INFOTAINMENT DALAM TINJAUAN ISLAM Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi حفظو هللا
Publication: 1435 H_2014 M INFOTAINMENT DALAM TINJAUAN ISLAM Oleh: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi حفظو هللا Disalin dari Majalah Al-Furqon No.147 Ed.10 Th.ke-13_1435H/ 2014M
Download > 700 eBook Islam di www.ibnumajjah.com
MUQODDIMAH
Hampir semua keluarga di Indonesia memiliki televisi di rumahnya. Sebagian besar mereka adalah keluarga muslim yang hanyut terbawa derasnya arus teknologi informasi. Infotainment
adalah
salah
satu
produk
teknologi
informasi yang berhasil menarik perhatian penonton bahkan ibu-ibu rumah tangga sudah menjadikannya kebutuhan tersendiri. Infotainment identik dengan gosip para selebriti yang mengungkap "prestasi" selebriti hingga hal-hal yang bersifat pribadi.
Infotainment
sering
memberitakan
selebriti
yang
tentu
kebenarannya.
belum
gosip
para
Kebanyakan
Infotainment sering melebih-lebihkan berita agar masyarakat tertarik. Nah,
permasalahannya
adalah:
Bagaimanakah
pandangan Islam tentang masalah ini?! Dan apa saja pengaruh acara-acara tersebut dalam kehidupan kita?! Inilah yang akan kita coba untuk menguaknya pada tulisan ini. Semoga bermanfaat.1 1
Penulis telah mengambil manfaat dari makalah Saudari Rahmawati yang berjudul "Infotainment Menurut Pandangan Islam" di http://rahmawati0705442.blogspot.com/2010/06/intotainmentmenurut-pandangan-islam.html, dengan beberapa penyesuaian dan tambahan.
DEFINISI
Infotainment
adalah
ungkapan
populer
untuk
berita
ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Infotainment
kependekan
dari
dua
istilah
Inggris
information-entertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebriti dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik.2
PANDANGAN ISLAM TERHADAP INFOTAINMENT
Pada dasarnya, menayangkan, menyiarkan, menonton, atau mendengarkan acara apa pun yang mengungkap serta membeberkan kejelekan seseorang adalah haram. Dalil-dalil tentang masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Al-Qur'an
ِ ِ ِ يا أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا ض الظَّ ِّن إِ ْثم َوال َ اجتَنبُوا َكث ًريا م َن الظَّ ِّن إِ َّن بَ ْع ْ َ َ َ َ ِ ب أَح ُد ُكم أَ ْن يأْ ُكل ََلم أ ِ َخ ِيو ً ض ُك ْم بَ ْع ُ ب بَ ْع ْ َََتَ َّس ُسوا َوال يَ ْغت َ ْ َ َ ْ َ ُّ ضا أ َُُي ِاّلل تَ َّواب ر ِ َّ مْيتًا فَ َك ِرْىتُموهُ واتَّ ُقوا يم ح َ اّللَ إ َّن ََّ م َ م َ ُ 2
http://www.untukku.com/artikel-untukku/defenisi-atau-artiInfotainment-untukku.html 30 mei 2010 jam 14.42
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang. (QS al-Hujurat [49]: 12) 2. As-Sunnah (hadits)
َِّ ول َّ َع ْن أَبِ ِيو َع ْن أَِب ُىَريْ َرةَ أ ال أَتَ ْد ُرو َن َ َاّللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق َ َن َر ُس َّ صلَّى َ اّلل ِ ِ َ ال ِذ ْكرَك أَخ ت َّ َما الْغِيبَةُ قَالُوا َ ْيل أَفَ َرأَي َ ُ َ َاّللُ َوَر ُسولُوُ أ َْعلَ ُم ق َ اك ِبَا يَ ْكَرهُ ق ِ إِ ْن َكا َن ِف أ ُ ال إِ ْن َكا َن فِ ِيو َما تَ ُق َ َول ق ُ َُخي َما أَق ْول فَ َق ْد ا ْغتَْبتَوُ َوإِ ْن َل ِِ ُيَ ُك ْن فيو فَ َق ْد بَ َهتَّو Dari Abu Hurairah رضي هللا عنوbahwasanya Rasulullah صلى هللا عليو وسلمbersabda, "Tahukah kalian apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Maka Rasulullah صلى هللا عليو وسلمbersabda, "Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang
ia
"Bagaimana
benci." jika
Kemudian yang
saya
ada
yang
katakan
bertanya,
memang
ada
padanya?" Rasulullah صلى هللا عليو وسلمmenegaskan, "Jika yang engkau katakan memang ada pada dirinya maka itulah ghibah. Jika tidak maka engkau telah berbuat dusta tentangnya." (HR Muslim: 2589) 3. Aqwal/pendapat ulama Al-Imam
Ibnu
Katsir
asy-Syafi’i
رمحو هللا
mengatakan,
"Ghibah diharamkan menurut kesepakatan ulama, tidak ada pengecualian,
kecuali
apabila
memang
mengandung
maslahat yang besar seperti jarh wa ta'dil dan memberikan nasihat."3 Al-Imam al-Qurthubi رضي هللا عنوmengatakan, "Tidak ada perselisihan bahwa ghibah termasuk dosa besar. Barangsiapa yang menggibah orang lain, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah."4 Al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’i رضي هللا عنوberkata, "Ghibah dan
namimah
(mengadu
domba)
diharamkan
menurut
kesepakatan kaum muslimin. Dalil-dalil keharaman keduanya sangat tegas dan jelas berdasarkan al-Qur'an, as-Sunnah, dan kesepakatan umat."5
3
Tafsir al-Qur'an al-Azhim 4/192.
