1
PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PROPERTI YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH IMELDA D. ALIWU NIM 932409092
ABSTRAK
Imelda D. Aliwu, Nim 931 409 092. 2013. “Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Properti Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Program Studi Sarjana Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Bapak Supardi Nani S.pd, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Moh. Agussalim Monoarfa, SE., MM selaku pembimbing II. Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah apakah volume perdagangan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh volume perdagangan saham terhadap return saham sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini yaitu variabel X (Volume Perdagangan) merupakan variabel dependen (bebas) dan variabel Y (Return Saham) merupakan variabel independen (terikat). Instrumen yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public di sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu 2008 sampai 2012 sebanyak 10 (sepuluh) perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan melalui metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian melalui perhitungan SPSS diperoleh persamaan regresi linier sederhana dimana Ŷ = 0,209 + 0,082. Nilai diketahui thitung dari variabel independen akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau alpha = 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2,009. Nilai thitung 17,797 > ttabel 2,009. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,868 atau 86,8%. Sedangkan sisanya sebesar 13,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Volume Perdagangan, Return Saham
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Perkembangan pasar modal selain menambah sumber-sumber pengerahan dana masyarakat diluar perbankan, juga merupakan dana yang potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka menengah dan jangka panjang, sedangkan bagi masyarakat kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif untuk berinvestasi. Pasar modal memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat risiko berbeda-beda. Saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang cukup tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa mendatang. Apabila kesempatan investasi mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi, maka investor akan mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor yaitu yang bersifat fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kondisi internal perusahaan, analisis fundamental memiliki pedoman pada kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, Ang (1997).
Krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia, dampak dari krisis ini juga berimbas terhadap perekonomian nasional dan berdampak sangat besar pada pasar keuangan terutama pasar saham. Krisis ekonomi global yang terjadi pada Triwulan IV Tahun 2008, ditandai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak dari peningkatan harga komoditas dunia, sehingga mengakibatkan luluhnya industri keuangan global Hendri (dalam Inayah 2007). Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di pasar modal merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pelaku pasar yaitu investor. Volume perdagangan saham di bursa efek indonesia sangat pesat, setelah diterapkan otomatisasi perdagangan. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli oleh para inestor di bursa. Investor di pasar modal selalu berusaha memperoleh keuntungan (return) dari aktivitas perdagangan yang mereka lakukan di pasar modal. Aktivitas perdagangan investor berupa membeli dan menjual saham yang dilakukan untuk memperoleh return saham yang positif dan menghindari return saham yang negatif. Alasan utama investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan pada tingkat tertentu dengan pengorbanan tertentu. Investasi dibidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan tumbuh sejalan dengan
3
pertumbuhan ekonomi. Banyaknya masyarakat yang menginvestasikan modalnya di sektor properti dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor Jogiyanto (2000). Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan sektor properti untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan Husnan (2003). Dengan semakin banyaknya investor yang menanamkan saham di pasar modal maka akan meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan banyaknya investor yang percaya pada perusahaan tersebut, berarti perusahaan dapat menggunakan aset dan aktiva yang dimiliki secara efisien, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat serta return saham perusahaan pun meningkat, serta efek positif bagi pertumbuhan ekonomi negara. Dalam penelitian Pakpahan (dalam Fany 2012) menunjukkan bahwa sektor properti merupakan salah satu sektor yang paling tinggi volatilitas returnnya. Volatilitas return dapat diukur dengan menggunakan
