Pengaruh Kinerja Akuntansidan Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia)
Tifani Titah Dwi Tyastari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
ABSTRACT
The stock price reflects the condition of the company. Between stock price and company’s performance has a direct relationship. The companies that have a good performance will have a high stock price too, and conversely. However, investors have to know what factors outside the company that may affect stock price and company’s performance, for example, inflation, economic crisis, interest rates, and foreign exchange rates. The global economic crisis in 2008 led to an adverse impact on most areas in the world. It is also impact to Indonesia, though the effect is not as big as had happened in Europe. However, based on the results of study, the condition of the financial sector stocks in Indonesia is still in good condition. What factorsthat influence investors' decision to buy shares in these conditions becomes important to know, so it can be a benchmark for companies to improve their performance and for investors can be one of knowledge in making an investment decision. Object of this study is the financial sector companies listed in Indonesia Stock Exchange with the study period of 2007-2011. The sampling technique was purposive sampling which consists of 43 companies. This study aimed to examine the effect of accounting performance and financial performance on the stock price. Mechanical testing is multiple regressionusing SPSS Statistics version 17.0. The results of this study indicate that the accounting performance assessment by Operating Income and financial performance assessment by Earnings Per Share has apositive effect on stock price. The financial performance assessment by ROA and ROE negatively affect the stock price. This can occur because the sample is too small and there is a possibility of the influence of the global economic crisis that occurred in the research period.
Keywords:
Accounting Performance, Financial Performance, OperatingIncome, Return on Assets(ROA), Return on Equity(ROE), EarningPerShare (EPS), Stock Price
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Harga saham di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang mengindikasikan bahwa harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran (Harianto dan Sudomo, 1998: 73).Secara teori, faktor-faktor yang memengaruhi harga saham dibagi menjadi faktor fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental dapat dilihat melalui rasio keuangan yang ada pada laporan keuangan perusahaan. Menurut Van Horne et al.(2005), rasio-rasio keuangan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio coverage. Menurut Sharpe (2005) dan Hartono (2003), pengumuman laporan keuangan kepada publik merupakan salah satu signal yang memungkinkan perusahaan akan memberikan keuntungan bagi investor (good news). Kondisi ekonomi sangat memengaruhi fluktuasi harga saham, seperti yang terjadi pada saat krisis ekonomi tahun 2008 menyebabkan semua harga saham mengalami penurunan yang sangat drastis yang diindikasikan dengan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) pada Desember 2008 (Wahyuni, 2008).Menurut Outlook Ekonomi Indonesia 2009 – 2014 (2009, hal. 41), krisis ekonomi global terjadi sejak bulan Agustus 2007, ketikaBanque Nationale de Paris (BNP) Paribas, salah satu bank terbesar di Perancis,mengumumkan pembekuan beberapa sekuritas yang terkait dengan kredit perumahan berisiko tinggi Amerika Serikat atau dikenal dengan sebutansubprime mortgage. Menurut Raz (2012), terjadinya krisis ekonomi global yang banyak terjadi dalam masa 2
globalisasi disebabkan oleh kemajuan dalam teknologi informasi yang dapat menyebabkan tersebarnya pengaruh krisis ke negara-negara lain menjadi lebih cepat. Menurut Indrayono (2011), pada pertengahan semester kedua tahun 2008, harga saham bergerak sangat fluktuatif dan tidak konsisten dengan perubahan fundamental perusahaan. Hal yang berbeda terjadi pada sektor keuangan. Menurut data statistik, dengan adanya krisis ekonomi global tersebut, kondisi perekonomian di Indonesia masih aman dan tidak berpengaruh secara signifikan.Menurut Satriani (2008) kondisi perbankan di Indonesia justru semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Menurut Sudarsono (2009), dampak yang dialami Indonesia akibat adanya krisis ekonomi global ialah naiknya tingkat suku bunga bank yang menyebabkan permasalahan likuiditas. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kinerja akuntansi yang diwakili Laba Operasi berpengaruh positif terhadap harga saham? 2. Apakah kinerja keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Aset (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham? 3. Apakah kinerja keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham? 4. Apakah kinerja keuangan yang diwakili Laba Per Saham (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham?
3
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh kinerja akuntansi yang diwakili Laba Operasi terhadap harga saham. 2. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Aset (ROA) terhadap harga saham. 3. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) terhadap harga saham. 4. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diwakili Laba Per Saham (EPS) terhadap harga saham.
