STUDI HARI PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM KELOMPOK SEKTOR PERTANIAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : PURWANTO WIDODO1
Abstract This research intent to test Efficient Market Hypothesis (EMH) that interposed by Fama (1970) notably tests to hit phenomenon trade day. The data that is used is emiten that listing at Indonesian Stock Exchange (BEI) period January – December 2009. Examination is The Day Of The Week Effect's effect and week four effect. Meanwhile analisis which is used is Multivariate Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) and one sample is test . Result observationaling to point out that not return AALI'S stock, IIKP, UNSP and LSIP doesn't point out to pattern particular, and examination result with MANOVA and also one sample is test not also seeming marks sense The Day Of The Week Effect and week four effect. Key word: Efficient Market Hypothesis, days commerce, The day of the week effect and week four effect, MANOVA. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan. Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apabila tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara, meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak sebaik di Jawa. Trend perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian. Adanya pengaruh iklim dan cuaca terhadap sektor pertanian ini, mengidentifikasikan bahwa harga-harga produk pertanian fluktuatif, tergantung dari kondisi iklim dan cuaca yang terjadi pada suatu wilayah tertentu dan waktu tertentu.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
11
Sementara itu, return saham baik yang termasuk kedalam kelompok pertanian maupun non pertanian, yang akan diperoleh para investor seiring naik turunnya harga saham. Fluktuasi harga saham merupakan suatu kejadian yang biasa terjadi di pasar modal. Pergerakan harga saham terkadang akan cenderung naik namun tiba-tiba dengan cepat akan bergerak turun. Fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal banyak dipengaruhi oleh adanya perubahan atas lingkungan ekonomi makro Indonesia seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Menurut beberapa penelitian para ekonom, aktivitas bursa saham secara tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan non-ekonomi. Adapun tinggi rendahnya return saham dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah hari perdagangan (Fadab, 2009). Perbedaan rata-rata return pada hari perdagangan terjadi, karena keinginan investor atas likuiditas suatu saham dapat berubah dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan. Hal itu berarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap hari menurut kebutuhan demand for money. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka pemodal cenderung untuk memilikinya (membeli) dan begitu juga sebaliknya. Karena keinginan dan kebutuhan pemodal selalu berubah, maka pasar pun mengalami perubahan baik dalam harga maupun kuantitas saham yang diperjualbelikan. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran atas suatu saham saling berinteraksi dalam pasar yang bersaing. Dengan demikian maka harga saham dapat mengalami kenaikkan maupun penurunan dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan saham di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Fama (1965), mengungkapkan bahwa rata-rata return harga saham pada hari Senin adalah sekitar 20 persen lebih tinggi dari return harian yang lain. Cheung (1995) dalam penelitian di bursa saham Hongkong pada periode April 1986 hingga 31 Desember 1990 dengan metode return rata-rata menyirnpulkan bahwa return negatif ditemui pada sesi pagi di hari Senin. Return pada akhir sesi perdagangan berkorelasi negatif dengan return sesi pagi hari berikutnya. Hal tersebut menurut Rystorm dan Benson (1989) terjadi karena psikologis investor. Investor yang tidak menyukai hari Senin ini menjadikan mereka sering melakukan tindakan yang tidak rasional dan keputusan ekonomis dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis spesifik individu dan mood investor. Karena biasanya berita-berita yang memiliki pengaruh negatif pada pasar .diumumkan pada akhir pekan sehingga diikuti dengan aksi pelepasan saham pada hari pertama transaksi dalam setiap minggunya. Tindakan yang tidak rasional dalam melakukan transaksi akan cenderung memperoleh return terendah pada hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985) menunjukkan hasil yang menarik yaitu ternyata return saham memiliki pola musiman yang khas untuk setiap bursa dan,
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
12
