STRATEGI REDAKSI INFOTAINMENT HALO SELEBRITI DI SCTV DALAM MEMPERTAHANKAN RATING
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Ilmu Komunikasi Program Studi Jurnalistik
Disusun Oleh : NURYANTI WIDYASTUTI 04102-031 BROADCASTING
JURUSAN BRADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN LULUS SIDAH SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa. 2.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa. 2.1.4 Media Komunikasi Massa. 2.1.5 Proses Komunikasi Massa 2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Sebagai Media Massa 2.2.2 Karakteristik Televisi 2.2.3 Keunggulan / Kelemahan Televisi 2.2.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa 2.3 Produksi Program Televisi 2.4 Program Televisi 2.5 Program Televisi Infotainment 2.6 Teori Agenda Setting 2.7 Pengertian Strategi 2.8 Strategi Program Televisi 2.9 Strategi Produksi Program Infotainment 2.10 Strategi Produksi Program Televisi dalam Meningkatkan Rating 2.10.1 Tahap Pra Produksi 2.10.2 Tahap Produksi 2.10.3 Tahap Pasca Produksi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian. 3.2 Metodologi Penelitian. 3.3 Fokus Penelitian.
i ii iii iv v 1 10 10 10
12 12 13 14 18 20 24 24 27 28 29 33 39 41 45 48 49 52 54 54 55 56
57 58 59
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer 3.4.2 Data Sekunder 3.5 Nara Sumber 3.6 Definisi Konsep 3.7 Teknik Analisis Data.
60 60 60 60 61 64
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pembahasan 4.1.1 Gambaran Umum Tentang Halo Selebriti 4.1.2 Struktur Organisasi Halo Selebriti 4.1.3 Proses Kerja Redaksi Halo Selebriti 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Strategi Pra Produksi Halo Selebriti 4.2.2 Strategi Produksi Halo Selebriti 4.2.3 Strategi Pasca Produksi Halo Selebriti
66 68 69 70 75 76 80 84
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
88 90
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi vii
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik ABSTRAKSI Nuryanti Widyastuti (04102-031) Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Mempertahankan Rating 90 halaman + 7 Lampiran Bibliografi 24 acuan + 6 sumber lain Infotainment adalah salah satu tayangan di televisi yang mendapat tempatdihati khalayak dan mempunyai penonton tetap. Infotainment semakin berkembang dan persaingannya pun semakin ketat, untuk itu setiap redaksi infotainment berlomba untuk menjadi yang terbaik, untuk mengukur keberhasilan suatu tayangan maka diperlukan rating sebagai alat ukurnya. Jika perolehan rating bagus maka tayangan tersebut berhasil menarik penonton dan pengiklan. Itu memperoleh rating tinggi maka diperlukan strategi untuk mempertahan rating. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi redaksi halo selebriti di SCTV dalam mempertahankan rating (periode Mei 2008). Dalam penelitian ini kerangka penelitian yang digunakan adalah pendekatan Teori Agenda Setting,peneliti ingin melihat bagaimana tayangan halo selebriti dalam mempertahankan rating. Jadi apa yang dianggap penting oleh tayangan halo selebriti melalui pemberitaan maka akan dianggap penting pula oleh khalayak, sehingga tayangan halo selebriti mempunyai strategi redaksional agar berita-beritanya selalu dianggap penting oleh pemirsanya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metodologi penelitian studi kasus, peneliti melakukan analisis mendalam tentang suatu kasus waktu dan aktifitas (program, kejadian, proses, institusi atau kelompok sosial), yaitu proses kerja redaksi halo selebriti dalam usaha meningkatkan rating serta mengumpulkan informasi rinci dengan menggunakan berbagai prosedur. Kemudian peneliti menguraikan temuannya dalam penelitian ini yaitu bagaimana Redaksi Halo Selebriti dalam meningkatkan meningkatkan rating. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dan diolah oleh penulis, dapat diketahui bahwa redaksi halo selebriti menetapkan strategi mulai dari rapat redaksi yang dilakukan setiap minggu, merencanakan peliputan, narasumber dan angle berita yang sesuai dengan misi halo selebriti yaitu menghadirkan berita berdasarkan fakta dan tidak menghadirkan sesuatu yang dapat menjadi pembodohan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian,peneliti menyimpulkan bahwa sebelum peliputan awak halo selebriti selalu mengadakan rapat untuk perencanaan peliputan, kemudian pemilihan narasumber utama yang mempunyai newsvalue yang tinggi. Kemudian peliputan dilapangan reporter dan kameramen harus menyamakan angle wawancara dengan angle gambar serta memberi pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadirkan statement penting dari narasumber. Walaupun mengejar rating tetapi halo selebriti selalu menghadirkan pemberitaan fakta dan menghindari berita-berita yang berbau klenik yang bisa menjadi pembodohan bagi masyarakat.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur yang sebesar – besarnya atas kehadirat Allah S.W.T, pemilik dari semua yang ada di dunia, yang maha pengasih dan maha penyayang yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya serta pemimpin kita nabi besar Muhammad S.A.W. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga batas waktu yang telah ditentukan, dengan judul ”Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Meningkatkan Rating (Periode Mei 2008)”. Skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum program Sarjana Strata 1 (S1) pada program studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. Akhirnya penulis memenangkan perjuangan ini, perjuangan melawan kemalasan dalam diri penulis yang sudah 2 tahun lebih menyerang penulis, yang kalau tidak dilawan mungkin akan selamanya menghinggapi diri penulis. Dalam perjuangan ini penulis tidak bisa sendirian menghadapinya, untungnya ada dosen pembimbing, keluarga dan sahabat yang tak hentihentinya memberi dorongan agar penulis tetap semangat menyelesaikan tulisan ini yang hampir bikin frustasi. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ribuan rasa terima kasih kepada semua orang –orang yang telah membantu perjuangan penulis, yang selalu disamping penulis baik suka maupun duka, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir ini, yaitu : 1. Bapak Dr Andy Corry M.Si, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan dalam memecahkan kebuntuan – kebuntuan dalam penyelesaian skripsi ini, dan untuk waktunya dalam membimbing dan memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Bapak Ponco Budi Sulistyo M.Comm, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah membantu memecahkan persoalan – persoalan yang dihadapi peneliti, bukan hanya sekedar dosen pembimbing namun juga teman berdiskusi yang baik. 3. Dan seluruh Dosen dan Staff yang telah mengabdi pada FIKOM Universitas Mercu Buana, yang tidak saya sebutkan satu persatu, terimakasih yang tak terhingga saya ucapkan untuk bapak/ibu dosen yang telah banyak membantu saya dalam menimba ilmu, ii
dan kepada para staff yang tak bosan melayani dalam membantu keperluan akademis saya. 4.
Kerabat Kerja Redaksi Halo Selebriti, ribuan terimakasih peneliti ucapkan atas kesediannya menyumbangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu peneliti mendapatkan informasi yang serinci mungkin. Terimakasih untuk Ibu Kusuma Hendarwatin, Mbak Yasmin, Mbak Vera, Mas Bagong dan Mas Kandar dan seluruh karyawan PT BAM.
5.
Teristimewa Papa Harun Al Rasyid & Mama Norma Tjaombah tercinta, mereka adalah orang tua yang tak bosan dan tak habis-habisnya mencurahkan kasih sayang kepada kedua anaknya, dan terimakasih untuk adikku Ivan. Semoga Allah menganugrahkan Karunia yang terbaik bagi mereka, Amin.
6. Buat teman – teman jurnalistik 2002, Jane, Rika, Jessica, Alung, Willy, Pade, Acong, Didit, dan Atuz serta atas segala dukungannya, tanpa kalian mungkin skripsi ini tidak terselesaikan. Dan untuk semua teman-teman di kampus Mercu Buana yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan yang indah. 7. Buat teman-teman kantor, Laura, Kitri, Angel, Sandra, Panca, Uci dan Bayou Liem, terimakasih untuk perhatiaannya. Dengan kesadaran akan kekurangan-kekurangan, baik dalam penyajian penulisan maupun keterbatasan ilmu yang peneliti miliki, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi meningkatkan wawasan dan juga demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2009 Penulis
Nuryanti Widyastuti
iii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semaraknya dunia pertelevisian beberapa tahun belakangan di Indonesia semakin beragam pula program acara yang ditampilkan oleh semua stasiun televisi di Indonesia. Setiap stasiun televisi berlomba untuk memberikan tayangan yang terbaik agar diterima oleh khalayak, karena semakin tayangan di terima oleh khalayak akan semakin banyak pula keuntungan yang di terima oleh stasiun televisi, hal ini adalah faktor yang paling penting untuk industri pertelevisian agar tetap eksis dan bertahan hidup. Televisi adalah media massa paling popular dan tersebar. Masyarakat yang tidak menikmati televisi telah semakin berkurang dan mungkin akan segera lenyap1. Fungsi televisi sebagai bagian dari media massa adalah untuk mendidik (to educate), untuk menghibur (to entertain), dan sebagai kontrol sosial (social control)2. Semakin banyak jumlah pertelevisian di Indonesia, maka akan lebih memungkinkan terjadinya persaingan antar media. Masing-masing stasiun televisi akhirnya berlomba membuat program acara yang berkualitas dengan tujuan agar stasiun televisi mereka menadapat rating acara yang lebih tinggi. Karena kata kunci di bisnis pertelevisian yaitu komersial yang identik dengan pemasang iklan.
1
. Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia ed.Kelima, Jakarta : Professional Book, 1997, hal.507 2 . Ibid
2
Disini faktor iklan lebih signifikan dibanding dengan subtansi program itu sendiri. Semakin tinggi rating acara tersebut, semakin banyak pula iklan yang masuk. Ada tiga jenis program yang selama ini mendominasi tayangan di televisi, yaitu unsur hiburan, berita dan musik. Selama ini unsur hiburan terasa lebih dominan, antara lain lewat film-film, acara bincang-bincang atau talk show, variety show dan yang terakhir ini cukup menyita perhatian khalayak yaitu tayangan infotainment. Infotainment termasuk tayangan andalan sejumlah televisi swasta nasional maupun lokal. Infotainment adalah tayangan yang isinya memberitakan sisi-sisi kehidupan selebritis, mulai dari aktifitas sehari-hari, hubungan asmara, cerita rumah tangga dari pernikahan sampai perceraian serta pernak-pernik kehidupan selebritis yang menarik untuk diangkat dan kemudian di olah menjadi berita dengan format news features. Istilah infotainment diambil dari information (informasi) dan entertainment (hiburan), jadi infotainment adalah tayangan yang berisi informasi dari jagad hiburan. Program tayangan infotainment menjadi salah satu acara yang mampu mengakomodasi tuntutan industri televisi. Biaya proses produksi infotainment di televisi lebih murah dibandingkan dengan jenis produksi lainnya,seperti pembuatan sinetron. Ini yang membuat tayangan infotainment marak di televisi. Selain biaya produksi yang murah, karena tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk pembuatannya, harga yang ditawarkan kepada rumah produksi pembuat infotainment kepada stasiun televisi
3
yang membelinya jauh lebih murah dari tayangan lain misalnya adalah sinetron3. Sajian infotainment oleh para pemasang iklan diasumsikan mempunyai penonton yang jelas. Dengan segmentasi penonton yang jelas itulah, maka para pemasang iklan akan lebih terpikat untuk memasang iklan. Ini menjadikan infotainment industri yang menarik.
Infotainment merupakan salah satu program televisi yang menuai kontroversi. Namun, terlepas dari kenyataan tersebut, infotainment menjadi salah satu sajian wajib televisi Indonesia. Hasil pemetaan program infotainment memperlihatkan, sekitar 5-7 % sajian stasiun televisi terdiri dari infotainment selama hari-hari biasa. Sementara pada akhir pekan, porsi infotainment meningkat hingga mencapai 10 % dari keseluruhan jam siaran stasiun televisi. Ditilik dari waktu penayangannya, infotainment agaknya ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan khalayak perempuan dewasa di kelas menengah ke bawah. Masalahnya adalah kebutuhan macam apa yang bisa dipenuhi dengan sajian infotainment yang didominasi dengan kehidupan para selebritis yang tidak terlalu penting bagi pemberdayaan dan pencerdasan masyarakat4 .
Dalam Tempo Interaktif 27 Mei 2008 menyebutkan bahwa infotainment masih menjadi tayangan televisi pilihn masyarakat dibandingkan berita. Rata-rata pemirsa infotainment pada Januari-Maret 2008 sebanyak 533 ribu tiap hari, sedangkan berita hanya 285 ribu. Padahal jam tayang program berita lebih banyak 3
.Hanun Wulansari, infotainment Tayangan mencerdaskan, 11 Maret 2008, blogcossanostra.blogspot.com 4 Santi indra Astuti,Ngerumpi di Televisi Infotainment Tiada Henti,4 Agustus 2004, www.wordpress.com
4
ketimbang infotainment. Rata-rata jam tayang infotainment di 11 stasiun televisi 11 jam per hari sedangkan program berita bisa mencapai 29 jam per hari. Dari data tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia sendirilah yang mencari program infotainment. 5
Dimulai dari tayangan Kabar-Kabari di, kemudian Cek&Ricek , kemudian muncul Halo Selebriti, Silet, Kroscek, was-was, Insert, Go Spot, Kasakkusuk dan banyak lagi yang lainnya hingga sampai saat ini di tahun 2008 infotainmnet keseluruhan berjumlah 30 dari seluruh televisi swasta nasional maupun lokal6.
5
www.tempointeraktif.com, infotainment lebih laris ketimbang news, Teguh Imawan, 27 Mei 2008 6 Data dari redaksi halo selebriti.
