PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI KASUS MEKANISME PERTAHANAN DIRI REMAJA KETIKA MENGHADAPI MASALAH PERCERAIAN ORANGTUA Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Nama : Andreas Tri Winarto NIM : 009114067
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI KASUS MEKANISME PERTAHANAN DIRI REMAJA KETIKA MENGHADAPI MASALAH PERCERAIAN ORANGTUA Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Nama : Andreas Tri Winarto NIM : 009114067
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembaan Segala perkara dapat kutaklukkan di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Filipi)
Kupersembahkan karya ini untuk : Tuhan Yesus Kristus Seluruh keluargku yang tercinta Semua pembaca yang tertarik dan berminat pada bidang Psikologi Klinis
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Andreas Tri Winarto (2008). Studi Kasus Mekanisme Pertahanan Diri remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua. Mekanisme pertahanan muncul karena adanya beberapa sumber kecemasan akibat peristiwa perceraian orangtua remaja tersebut. Mekanisme pertahanan diri dibagi menjadi dua, yaitu mekanisme pertahanan diri yang matang (mature) dan tidak matang (immature). Mekanisme pertahanan yang matang meliputi Altruism, Anticipation, Asceticism, Humor, Sublimation, Suppression. Mekanisme pertahanan yang tidak matang meliputi : Denial, Proyeksi, Represi, F. Reaksi, Undoing, Isolasi, Regresi dan Displacement. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus, dengan data utama yang diperoleh melalui wawancara, dan data pendukung yang diperoleh melalui tes TAT. Pada penelitian ini, terdapat dua orang subyek yang orangtuanya bercerai. Orangtua subyek pertama telah berpisah sejak subyek berusia 8 tahun namun mereka bercerai resmi ketika subyek berumur 12 tahun. Saat ini subyek tinggal bersama ayah dan neneknya. Pada subyek kedua, kejadian perceraian orangtuanya baru saja terjadi yaitu ketika subyek duduk di kelas 3 SMP akhir, menjelang masuk SMU ( usia 16 tahun ). Saat ini, subyek tinggal bersama ayahnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh subyek A adalah denial, proyeksi, represi, isolasi, displacement dan fantasi ; pada subyek B adalah denial, proyeksi, represi, displacement, rasionalisasi dan fantasi. Beberapa sumber kecemasan yang dihadapi oleh remaja yang menghadapi masalah perceraian orang tua adalah kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan untuk menerima situasi dan keluarga baru, kekurangan dukungan finansial, harus menjalankan tugas dan kewajiban baru serta padangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Andreas Tri Winarto (2008). Case Study Concerning The Adolescence Self Defence Mechanism When Facing The Parents Divorce Problem. Yogyakarta : Faculty of Psychology, Sanata Dharma University This research aimed to describe the adolescence Self Defence Mechanism when facing the parents divorce problem. Self Defence Mechanism appear’s because of some anxiety sources as the results of their parents divorce incident. Self Defence Mechanism is divided in two, Mature Self Defence Mechanism and Immature Self Defence Mechanism. Mature Self Defence Mechanism includes Altruism, Anticipation, Asceticism, Humour, Sublimation, and Suppression. The Immature Self Defence Mechanism includes Denial, Projection, Repression, Reaction Formation, Undoing, Isolation, Regression, and Displacement. This research used case study qualitative research method, main data was obtained by interview and support data by Thematic Apperception Test (TAT). In this research, there were two subjects whose their parents have divorced. The first subject has parents who have separated since she was eigth years old, but have divorced since she was twelve years old. Now she lives with her father. The second subject has parents who have already divorced during he was in third year Junior High School, toward went to Senior High School (He was sixteen years old). Now he lives with his father. From the result of this research, the researcher found that the Self Defence Mechanism in the first subject were denial, projection, repression, isolation, displacement and phantasy; in second subject were denial, projection, repression, displacement, rationalisation and phantasy. Some anxiety source’s whose facing by adolescence with divorce parents were lost of affection and support either parents, have to accept the situation and new family, the less of financial supporting, must execute the new assignment and obligation, viewpoint that divorce family was a negative case.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Mekanisme Pertahanan Diri remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Psikologi pada Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. Sejak awal sampai berakhirnya studi, penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Psikologi sangat banyak melibatkan banyak bantuan dari segala pihak. Atas segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu membimbing dan memberikan HikmatNya kepada penulis. 2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Sylvia CMYM, S.Psi., M.Si, selaku Ketua Progran Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 4. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik 5. Agnes Indar E, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi 6. Segenap dosen dan laboran di Fakultas Psikologi, yang telah membimbing selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma. 7. Kedua orang tua dan keluarga penulis atas segala dukungan dan doanya. 8. Lia yang selalu memberi semangat, dukungan, kasih sayang dan doa yang tulus kepada penulis. Thanks for all your support to me. 9. Seluruh subjek yang tak dapat disebutkan, terima kasih BUAAANGEEETTS 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberi masukan selama penyelesaian Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut. Yogyakarta, 20 Oktober 2008 Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................vi ABSTRAK ......................................................................................................vii ABSTRACT ......................................................................................................viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................ix KATA PENGANTAR......................................................................................x DAFTAR ISI....................................................................................................xi DAFTAR TABEL............................................................................................xiv BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................8 C. Tujuan Penelitian......................................................................8 D. Manfaat.....................................................................................8
BAB II
LANDASAN TEORI.....................................................................10 A. Masa Remaja............................................................................10 B. Masalah Perceraian Orangtua...................................................14 1. Definisi Perceraian..............................................................14
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Dampak Perceraian.............................................................15 3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orangtua.....................19 C. Mekanisme Pertahanan Diri.....................................................24 1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri .................................24 2. Terbentuknya Mekanisme Pertahanan Diri ........................25 3. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri .................... 30 D. Mekanisme Pertahanan Diri yang diungkap melalui TAT.......32 E. Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi Masalah Perceraian Orangtua...................................................38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN.....................................................42 A. Jenis dan Asumsi Penelitian....................................................42 B. Variabel penelitian..................................................................43 C. Subjek Penelitian.....................................................................45 D. Metode Pengumpulan Data.....................................................45 E. Analisis Data...........................................................................53 F. Keabsahan Data Penelitian......................................................62
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN............................64 A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................64 B. Hasil Penelitian.........................................................................65 1. Subjek A.............................................................................65 2. Subjek B..............................................................................74 C. Pembahasan..............................................................................83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................91
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan................................................................................91 B. Kelemahan Penelitian................................................................91 C. Saran ......................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................93 LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pedoman Wawancara...................................................................48 Tabel 3.2 Identitas Subyek...........................................................................67 Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian........................................................83
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Tes TAT subyek A...................................................................94 Lampiran 2. Hasil TEs TAT subyek B................................................................125 Lampiran 3. Wawancara Subyek A.....................................................................150 Lampiran 4. Wawancara Subyek B.....................................................................159 Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Subyek……………………………...174
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia memiliki banyak dimensi yang kompleks. Banyaknya masalah yang muncul dalam diri manusia sejak awal kehidupannya ketika memasuki masa bayi, kanak-kanak dan remaja merupakan tanda kompleksitas dimensi tersebut. Kata ”remaja” dalam bahasa Latin adalah “adolescere” yang berarti “bertumbuh ke arah kedewasaan”. Setiap manusia memulai masa remajanya dari usia 10 sampai 22 tahun (Steinberg, 2002). Bertumbuh ke arah kedewasaan memiliki konsekuensi harus mau mengalami perubahan. Berbagai perubahan yang terjadi pada masa remaja ini akan membuat remaja mengalami kondisi menyenangkan sekaligus kritis, sehingga respon terhadap kondisi itulah yang akan menentukan masa depannya kelak. Ketika seorang remaja mampu menghadapi masa-masa kritisnya, maka kepribadiannya akan berkembang semakin mantap. Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka remaja akan menghadapi banyak masalah yang cukup rumit di masa depannya. Banyak hal yang menandai perubahan pada masa remaja, antara lain perubahan kognitif, moral dan emosi. Tahap perkembangan kognitif remaja berada pada tahap operasional formal yang bersifat lebih abstrak daripada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, remaja mampu membayangkan situasi rekaan, kejadian yang semata-mata berupa kemungkinan hipotesis ataupun proposisi abstrak, serta mencoba mengolahnya dengan pemikiran logis. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
moral, remaja akan berhubungan langsung dengan peraturan serta nilai dan norma ketika harus berinteraksi dengan orang lain. Secara konkret, ada 3 hal penting yang sangat mempengaruhi perkembangan moralnya, yaitu : bagaimana remaja mempertimbangkan atau memikirkan peraturan untuk melakukan tingkah laku etis, bagaimana remaja bertingkah laku dalam situasi moral yang sebenarnya dan bagaimanakah perasaan remaja mengenai masalah moral (Santrock, 2003). Secara emosi, remaja juga mengalami banyak perubahan, misalnya : mudah takut, cemas, kuatir, marah, frustrasi, cemburu, iri, ingin tahu, ingin mencintai dan dicintai, sering mengalami kedukaan dan kegembiraan. Pengaruh emosi pada penyesuaian diri remaja dapat bersifat menyenangkan dan juga sebaliknya, hal ini tergantung pada intensitas, mudah meledaknya emosi itu serta persiapan remaja tersebut dalam menghadapi proses penyesuaian itu sendiri. Semakin sering remaja mengalami emosi yang menyenangkan, maka remaja juga akan menyukai
pengaruh dari emosi tersebut. Jika remaja tidak mengatur
penyesuaian emosinya dengan baik, maka hal ini akan menyebabkan pengaruh yang merusak dalam diri, misalnya : agresivitas, pengambilan keputusan yang gegabah serta kesulitan-kesulitan tertentu ketika harus mengambil peran dalam lingkungan sosialnya. Oleh karenanya, remaja harus belajar menguasai emosiemosinya. Penguasaan emosi ini tidak berarti terjadi represi atau penghilangan emosi secara menyeluruh, namun lebih pada usaha untuk mempelajari suatu situasi dengan sikap yang lebih rasional, sehingga mampu merespon situasi itu dengan pikiran yang jernih untuk menghindari ledakan emosi yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Selain mengalami perubahan-perubahan secara kognitif, moral dan emosi, remaja juga harus menyelesaikan tugas perkembangannya. Remaja harus melalui serangkaian tugas perkembangan, yaitu tugas-tugas tertentu dalam rangka meninggalkan pola perilaku kekanak-kanakan untuk menuju kepada pola perilaku yang lebih dewasa. Tugas perkembangan ini muncul karena adanya harapan masyarakat terhadap remaja agar ia mampu menyesuaikan dirinya dengan normanorma yang berlaku dalam kehidupan sosial. Secara emosi, remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, yaitu memperoleh kebebasan emosional, mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, memperkuat penguasaan diri atas dasar nilai dan norma. Secara sosial, tugas perkembangan remaja adalah mampu bergaul, menemukan model untuk identifikasi, meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan (Gunarsa, 2004). Dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, remaja mengalami berbagai masalah karena tugas perkembangan itu adalah suatu hal baru bagi mereka. Masalah-masalah ini meliputi masalah emosi dan penyesuaian sosial. Sumber permasalahan yang muncul dapat berasal dari tekanan teman-teman sebaya, tuntutan konformitas serta masalah lain yang tidak kalah penting, yaitu masalah keluarga. Keluarga merupakan unit sosial terkecil dimana remaja mengalami masa pembentukan yang pertama bagi penyesuaian sosialnya. Dalam sebuah keluarga, remaja mulai mengembangkan suatu keterikatan tertentu terhadap orangtua. Pada beberapa dekade terakhir, para ahli perkembangan telah mulai menyelidiki peranan keterikatan yang aman. Mereka percaya bahwa keterikatan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
orangtua pada saat remaja akan memfasilitasi kecakapan dan kesejahteraan sosial, seperti yang tercermin pada beberapa ciri seperti harga diri, penyesuaian emosi dan kesehatan fisik (Santrock, 2003). Sebagai contoh, remaja yang lebih menunjukkan kepuasan terhadap bantuan yang mereka terima dari orangtua akan memunculkan kesejahteraan emosi dan harga diri yang lebih baik pula dalam dirinya. Sebaliknya, perasaan tertolak oleh orangtua sangat terkait dengan keterlepasan emosi dari orang tua, sehingga hal ini mempengaruhi kepekaannya terhadap daya tarik sosial serta perasaan romantisnya pun akan semakin berkurang. Jadi pada masa remaja, keterikatan terhadap orangtua memiliki fungsi adaptif
untuk
menyediakan
dasar
rasa
aman
sehingga
remaja
dapat
mengeksplorasi lingkungan sosialnya dalam kondisi psikologis yang sehat (Santrock,2003). Remaja sangat memerlukan dukungan dan kasih sayang dari keluarga karena keluarga semestinya menjadi komunitas yang paling aman baginya. Jika kondisi dan hubungan dengan keluarganya harmonis dan positif, maka kebutuhan psikologis remaja akan terpenuhi, sehingga hal ini turut membentuk sikap yang positif pula bagi dirinya maupun ketika ia memandang lingkungan di sekitarnya. Bagi remaja yang memiliki kondisi keluarga negatif, artinya iklim keluarga yang tidak mendukung terpenuhinya kebutuhan psikis dan sosialnya, maka ia akan mengalami banyak hambatan dalam perkembangan psikologisnya. Beberapa penyebab sehingga iklim keluarga menjadi negatif adalah peristiwa perceraian orangtua, hadirnya keluarga tiri, orangtua yang bekerja dan penerapan model pengasuhan tertentu oleh orangtua kepada si remaja (Santrock,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
2003). Akhir-akhir ini, tingkat perceraian di seluruh dunia semakin meningkat. Sebagai contoh, tingkat perceraian di Amerika Serikat mencapai 66,6 % dan di Inggris tingkat perceraiannya mencapai 50 % (www.e-psikologi.com). Setiap perceraian selalu menorehkan luka yang mendalam, baik bagi pasangan yang bersangkutan maupun bagi anak-anak mereka. Pada umumnya setiap pasangan yang bercerai, masing-masing akan sibuk mencari pembenaran diri terhadap keputusannya untuk mengakhiri perkawinan mereka. Mereka tidak lagi mempertimbangkan bahwa ada pihak yang sangat menderita terhadap keputusan mereka, yaitu anak-anak. Berbagai kesulitan seringkali menjebak anak-anak akibat peristiwa perceraian orangtuanya. Mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong dan mendukung, dan sepertinya tidak seorangpun memahami tekanan yang mereka rasakan sehingga hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan emosi dan perilakunya. Kesejahteraan emosi dan perilaku anak akan terganggu karena ‘kehilangan’ satu orangtua, sehingga hal ini akan memicu reaksi baru dalam dirinya. Hal-hal yang mempengaruhi reaksi anak terhadap perceraian adalah cara berperilaku sebelum, selama dan sesudah perpisahan orangtua mereka
(Cole,
2004). Anak sangat membutuhkan dukungan, kepekaan dan kasih sayang yang lebih besar untuk membantu mengatasi perasaan kehilangan tersebut. Anak juga akan tertekan, merasa bersalah dan sedih sama seperti yang orangtua rasakan. Jika anak tidak mendapat jalan keluar dari masalah ini, maka hal ini akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi ketika mereka memasuki masa remaja. Mereka mungkin akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau menarik diri dari lingkungan sosial karena tekanan perceraian. Setiap individu memiliki naluri untuk memuaskan kebutuhannya lewat transaksi dengan objek di dunia luar. Dunia luar dapat memberi kepuasan atau mengancam karena lingkungan mengandung daerah yang tidak aman dan berbahaya. Lingkungan dapat mengganggu atau memberikan rasa nyaman bagi individu. Remaja yang mengalami tekanan karena orangtuanya bercerai akan memberikan dampak negatif
terhadap perkembangan emosi dalam dirinya,
sehingga ia menjadi cemas (Mc Dowell, 2002). Kecemasan adalah ketidakmampuan Ego untuk menghadapi serta mengendalikan stimulasi yang berlebihan sehingga Ego menjadi kewalahan (Hall & Lindzey, 1993). Ketika individu tidak mampu menanggulangi kecemasan itu dengan tindakan-tindakan yang efektif, maka hal ini akan menyebabkan peristiwa traumatik dalam dirinya. Salah satu cara untuk menghadapi kecemasan itu adalah dengan membuat Mekanisme Pertahanan Ego. Mekanisme Pertahanan Ego terjadi bila Ego tidak dapat menanggulangi kecemasan dengan cara efektif, sehingga Ego akan kembali pada cara yang tidak realistik. Mekanisme pertahanan diri dapat dibedakan berdasarkan tingkat kematangannya yaitu mature atau matang dan immature atau tidak matang. Mekanisme pertahanan yang mature adalah : altruism, anticipation, asceticism,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
humor, sublimation dan suppression. Mekanisme yang dimaksudkan oleh Anna Freud adalah Mekanisme pertahanan yang immature. (Kaplan, 1994). Jika remaja menggunakan mekanisme pertahanan yang mature, maka proses penyesuaian diri remaja akan menjadi lebih baik lagi. Namun sebaliknya, jika remaja menggunakan mekanisme pertahanan yang immature, maka perkembangan psikologis remaja akan terganggu karena bergantung secara ekstensif pada mekanisme pertahanan diri dapat menjadikan mekanisme itu menetap pada sifat pribadi individu. Hal ini akan membuat individu menjadi semakin sulit untuk mengatasi masalah ; baik kecil maupun besar dengan cara yang efektif (Wilson, 1996). Jadi, mekanisme pertahanan Ego menjadi tidak sehat bila individu terusmenerus mengulang mekanisme itu sehingga akan terbentuk pribadi yang neurotik. Semua Mekanisme Pertahanan mempunyai dua ciri umum, yaitu mereka menyangkal, memalsukan atau mendistorsi kenyataan dan mereka bekerja secara tidak sadar sehingga individu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Bentukbentuk Mekanisme Pertahanan Ego (Bellak, 1997) adalah : denial, proyeksi, represi, formasi reaksi, undoing, isolasi, regresi dan displacement. Sebenarnya ketika remaja menghadapi masalah perceraian orangtuanya, mereka tetap berkeinginan agar keadaan keluarganya utuh dan harmonis, namun realitas yang sesungguhnya adalah
kedua orangtuanya bercerai. Hal ini menimbulkan
kecemasan dalam dirinya, sehingga remaja akan mencari jalan keluar untuk mengatasi kecemasannya itu dengan cara membuat mekanisme pertahanan diri. Remaja yang membuat mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
perceraian orangtuanya akan termanifestasi dalam perilakunya, misalnya : remaja melupakan kekecewaannya dengan menekan kekecewaan itu sampai ke alam bawah sadarnya agar ia tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan itu, remaja memindahkan rasa kecewanya kepada orang lain atau menunjukkan kebiasaan infantile-nya ketika menghadapi kecemasan. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimanakah mekanisme pertahanan diri dan hal apa saja yang menjadi sumber kecemasan remaja ketika ia menghadapi masalah perceraian orangtuanya dengan subyek yang tinggal di kota Yogyakarta. Peneliti ingin mengetahui bagaimanakah mekanisme pertahanan diri remaja yang ketika menghadapi masalah perceraian orangtua ; karena jika remaja terus menerus mengulang mekanisme pertahanan diri tersebut, maka akan terbentuk kepribadian yang neurotik. Mekanisme Pertahanan Diri adalah suatu mekanisme yang dilakukan individu ketika individu berada dalam keadaan cemas. Mekanisme pertahanan diri ini menyangkal kenyataan dan bekerja secara tidak sadar, sehingga individu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Mekanisme pertahanan diri merupakan hasil kerja dari Ego yang terancam karena kebutuhan Id yang tidak terpenuhi. Id, Ego dan Superego merupakan fungsi-fungsi kepribadian sebagai suatu keseluruhan dan bukan merupakan tiga bagian yang terasing satu sama lain ( Hall & Lindzey, 1993). Untuk mengatasi kecemasan yang muncul akibat tekanan itulah, maka remaja melakukan mekanisme pertahanan diri sebagai alternatif jalan keluar bagi masalahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : “Apakah muncul Mekanisme Pertahanan Diri pada remaja ketika ia menghadapi masalah perceraian orangtuanya ?, dan jika muncul, bagaimanakah bentuk Mekanisme Pertahanan Ego nya ketika ia menghadapi realitas perceraian kedua orangtuanya itu ?”. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari studi ini adalah mendeskripsikan bentuk Mekanisme Pertahanan Ego pada remaja yang orangtuanya bercerai dengan melakukan studi kasus pada subyek. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini akan menambah khasanah keilmuan di Fakultas Psikologi Sanata Dharma, khususnya mengenai Mekanisme Pertahanan Ego remaja yang orangtuanya bercerai dan sumber-sumber kecemasan yang dialaminya, serta dalam bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Kepribadian. a)
Dalam bidang Psikologi Klinis, memberikan penjelasan mengenai hal-hal
yang menjadi sumber kecemasan bagi remaja yang orangtuanya mengalami perceraian. b) Dalam bidang Psikologi Kepribadian, menggambarkan Dinamika Mekanisme Pertahanan Diri remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan informasi kepada: a)
Remaja yang orangtuanya bercerai, agar ia mampu memahami dinamika dirinya sendiri
b)
Orangtua yang bercerai agar mereka dapat memahami kondisi psikologis anak mereka yang turut menjadi bagian dari perceraian mereka.
c)
Pihak-pihak yang mendampingi remaja yang orangtuanya bercerai, seperti guru, konselor atau terapis agar mampu memahami kondisi psikologis remaja dengan orangtuanya serta agar dapat memberi pendampingan psikologis secara lebih maksimal kepada remaja tersebut
d)
Pasangan suami dan istri yang tidak bercerai agar mereka lebih menyadari bahwa membina keluarga yang harmonis adalah tanggung jawab setiap orangtua dan merupakan hal terpenting bagi remaja, sehingga keluarga itu dapat meningkatkan dan mengelola keharmonisan rumah tangga mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
BAB II LANDASAN TEORI A. Masa Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa Latin yaitu “adolescere”, yang berarti “bertumbuh ke arah kedewasaan”. Steinberg (2002) memberikan definisi masa remaja sebagai suatu periode transisi secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Menurut Santrock, remaja adalah sebuah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Santrock, 2003). Sedangkan menurut Erikson (Steinberg, 2002), masa remaja adalah masa dimana muncul krisis identitas versus kekaburan peran. Dengan demikian, kesimpulan definisi remaja menurut beberapa pengertian di atas adalah : masa remaja merupakan masa transisi secara biologis, psikologis dan sosial dengan indikator munculnya krisis identitas yang mempengaruhi proses pengambilan sebuah keputusan. Individu mengawali masa remajanya pada usia 10 tahun serta mengakhiri masa remajanya ketika berusia 22 tahun. Pembagian usia pada masa remaja ini adalah : remaja awal yang dimulai dari usia 10 sampai 13 tahun, remaja tengah yang dimulai dari usia 14 sampai 18 tahun dan remaja akhir yang dimulai dari usia 19 sampai 22 tahun (Steinberg, 2002). Ada banyak perubahan yang terjadi pada usia remaja ini, yaitu perubahan secara kognitif, moral dan emosi. Secara kognitif, tahap perkembangan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
remaja berada pada tahap operasional formal, yang bersifat lebih abstrak daripada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, remaja mampu berpikir secara logis. Secara moral, remaja berada pada tahap konvensional, yang berarti remaja sudah dapat melakukan asosiasi konkret untuk membedakan perilaku yang baik dan buruk. Secara emosi, remaja juga mengalami perubahan, yaitu berada pada suatu keadaan emosi yang labil. Emosi remaja masih mudah berubah sesuai dengan kondisi fisik dan lingkungannya. Karena emosi remaja cenderung mudah berubah, maka harapan lingkungan sosial terhadap remaja adalah agar remaja mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya itu sehingga tercipta keharmonisan. Dalam proses penyesuaian ini, remaja harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya (Gunarsa, 2004), yaitu : 1. Menerima keadaan fisiknya. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan fisik. Perubahan fisik ini menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang tidak selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan. Adanya perbedaan antara harapan remaja dan lingkungan dengan keadaan fisiknya akan menimbulkan masalah sehingga sulit baginya untuk menerima kondisi fisiknya itu. Oleh karenanya, remaja harus melalui tugas perkembangan ini dengan
cara
menyadari
permasalahan
antara
harapan
diri
dengan
lingkungannya serta mulai belajar menerima keadaan fisiknya. 2. Memperoleh kebebasan emosional. Supaya dapat menjadi orang dewasa yang dapat mengambil keputusan secara bijaksana, maka remaja harus mendapat latihan untuk mengambil keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
secara bertahap. Pada masa ini, remaja harus belajar memiliki pikiran yang mampu memandang jauh ke depan. Pikiran itu merupakan hal yang sangat penting bagi remaja ketika ia menghadapi berbagai pilihan, baik dari yang ringan sampai berat, karena dengan demikian ia akan mampu melihat realitas dengan pandangan yang dewasa. Pada saat ini, remaja juga perlu merenggangkan ikatan emosi dengan orangtuanya agar dapat belajar memilih dan mengambil keputusan sendiri. Pada masa ini orangtua harus membimbing remaja sehingga ia dapat memilih dan memperhatikan keputusan dari berbagai segi. Dengan bekal “kebebasan emosional” berlandaskan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan layak dipilih itulah, maka remaja dapat bergaul dan menjalankan tugas perkembangan berikutnya. 3. Mampu bergaul. Untuk mempersiapkan diri masuk ke masa dewasa, remaja harus belajar bergaul. Pergaulan ini meliputi suatu usaha untuk melakukan hubungan sosial dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi remaja dalam melakukan pergaulan adalah kondisi fisiknya. Setelah remaja menyesuaikan diri dengan ukuran tubuh dan keadaan fisiknya, maka remaja akan lebih mudah bergaul. Pada saat inilah “body image” atau persepsi terhadap tubuh akan mempengaruhi kepercayaan dirinya. 4. Menemukan model untuk identifikasi. Menurut Erikson, pada masa ini remaja harus menemukan identitas dirinya. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri, yang dapat dikenal dan konsisten walau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
mengalami berbagai macam perubahan. Pada saat-saat seperti inilah, remaja sangat membutuhkan suatu ikatan pribadi. Ia harus mendapatkan pengetahuan dan contoh nyata dalam kehidupan melalui model yang ada dalam masyarakat. Remaja yang mengagumi seseorang yang sukses dalam kehidupan masyarakat akan sangat mudah mengidentifikasi model tersebut. Remaja kagum terhadap tokoh tertentu, ingin menjadi sama dengan tokoh tersebut sehingga hal itu akan membantunya memasuki tahap perkembangan berikutnya. 5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. Seiring dengan bertambah kritisnya pemikiran remaja, maka hal ini akan membangkitkan minatnya untuk merancang keinginanya di masa depan, misalnya mengenai pilihan pekerjaan, calon pasangan hidup yang ideal serta tempat tinggalnya kelak. Ia sering menjadikan dirinya sebagai obyek pemikirannya sendiri sehingga hal ini dapat menghasilkan penilaian positif maupun kritik terhadap diri sendiri. Setelah melakukan refleksi diri, remaja akan memperoleh pengetahuan tentang diri dan kemampuannya. Dengan kemampuan berpikir abstrak, maka remaja juga memiliki kemampuan untuk menerapkan kelebihan-kelebihannya. 6. Memperkuat penguasaan diri berdasarkan nilai dan norma. Remaja memerlukan nilai dan norma karena kondisinya yang labil, sehingga melalui nilai dan norma itu remaja dapat lebih terarah. Nilai dan norma tersebut akan menjadi suatu “falsafah hidup”, sebagai pegangan dalam pengendalian berbagai keinginan yang ada di dalam dirinya. Menurut G. Konopka (Gunarsa, 2004), masa remaja merupakan fase yang paling penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dalam pembentukan nilai. Pembentukan nilai merupakan suatu proses emosional dan intelektual remaja. Hal yang
sangat mempengaruhi
pembentukan nilai ini adalah interaksi sosial. Pada masa pembentukan nilai, pengaruh pemimpin kelompok dan teman sebaya lebih besar dibanding pengaruh orangtua. Remaja juga lebih mudah menyerap nilai-nilai dan norma orang yang dikaguminya (figur identifikasi), seperti guru dan tokoh agama. 7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian yang bersifat kekanak-kanakan. Tanda reaksi dan cara penyesuaian yang kekanak-kanakan adalah sifat egosentris. Seorang anak akan memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhannya sendiri. Emosi dan kebutuhannya sangat mempengaruhi semua reaksi dan perilakunya, sehingga sulit menunda terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Kondisi ini berbeda dengan remaja. Lingkungan sosial mengharapkan agar remaja dapat meninggalkan kecenderungan serta keinginan untuk menang sendiri. Selama masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat realitas dari sudut pandang orang lain. Remaja harus belajar menyesuaikan diri dalam hubungan sosial yang lebih luas, dengan tugas perkembangan yang lebih majemuk sehingga remaja harus belajar berpikir obyektif, selalu melakukan refleksi dan berusaha menguasai emosi-emosinya. Jika remaja sudah dapat melakukan hal-hal itu, maka remaja telah meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian yang bersifat kekanak-kanakan.
B. Masalah Perceraian Orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1. Definisi Perceraian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), kata cerai memiliki beberapa arti, yaitu pisah dan putus hubungan sebagai suami istri. Menurut Webster Dictionary (1983), perceraian adalah perpisahan yang resmi antara suami dan istri yang dilakukan oleh pengadilan. Dengan demikian, kesimpulan definisi perceraian menurut beberapa pengertian di atas adalah : perceraian merupakan perpisahan resmi suami dan istri selagi keduanya masih hidup yang dilakukan oleh pengadilan (sah secara hukum).
2. Dampak perceraian Ketika orangtua bercerai, maka remaja akan mengalami dampakdampak tertentu. Dampak perceraian itu menjadi tekanan emosi bagi remaja, sehingga hal ini menghasilkan sumber kecemasan baginya. Secara hukum, dampak-dampak perceraian dapat dijelaskan berdasarkan Kitab UndangUndang Hukum Perdata (KUHP) (Prawirohamidjojo, 1986). Dampak-dampak perceraian itu adalah : 1. Terhadap istri dan kekayaan. Istri mendapatkan kembali statusnya sebagai wanita yang tidak kawin. Kebersamaan dalam harta perkawinan menjadi
terhenti
dan
merupakan
saat
untuk
pemisahan
dan
pembagiannya. Pada KUHP, terdapat 2 pasal yang menjelaskan lebih jauh lagi tentang akibat perceraian terhadap istri dan kekayaan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
a.
Pasal 223 KUHP Terhadap pihak yang dikenai putusan perceraian, maka pihak itu kehilangan semua keuntungan yang disanggupkan pihak yang lain dalam masa perkawinan. Pasal ini memiliki arti bahwa segala hal yang telah dijanjikan oleh salah satu pihak terhadap pihak lain, maka setelah terjadi perceraian maka perjanjian itu dihapus walaupun janji itu belum terpenuhi.
b.
Pasal 225 KUHP Perkawinan yang diputuskan terhadap sebuah pihak sesuai dengan permintaan cerainya, namun ia tidak mempunyai penghasilan untuk hidup, maka pengadilan akan memberikan nafkah kehidupannya dari barangbarang pihak yang lain sejumlah tertentu. Pasal ini memiliki arti bahwa kepada pihak yang menang dalam perkara perceraian itu, maka ada kemungkinan mendapatkan nafkah dari pihak yang kalah bilamana ia tidak mempunyai penghasilan yang cukup.
2. Terhadap anak-anak yang belum dewasa. Pada KUHP, terdapat 1 pasal yang menjelaskan lebih jauh lagi tentang akibat perceraian terhadap anak-anak yang belum dewasa, yaitu : a.
Pasal 229 ayat 1 Sesudah putusan perceraian dinyatakan, maka setelah mendengarkan pendapat dan pikiran orangtua dan keluarga anak-anak yang belum dewasa, maka pengadilan memutuskan terhadap tiap-tiap anak itu siapa diantara orangtuanya akan melakukan perwalian atas anak-anak itu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
mengingat apakah mereka masih mempunyai kekuasaan orangtua (kalau sudah dihentikan atau dicabut, maka tidak dapat menjadi wali). Keputusan untuk menjadi wali terletak pada wewenang hakim, hanya saja dalam hal ini harus diperhatikan kepentingan anak. Dari berbagai dampak perceraian tersebut, timbullah tekanan emosi dalam diri remaja itu sehingga hal inilah yang akan menjadi sumber kecemasannya. Sumber kecemasan tersebut adalah (Mc Gregor, 2004) : 1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua. Setelah terjadi perceraian, biasanya remaja akan tinggal dengan salah satu orangtuanya. Hal ini mungkin saja tidak sesuai dengan keinginannya, sehingga remaja menjadi cemas karena sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan orangtuanya itu. 2. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru. Ketika terjadi perceraian, maka salah satu orangtua sangat mungkin untuk menikah lagi karena status orangtua menjadi lajang kembali. Ketika hal ini terjadi, maka akan timbul kecemasan di dalam dirinya karena ia harus beradaptasi dengan calon orangtua baru yang belum tentu sesuai dengan keinginannya 3. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah terjalin dengan saudara. Setelah perceraian, maka keputusan tentang perwalian yang ditentukan oleh pengadilan akan berlaku. Hal ini berarti remaja harus tinggal dengan salah satu wali yang telah ditunjuk dan jika ia memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
saudara kandung, maka ia dapat terpisah dengan saudaranya sesuai dengan keputusan pengadilan. 4. Kekurangan dukungan finansial. Sebelum bercerai, orangtua masih mampu membiayai semua keperluan anaknya. Setelah bercerai, salah satu orangtua yang tinggal dengan anaknya itu harus mengemban lebih banyak tanggung jawab lagi selain mencari nafkah, misalnya mengasuh anaknya itu. Kondisi ini akan menimbulkan kekhawatiran dalam diri serta mendorongnya untuk mengurangi beban finansial orangtuanya dengan jalan mencari pekerjaan. Hal itu juga akan mendorongnya untuk merasa lebih banyak bertanggung jawab dalam urusan orang dewasa. 5. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. Ketika terjadi perceraian, maka lingkungan menuntut agar remaja dapat lebih cepat mandiri, misalnya agar dengan segera remaja dapat mengambil keputusan-keputusan
penting
dalam
hidupnya.