menurut mereka, hal tersebut terjadi karena adanya faktor jauh dekatnya jarak (proximity) dengan Amirika Serikat, berangkat dari asumsi investor terbesar berada di Amirika Serikat. Penelitian di BEJ dilakukan oleh Riyoso (1996) yang menemukan bahwa rata-rata return terendah terjadi pada hari Jumat dan tertinggi pada hari Kamis. Nurhamedi (1999) melakukan penelitian dari Januari 1996 hingga Juni 1997 menemukan fenomena perbedaan return saham berdasarkan hari perdagangan pada saham sektoral di BEJ yang derajatnya tidak berbeda antar sektor industri yang satu dengan sektor industri yang lain. Hari perdagangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di BEJ adalah Rabu, sedang hari lain tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Pada hari Rabu kecenderungan return yang dihasilkan secara konsisten lebih tinggi dibandingkan hari-hari lainnya. Dimana dapat disimpulkan bahwa return tertinggi di BEJ terjadi pada hari Rabu, sedang return terendah terjadi pada hari-hari lainnya tidak selalu pada hari Senin. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2004) dengan menggunakan data indeks IHSG dan LQ 45 harian terhadap Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 1994 sampai dengan 2004 memberi hasil rata-rata return negatif pada hari Senin, sedangkan return hari Jum’at positif dan tertinggi dibandingkan hari lain. Hal ini terjadi baik pada IHSG maupun LQ 45. Rendahnya return hari Senin terjadi lebih menyolok pada LQ 45 pada semua periode. Robiyanto (2000) dengan menggunakan 11 indeks harga saham yang ada bursa efek Indonesia periode April 1998 sampai Maret 2000, menunjukkan bahwa tidak terdapat pola hari perdagangan return pasar (IHSG), saham-saham sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri konsumsi, sektor infrastruktur, sektor keuangan dan perdagangan. Tetapi ditemukan adanya perbedaan return saham -saham unggulan (LQ 45), saham-saham sektor industri dasar, sektor aneka industri dan sektor properti pada tiap-tiap hari perdagangan saham. Nurhayati (2001) menggunakan IHSG dan LQ 45 periode Agustus 1999 sampai dengan Juli 2000, menyimpulkan bahwa untuk IHSG pada hari Kamis dan Jum'at berpengaruh positif terhadap return saham sedangkan LQ 45 semua hari perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return saham (2) Indek Harga Sahara Gabungan pengaruh yang signifikan secara statistik terjadi pada hari Kamis (3) sedangkan pada LQ 45 pengaruh yang signifikan secara statistik terjadi pada hari kamis dan Jum'at. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Prameswari dan Widodo (2009) dengan
menggunakan saham-saham individual sektor transportasi periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2008 dan Widodo (2009) dengan periode yang sama menggunakan saham-saham individual di sektor pertambangan menunjukkan hasil yang serupa, yaitu tiadanya pola yang khas harian maupun bulanan.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
13
1.2. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
mencoba
untuk bertujuan
untuk
menguji
pengaruh
hari
perdagangan terhadap return saham khususnya yang termasuk kedalam sektor pertanian yaitu fenomena hari perdagangan terhadap return saham, fenomena yang hendak diuji adalah The day of the week effect yakni Monday effect dan week four effect. II. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. The Day Of The Week Effect And Monday Effect Keinginan pemodal atas likuiditas suatu saham dapat berubah dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan. Hal itu berarti bahwa keinginan jual beli saham dapat berubah setiap hari menurut kebutuhan demand for money. Jika kebutuhan likuiditas suatu saham tinggi maka pemodal cenderung untuk memilikinya (membeli) dan begitu juga sebaliknya. Karena keinginan dan kebutuhan pemodal selalu berubah, maka pasar pun mengalami perubahan baik dalam harga maupun kuantitas saham yang diperjualbelikan. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran atas suatu saham saling berinteraksi dalam pasar yang bersaing. Dengan demikian maka harga saham dapat mengalami kenaikkan maupun penurunan dari hari ke hari dalam satu minggu perdagangan saham di pasar modal. Perilaku ini disebut day of the week effect. The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan harihari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran 1996). Biasanya return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya. Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing masing hari perdagangan dalam satu minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif. Monday Effect adalah salah satu bagian dari day of the week effect. Fenomena Monday Effect menyatakan bahwa return pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari selain Senin. Jaffe dan Westerfield (1985) menemukan fenomena bahwa keuntungan saham rata-rata pada hari Senin cenderung lebih rendah dibandingkan pada hari-hari lain pada bursa saham di Jepang, Australia dan Inggris. Hasil yang serupa diperoleh oleh Kato, Schwartz dan Ziemba yang melakukan penelitian di Tokyo Stock Exchange dengan metode regresi OLS dengan dummy variable untuk tahun 1978 sampai dengan 1987 (Kato et al, 1990). Secara lebih detail Cheung (1995) dalam penelitian di bursa saham Hongkong pada periode April 1986 hingga 31 Desember 1990 dengan metode