5
Tabel 1.1 Program Acara Infotainment di Televisi7 Stasiun Televisi Program Infotainment
SCTV
TPI ANTV Indosiar Trans TV
Trans7 TV One Global TV
Jam Tayang
Hari Tayang
Go Spot Pagi Go Spot Siang Silet Kabar-Kabari Cek &Ricek
Pagi Siang Siang Sore Sore
Senin – Jumat Senin – Jumat Senin – Minggu Senin, Kamis,Minggu Selasa,Rabu,Jumat,Sabtu
Was –Was Ada Gossip Halo Selebriti Hot Shot Kasak-Kusuk Bibir Plus Kassel Go Show Esspresso Seleb Update Kiss Pagi Kiss Sore Insert Pagi Insert Siang Kroscek Insert Investigasi I Gossip Pagi I Gossip Siang Expose Selebrita Obsesi Pagi Obsesi Siang
Pagi Pagi Siang Siang Sore Sore Pagi Siang Siang Siang Pagi Sore Pagi Siang Sore Sore Pagi Siang Siang Sore Pagi Siang
Senin – Sabtu Senin – Jumat Senin- Kamis Jumat-Minggu Senin – Jumat Sabtu – Minggu Senin – Jumat Senin - Minggu Senin – Jumat Senin - Jumat Senin – Sabtu Senin - Sabtu Senin – Minggu Senin – Minggu Senin – Jumat Senin – Jumat Senin – Sabtu Senin – Sabtu Senin – Jumat Senin – Jumat Senin – Minggu Senin – Minggu
Semakin banyak jumlah infotainment, semakin ketat pula persaingan di antara tayangan tersebut, tentu menambah persaingan untuk merebut perhatian khalayak penonton dengan menyajikan berita-berita terkini dari dunia selebritis yang dikemas semenarik mungkin untuk menarik perhatian pemirsa. Selain persaingan 7
.Data dari redaksi halo selebriti
6
dalam hal jam tayang, berita yang di dapat pun biasanya hampir sama dari infotainmnet satu dengan infotainment yang lainnya. Meningkatnya jumlah tayangan infotainment dewasa ini menyebabkan timbulnya persaingan dalam hal penyajian isi redaksional tayangan infotainment. Selain menyajikan berita yang aktual atau baru pada saat pemberitaannya, pihak redaksi secara umum menata fisik melalui paket berita di isi narasi, statement nara sumber dan kualitas gambar yang dibuat sekaya dan semenarik mungkin. Dengan jumlah berita yang biasanya terbatas hanya untuk berita seputar dunia selebriti saja maka masing-masing redaksi tayangan tersebut harus menemukan angle yang berbeda serta dibantu narasi agar beritanya lebih dramatis atau lebih sensasional lagi. Untuk itu masingmasing redaksi tayangan infotainment harus mempunyai strategi untuk mempertahankan rating, karena rating sangat mempengaruhi kelangsungan hidup tayangan infotainment di stasiun televisi yang menyiarkannya, kalau rating infotainmnet tersebut tidak membantu rating harian stasiun televisi tersebut maka bisa saja stasiun televisi tersebut meng “cut” atau mengakhiri kontrak dengan PH yang memproduksi infotainment tersebut8. Rating juga dijadikan alat ukur suatu tayangan itu banyak ditonton orang atau tidak. Untuk itu redaksional harus menerapkan strategi agar tayangan tersebut menarik dan banyak penontonnya. Cara yang tepat untuk menarik perhatian pemirsa untuk menonton tayangan infotainmnet tersebut yang ditawarkan adalah dengan menampilkan content atau isi semenarik mungkin,dengan judul berita yang diceritakan presenter pada awal
8 Wawancara dengan Produser Pelaksana Tayangan Halo selebriti Ibu Kusuma Hendarwatin, 11Mei 2008.
7
tayangan menjadi penarik perhatian yang pertama kali dilihat dan didengar pertama kali ketika pemirsa memutar channel dimana infotainment itu disiarkan. Salah satu tayangan infotainment yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah tayangan infotainment Halo Selebriti di SCTV, di produksi oleh rumah produksi PT.Bintang Advis Media yang juga memproduksi Infotainment Cek&Ricek di RCTI, ditayang setiap hari Senin sampai kamis jam 11 siang, hal ini terbukti dengan berhasilnya Halo Selebriti masuk dalam rating sepuluh besar dari 30 infotainmnet teratas di Indonesia.9 Halo selebriti mulai mengudara di SCTV pada November 2000 , dengan porsi tayang yang hanya 2 kali seminggu, kemudian setelah 4 tahun berjalan SCTV memberikan porsi tayang yang lebih banyak menjadi empat kali seminggu, hal ini membuktikan bahwa tayangan Halo Selebriti mendapat tempat di hati khalayak.
9
Sumber AGB Nielsen, TOP 30 Programs –all station information:infotainment
8
Tabel 1.210 Top 30 Program – ALL Station – Information : Infotainment Week 0820 (11-17 Mei 2008) By TVR Based On All Time (02.00-25-59)-All Cities-by name
NO Program name 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
SILET HOT SOT ADA GOSIP CEK & RICEK INSERT HALO SELEBRITI KASAK KUSUK KABAR KABARI SKETSA SELEBRITI ISSUE WAS WAS BIBIR PLUS KROSCEK GO SHOW REALITY GO SPOT INTAN KISS GENIE I-GOSSIP KASUS SELEBRITI SELEBRITA INTERNATIONAL GOSSIP OBSESI SELEBRITI UPDATE KABAR TOKOH MTV RUMAH GUE ESPRESSO EXPOSE SHOWBIZ
10
Data dari AC Nielsen Media research
Channel
TVR
Share
RCTI SCTV SCTV RCTI TRANS SCTV SCTV RCTI SCTV IVM SCTV SCTV TRANS TPI IVM RCTI IVM IVM GTV TRANS7 TPI GTV TRANS7 GTV ANTV TVONE GTV ANTV TVONE METRO
2.3 2 2 1.8 1.7 1.7 1.6 1.6 1.4 1.4 1.2 1.2 1.1 1.1 1.1 1 0.9 0.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.3 0.2
17.8 15.7 14.9 14.7 12.9 13.5 13 11.9 13.8 11 13 13.2 10.3 9.4 12.6 10.9 7 8.7 5.8 6.5 7.9 6.8 6.1 5.8 3.9 1.6 3.9 5.1 2.7 1.4
RANGE AVERAGE
0.2-2.3 1.1
1.4-17.8 9.4
9
Untuk membedakan tayangan Halo Selebriti dengan tayangan infotainment lain adalah strategi yang diterapkan oleh redaksi Halo Selebriti. Redaksi Halo Selebriti mempunyai ciri khas pada masing-masing segmennya, selain headline yang berisi berita aktual seperti kasus peceraian, perkawinan atau kematian, ditambah dengan kemudian segmen curhat selebriti dan segmen kecantikan, jadi isi halo selebriti tidak melulu gossip ada juga aspek lain yang bisa dijadikan acuan dalam untuk penonton. Contohnya segmen kecantikan yang mengupas tentang perawatan yang dipakai oleh artis-artis tanah air untuk menjaga penampilannya, hal itu bisa dicontoh oleh masyarakat penontonnya. Semakin maraknya persaingan di dunia infotainment mengharuskan halo selebriti selalu menghadirkan berita yang terhangat dan menciptakan suatu tayangan yang dapat menjadi ciri khas halo selebriti, semua itu dilakukan demi memikat hati penonton untuk tetap bersama halo selebriti, dengan banyaknya penonton yang tertarik dengan halo selebriti dan menjadi pemirsa setianya maka perolehan rating halo selebriti menjadi bagus. Rating oleh stasiun televisi dijadikan tolak ukur untuk kesuksesan suatu program, maka jika rating halo selebriti bagus stasiun televisi akan tetap menayangkannya dan para pengiklanpun akan ramai-ramai memasang iklannya pada tayangan halo selebriti dan akan mendatangkan keuntungan bagi stasiun televisi yang menayangkannya serta menjaga kelangsungan hidup tayangan halo selebriti. Inilah Alasan redaksi halo selebriti harus mempunyai strategi untuk meningkatkan ratingnya, dikarenakan rating dianggap sebagai alat pengukur untuk mengetahui keberhasilan suatu tayangan apakah tayangan tersebut diminati
10
khalayak atau tidak. Oleh karena itu redaksi halo selebriti harus menetapkan suatu strategi agar tayangannya diminati oleh khalayak, sehingga jika khalayak banyak yang tetarik menonton tayangan tersebut, otomatis tayangan tersebut akan memperoleh rating yang bagus dan akan banyak pengiklan yang
memasang
iklannya pada tayangan tersebut sehingga stasiun televisi yang menyiarkan tayangan tersebut dalam hal ini adalah SCTV memperoleh keuntungan yang tidak sedikit, di sisi lain jika rating tayangan halo selebriti bagus maka turut meningkatkan rating SCTV sebagai Stasiun televisi, dan keuntungan untuk PT.BAM sebagai rumah produksi yang memproduksi halo selebriti sendiri adalah selain bisa bertahan hidup dalam artian SCTV akan terus menayangkan tayangan tersebut dan akan terus memperpanjang kontrak dengan PT.BAM, karena bukan hanya halo selebriti saja infotainment yang ditayangka oleh SCTV tetapi ada beberapa infotainment lain, ditambah persaingan dengan infotainment yang ditayangkan stasiun lain. Selain itu mungkin saja nilai kontrak akan dinaikkan setiap tahunnya. Tetapi jika halo selebriti tidak memperoleh rating yang bagus maka SCTV bisa saja meng cut tayangan tersebut. Untuk itu redaksi halo selebriti berusaha dengan semaksimal mungkin mempertahankan dan memperbaiki kualitas dengan menerapkan strategi-strategi jitu agar tetap diminati masyarakat dan tetap survive terus ditayangkan oleh SCTV. Pentingnya meneliti tentang strategi karena strategi itu sangat diperlukan untuk suatu tindakan di industri apapun termasuk industri pertelevisian demi mencapai sasaran yang kita tetapkan, dalam penelitian ini strategi halo selebriti dalam meningkatkan rating demi menjaga keeksisan halo selebriti dalam
11
persaingan antara sesama infotainment dan demi meningkatkan kualitas pemberitaannya. Meneliti strategi suatu redaksi pemberitaan bisa menjadi bahan pembelajaran bagaimana cara membangun suatu image tayangan yang berkualitas sehingga dapat menjadi tayangan yang diminati masyarakat. Isi dari sebuah tayangan infotainment bukan hanya sebagai kemasan berita mengenai kabar dari artis idola semata tetapi juga harus bisa membangkitkan rasa keingintahuan penonton terhadap isi tayangan tersebut. Sebuah tayangan infotainment harus mempunyai nilai-nilai seperti11: 1. Mencerminkan karakteristik tayangan 2. Mencerminkan ciri dari suatu tayangan 3. Memiliki nilai-nilai artistik secara audio dan visual 4. Mengandung nilai normatif Dengan melihat ketatnya persaingan antar tayangan, khususnya tayangan infotainment, dan semakin berlombanya seluruh tayangan infotainment meningkat perolehan rating, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Meningkatkan Rating (periode Mei 2008), pada proses pra produksi, produksi dan pasca produksi.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan
uraian jabaran yang telah dijabarkan diatas, maka penulis
membuat pokok permasalahan sebagai berikut :
11
Alex Komara, infotainment perlu estetika, seminar sehari “ 11 tahun cek&ricek menuju pemberitaan yang lebih kreatif, 23 Maret 2008.
12
Bagaimana Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Meningkatkan Rating (Periode Mei 2008), dalam proses pra produksi, produksi dan pasca produksi.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang dicapai adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui bagaimana Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Meningkatkan Rating ( Periode Mei 2008), dalam proses produksi, produksi dan pasca produksi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Dapat memberikan masukan bagi kalangan akademis mengenai strategi redaksi, khususnya di bidang jurnalistik serta untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan komunikasi mengenai Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam Meningkatkan Rating.
1.4.2 Manfaat Praktis Agar hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan sumbang saran mengenai tayangan infotainment Halo Selebriti, khususnya mengenai Strategi redaksi dalam Meningkatkan Rating.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi
massa
(mass
communication)
adalah
komunikasi
yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, tabloid dan majalah ) atau elektronik (radio dan televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik)12. Selain pengertian di atas, masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai komunikasi massa, diantaranya adalah: 1. Menurut Charles R.Wright Dalam komunikasi massa khalayak relatif besar, heterogen dan anonim bagi sumber. Pengalaman bersifat publik dan cepat. Sumber bekerja lewat suatu organisasi yang rumit alih-alih dalam isolasi dan pesan mungkin mewakili usaha banyak orang yang berbeda13.
12
.Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,2001,hal 41. 13 . Charles R.Wright, Mass Communication : Sociology Perspective dalam Deddy Mulyana, Konteks‐Konteks Komunikasi, Bandung :PT.Remaja Rosda Karya,2000,hal.199.
14
2. Menurut Werner J.Severin Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Sebagai keterampilan jika komunikasi massa meliputi teknikteknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Sebagai seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis. Majalah atau tabloid menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Komunikasi massa adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik14.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Hafied Cangara, dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, mempunyai karakteristik sebagai berikut15: 1. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. 2. Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik.
14
Werner j.Severin dan James W.Tankard Jr, Communication Theories : Origins, Methods and Uses In The Mass Media dalam Siti Karlina,et,al, Komunikasi Massa, Jakarta : Universitas Terbuka,2000,hal 129. 15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo,2004,hal 36.
15
3. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi, dan sebagainya. Karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit. 4. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan sebaliknya. 5. Lambat (tertunda) dan sangat terbatas tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa. 6. Elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar. 7. Sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. 8. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa Untuk memahami fungsi komunikasi massa secara khusus ada 3 hal yang harus dipahami. Ketiga hal tersebut adalah16: 1. Setiap
tindakan
yang
berkaitan
dengan
komunikasi,
termasuk
mengkomsumsi media, dilandasi oleh alasan yang unik. 2. Setiap komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap khalayak secara individual. 16
Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia ed.kelima terjemahan Agus Maulana, Jakarta ; Professional Book,1997,hal 518
16
3. Fungsi yang dijalankan oleh banyak peristiwa komunikasi massa bagi banyak orang akan berbeda dari waktu ke waktu. Berikut adalah fungsi khusus dari komunikasi massa, diantaranya17: 1. Menghibur Media memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan. 2. Meyakinkan Media berusaha meyakinkan (to persuade) khalayak atas suatu peristiwa persuasi ini dapat datang dalam bentuk : a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. b. Mengubah sikap, kepercayaan, sikap, atau nilai seseorang. c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. d. Menawarkan Etika atau system nilai tertentu. 3. Memberikan Informasi Media memberikan informasi kepada khalayak baik berupa pengetahuan tentang musik, politik, film, seni, psikologi, ekonomi, maupun olahraga. 4. Menganugrahkan Status Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, dalam karya mereka yang berpengaruh Mass Communication Popular Taste, and Organized Social Action (1951) mengatakan “ jika anda benar-benar penting, anda akan 17
ibid
17
menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa dan jika anda menjadi pusat perhatian massa, berarti anda merasa penting”18. 5. Membius Media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibat, pemirsa terbius ke dalam keadaan aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik. 6. Menciptakan Rasa Kebersamaan Media mampu membuat khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok. Fungsi komunikasi Massa menurut Harold D.Laswell adalah : 1. Surveilance of the un fungsinya sebagai pengamatan lingkungan. 2. Correlation of the parts of society in responding to the environment fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. 3. Transmission of the social heritage one generation to the next fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya19. Selain mempunyai fungsi komunikasi massa juga mempunyai efek. Efek komunikasi massa merupakan setiap perubahan yang terjadi dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi 18
Paul Lazarsfeld dan Robert Merton, Mass Communication, Popular Taste, and Organized Social Action, dalam Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia ed.kelima, Jakarta : Professional Book, 1997, hal 517. 19 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya,1990,hal 12.
18
perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan, sikap dan perilaku atau ketiganya. Perubahan di pihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik. Media lisan bisa pada suara dan melahirkan keakraban sosial dan kehidupan kelompok. Media cetak bisa pada penglihatan dan melahirkan system yang linear, urutan dan sekuensal, dan kecendrungan menata dan mengatur berdasarkan susunan tertentu. Media lisan melahirkan ikatan social yang erat, media cetak menimbulkan individualisme dan televisi mengakibatkan demokrasi kolektif. Menurut McLuhan, televisi akan melahirkan desa global (global village), dimana orang-orang diseluruh dunia barbagi pengalaman dan gagasan secara serentak. Televisi juga merangsang seluruh alat indera, mengubah persepsi dan akhirnya mempengaruhi perilaku manusia. Menurut Gabner, efek media tidak hanya kognitif, efektif dan behavioral, tetapi juga efek ideologis, yaitu setiap masyarakat mempunyai serangkaian penjelasan tentang realitas, yang merupakan gambaran terpadu dan homogen tentang apa yang ada, apa yang penting, apa berhubungan dengan apa, dan apa yang benar. Setiap masyarakat berusaha menanamkan sejenis peraturan yang menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak. Peraturan ini diebut ideologi. Ideologi ini melahirkan dirinya dalam bentuk teks, pesan-pesan yang di produksi lembaga-lembaga sosial dan tampak pada proses komunikasi. Distribusi pesan
19
menciptakan lingkungan simbolis (symbolic environment) yang mencerminkan struktur dan fungsi lembaga yang memproduksi pesan itu20. Cara komunikan mereaksikan dan jenis reaksi yang dihasilkan ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Schramm (1971) menyebutkan 4 Faktor yang mempengaruhi tanggapan yaitu pesan, situasi, ketika pesan itu diterima dan ditanggapi, kepribadian komunikasi serta konteks kelompok ketika komunikan menjadi anggotanya. Tujuan komunikasi massa adalah untuk menyampaikan suatu pesan dari satu sumber kepada khalayak banyak melalui media komunikasi massa seperti televisi, radio dan surat kabar.