Ketika
remaja
mengetahui bahwa orangtuanya bercerai, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi proses pengambilan keputusannya. Selain dalam kondisi tertekan karena perceraian orangtuanya, lingkungan juga menuntut agar remaja menjadi lebih matang karena lingkungan menganggap bahwa remaja telah sedikit banyak mengetahui dan merasakan hubungan keluarga, terutama dalam menghadapi keluarga yang tidak harmonis. Lingkungan juga akan menuntut remaja agar dapat segera mengambil keputusan, terutama pada hal-hal yang penting, misalnya pilihan yang berkaitan dengan pilihan hidup serta serta adanya keharusan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
menjalankan tugas dan kewajiban yang baru ; sehingga hal itu akan menimbulkan kecemasan di dalam dirinya karena lingkungan menuntutnya untuk segera mandiri. 6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. Ketika terjadi perceraian, remaja akan membandingkan keadaan keluarganya dengan keluarga lain yang tidak mengalami perceraian. Ia melakukan hal ini karena ia merasa ada suatu hal yang berbeda dengan keluarga lainnya. Ketika kawan dekatnya, tetangga maupun orang lain mengetahui peristiwa perceraian orangtuanya, maka hal itu akan menimbulkan kecemasan dalam dirinya karena ia merasa malu dan takut dianggap sebagai keluarga yang tidak harmonis. Remaja akan menjadi lebih mudah menerima pandangan-pandangan dari lingkungan sekitarnya karena emosinya berada dalam kondisi yang tidak stabil dan tingkah lakunya menjadi serba salah. Pandangan-pandangan bahwa keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal yang negatif akan membuat remaja itu menjadi cemas.
3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orang tua Mc Dowell (2002) menggambarkan kondisi emosi remaja ketika menghadapi peristiwa perceraian orangtuanya, yaitu : a. Remaja tidak dapat mempercayai bahwa telah terjadi perceraian di keluarganya dan tidak ingin membicarakan hal tersebut kepada orang lain. Bentuk penyangkalan lainnya adalah dengan berangan-angan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
orangtuanya tidak pernah pergi atau terus membicarakan hal di luar perceraian untuk menutupi keresahan dirinya. b. Remaja merasa malu dan dipermalukan karena perpisahan orangtuanya. Mereka tidak ingin memberitahu sahabat-sahabat dekatnya mengenai peristiwa yang sedang terjadi di dalam keluarganya. Remaja melakukan hal
itu karena dengan adanya perpisahan tersebut, maka secara tidak
langsung ia sedang membuktikan kepada teman-temannya bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam keluarganya. c. Remaja merasa bersalah karena merasa bertanggung jawab terhadap perceraian orangtuanya yang disebabkan oleh ke-tidaktaatannya terhadap orangtua. Remaja mulai bertanya-tanya apakah ia telah menjadi faktor penyebab terjadinya perceraian orangtuanya. Ia merasa bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya karena ia merasa bahwa ia telah memberontak terhadap orangtuanya serta tidak mampu menyenangkan hati orangtuanya. Dari asumsi-asumsi itulah, maka remaja merasa berkewajiban untuk mempersatukan kembali kedua orangtuanya. d. Remaja merasa marah dan jengkel karena muncul perasaan diabaikan oleh orangtua yang bercerai. Perasaan jengkel dan marah itu juga muncul karena sebenarnya ia tidak suka berpisah dengan salah satu orangtuanya. Perasaan diabaikan dapat memicu amarah si remaja. Kejengkelan yang muncul di dalam diri remaja juga sangat ditentukan oleh perasaannya sendiri karena ia merasa ada perbedaan dengan teman-teman yang keluarganya masih utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
e. Remaja merasa khawatir dan takut dalam menghadapi masalah perceraian orangtuanya tersebut. Ketakutan ini berasal dari pikiran tentang masa depannya, misalnya mengenai studi dan tempat tinggalnya. f. Remaja merasa lega karena orangtuanya bercerai. Kelegaan ini muncul karena adanya pemikiran bahwa lebih baik orangtua berpisah daripada terus-menerus bertengkar. Secara tidak langsung, kelegaan itu juga menjadi cara remaja untuk ”membalas dendam” kepada orangtuanya. g. Remaja merasa tidak dikasihi, tidak berharga dan ditolak karena remaja beranggapan bahwa orangtuanya tidak memecahkan masalah mereka. Dengan peristiwa perceraian orangtuanya, ia berpikir bahwa mereka sudah tidak lagi mengasihi dan menghargainya. h. Remaja merasa sedih, bingung dan tertekan. Pada saat-saat seperti ini, remaja mengalami perasaan yang hampir sama dengan kesedihan yang dirasakan oleh orang yang ditinggal mati oleh teman atau orang yang dikasihinya. Remaja menjadi sedih dan bingung, sehingga ia merasa malas, tidak bersemangat dan kurang termotivasi untuk melakukan segala sesuatu. i. Remaja merasa tidak berdaya dan putus asa. Perceraian orangtua akan membuat remaja menjadi frustrasi karena ia tidak dapat melakukan apa pun untuk mencegahnya. Remaja tidak dapat memutar mundur waktu dan mencegah orangtuanya yang akan bercerai. Ia tidak dapat mengubah keputusan serta memperbaiki hubungan orangtuanya. Kenyataan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
kepedihan akibat situasi itu akan membuat remaja merasa tidak berdaya dan putus asa. j. Remaja merasa dikhianati oleh orangtuanya dan muncul perasaan kesepian. Remaja merasa bahwa orangtuanya telah mengkhianatinya karena mereka telah meninggalkannya sehingga hal ini mengakibatkan munculnya perasaan kesepian di dalam diri remaja itu. Remaja juga merasa bahwa tidak seorang pun yg memahami apa yang sedang dialaminya dan mengerti perasaannya. Pada saat seperti inilah, remaja menjadi sangat kesepian. Berbagai dampak terhadap kondisi emosi remaja ketika menghadapi peristiwa perceraian orangtuanya itu akan menghasilkan proses kesedihan yang berlanjut setelah terjadinya perceraian. Proses ini memiliki 5 tahap, yaitu (Mc Dowell, 2002) : a. Penyangkalan. Pada tahap penyangkalan ini, remaja tidak ingin mempercayai bahwa masalah perceraian sedang melanda kedua orangtuanya. Remaja akan menunjukkan reaksi menarik diri dan tidak ingin membicarakan masalah perceraian itu kepada siapa pun juga. b. Marah. Remaja telah kehilangan sebagian rasa aman di dalam dirinya, sehingga secara tidak sadar ia menjadi marah dan emosinya mudah meledak-ledak. Remaja menjadi marah dan melampiaskan kemarahannya itu terhadap salah satu orangtuanya. Pada saat seperti ini, kondisi emosi remaja menjadi sangat labil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Di satu sisi ia berusaha mencari kesalahan orang tuanya namun di sisi lain ia juga marah kepada dirinya sendiri karena merasa bersalah. c. Tawar-menawar. Pada tahap ini remaja mulai tawar-menawar dengan keadaannya. Perilaku yang muncul pada tahap ini adalah menjadi sangat religius dan mulai mencari jalan keluar dengan cara-cara yang religius pula, misalnya dengan berdoa. Remaja mulai mencoba melakukan ”negosiasi” terhadap Tuhan. Tawarmenawar ini diikuti dengan janjinya terhadap Tuhan jika orangtuanya bersatu kembali, maka ia akan mengubah perilakunya yang buruk. d. Depresi. Depresi muncul ketika remaja menjadi sadar bahwa perceraian itu benar-benar akan terjadi. Pada saat-saat seperti ini, remaja menjadi sangat sedih dan putus asa atas perasaan kehilangan yang menimpa dirinya. Ketakutan, kecemasan dan rasa tidak aman akan menyertai kondisi depresi ini ketika ia menjalani hidup tanpa kehadiran salah satu orangtuanya. Kesepian merupakan sisi lain dari depresi. e.
Penerimaan Seiring dengan berjalannya waktu dan remaja telah melalui beberapa tahap kesedihan, maka ia akan mampu menerima kenyataan dan mulai dapat menghadapi kesedihan dan mengelolanya secara konstruktif. Sebagian emosi dan pikiran yang dialami remaja pada saat-saat seperti itu merupakan hal yang baru baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
C. Mekanisme Pertahanan Diri 1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri Anna Freud (Hall-Lindzey, 1993) menjelaskan bahwa di bawah tekanan yang berlebihan, Ego terkadang harus menempuh cara tertentu untuk menghilangkan tekanan. Cara itu disebut Mekanisme Pertahanan Ego. Mekanisme Pertahanan yang pokok adalah : represi, proyeksi, reaksi formasi, fiksasi dan regresi. Semua mekanisme pertahanan memiliki dua ciri umum, yaitu mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsi kenyataan dan mereka bekerja secara tidak sadar sehingga individu tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mekanisme pertahanan diri dapat dibedakan berdasarkan tingkat kematangannya, yaitu mature atau matang dan immature atau tidak matang. Mekanisme pertahanan yang mature adalah : altruism, anticipation, asceticism,
humor,
sublimation
dan
suppression.
Mekanisme
yang
dimaksudkan oleh Anna Freud adalah Mekanisme pertahanan yang immature. (Kaplan, 1994). Untuk selanjutnya, Mekanisme pertahanan yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah mekanisme pertahanan yang immature. Penggunaan mekanisme pertahanan merupakan hal yang mutlak bagi individu karena tujuan dari mekanisme pertahanan adalah melindungi Ego serta mengurangi kecemasan. Menggunakan Mekanisme Pertahanan Diri untuk menyesuaikan diri dari tekanan hidup yang tidak dapat dielakkan tidak selalu merupakan hal yang sehat. Bergantung secara ekstensif pada Mekanisme Pertahanan Diri dapat menjadikan Mekanisme Pertahanan Diri itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
menetap pada sifat pribadi individu, sehingga akan membuat individu menjadi semakin sulit untuk mengatasi permasalahan ; baik kecil maupun besar dengan cara efektif. Anna Freud menjadi sangat diyakinkan bahwa banyak dari simtom dan tanda dari gangguan emosi (termasuk kecemasan, depresi dan perilaku yang berindikasi psikosis) berasal dari kepercayaan yang tidak pada tempatnya terhadap penggunaan Mekanisme defensif tersebut (Wilson, 1996). Mekanisme Pertahanan Ego menjadi tidak sehat bila individu terus-menerus mengulang Mekanisme itu sehingga akan terbentuk pribadi yang neurotik.
2. Terbentuknya Mekanisme Pertahanan Diri Sigmund Freud menjelaskan bahwa Ego beroperasi berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle). Pengertian itu memiliki arti Ego - lah yang berperan menggabungkan proses mental dengan dunia nyata. Ego menggunakan fungsi mental yang bersifat sekunder atau lebih tinggi karena Ego berfungsi mengatur pemuasan dorongan id. Dorongan id memiliki sifat atau karakteristik tertentu, yaitu langsung mencari pemuasan, menunda kepuasan dan mengganti obyek pemuasan atau substitusi obyek (Hall & Lindzey, 1993). Ego seringkali terancam oleh dorongan id,
karena kebutuhan id
mungkin tidak tersedia dalam kenyataan, misalnya : anak menangis karena lapar, namun tidak ada air susu ; atau kalaupun kebutuhan itu ada namun tidak cocok dengan kenyataan, misalnya ada dorongan seksual tapi belum mempunyai suami atau istri. Oleh karenanya, jika ada dorongan id, maka Ego
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
mengalami kecemasan. Untuk mengurangi kecemasan inilah, maka Ego menggunakan Mekanisme Pertahanan Diri ( Prihanto, 1993 ). Tokoh lain yang merupakan pengembang teori Mekanisme Pertahanan Diri
adalah
Henry
A.
Murray.
Pandangan-pandangan
yang
sangat
mempengaruhi Murray berasal dari teori psikoanalitik, meskipun dalam banyak hal berbeda secara mencolok dengan pandangan Freudian ortodoks. Sumbangan pemikiran Murray yang paling khas adalah pembahasannya tentang perjuangan, pencarian, keinginan, hasrat dan kemauan manusia. Hal yang paling penting untuk memahami individu adalah mengenai keterarahan kegiatannya, baik mental, verbal atau fisik (Hall & Lindzey, 1993). Perhatian Murray pada keterarahan telah membawanya pada sistem konstruk-konstruk motivasi yang dilukiskan dengan kompleks dan teliti. Ada motivasi tertentu yang mendasari setiap perilaku individu walaupun ia menyadari atau tidak. Motivasi merupakan kekuatan dinamis, pemberi energi serta pengarah perilaku manusia dan motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan.
a.
Motivation Principle Prinsip ini dibahas dalam dinamika Tension Reduction. Menurut Murray, hakekat eksistensi manusia adalah memperoleh kesenangan (pleasure)
dan
menghindari
kesakitan
(pain).
Teorinya
bersifat
neurofisiologis, artinya kepribadian manusia dipahami dari akar fisiologisnya. Ia menolak pendapat bahwa manusia tidak memiliki ketegangan, namun ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
sangat yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai equilibrium
atau
keseimbangan
keadaan
tubuh.
Adanya
kebutuhan
menimbulkan kekuatan yang ada di wilayah otak sebagai bagian yang berperan dalam mengorganisasikan tindakan dan mengarahkan tindakan itu ke suatu arah tertentu. Murray mengulas konsep reduksi tegangan ini sebagai berikut (Prihanto,1993) : 1) Kebutuhan (Need) Murray mengemukakan 5 kriteria identifikasi kebutuhan, yaitu : − Merupakan respon terhadap suatu obyek atau sekelompok obyek yang berfungsi sebagai stimulus. − Menyebabkan munculnya perilaku. − Adanya konsekuensi atau hasil akhir dari perilaku itu. − Adanya suatu respon emosional tertentu dalam perilaku itu. − Adanya tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah seluruh respon dilakukan. 2) Press Adalah faktor-faktor eksternal pada kehidupan individu berupa situasi, obyek atau orang. Jika need berasal dari dalam individu, maka press berasal dari luar diri individu. Setiap press memiliki potensi tertentu. Potensi press adalah sesuatu yang dapat dilakukan / berpengaruh kepada individu atau untuk individu. Potensi adalah kekuatan yang dapat berpengaruh pada kesejahteraan atau keadaan individu dengan cara yang berlainan. Murray membedakan 2 aspek press, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
− Alpha press, yaitu karakteristik yang nyata dan obyektif dari press. − Beta press, yaitu interpretasi pribadi yang bersifat subyektif yang dilakukan individu terhadap obyek tersebut, sehingga interpretasi ini akan mempengaruhi dirinya dalam menanggapi press itu. Dengan kata lain, beta press menunjukkan bagaimana individu mempersepsi (perceived) dan mengalami (experience). 3) Thema Murray menggunakan konsep ini untuk menghubungkan antara need dan press. Thema merupakan interaksi antara need dan press yang mengakibatkan suatu perilaku tertentu. Dengan kata lain, thema menunjukkan adanya totalitas sekuensi (urut-urutan) dari press ke need, misalnya suatu press menuntun ke need tertentu. Meskipun demikian, ada pola yang teratur dalam thema seseorang yang disebut unity thema. Unity thema ini menjadi inti psikologis dari kepribadian individu yang menunjukkan keunikannya.
b.
Abstract Principle Murray menekankan prinsip ini untuk memahami kepribadian. Meskipun sangat mungkin untuk mengamati tampilan hakikat organiknya, kepribadian tetap merupakan konsep yang abstrak. Untuk menjelaskan sesuatu yang abstrak, ia memakai konsep yang sudah ada ; terutama teori Sigmund Freud. Murray sangat terpengaruh oleh Freud, terutama pada 2 hal, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
lapisan tidak sadar, pra – sadar dan sadar serta struktur id-ego-superego pada kepribadian manusia. Meskipun demikian, Murray memberikan pengembangan lebih lanjut untuk konsep-konsep Freud. Murray mengatakan bahwa id sebagai faktor pendorong (sumber energi) perilaku manusia mempunyai sifat positif dan negatif, sehingga tidak sepenuhnya negatif seperti dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat diterima masyarakat. Ia mengatakan besarnya id setiap orang berbeda. Orang yang lebih besar id nya akan lebih kuat energinya untuk mencapai sesuatu. Bagaimana id menyesuaikan dengan lingkungan, sebagian ditentukan oleh besarnya id yang dimiliki untuk memotivasi diri dan bagaimana ia mengontrol id tersebut. Semakin besar id, semakin kuat usahanya untuk mencapai apa yang diinginkan dan memilih saluran yang dapat membantunya untuk mencapai apa yang diinginkannya itu. Murray mengartikan ego lebih dari sekedar mengontrol impuls id. Ego adalah aspek rasional dari kepribadian, dalam arti ego mengorganisasi (mengatur dan mengontrol), menguji realitas dan mencari kesempatankesempatan untuk mengekspresikan dorongan id dengan cara yang diterima diri dan disetujui oleh lingkungannya (Prihanto, 1993). Superego tidak hanya berasal dari orangtua atau sosok otoritas dalam kehidupan seorang anak. Superego juga berasal dari tokoh mitologis atau dari tokoh lain dalam buku. Penambahan konsep yang diutarakan oleh Murray adalah konsepnya mengenai ego – ideal yang mencerminkan cita-cita di masa depan untuk menggiring individu ke arah masa depan yang terbaik baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Jadi superego tidak hanya berfungsi menekan dan menyesuaikan diri, tetapi menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang untuk diri sendiri yang harus diperjuangkan. Kebutuhan manusia berasal dari kesadarannya namun sebagian besar berasal
dari
ketidaksadarannya.
Upaya
pemenuhan
kebutuhan
akan
membentuk suatu kepribadian karena adanya bantuan atau hambatan dari lingkungan. Ada beberapa kebutuhan yang diloloskan dan ada pula kebutuhan yang dihambat oleh press (Prihanto, 1993). Kebutuhan yang dihambat oleh press akan menimbulkan tegangan dan individu akan terus berusaha menurunkan tegangan dengan memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan. Tegangan yang mucul akibat terhambatnya kebutuhan oleh press akan menimbulkan kecemasan, sehingga untuk mengatasi kecemasan itulah maka mekanisme pertahanan diri terbentuk (Prihanto, 1993).
5. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri Berikut ini adalah bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri menurut Bellak (1997) : a. Denial Adalah tindakan menyangkal atau mengingkari hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan dari kenyataan yang terjadi. b. Proyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Adalah suatu kecenderungan untuk membela diri sendiri (menyadari kesalahan diri sendiri namun diekspresikan kepada orang lain). c. Represi Adalah melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat sampai pada taraf tidak sadar (unconscious) d. Formasi Reaksi Adalah upaya penggantian di dalam kesadaran perasaan yang menyebabkan kecemasan dengan sesuatu yang sebaliknya. e. Undoing Adalah satu langkah baru yang diambil setelah melakukan formasi reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalam imajinasi merupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalam imajinasi, telah dilakukan sebelumnya. f. Isolasi Pada mekanisme ini, individu tidak melupakan kejadian atau peristiwa traumanya namun ia kehilangan jejak hubungan dan arti emosional, terutama
mengandung
ide
yang
sebenarnya
berkaitan
dengan
pengalaman emosional itu. g. Regresi Adalah kembali pada tahap perkembangan, keadaan, tempat atau posisi sebelumnya. Mekanisme ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, dengan memunculkan kebiasaan yang infantil. h. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Adalah memindahkan sumber kecemasan yang disebabkan karena situasi atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pemindahan dapat berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek.
D. Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi Masalah Perceraian Orangtua Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, sehingga remaja mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Remaja sering diombang-ambingkan oleh munculnya beberapa hal, yaitu : kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan dan krisis penyesuaian, impian dan khayalan, masalah percintaan serta keterasingan dari kehidupan dewasa serta dari norma kebudayaan. Bandura (Gunarsa, 2004) menyebutkan bahwa masa remaja menjadi suatu masa pertentangan atau ”pemberontakan” karena terlalu menitik beratkan kebebasan karena ketidak patuhan dan hal ini tampak seperti pada tren pakaian (mode) yang selalu berubah dan model rambut serta pakaian yang aneh. Pada masa remaja ini, mereka cenderung sadar akan keberadaan dirinya, idealistis, dan suka memberontak. Mereka sedang berada dalam proses pembentukan identitas diri dan sedang belajar untuk menentukan pilihan-pilihan pribadinya. Pada masa pembentukan identitas diri ini, remaja sangat membutuhkan dukungan sosial, terutama dari unit sosial yang terkecil dan terdekat dengannya yaitu keluarga. Remaja sangat memerlukan kondisi keluarga yang harmonis untuk membantu menyelesaikan tugas perkembangannya. Tidak selamanya remaja mendapatkan dukungan dari keluarganya, khususnya bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mereka yang memiliki kondisi keluarga yang tidak harmonis, misalnya orangtua yang bercerai. Pada beberapa dekade terakhir, tingkat perceraian keluarga telah meningkat tajam, khususnya pada negara bekembang dan industri. Sejauh ini, tingkat perceraian yang tertinggi dalam negara industri adalah Amerika Serikat. Sampai saat ini, kira-kira setengah dari perkawinan di Amerika berada di ambang perceraian. Di Eropa, 2 dari 5 perkawinan yang ada di Inggris, Denmark dan Swedia juga akan berakhir perceraian, di Jepang setiap 5 perkawinan pasti ada 1 perceraian (The Economist, 1992). Menurut Singarimbun dan Parmore (Asian & Pacific Population Forum, 1992), di Indonesia angka perceraian dan perkawinan kembali lebih tinggi daripada Asia. Menurut catatan Kantor Departemen Agama (KANDEPAG) Daerah Istimewa Yogyakarta, di Yogyakarta angka perceraian menempati kedudukan tertinggi diantara kabupaten lainnya, yaitu sebesar 6,46 % (Harian Seputar Indonesia, 2006). Fenomena yang terjadi ini tentu sangat berpengaruh pada kondisi psikis orangtua dan anak mereka, baik anak yang sedang pada masa pertumbuhan serta remaja yang berada pada masa transisi ke arah usia dewasa. Ketika orangtua remaja bercerai, maka hal ini akan mengakibatkan tekanan emosi dalam diri remaja itu. Tekanan emosi tersebut kemudian akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan emosi dalam dirinya sehingga ia menjadi cemas. Sumber kecemasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru, kehilangan suatu kondisi saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
mencintai yang sudah terjalin dengan saudara, kekurangan dukungan finansial, harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru dan pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. Kecemasan yang dialami remaja yang berasal dari sumber-sumber kecemasan itu akan mendorong remaja untuk mencari jalan keluar dengan cara membuat
Mekanisme
Pertahanan
Diri,
misalnya
remaja
melupakan
kekecewaannya dengan cara menekan kekecewaan itu sampai ke alam bawah sadarnya, sehingga ia tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan tersebut dan remaja memindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang lain. Mekanisme pertahanan diri dapat dibagi berdasarkan tingkat kematangannya, yaitu mature dan immature (Kaplan, 1994). Mekanisme pertahanan yang mature adalah: altruism, anticipation, asceticism, humor, sublimation dan suppression. Mekanisme pertahanan yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah mekanisme pertahanan yang immature, artinya mekanisme pertahanan yang tidak tergolong mature yang telah disebutkan diatas, antara lain: denial, proyeksi, represi, formasi reaksi, undoing, isolasi, regresi dan displacement (Bellak, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Dinamika Penggunaan Mekanisme Pertahanan Diri dan Sumber Kecemasan yang dialami remaja ketika menghadapi Masalah Perceraian Orang Tua Remaja dengan
Dampak perceraian secara hukum :
orang tua bercerai
1. Suami dan istri menjadi lajang. 2. Hak Perwalian atas anak
Muncul kecemasan terhadap : 1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua. 2. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru. 3. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah terjalin dengan saudara. 4. Kekurangan dukungan finansial. 5. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. 6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.
MPD
Mature :
Immature :
1. Altruism
1. Denial
2. Anticipation
2. Proyeksi
3. Asceticism
3. Represi
4. Humor 5. Sublimation 6. Suppression
4. F. Reaksi 5. Undoing 6. Isolasi 7. Regresi
8. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Asumsi Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Artinya, penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena yang terjadi di masa sekarang. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara dan catatan lapangan. Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis yang tujuannya lebih menekankan pada upaya untuk memahami kehidupan sosial (makna dan pemahaman). Asumsi-asumsi penelitian kualitatif antara lain (Creswell,1994) : 1. Lebih menekankan pada proses daripada hasil atau produk. 2. Tertarik tentang ‘meaning’ (makna), yaitu bagaimana orang memberikan pemaknaan atas kehidupannya, pengalaman-pengalamannya dan atas strukturstruktur dunianya. 3. Peneliti adalah instrumen penting dalam pengumpulan dan analisis data. Data dikumpulkan melalui peneliti sebagai instrumen dan bukan melalui inventori, kuesioner atau mesin. 4. Melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik menemui orang atau institusi di lokasi tertentu dan latar belakang tertentu, untuk mengobservasi atau mencatat perilaku dalam situasi alamiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
5. Penelitian kualitatif adalah deskriptif dimana peneliti tertarik pada proses, makna dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar. 6. Proses penelitian kualitatif adalah induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep, dan teori-teori dari detail-detail. Definisi studi kasus adalah fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded context), meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas (Poerwandari, 2005). Studi kasus dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu : studi kasus intrinsik, instrumental dan kolektif. Studi kasus yang disajikan dalam penelitian ini adalah studi kasus instrumental, yaitu penelitian pada suatu kasus unik tertentu yang dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan dan memperhalus teori. Beberapa tipe unit yang dapat diteliti dalam bentuk studi kasus adalah individuindividu, karakteristik atau atribut dari individu, aksi dan interaksi, peninggalan atau artefak perilaku, setting, serta peristiwa tertentu. Dengan menggunakan studi kasus, maka akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang utuh dan terintegrasi mengenai hubungan antara berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah mekanisme pertahanan diri. Dalam penelitian ini, sumber kecemasan menjadi konteks dan batasan dalam memperoleh data Mekanisme pertahanan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
1. Mekanisme Pertahanan Diri. Mekanisme pertahanan diri adalah cara tertentu yang ditempuh oleh ego untuk menghilangkan tekanan ketika ego berada di bawah tekanan yang berlebihan (Hall & Lindzey, 1993). Jenis Mekanisme Pertahanan Diri adalah Denial, Proyeksi, Represi, Formasi reaksi, Undoing, Isolasi, Regresi, Displacement (Bellak, 1997). Mekanisme Pertahanan Diri dapat diketahui melalui respon jawaban subyek dalam wawancara yang sesuai dengan batasan pengertian Mekanisme Pertahanan Diri serta melalui cerita yang diceritakan subyek dalam TAT. 2. Sumber Kecemasan Sumber kecemasan adalah tekanan emosi yang di sebabkan dari dampak-dampak perceraian. Hal-hal yang menjadi
sumber kecemasan
bagi remaja yang disebabkan karena dampak perceraian adalah : a. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua. b. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru. c. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang
sudah terjalin dengan
saudara. d. Kekurangan dukungan finansial. e. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. f. Pandangan-pandangan bahwa keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal yang negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
C. Batasan Variabel Penelitian Menurut Anna Freud (Hall-Lindzey, 1993), Mekanisme Pertahanan Ego adalah cara tertentu yang ditempuh oleh Ego untuk menghilangkan tekanan ketika Ego mengalami tekanan yang berlebihan. Jenis-jenis Mekanisme itu adalah (Bellak, 1997) : Denial Adalah tindakan menyangkal atau mengingkari hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan dari kenyataan yang terjadi. 2. Proyeksi Adalah suatu kecenderungan untuk membela diri sendiri (menyadari kesalahan diri sendiri namun diekspresikan kepada orang lain). 3.
Represi Adalah melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat sampai pada taraf tidak sadar (unconscious)
4.
Formasi Reaksi Adalah upaya penggantian di dalam kesadaran perasaan yang menyebabkan kecemasan dengan sesuatu yang sebaliknya.
5.
Undoing Adalah satu langkah baru yang diambil setelah melakukan formasi reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalam imajinasi merupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalam imajinasi, telah dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
6.
Isolasi Pada mekanisme ini, individu tidak melupakan kejadian atau peristiwa traumanya namun ia kehilangan jejak hubungan dan arti emosional, terutama
mengandung
ide
yang
sebenarnya
berkaitan
dengan
pengalaman emosional itu.
7.
Regresi Adalah kembali pada tahap perkembangan, keadaan, tempat atau posisi sebelumnya. Mekanisme ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, dengan memunculkan kebiasaan yang infantil.
8.
Displacement Adalah memindahkan sumber kecemasan yang disebabkan karena situasi atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pemindahan dapat berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek.
Dalam penelitian ini, cara untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri adalah melalui proses wawancara kemudian diperkuat dengan hasil interpretasi TAT. D. Subyek Penelitian Subyek penelitian di dapatkan dari teman peneliti dan juga melalui salah satu Sekolah Menengah Umum di Yogyakarta. Kriteria yang dipakai dalam memilih subyek adalah sesuai dengan batasan usia remaja dan tujuan penelitian. Subyek di dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria berikut : 1. Remaja yang orangtuanya bercerai. 2. Remaja yang berusia 12-21 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
E. Metode Pengumpulan Data Metode untuk mengumpulkan data Sumber Kecemasan dan Mekanisme Pertahanan Diri adalah dengan menggunakan teknik wawancara dan TAT. 1.
