengambilan gambar, seperti pengembilan gambar mengenai profil Desa Talunombo, proses membatik, dan lain-lain. 6. Validitas Data Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi dengan objek yang diteliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti48. Cara yang digunakan untuk mengetahui kevalidtan data yang diperoleh dilapangan dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain49. Diluar data itu untuk keperluan
47
Sugiyon, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, hlm 240. Ibid, hlm. 267. 49 Lexy J. “Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993) , hlm 330. 48
35
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan tiga jalan alat pembanding yaitu sumber, metode dan teori, dapat dicapai melalui jalan yaitu50: a. Membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lain. Seperti membandingkan hasil wawancara dari Bapak Wahyu dengan hasil wawancara dari Ibu Alfiah, hasil wawancara dari Ibu Khowiyah dengan hasil wawancara dari Ibu Alfiah. b. Membandingkan hasil wawancara dengan teori-teori yang sudah ada dan sudah diakui keabsahannya. Seperti membandingkan teorinya Mubyarto dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Wahyu dan Ibu Alfiah. 7. Metode Analisis Data Analisis data adalah prose mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi., dengan mengorganisasikan data lapangan kedalam kategori. Menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn dalam ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahamai oleh diri sendiri maupun oleh orang lain51. Adapun proses analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan
50
Ibid, hlm 331 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D”, hlm. 244
51
36
Huberman yaitu ada tiga tahapan, reduksi atau penyederhanaan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data atau penyederhanaan data, tentunya dalam sebuah penelitian banyak ditemukan banyak data baik dari observasi, wawancara maupun dokumentasi. Tetapi semua itu tidak ditampilkan semua dalam hasil penelitian. Dalam hal ini data-data yang didapatkan peneliti tidak semua disajikan, akan tetapi ada data-data yang tidak penting dihapus. Pada tahapan ini bertujuan untuk mempermudah prnulid dalam penyajian data dan juga data yang disajikan tetap fokus dan tidak melebar kemana-mana sehingga nantinya akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Penyajian data, dalam tahap penyajian data ini ada banyak cara yang dapat digunakan, namun dalam penelitian ini peneliti menyajikan hasil data penelitiannya dengan bentuk narasi supaya lebih mudah dan lebih jelas untuk dipahami. Tahap penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan merupakan tahap yang paling penting dalam setiap penelitian. Dalam penarikan kesimpulan ini peneliti menyusun secara sistematis kronologikronologi yang ada di lapangan. Disusun berurutan sesuai dengan alur kegiatan lapangan, sehingga nantinya saling berkaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya.
37
I. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti akan membagi dalam empat bab yang berbentuk narasi atau uraian, yang mana antara bab satu dengan bab yang lainnya tentunya akan saling berkaitan. Pada bab pertama, yaitu peendahuluan yang meliputi : penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,
metode penelitian, dan
sistematika pembahasan. Pada bab kedua, yaitu membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi penetitian, baik secara geografis maupun demografis, profil inudstri batik dan kelompok batik carika lestari. Pada bab ketiga, yaitu bab ini menjelaskan tentang isi dari penelitian ini. Dimana dalam bab ini menjelaskan bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh produsen batik yaitu kelompok batik carika lestari itu sendiri dan juga dampak positif (secara ekonomi) yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri batik tersebut. Pada bab keempat, yaitu penutup sebagai akhir dari penelitian ini, pada bab ini berisi kesimpulan serta saran.