2.1.4 Media Komunikasi Massa Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki cirri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous)21. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media massa elektronik, surat kabar dan majalah termasuk media massa cetak, serta media film. Film sebagai media massa adalah film bioskop22. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, hadir bentuk lainnya dari media massa yaitu internet. Dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dari media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan internet. 20
Deddy Mulyana, Psikologi Komunikasi Massa, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1997, hal 75. Ibid hal 14 22 Ibid hal 18 21
20
Media massa yaitu sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Secara umum media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya (misalnya seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dalan lain-lain)23: 1) Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi pengetahuan. Jadi media massa juga memainkan peran institusi lainnya. 2) Media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan public, pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum, dan murah. 3) Media massa dijangkau lebih banyak daripada institusi lainnya dan sudah sejak dahulu “mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama, dan lain-lain. Media massa memberikan informasi dan membantu masyarakat untuk mengetahui secara jelas dan ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpan dalam ingatan masyarakat. Media massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan perbandingan dari apa yang kita lihat, dengar tentang dunia yang lain diluar lingkungan masyarakat hidup. Media massa sejak awal sebenarnya melakukan tugas kemudian membagi informasi yang diinginkan oleh masyarakat pada umumnya. Manfaat media massa adalah24 : 1) Menjangkau suatu khalayak yang luas dan cepat 2) Menciptakan pengetahuan dan menyebarluaskan informasi 23 24
Ibid hal 18 Zulkarnain Nasution, Komunikasi Inovasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1985, hal 33.
21
3) Mengarahkan perubahan pada sikap yang dianut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan ; “Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dan jumlah yang relatif banyak”25.
2.1.5 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suatu proses suatu kegiatan yang berlangsung, kontinyu. Joseph A.Devito mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponenkomponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan keseluruhan26. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen, masing-masing elemen saling mengait dengan komponen yang lain. Sebagai contoh tidaklah mungkin antara nara sumber, pesan dan penerima berdiri sendiri. Tidak mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan tanpa sumber dan bahkan tidak terjadi umpan balik tanpa ada penerima.
25
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung ; PT.Remaja Rosda Karya 2002, hal.4 26 Joseph A.devito dalam Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media Pesindo,2006 hal.5.
22
Karena sifat saling bergantung ini, perubahan pada elemen proses akan mengakibatkan perubahan pada elemen-elemen yang lain. Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Menurut pandangan Ruesch dan Bateson dalam bukunya Liliweri, bahwa tingkatan yang paling penting dalam komunikasi manusia adalah komunikasi antar pribadi yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Melalui proses yang disebut
pengiriman
(transmitting)
dan
penerima
(receiving)27.
Melalui
transmitting, terjadi suatu proses komunikasi yakni pemindahan pesan (baik verbal maupun non verbal). Sedangkan melalui receiving terjadi suatu proses penerimaan pesan-pesan tersebut. Proses komunikasi juga disebut sebagai proses pengoperan dan penerimaan pesan dari lambang-lambang yang menagndung arti, roses komunikasi melalui media adalah proses pengoperan dari lambang-lambang dioperkan melalui saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, televisi, radio, telepon dan lain-lain28. Proses komunikasi mengenai lima komponen yaitu : sumber, komunikator, pernyataan/media pesan komunikasi, dan tujuan. Untuk memahami proses komunikasi dalam penelitian ini menggunakan teori yang diungkapkan oleh Harold D.Laswell bahwa cara yang baik unhotuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima pertanyaan sederhana sebagai berikut : 27
Ruesch dan Bateson dalam Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media presindo,2006,hal 6. 28 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, Bandung : Bina Cipta, 1974,hal 31.
23
1. Who
: Sumber (komunikator)
2. Says What
: Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan
3. In which Channel : Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi). 4. To Whom
: Komunikan atau khalayak sasaran.
5. With What Effect
: Tujuan dari tayangan yang dibuat, perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang diterima seseorang berupa perubahan sikap dan tingkah laku29.
Hal-hal yang mempengaruhi proses komunikasi menurut William G.Scott yang mengutip pendapat Babcock mengatakan bahwa ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses komunikasi30 : 1. The Act (perbuatan) Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambing-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan. 2. The Scene (adegan) Adegan adalah salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan 29
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu Pengantar, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya,2001,hal 41. 30 William G.Scott dalam Tommy Suprapto,Drs, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media Pressindo,2006,hal 7.
24
pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan. 3. The Agent (Pelaku) Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini, adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya sering kali sering menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang. 4. The Agency (perantara) Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu (agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, bulletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis. 5. The Purpose (tujuan) Menurut Grace dalam Thoha (1977), ada 4 (empat) macam tujuan tersebut yaitu : a) Tujuan fungsional (the fungsional goals) ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/lembaga. b) Tujuan manipulasi (the manipulative goals) tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri. c) Tujuan keindahan (the esthetic goals) tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini
25
dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. d) Tujuan keyakinan (the confidence goals) tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan
atau
mengembangkan
keyakinan
orang-orang
pada
lingkungannya. Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah komunikasi massa pada tayangan infotainment Halo Selebriti di SCTV dengan khalayak yaitu Halo Selebriti merupakan suatu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dari sumber kepada penerima karena tayangan Halo Selebriti termasuk ke dalam media yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa maka disini dapat dikatakan sebagai salah satu media massa.
2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Sebagai Media Massa Televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia dibandingkan dengan semua media komunikasi yang ada. Televisi adalah media massa paling populer dan tersebar. Masyarakat yang tidak menikmati televisi telah semakin berkurang dan mungkin akan segera lenyap31. Komunikasi massa media televisi terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: siaran informasi (pemberitaan), news bulletin (berita Koran), news magazine
31
Joseph A.Devito, Komunikasi Antar Manusia ed.kelima, Jakarta : Professional Book, 1997, hal.507
26
(berita berkala), wawancara televisi, serta laporan investigasi terhadap
suatu
kasus.32 Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society. An Incues and Agenda” (1965). Dibandingkan dengan media massa lainnya (Radio, Surat kabar, Majalah, Buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat yang istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya.
Penyampaian
isi
pesan
seolah-olah
langsung
antara
komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar dan terlihat secara visual33. Menurut fred Wibowo dalam bukunya “Dasar-dasar Produksi Program Televisi”, televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga kewilayah terpencil. Unsur essensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, seklaigus dalam rangka menyampaikan sesuatu, seperti pesan informasi, pengajaran ilmu, dan hiburan34.
32
. Wawan kusandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta : PT.Rineka Cipta,1996, hal.8. 33 Wawan kusandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta : PT.Rineka Cipta,1996, hal.8. 34 Fred Wibowo, Dasar – Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta : Grasindo, 1997, hal.1.
27
Televisi di Amerika Serikat diperkenalkan atas temuan ilmuwan kelahiran benua eropa, Vladimir kosma Zworkyn, tahun 1929 di depan RCA (Radio Corporation of Amerika) dia memperkenalkan prototype tube iconscope yang bekerja sinkron dengan tabung televisi premature waktu itu. RCA adalah induk perusahaan satu stasiun radio dan TV tertua di Amerika. Televisi penemuan Zworkyn dipresentasikan di sebuah acara tahunan International World’s Fair di New York, AS tahun 193935. Siaran televisi pertama kali dioperasikan di Eropa oleh seorang ilmuwan bernama Denis Von Mihaly (Jerman) tahun 1928. Ia mengoperasikan televisi pertama yang diberi nama “Telehor” (tele: berjarak, horen : mendengar)36. Kegiatan penyiaran di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai sekarang37. Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976, Presiden RI pertama Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya, satelit Palapa A2, selanjutnya Palapa B, Palapa B-2, Palapa B2P, Palapa B2R dan Palapa B-4 diluncurkan tahun 199238.
35
Mila Day, Buku Pintar Televisi, Jakarta : Trilogos Library, 2004 hal.11 .ibid.13 37 Op.citOnong Uchjana Effendy, hal 13 38 Ibid.127 36
28
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah menjangkau hamper seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 20 jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi lain, yaitu RCTI yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun televisi yang menjangkau siaran nasional, yaitu SCTV, TPI, dan ANTV39. Pada era reformasi, televisi swasta baik nasional maupun lokal ikut berdiri, diantaranya : Indosiar, Metro TV, Trans TV, TV7 (Trans 7), Lativi (TV one), dan Global TV 2008 Indonesia memiliki 11 stasiun TV nasional dan puluhan stasiun televisi lokal. Televisi
sebagai
media
massa
mempunyai
kemampuan
untuk
menyebarkan informasi kepada komunikan dalam jumlah relatif banyak.
2.2.2 Karakteristik Televisi Informasi yang amat memuaskan disebabkan 2 faktor yang terdapat pada media audio visual. Pertama adalah faktor immediacy yaitu mencakup pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seakan-akan berada ditempat itu, kedua realitas yaitu mengandung makna kenyataan informasi yang sesuai apa yang terjadi (baik didengar maupun dilihat)40. Televisi memeiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut ; 1) Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transmisi. 39 40
Ibid 127 Onong Uchjana Effendi, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung:Alumni Bandung,1984,hal.8.
29
2) Isi pesan audio visual, artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan pada waktu siaran. 3) Sifatnya periodik tidak dapat diulang. 4) Sifatnya transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas, serentak dan global. 5) Meniadakan jarak dan waktu 6) Dapat menyajikan peristiwa / pendapat yang sedang terjadi secara langsung/ orisinil. 7) Bahasa yang digunakan formal dan non formal. 8) Kalimat singkat, padat, jelas, dan sederhana. 9) Tujuan akhir dari penyajian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebag ai bahan informasi.
2.2.3 Keunggulan / Kelemahan Televisi Sama seperti media lainnya, televisi juga memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan. Keterangannya adalah sebagai berikut 41: Keunggulan Televisi 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan akrab.
41
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Mereda Wajah Bangsa, Jakarta : YPKMD,1997,hal.50
30
3. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun direkayasa) sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa. Keunggulan televisi dari sisi teknologi adalah kemampuan televisi dalam menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantar langsung peristiwa di tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan diberbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk berinteraksi secara Fun 1. Kecendrungan televisi untuk menempatkan khalayak sebagai objek pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang akan menyulitkan pengontrolan dampak negatifnya. 3. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi cultural televisi. 4. Kecendrungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan
televisi
dan
lebih
berorientasi
pada
pertimbangan
bisnis/komersil sehingga menyampingkan faktor pendidikan42
42
A.Alatas Fahmi, Perkembangan Televisi dan Spektrum Film, Tnaggung Jawab Dalam Komunikasi Massa, Dalam Jurnal Penelitian Komunikasi Massa, Jakarta : Badan Litbang Deppen RI,1995, hal 3.
31
2.2.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworkin pada tahun 192343. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan pandang dengar (audio-visual). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan pandang yang bisa bersifat politis bisa pula informatif, hiburan, dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikankan oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlibat secara visual44. Hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang dengan kehadiran televisi di setiap rumah. Televisi pokoknya mempunyai 3(tiga) fungsi, yakni fungsi penerangan, fungsi pendidikan dan hiburan45.
43
Alo Lilieri, Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 1997, hal.3. 44 Wawan kusandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta : PT.Rineka Cipta,1996, hal.8. 45 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT.Citra Aditya Bhakti, 1997, hal.24
32
1. Fungsi Penerangan (the information function) Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dari dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. Sedangkan realism mengandung makna kenyataan, dimana televisi menyiarkan informasi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual.
2. Fungsi Hiburan (the entertainment function) Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan kedalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi
33
pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut Instruction Television (ITV)46.
3. Fungsi Hiburan (the entertainment function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara. Dalam perkembangan televisi, setelah komunikasi elektronik melalui media televisi itu dipadukan dengan computer yang berkembang secara luar biasa, sehingga menjadi komunikasi (communication), maka semakin terasa oleh masyarakat efeknya, baik dalam bentuk efek kognitif, efek afektif maupun efek konatif (behavioral). Dalam kaitannya dengan penelitian ini tentang tayangan infotainment Halo Selebriti telah mewakili fungsi televisi sebagai hiburan, karena berita-beritanya ringan, berputar sekitar kehidupan selebriti yang orang ingin tahu lebih banyak. Fungsi tayangan infotainment sendiri memberikan berita yang menghibur kepada para pemirsa untuk mengendurkan urat syaraf.
46
OP.Cit hal 26
34
2.3 Produksi Program Televisi Produksi sebuah program televisi adalah upaya merubah bentuk menjadi bentuk audio visual.47 Dalam merencanakan sebuah produks program TV, seorang produser professional akan dihadapkan pada 5 hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, seperti materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi. Berpikir tentang produksi televisi bagi seorang produser professional berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, yang memiliki makna. Apa yang disebut nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi. Masalahnya apakah visi itu tumbuh dari acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi. Atau apakah visi itu sekedar mengikuti arus yang sedang mengalir. Sekedar ikut-ikutan atau mengikuti arus boleh diseut tanpa visi. Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap inilah kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja. Tidak memukau dan mempesona. Tidak mampu stop the eyes and the ears.48 Menurut Fred Wibowo dalam bukunya “Dasar-Dasar Produksi Program Televisi”, lima hal yang perlu dipikirkan secara mendalam oleh produser dalam merencanakan produksi program televisi, antara lain : 47 48
Wawan Kuswandi, op.cit.27 Fred Wibowo,op.cit,7‐8
35
1. Materi Produksi Materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, manusia, merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
produksi yang bermutu. Materi produksi dalam tayangan
infotaiment Halo Selebriti adalah berita atau peristiwa seputar dunia selebriti atau orang-orang terkenal tanah air dengan segala hingar – bingarnya. Mulai dari prestasi seputar profesi sampai masalah percintaan sampai masalah rumah tangga. 2. Sarana Produksi Sarana produksi yang menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Halo Selebriti dalam hal ini sudah menggunakan kualitas alat standar penyiaran. 3. Biaya Produksi Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu akan memperoleh dukungan finansial. Finansial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented. a. Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan
36
tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi, misalnya tidak menggunakan kelas satu yang bayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang dekat dan sebagainya. b. Quality Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada tuntutan hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun finansial sangat bernilai, berguna bagi masyarakat tanpa mempermasalahkan biaya. 4. Organisasi Pelaksanaan produksi Sebuah program yang baik pasti ditangani oleh kerabat kerja yang baik. Suatu produksi program TV melibatkan banyak orang, misalnya para artis, kru dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perizinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancer. Produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksanaan produksi dengan serapi-rapinya. Organisasi dalam tayangan Halo Selebriti terdiri dari Produser, Produser Pelaksana, Kordinator Liputan, Reporter, Juru Kamera, Video Editor dan Sekretaris Redaksi, Manajer Unit Produksi, Juru Kamera studio, design set studio dan lain-lain. Masing-masing kerabat kerja harus professional dalam bidangnya dan mampu bertanggung jawab sungguh-sungguh pada tugasnya.