Sumber Kecemasan
Untuk mengetahui Sumber Kecemasan melalui metode wawancara, maka akan ditanyakan kepada subyek mengenai hal-hal yang ditakutkan atau dikhawatirkan terkait dengan masalah perceraian orangtua subyek. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2005). Wawancara kualitatif dilakukan jika peneliti bermaksud untuk memperoleh tentang makna subyektif yang dipahami oleh individu berkaitan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Selain dari wawancara, sumber kecemasan juga dapat diperoleh dari TAT. Dari TAT, sumber kecemasan dapat diketemukan melalui cerita yang mengandung kecemasan, terkait dengan masalah keluarga. 2. Mekanisme Pertahanan Diri Untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri, dilakukan wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah perceraian sehingga dapat diperoleh Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh remaja tersebut. Respon yang merupakan Mekanisme Pertahanan Diri dapat terungkap melalui wawancara yang dilakukan untuk menggali kecemasan subyek terhadap peristiwa perceraian orangtuanya. Respon Mekanisme Pertahanan Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
ini juga diperkuat dengan hasil dari TAT yang merupakan salah satu tes proyektif. TAT merupakan alat yang sangat berguna untuk menyelidiki dinamika interpersonal seseorang dengan keluarganya serta hubungan individu itu dengan orang lain. Selain itu, TAT juga merupakan alat yang terbaik untuk membuka dan melihat kecemasan dasar, ketakutan, perasaan tidak aman dan mekanisme pertahanan diri serta perilaku coping yang digunakan individu berkaitan dengan rasa takut, kecemasan, dan rasa tidak amannya itu (Bellak, 1997). Teknik proyektif juga memiliki ciri lain yaitu pendekatan global terhadap penafsiran kepribadian. Perhatian difokuskan pada gambaran komposit dari keseluruhan kepribadian dan bukannya menggunakan pendekatan yang mengukur ciri-ciri secara terpisah. Teknik proyektif dipandang sebagai teknik yang sangat efektif dalam menyingkapkan aspek tertutup, laten, atau tidak sadar dari kepribadian. Semakin tidak terstruktur suatu tes, maka semakin sensitif tes itu terhadap materi yang terselubung. Ini muncul dari asumsi bahwa semakin tidak terstruktur atau ambigu suatu stimuli, maka semakin kecil kemungkinannya untuk membangkitkan reaksi defensif pada pihak respoden (Anastasi, 1997) Dengan demikian, beberapa kelebihan menggunakan TAT sebagai tes proyektif adalah : 1. Subyek tidak mengetahui tujuan sebenarnya dari pemberian tes TAT, sehingga ia tidak melakukan mekanisme pertahanan diri. 2. TAT dapat mengungkap motif dalam pengalaman dan perilaku, yaitu dari cerita fantasi yang diceritakan subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
3. TAT dapat membuka bidang yang luas bagi hubungan seseorang dengan lingkungannya, sehingga akan ada banyak hal yang dapat diungkap dari kepribadian subyek. Dalam TAT, terdapat dua kata kunci yaitu thema (tema) dan apperception (appersepsi). Tema merupakan dinamika antara need dan press, sedangkan Appersepsi adalah interpertasi yang bermakna atau mempunyai nilai individual yang khas, sehingga apa yang ditangkap sudah merupakan sesuatu yang bermakna individual (meaningfulness). Kebutuhan-kebutuhan individu sangatlah mempengaruhi Appersepsi, sehingga Appersepsi ini bersifat subyektif. (Prihanto, 1993). Bellak memandang gambar-gambar dalam TAT sebagai serangkaian situasi sosial di mana terjadi interaksi interpersonal. Oleh karena itu, dalam setiap kartu (gambar) perlu dilihat bagaimana Hero melihat dan melakukan reaksi terhadap orang-orang disekitarnya. Berdasarkan respon-respon tersebut lalu dicari reaksi Hero yang mencerminkan bentuk pertahanan-pertahanannya (defense). Pertahanan ini merupakan upaya menanggapi atau mengkompromikan kebutuhankebutuhannya ketika berinteraksi dengan orang lain (Bellak, 1997) Perilaku tampak (overt) seringkali tidak menunjukkan dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan yang ada, maka identifikasi struktur defensif (pertahanan) adalah hal yang penting karena struktur defensif itu seringkali lebih erat berhubungan dengan perilaku nyata. Struktur defensif juga akan membentuk struktur karakter individu. Selain bentuk-bentuk pertahanan yang sudah banyak dikenal dalam teori psikoanalisis, perlu juga mengetahui tentang kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
adanya mekanisme pertahanan dalam aspek keseluruhan moral dari cerita kartu TAT, misalnya pertahanan obsesif untuk menghadapi gambar yang tidak menyenangkan sehingga ia membuat 4 atau 5 tema yang pendek-pendek dan deskriptif, serta berbeda-beda tetapi mirip. Dalam keadaan stres, fungsi proyektifdefensif akan semakin meningkat dan ketajaman kognitif akan menjadi semakin kuat karena subyek mementingkan ketepatan cerita dengan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi (Bellak, 1997). Untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri melalui TAT, maka dapat diperoleh dari tema cerita TAT yang diceritakan subyek dan juga melalui tema diagnostik yang mengandung kecemasan (konflik). Pemilihan kartu berdasarkan pada usia dan jenis kelamin dan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi subyek (Bellak, 1997). Untuk melakukan pemilihan kartu pada subyek yang memiliki masalah khusus, maka terlebih dahulu perlu dipahami kesan klinis tester terhadap subyek sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dalam memperoleh data tentang konflik yang dialami subyek. Karena masalah yang dihadapi subyek adalah masalah perceraian orangtua, maka kartu-kartu yang diberikan adalah kartu yang berkaitan dengan hubungan keluarga, hubungan pria dan wanita serta kartu yang mengungkap perasaan depresi dan harapan-harapan subyek tentang masalah perceraian orang tua. Subyek diberi 6 kartu, yaitu kartu 1, 2, 4, 6 BM dan 7 BM (bagi subyek pria) dan 14. Khusus bagi subyek wanita, kartu 6 BM dan 7 BM diganti dengan 6 GF dan 7 GF. a. Kartu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Bergambar seorang anak kecil sedang merenungi sebuah biola yang tergeletak di atas meja di depannya. Stimulus laten pada kartu ini adalah relasi subyek dengan sosok orang tuanya, apakah orang tua dilihat sebagai tokoh yang agresif, dominan, penuh pengertian, overprotective dan sebagainya ; konflik psikis masa remaja ; kedekatan dengan salah satu orangtua; kebutuhan berprestasi ; berkaitan dengan body/self image ; berkaitan dengan preokupasi obsesif. b. Kartu 2 Bergambar pemandangan desa, di latar depan adalah seorang perempuan muda yang membawa buku di tangannya, di latar belakang adalah seorang pria yang sedang bekerja di ladang dan seorang perempuan yang lebih tua berdiri mengawasi. Stimulus laten pada kartu ini adalah : mengungkapkan pandangan subyek tentang kehamilan; nilai otonomi dari suatu keluarga yang bersifat konservatif, yaitu ayah yang memegang kekuasaan dan ibu harus mengalah ; mengungkapkan tendensi obsesif kompulsif ; berkaitan dengan peran pria dan wanita ; mengungkap warna relasi subyek dengan significant person-nya, jika subyek menggambarkan peranan-peranan figur yang tampak. c. Kartu 4 Bergambar seorang perempuan bergayut pada bahu seorang laki-laki yang wajah dan tubuhnya justru menimbulkan kesan akan meninggalkan si perempuan. Stimulus laten kartu ini adalah mengungkap pandangan subyek tentang hubungan pria dan wanita yaitu kesetiaan, sikap pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
terhadap peran wanita dan sebaliknya ; berkaitan dengan gambar di latar belakang, yaitu problem seksual atau cinta segitiga. d. Kartu 6 BM (bagi subyek pria) Bergambar seorang wanita tua yang bertubuh pendek. Ia sedang membelakangi seorang pria muda, yang sedang menunduk dengan ekspresi muka bingung. Stimulus
laten pada kartu ini adalah
merefleksikan hubungan ibu dengan anak laki-lakinya (terutama untuk subyek pria) ; sikap terhadap istri ; sikap terhadap wanita lain dan tema oedipal. e. Kartu 7 BM (bagi subyek pria) Bergambar seorang laki-laki tua yang sudah berubah warna rambutnya (beruban) sedang melihat seorang anak laki-laki muda yang sedang menatap kosong. Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan hubungan pria muda dengan ayahnya, sehingga dapat mengungkapkan sikap subyek terhadap otoritas ayah. f. Kartu 6 GF (bagi subyek wanita) Bergambar seorang perempuan muda duduk di ujung sofa dan menengok ke belakang melalui bahunya dan melihat seorang laki-laki tua yang sedang mengisap pipa di mulutnya. Sosok pria ini tampak menegur sosok wanita. Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan hubungan wanita dengan ayahnya, juga dapat menunjukkan Electra Complex. g. Kartu 7 GF (bagi subyek wanita)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Bergambar seorang wanita tua sedang duduk di kursi di samping seorang gadis, berbicara atau membaca untuk gadis kecil itu. Gadis yang sedang memegang sebuah benda di tangannya itu, memalingkan mukanya. Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan hubungan antara ibu dengan anak perempuannya. Gambar ini dapat menjaring sikap-sikap positif maupun negatif terhadap ibu dan juga akan mengungkapkan harapan anak wanita terhadap ibu yang diinginkannya. h. Kartu 14 Bergambar siluet (bayangan hitam) seseorang laki-laki (atau perempuan) menatap keluar jendela yang terang. Bagian lainnya dari gambar berwarna hitam pekat. Stimulus laten pada kartu ini adalah mengungkap khayalan subyek untuk memenuhi keinginan (wish fulfillment); memunculkan minat perenungan dan estetik (keindahan) serta perasaan depresi. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum dan semi terstruktur. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa dalam proses wawancara dengan pedoman umum, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan aspek-aspek sumber kecemasan yang akan ditanyakan tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman umum ini akan digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek sumber kecemasan yang harus dibahas, sekaligus sebagai daftar pengecek apakah aspek sumber kecemasan itu telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dengan mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang berkembang sesuai dengan situasi tanpa suatu struktur yang kaku, artinya butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
pertanyaan wawancara akan dikembangkan sesuai dengan kondisi subyek (fleksibel). Pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Aspek
Deskripsi
Topik Pertanyaan yang Dapat Diajukan
Sumber Kecemasan : 1. Kehilangan kasih Dampak perceraian yang
1. Bagaimana perasaan
sayang dan dukungan dicemaskan oleh subyek.
subyek ketika
yang
mengetahui bahwa
sangat Respon subyek terhadap
dibutuhkan dari salah peristiwa perceraian
orangtuanya bercerai.
satu orangtua.
orangtuanya.
2. Apa yang menjadi
Bagaimana hubungan subyek
kekhawatiran subyek
dengan orangtua setelah
setelah orangtuanya
mereka bercerai.
bercerai 3. Saat ini, bagaimanakah hubungan subyek dengan salah satu orangtua yang bercerai. 1. Apakah setelah
2. Keharusan untuk Respon subyek terhadap
bercerai, salah satu
menerima situasi dan peristiwa pernikahan kembali
orangtua subyek akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
keluarga yang baru.
orangtuanya
menikah lagi dan apakah
Hubungan subyek dengan
yang menjadi
orangtua yang akan menikah
kekhawatirannya.
lagi
2. Bagaimana hubungan dengan salah satu orangtua ketika ia akan menikah lagi 3. Apa yang menjadi harapan subyek ketika orangtuanya akan menikah lagi 1. Apa yang menjadi kekhawatiran subyek setelah ia berpisah
3. Kehilangan suatu Respon subyek ketika ia harus kondisi mencintai
saling berpisah dengan saudaranya. yang Hubungan subyek dengan
sudah terjalin dengan saudaranya sesudah terjadi saudara.
perceraian
dengan salah satu saudaranya. 2. Saat ini, bagaimanakah hubungan subyek dengan saudaranya 3. Apa yang menjadi harapan subyek setelah ia berpisah dengan salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
satu saudaranya 1. Setelah terjadi perceraian, apakah ada kemungkinan subyek harus mencari uang 4. Kekurangan
Respon subyek dalam
dukungan finansial.
memenuhi kecukupan finansial setelah orangtua bercerai.
sendiri. 2.. Apa yang menjadi kekhawatiran subyek ketika ia tidak mendapat uang dalam mencukupi kebutuhannya. 3. Apa yang menjadi harapan subyek dalam hal kecukupan finansial. 1. Apa yang menjadi kekhawatiran subyek ketika orangtua sering menuntut mengambil keputusan penting dalam hidupnya.
5. Harus
Respon subyek ketika
menjalankan tugas
lingkungan, termasuk
2. Bagaimana respon
dan kewajiban yang
orangtuanya menuntut untuk
subyek terhadap hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
baru.
lebih cepat mandiri, misalnya
1. Apa yang menjadi
adanya tuntutan untuk
kekhawatiran subyek
mengambil keputusan penting
ketika orang lain
dalam hidupnya.
memberi komentar negatif terhadap
Pandangan- Respon subyek ketika
6.
pandangan
perceraian orangtuanya.
bahwa menghadapi respon dari yang lingkungan sosial
keluarga
bercerai itu adalah suatu
hal
yang
negatif.
F. Analisis Data Untuk menganalisis hasil wawancara, maka dilakukan analisis terhadap transkrip wawancara tersebut. Dari hasil analisis akhirnya akan dapat diperoleh deskripsi tentang berbagai macam sumber kecemasan yang dialami remaja dan mekanisme pertahanan diri yang digunakannya. Untuk menganalisis hasil TAT, maka analisis dilakukan berdasarkan prosedur baku dalam menginterpretasikan cerita yang diceritakan oleh subyek. Untuk memperkecil subyektivitas dalam analisis TAT, maka digunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
interrater oleh ahli yang berkompeten di bidangnya, dalam hal ini adalah Psikolog. Langkah-langkah analisis data. 1. Analisis transkrip wawancara. Adapun langkah-langkah analisis transkrip wawancara adalah sebagai berikut: a. Organisasi data Dalam organisasi data, data yang telah diperoleh akan diorganisasi secara rapi dan sistematis. Organisasi data yang rapi dan sistematis akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas yang baik dan memudahkan dalam melakukan penelusuran data. Data yang akan diorganisasikan dalam penelitian meliputi : 1) Data mentah berupa kaset rekaman. 2) Data yang sudah ditandai dengan kode-kode. 3) Pengkategorian dari pengkodean yang dilakukan. b. Pengkodean Pengkodean dilakukan untuk mengorganisasi dan membuat sistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang sumber-sumber kecemasan yang dialami remaja serta penggunaan mekanisme pertahanan diri. Adapun langkah-langkah koding dalam penelitian ini adalah : 1) Menyusun transkrip verbatim hasil wawancara dan dengan memberi dua ruang kosong di sebelah kanan transkrip verbatim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Kedua
ruang
kosong
tersebut
akan
dipergunakan
untuk
memberikan kode-kode atau catatan tertentu atas transkrip. 2) Peneliti melakukan penomoran secara kontinyu pada baris transkrip. 3) Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencarian data ketika hendak dibutuhkan kembali. Dalam penelitian ini, kode yang digunakan adalah W subyek. Baris ke… Contoh: W.S1.12-15 (wawancara dengan subyek pertama, baris 12-15) (Poerwandari, 2005). Selain pemberian kode pada masing-masing berkas verbatim wawancara, pengkodean juga dilakukan dalam menganalisa hasil wawancara. Kode-kode diberikan pada masing-masing tema yang muncul berkaitan dengan sumber kecemasan yang dialami remaja dan Mekanisme pertahanan diri yang digunakannya. Adapun kode-kode yang dipakai adalah sebagai berikut: a. Sumber Kecemasan (SK) SK 1:
Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua.
SK 2 : Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru SK 3 : Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah terjalin dengan saudara. SK 4 : Kekurangan dukungan finansial SK 5 : Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. SK 6 : Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. b. Mekanisme pertahanan diri (MPD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
MPD 1 :
Denial
MPD 2 :
Proyeksi
MPD 3 :
Represi
MPD 4 :
Formasi Reaksi
MPD 5 :
Undoing
MPD 6 :
Isolasi
MPD 7 :
Regresi
MPD 8 :
Displacement
Jawaban yang mengandung Mekanisme Pertahanan Diri yang didapatkan dari proses wawancara adalah : 1. Denial Subyek melakukan denial jika dalam wawancara terdapat ketidakcocokan jawaban pada latar belakang keluarga dengan wawancara mendalam. (significant others). 2. Proyeksi Subyek melakukan proyeksi jika subyek mengatakan bahwa orang lain yang melakukan kesalahan. Subyek menceritakan kesalahan orang lain atau menyalahkan orang lain. 3. Represi Subyek melakukan represi jika subyek mengatakan ketakutannya pada peneliti namun tidak berani untuk mengungkapkan pada orang lain. 4. Formasi Reaksi Subyek melakukan formasi reaksi jika subyek bercerita mengenai rasa tidak sukanya terhadap orang lain, padahal sebenarnya subyek menyukai orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika subyek mengungkapkan bahwa dirinya menyukai orang lain namun kenyataannya orang tersebut sangat dibencinya. 5. Undoing. Subyek melakukan undoing jika ketika subyek merasa bersalah, subyek mengatakan bahwa ia meminta maaf, berusaha memperbaiki kesalahan sesegera mungkin dan berusaha menghapus kesalahannya dengan perilaku lain. Dalam undoing, terjadi proses pengulangan dan pembatalan perilaku. 6. Isolasi. Subyek melakukan isolasi jika subyek mengatakan bahwa ketika mengalami situasi yang tidak menyenangkan subyek menyendiri, diam, menjauhi dan menghindari interaksi dengan orang lain. 7. Regresi Subyek melakukan regresi jika subyek mengatakan bahwa dirinya berperilaku seperti kanak-kanak ketika menghadapi kecemasan, misalnya menangis meraung-raung. 8. Displacement Subyek melakukan displacement jika subyek mengatakan bahwa setelah mengalami situasi yang tidak menyenangkan dan ingin mengungkapkan kekecewaannya, subyek melampiaskan pada orang lain.
2. Analisis respon TAT. Langkah-langkah analisis cerita TAT (Thematic Apperception Test) adalah sebagai berikut : Menentukan tema utama untuk mengidentifikasi intisari cerita (dapat memiliki lebih dari satu tema pokok). Karena pemula sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
keliru di dalam menemukan tema utama secara akurat, maka Bellak memecah upaya untuk mencari tema utama melalui lima tingkatan, yaitu : (1) tingkat deskriptif, (2) tingkat interpretatif, (3) tingkat diagnostik, (4) tingkat simbolik, (5) tingkat elaboratif. Karena tingkat yang keempat dan kelima tidak mungkin dipelajari tanpa pemahaman yang mendalam tentang makna simbolik dari obyek-obyek menurut pandangan psikoanalisis, maka hanya diambil tiga tingkat analisis tema, yaitu : deskriptif, interpretatif dan diagnostik (Prihanto, 1993). a. Tema Deskriptif Pada dasarnya, tema deskriptif hanya dimaksudkan untuk meringkas cerita dengan membuang spesifikasi kejadian dan beberapa kata yang tidak relevan, sehingga alur cerita akan menjadi jelas. Beberapa pedoman dalam membuat tema deskriptif : 1). Dalam membuat tema deskriptif, sebisa mungkin menggunakan katakata subyek yang dipakai di dalam cerita. 2). Alur cerita secara konsisten dibuat dari “kaca mata” tokoh utama (Hero) karena subyek dianggap menghayati dan memproyeksikan dirinya melalui tokoh utama. Jika tokoh utama berubah-ubah, maka kebutuhan, press, konflik dan kecemasan serta mekanisme pertahanan yang tidak digunakan oleh tokoh utama (namun digunakan oleh sosok lain, tokoh sekunder, tokoh tersier dsb) akan masuk ke dalam analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
3). Alur cerita dibuat runtut secara kronologis, dari awal cerita (apa yang terjadi sebelumnya), apa yang sedang terjadi didalam gambar sekarang, dan bagaimana hasil akhirnya. 4). Informasi yang relevan untuk dimasukkan ke dalam tema deskriptif adalah informasi tentang perilaku Hero yang mengandung kebutuhan, press, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan yang digunakan, struktur-struktur yang berperan (id, ego dan superego) serta karakter tokoh-tokoh lain di dalam cerita. b. Tema Interpretatif Pada tingkat ini, hal-hal yang sudah dirumuskan di dalam tingkat deskriptif akan dicoba digeneralisasikan atau dibawa ke konsep yang lebih umum. Untuk memudahkan generalisasi, maka digunakan awalan (jika seseorang….., bila seseorang……). c. Tema Diagnostik Tema diagnostik berisi tentang pernyataan-pernyataan definitif yang mudah diterjemahkan ke dalam interpretasi klinis dengan cara menemukan makna dari tema interpretatif berdasarkan realitas subyektif atas diri subyek yang dinamikanya dapat dilihat dalam catatan klinis. Penemuan makna itu dimaksudkan untuk melihat gambar diri tokoh utama, tokoh lain yang berperan penting dalam cerita (significant others), kebutuhan tokoh utama, press dari faktor-faktor lingkungan seperti situasi, obyek dan orang lain yang dilihat dari sudut pandang tokoh. Catatan klinis adalah catatan yang berisi aspek dalam tema utama yang dikaitkan dengan latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
subyek. Catatan klinis ini berguna untuk mengetahui hubungan antara masalah yang berarti bagi subyek (significant conflict) dengan sejarah hidupnya (life history). Respon TAT yang menunjukkan adanya mekanisme pertahanan diri dapat diketahui dari tema cerita yang diceritakan oleh subyek, yaitu : 1. Denial Untuk mengetahui mekanisme ini di dalam tema cerita TAT, hero tidak dapat menerima keadaan keluarganya yang bercerai. Di dalam tema wawancara TAT, maka remaja mengatakan bahwa ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah berpisah serta tidak ingin membicarakan hal tersebut kepada orang lain. 2. Proyeksi Dalam tema cerita TAT, hero merasa kecewa terhadap kedua orangtuanya dan diikuti dengan respon menyalahkan orangtua atau figur lain yang lebih tua darinya karena telah meninggalkannya. Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan bahwa kedua orangtuanya membencinya, namun kenyataannya adalah ia sendiri yang kecewa dan membenci orangtuanya akibat perpisahan kedua orangtuanya. 3. Represi Dalam tema cerita TAT, hero menolak kenyataan berpisah dengan orangtuanya namun ia tidak menyadari hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan bahwa ia merasa bersalah dan jengkel karena merasa diabaikan oleh orangtuanya. Perasaan itu muncul karena sebenarnya ia tidak suka berpisah dengan salah satu orangtuanya. 4. Formasi Reaksi Dalam tema cerita TAT, remaja merespon kartu yang menunjukkan hubungan pria dan wanita dengan penuh kekecewaan dan kebencian, sehingga terjadi proses proyeksi terlebih dahulu. Dalam tema wawancara TAT, remaja mengatakan bahwa ia mengasihi orangtuanya dan tidak membencinya walaupun ia merasa sangat kecewa terhadap perceraian orangtuanya itu dan hal ini dilakukannya agar ia tidak terlihat membenci orangtuanya sehingga dirinya tidak dipandang negatif oleh orang lain. Dari kedua proses yang menghasilkan perbedaan hasil tersebut, yaitu antara respon TAT dimana hero menunjukkan
kebenciannya,
namun
kenyataanya
subyek
mengasihi
orangtuanya atau sebaliknya, maka dapat dikatakan bahwa terjadi mekanisme formasi reaksi. 5. Undoing Dalam tema cerita TAT, terjadi pembatalan cerita yang diceritakan oleh subyek ; bahwa pada mulanya ia dapat menerima kondisi kedua orangtuanya namun kemudian ia menggantinya dengan perasaan membenci atau tidak dapat menerima keadaannya kemudian menerima keadaannya kembali. Dalam tema wawancara TAT, remaja mengatakan bahwa ia lebih mengasihi orangtuanya walaupun ia merasa sangat kecewa terhadap perceraian orangtuanya itu. Setelah itu ia kembali mengasihi orangtuanya tersebut karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
ia merasa bahwa kecewa merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan, sehingga terjadi proses pengulangan. 6. Isolasi Pada tema cerita TAT, hero diceritakan secara langsung, tanpa suatu alur pembuka yang logis dan tidak ada hubungan dengan cerita yang sedang diceritakan oleh remaja itu namun cerita tersebut sangat menarik. Dalam tema wawancara TAT, remaja mengatakan bahwa ketika menghadapi sumber kecemasan, subyek menyendiri, diam, menjauhi dan menghindari interaksi dengan orang lain. 7. Regresi Pada tema cerita TAT, hero mengulang kembali kebiasaan infantile atau pengalaman masa kanak-kanaknya ketika menghadapi kecemasan. Pada tema wawancara TAT, remaja mengungkapkan perasaan-perasaannya disertai dengan kebiasaan infantile-nya, misalnya menjadi manja atau menangis. 8. Displacement Remaja memindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang lain. Pada tema cerita TAT, hero melakukan hal yang sama, misalnya melakukan agresi terhadap orang lain karena ia telah menjadi tempat pelimpahan kemarahan dan kekecewaan dari figur yang lebih tua darinya. Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan perilaku yang muncul berbentuk agresi yang ditujukan kepada salah satu orangtuanya atau terhadap orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
F. Keabsahan Data Penelitian Dalam penelitian ini, keabsahan data ditunjukkan melalui proses analisis data mengenai mekanisme pertahanan diri yang dalam hal ini dilakukan dengan teknik Triangulasi. Teknik triangulasi adalah menarik kembali rangkaian yang masuk akal dari rancangan program untuk pengerjaan hasil sementara, untuk memperoleh hasil akhir, mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran ; dari lebih dari satu sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian ( Miles & Huberman, 1992). Triangulasi juga diartikan sebagai teknik check dan recheck. Menurut Denzin (Muhadjir, 1998), menyarankan empat modus triangulasi, yaitu menggunakan sumber ganda, menggunakan metode ganda, menggunakan peneliti ganda dan menggunakan teori yang berbeda-beda. Teknik triangulasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan sumber ganda, yaitu wawancara dengan subyek utama dan subyek pendukung, yaitu orang yang terdekat dengan subyek. Teknik Triangulasi pada penelitian ini meliputi data wawancara dengan informasi latar belakang subyek serta tes TAT dengan latar belakang keluarga, yang didapatkan melalui orang yang terdekat dengan subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan adanya pernyataan kesediaan subyek A dan B untuk menjadi subyek penelitian dengan cara mengisi surat pernyataan kesanggupan subyek. Setelah subyek bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah penentuan waktu untuk bertemu dengan subyek. Penentuan waktu untuk bertemu dengan subyek A disepakati pada tanggal 4 Oktober 2006. Penentuan waktu untuk bertemu dengan subyek B disepakati pada tanggal 7 November 2006. Setelah terjadi kesepakatan untuk bertemu masing-masing subyek, maka langkah berikutnya adalah mendapatkan surat izin peminjaman alat tes TAT dan manualnya serta peminjaman tape recorder untuk merekam proses tes TAT di Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Perlengkapan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kaset kosong untuk merekam wawancara. Penelitian untuk subyek A dilakukan di kantor tempat bekerja dan di rumah. Pengambilan data diadakan selama 2 hari, dimulai tanggal 5 Oktober 2006 pada pukul 09.00-11.30 WIB untuk sesi wawancara dan tanggal 6 Oktober 2006 pada pukul 08.00 – 10.15 WIB untuk tes TAT. Untuk subyek B, pengambilan data dilakukan di sekolah selama 1 hari yaitu pada tanggal 9 November 2006 yang dimulai pada pukul 09.00 -11.00 WIB untuk sesi wawancara dan pukul 11.15 – 13.15 WIB untuk tes TAT.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 B. Hasil Penelitian 1. Subyek A a.
Identitas Saat ini subyek A berusia 20 tahun, sudah tidak melanjutkan
pendidikannya serta tinggal di Yogyakarta. Jenis kelamin subyek A adalah wanita. b.
Latar belakang keluarga subyek A Latar belakang subyek A diperoleh dari penjelasan yang diberikan
oleh subyek dan kakak subyek. Keluarga subyek merupakan keluarga yang “broken”. Ayah dan ibu subyek pisah rumah sejak subyek berusia 8 tahun namun mereka bercerai resmi ketika subyek berumur 12 tahun. Subyek dan kakaknya ikut ayahnya, jadi mereka berdua hanya dibesarkan oleh seorang ayah.
Menurut
subyek,
ibunya
adalah
seorang
wanita
yang
“workaholic” (pecinta kerja). Dia lebih mengutamakan perkerjaannya daripada keluarganya. Selain itu, lbu subyek juga lebih mengejar impiannya sendiri daripada keluarganya. Subyek termasuk anak yang tidak terlalu dekat dengan ibunya, ia lebih cenderung dekat kepada neneknya sehingga subyek juga tidak pernah menghabiskan waktu bersama ibunya. Menurut pandangan subyek, bapaknya merupakan orang yang keras. Baginya, Bapak memiliki watak yang keras, egonya tinggi dan tidak mau kalah namun ia juga melihat bapaknya sebagai orang yang bertanggung jawab. Pandangan itu muncul karena dari usia 8 tahun sampai 20 tahun bapaknya itulah yang membesarkan subyek dan kakaknya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Subyek juga mengatakan bahwa ia lebih dekat dengan bapak, karena subyek merasa bapaknyalah yang membesarkan dirinya. Namun demikian, sampai saat ini hubungan subyek dengan bapaknya tidak dekat (kurang harmonis). Setelah perceraian orangtuanya terjadi, subyek bertemu dengan ibunya hanya sekitar seminggu sampai dua minggu sekali. Sekarang pun waktu untuk bertemu ibunya semakin jarang, setahun hanya 4 kali dan dalam 1 bulan hanya sekali. Kejadian yang juga membuat ia menjadi “shock” dan patah semangat adalah ibunya akan pindah ke Jakarta bersama ayah tirinya ( hasil perkawinan ibu yang ketiga ) dan akan meneruskan untuk hidup di luar negeri pada tahun ini. Menurut pandangan subyek setelah orangtuanya bercerai, teman-temannya hanya sekedar orang yang lalu lalang dalam hidupnya. Subyek tidak menganggap bahwa teman merupakan hal yang penting. Tetapi sejak berusia 15 tahun, pandangan subyek terhadap teman-temannya berubah drastis, ia sangat memandang teman-temannya itu sebagai kehidupannya. Jadi menurutnya, kehidupan subyek sekarang ini terbentuk karena temantemannya. Menurut pengakuan subyek, ia adalah tipe orang yang makin dilarang justru semakin bandel, tapi ketika ia didukung dengan tujuan yang berbeda dengan tujuannya, sering kali membuatnya patah semangat. Contohnya adalah ketika ia memutuskan untuk masuk ke Fakultas Matematika UNY dan ingin jadi guru, bapaknya protes dan melarangnya. Dalam menghadapi kondisi itu, subyek tetap bersikeras untuk melanjutkan keinginannya. Ketika ia bercerita dengan ibunya, ia mendapatkan dukungan
tapi dukungan itu berlawanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 dengan keinginannya karena ibunya berpikir ia kuliah supaya kebutuhan finansialnya dapat tercukupi, namun bagi subyek tujuan kuliah adalah supaya ia bisa memberikan waktu luang jika ia sudah berkeluarga kelak. Ketika tujuannya berbeda dengan ibunya itulah maka subyek menjadi tidak bersemangat lagi. Sampai saat ini pun ia masih mudah patah semangat jika melakukan sesuatu yang diinginkannya. Menurut subyek, orang yang paling berarti baginya adalah pacarnya. Ia berpikir demikian karena pacarnyalah yang mengajarkan dirinya untuk berubah, untuk lebih dewasa dan untuk mau membuka diri. c. Sumber Kecemasan Dari hasil wawancara, sumber kecemasan yang dialami subyek adalah kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua. Ketika orangtua subyek bercerai, ia merasa sedih, marah dan putus asa. “ya gimana ya ?, Dulu aku sempet sedih, aku juga sempet marah dan saat itu aku bener- bener desperate” (W.S1.4-7) “Yang aku khawatirkan ya bagaimana aku hidup selanjutnya, bagaimana aku harus…. ya menjalani hidupku, dan juga bagaimana aku bisa menjalani hidupku tanpa kasih sayang yang utuh dari orangtua” (W.S1.47-53)
Setelah subyek berpisah dengan ibunya, ia mengalami kecemasan karena sebenarnya ia tidak ingin kehilangan ibunya. “Yang aku khawatirkan yang pasti kehilangan kasih sayang dari ibu” (W.S1.186-188)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
“ya aku merasa kecewa aja mungkin, aku merasa terluka” (W.S1.103-104) “Yang aku khawatirkan yang pasti kehilangan kasih sayang dari ibu” (W.S1.186-188)
Sumber kecemasan yang juga dihadapi subyek adalah kekurangan dukungan finansial. Ia sering tidak mendapatkan uang dalam mencukupi kebutuhannya karena ia harus mencari uang sendiri. Hal ini terjadi karena bapaknya sudah tidak memberinya nafkah untuk hidup sehingga mau tidak mau ia harus memenuhi kebutuhan sendiri. “Yang aku khawatirkan tidak dapat uang ya,” (W.S1.263-264)
“gimana aku harus melanjutkan hidup, gimana aku harus membiayai sekolah ka, sekolah kakaku terutama (W.S1.265-268)
Sumber Kecemasan yang lainnya yang dialami subyek adalah keharusan untuk menjalankan tugas dan kewajiban baru. Saat ini, subyek tinggal dengan kakak dan bapaknya dan seringkali pada saat-saat tertentu, bapaknya menuntutnya untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya sehingga hal itu menjadi sumber kecemasannya. “ Yang pasti yang aku khawatirkan aku nggak bisa memenuhi harapan
mereka” (W.S1.316-318)
Sumber kecemasan berikutnya yang juga dialami subyek adalah ia takut terlihat jelek dihadapan orang lain karena orangtuanya telah bercerai. Ia merasakan adanya kekhawatiran tertentu karena adanya pandangan negatif dari orang lain. “Yang
aku khawatirkan ya lain” (W.S1.352-354).
aku jadi terlihat jelek didepan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Dari beberapa sumber kecemasan yang dialami subyek A diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek mengalami sumber kecemasan karena kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua (SK1), kekurangan dukungan finansial (SK 4), harus menjalankan tugas dan kewajiban baru (SK 5) dan pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif (SK 6). d. Mekanisme Pertahanan Diri Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subyek A melakukan mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi sumber-sumber kecemasan diatas. Subyek melakukan denial : “nggak jujur sama orang lain, apalagi sama orangtuaku, lebih-lebih aku nggak terbuka sama mereka” (W.S1.24-27) “aku memang sudah memutuskan hubungan sama mereka” (W.S1.126-128) “yang pasti saya berharap semuanya bisa bahagia” (W.S1.154-155) “aku berharap kasih sayang orangtuaku ke aku dan Mas Hendra itu tetep, ke kakakku itu tetep” (W.S1.238-241) “aku tidak harus mendengarkan komentar pahit orang” (W.S1.381-382)
Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek : “ Akhirnya mereka akan menjalani hidup dengan bahagia bersama, susah dan senang ditanggung bersama. Karena mereka sudah sampai pada tahap saling memiliki” ( Kartu 10 ).