4
Al-Jami'li Ahkamil Qur'an 16/220.
5
Al-Adzkar hlm. 288.
Islam melarang terhadap acara Infotainment yang jelasjelas melanggar etika dan melakukan ghibah. Karenanya, sejak
awal
Infotainment
muncul,
seharusnya
sudah
diantisipasi akibat yang ditimbulkannya. Begitu seharusnya yang kita lakukan, bukan dengan cara membiarkan sebuah kemungkaran terjadi dan jatuh korban, baru berteriak-teriak. Sementara
itu,
masyarakat
sudah
terbiasa
dengan
kemungkaran yang nyata dan didiamkan saja. Dari sudut pandang seorang muslim, ghibah iru haram dan mungkar. Haram untuk dilakukan dan wajib dihilangkan, suka atau tidak suka. Sebab, selain menyakiti orang yang digibahkan,
juga
tidak
ada
seorang
pun
yang
mau
diperlakukan seperti itu. Sehingga Allah وجل ّ melarangnya ّ عز secara mutlak, bahkan menyerupakan "orang yang bergibah sama seperti memakan daging saudaranya sendiri". Tidak ada seorang pun yang mau digibahkan dalam bentuk dan kasus apa pun. Akan tetapi, lucunya, masih ada saja orang-orang yang tega melakukarmya. Tidakkah terpikir olehnya bila dia yang menjadi korban perlakuan seperti itu?!6
6
Lihat masalah ghibah secara lebih luas dalam risalah al-Ghibah wa Atsaruha as-Sayyi' fit Mujtama' Islami oleh asy-Syaikh Husain alAwaisyah, Raf'ur Raibah Annua Yajuzu wa Ma La Yajuzu initial Ghibah karya asy-Syaukani, tulisan akhuna fillahi Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman berjudul "Bahaya Ghibah" di Majalah Al Furqon.
FATWA MUI TENTAN6 INFOTAINMENT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya tentang Infotainment Nomor 05/MUNAS-VIII/MUI/2010 tertanggal 27 Juli 2010, memutuskan/ menetapkan: 1. Menceritakan aib, kejelekan, gosip, dan hal-hal lain sejenis
terkait
pribadi
kepada
orang
lain
dan/atau
khalayak hukumnya haram. 2. Upaya
membuat
berita
yang
mengorek
dan
membeberkan aib, kejelekan, gosip, dan hal-hal lain sejenis
terkait
pribadi
kepada
orang
lain
dan/atau
khalayak hukumnya haram. 3. Menayangkan dan menyiarkan berita yang berisi tentang aib, kejelekan, gosip, dan hal-hal lain sejenis terkait pribadi kepada orang lain hukumnya haram. 4. Menonton, membaca, dan/atau mendengarkan berita yang berisi tentang aib, kejelekan orang lain, gosip, dan hal-hal lain sejenis terkait hukumnya haram. 5. Mengambil keuntungan dari berita yang berisi tentang aib, kejelekan orang lain, gosip, dan hal-hal lain sejenis terkait pribadi kepada orang lain dan/atau khalayak hukumnya haram.
6. Menayangkan
dan
menyiarkan,
serta
menonton,
membaca, dan/atau mendengarkan berita yang berisi tentang aib, kejelekan orang lain, dan hal-hal lain sejenis terkait pribadi dibolehkan jika ada pertimbangan yang dibenarkan secara syar'i, seperti untuk kepentingan penegakan hukum, memberantas kemungkaran, memberi peringatan, menyampaikan pengaduan/laporan, meminta pertolongan dan/atau meminta fatwa hukum.