37
5. Tahap Pelaksanaan Produksi Proses produksi setiap program TV memerlukan tahapan yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi program TV terdiri dari tiga bagian yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), yaitu : a. Pra-produksi (ide, perencanaan, dan persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi 3 bagian seperti berikut ini : 1.Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Ide tayangan Halo selebriti didapatkan dari riset bahwa masyarakat menyukai sorotan kehidupan para selebriti. 2. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan narasumber, lokasi dan kru. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan lain yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
38
3. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat. Menghubungi narasumber yang akan diwawancara. Meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan. b. Produksi (pelaksanaan) Setelah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Pada tayangan Halo Selebriti, shooting dilakukan di tempat yang ditentukan narasumber dalam hal ini artis tentukan atau dimana dia berada, karena awak kerja infotainment harus menyesuaikan jadwal wawancara dengan jadwal kerja narasumber. Untuk itu reporter dan juru kamera harus berkoordinasi dengan orang yang bersangkutan dengan tempat itu untuk diizinkan melakukan wawancara. Di sisi lain produser berkoordinasi dengan pengarah gaya, penata cahaya dan seluruh kru studio untuk melakukan syuting presenter di studio. c. Pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan) Pasca produksi memiliki 3 langkah utama, yaitu editing offline,editing online dan mixing. 1. Editing off line Setelah syuting selesai, juru kamera membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil syuting berdasarkan catatan syuting dan gambar. Di dalam logging timecode (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gamnbar) hasil setiap shoot dicatat.
39
Kemudian berdasarkan catatan itu juru kamera akan membuat editing kasar yang disebut editing offline. Sesudah editing kasar ini jadi, reporter membuat naskah yang dilengkapi dengan uraian narasi, timecode, dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian petugas pengisi suara merekam suaranya/ voice over ke dalam kaset sesuai uraian narasi. Selanjutnya naskah, kaset master shooting dan narasi diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.
2. Editing On Line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil syuting asli. Sambungan-sambungan setiap syut dan adegan dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula suara asli dimasukkan dengan level sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3. Mixing Suara narasi dan ilustrasi musik yang sudah direkam digabungkan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggudan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh
40
dikatakan bagian terpenting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah itu diadakan preview sebelum program tersebut ditayangkan. Bila tak ada lagi yang harus diperbaiki maka program tersebut siap ditayangkan.49
2.4 Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana.
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, kata ‘program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran Indonesia daripada ‘siaran’ untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya.50 Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat pemirsa tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio maupun televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga 49 50
Ibid.20‐24 Morrisan,op.cit,27
41
mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyaiaran, yaitu program yang baik akan mendapat pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar ataupun penonton.51 Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: program informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi dibagi lagi dua jenis, yaitu hard news yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan juga ada soft news yang merupakan laporan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu : musik, drama, permainan (game show) dan pertunjukan. Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita, dokumenter atau
51
Ibid,97‐99
42
reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.52
2.5 Program Televisi Infotainment Dari sudut teknologi , kehadiran televisi memang banyak manfaat dan kegunaannya bagi kehidupan masyarakat, tapi dalam hal materi, banyak orang sering berbeda dalam menilai sebuah tayangan. Sebab segala aspek yang terkandung dalam tayangan itu akan bersentuhan dengan nilai-nilai moral yang hidup dalam masyarakat. Kadang aspek-aspek nilai itu tidak selalu sejalan, contohnya tayangan infotainment yang marak belakangan ini, di satu sisi, masyarakat menganggap tayangan infotainment merupakan tayangan hiburan berisi pengungkapan masalah pribadi orang lain, yaitu artis atau selebritis yang seharusnya bukan untuk konsumsi publik (orang banyak) yang tidak dibenarkan secara moral maupun etika. Di sisi lain secara bisnis mulai dari konsep dan tayangan acara itu sendiri merupakan lahan bisnis yang bisa mendatangkan uang banyak karena sangat diminati khalayak dan memperoleh rating yang tinggi. Maraknya program infotainment di televisi memang menjadi indikator kuat bahwa program tersebut diminati oleh masyarakat. Infotainment sendiri merupakan gabungan dari kata information (informasi) dan entertainment (hiburan), jadi infotainment merupakan sebuah informasi yang bersifat hiburan, namun seiring berjalannya waktu berita-berita infotainment tidak melulu bersifat hiburan, menurut Hans Miller Banureah ketua departemen infotainment PWI 52
Ibid 100
43
pusat menambahkan bahwa definisi infotainment sekarang bergeser
menjadi
informasi dari kehidupan entertainer, karena kalau hanya sekedar mendefinisikan infotainment adalah informasi dari dunia hiburan maka berita duka seperti sakit, meninggal atau seorang entertainer tersangkut kasus kriminal apakah itu juga termasuk hiburan?53. Program infotainment sedikit banyak memberi kontribusi bagi popularitas seorang artis, karena popularitas merupakan aset yang berharga bagi seorang artis. Namun kenyataannya tidak seluruhnya demikian54. Tidak sedikit artis yang mengeluh lantaran tayangan jenis itu mengancam kehidupan pribadi mereka. Konflik rumah tangga artis begitu mudah diakses dan rahasia rumah tangga mereka dipertontonkan di depan umum. Ilham Bintang, yang merupakan penggagas dan juga produser tayangan infotainment Halo Selebriti dan Cek&Ricek mengatakan “secara legalistik formal di Indonesia tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang wartawan memberitakan kehidupan pribadi seseorang. Buka saja KUHP, UU tentang Pers, UU Penyiaran, Kode etik wartawan juga tidak mencantumkan larangan bagi wartawan untuk menyiarkan kehidupan pribadi seseorang. Hanya kode etik Jurnalistik PWI yang menyinggung itu dalam satu pasalnya. Namun pada penjelasannya, subtansi pasal itu bukan untuk melindungi hak privasi, melainkan wartawan diminta agar pemberitaan mereka hendaknya tidak merugikan harkat martabat, derajat dan nama baik serta perasaan susila seseorang. Keculai
53
Hans Miller Banureah, Infotainment dicibir tapi menghibur, www.hansmiller.multiply.wordpress.com 54 Ilham Bintang, “Salam Dari Meruya, Jakarta: PT.Bintang Media Citra Utama, hal.34
44
perbuatan
pribadi
itu
bisa
berdampak
negatif
bagi
masyarakat
atau
membahayakan nyawa orang lain”55. Sejak 30 Agustus 2004 lalu, komisi Penyiaran Indonesia (KPI) resmi memberlakukan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)56. Pemberlakuan P3 dan SPS ini diharapkan bisa menertibkan siaran-siaran yang selama ini dianggap meresahkan, seperti pornografi, mistis, kekerasan, dan lain-lain. Selain itu lewat aturan ini, KPI juga ingin menertibkan siaran-siaran reality show, infotainment, dan berita kriminal yang dianggap telah berlebihan. Banyaknya keluhan tentang berita-berita infotainment memang cukup menarik perhatian KPI, berita seputar perceraian, konflik rumah tangga dan lainlain yang menyangkut isi berita infotainment juga diatur dalam pasal P3 dan SPS ini. Misalnya dalam pasal 20 yang mengatur tentang siaran konflik rumah tangga (perceraian, perselingkuhan,perebutan hak asuh anak dan konflik keluarga lainnya). Dalam pasal itu dikatakan bahwa pelaporan hal-hal negatif dalam keluarga (perceraian, perselingkuhan dan lain-lain) harus disajikan tidak berlebihan dan selalu memperhatikan dampak yang mungkin timbul dari pemberitaan itu, baik terhadap keluarga terkait maupun terhadap masyarakat.
Menurut pakar komunikasi Fajar Junaidi dari sebuah teori Val E. Limburg yang menyatakan bahwa gambar (visual) lebih mampu berbicara banyak daripada bahasa lisan maupun tertulis, karena itu persoalan etika menjadi semakin penting. Ada dua gatekeepers yang berperan dalam persoalan etika yang berelasi dengan 55
Tabloid Cek&Ricek, No.25 Thn V/21‐27 juli 2003 Hardo Sukoyo, wartawan infotainment punya kode etik?, 5 oktober 2005, www.suarakarya‐ online.com 56
45
visualisasi di layar televisi, yaitu kamerawan yang mengarahkan kemeranya kepada sumber berita dan editor yang berkuasa untuk memilih visualisasi yang layak disiarkan atau tidak. Ditambah dengan reporter, keduanya perlu memiliki kesadaran akan kode etik jurnalisme dalam tayangan infotainment.57
Baik dari segi definisi, pemberitaan maupun status pekerja infotainment banyak menuai kontroversi. Ada beberapa pihak yang menolak infotainment masuk kategori produk jurnalistik namun ada juga sebaliknya. Menurut Bambang M.B.K dari Aliansi Jurnalis Independen. ”Diolah seperti apapun, sebuah infotainment tidak akan pernah menjadi jurnalisme. Hal ini terjadi karena ”maqom” antara infotainment yang berada pada jalur entertainment dan jurnalisme jelas sudah berbeda. Infotainment sama sekali tidak menyangkut kepentingan umum dan tidak memberikan manfaat apapun, status atau panggilan yang tepat bagi pemburu berita infotainment adalah ‘pekerja infotainment’”. Namun bertentangan dengan pendapat diatas bahwa infotainment dapat dikategorikan produk jurnalistik. Menurut Susilastuti dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menyatakan bahwa jurnalisme infotainment bisa disebut sebagai jurnalisme jika dilihat dari definisi dan aktivitas yang dilakukan, yakni adanya proses mencari, menulis dan melaporkan ke media. Masukknya para pencari berita infotainment yang ditengarai sering melanggar etika jurnalistik dalam keanggotaan profesi wartawan, Susilastuti
mengatakan “justru bisa dijadikan
media agar para pekerja infotainment tersebut belajar lebih banyak tentang etika
57
Fajar Junaidi, Jurnalisme atau entertainment, 28 Desember 2008. Fpcscuii.ac.id
46
jurnalistik”. Dari proses pembelajaran yang terjadi, diharapkan nantinya akan ada perbaikan dalam pemberitaan yang dilakukan di masa yang akan datang.58 2.6 Teori Agenda Setting Teori komunikasi massa yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Agenda Setting McCombs dan Shaw yang memlpopulerkan teori ini mengatakan bahwa untuk membentuk persepsi khalayak. Menurutnya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting dan tidak penting, dapat digunakan cues tentang mana issue yang lebih penting dan tidak penting59. Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penelitian yang diberikan khalayak dengan apa yang dianggap penting dan tidak penting dalam media pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat. Media memberikan agenda-agenda lewat pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media punya kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat atau tokoh siapa yang harus kita dukung60.
58
Ibid Djalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung,2002, hal 68. 60 Nuruddin, Komunikasi Massa, Cespur, 2003, Hal.185 59
47
Menurut pendapat Chaffed an Berger dalam Nurudin dan beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini 61: 1) Teori ini mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orangorang sama-sama menganggap penting suatu isu. 2) Teori mempunyai kekuatan memprediksi bahwa jika orang-orang mengekspos pada suatu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting. 3) Teori dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan punya kesamaan bahwa isu media itu penting. Model Agenda Setting Variabel
Variabel
Variabel
Media Massa
Antara
Efek
Variabel
Efek lanjutan
-.panjang
- sifat stimulus
- Pengenalan
-Persepsi
- penonjolan
- sifat khalayak
- Silence
- Aksi
- Konflik
- Prioritas
Menentukan batas waktu tertentu, mengkoding berbagai isi media, dan menyusun (merangkum) isi itu berdasarkan panjang (durasi waktu), penonjolan (headline, diletakkan di segmen yang ke berapa, frekuensi pemunculan dan konflik (cara penyajian bahan). Selanjutnya mengukur agenda masyarakat dengan menganalisis self-report khalayak. Menghitung topik-topik penting menurut khalayak, dan menkorelasikannya dengan rangking isi media. Menganalisis kondisi antara (contingent condition) yang mempengaruhi proses agenda setting dengan meneliti sifat-sifat stimulus dan karakteristik khalayak.
61
Ibid hal.186
48
Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issue, termasuk jarak issue (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu), lama terpaan (apakah issue itu baru muncul atau mulai pudar), kedekatan geografis (apakah isu itu bertingkat lokal atau nasional), dan sumber (apakah yang disajikan pada media yang kredibel). Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial, termasuk data demografi, keanggotaan dalam sistem sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media. Agenda masyarakat dapat diteliti dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), apa yang dibicarakan orang dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai (community salience). Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects). Efek langsung berkaitan dengan issues, apakah issue itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan), dari semua issue, mana yang paling penting menurut khalayak (salience), bagaimana issue itu dirangking oleh responden dan apakah rangking itu sesuai dengan rangking media (prioritas). Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan62. Dalam kaitannya dengan penelitian penulis adalah bagaimana media yaitu tayangan infotainment Halo Selebriti dalam mempertahankan rating. Jadi apa yang dianggap penting oleh Tayangan Halo Selebriti melalui pemberitaanpemberitaannya maka akan dianggap penting pula oleh khalayak, sehingga tayangan Halo Selebriti harus mempunyai strategi redaksional agar berita-berita selalu dianggap penting oleh pemirsanya, sehingga khalayak bisa menjadikan 62
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosda karya,2002, hal.69
49
Tayangan Halo Selebriti sebagai referensi untuk mengetahui lebih banyak tentang dunia selebriti yang menjadi objek utama pemberitaan tayangan Halo Selebriti, karena suatu tayangan dapat dilihat berhasil menarik perhatian khalayak atau tidak, melalui rating yang dicapainya, maka segala strategi yang diterapkan redaksi Halo Selebriti berpengaruh pada hasil rating yang dicapainya.
2.7 Strategi Strategi memiliki banyak definisi, untuk memperjelas definisi strategi, sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk mencapai tujuan jangka pendek disebut sebagai taktik. Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute)63. Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang ditempuh organisasi untuk mencapai sasarannya atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media. Strategi perusahaan menjadi ke individu atau dan kelompok. Strategi meningkatkan rating pada suatu tayangan adalah tanggung jawab seluruh awak pekerja yang terkelompok dalam satu redaksi, meningkatkan rating bukan hanya tanggung jawab reporter dan juru kamera yang menjadi ujung tombak dilapangan, tetapi pihak atasan seperti produser dan faktor pembantu yang berada 63
Tedjo Tripomo,ST,MT, dan Udan,ST,MT,”Manajemen Strategi”, Bandung Rekayasa Sain, 2005,hal 18.