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu untuk variabel Kinerja Akuntansi yang dihitung dengan menggunakan Laba Operasi dilakukan oleh Arifin (2012). Berdasarkan penelitiannya, Arifin (2012) menyimpulkan bahwa laba operasi memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Kinerja Keuangan dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Tingkat Kembalian Aset (ROA), Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE), dan Laba Per Saham (EPS). Penelitian sebelumnya dalam menentukan variabel Tingkat Kembalian Aset (ROA) adalah penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan Dwiyanto (2012) dan Sasongko dan Wulandari (2006). Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.Hasil penelitian lain oleh Yusi (2011), ROA memiliki arah
4
yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian di atas, menurut Amanda dan Pratomo (2013), ROA memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Penelitian sebelumnya mengenai Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) adalah berdasarkan penelitian Hutami (2012), Alamsyah (2011), hasil penelitian tersebut adalah (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian lainnya dilakukan oleh Kharisma dan Maski (2003), yang menyatakan ROE berpengaruh positif terhadap harga saham namun pengaruhnya tidak signifikan. Berbeda dengan ketiga penelitian di atas, menurut Wijayanti (2014), Kusumawardani (2014), dan Patriawan (2011), ROE memiliki pengaruh yang negatif terhadap harga saham. Penelitian yang digunakan untuk menentukan variabel Laba Per Saham (EPS) adalah penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan Dwiyanto (2012) dan Setiawan dan Tjun (2010) yang menyimpulkan bahwa (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Kharisma dan Maski (2003), yang menyatakan bahwa EPS merupakan variabel fundamental yang dominan berpengaruh dalam penentuan harga saham.
Perumusan Hipotesis Pengaruh Kinerja Akuntansi yang diwakili Laba Operasi terhadap Harga Saham Kinerja Akuntansi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola kegiatan akuntansi yang bisa dilihat dari laporan keuangan yang menggambarkan
5
kondisi finansial perusahaan. Kinerja akuntansi memberikan output berupa laba. Kinerja akuntansi dalam penelitian kali ini menggunakan variabel Laba Operasi sebagai penilaian. Penggunaan laba operasi sebagai variabel dikarenakan laba operasi lebih mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya karena berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Nilai Laba Operasi yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa Laba Operasi memiliki hubungan positif dengan harga saham. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2012). Dari uraian di atas dan hasil penelitian terdahulu, maka diusulkan hipotesis sebagai berikut: H1: Kinerja Akuntansi yang diwakili Laba Operasi berpengaruh positif terhadap harga saham.
Pengaruh Kinerja Keuanganyang diwakili ROA terhadap Harga Saham Kinerja Keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan memberikan output berupa rasio keuangan.Tingkat Kembalian Aset atau Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
laba
dan
pengembalian atas aset yang telah digunakan. Nilai Tingkat Kembalian Aset yang tinggi menggambarkan kinerja perusahaan yang baik sehingga perusahaan memperoleh keuntungan atau laba yang lebih tinggi pula. Ketika permintaan akan saham perusahaan meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut juga akan
6
meningkat, dapat dikatakan Tingkat Kembalian Aset memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diusulkan hipotesis sebagai berikut: H2: Kinerja Keuangan yang diwakili ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Pengaruh Kinerja Keuangan yang diwakili ROE terhadap Harga Saham Tingkat Kembalian Ekuitas atau Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menerangkan bahwa seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh pengembalian (keuntungan) atas modal yang dikeluarkannya. Tingkat Kembalian Ekuitas yang tinggi menyebabkan harga saham juga akan semakin meningkat dikarenakan permintaan saham atas perusahaan tersebut juga meningkat. Hal tersebut menerangkan bahwa Tingkat Kembalian Ekuitas memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutami (2012). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diusulkan hipotesis sebagai berikut: H3: Kinerja Keuangan yang diwakili ROE berpengaruh positif terhadap harga saham.