Selain melakukan denial, subyek juga melakukan proyeksi : “aku juga bener-bener marah marah sama bapak sama ibuku karena aku merasa aku sudah dibuang sama mereka, aku sudah dicampakkan” (W.S1.9-13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
“istilahnya dicampakkan oleh ibu” (W.S1.105-106) “bisa juga justru aku ngomongin jeleknya orangtuaku sebelum mereka ngomong” (W.S1.360-363) “melampiaskan kemarahanku pada orangtua dengan menjelek-jelekkan mereka” (W.S1.374-376)
Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek : “ kenapa semua ini harus terjadi sama aku ?” dan mungkin yang dilakukan sesudahnya dia mungkin bisa pergi mendamprat suaminya “ ( Kartu 3 GF) “ dia semakin lama akan semakin lapuk pudar dimakan waktu kemudian dia akan hancur berkeping-keping” ( Kartu 12 BG) “ dia merasa sungkan kepada bapak dan ibunya, karena dia tahu bapak dan ibunya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing” ( Kartu 7 GF)
Selain melakukan proyeksi, subyek juga melakukan represi : “Aku sempet menyalahkan diriku sendiri” (W.S1.7-8) “iya, menyimpan semua perasaanku, semua perasaan marah, semua perasaan sedih, semuanya aku simpen sendiri” (W.S1.32-35) “karena aku tahu semakin aku berharap semakin aku kecewa” (W.S1.62-64) “tertekan juga di rumah” (W.S1.146-148) “yang kulakukan ya menutupnya, menutup harapan itu dalam-dalam dengan cara semakin menutup hubungan dengan ibu” (W.S1.203-206) “aku takut gagal” (W.S1.325)
Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek : “ seorang wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua. Bapak-bapak tua ini hanya sekedar bertanya sesuatu, sekedar alamat atau rumah” ( Kartu 6 GF) “Kemudian yang dia bisa lakukan hanyalah bercerita dengan pengasuhnya, jadi pada akhirnya ia tetap berusaha akhirnya dia berusaha menerima kenyataan seperti itu”( Kartu 7 GF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 “ Jadi akhirnya dia kemudian jatuh cinta pada pemuda yang menyelamatkannya yang diharapkan, yang dia inginkan hanyalah seorang yang mencintai dia” ( Kartu 17 GF)
Selain melakukan represi, subyek juga melakukan isolasi : “ya aku sudah bener-bener menutup diri dari ibu, istilahnya urusanku ya urusanku, urusan ibu ya urusan ibu” (W.S1.98-101)
Selain itu, subyek juga melakukan displacement : “aku yang juga nggak peduli sama kehidupan ibu” (W.S1.84-86)
Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek : “ Ini wanita yang menangis sambil di balik pintu. Awalnya dimulai dari melihat suaminya berselingkuh” ( Kartu 3 GF) “ Seorang wanita yang sedang merayu seorang pria. Mungkin cenderung dia merayu seorang pria yang sudah beristri kali ya” ( Kartu 4 ) “ Wanita ini bukan benar-benar tertarik tapi hanya ingin merayu saja, jadi istrinya emang itu kehidupannya atau bisa dibilang wanita yang suka merebut suami orang” ( Kartu 4 ) “ Dia merasa trus apa gunanya aku sudah memperoleh ini kalo ternyata aku tidak memiliki siapa-siapa ? ” ( Kartu 5 ) “ Dia menjelaskan apa yang ditanyakan oleh pria itu. Akhirnya mereka berpisah “ ( Kartu 6 GF ) “ Karena sebagai buktinya semua yang dia miliki dirampas dari dia. Dirampas dari dia semuanya. Kemudian yang bisa dilakukan hanyalah merenung, termenung dan mungkin sampe akhirnya dia hanya menyesali hidupnya”. ( Kartu 8 GF )
Selain melakukan displacement, subyek juga melakukan Fantasi : “ya, seperti keluarga pada umumnya ya mungkin, seperti ada bapak, ada ibu, trus hubungan di dalam keluarga enak, ya aku pikir aku akan bahagia kalo aku punya sebuah keluarga yang utuh” (W.S1.169-175) “Yang menjadi harapan sih ya, bisa seperti anak cewek yang lain, jadi bisa apa ya, bisa sekolah sampai lulus kuliah, bisa pake pakaian yang seperti anak-anak sekarang yang pake, trus bisa punya handphone seperti yang dipake anak-anak yang lain, bener-bener bisa seperti anak-anak yang lainlah”. (W.S1. 297-306)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek : “seolah-olah benar-benar merasa terlindungi dari seluruh dunia ini. Yang sang suami rasakan di hati juga merasakan dia memperoleh segala sesuatu yang ada di dunia ini dan benar-benar inilah impianku” ( Kartu 10 )
Dari beberapa mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subyek diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek melakukan : denial, proyeksi, represi ,isolasi, displacement dan fantasi.
2. Subyek B a. Identitas Subyek Subyek berusia 16 tahun dan pendidikan saat ini adalah pelajar SMU. Subyek tinggal di kota Yogyakarta. Jenis kelamin subyek adalah pria. b. Latar belakang keluarga Subyek B Saat ini subyek duduk di kelas 1 SMU. Ia merupakan anak tunggal. Sejak kecil kehidupan subyek sering diwarnai dengan peristiwa-peristiwa pertengkaran antara ibu dan ayahnya. Selain itu, ia sering ditinggal pergi sendirian (orang tuanya sering ke luar kota) sehingga ia harus tinggal dengan neneknya. Penyebab utama ia sering ditinggal pergi oleh ibunya itu adalah karena ibunya sering bertengkar dengan ayahnya. Sampai akhirnya peristiwa itu sampai pada puncaknya yaitu mereka bercerai. Kejadian perceraian itu baru saja terjadi, yaitu ketika subyek duduk di kelas 3 SMP akhir, menjelang masuk SMU ( usia 16 tahun ). Sebelum orangtuanya bercerai, subyek sudah terlibat dengan obat-obatan terlarang dan ikut dalam komunitas Punkers. Kegiatan itu dihentikannya karena ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 harus mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dalam rangka menyelesaikan studinya di bangku SMP. Setelah orangtua subyek bercerai (pada waktu subyek berusia 16 tahun), subyek mengatakan ada penurunan yang drastis dalam prestasi studinya. Sampai saat ini, ayahnya tetap tinggal dengan nenek subyek di Yogya tetapi ibunya pindah ke Pekalongan. Subyek juga sering merasa kesepian karena ayahnya sering pergi ke luar kota (untuk mencari uang dengan menjadi driver). Menurut subyek, ibunya adalah orang yang keras, tapi di sisi lain juga ada belas kasihan terhadap orang lain (mudah tidak tega dengan orang lain). Ayahnya juga orang yang keras. Menurut pengakuan subyek, ayahnya itu sering memarahinya sejak ia masih kecil dan subyek merasa tertekan dengan keadaan ini. Jika ayahnya marahmarah, maka yang menjadi sasarannya adalah barang-barang di rumah. Ayahnya sering merusak benda elektronik dan sepeda motor di rumahnya. Jika ada masalah dengan ayahnya, ibu subyek cenderung diam tapi langsung ceplas-ceplos ke anaknya dan subyek sering menjadi sasaran kemarahannya. Selain itu, jika ayahnya jengkel dengan orang lain, maka yang menjadi sasaran kemarahannya adalah orang rumah. Subyek lebih dekat dengan nenek dan ayahnya. Pandangan subyek terhadap teman adalah mereka bisa menjadi teman berbagi (sharing) yang baik. Yang paling berarti bagi subyek adalah masa depan dan orangtuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Peristiwa-peristiwa yang sifatnya mengesankan bagi subyek adalah ketika ada cewek yang suka dengan subyek (tetapi subyek sudah punya cewek), tiba-tiba cewek itu ‘nembak’. Ketika ceweknya itu menyatakan rasa sukanya terhadap subyek, ia menerimanya namun ia memutus hubungannya dengan cewek yang sebelumnya sehingga timbul permasalahan baru yaitu pacarnya itu tidak mau diputus. Selain peristiwa itu, subyek juga merasa senang ketika dia bisa banyak mencurahkan isi hatinya kepada teman-teman terdekatnya karena dengan demikian ia merasa ada yang menyayangi dia.
c. Sumber Kecemasan Dari hasil wawancara, sumber kecemasan yang dialami subyek adalah: Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua (SK 1) , ketika orangtuanya bercerai, subyek merasa cemas karena sebenarnya ia ingin menyalahkan kedua orangtuanya karena mereka bercerai. “Pengin ikut bapak pa ibu ?, ibuku bilang gitu. Kalo ikut ibu ya sini…ikutan. Tapi kalo ikut bapak ya udah, diturut aja dulu”. ( W.S2.270-273) “Ya selain itu ya karepku ya babe yang berubah pikiran, berubah sikap.kan aku kan disuruh sekolah, fokusku pinter, tapi disamping itu nggak ada yang dicontohin”. (W.S2.319-323) “tapi kalo dah gini-gini, langsung nancep, ha rasanya sakit”. ( W.S2.140-144 )
Sumber Kecemasan yang berikutnya adalah keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru (SK 2), sebenarnya ada keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 dari bapaknya untuk menikah lagi, namun hal ini tidak dapat diterima oleh subyek. “Ya..kalo itu kayaknya bapak lah…tapi kalo aku nggak suka punya ibu tiri” (W.S2.202-204)
Sumber kecemasan lainnya yang juga dialami oleh subyek adalah pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif (SK 6). Setelah perceraian orangtuanya, tetangga subyek banyak yang memandang negatif diri dan kondisi keluarganya. Tetangganya itu sering memberikan fitnah terhadap kondisi keluarga subyek, sehingga hal itu membuatnya menjadi cemas. “wah itu mas, respon lingkungan tetangga. Nah itu sering fitnah ibuku” (W.S2.384-386) “Belum nyata. Belum nyata tapi udah ceplas-ceplos Ceplas-ceplos sudah nggosip sana sini. Iya ee.. dasar…nah itu, sakitnya aku itu…” (W.S2.406-409)
Dari beberapa sumber kecemasan yang dialami subyek diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek mengalami sumber kecemasan karena kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua (SK1), keharusan untuk menerima situasi dan keluarga baru (SK 2) dan pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif (SK 6).
d. Mekanisme Pertahanan Diri i.
Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subyek
melakukan
mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi sumber-sumber kecemasan diatas. Subyek melakukan proyeksi : “Cuma orangtua itu nganu..bicara, nyuruh thok” (W.S2.325-327)
Hal ini juga ditunjukkan melalui respon subyek dalam TAT : “Ada seorang anak baru duduk di meja ini baru mempelajari, memikir gimana ini caranya. Langsung kebingungan” ( Kartu 1 ) “Kayaknya laki-laki ini egois, egonya besar, ingin menang sendiri, ingin menguasai perempuan” ( Kartu 6 BM ) “Laki-laki itu mencari yang lebih dari perempuan itu”. ( Kartu 6 BM ) “Setelah menyesal, akhirnya sama pacarnya yang baru ini”. ( Kartu 6 BM ) “Aku kan ingin cari yang lebih dari dia, kata si laki-laki itu” ( Kartu 7 BM ) “Nggak mau….cewek ini ditinggalin, nggak mau dikhianatin sama laki-laki itu”. ( Kartu 8 GF ) “Mungkin bodoh, nggak bisa, istilahe “aku kok biyen sifatku kayak gini, ngak bisa merubah sifat” ( Kartu 14 ) “Mungkin aku kalo sama cewekku yang pertama mungkin aku bisa lebih bahagia, karena ada pihak ketiga yang menggangu” ( Kartu 14 ) “Ceweknya masih belum bangun, masih belum sadar, langsung laki-laki itu ninggal pergi ceweknya itu, sendirian di situ , ini bangun langsung pergi” ( Kartu 13 MF )
Selain melakukan proyeksi, subyek juga melakukan represi : “Ya rasanya yo…memang sih mas, hancur”. (W.S2.47-48) “Ya seperti mas tadi bilang, putus asa,” (W.S2.56) “Tapi kalo aku nggak suka punya ibu tiri” (W.S2. 203-204 ) “tekanan, tekanan batin dalem”. ( W.S2.281 ) “Sakitnya itu, bapak nyuruh aku itu, sementara bapak belum pernah nyontoin yang benar, ” (W.S2. 340-342 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 “Malah dibantah itu kan aku sakit. Kan aku berpesan itu kan aku sayang sama bapak”. (W.S2.346-348 ) “Yo waktu itu ya bingung lah, nggak bisa mikir”. ( W.S2.361- 362 ) “Cuman bisa sabar, sabar dan sabar. Nggak bisa, bulan puasa kan nggak bisa marah”. ( W.S2.449-451 ) “Kesepian sekali. Nggak ada kasih sayang lagi dari ibu”. ( W.S2.593-594 ) “mesthi nangis mas aku. Nggak tahan”. (W.S2. 646-647 ) “Tapi pas sepi nyenyet, pasti aku langsung nggak tahan, kepengen nangis”. (W.S2. 650-652)
Selain melakukan represi, subyek juga melakukan displacement : “Ya udah, aku luapkan ke tembok, aku apa…tembok tak pukulin gitu, dah plong”. (W.S2.622-624 ) “Ya terus Bebeng, gitu mas, Kali adem. Ya kesana sendiri, teriak sak keraskerasnya” (W.S2.627-629) “Kalo aku yo ke tempat pacar “ (W.S2.642)
Hal ini juga ditunjukkan melalui respon subyek dalam TAT : “perempuan satu sedang berpikir, melamun. Yang dilamunkan perempuan itu, mikirkan anaknya yang sudah tidak bersamanya lagi” ( Kartu 2 ) “Dia akhirnya frustrasi terus melamun sendiri, terus semacam kayak orang stress. Ada hal-hal yang bikin dia malu, bikin dia sakit hati, ada konflik dengan pacarnya”. ( Kartu 3 BM ) “akhirnya perempuan ini milih diam cenderung di kamar. Udah nggak kuat menahan pacarnya selingkuh, ini ketahuan pacarnya selingkuh” ( Kartu 3 BM ) “sambil memegang kepalanya ini mikir aku juga bisa cari laki-laki lain daripada aku kayak gini”. ( Kartu 3 GF ) “laki-lakinya yang mulai duluan, yang membuat perempuan itu ( Kartu 4 )
sedih”.
“ini selingkuhannya. Terus laki-lakinya ini memburu kesenangannya sendiri” ( Kartu 4 ) “Langsung ngetahui laki-laki dan perempuannya lagi senang-senang”. ( Kartu 5 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 “Terus ini melihat sambil sedih lah, sedih langsung tutup pintu langsung lari. Sedih, broken heart, patah hati, semacam dikecewain lah sama laki-laki itu”. ( Kartu 5 ) “akhirnya milih jalan sendiri, cari cowok lain yang lebih dia cowoknya itu”. ( Kartu 5 ) “Terus langsung bersedih sekali, yang ceweknya” ( Kartu 6 BM ) “Akhirnya dia nemuin, tapi kehidupannya nggak…..masih agak bimbang, akhirnya masih sayang sama ceweknya yang dulu, tapi di sisi lain dah punya cewek sendiri”. ( Kartu 7 BM ) “Ceweknya, diibaratkanlah si cewek yang dikhianatin itu. Habis manis sepah dibuang”. ( Kartu 12 BG ) “Si cewek ini tetep menunggu laki-laki itu untuk ngajak baikan lagi sama ceweknya, tapi si laki-laki itu gengsi” ( Kartu 12 BG ) “Laki-laki itu bimbang mau ke mana, nggak tau arahnya” ( Kartu 14 ) “Terus ceweknya yang merasa dikhianati itu dah nunggu, nunggu terus, tapi nggak ada jawabannya untuk ngajak balikan lagi” ( Kartu 14 ) “Disamping itu kok pikiranku juga ada merasa menguasai. Ingin memiliki keduanya, tapi malah hilang semua, nggak jadi”. ( Kartu 14) “Orang laki-lakinya kan selingkuh” ( Kartu 14 ) “Dah punya cowok belum, tapi yang laki-laki ini genit, mosok udah tua cari yang daun muda”. ( Kartu 6 GF ) “Yang perempuan itu masih tanya-tanya, masih berpikir masak aku sama orangtua mau” ( Kartu 6 GF ) “Semacam hubungan intimlah sama laki-laki itu. Kayak ditiduri” ( Kartu 13 MF ) “Cewek itu nggak kuat, nggak kuat menahan aib, langsung semaput” ( Katu 18 GF ) “Ditinggal pergi, sementara cewek ini ditinggal sendiri” ( Kartu 18 GF )
Selain
melakukan
displacement,
subyek
juga
melakukan
rasionalisasi. Mekanisme ini hanya didapatkan dari hasil wawancara. “kowe is pa ngatur aku, isa pa nguripi aku ?, pengen dadi ibuku…..kaya ibuku kae ? ra mungkin, ibuku super sabar….” ( W.S2.227-230)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
“Ya emang gitu mas. Yooo…di satu sisi sakit tapi ada senangnya”. ( W.S2.337-338 ) “Mosok aku di…kon pinter ya ra isa mas ?. iya tho mas ? “ (W.S2.369-371) “Nggak mencukupi aku. Nggak makani aku”. (W.S2.419-420) “Orang, oleh tetangga-tetangga lain ?, ya malu tapi ngapa malu ? iya tho ?, orang itu keluargaku sendiri, masak tetangga disuruh nganu”. (W.S2.426-429) “mbangane nggosip nggosip keluargaku, mending delok sikek ngilo kono keluargamu wis beres pa durung !” (W.S2.431-434) “Nggak, cuman aku diamin, suatu saat nanti karma kan, hukum karma kan berlaku, fitnah – penyebar aib orang tu lebih besar…-“ (W.S2.455-459) “Kalo sekarang, yang… orang yang aku nggak sukai, yang tetanggaku itu aku diamin”. (W.S2.463-465 ) “Ya…lewat ya nggak luruhan, luweh, ra urusan. Wong kono ra makani aku kok senengane ngurusi… “(W.S2.467-470 )
Selain melakukan rasionalisasi, subyek juga melakukan fantasi : “Kalo harapan aku ki, besok sewaktu waktu aku dewasa, udah sukses, udah mandiri, udah punya apa-apa aku mau nyatukan orangtuaku lagi…”. (W.S2.110-114) “Harapan jangka pendek ya…ibuku ya aku berdoa semoga nggak ada apa-apa disana, sama ayahku juga, semoga bisa disatukan kembali”. (W.S2.118-121)
Subyek juga melakukan denial, hal ini ditunjukkan melalui respon subyek dalam TAT : “perempuan itu masih nggondeli, nyuruh untuk mutusin pacarnya” ( Kartu 4 )
Dari beberapa mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subyek diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek melakukan : denial, proyeksi, represi, displacement, rasionalisasi dan fantasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Tabel Rangkuman Hasil Penelitian
Sumber Kecemasan
Subyek A Subyek B Kehilangan kasih sayang Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu dibutuhkan dari salah satu orangtua (SK1), kekurangan orangtua (SK1), keharusan dukungan finansial (SK 4), untuk menerima situasi dan harus
menjalankan
tugas keluarga baru (SK 2) dan
dan kewajiban baru (SK 5) pandangan bahwa keluarga dan
pandangan
keluarga adalah
yang suatu
bahwa yang bercerai adalah suatu bercerai hal yang negatif (SK 6).
hal
yang
negatif (SK 6). M ekanisme Pertahanan Diri
Dari wawancara : denial, Dari wawancara : proyeksi, proyeksi, represi, isolasi, represi, displacement, displacement dan fantasi. rasionalisasi dan fantasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Dari
TAT
:
denial, Dari TAT : denial, proyeksi,
proyeksi, represi, fantasi, displacement. displacement.
C. Pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Kedua subyek melakukan beberapa mekanisme pertahanan diri, yaitu denial, proyeksi, represi, displacement, fantasi. Dari beberapa mekanisme tersebut, ada beberapa kesamaan, yaitu keduanya melakukan denial,
proyeksi, represi, displacement dan
fantasi. Penyebab kedua subyek melakukan beberapa Mekanisme yang sama adalah mereka mengalami beberapa sumber kecemasan yang sama. Mc Dowell (2002) menyatakan bahwa perceraian orangtua akan menggerogoti pondasi awal kehidupan seorang remaja karena dasar rasa aman yang sangat dibutuhkan remaja menjadi hilang. Perasaan yang muncul pada saat remaja mengetahui bahwa orangtuanya telah bercerai adalah merasa marah, malu, bersalah, pahit, takut, bingung, tertekan dan kesepian. Pada kedua subyek, terdapat manifestasi nyata dalam melakukan Mekanisme Pertahanan diri. Setelah terjadi perceraian, subyek A sering berputar-putar keliling kota dengan naik sepeda sendiri. Ia bersepeda sampai ke tempat yang jauh dari rumahnya dan setelah sampai di rumah, ia langsung tidur. Hal itu dilakukan subyek hampir setiap hari selama satu bulan penuh. Selain itu, subyek juga pindah ke Semarang dan hidup dengan pakdhenya. Ia juga menutup diri dan sulit bergaul dengan indikator munculnya perilaku mencari teman dengan uangnya, artinya subyek berteman bukan atas dasar persahabatan namun berdasarkan materi. Setelah terjadi perceraian, subyek juga marah sekali kepada ibunya dan mengirim surat yang isinya apakah ia lebih baik memanggil ibunya dengan sebutan tante. Pada subyek B, ia terlibat dalam narkoba, rokok dan mabuk-mabukan. Ia juga sangat nakal dan menjadi trouble maker di sekolahnya. Selain itu, subyek juga suka sekali mempermainkan cewek dengan cara selalu berganti-ganti pacar. Setiap kali berpacaran, subyek juga suka menyakiti pacarnya, baik secara verbal maupun non verbal (fisik), misalnya dengan cara menendang dan memukul badan maupun tangan pacarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 itu. Dalam bidang akademis, subyek B mengalami penurunan prestasi yang sangat drastis. Sebelum terjadi peristiwa perceraian orangtuanya, nilai-nilai akademisnya terbilang baik karena selalu mendapatkan peringkat 10 besar ; namun setelah terjadi perceraian, prestasinya terus menurun sampai akhinrnya tidak naik kelas dan pindah ke sekolah lain. Saat ini pun ketika subyek sudah pindah sekolah, prestasinya juga tidak cukup baik karena sulit berkonsentrasi. Walaupun kedua subyek melakukan berbagai Mekanisme yang sama, namun ada beberapa keunikan yang ditemukan dari masing-masing subyek, yaitu : 1. Subyek A Subyek A melakukan denial, proyeksi, represi, isolasi, displacement dan fantasi.
Beberapa mekanisme pertahanan tersebut terkait dengan sumber kecemasan
yang dialaminya, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua. Ia mengalami sumber kecemasan ini karena ibunya telah meninggalkannya sejak terjadi peristiwa perceraian orangtuanya. Menghadapi situasi ini, kemudian ia tidak jujur dan tidak terbuka kepada orang tuanya. Selain itu mekanisme pertahanan lain yang dilakukan oleh subyek A adalah proyeksi. Ia menyalahkan kedua orang tuanya karena ia merasa sudah dibuang dan dicampakkan. Ia merasa ketika ia masih kecil orang tuanya sangat peduli dengan hidupnya, namun setelah perceraian mereka, ia merasa tidak dipedulikan lagi. Ia beranggapan bahwa perceraian itu telah membuktikan bahwa kedua orang tuanya sudah tidak peduli lagi kepada dirinya. Proyeksi ini juga terkait dengan sumber kecemasan yang lainnya, yaitu adanya pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif . Subyek A kuatir jika ia terlihat jelek di hadapan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 lain karena perceraian orangtuanya. Ketika orang lain memberikan komentar yang kurang baik, terlebih dahulu subyek A menjelek-jelekkan kedua orangtuanya karena perceraian mereka. Dengan demikian, ia dapat melampiaskan kemarahannya terhadap orang tuanya dengan cara menjelek-jelekkan mereka. Ia merasa tidak harus mendengarkan komentar pahit orang. Ia melakukan hal itu agar orang lain tidak jadi menjelek-jelekkannya. . Hal ini tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “ya cuek-cuek aja, responnya”. Mekanisme pertahanan diri berikutnya yang dilakukan oleh subyek A adalah represi . Subyek A merasa sedih, marah dan putus asa. Ia menyalahkan dirinya sendiri dan memendam semua masalahnya. Ia menyimpan semua perasaan marah dan sedihnya di dalam dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Yang jelas, kalo dari yang aku liat, dia sedih. Sedih terus, ya ada unsur kecewa juga sih”.
Mekanisme represi juga terkait dengan
kecemasannya karena kehilangan kasih sayang dari ibunya. Ia merasa kehilangan ibu dan ingin mendapatkan keluarga yang baik. Setelah peceraian orangtuanya, subyek A akhirnya tinggal bersama ayahnya dan kadang-kadang melakukan komunikasi dengan ibunya melalui handphone, telepon atau mengunjungi di tempat suami baru ibunya. Setelah kehilangan ibunya, subyek menutup harapannya dalam-dalam
untuk
mendapatkan kasih sayang dari ibunya itu. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “dia pengen keluarga barunya itu bisa bahagia gitu”.
Mekanisme represi juga terkait dengan keharusannya untuk menjalankan tugas
dan kewajiban baru. Ia sering dituntut oleh bapaknya untuk mengambil keputusankeputusan penting dalam hidupnya, misalnya tuntutan agar dirinya mampu menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 seperti yang diharapkan oleh bapaknya, misalnya masuk ke fakultas yang tidak sesuai dengan kemampuan dan harapannya sendiri. Selain itu, ia juga merasa tidak mampu jika harus menggantikan seluruh pekerjaan rumah tangga yang telah dilakukan ibunya sebelum terjadi peristiwa perceraian. Subyek merasa takut gagal jika ia tidak mampu memenuhi harapan kedua orangtuanya itu. . Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Ada perasaan takut disalahkan, jadi ya yang dilakukan adikku itu ya tetep ini, tetep ada kekhawatiran kalo disuruh bikin keputusan penting gitu. Takut kalo keputusan-keputusannya itu nantinya bakal disesalin sama orang-orang yang sudah punya harapan besar ke dia gitu lho”.
Subyek juga menutup diri sendiri dari lingkungan dan tidak bergaul dengan orang lain. Subyek menutup komunikasinya dengan orang lain dan tidak terbuka terhadap orang tuanya. Ia tidak mengungkapkan apa yang menjadi kekecewaan dan semua perasaannya kepada orang tuanya itu. Subyek juga tidak peduli terhadap kehidupan ibunya, yang tadinya ia sangat peduli dan punya hubungan yang dekat dengan ibunya; setelah bercerai subyek tidak lagi memiliki hubungan yang baik dengannya. Ini terjadi beberapa saat setelah perceraian terjadi. Subyek juga sempat menulis surat kepada ibunya bahwa perceraian itu tidak boleh dan dia sangat membenci ibunya karena dianggap sebagai orang yang munafik. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Kalo jaga jarak, kayaknya iya. Nggak semua hal dia ceritakan sama ibu”.
Kakaknya juga berkata, “Kurang bisa
nyaman dengan dua-duanya. Tinggal sama ibu pun dia juga males, agak gak nyaman”.
Mekanisme pertahanan diri lain yang dilakukan oleh subyek A adalah fantasi . Subyek juga memiliki angan-angan untuk memiliki sebuah keluarga yang utuh dan harmonis. Ia berpikir jika ia memiliki keluarga yang harmonis, maka hidupnya pasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 akan sangat bahagia. Namun itu semua tidak dapat tercapai karena sekarang orang tuanya telah berpisah dan ibunya telah menikah lagi dengan pria lain. . Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Yang aku tau bahwa ya ini, istilahnya gimana ya…setelah bercerai, dia tu pengennya ya..kalo dulu pertama tak amati jelas banget dia pengen semuanya bisa balik ke normal gitu lho, cuman kan ga mungkin”.
Fantasi juga muncul karena subyek A kekurangan dukungan finansial sehingga ia harus mencari uang sendiri untuk mempertahankan hidup karena bapaknya sudah tidak memberinya uang. Selain untuk bertahan hidup, ia juga dibebani dengan keharusan untuk ikut membiayai studi kakaknya. . Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “maka dari itu, kami berdua pun harus mencari uang waktu itu untuk tambahan. Makanya ya itu ya he e bener” ; dan “nambah murid. Sedapat mungkin bisa nambah pengahasilan itu tadi. Cari tambahan atau gimana…… seandainya dia gak dapat, setahuku ya dicukup-cukupin ya”.
Subyek juga sangat berharap dan
menginginkan bahwa dirinya bisa menjadi seperti gadis lainnya, yaitu bisa lulus kuliah, bisa memakai pakaian seperti teman-temannya, bisa memiliki handphone dan benar-benar seperti kehidupan anak-anak yang lainnya. . Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Pengen tampil kayak penampilan cewek-cewek jaman sekarang gitu. Dia punya baju yang banyak, punya baju yang bagusbagus, punya hp yang keliatan…ya…layak dipandanglah kayak gitu”.
Walaupun memiliki
harapan yang tinggi, namun realitasnya tidak memungkinkan karena subyek belum memiliki pendapatan yang cukup. Studinya pun terhenti karena masalah ekonomi dan adanya perbedaan pendapat yang sangat tajam dengan orang tuanya mengenai jurusan yang harus dipilihnya. 2. Subyek B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Subyek
B melakukan represi, fantasi
dan displacement, rasionalisasi dan
proyeksi. Mekanisme pertahanan represi terkait dengan sumber kecemasan yang dialaminya, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orangtua. Ia mengalami kecemasan ini karena ia telah ditinggalkan oleh ibunya sejak terjadi peristiwa perceraian orangtuanya. Subyek B merasa bahwa hidup dan masa depannya terhambat karena perceraian orangtuanya. Ia sangat terpukul dan merasa tidak mampu menghadapi kenyataan itu. Subyek merasa “hancur” karena sejak kecil ia telah memiliki angan-angan yang tinggi untuk masa depannya. Ia merasa terhambat dan seolah-olah terperosok ke dalam “lubang” dalam, yang ternyata hambatan itu justru berasal dari orangtuanya sendiri. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “ keliatannya ya itu….keliatannya belum bisa menerima. Inginnya orangtua bersatu tapi keliatan agak stres loh, mungkin pikirannya…apa sedikit terus agak marah”.
Subyek B juga merasa cemas karena adanya keharusan untuk
menerima situasi dan keluarga baru. Subyek B harus menghadapi kenyataan bahwa bapaknya ingin menikah lagi dengan wanita lain. Ia merasa tidak senang jika harus memiliki ibu tiri. Hal ini tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek karena sebenarnya kedua orangtua subyek tidak berencana menikah lagi dengan orang lain. Neneknya berkata, “Tidak ada yang mau menikah lagi”. Mekanisme represi juga terkait dengan adanya pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif . Subyek B merasa bahwa tetangga-tetangganya sering menggosipkan dan memberi komentar negatif terhadap peristiwa perceraian orangtuanya. Ketika tetangga subyek B memberi komentar negatif, ia tidak dapat berbuat banyak karena perceraian itu terjadi pada waktu bulan puasa, sehingga ia hanya mendiamkan semua komentar itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Subyek B juga melakukan fantasi. Fantasi ini terkait dengan harapannya bahwa suatu saat nanti ia dapat menyatukan keluarganya seperti sediakala. Sejak perceraian orang tuanya, ibunya berada di Pekalongan dan bapaknya masih di Yogya. Subyek juga khawatir terhadap kedua orangtuanya karena ibunya sudah pergi ke luar kota dan bapaknya juga sering pergi bekerja di luar kota. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “kemungkinan yaa kayak gitu karena orangtuanya gak bisa mendampingi, kan bapaknya jarang pulang. Khawatir sama ibunya, kasihan ibunya sampai pergi. Dia juga khawatir sama bapaknya”.
Ia berharap pada suatu saat nanti jika
telah dewasa dan berhasil, ia mau menyatukan orang tuanya lagi. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “Harapannya ya keliatannya mau mempersatukan lagi, tapi ya entah terserah orangtuanya”.
Mekanisme lain yang juga dilakukan oleh subyek B adalah displacement. Ketika ia merasa jengkel karena peristiwa perceraian orangtuanya, ia sering meluapkan kejengkelannya itu dengan memukul tembok serta pergi ke Kali Bebeng dan berteriak sekeras-kerasnya. Selain itu ia juga pergi ke tempat pacarnya untuk menghilangkan kejengkelannya itu. Mekanisme lain yang juga dilakukan oleh subyek B adalah rasionalisasi dan proyeksi. Mekanisme pertahanan diri itu terkait dengan keraguan sekaligus sikapnya yang menolak apakah calon ibu tirinya mampu menggantikan posisi dan sifat-sifat seperti yang dimiliki ibu kandungnya. Rasionalisasi dan proyeksi juga terkait dengan adanya keharusannya untuk menjalankan tugas dan kewajiban baru. Selain karena pilihan itu, subyek B juga sering dituntut oleh bapaknya agar memfokuskan diri pada studinya namun subyek merasa bahwa dia tidak diberi contoh dari orangtuanya ; justru malah memberikan hal yang kurang baik melalui peristiwa perceraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 orangtuanya. Menghadapi hal ini, subyek menyalahkan bapaknya karena tuntuntan sekaligus ketidak konsistenan perkataan bapaknya itu. Ketika subyek mencoba memberikan penjelasan kepada bapaknya, ia malah dianggap seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan tidak usah ikut campur dalam urusan orang tuanya. Rasionalisasi juga terkait dengan komentar negatif yang diberikan tetangganya. Di sisi lain sebenarnya ia juga membalas komentar tetangganya itu dengan cara mengajukan alasan-alasan yang masuk akal agar mereka tidak lagi berkomentar negatif, misalnya memakai alasan bahwa hukum karma akan berlaku bagi mereka dan bahwa mereka tidak memberi nafkah kepadanya sehingga ia merasa berhak untuk mendiamkan tetangganya itu. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “iya, he e kuatir digosipin sama tetangganya. Galang cuma bilang, “ah nggak usah ngurusi orang lain, wis ben”
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap mekanisme pertahanan diri remaja ketika menghadapi masalah perceraian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kedua subyek penelitian yang menghadapi masalah perceraian orang tua melakukan beberapa Mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh subyek A adalah represi , displacement, denial, proyeksi, isolasi dan fantasi. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh subyek B adalah represi, displacement, denial, proyeksi, rasionalisasi dan fantasi.
2. Beberapa sumber kecemasan yang dihadapi oleh remaja yang menghadapi masalah perceraian orang tua adalah kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan untuk menerima situasi dan keluarga baru, kekurangan dukungan finansial, harus menjalankan tugas dan kewajiban baru serta padangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.
B. Kelemahan penelitian Pada subyek A, kejadian perceraian orangtuanya telah berlangsung agak lama, yaitu ketika subyek berusia 12 tahun, sehingga hal ini juga mempengaruhi intensitas sumber kecemasannya. Sumber kecemasan subyek A sudah tidak terlalu dominan dalam dirinya.
C. Saran Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 1. Untuk mengatasi sumber kecemasan yang dihadapi, sebaiknya subyek berorientasi pada tugas (task oriented)
atau melakukan Mekanisme pertahanan yang mature
sehingga mampu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan permanen. Jika subyek selalu menggunakan Mekanisme pertahanan diri yang immature, maka akan menyebabkannya menjadi individu yang tidak bertumbuh secara psikologis. Bagi keluarga yang saat ini hidup bersama subyek, diharapkan dapat tetap memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh subyek. 2. Bagi keluarga dan masyarakat pada umumnya, sebaiknya mempertahankan keharmonisan keluarga karena perceraian dapat menimbulkan reaksi psikologis yang tidak sehat terhadap perkembangan psikis remaja. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya, penelitian mengenai mekanisme pertahanan diri pada kasus perceraian merupakan penelitian yang masih jarang dilakukan di Indonesia, oleh karena itu peneliti memberi saran agar peneliti lain melakukan penelitian yang serupa dengan usia perceraian yang berbeda atau penelitian lain yang terkait dengan tema perceraian.