50
disampingnya juga turut mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan dalam liputan untuk mencipatakan suatu tayangan yang berkualitas sehingga menunjang peningkatan rating, namun disamping itu reporter ,juru kamera, penulis naskah dan editor diperbolehkan menggunakan strateginya sendiri atau strategi yang ditentukan perusahaan. Hal inilah yang dilakukan awak redaksi tayangan Halo Selebriti dalam menjalankan strategi untuk menyuguhkan tayangan berkualitas sehingga menuju kearah peningkatan rating
2.8 Strategi Program Televisi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya64. Tujuan program televisi pada umumnya adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin penonton. Maka strategi program televisi adalah perencanaan dan manajemen untuk mendapatkan sebanyak mungkin penonton. Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada penonton untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut penonton itu dalam setiap menitnya. Pengelola program idealnya akan berupaya agar penonton dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan tanpa berpindah saluran. 64
Onong uchjana Effendy,Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi” Op.cit.hal 300
51
Salah satu strategi program agar penonton tidak berpindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab jika penonton tetap mengikuti saluran itu.65 Hal ini dapat dilakukan melalui on air promotion seperti layaknya iklan yang mempromosikan produknya agar penonton tertarik untuk membelinya. Head-Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik penonton masuk ke stasiun sendiri (infrow) dan menahan penonton yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran penonton keluar (outflow) yaitu : a. Head to head Suatu program yang menarik penonton yang sama sebagaimana penonton yang dimiliki satu atau beberapa televisi saingan. b. Program Tandingan Strategi untuk merebut penonton yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik penonton yang belum terpenuhi kebutuhannya. c. Blocking Program (Block Programming) Penonton
dipertahankan
untuk
tidak
pindah
saluran
menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
65
Onong Uchjana Effendi, op.cit,32.
dengan
52
d. Pendahuluan Kuat (Strong Lead-in) Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin penonton dengan menyajikan program yang kuat pada awal segmen waktu siaran. e. Strategi Buaian (Creating Hammcock) Menempatkan acara yang kurang populer diantara dua program unggulan. f. Strategi Penghalangan (Stunting) Strategi merebut perhatian penonton dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. g. Strategi lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang sudah berhasil dalam posisinya serta menayangkan program unggulan pada saat tersedia banyak penonton misalnya pada waktu prime time.
Strategi-strategi program tersebut merupakan cara-cara yang dilakukan oleh pengelola program televisi yang bertujuan untuk meraih penonton sebanyak mungkin melalui perencanaan pola jam siaran. Namun strategi program tidak akan berhasil apabila produksi program tersebut kurang baik. Menurut pendapat Soenarto RM dalam bukunya’Manajemen Penyiaran Televisi’, memproduksi suatu acara siaran televisi memerlukan persiapan yang matang. Hasil acara yang bagus biasanya diukur dari kematangan persiapannya.66 Hal inilah yang 66
Soenarto R.M, Op.cit,11
53
membedakan antara strategi program dan strategi produksi program televisi. Strategi produksi lebih menekankan kepada perencanaan dan manajemen untuk menghasilkan tayangan yang baik.
2.9 Strategi Produksi Program Infotainment Strategi
produksi
program
televisi
merupakan
perencanaan
dan
manajemen untuk menghasilkan tayangan yang baik sesuai dengan kebutuhan penonton. Strategi-strategi tersebut dilakukan pada tahap pelaksanaan produksi yang terbagi dalam tiga tahap yaitu : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Menurut Darwanto S. Subroto dalam bukunya ‘Produksi Acara Televisi’, terdapat 5 acuan dasar dalam memproduksi program siaran. Hal ini berlaku untuk semua jenis program. Lima acuan dasar tersebut antara lain : 67 1. Ide Semua acara televisi dimulai dari sebuah ide atau gagasan. Ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton. Oleh karena itu dalam menuangkan idenya dalam naskah siaran, seorang produser harus selalu memperhatikan faktor penonton agar tepat sasaran. Dalam program infotainment ide didapat dari kehidupan para selebriti yang menarik untuk dibahas. 2. Pengisi Acara Pengisi acara siaran dapat berupa seorang presenter, artis sampai dengan para cendikiawan. Siapa saja yang menjadi pengisi acara selama hal itu membuat acara menjadi menarik. Narasumber utama dalam hal ini para selebriti yang 67
Darwanto Sastro Subroto,op.cit,hal 47
54
sedang populer dan banyak membuat berita sensasional adalah daya tarik dari program infotainment. Menurut Vane-Gross, pemain adalah unsur kunci, format program dirancang berdasarkan dominasi bintang adalah program itu dapat secara otomatis membentuk daya tariknya sendiri. Sebagai salah satu program infotainment yang mendapat kedudukan 10 besar dari seluruh program infotainmnent di Indonesia, halo selebriti selalu menghadirkan artis-artis berkelas yang menjadi daya tariknya. 3. Peralatan Peralatan yang baik dan memenuhi standar siaran sangat diperlukan agar menghasilkan gambar-gambar baik dan berkualitas. Tampilan sebuah program tergantung pada hal ini. Perlu kreativitas dalam mengemas sebuah program dengan peralatan tertentu sehingga memanjakan mata penonton. Dalam hal ini contohnya kamera, lampu-lampu, dekorasi set, microphone, peralatan editing, dan sebagainya. 4. Kelompok kerja Produksi Kelompok kerja produksi ini merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi secara bersama (kolektif) sampai hasil karyanya dinyatakan layak untuk disiarkan. Kerabat kerja harus mempunyai tujuan yang sama sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 5. Penonton Penonton adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat. Perencanaan
55
dalam produksi harus memperhatikan selera dan keinginan penonton agar program tersebut berhasil dalam meraih penonton. Kelima acuan tersebut dijadikan pertimbangan untuk melakukan strategi dalam memproduksi sebuah program agar hasil tayangan sesuai dengan kebutuhan pemirsa sehingga meningkatkan rating dan share program tersebut.
2.10 Strategi Produksi Program Televisi dalam Meningkatkan Rating 2.10.1 Tahap Pra Produksi a. Tahap Perencanaan (planning) Bagi sebuah awak kerja yang memproduksi sebuah tayangan tahapan pra produksi biasanya dimulai dengan rapat redaksi yang akan membahas perencanaan yang akan dipersiapkan untuk proses produksi dengan tujuan agar menghasilkan sebuah tayangan sesuai yang diharapkan. Isi rapat dalam tahap perencanaan akan membahas : 1. Penyampaian ide/gagasan yang dilakukan oleh anggota rapat redaksi untuk menghasilkan liputan yang menarik sehingga menggugah perhatian pemirsa. 2. Melakukan seleksi berita, dalam hal ini objek berita adalah selebritis/artis, jadi memilih artis siapa yang akan diangkat. 3. Menentukan angle berita yang diangkat. 4. Menentukan gambar apa yang diperlukan agar sesuai dengan angle berita. 5. Penetapan berita untuk headline dan segmen lainnya. 6. Penetapan artis yang kan dipakai untuk headline atau segmen lainnya.
56
b. Tahap Pengorganisasian (organizing) Penugasan kerja (perintah) untuk proses kerja pada proses peliputan berita pada produksi sebuah tayangan. 1. Pemimpin redaksi/produser eksekutif menentukan berita yang akan diambil/diangkat dan menentukan tim yang akan bertugas. 2. Tim peliputan masing-masing membagi tugas siapa yang akan mewawancarai narasumber siapa. 3. Tim editing menyiapakan kaset untuk stockshot narasumber yang akan diambil/diangkat menjadi berita.
2.10.2 Tahap Produksi a. Tahap Pengarahan (actuating) Pada tahap ini masing-masing tim beraksi melakukan tugas masingmasing, tahap pengarahan meliputi : 1. Penugasan reporter dan juru kamera untuk meliput berita 2. Teknis juru kamera dalam melakukan pengambilan gambar yang telah ditetapkan pada rapat redaksi. 3. Teknis reporter dalam mewawancarai narasumber sesuai angle yang telah ditentukan dalam rapat. 4. Penulisan narasi untuk tayangan durasi paling lama 3 menit oleh penulis naskah. 5. Pengisian narasi oleh dubber/narrator 6. Proses editing untuk hasil tayangan
57
2.10.3 Tahap Pasca Produksi Pada tahap ini produser atau orang yang bertanggung jawab seperti quality controller akan mempreview tayangan, dan mengkoreksi naskah baru kemudian melihat hasil tayangan secara keseluruhan, setelah semua selesai baru hasil tayangan yang sudah di edit, di isi narasi dan diberi backsound serta credit title maka isi tayangan siap dipindahkan ke dalam kaset betacam vcd atau dvd.
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif hanyalah melaporkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau prediksi 68. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang aktual sekarang69. Penelitian deskriptif
ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual
secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlangsung. Pendekatan kualitatif adalah prosedur atau penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari satu keutuhan70.
68
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunukasi, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2001, hal.24 69 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University,1995,hal 67. 70 Lexy A.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif,Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 1991, hal.2
59
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan penulis ingin mengetahui bagaimana Strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam meningkatkan rating (Periode Mei 2008), pendekatan kualitatif diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau perilaku yang dapat diamati, sehingga dapat menjawab masalah yang diteliti, yaitu bagaimana Strategi Redaksi Halo Selebriti dalam Meningkatkan Rating.
3.2 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study). Studi kasus merupakan salah satu teknik penelitian untuk mengembangkan analisis mendalam tentang satu kasus atau kasus majemuk dengan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam metode penelitian studi kasus waktu dan aktifitas (program, kejadian, proses, institusi atau kelompok sosial) dan mengumpulkan informasi rinci dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu yang lama (Merriam,1988:Yin,189)71. Menurut
K.Yin bahan studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer. Karena itu studi kasus berdasarkan pada teknikteknik yang sama dengan kelaziman yang ada pada strategi histories, tetapi dengan menambah dua sumber bukti yaitu wawancara dan observasi72. Metode studi kasus pada penelitian ini digunakan untuk menggali kasus tunggal yaitu Strategi redaksi tayangan halo selebriti di SCTV secara keseluruhan selama bulan mei 2008 dalam upaya meningkatkan rating. Jadi peneliti tidak 71
John W.Creswell, Research Design & Quantitative Approaches, KIK Press : Jakarta hal 175 Robert K.Yin,Studi Kasus (desain dan metode), terjemahan M.Djauzi Murdzakir, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000,hal.12
72
60
mengembangkan analisis mendalam mengenai strategi redaksi tayangan halo selebriti dari setiap episode.
3.3 Fokus Penelitian Fokus pada penelitian ini terletak pada strategi Redaksi Halo Selebriti di SCTV dalam meningkatka rating (periode Mei 2008), hal ini menyangkut kegiatan redaksional yang berkaitan dengan strategi redaksi halo selebriti dalam meningkatkan rating, dari penelitian ini penulis akan menjabarkan fokus penelitian sebagai berikut : 1. Strategi Pra Produksi a. Strategi penentuan ide dan tema b. Strategi perencanaan dan persiapan produksi, menentukan nara sumber dan angle berita yang akan diambil. 2. Strategi produksi a. Strategi peliputan berita b. Strategi wawancara dengan narasumber c. Strategi pengambilan gambar d. Strategi editing 3. Strategi Pasca Produksi a. Quality controlling dan evaluasi program.
61
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh pengumpulan data, penulis menggunakan dua tahap, yaitu : 3.4.1 Data Primer Data yang diambil secara langsung dari nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada pihak Halo Selebriti dan melakukan observasi. Menurut Barelson, metode indepth interview adalah satu teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara obyektif sistematis dan kualitatif secara manifest73. 3.4.2 Data Sekunder Peneliti juga memperoleh data penelitian melalui pengumpulan data-data tertulis dari data-data berupa, struktur organisasi perusahaan, berbagai buku, karya tulis dan bentuk tulisan lain yang memungkinkan untuk melengkapi data-data untuk penulisan dalam penelitian ini.
3.5 Nara Sumber (key informan) Menurut Lexy J.Moeloeng, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk member informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian74. Dengan demikian key informan atau narasumber adalah orang yang dianggap penulis paling mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Orang yang berperan besar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan keredaksional tayangan Halo Selebriti, serta berkaitan 73
Lexy J.Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, PT.Remaja Rosda Karya,Bandung : 1998, hal.163 Lexy J.Moeleoeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1990, hal 90
74
62
langsung dengan tampilan dan isi tayangan yang berpengaruh pada rating. Dan ini berarti key informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang terkait. Sesuai dengan masalah penelitian ini, yang dianggap tepat untuk disebut sebagai orang yang memahami (key informan) adalah : 1. Kusuma Hendarwatin selalu produser pelaksana tayangan Halo Selebriti, seorang yang berperan sebagai seorang pemimpin di redaksi Halo Selebriti dan sebagai gate keeper/ penyeleksi berita yang layak tayang apa tidak. 2. Yasmin Fitria, penulis naskah, berperan sebagai pembuat naskah suatu berita, mengarangnya sedemikian rupa sehingga dapat menggugah keingintahuan pemirsa. 3. Vera Nurhayati, selaku reporter yang berperan sebagai ujung tombak dilapangan, dan harus dapat menentukan angle yang tepat pada sebuah berita. 4. Agustinus Budiono, juru kamera yang berperan dalam menentukan angle gambar yang tepat sesuai dengan angle berita yang diangkat reporter. 5. Iskandar selaku editor yang memberi sentuhan akhir pada sebuah paket berita sehingga tayangan tersebut lebih mempunyai estetika.
63
3.6 Definisi Konsep Untuk melaksanakan penelitian ini berbagai konsep dari istilah perlu diperjelas definisi konsepnya, antara lain yaitu : 1. Strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) yang dilakukan redaksi untuk mencapai tujuan. Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkordinasikan sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), tindakan (actuating), dan pengendalian (controlling).
2. Rating adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur banyaknya penonton suatu tayangan yang disiarkan oleh stasiun televisi. Rating juga faktor yang dijadikan para pengiklan untuk memasang iklan di suatu tayangan. Rating juga berpengaruh pada panjang atau tidak episode suatu tayangan, dengan kata sederhananya rating berfungsi untuk mengukur suatu tayangan disukai apa tidak oleh pemirsa televisi. Program-program di televisi tidak bisa lepas dari istilah rating. Rating adalah alat untuk mengukur banyaknya penonton dari sebuah tayangan yang disiarkan oleh televisi. Dengan maraknya perindustrian pertelevisian saat ini perolehan rating dianggap hal yang sangat penting bagi seluruh tayangan televisi, rating dijadikan patokan bagi pengiklan untuk memasang iklan pada tayangan tersebut, jika rating perolehan suatu tayangan dinilai bagus maka pengiklan berlomba-lomba untu memasang iklan pada tayangan tersebut.
64
Dan rating juga dijadikan patokan bagi stasiun televisi untuk tetap terus melanjutkan tayangan tersebut atau tidak, dan sebagai alat atau motivator bagi tim yang memproduksi sebuah tayangan untuk lebih kreatif dan menerapkan strategi yang jitu agar tayangan tersebut memperoleh rating yang bagus. “A rating is the percent of households tuned to a particular program from the total available TV household in a designated area”. (Rating adalah jumlah rumah tangga yang menonton sebuah program tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah tertentu)75. Sydney Head dan Christoper Sterling mendefinisikan rating sebagai “a estimate of set tuning in any given market”, yaitu perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu. Kata komparatif digunakan dalam definisi tersebut karena rating akan membandingkan estimasi jumlah audien yang sebenarnya dengan kemungkinan jumlah total audien. Rating adalah suatu perkiraan karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televisi yang digunakan oleh satu kelompok audien yang dijadikan sampel, dan sampel tidak akan pernah menghasilkan ukuran yang mutlak (absolute tetapi hanya perkiraan). Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya membagi jumlah rumah tangga
75
Ron Wittaker., Rating, Shares and CPM, Cyber College Internet Campus, http://www.cybercollege.com/ratings.htm.2006
65
penonton suatu program tertentu dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah siaran76. Rating berfungsi memperkirakan jumlah penonton televisi oleh setia stasiun penyiaran. Begitu juga oleh pengiklan produk tertentu, dengan mengetahui jumlah penonton yang menonton acara atau siaran tertentu dapat dijadikan “ukuran” bahwa acara itu disenangi dan ditunggu kehadirannya oleh penonton pada jam-jam tertentu. Kalau penontonnya banyak
maka
pemasang
iklan
sangat
berkepentingan
memasang
iklannya77.