Pengaruh Kinerja Keuangan yang diwakili EPS terhadap Harga Saham Laba Per Saham atau Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar dan digunakan untuk menentukan besar dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Laba Per
7
Saham merupakan salah satu indikator penentu perolehan tiap unit investasi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam waktu tertentu. Nilai Laba Per Saham yang tinggi menunjukkan kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen juga semakin tinggi. Maka dapat dikatakan investor lebih tertarik untuk membeli saham yang memiliki nilai Laba Per Saham tinggi karena kemungkinan untuk mendapatkan dividen akan besar pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa Laba Per Saham memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham sesuai penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan Dwiyanto (2012). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diusulkan hipotesis sebagai berikut: H4: Kinerja Keuangan yang diwakili EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang memiliki laporan keuangan lengkap selama lima tahun mulai tahun 2007-2011. Data perusahaan untuk tahun 2012 tidak dapat digunakan karena ada perubahan standar akuntansi dari General Accepted Accounting Principal (GAAP) menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS), sehingga dikhawatirkan data menjadi bias karena adanya perbedaan standar penilaian. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, sampel yang diambil adalah yang memiliki kualifikasi:
8
1. Perusahaan sektor keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang lengkap pada tahun 2007-2011 dan tidak melakukan delisting pada tahun tersebut. 2. Memiliki informasi mengenai harga saham dan rasio keuangan yang lengkap. 3. Selalu memperoleh laba selama periode penelitian (2007-2011).
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data sekunder yang didapat dari Bursa Efek Indonesia dan website www.finance.yahoo.com. Data yang diambil tersebut meliputi harga saham perusahaan, laporan keuangan yang berfokus pada Kinerja Akuntansi (Laba Operasi) dan Kinerja Keuangan (Tingkat Kembalian Aset (ROA), Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE), serta Laba Per Saham (EPS)). Seluruh data yang diambil adalah data pada tahun 2007-2011 yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi kemudian diseleksi dan digunakan sesuai dengan kepentingan penelitian.Metode analisis data yang digunakan adalah teknik regresi berganda atau multiple regression dengan software SPSS Statistics versi 17.0.
Variabel Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan metode analisis, variabel dependen dan independen dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Dependen Dalam penelitian kali ini, variabel dependen yang digunakan adalah harga saham (Y). Harga saham yang dimaksud dalam penelitian kali ini adalah harga
9
saham saat penutupan (closing price) yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Variabel harga saham tersebut dinyatakan dalam nilai rupiah.
b. Variabel Independen Variabel indepeden dalam penelitian ini, yaitu: 1) Kinerja Akuntansi yang diwakili Laba Operasi Kinerja akuntansi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan akuntansi dengan output berupa laba. Menurut Kieso (2010), laba dibagi menjadi laba kotor, laba operasi, laba sebelum pajak, dan laba bersih. Variabel kinerja akuntansi yang digunakan adalah Laba Operasi. Laba Operasi yang dimaksud adalah pendapatan yang diterima oleh perusahaan setelah dikurangi beban-beban yang berasal dari kegiatan operasional utama perusahaan. Laba Operasi tercantum dalam Laporan Laba Komprehensif (Comprehensive Income) dalam Annual Report perusahaan. 2) Kinerja Keuangan Kinerja Keuangan adalah salah satu di antara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan (Munawir, 2010:30). Menurut Kusumo (2008), dengan menggunakan penilaian berupa rasio keuangan, dapat menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai baik buruknya posisi keuangan sebuah perusahaan. i. Tingkat Kembalian Aset Tingkat Kembalian Aset atau Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas perusahaan yang menunjukkan seberapa besar tingkat
10
pengembalian perusahaan terhadap aset. Rasio ROA tersebut diambil dari laporan keuangan perusahaan.
ii. Tingkat Kembalian Ekuitas Tingkat Kembalian Ekuitas atau Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas perusahaan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal yang telah digunakan. Rasio ROE tersebut diambil dari laporan keuangan perusahaan.
iii. Laba Per Saham Laba Per Saham atau Earnings Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan diterima oleh investor atas jumlah saham yang dimilikinya. Rasio EPS tersebut diambil dari laporan keuangan perusahaan.