DAFTAR PUSTAKA Anastasi, Anne & Urbina S (1997). Tes Psikologi : Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Anwar, Saifuddin (2002) Tes Prestasi (Ed. ke-2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bellak, Leopold & Abrams D.M (1997) The TAT, The CAT and the SAT In Clinical Use (6th Ed.), Boston : Allyn & Bacon. Cole, Kelly (2004). Mendampingi anak menghadapi perceraian orangtua. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya. Compas, E Bruce ; Gotlib H. Ian & Kaplan (1994). Synopsis of Psychiatry “Behavioral Science Clinical Psychiatry”(7th Ed.). New York : Mc Graw-Hill Companies. Inc. Corey, Gerald (1999) Teori & Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT Refika Aditama. Creswell, John W. Qualitative Inquiry and Research Design (1994). California : Sage Publication Criner, L.M (1991) “A childhood for every child : An Interview with Wade Horn”. The World & I. Gunarsa, Singgih D (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja (cetakan ke-11), Jakarta : BPK Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno (2004). Metodologi Research 2. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hall, Calvin S, Lindzey, Gardner (1993). Teori – teori Psikodinamik (klinis), Editor : A. Supratiknya. Yogyakarta : Kanisius. Hall, Calvin S, Lindzey, Gardner (1993). Teori-teori organismik- fenomenologis, Editor : A. Supratiknya. Yogyakarta : Kanisius. Huberman, Michael (1992). Analisis data kualitatif : Buku sumber tentang metodemetode baru. Jakarta : UI Press. MacGregor, Cynthia (2004). The Divorce Helpbook for Teens, USA. Impact Publisher, Inc. Mantra, Bagoes (2004). Filsafat Penelitian – Metode penelitian sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mc Dowell, Josh & Stewart Ed (2002). Sahabatku bergumul dengan perceraian orangtua (2nd Ed.). Yogyakarta : Gloria Graffa. Muhadjir, Noeng (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif : telaahan positivistik rasionalistik dan phenomenologik. Penerbit Rake Sarasin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Murray, Henry Alexander (1998). Thematic Apperception Test. Alih bahasa : A.Tanti Arini, Editor : A. Supratiknya, Pusat Penerbitan & Pengembangan Sumber Belajar Fak.Psikologi USD. Palmore, J.A & Singarimbun, M (1992). “The Conflicting Effects of Delayed Marriage & Declining Divorce Rates on Cumulative Fertility in Indonesia”. Asian & Pacific Population Forum, Vol.6 no 1. Patton, Quinn Michael (2002). “Qualitative Research & Evaluation Methods” (3th. Ed). California : Sage Publication, Inc. Poerwandari, Kristi E (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok : LPSP3 - Fakultas Psikologi UI. Prawirohamidjojo, Soetojo (1986). Hukum Orang dan Keluarga. Bandung : Penerbit ALUMNI Prihanto, Sutyas (1993). Thematic Apperception Test (TAT). Fakultas Psikologi UBAYA. Rini, Martina S (2002). Perceraian & Kesiapan Mental Anak (on-line). 24 Februari 2006, dari http // www. e – psikologi.com. Santrock, John W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Alih bahasa : Shinto B. Adelar, Shierly Saragih. Jakarta : Penerbit Erlangga. Steinberg, Laurence (2002). Adolescence, New York : Mc Graw – Hill. Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Wilson, Terence G, Nathan. E Peter, O’Leary. Daniel K, Clark, Anna Lee (1996). Abnormal Psychology : Integrating Perspectives. Boston : Allyn & Bacon. Webster, Noah (1983). Webster’s New Twentieth Century Dictionary of The English Language. New York : Prentice Hall Press.
Analisis TAT subyek A (1, 2, 3 GF, 4, 5, 6GF, 7GF, 8GF ,10, 14, 18GF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Dari 12 kartu yang disajikan, terdapat 7 kartu yang menunjukkan cerita yang berkaitan dengan tujuan penelitian, yaitu : 2, 3 GF, 4, 5, 7 GF, 8 GF dan 10 Kartu 1 Menurut saya, ini seorang anak yang sedang berpikir untuk belajar bermain biola. (terus ?) Tapi mungkin dia… apa ya…. Sepertinya dia ingin bermain biola tapi sepertinya dia menunjukkan ketidak sanggupan. Jadi, saat ini dia sedang termenung berpikir bahwa dia ingin tapi dia tidak bisa. Jadi dia merasa menyesal, merasa bersedih, merasa tidak mampu dan yang hanya bisa dia lakukan hanyalah memandangi biola itu dengan penuh impian dengan…maksudnya dengan rasa apa ya…ada hasrat tapi seperti sedihhhh banget gitu… sepertinya lho. Ya mungkin eeee…. kesudahannya hanyalah yang bisa dilakukan ya dia hanya mungkin menyerah, menyerah.. dan juga melupakan niatnya bermain biola. Tema utama : Seorang anak yang sedang berpikir untuk belajar bermain biola. Hero : Seorang anak laki-laki berusia 9 – 10 tahun Sumber cerita : Imajinasi TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Seorang anak yang sedang Jika anak ingin bermain Konsep diri yang rendah berpikir untuk belajar biola tapi merasa tidak Keinginan besar namun bermain biola, dia mampu tidak tercapai menunjukkan ketidak sanggupan Yang hanya bisa dia Jika anak memandang biola Mudah putus asa lakukan hanyalah dengan harapan yang besar memandangi biola itu dengan penuh impian, ada hasrat tapi sedih banget. Yang bisa dilakukan mungkin menyerah dan melupakan niatnya bermain biola
Jika anak tidak mampu Pasif berbuat apa-apa dan Perasaan tidak mampu melupakan keinginan main biola
Catatan Klinis : Subyek kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan keluarganya sering menuntut dirinya. Jika subyek gagal melakukan sesuatu, keluarga tidak ada yang mendukung. Respon dari subyek ketika menghadapi situasi itu adalah ia merasa terluka, merasa sangsi akan cinta yang diberikan oleh orangtuanya. Selain itu, di dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 subyek juga terbentuk sifat untuk selalu sempurna, terutama di depan kedua orangtuanya. Subyek mengatakan jika ia merasa tidak sempurna berarti ia tidak berguna.
Kartu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Ini gambar seorang wanita yang dia berada di abad-abad kuno ya… masa-masa lampau ya…dan dia seorang wanita yang sepertinya ingin untuk belajar di saat wanita lain mungkin lebih cenderung membantu suaminya di ladang. Namun sepertinya ia mendapati keterbatasan ya… karena mungkin jamannya saat itu tidak diizinkan mungkin ya….tapi entah kenapa kok sepertinya ya.. dia hanya bisa berusaha, jadi hanya bisa apa ya…perasaan yang dia rasakan ya dia hanya ingin bisa melakukan apa yang bisa dilakukan. (dia nglakuin apa ?). Saat ini ya dia hanya memandang apa ya ?, kalo yang disini dia hanya bisa memandang ke arah lain ya…dengan pandangan kosong, enggak ya ? (ya nggak tau) kok sepertinya begitu…dia hanya bisa memeluk bukunya dan memandang ke arah yang lain. (apa yang dia rasakan ?) mungkin perasaan antara campur aduk kali ya.. (campur aduk tu gimana ?) campur aduk… di satu sisi dia ingin seperti wanita yang lain di satu sisi dia juga ingin meraih cita-citanya. Tapi mungkin dia tetep akan….kalo kesudahannya ia mungkin tetep akan berusaha untuk meraih cita-citanya. Karena sepertinya tetap itulah yang jadi utama buat dia. (akhirnya ?) ya dia akan tetap meraih cita-citanya, dia tetep akan belajar, dia tetep akan berusaha (bisa nggak ?) sepertinya bisa. Tema utama : Seorang wanita yang ingin belajar Hero : Gadis berusia 18 tahun Sumber cerita : Buku TEMA DESKRIPTIF Seorang wanita yang sepertinya ingin untuk belajar di saat wanita lain mungkin lebih cenderung membantu suaminya di ladang
TEMA INTERPRETATIF Jika wanita lebih mengutamakan prestasi pribadi dibanding pekerjaan dalam rumah tangga
TEMA DIAGNOSTIK Keinginan untuk mandiri dam berkembang Tidak mau terikat dengan kewajiban
Namun sepertinya ia Jika wanita memiliki Lingkungan mendapati keterbatasan keinginan namun keinginan karena mungkin jamannya mendapatkan hambatan saat itu tidak diizinkan, tapi sepertinya dia hanya bisa berusaha, jadi perasaan yang dia rasakan dia hanya ingin bisa melakukan apa yang bisa dilakukan.
menghambat
Di satu sisi dia ingin seperti Jika bimbang karena harus Konflik antara keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 wanita yang lain di satu sisi menentukan pilihan dia juga ingin meraih citacitanya.
dan harapan lingkungan
Tapi kalo kesudahannya ia Jika tetap memprioritaskan Ingin tetep akan berusaha untuk keinginannya keinginan meraih cita-citanya. Karena sepertinya tetap itulah yang jadi utama buat dia.
mewujudkan
Catatan Klinis : Subyek dipaksa untuk mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan keinginanya oleh ayahnya sehingga pada pertengahan semester kuliahnya itu terhenti karena terdapat perbedaan pendapat dengan kedua orangtuanya. Respon subyek adalah kecewa dan menyalahkan diri sendiri mengapa ia tidak mampu. Ia merasa gagal. Ia lebih cenderung untuk menanyakan apakah dirinya tidak dapat diterima apa adanya oleh orangtuanya. Subyek tidak mampu mewujudkan keinginannya karena merasa patah semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Kartu 3 GF Ini wanita yang menangis sambil di balik pintu….sambil menutup pintu. Kemungkinan awalnya adalah dimulai dari dia mungkin eee.. melihat suaminya berselingkuh atau mungkin…ya sepertinya dia melihat suaminya berselingkuh. Jadi dia hanya bisa…di balik pintu itu ada suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain. Jadi hanya bisa menutup pintu itu sambil dia menangis. Perasaannya yang pasti sangat sedih dan terluka. Yang dia pikirkan mungkin..”kenapa semua ini harus terjadi sama aku ?” dan mungkin yang dilakukan sesudahnya ya dia mungkin bisa pergi mendamprat suaminya..sepertinya lho…dia akan mendamprat, setelah perasaannya tenang dia mungkin akan mendamprat suaminya atau wanita yang jadi selingkuhan suaminya itu. (lalu akhirnya jadi nggak dia mendamprat ?) sepertinya iya..(jadi, akhirnya si wanita ini gimana ?) mungkin wanita ini setelah…tangisannya mereda dia mungkin justru akan berbalik marah dia akan membuka pintu itu lagi dan dia menghadapi suaminya dan wanita itu.(akhirnya setelah dihadapi ?) setelah dihadapi yaa…yang pasti dia tetep terluka. (akhirnya selesainya gimana ?) endingnya mungkin ya…itu dia mendamprat suaminya dan wanita yang selingkuh bersama suaminya itu. Tema utama : Wanita yang menangis karena suaminya selingkuh Hero : Wanita berusia 34 - 35 tahun Sumber cerita : Masa lalu subyek dan teman-teman cewek subyek yang curhat tentang cowoknya yang selingkuh TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ini wanita yang menangis Kesedihan seorang wanita Persepsi terhadap pasangan sambil di balik pintu. karena suaminya selingkuh yang tidak setia Awalnya dimulai dari Displacement melihat suaminya berselingkuh Perasaannya yang pasti Jika perasaan sangat sedih Merasa dikhianati sangat sedih dan terluka. dan terluka ..”kenapa semua ini harus Jika wanita tidak bisa Kemarahan terjadi sama aku ?” dan menerima realitas suami Kekecewaan mungkin yang dilakukan selingkuh Proyeksi sesudahnya dia mungkin bisa pergi mendamprat suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Catatan klinis : Ayah subyek berselingkuh dengan teman ibu subyek sendiri ketika ibu subyek mengajak temannya itu untuk menginap di rumahnya. Perselingkuhan ini terjadi ketika ibu subyek sedang tidak berada di rumah. Namun, akhirnya ibunya itu membalas dendam dengan cara berselingkuh dengan pria lain. Respon subyek adalah marah sekali terhadap teman ibunya, sampai dengan anak teman ibunya pun subyek tidak mau berteman (sebelumnya subyek telah saling mengenal dengan anak teman ibunya). Dari peristiwa ini kemudian muncullah konsep bahwa subyek tidak bisa lagi mempercayai siapapun. Ia juga merasa dikhianati oleh teman ibunya itu, sehingga ia menjadi kecewa, sedih dan marah. Akhirnya ia mendiamkan anak teman ibunya itu serta juga mendiamkan ayahnya.
Kartu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Eeee..ini gambar seorang wanita yang sedang merayu seorang pria. Mungkin cenderung dia merayu seorang pria yang sudah beristri kali ya…tapi sang pria itu tetap berusaha untuk tetap menjaga komitmenya dengan istrinya. Atau mungkin kalo dia belum beristri pasti pasangannya lah. belum punya pacar. Sepertinya wanita ini bukan benar-benar tertarik tapi hanya ingin merayu aja, jadi istrinya ya emang itu kehidupannya atau bisa dibilang wanita yang…dia suka merebut suami orang atau bisa juga seorang wanita pelacur, wanita murahan. Wanita yaa seperti itu. Terus sepertinya akhirnya ia tidak bisa merayu pria itu.(mengapa kok nggak bisa ?) karena sepertinya pria itu tetap menjaga komitmen dengan istrinya. Karena di sini terlihat juga penolakan dari pria itu. Tema utama : Seorang wanita yang sedang merayu seorang pria yang sudah beristri. Hero : Pria 30-an awal, wanita 20-an akhir Sumber cerita : Film TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF seorang wanita yang Jika ada wanita ingin Displacement terhadap sedang merayu seorang menjalin hubungan cinta sesama wanita pria. Mungkin cenderung dengan pria beristri dia merayu seorang pria yang sudah beristri kali tapi pria tetap berusaha Jika pria tetap berada pada Ingin agar pasangan tetap untuk tetap menjaga norma yang berlaku setia komitmenya dengan istrinya. Wanita ini bukan benar- Jika wanita hanya memiliki benar tertarik tapi hanya keinginan untuk menggoda ingin merayu aja, jadi istrinya emang itu kehidupannya atau bisa dibilang wanita yang suka merebut suami orang.
Persepsi terhadap wanita yang dapat merayu laki-laki Harapan agar laki-laki tidak tergoda Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Catatan Klinis : Hancurnya rumah tangga yang dibina orangtua subyek disebabkan karena hadirnya pihak ketiga. Pihak ketiga ini baru saja selingkuh dengan suaminya yang juga merupakan teman ibu subyek; yang akhirnya juga berselingkuh dengan ayah subyek. Menghadapi realitas ini, kemudian ibu subyek membalas berselingkuh dengan pria lain. Respon subyek adalah kecewa dengan ibunya, mengapa ia membalas berselingkuh dengan pria yang lain. Ia tidak bisa dekat dengan pria itu karena subyek menganggap ia adalah pengganggu dan orang yang merebut ibunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Kartu 5 Ini gambar seorang wanita yang ketika dia pulang ke rumah dan tidak menemukan siapa-siapa di rumahnya. Dia memiliki segalanya di rumahnya. Maksudnya dia punya rumah yang bagus, dia punya perabotan yang lengkap tapi tidak ada seorangpun di rumahnya. Yang dia temukan, dia merasa kesepian. Dia merasa trus apa gunanya aku sudah memperoleh ini kalo ternyata aku tidak memiliki siapa-siapa ?. Yang dirasakan sangaaaaat sedih. Akhirnya dia menemukan rumah yang kosong kemudian yang bisa dia lakukan ialah menangis. Pada akhirnya, mungkin ketika salah seorang dari anggota keluarganya pulang, dia akan memeluknya dan dia akan mengatakan betapa kesepiannya dia. (setelah itu?) setelah itu ya kembali kepada tergantung pada anggota keluarganya, tapi sepertinya ketika seseorang sudah mengatakan itu mungkin anaknya pun akan lebih melowongkan waktu untuk di rumah. (anaknya itu artinya ?) anggota keluarganya itu. Barangkali juga dia sendiri yang selama ini merasa sudah terlalu sibuk dan jarang ada di rumah, kemudian dia belajar meluangkan waktu untuk anggota keluarganya (si ibu ?) si ibu ini. (akhirnya ibu ini gimana ?) akhirnya ibu ini mungkin bisa berkumpul dengan keluarganya. Tema utama : Wanita yang kesepian Hero : Wanita berusia 46 tahun dan seorang anak sebagai anggota keluarga Sumber cerita : Perasaan dan pengalaman subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Seorang wanita yang ketika Jika merasa kesepian Perasaan kesepian pulang ke rumah dan tidak walaupun memiliki banyak Menginginkan hubungan menemukan siapa-siapa di materi yang dekat (intim) rumahnya. Dia memiliki segalanya di rumahnya. Punya rumah yang bagus, dia punya perabotan yang lengkap tapi tidak ada seorangpun di rumahnya. Yang dia temukan, dia merasa kesepian Dia merasa trus apa Jika wanita merasa tak gunanya aku sudah seorang pun dapat memperoleh ini kalo dimilikinya ternyata aku tidak memiliki siapa-siapa ?.
Merasa tidak memiliki Kecemasan terhadap kesendirian Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 Pada akhirnya, ketika salah Jika ingin diperhatikan seorang dari anggota keluarganya pulang, dia akan memeluknya dan dia akan mengatakan betapa kesepiannya dia.
Mencari hubungan yang dekat (intim) Memiliki kebutuhan afeksi
ketika seseorang sudah Jika membutuhkan Memiliki harapan yang mengatakan itu mungkin perlindungan besar karena tidak pernah anaknya pun akan lebih merasa dilindungi, melowongkan waktu untuk membutuhkan kehadiran di rumah. orang lain Barangkali dia sendiri yang Jika menyadari bahwa Rasa bersalah selama ini merasa sudah hubungan keluarga adalah terlalu sibuk dan jarang ada hal yang penting di rumah, kemudian dia belajar meluangkan waktu untuk anggota keluarganya.
Catatan Klinis : Subyek memiliki keinginan untuk memiliki teman cerita di rumahnya, namun tidak ada seorang pun yang ditemuinya untuk mencurahkan isi hatinya itu. Respon subyek adalah mencari kasih sayang di luar rumah, sehingga ia menjadi jarang di rumah karena kegiatannya dihabiskannya untuk berusaha akrab dengan teman-temannya, membentuk komunitas baru dan berusaha mencari perhatian dari mereka. Namun demikian, ia tetap merasa kesepian karena tidak mendapatkan kasih dari orangtua dan kakaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Kartu 6 GF Ini gambar seorang wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua. Bapak-bapak tua ini sepertinya hanya sekedar bertanya sesuatu mungkin sekedar alamat atau rumah. Nah, tapi sepertinya wanita ini mengenal bapak-bapak tua itu. Entah sepertinya ia temen ayahnya atau temen siapanya. Sepertinya wanita ini cuman sekedar kaget aja kok bisa mereka bertemu di situ. (kok bisa ?) ya mungkin ay.., pria itu orang yang tidak pernah muncul di kehidupan wanita itu, jadi maksudnya dia hanya pernah melihat tapi pria itu tinggal di tempat yang lain, agak jauh gitu lo dan entah kenapa kok tiba-tiba ia bisa muncul di tempat wanita itu. Jadi sepertinya wanita itu terkejut. (setelah terkejut gimana ?) ya mungkin dia menjelaskan apa yang ditanyakan oleh pria itu. (akhirnya ?) akhirnya ya mereka berpisah ….hehehe…. Tema utama : Wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua Hero : Pria 50 awal, wanita 25-26 Sumber cerita : Imajinasi TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF seorang wanita yang disapa Jika wanita disapa bapak- Menginginkan hubungan seorang bapak-bapak tua. bapak tua, bapak tua hanya akrab Bapak-bapak tua ini hanya sekedar ingin tahu Tidak mampu menjalin sekedar bertanya sesuatu, hubungan yang dekat sekedar alamat atau rumah. Represi Wanita ini sekedar kaget kok bisa mereka bertemu di situ. Pria itu orang yang tidak pernah muncul di kehidupan wanita itu
Jika wanita kaget, pria itu Tidak ingin menjalin orang yang tidak pernah hubungan dengan pria muncul di kehidupan wanita Kecewa dengan pria itu.
Dia menjelaskan apa yang Jika dia menjawab apa yang Ingin mendapatkan ditanyakan oleh pria itu. ditanyakan pria, akhirnya bimbingan dari pria akhirnya mereka berpisah mereka berpisah. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 Catatan Klinis :
Subyek teringat dengan pamannya yang datang kepadanya dan
menawarkan untuk tinggal bersamanya dan subyek sangat membutuhkan kasih sayang seorang bapak dan ia berharap untuk mendapatkan kasih sayang itu dari pamannya. Respon subyek adalah ia berharap walaupun bukan keluarga kandung, ia ingin mendapatkan kasih sayang ayah dan ibu dari paman dan bibinya. Namun, subyek merasa tidak mendapatkannya karena mereka sibuk bekerja. Ia merasa tidak ada orang yang benar-benar mendengarkannya di saat ia butuh didengarkan, sehingga ia kesepian dan akhirnya ia kembali lagi ke Jogja (paman dan bibinya tinggal di Semarang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Kartu 7 GF Ini gambar seorang anak bersama pengasuhnya. Tapi anak ini merasa kesepian karena walaupun dia memiliki pengasuh dan memiliki mainan, dia tidak bersama ibunda atau ayahndanya sendiri. Jadi dia merasa kesepian, dia merasa dia ingin orangtuanya yang menemani dia. Terus kemudian yang dia bisa lakukan hanyalah bercerita dengan pengasuhnya, jadi pada akhirnya ia tetap berusaha apa ya…akhirnya dia berusaha menerima kenyataan seperti itu dan tetap saja dia hanya bersama pengasuhnya. (setelah itu akhirnya gimana ?) ya pada akhirnya ya… dia tidak mampu melakukan apa-apa karena dia ingin mengutarakan itu kepada ayah dan ibunya tapi dia tidak bisa. (kenapa kok nggak bisa ?) ya mungkin dia merasa sungkan kepada bapak dan ibunya, karena dia tahu bapak dan ibunya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. (akhirnya setelah itu ?) dia memilih ya…untuk berusaha menerima kenyataan seperti ini (cat : dengan nada bicara yang kuat ) ya harus seperti ini ya sudah seperti ini. Tema utama : Anak yang kesepian Hero : Gadis berusia 13-14 tahun , pengasuhnya 30-an awal Sumber cerita : Masa lalu subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Tapi anak ini merasa Jika merasa kesepian karena Perasaan kesepian kesepian karena walaupun tidak bersama orang tuanya dia memiliki pengasuh dan memiliki mainan, dia tidak bersama ibunda atau ayahndanya sendiri. Kemudian yang dia bisa Jika anak tidak menemukan Represi lakukan hanyalah bercerita solusi, berusaha menerima dengan pengasuhnya, jadi kenyataan pada akhirnya ia tetap berusaha akhirnya dia berusaha menerima kenyataan seperti itu pada akhirnya dia tidak Jika anak mampu melakukan apa-apa berdaya karena dia ingin mengutarakan itu kepada ayah dan ibunya tapi dia tidak bisa.
merasa
tidak Ketidak berdayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
dia merasa sungkan kepada Jika merasa tidak dapat Mengalah, menjaga bapak dan ibunya, karena mengungkapkan perasaan suasana, tidak mau konflik dia tahu bapak dan ibunya Proyeksi sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Catatan Klinis : Sewaktu subyek masih kecil (usia SD-SMP, sekitar 13 tahun ) ia sering merasa kesepian di rumahnya karena orangtuanya bercerai. Respon subyek adalah ia merasa sendirian di dunia ini sehingga terbentuklah konsep di dalam dirinya supaya ia harus bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Perasaan yang dirasakan kesepian, dan ia bertanya dimanakah orang yang mencintainya ?. Kemudian ia mencari kesibukan berupa menulis, bermain boneka dan pergi bersepeda ke tempat yang jauh. Namun demikian, ia tidak merasa puas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Kartu 8 GF Ini gambar seorang wanita yang lelah. Lelah menjalani kehidupan ini. Sepertinya hidupnya berat. Mungkin suaminya bercerai dari dia, anak-anaknya diasuh suaminya, jadi dia merasa kesepian dan lelah. Seolah-olah dia sudah mencoba melakukan segala sesuatu tapi gagal. (terus ?) nah..yang dia lakukan yang dia bisa lakukan hanyalah menyesali kehidupannya, istilahnya bertanya “kenapa aku ada di dunia ini ?, kenapa semua yang aku lakukan gagal. Kenapa….terus apa……terus dia berusaha mencari apa yang harus aku lakukan, apa tujuan hidupku ?, aku ingin melakukan apa ?, karena sebagai buktinya semua yang dia miliki tidak ada yang…dirampas dari dia gitu lho. Dirampas dari dia semuanya. Kemudian yang bisa dilakukan ya hanyalah merenung, termenung dan mungkin sampe akhirnya dia hanya menyesali hidupnya. Sampe akhirnya tidak ada sesuatu respon yang bisa dia lakukan. Hanyalah menyesali kehidupannya.(lalu setelah itu kelanjutannya gimana ?). seandainya sudah sampai pada titik klimaksnya, barangkali ada kemungkinan dia bunuh diri…hehehehe.(tapi ada kemungkinan nggak dia ingin bunuh diri ?), sepertinya ada …hehehehe….. Tema utama : Wanita yang lelah menjalani kehidupan Hero : Wanita berusia 35-36 tahun Sumber cerita : Subyek teringat dengan sosok ibunya TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ini gambar seorang wanita Jika wanita putus asa dan Persepsi tentang kehidupan yang lelah. Lelah menjalani ditinggalkan keluarga yang berat kehidupan ini. Sepertinya Kesendirian seorang istri hidupnya berat, suaminya bercerai dari dia, anakanaknya diasuh suaminya, jadi dia merasa kesepian dan lelah. karena sebagai buktinya semua yang dia miliki dirampas dari dia. Dirampas dari dia semuanya. Kemudian yang bisa dilakukan hanyalah merenung, termenung dan mungkin sampe akhirnya dia hanya menyesali hidupnya.
Jika merasa kehilangan Perasaan kehilangan dan karena orang lain putus asa mengambil dengan paksa Displacement apa yang dimiliki sehingga putus asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Akhirnya tidak ada sesuatu Jika merasa tidak berdaya, Mengharapkan ibu respon yang bisa dia depresi menyesal lakukan. Hanya menyesali kehidupannya. seandainya sudah sampai pada titik klimaksnya, barangkali ada kemungkinan dia bunuh diri.
Catatan Klinis : Subyek teringat bahwa ibunya pernah merasa lelah, sendirian. Respon subyek adalah ia bertanya-tanya mengapa ibunya melakukan hal itu. Dengan terpaksa ia juga mengijinkan ibunya untuk menikah lagi. Ia berpikir apakah tidak cukup keberadaannya untuk menghibur ibunya. Ia merasa tidak berguna untuk ibunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Kartu 10 Ini gambar suami istri yang saling mencintai. Sepertinya sang istri benar-benar merasa nyaman berada di pelukan sang suami. Seolah-olah benar-benar merasa terlindungi dari seluruh dunia ini. Yaa…yang dia rasakan yaitu…merasa terlindungi dari seluruh dunia ini dan yang sang suami rasakan di hati juga merasakan dia memperoleh segala sesuatu yang ada di dunia ini dan benarbenar..istilahnya inilah impianku. Ya pada akhirnya mereka akan menjalani hidup dengan bahagia bersama eeee…susah dan senang ditanggung bersama. Karena mereka sudah sampai pada tahap saling memiliki. (akhirnya ? ) akhirnya itu, mereka hidup bersama dan bahagia. Tema utama : Suami-istri yang saling mencintai Hero : Pria berusia 63-64, wanita 50 tahun Sumber cerita : Imajinasi TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ini gambar suami istri yang Jika istri ingin Harapan tentang hubungan saling mencintai. Sepertinya mendapatkan perasaan suami istri sang istri benar-benar dicintai merasa nyaman berada di pelukan sang suami. Seolah-olah benar-benar Jika merasa merasa aman Kebutuhan afeksi / intimasi merasa terlindungi dari dan dimiliki Fantasi seluruh dunia ini. yang sang suami rasakan di hati juga merasakan dia memperoleh segala sesuatu yang ada di dunia ini dan benar-benar inilah impianku. akhirnya mereka akan Jika menjalani menjalani hidup dengan dengan bahagia bahagia bersama, susah dan senang ditanggung bersama. Karena mereka sudah sampai pada tahap saling memiliki.
hidup Harapan mendapat kebahagiaan Kebutuhan afeksi Denial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Catatan Klinis : Subyek memiliki kerinduan hati untuk melihat orang yang bisa saling melindungi, saling memiliki. Ia juga memiliki impian bahwa orangtuanya dapat seperti yang ia ceritakan dan juga suatu saat ia ingin memiliki keluarga yang seperti yang diceritakannya itu. Respon subyek adalah senang melihat orang yang dekat dan rukun karena selama ini subyek belum pernah melihat orang seperti itu di sekelilingnya. Perasaan yang muncul adalah sedih karena ia tidak bisa seperti itu. Yang ia lakukan kemudian berpikir bagaimana kelak ia dengan suaminya bisa seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Kartu 14 Ini gambar seseorang membuka jendela di pagi hari. Tapi di pagi harinya mungkin masih sekitar subuh-subuh gitu ya.. jadi suasananya masih gelap dan sesaat orang itu baru saja bangun dan yang dilakukan pertama kali adalah membuka jendela. Mungkin dengan melihat matahari pagi dia merasakan adanya harapan adanya ucapan syukur bahwa Tuhan masih memberinya hidup hari ini, adanya ucapan syukur bahwa dunia hari ini masih berputar, dan saya eh….dan orang itu masih diberi kesempatan untuk menjalankan hidupnya hari ini. Dan pada akhirnya ya dia akan menjalani hari itu dengan sungguh-sungguh, dia akan menjalani hari itu dengan usaha yang keras dan dia akan melakukan apa yang terbaik yang bisa dia lakukan hari ini. Jadi ketika akhirnya ia mengakhiri hari itu, ia akan mengakhirinya dengan penuh ucapan syukur bahwa dia sudah diizinkan menjalani hari itu. (apa yang dia rasakan ?) yang dia rasakan mungkin harapan. (harapan apa ?) harapan akan hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. (jadi dia gimana kok sampai punya pikiran seperti itu ?) dia mungkin merasa hidupnya selama ini, dia merasa Tuhan itu ada tapi dia merasa hidupnya selama ini cukup berat sehingga dia berharap setiap hari dia bisa menjalani hari yang lebih baik dari hari yang sebelumnya. (kenapa kok dia merasa berat ?) ya mungkin ada masalah di keluarganya, ada masalah dengan pergaulannya, dia merasa..disini kan belum ada pasangannya, jadi dia merasa dia belum menemukan seseorang yang memahami dia apa adanya, maka dia merasa setiap hari itu berat. Dia berharap ketika dia menjalani hari ini dia akan menemukan orang itu, teman dari hatinya. (akhirnya gimana ?) akhirnya ya…di akhir hari itu dia belum menemukannya, makanya setiap pagi dia tetep berjuang seperti itu. Tapi mungkin di suatu hari nanti dia akan menemukannya dan itulah yang akan menjadi tujuan hidupnya. Tema utama : Seorang yang berharap menemukan teman hatinya Hero : Seseorang Sumber cerita : Perasaan subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Dengan melihat matahari Jika seseorang senang Rasa syukur terhadap apa pagi dia merasakan adanya karena masih diberi yang dimiliki harapan adanya ucapan kesempatan untuk hidup syukur bahwa Tuhan masih memberinya hidup hari ini, adanya ucapan syukur bahwa dunia hari ini masih berputar, dan orang itu masih diberi kesempatan untuk menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 hidupnya hari ini. Dan akhirnya dia menjalani Jika berusaha keras untuk Keiginan untuk berusaha hari itu dengan sungguh- mengisi kehidupannya sungguh, dengan usaha yang keras dan akan melakukan apa yang terbaik yang bisa dia lakukan hari ini. Harapan hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. dia merasa hidupnya selama ini, dia merasa Tuhan itu ada tapi dia merasa hidupnya selama ini cukup berat
Jika berharap kehidupan Memiliki harapan besar yang lebih baik karena akan kehidupan merasa kecewa dengan Tuhan
Ada masalah di keluarganya, dengan pergaulannya, jadi dia merasa dia belum menemukan seseorang yang memahami dia apa adanya
Jika mengalami masalah Ada permasalahan dalam mengenai hubungan hidup keluarga dan sosial karena merasa tidak dimengerti
Di akhir hari itu dia belum Jika belum bertemu, dia Selalu bersikap optimis menemukannya, makanya terus berusaha setiap pagi dia tetep berjuang seperti itu. Tapi di suatu hari nanti dia akan menemukannya dan itulah yang akan menjadi tujuan hidupnya.