REKOMENDASI 1. Pemerintah dan DPR-RI diminta segera merumuskan peraturan perundang-undangan untuk mencegah konten tayangan yang bertentangan dengan norma agama, keadaban, kesusilaan, dan nilai luhur kemanusiaan. 2. Komisi Penyiaran Indonesia diminta untuk meregulasi tayangan Infotainment untuk menjamin hak masyarakat memperoleh tayangan bermutu dan melindunginya dari hal-hal negatif. 3. Lembaga
Sensor
Film
diminta
mengambil
langkah
proaktif untuk menyensor tayangan Infotainment guna menjamin terpenuhinya hak-hak publik dalam menikmati tayangan bermutu.7 7
http://muslimlife.com/referensi_muslim/mui_fatwa_terbaru-.UxF2 M7YTGA
DAMPAK INFOTAINMENT
Beberapa dampak buruk dari acara Infotainment di televisi Indonesia pada masyarakat: 1. Menyebarkan fitnah/isu/kabar burung Jika berita Infotainment itu hanya menduga-duga dari suatu permasalahan yang belum jelas faktanya maka bisa saja disebut sebagai fitnah, membongkar aib saudara, dan namimah (mengadu domba).
َِّ ول اّللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم يَا َم ْع َشَر ُ ال َر ُس َ َ ق:ال َ ََسلَ ِم ِّي ق َّ صلَّى ْ ْن أَِب بَْرَزَة ْاْل َ اّلل
ِِ ِْ َم ْن َآم َن بِلِسانِِو َوَلْ يَ ْد ُخل ي َوَال تَتَّبِعُوا َ اْلميَا ُن قَ ْلبَوُ َال تَ ْغتَابُوا الْ ُم ْسلم ْ َ َّ اّللُ َع ْوَرتَوُ َوَم ْن يَتَّبِ ْع َّ َع ْوَراِتِِ ْم فَِإنَّوُ َم ْن اتَّبَ َع َع ْوَراِتِِ ْم يَتَّبِ ُع ُاّللُ َع ْوَرتَو ض ْحوُ ِف بَْيتِ ِو َ يَ ْف Dari Abu Barzah al-Aslami رضي هللا عنو, bahwasanya Rasulullah صلى هللا عليو وسلمbersabda, "Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, sedangkan keimanan tidak masuk ke dalam
hatinya,
janganlah
kalian
menggibah
kaum
muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib kaum muslimin maka
Allah akan perlihatkan aibnya sekalipun dia berada di dalam rumahnya."8 2. Mengganggu orang yang sedang diperbincangkan/dibahas Yang
namanya
masalah
kita
diomongkan/diperbincangkan dan diungkit-ungkit orang lain (ghibah), akan membuat kita tidak nyaman.
ِ ِ َّ ِ ِ ِِ احتَ َملُوا بُ ْهتَانًا َ ين يُ ْؤذُو َن الْ ُم ْؤمن ْ ي َوالْ ُم ْؤمنَات بِغَ ِْري َما ا ْكتَ َسبُوا فَ َقد َ َوالذ َوإِْْثًا ُمبِينًا Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS al-Ahzab [33]: 58) 3. Menjerumuskan masyarakat pada gaya/pola hidup yang salah Berita yang datang dari kaum yang suka ditiru orang, kalau tidak benar maka jelas berdampak tidak baik. Bahaya jika masyarakat meniru para artis yang identik dengan suka dugem (berfoya-foya), suka gaya hidup mewah, suka pergaulan bebas, suka narkoba, suka nikah 8
HR Abu Dawud: 4880, Ahmad 4/421; dinyatakan hasan oleh alAlbani dalam Shahih al-Jami': 3549, lihat pula al-Misykah: 5044.