Model Penelitian Model penelitian secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ ε
... (1)
Keterangan: Y X1 X2 X3 X4 α β ε
= Harga Saham = Laba Operasi = Tingkat Kembalian Aset = Tingkat Kembalian Ekuitas = Laba Per Saham = konstanta = koefisien = estimasi kesalahan (error)
11
ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan alat uji yang menentukan apakah suatu data
telah terdistribusi secara normal atau tidak. Data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 (α ≥ 0.05). 2.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi merupakan pengujian pada asumsi residual yang
dilakukan pada variabel yang memiliki korelasi pada periode ke-t dengan periode sebelumnya (t-1). Pada penelitian kali ini, uji autokorelasi yang digunakan adalah Durbin-Watson. Suatu data dianggap tidak memiliki gejala autokorelasi apabila nilainya berada di antara dUdan 4 - dU (dU< d < 4 - dU) (Ghozali, 2006). 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas merupakan uji yang digunakan dalam menentukan
apakah suatu model terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau tidak. Uji Glejser merupakan alat uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini.Suatu data dianggap tidak mengandung adanya heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi pada uji statistik lebih dari 0,05 (α ≥ 0,05). 4.
Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas merupakan sebuah cara untuk menentukan apakah
suatu model memiliki gejala multikolinieritas atau tidak. Pada penelitian kali ini, cara untuk menguji multikolinieritas model menggunakan Uji VIF (Variance Inflation Factor). Ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance yang kurang dari 10.
12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas, penelitian ini terdistribusi normal serta tidak memiliki gejala autokorelasi, heteroskedastisitas, maupun multikolinieritas.
Hasil Uji Regresi Berganda Tabel 1 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel
Koefisien
Beta
t hitung
Sig. t
Keterangan
Konstanta
0.537
LG10_LO
0.129
0.213
3.886
0.000
Signifikan
LG10_ROA
-0.276
-0.216
-4.290
0.000
Signifikan
ROE
-0.005
-0.071
-1.234
0.218
Tidak Signifikan
LG10_EPS
0.752
0.790
12.599
0.000
Signifikan
Adjusted R2
= 0.725
F hitung
= 141.743
Sig. F
= 0.000
Sumber: Olahan Penulis
Berdasarkan hasil uji regresi berganda tersebut, nilai Adjusted RSquaredatau koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0.725. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen sebesar 72,5%, sedangkan sisanya sebesar 27,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
13
Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada Tabel 2, model regresi yang terbentuk dapat diuraikan dalam persamaan sebagai berikut: Y = 0.537 + 0.129X1 – 0.276X2 – 0.005X3 + 0.752X4 + ε
...(2)
Penjelasan dari model regresi berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Koefisien regresi dari variabel Laba Operasi (LO) (X 1) adalah sebesar 0.129. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan asumsi nilai variabel lain adalah tetap, apabila Laba Operasi perusahaan meningkat sebesar 1%, maka Harga Saham (HS) (Y) perusahaan juga akan meningkat sebesar 0.129% 2. Koefisien regresi dari variabel Tingkat Kembalian Aset (ROA) (X2) adalah sebesar -0.276. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan asumsi nilai variabel lain adalah tetap, apabila Tingkat Kembalian Aset perusahaan meningkat sebesar 1%, maka Harga Saham (HS) (Y) perusahaan akan menurun sebesar 0.276% 3. Koefisien regresi dari variabel Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) (X 3) adalah sebesar -0.005. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan asumsi nilai variabel lain adalah tetap, apabila Tingkat Kembalian Ekuitas perusahaan meningkat sebesar 1%, maka Harga Saham (HS) (Y) perusahaan akan menurun sebesar 0.005% 4. Koefisien regresi dari variabel Laba Per Saham (EPS) (X4) adalah sebesar 0.752. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan asumsi nilai variabel lain adalah tetap, apabila Laba Per Saham perusahaan meningkat sebesar 1%, maka Harga Saham (HS) (Y) perusahaan juga akan meningkat sebesar 0.752%.
14
Hasil Uji F Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada Tabel 2, nilai dari Sig. F adalah sebesar 0.000 atau kurang dari α, atau dapat dirumuskan Sig. F < α. Berdasarkan hasil Uji F tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) pada Laba Operasi, ROA, ROE, dan EPS terhadap harga saham pada sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Uji t Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada Tabel 2, karena nilai signifikansi kurang dari 0.05, untuk variabel Laba Operasi, ROA, dan EPS, memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansinya lebih dari 0.05.