Jika tujuan utamanya adalah Kebutuhan untuk berharap dapat bertemu dimengerti dan dipahami dengan orang yang memahaminya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Catatan Klinis : Subyek memiliki harapan agar setiap hari ia dapat menemukan sesuatu yang baik daripada hari sebelumnya. Perasaan yang muncul adalah karena ia merasa telah gagal dalam segala hal, terutama kondisi keluarga dan studinya. Dari peristiwa itu ia ingin agar besok suatu saat ia bisa lebih baik sehingga terlalu banyak keinginan yang muncul dalam benaknya, akhirnya ia sendiri kebingungan harus berbuat apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Kartu 18 GF Ini gambar seorang wanita yang me…sepertinya jatuh dari tangga. Dia jatuh dari tangga kemudian saudaranya menemukan dia sedang terluka. Saudaranya itu memapahnya, menggendongnya dan membantunya berdiri. Di sini terlihat perasaan sedih dari saudaranya yang mungkin kenapa?, gitu dan sepertinya terlihat bahwa eee…dia jatuh ya karena benar-benar murni kecelakaan aja, kecelakaan mungkin nggak sengaja jatuh. Pada akhirnya ya wanita ini membantu cewek..membantu orang ini untuk kembali ke tempat tidur, mungkin dipanggilkan dokter dan dokter akan membantunya untuk sembuh. (akhirnya sembuh nggak ?) akhirnya sembuh. Tema utama : Wanita yang jatuh dari tangga dan saudaranya yang sedih Hero : Wanita yang di atas berusia 42 dan yang di bawah, 60 tahun Sumber cerita : Imajinasi TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Gambar seorang wanita Jika wanita jatuh, ia Membutuhkan bantuan dari yang jatuh dari tangga. Dia membutuhkan pertolongan orang lain, merasa tidak jatuh dari tangga kemudian orang lain berdaya dan tidak mampu saudaranya menemukan dia sedang terluka. Saudaranya itu memapahnya, menggendongnya dan membantunya berdiri. Di sini terlihat perasaan Jika terlihat perasaan sedih Merasa tidak berharga sedih dari saudaranya yang saudaranya karena jatuh Membutuhkan perhatian mungkin kenapa?, gitu dan kecelakaan dari orang lain sepertinya terlihat bahwa dia jatuh karena benarbenar murni kecelakaan, nggak sengaja jatuh.
Catatan Klinis : Subyek merindukan kasih persaudaraan karena subyek tidak merasakan sepenuhnya dari kakak kandungnya, namun ketika ikut pamannya subyek pernah merasakan kasih yang diiginkannya itu dari sepupunya dan juga bisa merasakan dari kakaknya. Respon yang dilakukan subyek adalah bertanya mengapa ia tidak bisa dekat dengan kakaknya dan hal ini berlangsung terus sampai SMU kelas 3. Ia sendiri baru bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 dekat pada awal kuliah karena bantuan pacarnya. Dengan kata lain, ia tidak bisa dekat dengan kakaknya itu selama 6 tahun. Hal ini juga disebabkan karena ia merasa kaku dalam hubungan kakaknya, artinya saling menjauhi satu sama lain. Sebenarnya subyek ingin dekat dengan kakaknya tapi ia tidak tahu bagaimana memulainya karena berposisi sebagai adik. Perasaan yang dirasakan subyek adalah kesepian, mengapa kakaknya tidak dekat dengannya. Akhirnya ia mengikuti cara bergaul kakaknya dengan terpaksa walaupun banyak pertentangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Kartu tambahan : 3 BM, 12 BG, 15 & 17 GF Kartu yang sesuai dengan tujuan penelitian adalah 12 BG, 15 & 17 GF
Kartu 3 BM Ini gambar seorang wanita yang sedang menangis. Dia menangis dan terduduk di ruang rumah sakit. Mungkin penyebab utamanya adalah orang yang dia cintai baru saja meninggal. Dan dia merasa bener-bener frustrasi dan tanpa harapan karena dia nggak tau lagi siapa yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Nah, tapi pada akhirnya mungkin dia akan bisa berdiri kembali ketika dia sudah menemukan orang yang bisa menggantikan orang itu. (akhirnya bisa ketemu nggak ?) dia akan berjuang mencarinya. Dan sepertinya bisa, karena hidup ini kan terus berputar dan kita selalu berjumpa dengan banyak orang tapi sepertinya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dia bisa melupakan pria yang meninggal itu. (apa yang dia rasakan ?) kehilangan harapan.(lalu apa lagi ?) terluka, merasa ditinggalkan dan seolah-olah Tuhan itu kejam dan tidak adil padanya. (kenapa kok dia bisa merasa seperti itu ?) ya karena orang satu-satunya yang dia rasa mengerti dia diambil dari padanya. (siapa yang ngambil ?) Tuhan. Kan meninggal. (akhirnya tadi gimana ?) akhirnya dia berjuang menemukan….dan akhirnya dia menemukan seseorang pria yang bisa menggantikan orang yang dicintainya itu. Tema utama : Wanita yang frustrasi dan tanpa harapan Hero : Seorang wanita usia 23 tahun Sumber cerita : Pengalaman sendiri TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Gambar seorang wanita Jika wanita sedih karena Perasaan kecewa karena yang sedang menangis. Dia kehilangan orang yang kehilangan menangis dan terduduk di dicintai Berharap mendapat kasih ruang rumah sakit. sayang penyebab utamanya adalah orang yang dia cintai baru saja meninggal. Dia merasa bener-bener Jika hidup terasa kosong Merasa tidak berdaya frustrasi dan tanpa harapan karena kehilangan sandaran Membutuhkan pertolongan karena dia nggak tau lagi hidup siapa yang bisa menjadi tempatnya bersandar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Dibutuhkan waktu Jika tidak dapat melupakan bertahun-tahun untuk bisa orang itu sehingga menjadi melupakan pria yang kecewa dan tanpa harapan meninggal itu. kehilangan harapan. terluka, merasa ditinggalkan Karena orang satu-satunya yang dia rasa mengerti dia diambil dari padanya. dia berjuang menemukan
Tergantung pada figur pria Tidak mampu menerima kenyataan bahwa telah kehilangan
Jika terpaksa kehilangan Tidak ingin kehilangan orang yang memahaminya, orang yang mencintainya dia terus berusaha Ingin selalu dipahami menemukan
Akhirnya dia menemukan Jika menemukan pengganti seseorang pria yang bisa menggantikan orang yang dicintainya itu.
Harapan untuk mencintai
Catatan Klinis : Subyek pernah ditinggal meninggal oleh pacarnya yang sebelumnya, ia merasa bahwa pacarnya adalah orang satu-satunya yang ia percayai untuk mencurahkan isi hatinya. Ia merasa lebih mudah terbuka dengan pacarnya itu daripada dengan keluarganya. Respon subyek adalah menyalahkan Tuhan. Mengapa Tuhan harus mengambil satu-satunya yang dimilikinya. Ia merasa di manakah kebaikan Tuhan, karena sudah memisahkan kedua orangtuanya, membuat jarak dengan kedua orangtuanya dan mengambil mantan pacarnya. Setelah itu, ia berusaha membuktikan kebaikan Tuhan dan akhirnya setelah 2 tahun ia menyimpulkan bahwa Tuhan itu baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Kartu 12 BG Ini sebuah sampan di tepi danau. Dan ada pohon yang rindang menutupi sampan itu. Di sini menggambarkan suatu kondisi yang sebenar…sepi ya. Tidak ada seorang manusia pun ditemukan di sini. Jadi seolah-olah bener-bener sepi, jadi ini adalah suatu tempat yang terlupakan. Dan kalo boleh dihayati perasaan sampan itu lo hehehehe…. Dia pasti merasa aku hanyalah makhluk yang dilupakan dan ditinggalkan. Kemudian dia semakin lama akan semakin lapuk pudar dimakan waktu kemudian dia akan hancur berkeping-keping. Ya pada akhirnya dia akan hancur. Tidak ada seorang pun yang merawatnya. Atau pun menggunakannya. (apa yang dirasakan sampannya tadi ?) dia merasa kesepian dan terlupakan karena tak seorang pun lagi yang datang kepadanya. Mungkin memang tempat itu sudah terlupakan, jadi kalo mau dihayati juga pepohonanpepohonan di sana pun akan merasakan hal yang sama. Sudah terlupakan. (dia dilupakan oleh siapa to ?) mungkin oleh manusia yang membuatnya (cat : dengan penekanan nada suara) barangkali dekat situ tu ada villa, terus ada orang yang membuatnya kemudian pemiliknya semakin lama semakin jarang mengunjungi villa itu, sudah merasa terlalu asyik sibuk terus melanjutkan kegiatan di kota. (akhirnya tadi gimana ?) sampan itu hancur. Tema utama : Sampan yang kesepian Hero : Sebuah sampan Sumber cerita : Imajinasi TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Sebuah sampan di tepi Jika merasa kesepian, Perasaan kesepian danau. Ada pohon yang ditinggalkan dan dilupakan Kecemasan kesendirian rindang menutupi sampan keberadaannya itu. Di sini menggambarkan suatu kondisi yang sepi. Tidak ada seorang manusia pun ditemukan di sini. Jadi seolah-olah bener-bener sepi, jadi ini adalah suatu tempat yang terlupakan. Dia semakin lama akan semakin lapuk pudar dimakan waktu kemudian dia akan hancur berkepingkeping
Jika merasa ingin Kecemasan terhadap hidup mengakhiri hidup, tidak yang hancur berguna dan perasaan Proyeksi depresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
dia merasa kesepian dan Jika merasa ditinggalkan Merasa ditinggalkan terlupakan karena tak dan keberadaannya tidak seorang pun lagi yang diinginkan datang kepadanya. Mungkin memang tempat itu sudah terlupakan, jadi kalo mau dihayati juga pepohonanpepohonan di sana pun akan merasakan hal yang sama. Sudah terlupakan. barangkali dekat situ tu ada Jika merasa dicampakkan Perasaan villa, terus ada orang yang dan dilupakan diperhatikan membuatnya kemudian pemiliknya semakin lama semakin jarang mengunjungi villa itu, sudah merasa terlalu asyik sibuk terus melanjutkan kegiatan di kota
ingin
Catatan Klinis : Subyek merasa terlupakan, ketika kecil ia disayang oleh orangtuanya kemudian ketika dewasa ia merasa terlupakan, ia merasa bahwa ia dibiarkan mengarungi kehidupannya sendirian. Respon subyek adalah marah dan sakit hati kepada orangtuanya. Pada waktu kecil ia merasa sangat diperhatikan oleh orangtuanya, namun ketika dewasa ia sering mendapat tuntutan dari orangtuanya itu. Ia berpikir bahwa orangtuanya tidak adil. Kemudian ia harus membuktikan bahwa dirinya bisa dan lebih mandiri. Dengan pembuktian itu ia merasa bahwa ia bisa menjatuhkan persepsi ayahnya terhadap dirinya bahwa ia bukan anak manja. Di luar dugaan hal itu justru membuat jarak antara subyek dengan ayahnya sampai saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Kartu 15 Ini adalah gambar seorang pria di tengah-tengah batu nisan di tengah-tengah kuburan. Mungkin dia sedang memandang nisan istrinya. Pria ini sudah cukup tua. Sudah cukup berumur. Mungkin selama ini dia menjalani kehidupan itu dengan istrinya. Kemudian istrinya sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu meninggal. Jadi dia menjalani hidup ini sendirian. Nah dia hanya…nah dia lalu datang mengunjungi makam istrinya setiap hari. Dan setiap hari yang dilakukannya hanyalah bercakap-cakap dengan istrinya di makam itu. Dan pada waktu itu dia merasa dia bercakap-cakap dengan istrinya. Istrinya masih hidup di bayangannya. Hingga akhir hayatnya….jadi pada akhirnya suatu saat dia akan mati, dia meninggal juga menyusul istrinya tapi dari selang istrinya meninggal sampai dia meninggal setiap hari dia menjalaninya dengan memandang makam istrinya. Dari pagi hingga petang. (apa yang dirasakan oleh si pria itu ?) merasa kesepian, merasa dia menjalani hidup ini sendirian. Karena istrinya sudah meninggal, dia nggak punya lagi orang bercakap-cakap sementara anak-anaknya sudah besarbesar dan sudah menjalani hidup sendiri-sendiri dan tidak satu pun yang perduli padanya.(akhirnya ?) akhirnya ketika dia sudah tua dan sakit-sakit, lebih tua lagi dan sakit-sakitan, dia hanya bisa bersandar pada anaknya dan anaknya hanya bisa..dan anaknya memandang dia sebagai pengganggu. Jadi dia dianggap sebagai pengganggu, sebagai penumpang yaa..orang yang tidak diharapkan ada di rumah gitu lo. Padahal dia sakit-sakitan, dia nggak bisa melakukan apa pun, ya akhirnya dia meninggal menyusul istrinya. Tema utama : Pria yang mengunjungi makam istrinya Hero : Pria yang sudah cukup berumur (di atas 70 tahun) Sumber cerita : Kenyataan bahwa orang yang sudah tua sering dilupakan TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Seorang pria di tengah- Jika merasa kehilangan dan Merasa kehilangan tengah batu nisan di tengah- ditinggalkan pasangan tengah kuburan, sedang memandang nisan istrinya. istrinya sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu meninggal. Jadi dia menjalani hidup ini sendirian. Dan pada waktu itu dia Jika tidak dapat menerima Kebutuhan afeksi merasa dia bercakap-cakap kehilangan kehadiran pasangan dengan istrinya. Istrinya masih hidup di bayangannya.
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
merasa kesepian, merasa dia Jika kehilangan harapan dan Ingin kebahagiaan menjalani hidup ini putus asa. sendirian. Karena istrinya sudah meninggal, anak-anaknya sudah besar- Jika merasa tertolak besar dan sudah menjalani hidup sendiri-sendiri dan tidak satu pun yang perduli padanya. dia hanya bisa bersandar Jika tidak mampu pada anaknya dan anaknya mencari perlindungan hanya memandang dia sebagai pengganggu. Jadi dia dianggap sebagai Jika tidak pengganggu, sebagai keberadaannya penumpang, orang yang tidak diharapkan ada di rumah
Perasaan sendiri Merasa tidak diperhatikan
dan Butuh dukungan Kebutuhan afeksi
diinginkan Ingin dihargai
Padahal dia sakit-sakitan, Jika putus asa dia nggak bisa melakukan hidupnya berakhir apa pun, akhirnya dia meninggal menyusul istrinya.
dan Memiliki harapan untuk hidup tapi belum terwujud
Catatan Klinis : Subyek teringat akan neneknya yang sudah tua dan sering dilupakan keberadaannya. Respon subyek adalah sedih dan terluka
mengapa seiring manusia
bertumbuh ia semakin dilupakan. Ia berusaha untuk tidak mengabaikan neneknya. Sampai sekarang ia sendiri sering menemani neneknya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Kartu 17 GF Ini adalah gambar seorang wanita berada di tepi jembatan dan di bawah jembatan itu ada perahu yang hendak berjalan. Jadi mungkin kekasih wanita ini…o nggak ding ini perahunya baru saja ditambatkan. Wanita ini sudah memandang eee…. ke tepi sungai dan mungkin berniat untuk bunuh diri. Sepertinya dia ingin melempar dirinya untuk bunuh diri. Mungkin saja karena sepertinya dia habis di…habis dicampakkan pacarnya. Sepertinya pacarnya berselingkuh dengan wanita lain. Kemudian dia berpikir aku ingin bunuh diri saja, aku ingin mengakhiri hidupku tapi ketika dia mencoba untuk bunuh diri barangkali satu dari pemuda yang ada di bawahnya ini melihatnya lalu menolongnya kemudian memberinya harapan dan memberinya kasih sayang seperti apa yang sudah diharapkan, nah kemudian dia tidak jadi bunuh diri. Jadi akhirnya dia belajar apa ya….dia kemudian jatuh cinta pada pemuda yang menyelamatkannya yang diharapkan….yang dia inginkan hanyalah seorang yang mencintai dia, begitu. (akhirnya ?) akhirnya dia mencintai pemuda yang menyelamatkannya. (nggak jadi bunuh diri ?) nggak jadi. Tema utama : Wanita yang ingin bunuh diri Hero : Wanita berusia 17 tahun Sumber cerita : Imajinasi dan perasaan sendiri TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ini adalah gambar seorang Jika depresi dan tidak Keputus asaan wanita berada di tepi dihargai jembatan ke tepi sungai dan mungkin berniat untuk bunuh diri. Mungkin saja karena sepertinya dia habis dicampakkan pacarnya. Sepertinya pacarnya Jika menjalin hubungan Lingkungan menyakiti berselingkuh dengan wanita dengan orang lain dengan Putus asa lain. Kemudian dia berpikir cara tidak resmi aku ingin bunuh diri saja, aku ingin mengakhiri hidupku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
dia mencoba untuk bunuh Jika putus asa namun ingin diri barangkali satu dari menjalin hubungan pemuda yang ada di heteroseksual bawahnya ini melihatnya lalu menolongnya kemudian memberinya harapan dan memberinya kasih sayang seperti apa yang sudah diharapkan
Kebutuhan akan kehadiran seseorang Mengharapkan adanya dukungan orang lain
Jadi akhirnya dia kemudian Jika ingin dicintai jatuh cinta pada pemuda yang menyelamatkannya yang diharapkan, yang dia inginkan hanyalah seorang yang mencintai dia.
Tidak pernah merasa dimiliki sehingga timbul kecemasan Represi
Catatan Klinis : Ketika subyek mengalami masa-masa sulit dalam menghadapi perceraian orangtuanya, ia mendapatkan dukungan dari pacarnya sehingga ia mampu melewati masa sulit tersebut. Respon subyek adalah berterimakasih kepada pacarnya dan memberikan seluruh cintanya kepada pacarnya itu. Ia ingin memberikan seluruh waktunya bersama dengan pacarnya sampai hari tuanya kelak. Namun demikian kebutuhannya akan seorang figur ayah tetap belum terjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 Analisis TAT subyek B ( kartu 1, 2, 3 BM, 3 GF, 4, 5, 6 BM, 7 BM, 8 GF, 12 BG & 14 ) Kartu 1 Gambar apa mas ? (ya terserah kamu, bebas). Orang belajar apa ? ( ya terserah, apa yang kamu liat di situ ). Ada seorang anak baru duduk di meja ini baru mempelajari, memikir ah…gimana ini caranya gitu. Langsung kayaknya kebingungan, terus. Ini gambar nggak jelas mas (ya apa menurut kamu kalo gitu ?.) Ya sedang berpikir dengan cara logika, gini bisa gimana. Kesimpulannya…piye to iki, nggak jelas ? (nggak jelas ya ?, dia sedang apa waktu itu ?). sedang berpikir.(berpikir apa) Berpikir gimana caranya. (gimana caranya apa ? ), caranya ya..nyelesaiin tugasnya sendiri ini. (nyelesaiin tugasnya sendiri ya ?, oke, lha terus setelah itu yang dia pikirkan apa ?). nemukan sebabnya, terus langsung di…gambare apa to ini..(menurut kamu apa ?, bebas. Ini menurut kamu gambar apa kira-kira ?). Apa ya ? Kayak semacam biola. Cari kuncinya (terus ketemu durung ), belum, baru berpikir (berpikir untuk), untuk menemukan kuncikuncinya, gimana cara bermainnya. (terus akhire piye ?). ya akhirnya bisalah. (bisa untuk apa namanya.. menemukan kuncinya itu ya ?), iya. Tema utama : Hero : Seorang anak usia 5 tahun-an Sumber cerita : Pengalaman temen TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ada seorang anak baru Jika seorang anak sedang Keinginan untuk maju tapi duduk di meja ini baru berusaha berpikir, tapi tidak tahu caranya mempelajari, memikir kebingungan Proyeksi gimana ini caranya. Langsung kebingungan Sedang berpikir dengan Jika sedang bernalar supaya Memiliki keinginan untuk cara logika, bisa gimana. pekerjaan dapat selesai menyelesaikan tugas Kesimpulannya sedang berpikir. Berpikir gimana caranya nyelesaiin tugasnya sendiri. Kayak semacam biola. Cari Jika anak berusaha untuk Keinginan yang besar untuk kuncinya, baru terpikir mencoba bermain, akhirnya mencoba untuk menemukan kunci- bisa kuncinya, gimana cara bermainnya, akhirnya bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kebutuhan subyek untuk bersandar kepada orangtuanya namun kebutuhannya itu tidak terpenuhi. Ia merasakan kekosongan hidup karena mereka pergi meninggalkannya. Subyek sangat bingung dan kehilangan arah. Menghadapi situasi seperti itu, akhirnya subyek menetapkan diri agar ia bisa mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Kartu 2 Ning gurun pasir ki mas. (piye gurun pasire ?). gurun pasir apa bukan ? (ya terserah kamu ).Sebentar mas…opo yo ki yo ? Kayak semacam kehidupan lah. Semacam kehidupan berpikir dan bekerja keras yang lebih.apa ini ? (apa itu tadi, tadi kamu ngomong gurun pasir gitu kan ? ) kayaknya.(ya nggak papa) Masalahnya di sini ada asapnya…uwit-witan..pohon-pohonan.(terus gimana ?,waktu itu di situ kamu lihat ada beberapa tokoh gitu kan ?) Ada 3 tokoh, 1 laki-laki, 2 perempuan, sama 1 hewan, kuda. Laki-laki itu sedang menarik kudanya untuk menuju ke rumah sana, sedangkan perempuannya yang satu membawa buku, mau pergi ke istilahe kampus, belajar..pa gimana…lha, yang perempuan satu tu sedang berpikir, melamun. (laki-lakinya gimana ? apa yang dipikirkan ?). laki-lakinya itu yang dipikirkan…ya supaya hewannya itu manut untuk diajak ke sana. (cewek ? ). Cewek ini semacam orang mau pergi ke kampus, menuntut ilmu. Cewek satunya berdiri di pohon, sambil ngisis lah istilahnya. (Terus cewek yang menuntut ilmu ? apa yang dia pikirkan ?), yang dia pikirkan kemajuan jaman. (terus piye ?), terus ya…gitulah mas... kayak semacem itu…menuju ke depan, kan ini dah kuno. (akhirnya gimana, si cewek itu ?) Akhirnya ya…menuju ke modern, kan masih kuno. Tema utama : Hero : Perempuan yang membawa buku, usia 32 tahun Sumber cerita : Temen TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF sedangkan perempuannya Jika perempuan membawa Kebutuhan berprestasi yang satu membawa buku, buku, mau menuntut ilmu mau pergi ke istilahe kampus, belajar perempuan satu sedang berpikir, melamun. Yang dilamunkan perempuan itu, mikirkan anaknya yang sudah tidak bersamanya lagi
Jika perempuan yang satu sedang memikirkan anaknya yang tidak bersamanya lagi
yang dia pikirkan kemajuan Jika dia berpikiran ke depan jaman., terus menuju ke depan, ini dah kuno.
Punya harapan besar tapi merasa kehilangan Displacement Pandangan tetang seorang ibu yang terpisah dari anaknya Keinginan untuk maju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kejadian ibu subyek yang meninggalkannya untuk menempuh hidup baru ( membuka lembaran baru ). Ia sangat merasa kehilangan orang yang paling disayang. Ibunya juga merasa sangat kehilangan walaupun akhirnya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon saja dan bertemu 1 bulan hanya 2 kali. Menghadapi situasi ini subyek berjuang agar ia mampu menunjukkan bahwa ia dapat hidup mandiri tanpa orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Kartu 3 BM Wah ha ini ada orang yang kayaknya.. sedang mau mencoba bunuh diri lho mas. Kayaknya ada gunting, pas sendiri, sedih terus coba bunuh diri tapi masih pikir-pikir. Dia akhirnya frustrasi kayak gini terus melamun sendiri, terus yaa..semacam kayak orang stress.(dia ingin bunuh diri sebabnya apa ?).ya mungkin ada hal-hal yang bikin dia malu, apa bikin dia sakit hati, gitu ( hal-hal apa yang membuat dia malu ? ). Mungkin ada konflik dari siapa…yang dia konflik (eee…siapa?, punya konflik dengan siapa dia ?) , pacarnyalah kayake (waktu dia ngadepin seperti itu, itu kahn, terus akhirnya gimana ?), akhirnya perempuannya ini milih diam cenderung di kamar. Ya gitu…wah aku udah nggak kuat menahan gini..gini..gini…(konfliknya apa waktu itu dengan pacarnya ? ) selingkuhlah (selingkuh ?). pacarnya selingkuh, ha ini ketahuan pacarnya selingkuh ini. (si cewek ini slingkuh dengan orla ?) bukan, lakinya. Ceweknya ini ngetahui cowoknya selingkuh dengan ….(akhirnya dia mau ?) akhirnya mau bunuh diri. (jadi nggak dia bunuh diri ?) belum jadi, masih tidur. Tema utama : Hero : Cewek usia 15 – 16 tahun Sumber cerita : PengalamanTemen TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ada orang yang sedang mau Jika merasa sedih dan ingin Keputusasaan mencoba bunuh diri. Ada bunuh diri gunting, pas sendiri, sedih terus coba bunuh diri tapi masih pikir-pikir. Dia akhirnya frustrasi terus Jika seorang wanita melamun sendiri, terus bingung karena masalah semacam kayak orang hubungan dengan pacar stress. Ada hal-hal yang bikin dia malu, bikin dia sakit hati, ada konflik dengan pacarnya.
Tidak mendapatkan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis Displacement
akhirnya perempuan ini Jika sedih karena pacar milih diam cenderung di melanggar norma sosial kamar. Udah nggak kuat menahan pacarnya selingkuh, ini ketahuan pacarnya selingkuh
Tidak mampu menerima kenyataan karena dikhianati dan ingin mendapatkan kasih sayang Displacement
Belum jadi, masih tidur
Jika belum jadi bunuh diri Menghindar dari masalah dan masih tidur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan pengalaman ibunya yang malu karena sakit hati yang sangat dalam karena mengetahui bahwa bapaknya telah berselingkuh. Menghadapi situasi itu, subyek bersikap lebih baik lagi terhadap orangtuanya namun di sisi lain ia juga menyalahkan bapaknya karena telah selingkuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 Kartu 3 GF Ada wanita berdiri di depan pintu habis bangun tidur. Eh…o ini wanita itu tadi. Ya keluar dari kamarnya, cari suasana baru, daripada pusing untuk di kamar itu suntuk. terus lalu sambil memegang kepalanya ini mikir aku juga bisa cari laki-laki lain daripada aku kayak gini. Terus ya..langsung keluar cari suasana baru.(terus gimana akhirnya ?) ya akhirnya bisa….suasana baru. Ini (bisa menemukan laki-laki itu nggak ?) dalam proses mencari kayaknya mas. Tema utama : Hero : Cewek berusia 15-16 tahun Sumber cerita : Pengalaman temen TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ada wanita berdiri di depan Jika wanita ingin mencari Menyangkali kenyataan dan pintu habis bangun tidur. suasana baru ingin perubahan cari suasana baru, daripada pusing untuk di kamar, suntuk. sambil memegang Jika menyesal dan ingin Kebutuhan afeksi dengan kepalanya ini mikir aku laki-laki lain lawan jenis juga bisa cari laki-laki lain Displacement daripada aku kayak gini. Cari suasana baru
Jika merasa jenuh dengan Keinginan kondisi yang menekan masalah karena telah dikecewakan pria
keluar
dari
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan ibu subyek yang sangat terluka dan ingin menjalani hidup baru tanpa suaminya dengan cara pergi ke luar kota. Setelah itu ibu subyek memberikan semangat kepada subyek sehingga subyek merasa kuat dalam menghadapi peristiwa itu. Menghadapi situasi ini, subyek merasa tidak dapat berbuat apa-apa namun merasa terbantu karena dukungan ibunya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 Kartu 4 O ini berarti perempuannya tadi….O ini laki-lakinya. Bar senang-senang…..O nggak ini. Ini laki-lakinya yang mulai duluan sama perempuan itu, yang membuat perempuan itu tadi sedih. Ha ini selingkuhannya. (yang mana yang selingkuhannya?) ha ini.(yang itu he e). Tapi ini nganu mas, cuma ngarang (memang ngarang) iya to ?. Terus laki-lakinya ini memburu kesenangannya sendiri, sementara yang perempuannya itu merana kesakitan karena diduakan oleh si pria. (apa yang dirasakan si perempuan ini ? ). Rasanya ya sakit sekali hatinya, dah dalem. Terlanjur sayang, terus dikhianati. gitu (terus akhirnya setelah itu laki-laki itu gimana ?) setelah itu laki-laki itu masih tetep menjalin hubungan dengan ini tapi yang itunya ditinggalin. Ceweknya yang satunya. (Terus si perempuan itu gimana ?.) ya perempuan itu tetep masih nggondeli lah istilahe, nyuruh untuk mutusin pacarnya gitu, kan ini kan ngaco mas. Tema utama : Hero : Pria usia 16 tahun, wanita 14 tahun Sumber cerita : Pengalaman temen TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF laki-lakinya yang mulai Jika laki-laki yang mulai Menyalahkan laki-laki duluan, yang membuat duluan membuat perempuan rasa bersalah perempuan itu sedih. itu sedih Displacement ini selingkuhannya. Terus Jika pria melanggar norma Tidak mendapatkan laki-lakinya ini memburu sosial, tidak bertanggung kepuasan, melarikan diri kesenangannya sendiri jawab, egois dari masalah Laki-laki yang mencari kesenangan Displacement tentang lakilaki Sementara yang Jika perempuan perempuannya itu merana sakit hati kesakitan karena diduakan dikihiananti pria oleh si pria. setelah itu laki-laki itu masih tetep menjalin hubungan dengan ini tapi yang itunya ditinggalin. Ceweknya yang satunya.
merasa Pandangan tentang karena perempuan yang disakiti
Jika laki-laki melanggar norma dengan berselingkuh dan meninggalkan pasangannya
Tidak ingin terikat dengan hubungan Melarikan diri dari kenyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 Perempuan itu masih Jika perempuan ingin Harapan yang besar untuk nggondeli, nyuruh untuk mempertahankan hubungan dicintai mutusin pacarnya Denial
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapak subyek yang hanya memburu kesenangannya sendiri dengan wanita lain. Akibat dari perbuatan itu adalah ibunya meninggalkannya sendiri. Namun demikian, ibunya masih memiliki keinginan untuk kembali lagi dengan suaminya namun sudah tidak mungkin lagi. Menghadapi situasi ini subyek bersikap cuek dengan cara hanya memikirkan masa depannya saja karena ia merasa tidak kekurangan dalam hal ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Kartu 5 Tiba-tiba ceweknya laki-laki itu mengetahui ya ini…buka rumah. Langsung ngetahui itu..laki-laki sama perempuannya baru senang-senang. Terus ini melihat sambil sedih lah (waktu dia sedih itu ? ) sedih langsung tutup pintu terus langsung lari (lari dari tempat itu ?). iya. (dia ngrasain apa lagi selain sedih ? ) sedih, broken heart, patah hati, terus semacam dikecewain lah sama laki-laki itu. (dikecewain oleh si laki-laki itu ya ?) iya. (akhirnya gimana ?) akhirnya milih jalan sendiri, cari cowok lain yang lebih dia dari cowoknya itu. (akhirnya mereka… si cewek ini akhirnya bisa nggak bersatu dengan si cowok lain itu ?) Kemungkinan ya fifty-fifty lah mas, kemungkinan bisa, kemungkinan nggak. Tema utama : Hero : Cewek usia 15-16 tahun Sumber cerita : Pengalaman teman, pengalaman masa lalu subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Langsung ngetahui laki-laki Jika melihat pacar Kecewa terhadap hubungan dan perempuannya lagi bersenang-senang dengan lawan jenis senang-senang. wanita lain Displacement Terus ini melihat sambil sedih lah, sedih langsung tutup pintu langsung lari. Sedih, broken heart, patah hati, semacam dikecewain lah sama laki-laki itu.