3. Tayangan Infotainment Halo Selebriti adalah tayangan infotainment yang diproduksi oleh PT. Bintang Advis Media,
memberitakan mengenai
gossip artis terkini dan perjalanan hidup sang artis, yang akan di teliti oleh penulis redaksinya yang beralamat di Jl.Penyelesaian Tomang IV Blok 85 No.21 Kav DKI Meruya Ilir Jakarta Barat.
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan laporan dan tanggapan peneliti, dokumentasi, laporan, artikel dan sebagainya. Analisis data yang penulis gunakan adalah Trigulasi Data. Trigulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar 76 77
Ibid Soenarto R.M. Matinya Rating Televisi, Yogyakarta : PT.Media Pressindo, 2002 hal.85
66
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trigulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Trigulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (patton 1978:331). Hal ini dapat dicapai dengan jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan yang dilakukan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengaharapkan bahwa hasil pembanding tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (patton :331)78 . Data yang diperoleh berdasarkan jawaban dari hasil wawancara informan yang sekaligus sebagai key informan beserta hasil observasi langsung yang dilakukan penulis akan dianalisis dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjabaran sehingga tersusun jawaban terhadap masalah pokok penelitian ini.
78
Lexy J.Moloeng, Op.cit,2004, hal 280‐281
67
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pembahasan Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai Strategi Redaksi Halo Selebriti Dalam meningkatkan Rating periode Mei 2008. Data-data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam (indept interview) dengan narasumber Kusuma Hendarwatin selaku produser pelaksana tayangan Halo Selebriti, Yasmin Fitria selaku penulis naskah (script writer), reporter dan kamerawan tayangan Halo Selebriti Vera Nurhayati dan Agustinus Nugroho, serta juru edit (editor) Iskandar,
yang dilaksanakan di kantor redaksi Halo
Selebriti, jl. Penyelesaian Tomang IV Blok 85 No.21 Kav.DKI Meruya Ilir Jakarta Barat, serta data-data pendukung yang dihimpun dari tayangan Halo Selebriti. Sesuai dengan penelitian ini mengenai strategi redaksi, maka hal ini ternasuk dengan stratregi komunukasi. Menurut Prof. Drs.Onong Uchjana Effendi (Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi), strategi komunikasi berarti perencanaan (planning) komunikasi dan management (pelaksanaan) komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu79. Sedangkan untuk menjalankan strategi tersebut memerlukan awak yang bekerja sebagai pelaksana yaitu wartawan/reporter, menurut Hari Adiwijaya SH, wartawan didefinisikan sebagai profesi yang secara teratur melakukan kegiatan jurnalistik dalam mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan 79
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, hal.300
68
menyampaikan informasi kepada perusahaan pers atau kantor berita untuk disiarkan atau dipublikasikan kepada masyarakat umum, agar memperoleh informasi yang benar, tepat, akurat dan objektif. Pada penelitian difokuskan pada proses kerja awak redaksi tayangan Halo Selebriti mulai dari perencanaan liputan, proses liputan dilapangan sampai pada pengolahan berita menjadi package yang berisi gambar hasil editing bukan master gambar kemudian diisi dengan narasi yang dibagi menjadi empat segmen (1 segmen = 1 package berita) kemudian disisipi opening, pembacaan lead berita, dan closing oleh presenter. Untuk menghasilkan empat segment berita pada tayangan halo selebriti dibutuhkan strategi untuk pemilihan dan penempatam berita sebagai usaha untuk menarik perhatian pemirsa sehingga akan menunjang perolehan rating yang diinginkan.
4.1.1 Gambaran Umum Tayangan Halo Selebriti di SCTV Halo Selebriti adalah tayangan infotainment yang diproduksi oleh production house PT.Bintang Advis Media, Halo Selebriti adalah tayangan mengangkat berita seputar kehidupan selebiritis atau artis idola masa kini. Tayang pertama kali di SCTV pada November seminggu senin dan kamis pukul 11.00.
1999, dengan porsi tayang 2 kali Tayangan ini tidak semata-mata
menayangkan gossip-gosip seputar kehidupan artis semata, tetapi juga menayangkan profile, hobby dan kehidupan selebritis diluar dunia keartisannya. Halo Selebriti adalah tayangan infotainment yang menjunjung tinggi azas coverboth side dalam setiap pemberitaannya, jika ada kasus atau gossip tak sedap
69
menimpa seorang artis maka Halo selebiri meminta konfirmasi artis yang bersangkutan atau orang terdekatnya serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah tersebut. Halo selebriti selalu mengangkat angle suatu peristiwa atau kejadian dari sisi yang berbeda untuk menjaga keeksklusifan dan keaktualan berita, halo selebriti selalu mencoba berbeda dengan tayangan infotainment lain agar halo selebriti dapat mempertahankan ciri khasnya untuk menggaet perhatian pemirsanya tidak bosan atau berganti channel, dengan berita-berita yang selalu hangat dan kreatif agar tidak kalah saing dengan tayangan infotainment lain. Tayangan halo selebriti diperkuat dengan penulisan naskah berita yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu pemirsa serta segmen-segmen khas halo selebriti seperti curhat artis dan kecantikan. Tayangan halo selebriti pernah menjadi unggulan SCTV dari seluruh tayangan infotainment yang ada di SCTV dengan peringkat rating satu pada Januari 2008 dengan meraih rating 3,5 pada saat kasus perceraian artis Ahmad Dhani – Maia Estianti mulai dipersidangkan dan sampai saat penelitian ini berlangsung halo selebriti meraih rating 1,7 - 2 dan masuk dalam 10 besar top 30 rating infotainment. Pada pertengahan 2003 terjadi kesepakatan antara SCTV dan PT.Bintang Advis Media untuk menambah porsi tayang halo selebriti menjadi empat kali seminggu dari senin sampai kamis dengan jam tayang yang sama, hal ini dikarenakan SCTV melihat halo selebiriti memperoleh rating yang senantiasa stabil dan cenderung naik, dan halo selebiriti menjawab tantangan tersebut untuk lebih meningkatkan mutu pemberitannya. Untuk itu halo selebriti mempunyai
70
strategi khusus dalam upaya meningkatkan mutu pemberitaannya yang berdampak pada perolehan rating. Hingga kini tayangan Halo Selebriti hadir setiap Senin sampai Kamis pukul 11.00 dengan durasi 30 menit di SCTV.
4.1.2 Struktur Organisasi Tayangan Halo Selebriti Berikut ini adalah kerabat kerja yang berada di balik layar tayangan infotainment Halo Selebriti : Pemimpin Perusahaan
: H.Ilham Bintang
Produser
: Fanny Rahmasari
Produser Pelaksana
: Kusuma Hendarwatin
Kordinator Liputan
: Iwan Perwira
Penulis Naskah
: Yasmine Fitria
Reporter
: 1. Adi Pamungkas 2. Vera Nurhayati 3. Amy 4. Tanti 5. Butet Karmila
Juru Kamera
: 1. Agustinus Budiono (bagong) 2. Ahmad Fauzi 3. Khamdan 4. Harinta Kurniawan
Editor
: Iskandar
71
4.1.3 Proses Kerja Tayangan Halo Selebriti Proses kerja tayangan Halo Selebriti di SCTV diawali dengan rapat redaksi yang diadakan setiap kamis dan jumat. Pada rapat ini dibahas tentang berita apa saja yang diangkat untuk berita sepekan. Isu apa yang sedang hangat, artis mana yang diprediksi akan naik daun atau popularitasnya menanjak, pemilihan nara sumber, pembagian tugas, perencanaan liputan dan eveluasi terhadap tayangan sebelumnya. Rapat dihadiri oleh produser pelaksana, kordinator liputan, penulis naskah, reporter, dan juru kamera. Peserta rapat diwajibkan memberikan idea tau gagasan tentang liputan yang akan diangkat, khususnya untuk berita tematik, yaitu berita yang dirancang sesuai dengan kebutuhan berita halo selebriti, misalnya liputan artis sedang hiking, wall climbing atau kegiatan diluar dunia keartisan, berita tematik seperti membutuhkan persiapan yang matang dan para kru halo selebriti harus menyesuaikan jadwal liputan dengan jadwal si artis. Setelah rapat kemudian tahap produksi dimulai, produser menyiapkan dan memilih berita yang layak tayang di halo selebriti, riset tentang berita yang akan diangkat, kemudian reporter menghubungi nara sumber, kamera menyiapkan angle gambar yang diperlukan. Kemudian reporter dan juru kamera terjun kelapangan mencari berita dan mendatangi narasumber untuk diwawancarai, tema yang diangkat dari nara sumber tersebut diangkat dari hot issue atau topik yang sedang hangat dibicarakan mengenai narasumber tersebut. Keltika dilapangan sebisa mungkin reporter melobi narasumber untuk bisa mewawancarai si narasumber sendiri tanpa reporter tayangan lain, ini untuk menjaga keeksklusifan
72
berita agar tidak sama dengan tayangan lain. Selesai liputan nara sumber menuliskan isi statemen yang penting dari narasumber dan melaporkan kepada penulis naskah angle apa yang akan diangkat dan kemudian penulis naskah menuliskan naskah berpatokan pada hasil wawancara reporter dengan nara sumber dan menmbahkan beberapa tambahan referensi mengenai biodata maupun catatan penting mengenai nara sumber dengan tujuan menambah informasi kepada pemirsa atau membuka kembali memori pemirsa tentang artis tersebut, kemudian memberikan kepada produser pelaksana untuk di edit, juru kamera mencatat timecode gambar untuk diberikan kepada video editor. Naskah yang sudah jadi kemudian di-dubbing oleh dubber. Dan seterusnya video editor menggabungkan antara narasi, statement narasumber dengan gambar dan diperkaya denngan ilustrasi musik sehingga menjadi paket berita yang lengkap dan siap untuk ditayangkan, kemudian di studio akan dilakukan syuting untuk host yang akan membuka tayangan serta membacakan judul berita yang akan ditayangkan serta menutup tayangan, dan video editor juga memasukkan opening dan closing dari host dan terakhir produser pelaksana mem-preview semua tayangan dan narasi setelah semua selesai kemudian paket berita tayangan halo selebriti yang berisi empat segment berita dipindahkan ke kaset betacam dan diantar ke stasiun televisi SCTV untuk ditayangkan. Halo selebriti mempunyai empat segment dalam setiap tayangannya, segmen 1 dan 2 diisi dengan isu aktual yang sedang heboh dibicarakan, contohnya perceraian artis papan atas Ahmad Dani dan Maiaisan Estianti yang disinyalir keretakan hubungan rumah tangganya karena kehadiran orang ketiga, kemudian
73
segmen 3 diisi dengan curhat selebritis misalnya Damayanti Noor istri almarhum Chrisye yang curhat tentang kesedihannya ditinggal musisi besar Indonesia tersebut, segment empat diisi oleh berita tematik mengenai kehidupan selebritis diluar dunia keartisannya, segmen romansa yang mengupas tentang kehidupan asmara para artis atau segmen kecantikan yang mengupas metode perawatan kecantikan terbaru yang digunakan artis-artis Indonesia. Tayangan infotainment Halo Selebriti adalah ekspansi dari PT.BAM yang terlebih dahulu telah memproduksi tayangan infotainment Cek&Ricek dan Buletin Sinetron, melihat tayangan infotainment yang semakin menjamur, PT.BAM melihat peluang bisnis yang cerah dari produksi tayangan infotainment, dan ketika itu SCTV juga masih minim tayangan infotainment, maka dengan gesit PT.BAM menawarkan infotainment yang berkualitas kepada SCTV yang disambut Baik oleh stasiun televisi tersebut. Pada Agustus 1999 Halo selebriti mengudara dengan jam tayang pada pukul 11.00 wib pada hari selasa dan kamis. Melihat semakin bertambahnya peminat infotainment dan semakin meningkatnya rating halo selebriti maka SCTV pun meminta penambahan hari tayang dari senin sampai kamis. Rating menjadi ukuran yang dipakai oleh redaksi Halo Selebriti untuk mengetahui seberapa besar program diterima oleh pemirsa. Target rating yang harus dicapai halo selebriti adalah 3,5-4. Sampai saat ini rata-rata ratingnya baru mencapai 2.8-3 Berbagai strategi produksi dilakukan oleh redaksi halo selebriti agar tayangan ini dapat meningkatkan rating dan tidak mengalami penurunan rating sehingga tidak diperpanjang kontrak penayangannya oleh SCTV.