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
14
return rata-rata menyirnpulkan bahwa return negatif ditemui pada sesi pagi di hari Senin. Return pada akhir sesi perdagangan berkorelasi negatif dengan return sesi pagi hari berikutnya. Penelitian yang dilakukan di beberapa pasar modal terdapat kecenderungan return terendah terjadi pada hari Senin kemudian return meningkat pada hari-hari lainnya. Bukti empris lain membuktikan bahwa terjadi suatu pola aktivitas perdagangan harian di NYSE yang dilakukan oleh investor individual, dimana diperoleh hasil bahwa return saham pada hari Senin cenderung negatif dibanding hari perdagangan yang lain (Lakonishock dan Maberly 1990). Kamaludin menemukan adanya day of the effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode 1999-2003, dimana return terrendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jum’at (Kamaludin 2004). Cahyaningdyah juga berhasil menemukan day of the week effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2003, dimana return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari Jum’at (weekend effect). Nurhayati (2001), menggunakan IHSG dan LQ 45, Iramani dan Mahdi (2006) menggunakan 38 saham yang masuk LQ 45 selama Januari-Desember 2005, Riswanti (2007) menggunakan indeks saham harian perusahaan Makanan dan Minuman periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2005, Widodo (2008) berdasarkan penelitiannya terhadap return IHSG periode Januari 1997 sampai dengan Mei 2008, menemukan adanya the day of the week effect dan Monday effect. Penelitian yang dilakukan oleh Fadah (2009) dengan menggunakan saham-saham kelompok JII periode Januari – Desember 2007 menggunakan analisis regresi berganda, menyimpulkan bahwa tidak ditemukannya efek hari perdagangan, demikian pula penelitian yang dilakukan Robiyanto (2000) yang menggunakan sIHSG, LQ 45 dan indeks sektoral, member kesimpulan yang sama khususnya indeks sektor pertanian, pertambangan dan aneka industri. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini: Week-four Effect merupakan suatu fenomena yang mengungkapkan bahwa Monday Effect hanya terjadi pada minggu keempat untuk setiap bulannya. Sedangkan return hari Senin pada minggu pertama sampai minggu ketiga dianggap tidak signifikan negatif atau sama dengan nol. Sejumlah studi yang menghasilkan bukti empiris telah dilakukan untuk mengungkapkan adanya return negatif pada perdagangan hari Senin. Lakonishok dan Maberly menemukan bahwa investor institusional melakukan sedikit transaksi pada hari Senin dibanding investor individual yang lebih banyak transaksi (Lakonishok dan Maberly 1990). Fenomena Week-four Effect ini berhasil diungkap oleh Wang, Li dan Erickson. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa Monday Effect signifikan terjadi pada minggu keempat dalam setiap bulan, sedangkan return Senin minggu pertama sampai ketiga secara statistik tidak berbeda dengan nol (Wang, Li dan Erickson, 1997). Hal ini berarti bahwa return hari Senin
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
15
negatif yang terbesar terjadi pada minggu keempat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap indeks return saham (NYSE-AMEX, S&P composite indeks, serta Nasdaq dengan periode penelitian 1962-1993. Abraham dan Ikenberry menemukan bahwa keseluruhan rata-rata return Senin adalah negative dan secara substansial merupakan konsekuensi dari informasi yang diumumkan pada sesi perdagangan sebelumnya. Tekanan penjualan dari investor individu pada hari Senin secara substansial lebih tinggi jika didahului oleh return negatif yang terjadi pada hari Jum’at. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara return hari Jum’at dan Senin (Abraham dan Ikenberry 1994). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sun dan Tong menguatkan hasil penelitian Wang, Li dan Erickson. Pada penelitian tersebut menggunakan CRSP value weigted return dan ditemukan bahwa return hari Senin negatif terkonsentrasi pada minggu keempat yaitu antara tanggal 18 s/d 26 setiap bulannya (Sun dan Tong 2002). Hal ini berkaitan dengan tuntutan likuiditas investor individu. Hal ini disebut dengan fenomena week four effect. 2.2. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua dalam penelitian ini: 1.