deviasi standar dari return saham atau beta saham. Semakin tinggi volatilitas returnnya, maka saham tersebut semakin beresiko. Telah terjadi kondisi yang kontraditif pada fakta empiris yaitu antara volume perdagangan dengan return saham. Asumsi yang mendasari hal tersebut adalah Sunariyah (2000) terdapat ketergantungan sistematik (systematic dependencies) di dalam keuntungan (return) yang dapat dieksploitasi ke return abnormal nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran. Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama bagi investor. Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan harga saham meningkat dan akan memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dan harga saham sebelumnya. Return saham yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan dananya di pasar modal. Dengan demikian kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham juga meningkat. Semakin tinggi return atau keuntungan yang diperoleh, maka semakin baik posisi pemilik perusahaan Husnan (1998). Return saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor untuk melakukan suatu investasi dalam
4
suatu perusahaan, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan oleh perusahaan kepada investor, maka menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor yakin bahwa perusahaan tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham yang telah ditanamkan investor pada pasar modal. Terkait dengan hal tersebut diatas maka yang jadi judul penelitian saya adalah “Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Pasar Modal Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Zaenal Arifin (2005), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruham surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek Sunariyah (2000). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikan perusahaan kepada masyarakat. Volume Perdagangan Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan mendapatkan keuntungan diatas normal. Saham yang dimaksud adalah saham biasa yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia khususnya di bursa Efek Jakarta Zulhawati (2000). Volume perdagangan merupakan suatu indikator likuiditas saham atas suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator Trading Volume Activity (aktivitas volume perdagangan). Aktivitas Volume Perdagangan (Trading Volume Activity) merupakan
5
suatu pengukuran apakah ditafsirkan sebagai tanda pasar akan pengumuman yang dikeluarkan membaik. Peningkatan volume perusahaan berhubungan dengan perdagangan dibarengi dengan kenaikan volume aktivitas peningkatan harga saham merupakan perdagangan saham perusahaan yang gejala yang makin kuat akan kondisi bersangkutan pada saat pengumuman Husnan (1998). Saham – saham yang tersebut. diperdagangkan dipasar modal Menurut Husnan et al. (1996) cenderung mengikuti keadaan aktivitas volume perdagangan ekonomi dan faktor – faktor yang digunakan untuk melihat apakah mempengaruhi volume perdagangan investor individual menilai informasi berkaitan dengan heterogenitas dan tertentu mampu membuat keputusan perdagangan yang rasional untuk perdagangan diatas keputusan tujuan yang berdasarkan informasi. perdagangan yang normal. Ukuran Return Saham tersebut tidak memisahkan keputusan Saham adalah tanda bukti pembelian dengan keputusan kepemilikan atau penyertaan penjualan. pemegangnya atas perusahaan yang Volume perdagangan dalam mengeluarkan saham tersebut penlitian ini dapat dinyatakan (emiten). Saham juga merupakan bukti dalam rumus sebagai berikut : pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang 𝑇𝑉𝐴𝑡 − 1 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚, 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 berbentuk PT (Perseroan Terbatas). = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚, 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢, 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟Perusahaam yang berbentuk PT dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas (masyarakat umum) Aktivitas volume perdagangan apabila perusahaan tersebut sudah go saham digunakan untuk melihat public. Perusahaan yang telah go apakah investor individual menilai public tersebut dapat menjual laporan informatif, dalam arti apakah sahamnya di Bursa Efek tersebut Agus informasi tersebut membuat keputusan Harjito (2007). perdagangan pada kondisi normal Return adalah laba atau suatu Prasetio dan Sutoyo (2003) investasi yang biasa dinyatakan sedangkan menurut Husnan (1998) sebagai tarif presentase tahunan. volume perdagangan merupakan Return saham merupakan tingkat fungsi supplay an demand serta dapat pengembalian saham yang diharapkan digunakan sebagai tanda perubahan atas investasi yang dilakukan dalam menguat dan melemahnya pasar. saham atau beberapa kelompok Volume perdagangan dipasar modal saham melalui suatu portofolio. Return dapat dijadikan indikator penting bagi saham ini dapat dijadikan sebagai investor. Naiknya volume indikator dari kegiatan perdagangan di perdagangan saham merupakan pasar modal. kenaikan aktivitas jual beli oleh para Menurut Jones (2000), return investor dipasar modal. saham adalah keuntungan yang Kegiatan volume perdagangan diperoleh dari kepemilikan saham yang sangat tinggi di bursa dan