38
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
penelitian
dan
pengamatan
dilapangan
mengenai
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui industri batik oleh kelompok batik carica lestari: studi di Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, sebagaimana yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui industri Batik Carica Lestari dengan menempuh beberapa kegiatan yaitu: a. Menciptakan
keadaan
yang
memungkinkan
masyarakat
berkembang, seperti dengan memanfaatkan sumber daya yang ada baik seumber daya manusianya seperti memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki masyarakat maupun sumber daya alamnya seperti memanfaatkan wisata alam dan wisata religinya. b. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat, seperti halnya anggota kelompok Batik Carica Lestari yang memperkuat potensi ekonominya dengan cara menerapkan ilmu membatiknya dengan menjalankan industri batik, ilmu tersebut didapatkan dari pelatihan-pelatihan yang mereka ikuti. c. Melindungi rakyat dan mencegah persaingan yang tidak seimbang. Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Batik Carica Lestari yang sering
melakukan
sharing 89
dengan
pemerintah
Kabupaten
Wonosobo baik dalam hal pemasaran batik, meningkatkan kualitas batik, penyediaan bahan baku membatik. Dalam hal ini pemerintah berupaya melindungi industri batik tersebut agar kegiatan produksi tetap berjalan dan tidak terhambat dengan bahan baku yang sulit didapatkan di daerah sendiri, dengan begitu industri batik ini dapat bersaing dengan industri-industri batik lain. 2. Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat Desa Talunombo dengan adanya industri batik tersebut yaitu: a. Meningkatkan pendapatan kelompok Dampak positif yang pertama dirasakan dengan adanya industri batik tersebut adalah meningkatnya pendapatan kelompok, karena hasil penjualan kain batik yang mereka dapatkan tentunya mampu meningkatkan pendapatan kelompok. Dulu industri batik ini hanya menjaul 50 sampai 75 kain batik, sekarang banyak pesanan baik dari instansi maupun perorangan sehingga pendapatan kelompok semakin meningkat, sekarang industri batik ini mampu menjual 100 sampai 150 kain batik ketika banyak pesanan. b. Membangun pedesaan yang sejahtera dan maju Dengan adanya industri batik selain mampu meningkatkan pendapatan tentunya juga menjadikan Desa Talunombo semakin maju baik dalam hal perekonomiannya maupun pendidikannya. Sekarang ini banyak yang membuka usaha dengan berjualan dan membuka warung-warung, dari segi pendidikan dulunya tingkat
90
pendidikan di Desa Talunombo terbilang rendah, sekarang banyak yang sadar akan pendidikan sehingga anak-anak di Desa Talunombo sudah ada yang sampai kuliah, dan juga banyaknya sekolah-sekolah dan juga pondok pesantren. c. Meningkatkan partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat dalam industri batik sangat dibutuhkan, karena dengan partisipasi yang terjalin baik akan meningkatkan produktivitas industri batik tersebut, sehingga dalam segi kuantitas maupun kualitas juga menjadi meningkat. Dulu partisipasi masyarakat khususnya anggota Kelompok Batik carica Lestari sangat kurang, semenjak mereka tergabung dalam industri batiik, partisipasi mereka juga semakin meningkat. d. Terbentuknya lapangan kerja baru Karena suatu industri tentunya membutuhkan benyak tenaga kerja, seperti dulunya masyarakat Desa Talunombo banyak yang mempunyai waktu luang terutama ibu-ibu, setelah selesai bekerja di ladang banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik, dengan adanya industri batik tersebut, mereka biasa memanfatkan waktu luang dengan memproduksi batik khas Wonsobo, sehingga mereka bergabung dengan kelompok batik caricalestari. Sehingga industri bati tersebut mampu membuka lapangan kerja baru buat masyarakat Desa talunombo, khususnya anggota kelompok Batik carica Lestari
91
e. Kondisi Ekonomi Sebelum dan sesudah adanya Industri Batik Dengan adanya industri batik di Desa Talunombo, kondisi ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri batik menjadi berubah, seperti contohnya yaitu Ibu Suprapti yang sudah membuka usaha combro sendiri dengan mengikuti pelatihan yang diikuti oleh anggota kelompok Batik Carica Lestari, dengan adanya usaha kecil tersebut Ibu Suprapti dapat menyekolahkan kedua anaknya. Selain itu juga dengan Mbak Eli yang sekarang membuka butik sendiri dirumahnya. B. Saran Setelah melakukan penelitian dan berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat memberikan saran-saran dan tujuan agar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui industri batik kedepannya bias menjadi lebih baik dan semakin meningkat 1. Lebih meningkatkan sumber daya manusia, khususnya bagi para remaja dan pemuda dengan kembali memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan juga pengetahuan yang luas mengenai peluang uasaha yang bagus dan juga untuk meningkatkan kepedulian terhadap budaya lokal terutama batik Khas Wonsobo. 2. Bagi kelompok Batik Carica Lestari hendaknya tetap menjaga kualitas, kuantitas dan kepercayaan konsumen sehingga nantinya konsumen
92
tetap puas dengan membeli produk batik kas Wonosobo dan tidak akan memberikan rasa kecewa kepada para konsumen. 3. Pemerintah Kabupaten Wonosobo supaya lebih meningkatkan dan membantu mempromosikan, sehingga batik khas Wonosobo dapat dikenal luas oleh masyarakat domestik maupun mancanegara, dan juga lebih mengupayakan lagi agar industri batik tersebut tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku.