74
Pada tahap awal kemunculannya, redaksi halo selebriti melakukan penyesuaian terhadap segmentasi penonton tayangan infotainment. Merujuk pada hail riset AC Nielsen tentang segmentasi penonton infotainment yang terdiri dari perempuan dewasa dan remaja, maka halo selebriti mengangkat isu-isu selebritis yang sedang hangat dengan mengangkat topik utama yang sedang hangat dan menghadirkan narasumber utama. Untuk itu tema-tema aktual yang diangkat sebagai headline misalnya perceraian dan perkawinan, dan untuk tema sampingannya bisa diangkat topik mengenai perawatan wajah atau tubuh ala artis. Bisa juga artis-artis remaja yang baru membina hubungan maupun yang sedang putus hubungan. Pada waktu halo selebriti mengupas perjalan sidang cerai ahmad dhani dan maia estianty halo selebriti meraih rating yang lumayan yaitu 2,5, sementara untuk berita perkawinana siri mayangsari dengan bambang triadmodjo halo selebriti meraih rating 3. Menurut riset yang dilakukan tim halo selebriti tema-tema hubungan atau putus cinta paling digemari remaja, sementara tema perkawinan dan perceraian diminati oleh ibu-ibu atau wanita yang masuk kelas dewasa. Dengan lebih banyak mengusung tema tersebut maka rating halo selebriti naik menjadi 3-3,2.80 Format tayangan halo selebriti memang hampir sama dengan tayangan sejenis. Tayangan berbentuk package yang dipadu oleh seorang host atau lebih, narasi yang menguatkan berita, serta backsound yang membuat berita lebih dramatis. Namun yang membedakannya Halo Selebriti dengan infotainment lain adalah penambahan segmen-segmen khas ala Halo Selebriti yaitu segmen 80
Rating minute by minute 30 infotainment by transtv (Januari‐maret 2008)
75
kecantikan dan curhat. Menurut Kusuma Hendarwatin kedua segmen khas halo selebriti itu walaupun selalu diletakkan di akhir tayangan tetapi tetap mendapat rating yang cukup bagus dan menjaga rating halo selebriti tetap stabil dari awal sampai akhir. Beberapa strategi produksi agar tayangan lebih menarik adalah mengubah tampilan set menjadi virtual set agar menimbulkan kesan lebih update dan mengikuti perkembangan dunia broadcast. Membuat judul dan narasi berita yang mengandung sensasi. Memunculkan statemen yang dapat menimbulkan konflik dam memasukkan gambar dan backsound yang membuat berita lebih dramatis. Upaya lain yang dilakukan Halo Selebriti adalah menolak berita yang dalam istilah infotainment setting-an. Berita setting-an adalah berita sensasi yang dibuat-buat untuk menaikkan pamor salah seorang artis. penonton infotainment juga bisa membedakan mana berita yang benar-benar ada dengan berita yang dibuat-buat dan berlebihan Seperti yang diutarakan Kusuma Hendarwatin berikut ini : “Kan banyak artis yang dalam karya-karyanya dibilang tidak cukup berhasil mengangkat popularitasnya, ada juga artis pendatang baru yang ingin cepat popular, maka dibuatlahlah sensasi dan infotainment disuruh menayangkan dan diberi imbalan. Demi menjaga kredibilitas kami sebagai infotainment yang terpercaya dan berusaha mengungkap fakta sejelas mungkin, maka kami dengan tegas menolak. Karena tim di halo selebriti berpikir kalau memang si artis mempunyai talent menjadi seorang star tanpa harus begitu juga akan besar sendiri, kami disini juga bisa melihat siapa artis yang bisa menjadi rising star atau tidak, karena pengalaman bertahun-tahun di dunia infotainment”.81
Pada
tahap
pasca
produksi,
redaksi
halo
selebriti
berupaya
menyempurnakan tayangan dan meminimalisir kekurangan yang bertujuan agar 81
Wawancara dengan kusuma hendarwatin produser pelaksana Halo selebriti 12 Mei 2008
76
penonton lebih menikmati tayangan dan tidak berpindah saluran. Sampai saat ini awak redaksi halo selebriti masih berupaya meningkatkan rating dan berharap dunia hiburan tanah air tidak pernah sepi dari gossip, karena terbukti berita seputar selebriti mampu menyedot penonton. Selain itu keberanian halo selebriti memunculkan segmen khasnya yaitu kecantikan dan curhat, yang tidak melulu berisi gossip dan penyajiannya lebih ringan ternyata mampu meningkatkan rating dan menjadi ciri khas infotainment halo selebriti sehingga diharapakan menjadi tayangan infotainment yang paling ditunggu pemirsanya. Upaya dalam menimbulkan ciri khas sesuai dengan pendapat Fred Wibowo, yang mengatakan “hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Inilah kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Produksi yang tidak memiliki keunikan berarti produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja tidak memukau dan mempesona.82
4.2 Hasil Penelitian Target rating yang dicapai Halo Selebriti tidak selalu berada diatas ataupun dibawah, jumlah rating yang paling tinggi diperoleh Halo Selebriti adalah 3,5 pada bulan January 2008 dengan peringkat pertama dari 30 infotainment83. Namun hanya bertahan selama 6 minggu kemudian turun menjadi kedua, ketiga, keempat dan terakhir pada saat penelitian ini berlangsung berada diperingkat 6-10 dengan perolehan rating 1.7 - 2,5. Jika hal ini tidak diantisipasi dan rating terus menerus turun dan Halo Selebriti gagal meningkatkan rating maka stasiun televisi 82 83
Fred wibowo, op.cit 78 Top 30 Rating Infotainmnet by Trans TV
77
SCTV akan menghentikan penayangannya, mengingat hal itu peneliti ingin menggali strategi produksi yang dipakai redaksi tayangan Halo Selebriti dalam upaya meningkatkan rating yang meliputi tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Berikut hasil wawancara mendalam dengan tim Halo Selebriti, antara lain : Kusuma Hendarwatin
(produser pelaksana), Yasmine Fitria (penulis
naskah), Vera Nurhayati (reporter), Agustinus Budiono
(juru kamera), dan
Iskandar (video editor), mengenai strategi redaksi tayangan Selebriti dalam meningkatkan rating.
4.2.1 Strategi Pra Produksi Tayangan Halo Selebriti Pada tahap pra produksi, tim halo selebriti sebelumnya sudah mengetahui segmentasi penonton yaitu perempuan dewasa berusia antara 20-55 tahun dengan status sosial B C dari segala tingkat pendidikan84, dan halo selebriti mencoba mengetahui format dan tema serta contain berita yang disukai pemirsa melalui berbagai percobaan dengan menayangkan segala jenis berita, dan mengetahui hasil rating yang diperoleh melalui rating minute by minute TV rating & share dari hasil riset AC Nielsen85. Jam tayangnya berada pada waktu “senggang” yaitu pada jam 11 siang, pada jam itulah target audience Halo Selebriti terpenuhi. Dengan hanya mendapat saingan dari tayangan insert di Trans TV dan silet di RCTI secara head to head. Seperti yang dikatakan Kusuma Hendarwatin, produser pelaksana Halo Selebriti: 84
Hasil wawancara dengan Kusuma Hendarwatin 11 Mei 2008
85
Data dari redaksi Halo Selebriti
78
“Halo selebriti memang pada awal penayangannya masih memakai pola yang sama dengan infotainment lain, setelah melalui riset yang dilakukan lembaga riset terkemuka di Indonesia , kita mengetahui bahwa pada jam 11 audience nya ternyata didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, dari situ kita dapat membaca apa saja yang diinginkan oleh audience kita. Dari sini kita mulai memikirkan bahwa halo selebriti harus mempunyai ke khasannya sendiri agar lebih mudah diingat pemirsanya86.
Berdasarkan segi format tayangan sebenarnya halo selebriti hampir sama dengan tayangan infotainment lain karena berupa package.
Package adalah
format berita yang lead-in-nya dibacakan oleh presenter, tetapi isi dibacakan oleh narator. Pada tubuh berita disisipkan SOT narasumber dan berita ditutup dengan narasi yang dibacakan oleh narator atau presenter87. Perbedaan halo selebriti dengan tayangan infotainment lain adalah terletak pada segmen-segmennya yang beragam, disitulah letak keunggulan halo selebriti, halo selebriti menciptakan segmen curhat yang menjadi andalannya karena segmen curhat mampu menggugah perasaan penontonnya, karena sebisa mungkin kru halo selebiriti mengambil sisi yang belum pernah disentuh tayangan lainnya, kusuma hendarwatin mencontohkan: “Pada saat meninggalnya musisi besar Indonesia Chrisye, redaksi Halo Selebriti menetapkan istri almarhum sebagai Target untuk segmen curhat, tayangan lain juga melakukan hal yang sama mewawancarai istri almarhum tetapi lebih kepada angle kesedihan setelah ditinggal almarhum namun reporter halo selebriti menemukan angle lain yaitu apa yang dirasakan istri almarhum melihat apresiasi yang sangat besar yang diberikan rekan-rekan almarhum sesama musisi dengan mengadakan konser amal selama almarhum sakit dan setelah meninggal mereka merencanakan mengadakan konser attribute to chrisye, dari situ Damayanti Noor istri almarhum menangis haru, dengan ucapan terimakasih disertai isak tangis, nah disitu kita dapat human interest-nya yang 86
.Hasil wawancara dengan Kusuma Hedarwatin, Produser Pelaksana Halo Selebriti , pada tanggal 11 Mei 2008. 87 .Drs. Arifin S.Harahap M.si. Jurnalistik Televisi, Teknik Memburu dan Menulis Berita, Jakarta : PT Indeks, Kelompok Gramedia, 2008 hal 58.
79
membuat penonton mungkin juga terharu dan ikut menangis, pokoknya kita harus bisa memikirkan apa yang mungkin orang lain tidak pikirkan”88
Pada saat rapat redaksi redaksi halo selebriti membahas tentang planning berita yang akan diturunkan selama satu minggu yaitu empat episode yang tayang senin sampai kamis, maka pada hari kamis dan jumat redaksi halo selebriti selalu mengadakan rapat redaksi, dimulai dari evaluasi tayangan minggu lalu, bagaimana perolehahan ratingnya berita mana yang ratingnya bagus dan berita mana yang ratingnya jeblok. Untuk bahan evaluasi kita selalu berpatokan pada hasil rating top 30 infotainment by AC Nielsen, yang kemudian di forward keseluruh stasiun televisi lalu dikirim kepada redaksi Halo Selebriti, data tersebut berisi rating minute by minute, rating itu berisikan grafik rating dari segmen ke segmen, misalnya segmen satu haseb 2,5, kemudian segmen kedua 3,5 dan seterusnya, dari situ awak kerja Halo Selebriti bisa tahu artis atau berita yang bagaimana yang ratingnya bagus. Hal tersebut menjadikan patokan untuk menyusun strategi mempertahankan ciri berita dan artis yang bisa meningkatkan rating. Dari observasi yang peneliti lakukan pada pada hari rabu minggu ketiga mei 2008, pada headline Halo Selebriti menurunkan kasus artis Rico Ceper yang dituduh melarikan pacarnya yang berusia jauh di bawah rico dan masih di kategorikan remaja , yaitu Stacy Fianda Lubis, oleh ayahnya stacy. Pada segmen itu halo selebriti mengambil angle artis-artis yang terkait kasus yang hampir serupa yaitu bermasalah dengan orang tua mereka sendiri atau orang tua sang 88
.wawancara dengan reporter halo selebriti Vera Nurhayati yang dilakukan pada tanggal 12 Mei 2008
80
pacar seperti lyra virna yang bermusuhan dengan sang ibu karena tidak menyetujui pernikahannya, kemudian kaka slank yang “kawin lari” dengan sang pacar karena tidak mendapat persetujuan dengan orang tua si pacar. Dari situ Halo Selebriti mencoba men-Flashback untuk menambah informasi dan sekedar memperingatkan pemirsanya tentang kejadian artis-artis yang bersinggungan dengan orang tua mereka. Selain itu untuk mempertegas bahwa angle yang diambil Halo Selebriti untuk kasus yang sama agak berbeda dengan tayangan infotainment lainnya. “Kita sengaja menghadirkan presenter sebagai pembaca rundown atau susunan acara agar pemirsa mengetahui apa saja segmen yang dihadirkan halo selebriti setiap kali tayang, sehingga pemirsa tahu gambaran besar cerita serta untuk menghindari kejenuhan penonton,sehingga dari pembacaan rundown tersebut pemirsa tertarik mengikuti tayangan halo selebriti dari awal hingga akhir, makanya kita memakai kata-kata yang persuasif dan memang agak dibesarkan-besarkan sabagai jalan untuk menarik perhatian pemirsa”89. Menurut Kusuma Hendarwatin, berdasarkan riset, dalam satu segmen berita jika kebanyakan berisi narasi maka penonton akan bosan dan pindah channel, begitu juga jika kebanyakan statement atau statement yang berulangulang pemirsa akan cepat bosan juga, maka dari habit penonton di Indonesia yang terus dipelajari, persentasi dalam satu segmen berita adalah 65% narasi dan gambar serta 35% statement. Ada satu aturan main di tayangan halo selebriti yang tidak boleh kita abaikan yaitu tidak ada perang statement dalam satu segmen, maksudnya kalau kita lihat dibeberapa kasus, misalnya ada artis yang berseteru dengan suami, mantan manager dan lain-lain, maka kebanyakan tayangan infotainment menayangkan perang statement dalam satu segmen berita, tetapi di halo selebriti pihak yang berseteru akan dipisah segmennya, misalnya pihak A satu segmen dan B di segmen lain, sehingga pemirsa lebih mudah mencerna informasi yang dihadirkan karena kita memberikan informasi dari kedua belah pihak secara full 89
Wawancara dengan Kusuma Hendarwatin, produser pelaksana Halo Selebriti, 11 Mei 2008
81
dan tidak setengah-setengah, serta kita bikin dramatis, bercerita, mudah dicerna dan yang penting ada unsur coverbothside nya dan strategi ini terbukti menaikkan rating.”90
Package untuk berita halo selebriti dibuat secara mendalam, berisi latar belakang suatu masala serta informasi tambahan lain mengenai artis yang sedang diberitakan, sehingga pemirsa yang meyaksikan tayangan halo selebriti akan mendapatkan informasi lengkap secara keseluruhan. Dalam hal ini Halo Selebriti mempunyai misi untuk tidak menghadirkan berita yang menjadi pembodohan bagi pemirsanya, misalnya berita yang berbaubau klenik dan menghadirkan paranormal sebagai narasumber kedua untuk melihat suatu kasus dari kacamata gaib. Seperti yang diutarakan Kusuma Hendarwatin berikut ini : “Dari awal pendiri Bintang Advis Media, Bapak Ilham Bintang menekankan kepada kami untuk menghadirkan berita-berita yang menjadi bahan pembelajaran kepada masyarakat, dan berkomitment untuk tidak menampilakan berita-berita yang berbau klenik, mistik dan paranormal yang bisa menjadi pembodohan bagi masyarakat dan gak masuk logika, walaupun pada kenyataannya berita-berita seperti mendapat rating bagus, seperti yang dilakukan tayangan infotainment lain. Apalagi kita sampai meminta pendapat paranormal untuk suatu masalah perceraian misalnya atau kematian, dengan pendapat yang subyektif dari paranormal yang masih diragukan kebenarannya, bisa-bisa kasusnya tambah besar dan terjadi kesalahpahaman bagi penonton tentang masalahnya. Sementara di sini tugas kita menghadirkan suatu masalah dengan membeberkan fakta bukan ramalan semata. Jadi halo selebriti menolak dengan keras berita-berita yang mengandung unsur seperti tadi”
90
Wawancara dengan Kusuma Hendarwatin, Produser Pelaksana Halo Selebriti, 11 Mei 2008
82
4.2.2 Strategi Produksi Tayangan Halo Selebriti Pada tahap produksi, redaksi Halo Selebriti berupaya untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya. Kekuatan tayangan Halo Selebriti sebagai tayangan infotainment terletak pada pemilihan artis, pemilihan berita dan segmen tetapnya yaitu curhat dan kecantikan. Selain narasi berita yang dibuat bercerita ringan, mudah dicerna tetapi tetap menghadirkan informasi yang lengkap dan mendalam. Agar selalu menghadirkan berita yang bagus awak kerja Halo Selebriti selalu memperkuat jaringan untuk melengkapi data dan narasumber melalui lobby yang dilakukan reporter baik dilapangan maupun dikantor. Kendala yang paling banyak dihadapi yaitu menyangkut kesediaan narasumber untuk diwawancara, karena sebagai selebritis mereka mempunyai kesibukan dan kadang agak terganggu dengan berita-berita yang dihadirkan infotainmnent, untuk itu awak kerja Halo Selebriti selalu melakukan pendekatan secara personal. Berdasarkan segi liputan, reporter dan kameramen berusaha mendapatkan berita secara eksklusif. Yaitu berita yang hanya dipunyai oleh Halo Selebriti. Setiap reporter wajib mendapatkan berita secara eksklusif. Untuk itu reporter Halo Selebriti dituntut mempunyai strategi untuk mendekatkan diri secara personal dengan melakukan perbincangan ringan yang off the record, saling bertukar nomer telepon dan lain sebagainya. Biasanya artis lebih mudah diminta untuk melakukan wawancara oleh reporter yang sudah dikenalnya dengan baik. Ada dua jenis berita infotainment yaitu berita aktual dan berita tematik. Berita aktual adalah berita yang benar-benar terjadi, misalnya perkawinan, kematian, perceraian, kasus dan lain sebagainya. Dalam kenyataannya berita
83
aktual seputar artis tidak terjadi setiap hari, maka dari itu berita tematik disiapka untuk mengantisipasi kekurangan stok berita. Berita tematik adalah berita yang direkayasa dan dirancang sedemikian rupa sehingga menghadirkan berita baru dan ringan yang siap tayang kapan saja, misalnya ada artis yang hobi melukis, kru halo selebriti membuat janji kapan bisa melakukankan wawancara dan mengambil gambar seputar hobi, koleksi dan peralatan melukisnya. “Biasanya berita tematik itu ratingnya tinggi, jadi kita berusaha setiap hari menghadirkan berita tematik disamping tetap meng-update berita yang bersifat aktual. Berita-berita tematik seperti itu menjadi kekuatan Halo Selebriti dari segi pemberitaan, jadi seluruh kru harus membuat berita tematik sekreatif mungkin, kalau bisa hal-hal yang sudah pernah diangkat jangan dipakai lagi, kemudian yang menjadi andalan pemberitaan Halo Selebriti adalah segmen curhat (curahan hati), bisa dikatakan termasuk berita tematik juga, tapi bedanya kita tidak perlu meng-create gambar, hanya perlu memperdalam pertanyaan terhadap nara sumber, sehingga nara sumber mau membeberkan unek-unek dalam hatinya, kalau bisa sih sampai nangis itu lebih bagus lagi, untuk itu disini reporter dituntut memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menggugah nara sumber untuk mengeluarkan isi hatinya”.91
Naskah untuk segmen-segmen yang ada pada Halo Selebriti dibuat ringan, sederhana, dan mudah dimengerti, mengingat Halo Selebriti termasuk tayangan hiburan. Pertimabangan pemilihan bahasa ini karena kompetitor pada jam 11.00 adalah program-program ringan seperti infotainment, sinetron dan musik. Untuk dapat merebut perhatian pemirsa Halo Selebriti harus menyajikan informasi yang mudah dicerna oleh penonton. Seperti yang disampaikan oleh Iwan Perwira, kordinator liputan Halo Selebriti berikut ini : “Sebenarnya pada jam 11.00 saat Halo Selebriti tayang idealnya memang saatnya penyajian berita ringan, karena kan audience kita rata-tara ibu rumah tangga yang pada jam segitu pekerjaan rumah tangganya sudah beres dan saatnya beristirahat, jadi membutuhkan berita-berita ringan dan menghibur 91
Wawancara dengan Produser Pelaksana Halo Selebriti Kusuma Hendarwatin, 11 Mei 2008
84
untuk melepas kepenatan. Jadi kita berusaha menyuguhkan tayangan yang benarbenar bagus baik dari segi pemberitaan, pengambilan gambar dan bahasa agar tidak ditinggalkan pemirsa”.92
Dalam pengambilan gambar hampir semua tipe shot dipakai, close up, medium close dan longshot. untuk wawancara secara esklusif biasanya dipakai tipe shot close up, misalnya pada segmen curhat untuk melihat ekspresi muka narasumber yang sedang mencurahkan isi hatinya tampak jelas dan bisa terbaca, apakah dia sedih atau gembira, dengan tujuan mendapat empati dari penonton. Selain itu untuk memperkaya gambar dibutuhkan tipe longshot untuk menjelaskan dimana gambar itu diambil dan gambar tersebut harus “berbicara” tentang kejadian yang sedang diangkat menjadi berita. Hal itu dimaksud untuk memberikan bukti kepada penonton bahwa berita yang ditayangkan halo selebriti tidak direkayasa. Khususnya untuk berita tematik semua tipe shot sengaja dipakai untuk memperindah dan memperkaya gambar, dengan tujuan untuk memanjakan mata penonton agar penonton tidak bosan dengan gambar yang diulang-ulang. Pada saat opening dan pada setiap segmen selesai, halo selebriti sengaja menampilkan host / presenter yang membacakan lead berita secara lugas dengan aksentuasi yang tegas, karena host berperan untuk mengajak penonton agar memperhatikan tayangan melalui sapaan pada saat opening segment atau pembukaan acara, seperti: “Terima kasih anda masih bersama halo selebriti, berikut kami akan menayangkan bagaimana artis A menjalani kehidupannya pasca perceraiannya dengan artis B…” Hal ini dilakukan mengingat penonton bahwa mereka sedang menonton halo selebriti dan mengerti segmen berita yag akan 92
Wawancara dengan kordinator liputan Halo Selebriti, Iwan Perwira 11 Mei 2008.