6
investor atas investasi yang dialakukan yang terdiri atas dividend and capital gain/loss. 1) Dividen Merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang ditanam kembali. Besarnya dividen yang anda terima di tentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi tergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri (khususnya berkaitan dengan keuntungan yang diraih). Artinya jika perusahaan mengalami kerugian tenru saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. 2) Capital Gain/Loss Capital Gain yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham. Misalnya sewaktu membeli nilainya Rp 2.000 per saham dan kemudian dijual dengan harga Rp 2.500, jadi selisih yang sebesar Rp 500 ini disebut Capital Gain. Sedangkan Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana anda menjual saham yang anda miliki di bawah harga belinya. Misalnya harga saham PT ABC Anda beli dengan harga Rp 2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.500 per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, maka anda kemudian menjual pada harga
tersebut sehingga anda mengalami kerugian sebesar Rp 500 per saham. Itulah Capital Loss yang menimpa anda. pada umumnya perusahaan dan pemodal investor akan berusaha untuk meningkatkan pengembalian (return) dari aset yang dimiliki. Investor yang menginvestasikan dananya pada suatu sekuritas, sangat berkepentingan terhadap keuntungan saat ini (actual return) dan keuntungan yang diharpakan di masa yang akan datang (expexted return). Saham merupakan surat berharga yang paling popular dan dikenal luas dimasyarakat ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas Darmadji dan Fakhruddin (2006) : 1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi setelah perusahaan melunasi hutangnya. 2. Saham preferen (preferren stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Biasanya pemilik saham preferen memiliki hak istimewa untuk memperoleh pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan telebih dahulu sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa apabila perusahaan tersebut
7
dilikuidasi. Saham preferen serupa dengan saham biasa dalam hal ini mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo serta membayar dividen kepada investor. Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang volume perdagangan terhadap return saham. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian antara lain sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2001) merupakan variabel volume perdagangan dan return saham. Metode yang dilakukan dalam penelitiannya adalah dengan metode regresi. Hasilnya menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Chordia et al (2000) meneliti mengenai volume perdagangan dan crossautocorrelations pada return saham. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan sebagai variabel independen dan return sebagai variabel dependen. Hasilnya menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2003) dengan menggunakan metode multiple regresi menunjukan hasil volume perdagangan dan kapitalisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan. Hipotesis Hipotesi didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian Sekaran, (2006) Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh “Volume Perdagangan terhadap Return Saham Pada sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI).” BAB III METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah prusahaan yang go public di sektor properti yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu 2008 sampai 2012 sebanyak 10 (sepuluh) perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan melalui metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu dimana sampel harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 sampai 2012. 2. Saham perusahaan selalu aktif diperdagangkan setiap bulan selama periode 2008 sampai 2012. 3. Tersedianya laporan perdagangan saham emiten
8