Pembahasan Pembahasan Pengaruh Kinerja Akuntansi yang diwakiliLaba Operasi terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil analisis hipotesis Uji F dan Uji t, Kinerja Akuntansi dengan menggunakan penilaian Laba Operasi memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uji analisis regresi berganda, Kinerja Akuntansi dengan menggunakan penilaian Laba Operasi berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Arifin (2012) yang menyimpulkan bahwa laba operasi memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
15
Pembahasan Pengaruh Kinerja Keuangan yang diwakiliTingkat Kembalian Aset/Return on Asset (ROA) Berdasarkan hasil analisis hipotesis Uji F dan Uji t Kinerja Keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Aset/Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uji analisis regresi berganda, Kinerja Keuangan dengan menggunakan penilaian Tingkat Kembalian Aset (ROA) berpengaruh negatif
terhadap harga saham. Hasil penelitian tersebut
sesuai dengan hasil penelitian Amanda dan Pratomo (2013), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap harga saham. Meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hatta dan Dwiyanto (2012), Sasongko dan Wulandari (2006), dan Yusi (2011), penelitian tersebut harus dilihat dari kacamata yang berbeda. Kemungkinan
terjadinya
perbedaan
dikarenakan
perbedaan
jenis
perusahaan serta periode yang diteliti. Selain itu, mungkin saja hasil penelitian ini terpengaruh adanya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008. Selain itu terdapat kemungkinan bahwa
perusahaan sektor keuangan tidak dapat
menghasilkan laba dari pengolahan aset perusahaan sehingga tidak dapat memberikan keuntungan bagi investor.
Pembahasan Pengaruh Kinerja Keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Ekuitas/Return on Equity (ROE) Berdasarkan hasil analisis hipotesis Uji F dan Uji t, Kinerja Keuangan yang diwakili Tingkat Kembalian Ekuitas/Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.Berdasarkan hasil uji regresi berganda,
16
Kinerja Keuangan dengan menggunakan penilaian Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kharisma dan Maski (2003). Menurut hasil regresi berganda, ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham, hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wijayanti (2014), Kusumawardani (2014), dan Patriawan (2011). Menurut hasil penelitian mereka, ROE berpengaruh terhadap harga saham secara negatif, dalam artian ketika nilai ROE meningkat, maka harga saham akan mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa ROE memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
Pembahasan Pengaruh Kinerja Keuangan yang diwakili Laba Per Saham/Earning Per share (EPS) Berdasarkan hasil analisis hipotesis Uji F dan Uji t, Kinerja Keuangan yang diwakili Laba Per Saham(EPS)memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji regresi berganda Kinerja Keuangan dengan menggunakan penilaian Laba Per Saham (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil tersebut didukung oleh hasil penelitian Hatta dan Dwiyanto (2012), Setiawan dan Tjun (2010), dan Kharisma dan Maski (2003). Berdasarkan hal tersebut investor dapat menggunakan Laba Per Saham sebagai suatu indikator penentuan keputusan investasi dalam perusahaan tertentu.
17
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah variabel Laba Operasi dan Laba Per Saham berpengaruh positif terhadap Harga Saham, sedangkan variabel Tingkat Kembalian Aset (ROA) dan Tingkat Kembalian Ekuitas (ROE) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Berdasarkan hal tersebut, Kinerja Akuntansi dengan menggunakan penilaian Laba Operasi dan EPS merupakan salah satu bahan pertimbangan investor dalam menentukan keputusan berinvestasi. Kinerja Keuangan yang diwakili ROA dan ROE berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Hal tersebut membuktikan
bahwa
dalam
sektor
keuangan,
perusahaan
tidak
dapat
menghasilkan keuntungan atas aset maupun modal yang telah digunakan, sehingga tidak dapat memberikan keuntungan bagi investor. Penelitian ini memiliki keterbatasan terutama dalam hal kemungkinan adanya pengaruh krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan hasil penelitian mengenai pengaruh ROA dan ROE kurang sesuai dengan teori yang ada. Selain itu penentuan jumlah sampel dilakukan dengan purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-kriteria tertentu sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk sektor di luar sektor keuangan. Keterbatasan lain adalah dalam jumlah perusahaan yang relatif sedikit, yaitu hanya 43 perusahaan. Bagi investor, sebaiknya mempertimbangkan kinerja akuntansi dan kinerja keuangan sebagai dasar penilaian dalam berinvestasi.Bagi perusahaan atau emiten, agar kinerja perusahaan mendapat respon yang baik dari pihak investor, maka sebaiknya memperhatikan kemampuan dalam meningkatkan nilai Laba Per
18
Saham perusahaan karena merupakan salah satu rasio yang menjadi perhatian utama bagi investor.Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel dan sampel penelitian sehingga dapat memberikan informasi lebih baik bagi perusahaan maupun investor, hal-hal apa saja yang menjadi tolak ukur dalam penentuan pemilihan saham dalam berinvestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah H., Mudrika. 2011. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Price To Book Value Saham (Pada Bank yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2008). Pekbis Jurnal, Vol.3, No.3, November 2011: 536-548. Amanda, WBBA dan Pratomo, Wahyu Ari. 2013. Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar pada Indeks LQ 45. Jurnal Ekonomi dan Keuangan,Vol. 1, No. 3, Februari 2013, Hlm. 205-219. Arifin, M. Aryo. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Internal dan Eksternal terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 9, No.2, Juli 2012 : 66 -79. Draper, N. R., and Smith, H. 1998. Applied Regression Analysis. Third Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN : 979.704.300.2. Hatta, Atika J. dan Dwiyanto, Bambang. 2012. The Company Fundamental Factors and Systematic Risk in Increasing Stock Price. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura,Accreditation No. 110/DIKTI/Kep/2009 Volume 15, No. 2, August 2012: 245-256. Harianto, Farid dan Sudomo, Siswanto. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta.