Diduga terjadi the day of the week effect dan Monday effect pada saham-saham sektor pertanian yang listing di Bursa Efek Jakarta.
2.
Diduga terjadi week four effect pada saham-saham sektor pertanian yang listing di Bursa Efek Jakarta. III. METODE PENELITIAN
3.1. Data dan Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan return saham-saham yang termasuk kedalam kelompok Pertanian periode Januari sampai dengan Desember 2009. Penulis mengikuti apa yang dilakukan oleh Wibowo (2004) yaitu mengeluarkan return dari hari selain hari Senin yang didahului oleh hari libur, hal ini untuk menghindari adanya efek hari libur (holiday effect) untuk menghindari bias (Wibowo, 2004). 3.2. Variabel Penelitian Untuk menghitung Return, penulis menggunakan data closing
saham-saham yang
termasuk kedalam kelompok Pertanian dengan formula sebagai berikut:
CPt Re turn i 1 100 CPt 1 (Jaffe dan Westerfield, 1985; Wibowo, 2004)
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
16
Dimana : CPt
= Closing Price, harga saham penutupan dari saham ke-i waktu ke-t
CPt-1
= Closing Price, harga saham penutupan dari saham ke-i waktu ke-t-1 Return yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut Wibowo (2004) adalah actual
return yang benar-benar terjadi pada kenyataan bukan abnormal return yang tergantung dari model ekspektasi yang dipakai untuk menghitung normal expected return. Kemudian return harian dari saham-saham kelompok Pertanian tersebut dikelompok berdasarkan hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at. 3.3. Model Penelitian Untuk menguji Pengujian Hipotesis 1 yaitu bahwa terjadi pengaruh hari perdagangan terhadap return saham, digunakan uji Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) (Ghozali, 2001), penggunaan MANOVA ini berdasarkan penelitian Prameswari dan Widodo (2009) yang menemukan bahwa hari perdagangan nampak ketika menggunakan MANOVA, dan tidak muncul dengan ANOVA, selain itu, penggunaan MANOVA akan menghindari terjadinya pelanggaran asumsi-asumsi LSDV (Least Square Dummy Variabel) yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh hari perdagangan. Menurut Ghozali (2001), MANOVA sama dengan ANOVA, dengan perbedaan jika MANOVA jumlah variabel dependen lebih dari satu. Sedangkan untuk menguji Pengujian Hipotesis 2 yakni bahwa terjadi week-four effect pada Bursa Efek Indonesia (BEI), maka digunakan one sample test. 3.4. Metode Analisis Untuk menguji menguji hipotesis I dipergunakan MANOVA, dengan perumusan hipotesis statistiknya adalah :
Ho
11 21 31 41 51 12 22 32 42 52 : 13 23 33 43 33 14 24 34 44 44
H1
11 21 31 41 51 12 22 32 42 52 : 13 23 33 43 33 14 24 34 44 44
Dimana : μ1i
= rata-rata return hari Senin saham ke-i
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
17
μ2i
= rata-rata return hari Selasa saham ke-i
μ3i
= rata-rata return hari Rabu saham ke-i
μ4i
= rata-rata return hari Kamis saham ke-i
μ5i
= rata-rata return hari Jum’at saham ke-i