setiap bulan selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 (sepuluh) perusahaan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diatas, terlihat bahwa variabel volume perdagangan mempengaruhi return Saham perusahaan. Karena volume perdagangan saham yang tinggi akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, maka akan mengakibatkan naiknya return saham dan sebaliknya. perkembangan volume perdangan yang berfluktuasi dan persentase setiap tahunnya berada di bawah standar 90,00%. Dimana pada tahun 2010 perusahaan BDP mengalami penurunan sebesar 66,39%, sementara pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 85,34%, peingkatan tersebut tidak berangsur lama sebab pada tahun 2012 kembali turun menjadi 69,02%, sebab pendapatan usaha menurun dan beban perusahaan meningkat sehingga laba perusahaan menurun. Pada periode 2008-2011 perusahaan sentul city mengalami penurunan drastis. Penurunan tersebut disebabkan kurangnya pendapatan usaha sehingga laba bersih perusahaan menurun dengan jumlah saham yang beredar tetap. Namun pada tahun 2012 mulai terlihat peningkatan sebesar 79,47%. Berbeda dengan perusahaan ciputra property
yang setiap tahunnya berfluktuasi dimana pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 71,11%, tetapi pada tahun 2010 turun menjadi 51,77%, namun pada tahun 2011 kembali naik sebesar 80,80% dan kemudian pada tahun 2012 volume perdagangannya kembali turun menjadi 68,34%, dikarenakan pendapatan usaha berkurang dan beban usaha meningkat sehingga menyebabkan laba bersih perusahaan menurun. Berbeda dengan perusahaan lippo karawaci yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, karena pendapatan perusahaan mengalami peningkatan dan hutang usaha berkurang sehingga laba bersih meningkat. hal yang sama pun terjadi pada perusahaan laguna cipta griya dimana pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 86,29%, namun pada tahun 2010 turun drastis menjadi 34,71%, dikarenakan hutang perusahaan meningkat dan pendapatan perusahaan menurun, tetapi pada tahun 2011 pergerakan volume perdagangannya mulai mengalami peningkatan hingga tahun 2012. perkembangan dari tingkat return cenderung fluktuatif. Kondisi ini menunjukan return yang dibagikan pada perusahaan ciputra surya mengalami penurunan dari tahun 2009-2011. Penurunan ini disebabkan oleh pendapatan berkurang dan beban usaha meningkat sehingga menyebabkan laba bersih perusahaan menurun dengan jumlah saham yang beredarnya tetap. Namun di tahun 2012 return yang di bagikan mulai meningkat sebesar 6,49%. Sementara perusahaan BDP pada tahun 2009
9
mengalami peningkatan sebesar 7,59%, namun mulai turun ditahun 2010 sebesar 5,85%, sama halnya dengan perusahaan sentul city, ciputra property dan laguna cipta griya yang membagikan returnya masing-masing 6,25%, 4,39%, 3,73%. Tetapi ditahun 2011 perusahaan bukit darmo property, ciputra property, dan laguna cipta griya membagikan returnnya mulai meningkat. Sementara perusahaan modernland realty setiap tahunnya mengalami penurunan yang disebabkan oleh pendapatan berkurang dan beban usaha meningkat sehingga menyebabkan laba bersih perusahaan menurun. Krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia, dampak dari krisis ini juga berimbas terhadap perekonomian nasional dan berdampak sangat besar pada pasar keuangan terutama pasar saham. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, ditandai dengan melambatnaya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak dari peningkatan harga komoditas dunia, sehingga mengakibatkan luluhnya industri keuangan global. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Statistical Product Service Solution) diperoleh persamaan regresi linear sederhana dimana Ŷ = 0,209 + 0,082. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.4 nilai diketahui thitung dari variabel independen akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau alpha = 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2,009. Nilai thitung 17,797 > ttabel 2,009. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti bahwa volume
perdagangan berpengaruh terhadap return saham perusahaan dan jika volume perdagangan saham meningkat maka, return saham pun dapat dipastikan akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika volume perdagangan saham menurun maka, tingkat return saham perusahaanpun akan menurun. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,868 atau 86,8%. Hal ini berarti bahwa variabel return saham dipengaruhi oleh volume perdagangan. Sedangkan sisanya sebesar 13,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti laba per lembar saham, jumlah dividen dan lain-lain. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Chordia et al (2000) yang melakukan penelitian terhadap volume perdagangan. Variabel yang digunakan dalam penelitiannya adalah volume perdagangan dan return saham dengan menggunakan model regresi. Hasilnya menunjukan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2003) dengan menggunakan metode multiple regresi menunjukan hasil volume perdagangan dan kapitalisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
10
1.
2.
Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Volume perdagangan memiliki pengaruh terhadap return saham. Dengan digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. nilai diketahui thitung dari variabel independen akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau alpha = 0,05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2,009. Nilai thitung 17,797 > ttabel 2,009. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti bahwa volume perdagangan berpengaruh terhadap return saham perusahaan dan jika volume perdagangan saham meningkat maka, return saham pun dapat dipastikan akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika volume perdagangan saham menurun maka, tingkat return saham perusahaanpun akan menurun. Dari hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,868 atau 86,8%. Hal ini berarti bahwa variabel return saham dipengaruhi oleh volume perdagangan. Sedangkan sisanya sebesar 13,2% dijelaskan oleh variabel lainnya
yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti laba per lembar saham, jumlah dividen dan lain-lain. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang property agar dapat meningkatkan return sahamnya, dengan ini dapat memberikan reaksi yang positif dari investor untuk melakukan investasi yang dapat mengakibatkan meningkatnya harga saham. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel yang lebih banyak sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta Mediasoft, Arifin, Zaenal, 2005, Teori Keuangan dan Pasar Modal, Yogyakarta, EKONISIA. Ghozali, 2001, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
11
Halim,
Abdul. 2003, Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Harjito, Agus. 2007, Manajemen Keuangan, Yogyakarta : Ekonisia. Husain, Irmawaty, 2012, Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham, Skripsi, Gorontalo. Husnan, Suad. 1996. Dasar-dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. Yogyakarta UPP AMP YKPN. Husnan, Suad, 1997, Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek), Yogyakarta. BPFE, Husnan, Suad, 1998, Efisiensi Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi Inayah, 2007, Pengaruh Price Earning Ratio, Volume Penjualan Produk dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Return Saham, Skripsi, Universitas Muhamadiyah Surakarta. Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Kasmir, SE., MM., 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada, Latifah, Uli, 2012, Analisis Perbedaan Return Saham
Sebelum dan Sesudah Hari Libur Keagamaan serta Hari Libur Internasional, Skripsi, Diponegoro. Muslich, Mohamad, 2003, Manajemen Keuangan Modern (Analisis, Perencanaan, dan kebijaksanaan), Jakarta. Bumi Aksara, Prasetio, J.E dan Sutoyo, 2003, Analisis Pengaruh Interaksi Laba Akuntansi dengan Arus Kas terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham. Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol, 5, No, 3, September, hal, 239-252 Puspitasary, Fanny, 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham, skripsi, Semarang. Ratnasari, 2003. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham di BEI, Tesis Program StudimSarjana Megister Manajemen Universitas Diponogoro (tidak dipublikasi) Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung. ALFABETA, cv. Sunariyah, 2000, Pengantar Pasar Pengetahuan Modal, Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan, YKPN, Yogyakarta. Tendelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. Yogyakarta BPFE. Wahyu, Dheny, Fuadi, 2009, Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume
12
Perdagangan dan Terhadap Return skripsi, Semarang.
Kurs saham,
Website Asep, Saefudin, 1998, Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia, BNI Securities, Jakarta. Chordia, Tarun and Bhaskaran, 2000, Trading Volume And Cross Auto Correlations in Stock Return, The Journal of Finance, Vol. IV Cheng F. Lee, Gong Meng Chen and Oliver M Rui, 2001, Stock Return and Volatility on China’s Stock Market, The Journal of Finance, Vol. 24, pp. 523-543 Elton dan Gruber, 1995. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis, Wiley Fakhrudin, M dan Hadianto, M Sopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hardiningsih, L Suryanto dan Chairiri, 2002, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di BEJ: Studi Kasus Basic Industry&Chemical”, Jurnal Strategi Bisnis, Vol. 8 Desember/tahun VI, p.83-97
Jones, 2000, Canadian Journal of University Continuing Education, Sage http://umanitoba.ca/faculties/medi cine/units/butler_jones.html Suad, Husnan. 2003, Teori Portofolio dan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPM http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/06/pasar -modal-definisi-pelaku-jenis dan.html Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: A SkillBuilding Approach, Third Edition. Singapore: Jhon Wiley & Sons, Inc. Wiyani. Wahyu dan Wijayanto, 2005 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga dan Volume Perdagangan saham Terhadap Harga Saham, JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN, No, 3, Th IX, September. Zulhawati, 2000, Aktivitas Volume Perdagangan di Pasar Modal Indonesia Tahun Laporan Keuangan 1996, KOMPAK, No, 22, Januari, hal. 505-520. http://www.scribd.com/doc/85797976/ Mentah-Return-Saham http://finance.yahoo.com/q/hp?s=ELTY .JK+Historical+Prices http://finance.yahoo.com/q/hp?s=JRPT .JK+Historical+Prices