19
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta. Hutami, Rescyana Putri. 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return on Equity, dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, Volume I Nomor 1 / Tahun 2012 / halaman 104-123. Ilat, Ventje, dan Kalalo, Meily. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Saham Perusahaan LQ-45 Periode 2004 s/d 2008). Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing,Volume 2, Nomor 2, ISSN: 2088-8899. Indrayono, Yohanes. 2011. Disposition Effect terhadap Hubungan antara Nilai Fundamental dan Harga Saham pada Periode Krisis Finansial. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 3 September 2011, hlm. 315-326. Kharisma, Erina dan Maski, Ghozali. 2003. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham (Studi di Bursa Efek Surabaya). Lintasan Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Volume XX, Nomor 2 Juli 2003, hlm. 188-203. ISSN 0216 – 311X. Kieso, Donald E.; Weygandt, Jerry J.; and Warfield, Terry D. 2010. Intermediate Accounting, Vol. 1: IFRS Edition. Wiley: United States. Kusumawardani, Andrawit. 2014. Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yangTerdaftar di BEI Periode 2005-2009. Universitas Gunadarma. Kusumo, Yunanto A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syari’ah Mandiri Periode 2002-2007 (dengan Pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007). Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Vol. II, No.1, Juli 2008. Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Liberty: Yogyakarta. Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014 hal 41-67. 2009. Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia. (diakses 19 Juni 2013). Patriawan, Dwiatma. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share(EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek
20
Indonesia (BEI)Tahun 2006–2008. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. Raz, Arisyi F. 2012. Krisis Keuangan Global dan PertumbuhanEkonomi: Analisa dari PerekonomianAsia Timur. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2012 Hlm. 37-56. Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila. 2006. Pengaruh EVA Dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham.Empirika, Vol. 19, No. 1, Juni 2006: 64-80. Satriani, Wahyu. 2008. Kondisi Perbankan Semakin Membaik. http://otomotif.kompas.com/read/2008/12/18/1216400/Kondisi.Perbankan. Semakin Membaik (diakses 19 Juni 2013) Setiawan, Alvin dan Tjun T., Lauw. 2010. Pengaruh Earnings Per Share (EPS), Loan To Deposit Ratio (LDR), dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Emiten Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol.2, No.2 November 2010: 162-180. Sharpe, William F. 2005. Portfolio: Theory and Capital Market. Mc Graw Hill: New York. Suciyati, Tri. 2011. Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS dan EVA terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Tesis. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma: Depok. Sudarsono, Heri. 2009. Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. La Riba, Vol. 3, No. 1. Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr. 2005. Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat. Wahyuni, Alih Istik. 2008. Penurunan IHSG Terburuk ke-4 di Asia Pasifik. http://finance.detik.com/read/2008/12/30/142359/1060862/6/penurunanihsg-terburuk-ke-4-di-asia-pasifik (diakses 1 Desember 2013). Wijayanti, D. A. 2014. Pengaruh Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI. Yusi, M. Syahriman. 2011. Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Implikasinya terhadap Harga Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No.1 Januari 2011, hlm. 40-48. 21