siri, dan sebagainya. Seharusnya dijelaskan bahwa pola hidup yang salah adalah salah, tidak baik adalah tidak baik, agar masyarakat tidak meniru yang jelek-jelek. 4. Menjadi contoh buruk bagi anak-anak Menyambung dari
poin ketiga
di
atas, kalau yang
menonton adalah anak-anak maka akan lebih dahsyat dampak negatif yang ditimbulkannya. Jika anak-anak terobsesi ingin jadi selebriti bisa saja mereka akan meniru apa yang
dilakukan selebriti kesayangannya
termasuk yang jelek-jelek. Sungguh amat disayangkan, anak-anak sejak dari kecil sudah diajari gosip, fitnah, ghibah,
gaya
hidup
mewah,
dan
lain-lain
melalui
tayangan semacam Infotainment ini. 5. Menghabiskan waktu para penonton Pembahasan biasanya
suatu
dipaksa
masalah
panjang
dari
seorang
durasinya
selebriti
sehingga
yang
dibahas suka diulang-ulang atau ditambah-tambahkan. Belum
lagi
kalau
setiap
acara
Infotainment
juga
membahas kasus yang sama secara bertele-tele. Maka lengkap sudah waktu seseorang yang tersita untuk melihat permasalahan yang sama. Waktu pemirsa yang berharga jadi suka terbuang karena penyampaian yang bertele-tele dan dilama-lamakan. Al-Imam Ibnu Hibban asy-Syafi’i رمحو هللاmengatakan, "Barangsiapa yang sibuk dengan mengungkap kejelekan orang lain, seraya lupa
dengan aib dirinya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan lelah, dan sulit memperbaiki aib dirinya sendiri."9 Aun ibn Abdillah رمحو هللاberkata, "Saya tidak memandang seorang yang gemar menguak aib orang lain kecuali karena kelalaian terhadap dirinya sendiri." Bakr ibn Abdillah al-Muzani رمحو هللاmengatakan, "Jika kalian melihat seorang yang gemar membongkar aib manusia dan lupa terhadap aibnya sendiri, maka ketahuilah bahwa dia telah terkena tipu daya."10
SIKAP MUSLIM TERHADAP ACARA INFOTAINMENT
Setelah kita mengetahui hukum Infotainment, maka sikap seorang muslim terhadapnya adalah sebagai berikut:
Tidak gampang
membenarkan isu
atau
gosip yang
diberitakan karena hal itu belum tentu benar sesuai dengan fakta. Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita
9
Raudhatul ‘Uqala' hlm. 125.
10
Al-Imam Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dalam kitabnya Mudarah Nas: 143 dan Dzammul Ghibah wan Namimah: 59, sebagaimana dalam Manhaj Salaf Shalih hlm. 155 oleh asy-Syaikh Ali al-Halabi.
untuk selektif menyikapi gosip,
11
sebagaimana dalam
firman-Nya:
ِ َّ ِ ِ ُاسق بِنَبإ فَتَب يَّنُوا أَ ْن ت ِ صيبُوا قَ ْوًما ِِبَ َهالَة َ َ ين َآمنُوا إ ْن َجاءَ ُك ْم فَ م َ يَا أَيُّ َها الذ ِِ ي َ صبِ ُحوا َعلَى َما فَ َع ْلتُ ْم نَادم ْ ُفَت Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu. (QS al-Hujurat [49]: 6) Ibnu Baadis رمحو هللاmengatakan, "Tidak semua yang kita dengar dan kita lihat harus diyakini oleh hati-hati kita, namun hendaknya kita mengeceknya dan memikirkannya secara matang. Jika memang terbukti dengan bukti nyata maka kita mempercayainya, namun jika tidak maka kita meninggalkannya." 12
Melarang, menasihati, dan memprotes perbuatan/acara tersebut.
11
Lihat tentang masalah gosip dan bahayanya dalam risalah asySyaa'iat Haqiqatuha Asbabuha wa Khathruha oleh Dr. Sulaiman Abu Khail.
12
Ushul Hidayah hlm. 97.
Membenci acara tersebut karena Allah.
Berpaling dari acara tersebut dan tidak ikut melihat atau menyaksikannya.
Tidak
larut
dan
terbawa
oleh
pengaruh
gosip
dan
pemberitaan tersebut.13
PENUTUP
Dari
uraian
Infotainment
itu
di
atas,
dapat
dikatakan
disimpulkan
haram
jika
isi
bahwa
beritanya
mengandung ghibah atau namimah. Walaupun Infotainment sudah
dinyatakan
haram,
masih
banyak
masyarakat—
khususnya kaum ibu-ibu—yang menonton acara tersebut di waktu luangnya. Mungkin ini sudah membudaya bagi kaum ibu-ibu Indonesia. Mereka tidak menyadari pengaruh yang ditimbulkan dari kebiasaan tersebut. Infotainment dijadikan alat untuk menghancurkan suatu negara oleh bangsa Yahudi. Ada
suatu
pernyataan
yang
berbunyi:
"Jika
ingin
menghancurkan suatu negara maka hancurkanlah akhlak wanita di negara itu, karena wanita itulah yang akan melahirkan para penerus dan generasi di negara itu. Jika
13
Lihat Hashaidul Alsun hlm. 83 karya asy-Syaikh Husain al-Awaisyah.
akhlak wanitanya hancur maka akhlak penerus bangsanya juga hancur sehingga hancurlah negara itu." Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus bisa meninggalkan
kebiasaan
menonton
Infotainment.
Masih
banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan, di antaranya membaca buku, membaca al-Qur'an, dan sebagainva untuk mengisi waktu luang. Agar negara ini bisa maju, mulailah mengisi hidup ini dengan sesuatu yang bermanfaat.[]