93
DAFTAR PUSTAKA A.G.Pringgodigdo, Ensiklopedia Umum, Yogyakarta: Kanisius, 1973. Anandito Prasetyo, Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia, Yogyakarta: Pura Pustaka, 2010. Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Bandung: Alfabeta, 2007. Awan Setya Dewanta, Nanang Pamuji, Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Yogyakarta: Aditya Media, 1995. Aziz Muslim, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta: Samudra Biru, 2012. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT Refika Aditama, 2009. Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, PT Pustaka Cidesindo, 1996. Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. http://batikkirani.blogspot.co.id/2013/01/berbagai-motif-batik-dari-daerah-dijawa.html. http://mastugino.blogspot.com/2014/09/dampak-perkembangan-industri.html https://aleharahap.wordpress.com/2009/05/29/dampak-industri-terhadapmasyarakat-pedesaan/ Jim Ife & Fank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
94
Jumariyah, Strategi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Koperasi Wanita Krido Mulyo di Dusun Joho, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2011. Karto Sapoetro, Pembentukan Perusahaan Industri, Jakarta : PT Bina Aksara Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993. Merla Liana Herawati, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Kerajinan Tempurung Kelapa (Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul), Yogyakarta : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2014. Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, Yogyakarta : Aditya Media, 1996. Musa Asy’arie, IslamEtos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Yogyakarta : Lesfi, 1997. Nanang
Kurniawan,
Peran
Pemerintah
Kabupaten
dan
UKM
dalam
Pemberdayaan Pengrajin Batik di Desa Tancep, Kecamatan Ngawek, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN sunan Kalijaga, 2015. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003. Nazir M., Metode Penelitian, Jakarta: Galileo Indonesia, 1985 Otto Soemarwoto, Analisis Dampak Lingkungan, cet. Ke-5, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992. Rahadiyand Aditya, Dampak Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual Produk Lokal, Studi Durian Menoreh Kuning dan Jambon serta Batik Motif Geblek Renteng di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2014
95
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2001. Sulchan Yasyin, Kamus Lengkapn Bahasa Indonesia, Surabaya: Amanah, 1997. Sumitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta: PT Pusaka LP3ES Indonesia, 1994. Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial, Jakarta: Gramedia, 1996. Sunyoto Usman, Pembanguan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tarikhan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Petani Oleh Kelompok Belajar Mandiri Desa (KMBD) Telencer E-Pabelan, Studi Kasus di Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. Tatang Amirin, Penyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Grafindo Persada, 1988. Totok Mardikanto, Konsp-Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Surakarta: Fakultas Pertanian UNS. Watik “Industri Batik Kayu di Dusun Krebet Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul, Studi Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1982. Zubaedi, Wacana Pembangunan Alternative, Yogyakarta: Ae-Razz Media, 2007.
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Prestasi yang diraih industri batik yaitu juara 1 lomba produk unggulan kategori produk kerajinan, yang diadakan oleh PNPM Mandiri Pedesaan Kecamatan Sapuran.
Kain batik yang sudah jadi, salah satunya motif carica dan purwaceng
Pameran yang diikuti oleh Kelompok Batik carica Lestari pada tanggal 4 Mei sampai 7 Mei 2016 di Mendala Wonosobo
Pelatihan membatik yang diikuti oleh 40 peserta dari berbagai Kecamatan di Wonsoobo, yang didampingi oleh kelompok Batik Carica Lestari dan bekerjasama dengan Dinas Perekonomian Kabupaten Wonosobo di Gedung Organisasi Wanita, pada tanggal 16 Mei sampai 20 Mei 2016.
Sarung bantal menggunakan kain batik dengan motif daun caica
Taplak meja dengan motif batik daun carica
Tas batik dengan motif batik daun carica
Sandal batik dengan motif daun carica
PEDOMAN WAWANCARA WAWANCARA UNTUK KETUA KELOMPOK I. Aktivitas usaha produksi batik 1. Sejak kapan industri batik carica lestari berdiri? 2. Bagaimana sejarah berdirinya industri ini? 3. Mengapa diberi nama caira lestari? 4. Bagaimana status usaha industri batik ini? 5. Berapa orang yang tergabung dalam kelompok batik carica lestari ini? 6. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh kelompok batik carica lestari ini? 7. Bagaimana dengan kepengurusannya? 8. Apakah ada kesulitan dalam mengembangkan atau memajukan industri batik ini? 9. Bagaimana
strategi
yang
dilakukan
industri
batik
ini
dalam
memberdayakan ekonomi kelompok? 10. Dampak positif apa saja yang dirasakan dengan adanya industri batik ini? II. Modal 11. Dalam mengelola industri batik ini, dari mana modal yang diperoleh untuk mengembangkannya? 12. Industri batik ini bekerjasama dengan instansi mana saja? 13. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam mencari tambahan modal usaha?