Menurut Widarjono (2010) uji signifikansi multivariate untuk mengetahui adanya perbedaan centroid dua kelompok atau lebih dapat dievaluasi dengan berbagai kriteria uji statistika. Uji statistika yang umum dipergunakan yaitu: 1. Pillai’s Trace, 2) Hotelling’s Trace, 3) Wilks’ Lambda dan 4) Roy’s Largest Root. Adapun formula uji statistik masing-masing adalah: k
Pillai’s Trace
=
i
1 i 1
i
k
Hotelling’s Trace =
i 1
i
k
1
Wilks’ Lambda
= 1
Roy’s Largest Root
max = 1 max
i 1
i
Dimana λ = eigen value Pengujian Hipotesis 2 dipergunakan uji one sample, dengan hipotesis statistiknya adalah : Ho
: Sen akhir b ln 0
H1
: Sen akhir b ln 0
Jika t ≥ -t0.05;df, atau Sign > 0.05 maka H0 tidak dapat ditolak Jika t < -t0.05;df , atau Sign > 0.05 maka H0 ditolak Sebelum dilakukan uji one sample, diuji apakah sampel terdistribusi normal atau tidak, jika normal, untuk uji normalitas dipergunakan Uji Kolmogorov dan Smirnov. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Saham-saham yang termasuk kedalam kelompok pertanian periode pengamatan 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 adalah : AALI, IIKP,UNSP dan LSIP. Total hari perdagangan periode tersebut adalah 241 hari dengan perincian hari Senin 47 hari perdagngan, Selasa 51, Rabu 50 hari, Kamis 47 dan Jum’at 46 hari. Sedang rata-rata return AALI 0.34 persen per hari dengan risiko 2.88 persen, IIKP 1.29 persen, risiko 15.35 persen, UNSP 0.46 persen dan risiko 5.107 persen, LSIP 0.50 persen dan
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
18
risiko 3.479 persen. Hasil ini membuktikan bahwa pada saham-saham pertanian yang dijadikan sampel, berlaku high risk and high return. Sedangkan hasil statistik deskriptif rata-rata return sampel berdasarkan hari perdagangan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rata-rata Return Sampel Berdasarkan Hari Perdagangan periode 1 Januari – 31 Desember 2009 Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at
AALI IIKP UNSP LSIP 0.13% 3.92% 0.09% 0.15% 0.30% 1.17% -0.08% 0.50% -0.19% 1.95% 0.87% 0.68% 0.80% -0.57% 0.10% 0.11% 0.72% -0.06% 1.36% 1.04%
Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata return Hari Senin, baik saham AALI, IIKP, UNSP dan LSIP tidak ada yang negative, demikian pula, hari Jum’at yang seharusnya memberikan rata-rata return positif tertinggi juga tidak nampak. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameswari dan Widodo (2009) yang menggunakan sahamsaham sektor transportasi periode Januari 2003 sampai dengan Desember 2008 dan Widodo (2009) dengan periode sama. Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wibowo (2004) yang menggunakan indeks hraga saham yaitu IHSG dan LQ45, juga Widodo (2009) dengan IHSG. 4.2. Hasil Analisis Sebelum membuktikan hipotesis 1, terlebih dahulu diuji asumsi dari MANOVA yaitu homogenitas variance dari setiap kategori variable independent, unuk menguji hal itu, dipergunakan Levene’s test of homogeneity of Variance, hasilnya yaitu: Tabel 3. Hasil Pengujian Homogenitas Variance setiap Kategori Variabel Independent periode 1 Januari – 31 Desember 2009 Levene's Test of Equality of Error Variancesa F
df1
df2
Sig.
HARI
.
4
236
.