85
ditayangkan. Strategi kata pembuka dari host tersebut diharapkan akan menarik minat penonton terhadap tayangan halo selebriti. Seperti yang disampaikan oleh Kusuma Hendarwatin, produser halo selebriti berikut : “Ketika hostnya bilang,’terima kasih anda masih bersama halo selebriti, kisah memilukan datang dari artis A, vonis hakim 1,5 tahun penjara membuatnya resah, berikut kita simak penuturannya kepada halo selebriti secara eksklusif.” Itukan bukan sekedar basa – basi, tapi untuk mengingatkan penonton bahwa mereka sekarang sedang menonton halo selebriti dan berita yang akan mereka lihat adalah berita yang seperti yang dibacakan host, dan harus ada penekanan pada kata eksklusif karena berita ini hanya dapat dilihat pada tayangan halo selebriti dan tidak terdapat pada tayangan infotainment lain. Jadi itu semacam kewajiban yang harus diberikan di setiap opening segment, tidak boleh langsung biar penonton mengerti dulu, apa yang akan ditayangkan.”93
Halo Selebriti berusaha untuk menghadirkan berita yang terkini. Terkait dengan isu yang mendadak , halo selebriti tak perlu khawatir ketinggalan dengan yang lain karena halo selebriti tayang secara stripping pada pagi hari. Jika ada berita mendadak halo selebriti akan segera menghubungi narasumber utama atau mengambil gambar dari berita harian karena tidak ada waktu untuk liputan. Apabila gambar masih kurang maka tim akan mencari gambar dari dokumentasi yang dimiliki PT.Bintang Advis Media. Penambahan grafis juga dilakukan untuk memperjelas informasi yang ingin disampaikan kepada penonton.
4.2.3 Strategi Pasca Produksi Tayangan Halo Selebriti Pasca produksi Halo Selebriti dilakukan dengantujuan agar penonton puas dalam menikmati tayangan dan mendapatkan informasi selengkap mungkin. Proses editing dilakukan untuk membuat package dan menyempurnakan 93
Wawancara dengan Kusuma Hendarwatin, produser pelaksana halo selebriti 11 mei 2008
86
keseluruhan program apabila produksi dilakukan secara taping atau rekaman, tidak secara live atau langsung. Pada proses editing untuk package, gambar-gambar yang diutamakan adalah gambar yang dramatis dan memliki natural sound yang kuat, penambahan efek grafis, dan ilustrasi musik pada package diperlukan agar penonton menikmati tayangan dan mendapatkan informasi sejelas mungkin. Seperti yang disampaikan oleh Iskandar, editor halo selebriti berikut ini : Karena halo selebriti termasuk newsfeatures, kita boleh bermain efek, tetapi kita tetap mempertahankan essensi dari berita dan tidak boleh melenceng dari angle berita. Targetnya adalah bagaimana caranya agar orang yang menikmati siaran. Ketika efek, backsound itu diperlukan untuk sebuah cerita dramatik. Yang penting bagaimana caranya agar orang menikmati package itu. Akhirnya kita berharap idealnya bias menahan orang untuk dan tidak pindah channel.94
Selain untuk membuat package, proses editing juga dilakukan untuk membenarkan yang salah karena produksi halo selebriti dilakukan secara taping atau rekaman. Karena format Halo selebriti memang features jadi dibuat secara taping karena bisa diperbaiki dalam tahap pasca produksi, sehingga dapat menyempurnakan tayangan. Pemilihan alat untuk proses editing pun fleksibel. Hal ini tergantung waktu yang tersedia. Pada kasus berita mendadak, editor halo selebriti bias menggunakan alat baik linear maupun nonlinear. Tergantung mana yang lebih cepat agar target waktu yang ditetapkan tercapai. Seperti yang disampaikan Iskandar, Editor halo selebriti berikut ini:
94
. wawancara dengan Iskandar, Editor Halo Selebriti, pada Tanggal 12 Mei 2008
87
“Kendala utama proses editing halo selebriti adalah soal waktu. Materi berita yang dating dari tim dilapangan bisa diperoleh sampai waktu menjelang pagi, untuk memasukkan narasi dan backsound itu kan harus disesuaikan dengan gambar, maka untuk mengantisipasinya kita pakai alat cut to cut dulu dan di mixing di final cut pro untuk menambahkan musik dan lain-lainnya, kalau tidak sempat di final cut pro kita finishing dan mixing di A/B roll karena lebih cepat.”95
Menurut Kusuma, halo selebriti akan sempurna bila package berita baik gambar, ilustrasi, backsound narasi, dan pernyataan narasumber semuanya sinergi dan
bagus.
Kemampuan
menghadirkan
isu-isu
utama
dan
narsumber
utamamerupakan sesuatu yang harus dicapai oleh tayangan halo selebriti. Apabila salah satu kurang, berarti tayangan ini tidak sempurna dan akan membuat penonton jenuuh sehingga mereka beralih ke saluran lain. Seperti yang disampaikan oleh Kusuma Hemdarwatin, produser halo selebriti berikut ini: “Halo selebriti sekarang itu infotainment yang update, jadi harus mendapatkan narasumber utama. Kalau narasumber kedua itu biasanya jelek, dan pernyataannya juga kurang memuaskan. Kita siasati dengan memperbanyak narasi dengan data-data yang di dapat dilapangan secara off the record dengan menyebut “menurut sumber halo selebriti yang dapat dipercaya”. Package dan narasumber harus bagus, kalau salah satu jelek tetap tidak sempurna sebagai tayangan.”96
Pada tahap pasca produksi ini, redaksi halo selebriti juga melakukan evaluasi terhadap tayangan sebelumnya untuk memaksimalkan tayangan selanjutnya sehingga mampu meningkatkan rating.
95 96
ibid . Wawancara dengan Kusuma Hendarwatin, produser halo selebriti, 11 Mei 2008
88
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Strategi yang diterapkan dalam meningkatkan rating Halo Selebriti adalah dengan mengadakan rapat redaksi setiap minggu untuk mempersiapkan liputan secara matang, kemudian dari rapat tersebut dihasilkan rencana peliputan berupa pendanentuan angle berita harus lain daripada yang lain berusaha mendapatkan narasumber utama yang kredibel. Reporter dan Juru kamera di lapangan berusaha mendapatkan berita eksklusif, menghindari melakukan wawancara bersama-sama dengan infotainment lain dan dalam melakukan wawancara sebisa mungkin kiup Halo Selebriti harus kelihatan untuk memperlihatkan kepada pemirsa bahwa halo selebriti tidak melakukan wawancara bersama-sama infotainment lain, demi menjaga keeksklusifan berita. Sebagai tayangan yang mempunyai misi pemberitaan yang berdasarkan fakta yang sesungguhnya dan menghindari pemberitaan yang bisa menjadi pembodohan di masyarakat Halo Selebriti menolak menayangkan berita yang berupa settingan, berita yang dibuat untuk mendongkrak popularitas seorang artis dan menghindari menayangkan pemberitaan yang berbau klenik yang mengandung unsur gaib dengan nara sumber paranormal yang berpendapat tidak berdasarkan fakta melainkan pendapat dari dunia supranatural.
89
Sebisa mungkin memperbanyak berita tematik, karena menurut riset berita tematik selalu mendapat rating bagus, serta mempertahankan segmen curhat dan kecantikan, karena selain menjadi ciri khas halo selebriti juga selalu memperoleh rating bagus. Strategi produksi yang diterapkan Halo Selebriti untuk meningkatkan rating adalah berusaha menghadirkan narasumber utama sesuai dengan berita terhangat yang ditayangkan. Narasumber dipilih berdasarkan hasil rapat redaksi dan seberapa tinggi news value nya untuk diangkat menjadi berita di halo selebriti. Reporter harus se-kreatif mungkin membuat pertanyaan agar narasumber mengeluarkan pernyataan penting dan bagus. Lead berita sengaja dibuat menjadi kalimat yang mengandung sensasi dan pembacaan oleh presenter dengan intonasi naik turun untuk mengusik rasa penasaran penonton dan tidak memindahkan channel. Untuk mencegah kejenuhan penonton, tayangan halo selebriti diperkaya dengan memasukkan gambar yang dramatis, pembacaan narasi dan backsound yang sesuai dengan berita. Desain set memakai virtual set dengan tujuan menimbulkan cirri khas halo selebriti yang selalu up date dan mengikuti perkembangan jaman serta penambahan grafis dilakukan untuk memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Kemudian strategi Pasca Produksi, awak redaksi berusaha menyempurnakan program dengan memperbaiki kesalahan yang ada agar penonton lebih menikmati tayangan. Dan pada tahap penyelesaian redaksi melakukan evaluasi terhadap
90
tayangan sebelumnya untuk memaksimalkan tayangan selanjutnya sehingga mampu meningkatkan rating. Strategi-strategi dalam produksi tersebut dilakukan untuk menghasilkan tayangan yang baik sesuai dengan kebutuhan pemirsa sehingga dapat meningkatkan rating tayangan halo selebriti.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam meningkatkan rating tayang halo selebriti di SCTV yaitu : -
Tetap menghadirkan berita terhangat dengan angle yang berbeda dengan tayangan lain, dan tetap menjaga keeksklusifan berita karena ini merupakan kekuatan halo selebriti.
-
Selalu menjalan misinya untuk selalu menghadirkan pemberitaan yang berdasarkan fakta dan menambah pengetahuan bagi pemirsa.
-
Hindari narasi panjang yang terlalu mengada-ngada agar tidak menambah lebar permasalahan.
-
Tetap berusaha menghadirkan narasumber utama, tetapi kalau harus menghadirkan narasumber kedua carilah narasumber kedua yang kredibel yang menguasai permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Assegaf, Djafar, Jurnalistik Massa Kini, Jakarta : Universitas Terbuka, 1989. Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Prenada Media Group, 2007. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.Raja Grafindo, 2004. Day,Mila. Buku Pintar Televisi, Jakarta : Trilogos Library 2004. Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Professional Book 1997. Effendy, Onong Uchjana. Televisi, Siaran Teori dan Praktek, Bandung : Alumni Bandung, 1984. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1990. Harahap, Arifin S, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita,Jakarta:PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006. John W.Creswell, Research Design & Quantitative Approaches, KIK Press : Jakarta Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi,Jakarta:PT. Rineka Cipta,1996 Moloeng,J.Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya ,1998 Morrissan, Drs. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta : Ramdina Perkasa 2004 Mulyana, Deddy. Konteks-konteks Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 1997. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2000. Nawawi, Hadari & Martini Hadari,Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : iv
Gadjah Mada Press,1995 Rakhmat,Djalaluddin.Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002. RM, Soenarto, Manajemen Penyiaran Televisi, Jakarta: FFTV IKJ,2002 Robert K.Yin, Studi Kasus (desain dan metode), terjemahan M.Djauzi Murdzakir, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000,hal.12 Siti Karlina, et.al, Komunikasi Massa, Jakarta : Universitas Terbuka, 1990 Suprapto, Tommy. Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta : Media Pressindo, 2006. Susanto, Phil Astrid. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung : Bina Cipta, 1974. Wahyudi, JB, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Jakarta : Grafiti, 1996 Wibowo, Fred, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta : Grasindo, 1997 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT.Raja Grafindo, 2004
Sumber lain : Website Cybercollege / Internet Campus : http:// www.cybercollege.com Website wordpress.com : http:// www.multiply.wordpress.com Website Suara Merdeka : http:// www.suaramerdekaonline.com Website FISIP UII : http://fscsuii.ac.id Website cossanostra : http://blogcossanostra.blogspot.com Website Tempointeraktif : http://www.tempointeraktif.com
v