III. Bahan Baku 14. Jenis bahan apa saja yang digunakan untuk membuat kain batik? 15. Dari mana bahan baku diperoleh? 16. Berapa bahan baku yang diperlukan setiap harinya? 17. Apakah dalam memperoleh bahan baku mengalami kesulitan? 18. Bagaimana memperoleh bahan baku tersebut? 19. Bagaimana ketersediaan bahan baku di daerah ini? IV. Penyerapan Tenaga Kerja 20. Darimana saja tenaga kerja di industri batik ini? 21. Apakah tenaga kerja yang diperkerjakan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu? 22. Darimana ketrampilan tenaga kerja diperoleh? V. Pemasaran hasil produksi 23. Bagaimana sistem pembelian kain batik disini? 24. Berapa harga yang ditawarkan kepada pembeli? 25. Apa yang membedakan antara harga batik yang satu dengan yang lain? 26. Motif batik seperti apa yang banyak diminati oleh konsumen saat ini? 27. Bagaimana cara menjual hasil produksinya? 28. Berapa keuntungan yang diperoleh setiap bulannya? 29. Kemana saja pemasaran kain batik ini? 30. Usaha apa yang ditempuh untuk meningkatkan penjualan hasil produksi? 31. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam menjalankan industri batik ini?
a. Dalam hal modal b. Dalam hal bahan baku c. Dalam hal pemasaran d. Dalam hal tenaga kerja/pengrajin WAWANCARA UNTUK PENGRAJIN/PEKERJA 1. Darimana ketrampilan ini dimiliki? 2. Sejak kapan anda bekerja disini? 3. Apa saja yang dikerjakan dirumah produksi kain batik ini? 4. Hambatan apa saja yang dihadapi? 5. Berapa lama proses pembuatan kain batik ini? 6. Apa saja proses yang dilalui? WAWANCARA UNTUK DUKUH 1. Bagaimana letak geografis Desa Talunombo? a. Luas wilayah Desa Talunombo b. Perbatasan wilayah utara, selatan, timur, dan barat c. Terbagi menjadi berapa RT/RW d. Jarak dari pusat kecamatan, kabupaten, provinsi 2. Bagaimana dengan keadaan demografisnya? a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, agama, pendidikan, dan mata pencaharian b. Terbagi menjadi berapa kepala keluarga c. Sarana dan prasarana 3. Berapa jumlah penduduk Desa Talunombo?
4. Apa jenis pekerjaan masyarakat Desa Talunombo? 5. Potensi apa saja yang ada di Desa Talunombo? 6. Bagaimana kondisi masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri batik?
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui tempat, proses, dan informasi lain tentang industri batik carica lestari yang ada di Desa Talunombo, serta melihat hasil batik yang di produksi oleh industri batik tersebut. Dalam observasi ini peneliti membatasi kegiatan observasinya, diantaranya sebagai berikut:
1. Observasi mengenai lokasi industri batik yaitu di Desa Talunombo 2. Obserasi mengenai proses membatik yang dilakukan oleh kelompok Batik Carica Lestari 3. Observasi mengenai kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh anggota kelompok Batik Carica Lestari 4. Observasi mengenai hasil produksi batik yang sudah jadi di rumah industri batik 5. Observasi mengenai jaringan bisnis yang dimiliki oleh industri batik carica lestari.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama
: Rini Susanti
Tempat/Tgl. Lahir
: Wonosobo, 02 Oktober 1994
Alamat
: Diwek Rt 02/Rw 02, Kaliputih, Kec. Selomerto Kab. Wonosono
Nama Ayah
: Suyono
Nama Ibu
: Parniyah
B. Riwayat Pendidikan 1. SD N 1 Kaliputih, Tahun Lulus 2006 2. SMP N 1 Selomerto, Tahun Lulus 2009 3. SMA N 1 Selomerto, Tahun Lulus 2012 C. Pengalaman Organisasi 1. Anggota OSIS SMP N 1 Selomerto 2. Sekretaris OSIS SMA N 1 Selomerto 3. Anggota Bantara SMA N 1 Selomerto
Yogyakarta, 07 Juni 2016
Rini Susanti