AALI
.749
4
236
.560
IIKP
1.360
4
236
.249
UNSP
.435
4
236
.783
LSIP
.767
4
236
.547
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
19
Hasil pengujian, menunjukkan bahwa F hitung AALI 0.749, dengan taraf nyata 5 persen dan degree of freedom 4 dan 236, diperoleh F table sama dengan 3.32. Karena F hitung AALI lebih kecil, menunjukkan bahwa variance setiap Kategori Variabel Independent homogeny, demikian pula IIKP (1.360), UNSP (0.455) dan LSIP (0.767). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa data yang penulis pergunakan mampu memenuhi asumsi yang dibutuhkan oleh MANOVA. Setelah asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk mengetahui apakah rata-rata return harian berdasarkan hari perdagangan sahamsaham kelompok pertanian yang dijadikan sampel signifikan atau tidak, dapat dilihat dengan Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace atau Roy’s Largest Root. Tabel 3. Hasil Analisis MANOVA Periode 1 Januari – 31 Desember 2009
4.3. Pengujian week-four effect Hasil pengujian return dari sampel Tabel menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov mengikuti distribusi normal. Tabel 5. Pengujian Normalitas Distribusi rata-rata Return Senin Minggu ke-4 Sahamsaham Kelompok Pertanian periode 1 Januari – 31 Desember 2009
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
20
Setelah diketahui bahwa distribusi dari sampel normal, maka langkah selanjutnya adalah menguji dengan 0ne sample test, hasilnya yaitu: Tabel 6. Pengujian One-Sample Test rata-rata Return Senin Minggu ke-4 Saham-saham Kelompok Pertanian periode 1 Januari – 31 Desember 2009 One-Sample Test Test Value = 0 t df Sig. (1tailed) AALI IIKP UNSP LSIP
0.729 -0.249 1.318 0.596
9 9 9 9
0.242 0.405 0.110 0.283
Mean Difference 0.008 -0.018 0.028 0.006
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada satupun yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak nampak adanya week-four effect pada sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pergerakan return saham sektor Pertanian cenderung pola yang acak, terlihat tidak ada pengaruh hari. Ini sesuai dengan teori EMH yang mengatakan bahwa pola return saham cenderung polanya acak (random). Hal tersebut kemungkinan karena pola penyebaran informasi sektor pertanian yang relatif mudah terserap oleh investor, selayaknya para manajer pada sektor tersebut lebih fokus untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena investor lebih mengandalkan logika dalam bertransaksi. Pola penyebaran informasi yang mudah diakses oleh investor tersebut selayaknya terus dikembang sehingga investor akan semakin percaya dengan kinerja mereka dan akibatnya akan mengabaikan informasi-informasi yang yang menurut para investor kurang rasional. V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prameswari dan Widodo (2009) dan Widodo (2009) yaitu tidak nampak adanya pengaruh hari perdagangan pada return saham individual. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola pergerakan return saham individual cenderung random (acak) karena investor dalam membeli saham individual lebih mengandalkan faktor-faktor fundamental daripada faktor lain, misalnya ekonomi makro. 5.2. Saran Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap saham-saham individual sebaiknya dibandingkan dengan pembentukan portofolio saham-saham tersebut. Pembentukan portofolio menurut Markowitz akan menghilangkan risiko tidak sistematis sehingga pergerakan dari saham-saham tersebut adalah murni hasil dari risiko sistematis.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
21
Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2003) menunjukkan bahwa risiko sistematis dipengaruhi oleh fundamental perusahaan dan ekonomi makro. DAFTAR PUSTAKA Boudreaux, D, O. The Monthly Effect In International Stock Markets: Evidence And Implications. Journal Of Financial And Strategic Decisions. Volume 8 Number 1 Spring 1995. Cahyaningdyah, Dwi 2005. “Analisa Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 20, No.2: 175-186 Cheung, Yan-Leung (1995), "Intraday Returns and The Day End Effect: Evidence From the Hongkong Equity Market," Journal of Business Finance & Accounting," October Cross, F. 1973. “The Behavior of Stock Return on Fridays and Mondays”. Financial Analyst Journal. Fadab, Isti. 2009. Anomali Pola Return Harian Saham Pada Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) DI Bursa Efek Indonesia. The 3rd National Conference on Management Research, Bandung, 5 November 2009. Fama, E.F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Riview of Theory and Empirical Work,”. Journal of Finance. Mei 1970. pp: 383-417. French, K. 1980. “Stock Return and the Weeekend Effect,”. Journal of Financial Economics. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Gibbons, M dan P. Hess, 1981. “Day of Week Effects and Asset Returns”. Journal of Business. Gultekin, Mustafa N., and N. Bulent Gultekin, “Stock Market Seasonality: International Evidence,” Journal of Financial Economics, Vol. 12, 1983, pp. 469-482. Gumanti, Tatang Ary dan Elok Sri Utami. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 54 – 68. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Haris Lawrence, 1986. A Transaction Data Study of Weekly and Intradaily Patterns in Stock Return. Journal of Finance Economics 14 (May 1986), halaman : 99 – 117) Iramani, Rr dan Ansyori Mahdi. 2007. Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 8. No. 2. Nopember 2006: 63-70 Jaffe, J dan R. Westerfied, 1985. “The Weekend-Effect in Common Stock Return: The International Evidence”. Journal of Finance. Kamaludin. 2004. “Calender And Daily Information Effect In Jakarta Stock Exchange”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Th XIV, No.3:273-292. Lakonishok, Josef dan Edwin Maberly.1990. ”The Week Effect : Trading Pattern of Individual and Institutional Investor”, Journal of Finance. Vol.45. Lei Gao dan Gerhard King. 2005. Calender Effects in Chinese Stock Market. Annals of Economics and Finance 6, pp: 75 – 88. Listyani Dyan Endah, 2004, Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham Harian di Bursa Efek Jakarta, Skripsi S1, Program Studi Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
22
Nurhayati, Ida. 2001. Pengaruh Hari Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Harian Di Bursa Efek Jakarta. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Prameswari, Dolly A. dan Purwanto Widodo. 2009. “Pengujian Efek Hari Perdagangan Dan Bulan Terhadap Return Saham Individual Sektor Transportasi”. National Conference on Management Research. 2008. Bandung Riswanti, T. 2007. ”Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham : Pengujian Week-Four Effect Dan Rogalski Effect Di Bursa Efek Jakarta (Studi Pada Indeks Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2004 sampai dengan 2005)”. Skripsi. Jurusan Manajemen Konsentrasi Bidang Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Robiyanto. 2000. Pengaruh Hari Perdagangan Saham Terhadap Return Harian Saham Di Bursa E.Fek Jakarta (Sebuah Studi Terhadap IHSG, Indeks Saham Sektoral Dan Indeks Saham Unggulan (LQ45)). Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Rogalski,R., 1984, New Finding Regarding Day of Week Returns Over Trading and Non Trading Periods : A Note, Journal of Finance, Volume 39, No.5,1603-1614 Rozeff, Michael S., and William R. Kinney, “Capital Market Seasonality: The Case of Stock Market Returns,” Journal of Financial Economics, Vol. 3, October 1976, pp. 376-402 Rystorm, D.S. dan Earl D. Benson (1989), "Investor Pychology and The Day of The Week Effect," Financial Analysis Journal, Vol. 45 Usman, Marzuki dan Riphat Singgih. 1997. Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta: Institute Bankir Indonesia. Wang, K, Y. Li, and J. Erickson. 1997. “A New Look at The Monday Effect”. Journal of Finance, Vol LII, No.5 2171-2186. Wibowo, B. “Pengujian Tuntas atas Anomali Pola Harian dan Efek Akhir Pekan pada Return dan Volatility IHSG dan LQ 45 (1994 – 2004). Mahalah Usahawan No. 12. Th. XXXIII Desember 2004. Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariate Terapan. UPP STIM YKPN, Yogyarakarta. Widodo, Purwanto. 2003. Beberapa Model Untuk Menduga Return Saham Individual Bulanan Yang Listing Di Bej Periode Januari 1998 Sampai Dengan Desember 2002 Dan Pengujian Akurasinya Dengan RMSE. Thesis. Program Studi Ilmu Manajemen, Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Widodo, Purwanto. 2008. “Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return IHSG Periode Januari 1997 Sampai Dengan Mei 2008”. National Conference on Management Research 2008. Makasar 27 November 2008. Widodo, Purwanto. 2009. Pengujian Efek Kalender Di Bursa Efek Indonesia khususnya Sektor Pertambangan. Belum dipublikasikan.
CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 1 No. 2, Juli 2010
23