Jika perempuan merasa putus asa kemudian melarikan diri dari masalah dan merasa patah hati, dikecewakan
Ingin mendapat kasih sayang tapi tidak dapat berbuat apa-apa, tidak mau terikat dengan masalah dan kecewa terhadap hubungan lawan jenis Displacement
akhirnya milih jalan sendiri, Jika perempuan Kecewa dalam menjalin cari cowok lain yang lebih meninggalkan pria dan hubungan dengan pria dia cowoknya itu. mencari pria lain Displacement
Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan kejadian seorang wanita yang menyukai ayah subyek, namun hal ini diketahui oleh ibunya. Ibu subyek kemudian melabrak wanita itu karena dianggap sebagai pengganggu keharmonisan keluarganya. Subyek juga merasa jengkel terhadap wanita itu namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ianga menganggap wanita itu sebagai penghancur keluarganya. Disamping itu, ia juga merasa jengkel terhadap bapaknya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Kartu 6 BM O….ya ini sedang berdebat sama cowoknya itu. (gimana ?) Sapa itu..gini..gini…sapa kamu..masak aku di duain. Terus cowoknya ini nyadarin “iya aku sudah punya cewek, mosok aku nduaian”. Terus langsung bersedih sekali, yang ceweknya. Kalo yang laki-laki itu kan “ah apa urusannya ?”. urusannya sendiri-sendirilah, terus ceritanya ini belum menikah lah…statusnya masih pacaran kayak gitu. Kayaknya laki-laki ini egois, egonya besar, ingin menang sendiri, ingin menguasai perempuan tapi perempuannya itu juga dikecewain. Laki-laki itu mencari yang lebih dari perempuan itu. (jadi yang dikecewain yang ?) Yang dikecewain yang ceweknya. Yang ngecewain laki-lakinya.(ha terus yang si cewek itu kan kecewa sama si laki-lakinya itu ? iya to, di sini kan ?, lalu si cewek itu terus apa yang dilakukan berikutnya ?) Yang dilakukan ya udah mendingan putus daripada masalahnya panjang. (dengan si laki-lakinya itu ya ?, terus laki-laki itu apa yang dirasakan laki-laki itu setelah dia mengecewakan si cewek itu gitu kan?) Istilahe yo menyesal lah, kemungkinan besar menyesal. Wong pertama kan kayak gini, terus yang ini laki-lakinya menduain.(yang mulai pertama kali siapa?) Yang cowoknya. (yang cowoknya ya ?, setelah itu cowoknya akhirnya ?, setelah menyesal ? ) Setelah menyesal, akhirnya sama pacarnya yang baru ini.(berarti tetep meninggalkan si cewek ini, yang perempuan ini ?), iya. Tema utama : Hero : Pria usia 16 tahun, cewek usia 15 tahun Sumber cerita : Pengalaman teman dan subyek sendiri TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Ini sedang berdebat sama Jika cewek merasa Ingin kesetiaan sikap lawan cowoknya itu. Sapa itu dikhianati cowoknya dan jenis masak aku di duain. menanyakan tentang cowok lain
Terus cowoknya ini Jika cowok sadar nyadarin “iya aku sudah kesalahannya punya cewek, mosok aku nduaian”.
akan Memiliki perasaaan bersalah yang besar
Terus langsung bersedih Jika cewek merasa sangat Kesedihan yang sekali, yang ceweknya sedih pacar Displacement Kalo yang laki-laki itu kan Jika cowok merasa tidak Ingin “ah apa urusannya ?”. bersalah, egois kepuasan urusannya sendirisendirilah, terus ceritanya
dialami
mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 ini belum menikah masih pacaran kayak gitu. Kayaknya laki-laki ini Jika cowok mendominasi Ingin dihormati dan egois, egonya besar, ingin cewek menguasai dalam hubungan menang sendiri, ingin lawan jenis menguasai perempuan Proyeksi Laki-laki itu mencari yang Jika cowok tidak merasa Ingin mendapatkan lebih dari perempuan itu. puas terhadap cewek kepuasan dalam hubungan lawan jenis. Tidak mendapatkan yang diinginkan Proyeksi Yang dilakukan mendingan Jika cewek meninggalkan putus daripada masalahnya cowok kemudian putus asa panjang. Menyesal , kemungkinan besar menyesal
Tidak ingin ditinggal, mencari rasa aman namun tidak sesuai dengan kenyataan Ketergantungan tinggi
Setelah menyesal, akhirnya Jika cewek putus asa, dia Ingin diperhatikan sama pacarnya yang baru bersama pacar barunya Kebutuhan afeksi dengan ini. lawan jenis Proyeksi
Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan kejadian ketika bapak dan ibunya yang sedang bertengkar. Akhirnya ibunya yang mengalah dan pergi untuk membangun rumah tangga yang baru ; namun hal itu belum tercapai. Menghadapi situasi ini, subyek tidak mampu berbuat apa-apa karena tidak mampu menuntut dan menutupi aib keluarganya. Di sisi lain, sebenarnya subyek masih menginginkan kasih sayang seorang ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Kartu 7 BM Ini laki-laki semua ?. o..ini iya, iya. Ini laki-laki itu yang menduain itu, minta solusi sama orangtua. Gimana ini aku sudah mutusin padahal hubungannya udah panjang, udah berapa tahun gitu. Dah hampir tunangan. Ya terus dikasih solusinya sama yang tua ini. Kok bisa kamu kok sampe kayak gitu. Padahal aku dah berjuang mati-matian tuh cewek untuk ndapatin kamu, untuk tunangan sama kamu, kok bisa kamu khianati. Ya..aku kan ingin cari yang lebih dari dia, kata si laki-laki itu. Ya nggak bisa, kakek itu. Berarti kamu ingin menangnya sendiri, nggak mau dikalahin. Egoismu tinggi.(terus ?) Akhirnya ya..terus di..apa jenenge ?, saling tukar pikiran lakinya masih tetep ngeyel, nggak mau . (terus yang muda ini, dia tadi kan ngomong dia ingin cari yang lebih dari dia. Sebenernya apa sih yang lebih, sebenarnya?) sebenarnya itu ya… secara fisik dan secara batin, secara hati, iya. Mungkin secara fisik ya mungkin lebih cantik dari sana yang sekarang daripada pacarnya yang dulu. Mungkin lebih baik hatinya daripada pacarnya. (akhirnya dia nemuin nggak wanita yang diharapkan itu ?) Akhirnya dia nemuin, tapi kehidupannya nggak..masih agak bimbang, akhirnya masih sayang sama ceweknya yang dulu, tapi di sisi lain dah punya cewek sendiri. Masih kalo pas berduaan gitu, masih teringat sama ceweknya itu, nggak bisa nglupain, intinya kalo mungkin nglepas dari pikirannya, dari benaknya.(akhirnya gitu ya ?, akhir dari dua orang ini ya), iya. Tema utama : Hero : Pria tua usia 16 tahun, yang muda 16 tahun Sumber cerita : Pengalaman subyek. TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Gimana ini aku sudah Jika pria merasa bingung Kebingungan dalam relasi mutusin padahal dan tidak tahu apa yang dengan lawan jenis hubungannya udah panjang, harus dilakukan udah berapa tahun gitu. Dah hampir tunangan. Terus dikasih solusinya Jika pria berharap kepada Lingkungan sama yang tua ini. Kok bisa orangtua menyalahkan kamu kok sampe kayak Kebutuhan gitu. Padahal aku dah mendapatkan saran berjuang mati-matian tuh cewek untuk ndapatin kamu, untuk tunangan sama kamu, kok bisa kamu khianati. Aku kan ingin cari yang Jika pria tidak lebih dari dia, kata si laki- terhadap ceweknya laki itu Nggak
bisa,
kakek
yang untuk
puas Proyeksi
itu. Jika pria dinasehati oleh Konflik antara keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Berarti kamu ingin orang lain yang lebih tua dengan harapan lingkungan menangnya sendiri, nggak dan pria tetap berpegang mau dikalahin. Egoismu pada pendiriannya tinggi, akhirnya saling tukar pikiran lakinya masih tetep ngeyel, nggak mau Akhirnya dia nemuin, tapi kehidupannya nggak… masih agak bimbang, akhirnya masih sayang sama ceweknya yang dulu, tapi di sisi lain dah punya cewek sendiri
Jika pria itu sadar namun merasa bingung karena harus memilih diantara 2 cewek
Sulit mendapat kepuasan dalam hubungan lawan jenis Sikap mendua Displacement
Tidak ingin dibebani Kalo pas berduaan masih Jika pria ingin melepaskan dengan masalah hidup teringat sama ceweknya itu, diri dari masalah namun Perasaan bersalah, nggak bisa nglupain, intinya tidak bisa tertekan kalo mungkin nglepas dari pikirannya, dari benaknya Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapaknya yang ingin menang sendiri walaupun akhirnya ia harus sendirian tanpa istrinya. Kemudian, bapaknya minta solusi kepada orang yang lebih mengerti dan bijaksana, yaitu atasannya. Menghadapi situasi ini, subyek menyalahkan bapaknya dengan cara menanyakan mengapa bapak tidak berpikir dan tidak menyadari masalahnya dari dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 Kartu 8 GF O ini malik enom mas..tadi nenek-nenek. Ya inilah pacar yang baru tadi, laki-laki itu. Kan di satu..ya secara fisik, secara batin lebih melebihi ceweknya tapi ini…ini suka sekali sama laki-laki itu. Nggak mau..cewek ini ditinggalin, nggak mau dikhianatin sama laki-laki itu. Terus kayaknya berpikir banyak… (berpikir banyak, kira-kira apa pikirannya waktu itu?) ya berpikir kayak gitu lah….mikir nggak mau diduain nggak mau ditinggalin sama laki-laki itu. Kan ini sudah terlanjur sayang banget sama laki-laki itu. Terus ini merenung memikirkan kalo sampe laki-laki itu ninggalin, entar ceweknya ini mau jadi apa. (terus setelah itu si cewek ini ee..setelah berpikir demikian, apa yang dilakukan ?) Yang dilakukan adalah tetep mencari jalan untuk terus nglanjutin hubungannya sama laki-laki itu. (berhasil nggak?) Kemungkinan nggak berhasil lah. Laki-laki itu masih sayang sama ceweknya itu. Tema utama : Hero : Cewek 14 tahun Sumber cerita : Pengalaman teman, pengalaman subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Secara fisik, secara batin Jika cowok tidak puas Keinginan besar dan tidak lebih melebihi ceweknya terhadap pasangan mudah terpenuhi tapi ini suka sekali sama laki-laki itu Nggak mau..cewek ini Jika cewek ditinggalin, nggak mau dikhianati dikhianatin sama laki-laki itu.
tidak
mau Merasa kecewa terhadap hubungan lawan jenis Ingin dicintai Proyeksi
Terus berpikir banyak, Jika cewek ingin dicintai Tidak mendapatkan mikir nggak mau diduain, lagi oleh laki-laki hubungan yang intim nggak mau ditinggalin sama Memiliki ketergantungan laki-laki itu. Sudah terlanjur tinggi sayang banget sama lakilaki itu Yang dilakukan adalah Jika cewek tidak putus asa Mencari rasa aman dan tetep mencari jalan untuk dan terus berusaha dicintai ingin dimiliki terus nglanjutin hubungannya sama laki-laki itu. Kemungkinan nggak Jika cewek berhasil. Laki-laki itu masih memperoleh cinta sayang sama ceweknya itu.
gagal Kecewa dan putus asa Keinginan besar untuk dicintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan teman selingkuhan bapaknya. Ia senang kepada bapaknya tapi bapaknya itu tidak suka karena hanya menganggap teman kerja. Menghadapi situasi ini, subyek menjadi jengkel terhadap kedua orangtuanya namun tidak dapat mencurahkan isi hatinya dan ia tidak pernah didengarkan karena dianggap belum dewasa oleh orangtuanya.
Kartu 12 BG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Ada perahu mas…Di pinggir sungai ini. Ya semacam perahu nggak terpakai, terbuang sia-sia. Ha ini mas, ni ceweknya, diibaratkan lah si cewek yang dikhianatin itu. Habis manis sepah dibuang ini. Na gitu. Dia kan dah menyendiri, ditinggal..ibarat lah ya mas… lha terus dia tetep dibiarin aja sama laki-laki itu. Kan laki-laki itu ya… punya sifat gengsi. Ah…ngapa…mosok aku sing ngejak balen, padahal laki-laki itu masih sayang sama wanita itu, nggak bisa nglupain.(lha terus kan sampan itu sama dengan si cewek itu kan ? terus akhirnya setelah digituin sama laki-laki tadi, si cewek ini gimana ?). Si cewek ini tetep menunggu laki-laki itu untuk ngajak baikan lagi sama ceweknya, tapi si laki-laki itu gengsi, wah aku isin ne, mosok yang mutusin aku, aku yang ngejak balikan lagi. Kan nggak mungkin, jadi kan maunya yang laki-laki itu sama-sama ngucapin aku balikan sama kamu. ( terus si laki-laki itu akhirnya gimana ?, setelah dia merasa gengsi, apa yang dilakukan ?) Yang dilakukan ya tetep berubah pikiran, mbalik ke ceweknya lagi, kan merasa kasihan, dah…istilahe jomblo lah….(akhirnya mereka bisa gimana ..ketemu lagi ?) untuk sementara waktu belum ketemu, tetapi kemungkinan besar kalo laki-laki itu udah membuang gengsinya jauh-jauh lah mungkin bisa kembali lagi. Tema utama : Hero : (sampan) Cewek usia 16 tahun Sumber cerita : Pengalaman teman, subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA INTERPRETATIF semacam perahu nggak Jika merasa tidak berguna terpakai, terbuang sia-sia
ceweknya, diibaratkan lah si Jika cewek cewek yang dikhianatin itu. dimanfaatkan Habis manis sepah dibuang.
TEMA DIAGNOSTIK Merasa putus asa Memiliki harapan yang besar namun tidak tercapai
merasa Kecewa terhadap hubungan dengan lawan jenis Ingin dicintai apa adanya Displacement
Dia kan dah menyendiri, Jika cewek merasa putus Memiliki harapan besar ditinggal, terus dia tetep asa dan kesepian terhadap hubungan dengan dibiarin aja sama laki-laki lawan jenis itu. Tidak berdaya Kan laki-laki itu punya sifat Jika laki-laki sombong tapi Ingin mendapatkan kasih gengsi. Ah…ngapa…mosok masih ingin dicintai sayang aku sing ngejak balen, Ingin mendapatkan padahal laki-laki itu masih pengakuan sayang sama wanita itu, nggak bisa nglupain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Si cewek ini tetep Jika cewek tetep setia menunggu laki-laki itu kepada laki-laki tapi lakiuntuk ngajak baikan lagi laki menjaga harga dirinya sama ceweknya, tapi si lakilaki itu gengsi,
Ingin hubungan langgeng tapi mendapatkan cinta tulus Displacement
yang tidak yang
Yang dilakukan ya tetep Jika laki-laki merasa iba Ingin diperhatikan berubah pikiran, mbalik ke terhadap cewek ceweknya lagi, kan merasa kasihan tetapi kemungkinan laki-laki itu membuang gengsinya jauh lah. Mungkin kembali lagi.
besar Jika laki-laki tidak sombong Memiliki harga diri yang udah maka dia bisa mendapatkan tinggi dan keinginan untuk jauh- cintanya lagi dihormati orang lain bisa
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapak yang ditinggal oleh ibunya. Sebenarnya bapaknya itu masih merasa sayang namun gengsi sehingga akhirnya ia tetap sendiri. Ia teringat ibunya yang disakiti karena telah dikhianati oleh bapaknya itu. Menghadapi situasi ini, ia merasa salut terhadap bapaknya karena masih bisa membiayainya dan berusaha tetap tegar walaupun kedua orangtuanya sudah tidak bersatu lagi.
Kartu 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Akhirnya si laki-laki itu bimbang mau ke mana, nggak tau arahnya. Tiba-tiba ceweknya yang suka sekali, yang cewek baru itu suka sekali, akhirnya ninggalin dia. Dia sendiri sekarang. terus ceweknya yang merasa dikhianati itu dah nunggu, nunggu terus, tapi nggak ada jawabannya untuk ngajak balikan lagi. Akhirnya sekarang laki-laki itu jomblo, terus menyendiri, nggak punya cewek, ya.. itu. (apa yang dipikirkan waktu dia menyendiri seperti ini ?). dipikirkan ya…mungkin bodoh, nggak bisa mungkin..istilahe “aku kok biyen sifatku kayak gini, nggak bisa merubah sifat. Mungkin aku kalo sama cewekku yang pertama mungkin aku bisa lebih bahagia, karena ada pihak ketiga yang menggangu. Disamping itu kok pikiranku juga ada..merasa menguasai. Ingin memiliki keduanya, tapi malah hilang semua, nggak jadi. Akhirnya si laki-laki itu sedih sendiri, merenung nggak ada apa-apa. (dia merasakan apa ?). merasakan kehilangan semuanya, akibat ulah laki-laki itu. (jadi yang membuat pertama sebenarnya, terjadi tadi itu, sebenarnya wanita ketiga, pihak ketiga itu atau si laki-laki ini ?). yang menjadi anunya..ya dua-duanya itu, laki-laki sama pihak ketiga. (yang mulai duluan siapa ?) lakilakinya. Orang laki-lakinya kan selingkuh. (sama si pihak ketiga itu ya ?) iya. (akhirnya ee..itu gimana, akhir dari cerita ini ?) akhir dari cerita ini pihak ketiga ngajakin putus, terus sementara yang cewek yang pertama nggak mau diajak baikan. Ya udah sendiri… laki-laki ini. Meratapi nasibnya kenapa kok dulu dah disayangi dua orang tapi nyakiti hati semua. (oke iya) Tema utama : Hero : Laki-laki 16 tahun Sumber cerita : Pengalaman teman, masa lalu subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF laki-laki itu bimbang mau Jika laki-laki merasa Tidak memiliki tujuan ke mana, nggak tau bingung terhadap hidupnya hidup arahnya. sendiri Displacement
Tiba-tiba ceweknya yang Jika ceweknya yang suka Ditinggalkan suka sekali, yang cewek sekali itu berkhianat baru itu suka sekali, akhirnya ninggalin dia. Dia sendiri sekarang Terus ceweknya yang Jika ceweknya tetep setia Pandangan tentang wanita merasa dikhianati itu dah menunggu laki-laki Displacement nunggu, nunggu terus, tapi nggak ada jawabannya untuk ngajak balikan lagi Akhirnya sekarang laki-laki Jika laki-laki merasa stress
Kebingungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 itu jomblo, terus menyendiri, nggak punya cewek Mungkin bodoh, nggak Jika laki-laki menyesal bisa, istilahe “aku kok biyen karena punya kelemahan sifatku kayak gini, nggak bisa merubah sifat
Menutupi gengsi Ingin pengakuan Proyeksi
kelemahannya,
Mungkin aku kalo sama Jika laki-laki ingin bahagia cewekku yang pertama namun menyalahkan orang mungkin aku bisa lebih lain bahagia, karena ada pihak ketiga yang menggangu
Ingin mendapatkan kebebasan tapi tidak mau disalahkan Proyeksi
mendapatkan
Disamping itu kok Jika laki-laki bingung apa Bingung dan kehilangan pikiranku juga ada merasa yang terjadi dan merasa arah dan harapan menguasai. Ingin memiliki kehilangan Displacement keduanya, tapi malah hilang semua, nggak jadi Orang laki-lakinya selingkuh
kan Jika laki-laki norma sosial
melanggar Tidak ingin dikekang Memberontak pada otoritas Ingin diperhatikan Displacement
Akhir dari cerita ini pihak Jika kecewa dan menolak ketiga ngajakin putus, terus hubungan heteroseksual sementara yang cewek yang pertama nggak mau diajak baikan
Tidak puas terhadap hubungan lawan jenis Ingin hubungan yang intim dan tulus
Ya udah sendiri….laki-laki Jika udah sendiri, meratapi Putus asa ini. Meratapi nasibnya nasibnya kenapa kok dulu dah disayangi dua orang tapi nyakiti hati semua
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kejadian bapaknya yang menyesal karena telah berbuat salah sehingga ia harus menanggung konsekuensi ditinggal ibunya. Menghadapi hal ini, subyek menyalahkan bapaknya namun sekaligus menyesal mengapa keluarganya berantakan. Ia juga merasa bingung dan putus asa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Kartu tambahan 6 GF, 13 MF dan 18 GF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 Kartu 6 GF Karo bapakne pa udu mas ?.(ya embuh..) ki critane ki ana cewek lagi ya..sedang digodain sama..ditanyain dah punya cowok belum, tapi si laki-laki ini genit, mosok udah tua cari yang daun muda. Yang perempuan tu masih tanya-tanya, masih berpikir masak aku sama orangtua mau, tetapi laki-laki itu ngeyel, banyak…. pinter ngomong terus ya akhirnya akrab. Akrab,akrab semakin akrab terus langsung pendekatan, mulai pendekatan itu ya kayak semacam persahabatan yang akrab gitu mas.(akhire?) Akhirnya ya masih dalam proses pendekatan, iya.masih dalam proses pencarian..ya…(sama si cewek ini ?) iya. (si cewek ini merasa gimana ?) cewek ini merasa nggak enak, orang lebih dari umurnya, iya to ? (ning dheweke gelem ra sama si..ee lanange kuwi ?) Akhirnya ya…Cuma sebatas temen. Tema utama : Cewek sedang digoda Hero : Cewek Sumber cerita : Masa lalu subyek TEMA DESKRIPTIF
TEMA INTERPRETATIF Critane ana cewek sedang Jika cewek sedang digodain digodain
TEMA DIAGNOSTIK Menjalin dengan hubungan lawan jenis hanya untuk mencoba-coba
Dah punya cowok belum, Jika laki-laki genit, udah tua tapi yang laki-laki ini genit, cari daun muda mosok udah tua cari yang daun muda
Tidak mempertimbangkan norma sosial dalam menjalin hubungan lawan jenis, keinginan untuk mencintai besar Tidak mendapatkan cinta yang tulus Displacement
Yang perempuan tu masih tanya-tanya, masih berpikir masak aku sama orangtua mau,
Perasaan gengsi dalam menjalin huungan lawan jenis Displacement
Jika perempuan masih berpikir dan mempertimbangkan untuk menjalin hubungan dengan orangtua
tapi laki-laki itu ngeyel, Jika laki-laki banyak pinter ngomong pandai merayu terus ya akhirnya akrab.
memaksa, Dalam menjalin hubungan lawan jenis suka memaksakan kehendak
Akrab,akrab semakin akrab Jika semakin akrab dan Ingin dimengerti terus langsung pendekatan, ingin mendapatkan seorang dipahami karena
dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 mulai pendekatan itu kayak sahabat semacam persahabatan yang akrab.
mendapatkan yang dekat
Akhirnya ya masih dalam proses pendekatan, masih dalam proses, cewek ini merasa nggak enak, lebih dari umurnya
Mengalami hambatan dalam hubungan lawan jenis Perasaan rendah diri terhadap lawan jenis
Akhirnya ya… sebatas temen
Jika dalam proses pendekatan, cewek merasa nggak enak karena lebih dari umurnya
cuma Akhirnya temen
cuma
hubungan
sebatas Keinginan yang besar tapi tidak tercapai
Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan ibu subyek yang didekati oleh orang lain namun ibunya itu hanya menganggap ia hanya teman biasa. Hal ini terjadi setelah kedua orangtuanya bercerai. Menghadapi situasi ini, subyek merasa kecewa terhadap kedua orangtuanya namun ia tidak mampu mengungkapkan perasaannya itu karena mereka sudah bercerai.
Kartu 13 MF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Waduh apa ki mas ?. o iki ceweke sing mau.(yo embuh…kowe silakan) Pas pada malam harinya itu si cewek itu diajak minum sampe teler, nggak sadar. Sama laki-lakinya itu dicekoi istilahe mas. Dicekoi sampe nggak sadar, terus langsung dibawa ke kamar. Terus tau-tau kok bangun-bangun laki-laki itu sadar liat itu ceweknya itu, “lho kenapa ini ?”, terus ceweknya masih belum bangun, masih belum sadar, langsung sama laki-laki itu… laki-laki itu ninggal pergi ceweknya itu, sendirian di situ, kan ini bangun langsung..abis itu pergi. (mereka ngapain, ee..setelah dicekoi itu terus si wedhoke terus gimana ?) Ya semacam kayak…apa jenenge hubungan intimlah sama laki-laki itu.(gimana, gimana ?) Kayak ditiduri lah (sama laki-laki itu ?)…iya. (akhirnya perempuan itu ngrasain apa ?) Nggak ngerasain, kan masih teler, belum sadar. (ditinggal dalam keadaan teler gitu ?) Iya. Tema utama : Cewek dicekoki Hero : Cewek Sumber cerita : Pengalaman teman TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Pada malam harinya, si Jika cewek dibuat tidak Tidak mudah puas terhadap cewek itu diajak minum sadar hubungan lawan jenis sampe teler, nggak sadar. Ceweknya masih belum bangun, masih belum sadar, langsung laki-laki itu ninggal pergi ceweknya itu, sendirian di situ, ini bangun langsung pergi.
Jika setelah dibuat tidak sadar kemudian ditinggalkan, pria tidak bertanggung jawab
Semacam hubungan Jika cewek intimlah sama laki-laki itu. norma sosial Kayak ditiduri
Memiliki harapan dan keinginan agar diterima apa adanya Merasa dimanipulasi oleh figur otoritas Proyeksi
melanggar Hidup dalam tekanan dan ingin bebas Tidak setia dalam hubungan lawan jenis Displacement
Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan hubungan seksual yang dilakukan oleh temannya. Menghadapi hal ini, subyek tidak ingin mengalami hal itu.
Kartu 18 GF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 Ini cewek semua mas ?. O iya ini ibunya ceweknya tadi, yang dicekoi itu tadi, cerita sama ibunya gini..gini..gini… kok bisa e ?, kok bisa kamu dibujuk sama laki-laki itu kok mau diajak minum padahal kan eman-eman masa depan kamu, langsung… masih diceramahi sama ibunya. Terus cewek itu nggak kuat, nggak kuat menahan aib, langsung semaput. (terus setelah itu gimana ?...ibu yang memegang itu ?) Masih tetep disayang-sayang, disadarin tapi masih semaput lah…(perasaan ibu itu gimana ?) perasaan ibu ….hancur, anak…ya istilahnya anak yang paling disayang dah di rusak sama orang dengan sekejap saja. (akhirnya kesudahan cerita ini ?) Akhirnya ya…kayaknya laki-laki ini nggak bisa menerima ceweknya apa adanya terus ya ditinggal pergi, sementara cewek ini ditinggal sendiri.(yang ini cewek juga to ini, ini berarti ditinggal sendirian begitu aja ya ?) iya. Tema utama : Cewek dicekoki Hero : Cewek Sumber cerita : Pengalaman teman TEMA DESKRIPTIF
TEMA TEMA DIAGNOSTIK INTERPRETATIF Cewek itu nggak kuat, Jika cewek tidak dapat Ingin diakui nggak kuat menahan aib, menerima realitas, putus asa Kecewa pada diri sendiri langsung semaput. Displacement Masih tetep disayang- Jika ingin dicintai namun Ingin mendapatkan cinta sayang, disadarin tapi masih masih merasa putus asa yang tulus semaput, hancur Tidak pernah diterima apa adanya anak yang paling disayang Jika kecewa karena orang Mendapatkan hambatan dah di rusak sama orang lain mengganggu dalam relasi dengan sekejap saja. Ingin bebas dari tekanan Laki-laki ini nggak bisa Jika laki-laki tidak bisa Ingin diterima apa adanya menerima ceweknya apa menerima realitas Punya keinginan besar tapi adanya tidak tercapai Ditinggal pergi, sementara Jika mencampakkan orang Ingin diperhatikan cewek ini ditinggal sendiri. lain, tidak bertanggung Tidak mau disalahkan jawab Displacement Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan temannya yang menyesal telah berhubungan seksual. Menghadapi hal ini subyek merasa kasihan terhadap cewek itu dan tidak ingin mengalami hal yang sama. Traskrip wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Hasil wawancara terhadap subyek A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Verbatim Oke, gimana sih perasaanmu ketika mengetahui orang tuamu bercerai? ya gimana ya? Dulu sih aku sempet sedih, aku juga sempet marah dan saat itu aku sempet desperate, aku sempet menyalahkan diriku sendiri, tapi selain itu juga aku juga benerbener marah sapa bapak sama ibuku, karena aku merasa aku sudah dibuang sama mereka, aku sudah dicampakkan Lalu setelah itu gimana? Apa yang kamu lakukan setelah kamu merasa sedih dan tertekan tadi kan itu kan? yang pasti aku menutup diriku, menutup diriku sendiri dari lingkungan, aku istilah jadi di...apa istilahnya, nggak bergaul sama orang lain, aku menutup komunikasi dengan orang lain, nggak jujur sama orang lain, apalagi sama ortuku, lebih-lebih aku nggak terbuka sama mereka. Semua masalah kupendam sendiri. Jadi cenderung untuk, apa ya, menyimpan semua masalah dan tidak ingin orang lain mengetahui itu ya? iya, menyimpan semua perasaanku, semua perasaan marah, semua perasaan sedih, semuanya aku simpen sendiri Jadi yang dominan tadi apa kalo bisa diulang? mungkin yang dominan menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan orang tua atas kasus perceraian, sehingga dampaknya
Kode
SK 1 MPD 3 MPD 2
Analisa
Kehilangan kasih sayang dari orangtua Menjadikan diri sebagai obyek kesalahan Menyalahkan orangtua
MPD 1
Berbohong kepada orang lain dan orang tua
MPD 3
Menyatakan ketakutannya kepada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
yang dominan ya mengisolasi diri dari orang tua dan lingkungan OK, OK, lalu sekarang, apa yang kamu khawatirkan setelah orang tuamu itu bercerai waktu itu? Yang aku khawatirkan ya SK 1 bagaimana aku hidup selanjutnya, bagaimana, aku harus menjalani hidupku, dan juga bagaimana aku bisa menjalani hidupku tanpa kasih sayang yang utuh dari orang tua Setelah itu gimana, apakah kamu tidak melakukan sesuatu, atau kamu lakukan apa setelah itu? tetap menutup diri dari orang tua Oh tetep, tetep nganu ya, tetep men, me, membuat apa ya, mengisolasi diri, menarik diri gitu ya? tetep menarik diri, karena aku MPD 3 tahu semakin aku berharap semakin aku kecewa Kenapa? ya karena aku rasa harapanku tidak bisa tercapa aja, jadi kalo aku sudah tahu harapanku nggak tercapai kenapa aku harus berharap? Oh gitu, OK-OK, OK, saat ini gimana hubungan kamu dengan salah satu orang tua yang berpisah, siapa yang, yang apa, berpisah? Berpisah dengan siapa? misalnya aku berpisah sama ibu yang pasti ibu pergi dari rumah, hubunganku sih sempet renggang sekali ya, mungkin cuman sekeadar sms, sekedar telpon sesekali, dan sama sekali nggak ada komunikasi, di, diantara kami, jadi ibuku juga nggak ngerti bagaimana kehidupanku dan aku MPD 8 yang juga nggak peduli sama kehidupan ibu Jadi karena keputus
Kehilangan sayang orangtua
kasih dari
Menyatakan ketakutannya kepada peneliti
Memindahkan kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
komunikasinya sehingga kamu merasa cuek-cuek aja gitu? iya cuek-cuek aja OK, lalu sebenarnya selain hubungan, itu sudah ada masalah teknis ya, hubungan teknis ya kalo itu, nah kalo dengan sejujurnya, dengan ininya sendiri, dengan apa, emosi, perasaan-perasaanmu sendiri gimana dengan ibu? ya aku sudah bener-bener menutup diri dari ibu, istilahnya urusanku ya urusanku, urusan ibu ya urusan ibu OK, OK, kenapa kok seperti itu? ya aku merasa kecewa aja mungkin, aku merasa terluka dengan aku di, apa ya, istilahnya dicampakkan oleh ibu Gimana setelah, setelah itu kamu, apa yang kamu lakukan selanjutnya setelah kamu terputus hubungan dengan ibu dan kamu merasa cuek-cuek aja gitu? ya berusaha menjalani hidup ini apa adanya Apa adanya gimana maksudnya? ya, yang sudah terjadi biarlah terjadi, tidak ada keinginan untuk memperbaikinya.... OK, OK, jika harus milih, kamu lebih seneng tinggal dengan siapa? nggak dengan dua-duanya Kenapa? yang pertama saat ini aku sudah cukup, sudah kerja, sudah mandiri, aku sudah bisa lepas dari mereka berdua, yang kedua karena aku memang sudah memutuskan hubungan sama mereka, jadi istilahnya hubungan maksudnya hubungan hati, kontak batinlah, maksudnya aku sama sekali nggak punya, nggak terbuka sama mereka, sama sekali nggak jujur
MPD 6
Menjauhi ibu sebagai sumber kecemasan
SK 1
Kehilangan kasih sayang ibu Menyalahkan ibu
MPD 2
MPD 1
Berbohong, karena saat ini masih tinggal serumah dengan bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179
sama mereka, jadi untuk apa aku ikut mereka berdua, salah satu dari mereka berdua Hmm, gitu ya, jadi alasannya itu ya, OK, OK, lalu gimana, apakah itu sudah tercapai keinginan itu? saat ini saya masih ikut bapak. lalu setelah itu, terpaksa dong kalo gitu, gimana kalo itu dalam keinginan yang seperti itu kamu, kamu dalam kenyataannya seperti ini, gimana tu? ya makanya itu, saya juga istilahnya tertekan juga di rumah, sering, makanya sering keluar dari rumah dari pagi sampe malem OK, lalu setelah itu, apa yang jadi harapan kamu setelah mereka bercerai? yang pasti saya berharap semuanya bisa bahagia, saya berharap orang tua saya bahagia, saya berharap ibu saya bahagia dengan keluarga barunya, saya juga berharap bapak juga bisa menerima keadaan yang saat ini apa adanya, ya walaupun saya sendiri berharap saya juga bahagia tapi sudah tercapai belum kebahagiaan itu? belum menurut kamu, kamu akan berbahagia jika dalam kondisi apa? ya, seperti keluarga pada umumnya, ya mungkin, seperti ada bapak, ada ibu, trus hubungan di dalam keluarga enak, ya aku pikir aku akan bahagia kalo aku punya sebuah keluarga yang utuh tapi sekarang kenyataannya nggak, nggak, nggak bisa gitu ya? kenyataannya ya keluargaku sudah berpisah...
SK 1 MPD 3
Kehilangan kasih sayang orangtua Menyatakan ketakutannya pada peneliti
MPD 1
Tidak sesuai dengan keyataan karena saat ini orangtua dan dirinya tidak bahagia karena bercerai
Fantasi
Menyatakan keinginan yang sudah tidak mungkin terjadi karena orangtuanya sudah bercerai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225
ya, terus, sekarang apa yang kamu khawatirkan jika salah satu orang tuamu akan menikah lagi? Yang akan menikah siapa? sudah menikah, ibu. OK, apa yang kamu khawatirkan ? yang aku khawatirkan yang SK 2 pasti kehilangan kasih sayang dari ibu, ya walaupun aku sendiri sudah tidak ada hubungan apa-apa, tapi kan aku masih berharap seperti apa adanya keluarga yang lain, dapat kasih sayang dan yang SK 2 aku khawatirkan juga ya berarti impianku terlupakan dong... impian untuk, untuk, untuk ini ya, apa tadi, me, mendapat sebuah kondisi keluarga yang baik itu ya? iya, impian untuk mendapatkan keluarga yang baik terus apa yang kamu lakukan ketika kamu kehilangan kan? kehilangan ibu, gimana? yang kulakukan ya menutupnya, MPD 3 menutup harapan itu dalamdalam dengan cara semakin menutup hubungan dengan ibu, jadi aku semakin jaga jarak dengan ibu, semakin nggak pernah bikin komunikasi apa-apa sampe sekarang ya? sampe sekarang OK, sekarang bagaimana hubungan kamu dengan salah satu orang tua ketika ia akan menikah lagi? yang pasti ya itu tadi, jaga jarak, aku semakin istilahnya mbentengi diriku sendiri sama dia, semakin menutup topengku setebaltebalnya itu terjadi dengan sendirinya gitu ya? terjadi dengan sendirinya apa yang menjadi harapanmu ketika orang tuamu akan menikah
Karena ibunya sudah menikah lagi, maka harus menerima situasi dan keluarga yang baru Harus menerima kenyataan bahwa ibunya menikah lagi
Menyatakan ketakutannya kepada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271
lagi? yang pasti aku ingin orang tuaku bahagia ya, aku pengin, ya saat ini yang menikah ibu, jadi aku ingin ibu bahagia tapi aku juga ingin bapakku, yang walaupun ditinggal tapi juga bisa menerima keadaan dan bahagia juga, tapi ya aku juga pengin aku bahagia, tapi seandainya pun, istilahnya kan aku dulu, aku berharap orang tuaku bisa menikah tapi karena tidak mungkin, ya aku berharap kasih sayang orang tuaku ke aku dan Mas Hendra itu tetep, ke kakakku itu tetep jadi kalo gitu harapannya sebenernya tercapai nggak itu? nggak lalu apa yang kamu lakukan ketika kamu merasaharapanmu tidak tercapai itu? menutup diri lalu apa yang kamu khawatirkan setelah kamu berpisah dengan salah satu saudara? Berpisah nggak? nggak berpisah oh ya, berarti ini bukan suatu kecemasan, OK, lalu apa, apakah setelah orang tuamu bercerai kamu harus mencari uang sendiri? iya, sekarang iya nah, lalu yang kamu khawatirkan apa? Ketika kamu tidak dapat uang dalam mencukupi kebutuhanmu itu? yang aku khawatirkan tidak dapat uang ya, aku khawatir gimana aku harus melanjutkan hidup, gimana aku harus membiayai sekolah kak, sekolah kakakku terutama, dan yang pasti jelas aku khawatir bagaimana aku bisa bersikap seperti orang lain
MPD 1
Tidak sesuai dengan kenyataan karena orangtuanya sudah tidak mungkin memberikan kasih sayangnya lagi
SK 4
Kekurangan dukungan finansial Kekurangan biaya untuk diri sendiri maupun kakaknya Karena kekurangan dukungan finansial, sehingga tidak dapat hidup layak
SK 4 SK 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317
maksudnya bersikap seperti orang lain tu? maksudnya ya, aku kan kadangkadang juga pengin seperti anakanak cewek yang lain, punya pakaian yang cukup, yang pantas, yang gimana jadi, kalo gitu kan, gimana, apa yang kamu lakukan setelah itu? mencari uang se, sedapat mungkin? sedapat mungkin dengan menambah jam kerja kalaupun seandainya nggak cukup gimana? ya tetep sema, semakin giat, jadi, cari kerjaan lain, cari tambahan yang lain berusaha di cukup-cukupin gitu kah? dicukup-cukupin... yak, yak, yak, yak, yak, trus apa yang menjadi harapan kamu dalam hal kecukupan financial ini? yang menjadi harapan sih ya, Fantasi bisa seperti anak-anak cewek yang lain, jadi bisa apa ya, bisa sekolah sampai lulus kuliah, bisa pake pakaian yang seperti anakanak sekarang yang pake, trus bisa punya handphone seperti yang dipake anak-anak yang lain, bener-bener bisa seperti anak-anak yang lainlah jadi, oh ya ngomong-ngomong masalah kuliah kamu sendiri nganu kok ya, terhenti ya? masalah kuliah terhenti OK, lalu, apa yang kamu kuatirkan ketika orang tua sering nuntut kamu untuk ngambil keputusan penting dalam hidupmu? yang pasti yang aku SK 5 khawatirkan aku nggak bisa
Jauh dari kenyataan karena subyek sudah putus kuliah
Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363
memenuhi harapan mereka, aku kan, aku nggak percaya diri sama diriku sendiri, aku nggak percaya kalo aku bisa jadi seperti yang diharapkan mereka yang pasti, jadi yang aku khawatirkan ya itu, aku nggak bisa seperti yang mereka harapkan, dan aku takut gagal MPD 3 tadi kamu pernah ngomong takut gagal, kalo gitu gimana kamu meresponi hal itu? biasanya saya meresponnya dengan justru menentang apa yang mereka ini, mereka minta untuk saya lakukan contohnya? contohnya, ya saya merasa nggak mampu kalo saya harus bangun pagi dan nyapu, disuruh bersihbersih rumah karena ada beberapa hal gitu ya, contohnya ya ketika saya diharuskan seperti itu ya saya melakukannya ya sesuka hati saya jadi sebenarnya ada semacam perasaan ingin menentang gitu ya? iya, yang pasti ada perasaan ingin memberontak, pertama, yang kedua karena saya pada dasarnya nggak percaya diri, jadi lalu apa yang kamu khawatirkan ketika orang lain memberi komentar negatif terhadap peristiwa perceraian orang tua? yang aku khawatirkan ya aku SK 6 jadi terlihat jelek dihadapan orang lain, orang tuaku jadi terlihat jelek didepan orang lain terus setelah itu yang kamu lakukan apa? mengalihkan pembicaraan dari hal itu, terus jelasnya mengalihkan pembicaraan, atau bisa juga MPD 2 justru aku ngomongin jeleknya orang tuaku sebelum mereka ngomong maksudnya ngomongin
baru
Menyatakan ketakutan menjadi gagal kepada peneliti
Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah hal yang negatif
Menyatakan kejelekan orangtuanya karena perceraian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382
jeleknya orang, gimana tuh? jadi maksudnya sebelum anakanak itu nanyain gimana sih keluargamu, aku sudah cerita panjang lebar dulu kalo orang tuaku bercerai “gini-gini lo, ginigini lo” oh, mengapa kok gitu? Ya setidaknya lebih apa ya? Aku lebih ada satu satu juga melampiaskan kemarahanku MPD 2 pada orang tua dengan menjelek-jelekkan mereka, dan disatu sisi kalo aku sudah seperti itu mereka justru tidak jadi menjelek-jelekkannya oh aku tidak harus mendengarkan MPD 1 komentar pahit orang
Hasil wawancara subyek B
Menyatakan kemarahannya kepada orangtuanya dengan cara menjelek-jelekkan mereka Mengingkari kenyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
VERBATIM KODE Gini, apa namanya ..tadi kan ada sekilas info tentang keluarga ibu, sebenarnya gimana sih sebenarnya yang terjadi ? Yang terjadi sama keluargaku ? Yaaa..ceritane tu dimulai ya…yang SK 1 bapak lah…tapi aku nggak bisa nyalahin kedua orang tuaku.. (dengan wajah yang tegang dan emosi yang kaku ) Nggak papa, aku ndak ingin kamu terus…nggak papa biarin aja, santai aja, gimana…gimana ? aku nggak ingin menjudgement kamu itu salah lo…nggak lo,aku nggak pernah gitu lo…tentu harus kamu tahu, oke ? Ibu isin, bapak kan sering ngamuk di kampung. Tiap bertengkar mesthi ngamuk, terus ngrusaki barang-barang terus nantangin orang kampung. Ha yang ibu nggak suka itu, isin, malu kan dah lama mosok bertengkar terus, nggak pernah harmonis. Harmonis cuman sebentar, paling ya berapa bulan gitu….terus lagi….terus nggak betah ibu langsung pergi to, pas itu. Bertengkar yang kemarin, yang terakhir itu langsung ibuku pergi. Terus ayahku kan ngecap ibuku ra bener gitu mas..mosok wong wedhok nek di ngene ki mesthi lunga. Ha … maksute ibuku ki wegahe nggawe ngindari kuwi mas. Apa nek tanggatangga barang dha ngomong ngono ki…iya…. Terus ? Ya sekarang sendiri-sendiri. Kalo gitu kamu usianya berapa waktu sendiri-sendiri itu ? Ya…baru kemarin kok, paling ya 16 ini. Oke, .saya ingin tau gimana sih perasaanmu ketika mengetahui bahwa orang tuamu kan berarti sudah nggak bersatu lagi ya ?, itu,
KETERANGAN
Kehilangan kasih sayang dan dukungan dari orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
gimana ? Ya rasanya yo…memang sih mas, MPD 3 hancur. Kayak yo kan aku memang dari kecil tu dah mikir masa depanku kayak gini gitu lo mas. Ha terus kok malah kehambat ada lubang di situ. Lubang dalem yang harus aku lewati, ha ternyata malah orangtuaku itu. Gimana…apa yang kamu rasakan waktu itu ? Ya seperti mas tadi bilang, putus MPD 3 asa, terus aku dinasehatin sama yaitu angkatan 2004, apa gunanya frustrasi, nggak ada gunanya. “mendingan kowe saiki mikir dhewemu dhewe, wis wong tuwamu ben wong tuwamu, sik penting wong tuwamu ngurusi”, gitu mas.langsung ..o ya udah, terus aku yo tak logika mas. Aku kan udah ya..wis pernah broken home, ya wis nakal ngono mas, wis kenal bangsane obat-obat O udah pernah juga masuk ke situ ya ? Dah pernah mas. Tapi sekarang masih ? Eh ?, nggak. Oh sudah nggak….oke, berarti kalo gitu yang dominan kamu merasa frustrasi, stres gitu tadi ya ?. (subyek menganggukan kepala) he-e ya ? terus aku juga coba-coba lagi, eh… ndelalahe kok alhamdulilah wae mas, ya bisa sedikit-sedikit, kan ada orang yang buat curhat. Ya disamping kuwi kan aku wis ora dolan kumpul wong kaya ngono. Belajar tu…mending daripada kumpul sama orang yang nakal, mendingan sama pacarku mas. Disamping pacarku kan bisa cari solusi. Tur nganu…tukar pikiran… iya. Jadi kamu sebenarnya sudah keluar dari lingkungan punkers tu sejak kapan ? sebenarnya ? Sejak….pas kelas 3 itu.
Menyatakan kesedihan dan keputusasaannya kepada peneliti
Menyatakan keputusasaannya kepada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137
3 SMP gitu ya ? 3 SMP, kan ujian. UAN. Aku mikir mas, pas itu orang tuaku udah itu….. Saya acungi jempol, kamu bisa melewati ini, bagus. Karena saya liat, banyak orang yang…anak-anak yang seperti kamu itu yang terus mereka melarikan diri dari masalah. Lah ini kayak tadi aku ngomong, kena kemana-kemana, iya to ?. itu menurut saya ya, menurut pandangan saya, kamu sudah membuat suatu keputusan yang tepat dan jantan dalam hidupmu, wuah ….bagus itu,...terus aku nanya nomer dua, apa yang kamu harapkan dari peristiwa perceraian orang tuamu itu. Kamu kan tau, apa harapan kamu ? Kalo harapan aku ki, besok Fantasi sewaktu waktu aku dewasa, udah sukses, udah mandiri, udah punya apa-apa aku mau nyatukan orangtuaku lagi…iya. Harapan jangka panjang gitu ya ?, kalo harapan jangka pendek seperti ini ? bagaimana ? Harapan jangka pendek, ibuku ya Fantasi aku berdoa semoga nggak ada apaapa disana, sama ayahku juga, semoga bisa disatukan kembali. Gitu ya ? Iya. Kalo ibu sekarang dimana ? Ibu di Pekalongan. Bapak di ....? Di Jogja. Jadi kamu tinggal sama simbah sama bapak gitu ? Iya. Setelah orangtua bercerai kamu tinggal dengan simbah….o iya sudah. Apakah kamu pernah mengalami pertentangan dengan orangtuamu ? Wah sering Siapa ? Bapak. Jadi ya itu bapak kalo marah-
Menyatakan keinginan yang sudah tidak mungkin terjadi karena orangtuanya sudah bercerai
Menyatakan keinginan yang sudah tidak mungkin terjadi karena orangtuanya sudah bercerai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183
marahin langsung nancep di hati lo. Tapi bapak ki belum pernah nanganin, belum pernah mukul aku, tapi kalo SK 1 dah gini-gini (sambil memperagakan dengan tangannya seperti mulut yang cerewet ), langsung nancep, ha rasanya sakit. Saya bisa memahami itu. Saya juga pernah mengalami hal yang sama.. … terus terus setelah itu gimana ? Setelah itu ya aku cari solusinya sama temenku. “Mas piye mas, ngene ki critane”. “o iya kuwi wis sabarke wae”. Berarti kan kamu sering mengalami bertentangan dengan bapak tadi ya?, eee…piye njukan, kamu sikapmu terhadap bapak terus gimana ? Kalo aku sayang sama bapakku, bergitu pula bapakku juga sayang banget, malahan, orang aku kan anak tunggal. Yang di harapkan bapak ki jadi orang yang pintar, jadi orang yang sukses, jangan seperti babe, babe orang yang kayak gini, kayak gini ke depannya Galang ki jangan seperti kayak babe, dah gitu. Yang babe kan ndukung, ndukung aku untuk berbuat baik terus buat besok masa depan yang sukses. Jadi walaupun di satu sisi kamu merasa terluka gitu ya dengan perkataan itu, kamu..di satu sisi kamu merasa sayang juga gitu ya…kenapa kok kamu..kamu punya keputusan seperti itu ? Karena keputusanku ya memang adil lah….orang ibuku kemarin juga ndukung aku, “wis jangan hiraukan perkataan orang “, gitu, babeku juga gitu, “saiki butuhe kowe sekolah, rasah mikir wong tuwa, bapak karo ibu mang jalane saka allah mang semene, ra mungkin disatuke kembali, lo nek umpama nek sesuk nek ana rizki saka allah…
Kehilangan kasih sayang dari bapak dan merasa cemas karena perlakuan bapaknya itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229
Tapi kamu tetep punya keputusan hati untuk sayang sama mereka gitu ya ? Iya, tetep masih, walaupun kedua orangtuaku keras sifatnya… Sangat bagus..saya tadi….kamu harus milih..jika kamu harus milih kamu lebih seneng tinggal dengan ibu atau bapak ? Kalo memang sekarang ini, bapak. Kalo suatu saat nanti ya inginku ya dua..iya.kalo aku udah sukses besok lah. Kenapa kamu kok lebih cenderung milih ke bapak ? Karena bapak kan di Jogja, kan deket orangtuaku, ya.. Apakah setelah bercerai, salah satu orangtuamu akan menikah lagi ? Ya..kalo itu kayaknya bapak lah… SK 2, MPD 3 tapi kalo aku nggak suka punya ibu tiri. Gitu ya? Tapi sudah terjadi pernikahan itu atau belum ? Belum. Tapi ada rencana ke sana ? Belum kalo bapak belum.. Kamu kok tadi ngomong kayaknya ada bapak gitu gimana ?. Nah orang bapak kan kepengen dadi duwe ..layah maneh. Maksudnya kan udah gitu mas ? Tapi sekarang belum terjadi ya ? Belum. Masih..artinya kamu mengatisipasi hal itu. Iya. Oke. Kalo pun seandainya nih, kamu dapet ibu tiri, piye sikapmu terhadap hal itu, kan berarti bapakmu menikah lagi. Sikapku terhadap ibu tiri, aku ya…”kowe isa pa ngatur aku, isa pa Rasionalisasi nguripi aku ?, pengen dadi ibuku… kaya ibuku kae ? ra mungkin,
Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga baru Menyatakan ketidaksukaannya kepada peneliti
Menggunakan alasan untuk menutupi kecemasannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275
ibuku super sabar…” Tapi sebenarnya itu belum menikah ya sekarang ya ? Belum. Kira-kira mengapa kok kamu bersikap seperti itu ? Karena aku nggak mau ibuku disakitin sama bapakku. Di sisi lain bapakku juga nggak mau disakitin ibuku gitu lo… Oke… Iya. Kalo ibu sendiri…nggak… Selamanya besok kalo aku sukses, ibu mau ikut aku. Bilang gitu ? Iya. Gak mungkin cari suami. Eee…berarti sekarang tidak terjadi ya pernikahan itu ya ? belom, tapi kalo belom terjadi ini ya sudah enggak saya terusin. Oke, setelah kamu..bercerai, kamu anak tunggal ya ?, Anak tuggal. Nggak ada, oke…. Nah, setelah terjadi perceraian, apakah ada kemungkinan kamu harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan ? Belum, kan aku masih sekolah. Berarti nggak ada nganu ya…ya nggak ada. Pernah nggak merasa nggak cukup ? Yah, kalo cukup itu ya alhamdulilah tercukupi. Apakah setelah berpisah ya, orangtuamu sering menuntut kamu untuk mengambil keputusan penting ? Keputusan penting, sering. Gimana misalnya ? Pengin ikut bapak pa ibu ?, ibuku SK 5 bilang gitu. Kalo ikut ibu ya sini… ikutan. Tapi kalo ikut bapak ya udah, diturut aja dulu. Terus apa yang kamu lakukan. Aku ya..untuk sementara waktu ini
menerima ibu tiri
Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. Dipaksa untuk memilih dengan siapa subyek harus tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321
ikut bapak. Ikut bapak ya ? Iya. Jadinya, disitu merupakan..bagimu merupakan tekanan nggak ? Ha ?,tekanan, tekanan batin dalem. MPD 3 He e ya ?, harus milih antara bapak dan ibu gitu ya ? Kalo yang lain, tugas, kewajiban gitu ? Kalo tugasku kalo babe sama ibu pesen, tugasku fokus ke sekolah, fokus ke nganu…… Studi ya ? Iya, studi. Kalo selain sekolah, ada nggak tugas-tugas lain yang harus kamu lakukan setelah mereka bercerai ? Banyak mas. Ya kayak ya semakin SK 5 tertekan itu. Tugas apa misalnya, konkret. Gitu kah, o..kamu disuruh ini, disuruh itu…misalnya, atau kamu menjadikan peran ibu gitu kan, atau misalnya pekerjaan-pekerjaan rumah tangga gitu kan, apa misalnya atau yang lain ? O itu kalo pekerjaan rumah tangga masih ada simbah. Masih ada simbah ya.. Iya. Jadi nggak ada suatu hal-hal yang baru ya, justru yang merupakan tekanan bagimu adalah kamu disuruh untuk memilih gitu ya ?, memilih satu pilihan hidup gitu ya ? Iya. Selain untuk memilih kamu tinggal dengan siapa tadi apa lagi ? Tinggal dengan bapak. Lha iya, selain itu, selain tuntutan kamu disuruh milih tentang tinggal siapa ya to ?, apa lagi selain itu ? Ya selain itu ya karepku ya babe SK 5 yang berubah pikiran, berubah sikap.kan aku kan disuruh sekolah,
Menyatakan tekanan batin yang dialaminya kepada peneliti
Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru.
Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367
fokusku pinter, tapi disamping itu nggak ada dicontohin. Nggak ada ? Contoh, dari orangtua. Cuma orangtua itu nganu....bicara, nyuruh thok. Gimana kamu melihat kondisi seperti itu, di satu sisi kan kamu disuruh thok, di satu sisi kamu melihat orangtuamu itu “ha kok seperti ini sih ?”, gitu kan ? berarti kan ada satu…e bisa dikatakan….saya bisa merasakan, di situ seolah-olah kamu merasakan “wah iki piye, ra bener nek ngono”, piye itu ? Ya emang gitu mas. Yooo…di satu sisi sakit tapi ada senangnya. Sakitnya gimana ? Sakitnya itu, bapak nyuruh aku itu, sementara bapak belum pernah nyontoin yang benar, gitu. Terus ? Wangsulannya bapak “jangan ngungkuri babe “, terus gini, gini. Malah dibantah itu kan aku sakit. Kan aku berpesan itu kan aku sayang sama bapak. Jadi seolah-olah kamu merasa “ wah kamu tau apa sih, kamu masih kecil “ gitu ya ?. Ha gitu mas. Nggak usah ikut campur orangtua. Terus setelah itu, gimana ?. di satu sisi kamu kan merasa kebingungan tadi kan, di satu sisi kamu merasa sakit gitu, di satu sisi kamu merasa tidak ada contoh gitu kan ?, eee… terus piye ?, kamu..apa yang kamu lakukan kalo gitu ?. Yo waktu itu ya bingung lah, nggak bisa mikir. Nggak bisa mikir. Iya. Pas sekolah itu nggak fokus. Pelajaran itu ya udah fokus gini tho, terus kok masih… Pikirane masih disana terus gitu ?
MPD 2
Menyalahkan kedua orangtuanya karena hanya menyuruh saja tapi tidak diberi contoh yang benar
Rasionalisasi
Menggunakan alasan untuk menutupi rasa kecewanya terhadap bapaknya Menyatakan kekecewaannya kepada peneliti
MPD 3
MPD 3
Menyatakan kekecewaannya kepada peneliti
MPD 3
Menyatakan kekecewaannya kepada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413
Iya. Wah iki piye carane, bapaku ra berubah pikiran. Mosok aku di…kon pinter ya ra isa mas ?. iya tho mas ? Ada penurunan prestasi nggak setelah kejadian itu ?. Banyak mas. Banyak ya…. Banyak sekali. He ? Apa misalnya ? Ya kalo berubah pikiran, jadi menurun drastis, jadi tingkah laku itu berubah drastis.. Oke..Sekarang gini, gimana respon lingkungan setelah orangtuamu bercerai ? wah itu mas, respon lingkungan tetangga. Nah itu sering fitnah ibuku,gini..gini..gini..iya. kan di RT ku kan yang pergi dari itu ada dua. Pak petrus sama ibuku. Nah.. anggepannya itu tetangga, yang ibuibu sama bapak-bapak kan lunga bareng gitu lho mas. Padahal aku dikabari ibuku langsung. “le aku ning kene, ning Pekalongan melu nggone mamah”, ikut ke … nenek ? kakaknya bapakku, terus ibu lunga pertama langsung dha ngene ( memperagakan tangannya seperti mulut yang cerewet ) Ibu lunga pertama langsung ? Di pekalongan. Iya Jadi bisa dikatakan tetanggamu itu melihat bahwa fitnahnya itu sebenarnya….. Belum nyata. Belum nyata tapi udah ceplas-ceplos. Ceplas-ceplos sudah nggosip sana sini. Iya dasar…nah itu, sakitnya aku itu… Gitu ya? Sakit yang kedua. Gimana, waktu itu setelah itu apa ? apa yang kamu lakukan kalo gitu ?
SK 5 Rasionalisasi
Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru Menggunakan alasan bahwa dirinya tidak bisa pandai sebelum orangtuanya berubah
SK 6
Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif
SK 6
Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459
Cuek bebek. Cuek bebek …. Apa urusannya, orang tetangga nggak,nggak …… Nggak kenal ? Nggak mencukupi aku. Nggak makani aku. Oke, saya bisa menangkap. Nah gimana perasaanmu, kalo gitu udah banyak yang tahu ya, bahwa orangtuamu bercerai, gimana kalo itu diketahui orang lain ? Orang, oleh tetangga-tetangga lain ?, ya malu tapi ngapa malu ? iya tho ?, orang itu keluargaku sendiri, masak tetangga disuruh nganu. Aku udah pernah kok mas, “mbangane nggosip nggosip keluargaku, mending delok sikek ngilo kono keluargamu wis beres pa durung ! “, gitu mas. Jadi biasanya yang kamu lakukan begitu ya ? Langsung tak ceploske gitu mas… Langsung dibalik gitu… Iya mas. Oke, oke, oke. Oke, gimana sikapmu jika orang lain memberikan komentar yang kurang baik, misalnya komentar negatif terhadap peristiwa perceraian orangtuamu ? Komentar yang…yaitu mas, mosok yo difitnah “pagar makan tanaman”, itu kan ya nggak benar itu mas. Itu pas pada bulan puasa kemaren, ya aku cuman bisa sabar, sabar dan sabar. Nggak bisa, bulan puasa kan nggak bisa marah. He e ya ?, jadi kamu, kamu pasif aja nggak nglakuin apa-apa terhadap mereka ? Nggak, cuman aku diamin, suatu saat nanti karma kan, hukum karma kan berlaku, fitnah – penyebar aib orang tu lebih besar…-
Rasionalisasi
Menggunakan alasan bahwa tetangganya tidak mencukupinya untuk menutupi kecemasannya
Rasionalisasi
Menggunakan alasan bahwa tidak harus malu terhadap tetangganya sendiri
Rasionalisasi
Menggunakan alasan agar tetangganya tidak menggosip supaya dapat menutupi kecemasannya
MPD 3
Menyatakan agar hanya bisa sabar karena sedang berpuasa
Rasionalisasi
Menggunakan alasan hukum karma agar dapat menutupi kecemasannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471 472 473 474 475 476 477 478 479 480 481 482 483 484 485 486 487 488 489 490 491 492 493 494 495 496 497 498 499 500 501 502 503 504 505
Iya, iya…..kalo gitu sekarang saya tanya,…sikapmu terhadap mereka gimana ?. Kalo sekarang, yang….. orang yang Rasionalisasi aku nggak sukai, yang tetanggaku itu aku diamin. Didiemin gitu ya ?, gimana ? Ya…lewat ya nggak luruhan, Rasionalisasi luweh, ra urusan. Wong kono ra makani aku kok senengane ngurusi… Betul, betul…gue banget gitu lho….. oke, kamu, kamu ingin ada yang kamu utarakan lagi nggak ?. Utarakan ?....pesen kalo orangtuaku yaitu nyuruh fokus ke depan, jangan tengok belakang. Kan aku pikirannya yaitu disamping fokus ke depan, masih ada yang pikiran ke belakang. Jadi, aku yang kemaren-kemaren masih terpikir lagi kan, nggak fokus ke sekolah, gitu lho mas.iya. Jadi kamu sampe titik, eh sampe titik sorry, sampe detik ini kamu masih sering eee…flashback ke belakang, terus … Iya. Apa aja yang kamu flashback, yang kamu renungkan ?. Yang aku temukan, bapak pas ngamuk di depanku, apa-apa dipecahi. HP 2 udah dibanting terus montor diremuk terus diobong, terus motor 2 juga diremuk. Wah..iya, disamping malu sama tetangga, aku juga sakit ; orang itu barang-barangnya babe sendiri to ?, mosok dirusak ?, disamping itu babe yang gelo. Wah ha kok ini gini, gini, gini, ndak ada… pikirannya bapakku ki semacem ada yang ngganggu. Maksudnya ? Ada yang ngganggu gitu… Ngganggu tu gimana secara magic, klenik gitu atau… Iya, magic.
Menggunakan alasan orang yang tidak disukai agar bisa menutupi kecemasannya Menggunakan alasan bahwa tetangganya tidak menafkahinya agar bisa menutupi kecemasannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 506 507 508 509 510 511 512 513 514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528 529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541 542 543 544 545 546 547 548 549 550 551
O gitu.. Aku kan tau, pas bapakku ngamuk kok mukanya ki, raut mukanya merah, merah sekali kayak api. Ya terus bar abis ngamuk tu terus babe tidur to, tak deloki, ya sambil mbacambaca ya…aku…wah itu ada macam setan merah, kerasukan jadi babe tu… Itu, itu waktu dia marah-marah seperti itu apakah dia sadar ? Aku kan dah aku dzikiri to mas, disamping terus bapakku ya semoga sadar, minta Yang Mahakuasa.. Nggak, maksudku dia dalam keadaan sadar melakukan itu atau seolaholah, kowe bisa mbedain to, kayak orang kesurupan tu lho ?. gimana, gimana ? Ya sehabis bangun dari tidur itu, bapakku kan tanya, lho kok rusak kabeh ki apa ki lho ? O gitu ? Babe mau berbuat apa ? Itu..kayak gitu sampe-an ? Iya. Semacem kayak gitu. Dari dulu itu. Sejak kapan kejadian kayak gitu tu ? Pasti ada yang sirik sama keluargaku gitu lho. Ooo..gitu. He e. sejak kecil gitu ya ? Sejak bertengkar pertama sampe akhir ini. Berarti kalo gitu eee…itu merupakan, bagimu ya ; itu dimarahin babe, dimarahin gitu, itu merupakan hal yang biasa, wajar, makanan seharihari kalo gitu ? Iya,iya, betul. Tapi pas aku ngetahui terakhir itu. Lho kok mukanya, raut mukanya merah kayak api. Ha sehabis bangun tidur, kaget, itu. Pernah nggak kamu me…bisa dikatakan melacak, gitu ?. nglacak ?. pernah mas. Aku tau siapa yang maen-maen kayak gitu. Tapi aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171 552 553 554 555 556 557 558 559 560 561 562 563 564 565 566 567 568 569 570 571 572 573 574 575 576 577 578 579 580 581 582 583 584 585 586 587 588 589 590 591 592 593 594 595 596 597
cuman diemin. Nggak..nggak ada suatu tindakan dari kamu sendiri ? Nggak ada. Yang Mahakuasa aja. Aku nggak berkuasa mbales. Apa nggak kamu semakin sengsara kayak gitu. Kan kalo kamu tau itu penyebabnya kayak gitu dari situ, kayak gitu,gitu kan ? Kan…..ya nggak, dah prihatin. Aku syukurin, nih cobaan dari allah. Jadi, ternyata yang dominan setelah orangtuamu bercerai itu paling…. yang paling, terpukul artinya kamu merasa terpukul sekali itu adalah dari kondisi mereka tidak bersatu lagi gitu ya ?. Iya, betul. Eee….terpukulnya itu kira-kira seberapa berat sih, gitu lo ? Ya nggak bisa diukur mas…nggak bisa diukur….Hampir dol. Tapi kamu masih sadar..sekarang ya ?, artinya apa yang paling berat yang pernah kamu alami dari kejadian seperti itu ? Yang paling berat itu pas waktu Lebaran. Biasanya kumpul sama orangtua, sungkem, merasa sepi. Lebaran kemaren…mbayangke lebaran wingi, ra ono wong tuwa, bapaku di Bali. Luar kota ke Bali, 10 hari, jadi di rumah kan nggak ada orang. Terus ibuku pulang ke Prambanan. Tempatnya ibunya, eyangku. Ha..itu aku terus langsung ke sana, nemenin ibuku terus, sampe nginep sana terus. Dan itu udah diijinin oleh bapaku, gitu. Jadi di situ kamu merasa kesepian gitu ya ?. Kesepian sekali. Nggak ada kasih MPD 3 sayang lagi dari ibu. Kan jauh, paling-paling ya juga libur mid semeseter, baru bisa ke Pekalongan. Kalo bapak kan kasih sayangnya kan
Menyatakan kesedihannya peneliti
kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609 610 611 612 613 614 615 616 617 618 619 620 621 622 623 624 625 626 627 628 629 630 631 632 633 634 635 636 637 638 639 640 641 642 643
dah lebih. Dan mencukupi aku… gitu. Kamu punya harapan apa, dari kondisi…kamu merasa kesepian seperti itu kan ?, jadi apa harapanharapan kamu saat ini ? Harapan aku ya..tetap tabahkan diriku dan jangan hiraukan perkataan orang lain, menuju ke depan. Kalo bisa mas, tapi aku masih noleh-noleh gitu mas. Itu wajar, itu bisa saya pahami. Oke..apa namanya, apa ada hal-hal yang lain nggak, yang menurut kamu sekiranya..penting yang bisa kamu share-kan ? Yang gimana mas ? Hal-hal yang sekiranya kamu anggap penting…..yang itu sangat berpengaruh pada emosiku itu. Ya, ada. Apa ? Ya seringkali aku mangkel tapi nggak ada yang aku tuju. Mangkel tapi nggak ada yang aku tuju…?, terus, terus piye ? Ya udah, aku luapkan ke tembok, MPD 8 aku apa…tembok tak pukulin gitu, dah plong. O gitu ya ?, kamu berarti sering mukulin-mukulin tembok gitu ? Ya terus Bebeng, gitu mas, Kali MPD 8 adem. Ya kesana sendiri, teriak sak keras-kerasnya. Pulang dah plong. Gitu mas, solusinya ada yang kedua ; disamping cerita sama orang, aku punya cara tersendiri. Kamu temuin itu sendiri ? Temuin itu sendiri. Itu dalam teknik psikologis bener lho itu…. Iya mas ? He e, bener, o gitu ya ; jadi kamu sering…sering terus ke tempat lain ke tempat yang paling kamu senengin di mana ? Kalo aku yo ke tempat pacar, kan MPD 8 dah ilang gitu tu, tapi yo di rumah,
Melampiaskan kekecewaannya kepada tembok Melampiaskan kekecewaannya dengan cara berteriak
Melampiaskan kekecewaannya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173 644 645 646 647 648 649 650 651 652 653 654 655 656 657 658 659 660
anteng , nonton TV sendiri larut malam jam 1 gitu, perasaanku ginigini mesthi nangis mas aku. Nggak MPD 3 tahan. Tapi kalo dah pagi, esuk dah mendingan lah, dah ketemu tangtangga, dan ketemu temen-temen gitu ya udah fresh kembali. Tapi pas sepi MPD 3 nyenyet, pasti aku langsung nggak tahan, kepengen nangis. Iya, iya saya bisa mahami perasaanmu, he e. jadi biasanya hanya seperti itu ya yang dilakukan ya ?. ada harapan-harapan sebenarnya…satu harapan bahwa mereka suatu saat mesthi kembali gitu ? Iya, insyaallah, semoga saja lah. Oke, thank you…..
Surat Pernyataan Kesediaan Subyek
pacarnya Menyatakan kesedihannya mendalam peneliti Menyatakan kesedihannya mendalam peneliti
yang kepada yang kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175